fiskal

10
Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘11 1 MODUL V REKONSILIASI FISKAL A. Dosen memberikan pengantar sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan ( S. A. P.) yang menjelaskan secara umum sebagai berikut : 1. Definisi Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal. 2. Beda Tetap / Beda Waktu. 3. Koreksi Positif / Negatif. 4. Kredit Pajak Tahun Berjalan. B. Setelah memahami materi perkuliahan tersebut diatas, diharapkan mahasiswa dapat menyelesaikan tugas- tugas sebagai berikut : 1. Merekonsiliasi Laporan Keuangan komersial menjadi Laporan Keuangan fiskal dapat menimbulkan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Jelaskan kedua jenis koreksi fiskal tersebut dan berikan contoh masing- masing. 2. Akibat koreksi fiskal dari Laporan Keuangan komersial menjadi Laporan Keuangan fiskal menyebabkan perbedaan antara laba komersial dengan laba fiskal. Perbedaan tersebut diklompokkan menjadi : beda tetap ( permanent differences ) dan beda waktu ( time differences ). Jelaskan pengertian kedua jenis perbedaan tersebut dan berikan contoh masing- masing. 3. Pada akhir tahun pajak, dalam SPT Tahunan akan timbul : a. PPh Kurang Bayar ( PPh Pasal 29 ) b. PPh Lebih Bayar ( PPh Pasal 28A ) c. PPh Nihil. Jelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi ! 4. Menurut anda apakah boleh jika laba yang dilaporkan ke Kantor Pajak berbeda dengan laba yang dilaporkan ke pemegang saham. Jelaskan ! 5. Apabila laba akuntansi berbeda dengan laba fiskal, apakah perlu melakukan pembukuan ganda ? Jelaskan upaya yang harus anda lakukan agar perbedaan laba tersebut dapat difahami oleh pemegang saham maupun fiskus ! Soal : Laporan Rugi-Laba PT Poki-Poki untuk periode tahun 2008 sebagai berikut : ( dalam rupiah ) Pejualan : 7.800.000.000

Upload: devanyactq

Post on 14-Aug-2015

439 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

rekonsiliasi

TRANSCRIPT

Page 1: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 1

MODUL V

REKONSILIASI FISKAL

A. Dosen memberikan pengantar sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan ( S. A. P.)

yang menjelaskan secara umum sebagai berikut :

1. Definisi Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal.

2. Beda Tetap / Beda Waktu.

3. Koreksi Positif / Negatif.

4. Kredit Pajak Tahun Berjalan.

B. Setelah memahami materi perkuliahan tersebut diatas, diharapkan mahasiswa dapat

menyelesaikan tugas- tugas sebagai berikut :

1. Merekonsiliasi Laporan Keuangan komersial menjadi Laporan Keuangan fiskal

dapat menimbulkan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Jelaskan kedua

jenis koreksi fiskal tersebut dan berikan contoh masing- masing.

2. Akibat koreksi fiskal dari Laporan Keuangan komersial menjadi Laporan Keuangan

fiskal menyebabkan perbedaan antara laba komersial dengan laba fiskal. Perbedaan

tersebut diklompokkan menjadi : beda tetap ( permanent differences ) dan beda

waktu ( time differences ). Jelaskan pengertian kedua jenis perbedaan tersebut dan

berikan contoh masing- masing.

3. Pada akhir tahun pajak, dalam SPT Tahunan akan timbul :

a. PPh Kurang Bayar ( PPh Pasal 29 )

b. PPh Lebih Bayar ( PPh Pasal 28A )

c. PPh Nihil.

Jelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi !

4. Menurut anda apakah boleh jika laba yang dilaporkan ke Kantor Pajak berbeda

dengan laba yang dilaporkan ke pemegang saham. Jelaskan !

5. Apabila laba akuntansi berbeda dengan laba fiskal, apakah perlu melakukan

pembukuan ganda ? Jelaskan upaya yang harus anda lakukan agar perbedaan laba

tersebut dapat difahami oleh pemegang saham maupun fiskus !

