fome diare

31
BAB I PENDAHULUAN Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia. Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi2. Bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah /menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang 1

Upload: choirul-wiza

Post on 25-Jan-2016

244 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lapus diare

TRANSCRIPT

Page 1: Fome Diare

BAB I

PENDAHULUAN

Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas

anak di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan

Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab

kematian bayi di Indonesia. Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi.

Banyak dampak yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran

toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan

elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan

keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina

propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan

malabsorpsi2. Bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya

dapat mengalami invasi sistemik.

Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah

/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa,

kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik,

mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.

Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus

dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif

dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat

kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan

terganggunya masukan oral oleh karena infeksi. Beberapa cara pencegahan

dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap dan

penanganan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit.

1

Page 2: Fome Diare

Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA No. RM :

Berkas Pembinaan Keluarga Nama pasien : An.A

PKM Wonokerto Nama KK : Tn.P

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn.P

Alamat lengkap : Jln Karang ampel DAU

Bentuk Keluarga : Nuclear family

Tabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

No Nama Status L/P

Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik

Ket

1 Tn.M Ayah L 27 th SMA Swasta T -

2 Ny .S Ibu P 31 th SMA IRT T -

3. An.F Anak L 5 th - - Y Diare

Sumber : Data Primer, 18 Agustus 2015

Kesimpulan :

Dalam keluarga TnP yang berbentuk Nuclear family, An.A laki-laki umur

5 tahun, sebagai penderita Gastroenteritis akut

2

Page 3: Fome Diare

BAB II

STATUS PENDERITA

A. ANAMNESIS

1. Identitas Penderita

Nama : An.A

Umur : 5 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : -

Pendidikan : -

Agama : Islam

Alamat : Jl. Karang ampel DAU

Status Pernikahan : -

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 17 Agustus 2015

Alloanamnesis diperoleh dari ibu penderita tanggal 18 Agustus 2015

2. Keluhan Utama : Mencret

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke RSI UNISMA pada jam 12 malam tanggal 17 Agustus

2015 dibawa oleh ibunya dengan keluhan mencret 4 kali/hari sejak kemarin,

tinja cair lebih banyak cairan dari pada ampas, sekali BAB kurang lebih ¼ gelas

aqua, warna tinja kuning (+), lendir (-), darah (-), bau busuk (+), mual (-)

kadang-kadang muntah (+), muntah berhenti setelah mendapatkan pengobatan

di RSI. Batuk (-), pilek (-). Pasien juga mengalami panas. Panas timbul sehari

sebelum mencret. Panas sumer-sumer dan dirasakan terus menerus, Pasien tidak

tampak tampak rewel, tidak tampak kehausan. Buang air kecil pasien lancar,

berwarna kuning jernih, sehari 4-5 kali/hari, masing masing kurang lebih 1/4

gelas aqua.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat alergi

a. Susu : disangkal

b. Makanan : disangkal

3

Page 4: Fome Diare

c. Obat : disangkal

Riwayat penyakit serupa : (+)

Riwayat asma : disangkal

Riwayat mondok : disangkal

Riwayat cacingan : disangkal

Riwayat operasi : disangkal

Riwayat kejang : disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan

Riwayat penyakit serupa : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat asma : disangkal

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

- Ayah : baik

- Ibu : baik

7. Pemeliharaan Kehamilan dan Kelahiran

- Pemeriksaan di bidan puskesmas

- Frekuensi : trimester I : 1 x / bulan

trimester II : 2 x / bulan

trimester III : 4 x / bulan

- Keluhan selama kehamilan : sakit-sakitan

8. Riwayat Kelahiran

Lahir cukup bulan di tolong bidan, BBL lupa ,spontan, menangis kuat.

