fieldnote bagus 13040564020

21
Fieldnote Masalah Sosial Narasumber Pertama pada dasarnya dalam hal ini yakni film mengenai masalah sosial menceritakan mengenai mahasiswa bidik misi yang kurang bijak dalam menggunakan uangnya. Tujuan dalam hal ini menguak akan kebenaran dalam penyalagunaan uang bidik misi. Dalam hal ini terdapat berbagai macam hal yang menyimpang. Sebagaimana dijelaskan pada narasumber saya hal ini. narasumber merupakan anak dari pedesaan. Ia hidupnya bersama keluarga besar, yakni kakek, nenek dan juga kedua orang tua. Dalam hal ini ayahnya berkerja sebagai petani, sedangkan pada ibunya terkadang juga membantu ayahnya namun juga ia mengurusi rumahnya. Ayahnya ini berkerja sebagai petani baik lahan milik keluarga ataupun juga lahan milik orang lain atau sebagai buruh upah petani. Kehidupan didesa pada narasumber dapat dikatakan sederhana, hal ini dikarenakan kondisi desa yang tidak telalu banyak mall- mall seperti perkotaan. Narasumber sendiri merupakan salah penerima bidik misi pada kouta snmptn. Hal ini yang akan ditinjau lebih dalam apakah benar dan pantas mengenai alokasi yang telah diterima dalam bidikmisi ini. dan apakah hal ini memang pantas untuk dia tau tidak. Hal ini ditinjau dari poal

Upload: bagus-emirates

Post on 15-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

massos

TRANSCRIPT

Page 1: fieldnote bagus 13040564020

Fieldnote Masalah Sosial

Narasumber Pertama

pada dasarnya dalam hal ini yakni film mengenai masalah sosial

menceritakan mengenai mahasiswa bidik misi yang kurang bijak dalam

menggunakan uangnya. Tujuan dalam hal ini menguak akan kebenaran dalam

penyalagunaan uang bidik misi. Dalam hal ini terdapat berbagai macam hal yang

menyimpang. Sebagaimana dijelaskan pada narasumber saya hal ini. narasumber

merupakan anak dari pedesaan. Ia hidupnya bersama keluarga besar, yakni kakek,

nenek dan juga kedua orang tua. Dalam hal ini ayahnya berkerja sebagai petani,

sedangkan pada ibunya terkadang juga membantu ayahnya namun juga ia

mengurusi rumahnya. Ayahnya ini berkerja sebagai petani baik lahan milik keluarga

ataupun juga lahan milik orang lain atau sebagai buruh upah petani. Kehidupan

didesa pada narasumber dapat dikatakan sederhana, hal ini dikarenakan kondisi

desa yang tidak telalu banyak mall- mall seperti perkotaan.

Narasumber sendiri merupakan salah penerima bidik misi pada kouta

snmptn. Hal ini yang akan ditinjau lebih dalam apakah benar dan pantas mengenai

alokasi yang telah diterima dalam bidikmisi ini. dan apakah hal ini memang pantas

untuk dia tau tidak. Hal ini ditinjau dari poal konsumerisme pada diri narasumber

tersebut. yang dimana dikatakan pola konsumerisme narasumber ini sangat

berlebihan.

pada saat wawancara narasumber berpakain simpel, tidak menunjukkan pola

hidup yang mewah. Wawancara ini sendiri dilakukan pada waktu petang, dikos

narasumber, dengan kondisi yang terbilang agak rame dan terkadang pula ada orang

lewat maupun jualan dan juga ada yang bersepeda motor. Lebih tepatnya diteras

kos narasumber. Pada situasinya depan kos narasumber banyak sekali sepeda motor

yang pakir, sehingga bila wawancara tidak enak untuk dilihat. Sehingga peneliti tidak

Page 2: fieldnote bagus 13040564020

mampu dalam mengkondisikan tempat kos tersebut. Namun hal ini tentunya tidak

menghilangkan semangat dalam mewawancarai narasumber saat itu. Pada saat itu

narasumber memang terlihat belum mandi, dan hal itu diakui oleh narasumber

sendiri. sehingga dapat dikatakan seperti orang yang ingin tidur dan kurang rapi.

Narasumber saat diwawancarai tidak memakai kerudung, sehingga terlihat

potongan rambutnya yang pendek.

