focus pln okt. 2013 - buletin
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
1/40
Berbagi Informasi, Merajut Komunikasi
OKTOBER
Anton Suprapto Adi
“Terjerumus”
Double WinnersKapasitas Listrik
Jamali Naik
Semangat Merah Putih
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
2/40
DARI REDAKSI ISI
PenerbitPT PLN (Persero)
Pembina Adi Supriono
Pemimpin RedaksiBambang Dwiyanto
Redaktur PelaksanaSampurno Marnoto
Redaksi
Ida Wardani, Ahmad Hidayat, Anita Widyastuti, Dermawan Uloly,
Tutang Wien, Peri Irawan
Redaksi Foto Agus Trimukti
Irwanto Sumadi Janar Trinarima
Sekretaris Redaksi
Novita Ida Yanti
Administrasi Asnalia Winta
Alamat RedaksiPT PLN (Persero)
Gedung Utama Lt. 3Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Telp. (021) 7261122, 7251234.Ext. 4126
Faks. (021) 7227059
Redaksi menerima artikel, kritik
dan saran, serta foto-foto kegiatan daripembaca.
Kirimkan ke email :[email protected]
Redaksi berhak memilih danmengedit naskah yang masuk untuk
diterbitkan.
Konsultan MediaDinamika Komunika
www.dinamikakomunika.com
Isi di luar tanggung jawab percetakanISSN : 1907-1469
PLN menyiapkan 10 unit electric vehicle charging
station (stasiun pengisian listrik umum/SPLU) untuk
21 kendaraan listrik yang digunakan delegasi KTT
APEC 2013 di Nusa Dua, Bali, Sabtu-Selasa (5-
8/10). Ini wujud nyata kesiapan PLN menyongsong
era kendaraan listrik di Indonesia pada masa
mendatang. Dalam foto terlihat para petugas didepan salah satu SPLU yang disiapkan PLN.
Electric VehicleCharging Station
Mata
Pupuk SemangatUsia 68 tahun untuk ukuran manusia sudah masuk
dalam kategori uzur. Umur yang tergolong tidak
produktif lagi. Namun tidak bagi PLN. Memasuki usia
ke-68 tanggal 27 Oktober 2013, PLN kian menggeliat
dalam melistriki negeri dan mendorong perekonomianmasyarakat.
Tengok saja, dalam kurun waktu dua tahun ke
depan, ada 15 lokasi PLTU dengan total kapasitas 350
MW yang akan dibangun PLN. Uniknya, kandungan
lokal dalam pembangunan pembangkit, jaringan
transmisi, gardu induk, hingga distribusi tenaga
listrik akan mendominasi. Inilah semangat “merah
putih” yang memicu dan memacu semangat industri
ketenagalistrikan di tanah air.
Didukung Permen Perindustrian RI No. 54
tahun 2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk
Dalam Negeri untuk Pembangunan InfrastrukturKetenagalistrikan, kiprah produsen listrik dalam
negeri semakin menemukan pembenaran. Lebih
jauh, devisa Indonesia di sektor ketenagalistrikan tak
perlu lagi “lari” ke luar negeri seperti selama ini terjadi,
tapi mulai bisa dinikmati anak bangsa sendiri.
Semangat “merah putih” selayaknya diapungkan
pula dalam pengembangan energi baru terbarukan
(EBT), mengingat bahan bakar fosil yang tambah
langka dan mahal tak bisa terus dijadikan sandaran
utama pengadaan energi di Indonesia. Untuk itu,
workshop “Komitmen PLN dalam Pengembangan
Energi Terbarukan” dan APCRES 2013 di Nusa Dua,
Bali, adalah titik penting perjalanan mengembangkan
EBT. Kendati tak bisa dimungkiri bahwa
mengembangkan EBT membutuhkan investasi besar
dan waktu amat panjang.
Di PLN, semua semangat itu tambah kokoh dengan
dilandasi semangat bersih dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme yang terbukti menggerogoti sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan hanya
sekadar jargon, spirit PLN bersih memang harus kita
jaga di setiap lini. Pun di setiap ucapan dan tindakan
kita. Mari kita pupuk semangat itu.
TEROKA
6. Menggenjot TKDN
di Proyek Ketenagalistrikan
KOMITMEN
8. Borong Listrik Biomassa
NASIONAL
9. Tinta Emas Binaan CSR PLN
15. PLN Diriset Polri
TRANSPARAN
25. Mengukur Kadar Unit yang Bersih
NUSANTARA
27. “Gudang Swalayan” Surabaya Barat
30. Tertib Listrik Lewat Film
32. Menyentuh Harapan Hidup
INFO
HORISON
34. Membumikan Malcolm Baldrige di PLN
INOVASI
36. Agar Lebih Gampang, Enak,
Cepat, Murah
LENSA
Jaga Pasokandi Sail Komodo10
Dermawan Uloli / Humas PLN Pus
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
3/403 Fokus Oktober 2013
TEROKA
Tekad PLN memacu penggunaan barang dan jasa dalamnegeri makin menggelora. Tak tanggung-tanggung, sedikitnya
ada 15 lokasi PLTU “Merah Putih” dengan total kapasitas 350
MW akan dibangun PLN dalam kurun waktu dua tahun ke
depan. Terobosan PLN untuk berpihak kepada barang dan
jasa karya anak bangsa ini dinilai progresif dan lebih maju
ketimbang kebijakan atau ketentuan pemerintah sendiri.
Kobarkan
SemangatMerah Putih
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
4/404 Fokus Oktober 2013
Direktur Utama
PLN Nur Pamudji
mengatakan, ke-
15 proyek PLTU
skala kecil yang
tersebar di luar Jawa-Bali tersebut
merupakan proyek PLTU Merah
Putih. Karena, selain dikerjakan putra-putri terbaik bangsa Indonesia, juga
material utama yang digunakan untuk
membangun PLTU ini nyaris semuanya
memanfaatkan produk-produk lokal.
“Saat ini, material utama seperti boiler ,
generator, dan turbin untuk PLTU skala
kecil sudah dapat diproduksi di dalam
negeri,” ujarnya ketika ditemui FOKUS
di ruang kerjanya, Jumat (11/10).
Menurut Nur, saat ini proyek
PLTU Merah Putih sedang dalam
proses pengadaan. Dia bahkan
memastikan, proses pengadaan tiga
proyek di antaranya hampir rampung.
Yakni, PLTU Luwuk di Sulawesi
Tengah berkapasita 2 x 10 MW,
PLTU Sumbawa di Nusa Tenggara
Barat berkapasitas 2 x 10 MW, dan
PLTU Simeuleu di Nanggroe Aceh
Darussalam dengan kapasitas 2 x 7
MW. Ketiga PLTU Merah Putih itu akan
segera dibangun dan diperkirakan
mulai beroperasi akhir 2015, sehingga
dapat memperkuat pasokan listrik di
sistem luar Jawa Bali yang sekarangmasih kekurangan.
Orang nomor satu di PLN ini
optimis, proyek anak bangsa ini
dapat berjalan lancar. Sebab,
perusahaan engineering, procurement
& construction (EPC) dalam negeri
sudah mampu mengerjakannya.
Di samping itu, untuk keperluan
proyek PLTU Merah Putih, PLN juga
telah melakukan assessment yang
dilaksanakan konsultan BVI terhadap
sejumlah pabrikan lokal.
Menurut Kepala Divisi Perencanaan
Pengadaan Strategis, Enjiniring dan
Teknologi PLN Basuki Siswanto,
berdasarkan hasil assessment,
pabrikan dalam negeri yang sudah siap
memproduksi komponen utama PLTU
Merah Putih di antaranya PT ZUG
Industry Indonesia, PT Atmindo, PT
Dinamika Energitama Nusantara, PT
Grand Kartech Engineering (pabrikan
boiler ), PT Yokogawa Indonesia
(pabrikan DCS), PT Torishima Guna
Indonesia (pabrikan pumps), dan
PT Pindad (pabrikan generator).
Sementara perusahaan lokal yang
bergerak dalam bidang jasa EPC serta
sudah mampu dan siap mengerjakan
proyek PLTU Merah Putih antara lain
PT Wijaya Karya, PT Waskita Karya,PT Rekadaya Ind, PT Hutama Karya,
PT PP, dan PT Krakatau Eng.
Sejatinya, PLN menggarap PLTU
Merah Putih sejak awal tahun 2013,
yakni PLTU Timika di Papua dengan
kapasitas 4 x 7 MW. Pembangunannya
dikerjakan perusahaan EPC dalam
negeri, yaitu PT Rekadaya Elektrika.
Perusahaan patungan ini sahamnya
dipegang PT PJB, PT Indonesia
Power, PLN Batam, YPK PLN, dan
PT Rekayasa Industri. Perusahaan
yang berdiri September 2003 ini telah
menangani berbagai proyek rekayasa
dan EPC bidang kelistrikan.
dari angka pengeluaran itu, ternyata
hanya sebagian kecil yang dinikmati di
dalam negeri. Sebagian besar capex
PLN selama ini mengalir ke luar negeri.
Kenapa demikian? Faktanya,
peralatan-peralatan kelistrikan selama
ini memang didominasi produk impor.
Padahal, menurut Nur, bila danasebesar itu bergulir di dalam negeri
akan menciptakan “efek domino” yang
sangat besar terhadap kemajuan
perekonomian dalam negeri.
“Bagi PLN sendiri akan
memberi dampak sangat positif.
Bila penggunaan produk lokal bisa
dimaksimalkan, maka industri di
dalam negeri dengan sendirinya akan
tumbuh, sehingga peralatan-peralatan
listrik yang dibutuhan PLN dapat
dipasok dengan cepat,” tuturnya.
Pengadaan lelang terbuka yang
membolehkan barang luar negeri
masuk, bisa jadi dapat menghasilkan
Selain dikerjakan putra-putri terbaik
bangsa Indonesia, material utama
PLTU Merah Putih Timika banyak
memanfaatkan produk dalam negeri,
seperti turbin, boiler, dan peralatan
pendukung lain. PLTU ini ditargetkan
mulai beroperasi akhir 2014.
Menciptakan Efek DominoNur Pamudji mengatakan, satu
kondisi yang mendorong penggunaan
produk lokal adalah kenyataan bahwa
PLN membiayai pengeluaran investasi
(capex ) yang sangat besar setiap
tahun. Realisasi capex PLN tahun
2012 saja mencapai Rp 50 triliun. Tapi
penghematan bagi PLN. Tetapi, Nur
menilai, itu adalah cara pandang
yang sempit. Sebab, produk dalam
negeri sebenarnya akan memberikan
multiier effect besar, yang nilainya
cukup besar pula. Oleh karena itu,
PLN akan terus menggalakkan
keberpihakan kepada pabrikan lokal
melalui beberapa inovasi dalam sistem
pengadaan.
Sejumlah terobosan untuk
menomorsatukan produk lokal
telah dilakukan PLN. Di antaranya
melakukan sistem nurture, yaitu
mendorong terciptanya suatu
pabrikan peralatan listrik tertentu yang
“ “Faktanya, peralatan-peralatan kelistrikan
selama ini memang didominasi produk impor.Padahal, menurut Nur, bila dana sebesar itubergulir di dalam negeri akan menciptakan“efek domino” yang sangat besar terhadap
kemajuan perekonomian dalam negeri.
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
5/40Fokus Oktober 20135
selama ini belum ada di dalam negeri.
Contohnya, pabrik switchgear untuk
tegangan tinggi. Sistem pengadaan
diawali penawaran PLN kepada semua
pabrikan yang kira-kira mempunyai
kemampuan untuk membuatnya.
Kemudian membuat special contract
guna sama-sama membuat industriswitchgear untuk tegangan tinggi.
“Sampai saat ini sudah ada dua
pabrikan yang siap memproduksi
switchgear untuk tegangan tinggi (150
kV), seperti circuit breaker, current
transformer , dan lain-lain. Tentu ada
tahapan yang perlu ditempuh, mulai
dari hanya perakitan, lalu dari waktu
ke waktu komponennya harus dibuat di
dalam negeri,” tutur Nur.
