fakultas matematika dan ilmu …digilib.unila.ac.id/28479/3/skripsi tanpa bab pembahasan.pdfjurusan...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK
PELAPORAN DATA PENYAKIT MENULAR DI DINAS KESEHATAN
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
DINI KHANSA AL NAKHAIYAH
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRACT
GEOGRAFIS INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT FOR
INFECTIOUS DISEASES DATA REPORTING AT DEPARTMENT OF
HEALTH IN BANDAR LAMPUNG
BY
DINI KHANSA AL NAKHAIYAH
Geografis Information System (GIS) development for infectious diseases data
reporting in Department of Health Bandar Lampung is one of the systems built
with web-based and android mobile using web service technology. GIS is built
using the Google Maps Application Programming Interface (API) and requires an
internet connection to use. GIS development for infectious diseases data reporting
in Department of Health Bandar Lampung is one of the means of health facilities
in infectious disease data reporting. This system make it easy the Department of
Health in knowing the amount of spread of infectious diseases in Bandar
Lampung City in the form of maps and graphs. This research uses v-model for
system development method and completed with some testing i.e e unit testing,
integration testing, system testing and acceptance testing. From the results of the
test show that the system can run in accordance with its function and the needs of
the Department of Health in Bandar Lampung.
Keywords: Geografis Information System, Android, web service, API GoogleMaps, v-model.
ABSTRAK
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK
PELAPORAN DATA PENYAKIT MENULAR DI DINAS KESEHATAN
KOTA BANDAR LAMPUNG
OLEH
DINI KHANSA AL NAKHAIYAH
Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pelaporan data penyakit menular di Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung adalah salah satu sistem yang dibangun
berbasis web dan mobile Android dengan menggunakan teknologi web service.
SIG ini dibangun menggunakan Application Programming Interface (API)
Google Maps dan membutuhkan koneksi internet dalam penggunaannya.
Pembuatan SIG untuk pelaporan data penyakit menular di Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung sebagai salah satu bentuk sarana setiap fasilitas kesehatan dalam
pelaporan data penyakit menular. Sistem ini mempermudah Dinas Kesehatan
dalam mengetahui jumlah penyebaran penyakit menular di Kota Bandar Lampung
dalam bentuk peta dan grafik. Penelitian ini menggunakan metode v-model dalam
pengembangan sistem dan dengan beberapa pengujian dari v-model yaitu unit
testing, integration testing, system testing dan acceptance testing. Dari hasil
penelitian menunjukkan sistem dapat berjalan sesuai dengan fungsinya dan
kebutuhan Dinas Kesehatan.
Kata kunci : Sistem Informasi Geografis, Android, web service, API Google
Maps, v-model.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK
PELAPORAN DATA PENYAKIT MENULAR DI DINAS KESEHATAN
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
DINI KHANSA AL NAKHAIYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KOMPUTER
pada
Jurusan Ilmu KomputerFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Oktober 1995 di Kota
Tangerang, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dengan
Ayah yang bernama Syahrur Ramadhan dan Ibu bernama Yayu
Yuheriah. Penulis menyelesaikan pendidikan formal pertama
kali di SD Negeri Poris Pelawad 1 dan selesai pada tahun 2007.
Pendidikan menengah pertama pada SMP Negeri 13 Tangerang diselesaikan
penulis pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan ke pendidikan menengah atas di
SMA Negeri 2 Tangerang yang diselesaikan pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 penulis diterima sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri
Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA), Universitas Lampung (Unila) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama dalam masa perkuliahan, penulis mengikuti organisasi internal jurusan
yaitu.
1. Himakom (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer) periode
2013/2014.
2. Bendahara Departemen PSDM BEM FMIPA Unila periode 2014/2015.
3. Sekretaris Bidang Humas ROIS FMIPA Unila periode 2015/2016.
4. Bendahara Eksekutif BEM FMIPA Unila periode 2016.
Selama menjadi mahasiswa beberapa kegiatan yang dilakukan penulis antara lain.
1. Pada bulan Januari 2014 penulis melaksanakan Karya Wisata Ilmiah (KWI).
2. Pada bulan Januari 2016 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
3. Pada bulan Juli 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Desa Gaya Baru 6, Kecamatan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung
Tengah.
PERSEMBAHAN
Segala puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dalam
setiap langkahku,memberikan petunjuk sdan selalu bersyukur, Kupersembahkan
Skripsi Ini Untuk Orang-Orang Yang Aku Cintai dan Sayangi
Teruntuk Ayah dan Ibu tercinta terimakasih telah memberikan do’a, motivasi,
pengorbanan, waktu, kesabaran, kasih sayang dan dukungan yang begitu besar.
Teruntuk adikku tersayang dan seluruh keluarga besar yang selama ini selalu
memberikan perhatian, doa, bantuan dan kebersamaan yang indah
Teruntuk Sahabat-sahabat tersayang terimakasih telah memberikan canda
tawa, kebahagiaan, semangat, kesabaran, doa dan kebersamaan yang begitu
indah selama ini.
Teruntuk
Ilmu Komputer 2013,
Almamater Tercinta, Universitas Lampung
MOTTO
“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran
(yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa
pedihnya rasa sakit”
(Ali bin abi thalib)
“Ingat Sesungguhnya Pertolongan Allah itu dekat”
(Qs Al Baqarah 214)
“Sesungguhnya pertolongan akan datang bersama kesabaran”
(HR.Ahmad)
“Nikmatilah perjalanan kehidupanmu saat ini, Tidak ada usaha
dan semangat yang sia-sia, karena setiap orang memiliki jalannya
masing-masing”
(Dini Khansa A N)
SANWACANA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan
Sistem Informasi Geografis untuk Pelaporan Data Penyakit Menular di Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Komputer di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini penulis sangat berterima kasih dan
memberikan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada seluruh pihak yang
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.Penulis ingin mengucapkan terima
kasih dengan setulus hati terutama kepada:
1. Kedua Orang tua tercinta, Ayah dan Ibu, serta dengan saudara-saudaraku
yang kusayangi, Fakih, Ilman yang selalu memberikan dukungan, motivasi
dan doanya yang tak terhingga.
2. Bapak Prof. Drs. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. selaku Dekan FMIPA
Universitas Lampung.
3. Ibu Astria Hijriani, S.Kom., M.Kom. selaku pembimbing skripsi, dan
pembimbing akademik dari penulis, atas kesediaannya, kesabaran dan
keikhlasannya yang luar biasa untuk selalu memberikan dukungan,
bimbingan, nasihat, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Anie Rose Irawati, S.T., M.Cs. selaku pembimbing skripsi dari
penulis, atas kesediaannya, kesabaran dan keikhlasannya yang luar biasa
untuk selalu memberikan dukungan, bimbingan, nasihat, saran, dan kritik
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc., selaku dosen pembahas utama yang
telah yang telah memberikan saran dan masukan guna penyempurnaan
dalam penulisan skripsi ini dan selaku Ketua Jurusan Jurusan Ilmu
Komputer FMIPA Universitas Lampung.
6. Bapak Didik Kurniawan, S.Si., M.T. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Komputer FMIPA Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komputer yang telah memberikan
ilmu dan pengalaman hidup selama penulis menjadi mahasiswa.
8. Ibu Ade Nora Maela, Mas Irsan, Mas Nofal dan Mas Zai yang telah
membantu memudahkan segala urusan administrasi penulis di Jurusan
Ilmu Komputer.
9. Seluruh keluarga dan saudaraku yang telah membantu selama proses
perkuliahan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
10. Sahabat-sahabat luar biasa Septi, Dwi, Manda, Yeni, Eria, Fani,
terimakasih untuk segala dukungan, doa dan canda tawa yang menghiasi
waktu-waktu kebersamaan kita selama ini.
11. Rekan-rekan seperjuangan di Lab Skripsi Rita, Pupang, Annisa NF, April,
Ajenk, Upeh, Fitria, Qory, Qisty, Adib, Agung Prasetyo, Rifaldhi, Widi
serta tempat bertanya dikala kesulitan dalam mengerjakan skripsi yaitu
Wibi, Faiq dan lain-lain terimakasih untuk segala dukungan, bantuan serta
kebersamaannya selama ini.
12. Teman-Teman KKN Gaya Baru Baru 6, Seputih Surabaya Fera, Alif, Izal,
Wibi, Bli Nyoman, Heru yang telah memberika dukungan, pengalaman
baru, arti kekeluargaan walaupun hanya 40 hari.
