fix perio case drg nurhamidah

Upload: prinita-rahmi-putri

Post on 10-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

perio

TRANSCRIPT

KATA PENGANTARAlhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia sehingga penulis dapat merampungkan Makalah periodontitis. Penulis berkesempatan membahas kasus yang diberi oleh pembimbing yang merupakan salah satu materi yang ditujukan untuk menunjang perkuliahan Mata Kuliah periodontitis 2. Pada kesempatan ini, penulis dengan rendah hati mengucapkan terimah kasih dan rasa hormat kepada dosen pembimbing. Penulisan Makalah tentang penyelesaian kasus dapat terwujud karena dukungan berbagai pihak terutama dukungan moral dan material dari rekan rekan kelompok 1 angkatan 2011, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Baiturrahmah.Penulis menyadari bahwa dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita dalam usaha meningkatkan ilmu dalam mata perkuliahan periodontitis.Padang, 5 juni 2014

Penulis

DAFTAR ISI Halaman

Kata PengantariDaftar Isi ii

BAB 1. PENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah1.3. Tujuan Makalah1.4. Manfaat Penulisan

BAB 2. Pembahasan2.1. Definisi 2.1.1. berdasarkan tingkat keparahan2.2. Etiologi 2.3 Gambaran klinis dan mikroskopis gingivitis deskuamatif..2.4Konsistensi gingival2.5Ukuran gingival..2.6Tekstur permukaan .2.7Posisi atau letak gingival.2.8Kontur gingival...2.9Penyakit yang secara klinis Nampak sebagai gingivitis deskuamatifBAB 3. PEMBAHASAN KASUS 3.1. Tahapan diagnosa 3.2.Diagnosa3.3Etiologi3.4Tanda klinis. 3.5Penyakit sistemik yang diderita pasien...3.6PerawatanBAB 4. PENUTUP4.1. Kesimpulan 3.2.Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

