folliculitis superficialis

13
FOLIKULITIS SUPERFISIAL I. PENDAHULUAN Penyakit folikulitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi, iritasi bahan kimia atau trauma fisik. Inflamasi pada folikel rambut superfisial atau profunda. Pada tipe superfisial biasanya inflamasi tejadi pada folikel rambut bagian atas dan secara klinisnya penderita tidak akan merasakan sakit serta pustul yang tumbuh akan sembuh sendiri dan tidak menimbulkan skar. Apabila inflamasi folikel rambut yang lebih dalam terjadi, maka akan menimbulkan gejala radang, massa eritema yang akan muncul di permukaan kulit dan memberikan gambaran pustul yang lebih besar dari folikulitis superfisial. Ini akan menyebabkan penderita merasa sakit dan akan menimbulkan skar. (1). Superficial folikulitis juga nama lainnya Bockhart impetigo. Definisi folikulitis adalah radang folikel rambut yang sering disebabkan oleh infeksi mikrobial, biasanya jenis Staphylococcus aureus (S.aureus). Jika infeksi folikel lebih dalam dan melibatkan banyak 1

Upload: muflih-ashari

Post on 15-Apr-2016

42 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

referat

TRANSCRIPT

Page 1: Folliculitis Superficialis

FOLIKULITIS SUPERFISIAL

I. PENDAHULUAN

Penyakit folikulitis adalah penyakit yang disebabkan oleh

infeksi, iritasi bahan kimia atau trauma fisik. Inflamasi pada folikel

rambut superfisial atau profunda. Pada tipe superfisial biasanya

inflamasi tejadi pada folikel rambut bagian atas dan secara klinisnya

penderita tidak akan merasakan sakit serta pustul yang tumbuh akan

sembuh sendiri dan tidak menimbulkan skar. Apabila inflamasi folikel

rambut yang lebih dalam terjadi, maka akan menimbulkan gejala

radang, massa eritema yang akan muncul di permukaan kulit dan

memberikan gambaran pustul yang lebih besar dari folikulitis

superfisial. Ini akan menyebabkan penderita merasa sakit dan akan

menimbulkan skar. (1).

Superficial folikulitis juga nama lainnya Bockhart impetigo.

Definisi folikulitis adalah radang folikel rambut yang sering

disebabkan oleh infeksi mikrobial, biasanya jenis Staphylococcus

aureus (S.aureus). Jika infeksi folikel lebih dalam dan melibatkan

banyak folikel maka dapat mengarah ke furunkel dan karbunkel.

Follikulitis juga dapat disebabkan oleh Malassezia Furfur.(2,3,4,5)

II. ETIOLOGI

Folikel rambut dapat meradang akibat trauma fisik, kimia,

maupun karena infeksi bakteri dan jamur. Penyakit ini paling sering

dikaitkan dengan infeksi Staphylococcus aureus. (3,4)

III. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi sebenarnya masih belum jelas tetapi sebanyak 50 -

75% terjadi pada orang yang berkulit hitam, tentara serta pada individu

yang mempunyai rambut dan bulunya keriting. Frekuensi yang sama

1

Page 2: Folliculitis Superficialis

antara wanita dan pria, lebih sering pada anak – anak dan dewasa yang

mengalami penurunan sistem imun.(1,4,6)

IV. GEJALA KLINIS

Lesi berupa papul dan pustul eritematosa berukuran kecil

berbentuk seperti kepala peniti (miliar), tidak nyeri dan terdapat

rambut ditengahnya. Lesi dapat multiple dan dapat sembuh sendiri 7 –

10 hari tapi terkadang dapat menjadi kronis.(3,7)

Tempat predileksi pada dewasa sering di tungkai bawah, daerah

axial dan di pantat sering pada kulit kepala anak-anak dan di daerah

jenggot, leher, aksila, ekstremitas, dan bokong dewasa.(2,3,4)

V. KLASIFIKASI

Folikulitis terbagi kepada 2 tipe yaitu tipe superficial yang

terbatas didalam epidermis dan tipe profunda yang terbatas sampai

subkutan: (1,3,5)

1) Superficial Folikulitis

Staphylococcal folliculitis

Pseudofolliculitis barbae

Infeksi jamur superfisial (dermatofit)

Kandidiasis kutan (pustul yang boleh tumbuh di luar dari

folikel rambut)

Akne vulgaris

Akne, timbul akibat pengaruh mekanikal atau kimiawi

Akne akibat pengaruh putus obat steroid atau jenis steroid

topical

Keratosis Pilaris

Follikulitis oleh Malassezia Furfur

2) Deep follikulitis/ profunda

Furunkel dan karbunkel

2

Page 3: Folliculitis Superficialis

Sycosis (inflamasi pada seluruh folikel)

Sycosis (barbae):penyebabnya adalah bakteri atau jamur

Sycosis (kulit kepala):Bakteri

Akne vulgaris, Kista

Akne yang disebabkan oleh bakteri gram positif

Pseudomonas Folliculitis

Infeksi jamur Dermatofit

Herpes simplex virus folliculitis

VI. DIAGNOSIS

Berdasarkan perjalanan penyakitnya keluhan utama yang dapat

timbul berupa rasa gatal dan rasa terbakar pada daerah rambut.