13. Teman-teman Jurusan Ilmu Komputer angkatan 2013 yang membantu
dalam suka duka selama perkuliahan yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat, baik kepada penulis khususnya maupun kepada
pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, 3 Oktober 2017
Penulis,
Dini Khansa Al Nakhaiyah
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xix
DAFTAR KODE ................................................................................................. xx
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah....................................................................................... 3
1.4 Tujuan....................................................................................................... 4
1.5 Manfaat..................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Menular ..................................................................................... 6
2.2 Epidemiologi ............................................................................................ 7
2.3 Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular............................................. 8
2.4 Sistem Informasi Geografis .................................................................... 11
2.5 Data Spasial ............................................................................................ 13
2.6 Android................................................................................................... 16
2.7 PHP......................................................................................................... 16
2.8 HTML..................................................................................................... 16
2.9 API (Application Programming Interface) ............................................ 17
2.10 GSON ..................................................................................................... 18
2.11 JSON (JavaScript Object Notation) ....................................................... 18
2.12 Web Service ........................................................................................... 19
2.13 Geo Location .......................................................................................... 19
2.14 Unified Modeling Language (UML) ...................................................... 21
2.15 Use Case Diagram ................................................................................. 22
2.16 Activity Diagram .................................................................................... 23
2.17 Class Diagram........................................................................................ 24
2.18 Sequence Diagram.................................................................................. 24
2.19 Metode V-Model .................................................................................... 25
2.20 Pengujian Perangkat Lunak.................................................................... 29
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 31
3.2 Metode Penelitian................................................................................... 31
3.2.1 Langkah I (Identifikasi Masalah dan Studi Literatur)..................... 33
3.2.2 Langkah II (Metode Pengembangan Sistem).................................. 35
3.2.3 Langkah III (Analisis Hasil Penelitian) .......................................... 68
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi .......................................................................................... 69
4.2 Tampilan Sistem Berbasis Web untuk Admin ....................................... 70
4.2.1. Tampilan Halaman Login ............................................................... 71
4.2.2. Tampilan Halaman Titik Faskes ..................................................... 71
4.2.3. Tampilan Halaman Peta Penyebaran .............................................. 74
4.2.4. Tampilan Halaman Fasilitas Kesehatan .......................................... 78
4.2.5. Tampilan Halaman Tipe Fasilitas Kesehatan.................................. 79
4.2.6. Tampilan Halaman Data Penyakit .................................................. 79
4.2.7. Tampilan Halaman Data Kecamatan .............................................. 80
4.2.8. Tampilan Halaman Laporan............................................................ 81
4.2.9. Tampilan Halaman Grafik............................................................... 82
4.2.10. Tampilan Halaman Data Akun........................................................ 84
4.2.11. Menu Logout................................................................................... 85
4.3 Tampilan Sistem Berbasis Web untuk Operator Kesehatan ................. 86
4.3.1. Tampilan Halaman Login ............................................................... 86
4.3.2. Tampilan Halaman Titik Fasilitas Kesehatan ................................. 87
4.3.3. Tampilan Halaman Penyebaran Penyakit ....................................... 89
4.3.4. Tampilan Halaman Fasilitas Kesehatan .......................................... 90
4.3.5. Tampilan Halaman Input Data ........................................................ 91
4.3.6. Tampilan Halaman Grafik............................................................... 92
4.3.7. Menu Logout................................................................................... 93
4.4 Tampilan Sistem Berbasis Mobile untuk Operator Kesehatan ............. 94
4.4.1. Tampilan Halaman Login ............................................................... 94
4.4.2. Tampilan Halaman Input Data ........................................................ 97
4.4.3. Tampilan Halaman Edit Data.......................................................... 98
4.5 Pengujian Sistem .................................................................................... 99
4.5.1. Unit Testing ..................................................................................... 99
4.5.2. Integration Testing ........................................................................ 105
4.5.3. System Testing ............................................................................... 106
4.5.4. Acceptance Testing........................................................................ 107
4.6 Analisis Hasil Pengujian ...................................................................... 108
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan............................................................................................... 110
5.2 Saran ..................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Sumber Data dalam SIG................................................................................. 14
2.2 Tampilan Data Titik, Garis dan Luasan .......................................................... 15
2.3 Tampilan model vektor dan raster................................................................... 15
2.4 Tahap V-Model ............................................................................................... 29
3.1 Diagram Alir Metode Penelitian .................................................................... 32
3.2 Use Case Diagram Berbasis web.................................................................... 37
3.3 Use Case Diagram berbasis Mobile ............................................................... 37
3.4 Activity Diagram Input Data Penyakit ............................................................ 38
3.5 Activity Diagram Penyebaran Penyakit .......................................................... 39
3.6 Activity Diagram Mengolah Data Fasilitas Kesehatan ................................... 40
3.7 Activity Diagram Setting Waktu ..................................................................... 40
3.8 Activity Diagram Mengolah Data Penyakit .................................................... 41
3.9 Activity Diagram Mengolah Data Akun ........................................................ 42
3.10 Activity Diagram Mengolah Data Kecamatan ............................................. 43
3.11 Sequence Diagram Menginput Data Penyakit .............................................. 44
3.12 Sequence Diagram Mengakses Peta Penyebaran Penyakit........................... 45
3.13 Sequence Diagram Mengelola Data Fasilitas Kesehatan............................. 46
3.14 Sequence Diagram Setting Waktu ................................................................ 46
3.15 Sequence Diagram Mengelola Data Penyakit.............................................. 47
3.16 Sequence Diagram Mengelola Data Akun.................................................... 48
3.17 Sequence Diagram Mengelola Data Kecamatan.......................................... 49
3.18 Class Diagram ............................................................................................... 49
3.19 Halaman Pengunjung .................................................................................... 52
3.20 Halaman Login.............................................................................................. 53
3.21 Halaman Operator ......................................................................................... 53
3.22 Halaman Admin ............................................................................................ 54
3.23 Halaman Input Data Penyakit ....................................................................... 54
3.24 Halaman Kelola Data Penyakit ..................................................................... 55
3.25 Halaman Fasilitas Kesehatan ........................................................................ 55
3.26 Halaman Tipe Faskes .................................................................................... 56
3.27 Halaman Data Kecamatan............................................................................. 56
3.28 Halaman Laporan .......................................................................................... 57
3.29 Halaman Akun .............................................................................................. 57
3.30 Halaman Grafik............................................................................................. 58
4.1 Halaman Login Sistem Berbasis Web ............................................................. 71
4.2 Halaman Titik Faskes Sistem Berbasis Web ................................................... 72
4.3 Menu Button Grafik Titik Faskes Sistem Berbasis Web................................ 72
4.4 Halaman Peta Penyebaran Sistem Berbasis Web ............................................ 75
4.5 Halaman Fasilitas Kesehatan Sistem Berbasis Web ....................................... 78
4.6 Halaman Tipe Fasilitas Kesehatan Sistem Berbasis Web ............................... 79
4.7 Halaman Data Penyakit Sistem Berbasis Web ................................................ 80
4.8 Halaman Data Kecamatan Sistem Berbasis Web ............................................ 81
4.9 Halaman Laporan Sistem Berbasis Web pada Akses Login Admin ................ 82
4.10 Halaman Grafik Berbasis Web pada Akses Login Admin ............................. 83
4.11 Halaman Akun Sistem Berbasis Web pada Akses Login Admin................... 85
4.12 Halaman Menu Logout Sistem Berbasis Web pada Akses Login Admin...... 86
4.13 Halaman Login Sistem Berbasis Web pada .................................................. 87
4.14 Halaman Titik Faskes Sistem Berbasis Web ................................................. 88
4.15 Menu dari Button Grafik Titik Faskes Sistem Berbasis Web ...................... 89
4.16 Halaman Peta Penyebaran Sistem Berbasis Web .......................................... 90
4. 17 Halaman Fasilitas Kesehatan Sistem Berbasis Web..................................... 91
4.18 Halaman Input Data Sistem Berbasis Web.................................................... 92
4.19 Halaman Grafik Sistem Berbasis Web .......................................................... 93
4.20 Halaman Menu Logout Sistem Berbasis Web............................................... 93
4.21 Halaman Login Sistem Berbasis Mobile....................................................... 94
4.22 Halaman Input Data Sistem Berbasis Mobile ............................................... 97
4.23 Halaman Edit Data Sistem Berbasis Mobile ................................................. 98
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Simbol dan keterangan Use Case diagram ..................................................... 22
2.2 Simbol dan keterangan activity diagram......................................................... 23
2.3 Simbol dan keterangan class diagram ............................................................ 24
2.4 Simbol dan keterangan sequence diagram...................................................... 25
3.1 Data Penyakit .................................................................................................. 50
3.2 Data Kecamatan .............................................................................................. 50
3.3 Data Laporan................................................................................................... 51
3.4 Fasilitas Kesehatan.......................................................................................... 51
3.5 Tipe Fasilitas Kesehatan ................................................................................. 51
3.6 Data Akun ....................................................................................................... 52
3.7 Unit Testing untuk admin................................................................................ 59
3.8 Unit Testing untuk operator kesehatan............................................................ 64
3.9 Pengujian dari System Testing......................................................................... 67
4.1 Unit Testing untuk admin................................................................................ 99
4.2 Unit Testing untuk operator kesehatan.......................................................... 104
4.3 System Testing pada web dan mobile ............................................................ 106
DAFTAR KODE
Kode Halaman
4.1 Menampilkan Peta dan Marker Fasilitas Kesehatan....................................... 73
4.2 Menampilkan Grafik Jumlah Penderita pada Peta Marker Titik FasilitasKesehatan ....................................................................................................... 74
4.3 Merubah Warna Sesuai Penyebaran Penyakit di Kota Bandar Lampung....... 75
4.4 Mengatur Warna Peta dan Range Penyebaran Penyakit ................................. 76
4.5 Menampilkan Keterangan Warna Bar Penyebaran Penyakit ......................... 77
4.6 Menampilkan Kecamatan dan Jumlah Penderita dalam Penyebaran.............. 77
4.7 Menampilkan Grafik Jumlah Penderita dalam Penyebaran Penyakit ............. 84
4.8 Menghubungkan Android dan Web dengan Menggunakan Web Service....... 95
4.9 Menyimpan dari Mobile ke Web dengan Menggunakan Web Service............ 96
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media.
Jenis penyakit menular ini mempunyai angka kesakitan dan kematian yang sangat
tinggi di hampir semua negara berkembang. Penyakit menular biasanya bersifat
dadakan dan menyerang pada semua kalangan masyarakat. Penyakit jenis ini
biasanya diprioritaskan karena sifatnya menular dan dapat menyebabkan wabah
dimana-mana dan menimbulkan kerugian yang besar (Widoyono, 2011). Dengan
demikian perkembangan informasi tentang penyebaran penyakit menular
diperlukan oleh aparat yang bersangkutan yaitu Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung, karena salah satu pencegahan penyebaran penyakit menular adalah
memberikan informasi yang lengkap kepada instansi kesehatan dan masyarakat
sekitar.
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung merupakan instansi pemerintahan yang
membawahi dari Rumah Sakit dan Puskesmas dan merupakan sumber dari data
penyakit menular di Kota Bandar Lampung. Setiap bulannya Rumah Sakit dan
Puskesmas memberikan data penyakit menular ke Dinas Kesehatan Kota Bandar
2
Lampung berupa hardcopy. Dari data yang diolah masih secara manual dan semi
otomatis berupa tabel dan grafik, sedangkan dalam bentuk visualisasi peta atau
gambar penyebaran data penyakit menular belum ada.
Penelitian Angga Prasetyo, Rizal Bachtiar Purnama dan Nunung Rohmatun
(Prasetyo, et al., 2015) mengenai Implementasi Sistem Informasi Geografis dan
Data Center untuk Penyebaran Penyakit DBD di Kabupaten Ponorogo, telah di
visualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya, sistem dibuat berbasis web
tetapi pemetaan data penderita belum real time.
Pada penelitian Anggun Falianingrum (Falianingrum, 2013) mengenai Sistem
Informasi Geografis berbasis web untuk pelaporan tahunan dan penyebaran
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria di Kota Bandar Lampung
menggunakan WEB-GIS. Penelitian ini menggunakan aplikasi Arc View dan Map
Server untuk menentukan jumlah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Kota Bandar Lampung. Namun penelitian ini masih menampilkan
laporan pertahun saja tidak perbulan dan penyakit yang dipakai pada penelitian
hanya dua jenis penyakit, serta dalam penginputan digunakan media web saja
tidak digunakan media berbasis android.
Pada penelitian Ida Bagus Putu Sudarman Putra, I Made Arsa Suyadnya, I
Nyoman Piarsa (Putra, et al., 2015) mengenai Sistem Informasi Geografis
Pendataan Penyakit Menular di Kabupaten Jembrana berbasis web digunakan
metode Waterfall dengan dukungan web mapping Google Map API dan Fusion
Table Layer. Penelitian ini telah dibuat informasi dalam bentuk report dan grafik
jumlah pendataan sesuai dengan kebutuhan Dinas Kesehatan. Namun penelitian
3
ini masih berbasis web belum terintegrasi dengan android dan output yang
dihasilkan dalam bentuk polygon.
Pada penelitian ini akan dibuat sistem pelaporan data penyakit menular yang ada
di Kota Bandar Lampung secara langsung untuk mengetahui titik mana yang
paling tinggi dari penyebaran penyakit menular di Kota Bandar Lampung dalam
bentuk referensi geografis. Sistem ini juga memiliki data laporan penyakit
menular setiap bulannya yang dapat diinputkan oleh instansi pemerintahan Hal ini
dapat memudahkan pihak Dinas Kesehatan dalam mengumpulkan laporan
perbulan dari setiap Rumah Sakit dan Puskesmas, serta menampilkan penyebaran
data penyakit menular dengan peta di SIG.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dapat dikaji dalam
penelitian ini yaitu mengembangkan Sistem Informasi Geografis untuk Pelaporan
Data Penyakit Menular setiap bulannya, titik rumah sakit, puskesmas dan klinik di
Kota Bandar Lampung, serta memvisualisasikan data penyebaran penyakit
menular di ruang lingkup wilayah Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pengembangan sistem pelaporan data penyakit menular diberikan batasan
masalah sebagai berikut.