Soal :

Laporan Rugi-Laba PT Poki-Poki untuk periode tahun 2008 sebagai berikut :

( dalam rupiah )

Pejualan : 7.800.000.000

Page 2: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 2

HPP: (4.210.000.000)

Penghasilan Bruto Usaha : 3.590.000.000

Biaya Operasional

Beban Pemasaran :

a. Gaji dan komisi salesman 475.000.000

b. Gaji dan upah bagian penjualan 275.000.000

c. Beban angkut penjualan 200.000.000

d. Beban promosi 180.000.000.

e. Beban cadangan piut tak tertagih 250.000.000

f. Beban kirim pos, telp, dan teleks 120.000.000

g. Depresiasi kendaraan 120.000.000

1.620.000.000

Beban administrasi dan Umum :

a. Gaji dan kesejahteraan pegawai 450.000.000

b. Beban premi asuransi 130.000.000

c. Beban konsultan 150.000.000

d. Beban supplies kantor 170.000.000

e. Depresiasi bangunan kantor 50.000.000

f. Depresiasi mebel dan alat kantor 150.000.000

1.100.000.000

Total Beban Usaha : 2.720.000.000

Laba / rugi Usaha : 870.000.000

Pendapatan dari luar usaha :

a. Pendapatan sewa tanah ( setelah PPh ) 125.000.000

b. Pendapatan bunga bank / jasa giro ( setelah PPh ) 75.000.000

c. Penghasilan dari sewa kendaraan ( setelah PPh ) 9.700.000

Jumlah 209.700.000

Page 3: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 3

Beban dari luar usaha :

a. Beban bunga 50.000.000

b. Rugi selisih kurs 15.000.000

c. Denda PPh 10.000.000

Jumlah ( 75.000.000 )

Laba Bersih 1.004.700.000

Keterangan Tambahan :

1. Daftar aset tetap :

2. Dalam beban pomosi terdapat beban- beban :

Bantuan untuk Panitia HUT RI Rp. 5.000.000 dan beban entertainment ( tanpa

daftar nominal ) Rp. 10.000.000.

3. Dalam beban gaji dan kesejahteraan pegawai kantor terdapat beban- beban

sebagai brikut :

NO

Jenis aset

Harga

Perolehan

Perole

han

Penystn.

Komersia

Garis

Lurus

Penystn.

Fiskal

Saldo

Menurun

1.

Bangunan Kantor

1.250.000.000

Jan.

2006

25 tahun

20 tahun

2.

Mebel dan alat

kantor

750.000.000

Jan.

2006

5 tahun

8 tahun

3.

Kendaraan

600.000.000

Juni

2007

5 tahun

8 tahun

Page 4: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 4

a. Tunjangan transportasi Rp. 40.000.000,-

b. Beban makan kantor Rp. 60.000.000,-

c. Pengobatan ditanggung perusahaan Rp. 20.000.000,-

d. Tunjangan PPh Pasal 21 Rp. 20.000.000,-

4. PPh Pasal 25 yang telah dibayar untuk tahun 2008 adalah Rp. 120.000.000,-

Pertanyaan :

Buatlah rekonsiliasi fiskal tahun 2008 untuk PT Poki- Poki.

C. Pembahasan Materi :

1. Definisi Rekonsiliasi ( koreksi ) Fiskal.

Rekonsiliasi ( koreksi ) Fiskal, adalah proses penyesuaian atas laba komersial yang

berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto / laba yang sesuai

dengan ketentuan pajak. Perbedaan perbedaan antara akuntansi dengan fiskal trsebut

dapat dikelompokkan menjadi beda tetap / permanen ( permanent difference ) dan beda

waktu / sementara ( timing difference ).

2. Beda Tetap dan Beda Waktu.

a. Beda Tetap / Permanen :

Beda Tetap terjadi karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan

biaya menurut akuntansi dan menurut pajak, yaitu adanya penghasilan dan biaya

yang diakui menurut akuntansi komersial namun tidak diakui menurut fiskal, atau

sebaliknya. Beda tetap mengakibatkan laba / rugi menurut akuntansi ( pre tax

income ) berbeda secara tetap dengan Laba Kena Pajak menurut fiskal ( taxable

income ).

Beda Tetap biasanya timbul karena peraturan perpajakan mengharuskan

hal- hal berikut dikeluarkan dari perhitungan Penghasilan Kena Pajak :

1) Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final ( Pasal 4 ayat (2) UU PPh ).

2) Penghasilan yang bukan obyek pajak ( Pasal 4 ayat (3) UU PPh ).

