fakultas keguruan dan ilmu pendidikan …... · tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA
SISWA KELAS IV SDN SLENDRO 1 GESI SRAGEN
TAHUN AJARAN 2012
SKRIPSI
Oleh:
DHINARWATI IRWANTO
K7108118
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA
SISWA KELAS IV SDN SLENDRO 1 GESI SRAGEN
TAHUN AJARAN 2012
Oleh:
DHINARWATI IRWANTO
K7108118
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Dhinarwati Irwanto. PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN
MEDIA MANIK-MANIK PADA SISWA KELAS IV SDN SLENDRO 1 GESI
SRAGEN TAHUN AJARAN 2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika
dengan menggunakan Media Manik-manik, khususnya meningkatkan kemampuan
materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Slendro 1.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah peningkatan hasil belajar matematika siswa dalam menyelesaikan soal operasi
hitung bilangan bulat, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah media manik-manik. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas IV SD Negeri
Slendro 1 yang berjumlah 21 anak. Teknik pengumpulan data digunakan teknik
observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah model analisis deskriptif komparatif yang mempunyai empat buah komponen
yaitu pengolahan data, penyajian data, analisis, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika menggunakan media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan
siswa menyelesaikan soal operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD
Negeri Slendro 1 Sragen. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan
tindakan nilai rata-rata siswa 58,33 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar
38,1%, siklus I nilai rata-rata kelas 66,33 dengan persentase ketuntasan klasikal
sebesar 71,43% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 74,67 dengan
presentase ketuntasan klasikal sebesar 85,71%. Dengan demikian, dapat diajukan
suatu rekomendasi bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media
manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa menyelesaikan soal
operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Slendro 1 tahun ajaran
2012.
Kata Kunci : hasil belajar matematika dan media manik-manik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Dhinarwati Irwanto. ENHANCEMENT OF LEARNING MATH
OPERATIONS USING MEDIA ROUND NUMBERS CALCULATE beads on
FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN slendro 1 GeSI SRAGEN ACADEMIC YEAR
2012, Thesis. Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta
of March. Of 2012.
The purpose of this study is to improve the learning of mathematics by using
the Media beads, especially the increasing ability of the material integers Elementary
School fourth grade students Slendro 1.
Variables that were targeted changes in the classroom action research is an
increase in students' mathematics learning outcomes in resolving a matter of
arithmetic operations of integers, while the variable measures used in this study are
medium beads. Form of research is classroom action research as much as 2 cycles.
Each cycle consists of four stages: planning, implementation of the action
observation, and reflection. As the subject is a fourth grade elementary school
students Slendro 1, amounting to 21 children. Data collection technique used
observation techniques, tests, interviews, and documentation. Data analysis
technique used was a comparative descriptive analysis model that has four
components, namely data processing, data presentation, analysis, and drawing
conclusions.
Based on the research results can be concluded that the learning of
mathematics using the media beads can enhance students' ability to solve problems
integer arithmetic operations in the fourth grade elementary school students Slendro
1 Sragen. This is evident in the initial conditions before being implemented measures
the average value of 58.33 students with a classical completeness percentage of
38.1%, I cycle the average value of 66.33 with a percentage grade of 71.43%
completeness classical and the second cycle average grade percentage increased to
74.67 with a classical completeness of 85.71%. Thus, it can be put forward a
recommendation that the learning of mathematics by using beads media can improve
learning outcomes of students complete the math problem integer arithmetic
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
operations in the fourth grade elementary school students Slendro 1 academic year
2012.
Keywords: math learning outcomes and the media beads.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat
hanya pada Allah apapun dan dimana pun kita berada kepada Dialah tempat meminta
dan memohon.
(TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)
Tak ada yang bisa mengambil kesuksesan di masa depan kecuali diri kita sendiri.
(Dhinar)
Tak ada kata terlambat untuk niat yang baik.
( Dhinar )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah dan
kasih-Nya padaku. Setulus hati kupersembahkan karya ini untuk:
Ayah dan Ibundaku tercinta “Sukarman dan Sukini”
Terima kasih untuk kasih sayang yang kalian limpahkan, setiap doa yang kalian
panjatkan, dan ketulusan yang kalian berikan.
Kakakku tersayang “Arif Dhani Irwanto”
Terima kasih untuk dukungan dan semangat yang selalu diberikan kepadaku.
Almamaterku tercinta PGSD FKIP UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
laporan penelitian dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi
Hitung Bilangan Bulat Menggunakan Media Manik-Manik Pada Siswa Kelas IV
SDN Slendro 1 Gesi Sragen Tahun Ajaran 2012”
Peneliti menyadari, terselesaikannya penyusunan laporan penelitian ini tidak
lepas dari bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Suakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Usada, M. Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Joko Daryanto, M. Sn, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Suwarno, M.Pd, selaku Kepala SDN Slendro 1 yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SDN Slendro 1.
8. Suyatmi, S.Pd, selaku guru kelas IV SDN Slendro 1 yang telah membantu
terlaksananya penelitian di SDN Slendro 1.
9. Ayah dan Ibundaku tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan materi.
10. Teman-teman kelas B PGSD angkatan 2008.
11. Teman-teman mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
12. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar hasil
penelitian ini bisa lebih bermanfaat bagi peneliti sendiri khususnya, serta pembaca
pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... x
KATA PENGANTAR .......................................................................... xi
DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xv
DAFTAR TABEL ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka .......................................................... 7
1. Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Bilangan
Bulat……………………..…................................. 7
2. Media Manik-manik ……...….………………….. 16
B. Penelitian yang Relevan ................................................ 32
C. Kerangka Berpikir ........................................................ 33
D. Hipotesis ...................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Subjek Penelitian ........................................................... 36
C. Bentuk Penelitian .......................................................... 36
D. Sumber Data ................................................................. 37
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 38
F. Validitas Data ............................................................... 39
G. Teknik Analisis Data .................................................... 39
H. Prosedur Penelitian ....................................................... 40
I. Indikator Kinerja .......................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... 46
A. Deskripsi Pratindakan ................................................... 46
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus .......................... 49
C. Perbandingan Hasil Penelitian Antarsiklus ................... 78
D. Pembahasan ................................................................... 79
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................... 81
A. Simpulan ....................................................................... 81
B. Implikasi ........................................................................ 81
C. Saran .............................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 85
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... 34
2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 41
3. Grafik Nilai Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Sebelum Tindakan .... 47
4. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi,
Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal pada
saat Pratindakan ..................................................................... 48
5. Grafik Keaktifan Siswar pada Siklus I .................................. 58
6. Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar pada Siklus I ........ 61
7. Grafik Nilai Hasil belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa kelas IV SDN Slendro 1 pada
Siklus I ……………………………………………….… 63
8. Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus II ............... 73
9. Grafik Skor Keaktivan Siswa Siklus II ................................... 75
10. Grafik Nilai Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus II.. 76
11. Grafik Perkembangan Hasil Belajar Matematika saat
Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ......................................... .. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Tes Hasil Belajar Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat
Siswa kelas IV SDN Slendro 1 Sebelum Tindakan ................... .. 46
2. Distribusi Frekuensi Evaluasi Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa kelas IV SDN Slendro 1
Sebelum Tindakan ....................................................................... 47
3. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata
dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal pada saat
Pratindakan ................................................................................. 48
4. Nilai Keaktifan Siswa pada Siklus I ........................................... 58
5. Nilai Kemampuan Guru Mengajar pada Siklus I……………… 60
6. Penilaian Hasil Belajar Matematika Materi Hitung Bilangan Bulat
Siswa kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus I............................. 61
7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Hitung Bilangan Bulat Siklus I ……………………………… 62
8. Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus II …………………... 73
9. Nilai Keaktifan Siswa pada Siklus II ……............................. 74
10. Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Materi Hitung Bilangan Bulat
Siswa kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus II…………..…….. 75
11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Materi Hitung
Bilangan Bulat Siswa kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus II .. 76
12. Perkembangan Hasil Belajar matematika pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II…………………………………………... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……………………… ........... 87
2. Perolehan Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SDN Slendro 1 Tahun 2012 Sebelum Tindakan ..…………. 88
3. Pedoman dan Hasil Wawancara Untuk Guru Sebelum
Diterapkan Pembelajaran Menggunakan Media manik-manik 89
4. Pedoman dan Hasil Wawancara dengan Siswa Sebelum
Menggunakan Media Manik-manik ....................................... 92
5. Silabus .................................................................................... 98
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ..... 101
7. Lembar Kerja Kelompok……………………………………. 108
8. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I .......................... 109
9. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I......................................... 111
10. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi
Siklus I Pertemuan I .............................................................. 112
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II .... 113
12. Lembar Kerja Kelompok …………………………………… 121
13. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ........................ 122
14. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ....................................... 124
15. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi Siklus I
Pertemuan II ........................................................................... 125
16. Daftar Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I…… ... 126
17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I…………… 127
18. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus I……………… 130
19. Pedoman Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus I ……..… 132
20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I….. 138
21. Lembar Kerja Kelompok…………………………………….. 146
22. Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II Pertemuan I……………............ 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I…………………….. ..... 149
24. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus II
Pertemuan I........................................................................... .. 150
25. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II… 151
26. Lembar Kerja Kelompok……………………………………. 159
27. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II ....................... 160
28. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II……………. ................. 162
29. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan
II………….............................................................................. 163
30. Daftar Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II……... 164
31. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II…………. 165
32. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus II……………. 168
33. Pedoman Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus II……… 170
34. Pedoman dan Hasil Wawancara dengan Guru Setelah
Menggunakan Media Manik-manik ....................................... 176
35. Pedoman dan Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah
Menggunakan Media Manik-manik ………………………. . 178
36. Nilai Tertinggi dan Terendah Siswa………………………... 185
37. Dokumentasi Pembelajaran………………………………… 196
38. Surat Ijin Penelitian ................................................................ 197
39. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian .................. 202
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari
SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang
perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (1982: 38) mengemukakan lima alasan
perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1) sarana berpikir yang
jelas dan logis, 2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3)
sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) sarana untuk
mengembangkan kreativitas, dan 5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya.
Banyak orang yang beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan
mata pelajaran yang dianggap paling sulit dan sering menjadi momok bagi siswa.
Para siswa terkesan kurang tertarik pada pelajaran matematika, hal ini dapat terlihat
dari siswa yang kurang antusias dan pasif dalam mengikuti pelajaran matematika.
Akibatnya siswa tidak mempunyai motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran
sehingga siswa kurang dapat memahami materi pelajaran secara mendalam.
Meskipun demikian semua orang harus mempelajarinya karena matematika
merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Matematika, menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2008: 1) adalah bahasa
simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang
pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak
didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke
dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (dalam Heruman, 2008: 1)
yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang
deduktif.
Asep Jihad (2008: 153) menyatakan tujuan siswa mempelajari matematika
yakni memiliki kemampuan dalam: 1) Menggunakan alogaritma (prosedur
pekerjaan), 2) Melakukan manipulasi secara matematika, 3) Mengorganisasi data, 4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Memanfaatkan simbol, tabel, diagram, dan grafik, 5) Mengenal dan menemukan pola,
6) Menarik kesimpulan, 7) Membuat kalimat atau model matematika, 8) Membuat
interpretasi bangun dalam bidang dan ruang, 9) Memahami pengukuran dan satuan-
satuannya, 10) Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika.
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai
12 atau 13 tahun. Menurut Piaget dalam Heruman (2008:1), mereka berada pada fase
operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan
dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih
terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dalam pembelajaran matematika, guru
dituntut mampu menanamkan konsep matematika dari konsep yang abstrak ke konsep
yang konkret sehingga siswa mampu menangkap konsep itu dengan jelas dan dapat
tersimpan dalam ingatan siswa dengan baik.
Hasil pengamatan di SDN Slendro I, siswa kelas IV masih banyak yang
mengalami kesulitan dalam memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat, terutama bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Proses
pembelajaran matematika kurang kondusif karena guru belum memanfaatkan media
atau alat peraga dalam proses belajar mengajar. Siswa hanya menerima informasi
apapun dari guru dan dituntut untuk mencatat dan menghafal materi pembelajaran.
Data yang diperoleh pada siswa kelas IV di SDN Slendro I, rata-rata nilai hasil
belajar matematika khususnya untuk materi operasi hitung bilangan bulat termasuk
dalam kategori rendah. Nilai rata-rata hasil belajar hanya sebesar 58,33 dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60. Hal ini ditunjukkan dari 21 peserta didik,
hanya sebanyak 8 anak (38,1%) yang nilainya di atas batas tuntas pada lampiran 2
halaman 88. Fakta tersebut merupakan suatu indikasi bahwa proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam memberikan pemahaman materi
operasi hitung bilangan bulat pada siswa. Oleh karena itu pembelajaran matematika
khususnya materi bilangan bulat perlu ditingkatkan.
Permasalahan diatas memerlukan adanya penyelesaian. Salah satu
penyelesaian yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif, dan
menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran yang demikian dapat diwujudkan
dengan menerapkan model dan metode pembelajaran yang tepat serta media
pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar yang dapat membantu guru memperkaya wawasan peserta didik. Penggunaan
media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran karena
menggunakan benda konkret atau nyata. Berbagai bentuk dan jenis media
pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi
peserta didik. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan minat dan keinginan yang baru dalam belajar, bahkan juga dapat
membuat peserta didik lebih bersemangat dalam belajar. Penggunaan media pada
kegiatan pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dalam
menyampaikan pesan dan isi pelajaran.
Salah satu media pembelajaran matematika adalah manik-manik. Manik-
manik merupakan salah satu media yang dapat menjelaskan pokok bahasan bilangan
bulat. Media manik-manik dapat menjelaskan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. Media manik-manik berbentuk setengah lingkaran yang
apabila diameternya dihimpitkan akan membentuk satu lingkaran penuh. Manik-
manik terdiri dari dua warna, satu warna untuk mewakili bilangan bulat positif dan
satu warna yang lain untuk mewakili bilangan bulat negatif. Pada penelitian ini,
peneliti mengambil warna hijau untuk bilangan bulat negatif dan untuk bilangan bulat
positif dengan warna merah. Namun warna tersebut dapat diganti atau sesuai dengan
kreasi masing-masing yang penting dapat menarik perhatian siswa. Manik-manik
dapat dibuat dari kertas, karton, kardus, atau kayu. Jika manik-manik hijau dan
manik-manik merah dihimpitkan akan membentuk satu lingkaran penuh yang berarti
hasilnya netral atau nol.
