focus pln okt. 2013 - buletin

Upload: imam-mardiyansah

Post on 06-Jul-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    1/40

    Berbagi Informasi, Merajut Komunikasi

    OKTOBER

     Anton Suprapto Adi

    “Terjerumus”

    Double WinnersKapasitas Listrik

    Jamali Naik

    Semangat Merah Putih

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    2/40

    DARI REDAKSI ISI

    PenerbitPT PLN (Persero)

    Pembina Adi Supriono

    Pemimpin RedaksiBambang Dwiyanto

    Redaktur PelaksanaSampurno Marnoto

    Redaksi

    Ida Wardani, Ahmad Hidayat, Anita Widyastuti, Dermawan Uloly,

    Tutang Wien, Peri Irawan

    Redaksi Foto Agus Trimukti

    Irwanto Sumadi Janar Trinarima

     Sekretaris Redaksi

    Novita Ida Yanti

    Administrasi Asnalia Winta

    Alamat RedaksiPT PLN (Persero)

     Gedung Utama Lt. 3Jl. Trunojoyo Blok M I/135

    Telp. (021) 7261122, 7251234.Ext. 4126

    Faks. (021) 7227059

    Redaksi menerima artikel, kritik

    dan saran, serta foto-foto kegiatan daripembaca.

    Kirimkan ke email :[email protected]

    Redaksi berhak memilih danmengedit naskah yang masuk untuk

    diterbitkan.

    Konsultan MediaDinamika Komunika

    www.dinamikakomunika.com

    Isi di luar tanggung jawab percetakanISSN : 1907-1469

    PLN menyiapkan 10 unit electric vehicle charging

    station (stasiun pengisian listrik umum/SPLU) untuk

    21 kendaraan listrik yang digunakan delegasi KTT

     APEC 2013 di Nusa Dua, Bali, Sabtu-Selasa (5-

    8/10). Ini wujud nyata kesiapan PLN menyongsong

    era kendaraan listrik di Indonesia pada masa

    mendatang. Dalam foto terlihat para petugas didepan salah satu SPLU yang disiapkan PLN.

    Electric VehicleCharging Station

    Mata

    Pupuk SemangatUsia 68 tahun untuk ukuran manusia sudah masuk

    dalam kategori uzur. Umur yang tergolong tidak

    produktif lagi. Namun tidak bagi PLN. Memasuki usia

    ke-68 tanggal 27 Oktober 2013, PLN kian menggeliat

    dalam melistriki negeri dan mendorong perekonomianmasyarakat.

    Tengok saja, dalam kurun waktu dua tahun ke

    depan, ada 15 lokasi PLTU dengan total kapasitas 350

    MW yang akan dibangun PLN. Uniknya, kandungan

    lokal dalam pembangunan pembangkit, jaringan

    transmisi, gardu induk, hingga distribusi tenaga

    listrik akan mendominasi. Inilah semangat “merah

    putih” yang memicu dan memacu semangat industri

    ketenagalistrikan di tanah air.

    Didukung Permen Perindustrian RI No. 54

    tahun 2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk

    Dalam Negeri untuk Pembangunan InfrastrukturKetenagalistrikan, kiprah produsen listrik dalam

    negeri semakin menemukan pembenaran. Lebih

     jauh, devisa Indonesia di sektor ketenagalistrikan tak

    perlu lagi “lari” ke luar negeri seperti selama ini terjadi,

    tapi mulai bisa dinikmati anak bangsa sendiri.

    Semangat “merah putih” selayaknya diapungkan

    pula dalam pengembangan energi baru terbarukan

    (EBT), mengingat bahan bakar fosil yang tambah

    langka dan mahal tak bisa terus dijadikan sandaran

    utama pengadaan energi di Indonesia. Untuk itu,

    workshop  “Komitmen PLN dalam Pengembangan

    Energi Terbarukan” dan APCRES 2013 di Nusa Dua,

    Bali, adalah titik penting perjalanan mengembangkan

    EBT. Kendati tak bisa dimungkiri bahwa

    mengembangkan EBT membutuhkan investasi besar

    dan waktu amat panjang.

    Di PLN, semua semangat itu tambah kokoh dengan

    dilandasi semangat bersih dari korupsi, kolusi, dan

    nepotisme yang terbukti menggerogoti sendi-sendi

    kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan hanya

    sekadar jargon, spirit PLN bersih memang harus kita

     jaga di setiap lini. Pun di setiap ucapan dan tindakan

    kita. Mari kita pupuk semangat itu.

    [email protected]

    TEROKA

    6. Menggenjot TKDN

    di Proyek Ketenagalistrikan

    KOMITMEN

    8. Borong Listrik Biomassa

    NASIONAL

    9. Tinta Emas Binaan CSR PLN

    15. PLN Diriset Polri

    TRANSPARAN

    25. Mengukur Kadar Unit yang Bersih

    NUSANTARA

    27. “Gudang Swalayan” Surabaya Barat

    30. Tertib Listrik Lewat Film

    32. Menyentuh Harapan Hidup

    INFO

    HORISON

    34. Membumikan Malcolm Baldrige di PLN

    INOVASI

    36. Agar Lebih Gampang, Enak,

    Cepat, Murah

    LENSA

    Jaga Pasokandi Sail Komodo10

    Dermawan Uloli / Humas PLN Pus

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    3/403 Fokus Oktober 2013

    TEROKA 

    Tekad PLN memacu penggunaan barang dan jasa dalamnegeri makin menggelora. Tak tanggung-tanggung, sedikitnya

    ada 15 lokasi PLTU “Merah Putih” dengan total kapasitas 350

    MW akan dibangun PLN dalam kurun waktu dua tahun ke

    depan. Terobosan PLN untuk berpihak kepada barang dan

    jasa karya anak bangsa ini dinilai progresif dan lebih maju

    ketimbang kebijakan atau ketentuan pemerintah sendiri.

    Kobarkan

    SemangatMerah Putih

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    4/404 Fokus Oktober 2013

    Direktur Utama

    PLN Nur Pamudji

    mengatakan, ke-

    15 proyek PLTU

    skala kecil yang

    tersebar di luar Jawa-Bali tersebut

    merupakan proyek PLTU Merah

    Putih. Karena, selain dikerjakan putra-putri terbaik bangsa Indonesia, juga

    material utama yang digunakan untuk

    membangun PLTU ini nyaris semuanya

    memanfaatkan produk-produk lokal.

    “Saat ini, material utama seperti boiler ,

    generator, dan turbin untuk PLTU skala

    kecil sudah dapat diproduksi di dalam

    negeri,” ujarnya ketika ditemui FOKUS

    di ruang kerjanya, Jumat (11/10).

    Menurut Nur, saat ini proyek

    PLTU Merah Putih sedang dalam

    proses pengadaan. Dia bahkan

    memastikan, proses pengadaan tiga

    proyek di antaranya hampir rampung.

    Yakni, PLTU Luwuk di Sulawesi

    Tengah berkapasita 2 x 10 MW,

    PLTU Sumbawa di Nusa Tenggara

    Barat berkapasitas 2 x 10 MW, dan

    PLTU Simeuleu di Nanggroe Aceh

    Darussalam dengan kapasitas 2 x 7

    MW. Ketiga PLTU Merah Putih itu akan

    segera dibangun dan diperkirakan

    mulai beroperasi akhir 2015, sehingga

    dapat memperkuat pasokan listrik di

    sistem luar Jawa Bali yang sekarangmasih kekurangan.

    Orang nomor satu di PLN ini

    optimis, proyek anak bangsa ini

    dapat berjalan lancar. Sebab,

    perusahaan engineering, procurement

    & construction  (EPC) dalam negeri

    sudah mampu mengerjakannya.

    Di samping itu, untuk keperluan

    proyek PLTU Merah Putih, PLN juga

    telah melakukan assessment   yang

    dilaksanakan konsultan BVI terhadap

    sejumlah pabrikan lokal.

    Menurut Kepala Divisi Perencanaan

    Pengadaan Strategis, Enjiniring dan

    Teknologi PLN Basuki Siswanto,

    berdasarkan hasil assessment,

    pabrikan dalam negeri yang sudah siap

    memproduksi komponen utama PLTU

    Merah Putih di antaranya PT ZUG

    Industry Indonesia, PT Atmindo, PT

    Dinamika Energitama Nusantara, PT

    Grand Kartech Engineering (pabrikan

    boiler ), PT Yokogawa Indonesia

    (pabrikan DCS), PT Torishima Guna

    Indonesia (pabrikan  pumps), dan

    PT Pindad (pabrikan generator).

    Sementara perusahaan lokal yang

    bergerak dalam bidang jasa EPC serta

    sudah mampu dan siap mengerjakan

    proyek PLTU Merah Putih antara lain

    PT Wijaya Karya, PT Waskita Karya,PT Rekadaya Ind, PT Hutama Karya,

    PT PP, dan PT Krakatau Eng.

    Sejatinya, PLN menggarap PLTU

    Merah Putih sejak awal tahun 2013,

    yakni PLTU Timika di Papua dengan

    kapasitas 4 x 7 MW. Pembangunannya

    dikerjakan perusahaan EPC dalam

    negeri, yaitu PT Rekadaya Elektrika.

    Perusahaan patungan ini sahamnya

    dipegang PT PJB, PT Indonesia

    Power, PLN Batam, YPK PLN, dan

    PT Rekayasa Industri. Perusahaan

    yang berdiri September 2003 ini telah

    menangani berbagai proyek rekayasa

    dan EPC bidang kelistrikan.

    dari angka pengeluaran itu, ternyata

    hanya sebagian kecil yang dinikmati di

    dalam negeri. Sebagian besar capex  

    PLN selama ini mengalir ke luar negeri.

    Kenapa demikian? Faktanya,

    peralatan-peralatan kelistrikan selama

    ini memang didominasi produk impor.

    Padahal, menurut Nur, bila danasebesar itu bergulir di dalam negeri

    akan menciptakan “efek domino” yang

    sangat besar terhadap kemajuan

    perekonomian dalam negeri.

    “Bagi PLN sendiri akan

    memberi dampak sangat positif.

    Bila penggunaan produk lokal bisa

    dimaksimalkan, maka industri di

    dalam negeri dengan sendirinya akan

    tumbuh, sehingga peralatan-peralatan

    listrik yang dibutuhan PLN dapat

    dipasok dengan cepat,” tuturnya.

    Pengadaan lelang terbuka yang

    membolehkan barang luar negeri

    masuk, bisa jadi dapat menghasilkan

    Selain dikerjakan putra-putri terbaik

    bangsa Indonesia, material utama

    PLTU Merah Putih Timika banyak

    memanfaatkan produk dalam negeri,

    seperti turbin, boiler,  dan peralatan

    pendukung lain. PLTU ini ditargetkan

    mulai beroperasi akhir 2014.

    Menciptakan Efek DominoNur Pamudji mengatakan, satu

    kondisi yang mendorong penggunaan

    produk lokal adalah kenyataan bahwa

    PLN membiayai pengeluaran investasi

    (capex ) yang sangat besar setiap

    tahun. Realisasi capex   PLN tahun

    2012 saja mencapai Rp 50 triliun. Tapi

    penghematan bagi PLN. Tetapi, Nur

    menilai, itu adalah cara pandang

    yang sempit. Sebab, produk dalam

    negeri sebenarnya akan memberikan

    multiier effect   besar, yang nilainya

    cukup besar pula. Oleh karena itu,

    PLN akan terus menggalakkan

    keberpihakan kepada pabrikan lokal

    melalui beberapa inovasi dalam sistem

    pengadaan.

    Sejumlah terobosan untuk

    menomorsatukan produk lokal

    telah dilakukan PLN. Di antaranya

    melakukan sistem nurture, yaitu

    mendorong terciptanya suatu

    pabrikan peralatan listrik tertentu yang

    “   “Faktanya, peralatan-peralatan kelistrikan

    selama ini memang didominasi produk impor.Padahal, menurut Nur, bila dana sebesar itubergulir di dalam negeri akan menciptakan“efek domino” yang sangat besar terhadap

    kemajuan perekonomian dalam negeri.

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    5/40Fokus Oktober 20135

    selama ini belum ada di dalam negeri.

    Contohnya, pabrik switchgear   untuk

    tegangan tinggi. Sistem pengadaan

    diawali penawaran PLN kepada semua

    pabrikan yang kira-kira mempunyai

    kemampuan untuk membuatnya.

    Kemudian membuat special contract  

    guna sama-sama membuat industriswitchgear  untuk tegangan tinggi.