Dalam kondisinya narsumber saat itu seperti agak terburu- buru dikarenakan

ada acara lain, namun meski begitu wawancara tetap pada jalannya. Narasumber

saat diwawancarai seringkali bergumam tidak jelas maupun tertawa dikarenakan

ada pula teman disampingnya yang menggodanya. Hal ini membuat narasumber

terkesan ada rasa sungkan saat diwawancarai. Selain hal itu jawaban narasumber

pun terkesan ada hal yang dilebih- lebihkan dan ada pula bantahannnya. Hal inilah

yang menjadi kroscek utama dalam hal mengimplementasi pada film nantinya.

narasumber sendiri memang terkesan senang bercanda dengan peneliti maupun

temannya.pada dasarnya penelitian tersebut berjalan lancar dikarenakan seperti

tidak ada kekangan antara narasumber dengan peneliti, meskipun awalnya sempat

canggung dikarenakan ada temannya disamping yang seringkali menggodanya.

Dari pengamatan peneliti, narasumber saat berpakain saat dikampus

tergolong orang yang rapi dan sangat ceplos ceplos terhadap temannya. Dalam hal

kata rapi ini tentunya memiliki makna yang semacam ada beberapa hal yang

berlebih tidak ia tonjolkan dalam umum, tapi hanya beberapa orang saja yang

megetahuinya. Sebagaimana hal ini tentu peneliti mengetahui beberapa hal

mengenai narasumber. Secara tidak langsung dalam hal ini narasumber seringakali

juga tidak menggunakan uang bidik misi tersebut pada tempatnya. Meskipun tidak

dalam hal yang tergolong negatif dalam penggunaannya namun hal ini dapat

dikatakan sebagai penyimpangan yang dilakukan oleh narasumber. hal ini peneliti

lebih menekankan pada pola konsumtifnya dalam keseharian narasumber.

Page 3: fieldnote bagus 13040564020

Pada implikasinya hal ini narasumber tidak sesuai sikap seorang bidik misi

yang seharusnya tidak mencerminkan pola konsumerisme secara berlebihan, namun

hal ini tidak mencerminkan hal itu. Ia lebih suka menghambur- hamburkan uang

bidik misi ini sesuka hatinya dan lebih mengutamakan kepentingan nafsunya dari

pada kepentingan dalam hal akademisnya. Pada kebiasaannya dalam kampus ia

seringkali berkumpul dengan sesama temannya, namun meski begitu dia tidak

janggung dengan kebiasaanya yang terbilang mewah. Teman- teman dari

narasumber ini adalah seorang dari berbagai kalangan, baik itu orang yang tidak

punya, atau proletar dan juga orang yang kaya atau borjuis. Dalam kesehariaan ia

terlihat senang saat berkumpul dengan teman- temannya, sehingga proses

berbaurnya dapat dikatakan lancar sehingga secara perlahaan ia terpengaruh oleh

sifat konsumtif temannya.

Diceritakan kebiasaan ia saat berada didesanya sangat berbanding terbalik

dengan kebiasaan yang ada dikampus. Ia terkadang lebih bersifat sederhana, dan

juga tidak melihatkan uang bidik misinya bila dikampungnya. Ia lebih mampu dalam

mengontrol apa yang ia bawa dan ia pakai. Berbanding terbalik dengan yang ia

lakukan saat di kampus. Ia terbilang suka menghabiskan uangnya saat kembbali ke

kota. Hal ini tentu dapat dikatakan tergantung dari teman- teman yang ia miliki. Hal

ini ia membeli apapun yang ia ingin beli terutama prihal yang menyakut dengan

keinginan pribadinya. Pada dasarnya hal ini narasumber tidak memungkiri hal itu

terjadi terutama saat ia menerangkan dengan barang- barang, ataupun pola makan

yang dilakukan dalam keseharian. Meski begitu dapat dikatakan memiliki gaya hidup

yang mewah, namun ia tidak sombong hanya terkadang terlihat glamor dimata

peneliti. Hal ini tentunya dikarenakan dia tidak mau kalah dengan teman yang ada di

sekitarnya yang terkadang pula bersifat mewah.