Alasan penggunaan media manik-manik karena manik-manik merupakan
salah satu media pembelajaran yang dapat membantu untuk mempermudah
menanamkan konsep pada anak dari konsep yang abstrak ke konsep yang konkret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penggunaan media manik-manik merupakan cara yang strategis untuk meningkatkan
hasil belajar matematika operasi hitung bilangan bulat. Media manik-manik sangat
menarik dan sederhana, baik secara pembuatan maupun penggunaannya. Siswa juga
dapat diajak dalam pembuatan media manik-manik karena cara pembuatannya mudah
dan bahannya juga mudah diperoleh. Media manik-manik dapat menggambarkan
secara konkret operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat
sehingga siswa mudah memahami konsep operasi hitung bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negatif.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini diberi judul Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Operasi Hitung Bilangan Bulat Menggunakan Media
Manik-Manik Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Slendro 1 Gesi Sragen
Tahun Ajaran 2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di
atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut: Apakah
penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar matematika
operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Slendro 1,
Gesi, Sragen Tahun Ajaran 2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu: Meningkatnya hasil belajar
matematika operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan
menggunakan media manik-manik pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Slendro 1, Gesi, Sragen Tahun Ajaran 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
pembelajaran matematika, khususnya pada peningkatan hasil belajar
matematika melalui media manik-manik.
b) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan pembanding
bagi penelitian-penelitian yang sama dibidang pendidikan untuk tahun
mendatang.
c) Dapat memberikan sumbangan pada sekolah dalam meningkatkan
kemampuan operasi hitung bilangan bulat.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi guru
1. Pembelajaran matematika dengan media manik-manik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam operasi hitung penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat.
2. Mendapatkan pengalaman dalam menggunakan alat peraga manik-
manik.
3. Memperbaiki kinerja guru dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan media manik-manik.
b) Bagi siswa
1. Dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2. Meningkatkan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran
matematika.
3. Mengatasi kesulitan dalam memahami operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
c) Bagi sekolah
1. Dapat memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Suasana pembelajaran di sekolah akan lebih kondusif terutama dalam
pelaksanaan proses pembelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Bilangan Bulat
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam
belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan
seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh
siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya itu terjadi
interaksi antara siswa dengan guru. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud
disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia
menerima perlakuan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan Mulyana
Abdurrahman (2003: 37) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Keller 1983 dalam Mulyana (2003: 39)
hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak dalam bentuk
usaha dan perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Nur Aminoto (2009) Belajar adalah suatu usaha untuk
memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan tetapi menurut pandangan modern
belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena ada interaksi dengan
lingkungan. Menurut Purwanto (2010: 44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan
memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil“ dan “belajar“. Pengertian
hasil (product) menunjuk pada sesuatu perolehan akibat dilakukannya pada suatu
aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
sikap dan tingkah lakunya (Purwanto, 2010: 45).
Hasil belajar dapat dikatakan pula sebagai prestasi belajar yang diperoleh
siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hambalik (2011: 159), hasil belajar
merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan
belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan menurut Agus Suprijono (2010: 5) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hasil belajar adalah suatu
penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang.
Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa berupa sikap, pola perbuatan,
keterampilan yang merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan
masukan (inputs) setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar itu sendiri
mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif yang terdiri
dari pengetahuan, ingatan, pemahaman, menerapkan dan menilai. Afektif meliputi
sikap menerima, memberi respon dan karakterisasi. Psikomotorik juga mencakup
keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual.
b. Klasifikasi Hasil Belajar
Horward Kingsley dalam Nana Sudjana (2011: 22) membagi hasil belajar
menjadi tiga macam, yakni: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan
pengertian, 3) sikap dan cita-cita.
Gagne dalam Nana Sudjana (2011: 22) membagi lima kategori hasil
belajar, yakni 1) informasi verbal, 2) keterampilan intelektual, 3) strategi kognitif,
4) sikap, 5) keterampilan motoris. Menurut Benyamin Bloom dalam Agus
Suprijono (2010: 6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap), dan psikomotorik (keterampilan motoris/ gerak). Sehingga dalam
mengoptimalkan hasil belajar kita harus dapat menggunakan ketiga hal tersebut
agar mendapatkan hasil yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Nana Sudjana (2005: 39) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam siswa itu
dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Menurut Carrol dalam Nana Sudjana (2005: 40) hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni: 1) bakat pelajar, 2) waktu
yang tersedia untuk belajar, 3) waktu yang diperlukan siswa untuk
menjelaskan pelajaran, 4) kualitas pengajaran, dan 5) kemampuan individu.
Empat faktor yang telah disebutkan di atas berkenaan dengan kemampuan
individu dan faktor kualitas pengajaran, hal ini termasuk faktor di luar
individu (lingkungan).
Berdasarkan pendapat di atas, ada dua faktor utama yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu kemampuan individu (dalam diri siswa) dan
lingkungan (luar individu). Dua faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa sehingga sebaiknya keduanya dapat berjalan secara seimbang
agar hasil belajar pun dapat optimal.
d. Pengertian Matematika
Harrison (2011) Mathematics is pervading every study and technique
in our modern world, bringing ever more sharply into focus the
responsibilities laid upon those whose task it is to teach it.
Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252)
matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan–hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Begitu pula dengan
Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan bahwa
matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa
universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kline dalam
Mulyono Abdurrahman (2003: 252) juga berpendapat bahwa matematika
merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara
bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Matematika, menurut Ruseffendi dalam Heruman (2008: 1) adalah bahasa
simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu
tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur
yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau
postulat, dan akhirnya ke dalil.
Paling dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan
bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan
pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan
dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-
hubungan. Hakikat matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2008: 1),
yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola
pikir yang deduktif.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika
adalah bahasa simbolis dengan pola pikir yang deduktif sebagai ilmu pasti
yang digunakan untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini matematika sangat
diperlukan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh
manusia termasuk masalah operasi hitung bilangan bulat.
e. Teori Pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi
penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Siswa diharapkan
dapat menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ada.
Bruner dalam Heruman (2008: 4) dalam metode penemuannya
mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. ‘Menemukan’
di sini terutama adalah ‘menemukan lagi’ (discovery), atau dapat juga
menemukan yang sama sekali baru (invention). Oleh karena itu, kepada siswa
materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini, guru harus lebih banyak berperan
sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu.
Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara
pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan.
Berdasarkan dimensi keterkaitan antarkonsep dalam teori belajar Ausubel,
‘belajar’ dapat diklasifikasikan dalam dua dimensi. Pertama, berhubungan
dengan cara informasi atau konsep pelajaran yang disajikan pada siswa
melalui penerimaan atau penemuan. Kedua, menyangkut cara bagaimana
siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada
(telah dimiliki dan diingat siswa tersebut).
Siswa harus dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dalam
struktur berpikirnya yang berupa konsep matematika, dengan permasalahan
yang ia hadapi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suparno dalam Heruman
(2008: 5) tentang belajar bermakna, yaitu kegiatan siswa menghubungkan
atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan berupa konsep-konsep yang
telah dimilikinya.
Selain belajar penemuan dan belajar bermakna, pada pembelajaran
matematika harus terjadi pula belajar secara “konstruktivisme”. Dalam
konstruktivisme, konstruksi pengetahuan dilakukan sendiri oleh siswa,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan menciptakan iklim yang
kondusif.
f. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Heruman (2008: 3) menyatakan bahwa guru hendaknya dapat
menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum
dan pola pikir siswa dalam upaya untuk mengembangkan kreativitas dan
kompetensi siswa. Konsep-konsep pada matematika SD dapat dibagi menjadi
3 kelompok besar, yaitu
1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran yang
dilakukan untuk menanamkan suatu konsep baru matematika, ketika siswa
belum pernah mempelajari konsep tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran ini dilakukan setelah penanaman
konsep selesai diajarkan, hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami
suatu konsep matematika.
3) Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep.
g. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah
Berdasarkan kurikulum matematika dalam Asep Jihad (2008: 153)
fungsi matematika adalah sebagai wahana untuk:
1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan dan simbol.
2) Mengembangkan ketajaman penalaran yang dapat memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Asep Jihad (2008: 153) Tujuan siswa mempelajari
matematika yakni memiliki kemampuan dalam:
1) Menggunakan alogaritma (prosedur pekerjaan), 2) Melakukan
manipulasi secara matematika, 3) Mengorganisasi data, 4)
Memanfaatkan simbol, tabel, diagram, dan grafik, 5) Mengenal dan
menemukan pola, 6) Menarik kesimpulan, 7) Membuat kalimat atau
model matematika, 8) Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan
ruang, 9) Memahami pengukuran dan satuan-satuannya, 10)
Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika.
h. Pola Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika saat ini berorientasi membangun persepsi
positif dalam mempelajari matematika dikalangan siswa, dalam hal ini guru
dipacu memberikan gambaran-gambaran yang rasional tentang kemudahan
serta kegunaan matematika bagi anak dalam suasana yang memberikan
kenyamanan ditengah kesulitan yang dihadapi oleh siswa saat mempelajari
matematika sehingga siswa bisa belajar dengan baik dan menghasilkan
prestasi yang memadai.
Asep Jihad mengemukakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
oleh guru dalam menciptakan pola pembelajaran di atas, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Mengaitkan pengalaman sehari-hari ke dalam konsep matematika atau
sebaliknya, merubah bahasa sehari-hari menjadi bahasa matematika,
pendekatan ini sangat jarang dilakukan dalam pengajaran tradisional.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan pola, membuat
dugaan, menjeneralisasikan, membuktikan, mengambil kesimpulan, dan
membuat keputusan.
3) Membuat formulasi soal terapan dan mencoba soal teka teki serta
permainan, memberikan gambaran tentang keberadaan soal-soal
matematika sebagai salah satu upaya mengembangkan daya ingat dan
pengalaman mereka, sebab matematika tidak terbatas pada ingatan saja,
perlu pengalaman dan mencoba sendiri soal-soal untuk memahaminya.
4) Mengembangkan metode yang bervariasi.
5) Meluruskan tujuan pembelajaran secara riil, membangun suasana belajar
yang menyenangkan, memberikan penghargaan bagi setiap pekerjaan anak.
i. Alasan Belajar Matematika
Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253) mengemukakan
lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1)
sarana berpikir yang jelas dan logis, 2) sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, 3) sarana mengenal pola-pola hubungam dan
generalisasi pengalaman, 4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5)
sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Matematika merupakan mata pelajaran yang penting sehingga perlu
diajarkan kepada siswa, Cockroft dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253)
mengemukakan berbagai alasan perlunya belajar matematika, yaitu 1) selalu
digunakan dalam segala segi kehidupan 2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika 3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat,
dan jelas 4) digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara 5)
meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan
dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
j. Konsep Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat
1) Konsep Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar, merupakan kegiatan untuk
mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, serta belajar dapat menciptakan
terjadinya perubahan dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Pengertian pembelajaran
menurut Ruminiati (2007: 1-15) pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
dirancang oleh guru untuk membantu, membimbing, dan memotivasi siswa
mempelajari suatu informasi tertentu dalam suatu proses yang telah dirancang
secara masak mencakup segala kemungkinan yang terjadi.
Pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru untuk membantu
siswa dalam memahami materi pelajaran agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Oemar Hambalik (2011: 57) berpendapat
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Trianto (2006:
17) pembelajaran adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber
belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan pendapat di atas maka pembelajaran adalah usaha yang
dilakukan oleh seorang guru kepada siswa yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
2) Operasi Hitung Biangan Bulat
Gatot Muhsetyo (2011: 3.10 - 3.11), Operasi hitung pada sistem
bilangan bulat dapat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: a) tahap pengenalan
konsep secara konkret, b) tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau
semi konkret atau semi abstrak, c) tahap pengenalan konsep secara abstrak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Burhan Mustaqim dan Ari Astuty (2008: 137) mengemukakan bahwa
bilangan nol, bilangan asli, dan lawan bilangan asli disebut bilangan bulat.
Sedangkan Gatot Muhsetyo (2011: 3.8), bilangan bulat adalah bilangan bukan
pecahan yang terdiri dari: a) bilangan yang bertanda – (negatif) yaitu: -1, -2, -
3, ..., yang disebut bilangan bulat negatif, b) bilangan 0 (nol), dan c) bilangan
1, 2, 3, 4, ..., yang disebut bilangan bulat positif.
Berdasarkan garis bilangan di atas, bilangan-bilangan di sebelah kanan
bilangan nol, yaitu 1, 2, 3, … disebut bilangan bulat positif atau bilangan asli.
Sedangkan bilangan-bilangan di sebelah kiri bilangan nol, yaitu …, -3, -2, -1
disebut bilangan bulat negatif. Gabungan dari bilangan bulat positif, bilangan
nol, dan bilangan bulat negatif ini membentuk bilangan bulat, dengan
bilangan nol sebagai bilangan bulat tidak positif dan juga tidak negatif.
Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran operasi hitung bilangan
bulat merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang guru dalam
memberikan konsep atau pembelajaran mengenai operasi hitung bilangan
bulat yang meliputi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat baik
bilangan bulat negatif maupun bilangan bulat positif sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
k. Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat
Bilangan bulat dapat dijumlahkan dengan penulisan: a + b. Apabila
dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah bilangan bulat
juga.
Arita Marini dan Iskandar Agung (2011: 118) menyatakan jika p dan q
bilangan cacah, maka penjumlahan bilangan bulat didefinisikan sebagai
berikut:
1) p+q= n (P Q), jika p= n (P), q = n (Q), P Q= , P dan Q himpunan
2) (-p)+(-q)= - (p+g)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) p+ (-q)= (-q)+ p= p- q, jika p> q
4) (-p)+ q= q+ (-p)= - (p-q), jika p> q
Contoh: 2 + 3 = 5.
Contoh lain yang lebih dari 20 atau -20.
a. 56 + (–18) = 56 – 18 = 38
b. (–206) + 106 = 106 + (–206)
= 106 – 206
= 106 – 106 – 100
= –100
Ternyata penjumlahan dengan bilangan negatif dapat dilakukan
dengan pengurangan dari lawan bilangan negatif tersebut.
l. Operasi Hitung Pengurangan Bilangan Bulat
Burhan Mustaqim dan Ary Astuty (2008: 152) mendefinisikan
pengurangan bilangan bulat adalah penjumlahan dengan lawan bilangannya.
Arita Marini dan Iskandar Agung (2011: 124) mengemukakan bahwa
pada p dan q bilangan bulat, maka selisih atau pengurangan q dari p (ditulis p
- q) adalah bilangan bulat r jika dan hanya jika p = q+ r.
Contoh:
a. (-45) – (-5) = (-45) + 5 = -40
b. 99 – (-11) = 99 + 11 = 110
c. 125 – 25 = 100
d. (-150) – 50 = (-150) + (-50) = -200
2. Media Manik-manik
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media menurut Sri Anitah (2008: 1) berasal dari bahasa latin, yang
merupakan bentuk jamak dari kata medium sesuatu yang terletak ditengah (antara
dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai
a – b = a + (-b) a – (-b) = a + b
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan
penerima pesan atau informasi. Oleh karena itu media pembelajaran berarti
sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan yaitu guru
kepada penerima pesan atau siswa.