    “Sampai saat ini sudah ada dua

    pabrikan yang siap memproduksi

    switchgear   untuk tegangan tinggi (150

    kV), seperti circuit breaker, current

    transformer , dan lain-lain. Tentu ada

    tahapan yang perlu ditempuh, mulai

    dari hanya perakitan, lalu dari waktu

    ke waktu komponennya harus dibuat di

    dalam negeri,” tutur Nur.

      Belum lama ini, PLN juga telah

    melaksanakan pengadaan dengan

    sistem open book , yaitu sistem

    pengadaan barang dengan cara

    membedah structure cost   secara

    transparan terhadap pabrikan yang

    keberadaannya di dalam negeri masih

    sangat terbatas. Nur menyebutkan,

    pengadaan dengan cara ini sudah

    biasa diterapkan di luar negeri.

    Sementara di Indonesia baru PLN yang

    melakukannya, yaitu untuk pengadaan

    trafo tegangan tinggi, dimana PT Unindo

    dan CG Power yang bersedia melakukan

    metode pengadaan tersebut.Proses  procurement dengan

    sistem open book   sudah dilakukan

    pula dengan sebuah pabrikan turbin,

    yaitu Siemens Indonesia yang

    bekerja sama dengan perusahaan

    Indonesia. Kontrak pengadaan

    turbin sudah ditandatangani untuk

    PLTU Timika. PLN juga mengajak

    sebuah pabrikan boiler  di Surabaya

    yang sudah mampu membuat boiler  

    ukuran besar untuk mengikuti prosespengadaan ini.

    Tak cukup di situ. Untuk

    memenuhi kebutuhan suku cadang

    peralatan listrik secara cepat

    namun tetap berkualitas, PLN pun

    memprioritaskan produksi dalam

    negeri. Untuk itu, PLN membentuk tim

    khusus buat melakukan assessment  

    kepada bengkel atau workshop 

    di dalam negeri yang mampu

    membuat sparepart. Assessment

    untuk memeriksa kualitas dan sistem

    produksinya.

    Lalu, bagaimana upaya PLN

    mendorong IPP atau listrik swasta

    menggunakan produk lokal? Nur

    Pamudi mengungkapkan, sejak

    tahap lelang, PLN mensyaratkan

    bidder  untuk mencantumkan secara

    eksplisit peralatan apa saja yang

    akan dipasok dari dalam negeri.

    Pada tahap konstruksi, PLN juga

    melakukan pengawasan dan

    pemeriksaan, apakah penggunaan

    barang sesuai dengan yangdijanjikan atau tidak.

    Semangat PLN memacu

    penggunaan komponen lokal

    belakangan kian menggelora. Terhitung

    mulai 1 Maret 2013 misalnya, PLN

    menerapkan persyaratan penggunaan

    produksi dalam negeri secara lebih

    tegas lagi bagi setiap perusahaan

    atau investor yang akan melakukan

    investasi di sektor ketenagalistrikan,

    baik ketika akan membangun proyekmilik PLN maupun IPP.

    PLN memang dituntut lebih

    tegas mensyaratkan pemanfaatan

    tingkat kandungan komponen lokal

    produksi dalam negeri semaksimal

    mungkin dalam setiap pembangunan

    infrastruktur ketenagalistrikan, mulai

    pembangkit, jaringan transmisi,

    gardu induk, hingga distribusi tenaga

    listrik. Pasalnya, pemerintah telah

    menetapkan aturan lebih ketat melalui

    Peraturan Menteri Perindustrian RI

    No. 54 tahun 2012 tentang Pedoman

    Penggunaan Produk Dalam Negeri

    untuk Pembangunan Infrastruktur

    Ketenagalistrikan. Ini menggantikan

    Permen Perindustrian RI No. 48 tahun

    2010.

    Memang sudah saatnya

    penggunaan komponen lokal terus

    digalakkan di sektor ketenagalistrikan

    Indonesia. Demi mengobarkan

    semangat nasionalisme yang

    belakangan terasa meredup.  

    Tutang Wien

    Nur Pamudji

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    6/406 Fokus Oktober 2013

    TEROKA 

    Langkah ini perwujudan dari Peraturan Menteri

    Perindustrian RI No. 54 tahun 2012 tentang Pedoman

    Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan

    Infrastruktur Ketenagalistrikan, yang menggantikan Permen

    Perindustrian RI No. 48 tahun 2010.

    Dalam peraturan anyar itu ditetapkan besaran nilai

    tingkat komponen dalam negeri (TKDN) barang dan jasa

    yang lebih tinggi untuk setiap pembangunan infrastruktur

    ketenagalistrikan. Permen bahkan memberlakukan sanksi

    lebih berat terhadap penyedia barang/jasa yang tidak

    memenuhi ketentuan TKDN, baik sanksi administratif

    (tertulis sampai dengan blacklist ) maupun sanksi nansial.

    Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

    Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, pada panel

    diskusi bertajuk “Kebijakan PLN dalam Mendukung

    Penggunaan Produk Dalam Negeri” di Jakarta beberapa

    waktu lalu menyatakan dukungannya atas terobosan yang

    dilakukan PLN dalam meningkatkan penggunaan produk

    di ProyekKetenagalistrikan

    PLN kini lebih tegas mensyaratkan penggunaan produksi dalam

    negeri semaksimal mungkin dalam setiap kegiatan pembangunan

    infrastruktur ketenagalistrikan, mulai pembangkit, jaringan transmisi,

    gardu induk, hingga distribusi tenaga listrik.

    MenggenjotTKDN

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    7/407 Fokus Oktober 2013

    lokal. Pasalnya, berdasarkan pengawasan yang dilakukan

    kementeriannya, realisasi penerapan TKDN untuk proyek

    infrastruktur ketenagalistrikan hingga saat ini masih

    tergolong rendah.

    Budi menuturkan, Kementerian Perindustrian telah

    melakukan pengawasan atas penerapan TKDN proyek

    infrastruktur ketenagalistrikan. Ruang lingkup pengawasan

    melalui survey dan verikasi nilai TKDN untuk proyek

    ketenagalistrikan tahun 2012, yang meliputi 34 lokasi PLTU

    batubara, 2 PLTP, 89 jaringan transmisi, dan 37 gardu

    induk. Kedua, melakukan evaluasi dan analisa penggunaan

    barang/jasa produksi dalam negeri serta merumuskan

    rekomendasi optimalisasi penggunaan produksi dalam

    negeri pada pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan

    yang dituangkan dalam bentuk laporan hasil evaluasi dan

    analisa.

    Berdasarkan hasil pengawasan, nilai TKDN pada proyek

    pembangkit berbagai jenis dan kapasitas rata-rata masih

    di bawah 30%. Nilai TKDN pada proyek jaringan transmisiberbagai kapasitas rata-rata di bawah 45%. Sedangkan

    nilai TKDN pada proyek gardu induk berbagai kapasitas

    rata-rata di bawah 25%.

    Jika ditilik dari sisi investasi, total nilai investasi proyek

    ketenagalistrikan yang masuk dalam ruang lingkup

    pengawasan Kementerian Perindustrian mencapai Rp

    92,8 triliun. Sesuai peraturan TKDN Ketenagalistrikan

    (Permenperind No. 54/2012), maka potensi penggunaan

    produk dalam negeri bisa mencapai Rp 29,1 triliun. Tapi dari

    pengawasan TKDN proyek ketenagalistrikan tahun 2012,

    penggunaan produk dalam negeri hanya Rp 18,3 triliun.

    Maka, untuk meningkatkan penggunaan produkdalam negeri di sektor ketenagalistrikan, menurut Budi,

    sejumlah langkah perlu ditempuh. Di antaranya, sosialisasi

    penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri harus

    terus dilakukan pemerintah (Kementerian Perindustrian,

    Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan,

    Kementerian BUMN) serta pengguna barang/jasa (PLN).

    “Dalam pembuatan dokumen lelang/kontrak proyek

    ketenagalistrikan, juga harus menyebutkan adanya

    pengawasan terhadap penggunaan produksi dalam negeri

    dengan cara akan dilakukan audit/verikasi terhadap

    penggunaan produksi dalam negeri secara berkala, serta

    menerapkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku,” tutur

    Budi.

    Di tempat yang sama, Direktur (Operasi Jawa Bali

    Sumatera) Ngurah Adnyana mengungkapkan, sejak 2010,

    ekonomi Indonesia selalu tumbuh rata-rata 6,5% setiap

    tahun dan pertumbuhan tersebut membutuhkan daya

    dukung infrastruktur ketenagalistrikan yang memadai.

    Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar itu, maka

    pertumbuhan ketenagalistrikan Indonesia mencapai 9-10%

    per tahun, sehingga banyak membutuhkan suplai produk

    peralatan ketenagalistrikan, SDM, teknologi, dan jasa

    ketenagalistrikan.

    “Kebutuhan produk peralatan ketenagalistrikan, SDM

    dan jasa ketenagalistrikan in sangat tinggi dan harus dapat

    dipenuhi oleh produksi dan kemampuan dalam negeri”, ujar

     Adnyana seraya menambahkan bahwa di bidang Distribusi

    Tenaga Listrik, sampai Tahun 2012 produksi dalam negeri

    untuk MDU (Meter Listrik, Trafo, Kabel, Panel, Isolator

    dll) telah mencapai 80% dari seluruh item. Kemampuan

    produksi dalam negeri ini perlu terus ditingkatkan dengan

    peningkatan kompetensi, skill dan knowledge serta

    penguasaan teknologi termodern.

    Sementara Presiden Direktur Unindo Emmanuel

    Domen menyatakan, pihaknya mendukung kebijakan

    pemerintah mendorong peningkatan kandungan komponen

    lokal di setiap produk yang dihasilkan dari pabrikan Unindo.

    “Bersama mitra lokal kami di Indonesia yang memproduksi

    material seperti trafo, Unindo telah meningkatkan TKDN

    dalam setiap produk yang dihasilkannya,” jelas Domen.

    Menurut dia, komponen lokal harusnya bisa mendominasi

    pemenuhan kebutuhan sektor ketenagalistrikan di berbagaibidang, baik pembangkitan, distribusi maupun pelayanan.

    Unindo sendiri telah memaksimalkan muatan lokal untuk

    mendukung kegiatan produksinya. Di antaranya SDM

    untuk menjual, desain, manufaktur, pengujian, dan layanan

    transfomers Unindo 100% warga negara Indonesia. Unindo

     juga sudah melakukan pelatihan di beberapa perusahaan

    di Indonesia untuk memproduksi komponen produk

    transformers,  seperti tanks , marshaling kiosk   (RCP),

    insulation materials, dan accessories.

    “Unindo memakai pula perusahaan transportasi dan

    kontraktor E&C lokal untuk menginstall transformator di

    bawah pengawasan Unindo. Untuk proyek-proyek industridi pabrik, kami pun menggunakan perusahaan rekayasa

    lokal,” pungkasnya.  Tutang Wien

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    8/408 Fokus Oktober 2013

    KOMITMEN

    Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Pemkab Kubar),

    Kalimatan Timur, tak mau menyia-nyiakan kesempatan

    meningkatkan kelistrikannya. Pasalnya, pusat listrik

    tenaga mesin gas (PLTMG) Bangkanai rencananya

    commercial operation date  (COD) pada bulan Maret

    2015.

    Guna mendukung penyaluran listrik dari PLTMG

    Bangkanai, Pemkab Kubar menggenjot pembangunan

     jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150

    kV Bangkanai - Melak - Kota Bangun dan gardu induk

    yang ditargetkan selesai 24 Desember 2014. Maka,

    dilakukanlah penandatanganan komitmen peningkatan

    kelistrikan di Kutai Barat oleh Direktur (Operasi

    Indonesia Timur) Vickner Sinaga dan Bupati Kutai Barat

    Ismail Thomas di PLN Kantor Pusat, Jakarta, Selasa

    (17/9).  Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Kubar Kebut Kelistrikan

    PT Daya Lestari akan membangun pembangkit

    listrik berbahan bakar biomassa tahap pertama 1 x 1 di

    Talisayan dan diperkirakan selesai 2016. Ini bagian dari

    rencana pembangunan pembangkit 4 x 1 MW hingga

    2020. Kelebihan listrik dari pembangkit berbahan bakar

    limbah sawit ini akan disalurkan ke Talisayan, karena angka

    pertumbuhan listriknya tinggi sejak akan dijadikan ibu kota

    daerah pemekaran.

    PT Daya Lestari memiliki beberapa pembangkit di pabrik

    pengolahan sawit yang listriknya akan diborong PLN. Maka

    ditandatanganilah nota kesepakatan pembelian tenaga

    listrik berbasis biomassa dan perjanjian jual beli tenaga

    listrik lebih (excess power ) di Talisayan, Berau, Kalimantan

    Timur, serta nota kesepakatan pembelian tenaga listrik

    berbasis biomassa di Karangan, Kutai Timur, KalimantanTimur antara PLN dengan industri pengolahan sawit itu.