Gambaran klinis/ efloresensinya berupa makula eritematosa disertai

papula dan pustula yang ditembus oleh rambut. Pertumbuhan rambut

sendiri tidak terganggu. Kadang-kadang penyakit ini ditimbulkan oleh

discharge (sekret) dari luka dan abses. Dari pemeriksaan histopatologi

didapatkan rambut tampak edematosa dengan sebukan sel-sel radang

akut. Pemeriksaan penunjang/ laboratorium lainnya yang dapat

dilakukan yaitu pemeriksaan bakteriologis dari sekret lesi (pewarnaan

gram.(6)

Periporitis staphylogene adalah penyakit akibat infeksi sekunder

miliaria pada bayi yang disebabkan S.aureus. Infeksi S.aureus pada

kelopak mata memberikan gambaran bersisik dan krusta pada pinggir

kelopak mata dan biasanya disertai dengan konjungtivitis.(2)

VII. DIAGNOSIS BANDING

1) Pseudofolliculitis barbae (PFB)

3

Page 4: Folliculitis Superficialis

Pseudofolliculitis barbae (PFB) adalah kelainan akibat reaksi

benda asing terhadap rambut. Reaksi inflamasi yang terjadi lebih kecil

dibandingkan dengan folikulitis stafilokokus. Lesi kelainan ini sering

dijumpai pada pipi dan leher pada orang yang memiliki bulu rambut

yang keriting, spiral yang tumbuh ke dalam. Kondisi ini ditemukan

pada 50-75% orang berkulit hitam dan 3-5% orang berkulit putih

setelah mereka bercukur. Papul atau pustul yang merah dan lunak

muncul pada tempat masuknya bakteri dan menetap hingga bulu

rambut dihilangkan. Umumnya masalah ini lebih berat pada area

leher. Pseudofolikulitis dapat muncul pada area aksila, genital dan

kaki. Flora normal kulit dapat terganti dengan organisme patogen

apabila perlangsungan penyakit menjadi kronis.(1)

Gambar 3: gambaran Pseudofolliculitis Barbae (dikutip dari kepustakaan 1)

2) Keratosis pilaris

Keratosis pilaris sering ditemukan pada bagian posterolateral

dari lengan atas dan anterior paha. Puncak insidens penyakit ini pada

4

Page 5: Folliculitis Superficialis

usia remaja dan membaik setelah melewati masa tersebut. Erupsi

penyakit ini berkaitan dengan keadaan atopi. Gambaran klinis yang

tampak adalah pustul folikular kecil yang berkelompok yang menetap

pada area yang sama sepanjang tahun. Gambaran histologi

menunjukkan inflamasi hanya terjadi pada bagian luar folikel rambut.

Garukan, memakai pakaian yang ketat, dan proses pengobatan yang

bersifat abrasif dapat menyebabkan infeksi pada pustul yang steril dan

menyebabkan erupsi yang bersifat difus. Keratosis pilaris resisten

terhadap segala jenis pengobatan. Antibiotik oral digunakan apabila

muncul folikulitis akibat S. Aureus. Steroid topikal V digunakan apabila

area lesi berubah menjadi kering dan meradang. Krim urea (vanamide)

dan pelembab asam laktik (Lac-Hydrin, AmLactin) digunakan untuk

menghaluskan kulit.(1)

Pengobatan sering kali tidak diperlukan. Pada kondisi ini sering

terjadi perbaikan spontan ketika musim panas. Apabila perbaikan

kosmetik mengalami kegagalan, maka dicoba untuk memakai asam

salisil 5 – 10% sebanyak 2 kali sehari dapat memeperlihatkan

penurunan papula keratotik.(8)

Gambar 5: gambaran keratosis pilaris.(dikutip dari kepustakaan 1)

3) Sycosis barbae

Sycosis merupakan peradangan folikel rambut dan mungkin

disebabkan oleh infeksi S. aureus atau jamur dermatofit. Penyakit ini.