Pendapat Bret dalam Sri Anitah (2008: 1) media adalah sesuatu yang
terletak ditengah-tengah, jadi sesuatu perantara yang menghubungkan semua
pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan. Briggs dalam Sri Anitah
(2008: 1) berpendapat bahwa media pembelajaran pada hakekatnya adalah
peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran.
Media pembelajaran dapat membantu menyampaikan pesan atau isi
pembelajaran. Smaldino dalam Sri Anitah (2008: 2) mengatakan bahwa media
adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Criticos dalam Daryanto
(2011: 4) Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Pendapat lain
dikemukakan oleh Gerlach & Ely dalam Sri Anitah (2008: 2) media adalah grafik,
fotografi, elektronik atau alat–alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan
menjelaskan informasi lisan atau visual.
Dari berbagai definisi beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, maupun alat yang berada
ditengah-tengah yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan pesan
atau informasi dari pemberi pesan ke penerima pesan dalam proses pembelajaran.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Nana Sudjana (2009: 2) menyatakan bahwa Manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar siswa antara lain:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Daryanto (2011: 4) mengemukakan bahwa media harus bermanfaat
sebagai: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, 2) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra, 3) Menimbulkan gairah untuk
belajar, 4) Memungkinkan anak untuk belajar mandiri, 5) Memberi rangsangan
yang sama agar menimbulkan persepsi yang sama, 6) Proses pembelajaran
mengandung lima komponen, yaitu guru, bahan pembelajaran, media
pembelajaran, peserta didik, dan tujuan pembelajaran.
Kemp and Dayton dalam Daryanto (2011: 5) media pembelajaran
mempunyai kontribusi sebagai berikut:
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar.
2) Pembelajaran dapat lebih menarik.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun
diperlukan.
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
8) Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.
Media pembelajaran sangat besar manfaatnya dalam proses tercapainya
tujuan pembelajaran. Seperti yang telah dijelaskan di atas, manfaat media
pembelajaran diantaranya yaitu dapat membantu penyampaian pesan
pembelajaran, pembelajaran akan lebih menarik bagi siswa, kualitas pembelajaran
dapat meningkat, dan metode mengajar akan lebih bervariasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Fungsi Media Pembelajaran
Mulyani dan Johan (2001: 154) secara umum media berfungsi sebagai:
1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, 2) Bagian
integral dari keseluruhan situasi mengajar, 3) Meletakkan dasar-dasar yang
konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang
bersifat verbalisme, 4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik, 5)
Mempertinggi mutu belajar mengajar.
Media pembelajaran berfungsi membantu siswa dalam menerima materi
pembelajaran, dari yang awalnya abstrak yang sulit dimengerti, menjadi konkret
dengan adanya media sehingga lebih mudah diterima oleh siswa.
Derek Rowntrie dalam Mulyani dan Johan (2001: 154) menyebutkan
bahwa fungsi media pendidikan atau pengajaran adalah 1) Engange the student’s
motivation (membangkitkan motivasi belajar), 2) Recall earlier learning
(mengulang apa yang telah dipelajari), 3) Provide new learning stimuli
(menyediakan stimulus belajar), 4) Activate the student’s response (mengaktifkan
respon siswa), 5) Give speedy feedback (memberikan balikan dengan cepat), 6)
Encourage appropriate practice (menggalakkan latihan yang serasi).
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif, membangkitkan motivasi belajar siswa, menyediakan
stimulus belajar, dan mempertinggi mutu belajar mengajar.
d. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Nana Sudjana (2009: 3-4) ada beberapa jenis media pembelajaran yang
biasa digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:
1) Media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun,
komik, dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni
media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
2) Media Tiga Dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid
model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan
lain-lain.
3) Media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Penggunaan Lingkungan sebagai media pembelajaran
Sri Anitah dan Noorhadi dalam Mulyani dan Johan (2001: 157)
mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi 4, yaitu:
1) Media Visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan.
Jenis media ini terdiri dari: media gambar diam (Still Picture) dan Grafis,
media papan, media dengan proyeksi.
2) Media Audio merupakan jenis media yang didengar. Yang termasuk dalam
jenis media ini, antara lain: cassete tape recorder, radio.
3) Media Audio-Visual, yaitu jenis media yang dapat dipandang atau diamati
dan juga dapat didengar. Jenis media ini antara lain: televisi, video cassete.
4) Media Benda Asli dan Orang merupakan benda yang sebenarnya, media
yang membantu pengalaman nyata peserta didik. Yang termasuk ke dalam
media ini, antara lain: speciment,mock-up, diorama, laboratorium di luar
sekolah, museum, community study, walking trips, field study, dikunjungi
manusia sumber, special learning trips, model.
e. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Nana Sudjana (2009: 4-5) berpendapat bahwa dalam memilih media untuk
kepentingan pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut: 1) Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, 2) Dukungan terhadap isi
bahan pelajaran, 3) Kemudahan memperoleh media, 4) Keterampilan guru dalam
menggunakannya, 5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, 6) Sesuai dengan
taraf berpikir siswa.
Sanjaya dalam Hamdani (2011: 257) mengungkapkan bahwa
pertimbangan lain dalam memilih media pembelajaran yang tepat, yaitu dengan
menggunakan kata ACTION (Acces, Cost, Technology, Interactivity,
Organization, Novelty).
1) Acces, artinya kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam
pemilihan media.
2) Cost, artinya pertimbangan biaya, jika harganya murah akan lebih
dipertimbangkan untuk digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Tecnology, artinya ketersediaan teknologinya dan kemudahan dalam
penggunaannya.
4) Interactivity, artinya mampu menghadirkan komunikasi dua arah.
5) Organization, artinya dukungan organisasi atau lembaga dan cara
pengorganisasiannya.
6) Novelty, artinya aspek kebaruan dari yang dipilih.
f. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Sri Anitah (2008: 87) mengemukakan prinsip-prinsip dalam memilih
media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Variabel tugas
Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan
yang diharapkan dari pebelajar sebagai hasil pembelajaran.
2) Variabel pebelajar
Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media
karena pebelajar mempunyai gaya belajar yang berbeda.
3) Lingkungan belajar
Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang
termasuk didalamnya adalah: a) Besarnya biaya sekolah, b) Ukuran
ruangan kelas, c) Kemampuan mengembangkan materi baru, d)
Ketersediaan radio, televisi, atau perlengkapan lainnya, e) Kemampuan
guru dan kesediaan untuk usaha-usaha mendesain pembelajaran, f)
Ketersediaan bahan-bahan modul untuk pembelajaran individual, g)
Sikap pemimpin sekolah maupun guru terhadap inovasi, h) Arsitektural
sekolah
4) Lingkungan pengembangan
Sia-sia untuk merencanakan penyajian yang baik, bila pengembangan
sumber-sumber tidak mendukung untuk tugas tersebut.
5) Ekonomi dan budaya
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah media itu
dapat diterima oleh si pemakai dan sesuai dengan sumber dana serta
peralatan yang tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Faktor-faktor praktis
Faktor ini termasuk faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media:
a) Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan
b) Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan media
c) Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon pebelajar
d) Kesesuaian penyajian dengan respon pebelajar
e) Apakah stimulus pembelajaran menuntut gerak, warna, gambar,
kata-kata lisan, atau tertulis
f) Apakah media yang dipakai mempunyai urutan yang pasti
g) Media manakah yang paling mendukung kondisi belajar untuk
pencapaian tujuan
h) Media manakah yang lebih lengkap untuk maksud peristiwa-
peristiwa pembelajaran tersebut.
Pertimbangan yang lebih singkat dalam pemilihan media adalah: a)
Tujuan pembelajaran, b) Pebelajar, c) Ketersediaan d) Ketepatgunaan, e) Biaya, f)
Mutu teknis, g) Kemampuan SDM
g. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Adapun prinsip-prinsip penggunaan media menurut Sri Anitah (2008: 93)
adalah sebagai berikut:
a) Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian
integral dalam sistem pembelajaran
b) Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber daya
c) Guru hendaknya memahami tingkat hirarkhi (sequence) dari jenis alat
dan kegunaannya
d) Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus, sebelum,
selama, dan sesudah pemakaiannya
e) Penggunaan multimedia akan sangat menguntungkan dan
memperlancar proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam penggunaan media pembelajaran kita harus memperhatikan dan
melaksanakan prinsip-prinsip di atas, agar dalam penggunaannya dapat sesuai
dengan apa yang diinginkan dan dapat memperlancar proses pembelajaran.
h. Media Manik-manik
Gatot Muhsetyo (2004: 4) mengatakan bahwa manik-manik adalah alat
peraga untuk pembelajaran proses perhitungan bilangan bulat dengan pendekatan
menggunakan konsep himpunan. Media manik-manik termasuk jenis media
realita atau disebut juga objek benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh. Manik-
manik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah butir kecil-kecil yang
berwarna-warni (dari merjan, karang, dan sebagainya) yang diberi lubang dan
dicocok untuk perhiasan, kalung, dan sebagainya.
Manik-manik dalam Sukayati (2003: 11) adalah bentuk media
pembelajaran sederhana yang dapat digunakan untuk siswa SD dalam
menjelaskan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Manik-manik
berbentuk setengah lingkaran yang apabila diameternya dihimpitkan atau
digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Bentuk media ini dapat
dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lainnya (misalnya persegi atau kancing
baju), yang penting bentuk modifikasi media ini harus sesuai dengan prinsip kerja
media tersebut. Bahan yang dapat digunakan untuk membuat manik-manik
misalnya: kertas, karton, plastik, kardus, gabus, dan sebagainya. Manik-manik
warna merah untuk bilangan bulat positif dan manik-manik warna hijau untuk
bilangan bulat negatif. Bilangan nol diperlihatkan oleh dua manik-manik dengan
warna berbeda yang dihimpitkan pada diameternya.
1) Manik-manik bilangan bulat positif
Berbentuk setengah lingkaran dan diberi tanda (+) serta diberi warna
merah.
contoh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Manik-manik bilangan bulat negatif
Untuk manik-manik bilangan bulat negatif berbentuk juga setengah
lingkaran dan diberi tanda (-) dan diberi warna hijau.
Contohnya:
3) Manik-manik bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
Manik-manik bilangan bulat positif dan manik-manik bilangan bulat
negatif adalah gabungan dari koin positif dan negatif yang disatukan
sehingga menjadi lingkaran penuh. Dalam pengoperasiannya nanti jika sudah
digabungkan nilainya nol atau habis.
Contoh:
4) Penjumlahan bilangan bulat dengan manik-manik
Beberapa hal yang harus dijalankan dalam melakukan proses
penjumlahan adalah:
a) Jika a dan b kedua-duanya merupakan bilangan positif atau bilangan negatif,
maka gabungkan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik
lain yang berwarna sama. (lihat contoh a).
b) Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif atau sebaliknya, maka
gabungkan sejumlah manik-manik yang mewakili bilangan positif ke dalam
kelompok manik-manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya,
lakukan proses pemetaan (penghimpitan) di antara dua kelompok tersebut
agar ada yang menjadi lingkaran penuh. Tujuannya adalah mencari
sebanyak-banyaknya kelompok manik-manik yang bernilai nol. Biasanya
setelah proses pemetaan dilakukan akan menyisakan manik-manik dengan
warna tertentu yang merupakan hasil penjumlahannya (lihat contoh b).
Peragaan:
a) (-3) + (-5) = ...?
(1) Tempatkanlah 3 buah manik-manik yang berwarna hijau ke dalam papan
peragaan. Hal ini untuk menunjukkan bilangan yang pertama, yaitu negatif 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(2) Gabungkan atau tambahkanlah ke dalam papan peragaan tersebut 5 buah
manik-manik yang juga berwarna hijau. Hal ini untuk menunjukkan bilangan
yang kedua dan operasi tersebut, yaitu negatif 5.
(3) Setelah melalui proses penggabungan secara langsung ke dalam papan
peragaan, sekarang terlihat adanya 8 buah manik-manik berwarna hijau.
Peragaan ini menunjukkan kepada kita bahwa (-3) + (-5) = -8.
b) 3 + (-5) = ....
(1) Tempatkanlah 3 buah manik-manik yang berwarna merah ke dalam papan
peragaan. Hal ini untuk menunjukkan bilangan pertama, yaitu positif 3.
(2) Gabungkan atau tambahkanlah ke dalam papan peragaan tersebut manik-
manik berwarna hijau sebanyak 5 buah, yang menunjukkan bilangan kedua
dan operasi tersebut, yaitu negatif 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Lakukanlah pemetaan antara manik-manik yang berwarna merah dan yang
berwarna hijau. Tujuannya adalah untuk mencari sebanyak-banyaknya
bilangan yang bersifat netral. Selanjutnya manik-manik yang bersifat netral
ini dapat kita keluarkan dari papan peragaan.
(4) Dari hasil pemetaan terlihat adanya 3 buah lingkaran penuh yang bersifat
netral (mewakili bilangan nol), dan setelah dikeluarkan menyisakan 2 buah
manik-manik yang berwarna hijau (bernilai negatif 2). Peragaan ini
menunjukkan kepada kita bahwa 3 + (-5) = -2.
5) Pengurangan bilangan bulat dengan manik-manik
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses
pengurangan adalah:
a) Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih besar dari b maka
“pisahkan” secara langsung sejumlah b manik-manik keluar dari kelompok
manik-manik yang berjumlah a.
b) Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih kecil dari b, maka
sebelum memisahkan sejumlah b manik-manik yang bilangannya lebih besar
dari a, terlebih dahulu gabungkan sejumlah manik-manik yang bersifat netral
ke dalam himpunan manik-manik a, dan banyaknya tergantung pada
seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.
Netral
Netral
Netral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif, rnaka sebelum memisahkan
sejumlah b manik-manik yang bernilai negatif, terlebih dahulu harus
menggabungkan sejumlah manik-manik yang bersifat netral dan banyaknya
tergantung pada besarnya bilangan b.
d) Jika a bilangan negatif dan b bilangan positif, maka sebelum melakukan
proses pemisahan sejumlah b manik-manik yang bernilai positif dan
kumpulan manik-manik yang bernilai negatif, terlebih dahulu harus
menambahkan sejumlah manik-manik yang bersifat netral ke dalam
kumpulan yang banyaknya tergantung pada besarnya bilangan b.
e) Jika a dan b merupakan bilangan negatif dan a lebih besar dan b, maka
sebelum melakukan proses pemisahan sejumlah b manik-manik yang
bilangannya lebih kecil dari a, terlebih dahulu harus dilakukan proses
penggabungan sejumlah manik-manik yang bersifat netral ke dalam
kumpulan manik-manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa
kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.
f) Jika a dan b merupakan bilangan negatif dan a lebih kecil dan b, maka
”pisahkan” secara langsung sejumlah b manik-manik keluar dari kelompok
manik-manik yang berjumlah a.
