manik maya

166
MANIKMOYO Milik Departemen P dan K Tidak Diperdagangkan MANIKMAYA I Alih Aksara dan Alih Bahasa SRI SUMARSIH Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PROYEK PENERBITAN BUKU SASTRA INDONESIA DAE RAH JAKARTA - 1981

Upload: tatony

Post on 12-Jan-2016

185 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Manikmaya

TRANSCRIPT

Page 1: Manik Maya

MANIKMOYO

Milik Departemen P dan K Tidak Diperdagangkan MANIKMAYA I Alih Aksara

dan Alih Bahasa SRI SUMARSIH Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

PROYEK PENERBITAN BUKU SASTRA INDONESIA DAE RAH JAKARTA -

1981

Page 2: Manik Maya

I I. PUPUH DHANDHANGGULO

01. Konon Mas Ngabei Ronggo di Penambangan ya ng mengepalai para abdi

dalem Kadipaten Mangkunegaran Surakarta, telah berhasil menyusun kisah tentang

kedatangan agama Islam di Pulau Jawa. Ceritera ini dimula i dari Sis Yanas

Nurcahyo, adalah keturunan Nabi Adam sampai dengan Sunan Giri.

02. Kisah yang disusunnya bersumber dari kitab suci Al Qur’an, tentang tonasube

(i lmu tasawuf). Ceritera itu diuraikan dalam bentuk ijina’ dan kias, menunjukkan

sif at : Maha Tunggal, Maha Pengasih dan Penyayang, Pemurah dan Pengampun

Tuhan seru sekalian alam.

03. Ceritera itu ditulis pada hari Sabtu Kliwon tanggal empat be las bulan

Jumadillawal tahun Ehe, wuku Warigalit, dalam masa kelima, dalam jangk a

windu, Windu Adi. Diberi sasmito sandi (Jawa: Sengkalan) Sirno Ening Sworo

Tun ggal. Jelasnya tahun 1740.

04. Demikianlah ceritera itu didahului dengan ucapan Bismiilahir rohman

anirohiem. Puji pujian itu berasal dari kitab Barubutun, kita b Barubu Laut, dan

kitab Barungala. Pertama (kidam) yang perlu diperhatikan urut urutan (tanayul)

doa dan kitab kitab itu jangan sampai terbalik balik, disertai lafal Illaha Illalloh

Muhammad Rasullullah.

05. Sebelum bumi dan langit dicipta kan maka keadaan alam semesta masih

hampa. Dialam yang kosong itu yang ada hanya lah sekumpulan roh. Kepada

sekumpulan roh itu disodorkan janji janji untuk menem puh jalan yang baik.

Setelah mendapat perjanjian sebagian diantara roh roh itu l alu ada yang menjadi

Nur (malaikat). Kemudian Tuhan memerintahkan kepada para ma laikat tadi untuk

bersujud kepada-Nya. Malaikat lalu menyembah lima kali kepada Yang Maha Esa.

06. Sejak itulah terjadi kebiasaan malaikat menyembah kepada Tuha n. Mereka

menjalankan sujud itu dengan pengertian dan mengindahkan ketentuan dan dalil.

Dalam menjalankan sujud itu mereka menjaga kebersihan lahir dan batin. D alam

menjalankan sujud itu mereka menjaga kebersihan lahir dan batin. Dalam menj

alankan sujud jangan sampai terpengaruh soal soal yang kotor baik jasmaniah

maup un rohaniah. Suatu ketika para malaikat habis menjalankan sujud dengan

khusuknya , mereka lalu menelentang. Dengan kesaktiannya pada waktu

Page 3: Manik Maya

menelentang itu keluar lah asap yang membubung tinggi. Dan asap akhirnya

terjadilah langit ketujuh ting kat dengan isinya.

07. Langit ketujuh tingkat beserta isinya itu menunjukkan rua ng lingkup

kekuasaan Tuhan. Disinilah merupakan tempat yang terjaga kesuciannya dan

tempat tersimpannya wahyu wahyu Illahi. Ketujuh langit ini lalu menjadi tera ng

dengan adanya matahari, bintang, dan bulan. Disinilah bertempat tinggal para

malaikat, jin, bidadari. Mereka adalah umat Tuhan Yang Maha Agung disana pula

te rletak neraka.