Dalam kesehariannya ia lebih memamerkan barang- barang hasil uang bidik

misinya. Hal ini dilihat dengan penggunaan gadget, ataupun makan yang terkadang

mewah bila ia inginkan. Uang bidik misi ini tidak hanya ia gunakan untuk membeli

Page 4: fieldnote bagus 13040564020

barang- barang yang dirasa kurang berguna terkadang ia juga membeli barang-

barang berguna semisal buku ataupun keperluan perkuliaan lainnya. dalam hal ini

tentu tidak mencerminkan penyimpangan yang terjadi pada narasumber. Pada

dasarnya hal ini narasumber dapat dikatakan kepentingan yang tergantung pada

nafsunya sendiri, ia juga berargumen tidak membeli barang- barang yang mewah

sebagaimana nafsu tapi juga baginya hal tersebut atas dasar kebutuhannya saja. Hal

ini yang diutarakan oleh narasumber. Seperti halnya dengan handphone maupun

laptop yang ia miliki merupakan untuk kebutuhannya saja pada perkuliaan. Hal ini

baginya untuk meningkatkan prestasi dirinya dalam akademik. Namun meski begitu

dia tetap bersifat mewah dengan barang dan kesehariannya.

Pada hal ini narasumber seringkali menggunakannya uang bidik misinya

dalam kesehariannya. Sebagaimana dalam kebiasaaannya dikampus, ia lebih

menonjolkan apa yang ia punya. Baginya dalam hal ini merupakan salah satu

kebanggaan sendiri dalam memiliki barang- barang yang ia miliki. Seperti halnya

dalam hal ini adalah pada saat ia berkumpul dengan temannya ia memamerkan

dengan barang ia miliki. Seperti yang ia katakan ini barangku yang baru, masih bagus

dan memiliki merek yang menarik, bagi narasumber hal ini dapat mendapat respon

halnya yang positif baginya. Tapi tidak pada orang lain baginya ia menyalagunakan

uang bidik misi yang ia gunakan selama ini. pada dasarnya hal ini merupakan imbas

dari pergaulan pada narasumber yang selalu menonjolkan kepopuleran dan juga

pada kepentingan materi saja. Sehingga ia kurang memahami pada uang bidik misi

yang harus ia gunakan. Dalam keseharian ia menonjolkan hal semacam itu pada

semestinya namun juga terkadang ia memahami kekurangan yang ia punya. Tapi

tidak ia tetap memaksakan kehendak untuk memperoleh kenikmatan sesaat pada

dirinya. Yang dimana dalam hal ini adalah ia telah mencoba mengoptimalkan uang

bidik misinya namun hal ini tetap salah dikarenakan pola konsumtif yang berlebihan.

Pada kesehariannya juga ia tetap dibantu perekonomiannya masih dibantu

oleh orang tuanya, namun hal ini bila ia pulang kekampung halamannya. Meski

Page 5: fieldnote bagus 13040564020

begitu uang yang diterima oleh orang tuanya tersebut terkadang dikatakan

narsumber hanya bisa dipakai beberapa bulan saja. Dapat dikatakan narasumber

sendiri dalam menggunakan uang itu hanya dipergunakan untuk kebutuhan

makannya dan juga pada untuk membayar tempat kos yang dihuninya. Hal ini

merupakan salah satu bentuk penggunaan uang yang diperoleh narasumber dari

pualang kampung tersebut. sebagaimana hal ini tentunya menjadikan narasumber

setelah pualng dari kampungnya suka membeli makanan maupun barang sesuka

hatinya tanpa ada batasannya. Hal ini tentunya dapat dikatakan ia dikendalikan oleh

nafsunya. Ia membeli sesuka hatinya tanpa meperdulikan kondisi dalam

keuanggannya seperti apa. Baginya yang penting kebutuhannya tercukupi.

Narasumber sendiri juga tidak terkesan pelit jika memberi orang, baginya apa

adanya dan juga apa yang punya saat itu mungkin dari hal itu ia mendapat imbas

yang postif dan memperoleh teman yang beragam. Jika hal tersebut tetap berlajut

tentunya akan meruhikan bagi narasumber sendiri bagi pelaku pengguna uang bidik

misi yang tidak mampu ia gunakan secara optimal.