Belum lama ini, PLN juga telah
melaksanakan pengadaan dengan
sistem open book , yaitu sistem
pengadaan barang dengan cara
membedah structure cost secara
transparan terhadap pabrikan yang
keberadaannya di dalam negeri masih
sangat terbatas. Nur menyebutkan,
pengadaan dengan cara ini sudah
biasa diterapkan di luar negeri.
Sementara di Indonesia baru PLN yang
melakukannya, yaitu untuk pengadaan
trafo tegangan tinggi, dimana PT Unindo
dan CG Power yang bersedia melakukan
metode pengadaan tersebut.Proses procurement dengan
sistem open book sudah dilakukan
pula dengan sebuah pabrikan turbin,
yaitu Siemens Indonesia yang
bekerja sama dengan perusahaan
Indonesia. Kontrak pengadaan
turbin sudah ditandatangani untuk
PLTU Timika. PLN juga mengajak
sebuah pabrikan boiler di Surabaya
yang sudah mampu membuat boiler
ukuran besar untuk mengikuti prosespengadaan ini.
Tak cukup di situ. Untuk
memenuhi kebutuhan suku cadang
peralatan listrik secara cepat
namun tetap berkualitas, PLN pun
memprioritaskan produksi dalam
negeri. Untuk itu, PLN membentuk tim
khusus buat melakukan assessment
kepada bengkel atau workshop
di dalam negeri yang mampu
membuat sparepart. Assessment
untuk memeriksa kualitas dan sistem
produksinya.
Lalu, bagaimana upaya PLN
mendorong IPP atau listrik swasta
menggunakan produk lokal? Nur
Pamudi mengungkapkan, sejak
tahap lelang, PLN mensyaratkan
bidder untuk mencantumkan secara
eksplisit peralatan apa saja yang
akan dipasok dari dalam negeri.
Pada tahap konstruksi, PLN juga
melakukan pengawasan dan
pemeriksaan, apakah penggunaan
barang sesuai dengan yangdijanjikan atau tidak.
Semangat PLN memacu
penggunaan komponen lokal
belakangan kian menggelora. Terhitung
mulai 1 Maret 2013 misalnya, PLN
menerapkan persyaratan penggunaan
produksi dalam negeri secara lebih
tegas lagi bagi setiap perusahaan
atau investor yang akan melakukan
investasi di sektor ketenagalistrikan,
baik ketika akan membangun proyekmilik PLN maupun IPP.
PLN memang dituntut lebih
tegas mensyaratkan pemanfaatan
tingkat kandungan komponen lokal
produksi dalam negeri semaksimal
mungkin dalam setiap pembangunan
infrastruktur ketenagalistrikan, mulai
pembangkit, jaringan transmisi,
gardu induk, hingga distribusi tenaga
listrik. Pasalnya, pemerintah telah
menetapkan aturan lebih ketat melalui
Peraturan Menteri Perindustrian RI
No. 54 tahun 2012 tentang Pedoman
Penggunaan Produk Dalam Negeri
untuk Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan. Ini menggantikan
Permen Perindustrian RI No. 48 tahun
2010.
Memang sudah saatnya
penggunaan komponen lokal terus
digalakkan di sektor ketenagalistrikan
Indonesia. Demi mengobarkan
semangat nasionalisme yang
belakangan terasa meredup.
Tutang Wien
Nur Pamudji
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
6/406 Fokus Oktober 2013
TEROKA
Langkah ini perwujudan dari Peraturan Menteri
Perindustrian RI No. 54 tahun 2012 tentang Pedoman
Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan
Infrastruktur Ketenagalistrikan, yang menggantikan Permen
Perindustrian RI No. 48 tahun 2010.
Dalam peraturan anyar itu ditetapkan besaran nilai
tingkat komponen dalam negeri (TKDN) barang dan jasa
yang lebih tinggi untuk setiap pembangunan infrastruktur
ketenagalistrikan. Permen bahkan memberlakukan sanksi
lebih berat terhadap penyedia barang/jasa yang tidak
memenuhi ketentuan TKDN, baik sanksi administratif
(tertulis sampai dengan blacklist ) maupun sanksi nansial.
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi
Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, pada panel
diskusi bertajuk “Kebijakan PLN dalam Mendukung
Penggunaan Produk Dalam Negeri” di Jakarta beberapa
waktu lalu menyatakan dukungannya atas terobosan yang
dilakukan PLN dalam meningkatkan penggunaan produk
di ProyekKetenagalistrikan
PLN kini lebih tegas mensyaratkan penggunaan produksi dalam
negeri semaksimal mungkin dalam setiap kegiatan pembangunan
infrastruktur ketenagalistrikan, mulai pembangkit, jaringan transmisi,
gardu induk, hingga distribusi tenaga listrik.
MenggenjotTKDN
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
7/407 Fokus Oktober 2013
lokal. Pasalnya, berdasarkan pengawasan yang dilakukan
kementeriannya, realisasi penerapan TKDN untuk proyek
infrastruktur ketenagalistrikan hingga saat ini masih
tergolong rendah.
Budi menuturkan, Kementerian Perindustrian telah
melakukan pengawasan atas penerapan TKDN proyek
infrastruktur ketenagalistrikan. Ruang lingkup pengawasan
melalui survey dan verikasi nilai TKDN untuk proyek
ketenagalistrikan tahun 2012, yang meliputi 34 lokasi PLTU
batubara, 2 PLTP, 89 jaringan transmisi, dan 37 gardu
induk. Kedua, melakukan evaluasi dan analisa penggunaan
barang/jasa produksi dalam negeri serta merumuskan
rekomendasi optimalisasi penggunaan produksi dalam
negeri pada pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan
yang dituangkan dalam bentuk laporan hasil evaluasi dan
analisa.
Berdasarkan hasil pengawasan, nilai TKDN pada proyek
pembangkit berbagai jenis dan kapasitas rata-rata masih
di bawah 30%. Nilai TKDN pada proyek jaringan transmisiberbagai kapasitas rata-rata di bawah 45%. Sedangkan
nilai TKDN pada proyek gardu induk berbagai kapasitas
rata-rata di bawah 25%.
Jika ditilik dari sisi investasi, total nilai investasi proyek
ketenagalistrikan yang masuk dalam ruang lingkup
pengawasan Kementerian Perindustrian mencapai Rp
92,8 triliun. Sesuai peraturan TKDN Ketenagalistrikan
(Permenperind No. 54/2012), maka potensi penggunaan
produk dalam negeri bisa mencapai Rp 29,1 triliun. Tapi dari
pengawasan TKDN proyek ketenagalistrikan tahun 2012,
penggunaan produk dalam negeri hanya Rp 18,3 triliun.
Maka, untuk meningkatkan penggunaan produkdalam negeri di sektor ketenagalistrikan, menurut Budi,
sejumlah langkah perlu ditempuh. Di antaranya, sosialisasi
penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri harus
terus dilakukan pemerintah (Kementerian Perindustrian,
Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan,
Kementerian BUMN) serta pengguna barang/jasa (PLN).
“Dalam pembuatan dokumen lelang/kontrak proyek
ketenagalistrikan, juga harus menyebutkan adanya
pengawasan terhadap penggunaan produksi dalam negeri
dengan cara akan dilakukan audit/verikasi terhadap
penggunaan produksi dalam negeri secara berkala, serta
menerapkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku,” tutur
Budi.
Di tempat yang sama, Direktur (Operasi Jawa Bali
Sumatera) Ngurah Adnyana mengungkapkan, sejak 2010,
ekonomi Indonesia selalu tumbuh rata-rata 6,5% setiap
tahun dan pertumbuhan tersebut membutuhkan daya
dukung infrastruktur ketenagalistrikan yang memadai.
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar itu, maka
pertumbuhan ketenagalistrikan Indonesia mencapai 9-10%
per tahun, sehingga banyak membutuhkan suplai produk
peralatan ketenagalistrikan, SDM, teknologi, dan jasa
ketenagalistrikan.
“Kebutuhan produk peralatan ketenagalistrikan, SDM
dan jasa ketenagalistrikan in sangat tinggi dan harus dapat
dipenuhi oleh produksi dan kemampuan dalam negeri”, ujar
Adnyana seraya menambahkan bahwa di bidang Distribusi
Tenaga Listrik, sampai Tahun 2012 produksi dalam negeri
untuk MDU (Meter Listrik, Trafo, Kabel, Panel, Isolator
dll) telah mencapai 80% dari seluruh item. Kemampuan
produksi dalam negeri ini perlu terus ditingkatkan dengan
peningkatan kompetensi, skill dan knowledge serta
penguasaan teknologi termodern.
Sementara Presiden Direktur Unindo Emmanuel
Domen menyatakan, pihaknya mendukung kebijakan
pemerintah mendorong peningkatan kandungan komponen
lokal di setiap produk yang dihasilkan dari pabrikan Unindo.
“Bersama mitra lokal kami di Indonesia yang memproduksi
material seperti trafo, Unindo telah meningkatkan TKDN
dalam setiap produk yang dihasilkannya,” jelas Domen.
Menurut dia, komponen lokal harusnya bisa mendominasi
pemenuhan kebutuhan sektor ketenagalistrikan di berbagaibidang, baik pembangkitan, distribusi maupun pelayanan.
Unindo sendiri telah memaksimalkan muatan lokal untuk
mendukung kegiatan produksinya. Di antaranya SDM
untuk menjual, desain, manufaktur, pengujian, dan layanan
transfomers Unindo 100% warga negara Indonesia. Unindo
juga sudah melakukan pelatihan di beberapa perusahaan
di Indonesia untuk memproduksi komponen produk
transformers, seperti tanks , marshaling kiosk (RCP),
insulation materials, dan accessories.
“Unindo memakai pula perusahaan transportasi dan
kontraktor E&C lokal untuk menginstall transformator di
bawah pengawasan Unindo. Untuk proyek-proyek industridi pabrik, kami pun menggunakan perusahaan rekayasa
lokal,” pungkasnya. Tutang Wien
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
8/408 Fokus Oktober 2013
KOMITMEN
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Pemkab Kubar),
Kalimatan Timur, tak mau menyia-nyiakan kesempatan
meningkatkan kelistrikannya. Pasalnya, pusat listrik
tenaga mesin gas (PLTMG) Bangkanai rencananya
commercial operation date (COD) pada bulan Maret
2015.
Guna mendukung penyaluran listrik dari PLTMG
Bangkanai, Pemkab Kubar menggenjot pembangunan
jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150
kV Bangkanai - Melak - Kota Bangun dan gardu induk
yang ditargetkan selesai 24 Desember 2014. Maka,
dilakukanlah penandatanganan komitmen peningkatan
kelistrikan di Kutai Barat oleh Direktur (Operasi
Indonesia Timur) Vickner Sinaga dan Bupati Kutai Barat
Ismail Thomas di PLN Kantor Pusat, Jakarta, Selasa
(17/9). Agus Trimukti / Humas PLN Pusat
Kubar Kebut Kelistrikan
PT Daya Lestari akan membangun pembangkit
listrik berbahan bakar biomassa tahap pertama 1 x 1 di
Talisayan dan diperkirakan selesai 2016. Ini bagian dari
rencana pembangunan pembangkit 4 x 1 MW hingga
2020. Kelebihan listrik dari pembangkit berbahan bakar
limbah sawit ini akan disalurkan ke Talisayan, karena angka
pertumbuhan listriknya tinggi sejak akan dijadikan ibu kota
daerah pemekaran.
PT Daya Lestari memiliki beberapa pembangkit di pabrik
pengolahan sawit yang listriknya akan diborong PLN. Maka
ditandatanganilah nota kesepakatan pembelian tenaga
listrik berbasis biomassa dan perjanjian jual beli tenaga
listrik lebih (excess power ) di Talisayan, Berau, Kalimantan
Timur, serta nota kesepakatan pembelian tenaga listrik
berbasis biomassa di Karangan, Kutai Timur, KalimantanTimur antara PLN dengan industri pengolahan sawit itu.