4
1. Sistem ini dibangun untuk pelaporan data penyakit menular (Demam
Berdarah Dengue, Malaria, Kusta, Tubercolosis, Diare, Tipoid, Hiv, Ispa,
IMS, Cikungunya) di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
2. Objek penelitian hanya pada Kota Bandar Lampung.
3. Data penyakit mengacu pada data Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
tahun 2015.
4. Sistem Informasi Geografis (SIG) dibangun berbasis web serta didukung
aplikasi Android dalam proses penginputan data laporan penyakit.
5. Sistem yang dibangun membutuhkan koneksi internet.
6. SIG ini dibangun menggunakan Application Programming Interface (API)
Google Maps.
7. Memvisualisasikan data titik puskesmas dalam penyebaran penyakit menular
di Kota Bandar lampung dengan gambar peta dan grafik.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah Sistem Informasi Geografis
berbasis web dan terintegrasi dengan aplikasi android untuk memberikan laporan
penyakit menular setiap bulannya dan memvisualisasikan penyebaran data
penyakit menular dengan peta GIS.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
5
1. Mempermudah pihak instansi seperti rumah sakit, puskesmas dalam
pemberian data laporan penyakit menular setiap bulannya.
2. Membuat visualisasi gambar peta dalam penyebaran data penyakit di Kota
Bandar Lampung.
3. Sebagai pertimbangan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dala
menangani penyebaran penyakit menular sejak dini.
4. Mempermudah Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan kota Bandar
Lampung dalam mengetahui informasi penyebaran penyakit menular.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Menular
Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat
Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular.
Penyakit menular tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga
pemberantasan penyakit menular memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya
antar propinsi, Kabupaten/kota bahkan antar negara. Beberapa penyakit menular
yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah diare, malaria, demam berdarah
dengue, influenza, tifus abdominalis, penyakit saluran pencernaan dan penyakit
lainnya (Soedarto, 2009).
Strategi pengendalian penyakit menular secara umum pada dasarnya sama, yakni
menghilangkan sumber penyakit dengan cara menemukan dan mencari kasus
secara proaktif, kemudian melakukan pengobatan hingga sembuh. Intervensi
faktor resiko, misalnya lingkungan dan intervensi terhadap perilaku. Manajemen
pemberantasan dan pengendalian penyakit menular juga memiliki dua perspektif
(Soedarto, 2009).
a. Epidemiologi global yakni perjalan penyakit antar benua.
7
b. Epidemiologi lokal yang intinya dinamika tranmisi penyakit tertentu pada
wilayah tertentu.
Indonesia sebagai wilayah tropik dan wilayah dinamik secara sosial ekonomi,
merupakan kawasan endemik berbagai penyakit menular. Sekaligus merupakan
kawasan yang berpotensi tinggi untuk hadirnya penyakit infeksi baru. Beberapa
penyakit infeksi baru (ketika itu) dan kini endemik adalah demam berdarah
dengue (pertama kali tahun 1968 di Surabaya), virus hantaan (1977) dijumpai
pada tikus diberbagai pelabuhan, kini diberbagai kota pelabuhan, HIV/AIDS
(pertama kali di Denpasar 1987) kini merambah ke Indonesia. Penyakit lain
merupakan penyakit infeksi endemik dan sudah lama di Indonesia dan endemik di
berbagai kabupaten (daerah pegunungan maupun pantai) yaitu TBC dan Malaria.
Masing-masing penyakit memiliki peta endemisitas tersendiri. Tiap tahun
diselenggarakan pertemuan nasional semacam konvensi untuk melakukan
monitoring kemajuan program serta perkuatan dari networking, yakni apa yang
dikenal sebagai Sistem Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan. Semua institusi pelayanan seperti kuratif penyakit menular maupun
pelayanan kesehatan masyarakat, pemerintah, swasta, orgfanisasi nonpemerintah,
partner nonkesehatan, bergabung menjadi satu sistem (BPPN, 2006)
2.2 Epidemiologi
Epidemiologi dalam arti modern untuk ilmu yang mempelajari: tentang rekuensi
dan distribusi (penyebaran) serta determinan masalah kesehatan pada sekelompok
orang/masyarakat serta determinannya. Contoh penyakit menular dapat tertular
melalui 2 cara yaitu dengan cara kontak langsung dan melalui faktor. Contoh
8
penyakit yang melalui kontak langsung yaitu penyakit TBC, ISPA, Kusta dan
Campak. Sedangkan yang melalui faktor yaitu penyakit Malaria, Filiariasis, dan
DHF ( Budiarto, 2003).
2.3 Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Selama ini pengertian konsep surveilans epidemiologi sering dipahami hanya
sebagai kegiatan pengumpulan data dan penanggulangan KLB. Pengertian seperti
itu menyembunyikan makna analisis dan penyebaran informasi epidemiologi
sebagai bagian yang sangat penting dari proses kegiatan surveilans epidemiologi.
Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu perlu
dikembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan
analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa
melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data (WHO, 2004).
Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan
surveilans epidemiologi yang terintehrasi antara unit-unit penyelenggara
surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat
kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans
epidemiologi antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat (BPPN, 2006).
a. Kegunaan Surveilans Epidemiologi
Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya
pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak
9
diperlukan pada setiap upaya kesehatan masyarakat, baik upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, maupun terhadap upaya
kesehatan lainnya. Untuk mengukur kinerja upaya pelayanan pengobatan
juga membutuhkan dukungan surveilans epidemiologi (Widoyono, 2008).
Tujuan Surveilans menurut Depkes RI (2004) adalah untuk pencegahan
dan pengendalian penyakit dalam masyarakat, sebagai upaya deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa (KLB), memperoleh
informasi yang diperlukan bagi perencanaan dalam hal pencegahan,
penanggulangan maupun pemberantasannya pada berbagai tingkat
administrasi (WHO, 2004).
Pada umumnya surveilans epidemiologi menghasilkan informasi epidemiologi
yang akan dimanfaatkan dalam (Noor, 2009).
1. Merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan
evaluasi program pemberantasan penyakit serta program peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, baik pada upaya pemberantasan penyakit menular,
penyakit tidak menular, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan dan
program kesehatan lainnya.
2. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan
keracunan serta bencana.
3. Merencanakan studi epidemiologi, penelitian dan pengembangan program
Surveilans epidemiologi juga dimanfaatkan di rumah sakit, misalnya
surveilans epidemiologi infeksi nosokomial, perencanaan di rumah sakit dsb.
10
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan surveilans epidemiologi dapat
diarahkan pada tujuan-tujuan yang lebih khusus, antara lain (Noor, 2009):
1. untuk menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko
terbesar untuk terserang penyakit, baik berdasarkan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan lain–lain,
2. untuk menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan karakteristiknya,
3. untuk menentukan reservoir dari infeksi,
4. untuk memastikan keadaan–keadaan yang menyebabkan bisa
berlangsungnya transmisi penyakit,
5. untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan,
6. memastikan sifat dasar dari wabah tersebut, sumber dan cara penularannya.
Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dilaksanakan sebagai
berikut (Noor, 2009):
1. pemberantasan penyakit TB Paru,
2. pemberantasan penyakit Kusta,
3. pemberantasan penyakit ISPA,
4. pemberantasan penyakit HIV/AIDS,
5. pemberantasan penyakit diare,
6. pemberantasan penyakit.
Program Pemberantasan Penyakit Menular Bersumber Dari Binatang adalah
sebagai berikut (Noor, 2009):
1. pemberantasan penyakit malaria,
11
2. pemberantasan penyakit Arbovirosis,
3. pemberantasan penyakit Filariasis.
Program Pengamatan Penyakit Menular dilaksanakan melalui penyelidikan
epidemiologi dan penanggulangan KLB (Noor, 2009):
1. Program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir,
2. pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah,
3. pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja,
4. pelayanan kesehatan usia subur,
5. pelacakan kasus BBLR di kampung-kampung.
2.4 Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi Geografi atau SIG merupakan suatu sistem untuk pengelolaan,
penyimpanan, pemrosesan atau manipulasi, analisis, dan penayangan data yang
data tersebut secara spasial (keruangan) terkait dengan muka bumi. Pendapat lain
mengemukakan bahwa sistem informasi geografi atau secara akrabnya dikenal
dengan Geographic Informastion System adalah suatu sistem komputer yang
berfungsi untuk memperoleh, menyimpan, menghitung, menganalisis, dan
menampilkan data geospasial Sistem informasi geografi tidak dapat dilepaskan
dengan teknologi, khususnya teknologi digital atau lebih khususnya teknologi
komputer. Perkembangan SIG sangat berkorelasi dengan perkembangan
teknologi, karena salah satu komponen yang paling utama dalam SIG adalah
perangkat komputer sebagai alat untu pemrosesa SIG (Ariyanto, 2012).
12
Secara teknis SIG mengorganisasikan dan memanfaatkan data dari peta digital
yang tersimpan dalam basis data. Dalam SIG, dunia nyata dijabarkan dalam data
peta digital yang menggambarkan posisi dari ruang (space) dan klasifikasi, atribut
data, dan hubungan antar item data. Kerincian data dalam SIG ditentukan oleh
besarnya satuan pemetaan terkecil yang dihimpun dalam basis data. Dalam bahasa
pemetan kerincian tergantung dari skala peta dan dasar acuan geografis yang
disebut sebagai peta dasar (Budiyanto, 2002).
Menurut Riyanto, et al., (2009), komponen sistem (subsistem) pada Sistem
Informasi Geografis antara lain.
a. Input
Pemasukan data yang dilakukan ke dalam sistem merupakan data spasial.
b. Manipulasi
Merupakan proses editing terhadap data yang telah masuk, hal ini dilakukan
untuk menyesuaikan tipe dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang
dibuat.
c. Manajemen data
Tahap ini meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan pengolahan
data (menyimpan, mengorganisasi, mengelola dan menganalisa data) kedalam
sistem penyimpanan permanen.
d. Query
Suatu metode pencarian informasi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh pengguna Sistem Informasi Geografis.
13
e. Analisis
Sistem Informasi Geografis mempunyai dua jenis fungsi analisis, yaitu fungsi
analisis spasial dan analisis atribut. Fungsi analisis spasial adalah operasi
yang dilakukan pada data spasial. Sedangkan fungsi analisis atribut adalah
fungsi pengolahan data atribut, yaitu data yang tidak berhubungan dengan
ruang.
f. Visualisasi (data output)
Penyajian hasil berupa informasi baru atau dari database yang ada baik dalam
bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti dalam bentuk peta
(atribut peta dan atribut data), tabel, dan grafikdan data atribut yang didapat
dari berbagai sumber pengumpulan data.
2.5 Data Spasial
Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi objek di
bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interpretasi
dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Sesuai dengan
perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan objek-objek yang ada di muka
bumi, tetapi berkembang menjadi representasi objek di atas muka bumi (di udara)
dan di bawah permukaan bumi.
Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber
data spasial antara lain mencakup: data grafis peta analog, foto udara, citra satelit,
survei lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan menggunakan global
positioning systems (GPS) dan lain-lain (Ekadinata, et al., 2008).