Hal yang ditimbulkan dari narasumber dengan pola konsumtif yang tinggi ini

menjadikan dia orang yang suka mengahmburkan uang sesuka hatinya. Sehingga ia

pun dalam memenuhi kepuasaanya, narasumber sampai pada rela menutang

kebutuhannya dalam kesheariannya. Pada dasarnya hal ini menjadikan narasumber

tidak mebatasi nilai konsumtifnya. Meski dalam hal ini dia terkadang pula merenungi

yang ia lakukan tapi hal itu tidak membatasi narasumber dalam pola

konsumtif.hutang yang ditinggalkan oleh narasumber tentunya berdampak pada

narasumber ini nantinya sehingga menimbulkan hal yang sekiranya merugikan

narasumber. Semisal yakni dengan berutang pada orang lain ia harus membayar

utangnya pada keesokan harinya sehingga uang yang diperoleh nantinya ia

pergunakan untuk mebayar utang ayng ditibunnya. Sebagaimana hal ini narasumber

menjadi terkuras uangnya, namun setelah ia berutang ia mengurangi pola

konsumnerismenya. Meski begitu penyakit konsumerismenya kumat lagi setelah

Page 6: fieldnote bagus 13040564020

uang bidik misinya cair ataupun juga pula saat pualng mendapat uang sku dari orang

tuanya.

Pola konsumerisme dari narasumber ini dapat dikatakan berlibihan

dikarenakan ia terlalu mengutamakan kepentingannya dari pada kepentingan

akademisnya. Sehingga uang yang digunakan kurang lebih habis untuk

mengkonsumsi nafsunya saja tidak lebih. Sedangkan baginya akdemisnya hanya

keperluan seadanya sehingga pola konstruk semacam inilah yang dijelaskan oleh

narasumber. Pengalokasianya narasumber dan akademisnya lebih digolongkan lebih

banyak pada kebutuhannya, seperti membeli buku ataupun membeli keperluan

akademis lainnya dikiranya hanya beberapa persen saja tidak sepenuhnya untuk

akademis. Hal ini lah yang perlu disikapi pada tindakan narasumber yang lebih

mengutamakan kepentingan pribadi tanpa adanya mementingkan akademisnya.

Semacam halnya bila ada kebutuhan buku ia lebih untuk meminjam diperpus

ataupun bisa dengan hanya meminjam ke temannya. Tindakan hal yang dilakukan ini

tentunya berguna untuk mengurangi pembiayaan pada narasumber dalam hal

akademis. Sebagaimana hal tersebut bila bisa dipergunakan untuk membeli yang

lain kan yang itu bisa meminjam, kan teman- teman juga ada.

Selain dalam hal ini juga ditekankan pada penggunaan uang narasumber

dipergunakan untuk membeli makanan yang berlebihan. Hal inilah merupakan

bentuk pola konsumerisme pada narasumber yang berlebihan. Dimana ia membeli

makanan sesuka hatinya tanpa melihat apa yang dibeli dan berapa harganya. Pada

dasarnya hal ini merupakan bentuk nafsu dari arasumber yang tidak dicegah dan

menjadikan kerugian tersendiri pada narasumber. Dengan tidak memperhatikan

uang yang digunakan ataupun uang yang ada dalam dompetnya akan tentunya

menguras dari uang narasumber sendiri dan menjadikan uangnya akan habis secara

perlahan dan menciptkan masalah baru sendiri bagi narasumber selain dari pada

hutang yang ditimbulkan oleh narasumber sendiri. pad dasarnya narasumber sendiri

bisa dikatakan juga mengikuti pola konsumerisme teman- temannya yang dapat

Page 7: fieldnote bagus 13040564020

dikatakan memiliki uang yang berlimpah sedangkan narasumber kurang lebih

sedang pas- pasan namun hal ini ia paksakan sehingga permasalahan semacam ini

timbul.