Penandatanganan perjanjian dilakukan GM PLN
Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Nyoman
S. Astawa dengan Direktur PT Daya Lestari Imam Syaifullah
dan disaksikan Direktur (Operasi Indonesia Timur) Vickner
Sinaga, Senin (30/9) di Jakarta.
Nyoman Astawa menjelaskan, 200 kilo Watt listrik yang
berasal dari kelebihan pasokan pembangkit listrik PT Daya
Lestari mengalir ke Talisayan sejak Juli 2013. Tambahan
daya ini mampu memasok listrik selama 18 jam, dari jam
12.00 sampai 06.00.
“Karena proses produksi dari PT Daya Lestari belum24 jam, maka pasokan listriknya mengikuti waktu operasi
mesin pabrik,” ungkap Astawa.
Sementara kelebihan listrik 200 kilo Watt dari mesin PT
Daya Lestari yang ada di Karangan, Kutai Timur, juga dibeli
PLN untuk menambah pasokan listrik di sana.
Humas PLN Kaltim
Borong Listrik Biomassa
Vickner Sinaga (kanan) menjelaskan SEHEN kepada Ismail Thomas (kiri).
Agus Trimukti / Humas PLN Pusat
Nyomas S. Astawa (kiri) menyerahkan dokumen kerja sama kepada
Imam Syaifulla (kanan), disaksikan Vickner Sinaga (dua dari kiri).
Humas PLN Kaltim
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
9/40Fokus Oktober 20139
KOMITMEN NASIONAL
Senin (26/8), menjadi hari
bersejarah bagi PLN Wilayah Papua
dan Papua Barat dengan kali pertama
ditandatangani power purchase
agreement (PPA) pembelian tenaga
listrik IPP PLTU. Penandatanganan
dilakukan di kantor PLN WilayahPapua dan Papua Barat (WP2B)
oleh GM Robert Sitorus dan Presiden
Direktur PT Harmoni Energi Indonesia
Manokwari (HEIM) Bhudjonggo
Prabowo.
PLN WP2B membeli listrik seharga
Rp 1578/kWh dari HEIM melalui
PLTU yang akan segera dibangun
dan memiliki kapasitas 2 x 7 MW.
Diharapkan pada tahun 2015, PLTU
IPP dapat beroperasi untuk mendukung
pertumbuhan perekonomian di ibu
kota Propinsi Papua Barat tersebut.
Selain di Manokwari, PLN WP2B
juga melaksanakan hal serupa di
Merauke, Biak, Sorong, Jayapura, dan
Nabire. Saat ini, prosesnya memasuki
pembuatan PPA. Diharapkan
ke depan, PLN WP2B dapat
mengurangi pemakaian BBM dengan
memaksimalkan pembangkit energi
non BBM seperti PLTU, PLTA dan
PLTG. Humas PLN Papua dan Papua Barat
PPAPertama
di PapuaStudio Metro TV, Jakarta Barat, Rabu (18/9), disesaki pegawai PLN se-
Jabodetabek untuk nonton bareng taping tayangan Kick Andy yang tayang pada
pertengahan Oktober. Pasalnya, tamu yang datang mampu memberikan inspirasi
dan merupakan binaan PLN lewat program corporate social responsibility (CSR).
Walau berlatar belakang pendidikan dan ekonomi tak cemerlang, namun hasil
karya dan prestasi mereka layak dicatat dengan “tinta emas”.
Menurut Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera) Ngurah Adnyana, untuk
mengubah lingkungan atau masyarakat sekitar tidak harus ditentukan strata sosial
atau tingkat pendidikan. Asal ada kemauan dan tekad yang tulus, seseorang bisa
menjadi inspirasi bagi yang lain.
“Yang tidak kalah penting adalah kejujuran dalam pengelolaan dan
peningkatan komunitas tersebut. Karena orang yang jujur akhirnya bisa dipercaya
semua pihak untuk terus beraksi,” ujar Adnyana. Di akhir acara, PLN memberikanbantuan CSR kepada tamu Kick Andy masing-masing Rp 100 juta.
Tamu pertama, Chusniyati,
penjual bubur di Surabaya.
Dia bisa memperindah dan
menghijaukan kampungnya di
kawasan nelayan. Perempuan
kelahiran Surabaya 8 Februari
1974 dan tamatan SD
Dahlanuddin Gununganyar
Tambak-Surabaya tahun
1987 itu terlibat langsung
meningkatkan pendapatanwarga sekitarnya, terutama
kaum perempuan dan
kelompok nelayan.
Mereka mengelola sampah
secara mandiri, sehingga
bisa membantu warga sekitar
untuk membayar rekening
Tinta Emas Binaan CSR PLN
Robert Sitorus (kanan) bersalaman dengan
Bhudjonggo Prabowo (dua dari kiri).
Humas PLN Papua dan Papua Barat
Ngurah Adnyana (kanan) dan Andy F. Noya (kiri)
dengan para inspi rator.listrik melalui bank sampah
yang dikelolanya. Tak ayal,
PLN Distribusi Jawa Timur ikut mendorong dengan bantuan CSR.
Kemudian Sugiyanto yang menjadi tamu ketiga, Satpam yang menggerakkan
para pemuda untuk melestarikan budaya reog di tengah kehidupan hedonis Kota
Surabaya. Bermarkas di Gubeng Kertajaya V No. 8 Surabaya, pria kelahiran
Surabaya 9 Oktober 1963 itu menularkan ilmunya pada siswa-siswi sekolah
secara gratis untuk magang dan berlatih reog.
Di tangan dingin pria yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas 3 SD
ini, kesenian reog bangkit kembali. Komunitas reog yang juga binaan PLN bisa
pentas di luar negeri seperti Amerika, Spanyol, Thailand, Australia, dan lainnya.
Sementara tamu kedua Kick Andy penerima dana CSR PLN adalah Marlina
Rambu Meha dan Konda Ngguna yang menjadi penggerak perempuan di Sumba.
Melalui kelompok wanita tani (KWT) Tapa Walla Badi di Kambata, Desa Mbata
Kapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba,
Nusa Tenggara Timur, keduanya mampu meningkatkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat. Peri Irawan / D.K.
Kiki Waskito / Humas PLN Pusat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
10/4010 Fokus Oktober 2013
NASIONAL
JAGA
PASOKAN
di SAIL
KOMODO
Puncak pesta akbar yang menjadi ajang promosi NTT
sebagai destinasi utama pariwisata dunia pada Jumat
dan Sabtu (13-14/9) itu membutuhkan ketersediaan listrik
sebesar 3.200 kilo Watt (kW). Pasokan ini lebih besar
dibandingkan beban puncak harian yang rata-rata 2.880
kW.
Untuk itu, PLN menambah pasokan listrik melalui
beberapa program kerja, yakni pembangunan saluran
udara tegangan menengah 150 mm2 untuk penyulang
baru Merombok buat meningkatkan mutu dan keandalan
pasokan listrik, up rating konduktor, pengadaan genset
2.000 kW, pengadaan mobil unit 2 x 250 kW, penambahan
daya Bandara Komodo, genset cadangan bandara, dan
pembangunan PLTS 250 kWp di Pulau Komodo.
“Program kerja itu didasarkan pada kebutuhan daerah
yang diketahui melalui survei dan diskusi dengan pemerintah
daerah setempat,” kata Deputi Manajer Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan PLN Edward Mangandar.
Kesiapan PLN ditinjau langsung Manajer Senior Aset
Distribusi Indonesia Hedy Nugroho, GM PLN NTT Richard
Sukses menjadi koordinator dalam menggalang dukungan badan usaha
milik negara (BUMN) pada Sail Morotai 2012 di Maluku Utara, nyatanya
berdampak positif. PLN kembali ditugaskan mengemban tanggung
jawab serupa pada even akbar Sail Komodo di Labuan Bajo, Manggarai
Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), September 2013.
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
11/4011 Fokus Oktober 2013
Safkaur, dan Manajer PLN Area Flores Bagian Barat Leo
Buntoro. Peninjauan berlangsung saat petugas PLN sedang
melakukan pekerjaan di berbagai venue acara puncak Sail
Komodo, Kamis (11-12/9).
Sehari sebelumnya, Hedy Nugroho dan Leo Buntoro
serta tenaga dari kantor PLN Wilayah NTT membantu
karyawan PLN Rayon Labuan Bajo menyiapkan kongurasi
alur pasokan listrik dan standar prosedur operasi sistem
pasokan listrik.
“ Kami harus mengecek secara langsung di lokasi untuk
memastikan semua persiapan alur pasokan listrik, mulaikeandalan jaringan, genset, sistem kerja, komunikasi dan
koordinasi dengan para pihak yang mengurus kegiatan di
lokasi masing-masing. Selain itu, kami memotivasi teman-
teman yang sedang bekerja,” jelas Safkaur.
Pengecekan dilakukan di lokasi acara puncak : Pantai
Pede, Bandara Komodo, rumah jabatan Bupati dan kantor
Bupati Manggarai Barat, lokasi pameran di Kampung
Hanya dalam sepekan, pemakaian listrik di Labuan
Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, melonjak hingga
600 kilo Watt (kW). Inilah dampak persiapan puncakacara Sail Komodo 2013.
Beban puncak pemakaian listrik pada Rabu
(11/9) malam sebesar 3,4 MW. Pemakaian normal
sebelum persiapan acara puncak Sail Komodo 2013
adalah beban puncak pada malam hari sebesar 2,8
MW. Beban puncak pada siang hari juga meningkat,
biasanya sebesar 1,9 MW kini menjadi 2,2 MW atau
mengalami kenaikan 300 kW.
“Kenaikan pemakaian ini tidak mengkhawatirkan
ketersediaan daya listrik. Sebab, daya mampu yang
dipasok dari PLTD Gorontalo dan PLTD Golobilas masih
sangat cukup, sebesar 5,5 MW,” ungkap Manajer PLNRayon Labuan Bajo, FX. Suharto
Kenaikan pemakaian listrik yang signikan
bersumber dari naiknya tingkat hunian hotel, sehingga
terjadi peningkatan penggunaan mesin pendingin
ruangan (AC). Juga banyaknya kegiatan pendahuluan,
seperti kunjungan pejabat tinggi dari berbagai
kementerian yang menyelenggarakan kegiatan
masing-masing kementerian, pameran, dan pentas
kesenian. Humas PLN NTT
Ujung, rumah pintar Kanawa di Kampung Tengah, dan
Hotel Jayakarta yang menjadi tempat menginap Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono.
Manajer Leo Buntoro, yang membawahi Rayon Labuan
Bajo, didampingi Manajer Rayon FX. Suharto menguraikan,
PLN menyiapkan mesin genset sebagai cadangan pasokan
listrik pada tujuh titik kegiatan, yakni di hotel Jayakarta
genset 250 kW, Pantai Pede 250 kW, Pulau Komodo 40
kW, rumah jabatan bupati 40 kW, Bandara Komodo 100 kW,
Kantor Bupati Manggarai Barat 40 kW, dan rumah pintar
20 kW.
Selain itu, PLN secara langsung mengecek kondisi
genset milik hotel yang menampung tamu-tamu yang
menghadiri puncak acara Sail Komodo 2013. Di antaranya
genset 2 x 180 kW di Hotel La Prima, genset 320 kW di
Hotel Bintang Flores, genset masing-masing 100 kW di
Hotel Luwansa dan Hotel Silvia. Humas PLN NTT
Listrik LabuanBajo Melonjak
Atas - Bawah : Petugas PLN NTT memeriksa keandalan
pasokan listrik untuk Sail Komodo.
Humas PLN NTT
Humas PLN NTT
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
12/4012 Fokus Oktober 2013
Melihat keberhasilan program yang
dikhususkan bagi putra/putri warga
asli Papua yang memiliki potensi
dan prestasi di sekolah tapi dari sisi
ekonomi kurang mendukung, makaditetapkanlah hal itu menjadi program
yang kontinyu dilaksanakan. Sampai
saat ini, tercatat 145 peserta program
bimbingan belajar yang diprediksi
akan menjadi pemimpin dan generasi
penerus pembangunan di tanah Papua
pada masa depan.
