fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit...

Upload: aroef-poenya

Post on 14-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fraktur

TRANSCRIPT

Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi. luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena tertembus misalnya oleh peluru atau trauma langsung (chairuddin rasjad,2008).Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. selain mencegah infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera, secara hati-hati, debrideman yang berulang-ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit dan bone grafting yang dini serta pemberian antibiotik yang adekuat (chairuddin rasjad,2008).Patah tulang terbuka adalah patah tulang dimana fragmen tulang yang bersangkutan sedang atau pernah berhubungan dunia luar (PDT ortopedi,2008)B. Etiologi Fraktur disebabkan oleh trauma di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang yang biasanya di akibatkan secara langsung dan tidak langsung dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang di sebabkan oleh kendaraan bermotor (Reeves, 2001:248) Penyebab patah tulang paling sering di sebabkan oleh trauma terutama pada anak-anak, apabila tulang melemah atau tekanan ringan.Menurut Brunner and Suddart, 2002 fraktur dapat disebabkan oleh: a. Pukulan langsung b. Gaya meremuk c. Gerakan puntir mendadak d. Kontraksi otot ekstern e. Dislokai sendi f. Kerusakan saraf.C. KlasifikasiMenurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi:Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu:- Grade I : Robekan kulit dengan kerusakan kulit otot- Grade II : Seperti grade I dengan memar kulit dan otot- Grade III : Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot dan kulit.D. Manifestasi klinis:1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.2. Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada eksremitas. Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya obat.3. Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5,5 cm4. Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya.5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera.E. PatofisiologisFraktur paling sering disebabkan oleh trauma. Hantaman yang keras akibat kecelakaan yang mengenai tulang akan mengakibatkan tulang menjadi patah dan fragmen tulang tidak beraturan atau terjadi discontinuitas di tulang tersebut.Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur terbuka

G. Komplikasi1. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring2. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.3. Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.4. Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan yang berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada suatu tempat.5. Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.6. Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah. Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada laki-laki usia 20-40 tahun, usia 70 sam pai 80 fraktur tahun.7. Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi pada individu yang imobiil dalam waktu yang lama karena trauma atau ketidak mampuan lazimnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah atau trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedi8. Infeksi, Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.9. Avascular necrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau necrosis iskemia.10. Refleks symphathethic dysthropy, hal ini disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf simpatik abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti. Mungkin karena nyeri, perubahan tropik dan vasomotor instability.H. Pemeriksaan penunjang Radiologi :X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment. Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks, MRI. Laboratorium :Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P mengikat di dalam darahASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR TERBUKAA. PENGKAJIAN1. BIODATA a. Identitas Pasien b. Identitas Penanggungjawab 2. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama Keluhan yang paling dirasakan pasien, misal pada kasus ini : nyeri hebat pada lokasi fraktur terbuka skala 10. b. Riwayat Kesehatan Sekarang Serangkaian alur dimana pasien merasakan sakitnya sampai mendapat penanganan oleh petugas kesehatan. c. Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat sakit pasien sebelum mengalami sakit yang dialaminya sekarang, berisi tentang penyakit yang pernah dialami, riwayat alergi dll. d. Riwayat Kesehtan Keluarga Berisi tentang adakah keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama

DAFTAR PUSTAKA1. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi,cetakan ke-V. Jakarta: Yarsif Watampone, 2008. 332-334.2. Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC, 2005. 840-841.3. Newton CD. Etiology, Classification, and Diagnosis of Fracture. http://www.ivis.org[diakses 14 Mei 2011].4. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius, 2000.346-3705. Brinker. Review Of Orthopaedic Trauma, Pennsylvania: Saunders Company, 2001. 127-135

1. DefinisiFraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.Fraktur terbuka adalah fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur (Fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa menimbulkan infeksi pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh benda asing)Fraktur terbuka adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar (Soedarman, 2000). Pendapat lain menyatakan bahwa patah tulang terbuka adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A, 1992). 2. Etiologia. Kekerasan langsungKekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring. b. Kekerasan tidak langsungKekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.c. Kekerasan akibat tarikan ototPatah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

3. PatofisiologiTulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.

0. Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur0. Faktor EkstrinsikAdanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur. 0. Faktor IntrinsikBeberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.4. Pathway