Peragaan:
a) 5 – 3 = .....
(1) Tempatkanlah 5 buah manik-manik yang berwarna merah ke dalam papan
peragaan. Hal ini untuk menunjukkan bilangan pertama dari operasi tersebut
adalah positif 5.
(2) Ambillah atau pisahkanlah 3 buah manik-manik keluar dari papan peragaan.
Dipisahkan keluar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Setelah melalui proses pemisahan secara langsung dari papan peragaan,
sekarang terlihat sisa manik-manik yang berjumlah 2 (bernilai positif 2).
Peragaan ini menunjukkan kepada kita bahwa 5 – 3 = 2
b) 3 – 5 = ....?
(1) Tempatkanlah 3 buah manik-manik yang berwarna merah ke dalam papan
peragaan. Hal ini untuk menunjukkan bilangan pertama dari operasi tersebut,
yaitu positif 3.
(2) Karena operasi hitungnya tentang pengurangan, yaitu oleh bilangan positif 5,
maka seharusnya kita memisahkan dari dalam papan peragaan tersebut
manik-manik yang berwarna merah sebanyak 5 buah. Namun, untuk
sementara pengambilan tidak dapat dilakukan.
(3) Agar pemisahan dapat dilakukan perlu menambahkan 2 buah manik- manik
merah dan 2 buah manik-manik hijau yang letaknya dihimpitkan ke dalam
papan peragaan tersebut.
(4) Setelah melalui proses tersebut dalam papan peragaan terIihat ada 5 buah
manik-manik yang berwarna merah dan 2 buah manik-manik yang berwarna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hijau. Selanjutnya, kita dapat mengambil 5 buah manik manik merah tersebut
keluar dan papan peragaan.
(5) Dari hasil pengambilan tersebut, di dalam papan peragaan sekarang terlihat
ada 2 buah manik-manik yang berwarna hijau (bernilai negatif 2). Hal ini
menunjukkan kepada kita, bahwa 3 – 5 = – 2.
c) (-3) – 5 = .....?
(1) Tempatkanlah 3 buah manik-manik yang berwarna hijau ke dalam papan
peragaan. Hal ini untuk menunjukkan bilangan yang pertama dari operasi
tersebut, yaitu negatif 3.
(2) Karena operasi hitungnya tentang pengurangan, yaitu oleh bilangan negatif 5,
maka seharusnya kita ambil dari dalam papan peragaan tersebut manik-
manik, yang berwarna hijau sebanyak 5 buah. Namun, untuk sementara
pengambilan tidak dapat dilakukan.
Akan diambil sebanyak 5 buah, tetapi hanya ada 3 buah
Diambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Agar pengambilan dapat dilakukan, maka kita perlu menambahkan 5 buah
manik-manik hijau dan 5 buah manik-manik yang berwarna merah yang
letaknya dihimpitkan ke dalam papan, peragaan tersebut.
(4) Setelah melalui proses tersebut, dalam papan peragaan terlihat ada 8 buah
manik-manik yang berwarna hijau dan 5 buah manik-manik yang berwarna
merah. Selanjutnya, kita dapat mengambil 5 buah manik-manik yang
berwarna merah keluar dan papan peragaan.
(5) Dan hasil pengambilan tersebut, di dalam papan peragaan sekarang terdapat
sisa 8 buah manik-manik yang berwarna hijau (bernilai negatif 8). Hal ini
menunjukkan kepada kita, bahwa (-3) – 5 = -8.
i. Langkah Pembelajaran Kooperatif Menggunakan Media Manik-manik
Miftahul Huda (2011: 162) Pembelajaran kooperatif di ruang kelas dapat
dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Memilih metode, teknik, dan struktur pembelajaran kooperatif
Penelitian ini menggunakan metode Student Team-Achievement
Divisions (STAD)
Langkah 2: Menata ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif
Pada tahap ini model penataan ruang kelas yang diterapkan dalam
pembelajaran adalah meja kelompok. Di sini masing-masing
kelompok ditempatkan secara berdekatan satu sama lain. Namun
Diambil/dipisahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tetap dijaga dan dikontrol agar tidak mengganggu kelompok-
kelompok yang lain.
Langkah 3: Merangking siswa
Setelah selesai menata ruang kelas, guru melakukan penilaian secara
individu (pribadi) berdasarkan perfoma para siswa untuk mengetahui
rangking siswa. Hal ini bertujuan agar siswa mendapatkan bantuan
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Langkah 4: Menentukan jumlah kelompok
Dalam tahap ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
Langkah 5: Membentuk kelompok-kelompok
Pada tahap ini dilakukan pengelompokkan non-permanen. Pemilihan
kelompok dilakukan secara acak yaitu dengan cara mengambil
undian, membagi kelompok berdasarkan nomer absensi, dan
dilakukan secara adil.
Langkah 6: Merancang ”Team Building” untuk setiap kelompok
Setiap kelompok mempunyai nama untuk kelompoknya. Nama
kelompok diusahakan sesuai dengan materi yang dipelajari.
Langkah 7: Mempresentasikan materi pembelajaran
Tahap ini dimulai dari guru mempresentasikan materi pembelajaran
mengenai bilangan bulat menggunakan media manik-manik.
Kemudian setiap kelompok secara bergantian maju ke depan kelas
untuk menyelesaikan soal operasi hitung bilangan bulat dengan
menggunakan media manik-manik.
Langkah 8: Membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siswa diberi LKS oleh guru dan diminta untuk mengerjakannya.
Langkah 9: Menugaskan siswa mengerjakan kuis secara mandiri
Siswa diminta mengerjakan soal individu secara mandiri tanpa
bantuan dari siswa lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Langkah 10: Menilai dan menskor kuis siswa
Guru melakukan penilaian dan memberikan skor pada siswa, hal ini
dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Langkah 11: Memberi penghargaan pada kelompok
Pada tahap ini guru memberikan penghargaan kepada siswa berupa
reward maupun pujian bagi kelompok yang mempunyai nilai/ skor
yang paling baik. Hal ini dilakukan untuk memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih aktif lagi pada pembelajaran berikutnya.
Langkah 12: Mengevaluasi perilaku-perilaku (anggota) kelompok
Guru melakukan evaluasi setiap pembelajaran akan berakhir agar
dapat meningkatkan efektivitas kerja kooperatif di antara masing-
masing kelompok, yang pada akhirnya mempengaruhi proses
pembelajaran kooperatif secara berkelanjutan.
B. Penelitian yang Relevan
Sutanto (2010) dengan judul penelitian ”Penggunaan Media Manik-manik
untuk Meningkatkan Keterampilan Operasi Perkalian Bidang Matematika Siswa
Kelas III SD Negeri Kandangsapi 3 Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan
keterampilan operasi perkalian bidang matematika siswa kelas III SD Negeri
Kandangsapi 3, Kec. Jenar, Sragen. Terbukti dengan adanya peningkatan nilai siswa,
yaitu pada siklus I hasil tes formatif siswa sudah mengalami peningkatan dari rata-
rata 53,33 menjadi 70,88 dan siswa yang tuntas belajar bertambah dari 14 siswa atau
42% menjadi 24 siswa atau 73% dan siklus II, hasil tes formatif siswa meningkat dari
rata-rata 70,88 menjadi 84,95 dan siswa yang tuntas belajar meningkat dari 24 siswa
atau 73% menjadi 30 siswa atau 91% dari 33 siswa.
Sri Rejeki (2011) dengan judul penelitian ”Penggunaan Media Manik-manik
Untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada
Siswa Kelas IV SDN Ngeblak 03 Tawangmangu Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil
penelitian membuktikan adanya peningkatan nilai tes rata-rata kelas, yaitu sebelum
tindakan sebesar 44,12, pada siklus I naik menjadi 75,29 dan pada siklus II naik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjadi 87,35. Persentase ketuntasan sebelum tindakan 58,82%, pada siklus I
meningkat menjadi 76,48% dan pada siklus II meningkat menjadi 94,11%.
Perdana Dika Anjaya (2011) dengan judul penelitian ”Penggunaan Media
Audio Visual Dapat Meningkatkan Keterampilan Menjumlah dan Mengurangkan
Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun
2011”. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada peningkatan pada rata-rata kelas
yaitu pada tes awal sebesar 58, dari 40 siswa terdapat 17 siswa yang nilainyya
memenuhi KKM yaitu nilai 60 ke atas. Dari data tersebut diartikan ketuntasan hanya
mencapai 42,5%. Siklus I pada penjumlahan dan pengurangan sudah mencapai 65%,
nilai rerata kelas adalah 66, dari 40 siswa terdapat 26 siswa yang nilainya mencapai
KKM. Pada siklus kedua ketuntasan mencapai 75%, nilai rerata kelas adalah 71, 5
dari 40 siswa terdapat 30 siswa yang nilainya sudah mencapai KKM.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran oleh guru belum menggunakan media manik-manik,
guru menggunakan metode ceramah dengan media yang belum dimanfaatkan secara
maksimal. Hal ini menyebabkan siswa menjadi bosan dan jenuh dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Para siswa terkesan kurang tertarik pada pelajaran
matematika, hal ini dapat terlihat dari siswa yang kurang antusias dan pasif dalam
mengikuti pelajaran matematika. Akibat dari permasalahan tersebut adalah hasil
belajar matematika siswa terhadap materi operasi hitung bilangan bulat cenderung
rendah. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata hasil belajar hanya sebesar 58,33
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sebesar 60. Hal ini ditunjukkan
dari 21 peserta didik, hanya sebanyak 8 anak (38,1%) yang nilainya di atas batas
tuntas. Fakta tersebut merupakan suatu indikasi bahwa proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan kurang berhasil dalam memberikan pemahaman materi operasi
hitung bilangan bulat pada siswa.
Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan
menggunakan media manik-manik untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa tentang operasi hitung bilangan bulat. Pembelajaran dengan menggunakan
media ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
membuktikan sendiri tentang apa yang dipelajarinya. Maka pembelajaran pun lebih
bermakna serta memberikan pengalaman secara langsung bagi siswa karena
menemukan sendiri hasil operasi hitung bilangan bulat. Pembelajaran dengan
menggunakan media manik-manik akan dilaksanakan dua siklus. Capaian target
yang diharapkan pada siklus pertama dan sampai seterusnya ≥ 75% dari 21 siswa
mendapatkan nilai ≥ 60.
Pada akhirnya hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung bilangan
bulat pun meningkat dengan digunakannya media manik-manik dalam proses
pembelajaran matematika.
Berdasarkan hal tersebut maka kerangka pemikiran dapat digambarkan secara
sistematis ke dalam bagan berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang ada, selanjutnya dapat disusun hipotesis
tindakan. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ”Penggunaan media
manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung bilangan
bulat pada siswa kelas IV SDN Slendro I Gesi Sragen Tahun Ajaran 2011/2012”
Kondisi Awal
Pembelajaran belum menggunakan media manik-manik
Hasil belajar matematika operasi hitung bilangan bulat masih rendah
Tindakan
Penggunaan media manik-manik dalam pembelajaran
SIKLUS I
SIKLUS II
Kondisi
Akhir
Dengan menggunakan media manik-manik hasil belajar matematika operasi hitung bilangan bulat siswa dapat meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Slendro 1 Semester Genap
Tahun Pelajaran 2011/2012, yang beralamat di Slendro, Gesi, Sragen. SDN
Slendro 1 terletak ± 5 km sebelah utara kecamatan Gesi. Sekolah ini memiliki 6
ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, dan 2 kamar
mandi.
Pemilihan SDN Slendro 1 sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1) Hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN Slendro 1 pada materi
operasi hitung bilangan bulat masih rendah.
2) Sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
3) Jumlah murid di SDN Slendro 1 cukup banyak, khususnya kelas IV
yaitu 21 siswa sehingga dapat dilakukan suatu penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan
hingga pelaporan hasil penelitian yang dilakukan selama 6 bulan, yakni mulai
bulan Pebruari 2012 sampai dengan Juli 2012. Adapun rincian jadwal penelitian
ada pada tabel 1 sebagai berikut:
N
O
Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar
Proposal
dan revisi
5 Pelaksanaa
n Siklus I
6 Pelaksanaa
n Siklus II
7 Penyusunan
dan
Penyelesaia
n Laporan
8 Ujian
Skripsi
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari penelitian yang telah dilaksanakan ini adalah peserta
didik kelas IV SDN Slendro 1, Gesi, Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012,
berjumlah 21 peserta didik, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 11 perempuan.
C. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi
Arikunto, 2008: 2).
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan
penelitian dimulai dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru kelas IV SDN
Slendro 1 dalam proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan masalah tersebut. Dalam hal ini, alternatif pemecahan masalah dari
permasalahan yang dihadapi guru, yaitu dengan penggunaan media manik-manik.
Setelah itu, pemecahan masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan
kerjasama antara peneliti, guru kelas IV, dan peserta didik kelas IV SDN Slendro
1, Gesi, Sragen agar tercipta suatu kinerja yang lebih baik.
Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang
bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus
yang dinamis dengan tindakan yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti
melaksanakan siklus sebanyak dua kali yang di dalamnya terdapat empat tahapan
utama kegiatan, yaitu 1) perencanaan; 2) tindakan; 3) pengamatan; dan 4) refleksi.
D. Sumber Data
Sumber data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan
dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Data penelitian yang telah
dikumpulkan berasal dari berbagai sumber. Sumber data atau informasi tersebut
antara lain:
1. Informasi data yang diperoleh berasal dari narasumber yang terdiri atas peserta
didik kelas IV Semester 2 SD Negeri Slendro I, Gesi, Sragen Tahun Pelajaran
2011/2012 yang berjumlah 21 peserta didik dan guru kelas IV SDN Slendro I,
Gesi, Sragen.
2. Arsip berupa silabus dan dokumen berupa data nilai mata pelajaran
Matematika, khususnya tentang materi operasi hitung bilangan bulat yang
digunakan untuk mendapatkan data nilai peserta didik kelas IV SDN Slendro 1,
Gesi, Sragen sebelum dilakukan tindakan.
3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran Matematika materi operasi hitung
bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik pada peserta didik
kelas IV SDN Slendro 1, Gesi, Sragen.
4. Informasi lain tentang kondisi SDN Slendro 1, Gesi, Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data
yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Dokumentasi
Data dokumentasi meliputi Silabus Matematika kelas IV, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto kegiatan pembelajaran, hasil observasi
selama proses pembelajaran, serta hasil tes peserta didik kelas IV SDNSlendro 1
sebelum dan sesudah penggunaan media manik-manik.