Untuk memacu semangat dan
motivasi belajar, Direktur (Operasi
Indonesia Timur) Vickner Sinaga
menyerahkan beasiswa Rp 25 juta
bagi 10 siswa/siswi berprestasi diKantor PLN Wilayah Papua dan Papua
Barat di Jayapura, Kamis (19/9).
“Pemberian beasiswa bagi
mereka yang berprestasi tidak hanya
berakhir di tingkat SMA selama
mereka mengikuti program bimbingan
belajar, tapi PLN juga akan terus
memantau ke-145 peserta ini hingga
mereka masuk ke jenjang perguruan
tinggi. Jika ada yang kuliah di
jurusan seperti teknik elektro, teknik
sipil, hukum, dan keuangan yang
dibutuhkan tidak hanya di PLN tapi
juga di semua instansi, maka PLN siap
memberikan beasiswa hingga mereka
menyelesaikan pendidikannya. Tentu
jika mereka memenuhi persyaratan.
PLN ingin memberikan kesempatan
bagi bibit-bibit unggul SDM asli Papua,
khususnya dari ras Melanesia untuk
dapat meraih masa depan yang lebih
baik lagi,” tegas Vickner.
John Agus Rumbino, salah satu
pengajar dalam kegiatan bimbingan
belajar menyampaikan, anak-anak asli
Papua memiliki potensi besar sertabutuh perhatian dan dukungan banyak
pihak untuk menjadikannya SDM
unggul.
“Mereka sangat membutuhkan
perhatian dan dukungan dari semua
pihak. Untuk itu, kami selaku pengajar
berterima kasih atas program CSR
PLN yang ikut memperhatikan masa
depan anak-anak kami,” ujar John
Agus Rumbino.
“Saya semakin termotivasi untuk
dapat menjadi yang terbaik dan meraih
cita-cita dengan adanya program
bimbingan belajar dan beasiswa
yang diberikan PLN. Kami mendapatkesempatan untuk belajar, belajar, dan
belajar dengan gratis, selain yang kami
peroleh disekolah.” Kegembiraan itu
diungkapkan Yafet Piter Dwemanser,
siswa penerima beasiswa dari kelas
11 SMAN 2 Jayapura yang bercita-cita
menjadi insinyur.
Pada pelaksanaan tahun 2012
lalu, dari 112 peserta bimbingan
belajar yang ikut pada kelas ujian
akhir, semuanya berhasil lulus dan
meraih nilai di atas rata-rata kelulusanProvinsi Papua. Tercatat, 15 peserta
berhasil masuk ke perguruan tinggi
negeri di Pulau Jawa, 2 orang
menjadi praja IPDN, 3 orang menjadi
taruna Akademi Militer dan Akademi
Kepolisian, serta 30 peserta lainnya
masuk ke Universitas Cenderawasih
Jayapura dan perguruan tinggi terbaik
yang ada di Papua.
Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
Buat “Mengkilat” Pendidikan PapuaSejak 2012-2013, program corporate social responsibility (CSR) PLN
melalui program bimbingan belajar mampu “mengkilatkan” pendidikan
di Papua dan Papua Barat.
Asisten 3 Pemkot Jayapura Hanok Wambukomomenyerahkan beasiswa bagi siswa/siswi
berprestasi asli Papua.
NASIONAL
Vickner Sinaga (tengah) dengan para penerima beasiswa.
Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
13/40Fokus Oktober 201313
Direktur (Operasi Indonesia Timur)
Vickner Sinaga mengharapkan,
pengerjaan proyek pembangkit non
BBM ini dapat lebih dipercepat, karena
PLN memiliki target mengurangi
penggunaan BBM untuk kebutuhan
pembangkit.
“Kita harus bekerja cepat. Jika
PLTGB dan PLTU di Sanggau ini
semakin cepat beroperasi, maka akan
menjadi salah satu wujud nyata upayaPLN mengurangi penggunaan BBM
untuk pembangkit,” tegas Vickner
Sinaga saat mengunjungi proyek
tersebut, Jumat (23/8).
Arif Nurhadi dari Unit Pelaksana
Konstruksi PLTU Kalbar III mengatakan,
PLTU Sungai Batu ditargetkan masuk
ke sistem kelistrikan Sanggau pada
minggu kedua Oktober 2013. Hingga
Juni 2013, pembangunan PLTU
Sungai Batu sudah mencapai 90,24%.
“Saat ini kami terus melakukan uji
coba atau commissioning masuk ke
sistem kelistrikan Sanggau,” jelasnya.
“Dengan akan beroperasinya
PLTGB Tayan dan PLTU Sungai Batu,
diharapkan PLN dapat menekanbiaya operasional pembangkit akibat
penggunaan pembangkit non BBM
tersebut. Biaya pokok produksi
mesin pembangkit PLTD di Sanggau
mencapai Rp 3.100/kWh, sementara
jika menggunakan batubara menjadi Rp 800/kWh,” tambah Manajer
Area Sanggau Hendrik Erig yang
mendampingi Vickner dan GM PLN
Wilayah Kalimantan Barat Hot Martua
Bakara.
Lebih lanjut Hendrik memaparkan,
kehadiran PLTGB dan PLTU di
Sanggau membuat PLN siap
memenuhi permintaan energi listrik
dari perusahaan yang bergerak di
bidang agro industri, terutama yang
berada di wilayah Tayan. Industri
itu meliputi industri tepung tapioka,
karet, dan pengolahan untuk oksigen.
“PLN siap memasok listrik untuk
memenuhi kebutuhan agro industri di
daerah Tayan yang mencapai 7 MW,”
tegasnya. Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
Hela Pembangkit
di SanggauDi Kabupaten Sanggau terdapat dua proyek
pembangkit listrik baru non BBM, yakni pusat listrik
tenaga gasifkasi batubara (PLTGB) di Kecamatan
Tayan Hilir berkapasitas 6 Mega Watt (MW) dan pusat
listrik tenaga uap (PLTU) 2 x 7 MW di Sungai Batu,
Kecamatan Kapuas yang saat ini hampir rampung.
NASIONAL
Vickner Sinaga mengunjungi pembangkit
di Sanggau.
Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
14/4014 Fokus Oktober 2013
NASIONAL
SBY memang meresmikan beroperasinya empat pusat
listrik tenaga uap (PLTU) dengan total kapasitas 2.550 MW.
Masing-masing PLTU 1 Jawa Timur Pacitan (unit 1 dan 2
kapasitas 2 x 315 MW), PLTU 2 Jawa Timur Paiton (unit
9 kapasitas 1 x 660 MW), PLTU 1 Jawa Tengah Rembang
(unit 1 dan 2 kapasitas 2 x 315 MW), PLTU 3 Banten Lontar
(unit 2 dan 3 kapasitas 2 x 315 MW). Peresmian dipusatkan
di Pacitan, Jawa Timur, Rabu (16/10).
“Terimakasih pada PLN yang sudah membangun
PLTU di tempat kelahiran saya. Ini bisa sangat membantu,
karena PLTU yang diresmikan merupakan bagian dari hasil
kemajuan,” kata Presiden.
Sementara Direktur Utama PLN Nur Pamudji dalam
sambutannya menjelaskan, keempat proyek PLTU itu
sangat strategis untuk memperkuat pasokan listrik ke sistem
kelistrikan Jawa-Madura-Bali yang telah terinterkoneksi.
Beban puncak tertinggi pada sistem kelistrikan Jawa-
Madura-Bali mencapai 22.381 MW yang terjadi pada 25September 2013. Alhasil, kini pasokan listrik ke sistem
Jawa-Madura-Bali memiliki cadangan cukup.
“Keempat proyek PLTU tersebut bagian dari program
percepatan pembangunan pembangkit listrik menggunakan
bahan bakar batubara, dengan total kapasitas 10.000 MW.
Program percepatan pembangunan pembangkit yang
dikenal dengan sebutan fast track program tahap 1 atauFTP-1 itu tugas PLN sesuai Peraturan Presiden RI No. 71
tahun 2006,” papar Nur Pamudji.
Proyek FTP-1 hingga saat ini hampir 80 persen
rampung. Sebanyak 20 persen sisanya akan diselesaikan
hingga akhir tahun ini dan tahun depan. Dari total kapasitas
proyek PLTU sebesar 10.000 MW, 60 persen berada di
Jawa dan 40 persen ada di luar Jawa.
Untuk mendukung keandalan pengoperasian PLTU
Pacitan, PLN melalui anak perusahaan PT Bahtera
Adhiguna (BAg)telah menyiapkan kapal baru jenis small
handy berkapasitas 20.000 ton yang diberi nama KM Intan
Baruna. Kapal yang dibuat di galangan Jepang tahun 2013
ini mempunyai panjang 161 m, lebar 27 m, tinggi 13,5 m,
dan kecepatan maksimum 14 knot.
“Kapal ini dibeli BAg yang menyediakan transportasi laut
batubara. Operasi perdananya pemuatan batubara PT Bukit
Asam dari Panjang ke PLTU Pacitan. Selain dioperasikan
ke PLTU Pacitan, kapal ini juga dapat digunakan untuk
memasok batubara ke PLTU Lontar, PLTU Labuan, dan
PLTU Suralaya,” papar Dirut BAg Bima Putrajaya.
Agus Trimukti / Humas PLN Pusat
Kapasitas
Listrik JamaliNaikPresiden Susilo Bambang
Yudhoyono menyempatkan diri
mudik ke kampung halamannya
di Pacitan, Jawa Timur. Tapi ini
bukan sembarang mudik, lantaran
seiring itu kapasitas listrik di Jawa-
Madura-Bali (Jamali) makin melejit.
Agus T rimuk t i / Humas PLN Pusat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
15/40Fokus Oktober 201315
NASIONAL
Peserta didampingi KomisarisBesar Polisi Ngurah Rahardja
melakukan riset ke PLN Pusat.
Diterima Direktur (Niaga, Manajemen
Risiko dan Kepatuhan) Harry Jaya
Pahlawan serta Direktur (SDM
dan Umum) Eddy D. Erningpraja,
keempat peserta Sespimti Polri itu
mengupas habis kegiatan PLN yang
bersinggungan dengan masyarakat,
Jumat (13/9).
Harry mengatakan, wilayah kerja
PLN seperti halnya Polri, cukup
luas. Salah satu tolak ukur kinerja
PLN adalah seberapa besar rasio
elektrikasi atau seberapa banyak
masyarakat yang telah disambung
listrik oleh PLN.
“Saat ini, rasio elektrikasi baru
mencapai 75%. Artinya, baru 75%
masyarakat Indonesia tersambung
listrik PLN. Persoalan kelistrikan
adalah persoalan bangsa. Jika suatu
daerah belum terlistriki, maka tanggung
jawab pemerintah daerah dan pihak
lainnya untuk melistriki daerah itu. Jikatidak bisa, baiknya pemerintah daerah
membuka jalan masuk ke daerah
itu agar PLN lebih mudah menarik
jaringan dan mengantar listrik ke
tengah masyarakat,” ujar Harry.
Eddy D. Erningpraja berpendapat,
jika suatu daerah telah terlistriki,
kemungkinan besar tingkat kriminalitas
menurun. Namun, dalam proses
melistriki suatu daerah, masih terjadi
polemik masalah sosial, khususnya
ketika membangun suatu proyek.
Tidak sedikit masyarakat menuntut
berbagai hal, karena wilayahnya
dilewati pembangunan proyek listrik.
Padahal proyek pembangunan listrik,
baik pembangkit maupun jaringan
kelistrikan ditujukan untuk kepentingan
bersama.
“Kalau kita lihat pedalaman
Papua, perubahan sosial budaya
di sana cukup drastis ketika listrik
masuk. Meskipun kami tidak menarik
jaringan, namun dengan teknologi
baru lampu SEHEN, masyarakat
Papua lebih bahagia. Mereka sangat
mendambakan setitik terang. Tapi di
perkotaan, tidak sedikit masyarakat
berdemo, karena wilayahnya dilewati
jaringan SUTET. Padahal, kami sudah
merencanakan sedemikian rupa agar
SUTET tidak mengganggu masyarakat
sekitar. Umumnya, permukiman
masyarakat muncul setelah jaringanSUTET berdiri. SUTET menjadi
masalah sosial tersendiri,” tutur Eddy.