Selain pada pola konsumersime dalam hal makanan selain itu juga pada

benda- benda yang diguanakan. Hal ini tentunya pada teknologi semisal hanya

gadged ataupun laptop. Hal ini juga termasuk salah satu jenis kebutuhan yang dalam

akademis. Namun hal ini tentu berbeda bila dimaknai pada pola gensi yang

ditimbulkan pada narasumber. Gadged yang digunakan dapat dimakani simbol

kekayaan yang ia miliki terlebih dalam hal ini juga merupakan tindakan yang

sekiranya merugikan dikarenakan seharusnya bisa dipergunakan untuk hal yang

lebih bermanfaat dari pada hal yang merugikan sperti yang dilakukan oleh

narsaumber. Narasumber sendiri mengatakan bahwa ia membeli hal semacam ini

adalah dari uangnya sendiri atas ia menabung selama bertahun- tahun

Dapat dikatakan bidikmisi dari narasumber kurang dipergunakans ecara bijak

sehingga nantinya akan menimbulkan pola konsumerisme yang secara berlebihan

pada narasumber. Kemunculan konsumerisme dari narasumber sendiri dikarenakan

nafsunya yang selalu ingin memiliki ini itu tapi dengan jalan yang salah sehingga

uang yang dipergunakan melalui jalan bidik misi. Sebagaimana mestinya hal ini tak

seharusnya seperti itu baik dalam tindakan maupun dalam kenyataanya. Dan lebih

bijak lagi kalau hanya dipergunakan untuk kepentingan akademis saja. Seperti

halnya penggunaan bidikmisi secara umum.

Narasumber kedua

Pada dasarnya antara narasumber pertama dan kedua memiliki beberapa

kesamaan yakni mengenai kesalahan dalam penggunaan uang bidik misi. Namun

letak penggunaannya agak berbeda dengan narasumber yang pertama. Hal ini

dikarenakan narasumber kedua ini dapat bersifat lebih realitis dalam melakukan

Page 8: fieldnote bagus 13040564020

transaksi tapi juga terkadang boros bila ada sesuatu yang diinginkan secara

mendalam. Narasumber kedua ini merupakan salah satu mahasiswa yang tinggal

dipedesaan seperti halnya dengan narasumber pertama, namun beda lokasi tempat

tinggal cuma sama dalam kondisi pedesaan. Dalam hal ini narasumber memiliki

keluarga yang lengkap dia merupakan salah satu anak tunggal dikeluarganya. Dapat

dikatakan juga dia merupakan salah seorang anak kesayangan keluarganya.

Narasumber sendiri memiliki seorang ayah dan seorang ibu. Mereka hidup dalam

kondisi yang penuh dengan kesederhanaan, namun juga dapat dikatakan

terkecukupi. Orang tua narasumber kedua- duanya merupakan pekerja petani

diladang garapan orang. Hal ini terkadang membuat uang diperoleh dari orang tua

narasumber tidak menentu, dan mengakibatkan pada narasumber terkadang bila

pulang kedesa kembalinya tidak membawa uang namun juga terkadang bila ada

cukup buat uang saku bagi narasumber.

Pada kesehariannya narasumber memang tidak terlihat glamor ataupun

seperti orang mewah. Namun hal ini narasumber memiliki barang yang sekiranya

dapat dikatakan wow, bagi seorang yang menjadi penerima uang bidik misi, entah

itu dari hasil kerjanya ataupun dari uang bidik misi secara langsung. narasumber

dalam cirinya ini memiliki kebiasaan yang baik, dan juga santun. Hal ini tentu dapat

dikatakan jika dia tidak mungkin nantinya akan menyalagunakan uang bidik misi

tersebut.narasumber dalam hal ini memiliki ciri fisik, ia berjilbab, memang dapat

dikatakan seluruh mahasiswa diunesa ini mayoritas berjilba begitu pula dengan

narasumber kedua yang peneliti amati ini. tinggi kira- kira 160 cm dengan badan

yang sekiranya tidak agak kurus maupun tidak gemuk, sedang- sedang saja.

Narasumber waktu itu memakai baju berwarna merah muda dan bersepatu.

Sehingga narasumber terkesan rapi. Pada dasarnya narasumber sendiri memang

orang yang tergolong rapi. Dan ini ia tunjukkan dalam kesehariiannya. Sebagaimana

hal ini tentunya menjadikan narasumber terkesan anak yang tidak neko- neko,

Page 9: fieldnote bagus 13040564020

namun bagi peneliti hal itu bukanlah sebuah tolak ukur bagi anak yang baik dan bijak

dalam menggunakan uang bidik misinya.

Dalam proses wawancara sendiri dilakukan diruangan dalam gedung. Hal ini

bertujuan untuk menimbulkan kesan nyaman dan mampu mengakomodasikan

situasi sefleksibel mungkin. Pada dasarnya saat itu narasumber sedang dalam

kondisi yang tergesa- gesa, namun wawancara tetap berjalan sesuai dengan

keinginan pada peneliti namun data yang diambil tidak sebegitu banyak.