08. Setelah ketujuh langit selesai terbentuk malaikat lalu melaku kan sujud lagi

dengan posisi tengkurap. Saat itu lalu terbentuk bumi sebanyak tu juh buah

lengkap dengan isinya. Dari sikap tengkurap itu malaikat lalu tidur den gan posisi

miring. Saat itu terjadilah lembah, jurang, tebing, karang. Sesudah i tu malaikat

lalu duduk. Sikap ini nengakibatkan terjadinya gunung gunung. 1

09. Waktu duduk, malaikat itu mengeluarkan keringat. Dan kerigat inilah yang

men jadikan asal mula adanya samudera, mata air, sungai sungai besar, serta telaga.

Semua merupakan sumber dan air hujan. Kemudian kotoran badan (daki) menjadi

peng huni bumi yang terbagi atas binatang darat dan binatang air. Termasuk

binatang d arat yaitu binatang bangsa burung, binatang melata, serta binatang

merayap.

10. Kejap kejap mata malaikat menjadikan asal mulanya ada siang dan malam,

guruh, ki lat. Saat perjanjian dan kejapnya malaikat masih rahasia Tuhan Yang

Maha Esa.

11 . Alam arwah itu membutuhkan jangka waktu 70.000 tahun Dalam jangka

waktu itu te rkumpullah unsur unsur sehingga memungkinkan perubahan sifat

keadaan. Dikala itu Tuhan memfirmankan tentang adanya / lahirnya bumi dan

langit lengkap dengan ane ka macam isinya. Hal itu menurut Al Qur‘an teijadi

dalam waktu 6 hari.

12. Begitul ah kisah terjadinya tujuh buah langit dan tujuh buah bumi beserta

isinya. Panjan g lingkar keliling langit itu diceriterakan bila diukur dengan

kecepatan burung terbang baru akan selesai dalam jangka waktu 1.000 tahun.

Page 4: Manik Maya

13. Salah satu diantar a 7 buah langit itu lingkar kelilingnya cukup ditempuh

dengan kecepatan terbang burung yang tanpa berhenti selama 500 tahun. Ruang

keagungan dan kemegahan Tuhan dapat dilbaratkan sebagai sorga indah yang

berkotak kotak bagaikan kotak rumah lebah. Masing masing sorga indah itu

luasnya tak dapat dikatakan. Masing masing dijaga oleh bidadari.

14. Bidadari itu mempunyai empat jenis warna pokok yaitu h itam, putih, merah,

dan kuning. Warna pokok yang satu terhadap yang lain saling baur membaur.

Yang warna hitam agak keputihan, yang putih agak kemerah merahan b ercampur

kuning, yang merah agak hitam dan putih serta kuning, yang kuning agak kemerah

merahan, putih, hitam, dan merah.

15. Para bidadari itu mempunyai wajah yang cemerlang seolah olah masing masing

memaimerkan keunggulan sinarnya Lempara n pandangannya bagai meluncurnya

siraut (pisau tajam) jatuh. Kelihatan serba pan tas tiada setitikpun kejelekannya.

Tingkah lakunya aneka ragam lemah gemulai. Te lah menjadi kebiasaan gerak

gerik bidadari itu serba menarik membuat para pria m enjadi terpesona.

16. Dan berjuta juta dan puluhan ribu bidadari itu masing masi ng cantik molek

wajahnya para bidadari itu pantas jadi idaman istri para manusia yang mendapat

anugrah Tuhan masuk kesorga.

17. Masing masing kotak sorga itu uj udnya berbeda beda. Ada kelompok kotak

yang berujud mutiara semua. Kelompok kota k mutiara ini memancarkan sinar

cerah. Dilain tempat terdapat kelompok kotak sor ga intan. Pada kelompok ini

terdapat tanaman yang batang, daun, serta pucuknya s emuanya serba intan.

Memancarkan sinar yang seperti intan habis digosok.

18. Did alam surga keadaannya serba menarik. Dimana mana terdapat permata

mulia. Ada jam rut, mirah, nila widuri, ratna cempaka, beralaskan emas murni

berseling seling p erak memancarkan sinar aneka warna. Sinar sinar itu seolah olah

memamerkan seni serinya masing masing.

19. Sungguh mengasyikkan pemandangan disana sini terdapat sinar cemerlang

Tiada bedanya keadaan siang dan malam didalam surga. Nikmat nia n hidup

didalam surga. Keadaan seperti itu, baka langgeng tiada habisnya. Tak ada tolok

Page 5: Manik Maya

banding keindahan surga dibumi ini.