3) Pengeluaran yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha,

yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan serta

pengeluaran yang sifatnya pemakaian penghasilan atau jumlahnya melebihi

kewajaran ( Pasal 9 ayat (1) UU PPh ).

Page 5: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 5

b. Beda Waktu / Sementara :

Sesuai namanya, beda waktu merupakan perbedaan perlakuan akuntansi

dan perpajakan yang sifatnya temporer. Artinya, secara keseluruhan beban atau

pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi berbeda

alokasi setiap tahunnya.

Beda waktu biasanya timbul karena perbedaan metode yang dipakai antara

pajak dengan akuntansi dalam hal :

1) Akrual dan realisasi.

2) Penyusutan dan amortisasi.

3) Penilaian persediaan.

4) Kompensasi kerugian fiskal.

3. Koreksi Positif dan Negatif dari Rekonsiliasi Fiskal.

Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak yang pembukuannya

menggunakan pendekatan akuntansi komersial, yang bertujuan mempermudah

mengisi SPT Tahunan PPh dan menyusun Laporan Keuangan Fiskal yang harus

dilampirkan pada saat menyampaikan SPT Tahunan PPh.

Koreksi fiskal dapat berupa koreksi positif dan negatif.

Koreksi positif terjadi apabila pendapatan menurut fiskal bertambah.

Koreksi positif biasanya dilakukan apabila adanya :

a. Beban yang tidak diakui oleh pajak ( non deductible expense ).

b. Penyusutan komersial lebih besar dari penyusutan fiskal.

c. Amortisasi komersial lebih besar dari amortisasi fiskal.

d. Penyesuaian fiskal posotif lainnya.

Koreksi negatif terjadi apabila pendapatan fiskal berkurang .

Koreksi negatif biasanya dilakukan akibat adanya :

a. Penghasilan yang tidak termasuk obyek pajak.

b. Penghasilan yang digunakan PPh Final.

c. Penyusutan komersial lebih kecil dari pada penyusutan fiskal.

Page 6: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 6

d. Amortisasi komersial lebih kecil dari pada amortisasi fiskal.

e. Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya.

f. Penyesuaian fiskal negatif lainnya.

Contoh Soal :

PT Fast meminta bantuan anda menyusun rekonsiliasi fiskal berdasarkan data

Laporan Keuangan tahun 2008 sebagai berikut (dalam rupiah) :

Pejualan : 1.250.000.000

HPP: (500.000.000)

Penghasilan Bruto Usaha : 750.000.000

Biaya Operasional

a. Gaji : 55.000.000

b. Tunjangan Transport Karyawan : 45.000.000

c. Biaya makan kantor : 6.000.000

d. Biaya pengobatan ditanggung perusahaan : 20.000.000

e. Biaya training karyawa : 15.000.000

f. Biaya seragam satpam : 12.000.000

g. Biaya sanksi administrasi pajak : 10.000.000

h. Biaya pengangkutan : 4.500.000

i. Biaya bunga pinjaman : 7.000.000

j. Cadanganpenghapusan piutang : 5.000.000

k. Biaya jamuan tamu tanpa daftar nominatif : 10.000.000

l. Biaya listrik dan telepon kantor : 24.000.000

m. PBB dan Bea Meterai : 3.000.000

n. Penyusutan aset tetap : 40.000.000

o. Preni asuransi kebakaran pabrik : 10.000.000

p. Bantuan untuk panitia HUT RI : 5.000.000

Tota Biaya Operasional : 271.500.000

Page 7: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 7

Laba Usaha : 478.500.000

Pendapatan Lain- lain :

a. Dividen dari PT Jaya ( setelah PPh ) : 85.000.000

( % kepemilikan 20% )

b. Sewa kendaraan box kepada Fa. Maju ( setelah PPh ): 9.700.000

c. Keuntungan selisih kurs : 5.000.000

d. Penerimaan pengembalian PBB yang telah

dibebankan : 5.000.000

e. Jasa giro Bank Mandiri ( sebelum PPh ) : 2.000.000

Total Pendapatan Lain- lain : 106.700.000

Laba Usaha Sebelum PPh : 585.200.000

Keterangan Tambahan :

Jenis aset

Tahun beli

Harga beli

( dalam Rp )

Nilai residu

( dalam

Rp.)

Bangunan permanen 06 – 07 - 2006 400.000.000 50.000.000

Kelompok I 10 – 12 - 2007 60.000.000 10.000.000

Penyusutan fiskal menggunakan metode garis lurus.