9. Riwayat Imunisasi

Anak tidak mendapatkan 3 imunisasi (ibu lupa imunisasi apa)

10. Perkembangan Anak

Motorik Kasar

Mengangkat kepala : 3 bulan

Tengkurap kepala tegak : 4 bulan

Duduk sendiri : 6 bulan

Berdiri sendiri : 9 bulan

Bahasa

4

Page 5: Fome Diare

Bersuara “aah/ooh” : 2,5 bulan

Berkata (tidak spesifik) : 6 bulan

Motorik halus

Memegang benda : 3,5 bulan

Personal sosial

Tersenyum : 1 bulan

Mulai makan : 4,5 bulan

Tepuk tangan : 10 bulan

Kesan : pertumbuhan dan perkembangan baik sesuai usia

11. Riwayat Makan Minum Anak

1. Usia 0-4 bulan : ASI diberikan sejak lahir, sampai pasien berumur 1 bulan.

ASI diberikan tiap kali menangis kurang lebih 8-10x sehari, lama

menyusui 10 menit, bergantian payudara kanan dan kiri, sesudah disusui

anak tertidur. Penghentian ASI pada usia 1 bulan oleh karena ibu pasien

bekerja.

2. Susu formula diberikan sejak usia pasien 1 bulan sampai sekarang 9 bulan.

3. Makanan padat dan bubur : bubur susu diberikan pada usia 6 bulan,

diberikan 3x sehari sebanyak setengah bungkus sachet bubur susu.

12. Keluarga Berencana

Ibu mengikuti program KB

13. Riwayat Kebiasaan

Riwayat pengisian waktu luang : bermain dengan teman sebayanya

Riwayat olahraga : tidak pernah olahraga

14. Riwayat Psiko Sosio Ekonomi

Penderita anak satu-satunya dari pasangan suami istri Ny.S dan Tn.P.

Penderita tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Ayah penderita

bekerja sebagai pegawai swasta sedangkang ibu panderita hanya seorang

ibu rumah tangga.

5

Page 6: Fome Diare

15. Riwayat Gizi.

Penderita makan sehari-hari biasanya 3 kali sehari. Penderita biasanya

makan dengan nasi sepiring, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe,

ayam dan jarang daging, kadang makan buah-buahan. Pasien tidak suka

sayur dan minum air putih.

16. Anamnesis Sistem

a. Kulit : Warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)

b. Kepala : Sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,

luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)

c. Mata : Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan kabur

(-), air mata (>/>).

d. Hidung : Tersumbat (-), mimisan (-)

e. Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan

(-)

g. Mulut : Sariawan (-), mulut kering (+)

h. Tenggorokan : Sakit menelan (-), serak (-)

i. Pernafasan : Sesak nafas (-), mengi (-), batuk (-)

j. Kardiovaskuler : Berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)

k. Gastrointestinal : Mual (-), muntah (+) 1x, diare (+) 4x/hari tinja cair lebih

banyak cairan dari pada ampas, sekali BAB kurang lebih

¼ gelas aqua, warna tinja kuning (+), lendir (-), darah (-),

bau busuk (+), mual (-), nafsu makan menurun (+), nyeri

perut (-)

l. Genitourinaria : BAK lancar, 4-5 kali/hari warna dan jumlah biasa

m.Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)

Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)

n. Muskuloskeletal : Kaku sendi (-), nyeri tangan (+), nyeri kaki (-), nyeri otot

(-), lemas (+)

o. Ekstremitas : Atas sebelah kiri : bengkak (-), luka dan nyeri (-)

Atas sebelah kanan : bengkak (-), luka dan nyeri (-)

Bawah sebelah kiri : bengkak (-), luka (-), nyeri (-)

Bawah sebelah kanan: bengkak (-), luka (-), sakit (-)

6

Page 7: Fome Diare

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Tampak lemas, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan

cukup

2. Tanda Vital

Tanda Vital

Tensi : 100/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit, reguler, isi cukup

Pernafasan : 28x/menit, reguler

Suhu : 37,5oC

BB : 14 kg TB : 110 cm

3. Kulit Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

4. Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak

mudah dicabut, atrofi m. Temporalis (-), makula (-),

papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells

palsy (-)

5. Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil

isokor (3mm/3mm), reflek kornea (+/+), warna

kelopak (coklat kehitaman), katarak (-/-),

radang/conjunctivitis/uveitis (-/-), mata cowong (-)

6. Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis(-),

deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-), sadle

nose (-)

7. Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil

lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)

8. Telinga : Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran

berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal

9. Tenggorokan : Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

10. Leher : JVP (5+2) cmH2O tidak meningkat, trakea

ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)