20. Rapal Laa ilaha illalloh dan Moh ainmad dan wa rosuuluh itu tertulis dalam

kitab suci. Kitab suci itu tersimpan d idalam makful yaitu tempat yang terjaga

untuk menyimpan ayat ayat suci. Lokil makful itu tidak dapat dibayangkan sampai

berapa luas tinggi dan dalamya

21. Tentang ujud Tuhan Yang Maha Esa itu tak dapat diga mbarkan. Hanya dapat

dikatakan lengkap penuh sempurna serba maha. Apa yang difir mankan terjadi.

Dan firman itu tidak pernah tidak ditepati. Sifatnya baka, tidak bertambah pun pula

tidak menyusut sesuai dengan sajaratil muntoha.

22. Pohon sa jaratil muntoha besar batangnya lipat tujuh kali besarnya bumi.

Daunnya bermacam macam ada kuning, merah, biru, dhadhu (warna pembauran

antara merah dan kuning) , campuran ungu dan kuning, ungu, hijau, hitam, dan

putih. Semua daun itu memanc arkan sinar merah bagaikan mutu manikam yang

semua memancarkan keindahan cahaya. Aneka warna daun itu mengkiaskan sifat

tabiat masing masing manusia.

23. Apabil a daun itu layu, ini mengkiaskan manusia jatuh sakit. Apabila daun

menjadi kerin g mengkiaskan manusia telah tua. Bila daun gugur mengkiaskan

manusia meninggal, badan rohaniah meninggalkan badan jasmaniah. Arwahmya

diterima oleh malaikat Ngi jrail yang menjaga dibawahnya lalu dilihat dan

dipertimbangkan amalnya.

24. Kala u sudah dipertimbangkan segala amal perbuatannya, bagi yang banyak

amal solehnya ditempatkan oleh malaikat Ngijrail di lohkil mahful. Mengenai

meninggalnya manu sia itu ada yang meninggal dalam usia tua, usia muda, masih

bayi, dan meninggal sebelum dilahirkan (abortus). Semua itu diatur oleh kekuasaan

Tuhan. Tentang gil iran kematian itu diatur oleh kebijaksanaan Tuhan,

digambarkan sebagai bunyi ira ma gamelan yang indah.

25. Irama gamelan yang indah membuat gembira bagi siapa p un yang

mendengarkan mengakibatkan badan menjadi segar, dan menghilangkan rasa l esu,

bagaikan rasa nikmatnya wanita yang dirayu oleh pria. Jumlah malaikat yang

mempunyai tugas sendiri sendiri itu amat banyak, berjuta juta bahkan wendran.

Page 6: Manik Maya

(1 endran = 10.000.000).

26. Yang dijadikan utusan Tuhan malaikat Jabarail, Mingkai l, Ngisrofil, dan

Ngijrail Malaikat ditugaskan mengepalai para malaikat tersebut . Jajil itu bertempat

tinggal disorga. Ia mendapat kepercayaan Tuhan sebagai wak il-Nya.

27. Tujuh bumi dan tujuh langit terjadi berpasang pasangan. Tujuh bumi d an tujuh

langit itu keadaannya bagaikan kembar. Keadaan atas dan bawah dari tuju h langit

dan tujuh bumi itu sama, begitu juga jarak antaranya dan susunannya Mas ing

masing bumi itu disangga oleh malaikat yang berujud ular naga. Ular naga itu

panjangnya sama dengan jarak ujung bumi sebelah timur hingga ujung bumi

sebelah barat.

28. Naga itu menyangga bumi dari ujung timur menyusur sampai keujung bar at

kemudian muncul dan permukaan bumi melambung, melengkung akhirnya

kembali keu jung bumi sebelah timur akibatnya kepala dan ujung ekornya bertemu.

Ular naga it u seolah olah kepalanya memangsa ekornya sendiri.

29. Konon naga itu disangga oleh lembu yang dinamakan lembu Gumarang.

Lembu Gumarang ini mempunyai 1.000 tanduk dan 1.000 telinga. Jarak antara

telinga yang satu dengan telinga yang lain sam a dengan jaraknya ujung timur dan

ujung barat. Lembu ini berdiri diatas batu pua lam (kumoloso) yang luasnya sama

dengan luas bumi. Batu pualam itu disangga oleh ikan Nun. Ikan Nun itu disangga

oleh lautan. Ikan Nun memangsa sesama ikan.

30. Ikan kecil yang menjadi mangsanya berdatangan sendiri seolah olah sudah

menjadi takdir Tuhan.