2. Observasi
Menurut Supardi (2009: 127) observasi adalah kegiatan pengamatan untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta mencatat secara
sistematis. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipan, di mana peneliti berperan aktif mengamati dan mengikuti semua
kegiatan yang sedang dilakukan.
Tujuan dilakukan observasi adalah untuk mengetahui penyebab hasil
belajar siswa yang masih rendah mengenai materi operasi hitung bilangan bulat
pada siswa kelas IV SDN Slendro 1. Observasi dilakukan pada saat proses belajar
mengajar pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat, hal ini dilakukan
untuk mengetahui sumber yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan. Sumber
ini dibatasi pada segala sesuatu di luar diri siswa.
3. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV SDN
Slendro 1 yang bertujuan menggali informasi untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan kemampuan memahami konsep
materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Slendro I sebelum
dan sesudah penggunaan media manik-manik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Tes
Sarwiji Suwandi (2009: 59) tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa
jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes
digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal operasi hitung bilangan bulat. Dalam penelitian ini, tes
diberikan kepada siswa kelas IV SDN Slendro 1 yang berjumlah 21. Tes yang
diberikan yakni tes tertulis yang berbentuk uraian (sesuai dengan indikator yang
akan dicapai pada masing-masing pertemuan).
F. Validitas Data
Semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diukur atau diteliti. Agar data yang didapat valid maka pengujiannya
menggunakan validitas isi. Menurut Purwanto (2010: 120) Validitas isi (content
validity) adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan
apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur.
Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang diajarkan (Sugiyono 2010: 182).
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli
(expert judgement). Orang yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang dapat
dimintakan pendapatnya untuk menilai ketepatan isi butir tes hasil belajar. Secara
teknik, pengujian validitas isi dibantu dengan kisi-kisi instrumen. Didalamnya
terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir
pernyataan yang dinyatakan dengan indikator.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif komparatif. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan
untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus (Sarwiji
Suwandi 2008: 70).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Langkah-langkahnya antara lain:
1) Pengolahan
Data diolah, misalnya penghitungan nilai interval, pengelompokan ke
dalam kelas interval sampai data tersebut siap untuk disajikan.
2) Penyajian.
Data selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik agar data
mudah untuk dibaca. Selanjutnya siap untuk dibandingkan dengan data
yang lain.
3) Analisis.
Peneliti membandingkan hasil antar siklus. Hasil yang dibandingkan
adalah hasil sebelum penelitian dan hasil pada akhir setiap siklus.
Dalam hal ini, peneliti membandingkan hasil operasi hitung bilangan
bulat prasiklus, setelah siklus I, setelah siklus II, juga dibandingkan
dengan kriteria keberhasilan (indikator kinerja).
4) Penyimpulan.
Terakhir dibuat suatu kesimpulan berdasarkan perbandingan hasil antar
siklus. Sehingga dapat diketahui apakah hasil akhirnya sudah sesuai
dengan tujuan penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam
Suharsimi Arikunto (2008: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan
sebagai berikut: 1) perencanaan (planning); 2) penerapan tindakan (action); 3)
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and
evaluation); dan 4) melakukan refleksi (reflecting).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Suharsimi Arikunto dkk (2009:16)
Prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan dilakukan secara partisipatif secara aktif berdasarkan
identifikasi pada tahap sebelumnya. Tahap ini bersifat diagnostis untuk
menghasilkan formulasi tindakan yang akan dilakukan pada tahap
selanjutnya untuk memecahkan masalah atau melakukan perbaikan. Pada
tahap ini juga disusun rencana observasi/ monitoring terhadap perubahan
Pelaksanaan SIKLUS 1
Pengamatan
SIKLUS 2
Pengamatan
Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Dan seterusnya..
Perencanaan
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang akan dilakukan serta teknik dan instrumen yang digunakan. Adapun
perinciannya yaitu :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan:
Standar Kompetensi (SK):
5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Kompetensi Dasar (KD):
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat
5.3 Mengurangkan bilangan bulat
Indikator:
Kognitif
a) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat
b) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat yang lebih kompleks.
Afektif
c) Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman dalam satu
kelompok saat melaksanakan diskusi mengenai penjumlahan
bilangan bulat.
d) Bekerjasama dengan teman satu kelompok untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan soal pengurangan bilangan bulat.
Psikomotor
e) Menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media manik-
manik.
f) Membangun pemahaman cara menyelesaikan soal operasi hitung
bilangan bulat menggunakan media manik-manik dengan benar.
2) Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas
siswa dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Mendesain alat evaluasi meliputi “LKS” (Lembar Kerja Siswa)
sebagai alat evaluasi kelompok dan “Tugas” sebagai alat evaluasi
individu.
b. Tahap Tindakan
Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan. Rincian dalam tahap meliputi:
1) Guru menggunakan media manik-manik dalam pembelajaran
matematika pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan membagi
siswa secara kelompok.
2) Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada siswa. Setelah
itu siswa bersama kelompoknya membagi tugas pada masing-masing
anggota kemudian berdiskusi memecahkan persoalan pada LKS.
c. Tahap Pengamatan/ Observasi
Pengamatan dilakukan secara cermat atas semua tindakan yang
dilakukan. Pengamatan ini diikuti dengan pencatatan/ rekaman yang
memungkinkan peneliti mempunyai laporan temuan tindakan seperti:
1) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran Matematika dengan
menggunakan media manik-manik pada materi operasi hitung
bilangan bulat.
2) Pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
materi operasi hitung bilangan bulat dan aktifitas guru selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi/ Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan evaluasi siklus I.
Dari analisis data diperoleh bahwa pada siklus I siswa yang mendapat
nilai di atas KKM sebanyak 15 siswa dari 21 siswa atau 71,43%. Siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 6 siswa dari 21 siswa atau
28,57%. Siswa yang tuntas kurang dari 75%, hal ini menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan belum tercapai maka dilanjutkan siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif
pemecahan masalah.
2) Menentukan pokok bahasan dan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media manik-manik.
3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan sumber belajar
dan mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Tindakan
1) Memperbaiki tindakan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disempurnakan berdasarkan refleksi pada siklus I.
2) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media manik-
manik.
3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan menggunakan
media manik-manik.
4) Memantau perkembangan hasil belajar siswa mengenai materi
operasi hitung bilangan bulat.
c. Tahap Pengamatan/ Observasi
1) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran Matematika dengan
menggunakan media manik-manik pada materi operasi hitung
bilangan bulat.
2) Pengamatan terhadap hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal
operasi hitung bilangan bulat dan aktifitas guru selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi/ Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan evaluasi siklus II.
Dari analisis data diperoleh bahwa pada siklus II siswa yang mendapat
nilai di atas KKM sebanyak 18 siswa dari 21 siswa atau 85,71%. Siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 3 siswa dari 21 siswa atau
14,29%. Peningkatan tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan
yaitu siswa yang mendapatkan nilai ≥ 60 atau di atas KKM lebih besar dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75%. Oleh karena itu penelitian ini sudah berhasil dan tidak perlu
dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
I. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan pedoman yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Capaian target yang diharapkan pada siklus pertama
dan sampai seterusnya ≥ 75% dari 21 siswa mendapatkan nilai ≥ 60. Apabila
dalam kelas IV SDN Slendro 1 hasil yang diperoleh belum mencapai angka
tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut dicapai dan apabila
angka tersebut sudah tercapai pada siklus pertama maka tetap perlu dilakukan
refleksi penyebab terjadinya dan dilanjutkan siklus kedua berdasarkan refleksi
dari siklus pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan
kegiatan wawancara dengan guru kelas IV untuk mengetahui permasalahan yang ada
di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV, peneliti
menemukan rendahnya hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran matematika
khususnya materi operasi hitung bilangan bulat. Rendahnya hasil belajar siswa
ditunjukkan dengan masih banyak siswa yang memperoleh nilai rendah atau di bawah
KKM (60) setiap mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.
Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru belum mengupayakan media
pembelajaran yang tepat. Pada kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan, guru
belum memaksimalkan penggunaan media pembelajaran yang ada dan masih
menggunakan metode ceramah. Pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga
siswa pasif mendengarkan penjelasan guru.
Peneliti memberikan tes awal untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang
materi operasi hitung bilangan bulat kelas IV SDN Slendro 1. Setelah dilakukan tes
awal dari 21 siswa, diperoleh nilai tes hasil belajar materi operasi hitung bilangan
bulat yang ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Nilai Tes Hasil Belajar Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas
IV SDN Slendro 1 Pratindakan
No.
Urut Nilai
KKM
(60) No.
Urut Nilai
KKM
(60) No.
Urut Nilai
KKM
(60)
1 50 BT 8 80 T 15 50 BT
2 55 BT 9 70 T 16 75 T
3 70 T 10 65 T 17 70 T
4 80 T 11 50 BT 18 40 BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
T
abel 4.1 menunjukkan hasil belajar matematika siswa materi operasi hitung bilangan
bulat sebelum tindakan. Berikut ini data nilai yang disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi nilai.
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 Pratindakan
Nilai hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat siswa kelas IV
SDN Slendro 1 sebelum dilakukan tindakan dapat disajikan pada grafik berikut:
19,05%
28,57%
14,29%
4,76%
19,05%
14,29%
0
1
2
3
4
5
6
7
40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
5 55 BT 12 50 BT 19 70 T
6 55 BT 13 55 BT 20 45 BT
7 50 T 14 55 BT 21 40 BT
Ketuntasan Klasikal = 8 : 21 x 100% = 38,1%
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah fi.xi
Persentase
(%) (xi)
1 40-46 4 43 172 19,05
2 47-53 6 50 300 28,57
3 54-60 3 57 171 14,29
4 61-67 1 64 64 4,76
5 68-74 4 71 284 19,05
6 75-81 3 78 234 14,29
Jumlah 21 363 1225 100
Nilai Rata-rata = 1225 : 21 = 58,33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.1. Grafik Nilai Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan
Bulat Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 Pratindakan
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval
40-46 sebanyak 4 siswa (19,05%), interval 47-53 sebanyak 6 siswa (28,57%), interval
54-60 sebanyak 3 siswa (14,29%), interval 61-67 sebanyak 1 siswa (4,76%), interval
68-74 sebanyak 4 siswa (19,05%), dan interval 75-81 sebanyak 3 siswa (14,29%).
Dari data pada tabel 4.2 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu
sebanyak 13 siswa atau 61,9% dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 8
orang atau 38,1%. Jadi ketuntasan klasikal hanya 38,1%. Pada tabel 4.2 dapat dilihat
rata-rata kelas adalah 58,33.
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1, dapat diketahui rekapitulasi nilai
terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SDN Slendro 1 serta data
ketuntasan belajar siswa pada saat pratindakan. Data tersebut dapat disajikan dalam
tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan
Ketuntasan Belajar secara Klasikal pada saat Pratindakan
No Keterangan Kondisi awal
1 Nilai Terendah 40
2 Nilai Tertinggi 80
3 Nilai Rata-rata 58,33
4 Ketuntasan Klasikal 38,1%
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata
dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada saat pratindakan dapat dilihat pada
gambar 4.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.2. Histogram Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata
dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal pada saat Pratindakan.
Berdasarkan data diatas, siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan
nilai KKM sebanyak 8 siswa atau sebesar 38,1% dan siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM yaitu sebanyak 13 siswa atau 61,9%. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa nilai hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat
siswa kelas IV SDN Slendro 1 masih rendah.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti mencari solusi untuk
meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat sehingga
dicapailah kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Bilangan Bulat
Menggunakan Media Manik-manik Pada Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 Gesi Sragen
Tahun Ajaran 2012”. Penerapan tindakan ini difokuskan pada peningkatan hasil
belajar matematika siswa materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan media
manik-manik.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari tiga jam pelajaran (3×35 menit). Siklus I dilaksanakan pada tanggal
40
58.33
80
38.1
0
20
40
60
80
100
Nilai terendah Nilai rata-rata Nilai tertinggi Ketuntasanklasikal (%)
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17 April 2012 dan 19 April 2012. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
Setelah mengetahui hasil belajar matematika siswa pada materi
operasi hitung bilangan bulat masih rendah, peneliti mengadakan
koordinasi dengan guru kelas IV dan kepala sekolah untuk mencari solusi
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan
media manik-manik. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus
KTSP. Perencanaan siklus I yaitu sebagai berikut:
Urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pembelajaran untuk dua pertemuan.
Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran
Matematika materi operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan
media manik-manik. Mengingat bahwa media manik-manik adalah
media pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
menemukan sendiri konsep matematika melalui eksplorasi masalah-
masalah nyata secara individu maupun berkelompok, maka RPP yang
disusun harus memenuhi langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan media manik-manik.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah persiapan
meliputi menentukan masalah kontekstual yang sesuai dengan pokok
bahasan yang akan diajarkan dan mempersiapkan media pembelajaran
yang dibutuhkan yaitu media manik-manik, pembukaan mencakup
memperkenalkan masalah operasi hitung bilangan bulat kepada siswa
dan meminta siswa menyelesaikan masalah dengan cara mereka
sendiri, proses pembelajaran meliputi; memperhatikan kegiatan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
baik secara individu ataupun kelompok, memberi bantuan jika
diperlukan, memberi kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil
kerja mereka dan mengomentari hasil kerja temannya, mengarahkan
siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk menyelesaikan
masalah; penutup meliputi; mengajak siswa menarik kesimpulan
tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi evaluasi berupa
soal matematika operasi hitung bilangan bulat dan pekerjaan rumah.
2) Membuat alat evaluasi yang berupa tes tertulis untuk diberikan
pada siswa di setiap akhir pembelajaran.
Pada pertemuan pertama evaluasi yang dilakukan berupa tes
subjektif berbentuk uraian, yaitu tentang penjumlahan bilangan bulat.
Evaluasi pada pertemuan kedua berupa tes subjektif berbentuk uraian
tentang pengurangan bilangan bulat.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan
pembelajaran menggunakan media manik-manik.
Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua membutuhkan media
manik-manik yaitu berupa manik-manik positif dan manik-manik
negatif, paku pines dan styrofom sebagai papan.
Bahan ajar yang digunakan berupa buku paket dan LKS
matematika kelas IV semester 2. Bahan ajar ini berisi materi operasi
hitung bilangan bulat. Tujuan pemberian bahan ajar ini agar siswa
memiliki gambaran tentang materi yang akan mereka pelajari.
4) Menyiapkan lembar observasi dan perangkat untuk dokumentasi.
Lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa maupun
guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang dibuat
untuk siswa untuk mengetahui tingkat hasil belajar matematika siswa
melalui aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan
lembar observasi kinerja guru untuk mengetahui keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dokumentasi terdiri dari foto dan video. Foto dan rekaman
video ini menunjukkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
media manik-manik.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 17 April 2012 selama tiga jam pelajaran (3x35 menit),
yaitu pada jam pertama sampai ketiga. Pembelajaran dimulai pukul 07.15
WIB sampai dengan pukul 09.00 WIB. Pada tahapan ini, guru melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik sesuai RPP yang
telah disusun sebelumnya.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama adalah
sebagai berikut :
Kegiatan Pembelajaran
Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan salam kepada siswa.
Kemudian siswa diajak berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas sebelum
memulai pembelajaran. Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran dengan merapikan tempat duduk siswa dan meminta
siswa menyiapkan alat tulis.
1) Kegiatan Awal
Guru memberikan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan
lagu “I am the best” bersama-sama. Siswa terlihat bersemangat
menyanyikan lagu ini. Guru bertanya pada siswa ”Apa itu bilangan
bulat?”. Siswa memberikan berbagai jawaban yang berbeda-beda. Guru
menampung semua jawaban siswa untuk menghargai pendapat siswa.
Setelah itu guru meminta siswa yang menjawab dengan benar mengulang
jawabannya agar semua siswa tahu jawaban yang tepat. Guru memberikan
penguatan dengan memberikan pujian.
Guru mengajukan pertanyaan yang kedua, yaitu ”Apakah 0
termasuk bilangan bulat?” Sebagian besar siswa menjawab dengan benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yaitu 0 termasuk bilangan bulat. Namun, ada beberapa siswa yang
jawabannya kurang tepat karena mereka belum begitu paham dengan
bilangan bulat. Siswa kemudian diberi tahu bahwa bilangan 0 termasuk
bilangan bulat. Langkah selanjutnya guru menyampaikan materi yang
akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan media manik-manik
dan menerapkan berbagai metode pembelajaran. Kegiatan inti meliputi 3
proses, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi dimulai dengan guru bertanya-jawab dengan
siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pengertian
bilangan bulat. Dari berbagai macam jawaban siswa guru menjelaskan
pengertian bilangan bulat. Selanjutnya siswa dan guru bertanya-jawab
tentang operasi hitung bilangan bulat. Kemudian siswa dibagi menjadi 4
kelompok sesuai dengan nomor kelompok yang telah diperoleh. Tempat
duduk siswa dibuat berkelompok untuk memudahkan siswa berdiskusi.
b. Elaborasi
Pada elaborasi ini kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan
tahap-tahap penggunaan media manik-manik.
Tahapan-tahapan ini mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri
konsep matematika hasil operasi hitung bilangan bulat. Kegiatan
pembelajaran pada elaborasi sebagai berikut:
(1) Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok.
(2) Guru menjelaskan sistematika pengerjaan di depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Masing-masing kelompok diminta untuk menghitung
penjumlahan bilangan bulat menggunakan media manik-
manik.
(4) Beberapa siswa sebagai perwakilan dari masing-masing
kelompok menyampaikan hasil penghitungannya di depan
kelas.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan konfirmasi dari hasil pekerjaan siswa.
(2) Kelompok yang aktif dan presentasi hasilnya paling baik diberi
penghargaan.
(3) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
apabila ada yang belum jelas.
(4) Guru memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif.
3) Kegiatan Akhir
a. Siswa dan guru menyusun kesimpulan secara bersama-sama.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. (Evaluasi)
c. Berdoa
d. Salam penutup
Tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 19 April 2012 selama tiga jam pelajaran (3x35 menit), yakni pada
jam pertama sampai ketiga. Pembelajaran dimulai pukul 07.15 WIB
sampai pukul 09.00 WIB. Pembelajaran pertemuan kedua direncanakan
dengan menggunakan media manik-manik pada materi operasi hitung
pengurangan bilangan bulat. Ada pun urutan pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
Kegiatan Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada
siswa. Siswa diminta merapikan tempat duduk. Guru mengajak siswa berdoa.
Setelah selesai berdoa guru mengabsen siswa.
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan guru membimbing siswa untuk
menyanyikan lagu baru yang berjudul “Ayo Kita Belajar” yang sengaja
diciptakan guru untuk memudahkan siswa dalam belajar matematika
terutama materi operasi hitung bilangan bulat. Setelah itu guru
melakukan apersepsi, yaitu guru bertanya-jawab dengan siswa mengenai
operasi hitung pengurangan pada bilangan bulat. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Siswa dan guru bertanya-jawab tentang bagaimana cara untuk
menghitung pengurangan pada bilangan bulat. Solusinya adalah
dengan menggunakan media manik-manik.
b) Elaborasi.
Pada elaborasi siswa dibagi menjadi 4 kelompok seperti pada
pertemuan pertama. Kegiatan pembelajaran pada elaborasi sebagai
berikut:
(1) Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan undian
yang telah diambil.
(2) Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja kelompok.
(3) Masing-masing kelompok melakukan penghitungan mengenai
pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik-manik.
(4) Siswa berdiskusi kelompok menyimpulkan hasil kerja kelompok.
(5) Beberapa siswa sebagai perwakilan kelompok secara bergantian
menyampaikan hasil diskusi.
c) Konfirmasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(1) Guru memberikan konfirmasi dari seluruh hasil diskusi siswa.
(2) Kelompok yang terbaik diberi penghargaan oleh guru Penghargaan
ini sebagai bentuk penguatan dan juga menanamkan karakter, yaitu
menghargai prestasi.
(3) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila
ada yang belum jelas. Kesempatan bertanya ini untuk melatih
siswa berani.
(4) Siswa yang kurang aktif diberi motivasi oleh guru agar mereka
lebih aktif lagi pada pembelajaran selanjutnya.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa dan guru menyusun kesimpulan secara bersama-sama.
b) Siswa mencatat materi yang diajarkan.
c) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru.
(Evaluasi)
d) Guru memberikan pesan moral agar siswa belajar di rumah.
e) Berdoa
f) Salam penutup
c. Observasi
Pada saat pembelajaran Matematika berlangsung, guru kelas IV sebagai
partisipan pasif mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir dan
mencatat hasil siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 17 April 2012
dan berlangsung selama 3x35 menit. Sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan
pada tanggal 19 April 2012 dan berlangsung selama 3x35 menit. Pada prosesnya
peneliti berperan sebagai guru.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik. Pengamatan tersebut
dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa: 1) lembar observasi yang
ditujukan pada aktivitas siswa dan kinerja guru, 2) Lembar evaluasi untuk
mengetahui nilai hasil belajar siswa, 3) foto-foto kegiatan pada lampiran 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
halaman 195 dan perekaman dengan kamera sebagai dokumentasi dan bukti
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik.
Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan RPP yang telah disusun. Selain itu,
pengamatan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan
media manik-manik dalam meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan
bulat pada siswa kelas IV SDN Slendro 1.
1) Observasi Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru
a) Observasi Kegiatan Siswa
Observasi kegiatan siswa pada siklus I terdiri dari pertemuan
pertama dan pertemuan kedua. Berdasarkan hasil pengamatan pada
lampiran 17 halaman 127 dapat dilihat kegiatan siswa pada siklus I
pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
(1) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bilangan bulat dalam
kriteria sangat baik.
(2) Siswa aktif dalam pembelajaran Matematika tentang bilangan bulat
dalam kriteria baik.
(3) Siswa mengajukan pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar
dalam kriteria cukup.
(4) Siswa berani mengemukakan pendapat dalam pembelajaran dalam
kriteria cukup.
(5) Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dalam kriteria baik.
(6) Siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam kriteria
cukup.
(7) Siswa mampu menyimpulkan materi pelajaran dalam kriteria baik.
(8) Siswa mencatat materi yang disampaikan guru dalam kriteria baik.
(9) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dalam kriteria baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan kedua
adalah sebagai berikut :
(1) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bilangan bulat dalam
kriteria baik.
(2) Siswa aktif dalam pembelajaran Matematika tentang bilangan bulat
dalam kriteria baik.
(3) Siswa mengajukan pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar
dalam kriteria cukup.
(4) Siswa berani mengemukakan pendapat dalam pembelajaran dalam
kriteria cukup.
(5) Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dalam kriteria baik.
(6) Siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam kriteria
baik.
(7) Siswa mampu menyimpulkan materi pelajaran dalam kriteria baik.
(8) Siswa mencatat materi yang disampaikan guru dalam kriteria baik.
(9) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dalam kriteria
sangat baik.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama
diperoleh skor 2,89 dan pertemuan kedua diperoleh skor 3. Jadi skor rata-
rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,95 yang termasuk dalam
kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table 4.4 sebagai
berikut :
Tabel 4.4. Nilai Keaktifan Siswa pada Siklus I
Nomor Keterangan Nilai Prosentase
1 Pertemuan 1 2,89 72,25
2 Pertemuan 2 3 75
Nilai Rata-rata 2,95 73,75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan nilai keaktifan siswa pada siklus I yang terlihat pada
tabel 4.4, dapat disajikan dalam gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik Keaktifan Siswa pada Siklus I
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3, nilai keaktifan siswa di kelas
IV pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 2,95. Hal ini dapat diartikan
bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik dengan kriteria
memuaskan, tetapi masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu
ditingkatkan lagi.
b) Observasi Kinerja Guru
Observasi kinerja guru pada siklus I terdiri dari pertemuan pertama
dan pertemuan kedua. Hasil pengamatan kinerja guru dapat dilihat pada
lampiran 18 halaman 130.
Berdasarkan hasil pengamatan pada lampiran 18 halaman 130 dapat
dilihat kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
(1) Memulai kegiatan pembelajaran dalam kriteria baik.
(2) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan, siswa,
situasi dan lingkungan kriteria cukup.
72,25%
75%
73,75%
2.82
2.84
2.86
2.88
2.9
2.92
2.94
2.96
2.98
3
3.02
pertemuan 1 pertemuan 2 Nilai Rata-rata
nila
i
KeaktifanSiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis dalam
kriteria baik.
(4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok
atau klasikal dalam kriteria baik.
(5) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, situasi dan lingkungan dalam kriteria baik.
(6) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran dalam kriteria sangat baik.
(7) Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran
Matematika dalam kriteria baik.
(8) Kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan media manik-
manik dengan tepat dalam kriteria baik.
(9) Memicu dan memelihara keterlibatan siswa dalam kriteria cukup.
(10) Keefektifan proses pembelajaran dalam kriteria cukup.
Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua adalah
sebagai berikut :
(1) Memulai kegiatan pembelajaran dalam kriteria cukup.
(2) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan, siswa,
situasi dan lingkungan kriteria baik.
(3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis dalam
kriteria cukup.
(4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok
atau klasikal dalam kriteria baik.
(5) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, situasi dan lingkungan dalam kriteria baik.
(6) Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran dalam kriteria baik.
(7) Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran
Matematika dalam kriteria baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(8) Kegiatan pembelajaran Matematika menggunakan media manik-
manik dengan tepat dalam kriteria sangat baik.
(9) Memicu dan memelihara keterlibatan siswa dalam kriteria baik.
(10) Keefektifan proses pembelajaran dalam kriteria baik.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama
diperoleh skor 2,8 dan pertemuan kedua diperoleh skor 2,9. Jadi skor
rata-rata kinerja guru pada siklus I sebesar 2,85 yang termasuk dalam
kriteria baik.
Untuk lebih jelasnya, berikut rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas
guru dalam pembelajaran matematika siklus I (Lampiran 18 halaman 130)
yang disajikan dalam bentuk tabel 4.3.
Tabel 4.5. Nilai Kemampuan Guru Mengajar pada Siklus I
Nomor Keterangan Nilai Prosentase
1 Pertemuan 1 2.8 70
2 Pertemuan 2 2.9 72.5
Nilai Rata-rata 2.85 71.25
Berdasarkan nilai kemampuan guru mengajar pada siklus I yang
terlihat pada tabel 4.3, dapat disajikan dalam gambar 4.2.
Gambar 4.3. Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar pada Siklus I
70 %
72.5 %
71.25 %
2.74
2.76
2.78
2.8
2.82
2.84
2.86
2.88
2.9
2.92
pertemuan 1 pertemuan 2 Nilai Rata-rata
nila
i
kemampuanguru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.4, nilai kemampuan guru
mengajar di kelas IV pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 2.85. Hal
ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik
dengan kriteria memuaskan, tetapi masih terdapat beberapa kekurangan
yang perlu ditingkatkan lagi.
2) Penilaian Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan
Bulat
Data nilai evaluasi hasil belajar matematika materi operasi hitung
bilangan bulat siswa kelas IV SDN Slendro 1 pada siklus I dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.6. Penilaian Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus I
K
K
e
t
e
r
a
n
gan:
BT : Belum Tuntas
T : Tuntas
Tabel 4.6 menunjukkan hasil belajar matematika siswa materi operasi
hitung bilangan bulat pada siklus I. Berikut ini data nilai yang disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi nilai.
No.
Urut Nilai
KKM
(60) No.
Urut Nilai
KKM
(60) No.
Urut Nilai
KKM
(60)
1 65 T 8 90 T 15 60 BT
2 50 BT 9 70 T 16 85 BT
3 75 T 10 80 T 17 70 T
4 90 T 11 55 BT 18 50 BT
5 55 BT 12 55 BT 19 65 T
6 70 T 13 65 T 20 50 BT
7 70 T 14 65 T 21 60 T
Ketuntasan Klasikal = 15 : 21 x 100% = 71,43%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 Siklus I
N
i
Nilai hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa
kelas IV SDN Slendro 1 pada siklus I dapat disajikan pada grafik berikut:
Gambar 4.5 Grafik Nilai Hasil belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus I
Gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai
dalam interval 50-56 sebanyak 6 siswa (28,57%), interval 57-63 sebanyak 2
siswa (9,52%), interval 64-70 sebanyak 8 siswa (38,10%), interval 71-77
28,57%
9,52%
38,10%
4,76% 4,76%
14,29%
0123456789
50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah fi.xi Persentase
(%) (xi)
1 50-56 6 53 318 28,57
2 57-63 2 60 120 9,52
3 64-70 8 67 536 38,10
4 71-77 1 74 74 4,76
5 78-84 1 81 81 4,76
6 85-91 3 88 264 14,29
Jumlah 21 423 1393 100
Nilai Rata-rata = 1393 : 21 = 66,33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebanyak 1 siswa (4,76%), interval 78-84 sebanyak 1 siswa (4,76%), dan
interval 85-91 sebanyak 3 siswa (14,29%).