Dikarenakan tadi narasumber kedua terkesan terburu- buru dikarenakan ada acara

lain yang menunggunya. Pada saat kejadian narasumber dan peneliti sedang

bercengkrama, banyak hal yang ditanyakan dalam kondisi yang ramai dan bising. Hal

ini menjadikan situasi yang mulanya kondusif menjadi tidak kondusif dikarenakan

kebisingan yang dibuat oleh orang- orang saat sedang wawancara dilakukan. Secara

tidaK sadar hal ini tentunya menjadikan narasumber dan peneliti tidak nyaman

dengan keadaan tersebut namun wawancara tetap dilanjutkan. Kondis yang lain

dalam situasi ini narasumber saat itu juga dikelilingi beberapa orang yang tidak

dikenalnya dikarenakan dalam kondisi membaur dengan yang lainnya. pada situasi

itu narasumber agak sedikit canggung dikarenakan apa yang menjadi bahan

pertanyaan ini adalah mengenai bidik misi yang telah ia terima dalam beberapa

bulan terakhir. Selain hal itu narasumber juga saat wawancara merasa kecapekan

dikarenakan telah menyelasaikan beberapa tugas dan selesai kelas.

Pada kesehariannya narasumber kedua tidak berbeda jauh dengan

narasumber pertama. Hal ini ditunjukkannya dengan membaur dengan teman-

temannya. Hal ini menunjukkan kesan jikalau tidak ada perbedaan antara satu

dengan lainnya yakni teman pada narasumber ini. selain hal itu tentunya tidak

mengindikasikan narasumber dalam menyalagunakan uang bidik misi yang telah ia

terima. Teman- teman pada narasumber sendiri juga tidak begitu terlalu

menghambur- hamburkan uang dimilikinya, ia kurang lebih digunakan untuk

secukupnya. Namun juga antara narasumber dan temannya itu terkadang

Page 10: fieldnote bagus 13040564020

menggunakan uang dierpgunakan untuk makan, membeli buku ataupun membeli

barang- barang elektronik, juga membeli kebutuhannya sehari- hari. Sebagaimana

hal ini tentunya menjadikan narasumber terkadang juga canggung bila mengeuarkan

barang- barang yang sekiranya mewah dihadapan teman- temannya meskiun dalam

hal ini teman- temannya juga memiliki barang- barang yang mewah selayaknya yang

ia miliki. Pada dasarnya hl ini tentu ditakutkan bahwa ia bila diketahui teman-

temannya bila tidak menggunakan uang bidik misi secara bijak tentunya namanya

akan tercoreng dan merasa dirinya akan terkucilkan nantinya.

Pada dasarnya dalam hal ini uang bidik misi yang digunakan oleh narasumber

dipergunakan untuk keperluan- keperluan pribadinya dan terkadang juga ia gunakan

untuk membeli kebutuhan akademis sebagaimana umumnya. Hal ini ia tidak

mengalokasikan khusus dalam membeli buku berapa hanya sesuai kebutuhan saja,

tidak secara berlebihan. Pada dasarnya ini ia gunakan juga untuk membeli tiket

pulang ataupun juga hanya sekedar membelikan orangtuanya oleh- oleh. Pada

dasarnya narasumber yang kali ini tidak terlalu boros, namun bila uangnya sudah

kelaur dapat dikatakan tidak dapat berhenti sesuai keinginannya, jadi dapat dibilang

uang itu disimpan terlebih dahulu dan nantinya ia pergunakan sesuai dengan

keinginnannya. Narasumber sendiri saat wawancara juga mengatakan bahwa

uangnya juga ada yang dari bisnis yang dijalaninya dengan temannya, dan terkadnag

pula ia mendapat kiriman uang dari ayah maupun ibunya. Hal ini tentu akan

membantu ekonomi dari narasumber sehingga ia sendiri tidak sampai menahan

nafsunya dalam memenuhi kebutuhan kesehariannya.