14
Gambar 2.1 Sumber Data dalam SIG (Ekadinata, et al., 2008)
Data spasial memiliki dua macam penyajian, yaitu (Ekadinata, et al., 2008).
a. Model vektor
Model vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik-titik, garis-garis, dan kurva atau poligon beserta
atribut-atributnya. Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem
koordinat Kartesius dua dimensi (x,y).
Dengan menggunakan model vektor, objek-objek dan informasi di permukaan
bumi dilambangkan sebagai titik, garis, atau poligon. Masing-masing
mewakili tipe objek tertentu sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
Titik (point) : merepresentasikan objek spasial yang tidak memiliki dimensi
panjang dan/atau luas. Fitur spasial direpresentasikan dalam satu pasangan
koordinat x,y. Contohnya stasiun curah hujan, titik ketinggian, observasi
lapangan, titik-titik sampel.
Garis (line/segment) : merepresentasikan objek yang memiliki dimensi
panjang namun tidak mempunyai dimensi area, misalnya jaringan jalan, pola
aliran, garis kontur.
Poligon : merepresentasikan fitur spasial yang memiliki area, contohnya
adalah unit administrasi, unit tanah, zona penggunaan lahan.
15
Gambar 2.2 Tampilan Data Titik, Garis dan Luasan (Ekadinata, et al., 2008)
b. Model data raster
Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk
grid (bidang referensi horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-
kotak). Piksel adalah unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi
secara eksplisit. Setiap piksel memiliki atribut tersendiri, termasuk
koordinatnya yang unik.
Model raster memberikan informasi spasial apa saja yang terjadi di mana saja
dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model raster, data
geografi ditandai oleh nilai-nilai elemen matriks dari suatu objek yang
berbentuk titik, garis, maupun bidang.
Gambar 2.3 Tampilan model vektor dan raster (Ekadinata, et al., 2008)
16
2.6 Android
Android adalah Sistem Operasi yang dikembangkan oleh Google. Andy Rubin
dapat kita sebut sebagai otak utama dibalik OS Android. Pada awalnya
pengembangan android tidak begitu bagus, hal ini membuat Google turun tangan
dengan turut melahirkan ponsel Google Android pertama yang dikenal dengan
nama Nexus One. Pada Nexus One ini Google menunjukan kemampuan android
yang sebenarnya dan hasilnya luar biasa, tanggapan pasar begitu bagus. Hal inilah
yang mendorong minat perusahaan-perusahaan smartphone bersemangat untuk
membuat smartphone dengan OS Android (Haryanto, 2014).
2.7 PHP
PHP (Hypertext Propocessor) yaitu bahasa pemograman web server-side yang
bersifat open source. PHP merupakan script yang terintergrasi dengan HTML dan
berada pada server (server side HML embedded scripting). PHP adalah script
yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti
halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client.
Mekanisme ini membuat informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to
date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan,
(Anhar. 2010).
2.8 HTML
Efrina menjelaskan bahwa Sidik memberikan pengertian bahwa dokumen html
adalah file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks sembarang. Dokumen
html dikenal sebagai web page. Dokumen ini merupakan dokumen yang disajikan
17
dalam browser web surfer. Dokumen ini umumnya berisi informasi ataupun
interface aplikasi di dalam internet (Efrina, 2014).
2.9 API (Application Programming Interface)
Application Programming Interface (API) yaitu sebuah layer yang berisi
classclass yang sudah didefinisikan dan antarmuka pemrograman yang akan
membantu para pengembang aplikasi dalam perancangan sebuah aplikasi. Pada
saat ini dikenal ada tiga buah API dari Java, yaitu: 1. J2SE, Java 2 Standar Edition
adalah sebuah API yang dapat digunakan untuk mngembangkan aplikasi-aplikasi
yang bersifat client-side standalone atau applet. 2. J2EE, Java 2 Enterprise Edition
adalah API yang digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi-aplikasi
yang bersifat server-side seperti Java Servlet, dan Java Server Pages (Tutorials
Points, 2014).
API atau Application Programming Interface merupakan suatu dokumentasi yang
terdiri dari interface, fungsi kelas,struktur dan sebagainya untuk membangun
sebuah perangkat lunak .Bahasa pemrograman Google Map API menggunakan
AJAX yang merupakan gambungan antara Javascript dan XML dan bersifat open
source. Agar aplikasi Google Map dapat dapat muncul pada site tertentuk
diperlukan API key yaitu kode unik yang digenerasikan oleh Google untuk suatu
web agar dapat dikenali oleh server Google Map (Maldzhanski, 2015).
18
2.10 GSON
Gson adalah library Java yang dapat digunakan untuk mengkonversi Java Objects
menjadi representasi JSON mereka. Hal ini juga dapat digunakan untuk
mengkonversi string JSON ke objek Java setara (Anonim, 2016).
2.11 JSON (JavaScript Object Notation)
JSON (JavaScript Object Notation) adalah format pertukaran data yang ringan,
mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat
(generate) oleh komputer. Format ini dibuat berdasarkan bagian dari Bahasa
Pemprograman JavaScript, Standar ECMA-262 Edisi ke-3 - Desember 1999
(Anonim, 2016). JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada
bahasa pemprograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum
digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript,
Perl, Python dll. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai
bahasa pertukaran-data. JSON terbuat dari dua struktur (Anonim, 2016):
1. Kumpulan pasangan nama/nilai. Pada beberapa bahasa, hal ini dinyatakan
sebagai objek (object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary),
tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list), atau associative array.
2. Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values). Pada kebanyakan bahasa, hal
ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list), atau urutan
(sequence). Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal. Pada
dasarnya, semua bahasa pemrograman modern mendukung struktur data ini dalam
bentuk yang sama maupun berlainan. Hal ini pantas disebut demikian karena
19
format data mudah dipertukarkan dengan bahasa-bahasa pemrograman yang juga
berdasarkan pada struktur data ini.
2.12 Web Service
Web service adalah sebuah software yang dirancang untuk mendukung
interoperabilitas interaksi mesin ke mesin melalui sebuah jaringan. Web service
secara teknis memiliki mekanisme interaksi antar sistem sebagai penunjang
interoperabilitas, baik berupa agregasi maupun sindikasi (penyatuan). Web service
memiliki layanan terbuka untuk kepentingan integrasi data dan kolaborasi
informasi yang bisa diakses melalui internet oleh berbagai pihak menggunakan
teknologi yang dimiliki oleh masing-masing pengguna. Data yang didapatkan dari
web service dikirimkan dalam format standar misalnya XML atau JSON
(Javascript Object Notation). Dalam penelitian ini dipilih JSON. Kelebihan utama
JSON dibandingkan dengan XML adalah dari sisi ukuran file, JSON memiliki
ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan XML. Ukuran file yang kecil
penting untuk web service yang akan dibuat karena nantinya data akan diakses
oleh aplikasi mobile yang membutuhkan respon cepat (Surendra, 2014).
2.13 Geo Location
Perangkat Android umumnya memiliki fitur Geo-Location (Geo Lokasi)
memanfaatkan chip penerima sinyal Global Positioning System (GPS) yang
tertanam pada perangkat Android atau BTS Location Service. Ketepatan
pengukuran dari geo postioning tergantung dari faktor cuaca, kondisi geografis
20
perangkat receiver dan jumlah satelit yang dapat terhubung dengan receiver
(Istiyanto, 2013).
Untuk meningkatkan keakurasian navigasi, beberapa teknologi navigasi telah
diterapkan pada perangkat Android diantaranya (Istiyanto, 2013).
1. GPS, merupakan teknologi navigasi yang telah bengkembang cukup lama
sejak peluncuran perdana satelit GPS pada tahun 1978. Awalnya sistem
navigasi ini diperuntukan untuk sistem pertahanan militer Amerika Serikat.
Saat ini sistem GPS telah melibatkan 30 konstelasi satelit yang dapat
digunakan dalam banyak bidang, diantaranya transportasi, edukasi, dan
penelitian. Juga sebagain besar layanan GPS saat ini dapat diakses secara
bebas dan gratis. Sistem GPS adalah konvergensi dari sejumlah perangkat
komunikasi nirkabel yang menggunakan jalur frekuensi tinggi agar satelit
GPS dapat berkomunikasi langsung dengan receiver GPS tanpa dipengaruhi
dari faktor cuaca atau geografis.
2. Assisted GPS (A-GPS), merupakan navigasi turunan dari sistem GPS yang
lebih advance. sistem ini tidak hanya menggunakan satelit sebagai penentu
koordinat perangkat receiver, juga melibatkan jaringan BTS operator selular
yang terhubung dengan perangkat receiver A-GPS.
Sejumlah class di dalam package library Android yaitu Android.location
berfungsi sebagai akses geo-lokasi, yang dapat mengakses geolokasi
menggunakan perangkat keras GPS, A-GPS, Hotspot, Wifi atau dari BTS operator
selanjutnya akan diperoleh koordinat longitude dan latitude (Istiyanto, 2013).
Class-class pada package Android.location tersebut antara lain (Istiyanto, 2013).
21
a. Class LocaitionManager, menyediakan fungsi akses ke location provider
yang akan diperoleh posisi koordinat longitude dan latitude dari perangkat
Android.
b. Class Address, berfungsi untuk menampilkan sejumlah informasi singkat
definisi nama lokasi berupa string array <Address> yang diketahui dari
referensi koordinat longitude dan latitude menggunakan provider
GPS_Provider atau provider Network_Provider.
c. Class GpsSatellite, menyediakan fungsi pembacaan state sejumlah satelit
GPS yang terhubung dengan receiver, beberapa informasi yang dapat diakses
diantaranya sudut Azimuth, sudut elevasi, rasio SNR (Signal-to-Noise Ratio),
data almanac dari setiap satelit.
2.14 Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung
oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem
perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman
berorientasi objek (OOP).
UML lahir dari penggabungan banyak bahasa permodelan grafis berorientasi
objek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. UML dibuat
oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson di bawah bendera
Rational Software Corp. UML tidak hanya digunakan dalam pemodelan perangkat
lunak, namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan
(Fowler, 2004).
22
2.15 Use Case Diagram
Use Case Diagram adalah diagram yang mendeskripsikan interaksi antara
pengguna dengan aplikasi. Kesimpulannya use case digunakan untuk mengetahui
fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan dapat dilihat pada table 2.1
(Nugroho, 2015).
Tabel 2.1 Simbol dan keterangan Use Case diagram (Nugroho, 2015)
SIMBOL KETERANGAN
Aktor Mewakili peran orang, sistem yang lain atau alat
ketika berkomunikasi dengan use case
Use case Abstraksi dan interaksi antara sistem dan aktor
Association Abstraksi dari penghubung antara aktor dan usecase
Generalisasi Menunjukkan spesialisasi aktor untuk dapat
berpartisipasi dengan use case
<<include>> Menunjukkan bahwa suatu use case seluruhnya
merupakan fungsionalitas dari use case lainnya
<<extend>>
Menunjukkan bahwa suatu use case merupakan
tambahan fungsional dari use case lainnya jika
suatu kondisi terpenuhi
23
2.16 Activity Diagram
Activity Diagram atau Diagram Aktivitas menggambarkan alur aktivitas dalam
aplikasi, menjelaskan proses masing-masing alur berawal dan proses aplikasi
berakhir. Diagram aktivitas juga menggambarkan proses paralel yang mungkin
terjadi pada beberapa eksekusi, dapat dilihat pada table 2.2 (Nugroho, 2015).