Dari data pada tabel 4 siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu
15 orang atau 71,43% dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu
sebanyak 6 siswa atau 28,57%. Jadi ketuntasan klasikal hanya 71,43%. Pada
tabel 3 dapat dilihat rata-rata kelas adalah 66,33.
d. Refleksi
Berdasarkan nilai tes hasil belajar matematika materi operasi hitung
bilangan bulat siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM pada siklus I mencapai
71,43%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
matematika materi operasi hitung bilangan bulat siswa kelas IV SDN Slendro 1.
Namun, indikator kinerja yang telah ditetapkan pada penelitian ini adalah 75%
siswa mendapatkan nilai ≥ 60. Sehingga pada siklus I indikator tersebut belum
tercapai. Dengan demikian, pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II.
Selain itu, masih terdapat kekurangan dari tindakan pada siklus I yang
menyebabkan hasil belajar siswa belum maksimal. Hal-hal yang menyebabkan
beberapa siswa mendapatkan nilai yang masih rendah antara lain:
1) Siswa dalam kegiatan pembelajaran belum berani mengungkapkan
pendapatnya pada saat guru mengajukan pertanyaan. Agar siswa berani guru
memancing siswa dengan menunjuk siswa secara bergantian.
2) Siswa masih malu untuk bertanya apabila mereka belum jelas. Untuk tindakan
selanjutnya guru harus lebih bersifat hangat agar siswa berani bertanya
apabila belum jelas.
3) Siswa belum bisa melaksanakan perintah maupun tugas dari guru dengan
baik, terutama melaksanakan langkah-langkah penggunaan mediamanik-
manik. Pada siklus selanjutnya guru harus menjelaskan lebih rinci setiap
langkah-langkah penggunaan media manik-manik yang akan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain itu, guru juga harus memberikan bimbingan individu maupun
kelompok agar siswa tidak mengalami kesulitan melaksanakan perintah guru.
4) Guru belum memulai kegiatan pembelajaran dengan baik. Selanjutnya guru
harus membuka pembelajaran dengan sesuatu yang lebih menarik, sehingga
siswa bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
5) Guru belum melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran. Saat
melaksanakan diskusi kelompok, beberapa siswa masih mendominasi diskusi
dan yang lainnya hanya diam. Guru harus mengawasi dan mengingatkan
siswa untuk terlibat dalam setiap kegiatan. Dalam hal ini guru mengubah
anggota kelompok setiap pertemuan pada siklus II dengan membagi
kelompok secara acak menggunakan undian dan juga dibagi oleh guru agar
sama rata.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 April 2012 dan 26 April
2012. Tindakan dalam siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu 3x35 menit. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan Tindakan
Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru
kelas IV yang sekaligus bertindak sebagai observer mendiskusikan cara yang
tepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Kekurangan
yang ada pada siklus I diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.
Proses pembelajaran pada siklus II akan dilakukan dengan beberapa
langkah perbaikan pada tindakan siklus I, yaitu:
1) Guru lebih kreatif dalam membuka pelajaran agar lebih menarik perhatian
siswa dan membangkitkan semangat siswa.
2) Guru bersifat lebih hangat dan memberikan penguatan pada siswa agar
siswa berani bertanya apabila ada yang belum jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Guru lebih tanggap terhadap siswa apabila ada siswa yang ingin
mengungkapkan pendapatnya tetapi masih malu-malu.
4) Guru memberikan bimbingan secara kelompok maupun individu apabila
siswa mengalami kesulitan melaksanakan perintah atau tugas dari guru.
5) Seluruh siswa dibimbing agar terlibat dalam penyelesaian operasihitung
bilangan bulat menggunakan media manik-manik, terutama siswa yang
masih pasif saat pembelajaran siklus I.
6) Guru lebih memperhatikan siswa saat melakukan penghitungan. Bersikap
tanggap terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dengan
memberikan bimbingan.
Berpijak dari hal-hal tersebut, peneliti kemudian menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat
untuk pertemuan selanjutnya. Urutan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pembelajaran untuk dua pertemuan.
Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran
matematika materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan media
manik-manik. RPP yang disusun pun harus memenuhi langkah-langkah
penggunaan media manik-manik. Langkah-langkah penggunaan media
manik-manik tersebut adalah persiapan, pembukaan, proses
pembelajaran, penutup.
2) Membuat alat evaluasi yang berupa tes tertulis untuk diberikan
pada siswa di setiap akhir pembelajaran.
Pada pertemuan pertama evaluasi yang dilakukan berupa tes
subjektif berbentuk uraian, yaitu tentang operasi hitung penjumlahan
pada bilangan bulat. Evaluasi pada pertemuan kedua juga berupa tes
subjektif berbentuk uraian tentang operasi hitung pengurangan pada
bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan
pembelajaran menggunakan media manik-manik.
Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua membutuhkan
media manik-manik yaitu berupa manik-manik positif dan manik-manik
negatif, paku pines dan styrofom sebagai papan.
Bahan ajar yang digunakan berupa buku paket dan LKS
matematika kelas IV semester 2. Bahan ajar ini berisi materi operasi
hitung bilangan bulat. Tujuan pemberian bahan ajar ini agar siswa
memiliki gambaran tentang materi yang akan mereka pelajari.
4) Menyiapkan lembar observasi dan perangkat untuk dokumentasi.
Lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa maupun
kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang
dibuat untuk siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar
siswa melalui aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan
lembar observasi untuk guru, untuk mengetahui keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran.
Dokumentasi terdiri dari foto dan video. Foto dan rekaman video
ini menunjukkan kegiatan pembelajaran menggunakan media manik-
manik.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan
pada tanggal 24 April 2012. Tindakan dilaksanakan selama tiga jam pelajaran
(3x35 menit), yakni pada jam pertama dan kedua. Pembelajaran dimulai pukul
07.15 WIB sampai dengan 09.00 WIB.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama adalah
sebagai berikut :
Kegiatan Pembelajaran
Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan salam kepada siswa.
Kemudian siswa diajak berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memulai pembelajaran. Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran dengan merapikan tempat duduk siswa dan meminta
siswa menyiapkan alat tulis.
1) Kegiatan Awal
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajak siswa
menyanyikan lagu “Ayo Kita Belajar”. Guru kemudian mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan isi lagu yaitu tentang bilangan bulat
dan operasi hitung bilangan bulat. Langkah selanjutnya guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan dengan pendekatanralistik. Kegiatan inti
meliputi 3 proses, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
(1) Siswa dan guru bertanya-jawab tentang operasi hitung yang
dipelajari.
(2) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat.
(3) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa.
(4) Guru menunjuk siswa mengerjakan contoh soal ke depan kelas.
b) Elaborasi
Pada elaborasi ini kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran menggunakan media manik-manik
Kegiatan pembelajaran pada elaborasi sebagai berikut:
(1) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok dengan cara
mengambil undian.
(2) Masing-masing kelompok diberikan LKS yang berisi tentang
masalah yang harus dikerjakan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Siswa diminta menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan
bulat menggunakan media manik-manik.
(4) Beberapa kelompok satu per satu menyampaikan hasil diskusinya
di depan kelas.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan konfirmasi dari hasil diskusi siswa.
(2) Kelompok yang terbaik diberi penghargaan.
(3) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.
(4) Guru memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif.
3) Kegiatan Akhir
a) Refleksi
(1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
(2) Siswa mencatat materi yang telah disampaikan guru.
b) Penilaian
Siswa mengerjakan soal evaluasi. (Evaluasi)
c) Tindak lanjut
Guru menyampaikan pesan moral agar di rumah siswa
mempelajari kembali materi yang diajarkan.
d) Berdoa
e) Salam penutup
Tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 April
2012 selama tiga jam pelajaran (3x35 menit), yakni pada jam pertama sampai
dengan ketiga. Pembelajaran dimulai pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul
09.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua,
dilaksanakan dengan menggunakan media manik-manik dengan materi operasi
hitung pengurangan bilangan bulat. Urutan pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan kedua adalah sebagai berikut :
Kegiatan Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan salam kepada siswa.
Kemudian siswa diajak berdoa sebelum memulai pembelajaran. Guru mengabsen
dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
1) Kegiatan Awal
Seperti halnya pertemuan-pertemuan sebelumnya siswa diajak
menyanyikan lagu “Ayo Kita Belajar”. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
siswa teringat selalu akan materi operasi hitung bilangan bulat yang diajarkan
oleh guru. Langkah selanjutnya guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan media manik-manik.
Kegiatan inti meliputi 3 proses, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
(1) Guru memberikan sebuah cerita yang berupa teka-teki yang
berhubungan dengan operasi hitung pengurangan bilangan bulat.
(2) Siswa dan guru bertanya-jawab tentang operasi hitung pengurangan
bilangan bulat.
b) Elaborasi
Pada elaborasi ini kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran menggunakan media manik-manik.
Kegiatan pembelajaran pada elaborasi sebagai berikut:
(1) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok dengan cara
menunjuk 4 siswa yang sudah paham dengan materi operasi hitung
bilangan bulat kemudian meminta siswa untuk memilih anggota
sendiri.
(2) Masing-masing kelompok diberikan LKS yang berisi tentang masalah
yang harus dikerjakan siswa.
(3) Guru menjelaskan sistematika pengerjaan agar siswa tidak mengalami
kebingungan saat mengerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(4) Siswa diminta menyelesaikan operasi hitung pengurangan bilangan
bulat menggunakan media manik-manik.
(5) Masing-masing kelompok mengerjakan tugas diskusi kelompoknya.
(6) Siswa diminta mencatat hasil diskusi kelompoknya.
(7) Siswa menyusun kesimpulan dari hasil diskusi kelompok.
(8) Setiap kelompok satu per satu menyampaikan hasil diskusinya di
depan kelas.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan konfirmasi dari hasil pekerjaan siswa.
(2) Kelompok yang aktif mendapatkan skor terbanyak diberi penghargaan.
(3) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.
(4) Guru memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif.
3) Kegiatan Akhir
a) Refleksi
(1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
(2) Siswa mencatat materi yang telah disampaikan guru.
b) Penilaian
Siswa mengerjakan soal evaluasi. (Evaluasi)
c) Tindak lanjut
Siswa diberi perkerjaan rumah
d) Menyampaikan pesan moral dengan meminta siswa agar mempelajari lagi
di rumah dan lebih giat belajar.
e) Berdoa
f) Salam penutup
c. Observasi
Pada saat pembelajaran matematika berlangsung, guru kelas IV
sebagai partisipan pasif mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal
sampai akhir dan mencatat hasil pelaksanaan siklus II. Pertemuan pertama
dilaksanakan tanggal 24 April 2012 dan berlangsung selama 3x35 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 April 2012 dan
berlangsung selama 3x35 menit. Pada prosesnya peneliti berperan sebagai
guru.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran matematika materi
operasi hitung bilangan bulat. Pengamatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan alat bantu yang sama seperti pada siklus I, yaitu: 1) lembar
observasi, yang ditujukan untuk mengamati kegiatan siswa dan guru, 2)
Lembar evaluasi untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa, 3) Foto-foto
kegiatan dan perekaman dengan kamera sebagai dokumentasi dan bukti
pelaksanaan pembelajaran menggunakan media manik-manik.
Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP yang telah disusun. Selain
itu, pengamatan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
penggunaan media manik-manik dalam meningkatkan hasil belajar
matematika materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN
Slendro 1.
2) Observasi Kinerja Guru
a) Pada aspek persiapan pembelajaran, guru sudah mempersiapkan media
dan segala yang diperlukan selama pembelajaran dengan baik dan guru
sudah cukup mampu menguasai kelas dan mengkondisikan siswa.
b) Pada aspek membuka pelajaran, guru sudah cukup baik dalam membuka
pelajaran, mengabsen siswa, memberikan motivasi dan apersepsi serta
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik.
c) Pada aspek kejelasan dan sistematika penyampaian materi, guru cukup
menguasai materi yang diajarkan secara runtut.
d) Pada aspek ketepatan strategi pembelajaran, guru sudah menggunakan
strategi yang tepat dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Pada aspek penerapan model pembelajaran, guru sudah menerapkan
model pembelajaran inovatif dengan baik dan sudah melibatkan keaktifan
siswa.
f) Pada aspek ketepatan dan daya tarik media, guru sudah menggunakan
media yang sangat tepat dan menarik sehingga siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran.
g) Pada aspek kemampuan menggunakan media, guru sudah cukup terampil
dalam menggunakan media dan mampu mengoperasikan atau
menggunakan media dengan baik.
h) Pada aspek menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam belajar,
guru sudah melakukannya dengan baik yaitu guru sudah mengajukan
pertanyaan yang mampu merangsang pengetahuan siswa. Akan tetapi ada
beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.
i) Pada aspek memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran, guru
melakukannya dengan baik. Guru bertanya kepada siswa apakah siswa
sudah paham atau belum mengenai materi yang dijelaskan.
j) Pada aspek melakukan penilaian atau evaluasi, guru sudah melakukannya
dengan baik, baik evaluasi secara individu maupun kelompok dan
instrumen penilaian pun sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
k) Pada aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik
dan benar, guru sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
mudah dipahami oleh siswa.
l) Pada aspek menutup pembelajaran, guru sudah melibatkan siswa dalam
membuat rangkuman dan menarik kesimpulan serta memberikan tindak
lanjut yang berupa PR.
Berikut rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas guru dalam
pembelajaran matematika siklus II yang terdapat pada lampiran 32 halaman
168 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10.
Tabel 4.8. Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Keterangan Nilai Prosentase
1 Pertemuan 1 3.5 87.5
2 Pertemuan 2 3.8 95
Nilai Rata-rata 3.65 91.25
Berdasarkan nilai kemampuan guru mengajar pada siklus II yang
terlihat pada tabel 4.8, dapat disajikan dalam gambar 4.6.
Gambar 4.6. Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus II
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.6, nilai kemampuan guru
mengajar di kelas IV pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.75. Hal
ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik dan
kemampuan guru dalam mengajar termasuk dalam kriteria sangat memuaskan.
3) Observasi Aktivitas Siswa
Observasi aktivitas siswa pada siklus II terdiri dari pertemuan pertama
dan pertemuan kedua. Berdasarkan tabel pada lampiran 32 halaman 164 dapat
dilihat hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan pertama adalah
sebagai berikut:
a) Perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan guru sangat
baik.
b) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran cukup baik.
87.5
95
91.25
3.35
3.4
3.45
3.5
3.55
3.6
3.65
3.7
3.75
3.8
3.85
pertemuan 1 pertemuan 2 Nilai Rata-rata
nila
i
kemampuanguru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan baik pada saat
melakukan kerja kelompok.
d) Siswa sudah cukup aktif dalam memanfaatkan media pembelajaran yang
digunakan.
e) Keinginan siswa untuk mengeluarkan pendapat dan untuk bertanya sudah
cukup baik.
f) Kerjasama antar siswa dalam tugas kelompok masih sudah terjalin sangat
baik.
g) Sangat antusias dalam mengerjakan tugas baik kelompok maupun tugas
individu.
h) Kemauan untuk menerapkan hasil pembelajaran sudah cukup baik.
i) Keaktifan siswa untuk menyimpulkan pembelajaran sudah cukup baik.
j) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah cukup baik.