Pada dasarnya sendiri pola konsumtif dari narasumber sendiri tidak terlalu

terkuat saat wawancara. Sebagaimana semestinya ini narasumber dalam menjalani

wawancara seringkali ada hal yang ditutupi. Pada implikasinya narasumber dalam

kesehariannya selalu berbaur dengan teman- teman yang ada disekitarnya. Hal ini

bertujuan untuk menutupi bahwa dirinya nanti akan menggunakan uang bidik

misinya, dan bilang kalau itu adalah miliknya sendiri. sebagaimana keterangand ari

Page 11: fieldnote bagus 13040564020

narasumber kedua ini saat ia pulang tentunya ia mampu menghabiskan uangnya.

Hal ini dikarenakan ia kangen dengan orang tuanya dan menimbulkan hasrat

untuknya untuk pulang. Sebagaimana ongkosnya ia menghabiskan uang 1 juta dalam

satu bulan dikarenakan ia tidak bisa mengontrol hasratnya untuk pulang, dan

membelikan oleh- oleh orang tuanya, dan terkadang uang itu juga sudah termasuk

dalam membeli buku ataupun juga menyelesaikan tugas perkuliaan. Hal itu bila

dihitung secara maksimal secara minimalnya ia menghabiskan uang 400 ribu dalam

1 bulan itu. Hal ini tenunya berimbas pada pola konsumerisme yang diperlihatkan

oleh narasumber. Hal ini baginya sudah yang paling hemat atas tindakannya

tersebut.

Baginya dalam hal ini narasumber mulanya dalam semester awal uang yang

diberikan ini merasa sangat berlebih. Namun setelah kini menginjak mulai semester

pertengahan ia merasa uang yang diterimanya saat ini kurang. Hal ini tentu

dikeranakan banyakanya tugas yang diberikan untuk mengeprint ataupun hanya

sekdar untuk browsing diwarnet. Pada dasarnya ini tidak saja narasumber yang

mengeluh akan hal tersebut tapi juga para penerima uang bidikmisi lainnya. selain

hal itu padapandangan narasumber ini juga menerima uang buku setiap satu

semester sekali. Ia gunakan uang itu untuk ditabung dan terkadang untuk membeli

kebutuhan lainnya. dalam kebiasaanya Ia membeli buku, ia terkadnag membeli buku

di toga mas. Hal ini dikarenakan refrensi yang ada disana lumayan banyak dan

baginya buku- bukunya menarik pada narasumber. Sebagaimana hal ini tentunya

merupakan upaya untuk menggunakan uang bidik misi ini secara bijak dan baik.

Namun hal ini dirasa kurang baginya uang buku yang dikasih seratus ribu, masih

kurang dikarenakan buku yang saat ini sudah mahal- mahal dan menjadikan dirinya

untuk memikir dahulu uang ada dan masih ada tidak untuk hidup di surabaya.

Penyimpangan yang ditunjukkan pada narasumber ini pada umumnya

merupakan hasil refleksi dikarenakanpolakonsumtif dari mahasiswa ini tidak

terkontrol, namun secara umum ia lebih baik dalam mengontrol kebiasaannya dari

Page 12: fieldnote bagus 13040564020

pada narasumber pertama. Pada umumnya hal yang mereka lakukan tidak jauh

berbeda. Hal ini pula yang ditunjukkan oleh narasumber kedua. Narasumber kedua

dalam bentuknya ia selalu bergumbul dengans emua temannya, namun ia juga

terkadang meniruh kaum borjuis. Baginya hal ini adalah sebuah apresiasi atapun

prestise untuk bisa menikmati uang yang diterimanaya. Sehingga hal ini nantinya

menjadikan narasumber memiliki pola konsumtif yang tinggi, dari pada teman-

teman yang lainnya. secara umum pola konsumtif pada narasumber kedua ini

hampir sama dengan narasumber pertama. Mulai dari konsumtif pada gadget,

makanan ataupun juga keperluan sehari- harinya.