    Penandatanganan perjanjian dilakukan GM PLN

    Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Nyoman

    S. Astawa dengan Direktur PT Daya Lestari Imam Syaifullah

    dan disaksikan Direktur (Operasi Indonesia Timur) Vickner

    Sinaga, Senin (30/9) di Jakarta.

    Nyoman Astawa menjelaskan, 200 kilo Watt listrik yang

    berasal dari kelebihan pasokan pembangkit listrik PT Daya

    Lestari mengalir ke Talisayan sejak Juli 2013. Tambahan

    daya ini mampu memasok listrik selama 18 jam, dari jam

    12.00 sampai 06.00.

    “Karena proses produksi dari PT Daya Lestari belum24 jam, maka pasokan listriknya mengikuti waktu operasi

    mesin pabrik,” ungkap Astawa.

    Sementara kelebihan listrik 200 kilo Watt dari mesin PT

    Daya Lestari yang ada di Karangan, Kutai Timur, juga dibeli

    PLN untuk menambah pasokan listrik di sana.

    Humas PLN Kaltim

    Borong Listrik Biomassa

    Vickner Sinaga (kanan) menjelaskan SEHEN kepada Ismail Thomas (kiri).

     Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Nyomas S. Astawa (kiri) menyerahkan dokumen kerja sama kepada

    Imam Syaifulla (kanan), disaksikan Vickner Sinaga (dua dari kiri).

    Humas PLN Kaltim

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    9/40Fokus Oktober 20139

    KOMITMEN NASIONAL

    Senin (26/8), menjadi hari

    bersejarah bagi PLN Wilayah Papua

    dan Papua Barat dengan kali pertama

    ditandatangani  power purchase

    agreement   (PPA) pembelian tenaga

    listrik IPP PLTU. Penandatanganan

    dilakukan di kantor PLN WilayahPapua dan Papua Barat (WP2B)

    oleh GM Robert Sitorus dan Presiden

    Direktur PT Harmoni Energi Indonesia

    Manokwari (HEIM) Bhudjonggo

    Prabowo.

    PLN WP2B membeli listrik seharga

    Rp 1578/kWh dari HEIM melalui

    PLTU yang akan segera dibangun

    dan memiliki kapasitas 2 x 7 MW.

    Diharapkan pada tahun 2015, PLTU

    IPP dapat beroperasi untuk mendukung

    pertumbuhan perekonomian di ibu

    kota Propinsi Papua Barat tersebut.

    Selain di Manokwari, PLN WP2B

     juga melaksanakan hal serupa di

    Merauke, Biak, Sorong, Jayapura, dan

    Nabire. Saat ini, prosesnya memasuki

    pembuatan PPA. Diharapkan

    ke depan, PLN WP2B dapat

    mengurangi pemakaian BBM dengan

    memaksimalkan pembangkit energi

    non BBM seperti PLTU, PLTA dan

    PLTG. Humas PLN Papua dan Papua Barat

    PPAPertama

    di PapuaStudio Metro TV, Jakarta Barat, Rabu (18/9), disesaki pegawai PLN se-

    Jabodetabek untuk nonton bareng taping  tayangan Kick Andy yang tayang pada

    pertengahan Oktober. Pasalnya, tamu yang datang mampu memberikan inspirasi

    dan merupakan binaan PLN lewat program corporate social responsibility  (CSR).

    Walau berlatar belakang pendidikan dan ekonomi tak cemerlang, namun hasil

    karya dan prestasi mereka layak dicatat dengan “tinta emas”.

    Menurut Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera) Ngurah Adnyana, untuk

    mengubah lingkungan atau masyarakat sekitar tidak harus ditentukan strata sosial

    atau tingkat pendidikan. Asal ada kemauan dan tekad yang tulus, seseorang bisa

    menjadi inspirasi bagi yang lain.

    “Yang tidak kalah penting adalah kejujuran dalam pengelolaan dan

    peningkatan komunitas tersebut. Karena orang yang jujur akhirnya bisa dipercaya

    semua pihak untuk terus beraksi,” ujar Adnyana. Di akhir acara, PLN memberikanbantuan CSR kepada tamu Kick Andy masing-masing Rp 100 juta.

    Tamu pertama, Chusniyati,

    penjual bubur di Surabaya.

    Dia bisa memperindah dan

    menghijaukan kampungnya di

    kawasan nelayan. Perempuan

    kelahiran Surabaya 8 Februari

    1974 dan tamatan SD

    Dahlanuddin Gununganyar

    Tambak-Surabaya tahun

    1987 itu terlibat langsung

    meningkatkan pendapatanwarga sekitarnya, terutama

    kaum perempuan dan

    kelompok nelayan.

    Mereka mengelola sampah

    secara mandiri, sehingga

    bisa membantu warga sekitar

    untuk membayar rekening

    Tinta Emas  Binaan CSR PLN

    Robert Sitorus (kanan) bersalaman dengan

    Bhudjonggo Prabowo (dua dari kiri).

    Humas PLN Papua dan Papua Barat

    Ngurah Adnyana (kanan) dan Andy F. Noya (kiri)

    dengan para inspi rator.listrik melalui bank sampah

    yang dikelolanya. Tak ayal,

    PLN Distribusi Jawa Timur ikut mendorong dengan bantuan CSR.

    Kemudian Sugiyanto yang menjadi tamu ketiga, Satpam yang menggerakkan

    para pemuda untuk melestarikan budaya reog di tengah kehidupan hedonis Kota

    Surabaya. Bermarkas di Gubeng Kertajaya V No. 8 Surabaya, pria kelahiran

    Surabaya 9 Oktober 1963 itu menularkan ilmunya pada siswa-siswi sekolah

    secara gratis untuk magang dan berlatih reog.

    Di tangan dingin pria yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas 3 SD

    ini, kesenian reog bangkit kembali. Komunitas reog yang juga binaan PLN bisa

    pentas di luar negeri seperti Amerika, Spanyol, Thailand, Australia, dan lainnya.

    Sementara tamu kedua Kick Andy penerima dana CSR PLN adalah Marlina

    Rambu Meha dan Konda Ngguna yang menjadi penggerak perempuan di Sumba.

    Melalui kelompok wanita tani (KWT) Tapa Walla Badi di Kambata, Desa Mbata

    Kapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba,

    Nusa Tenggara Timur, keduanya mampu meningkatkan kondisi sosial ekonomi

    masyarakat setempat. Peri Irawan / D.K.

    Kiki Waskito / Humas PLN Pusat

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    10/4010 Fokus Oktober 2013

    NASIONAL

    JAGA

    PASOKAN

    di SAIL

    KOMODO

    Puncak pesta akbar yang menjadi ajang promosi NTT

    sebagai destinasi utama pariwisata dunia pada Jumat

    dan Sabtu (13-14/9) itu membutuhkan ketersediaan listrik

    sebesar 3.200 kilo Watt (kW). Pasokan ini lebih besar

    dibandingkan beban puncak harian yang rata-rata 2.880

    kW.

    Untuk itu, PLN menambah pasokan listrik melalui

    beberapa program kerja, yakni pembangunan saluran

    udara tegangan menengah 150 mm2  untuk penyulang

    baru Merombok buat meningkatkan mutu dan keandalan

    pasokan listrik, up rating   konduktor, pengadaan genset

    2.000 kW, pengadaan mobil unit 2 x 250 kW, penambahan

    daya Bandara Komodo, genset cadangan bandara, dan

    pembangunan PLTS 250 kWp di Pulau Komodo.

    “Program kerja itu didasarkan pada kebutuhan daerah

    yang diketahui melalui survei dan diskusi dengan pemerintah

    daerah setempat,” kata Deputi Manajer Program Kemitraan

    dan Bina Lingkungan PLN Edward Mangandar.

    Kesiapan PLN ditinjau langsung Manajer Senior Aset

    Distribusi Indonesia Hedy Nugroho, GM PLN NTT Richard

    Sukses menjadi koordinator dalam menggalang dukungan badan usaha

    milik negara (BUMN) pada Sail Morotai 2012 di Maluku Utara, nyatanya

    berdampak positif. PLN kembali ditugaskan mengemban tanggung

    jawab serupa pada even akbar Sail Komodo di Labuan Bajo, Manggarai

    Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), September 2013.

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    11/4011 Fokus Oktober 2013

    Safkaur, dan Manajer PLN Area Flores Bagian Barat Leo

    Buntoro. Peninjauan berlangsung saat petugas PLN sedang

    melakukan pekerjaan di berbagai venue acara puncak Sail

    Komodo, Kamis (11-12/9).

    Sehari sebelumnya, Hedy Nugroho dan Leo Buntoro

    serta tenaga dari kantor PLN Wilayah NTT membantu

    karyawan PLN Rayon Labuan Bajo menyiapkan kongurasi

    alur pasokan listrik dan standar prosedur operasi sistem

    pasokan listrik.

    “ Kami harus mengecek secara langsung di lokasi untuk

    memastikan semua persiapan alur pasokan listrik, mulaikeandalan jaringan, genset, sistem kerja, komunikasi dan

    koordinasi dengan para pihak yang mengurus kegiatan di

    lokasi masing-masing. Selain itu, kami memotivasi teman-

    teman yang sedang bekerja,” jelas Safkaur.

    Pengecekan dilakukan di lokasi acara puncak : Pantai

    Pede, Bandara Komodo, rumah jabatan Bupati dan kantor

    Bupati Manggarai Barat, lokasi pameran di Kampung

    Hanya dalam sepekan, pemakaian listrik di Labuan

    Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, melonjak hingga

    600 kilo Watt (kW). Inilah dampak persiapan puncakacara Sail Komodo 2013.

    Beban puncak pemakaian listrik pada Rabu

    (11/9) malam sebesar 3,4 MW. Pemakaian normal

    sebelum persiapan acara puncak Sail Komodo 2013

    adalah beban puncak pada malam hari sebesar 2,8

    MW. Beban puncak pada siang hari juga meningkat,

    biasanya sebesar 1,9 MW kini menjadi 2,2 MW atau

    mengalami kenaikan 300 kW.

    “Kenaikan pemakaian ini tidak mengkhawatirkan

    ketersediaan daya listrik. Sebab, daya mampu yang

    dipasok dari PLTD Gorontalo dan PLTD Golobilas masih

    sangat cukup, sebesar 5,5 MW,” ungkap Manajer PLNRayon Labuan Bajo, FX. Suharto

    Kenaikan pemakaian listrik yang signikan

    bersumber dari naiknya tingkat hunian hotel, sehingga

    terjadi peningkatan penggunaan mesin pendingin

    ruangan (AC). Juga banyaknya kegiatan pendahuluan,

    seperti kunjungan pejabat tinggi dari berbagai

    kementerian yang menyelenggarakan kegiatan

    masing-masing kementerian, pameran, dan pentas

    kesenian. Humas PLN NTT

    Ujung, rumah pintar Kanawa di Kampung Tengah, dan

    Hotel Jayakarta yang menjadi tempat menginap Presiden

    Susilo Bambang Yudhoyono.

    Manajer Leo Buntoro, yang membawahi Rayon Labuan

    Bajo, didampingi Manajer Rayon FX. Suharto menguraikan,

    PLN menyiapkan mesin genset sebagai cadangan pasokan

    listrik pada tujuh titik kegiatan, yakni di hotel Jayakarta

    genset 250 kW, Pantai Pede 250 kW, Pulau Komodo 40

    kW, rumah jabatan bupati 40 kW, Bandara Komodo 100 kW,

    Kantor Bupati Manggarai Barat 40 kW, dan rumah pintar

    20 kW.

    Selain itu, PLN secara langsung mengecek kondisi

    genset milik hotel yang menampung tamu-tamu yang

    menghadiri puncak acara Sail Komodo 2013. Di antaranya

    genset 2 x 180 kW di Hotel La Prima, genset 320 kW di

    Hotel Bintang Flores, genset masing-masing 100 kW di

    Hotel Luwansa dan Hotel Silvia. Humas PLN NTT

    Listrik LabuanBajo Melonjak

     Atas - Bawah : Petugas PLN NTT memeriksa keandalan

     pasokan listrik untuk Sail Komodo.

    Humas PLN NTT

    Humas PLN NTT

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    12/4012 Fokus Oktober 2013

    Melihat keberhasilan program yang

    dikhususkan bagi putra/putri warga

    asli Papua yang memiliki potensi

    dan prestasi di sekolah tapi dari sisi

    ekonomi kurang mendukung, makaditetapkanlah hal itu menjadi program

    yang kontinyu dilaksanakan. Sampai

    saat ini, tercatat 145 peserta program

    bimbingan belajar yang diprediksi

    akan menjadi pemimpin dan generasi

    penerus pembangunan di tanah Papua

    pada masa depan.