Sementara Ngurah Rahardja
mengutarakan, kuliah kerja profesi
yang dijalani peserta tidak hanya
dilakukan ke PLN. Dua puluh peserta
Sespimti Polri disebar ke berbagai
instansi terkait sesuai bidangnya
masing-masing, seperti ke kedutaan,
YLKI, dan pengelola media massa.
Peri Irawan / D.K.
PLN Diriset Polri
Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-22 tahun 2013 Sekolah
Staf dan Pemimpin Tinggi (Sespimti) Kepolisian Repub-
lik Indonesia mengarahkan pesertanya untuk melakukan
kuliah kerja profesi ke PLN. Ada empat calon kapolda
dan pimpinan tinggi di Polri yang mempelajari bisnis
PLN. Mereka akan menganalisa cara PLN bersentuhan
langsung dengan masyarakat.
Eddy D. Erningpraja (kanan) menerima
cenderamata dari peserta Sespimti Polri.
Manajemen
PLN dan
peserta
Sespimti
Polri berbagi
pengalaman.
Agus Trimuk ti / Humas PLN Pusa t
Agus Trimukti / Humas PLN Pusat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
16/4016 Fokus Oktober 2013
NASIONAL
“Artinya, penggunaan pembangkit listrik dari bahan
bakar fosil sangat tinggi : mencapai 88 persen. Sementara
EBT baru 12 persen : listrik yang dihasilkan pembangkit
hydro baru 7 persen, geothermal dan lainnya baru 5 persen.
Ini tantangan untuk terus meningkatkan pemanfaatan EBT
ke depan,” ujar Kepala Divisi Energi Baru Terbarukan
Mochamad Sofyan di hadapan wartawan yang mengikutiworkshop “Komitmen PLN dalam Pengembangan Energi
Terbarukan”, Kamis (19/9) di PLN Pusat, Jakarta.
Sejalan dengan misi pemerintah menurunkan tingkat
emisi dari sisi kelistrikan, pemanfaatan EBT dinilai cukup
penting agar faktor emisi untuk kelistrikan terus menurun.
Saat ini, faktor emisi untuk kelistrikan berada pada angka
0,762 kgCO2/kWh. Pada 2021, diproyeksikan menurun jadi
0,724 kgCO2/kWh. Guna mewujudkan pemanfaatan EBT
untuk listrik menjadi 20 persen pada tahun 2021, setidaknya
PLN harus membangun pembangkit dari energi non fosil
hingga 12.900 MW.
“Dalam perencanaan tahun 2012
hingga 2021, Indonesia akan membangun
pembangkit tambahan hingga 57 ribu MW
atau harus menginventasi USD 77,3 miliar.
Pembangkit yang akan dibangun PLN 53
persen dan swasta 47 persen. Sementara
pembangunan pembangkit EBT hanya
menambah 6.300 MW,” katanya.
Fokus utama PLN dalam memanfaatkan
EBT adalah hydro, geothermal, bio energy,
dan surya. PLN melihat, prospek bio
energy cukup tinggi di Indonesia. Kendati
yang direncanakan 450 MW saja, namun
diyakini bisa melampaui target. Karena jika
dibandingkan, pembangunan pembangkit
hydro dan geothermal membutuhkan waktu
hingga 7 tahun, sementara pembangkit listrik tenaga surya
membutuhkan investasi cukup mahal.
“Bio energy bisa dikembangkan oleh community based
development . Bahan bakarnya mudah didapat, seperti
minyak sawit, sampah, tongkol jagung, dan sebagainya.
Saat ini sudah masuk dari pembangkit swasta untuk bio
energy sebesar 80 MW,” papar Sofyan.
Bersama para awak media, Sofyan juga menggali
tantangan-tantangan besar yang dihadapi dalampengembangan EBT di Indonesia. Di antaranya,
diperlukan peraturan untuk menyederhanakan proses izin
menggunakan kawasan hutan buat pengembangan EBT.
Izin oleh pemerintah daerah diterbitkan melalui prosedur
standar dan sesuai dengan kebijakan/rencana energi
nasional.
Kemudian, pengembang proyek yang berpengalaman
dan berkualitas merupakan kunci keberhasilan
pengembangan EBT. Proses P/Q, kualitas laporan FS yang
baik, dan peningkatan kapasitas untuk konsultan lokal juga
sangat diperlukan. Peri Irawan / D.K.
Peri Irawa
EBT Nan MenantangJutaan kilo liter bahan bakar mi-
nyak (BBM) terpaksa dibakar PLN
untuk melistriki daerah remote
area, 21 persen gas alam “ditelan”
dan 44 persen batu bara “dilahap”
pembangkit-pembangkit non ener-
gi baru terbarukan (EBT) milik PLN.
Mochammad Sofyan (tengah) dicecar berbagai pertanyaan oleh wartawan.
Irwanto / Humas PLN Pusat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
17/40Fokus Oktober 201317
Pekan olah raga pegawai PLN menyambut HariListrik Nasional (HLN) ke-68 tanggal 27 Oktober 2013
dipusatkan di Sport City Jakabaring Bumi Sriwijaya,
Palembang. Pembukaannya digelar Jumat (4/10).
“Kita berbagi pengalaman, mempererat tali silaturahmi
dan rasa kekeluargaan yang tinggi untuk mencapai
kesuksesan dan menjunjung PLN Satu. Selamat
bertanding dengan semangat dan jiwa sportivitas yang
tinggi, raih kemenangan untuk mengukir prestasi,” kata
Nonot Suharyono dari P2K Jaringan Sumbagsel selaku
inspektur upacara yang mewakili Direksi PLN.
Pada POR kali ini, dipertandingkan beberapa
cabang olah raga di sejumlah kota.Palembang mempertandingkan cabang
tenis lapangan dan tenis meja (4-
6/10), bola voli di Pontianak (7-10/10),
dan futsal di Balikpapan (7-10/10).
Sementara bulutangkis digelar di
Batam (3-6/10), Jakarta menjadi tuan
rumah cabang basket (7-8/10) dan bridge
(18-20/10).
Juara POR HLN 2013Tenis Lapangan
1. S2JB
2. Indonesia Power
3. Makasar dan Suluttenggo
Bulutangkis
1. Indonesia Power
2. P3B Jawa Bali
3. Pembangkitan Jawa Bali
serta Distribusi Jakarta dan Tangerang
Tenis Meja
1. Indonesia Power
2. Distribusi Jawa Barat dan Banten3. PJB dan Wilayah Sulselrabar
Bola Voli
1. Wilayah Suluttenggo
2. Distribusi Jakarta dan Tangerang
3. Indonesia Power
Futsal
1. KIT SBU
2. Wilayah Sumut
3. Wilayah Kalselteng
Junjung PLN Satu
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
18/4018 Fokus Oktober 2013
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 5 tahun
2006 tentang Kebijakan Energi Nasional , pemerintah
menargetkan pemanfaatan energi listrik dari panas bumi
pada tahun 2025 bisa mencapai 9.500 MW atau 5% dari
konsumsi energi nasional.
Direktur (Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan) Nasri
Sebayang mengatakan, PLN secara korporasi memiliki
komitmen tinggi untuk meningkatkan pemanfaatan energi
panas bumi buat pembangkit listrik.
“Komiten PLN dalam mengurangi penggunaan BBM
bagi pembangkit diesel di antaranya dengan meningkatkan
penggunaan energi baru dan terbarukan, seperti panas bumi,
air, bio diesel, biomassa, dan surya,” ujar Nasri Sebayang,Senin (30/9), saat menghadiri APEC Conference On Clean,
Renewable & Sustainable Use of Energy (APCRES) 2013,
yang dibuka Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo di
Nusa Dua, Bali.
“PLN sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam
pemanfaatan energi baru dan terbarukan, terutama panas
bumi. Kami telah menjalin kerja sama dengan sejumlah
pihak, terutama para pengembang panas bumi di Indonesia
untuk terus meningkatkan kapasitas pembangkit panas
bumi,” lanjut Nasri.
Saat ini, total kapasitas pembangkit listrik tenaga
panas bumi (PLTP) yang dioperasikan PLN maupun
swasta (independent power producer ) sebesar 1.314 MW.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
meminta PLN dan investor dalam maupun luar negeri untukbersama-sama berkomitmen mengoptimalkan potensi
panas bumi yang tersedia begitu besar di Indonesia.
“Indonesia dianugerahi banyak potensi energi baru
dan terbarukan. Kita harus lebih fokus meningkatkan
pemanfaatannya untuk kebutuhan pembangkit listrik, di
antaranya panas bumi,” tegas Susilo Siswoutomo.
APCRES 2013 bagian dari kegiatan KTT APEC 2013.
Pesertanya, selain berasal dari anggota APEC, juga datang
dari sejumlah praktisi dan profesional di bidang energi baru
dan terbarukan. Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
Membidik Panas BumiPemerintah berharap, potensi
energi baru dan terbarukan, seperti
panas bumi atau geothermal dapat
dimanfaatkan optimal semua
pihak untuk memenuhi kebutuhan
pembangkit listrik di Indonesia.
NASIONAL
Susilo Siswoutomo (kiri) berbincang dengan peserta APCRES,
salah satunya GM PLN Bali Ida Bagus Mardawa (dua dari kiri).
Der maw an Uloli / Humas PLN P
D.K.
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
19/40Fokus Oktober 201319
NASIONAL
Memasuki usia ke-13, anak perusahaan PLN penyedia jasa jaringan dan
layanan telekomunikasi, Indonesia Comnet Plus (Icon+), dinilai semakin progresif
dalam memberikan prot. Tilik saja. Pada 2011, pendapatan Icon+ hanya Rp
700 miliar. Namun pada 2012, mampu menembus Rp 1 triliun. Ditargetkan pada
2013, revenue meningkat antara 30-40%.
Pendapatan ini, diakui Direktur Utama Icon+ Muhammad Buldansyah, 45 %
ditunjang dari bisnis dengan induknya PLN, dan 55% dari perusahaan publik
di luar PLN. Selama 13 tahun melayani jaringan ber optik di Indonesia, Icon+
tidak hanya mendukung jaringan telekomunikasi di PLN sebagai perusahaan
induknya, namun juga beberapa perusahaan publik seperti bank, manufacturing ,
dan perusahaan telekomunikasi lain.
Tentu saja, Icon+ selalu memberikan layanan berkualitas pada setiap
pelanggan. Muhammad Buldansyah optimis, pihaknya dapat memenuhi tuntutan
pelanggan yang tidak sekedar pada connectivity , tapi juga memberikan kualitas
dan dukungan layanan yang bermanfaat jangka panjang bagi pelanggan.
Terlebih, dengan tagline baru : “We Speak Beyond Connectivity ” serta
keunggulan jaringan ber optik yang dapat menjangkau hingga daerah terpencil,
Icon+ merasa bisa terus meningkatkan kontribusinya dalam perkembangan
telekomunikasi di Indonesia.
“Kami tetap memegang teguh komitmen. Kami akan meningkatkan jangkauan,kualitas, dan dukungan layanan. Ke depan, Icon+ siap menjadi partner strategis
bagi perusahaan pengguna layanan jaringan berbasis ber optik ke segmen
yang lebih luas, seperti penyedia layanan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dan konten, termasuk kerja sama infrastruktur dengan penyelenggara
telekomunikasi di Indonesia,” ujar Danny, sapaan akrab Muhammad Buldansyah.
Rencananya, lanjut Danny, Icon+ akan melakukan investasi sebesar Rp 600
miliar yang salah satunya disalurkan untuk memperluas coverage area Icon+,
serta melahirkan berbagai layanan baru, seperti layanan komunikasi data yang
semakin penting dalam dunia komunikasi. Dalam waktu dekat, Icon+ pun akan
mengeluarkan produk layanan data center bernama ICONCloud.