I.1LATAR BELAKANGYang melatar belakangi penulis membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas diskusi kelompok berupa pemecahan dan penyelesaian masalah dari kasus yang telah fasilitator berikan. Dimana kasus yang diberikan yaitu mengenenai gingivitis deskuamatif tipe sedang.Pada keadaan yang sehat, gingiva biasanya berwarna merah muda, tepinya setajam pisau serta berbentuk selop; papilanya ramping sering mempunyai groove karena adanya sluice-way dan perlekatan gingivanya berstipling serta tidak berdarah pada saat penyondean. Daerah leher gingiva biasanya dangkal dan epitel jungtion melekat erat pada enamel. Sistem serabut gingiva tersusun secara teratur. Beberapa PMN terlihat pada epitelium jungtion ketika PMN ini berjalan melintas dari pembuluh darah gingiva menuju ke leher gingiva dan terus menuju ke rongga mulut. Pada jaringan ikat didekatnya dapat diisolasisel-sel inflamasi, terutama limfosit dan kadang-kadang sel plasma serta makrofag. Gambaran ini mencerminkankeseimbangan yang stabil namun dinamis dari suatu jaringan yang sehat. Menurut Daliemunthe (1995) gingiva dapat dibagi menjadi : 1. Gingiva bebas (free gingiva) yaitu bagian gingiva yang paling koronal dan tidak melekat ke permukaan gigi melainkan mengelilinginya seperti layaknya leher baju. Lebarnya sekitar 1,0 mm, dan pada individu berbatas dengan gingiva cekat oleh alur gusi bebas (free gingival groove). Bagian ini membentuk dinding jaringan lunak dari sulkus gingiva (gingival sulcus). Menurut Carranza et al. (2006), sulcus gingival terdapat di daerah gingiva bebas dan berperan penting dalam penyakit periodontal, berbentuk huruf V dan dalam keadaan normal atau sehat dalamnya berkisar antara 0 2 mm. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut : a) Bagian lateral oleh ephitelium lining dari gingival margin b) Bagian media oleh jaringan gigi c) Bagian dasarnya terdapat ephithelial attachmen 2. Gingiva cekat (Attached gingival), yaitu : lanjutan dari gingiva bebas yang mengarah ke arah apikal. Gingiva ini kaku, lenting dan merupakan bagian dari gingiva yang melekat erat dengan jaringan sementum dan tulang alveolar. Pada permukaan vestibular gingiva cekat berbatasan ke arah apikal dengan mukosa alveolar yang reatif longgar dan bergerak oleh sesuatu batas yang dinamakan batas mukogingiva (mucogingival junction). Lebar gingiva cekat yaitu jarak antara batas mukogingiva dengan proyeksi dasar sulkus dasar gingiva atau saku ke arah luar, merupakan suatu parameter klinis yang penting. Tempat perlekatan epithelial attachment pada gigi, sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan gigi, Pertumbuhan gigi yang berhubungan dengan dengan epithelial attachment berjalan terus menerus selama hidup. Pertumbuhan ini dibagi atas : a. Pertumbuhan yang aktif, yaitu pertumbuhan gigi ke jurusan oklusal b. Pertumbuhan yang pasif, yaitu pergerakan dari epithelial attachment ke jurusan apikal gigi. 4. Gingiva interdental (Interdental papilla), merupakan bagian dari gingiva yang mengisi embrasur gingiva (gingival emrassure), yaitu ruang interproksimal di bawah area kontak gigi. Biasa berbentuk piramid pada gigi geligi anterior dan berbentuk lembah (col) pada gigi geligi belakang. Pada gingiva interdental yang berbentuk piramid hanya ada satu papilla tepat ada dibawah titik kontak gigi, sedangkan pada yang berbentuk lembah terdapat dua papila yang dihubungkan oleh suatu daerah landai berbentuk lembah yang mengikuti kontak proksimal. Apabila terdapat diastema diantara dua gigi bersebelahan, papilla interdental tidak dijumpai. Gingiva interdental ini pada bagian tepinya dibentuk oleh perluasan gingiva bebas dari daerah yang berbatasan, sedangkan bagian tengahnya dibentuk oleh gingiva cekat.Gingivitis merupakan penyakit keradangan gingiva dikarenakan iritasi dari karang gigi, tergolong penyakit periodontal ringan, biasanya gusi berwarna merah dan mudah berdarah. Selain itu juga merupakan penyakit periodontal yang paling sering dijumpai dan merupakan awal dari penyakit periodontal.Menurut Fedi et al. (2005) sebagian besar tipe gingivitis adalah yang disebabkan oleh plak, meskipun faktor skunder dapat juga berpengaruh terhadap manifestasi klinis dan menghasilkan subklasifikasi sebagai berikut : 1. Gingivitis ulseratif nekrosis akut. 2. Periodontitis yang dikaitkan dengan penyakit sistemik. 3. Gingivitis karena pengaruh hormon. 4. Gingivitis karena pengaruh obat obatan. 5. Gingivitis deskuamatifI.2 RUMUSAN MASALAHI.2.1 Apakah diagnose dari kasus tersebut ?I.2.2 Apakah etiologi dari kasus tersebut?I.2.3 Apa tanda-tanda klinisnya ?I.2.4 sebutkan penyakit sistemik yang berkaitan dengan kasus tersebut ?I.2.5 Apakah perawatan yang tepat untuk kasus ini ?

I.3TUJUAN MAKALAHI.3.1 Untuk mencapai pemahaman dalam penegakan diagnosa dari kasus yang diberikan.I.3.2 Untuk mencapai pemahaman dalam merencanakan perawatan sesuai kasus tersebut.

I.4 Manfaat PenulisanHasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mata kuliah periodontitis. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam menulis atau merangkum data berupa proposal, makalah, maupun skripsi dan semacamnya di bangku perkuliahan.