Berikut rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika siklus II yang terdapat pada lampiran 31 dan 165
dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7.
Tabel 4.9. Nilai Keaktifan Siswa pada Siklus II
No Keterangan Nilai Prosentase
1 Pertemuan 1 3.56 89
2 Pertemuan 2 3.67 91.75
Nilai Rata-rata 3.62 90.5
Berdasarkan nilai keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika
pada siklus II yang terlihat pada tabel 4.9, dapat disajikan dalam gambar 4.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.7. Grafik Skor Keaktifan Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.7, skor keaktifan siswa pada
pembelajaran siklus II pertemuan pertama diperoleh skor 3,56 dan pertemuan
kedua diperoleh skor 3,67. Jadi skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II
sebesar 3,62 yang termasuk dalam kriteria baik.
4) Penilaian Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan
Bulat
Data nilai atau hasil evaluasi hasil belajar matematika siswa kelas IV
SDN Slendro 1 pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10. Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus II
89 %
91.75 %
90.5 %
3.5
3.55
3.6
3.65
3.7
pertemuan 1 pertemuan 2 Nilai Rata-rata
nila
i keaktifan…
No.
Urut Nilai
KKM
(60) No.
Urut Nilai
KKM
(60) No.
Urut Nilai
KKM
(60)
1 75 T 8 90 T 15 75 T
2 70 T 9 75 T 16 85 T
3 90 T 10 70 T 17 80 T
4 95 T 11 65 BT 18 55 BT
5 55 BT 12 75 BT 19 80 T
6 75 T 13 75 T 20 55 BT
7 75 T 14 85 T 21 75 T
Ketuntasan Klasikal = 18 : 21 x 100% = 85,71%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.10 menunjukkan hasil belajar matematika siswa materi operasi
hitung bilangan bulat pada siklus II. Berikut ini data nilai yang disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi nilai.
Tabel 4.11 Nilai Evaluasi Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus II
Nilai hasil belajar materi operasi hitung bilangan bulat siswa kelas IV SDN
Slendro 1 pada siklus II dapat disajikan pada grafik berikut:
14,29%
4,76%
47,62%
9,52% 9,52% 14,29%
0
2
4
6
8
10
12
55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 95-102
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah fi.xi
Persentase
(%) (xi)
1 55-61 3 58 174 14,29
2 62-68 1 65 65 4,76
3 69-75 10 72 720 47,62
4 76-82 2 79 158 9,52
5 83-89 2 86 172 9,52
6 90-96 3 93 279 14,29
Jumlah 21 453 1568 100
Nilai Rata-rata = 1568 : 21 = 74,67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.8 Grafik Nilai Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Slendro 1 pada Siklus II
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam
interval 55-61 sebanyak 3 siswa (14,29%), interval 62-68 sebanyak 1 siswa
(4,76%), interval 69-75 sebanyak 10 siswa (47,62%), interval 76-82 sebanyak
2 siswa (9,52%), interval 83-89 sebanyak 2 siswa (9,52%), dan interval 90-96
sebanyak 3 siswa (14,29%).
Dari data pada tabel 8 siswa yang mendapat nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 18 siswa atau 85,71% dan siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 3 siswa atau 14,29%. Jadi
ketuntasan klasikal hanya 85,71%. Pada tabel 9 dapat dilihat rata-rata kelas
adalah 74,67.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang
dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi
dengan cara mengumpulkan hasil evaluasi pertemuan pertama dan kedua
selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata kemudian dibandingkan
dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja yang
ditetapkan adalah 75% siswa mendapatkan nilai di atas KKM ( ≥ 60).
Analisis hasil tindakan siklus II direfleksi sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Guru melaksanakan penilaian dengan hasil
rata–rata klasikal mencapai 85,71% dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60
sebanyak 18 siswa atau 85,71% dari 21 siswa. Dengan demikian, nilai hasil
belajar matematika siswa kelas IV pada siklus II sudah mencapai target
indikator kinerja penelitian ini. Jika dianalisis dari observasi kinerja guru dan
kegiatan siswa pun sudah menunjukkan peningkatan dan termasuk dalam
kriteria sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat nilai hasil belajar siswa
pada siklus II, maka pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan
bulat dengan menggunakan media manik-manik pada siklus II sudah berhasil
karena sudah mencapai target pencapaian atau sesuai dengan indikator kinerja
yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil tersebut peneliti tidak perlu lagi
melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.
C. Perbandingan Hasil Penelitian Antarsiklus
Berdasakan hasil analisa setelah diadakan tindakan siklus I dan II dapat
diketahui meningkatnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran dengan
menggunakan media manik-manik maka hasil belajar matematika materi operasi
hitung bilangan bulat siswa kelas IV SDN Slendro 1 mengalami peningkatan. Selain
itu, ketuntasan nilai secara klasikal dan nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SDN
Slendro 1 juga mengalami peningkatan. Peningkatan dapat dilihat pada data
perkembangan hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat, nilai
rata-rata dan ketuntasan klasikal yang dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Perkembangan Hasil Belajar matematika pada Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II
No Keterangan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Nilai Terendah 40 50 55
2 Nilai Tertinggi 80 90 95
3 Nilai Rata-rata 58,33 66,33 74,67
4 Ketuntasan Klasikal (%) 38,1 71,43 85,71
Untuk memperjelas data perkembangan hasil belajar matematika materi
bangun datar dan ketuntasan klasikal pada saat pratindakan, siklus I dan siklus II,
dapat disajikan dalam gambar 4.9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.9 Grafik Perkembangan Hasil Belajar Matematika saat Pratindakan, Siklus
I dan Siklus II
Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.9, dapat dilihat bahwa hasil belajar
matematika materi operasi hitung bilangan bulat siswa kelas IV SDN Slendro 1
mengalami peningkatan mulai dari saat pratindakan, siklus I dan siklus II. Dengan
adanya perkembangan hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika materi operasi hitung
bilangan bulat siswa sudah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi
dalam beberapa hal, yaitu:
1. Nilai terendah mengalami kemajuan atau peningkatan, yaitu pada kondisi awal 40
dan pada siklus II menjadi 55.
2. Nilai tertinggi mengalami peningkatan, yaitu dari 80 menjadi 95.
3. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan, yaitu dari 58,33 menjadi 74,67.
4. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan sebesar 47,61%, yaitu dari 38,1%
menjadi 85,71%.
D. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diuraikan pada subbab A sampai
dengan C di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media manik-manik
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat
pada siswa kelas IV SDN Slendro 1 Tahun Ajaran 2012. Hal tersebut sesuai dengan
40
80
58.33
38.1 50
90
66.33 71.43
55
95
74.67 85.71
0
20
40
60
80
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal(%)
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pendapat Gatot Muhsetyo (2004), Bruner dalam Heruman (2008), Asep Jihad (2008),
Nana Sudjana (2009), dan Sri Anitah (2008) yang secara garis besar menyatakan
bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran
karena menggunakan benda konkret atau nyata sehingga lebih mudah menanamkan
konsep abstrak ke konsep konkret. Media manik-manik adalah salah satu media nyata
yang dapat membantu siswa dalam memahami materi operasi hitung bilangan bulat
terutama penjumlahan dan pengurangan, serta dapat meningkatkan hasil belajar pada
pembelajaran matematika.
Dalam penelitian ini, hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan
bulat pada siswa kelas IV SDN Slendro 1 sudah mengalami peningkatan. Hal tersebut
dibuktikan dari adanya perkembangan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal
siswa yang dicapai pada saat pratindakan atau pada kondisi awal, siklus I, dan siklus
II.
Pada pratindakan dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelasnya hanya mencapai
58,33, sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 38,1% atau sebanyak 8 siswa.
Kemudian pada siklus I mulai ada peningkatan. Nilai rata-rata kelas naik menjadi
66,33 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 71,43%. Pada siklus II terjadi
peningkatan, nilai rata-rata kelas siswa mencapai 74,67 dan ketuntasan klasikal
mencapai 85,71% atau 18 siswa dari 21 siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
Namun masih ada 14,29% tidak tuntas, karena siswa tersebut pernah tinggal kelas
pada kelas sebelumnya. Selain itu siswa tersebut belum berani mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang belum dapat dipahami atau belum jelas, masih
banyak diam daripada mengeluarkan pendapatnya.
Peningkatan tersebut tentu saja dikarenakan adanya partisipasi aktif dari siswa
selama pembelajaran berlangsung, baik meliputi aspek psikomotor maupun afektif
siswa. Hal itu sesuai dengan pendapat Sri Anitah (2008), Gatot Muhsetyo (2008),
Mulyani dan Johan (2001), dan Asep Jihad (2008) yang menyatakan bahwa dalam
pembelajaran matematika media mempunyai peranan penting dalam menanamkan
konsep abstrak ke konsep konkret. Media manik-manik adalah salah satu media nyata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang dapat membantu siswa dalam memahami matei operasi hitung bilangan bulat
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Hal tersebut memberikan
bukti bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini telah berhasil dan diakhiri
pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus
dengan menggunakan media manik-manik dalam pembelajaran Matematika materi
operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Slendro 1 dapat ditarik
simpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik dapat
meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN
Slendro 1. Penggunaan media manik-manik tersebut terdiri dari manik-manik
bilangan bulat positif yang diberi warna merah dan bertanda (+), manik-manik
bilangan bulat negatif berwarna hijau dan diberi tanda negatif (-), dan manik-manik
yang bernilai netral yaitu gabungan dari manik-manik bilangan bulat positif dan
manik-manik bilangan bulat negatif sehingga membentuk lingkaran dan bernilai nol
(0). Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media manik-manik dapat
dibuktikan dengan meningkatnya nilai tes pada setiap siklusnya, yaitu pada
pratindakan nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya 58,33, siklus I nilai rata-rata hasil
belajar siswa meningkat menjadi 66,33, dan siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa
meningkat lagi menjadi 74,67. Tingkat ketuntasan klasikal pada pratindakan
sebanyak 8 siswa atau 38,1%. Pada siklus I sebanyak 15 siswa atau 71,43%.
Sedangkan pada siklus II sebanyak 18 siswa atau 85,71%. Maka telah terbukti bahwa
penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung
bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Slendro 1.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik dalam pembelajaran
Matematika kompetensi dasar menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan media manik-manik dapat
meningkatkan belajar operasi hitung bilangan bulat. Sehubungan dengan hasil
penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi dari hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan media
manik-manik untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat
siswa dapat dipertimbangkan untuk menambah media pembelajaran yang dapat
diterapkan guru dalam kegiatan belajar-mengajar.
Pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik dapat
meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa karena media
manik-manik dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk membuktikan
sendiri materi yang dipelajari sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar
secara langsung dan bermakna.
Penggunaan media manik-manik dalam pembelajaran Matematika siswa
dilatih untuk berpikir ilmiah, sistematis, serta memiliki disiplin yang tinggi.
Media manik-manik tidak lepas dari kegiatan penghitungan yang melibatkan
siswa secara langsung dalam pembelajaran, sehingga siswa akan lebih aktif.
Pemberian pengalaman langsung ini akan membuat siswa paham akan materi
yang dipelajari dan tidak mudah lupa. Dengan kondisi demikian penggunaan
media manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan media manik-
manik dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
seperti yang telah diuraikan pada bab IV, maka hasil penelitian ini dapat
digunakan peneliti untuk membantu menghadapi permasalahan yang sejenis.
Pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik pada hakikatnya dapat
digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan serupa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan pembelajaran harus diatasi dengan sebaik-baiknya.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa seharusnya memahami materi yang dipelajari, tidak hanya sekedar
tahu agar ilmu yang mereka peroleh lebih bermakna dan tidak mudah lupa.
b. Adanya penggunaan media manik-manik sebaiknya siswa dapat
memanfaatkan dengan baik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
dan lebih berani mengungkapkan pendapatnya sehingga hasilnya dapat
optimal.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran matematika dengan menggunakan media misalnya media
manik-manik untuk materi operasi hitung bilangan bulat agar siswa lebih
antusias dalam mengikuti pembelajaran.
b. Guru seharusnya memberikan kesempatan dan memotivasi siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya selalu meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan
memberikan pelatihan bagi guru agar dapat memilih dan menerapkan berbagai
media pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta tujuan pembelajaran dapat dicapai.
b. Sekolah sebaiknya memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran
yang memadai agar mendukung diterapkannya berbagai media pembelajaran
seperti media manik-manik untuk materi operasi hitung bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran
yang menggunakan media manik-manik. Kajian teori yang lebih dalam digunakan
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian ini agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Arita Marini dan Iskandar Agung. 2011. Aritmatika untuk PGSD. Jakarta: Bestari
Asep Jihad. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi
Indonesia (UI Pres)
Burhan Mustaqim dan Ari. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera
Gatot Mohsetyo, dkk. 2011. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Harrison, M. 2011. Internatonal Journal of Mathematical Education in Science an
Tecnology vol. number: 42. Published by: Taylor and Francis, I. (Di unduh 23
Januari 2012, http: www.tandf.co.uk/jurnals/printview/?acronym=TMES)
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Remaja Rosdakarya
Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Miftahul Huda. 2011. Kooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Asdi Mahasatya
Mulyani dan Johan Permana. 2001. Media Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Nana Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nur Aminoto. 2009. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Barisan dan Deret
Bilangan Bagi Siswa Kelas IX SMPN Bulu Tahun Pelajaran 2008/ 2009. Vol.6
No.3 (Diunduh 25 Mei 2012, http://nuraminoto.blogspot.com/jurnals/printview)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Oemar Hamalik. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara
Perdana Dika Anjaya. 2011. Penggunaan Media Audio Visual Dapat Meningkatkan
Keterampilan Menjumlah dan Mengurangkan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas
IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun 2011. UNS
Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta:
Direktorat Jendra Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Sarwiji Suwandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS
Sri Rejeki 2011. Penggunaan Media Manik-manik Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SDN Ngeblak 03
Tawangmangu Tahun Pelajaran 2010/2011. UNS
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya
Suharsimi Arikunto, Suharjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:
PT Bumi Aksara
Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Yogjakarta:
Depdiknas Dekjen Pendidiksn Dasardan Menengah PPPG Matematika
Yogjakarta
Sutanto.2010. Penggunaan Media Manik-manik untuk Meningkatkan Keterampilan
Operasi Perkalian Bidang Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Kandangsapi 3
Tahun Pelajaran 2009/2010. UNS
Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press.
Trianto. 2009.Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group