7

Page 8: Fome Diare

11. Thoraks

Simetris, retraksi interkostal (+), retraksi suprasternal (+)

- Cor :I : Ictus cordis tak tampak

P : Ictus cordis tak kuat angkat

P : Batas kiri atas : SIC II Linea parasternalis Sinistra

Batas kiri bawah : SIC IV Linea Mid clavicularis sinistra

Batas kanan atas : SIC II Linea parasternalis Dextra

Batas kanan bawah : SIC IV Linea parasternalis Dextra

Batas jantung kesan tidak melebar

A: BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)

- Pulmo: (depan dan belakang)

I : Pengembangan dada kanan = kiri

P : Fremitus raba kanan = kiri

P : Sonor / sonor

A: Suara dasar vesikuler (+ /+)

suara tambahan RBK (-/-), wheezing ekspiratoar(-/-), ekspirasi

memanjang

12. Abdomen

I :Dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)

P :Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

P :Timpani

A :Peristaltik (+) meningkat

13. Sistem Collumna Vertebralis

I :Deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P :Nyeri tekan (-)

P :NKCV (-/-)

14. Ektremitas: palmar eritema (-/-), jari tabuh (-/-)

akral dingin oedem

+ + - - + + - -

15. Sistem genetalia: Dalam batas normal

16. Pemeriksaan Neurologik

8

Page 9: Fome Diare

Fungsi Luhur : Dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal

Fungsi Sensorik : Dalam batas normal

Fungsi motorik :K 5 5 T N N RF 2 2 RP - -

5 5 N N 2 2 - -17. Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : Sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran : Kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek : Appropriate

Psikomotor : Normoaktif

Proses pikir : Bentuk :realistik

Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

Arus : koheren

Insight : Baik

C. RESUME

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, compos

mentis, status gizi kesan kurang. Tanda vital T : 110/80 mmHg, N :

120x/menit regular isi cukup, RR : 40 x/menit cepat dan dalam, S : 37,5oC.

Pemeriksaan abdoment di auskultasi peristaltik (+) meningkat.

D. Diagnosa Kerja

Diare akut

E. PENATALAKSANAAN

Non Medika mentosa

- Menjaga higienitas diri.

- Mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB

- Menutup makanan dengan tudung saji agar tidak dihinggapi lalat

- Minum air yang matang yaitu air yang dimasak

Medikamentosa

Cotrymoxazole syrup 2x2 cth

9

Page 10: Fome Diare

Paracetamol 1,5 tab

Vit. B6 5 tab

mfla da in pulv no. IX

ʃ 3 dd pulv I

Oralit ½ gelas tiap BAB/muntah

IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK

1. Fungsi Biologis

Keluarga terdiri dari penderita (An.F, 5 tahun), ayah (Tn.M) dan

ibu (Ny.S). An.F selama sakit, pasien menjadi lemas dan nafsu

makannya menurun, keluarga penderita tidak begitu mengerti masalah

kesehatan, saat panderita sakit ibu segera membawa A. F berbat ke

Puskesmas.

2. Fungsi Psikologis

Hubungan keluarga mereka terjalin cukup baik, dan saling

memperhatikan satu sama lain, terutama dalam masalah kesehatan.

Meskipun ayah dan ibu pasien terganjal masalah biaya. Seperti saat pasien

10

Page 11: Fome Diare

sakit ibu segera membawa panderita berobat ke puskesmas yang jaraknya

lumayan jauh dari rumah.

3. Fungsi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka hanya anggota masyarakat

biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat.

Dalam kehidupan sosial An.F kurang berperan aktif dalam kegiatan

kemasyarakatan, disamping karena usianya.

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Penghasilan keluarga selama ini kurang. Untuk biaya hidup sehari-

hari seperti makan, minum, atau iuran membayar listrik berasal dari

penghasilan ayah sebagai penjual bakso yang tidak menentu sementara ibu

pasien hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang membantu menyiapkan

bahan untuk menyiapakan berjualan bakso. Untuk kebutuhan air dengan

menggunakan air sumur. Untuk memasak memakai kompor LPG. Penderita

makan sehari-hari biasanya antara 3 kali dengan nasi putih, dan lauk pauk

seperti tahu-tempe, telur, daging ayam, serta sayur mayur. Kalau ada

keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas . Bila sakitnya kambuh

pasien pergi puskesmas.