5. Klasifikasi FrakturPenampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis , dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:0. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).0. Faktur Terbuka (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. 0. Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.0. Berdasarkan komplit atau ketidak komplitan fraktur.0. Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.0. Fraktru Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti:1. Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)1. Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.1. Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.0. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.2. Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.2. Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasijuga.2. Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.2. Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.2. Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.0. Berdasarkan jumlah garis patah.4. Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.4. Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.4. Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.0. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.0. Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap ttetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.0. Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas:1. Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan overlapping).1. Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).1. Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).0. Berdasarkan posisi frakurSebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian :1. 1/3 proksimal1. 1/3 medial1. 1/3 distal0. Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.0. Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang.6. Proses Penyembuhan Tulanga. Stadium Pembentukan HematomaHematoma terbentuk dari darah yang mengalir dari pembuluh darah yang rusak, hematoma dibungkus jaringan lunak sekitar (periostcum dan otot) terjadi 1 2 x 24 jam.b. Stadium ProliferasiSel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periostcum, disekitar lokasi fraktur sel-sel ini menjadi precursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah fragmen tulang. Proliferasi juga terjadi dijaringan sumsum tulang, terjadi setelah hari kedua kecelakaan terjadi.c. Stadium Pembentukan KallusOsteoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas pada fraktur, massa kalus terlihat pada x-ray yang menunjukkan fraktur telah menyatu. Terjadi setelah 6 10 hari setelah kecelakaan terjadi.d. Stadium KonsolidasiKallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi, fraktur teraba telah menyatu, secara bertahap-tahap menjadi tulang matur. Terjadi pada minggu ke 3 10 setelah kecelakaan.e. Stadium RemodellingLapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada kondisi lokasi eks fraktur. Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklas. Terjadi pada 6 -8 bulan.

7. Manifestasi Klinika. Deformitas (perubahan bentuk)b. Bengkak/edemac. Echimosis (Memar)d. Spasme otot (otot mengencang)e. Nyerif. Kurang/hilang sensasig. Krepitasih. Pergerakan abnormal (gerakan tidak normal) i. Rontgen abnormal

8. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi / luasnya fraktur traumab. Scan tulang, tomogram, scan CT / MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.c. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai.d. Hitung daerah lengkap : HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (pendarahan sel darah putih adalah respon stress normal setelah trauma).e. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk pasien ginjal

9. Konsep Dasar Asuhan Keperawatana. Pengkajian1. identitas pasienMeliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, penanggung jawab dan hubungan dengan pasien.2. Keluhan utamaTanyakan pada pasien keluhan apa yang dirasakan pasien pada saat ini3. Riwayat kesehatana) Riwayat kesehatan sekarangTanyakan bagaimana terjadi kecelakaan,apa yang menyebabkan kecelakaan, patah tulangb) Riwayat kesehatan dahuluAdakah dalam pasien pernah mengalami trauma/fraktur sebelumnyac) Riwayat kesehatan keluargaAdakah didalam keluarga yang pernah mengalami trauma atau fraktur seperti pasien atau penyakit yang berhubungan dengan tulang lainnya.

b. Pemeriksaan fisik- Tingkat kesadaran- GCS- Pemeriksaan N I N XII- Pemeriksaan fungsi sensorik- Pemeriksaan fungsi motorik

c. Pemeriksaan system1. Sistem kardiovaskular : hipertensi, hipotesi, vertigo, penyakit jantung2. Sistem neurologic : Perubahan kesadaran, headache, kehilangan kemampuan motorik3. Sistem pernafasan :hambatan jalan nafas, timbuklnya bernafas yang sulit4. Sistem integument : perubahan kuku dan rambut5. Sistem Musculoskeletal : tremor, gangguan koordinasi berjalan sempoyongan6. Sistem pencernaan : Vomitting, anoreksia, kehilangan rasa kecap.

d. Analisa DataData yang telah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan dilakukan analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas data subyektif dan data obyektif .Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi actual, potensial, dan kemungkinan.

e. Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada pasien fraktur adalah sebagai berikut:0. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas.0. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cedera vaskuler, edema, pembentukan trombus)0. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)0. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)0. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)0. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)0. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang adaf. EvaluasiMembandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. Perawat mempunyai tiga alternative dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:0. Berhasil : Perilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan tujuan0. Tercapai sebagian : pasien menunjukkan perilaku tetapi tidak sebaik yang dinyatakan dalam tujuan.0. Belum tercapai : Pasien Tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan pernyataan tujuan.