    Untuk memacu semangat dan

    motivasi belajar, Direktur (Operasi

    Indonesia Timur) Vickner Sinaga

    menyerahkan beasiswa Rp 25 juta

    bagi 10 siswa/siswi berprestasi diKantor PLN Wilayah Papua dan Papua

    Barat di Jayapura, Kamis (19/9).

    “Pemberian beasiswa bagi

    mereka yang berprestasi tidak hanya

    berakhir di tingkat SMA selama

    mereka mengikuti program bimbingan

    belajar, tapi PLN juga akan terus

    memantau ke-145 peserta ini hingga

    mereka masuk ke jenjang perguruan

    tinggi. Jika ada yang kuliah di

     jurusan seperti teknik elektro, teknik

    sipil, hukum, dan keuangan yang

    dibutuhkan tidak hanya di PLN tapi

     juga di semua instansi, maka PLN siap

    memberikan beasiswa hingga mereka

    menyelesaikan pendidikannya. Tentu

     jika mereka memenuhi persyaratan.

    PLN ingin memberikan kesempatan

    bagi bibit-bibit unggul SDM asli Papua,

    khususnya dari ras Melanesia untuk

    dapat meraih masa depan yang lebih

    baik lagi,” tegas Vickner.

    John Agus Rumbino, salah satu

    pengajar dalam kegiatan bimbingan

    belajar menyampaikan, anak-anak asli

    Papua memiliki potensi besar sertabutuh perhatian dan dukungan banyak

    pihak untuk menjadikannya SDM

    unggul.

    “Mereka sangat membutuhkan

    perhatian dan dukungan dari semua

    pihak. Untuk itu, kami selaku pengajar

    berterima kasih atas program CSR

    PLN yang ikut memperhatikan masa

    depan anak-anak kami,” ujar John

     Agus Rumbino.

    “Saya semakin termotivasi untuk

    dapat menjadi yang terbaik dan meraih

    cita-cita dengan adanya program

    bimbingan belajar dan beasiswa

    yang diberikan PLN. Kami mendapatkesempatan untuk belajar, belajar, dan

    belajar dengan gratis, selain yang kami

    peroleh disekolah.” Kegembiraan itu

    diungkapkan Yafet Piter Dwemanser,

    siswa penerima beasiswa dari kelas

    11 SMAN 2 Jayapura yang bercita-cita

    menjadi insinyur.

    Pada pelaksanaan tahun 2012

    lalu, dari 112 peserta bimbingan

    belajar yang ikut pada kelas ujian

    akhir, semuanya berhasil lulus dan

    meraih nilai di atas rata-rata kelulusanProvinsi Papua. Tercatat, 15 peserta

    berhasil masuk ke perguruan tinggi

    negeri di Pulau Jawa, 2 orang

    menjadi praja IPDN, 3 orang menjadi

    taruna Akademi Militer dan Akademi

    Kepolisian, serta 30 peserta lainnya

    masuk ke Universitas Cenderawasih

    Jayapura dan perguruan tinggi terbaik

    yang ada di Papua.

    Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

    Buat “Mengkilat” Pendidikan PapuaSejak 2012-2013, program corporate social responsibility  (CSR) PLN

    melalui program bimbingan belajar mampu “mengkilatkan” pendidikan

    di Papua dan Papua Barat.

     Asisten 3 Pemkot Jayapura Hanok Wambukomomenyerahkan beasiswa bagi siswa/siswi

    berprestasi asli Papua.

    NASIONAL

    Vickner Sinaga (tengah) dengan para penerima beasiswa.

    Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

    Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    13/40Fokus Oktober 201313

    Direktur (Operasi Indonesia Timur)

    Vickner Sinaga mengharapkan,

    pengerjaan proyek pembangkit non

    BBM ini dapat lebih dipercepat, karena

    PLN memiliki target mengurangi

    penggunaan BBM untuk kebutuhan

    pembangkit.

    “Kita harus bekerja cepat. Jika

    PLTGB dan PLTU di Sanggau ini

    semakin cepat beroperasi, maka akan

    menjadi salah satu wujud nyata upayaPLN mengurangi penggunaan BBM

    untuk pembangkit,” tegas Vickner

    Sinaga saat mengunjungi proyek

    tersebut, Jumat (23/8).

     Arif Nurhadi dari Unit Pelaksana

    Konstruksi PLTU Kalbar III mengatakan,

    PLTU Sungai Batu ditargetkan masuk

    ke sistem kelistrikan Sanggau pada

    minggu kedua Oktober 2013. Hingga

    Juni 2013, pembangunan PLTU

    Sungai Batu sudah mencapai 90,24%.

    “Saat ini kami terus melakukan uji

    coba atau commissioning   masuk ke

    sistem kelistrikan Sanggau,” jelasnya.

    “Dengan akan beroperasinya

    PLTGB Tayan dan PLTU Sungai Batu,

    diharapkan PLN dapat menekanbiaya operasional pembangkit akibat

    penggunaan pembangkit non BBM

    tersebut. Biaya pokok produksi

    mesin pembangkit PLTD di Sanggau

    mencapai Rp 3.100/kWh, sementara

     jika menggunakan batubara menjadi Rp 800/kWh,” tambah Manajer

     Area Sanggau Hendrik Erig yang

    mendampingi Vickner dan GM PLN

    Wilayah Kalimantan Barat Hot Martua

    Bakara.

    Lebih lanjut Hendrik memaparkan,

    kehadiran PLTGB dan PLTU di

    Sanggau membuat PLN siap

    memenuhi permintaan energi listrik

    dari perusahaan yang bergerak di

    bidang agro industri, terutama yang

    berada di wilayah Tayan. Industri

    itu meliputi industri tepung tapioka,

    karet, dan pengolahan untuk oksigen.

    “PLN siap memasok listrik untuk

    memenuhi kebutuhan agro industri di

    daerah Tayan yang mencapai 7 MW,”

    tegasnya. Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

    Hela Pembangkit

    di SanggauDi Kabupaten Sanggau terdapat dua proyek

    pembangkit listrik baru non BBM, yakni pusat listrik

    tenaga gasifkasi batubara (PLTGB) di Kecamatan

    Tayan Hilir berkapasitas 6 Mega Watt (MW) dan pusat

    listrik tenaga uap (PLTU) 2 x 7 MW di Sungai Batu,

    Kecamatan Kapuas yang saat ini hampir rampung.

    NASIONAL

    Vickner Sinaga mengunjungi pembangkit

    di Sanggau.

    Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

    Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    14/4014 Fokus Oktober 2013

    NASIONAL

    SBY memang meresmikan beroperasinya empat pusat

    listrik tenaga uap (PLTU) dengan total kapasitas 2.550 MW.

    Masing-masing PLTU 1 Jawa Timur Pacitan (unit 1 dan 2

    kapasitas 2 x 315 MW), PLTU 2 Jawa Timur Paiton (unit

    9 kapasitas 1 x 660 MW), PLTU 1 Jawa Tengah Rembang

    (unit 1 dan 2 kapasitas 2 x 315 MW), PLTU 3 Banten Lontar

    (unit 2 dan 3 kapasitas 2 x 315 MW). Peresmian dipusatkan

    di Pacitan, Jawa Timur, Rabu (16/10).

    “Terimakasih pada PLN yang sudah membangun

    PLTU di tempat kelahiran saya. Ini bisa sangat membantu,

    karena PLTU yang diresmikan merupakan bagian dari hasil

    kemajuan,” kata Presiden.

    Sementara Direktur Utama PLN Nur Pamudji dalam

    sambutannya menjelaskan, keempat proyek PLTU itu

    sangat strategis untuk memperkuat pasokan listrik ke sistem

    kelistrikan Jawa-Madura-Bali yang telah terinterkoneksi.

    Beban puncak tertinggi pada sistem kelistrikan Jawa-

    Madura-Bali mencapai 22.381 MW yang terjadi pada 25September 2013. Alhasil, kini pasokan listrik ke sistem

    Jawa-Madura-Bali memiliki cadangan cukup.

    “Keempat proyek PLTU tersebut bagian dari program

    percepatan pembangunan pembangkit listrik menggunakan

    bahan bakar batubara, dengan total kapasitas 10.000 MW.

    Program percepatan pembangunan pembangkit yang

    dikenal dengan sebutan fast track program  tahap 1 atauFTP-1 itu tugas PLN sesuai Peraturan Presiden RI No. 71

    tahun 2006,” papar Nur Pamudji.

    Proyek FTP-1 hingga saat ini hampir 80 persen

    rampung. Sebanyak 20 persen sisanya akan diselesaikan

    hingga akhir tahun ini dan tahun depan. Dari total kapasitas

    proyek PLTU sebesar 10.000 MW, 60 persen berada di

    Jawa dan 40 persen ada di luar Jawa.

    Untuk mendukung keandalan pengoperasian PLTU

    Pacitan, PLN melalui anak perusahaan PT Bahtera

     Adhiguna (BAg)telah menyiapkan kapal baru jenis small

    handy  berkapasitas 20.000 ton yang diberi nama KM Intan

    Baruna. Kapal yang dibuat di galangan Jepang tahun 2013

    ini mempunyai panjang 161 m, lebar 27 m, tinggi 13,5 m,

    dan kecepatan maksimum 14 knot.

    “Kapal ini dibeli BAg yang menyediakan transportasi laut

    batubara. Operasi perdananya pemuatan batubara PT Bukit

     Asam dari Panjang ke PLTU Pacitan. Selain dioperasikan

    ke PLTU Pacitan, kapal ini juga dapat digunakan untuk

    memasok batubara ke PLTU Lontar, PLTU Labuan, dan

    PLTU Suralaya,” papar Dirut BAg Bima Putrajaya.

     Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Kapasitas

    Listrik JamaliNaikPresiden Susilo Bambang

     Yudhoyono menyempatkan diri

    mudik ke kampung halamannya

    di Pacitan, Jawa Timur. Tapi ini

    bukan sembarang mudik, lantaran

    seiring itu kapasitas listrik di Jawa-

    Madura-Bali (Jamali) makin melejit.

     Agus T rimuk t i /  Humas PLN Pusat 

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    15/40Fokus Oktober 201315

    NASIONAL

    Peserta didampingi KomisarisBesar Polisi Ngurah Rahardja

    melakukan riset ke PLN Pusat.

    Diterima Direktur (Niaga, Manajemen

    Risiko dan Kepatuhan) Harry Jaya

    Pahlawan serta Direktur (SDM

    dan Umum) Eddy D. Erningpraja,

    keempat peserta Sespimti Polri itu

    mengupas habis kegiatan PLN yang

    bersinggungan dengan masyarakat,

    Jumat (13/9).

    Harry mengatakan, wilayah kerja

    PLN seperti halnya Polri, cukup

    luas. Salah satu tolak ukur kinerja

    PLN adalah seberapa besar rasio

    elektrikasi atau seberapa banyak

    masyarakat yang telah disambung

    listrik oleh PLN.

    “Saat ini, rasio elektrikasi baru

    mencapai 75%. Artinya, baru 75%

    masyarakat Indonesia tersambung

    listrik PLN. Persoalan kelistrikan

    adalah persoalan bangsa. Jika suatu

    daerah belum terlistriki, maka tanggung

     jawab pemerintah daerah dan pihak

    lainnya untuk melistriki daerah itu. Jikatidak bisa, baiknya pemerintah daerah

    membuka jalan masuk ke daerah

    itu agar PLN lebih mudah menarik

     jaringan dan mengantar listrik ke

    tengah masyarakat,” ujar Harry.

    Eddy D. Erningpraja berpendapat,

     jika suatu daerah telah terlistriki,

    kemungkinan besar tingkat kriminalitas

    menurun. Namun, dalam proses

    melistriki suatu daerah, masih terjadi

    polemik masalah sosial, khususnya

    ketika membangun suatu proyek.

    Tidak sedikit masyarakat menuntut

    berbagai hal, karena wilayahnya

    dilewati pembangunan proyek listrik.

    Padahal proyek pembangunan listrik,

    baik pembangkit maupun jaringan

    kelistrikan ditujukan untuk kepentingan

    bersama.