Sementara Direktur Niaga Icon+ Hikmat Drajat mengatakan, selama 13 tahun
Icon+ berdiri, terjadi 3 transformasi bisnis, khususnya untuk PLN related services.
Pada gelombang pertama, Icon+ berfungsi sebagai network provider , dimana
landasannya jaringan telekomunikasi berbasis ber optik. Pada gelombang
kedua, Icon+ bertransformasi menjadi content provider atau application provider
untuk PLN, seperti APKT dan AP2T. Dan gelombang ketiga adalah process
bussiness provider , penyediaan manage services dalam proses bisnis PLN,
yaitu pelayanan Contact Center 123, dimana end to end telah melayani proses
bisnis, bukan lagi aplikasi.
“Icon+ tumbuh bersama PLN sebagai landasan bisnisnya, sehingga ketika
penetrasi keluar Icon+ lebih kompetitif, karena kualitas orang-orangnya sudah
teruji akibat PLN harus mempunyai service level agreement yang tinggi,” ucap
Hikmat. Peri Irawan / D.K.
1Triliun
Meraup“Revenue”
Direksi dan Dewan Komisaris Icon+
berfoto usai memberikan keterangan
pers ulang tahun ke-13 Icon+.
Peri Ira wan / D.K.
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
20/4020 Fokus Oktober 2013
NASIONAL
Keberhasilan menggeluti jasa konsultansi enjiniringtelah membangkitkan semangat manajemen PT PrimaLayanan Nasional Enjiniring (PLN E) untuk melebarkansayap bisnisnya. Terbukti, anak perusahaan PLN yangawalnya hanya mengandalkan jasa konsultansi enjiniringini kini mampu merambah berbagai kegiatan bisnis baru diusianya yang memasuki tahun ke-11.
Dalam beberapa tahun terakhir, PLN E banyak menjajakiteknologi baru di sektor ketenagalistrikan. Yang palinganyar adalah pembangunan pembangkit termal modularpengganti diesel (PTMPD), dengan teknologi baru sebagai
alternatif pengganti diesel. “Di tahun 2013, PLN E mendapat penugasan dari PLN
untuk membangun PTMPD di 60 lokasi. Sebagai langkahawal, kami sudah mulai mempersiapkan pembangunansatu unit PTMPD dengan kapasitas 1,2 MW di Nias Utara,Sumatera Utara, sebagai pilot project ,” ujar Dirut PLN E,Zainal Abidin Sihite. PLN E juga merencanakan membangunPTMPD berkapasitas 3,5 MW di Sorong Selatan, Papua,bekerja sama dengan Perum Perhutani untuk kebutuhanpabrik sagu. Ini bagian pengembangan di Indonesia bagiantimur.
Kegiatan lain adalah engineering services pembangunan3 PLTU besar, yakni Parit Baru (2 x 50 MW), Takalar (2 x100 MW), dan Pangkalan Susu-Extension (2 x 200 MW).
Pembangunan ketiga PLTU baru ini menerapkan skemabisnis berbeda, yaitu PLN E menjadi consultant leader pihak asing maupun lokal. Pola ini akan menjadi mediapeningkatan skill enjinir PLN dalam pembangunan sistemketenagalistrikan. Selama ini, kegiatan konsultansi dankonstruksi dilakukan enjinir non PLN, sementara enjinir PLNhanya menjadi supervisor atau pendamping (counterpart ).
Kegiatan ketiga PLN E adalah melakukan enjiniring dansupervisi konstruksi pembangunan instalasi compressednatural gas (CNG) di Sei Gelam, Jambi. Selanjutnya, PLNE ditugaskan menjadi pelaksana atau operator operationand maintenance (O&M) instalasi tersebut. Teknologi CNGterbilang baru, dan Indonesia negara pertama di dunia yangmengoperasikan teknologi ini.
Pengalaman PLN E dalam bisnis ini bisa menjadi lessonlearned bagi PLN ke depan dalam mengoperasikan CNG.Pembangunan instalasi CNG Sei Gelam berlangsung sejak2012 dan dijadwalkan beroperasi akhir triwulan 3 tahun2013. Instalasi CNG akan memasok pembangkit listriktenaga mesin gas (PLTMG) dengan kapasitas 80 MWkhusus pada beban puncak, sehingga dapat memperkuatsistem kelistrikan di Jambi.
“Ketiga kegiatan tersebut kesempatan bagi PLN Euntuk meningkatkan kompetensi dan skill serta pengalamandalam proyek-proyek yang ditangani,” ujar Zainal AbidinSihite, yang lebih akrab disapa ZAS.
Melebarkan
Sayap Bisnis
Zainal Abidin Sihite
Peri Irawan
PLN E juga tengah menggarap beberapa proyekenjiniring dan pembangunan pembangkit listrik tenagasurya (PLTS) di beberapa lokasi, di antaranya di PulauSaumlaki dan Pulau Dobo di wilayah Maluku. Terobosanlain di luar jasa enjiniring adalah membangun pabrikswitch gear di Indonesia. Jika pabrik telah beroperasi,produknya diprioritaskan untuk dipasarkan di dalamnegeri guna memenuhi kebutuhan pembangunan sektorketenagalistrikan.
Untuk mematangkan rencana itu, pada Mei 2013ditandatangani joint venture agreement (JVA) dan
shareholder agreement (SHA) antara PLN E dengan CGPower sebagai mitra. Peluang ini basic income yang dapatmenghasilkan potensi revenue secara berkesinambunganbagi PLN E.
Mendukung Misi Holding PLN E yang didirikan 3 Oktober 2002 saat ini menjadi
perusahaan jasa konsultansi enjiniring ketenagalistrikanyang cukup sukses. Meski berusia muda, pertumbuhannyacukup pesat serta memiliki pemikiran, rencana besar,dan terobosan baru dalam mengembangkan bisnisnya.Kinerja keuangan PLN E tahun 2012 menggambarkanperkembangan signikan, dengan perolehan revenue Rp 202 miliar. Kinerja ini menjadi dorongan kuat bagi
seluruh jajaran manajemen PLN E untuk terus mendukungmisi holding PLN Pusat dalam membangun sektorketenagalistrikan.
Untuk menyukseskan bisnisnya, PLN E bertumpupada tiga pilar utama : “People,
Process, Technology ”.PLN E didukungbanyak enjinir senior
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
21/40Fokus Oktober 201321
yang membawa sejuta pengalamandan ratusan enjinir muda berbakatyang dipersiapkan untuk menyerapilmu dari para seniornya, denganknowledge transfer melalui prosescoaching dan mentoring. Saat ini, PLNE didukung 158 enjinir.
Pilar lain penopang PLN E adalah
kelengkapan sarana pendukung (tools)yang meliputi hardware dan software ITup-to-date untuk menunjang pekerjaanenjiniring dan merupakan pilarteknologi PLN E. Aplikasi IT yang telahdibangun untuk menunjang aktivitasPLN E antara lain project integratedmonitoring application (PRIMA),human resources information system (HRIS), knowledge management ,business travel (perjalanan dinas),document management .
Berbekal tiga pilar itu, PLN Emengembangkan bisnisnya dengan
menyediakan solusi enjiniringterpadu di bidang ketenagalistrikan,seperti EPC, IPP, O&M. Denganbekal pengetahuan dan pengalamanenjiniring selama 11 tahun terakhir, PLNE diharapkan mampu mewujudkanmisinya secepat mungkin, yaitu“Menjadi Perusahaan EnjiniringKetenagalistrikan Terkemuka di Asiayang Tumbuh dan Berkembang danMemenuhi Harapan Stakeholders”.PLN E sejak September 2013 memangmemulai kiprah di Asia melalui kegiatanenjiniring pembangunan PLTU 2 x 100
MW di Myanmar. PLN E saat ini dinahkodai Zainal Abidin Sihite (Direktur Utama),Tonny Sarief (Direktur Enjiniring),Edward Siagian (Direktur Pemasarandan Pengembangan Usaha), sertaBurhanuddin (Direktur Keuangandan SDM). Dalam waktu dekat, anakperusahaan PLN ini juga akan go
public, dengan melakukan penawaranumum perdana (PUP) atau initial
public offering (IPO).Kemajuan PLN E dalam hal bisnis,
kapabilitas, kapasitas, dan kompetensi
bukan hanya bermanfaat bagi dirinyasemata, tapi juga berdampak materildalam meng-escort rencana-rencanainvestasi PLN, khususnya terkaitpengembangan pembangkitan danpenyaluran tenaga listrik. “TujuanPLN membentuk anak perusahaanuntuk membantu pencapaian visidan misi perusahaan. Sebagaianak perusahaan, PLN E akanterus mendukung dan memberikankontribusi semaksimal mungkin,”tegas ZAS. Tutang Wien
“Perjalanan Menuju Perusahaan Pembangkitan Tenaga Listrik KelasDunia”. Inilah tema perayaan ulang tahun ke-18 PT Indonesia Power (IP)
sebagai pengingat seluruh rangkaian keberhasilan dan prestasi selama ini,
juga penanda komitmen, kerja keras, dan perbaikan terus menerus.
“Selama 18 tahun, kompetensi insan-insan IP mendapatkan pengakuan
dari pihak luar. Terbukti, IP selalu meraih hasil di atas rata-rata dari seluruh
kegiatan kompetensi inovasi di lingkungan PLN. Bahkan pada beberapa
penyelenggaraan lomba inovasi, IP mampu menjadi peserta terbaik dan
mengantarkan perusahaan sebagai juara umum lomba karya inovasi PLN
tingkat nasional,” ungkap Direktur Utama IP Djoko Hastowo.
Kado istimewanya, IP menyabet sertikat PAS 55 dari London-Inggris
untuk lima unit kerjanya, yaitu Unit Kantor Pusat IP, Unit Bisnis Pembangkitan
(UBP) Suralaya-Banten, UBP Priok-Jakarta, UBP Saguling-Jawa Barat,
UBP Kamojang-Jawa Barat, dan UBP Mrica-Jawa Tengah. Keberhasilan
memenuhi standar mutu internasional ini membuat IP diberi tugas oleh
induknya, PLN, untuk mengoperasikan sekaligus enam unit pembangkit di
luar Jawa Bali.
Masing-masing operation and mainternance (O&M) PLTU Pangkalan
Susu 2 x 220 MW di Sumatera Utara, PLTU Barru 2 x 50 MW di Makassar,
PLTU Sanggau 2 x 7 MW di Kalimantan Barat, PLTU Jeranjang 25 MW, PLTU
Ambon 2 x 7 MW, dan PLTU Haultecamp 2 x 7 MW di Jayapura.
Menurut Direktur Niaga Antonius RTA, penugasan ini menuntut insan IP
untuk bertindak cekatan dengan rencana yang baik. “Ini agar perusahaan tidak
mengecewakan pemegang saham yang telah memberikan kepercayaan.
Penugasan O&M merupakan tantangan dan wahana yang baik bagi IP
untuk dapat mengaktualisasikan diri dalam bidang O&M. Penugasan ini bisa
dimaknai sebagai momentum yang bagus dalam meningkatkan produktivitas
pegawai,” ujar Antonius.Saat ini, IP mengelola unit pembangkit listrik pada sistem kelistrikan Jawa-
Madura-Bali dengan kapasitas terpasang 8.935,86 MW serta unit pembangkit
lain di luar Jawa dengan kapasitas terpasang 102 MW. Semuanya dikelola
9 unit bisnis pembangkitan dan jasa pemeliharaan serta anak perusahaan.
Selain itu, IP pun mengelola pembangkit program diversikasi energi (PDE)
tahap I melalui empat unit bisnis operasi dan pemeliharaan dengan kapasitas
3.220 MW.
Ke depan, IP dalam proyek kemitraan tengah mengembangkan usaha
untuk membangun PLTU Kaltim 2 x 27,5 MW dengan memanfaatkan sumber
daya batubara lokal (mulut tambang). Juga membangun PLTA Rajamandala
47 MW yang memanfaatkan energi baru terbarukan di Jawa Barat. Ada juga
pengembangan WKP Tangkuban Perahu 2 x 55 MW dengan memanfaatkan
potensi panas bumi di Jawa Barat. Tidak ketinggalan memanfaatkan potensi
aliran sungai di wilayah Jawa Tengah dengan membangun PLTM Lambur 2 x
4 MW, PLTM Harjosari 2 x 3,3 MW, PLTM Gunung Wugul 2 x 1,5 MW, serta
beberapa pengembangan usaha lainnya. Peri Irawan / D.K.