31. Bentuk permukaan bumi itu ada bermacam macam, ada yang itu mengeluarkan

air sehingga terjadilah mata air, sungai, dan sungai besar Kesemuanya itu kena

cahay a matahan kelihatan amat indah. Bintang bintang bertebaran diangkasa

32. Disamping bintang bintang yang bertebaran itu, terdapat pelangi berbentuk

lengkung yang ujung pangkalnya dikaki langit seolah olah kepala rusa sedang

minum air laut (b entuk pelangi yang melengkung itu digambarkan seperti rusa

yang sedang minum). D iangkasa yang luas itu.terdapat juga kilat yang saling

Page 7: Manik Maya

bermunculan.

33. Mengenai jenis binatang : ada binatang hutan, binatang yang hidup dijurang

jurang, binat ang yang hidup ditebing tebing, binatang yang hidup didalam air.

Semua binatang itu ujud dan keadaannya bermacam macam. Karena tak terhingga

banyak dan ragamnya maka orang tak mampu menuliskan.

34. Alkisah Tuhan Yang Maha Esa menciptakan seekor burung yang besar lagi

panjang, warnanya hijau. Burung itu amat tinggi. Makanan burung itu telah

tersedia, buah buahan yang terdapat didunia. Tumbuh tumbuh an didunia itu

bermacam macam. Yang dimakan burung itu tidak hanya buah buahan y ang besar

saja tetapi kecil sebesar biji sawi pun dimakan juga. Sesudah semua tu mbuh

tumbuhan itu habis dipatuk maka matilah burung itu.

35. Kemudian Tuhan berf irman kepada Ngijrail agar memasuki mutiara hijau

yang sebesar biji sawi. Ngijra il tidak sanggup alasannya bagaimana. Ia dapat

masuk, sebab mutiara itu tidak be rpintu lagi pula sangat kecil, jauh lebih kecil dari

badannya. Sedang bila ia se dang merentang sayapnya saja ruang diluar langit

dapat terpenuhi.

36. Malaikat Ngijrail menukik dari langit sampai dibumi masih bersifat malaikat.

Untuk dapat m elandas kebumi tidak dapat. bila tidak merubah keadaan dirinya

yang mirip dengan perujudan yang ada dibumi. Apalagi bagaimana hamba dapat

masuk kedalam mutiara yang sebesar biji sawi itu. Jawab Tuhan hanya

menekankan agar Ngijrail menjalani apa firman-Nya.

37. Karena takut dan patuh menjalani firman Tuhan akhirnya Ngijrail

melaksanakan apa firrnan Tuhan itu. Ia masuk kedalamnya. Ternyata didalamny a

amat luas. Ngijrail segera membentangkan sayapnya, kemudian terbang berkeliling.

Namun ia tak dapat mencapai dinding mutiara itu. Ia lalu melambung keatas, te

rnyata tidak juga mencapai tepi bagian atasnya. Ngijrail amat menyesal. Karena k

epayahan berterbangan itu ia mengurangi kecepatannya. Akhirnya ia berhenti

untuk bersujud menyatakan tobat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 8: Manik Maya

II. PUPUH ASMORODONO

01. Tuhan Yang Maha Esa menanyakan kepada Ngijrail, apa yan g nampak

didepannya. Jawab Ngijrail bahwa segera ia melihat seekor burung berwar na hijau

tua sinarnya cemerlang.

02. Warna hijau itu bercampur kuning, biru dan putih. Tuhan berfirman kepada

Ngijrail disuruh segera masuk kedalam perut burung hijau itu.

03. Malaikat Ngijrail segera masuk kedalam perut burung hijau itu. P erut burung

itu amat luasnya andaikata ia terbang sejauh jauhnya tak mungkin men capai sisi

tepinya.

04. Malaikat Ngijrail dalam hati mengagumi Maha Kuasanya Tuh an yang tak

dapat dibayangkan sampai dimana luas dan puncak kekuasaan-Nya. Keane hannya

ia bertempat tinggal dalam sebuah rumah raksasa yang terletak didalam per ut

burung.

05. Malaikat Ngijrail bersujud dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Ia meng hiba

hiba minta belas kasihan kepada Tuhan. Tuhan berfirman malaikat Ngijrail di

suruh masuk kedalam rumah yang terletak didalam perut burung hijau itu.

Malaikat Ngijrail mengindahkan perintah Tuhan tersebut.

06. Tetapi ia tak mampu mendekat i. Ia pingsan, tubuhnya lemah tak berdaya. Ia

menyerah kepada segala maksud Tuha n. Tuhan seru sekalian alam berfirman

kepada malaikat Ngijrail itu semua tidak m enjadi persoalan, kamu tidak bersalah.