Kesimpulan :

Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik, fungsi psikologis dan

fungsi sosial ekonom keluarga An.F umur 5 tahun, cukup karena perhatian

tentang pentingnya kesehatan dari masing-masing anggota keluarga, kemauan

mereka untuk segera mencari pengobatan, tetapi tidak ditunjang dengan

kondisi ekonomi yang cukup serta pelayanan kesehatan yang lumayan jauh

dari rumah.

B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)

Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R

SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.

A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota

keluarga dan kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis

11

Page 12: Fome Diare

keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 =

baik.

1. Adaptasi

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga

yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang

lain.

2. Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.

3. Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut.

4. Affection

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.

5. Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu

yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Tabel 1. APGAR An..F terhadap keluarga

A.P.G.A.R An.F Terhadap KeluargaHampir selalu

Kadang-kadang

Hampir tidak

pernah

ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah

Ö

PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya

Ö

G

Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

Ö

A

Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

Ö

RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama

Ö

Total poin = 8

Tabel 2. APGAR Tn..M terhadap keluarga

A.P.G.A.R Tn.M Terhadap KeluargaHampir selalu

Kadang-kadang

Hampir tidak

pernah

12

Page 13: Fome Diare

ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah

Ö

PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya

Ö

G

Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

Ö

ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

Ö

RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama

Ö

Total poin = 8

Tabel 3. APGAR Ny.S terhadap keluarga

A.P.G.A.R Ny.S Terhadap KeluargaHampir selalu

Kadang-kadang

Hampir tidak

pernah

ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah

Ö

PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya

Ö

G

Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

Ö

ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

Ö

RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama

Ö

Total poin = 8

A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (8+8+8) / 3= 8

Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien baik

Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah

24, sehingga rata-rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 8. Hal ini

menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien dalam

keadaan sedang.

C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)

Fungsi patologis dari keluarga An.R dinilai dengan menggunakan

S.C.R.E.E.M sebagai berikut :

Tabel 4. Fungsi patologis ( S.C.R.E.M ) dari keluarga An.R

13

Page 14: Fome Diare

Kesimpulan :

Terdapat fungsi yang patologi pada keluarga ini yaitu pada fungsi ekonomi

dan edukasi.

GENOGRAM

Alamat lengkap : Rejoyoso 36/06

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Diagram 1. Genogram Keluarga An.F

Kesimpulan :

Dari genogram di atas dapat disimpulkan bahwa Diare akut dengan dehidrasi

ringan yang diderita oleh An.F merupakan penyakit yang ditidak diturunkan

dari anggota keluarga yang lain.

14

SUMBER PATOLOGI KETSocial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga

dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan cukup aktif.

-

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll. Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.

-

Religion Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik, hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang rutin menjalankan sholat lima waktu di masjid.

-

Economic Ekonomi keluarga ini tergolong bawah, untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder rencana ekonomi tidak memadai, diperlukan skala prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

+

Education Pendidikan anggota keluarga kurang memadai. Pendidikan dan pengetahuan penderita kurang. Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku dan koran kurang memadai.

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga tidak mempunyai kartu jaminan kesehatan namun mampu untuk membiayai biaya kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit.

-

Tn. M Ny.S

An. F

Page 15: Fome Diare

D. Informasi Pola Interaksi Keluarga

Diagram 2. Pola Interaksi Keluarga An.F

Keterangan : hubungan baik Hubungan jelek

Kesimpulan :

Hubungan antara An.F dengan Ayah dan ibu baik. Dalam keluarga ini

tidak pernah terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota keluarga.