Selalu di Atas Rata-Rata
Djoko Hastowo (tengah) dan Direksi Indonesia Power
memotong tumpeng pada perayaan ulang tahun ke-18
Indonesia Power.
Peri Irawan / D.K.
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
22/4022 Fokus Oktober 2013
NASIONAL
Penghargaan diserahkan dalam acara Brand Champions Public Service
yang diselenggarakan MarkPlus Insight dan Majalah Marketeers di Hotel FourSeasons, Jakarta, Selasa (24/9).
Pada era dimana konsumen semakin pintar, instansi layanan publik kian
dituntut untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Semakin tingginya
kebutuhan masyarakat terhadap layanan publik yang profesional dan kebijakan
yang bermanfaat, mengharuskan instansi layanan publik di Indonesia terus
melakukan perubahan dan pembenahan, baik dalam pelayanan maupun
pembuatan kebijakan.
Atas dasar itulah, MarkPlus Insight kembali melakukan survei tentang
awareness, image, likeability , dan usefullness kebijakan instansi layanan publik
di Indonesia. Survei dilakukan pada medio September 2013 dengan melibatkan
700 responden masyarakat umum di enam kota besar : Jakarta, Surabaya,
Bandung, Semarang, Medan, dan Makassar.“Kami melakukan survei dengan menggunakan metode kuantitatif dan
random sampling melalui survei telepon terhadap 700 responden di 6 kota
besar di Indonesia. Survei bertujuan mengukur penilaian masyarakat terhadap
kebijakan dan layanan yang diterima dalam setahun terakhir,” ujar Tauk, Chief
Operating Ofcer of MarkPlus, Inc.
Kemudahan mendapatkan layanan listrik berupa sambung baru dan
perubahan daya serta adanya layanan online yang disajikan PLN melalui
sejumlah channel seperti Contact Center PLN 123 dinilai responden sebagai
layanan yang membantu mereka berinteraksi dengan PLN. Faktor-faktor inilah
yang membuat PLN mencetak penghargaan ganda. Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
Double Winners
Penghargaan kembali
diraih PLN. Kali ini
PLN mendapatkan
dua penghargaan
emas untuk kategori
State Owned
Enterprise sebagaiMost Trusted Public
Institution dan Most
Valuable Policy Of
Public Institution.
Anton Suprapto Adi (dua dari kanan)
mewakili PLN menerima penghargaan
Brand Champions Public Service.Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
23/40Fokus Oktober 201323
TRANSPARAN
Inilah tempat acara blogger bicara
PLN Bersih. Ibu muda asal Jakarta
Timur ini terlihat amat antusias
mengikuti lomba blog yang digagas
PLN bersama detikblog, sehingga
datang lebih awal ke launching lomba
blog PLN Bersih yang baru digelar
malam harinya.
Siti Lailah dan Wiret merupakan
blogger yang telah lama menulis
tentang lingkungan sekitar yang
mereka lihat. Wiret mulai ngeblog
tahun 2004. Sempat vakum menulis
blog lantaran kesibukan bekerja,
dia kembali mencoba membiasakan
menulis tentang energi baru terbarukan
dan sederet petualangannya. SitiLailah lebih aktif ngeblog tentang
kewanitaan dan rumah tangga.
Mendengar lomba blog PLN Bersih,
mereka mencoba menyentil PLN
dengan gaya bahasanya sendiri.
Lain dengan Win Sugiarti. Blogger
dari Kalimantan Barat ini mengikuti
lomba blog sekaligus menyampaikan
aspirasi langsung kepada petinggi
PLN agar tempat tinggalnya di pelosok
Kalbar segera dilistriki. Baik Siti Lailah,
Wiret maupun Win Sugiarti mengaku
baru pertama kali mengikuti lomba
blog PLN dan mendengar program
PLN Bersih. Kendati begitu, bersama
100 blogger dari Jabodetabek, Garut,
Magelang, Malang, Medan, Bandung,
Kalbar, dan sejumlah daerah lain,
mereka antusias mengikuti launching
lomba blog PLN Bersih.
Lomba blog PLN Bersih rangkaian
peringatan Hari Listrik Nasional ke-68
pada 27 Oktober. Tahun sebelumnya,PLN bersama detikblog mengadakan
kegiatan serupa bertema “Aku dan
PLN”. Kali ini, lomba bertema “Blogger
Dukung PLN Bersih” menyediakan
hadiah uang tunai total Rp 31 juta
untuk 68 pemenang. Uang tunai Rp 10
juta bagi 1 pemenang, @Rp 1 juta bagi
10 pemenang, @Rp 500 ribu untuk 10
pemenang, voucher listrik prabayar
@Rp 250 ribu untuk 10 pemenang,
serta voucher listrik prabayar @Rp
100 ribu untuk 27 pemenang. Sepuluhpostingan pertama yang masuk,
langsung mendapatkan hadiah
voucher listrik prabayar @Rp 100 ribu.
Manajer Senior Komunikasi
Korporat Bambang Dwiyanto
mengatakan, program PLN Bersih
dicanangkan PLN sejak tahun lalu
bekerja sama dengan LSM anti korupsi
Transparency International Indonesia
(TII) serta Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). PLN Bersih berfokus
pada dua hal, yaitu reformasi
pengadaan dan pelayanan pelanggan.
“Berdasarkan pemetaan PLN,
potensi terjadinya suap, gratikasi,
dan korupsi cukup besar pada dua
hal itu. Terlebih setiap tahun, PLN
menginvestasikan uang Rp 60 triliun.
Para blogger bisa menyampaikan
curhatnya tentang PLN Bersih, bisa
bercerita apakah petugas PLN masih
menunjukkan sinyal-sinyal tidak
baik,” ucap Bambang yang menjadi
narasumber bersama Dwi Kusnanto,
Manajer Bidang Niaga PLN DistribusiJakarta dan Tangerang.
Dwi Kusnanto mengungkapkan,
pada sisi pelayanan, PLN telah
mengubah sistem pelayanan. Dulu,
setiap pelanggan PLN jika berurusan
dengan pelayanan harus bertemu
petugas loket pelayanan, sehingga
bisa menimbulkan persepsi lain.
Namun saat ini, pelayanan PLN melalui
satu pintu, yaitu Contact Center 123.
Launching lomba blog PLN dihibur
artis ibukota Ussy Sulistiawaty yangmenyemarakkan suasana dengan
lagu andalannya “KLIK ”. Perwakilan
blogger dan manajemen PLN
memberikan cap tangan dengan tinta
merah sebagai simbol dukungan
blogger mewujudkan PLN Bersih.
Lomba blog berlangsung tanggal
4-27 Oktober 2013. Persyaratan dan
ketentuan bisa diakses melalui www.
blogdetik.com. Peri Irawan / D.K.
Klik! Blogger
Bicara (PLN) BersihSiti Lailah mengajak suaminya Wiret dan putra
tunggalnya Azka ke NUTZ Culture Sports Bar and
Lounge di kawasan mall Senayan City, Jakarta Selatan,
Jumat (4/10) sore itu.
Bambang Dwiyanto (kiri)
berdiskusi dengan Ussy
Sulistiawaty (tengah) dan
Dwi Kusnanto (kanan).
Peri Ira wan / D.K.
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
24/4024 Fokus Oktober 2013
INFO
Tanggal 1 Juli 2013, Kepala Pusat Enjiniring
Ketenagalistrikan Moch. Prayudianto meresmikan
pelaksanaan Competency Development Program for
Thermal Power Plant Engineering (CDP). Tujuannya untuk
meningkatkan kompetensi enjinir PLN Pusenlis yang
mayoritas enjinir muda dalam mendukung pembangunan
PLN, khususnya dalam bidang enjiniring pembangkit
termal. CDP berlangsung sampai Desember 2013, terdiri
atas training class yang meliputi 100 sesi pelatihan,
workshop, guided tour ke beberapa pembangkit termal
PLN, penyiapan design guide, dan diskusi teknis.
Humas PLN Pusenlis
Menyusul terjadinya gangguan teknis pada IBT 150
kV di GI Ungaran pada Selasa (3/9), PLN Distribusi JawaTengah dan DI Yogyakarta (DJTY) mengajak sejumlah
wartawan untuk melakukan site visit (kunjungan lapangan)
ke GI Ungaran dan APD Semarang, Kamis (12/9). Selain
memberikan kesempatan kepada media massa untuk
melihat langsung kondisi GI Ungaran, kunjungan juga untuk
memberikan penjelasan lebih akurat dan terperinci terkait
gangguan di IBT 150 kV GI Ungaran.
Humas PLN Distribusi Jateng dan DIY
Dongkrak Kompetensi Enjinir
Membuka Mata Jurnalis
Peduli terhadap lingkungan, PLN Wilayah Sumatera
Barat menyerahkan bantuan CSR tahap pertama berupabecak motor sampah kepada Kota Padang, Solok,
Bukittinggi, dan Payakumbuh. Penyerahan diawali dari
Kota Padang pada 16 Agustus 2013. Berturut-turut Solok,
Bukittinggi, dan Payakumbuh pada 20-22 Agustus 2013.
Pemerintah keempat kota tersebut sangat berterima kasih
dan mengapresiasi bantuan PLN. Humas PLN WSB
Untuk kali pertama, PLN Area Sanggau yang wilayah
kerjanya berbatasan langsung dengan negara jiran Malaysia
dikunjungi anggota Direksi PLN, yakni Direktur (Operasi
Indonesia Timur) Vickner Sinaga. “Merupakan sejarah dan
penghormatan bagi kami, karena akhirnya untuk pertama
kalinya kantor PLN Area Sanggau kedatangan Direksi PLN.
Meski berada di daerah yang jauh, kami bangga dikunjungi
Pak Vickner,” ujar Manajer PLN Area Sanggau Hendrik
Erig, Jumat (23/8). Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
Tebar Motor Sampah
Bangga Dikunjungi Direktur
Humas PLN Pusenlis
Humas PLN WSB
Humas PLN Distribusi Jateng dan DIY
Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
25/4025 Fokus Oktober 2013
TRANSPARAN
Tiga belas unit bisnis PLN telah ditunjuk menjadi pilot
project PLN Bersih. Mereka adalah PLN Wilayah Bangka
Belitung, PLN Wilayah Sumatera Utara, Unit Pembangkitan
Jawa Bali, PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang,
PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, PLN Distribusi Jawa
Tengah dan Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur, PLNDistribusi Bali, PLN Distribusi Lampung, PLN Pusdiklat, PLN
Jasa Sertikasi, PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan,
serta PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan.
Awal Oktober 2013, ke-13 unit bisnis itu diberikan
penilaian apakah unit bisnisnya berhak mendapatkan
predikat PLN Bersih? Senin (7/10) di PLN Pusdiklat-
Jakarta, tim examiner PLN Bersih yang terdiri atas Dadang
Trisasongko (TII), Muhammad Yani (YLKI), dan Bambang
Dwiyanto (PLN Pusat) memverikasi apakah PLN Pusdiklat
benar-benar telah mengimplementasikan inisiatif PLN
Bersih.
Menurut Kepala PLN Pusdiklat Suharto, sejak
bertransformasi menjadi corporate university , pihaknya
tidak hanya meningkatkan kinerja pegawai, tapi juga
meningkatkan performance unit bisnis terkait. PLN Corpu
bahkan mempunyai tugas menginternalisasi budaya
perusahaan seperti SIPP (saling percaya, integritas, peduli,
pembelajar). Pun PLN Corpu diminta untuk mendeseminasi
program dan nilai-nilai PLN Bersih.
“Dalam aktivitas pembelajaran, kami memiliki 4 ON.