07. Didalam rumah raksasa yang berwarna h ijau yang terletak didalam burung

tersebut malaikat Ngijrail bertanya kepada Ill ahi, “suara apakah itu gerangan.”

08. Tuhan Yang Maha Esa memberi jawaban, “itu adalah suara insan kamil

(manusia sejati).” Malaikat Ngijrail menyambung pertanyaannya, “d i manakah

letak insan kamil itu.”. Tuhan Yang Maha Esa memberikan jawaban, “ia tidak

berada diluar ataupun didalam, tidak dibawah pun dan pula tidak diatasjauh jara

knya tak terhingga.

Page 9: Manik Maya

09. Namun terletak amat dekat dengan kau tetapi tidak bersin ggungan dengan

dirimu. Malaikat Ngijrail bertanya, sebelum alam semesta langit d an bumi ketujuh

ini tercipta dimanakah insan kamil itu berada.

10. Tuhan Maha Su ci berfirman kepada malaikat Ngijrail, sebelum segala sesuatu

tercipta (kablaseh i la akada) tak dapat dibayangkan bagaimana keadaan alam ini,

Alam semesta bersi fat hampa tanpa isi.

11. Tuhan Yang Maha Kuasa lalu menciptakan bumi dan langit. Sekali berfirman

terjadilah apa yang beliau kehendaki. Malaikat Ngijrail bertan ya kepada Tuhan

Semesta Alam, dimanakah tempat insan kamil (manusia sempurna).

12. Kira kira dala waktu 1.000 tahun malaikat Ngijrail masuk kedalam mutiara,

mak a Tuhan Yang Maha Esa menghendaki menciptakan Jin untuk penghuni bumi.

13. Jin i tu mempunyai laskar beratus ratus ribu berpasang pasangan pria dan

wanita. Para Jin itu beranak cucu turun temurun. Ujud raja Jin beserta laskarnya itu

tidak me nyerupai manusia melainkan bersifat roh halus. Ia berasal dan sari api.

14. Semu a Jin itu tabiatnya suka durhaka. Mereka mengingkari tentang segala

kekuasaan Tu han, tak sudi bertaqwa kepada Tuhan. Selama para Jin itu menghuni

bumi dalam wak tu puluhan ribu tahun mereka membiasakan hidup serba mewah.

15. Oleh karena itu mereka lalu mendapat murka Tuhan dan dilenyapkan dari bumi

dengan cara disambar petir sehingga punah beserta anak cucunya Kemudian Tuhan

Yang Maha Esa berhajad hendak menciptakan penghuni bumi lagi Umat baru yang

diciptakan itu diberi nama Ibnu Jan, berasal juga dan sari api.

16. Pengikut Ibnu Jan ada beratus ratus ribu, bersuami istri, beranak cucu turun

temurun, sifatnya masih roh halus. Ibnu Jan amat berwibawa Keadaan kerajaannya

aman sejahtera. Segala sesuatu yang diinginkan lekas ada.

17. Adat kebiasaannya suka menjalankan perbuatan durhaka, malas bekerja,

berbuat sekehendak hatinya, m engingkari segala sifat kebesaran Tuhan. Mereka

mendiami bumi sampai 80.000 tahu n, kemudian mendapat murka Tuhan.

Page 10: Manik Maya

18. Akibat dari pada murka ini negaranya menja di rusak. Ibnu Jan beserta

pengikutnya meninggal dilanda air. Sesudah itu yang m enjadi raja adalah malaikat

Ngijrail yang telah lama mengalami hidup mulia, temp at tinggalnya disorga.

19. Malaikat Ngijrail sebagai pimpinan para malaikat ingi n mengetahui keadaan

bawah langit. Dengan diantar 700.000 malaikat ia turun kebu mi, sampailah ia

dibawah langit yang pertama

20. Malaikat Ngijail bertakwa dihad apan Tuhan hingga 1.000 tahun. Sesudah itu

ia minta Izin kepada Tuhan Yang Maha Esa ingin mengetahui keadaan dibawah

langit maka ia diiringi oleh penganutnya ya ng berjumlah ratusan nbu itu turun

kebumi. Kisah sebelumnya malaikat Ngijrail it u bertempat tinggal disorga.

21. Genap 1.000 tahun malaikat Ngijrail menempati s ebuah bumi ia beserta

pengikutnya pindah kebumi yang lain. Selanjutnya ia pindah kebumi yang lain lagi.