BAB IIPembahasanII.1 Definisi Desquamative gingivitis adalah penyakit kronis gingiva dengan karakteristik adanya eritema, erosi, vesikobulosa, dan desquamative dengan keterlibatan gingiva cekat. Desquamative gingivitis dapat bersifat asimtomatik (tanpa gejala), namun ketika simtomatik (dengan gejala), timbul rasa seperti terbakar ringan sampai hebat. Desquamative gingivitis bukan merupakan satu kesatuan penyakit tetapi merupakan bentuk klinis dari rasa sakit, beku dan berwarna merah atau adanya ulserasi pada gingiva yang persistensi. Desquamative gingivitis biasanya terjadi pada masa menopause atau masa sesudah menopause.Desquamative gingivitis merupakan suatu kondisi yang jarang ditemukan dengan melibatkan papila marginal dan gingiva cekat. Area yang tidak teratur pada seluruh gingiva berwarna merah, lunak dan mengkilat. Tekanan pada gingiva dengan jari, gulungan kapas atau semprotan udara akan menyebabkan pengelupasan pada bagian epithelium dan akan menyebabkan perdarahan yang sangat sakit pada jaringan ikatnya.Desquamative gingivitis bersifat progresif dan reversible, maksudnya adalah gingiva yang meradang dan jaringan epitel yang terlepas akan kembali normal jika dilakukan perawatan dengan benar dan tepat.Desquamative gingivitis biasanya dialami oleh kebanyakan orang yang berusia 40 tahun ke atas dan wanita lebih dominan (diatas 80 persen). Pada prosesnya, dengan berjalannya waktu akan menyebar dan mempengaruhi gingiva. Perubahannya dapat menunjukkan perubahan-perubahan bentuk dari gingiva.II.I.1 Berdasarkan tingkat keparahanberdasarkan keparahanya,gingivitis deskuamatif dibedakan berdasarkan tiga bentuk dengan ciri-ciri klinis yang berbeda.1. Gingivitis deskuamatif lesi ringan Ciri ciri klinis Eritema difus pada gingival bebas,gingival cekat,dan gingival interdental Lesi umumnya tidak disertai rasa sakitKarena tidak disertai rasa sakit,lesi ini dikenali dari diskolorisasi yang terjadi.lesi ini lebuh sering terjadi pada perempuanusia 17-23 tahun.2. Gingivitis deskuamatif lesi sedangCiri- ciri klinis Bercak bercak berwarna merah terang dan abu abu yang melibatkan gingival bebas dan gingival cekat. Permukaan gingival licin dan berkilat,dan konsistensinya menjadi lunak Gingival melekuk apabila ditekan,dan epitelnya tidak melekat erat kejaringan dibawahnya. Epitel gingival mengelupas apabila dimasase dengan jari atau debersihkan dengan larutan hydrogen peroksida(perhidrol),sehingga jaringan dibawahnya yang mengalami perdarahan menjadi tersingkap. Keluhan pasien berupa rasa terbakar,sensitive terhadap perubahan temperatur,dan terasa sakit apabila menghirup udara melalui mulut,dan pasien tidak dapat menyikat gigi karena adanya gingival yang terkelupas.Kondisi ini lebih sering dijumpai pada usia 30-40 tahun.permukaan oral lebih ringan keterlibatannya karena aksi lidah dan friksi ekskursi makanan mengurangi penumpukan iritan local dan mengurangi inflamasi.3. Gingivitis deskuamatif lesi parahCiri ciri klinis Adanya daerah-daerah dimana gingival tersingkap dan berwarna merah terang Gingival disekitar lesi terlihat berwarna biru keabu-abuan Keluhan nyeri sakit yang sangat tersa sakit apabila makan makanan yang keras,atau perubahan temperature;adanya rasa seperti terbakar diselurauh mulut terutama pada daerah yang terlibat. II.2. Etiologi Pada desquamative gingivitis penyebab kondisi ini masih belum jelas, dengan berbagai kemungkinan yang telah dinyatakan karena sebagian besar kasus didiagnosa pada wanita berusia 40 tahun sampai 55 tahun (meski desquamative gingivitis dapat terjadi sedini mungkin ketika pubertas atau selambat mungkin pada usia 40 tahun sampai 55 tahun), maka susunan hormonal dicurigai menjadi penyebabnya. Pada tahun 1960 Mc Carthy menyatakan bahwa desquamative gingivitis bukan merupakan suatu penyakit spesifik, namun merupakan respon gingiva terkait dengan berbagai kondisi. Konsep ini kemudian didukung oleh sejumlah penelitian immunopatologis.Etiologi desquamative gingivitis dicurigai karena autoimun namun penyakit ini juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi dari obat-obatan, makanan atau substansi lain. Sama seperti lesi pemphigoid retikulus plak dapat disembuhkan tetapi sulit pada pasien desquamative gingivitis dikarenakan adanya lesi erosi yang sangat sakit. Penyakit ini dapat berlanjut sampai beberapa tahun, khususnya pada anak-anak penyakit ini dapat sembuh secara spontan atau dapat sembuh sendiri.II.3. Gambaran klinis dan mikroskopis dari desquamative gingivitis Secara klinis, desquamative gingivitis ditandai dengan eritema difus menyeluruh pada gingiva cekat dengan daerah vesikulasi dan erosi. Gambaran klinis dari desquamative gingivitis diantaranya adalah gingiva yang berwarna merah dan terdapat pembengkakan yang menyebar. Gingivanya lunak dan mengkilat. Epitelnya cenderung mengelupas, dan terdapat perdarahan pada permukaan. Pasien sering mengeluhkan adanya rasa sakit dan rasa kekeringan yang sangat serta rasa terbakar di dalam mulut.4,6 (gambar 1) Gambar 1. Gambaran klinis desquamative gingivitis Pada dasar membran terdapat bentuk lepuhan. Tekanan pada gingiva dengan menggunakan jari atau probe akan menyebabkan terlepasnya epithelium ulserasi yang dapat terjadi setelah mengunyah makanan ataupun dapat terjadi secara spontan. Ulserasi disertai dengan adanya perdarahan dan rasa sakit. Lesi ini dapat melibatkan secara keseluruhan dari gingiva atau dapat terjadi single atau multiple, discred atau irregular patches.(gambar 2)