Pertanyaan :

1. Buatlah rekonsiliasi fiskal untuk PT Fast.

2. Berapa penghasilan neto fiskal perusahaan.

Page 8: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 8

Jawab :

PT Fast

Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2008

( dalam ribuan rupiah )

Keterangan

Mnrt

Aktns

Koreksi fiskal

Mnrt

fiskal

Kete

rang

an

Postif

Negtf

Penjualan / Peredaran

-/- HPP

Pengh Bruto Ush

Biaya Usaha :

-Gaji

-Tunjangan transpt Kary.

-By. Makan kantor

-ByPengobtn.dtng.Persh.

-By training karywn

-By sragam Satpam

-Sanksi adm Pajak

-By Pengangkutn

-By Bunga Pinjaman

-Cad Penghpsn Piut

-By Jamuan tamu tanpa

Daftar nominatif

-By Listrik & Telp Kantr

-PBB & Bea Met

-Penyst Aset Tetap

-Premi ass Kebakr Pabrk

-Sumbangan HUT RI

Total Biaya Ush

Pengh Neto dari Ush

+/+Pengh dari Luar Ush

- Dividen dari PT Jaya

- Trima ewa kendraan

Box dari Fa Maju

1.250.000

(500.000)

750.000

55.000

45.000

6.000

20.000

15.000

12.000

10.000

4.500

7.000

5.000

10.000

24.000

3.000

40.000

10.000

5.000

(271.500)

478.500

85.000

9.700

--

--

--

--

--

--

20.000

--

--

10.000

--

--

5.000

10.000

--

--

5.000

--

5.000

(55.000)

55.000

15.000

300

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

1.250.000

(500.000)

750.000

55.000

45.000

6.000

0

15.000

12.000

0

4.500

7.000

0

0

24.000

3.000

35.000

10.000

0

(216.500)

533.500

100.000

10.000

A

B

C

D

E

F

G

H

Page 9: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 9

- Keuntungn Sel Kurs.

- Pen Pengmblian PBB yg

telah dibebankan

- Jasa giro Bank Mandiri

Total Pngh Luar Ush

-/- By dari Luar Ush

Laba Bersih sbl Pajak

5.000

5.000

2.000

106.700

--

585.200

--

--

--

15.300

--

70.300

--

--

2.000

2.000

--

2.000

5.000

5.000

0

120.000

--

653.500

I

Keterangan :

A : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

B : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

C : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

D : SE Dirjen Pajak No. 27 /PJ.42/ 1986.

E : Pasal 11 UU PPh.

F : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

G : Pasal 4 ayat (1) UU PPh.

H : Pasal 4 ayat (1) UU PPh.

I : Pasal 4 ayat (2) UU PPh.

Penghasilan neto fiskal perusahaan adalah Rp. 653.500.000,-

- Atas koreksi fiskal yang dilakukan, perusahaan tidak perlu membuat jurnal.

- PPh terutang dihitung dengan mengalikan tarif PPh Pasal 17 terhadap Penghasilan

Kena Pajak. Sebelum dikalikan tarif PPh, Penghasilan Kena Pajak terlebih dahulu

dibulatkan ribuan kebawah.

4. Kredit Pajak tahun Berjalan.

Kredit pajak tahun berjalan terdiri atas :

a. Kredit pajak dalam negeri.

Page 10: fiskal

Seminar Perpajakan Samsuri SH,MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘11 10

Untuk WP Orang Pribadi, kredit pajak dalam negeri dapat terdiri atas PPh yang

dipotong / dipungut pihak lain, meliputi PPh Pasal 21, 22, 23. Sedangkan untuk WP

Badan, kredit pajak dalam negeinya dapat terdiri atas PPh Pasal 22 atau 23.

b. Kredit Pajak Luar Negeri.

Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar newgeri dapat

dikreditkan di Indonesia ( PPh Pasal 24 ). Pengkreditan PPh Pasal 24 dilakukan di

tahun pajak digabungkannya penghasilan tersebut. Namaun, kerugian di luar negeri

tidak boleh digabungkan.

c. PPh yang dibayar sendiri.

Pembayaran pajak yang dilakukan oleh WP sendiri berupa angsuran PPh Pasal 25

yang dibayar setiap bulan ataupun fiskal luar negeri.

-------------------------