Yaitu, on prosedur , on quality , on cost atau biaya terbaik,
dan on time. Saat ini, pembayaran honor dilakukan tidak lagi
dalam bentuk cash, tapi melalui transfer untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan. Juga penggunaan mess, tidak
gratis untuk pegawai PLN Pusdiklat,” ujar Suharto.
Sementara Dadang Trisasongko mengatakan,
assesment pilot project PLN Bersih untuk melihat progress atau memotret pelopor PLN Bersih dan lingkungan
sekitarnya, termasuk manajemen unit terkait dan vendornya.
Ada tiga area yang menjadi fokus pengukuran, yaitu risiko
integritas, implementasi PLN Bersih, serta integritas
pengadaan dan pelayanan.
“Ketiga area pengukuran merupakan data awal
(baseline) yang akan mencerminkan input, intervensi, dan
output program PLN Bersih. Unit bisnis berhak mendapat
predikat PLN Bersih jika memenuhi kriteria rendahnya
risiko integritas, tingginya implementasi PLN Bersih, dan
tingginya integritas pengadaan pelayanan,” kata Dadang.
Risiko integritas mempunyai bobot penilaian 25%,yang terdiri atas survei internal 10%, survei vendor 25%,
survei pelanggan 25%, dan penilaian examiner 40%.
Sementara implementasi PLN Bersih berbobot 50%. Terdiri
atas partisipasi 20%, integritas 40%, transparansi 20%,
dan akuntabilitas 20%. Adapun integritas pengadaan dan
pelayanan memiliki bobot penilaian 25%, yang terbagi atas
pengadaan 50% dan pelayanan 50%.
Di PLN Pusdiklat, enam orang pelopor PLN Bersih
berhasil melewati verikasi. Mereka dievaluasi kegiatan apa
yang sesuai atau tidak sesuai dengan rencana tindak lanjut
(RTL) yang disusunnya. Begitupun dengan manajemen dan
vendor PLN Pusdiklat, sigap menjawab pertanyaan para
examiner .
Hasil penilaian akan diumumkan setelah ketiga area
pengukuran dinilai komprehensif dan independen. Unit
yang memenuhi kriteria bakal diberi predikat PLN Bersih.
Penetapan unit kerja berpredikat PLN Bersih dilakukan
Dirut PLN pada Hari Listrik Nasional.
Namun jika di tengah jalan ada laporan berdasarkan
hasil pengawasan yang menggugurkan kriteria, maka
predikat itu akan segera dicabut atau diturunkan levelnya.
Penilaian PLN Bersih dilakukan berkala kepada seluruh unit
bisnis PLN.
Mengukur Kadar
Unit yang Bersih
Dadang Trisasongko (kiri) memverifkasi data PLN Pusdiklat bersama
Muhammad Yani (dua dari kanan) dan Bambang Dwiyanto (kanan).
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
26/4026 Fokus Oktober 2013
KINERJA
Kemudian diikuti pemberian Surat
Penugasan dari Menteri ESDM kepada
PLN untuk mengimplementasikan
pemanfaatan biodiesel pada PLTDyang dioperasikan PLN. Menurut
Manajer Senior Bidang Perencanaan
Energi Primer Chairani Rachmatullah,
pemerintah mengeluarkan kebijakan
agar industri segera beralih
menggunakan bahan bakar nabati
(biofuel), karena harga minyak dunia,
khususnya high speed diesel (HSD)
cukup tinggi di pasaran, terlebih
Indonesia harus mengimpornya.
“Tahun 2013, PLN harus
mengkonsumsi 7,5% bahan bakar
nabati dari total konsumsi HSD padapembangkitnya. Pada 2014, PLN
harus mengkonsumsi 21% bahan
bakar nabati dari total konsumsi HSD,”
ujar Chairani.
Bahan bakar nabati terdiri atas
biodiesel, bioethanol, pure plant
oil (PPO), dan lainnya. PLN telah
mengarahkan unit-unit pembangkitnya
untuk menggunakan PPO sebagai
bahan bakar.
Pasalnya, ada perbedaan
mendasar dari berbagai bahan bakarnabati tersebut. Misalnya, biodiesel
dengan PPO. Biodiesel atau biasa
disebut B100 adalah produk fatty
acid methyl ester (FAME) atau mono
alkyl ester yang dihasilkan dari bahan
baku hayati dan biomassa lain,
yang diproses secara esterikasi.
Sementara PPO adalah produk yang
dihasilkan dari bahan baku nabati
yang diproses secara mekanik dan
fermentasi.
“Secara harga, PPO lebih murah
ketimbang biodiesel. Memang untukpenggunaan pada pembangkit listrik,
PPO harus menambah heater , tapi
hitung-hitungan harga produksinya
tetap lebih murah menggunakan PPO
dibanding biodiesel,” ujarnya.
Sementara Krishna Mulawarman,
Senior Specialist II Program Strategis
SPKK mengatakan, PLN bersama
BPPT telah melakukan uji coba
penggunaan PPO untuk PLTD, dan
hasilnya cukup bagus. Bahkan,
beberapa sektor pembangkitan
yang mengoperasikan PLTD telah
menggunakan PPO untuk bahanbakarnya.
“Di Sektor Bandar Lampung,
hampir 80% PLTD-nya telah
mengkonsumsi PPO. Namun saat
ini dihentikan sementara, karena
sistem pengadaan PPO sedikit
berubah, sehingga tidak bisa cash
and carry lagi. Jika pengadaan PPO
nanti dibuat terpusat, akan lebih
memudahkan unit pembangkitan
untuk mengkonsumsinya. Saat ini,
kami tengah melakukan uji coba
penggunaan PPO untuk PLTG/
PLTGU. Diharapkan hasilnya cukup
bagus, karena konsumsi HSD untuk
PLTG lebih banyak dibanding PLTD,
yaitu sekitar 40% dari konsumsi HSD
PLN secara keseluruhan,” ungkap
Krishna.
Berdasarkan data SPKK
hingga September 2013, PLN
telah mengkonsumsi bahan bakar
nabati 2.088,45 kilo liter dari targetkonsumsi 71.301 kilo liter. Meskipun
demikian, Krishna yakin, target yang
diberikan pemerintah kepada PLN
akan segera tercapai jika uji coba
PPO untuk PLTG/PLTGU berhasil
dilakukan. Menurutnya, ada beberapa
pembangkit di Sumatera Utara, Riau,
dan Kalimantan Barat yang disiapkan
menggunakan PPO. Pasokan PPO
di ketiga tempat itu cukup berlimpah,
sehingga PPO untuk konsumsi
masyarakat tidak terganggu meski
PLN turut mengkonsumsinya.
Beberapa waktu lalu, Direksi PLN
mengeluarkan kebijakan agar semua
pembangkit yang mengkonsumsi
HSD diganti memakai PPO. Tapi,
tidak sedikit unit pembangkitan yang
masih menggunakan biodiesel
sebagai implementasi Permen No
25 Tahun 2013 tersebut. Ini karena
pasokan PPO belum stabil dan sistem
pengadaan PPO sedikit menyulitkan
unit pembangkitan.
“Kendala lainnya, jika pada
satu titik pusat pembangkitan listrik
terdapat PLTD, PLTG, dan pembangkitsewa, maka diperlukan penambahan
fasilitas penyimpanan atau tangki
serta pipa penyaluran. Pasalnya, jenis
bahan bakarnya berbeda, ada yang
menggunakan HSD, biodiesel, dan
PPO. Harga PPO yang terkadang
lebih tinggi dibanding harga ekspor
serta pasokan PPO belum stabil juga
membuat unit pembangkitan masih
ragu mengkonsumsi PPO,” ucap
Krishna. Peri Irawan / D.K.
Pure Plant Oil Lebih BagusAkhir Agustus lalu, Menteri Energi dan Sumber DayaMineral (ESDM) Jero Wacik mengeluarkan Peraturan
Menteri No. 25 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan
Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan
Bakar Lain.
Chairani Rachmatullah
Peri Irawan / D.K.
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
27/40Fokus Oktober 201327
NUSANTARA
Kini, kondisinya berbanding terbalik kendati baru melaksanakan Seiri (pemilahan), Seiton
(penataan), dan Seiso (pembersihan). Gudang sudah tertata rapi, mudah mencari barang
yang diperlukan lantaran sudah dikelompokkan dan diberi label, sehingga siapapun yang
akan mencari barang di gudang pasti mudah menemukannya. Alhasil, terciptalah “gudangswalayan”.
Percaya atau tidak, munculnya ide gudang swalayan akibat kondisi terdesak dikarenakan
tidak ada lagi kontrak PJTK, sementara Pelayanan Wiro Sableng 2-1-2 yang diluncurkan
DIROJB via BOD Notes tanggal 27 Februari 2013 mensyaratkan supaya bisa tercapai
pelayanan material harus siap.
Lalu, terpikir untuk menata kembali gudang supaya material mudah diambil, juga mudah
mengembalikan dan meletakkannya, sehingga tidak lagi diperlukan SDM banyak untuk
mengelolanya. Terlintaslah pemikiran : kenapa tidak dibuat saja ”gudang swalayan”?
Alasannya, pengambil barang pada umumnya adalah vendor yang mendapatkan surat
perintah kerja yang pasti mempunyai pasukan/tenaga untuk mengambil barang dan pengirim
barang adalah vendor atau pabrikan yang mengirim barang sekaligus dengan tenaga bongkar
muatnya. Petugas gudang tidak lagi diperlukan untuk melayani bongkar muat barang,
melainkan cukup melayani administrasinya saja.
Dalam pelaksanaannya kemudian dilengkapi sarana/prasarana layaknya sebuah swalayan
: harus ada trolley, loker tempat penitipan tas/jaket, barang terlihat dan jelas labelnya, serta
alat pelindung diri (helm, sarung tangan, safety shoes). Karena semua konsumen gudang
bisa masuk dan mengambil barang yang dibutuhkan, maka perlu keamanan dan pengawasan
ekstra. Dipasanglah CCTV di 7 titik : 6 titik di dalam gudang, 1 titik di luar gudang. Diperlukan
juga security / petugas keamanan dilengkapi peralatan metal detector untuk pengecekan
konsumen keluar dari gudang.
SOP- pun harus disiapkan supaya jelas alur proses dan penanggung jawabnya. Ada 3
SOP yang disusun, yaitu SOP pengambilan barang, pengiriman barang, dan pengembalian
barang. Semua SOP sudah dimasukkan ke ISO, sehingga mengubah instruksi kerja di
dokumen logistik. Humas PLN Area Surabaya Barat
Berantakan, berdebu
dan tak terurus. Mirip
gudang penampungan
barang rongsokan.Demikian kondisi
gudang material milik
PLN Area Surabaya
Barat sebelum
tersentuh tools 5S.
“Gudang Swalayan”Surabaya Barat
Salah satu gudang di PLN Area
Surabaya Barat telah tertata rapi.
Kondisi gudang PLN Area
Surabaya Barat sebelum ditata.
Humas PLN Area Surabaya Barat
-
8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin
28/4028 Fokus Oktober 2013
NUSANTARA
Mahasiswa Melek Listrik
Mereka ingin memperoleh informasi sahih kondisi
sebenarnya sistem kelistrikan Sumatera Barat dalam
rangka menyikapi desit daya yang sedang terjadi. Para
mahasiswa disambut GM PLN Wilayah Sumbar Wasito Adi.
“Pintu kami selalu terbuka bagi para mahasiswa untukberdiskusi dengan PLN mengenai kondisi kelistrikan di
Sumatera Barat,” kata Wasito.
“Dengan berdiskusi secara terbuka dengan PLN
Sumbar sebagai pengelola listrik di Sumbar, kami berharap
mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai kondisi
yang terjadi saat ini,” ujar Presiden BEM Unand Vicky
Maldini.
Setelah mengetahui masalah dan upaya PLN
mengatasinya, diharapkan para mahasiswa bisa menjadi
agen informasi kepada masyarakat, terutama warga
kampus
Wasito menjelaskan, di sub sistem Sumatera Barat,
produksi listrik di pembangkitan lebih kecil dibandingkebutuhan daya pelanggan. Ak