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN

A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga

1. Faktor Perilaku Keluarga

An.F adalah anak dari pasangan suami istri Ny.S(34 th) dan Tn.M

(36 th). Penderita tinggal bersama kedua orang tuanya sang ayah hanya

seorang penjual bakso dengan penghasilan tidak tetap, sedangkang sang

15

Ny.S

An.F Tn. M

Page 16: Fome Diare

ibu sebagai ibu rumah tangga, dulu sang ibu sempat bekerja sebagai TKW

untuk membantu biaya keluarga mereka tetapi Ny.S pulang karna sang

suami sering sakit. Kadang-kadang pasien hanya bermain saja ke rumah

tetanga. An.F dan keluarganya menyempatkan waktu istirahat di rumah

dengan berbincang-bincang dan menonton televisi. Terkadang saat ada

masalah mereka akan membicarakannya. An.F merupakan anak yang

cenderung pendiam. Ny.S mengatakan An.F adalah anak yg penurut tidak

pernah membantah perintah atau selalu mendengarkan nasihat.

Ny.S dan Tn.S selalu memperhatikan kesehatan An.F Saat sakit,

Ny.S selalu khawatir dan segera mengajak anaknya untuk berobat. Untuk

sakitnya ini, Ny.S dan keluarga kurang mengetahui karena baru saja terjadi

setelah saat An.F berumur 4 bulan sakit serupa sehingga kawatir karena

tidak mengetahui bagaimana perjalanan penyakitnya nanti. Sang ayah

mempunyai kartu jaminan kesehatan karna tidak mampu.

2. Faktor Non Perilaku

Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga

menengah ke kebawah. Keluarga ini memiliki sumber penghasilan yaitu

Tn.M sebagai penjual bakso, Namun kadang-kadang jika jambu

dipekarangan berbuah dijual untuk menambah penghasilan, ibu pasien

hanya seorang ibu rumah tangga biasa, keluarga pasien sangat

memperhatikan satu sama lain jika ada yang sakit tetapi karna tergajal

biaya sekeluarga jarang untuk kepuskesmas, tetapi jika ada yang sakit

segera dibawa memeriksakan diri segera.

Rumah yang dihuni keluarga ini belum memenuhi standar

kesehatan. Dimana ventilasi sangat minim untuk beberapa ruangan, serta

cahaya yang masuk kedalam ruangan sangat kurang karna jendela tidak

mempunyai jendela di kamar dan sumber cahaya tidak dapat masuk kedalam

rumah.

Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku

16

Keluarga An.R

Pengetahuan :Keluarga kurang

mengetahui penyakit penderita

Keturunan:Tidak ada faktor

keturunan

Pelayanan Kesehatan:Jika sakit An.F sering berobat ke

puskesmas walaupun terganjal masalah biaya

Tindakan:Keluarga

mengantarkan penderita untuk

periksa ke dokter

Sikap: Orang tua cukup perhatian terhadap penyakit penderita

Lingkungan:Keluarga kurang memahami

pentingnya kebersihan lingkungan terhadap kesehatan

penderita

Page 17: Fome Diare

: Faktor Perilaku

: Faktor Non Perilaku

B. Identifikasi Lingkungan Rumah

1. Gambaran Lingkungan

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 11 x 10 m2 yang

tidak berdempetan dengan rumah tetangganya dan menghadap ke utara,

memiliki pekarangan rumah dimana terdapat pohon jambu air dipekarangan.

Rumah terdiri dari ruang kamar tamu yang diruang tamu tersebut terdapat

ranjang tempat tidur jika malam tiba mereka tidur ditempat tersebut, 2 kamar

tidur, ruang tenggah, satu dapur dan bersatu dengan ruang makan serta

penyimpanan kayu-kayu bakar, satu kamar mandi berada diluar rumah yang

belum memiliki fasilitas jamban keluarga. Pintu masuk dan keluar ada dua, di

bagian depan rumah dan di bagian belakang rumah pintu ditutup dengan

bahan kayu. Jendela tidak ada kaca hanya terbuat dari kayu. Lantai rumah

sebagian sudah memakai semen dan sisanya lantai tanah. Ventilasi dan

pencahayaan rumah kurang baik sehingga cahaya tidak dapat masuk ke

rumah. Atap rumah tersusun dari genteng dan ditutup langit- langit dari jala-

jala. Kamar memiliki satu kasur untuk tidur. Dinding rumah berupa tembok

rotan dan kayu. Perabotan rumah tangga minim. Sumber air untuk kebutuhan

sehari-harinya keluarga ini menggunakan sumur. Secara keseluruhan

kebersihan rumah masih sangat kurang. Sehari-hari keluarga memasak

menggunakan kayu bakar dan tungku.