Tabel 2.2 Simbol dan keterangan activity diagram (Nugroho, 2015)
SIMBOL KETERANGAN
Status Awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram
aktivitas memiliki status awal.
Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem, aktiv.itas biasanya
diawali dengan kata kerja
Percabangan/decision Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan
aktivitass lebih dari satu.
Status akhir Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram
aktivitas memiliki sebuah status akhir
24
2.17 Class Diagram
Class Diagram atau Diagram Kelas merupakan diagram yang memodelkan
sekumpulan kelas, interface, kolaborasi dan relasinya. Diagram kelas
digambarkan dengan bentuk kotak dapat dilihat pada table 2.3 (Nugroho, 2015).
Tabel 2.3 Simbol dan keterangan class diagram (Nugroho, 2015)
SIMBOL KETERANGAN
CLASS Himpunan dari objek-objek yang berbagai atribut
serta operasi yang sama.
Nary Association Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari
2 objek.
Generalization Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagai
perilaku dan struktur data dari objek yang ada
diatasnya objek induk (oncestor).
Realization Operasi yang benar-benar dilakukan suatu objek.
2.18 Sequence Diagram
Sequence Diagram biasanya digunakan untuk tujuan analisa dan desain,
memfokuskan pada identifikasi metode di dalam sebuah sistem (Nugroho, 2015).
Simbol dan keterangan sequence diagram dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut
.
25
Tabel 2.4 Simbol dan keterangan sequence diagram (Nugroho, 2015)
TABEL KETERANGAN
Objek Berpartisipasi secara berurutan dengan
mengirimkan atau menerima pesan dan
ditempatkan di bagian atas diagram
Garis Hidup Objek Menandakan kehidupan objek selama urutan
dan diakhiri tanda X pada titik dimana kelas
tidak lagi berinteraksi
Objek sedang aktif
berinteraksi
Persegi panjang yang sempit panjang
ditempatkan diatas sebuah garis hidup dan
menandakan ketika suatu onjek mengirim atau
menerima pesan
Message Perilaku sistem yang menandai adanya suatu
alur informasi atau transisi kendali antar elemen
2.19 Metode V-Model
Software Development Life Cycle (SDLC) adalah tahapan-tahapan yang harus
dilakukan ketika pengembangkan perangkat lunak. SDLC berfungsi untuk
membuat, merencanakan, mengestimasi, dan mengontrol perangkat lunak yang
dibangun. Tahapan yang harus dilakukan diantaranya adalah pengumpulan
26
kebutuhan, analisa, desain, penulisan kode, dan pengujian. Beberapa model yang
dapat digunakan dalam SDLC adalah waterfall, incremental, spiral, v-model,
agile, dan masih banyak lagi (Amlani, 2013).
V-model merupakan model SDLC yang dikembangkan dari model Waterfall dan
digambarkan dalam bentuk V (Balaji, 2012). Tahapan dalam V-Model hampir
sama dengan Waterfall, hanya pada model ini tahapan pengujian dirinci untuk
masing-masing tahap. Munassar dan Govardhan telah membandingkan lima
model SDLC, dimana salah sau dari model tersebut adalah v-model (Munnasar,
2010).
Ratcliffe telah meneliti keuntungan penggunaan v-model dalam pembangunan
perangkat lunak (Ratchliffe, 2011). Hasil dari penelitiannya menyebutkan bahwa
v-model merupakan framework yang memiliki kemudahan dalam melakukan
estimasi biaya dan monitoring kualitas yang tinggi. Munculnya pengembangan
model ini pada tahun 2010 diteliti oleh Mathur dan Malik yag dinamakan
advance V-Model ( Mathur, 2010). Kedua model ini mempunyai perbedaan dalam
hal pengujian. Untuk membandingkan hasil dari kedua model ini, maka harus
diimplementasikan pada pembangunan sistem informasi atau perangkat lunak.
V-model merupakan pengembangan dari model waterfall. V-model merupakan
kepanjangan dari Validasi/ Verivikasi Model.V-model pertama kali diusulkan oleh
Paul Rook pada tahun 1980 dan dikenal dengan nama v-model tradisional .
Vmodel mendemonstrasikan hubungan antara proses pembangunan sistem
(development activities) dan proses pengujian system (testing activities). Berbeda
dengan pemodelan lainnya, dalam pemodelan v-model proses pengujian jauh lebih
27
kompleks karena dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih detail. Proses
pengembangan sistem meliputi requirement analysis, requirements specification,
design specification, dan program specification. Sedangkan dalam proses
pengujian meliputi acceptance testing, system testing, integration testing, dan
units testing. Diantara develompment activities dan testing activities terdapat
proses penulisan kode (Mathur, 2010).
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan
karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika
dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V
proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara
tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya (Anonim, 2016).
Berikut penjelasan masing-masing tahap beserta tahap pengujiannya (Anonim,
2016).
a) Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model
Waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan
pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji
apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para
pengguna atau tidak.
b) System Analysis & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu
pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap
sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang
28
meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain.
Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga
dokumentasi teknik yang lain seperti entity diagram dan data dictionary.
c) Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur
yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian
kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan
antar interface, detail teknologi yang dipakai.
d) Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai low level design. Perancangan dipecah
menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi
penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan
coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan
logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul,
dan lain-lain.
e) Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang
sudah dibentuk.
29
Tahap-tahap dalam V-Model dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.
Gambar 2.4 Tahap V-Model (Anonim, 2016)
2.20 Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi sebuah
perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah perangkat
lunak sudah memenuhi persyaratan atau belum, atau untuk menentukan perbedaan
antara hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya. Pelaksanaan pengujian
perangkat lunak biasanya disesuaikan dengan metodologi pembangunan perangkat
lunak yang digunakan. Pengujian dilakukan dengan cara mengevaluasi konfigurasi
perangkat lunak yang terdiri dari spesifikasi kebutuhan, deskripsi perancangan,
dan program yang dihasilkan. Hasil evaluasi kemudian dibandingkan dengan hasil
uji yang diharapkan. Jika ditemukan kesalahan, maka perbaikan perangkat lunak
harus dilakukan untuk kemudian diuji kembali (Mustaqbal, et al., 2015).
30
Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut (Mustaqbal, et
al., 2015):
1. fungsi yang tidak benar atau tidak ada,
2. kesalahan antarmuka (interface errors),
3. kesalahan pada struktur data dan akses basis data,
4. kesalahan performansi (performance errors),
5. kesalahan inisialisasi dan terminasi.
Equivalence partitioning merupakan metode black-box testing yang membagi
domain masukan dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus ujicoba
yang dihasilkan. Equivalence partitioning berusaha untuk mendefinisikan kasus
uji yang menemukan sejumlah jenis kesalahan, dan mengurangi jumlah kasus uji
yang harus dibuat. Kasus uji yang didesain untuk Equivalence partitioning
berdasarkan pada evaluasi dari ekuivalensi jenis/class untuk kondisi masukan.
Class-class yang ekuivalen merepresentasikan sekumpulan keadaan valid dan
invalid untuk kondisi masukan. Biasanya kondisi input dapat berupa spesifikasi
nilai numerik, kisaran nilai, kumpulan nilai yang berhubungan atau kondisi
Boolean (Pressman, 2010).
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dan di Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2015/2016.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan proses dalam melaksanakan penelitian dengan
menggunakan alur yang sesuai dengan perencanaan. Alur pengembangan Sistem
Informasi Geografis untuk Pelaporan Data Penyakit Menular di Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada gambar 3.1.
32
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian
33
Penjelasan dari diagram alir metodologi penelitian pada Gambar 3.1 adalah
sebagai berikut.
3.2.1 Langkah I (Identifikasi Masalah dan Studi Literatur)
Pada Langkah pertama dilakukan identifikasi masalah dan studi literatur,
tahapan ini dilakukan diluar dari tahapan v-model yang akan digunakan
dalam metodologi penelitian ini, hal yang dilakukan adalah.
1. Identifikasi Masalah
Tahapan yang dilakukan pada langkah pertama yaitu identifikasi
masalah. Tahap identifikasi masalah merupakan tahapan dasar,
tahapan ini menjelaskan bagaimana dilakukan identifikasi suatu
masalah yang ada di instansi yang akan diteliti. Penyakit menular
merupakan penyakit yang datang dan dapat menyebar kapan saja tidak
mengenal waktu ataupun tempat. Selain dengan banyaknya
masyarakat yang terkena penyakit di Kota Bandar Lampung banyak
tidak diketahui penyebaran dan waktu yang biasanya penyakit
menular apa saja yang dapat ditangani sejak dini agar penyebaran dari
penyakit menular itu sendiri berkurang. Terkadang masyarakat di
Kota Bandar Lampung mengalami berbagai permasalah dalam
mengetahui jumlah penyebaran penyakit menular di Kota Bandar
Lampung dan cara pencegahan dini dari berbagai macam penyakit
menular tersebut.
Selain dari sisi masyarakat dari pihak instansi masih merasa kesulitan
dalam pelaporan data penyakit menular yang terkadang harus
34
menyerahkan data secara manual ditulis tangan ataupun dengan table
dan menyerahkannya ke Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
Dengan mengidentifikasi tahapan ini dapat menghasilkan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta batasan-batasan
dari masalah yang akan diteliti. Pada bagian rumusan masalah berisi
tentang pertanyaan yang mengarah pada suatu permasalahan tertentu.
Manfaat penelitian menguraikan manfaat dari Sistem Pelaporan Data
Penyakit Menular di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung berbasis
mobile android yang dapat menggambarkan penyebaran penakit
menular di Kota Bandar Lampung. Sedangkan batasan masalah itu
sendiri digunakan untuk membatasi pembahasan dan ruang lingkup
penelitian, hal tersebut telah dijelaskan pada Bab I.
2. Studi Literatur
Tahapan kedua adalah studi literatur. Studi literatur merupakan
kegiatan mencari sumber penelitian lain ataupun yang serupa dengan
penelitian yang akan dibuat seperti textbook, jurnal, karya ilmiah,
paper dan sumber ilmiah lainnya yang di dapat di internet. Dengan
mencari literatur yang sudah ada memberikan gambaran yang akan
dilakukan untuk penelitian ini. Penelitian dan literatur yang di
dapatkan dijelaskan secara rinci pada Bab II.
35
3.2.2 Langkah II (Metode Pengembangan Sistem)
Langkah kedua dilakukan sesuai dengan tahapan v-model yang digunakan
dalam metodologi penelitian ini, tahapan dilakukan sesuai dengan urutan
dari v-model yaitu.
3. Requirement Analysis
Requirement Analysis untuk mengetahui analisis kebutuhan sistem
yang diperlukan dalam instansi yang akan di teliti. Dalam tahap ini
dilakukan pengumpulan data serta informasi yang kemudian dianalisis
sehingga kebutuhan dari sistem yang akan dibuat di dapatkan.
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data penyebaran penyakit
menular, data spasial dan data koordinat objek di Kota Bandar
Lampung. Pengumpulan data juga dilakukan di Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung untuk mengetahui jumlah penyebaran penyakit
menular yang sudah diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung setiap rumah sakit, puskesmas, serta klinik.