    “Kalau kita lihat pedalaman

    Papua, perubahan sosial budaya

    di sana cukup drastis ketika listrik

    masuk. Meskipun kami tidak menarik

     jaringan, namun dengan teknologi

    baru lampu SEHEN, masyarakat

    Papua lebih bahagia. Mereka sangat

    mendambakan setitik terang. Tapi di

    perkotaan, tidak sedikit masyarakat

    berdemo, karena wilayahnya dilewati

     jaringan SUTET. Padahal, kami sudah

    merencanakan sedemikian rupa agar

    SUTET tidak mengganggu masyarakat

    sekitar. Umumnya, permukiman

    masyarakat muncul setelah jaringanSUTET berdiri. SUTET menjadi

    masalah sosial tersendiri,” tutur Eddy.

    Sementara Ngurah Rahardja

    mengutarakan, kuliah kerja profesi

    yang dijalani peserta tidak hanya

    dilakukan ke PLN. Dua puluh peserta

    Sespimti Polri disebar ke berbagai

    instansi terkait sesuai bidangnya

    masing-masing, seperti ke kedutaan,

    YLKI, dan pengelola media massa.

    Peri Irawan / D.K.

    PLN Diriset Polri

    Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-22 tahun 2013 Sekolah

    Staf dan Pemimpin Tinggi (Sespimti) Kepolisian Repub-

    lik Indonesia mengarahkan pesertanya untuk melakukan

    kuliah kerja profesi ke PLN. Ada empat calon kapolda

    dan pimpinan tinggi di Polri yang mempelajari bisnis

    PLN. Mereka akan menganalisa cara PLN bersentuhan

    langsung dengan masyarakat.

    Eddy D. Erningpraja (kanan) menerima

    cenderamata dari peserta Sespimti Polri.

    Manajemen

    PLN dan

     peserta

    Sespimti

    Polri berbagi

     pengalaman.

     Agus  Trimuk ti / Humas PLN Pusa t

     Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    16/4016 Fokus Oktober 2013

    NASIONAL

    “Artinya, penggunaan pembangkit listrik dari bahan

    bakar fosil sangat tinggi : mencapai 88 persen. Sementara

    EBT baru 12 persen : listrik yang dihasilkan pembangkit

    hydro baru 7 persen, geothermal dan lainnya baru 5 persen.

    Ini tantangan untuk terus meningkatkan pemanfaatan EBT

    ke depan,” ujar Kepala Divisi Energi Baru Terbarukan

    Mochamad Sofyan di hadapan wartawan yang mengikutiworkshop  “Komitmen PLN dalam Pengembangan Energi

    Terbarukan”, Kamis (19/9) di PLN Pusat, Jakarta.

    Sejalan dengan misi pemerintah menurunkan tingkat

    emisi dari sisi kelistrikan, pemanfaatan EBT dinilai cukup

    penting agar faktor emisi untuk kelistrikan terus menurun.

    Saat ini, faktor emisi untuk kelistrikan berada pada angka

    0,762 kgCO2/kWh. Pada 2021, diproyeksikan menurun jadi

    0,724 kgCO2/kWh. Guna mewujudkan pemanfaatan EBT

    untuk listrik menjadi 20 persen pada tahun 2021, setidaknya

    PLN harus membangun pembangkit dari energi non fosil

    hingga 12.900 MW.

      “Dalam perencanaan tahun 2012

    hingga 2021, Indonesia akan membangun

    pembangkit tambahan hingga 57 ribu MW

    atau harus menginventasi USD 77,3 miliar.

    Pembangkit yang akan dibangun PLN 53

    persen dan swasta 47 persen. Sementara

    pembangunan pembangkit EBT hanya

    menambah 6.300 MW,” katanya.

    Fokus utama PLN dalam memanfaatkan

    EBT adalah hydro, geothermal, bio energy,

    dan surya. PLN melihat, prospek bio

    energy cukup tinggi di Indonesia. Kendati

    yang direncanakan 450 MW saja, namun

    diyakini bisa melampaui target. Karena jika

    dibandingkan, pembangunan pembangkit

    hydro dan geothermal membutuhkan waktu

    hingga 7 tahun, sementara pembangkit listrik tenaga surya

    membutuhkan investasi cukup mahal.

    “Bio energy bisa dikembangkan oleh community  based

    development . Bahan bakarnya mudah didapat, seperti

    minyak sawit, sampah, tongkol jagung, dan sebagainya.

    Saat ini sudah masuk dari pembangkit swasta untuk bio

    energy sebesar 80 MW,” papar Sofyan.

    Bersama para awak media, Sofyan juga menggali

    tantangan-tantangan besar yang dihadapi dalampengembangan EBT di Indonesia. Di antaranya,

    diperlukan peraturan untuk menyederhanakan proses izin

    menggunakan kawasan hutan buat pengembangan EBT.

    Izin oleh pemerintah daerah diterbitkan melalui prosedur

    standar dan sesuai dengan kebijakan/rencana energi

    nasional.

    Kemudian, pengembang proyek yang berpengalaman

    dan berkualitas merupakan kunci keberhasilan

    pengembangan EBT. Proses P/Q, kualitas laporan FS yang

    baik, dan peningkatan kapasitas untuk konsultan lokal juga

    sangat diperlukan. Peri Irawan / D.K.

    Peri Irawa

    EBT Nan MenantangJutaan kilo liter bahan bakar mi-

    nyak (BBM) terpaksa dibakar PLN

    untuk melistriki daerah remote

    area, 21 persen gas alam “ditelan”

    dan 44 persen batu bara “dilahap”

    pembangkit-pembangkit non ener-

    gi baru terbarukan (EBT) milik PLN.

    Mochammad Sofyan (tengah) dicecar berbagai pertanyaan oleh wartawan.

    Irwanto / Humas PLN Pusat

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    17/40Fokus Oktober 201317

    Pekan olah raga pegawai PLN menyambut HariListrik Nasional (HLN) ke-68 tanggal 27 Oktober 2013

    dipusatkan di Sport City Jakabaring Bumi Sriwijaya,

    Palembang. Pembukaannya digelar Jumat (4/10).

    “Kita berbagi pengalaman, mempererat tali silaturahmi

    dan rasa kekeluargaan yang tinggi untuk mencapai

    kesuksesan dan menjunjung PLN Satu. Selamat

    bertanding dengan semangat dan jiwa sportivitas yang

    tinggi, raih kemenangan untuk mengukir prestasi,” kata

    Nonot Suharyono dari P2K Jaringan Sumbagsel selaku

    inspektur upacara yang mewakili Direksi PLN.

    Pada POR kali ini, dipertandingkan beberapa

    cabang olah raga di sejumlah kota.Palembang mempertandingkan cabang

    tenis lapangan dan tenis meja (4-

    6/10), bola voli di Pontianak (7-10/10),

    dan futsal di Balikpapan (7-10/10).

    Sementara bulutangkis digelar di

    Batam (3-6/10), Jakarta menjadi tuan

    rumah cabang basket (7-8/10) dan bridge

    (18-20/10).

    Juara POR HLN 2013Tenis Lapangan

    1. S2JB

    2. Indonesia Power 

    3. Makasar dan Suluttenggo

    Bulutangkis 

    1. Indonesia Power 

     2. P3B Jawa Bali

     3. Pembangkitan Jawa Bali

      serta Distribusi Jakarta dan Tangerang

    Tenis Meja

    1. Indonesia Power 

    2. Distribusi Jawa Barat dan Banten3. PJB dan Wilayah Sulselrabar 

    Bola Voli

    1. Wilayah Suluttenggo

    2. Distribusi Jakarta dan Tangerang

    3. Indonesia Power 

    Futsal

    1. KIT SBU

    2. Wilayah Sumut

    3. Wilayah Kalselteng

    Junjung PLN Satu

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    18/4018 Fokus Oktober 2013

    Berdasarkan Peraturan Presiden No. 5 tahun

    2006 tentang Kebijakan Energi Nasional , pemerintah

    menargetkan pemanfaatan energi listrik dari panas bumi

    pada tahun 2025 bisa mencapai 9.500 MW atau 5% dari

    konsumsi energi nasional.

    Direktur (Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan) Nasri

    Sebayang mengatakan, PLN secara korporasi memiliki

    komitmen tinggi untuk meningkatkan pemanfaatan energi

    panas bumi buat pembangkit listrik.

    “Komiten PLN dalam mengurangi penggunaan BBM

    bagi pembangkit diesel di antaranya dengan meningkatkan

    penggunaan energi baru dan terbarukan, seperti panas bumi,

    air, bio diesel, biomassa, dan surya,” ujar Nasri Sebayang,Senin (30/9), saat menghadiri APEC Conference On Clean,

    Renewable & Sustainable Use of Energy  (APCRES) 2013,

    yang dibuka Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo di

    Nusa Dua, Bali.

    “PLN sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam

    pemanfaatan energi baru dan terbarukan, terutama panas

    bumi. Kami telah menjalin kerja sama dengan sejumlah

    pihak, terutama para pengembang panas bumi di Indonesia

    untuk terus meningkatkan kapasitas pembangkit panas

    bumi,” lanjut Nasri.

    Saat ini, total kapasitas pembangkit listrik tenaga

    panas bumi (PLTP) yang dioperasikan PLN maupun

    swasta (independent power producer ) sebesar 1.314 MW.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

    meminta PLN dan investor dalam maupun luar negeri untukbersama-sama berkomitmen mengoptimalkan potensi

    panas bumi yang tersedia begitu besar di Indonesia.

    “Indonesia dianugerahi banyak potensi energi baru

    dan terbarukan. Kita harus lebih fokus meningkatkan

    pemanfaatannya untuk kebutuhan pembangkit listrik, di

    antaranya panas bumi,” tegas Susilo Siswoutomo.

     APCRES 2013 bagian dari kegiatan KTT APEC 2013.

    Pesertanya, selain berasal dari anggota APEC, juga datang

    dari sejumlah praktisi dan profesional di bidang energi baru

    dan terbarukan. Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

    Membidik Panas BumiPemerintah berharap, potensi

    energi baru dan terbarukan, seperti

    panas bumi atau geothermal dapat

    dimanfaatkan optimal semua

    pihak untuk memenuhi kebutuhan

    pembangkit listrik di Indonesia.

    NASIONAL

    Susilo Siswoutomo (kiri) berbincang dengan peserta APCRES,

     salah satunya GM PLN Bali Ida Bagus Mardawa (dua dari kiri).

    Der maw an Uloli /  Humas PLN P

    D.K.

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    19/40Fokus Oktober 201319

    NASIONAL

    Memasuki usia ke-13, anak perusahaan PLN penyedia jasa jaringan dan

    layanan telekomunikasi, Indonesia Comnet Plus (Icon+), dinilai semakin progresif

    dalam memberikan prot. Tilik saja. Pada 2011, pendapatan Icon+ hanya Rp

    700 miliar. Namun pada 2012, mampu menembus Rp 1 triliun. Ditargetkan pada

    2013, revenue meningkat antara 30-40%.

    Pendapatan ini, diakui Direktur Utama Icon+ Muhammad Buldansyah, 45 %

    ditunjang dari bisnis dengan induknya PLN, dan 55% dari perusahaan publik

    di luar PLN. Selama 13 tahun melayani jaringan ber optik di Indonesia, Icon+

    tidak hanya mendukung jaringan telekomunikasi di PLN sebagai perusahaan

    induknya, namun juga beberapa perusahaan publik seperti bank, manufacturing ,

    dan perusahaan telekomunikasi lain.

    Tentu saja, Icon+ selalu memberikan layanan berkualitas pada setiap

    pelanggan. Muhammad Buldansyah optimis, pihaknya dapat memenuhi tuntutan

    pelanggan yang tidak sekedar pada connectivity , tapi juga memberikan kualitas

    dan dukungan layanan yang bermanfaat jangka panjang bagi pelanggan.

    Terlebih, dengan tagline  baru : “We Speak Beyond Connectivity ” serta

    keunggulan jaringan ber optik yang dapat menjangkau hingga daerah terpencil,

    Icon+ merasa bisa terus meningkatkan kontribusinya dalam perkembangan

    telekomunikasi di Indonesia.

    “Kami tetap memegang teguh komitmen. Kami akan meningkatkan jangkauan,kualitas, dan dukungan layanan. Ke depan, Icon+ siap menjadi partner strategis

    bagi perusahaan pengguna layanan jaringan berbasis ber optik ke segmen

    yang lebih luas, seperti penyedia layanan teknologi informasi dan komunikasi

    (TIK) dan konten, termasuk kerja sama infrastruktur dengan penyelenggara

    telekomunikasi di Indonesia,” ujar Danny, sapaan akrab Muhammad Buldansyah.

    Rencananya, lanjut Danny, Icon+ akan melakukan investasi sebesar Rp 600

    miliar yang salah satunya disalurkan untuk memperluas coverage area Icon+,

    serta melahirkan berbagai layanan baru, seperti layanan komunikasi data yang

    semakin penting dalam dunia komunikasi. Dalam waktu dekat, Icon+ pun akan

    mengeluarkan produk layanan data center  bernama ICONCloud.