17

Page 18: Fome Diare

2. Denah Rumah

Kesimpulan :

Lingkungan rumah kurang memenuhi syarat kesehatan.

DAFTAR MASALAH

A. MASALAH MEDIS :

1. Diare

2. Muntah

B. MASALAH NON MEDIS :

1. Tingkat pengetahuan keluarga An.F tentang kesehatan kurang.

18

Luas rumah adalah 11m x 10m, menghadap ke arah utara. Jendela

kaca ada, tapi pencahayaan dalam ruangan kurang.

Dapur

Ruang

Keluarg

a

Dapur+ ruang makan

Ruang tamu

Tempat penampungan arang + kayu

KamarKamar

Teras depan

Page 19: Fome Diare

2. Jarang ke PKM untuk berobat karena masalah biaya

3. Kondisi lingkungan dan rumah An.R kurang sehat.

C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan

faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)

D. MATRIKULASI MASALAH

Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)

Tabel 8. Matrikulasi masalah

No. Daftar Masalah I T R JumlahIxTxRP S SB Mn Mo Ma

1. Tingkat pengetahuan keluarga An.R tentang kesehatan kurang

5 4 4 4 3 3 3 8.840

2. Kondisi lingkungan dan rumah An.R kurang sehat

3 3 3 3 2 2 3 972

3 Jarang ke PKM untuk berobat rutin karena masalah biaya

2 3 2 3 4 2 3 864

4 Gizi yang belum terpenuhi karena malas makan dan tidak suka sayur

2 3 2 2 3 3 2 432

Keterangan :

I : Importancy (pentingnya masalah)

P : Prevalence (besarnya masalah)

S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

T : Technology (teknologi yang tersedia)

R : Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn : Man (tenaga yang tersedia)

Mo : Money (sarana yang tersedia)

Ma : Material (pentingnya masalah)

Kriteria penilaian :

1 : tidak penting

2 : agak penting

19

Tingkat Pengetahuan keluarga An.F kurang tentang kesehatan kurang

An.F dengan diare akut tanpa dehidrasi

Kondisi lingkungan dan rumah An..F kurang sehat

Jarang ke PKM untuk berobat, karna masalah biaya

Page 20: Fome Diare

3 : cukup penting

4 : penting

5 : sangat penting

E. DIAGNOSA HOLISTIK

1. Aspek Personal

Keluhan Utama : mencret

Harapan : Pasien dan keluarga berharap agar keluhannya bisa cepat sembuh.

Kekhawatiran: Pasien dan keluarga takut anaknya bertambah parah jika tidak

segera di obati.

2. Aspek Klinis

Diare akut dengan dehidrasi ringan

3. Aspek Resiko Internal

pengetahuan tentang sakit yang diderita pasien masih kurang.

4. Aspek Resiko Eksternal :

Lingkungan rumah kurang sehat, sumber cahaya yang kurang serta ventilasi

yang kurang, tidak berobat rutin karena masalah biaya berobat jika ada keluhan

saja

5. Aspek Fungsional:

Pasien tidak dapat beraktifitas, masih bisa melakukan sedikit aktifitas ditempat

tidur (derajat 4)

F. PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF

1. Promotif :

Konseling terhadap keluarga agar mengetahui penyakit GEA, perjalanan

penyakit dan komplikasinya

2. Preventif :

Perlu dijelaskan agar menjaga kebersihan diri serta lingkungan rumah,

mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah BAB, menutup

20

Page 21: Fome Diare

makanan dengan tudung saji agar tidak dihingapi lalat, minum air matang yaitu

air yang di masak terlebih dahulu.

3. Kuratif :

Segera pergi ke puskesmas bila diare kambuh

4. Rehabilitatif :

Penderita dianjurkan untuk membatasi aktifitas dan tetap aktif sesuai

kemampuan tanpa terganggu dengan sakit yang diderita

21