4. System Analysis
Dari analisis kebutuhan sistem yang telah dijelaskan pada tahap
sebelumnya, analisis sistem dilakukan sebelum coding untuk
memberikan gambaran data apa saja yang dibutuhkan untuk membantu
dalam spesifikasi arsitektur sistem yang akan dibuat.
Berikut adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dalam
tahapan analisis kebutuhan adalah.
36
1. Data Spasial
Metode Spasial digunakan untuk mendapatan informasi lokasi atau
ruang yang akan dilakukan. Posisi koordinat klinik, puskesmas dan
rumah sakit yang diperlukan adalah koordinat Latitude-Longitude.
2. Data Penyebaran Penyakit Menular
Data Penyebearan penyakit pada penelitian ini diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung yaitu data penyebaran penyakit
menular yang terdiri dari 10 penyakit yaitu Demam Berdarah
Dengue, Malaria, Kusta, Tubercolosis, Diare, Tipoid, Hiv, Ispa,
IMS, Cikungunya.
5. Software Design
Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem sesuai dengan kebutuhan.
Melakukan perancangan interface menggunakan Unified Modelling
Language (UML) pada tahapan ini yang terlibat dalam sistem seperti
usecase diagram, class diagram, activity diagram, sequence diagram
digunakan dalam perancangan sistem. Selanjutnya dilakukan
perancangan interface, dalam perancangan interface digunakan dua
interface yaitu android dan web. Selanjutnya dilakukan perancangan
database untuk sistem yang dibuat.
Perancangan sistem atau desain sistem dilakukan dengan memodelkan
permasalahan dalam bentuk diagram UML sebagai berikut.
37
1. Use Case Diagram
Use Case Diagram dibawah ini menjelaskan fungsionalitas dari sistem
pelaporan data penyakit menular di Dinas Kota Bandar Lampung.
Gambar 3.2 Use Case Diagram Berbasis web
Use Case diagram yang mobile dilakukan hanya dengan dua fungsi
untuk memudahkan operator kesehatan dalam menginputkan data,
dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Use Case Diagram berbasis Mobile
38
2. Activity Diagram
Diagram aktivitas menggambarkan aliran fungsional suatu sistem.
Pada sistem ini terdapat 7 (tujuh) activity diagram, yaitu sebagai
berikut.
a. Activity Diagram Menginput Data Penyakit
Activity Diagram Menginput Data Penyakit dilakukan oleh operator
rumah sakit, puskesmas ataupun klinik dengan melakukan login,
setelah itu operator memilih menu “Data Penyakit” pada halaman
utama dan pilih tambah untuk melakukan input data. Activity Diagram
Menginput Data Penyakit disajikan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Activity Diagram Input Data Penyakit
39
b. Activity Diagram Mengakses Peta Penyebaran Penyakit
Activity Diagram Mengakses Peta Penyebaran Penyakit dilakukan
oleh pengunjung atau masyarakat umum serta dapat diakses oleh
operator rumah sakit, puskesmas dan admin
Gambar 3.5 Activity Diagram Penyebaran Penyakit
c. Activity Diagram Mengelola Data Fasilitas Kesehatan
Activity diagram Mengelola Data Fasilitas Kesehatan dimulai dari
operator kesehatan melakukan login dan mengakses Data Fasilitas
Kesehatan kemudian dapat merubah, menambah dan menghapus
data. Selain dari operator kesehatan admin dapat mengelola data
fasilitas kesehatan dengan melakukan login dan sistem akan
menampilkan fasilitas kesehatan. User juga dapat menggunakan
fungsi tambah data, edit, atau hapus data. Activity diagram
mengelola data fasilitas kesehatan dapat dilihat pada gambar 3.6.
40
Gambar 3.6 Activity Diagram Mengolah Data Fasilitas Kesehatan
d. Activity Diagram Setting Waktu Laporan
Activity Diagram Setting Waktu Laporan dilakukan oleh admin
dengan memilih menu setting waktu laporan. Activity diagram
mengelola data fasilitas kesehatan dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Activity Diagram Setting Waktu
41
e. Activity Diagram Mengelola Data Penyakit
Activity diagram Mengelola Data Penyakit dimulai dari operator
kesehatan melakukan login dan mengakses Data Penyakit
kemudian dapat merubah, menambah dan menghapus data. Selain
dari operator kesehatan admin dapat mengelola data penyakit
dengan melakukan login dan sistem akan menampilkan data
penyakit sesuai dengan penyakit dan jumlah yang di derita. User
juga dapat menggunakan fungsi tambah data, edit, atau hapus data.
Activity diagram mengelola data penyakit dapat dilihat pada
gambar 3.8.
Gambar 3.8 Activity Diagram Mengolah Data Penyakit
f. Activity Diagram Mengelola Data Akun
Activity diagram Mengelola Data Akun dimulai dari admin
melakukan login dan mengakses Data Akun dari semua operator
42
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik kemudian
dapat merubah, menambah dan menghapus data. Sistem akan
menampilkan data akun dari seluruh fasilitas kesehatan. User juga
dapat menggunakan fungsi tambah data, edit, atau hapus data.
Activity diagram mengelola data akun dapat dilihat pada gambar
3.9.
Gambar 3.9 Activity Diagram Mengolah Data Akun
g. Activity Diagram Mengelola Data Kecamatan
Activity diagram Mengelola Data Kecamatan dimulai dari admin
melakukan login dan mengakses Data Kecamatan di Kota Bandar
Lampung yang kemudian dapat merubah, menambah dan
menghapus data. Sistem akan menampilkan data kecamatan dari
kota Bandar Lampung. User juga dapat menggunakan fungsi
43
tambah data, edit, atau hapus data. Activity diagram mengelola
data kecamatan dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Activity Diagram Mengolah Data Kecamatan
3. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk memberikan rangkaian pesan
antar objek pada aktivitas tertentu yang selanjutnya akan di jalankan
oleh sistem. Pada sistem ini terdapat 7 (tujuh) sequence diagram, yaitu
sebagai berikut.
a. Sequence Diagram Menginput Data Penyakit
Menginputkan Data penyakityang tersebar di setiap fasilitas
kesehatan, data yang diinputkan oleh fasilitas kesehatan kemudian
disimpat hasilnya dan dapat dilihat oleh admin berupa laporan
44
perbulan. Sequence diagram pada menginputkan data dapat dilihat
pada gambar 3.11.
Gambar 3.11 Sequence Diagram Menginput Data Penyakit
b. Sequence Diagram Mengakses Peta Penyebaran Penyakit
Penyebaran data penyakit selain dapat dilihat oleh pengunjung
atau masyarakat luas dapat dilihat pula oleh admin dan operator
kesehatan karena tidak harus melakukan login. Sequence diagram
untuk mengakses peta penyebaran penyakit dapat dilihat pada
gambar 3.12.
45
Gambar 3.12 Sequence Diagram Mengakses Peta Penyebaran Penyakit
c. Sequence Diagram Mengelola Data Fasilitas Kesehatan
Untuk menampilkan data fasilitas kesehatan dapat memilih menu
fasilitas kesehatan, dalam fasilitas kesehatan terdapat tombol
tambah, edit dan hapus. Sistem juga menampilkan data fasilitas
kesehatan yang ada di Kota Bandar lampung. Sequence diagram
mengelola data fasilitas kesehatan dapat dilihat pada gambar 3.13.
46
Gambar 3.13 Sequence Diagram Mengelola Data Fasilitas Kesehatan
d. Sequence Diagram Setting Waktu
Setting waktu digunakan untuk menambah waktu dalam
penginputan data penyakit. Sequence diagram setting waktu dapat
dilihat pada gambar 3.14.
Gambar 3.14 Sequence Diagram Setting Waktu
47
e. Sequence Diagram Mengelola Data Penyakit
Untuk menampilkan data penyakit dapat memilih menu
datapenyakit, dalam data penyakit terdapat tombol tambah, edit
dan hapus. Sistem juga menampilkan data penyakit menular yang
ada di Kota Bandar lampung. Sequence diagram mengelola data
fasilitas penyakit dapat dilihat pada gambar 3.15.
Gambar 3.15 Sequence Diagram Mengelola Data Penyakit
f. Sequence Diagram Mengelola Data Akun
Untuk menampilkan data akun dapat memilih menu data akun dan
admin dapat melihat data akun dari keseluruhan operator
kesehatan. Data akun terdapat tombol tambah, edit dan hapus yang
fungsinya dapat menambah, mengedit dan menghapus data.
48
Sequence diagram mengelola data akun dapat dilihat pada gambar
3.16.
Gambar 3.16 Sequence Diagram Mengelola Data Akun
g. Sequence Diagram Mengelola Data Kecamatan
Untuk menampilkan data kecamatan dapat memilih menu data
akun dan admin dapat melihat data kecamatan di Kota Bandar
Lampung. Data kecamatan terdapat tombol tambah, edit dan hapus
yang fungsinya dapat menambah, mengedit dan menghapus data
kecamatan jika ada penambahan wilayah atau berkurangna
wilayah di Kota Bandar Lampung. Sequence diagram mengelola
data kecamatan dapat dilihat pada gambar 3.17.
49
Gambar 3.17 Sequence Diagram Mengelola Data Kecamatan
4. Class Diagram
Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package,
dan objek beserta hubungan satu sama lain. Class diagram dari sistem
dapat dilihat pada gambar 3.18.
Gambar 3.18 Class Diagram
50
5. Desain Database
Struktur database yang dijelaskan secara rinci atribut dan panjangnya.
Struktur data tersebut digambarkan sebagai berikut.
1. Tabel Data Penyakit
Struktur Database yang digambarkan dari Data penyakit adalah
id_penyakit dan nama penyakit menular di Kota Bandar Lampung.
Tabel 3.1 Data Penyakit
Atribut Type Length Keteranganid_penyakit Int 2 primary keypenyakit Varchar 30
2. Tabel Kecamatan
Tabel kecamatan digunakan untuk menyimpan data kecamatan yang
ada di Kota Bandar Lampung.
Tabel 3.2 Data Kecamatan
Atribut Type Length Keteranganid_kecamatan Int 2 primary keykecamatan Varchar 30
3. Tabel Laporan
Tabel data Laporan digunakan untuk menampikan hasil laporan
perbulan dari seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bandar
Lampung dengan jumlah yang akurat dan di dapat langsung oleh
fasilitas kesehatan tersebut.
51
Tabel 3.3 Data Laporan
Atribut Type Length Keteranganid_lap Int 2 primary keyid_penyakit Int 2id_faskes Int 2Date Datejumlah Int 4
4. Tabel Fasilitas Kesehatan
Tabel fasilitas kesehatan digunakan untuk menyimpan identitas
fasilitas kesehatan letak koordinat dan alamat dari fasilitas kesehatan di
Kota Bandar Lampung.
Tabel 3.4 Fasilitas Kesehatan
Atribut Type Length Keteranganid_faskes Int 2 primary keyid_kecamatan Int 2fasilitaskesehatan Varchar 30Latitude Varchar 30longitude Varchar 30id_tipe Int 2Alamat Varchar 50
5. Tabel Tipe
Tabel tipe berisi 2 atribut yang digunakan untuk membedakan tipe dari
fasilitas keehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik
mempunyai id tipe yang berbeda – beda.
Tabel 3.5 Tipe Fasilitas Kesehatan
Atribut Type Length Keteranganid_tipe Int 2 primary keyTipe Varchar 30
52
6. Tabel Akun
Tabel ini digunakan untuk menyimpan data akun login untuk admin
dan untuk operator kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit serta
klinik.