    Sementara Direktur Niaga Icon+ Hikmat Drajat mengatakan, selama 13 tahun

    Icon+ berdiri, terjadi 3 transformasi bisnis, khususnya untuk PLN related services.

    Pada gelombang pertama, Icon+ berfungsi sebagai network provider , dimana

    landasannya jaringan telekomunikasi berbasis ber optik. Pada gelombang

    kedua, Icon+ bertransformasi menjadi content provider  atau application provider  

    untuk PLN, seperti APKT dan AP2T. Dan gelombang ketiga adalah  process

    bussiness provider , penyediaan manage services  dalam proses bisnis PLN,

    yaitu pelayanan Contact Center 123, dimana end to end  telah melayani proses

    bisnis, bukan lagi aplikasi.

    “Icon+ tumbuh bersama PLN sebagai landasan bisnisnya, sehingga ketika

    penetrasi keluar Icon+ lebih kompetitif, karena kualitas orang-orangnya sudah

    teruji akibat PLN harus mempunyai service level agreement  yang tinggi,” ucap

    Hikmat. Peri Irawan / D.K.

    1Triliun

    Meraup“Revenue”

    Direksi dan Dewan Komisaris Icon+

     berfoto usai memberikan keterangan

     pers ulang tahun ke-13 Icon+.

    Peri Ira wan / D.K.

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    20/4020 Fokus Oktober 2013

    NASIONAL

    Keberhasilan menggeluti jasa konsultansi enjiniringtelah membangkitkan semangat manajemen PT PrimaLayanan Nasional Enjiniring (PLN E) untuk melebarkansayap bisnisnya. Terbukti, anak perusahaan PLN yangawalnya hanya mengandalkan jasa konsultansi enjiniringini kini mampu merambah berbagai kegiatan bisnis baru diusianya yang memasuki tahun ke-11.

    Dalam beberapa tahun terakhir, PLN E banyak menjajakiteknologi baru di sektor ketenagalistrikan. Yang palinganyar adalah pembangunan pembangkit termal modularpengganti diesel (PTMPD), dengan teknologi baru sebagai

    alternatif pengganti diesel. “Di tahun 2013, PLN E mendapat penugasan dari PLN

    untuk membangun PTMPD di 60 lokasi. Sebagai langkahawal, kami sudah mulai mempersiapkan pembangunansatu unit PTMPD dengan kapasitas 1,2 MW di Nias Utara,Sumatera Utara, sebagai  pilot project ,” ujar Dirut PLN E,Zainal Abidin Sihite. PLN E juga merencanakan membangunPTMPD berkapasitas 3,5 MW di Sorong Selatan, Papua,bekerja sama dengan Perum Perhutani untuk kebutuhanpabrik sagu. Ini bagian pengembangan di Indonesia bagiantimur.

     Kegiatan lain adalah engineering services pembangunan3 PLTU besar, yakni Parit Baru (2 x 50 MW), Takalar (2 x100 MW), dan Pangkalan Susu-Extension  (2 x 200 MW).

    Pembangunan ketiga PLTU baru ini menerapkan skemabisnis berbeda, yaitu PLN E menjadi consultant leader  pihak asing maupun lokal. Pola ini akan menjadi mediapeningkatan skill  enjinir PLN dalam pembangunan sistemketenagalistrikan. Selama ini, kegiatan konsultansi dankonstruksi dilakukan enjinir non PLN, sementara enjinir PLNhanya menjadi supervisor atau pendamping (counterpart ).

    Kegiatan ketiga PLN E adalah melakukan enjiniring dansupervisi konstruksi pembangunan instalasi compressednatural gas (CNG) di Sei Gelam, Jambi. Selanjutnya, PLNE ditugaskan menjadi pelaksana atau operator operationand maintenance (O&M) instalasi tersebut. Teknologi CNGterbilang baru, dan Indonesia negara pertama di dunia yangmengoperasikan teknologi ini.

    Pengalaman PLN E dalam bisnis ini bisa menjadi lessonlearned  bagi PLN ke depan dalam mengoperasikan CNG.Pembangunan instalasi CNG Sei Gelam berlangsung sejak2012 dan dijadwalkan beroperasi akhir triwulan 3 tahun2013. Instalasi CNG akan memasok pembangkit listriktenaga mesin gas (PLTMG) dengan kapasitas 80 MWkhusus pada beban puncak, sehingga dapat memperkuatsistem kelistrikan di Jambi.

      “Ketiga kegiatan tersebut kesempatan bagi PLN Euntuk meningkatkan kompetensi dan skill  serta pengalamandalam proyek-proyek yang ditangani,” ujar Zainal AbidinSihite, yang lebih akrab disapa ZAS.

    Melebarkan 

    Sayap Bisnis

    Zainal Abidin Sihite

    Peri Irawan

    PLN E juga tengah menggarap beberapa proyekenjiniring dan pembangunan pembangkit listrik tenagasurya (PLTS) di beberapa lokasi, di antaranya di PulauSaumlaki dan Pulau Dobo di wilayah Maluku. Terobosanlain di luar jasa enjiniring adalah membangun pabrikswitch gear di Indonesia. Jika pabrik telah beroperasi,produknya diprioritaskan untuk dipasarkan di dalamnegeri guna memenuhi kebutuhan pembangunan sektorketenagalistrikan.

    Untuk mematangkan rencana itu, pada Mei 2013ditandatangani  joint venture agreement   (JVA) dan

    shareholder agreement (SHA) antara PLN E dengan CGPower sebagai mitra. Peluang ini basic income yang dapatmenghasilkan potensi revenue secara berkesinambunganbagi PLN E.

    Mendukung Misi Holding  PLN E yang didirikan 3 Oktober 2002 saat ini menjadi

    perusahaan jasa konsultansi enjiniring ketenagalistrikanyang cukup sukses. Meski berusia muda, pertumbuhannyacukup pesat serta memiliki pemikiran, rencana besar,dan terobosan baru dalam mengembangkan bisnisnya.Kinerja keuangan PLN E tahun 2012 menggambarkanperkembangan signikan, dengan perolehan revenue Rp 202 miliar. Kinerja ini menjadi dorongan kuat bagi

    seluruh jajaran manajemen PLN E untuk terus mendukungmisi holding   PLN Pusat dalam membangun sektorketenagalistrikan.

    Untuk menyukseskan bisnisnya, PLN E bertumpupada tiga pilar utama : “People,

    Process, Technology ”.PLN E didukungbanyak enjinir senior

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    21/40Fokus Oktober 201321

    yang membawa sejuta pengalamandan ratusan enjinir muda berbakatyang dipersiapkan untuk menyerapilmu dari para seniornya, denganknowledge transfer   melalui prosescoaching  dan mentoring. Saat ini, PLNE didukung 158 enjinir.

    Pilar lain penopang PLN E adalah

    kelengkapan sarana pendukung (tools)yang meliputi hardware dan software ITup-to-date untuk menunjang pekerjaanenjiniring dan merupakan pilarteknologi PLN E. Aplikasi IT yang telahdibangun untuk menunjang aktivitasPLN E antara lain  project integratedmonitoring application  (PRIMA),human resources information system (HRIS), knowledge management ,business travel   (perjalanan dinas),document management .

    Berbekal tiga pilar itu, PLN Emengembangkan bisnisnya dengan

    menyediakan solusi enjiniringterpadu di bidang ketenagalistrikan,seperti EPC, IPP, O&M. Denganbekal pengetahuan dan pengalamanenjiniring selama 11 tahun terakhir, PLNE diharapkan mampu mewujudkanmisinya secepat mungkin, yaitu“Menjadi Perusahaan EnjiniringKetenagalistrikan Terkemuka di Asiayang Tumbuh dan Berkembang danMemenuhi Harapan Stakeholders”.PLN E sejak September 2013 memangmemulai kiprah di Asia melalui kegiatanenjiniring pembangunan PLTU 2 x 100

    MW di Myanmar. PLN E saat ini dinahkodai Zainal Abidin Sihite (Direktur Utama),Tonny Sarief (Direktur Enjiniring),Edward Siagian (Direktur Pemasarandan Pengembangan Usaha), sertaBurhanuddin (Direktur Keuangandan SDM). Dalam waktu dekat, anakperusahaan PLN ini juga akan go

     public, dengan melakukan penawaranumum perdana (PUP) atau initial

     public offering  (IPO).Kemajuan PLN E dalam hal bisnis,

    kapabilitas, kapasitas, dan kompetensi

    bukan hanya bermanfaat bagi dirinyasemata, tapi juga berdampak materildalam meng-escort   rencana-rencanainvestasi PLN, khususnya terkaitpengembangan pembangkitan danpenyaluran tenaga listrik. “TujuanPLN membentuk anak perusahaanuntuk membantu pencapaian visidan misi perusahaan. Sebagaianak perusahaan, PLN E akanterus mendukung dan memberikankontribusi semaksimal mungkin,”tegas ZAS. Tutang Wien

    “Perjalanan Menuju Perusahaan Pembangkitan Tenaga Listrik KelasDunia”. Inilah tema perayaan ulang tahun ke-18 PT Indonesia Power (IP)

    sebagai pengingat seluruh rangkaian keberhasilan dan prestasi selama ini,

     juga penanda komitmen, kerja keras, dan perbaikan terus menerus.

    “Selama 18 tahun, kompetensi insan-insan IP mendapatkan pengakuan

    dari pihak luar. Terbukti, IP selalu meraih hasil di atas rata-rata dari seluruh

    kegiatan kompetensi inovasi di lingkungan PLN. Bahkan pada beberapa

    penyelenggaraan lomba inovasi, IP mampu menjadi peserta terbaik dan

    mengantarkan perusahaan sebagai juara umum lomba karya inovasi PLN

    tingkat nasional,” ungkap Direktur Utama IP Djoko Hastowo.

    Kado istimewanya, IP menyabet sertikat PAS 55 dari London-Inggris

    untuk lima unit kerjanya, yaitu Unit Kantor Pusat IP, Unit Bisnis Pembangkitan

    (UBP) Suralaya-Banten, UBP Priok-Jakarta, UBP Saguling-Jawa Barat,

    UBP Kamojang-Jawa Barat, dan UBP Mrica-Jawa Tengah. Keberhasilan

    memenuhi standar mutu internasional ini membuat IP diberi tugas oleh

    induknya, PLN, untuk mengoperasikan sekaligus enam unit pembangkit di

    luar Jawa Bali.

    Masing-masing operation and mainternance  (O&M) PLTU Pangkalan

    Susu 2 x 220 MW di Sumatera Utara, PLTU Barru 2 x 50 MW di Makassar,

    PLTU Sanggau 2 x 7 MW di Kalimantan Barat, PLTU Jeranjang 25 MW, PLTU

     Ambon 2 x 7 MW, dan PLTU Haultecamp 2 x 7 MW di Jayapura.

    Menurut Direktur Niaga Antonius RTA, penugasan ini menuntut insan IP

    untuk bertindak cekatan dengan rencana yang baik. “Ini agar perusahaan tidak

    mengecewakan pemegang saham yang telah memberikan kepercayaan.

    Penugasan O&M merupakan tantangan dan wahana yang baik bagi IP

    untuk dapat mengaktualisasikan diri dalam bidang O&M. Penugasan ini bisa

    dimaknai sebagai momentum yang bagus dalam meningkatkan produktivitas

    pegawai,” ujar Antonius.Saat ini, IP mengelola unit pembangkit listrik pada sistem kelistrikan Jawa-

    Madura-Bali dengan kapasitas terpasang 8.935,86 MW serta unit pembangkit

    lain di luar Jawa dengan kapasitas terpasang 102 MW. Semuanya dikelola

    9 unit bisnis pembangkitan dan jasa pemeliharaan serta anak perusahaan.

    Selain itu, IP pun mengelola pembangkit program diversikasi energi (PDE)

    tahap I melalui empat unit bisnis operasi dan pemeliharaan dengan kapasitas

    3.220 MW.

    Ke depan, IP dalam proyek kemitraan tengah mengembangkan usaha

    untuk membangun PLTU Kaltim 2 x 27,5 MW dengan memanfaatkan sumber

    daya batubara lokal (mulut tambang). Juga membangun PLTA Rajamandala

    47 MW yang memanfaatkan energi baru terbarukan di Jawa Barat. Ada juga

    pengembangan WKP Tangkuban Perahu 2 x 55 MW dengan memanfaatkan

    potensi panas bumi di Jawa Barat. Tidak ketinggalan memanfaatkan potensi

    aliran sungai di wilayah Jawa Tengah dengan membangun PLTM Lambur 2 x

    4 MW, PLTM Harjosari 2 x 3,3 MW, PLTM Gunung Wugul 2 x 1,5 MW, serta

    beberapa pengembangan usaha lainnya. Peri Irawan / D.K.