5

Page 6: Folliculitis Superficialis

hanya terjadi pada pria yang telah memulai cukur. Sycosis ditandai

dengan munculnya folikel kecil papula atau pustula dan cepat menyebar

jika orang tersebut tetap mencukur. Reaksi terhadap penyakit ini sangat

bervariasi di antara individu. Infiltrasi tentang folikel mungkin ringan

atau luas. Pada sebagian kasus ditemukan sembuh dengan jaringan

parut. Pada kasus kronis, pustula mungkin tetap terbatas untuk satu

bidang, seperti bibir atas atau leher. Untuk kausa jamur, rambut harus

dihapus dan diperiksa dan bahan purulen harus dibudidayakan. Infeksi

jamur cenderung lebih parah, Pseudofolliculitis memiliki penampilan

yang serupa. Peradangan lokal diobati dengan topikal mupirosin

(Baktroban salep). Penyakit yang luas diobati dengan antibiotik oral

selama minimal 2 minggu atau sampai semua tanda-tanda peradangan

telah hilang. Mencukur harus dilakukan dengan pisau cukur yang

bersih.(1)

Gambar 7 : Gambara Sycosis Barbae (Dikutp dari kepustakaan1)

4) Acne Vulgaris

Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan

menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo,

papul, pustule, nodus, dan kista pada tempat predileksinya.(3)

6

Page 7: Folliculitis Superficialis

Gambar 8 : Gambaran Acne Vulgaris pada wajah ( Dikutip dari kepustakaan 2)

VIII. PENATALAKSANAAN

Pada folikulitis yang ringan biasanya sembuh sendiri atau

mungkin dapat berespon jika sering dilakukan perawatan pada lesi atau

pemberian antiseptic topikal. Dalam kasus yang lebih parah, dapat

digunakan antibiotik topikal atau sistemik. Antibiotik topikal seperti

salep baktroban (mupirosin) dan cleosin dirasakan sangat efektif. Dapat

juga digunakan mupirosin topikal, clindamisin dan klorheksidin pada

lesi yang mengalami abrasi. Jika terapi topikal gagal atau lesi disertai

infeksi jaringan lunak. Maka dapat digunakan sefalosporin generasi

pertama atau dikloksasilin. Ketika terjadi peradangan akut, dapat

digunakan kompres basah dengan larutan Burrow diencerkan 1:20

(bomeboro) sangat bermanfaat. Formulasi anhydrous dari aluminium

klorida sangat efektif digunakan sekali di malam hari pada folikulitis

yag kronis.(9)

Folikulitis superfisial yang dapat diobati dengan antibacterial

yang mengandung Klorheksidin. Triklosan atau povidin-iodin, yang

dapat digunakan dalam bentuk krim, lotion, sabun atau campuran pada

bak mandi. Dianjurkan untuk membersihkan area lesi sebanyak tiga kali

sehari dengan menggunakan sabun antibakteri. Ointment antibakteri

(bacitrascin atau mupirocin 2%) juga digunakan selama 7-10 hari

terbatas pada daerah lesi. Apabila terjadi kasus folikulitis stafilokokus

7

Page 8: Folliculitis Superficialis

yang menyebar luas pada tubuh atau rekuran, dapat diberikan antibiotic

golongan β laktam, makrolides.(10)

Minosiklin adalah agen antimikroba sangat efektif dalam kasus-

kasus ringan, namun pemberian Rifampisin atau Klaritromysin dalam

kombinasi dengan Minosiklinlin sangat membantu dalam kasus-kasus

sedang atau resisten.(11)

IX. PROGNOSIS

Prognosis penyakit ini baik dengan pengobatan tepat dan cepat

serta boleh berulang jika faktor predisposisi masih ada. Insidensi

folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu

yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan

penanganan yang tepat, pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik.

Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua hingga tiga minggu.

Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan

kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi. (1,2)

Daftar Pustaka

1. Habif T. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy.

4th ed. USA: mosby; 2003. p.279-81

8

Page 9: Folliculitis Superficialis

2. Straus,SE. Oxman,MN. Schmader,KE. In : Wolff KG,LA. Katz, SI.

Gilchrest, BA. Paller, AS. Leffeld, DJ. Fitzpatrick’s Deramatology In

General Medicine. 7th ed: McGraw Hill; 2008. p. 1695, 1698 - 9, 694

3. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p.59,253 – 254, 276 - 277

4. Stulberg DL, Penrod MA, Blatny RA. Common Bacterial Skin Infection.

American Family Phisically. 2002: 119 - 125.

5. Aytimur D, Sengoz V. Malassezia Folliculitis on The Scalp of a 12-Year-

Old Helathy Child. The Journal of Dermatology. 2004;31: 936 - 8.

6. Prof. Dr. R.S. Siregar SKK. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. 2 ed.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.

7. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook’s Textbook of

Dermatology. 7th ed. Australia: Blackshell Publishing Company; 2005. p.

30.21-23

8. Enta T, Adams SP. Keratosis Pilaris. Canadian Family Physician.

1999;45:1871.

9. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s Disease of the Skin:

Clinical Dermatology. 9th ed. Canada: Saunders Elsevier; 2006. p. 252

10. Halpern AV, Heymann WR. Bacterial Disease. In: Bolognia JL, Jorizzo

JL, Rapini RP, editors. Dermatology. 2nd ed. USA: Mobsy Elsevier; 2008.

11. Sillani C, Bin Z, Ying Z, Zeming C, Jian Y. Effective Treatment of

Folliculitis Decalvans Using Selected Antimicrobial Agents. International

Journal of Trichology. 2010;2:20 - 3.

9