Tabel 3.6 Data Akun
Atribut Type Length Keteranganid_akun Int 2 primary keyid_faskes Int 2username varchar 30password varchar 30Level varchar 30no_telp varchar 14
6. Desain Interface
Desain interface dilakukan untuk merancang bentuk sistem yang akan
dibuat sesuai dengan analisis kebutuhan. Interface yang akan
dirancang untuk sistem ini adalah sebagai berikut.
a. Halaman pengunjung
Halaman pengunjung untuk melihat peta penyebaran dari data
penyakit menular dapat dilihat dari gambar 3.19.
Gambar 3.19 Halaman Pengunjung
53
b. Halaman Login
Halaman Login untuk web dan android dapat dilihat pada gambar
3.20.
Gambar 3.20 Halaman Login
c. Halaman operator
Halaman operator fasilitas kesehatan dapat lihat dari gambar 3.21
Gambar 3.21 Halaman Operator
54
d. Halaman admin
Halaman admin adalah halaman yang digunakan untuk instansi
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, halam ini disajikan dalam
gambar 3.22.
Gambar 3.22 Halaman Admin
e. Halaman Input Data Penyakit
Halaman input Data Penyakit dengan Android ataupun dengan web
disajikan seperti gambar 3.23.
Gambar 3.23 Halaman Input Data Penyakit
55
f. Halaman Kelola Data Penyakit
Halaman untuk mengelola data penyakit disajikan pada gambar
3.24.
Gambar 3.24 Halaman Kelola Data Penyakit
g. Halaman Fasilitas Kesehatan
Halaman dari Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bandar
Lampung disajikan dalam gambar 3.25.
Gambar 3.25 Halaman Fasilitas Kesehatan
56
h. Halaman Tipe Faskes
Halaman untuk mengelola Tipe Faskes disajikan pada gambar 3.26.
Gambar 3.26 Halaman Tipe Faskes
i. Halaman Kecamatan
Halaman untuk mengelola kecamatan di Kota Bandar Lampung
disajikan pada gambar 3.27.
Gambar 3.27 Halaman Data Kecamatan
57
j. Halaman Laporan
Halaman untuk mengelola laporan di Kota Bandar Lampung
disajikan pada gambar 3.28.
Gambar 3.28 Halaman Laporan
k. Halaman Akun
Halaman untuk mengelola Akun di sajikan pada gambar 3.29.
Gambar 3.29 Halaman Akun
58
l. Halaman Grafik
Halaman untuk Grafik di Kota Bandar Lampung disajikan pada
gambar 3.30.
Gambar 3.30 Halaman Grafik
6. Modul Design
Pada tahap ini dilakukan struktur program yang akan digunakan,
algoritma, serta struktur data dari berbagai kebutuhan. Modul desain
menggambarkan setiap low level design, perancangan dipecah menjadi
setiap modul. Pada tahapan ini menghasilkan spesifikasi program
setiap fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input tiap
modul.
7. Coding
Pembuatan program Sistem Pelaporan Data Penyakit Menular di Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung ini berbasis web dan berbasis
mobile yang nantinya data akan diolah pada sistem berbasis web, serta
59
menghasilkan gambar penyebaran berupa gambar peta di Kota Bandar
Lampung. Dalam pembuatan coding menggunakan baha pemograman
PHP dan MySQL sebagai database. Selain itu untuk tampilan input di
Android menggunakan Android Studio.
8. Unit Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem yang telah dibangun
setingkat low-level testing dan melihat kekurangan yang ada, tahap ini
memeriksa setiap unit dari sistem yang akan dibuat sesuai atau tidak,
pada tahap ini jika ada kekurangan maka tahap ini berhubungan
dengan tahap desain program. Rancangan pengujian Unit Testing
dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Unit Testing untuk admin
No. Kelas UjiDaftarPengujian
Skenario UjiHasil yangDiharapkan
1
HalamantitikFasilitaskesehatan
Pengujian padamenampilkantitik fasilitaskesehatan
Klik pada menutitk faskes
Menampilkanpeta dan titikfaskes
Pengujian padamarker disetiapfaskes
Klik markerpada peta
Menampilkanalamat setiapfaskes danbutton grafik
Pengujian padabutton grafik disetiap marker
Klik buttongrafik
Menampilkangrafikakumulasipenderita
60
Tabel 3.7 Unit Testing untuk admin (Lanjutan)
No. Kelas UjiDaftarPengujian Skenario Uji
Hasil yangDiharapkan
2Halaman
petapenyebaran
Pengujianmenampilkanpetapenyebaran
Klik menu petapenyebaran
Menampilkanpeta penyebaran
Pengujianmenampilkanketeranganjumlahpenderita
Mouseoverdigerakkanpada daerahpeta daerahkecamatan
Menampilkanketeranganjumlahpenderita
Pengujianmenampilkandata sesuaipenyakit dantahun
Select penyakitdan tahun untukmemilih
Menampilkanpeta penyebaransesuai dengantahun danpenyakit
3
Halamanfasilitaskesehatan(faskes)
Pengujianmenampilkandata faskes
Klik pada menudata faskes
Menampilkandata faskes
Pengujiantomboltambah datafaskes
Klik tomboltambah datapada halamandata faskes
Menampilkanisi form untuktambah data
Klik tombolsimpan padaform tambahdata
Menyimpandata faskes
Pengujiantombol editdata faskes
Klik tomboledit padahalaman datafaskes
Menampilkanform untuk editdata
Klik tombolsimpan padaform edit data
Menyimpanperubahan datafaskes
Pengujiantombol hapusdata faskes
Klik tombolhapus padahalaman faskes
Menghapusdata faskes
61
Tabel 3.7 Unit Testing untuk admin (Lanjutan)
No. Kelas UjiDaftarPengujian Skenario Uji
Hasil yangDiharapkan
4
Halamantipe fasilitaskesehatan(faskes)
Pengujianmenampilkandata tipe faskes
Klik pada menudata tipe faskes
Menampilkandata tipefaskes
Pengujiantombol tambahdata tipe faskes
Klik tomboltambah datapada halamandata tipe faskes
Menampilkanisi formuntuk tambahdata
Klik tombolsimpan padaform tambahdata
Menyimpandatatipefaskes
Pengujiantombol editdata tipe faskes
Klik tomboledit padahalaman datatipe faskes
Menampilkanform untukedit data
Klik tombolsimpan padaform edit data
Menyimpanperubahandata tipefaskes
Pengujiantombol hapusdata tipe faskes
Klik tombolhapus padahalaman datatipe faskes
Menghapusdata tipefaskes
5Halamanpenyakit
Pengujianmenampilkandata penyakit
Klik pada menudata penyakit
Menampilkandata penyakit
Pengujiantombol tambahdata penyakit
Klik tomboltambah datapenyakit
Menampilkanisi formuntuk tambahdata
Klik tombolsimpan padaform tambahdata
Menyimpandata penyakit
62
Tabel 3.7 Unit Testing untuk admin (Lanjutan)
No. Kelas UjiDaftarPengujian Skenario Uji
Hasil yangDiharapkan
5Halamanpenyakit
Pengujiantombol editdata penyakit
Klik tomboledit padahalaman datapenakit
Menampilkanform untukedit data
Klik tombolsimpan padaform edit data
Menyimpanperubahandata penyakit
Pengujiantombol hapusdata penyakit
Klik tombolhapus padahalaman datapenyakit
Menghapusdata penyakit
6Halamankecamatan
Pengujianmenampilkandata kecamatan
Klik pada menudata kecamatan
Menampilkandatakecamatan
Pengujiantombol tambahdata kecamatan
Klik tomboltambah datadata kecamatan
Menampilkanisi form untuktambah data
Klik tombolsimpan padaform tambahdata
Menyimpandatakecamatan
Pengujiantombol editdata kecamatan
Klik tomboledit padahalaman datakecamatan
Menampilkanform untukedit data
Klik tombolsimpan padaform edit data
Menyimpanperubahandatakecamatan
Pengujiantombol hapusdata kecamatan
Klik tombolhapus padahalaman datakecamatan
Menghapusdatakecamatan
63
Tabel 3.7 Unit Testing untuk admin (Lanjutan)
No. Kelas UjiDaftarPengujian Skenario Uji
Hasil yangDiharapkan
7Halamanlaporan
Pengujianmenampilkanhalamanlaporan
Klik menu petapenyebaran
MenampilkanHalamanLaporan
Pengujiantombol hapusdata kecamatan
Klik tombolhapus padahalaman datakecamatan
Menghapusdatakecamatan
8Halamangrafik
Pengujianmenampilkanhalaman grafik
klik menuhalaman grafik
Menampilkangrafik
Pengujianmenampilkangrafik sesuaitahun danbulan
Select tahundan bulan padabutton reload
Menampilkangrafik sesuaibulan dantahun
9Halaman
akun
Pengujianmenampilkandata akun
Klik pada menudata akun
Menampilkandata akun
Pengujiantombol tambahdata akun
Klik tomboltambah datapada halamandata akun
Menampilkanisi form untuktambah data
Pengujiantombol simpan
Klik tombolsimpan padaform tambahdata
Menyimpandata akun
Pengujiantombol editdata akun
Klik tomboledit padahalaman dataakun
Menampilkanform untukedit data
Pengujiantombol simpan
Klik tombolsimpan padaform edit data
Menyimpanperubahandata akun
Pengujiantombol hapusdata akun
Klik tombolhapus padahalaman dataakun
Menghapusdata akun
64
Tabel 3.8 Unit Testing untuk operator kesehatan
No. Kelas UjiDaftarPengujian Skenario Uji
Hasil yangDiharapkan
1
HalamantitikFasilitaskesehatan
Pengujian padamenampilkantitik fasilitaskesehatan
Klik pada menutitk faskes
Menampilkanpeta dan titikfaskes
Pengujian padamarker disetiapfaskes
Klik markerpada peta
Menampilkanalamat setiapfaskes danbutton grafik
Pengujian padabutton grafik disetiap marker
Klik buttongrafik
Menampilkangrafikakumulasipenderita
2Halaman
petapenyebaran
Pengujianmenampilkanpetapenyebaran
Klik menu petapenyebaran
Menampilkanpetapenyebaran
Pengujianmenampilkanketeranganjumlahpenderita
Mouseoverdigerakkanpada daerahpeta daerahkecamatan
Menampilkanketeranganjumlahpenderita
Pengujianmenampilkandata sesuaipenyakit dantahun
Select penyakitdan tahununtuk memilih
Menampilkanpetapenyebaransesuaidengan tahundan penyakit
3
Halamanfasilitas
kesehatan(faskes)
Pengujianmenampilkandata faskes
Klik pada menudata faskes
Menampilkandata faskes
Pengujiantombol tambahdata faskes
Klik tomboltambah datapada halamandata faskes
Menampilkanisi formuntuk tambahdata
65
Tabel 3.8 Unit Testing untuk operator kesehatan (Lanjutan)
No. Kelas UjiDaftarPengujian Skenario Uji
Hasil yangDiharapkan
3
Halamanfasilitas
kesehatan(faskes)
Klik tombolsimpan padaform tambahdata
Menyimpandata faskes
Pengujiantombol editdata faskes
Klik tomboledit padahalaman datafaskes
Menampilkanform untukedit data
Klik tombolsimpan padaform edit data
Menyimpanperubahandata faskes
Pengujiantombol hapusdata faskes
Klik tombolhapus padahalaman datafaskes
Menghapusdata faskes
4Halamaninput datapenyakit
Pengujian padainput datapenyakit
Klik tombolinput datapenyakit
Menampilkanisi formuntuk inputdata
Klik tombolsimpan tambahdata
Menyimpandata penyakit
5Halamangrafik
Pengujianmenampilkanhalaman grafik
klik menuhalaman grafik
Menampilkangrafik
Pengujianmenampilkangrafik sesuaitahun danbulan
Select tahundan bulan padabutton reload
Menampilkangrafik sesuaibulan dantahun
9. Integration Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian gabungan dari fungsi suatu sistem,
apakah sebuah sistem ini dapat bekerja dengan benar sesuai dengan
fungsinya. Sesuai dengan hubungan interface dengan detail tekonologi
dan database yang dibuat. Pada tahap ini dilakukan pengujian pada
66
semua unit sistem minimal satu kali dalam tahap pengujian, tahap
pengujiannya adalah.