    Selalu di Atas Rata-Rata

    Djoko Hastowo (tengah) dan Direksi Indonesia Power

     memotong tumpeng pada perayaan ulang tahun ke-18

    Indonesia Power.

    Peri Irawan / D.K.

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    22/4022 Fokus Oktober 2013

    NASIONAL

    Penghargaan diserahkan dalam acara Brand Champions Public Service 

    yang diselenggarakan MarkPlus Insight dan Majalah Marketeers di Hotel FourSeasons, Jakarta, Selasa (24/9).

    Pada era dimana konsumen semakin pintar, instansi layanan publik kian

    dituntut untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Semakin tingginya

    kebutuhan masyarakat terhadap layanan publik yang profesional dan kebijakan

    yang bermanfaat, mengharuskan instansi layanan publik di Indonesia terus

    melakukan perubahan dan pembenahan, baik dalam pelayanan maupun

    pembuatan kebijakan.

     Atas dasar itulah, MarkPlus Insight kembali melakukan survei tentang

    awareness, image, likeability , dan usefullness kebijakan instansi layanan publik

    di Indonesia. Survei dilakukan pada medio September 2013 dengan melibatkan

    700 responden masyarakat umum di enam kota besar : Jakarta, Surabaya,

    Bandung, Semarang, Medan, dan Makassar.“Kami melakukan survei dengan menggunakan metode kuantitatif dan

    random sampling   melalui survei telepon terhadap 700 responden di 6 kota

    besar di Indonesia. Survei bertujuan mengukur penilaian masyarakat terhadap

    kebijakan dan layanan yang diterima dalam setahun terakhir,” ujar Tauk, Chief

    Operating Ofcer of  MarkPlus, Inc.

    Kemudahan mendapatkan layanan listrik berupa sambung baru dan

    perubahan daya serta adanya layanan online  yang disajikan PLN melalui

    sejumlah channel   seperti Contact Center PLN 123 dinilai responden sebagai

    layanan yang membantu mereka berinteraksi dengan PLN. Faktor-faktor inilah

    yang membuat PLN mencetak penghargaan ganda. Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

    Double Winners

    Penghargaan kembali

    diraih PLN. Kali ini

    PLN mendapatkan

    dua penghargaan

    emas untuk kategori

    State Owned

    Enterprise sebagaiMost Trusted Public

    Institution dan Most

    Valuable Policy Of

    Public Institution.

     Anton Suprapto Adi (dua dari kanan)

     mewakili PLN menerima penghargaan

    Brand Champions Public Service.Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    23/40Fokus Oktober 201323

    TRANSPARAN

    Inilah tempat acara blogger  bicara

    PLN Bersih. Ibu muda asal Jakarta

    Timur ini terlihat amat antusias

    mengikuti lomba blog yang digagas

    PLN bersama detikblog, sehingga

    datang lebih awal ke launching  lomba

    blog PLN Bersih yang baru digelar

    malam harinya.

    Siti Lailah dan Wiret merupakan

    blogger   yang telah lama menulis

    tentang lingkungan sekitar yang

    mereka lihat. Wiret mulai ngeblog

    tahun 2004. Sempat vakum menulis

    blog lantaran kesibukan bekerja,

    dia kembali mencoba membiasakan

    menulis tentang energi baru terbarukan

    dan sederet petualangannya. SitiLailah lebih aktif ngeblog tentang

    kewanitaan dan rumah tangga.

    Mendengar lomba blog PLN Bersih,

    mereka mencoba menyentil PLN

    dengan gaya bahasanya sendiri.

    Lain dengan Win Sugiarti. Blogger  

    dari Kalimantan Barat ini mengikuti

    lomba blog sekaligus menyampaikan

    aspirasi langsung kepada petinggi

    PLN agar tempat tinggalnya di pelosok

    Kalbar segera dilistriki. Baik Siti Lailah,

    Wiret maupun Win Sugiarti mengaku

    baru pertama kali mengikuti lomba

    blog PLN dan mendengar program

    PLN Bersih. Kendati begitu, bersama

    100 blogger  dari Jabodetabek, Garut,

    Magelang, Malang, Medan, Bandung,

    Kalbar, dan sejumlah daerah lain,

    mereka antusias mengikuti launching  

    lomba blog PLN Bersih.

    Lomba blog PLN Bersih rangkaian

    peringatan Hari Listrik Nasional ke-68

    pada 27 Oktober. Tahun sebelumnya,PLN bersama detikblog mengadakan

    kegiatan serupa bertema “Aku dan

    PLN”. Kali ini, lomba bertema “Blogger

    Dukung PLN Bersih” menyediakan

    hadiah uang tunai total Rp 31 juta

    untuk 68 pemenang. Uang tunai Rp 10

     juta bagi 1 pemenang, @Rp 1 juta bagi

    10 pemenang, @Rp 500 ribu untuk 10

    pemenang, voucher   listrik prabayar

    @Rp 250 ribu untuk 10 pemenang,

    serta voucher   listrik prabayar @Rp

    100 ribu untuk 27 pemenang. Sepuluhpostingan pertama yang masuk,

    langsung mendapatkan hadiah

    voucher  listrik prabayar @Rp 100 ribu.

    Manajer Senior Komunikasi

    Korporat Bambang Dwiyanto

    mengatakan, program PLN Bersih

    dicanangkan PLN sejak tahun lalu

    bekerja sama dengan LSM anti korupsi

    Transparency International Indonesia

    (TII) serta Komisi Pemberantasan

    Korupsi (KPK). PLN Bersih berfokus

    pada dua hal, yaitu reformasi

    pengadaan dan pelayanan pelanggan.

    “Berdasarkan pemetaan PLN,

    potensi terjadinya suap, gratikasi,

    dan korupsi cukup besar pada dua

    hal itu. Terlebih setiap tahun, PLN

    menginvestasikan uang Rp 60 triliun.

    Para blogger   bisa menyampaikan

    curhatnya tentang PLN Bersih, bisa

    bercerita apakah petugas PLN masih

    menunjukkan sinyal-sinyal tidak

    baik,” ucap Bambang yang menjadi

    narasumber bersama Dwi Kusnanto,

    Manajer Bidang Niaga PLN DistribusiJakarta dan Tangerang.

    Dwi Kusnanto mengungkapkan,

    pada sisi pelayanan, PLN telah

    mengubah sistem pelayanan. Dulu,

    setiap pelanggan PLN jika berurusan

    dengan pelayanan harus bertemu

    petugas loket pelayanan, sehingga

    bisa menimbulkan persepsi lain.

    Namun saat ini, pelayanan PLN melalui

    satu pintu, yaitu Contact Center 123.

    Launching  lomba blog PLN dihibur

    artis ibukota Ussy Sulistiawaty yangmenyemarakkan suasana dengan

    lagu andalannya “KLIK ”. Perwakilan

    blogger   dan manajemen PLN

    memberikan cap tangan dengan tinta

    merah sebagai simbol dukungan

    blogger   mewujudkan PLN Bersih.

    Lomba blog berlangsung tanggal

    4-27 Oktober 2013. Persyaratan dan

    ketentuan bisa diakses melalui www.

    blogdetik.com. Peri Irawan / D.K.

    Klik! Blogger  

    Bicara (PLN) BersihSiti Lailah mengajak suaminya Wiret dan putra

    tunggalnya Azka ke NUTZ Culture Sports Bar and

    Lounge di kawasan mall Senayan City, Jakarta Selatan,

    Jumat (4/10) sore itu.

    Bambang Dwiyanto (kiri)

     berdiskusi dengan Ussy

    Sulistiawaty (tengah) dan

    Dwi Kusnanto (kanan).

    Peri Ira wan / D.K. 

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    24/4024 Fokus Oktober 2013

    INFO

    Tanggal 1 Juli 2013, Kepala Pusat Enjiniring

    Ketenagalistrikan Moch. Prayudianto meresmikan

    pelaksanaan Competency Development Program for

    Thermal Power Plant Engineering  (CDP). Tujuannya untuk

    meningkatkan kompetensi enjinir PLN Pusenlis yang

    mayoritas enjinir muda dalam mendukung pembangunan

    PLN, khususnya dalam bidang enjiniring pembangkit

    termal. CDP berlangsung sampai Desember 2013, terdiri

    atas training class  yang meliputi 100 sesi pelatihan,

    workshop, guided tour   ke beberapa pembangkit termal

    PLN, penyiapan design guide, dan diskusi teknis.  

    Humas PLN Pusenlis

    Menyusul terjadinya gangguan teknis pada IBT 150

    kV di GI Ungaran pada Selasa (3/9), PLN Distribusi JawaTengah dan DI Yogyakarta (DJTY) mengajak sejumlah

    wartawan untuk melakukan site visit  (kunjungan lapangan)

    ke GI Ungaran dan APD Semarang, Kamis (12/9). Selain

    memberikan kesempatan kepada media massa untuk

    melihat langsung kondisi GI Ungaran, kunjungan juga untuk

    memberikan penjelasan lebih akurat dan terperinci terkait

    gangguan di IBT 150 kV GI Ungaran.

    Humas PLN Distribusi Jateng dan DIY

    Dongkrak Kompetensi Enjinir

    Membuka Mata Jurnalis

    Peduli terhadap lingkungan, PLN Wilayah Sumatera

    Barat menyerahkan bantuan CSR tahap pertama berupabecak motor sampah kepada Kota Padang, Solok,

    Bukittinggi, dan Payakumbuh. Penyerahan diawali dari

    Kota Padang pada 16 Agustus 2013. Berturut-turut Solok,

    Bukittinggi, dan Payakumbuh pada 20-22 Agustus 2013.

    Pemerintah keempat kota tersebut sangat berterima kasih

    dan mengapresiasi bantuan PLN.  Humas PLN WSB

    Untuk kali pertama, PLN Area Sanggau yang wilayah

    kerjanya berbatasan langsung dengan negara jiran Malaysia

    dikunjungi anggota Direksi PLN, yakni Direktur (Operasi

    Indonesia Timur) Vickner Sinaga. “Merupakan sejarah dan

    penghormatan bagi kami, karena akhirnya untuk pertama

    kalinya kantor PLN Area Sanggau kedatangan Direksi PLN.

    Meski berada di daerah yang jauh, kami bangga dikunjungi

    Pak Vickner,” ujar Manajer PLN Area Sanggau Hendrik

    Erig, Jumat (23/8). Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat 

    Tebar Motor Sampah

    Bangga Dikunjungi Direktur

    Humas PLN Pusenlis

    Humas PLN WSB

    Humas PLN Distribusi Jateng dan DIY

    Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    25/4025 Fokus Oktober 2013

    TRANSPARAN

    Tiga belas unit bisnis PLN telah ditunjuk menjadi  pilot

     project  PLN Bersih. Mereka adalah PLN Wilayah Bangka

    Belitung, PLN Wilayah Sumatera Utara, Unit Pembangkitan

    Jawa Bali, PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang,

    PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, PLN Distribusi Jawa

    Tengah dan Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur, PLNDistribusi Bali, PLN Distribusi Lampung, PLN Pusdiklat, PLN

    Jasa Sertikasi, PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan,

    serta PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan.

     Awal Oktober 2013, ke-13 unit bisnis itu diberikan

    penilaian apakah unit bisnisnya berhak mendapatkan

    predikat PLN Bersih? Senin (7/10) di PLN Pusdiklat-

    Jakarta, tim examiner  PLN Bersih yang terdiri atas Dadang

    Trisasongko (TII), Muhammad Yani (YLKI), dan Bambang

    Dwiyanto (PLN Pusat) memverikasi apakah PLN Pusdiklat

    benar-benar telah mengimplementasikan inisiatif PLN

    Bersih.

    Menurut Kepala PLN Pusdiklat Suharto, sejak

    bertransformasi menjadi corporate university , pihaknya

    tidak hanya meningkatkan kinerja pegawai, tapi juga

    meningkatkan performance unit bisnis terkait. PLN Corpu

    bahkan mempunyai tugas menginternalisasi budaya

    perusahaan seperti SIPP (saling percaya, integritas, peduli,

    pembelajar). Pun PLN Corpu diminta untuk mendeseminasi

    program dan nilai-nilai PLN Bersih.

    “Dalam aktivitas pembelajaran, kami memiliki 4 ON.