Dalam tingkatan yang paling ringan, terdapat eritema gingiva yang difus dan tidak terasa sakit. Pada tingkat sedang hingga parah, tepi gingiva dan gingiva cekat berwarna merah menyebar abu-abu. Gingiva juga dapat dikelupas dengan tekanan jari tangan atau ditiup dengan semprotan udara dan menimbulkan perdarahan pada daerah tersebut. Papila gingiva tidak mengalami nekrosis, sehingga tidak ada pembentukan kawah interdental. Pasien mengeluhkan rasa terbakar, sensitif terhadap suhu dan rasa sangat sakit pada saat menyikat gigi. Tingkat yang ringan mungkin tidak terasa sakit, tetapi tingkat yang parah terasa sangat sakit sekali.

II.4 Konsistensi gingiva Pada gingiva yang normal menunjukkan konsistensi yang padat dan kenyal, kecuali pada margin gingiva yang bebas bergerak dan melekat erat pada tulang dibawahnya. Faktor-faktor yang berperan dalam konsistensi yaitu : seluler, konten cairan, dan jaringan kolagen dari lamina propria. Dalam keadaan desquamative gingivitis, konsistensi gingiva menjadi lembut (tidak kenyal), lunak dan elastis. Ketika udara disemprotkan ke daerah sulkus gingiva, jaringan yang lunak pada margin gingiva dan papilla akan mudah dibelokkan oleh udara menjauhi leher gigi.

II.5 Ukuran gingiva Perubahan ukuran gingiva menunjukkan adanya kelainan atau tanda umum terjadinya penyakit gingiva. Pada kondisi sakit, ukuran menjadi membesar yang sering disebut sebagai pembesaran gingiva (gingival enlargement). Faktor-faktor yang berperan untuk terjadinya hal ini, yaitu peningkatan serat penurunan sel-sel tipe non inflamasi. Sedangkan tipe inflamasi akan mengalami peningkatan sel-sel dan penurunan serat-serat. Perubahan ukuran gingiva bisa terlokalisir atau menyebar ke seluruh mulut.

II.6 Tekstur permukaan Pada tekstur gingiva normal memiliki tampilan yang mirip dengan kulit jeruk (stippling), karena adanya perlekatan serat gingiva ke tulang dasar (underlying bone). Stippling tidak akan ditemukan dalam keadaan desquamative gingivitis, karena gingiva tampak lunak dan mengkilat bahkan pada permukaan kulit akan mengelupas akibat peningkatan jumlah cairan gingiva sebagai respon keradangan.