1. Melakukan pengujian fungsi fungsi yang dilakukan dalam
penginputan penyakit menular
2. Melakukan pengujian kepada unit fasilitas kesehatan, semua fungsi
sudah sesuai atau belum dan kurang atau perlu di perbaiki
3. Melakukan pemeriksaan terhadap data master yang dibutuhkan
dalam sistem.
4. Tampilan dari hasil penyebaran dan grafik sudah sesuai dengan
rancangan awal dan mudah untuk dipahami oleh dinas kesehatan,
operator serta masyarakat umum.
10. System Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem yang sementara sudah
dibangun, pengujian dilakukan pada seluruh sistem yang sudah dibuat
dan dirancang, bila terjadi ketidaksesuaian pada tahap ini maka
berhubungan dengan tahap Desain Sistem. Pada tahap pengujian ini
adalah semua modul yang telah dibuat pada tahap sebelumnya akan
dijalankan secara keseluruhan dan dilakukan pengujian langsung
secara meneluruh sesuai dengan proses yang sudah di rencanakan
pada analisis kebutuhan. Mengevaluasi fungsi yang tepat dari
keamanan sistem untuk integritas dan kerahasiaan data. Rancangan
pengujian System Testing dapat dilihat pada Tabel 3.9.
67
Tabel 3.9 Pengujian dari System Testing
No. Kelas UjiDaftar
PengujianSkenario Uji
Hasil yangDiharapkan
1 Login
Input datalogin
Username="admin",Password ="admin"
Masukkehalamanadmin
Input datalogin
Username="Kedaton",Password ="kedaton", sesuaidengan fasilitaskesehatan
Masukkehalamanoperatorkesehatan
11. Acceptance Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian yang sifatnya menyeluruh dari
semua data yang ada, tahap ini dilakukan penilaian secara subyektif
dari semua kalangan yang menggunakan sistem ini. Bila tidak sesuai,
maka tahap ini akan berhubungan dengan tahap ketiga yaitu analisis
kebutuhan. Kebutuhan dengan hassil yang dihasilkan sudah sesuai atau
belum, jika belum maka kembali ketahap analisis kebutuhan. Pada
tahap ini dilakukan testing menyeluruh yang akan mengunakan
pengguna sistem yang telah dibuat. Adapun pokok dari rancangan
Acceptance Testing sebagai berikut.
1. Apakah fungsi dari sistem dapat berjalan secara keseluruhan.
2. Apakah sistem yang telah dibuat bermanfaat bagi operator fasilitas
kesehatan dalam melakukan pelaporan data penyakit setiap bulan
dan tahunnya.
68
3. Masyarakat merasakan manfaat dari adanya sistem yang dibuat,
mengetahui dan memudahkan dalam informasi penyebaran
penyakit menular.
4. Dinas kesehatan lebih mudah dalam pendataan penyakit dan tidak
dilakukan secara manual.
3.2.3 Langkah III (Analisis Hasil Penelitian)
Langkah ketiga adalah langkah akhir dari penelitian yang telah dilakukan pada
langkah ketiga ini akan dilakukan hasil penelitian yang telah ditetapkan dengan
menggunakan testing dari v-model yang akan di bahas pada Bab IV.
12. Analisis Hasil Penelitian
Pada tahap ini dilakukan analisis keseluruhan dari proses penelitian
yang telah dilakukan, berhasil atau tidaknya dalam suatu penelitian
dengan permasalahan yang telah di deskripsikan di awal serta dengan
tujuan penelitian.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil simpulan
sebagai berikut.
1. Telah berhasil dibangun suatu Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
pelaporan data penyakit menular di Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung.
2. Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dibangun berbasis web dan
mobile Android. Aplikasi mobile Android mendukung dalam
penginputan data penyakit menular di Kota Bandar Lampung oleh
operator kesehatan dengan menggunakan teknologi web service.
3. Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk menampilkan titik
puskesmas, rumah sakit di Kota Bandar lampung, serta
memvisualisasikan data penyebaran penyakit menular di ruang lingkup
wilayah Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
4. Sistem Informasi Geografis (SIG) dibangun untuk pelaporan data
penyakit menular (Demam Berdarah Dengue, Malaria, Kusta,
Tubercholosis, Diare, Tifoid, HIV, Ispa, IMS, Cikungunya) dengan
111
menggunakan lima range dalam pengelompokkan warna penyebaran
penyakit menular.
5. Berdasarkan data hasil pengujian dengan menggunakan pengujian dari
V model, dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat berfungsi sesuai
dengan kebutuhan pengguna dan dapat menampilkan data yang
dibutuhkan oleh Operator Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota Bandar
lampung dengan sesuai.
5.2 Saran
Penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga diharapkan
adanya perbaikan selanjutnya dari penelitian ini yaitu.
1. Sistem Informasi Geografis dapat menampilkan prediksi perkembangan
penyakit menular di Kota Bandar Lampung pada tahun selanjutnya.
2. Aplikasi mobile Android yang dibangun dapat menampilkan data
penyebaran sesuai dengan sistem pada web.
3. Sistem Informasi Geografis dibuat data penyebaran setiap puskesmas
serta pada peta penyebaran warna disesuaikan dengan penyakit.
112
DAFTAR PUSTAKA
Anhar, 2010, PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta : MediaKita.
Amlani R. 2013. Comparision of Different SDLC Models. International Journalof Computer Application & Information Technology. Vol.II (Issue 1).
Anonim, 2016, Pengenalan JSON. Diakses pada 24 Oktober 2016 pukul 20.40WIB
dari http://www.json.org/json-id.html.
Anonim, 2016, GSON User Guide. Diakses pada 24 Oktober 2016 pukul 21.14WIB
dari https://github.com/google/gson/blob/master/UserGuide.md.
Anonim, 2016, V-Model, Diakses pada 26 Oktober 2016 dariwww.tutorialspoint.com
Ariyanto, D.P. 2012. Sistem Informasi Sumber Daya Lahan: Pengantar AplikasiArcview 3.3. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Balaji S, Murugaiyan S.2012. Waterfall vs V-model vs Agile : Comparative studyin SDLC. International Journal of Information Technology and BusinessManagement; Vol 2; No 1.
BPPN (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). 2006. Kajian KebijakanPenanggulangan Wabah Penyakit. Direktorat Kesehatan dan GiziMasyarakat
Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARCVIEW GIS.Andi, Jakarta.
Budiarto, Eko. 2003, Penganter Epidemiologi. Jakarta: penerbit buku kedokteranegc.
Efrina, C., 2014, Pengembangan Utility Daftar Pembingbing Akademik JurusanIlmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. BandarLampung; Skripsi, Universitas Lampung.
Ekadinata A, Dewi S, Hadi D, Nugroho D, dan Johana F. 2008.Sistem InformasiGeografis Untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam.
113
Buku 1: Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh MenggunakanILWIS Open Source. World Agroforestry Centre. Bogor.
Falianingrum Anggun. 2013 . Perancangan WEB-GIS Penyebaran WabahPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria di Kota BandarLampung. Vol. 1, No. 1.
Fowler, Martin. 2004. UML Distilled Panduan Singkat Bahasa pemodelan ObjekStandar, Edisi 3. Andi Publishing, Yogyakarta.
Haryanto, A., 2014. Android Fast Track: Belajar Membuat Aplikasi Androiddengan Mudah dan Cepat.
Istiyanto, J. E. 2013, Pemrograman Smartphone menggunakan SDK Android danHacking Android, Edisi Pertama, Edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Mathur , Malik S. 2010.. Advancements in the VModel. International Journal ofComputer Applications. Vol I; No 12.
Maldzhanski, Plamen. 2015. Using Google Map Api Functions To CreateApplications Using Geographic Spatial Data. Bulgaria.
Mishra, Apoorva dan Deepty Dubey. 2013. A Comparative Study of DifferentSoftware Development Life Cycle Models in Different Scenario. Vol 1,Issue5. Inteternational Journal of Advance Research in Computer Science andManagement Studies : India
Munassar N, Govardhan A. 2010. A Comparison Between Five Models ofSoftware Engineering Vol 7. Issue 5.. International Journal of ComputerScience Issues.
Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus, Hendra Rahmadi. 2015. PENGUJIANAPLIKASI MENGGUNAKAN BLACK BOX TESTING BOUNDARYVALUE ANALYSIS (Studi Kasus : Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN).Volume I, No 3. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan : Bandung.
Noor, NurNasry. 2009. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Asdi,Mahsatya, Jakarta
Nugroho, Adi. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi DenganMetodologi Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Prasetyo Angga, Rizal Bachtiar Purnama, Nunung Rohmatun. 2015. RancangBangun Sistem Informasi Geografis Dan Data Center Untuk PemetaanPenyebaran Penyakit Demam Berdarah Di Kabupaten Ponorogo. ProsidingSenatek 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah PurwokertoPurwokerto, , Isbn 978-602-14355-0 -2
Pressman, Roger S. 2010. Software Engineering: A Practitioner's ApproachSeventh Edition. McGraw Hill. United States Of America.
114
Putra Ida Bagus Putu Sudarma, Suyadnya I Made Arsa, Piarsa I Nyoman. 2015 .Sistem Informasi Geografis Pendataan Penyakit Menular Di KabupatenJembrana Berbasis Web. E-Journal Spektrum Vol. 2, No.2
Ratcliffe A. . 2011. SAS Software Development with the V-Model. SAS GlobalForum. Paper 124.
Riyanto., Putra, E. P., dan Indelarko, A. 2009. Pengembangan Aplikasi SistemInformasi Geografis Berbasis Desktop dan Web. Gava Media,Yogyakarta.
Soedarto. 2009. Penyakit Menular. Penerbit Sagung Seto : Indonesia.
Surendra, Martinus Raditia Sigit. 2014. Implementasi PHP Web Service SebagaiPenyedia Data Aplikasi Mobile. ULTIMATICS, Vol 6, No. 2, ISSN:20854552.
Tutorials Point. 2014. Google Maps Tutorial. [Online]. Tersedia:http://www.tutorialspoint.com/google_maps/index.html. Diakses pada 29Oktober 2016.
WHO. 2004.Comprehensive Assessment of the National Disease surveilans inIndonesia.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, danPemberantasannya. Penerbit Erlangga: Jakarta