    Yaitu, on prosedur , on quality , on cost  atau biaya terbaik,

    dan on time. Saat ini, pembayaran honor dilakukan tidak lagi

    dalam bentuk cash, tapi melalui transfer untuk menghindari

    hal-hal yang tidak diinginkan. Juga penggunaan mess, tidak

    gratis untuk pegawai PLN Pusdiklat,” ujar Suharto.

    Sementara Dadang Trisasongko mengatakan,

    assesment pilot project  PLN Bersih untuk melihat progress atau memotret pelopor PLN Bersih dan lingkungan

    sekitarnya, termasuk manajemen unit terkait dan vendornya.

     Ada tiga area yang menjadi fokus pengukuran, yaitu risiko

    integritas, implementasi PLN Bersih, serta integritas

    pengadaan dan pelayanan.

    “Ketiga area pengukuran merupakan data awal

    (baseline) yang akan mencerminkan input, intervensi, dan

    output  program PLN Bersih. Unit bisnis berhak mendapat

    predikat PLN Bersih jika memenuhi kriteria rendahnya

    risiko integritas, tingginya implementasi PLN Bersih, dan

    tingginya integritas pengadaan pelayanan,” kata Dadang.

    Risiko integritas mempunyai bobot penilaian 25%,yang terdiri atas survei internal 10%, survei vendor 25%,

    survei pelanggan 25%, dan penilaian examiner   40%.

    Sementara implementasi PLN Bersih berbobot 50%. Terdiri

    atas partisipasi 20%, integritas 40%, transparansi 20%,

    dan akuntabilitas 20%. Adapun integritas pengadaan dan

    pelayanan memiliki bobot penilaian 25%, yang terbagi atas

    pengadaan 50% dan pelayanan 50%.

    Di PLN Pusdiklat, enam orang pelopor PLN Bersih

    berhasil melewati verikasi. Mereka dievaluasi kegiatan apa

    yang sesuai atau tidak sesuai dengan rencana tindak lanjut

    (RTL) yang disusunnya. Begitupun dengan manajemen dan

    vendor PLN Pusdiklat, sigap menjawab pertanyaan para

    examiner .

    Hasil penilaian akan diumumkan setelah ketiga area

    pengukuran dinilai komprehensif dan independen. Unit

    yang memenuhi kriteria bakal diberi predikat PLN Bersih.

    Penetapan unit kerja berpredikat PLN Bersih dilakukan

    Dirut PLN pada Hari Listrik Nasional.

    Namun jika di tengah jalan ada laporan berdasarkan

    hasil pengawasan yang menggugurkan kriteria, maka

    predikat itu akan segera dicabut atau diturunkan levelnya.

    Penilaian PLN Bersih dilakukan berkala kepada seluruh unit

    bisnis PLN.

    Mengukur Kadar 

    Unit yang Bersih

    Dadang Trisasongko (kiri) memverifkasi data PLN Pusdiklat bersama

    Muhammad Yani (dua dari kanan) dan Bambang Dwiyanto (kanan).

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    26/4026 Fokus Oktober 2013

    KINERJA

    Kemudian diikuti pemberian Surat

    Penugasan dari Menteri ESDM kepada

    PLN untuk mengimplementasikan

    pemanfaatan biodiesel pada PLTDyang dioperasikan PLN. Menurut

    Manajer Senior Bidang Perencanaan

    Energi Primer Chairani Rachmatullah,

    pemerintah mengeluarkan kebijakan

    agar industri segera beralih

    menggunakan bahan bakar nabati

    (biofuel), karena harga minyak dunia,

    khususnya high speed diesel   (HSD)

    cukup tinggi di pasaran, terlebih

    Indonesia harus mengimpornya.

    “Tahun 2013, PLN harus

    mengkonsumsi 7,5% bahan bakar

    nabati dari total konsumsi HSD padapembangkitnya. Pada 2014, PLN

    harus mengkonsumsi 21% bahan

    bakar nabati dari total konsumsi HSD,”

    ujar Chairani.

    Bahan bakar nabati terdiri atas

    biodiesel, bioethanol,  pure plant

    oil   (PPO), dan lainnya. PLN telah

    mengarahkan unit-unit pembangkitnya

    untuk menggunakan PPO sebagai

    bahan bakar.

    Pasalnya, ada perbedaan

    mendasar dari berbagai bahan bakarnabati tersebut. Misalnya, biodiesel

    dengan PPO. Biodiesel atau biasa

    disebut B100 adalah produk fatty

    acid methyl ester   (FAME) atau mono

    alkyl ester yang dihasilkan dari bahan

    baku hayati dan biomassa lain,

    yang diproses secara esterikasi.

    Sementara PPO adalah produk yang

    dihasilkan dari bahan baku nabati

    yang diproses secara mekanik dan

    fermentasi.

    “Secara harga, PPO lebih murah

    ketimbang biodiesel. Memang untukpenggunaan pada pembangkit listrik,

    PPO harus menambah heater , tapi

    hitung-hitungan harga produksinya

    tetap lebih murah menggunakan PPO

    dibanding biodiesel,” ujarnya.

    Sementara Krishna Mulawarman,

    Senior Specialist II Program Strategis

    SPKK mengatakan, PLN bersama

    BPPT telah melakukan uji coba

    penggunaan PPO untuk PLTD, dan

    hasilnya cukup bagus. Bahkan,

    beberapa sektor pembangkitan

    yang mengoperasikan PLTD telah

    menggunakan PPO untuk bahanbakarnya.

    “Di Sektor Bandar Lampung,

    hampir 80% PLTD-nya telah

    mengkonsumsi PPO. Namun saat

    ini dihentikan sementara, karena

    sistem pengadaan PPO sedikit

    berubah, sehingga tidak bisa cash

    and carry   lagi. Jika pengadaan PPO

    nanti dibuat terpusat, akan lebih

    memudahkan unit pembangkitan

    untuk mengkonsumsinya. Saat ini,

    kami tengah melakukan uji coba

    penggunaan PPO untuk PLTG/

    PLTGU. Diharapkan hasilnya cukup

    bagus, karena konsumsi HSD untuk

    PLTG lebih banyak dibanding PLTD,

    yaitu sekitar 40% dari konsumsi HSD

    PLN secara keseluruhan,” ungkap

    Krishna.

    Berdasarkan data SPKK

    hingga September 2013, PLN

    telah mengkonsumsi bahan bakar

    nabati 2.088,45 kilo liter dari targetkonsumsi 71.301 kilo liter. Meskipun

    demikian, Krishna yakin, target yang

    diberikan pemerintah kepada PLN

    akan segera tercapai jika uji coba

    PPO untuk PLTG/PLTGU berhasil

    dilakukan. Menurutnya, ada beberapa

    pembangkit di Sumatera Utara, Riau,

    dan Kalimantan Barat yang disiapkan

    menggunakan PPO. Pasokan PPO

    di ketiga tempat itu cukup berlimpah,

    sehingga PPO untuk konsumsi

    masyarakat tidak terganggu meski

    PLN turut mengkonsumsinya.

    Beberapa waktu lalu, Direksi PLN

    mengeluarkan kebijakan agar semua

    pembangkit yang mengkonsumsi

    HSD diganti memakai PPO. Tapi,

    tidak sedikit unit pembangkitan yang

    masih menggunakan biodiesel

    sebagai implementasi Permen No

    25 Tahun 2013 tersebut. Ini karena

    pasokan PPO belum stabil dan sistem

    pengadaan PPO sedikit menyulitkan

    unit pembangkitan.

    “Kendala lainnya, jika pada

    satu titik pusat pembangkitan listrik

    terdapat PLTD, PLTG, dan pembangkitsewa, maka diperlukan penambahan

    fasilitas penyimpanan atau tangki

    serta pipa penyaluran. Pasalnya, jenis

    bahan bakarnya berbeda, ada yang

    menggunakan HSD, biodiesel, dan

    PPO. Harga PPO yang terkadang

    lebih tinggi dibanding harga ekspor

    serta pasokan PPO belum stabil juga

    membuat unit pembangkitan masih

    ragu mengkonsumsi PPO,” ucap

    Krishna. Peri Irawan / D.K.

    Pure Plant Oil  Lebih BagusAkhir Agustus lalu, Menteri Energi dan Sumber DayaMineral (ESDM) Jero Wacik mengeluarkan Peraturan

    Menteri No. 25 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

    Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.

    32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan

    Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan

    Bakar Lain.

    Chairani Rachmatullah

    Peri Irawan / D.K.

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    27/40Fokus Oktober 201327

    NUSANTARA

    Kini, kondisinya berbanding terbalik kendati baru melaksanakan Seiri (pemilahan), Seiton

    (penataan), dan Seiso (pembersihan). Gudang sudah tertata rapi, mudah mencari barang

    yang diperlukan lantaran sudah dikelompokkan dan diberi label, sehingga siapapun yang

    akan mencari barang di gudang pasti mudah menemukannya. Alhasil, terciptalah “gudangswalayan”.

    Percaya atau tidak, munculnya ide gudang swalayan akibat kondisi terdesak dikarenakan

    tidak ada lagi kontrak PJTK, sementara Pelayanan Wiro Sableng 2-1-2 yang diluncurkan

    DIROJB via BOD Notes tanggal 27 Februari 2013 mensyaratkan supaya bisa tercapai

    pelayanan material harus siap.

    Lalu, terpikir untuk menata kembali gudang supaya material mudah diambil, juga mudah

    mengembalikan dan meletakkannya, sehingga tidak lagi diperlukan SDM banyak untuk

    mengelolanya. Terlintaslah pemikiran : kenapa tidak dibuat saja ”gudang swalayan”?

     Alasannya, pengambil barang pada umumnya adalah vendor yang mendapatkan surat

    perintah kerja yang pasti mempunyai pasukan/tenaga untuk mengambil barang dan pengirim

    barang adalah vendor atau pabrikan yang mengirim barang sekaligus dengan tenaga bongkar

    muatnya. Petugas gudang tidak lagi diperlukan untuk melayani bongkar muat barang,

    melainkan cukup melayani administrasinya saja.

    Dalam pelaksanaannya kemudian dilengkapi sarana/prasarana layaknya sebuah swalayan

    : harus ada trolley, loker tempat penitipan tas/jaket, barang terlihat dan jelas labelnya, serta

    alat pelindung diri (helm, sarung tangan, safety shoes). Karena semua konsumen gudang

    bisa masuk dan mengambil barang yang dibutuhkan, maka perlu keamanan dan pengawasan

    ekstra. Dipasanglah CCTV di 7 titik : 6 titik di dalam gudang, 1 titik di luar gudang. Diperlukan

     juga security / petugas keamanan dilengkapi peralatan metal detector untuk pengecekan

    konsumen keluar dari gudang.

    SOP- pun harus disiapkan supaya jelas alur proses dan penanggung jawabnya. Ada 3

    SOP yang disusun, yaitu SOP pengambilan barang, pengiriman barang, dan pengembalian

    barang. Semua SOP sudah dimasukkan ke ISO, sehingga mengubah instruksi kerja di

    dokumen logistik.  Humas PLN Area Surabaya Barat

    Berantakan, berdebu

    dan tak terurus. Mirip

    gudang penampungan

    barang rongsokan.Demikian kondisi

    gudang material milik

    PLN Area Surabaya

    Barat sebelum

    tersentuh tools 5S.

    “Gudang Swalayan”Surabaya Barat

    Salah satu gudang di PLN Area

    Surabaya Barat telah tertata rapi.

    Kondisi gudang PLN Area

    Surabaya Barat sebelum ditata.

    Humas PLN Area Surabaya Barat

  • 8/17/2019 Focus PLN Okt. 2013 - Buletin

    28/4028 Fokus Oktober 2013

    NUSANTARA

    Mahasiswa Melek Listrik

    Mereka ingin memperoleh informasi sahih kondisi

    sebenarnya sistem kelistrikan Sumatera Barat dalam

    rangka menyikapi desit daya yang sedang terjadi. Para

    mahasiswa disambut GM PLN Wilayah Sumbar Wasito Adi.

    “Pintu kami selalu terbuka bagi para mahasiswa untukberdiskusi dengan PLN mengenai kondisi kelistrikan di

    Sumatera Barat,” kata Wasito. 

    “Dengan berdiskusi secara terbuka dengan PLN

    Sumbar sebagai pengelola listrik di Sumbar, kami berharap

    mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai kondisi

    yang terjadi saat ini,” ujar Presiden BEM Unand Vicky

    Maldini.

    Setelah mengetahui masalah dan upaya PLN

    mengatasinya, diharapkan para mahasiswa bisa menjadi

    agen informasi kepada masyarakat, terutama warga

    kampus

    Wasito menjelaskan, di sub sistem Sumatera Barat,

    produksi listrik di pembangkitan lebih kecil dibandingkebutuhan daya pelanggan. Ak