Pada gadget sendiri ia memiliki handphone dan laptop yang memiliki harga

yang lumayan. Bila hal ini disorot pada harganya tentu tidak etis, namun bila peneliti

tinaju dari segi fungsinya hal ini tentu berbeda. Pada pemahaan narasumber ia

membeli gadget ini diataskan karena kebutuhan untuk mencari refrensi tugas,

mendapat info ataupun lain sebagainya. Namun hal itu hanya dilihat secara nyata,

bil kita lihat pada fungsi latennya ini handphone ini tidak hanya diperguanakn untuk

keperluan tugasnya tapi juga pada kebanggan bisa membeli handphone yang

dimilikinya itu. Tenunya hal ini natinya akan menjadikan narasumber kedua

golongan atas secara simbolik. Meski begitu narasumber tidak menunjukkan secara

terang- terangan dan ia lebih untuk memilih memendam apa yang ia punya. Dan

bila hal itu sudah menjadi biasa digolongan publik maka, ia akan mengeluarkannya.

Karena baginya ini tentu perbuatan yang salah tapi juga ia butuhkan. Pada dasarnya

hal yang dilakukan oleh narasumber ini merupakan akabit dorongan temannya.

Temannya yang memakai gadget keren, cangggih dan menarik tentu narasumber

kedua ini ingin memilikinya. Dan pada akhirnya ini narasmuber menggunakan cara

apa adanya untuk memperoleh barang itu.

Selain hal ini tentu ditinjau pada pembudidayaan buku yang dimilikinya.

Pada dasarnya sikap untuk mengalokasikan uang bidik misi ini untuk membeli buku

sudah benar. Namun hal ini tentu perlu ditinaju ulang, apa ia membelinya habis

Page 13: fieldnote bagus 13040564020

berapa persen dari pada hanya untuk mementingkan keperluannya sehari- hari.

Pada dasarnya ini menjadikan narasumber lebih mngarah sifat konsumtif secara

negatif dari pada positifnya. Pada dasarnya ini tentu menjadikan narasumber

merasa tidak berslaah dikarenakan hal yang dilakukan ini sudah benar sudah

dibelikannya buku, namun sayangnya pengalokasiannya ini masih kurang. Sehingga

pola konsumtif ini lebih bersifat pribadi dari pada kebutuhan akademik. Pola hidup

yang konsumtif ini tergantung pada dirinya yang menitu kebiasaan temannya dalam

mebeli hal- hal yang seiranya bagi narasmuber kedua ini menarik. Bila ini tentu

membeli kebutuhannya ia tidak bisa untuk mencegah apa yang ia beli. Hal ini

dikarenakan kebutuhan bagi narasumber dapat dikatakan banyak dibutuhkan.

Narasumber sendiri mengalami kendala lain dalam mengalokasikan uang

bidikmisinya secara benar. Dalam hal ini adalah mengenai dalam mengontrol dirinya

untuk tidak pualng dan lebih uneuk menetap disurabaya. Hasrat inilah yang

seharunya ditahan oleh narasumber, karenan tentunya sering dalam pulang

kampung akan merugikan bagi narasumber. Secara tidak langusng ia menghabiskan

uangnya untuk naik bus, dan juga terkadang untuk membeli oleh- oleh bagi

keluarga. Hal inilah yang sepantasnya tidak terjadi pada narasumber dikarenakan hal

itu akan menguras keuangan narasumber. Lebih baik disurabaya lebih

mengoptimalkan diri dalam bidang akademik, sehingga ia nantinya tidak akan

kecewa dikarenakan ia sudah berusaha semaksimal mungkin dalam bidang

akademiknya. Dalam hal ini narasumber suka pulang dikarenakan tidak nyaman

berada di surabaya dan juga ia lebih suka suasana pedesaan dari pada kota yang

banyak polusinya.

Pada dasarnya ini narasumber tidak bisa menahan nafsunya maupun

mengontrol keingananya dalam pulang maupun hanya sekedar membeli barang-

barang kebutuhannya. Meski begitu hasrat dari narasumber ini tidak dapat dicegah

dan lebih ia mengabaikan hal penting tersebut. sehingga uangnya habis. Tanpa sadar

hal ini pula yang mendasari tindakan narasumber untuk pulang ia juga nantinya akan

Page 14: fieldnote bagus 13040564020

memperleh uang sebagai tambahannya nanti dikampus. Hal ini yang patut untuk

menjadi perhatian, dikarenakan tidak bisa mengontrol hasratnya untuk membeli

sesuatu dan juga dikarenakan ia keinginnya juga ingin pulang saja menjadi kendala

untuk mempergunakan uang bidik misi ini secara bijak dan benar. Dan ia lebih

memilih menghabiskan uangnya dari pada menyimpan uangnya dengan baik- baik