II.7 Posisi atau letak gingivalPosisi normal gingiva margin sedikit kearah koronal sampai pada cemento enamel junction (CEJ). Pada kondisi desquamative gingivitis, posisi ini dapat bergeser kearah koronal (pseudopocket) maupun kearah apikal cemento enamel junction (resesi gingiva).(gambar 3)

Gambar 3 Perubahan letak gingiva pada desquamative gingivitis.

II.8 Kontur gingiva Dalam keadaan normal, margin gingiva diantara gigi berbentuk lancip, sedangkan papilla interdental di region anterior berbentuk piramid. Faktor-faktor yang menjaga kontur tetap normal yaitu bentuk gigi, dan susunan dalam lengkung rahang, lokasi dan ukuran dari kontak proksimal dan dimensi fasial serta lingual dari gingival embrasures. Dalam kondisi keadaan desquamative gingivitis margin gingiva dapat melingkar, sedangkan papilla interdental dapat menjadi tumpul dan datar. Pembesaran gingiva inflamasi kronis menunjukkan fitur eksudatif dan proliferasi peradangan kronis. Lesi klinis berwarna merah ataupun merah kebiruan yang lembut dan rapuh dengan permukan halus, mengkilap, dan mudah berdarah.

II.9 Penyakit yang secara klinis nampak sebagai desquamative gingivitis Desquamative gingivitis dengan penggunaan parameter klinis dan laboratorium telah menunjukkan bahwa sekitar 75 persen kasus desquamative gingivitis memiliki genesis dermatologis dengan gambaran klinis dari ekspresi gingiva seperti kemerahan, rasa terbakar, erosi dan nyeri serta beberapa bentuk seperti pemphigoid membran mukosa, penyakit IgA linear (dermatitis IgA linear), lichen planus, dermatitis herpetiformis, pemphigus vulgaris. Penyakit ini pada umumnya merupakan manifestasi klinis yang serupa di rongga mulut dan diagnosis ditentukan berdasarkan perubahan histologis dari jaringan setelah biopsi dan imunofluoresensi.3 Desquamative gingivitis merupakan gejala penyakit mucocutaneous yang mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan beberapa penyakit lain.

BAB IIIPembahasan kasusSeorang wanita berusia 35 tahun datang betobat ke RSGM dengan keluhan gusi membengkak dan kadang kadang terjadi perdarahan spontan dan os menderita penyakit sistemik.pada pemeriksaan intra oral gusi warna merah terang dan konsistensi lunak serta kehilangan perlekatan 3-5mm.Pertanyaan A.Jelaskan diagnosaB.EtiologiC.Tanda klinisD.Sebutkan penyakit sistemikE.PerawatanIII.1TAHAPAN DIAGNOSAIII.1.1Pegumpulan data pasienUmur : 35 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan

III.1.2Pemeriksaan Pasien Pemeriksaan intra oral : gusi warna merah terang konsistensi lunak kehilangan perlekatan 3-5mm. pemeriksaan ekstra oral:

III.2 DiagnosaGingivitis deskuamative tipe lesi sedang

III.3 Etiologi Desquamative gingivitis penyebab kondisi ini masih belum jelas, dengan berbagai kemungkinan yang telah dinyatakan karena sebagian besar kasus didiagnosa pada wanita berusia 40 tahun sampai 55 tahun (meski desquamative gingivitis dapat terjadi sedini mungkin ketika pubertas atau selambat mungkin pada usia 40 tahun sampai 55 tahun), maka susunan hormonal dicurigai menjadi penyebabnya.Etiologi desquamative gingivitis dicurigai karena autoimun namun penyakit ini juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi dari obat-obatan, makanan atau substansi lain.

III.4 Tanda tanda klinis gusi warna merah terang konsistensi lunak serta kehilangan perlekatan 3-5mm.

III.5 Penyakit sistemik yang di derita pasienIII. Perawatan

BAB IVPENUTUPIV.1 Kesimpulan