Begitulah sampai ketujuh bumi pernah didiami. Masin masi ng bumi itu didiami

selama 1.000 tahun. Maka samapai meliputi bertempat tinggal ditujuh bumi makan

waktu 7.000 tahun. Masing masing pasangan bumi dan langit men yambut baik

kedatangan Ngijrail beserta pengikutnya.

22. Begitu Ngijrail sampai dibumi hatinya amat tertarik keadaan dibumi sehingga

keadaan disorga terlupakan. Ia pergi mengelilingi bumi melihat lihat hutan rimba.

belantara, gunung gunung dengan lereng serta tebingnya, dan laut samudera.

23. Ia amat terpesona kepada t ingkah dan gerak gerik binatang rimba. Mereka

berkejar kejaran. Disamping itu ia masih ingat juga bersujud kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

24. Ngijrajil suka memper hatikan saat terbenamnya matahari, sinar bulan

purnama dan bintang bertaburan ya ng gemerlapan diangkasa raya. Kesukaan

Ngijrail beserta pengikutnya mengembara m engelilingi bumi dari arah timur

sampai barat telah didatangi semua tak ada yang ketinggalan.

25. Sekali peristiwa dalam bepergian mengembara itu diantara pengi kutnya ada

yang mengingatkan Ngijrail, bahwa telah lama kami sekalian meninggalk an sorga,

menetap dibumi, jangan jangan dimarahi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Page 11: Manik Maya

26. Ngijrail menerima baik peringatan dari penganutnya itu. Ia berterima kasih atas

p eringatan itu. Ia benjanji bila lama perjalanan mereka telah 7.000 tahun akan ke

mbali kesorga.

27. Para malaikat yang jumlahnya 700.000 itu sependapat dengan ke hendak dari

Ngijrail itu. Mereka patuh mengikuti perintah Ngijrail sampai dimana pun juga.

Alkisah Tuhan Yang Maha Esa menghendaki terciptanya manusia pertarna (Adam).

28. Tuhan memerintahkan kepada malaikat Jabarail mengambil tujuh jenis t anah

sebagai bahan untuk menciptakan adanya Adam. Malaikat Jabarail segera turun

kebumi. Pada saat ia menukik kebumi itu bumi bertanya.

29. Pertanyaannya itu me ngapa malaikat Jabarail mengambil tujuh macam tanah

sebagai bahan menciptakan Ad am. Bumi tidak rela jika sebagian dari padanya

diambil untuk dijadikan bahan Adam, karena ia tahu bahwa nantinya Adam akan

mene rima murka Tuhan Yang Maha Esa.

30. Jabarail sangat tidak menduga bahwa bumi tid ak mau diperlakukan

sebagaimana difirmankan Tuhan Yang Maha Esa. Ia segera kemba li menghadap

Tuhan menyatakan bahwa bumi tidak dapat menerima atas perlakuan itu . Bila

dipaksa juga bumi akan melawan.

31. Tuhan Yang Maha Esa beralih memerinta hkan kepada Mikail untuk

mengambil tujuh macam tanah. Mikail mengindahkan perint ah Tuhan itu. Segera

ia turun kebumi. Sebelum Mikail mengambil tujuh macam tanah itu, oleh bumi

kepadanya lebih dahulu disodori pertanyaan apa maksud kedatangan nya itu.

32. Lalu dikatakan bila Mikail mau mengarnbil sebagian dari padanya ia amat

tidak rela. Kalau toh dipaksa maka ia menjatuhkan laknat. Keadaan ini menja

dikan Mikail tidak berani menjalankan tugasnya. Ia kembali kehadapan Tuhan

melap orkan bahwa bumi amat tidak rela jika sebagian dari padanya diambil

meskipun pen gambilan itu atas perintah Tuhan Yang Maha Esa.

33. Tuhan Yang Maha Esa segera b erfirman kepada Ngisrafil memerintahkan agar

segera ia kebumi mengambil tanah. N gisrafil mengindahkan perintah Tuhan,

segera ia turun kebumi. Sebelum ia melaksa nakan perintah. Tuhan Yang Maha

Page 12: Manik Maya

Esa itu, bumi telah mendahului berkata seperti a pa yang pernah ia katakan kepada

Mikail dahulu.

34. Ngisrafil segera kembali men ghadap Tuhan, disana ia melaporkan bahwa bumi

tidak rela jika sebagian dari pada nya diambli oleh Ngisrafil. Maka Tuhan beralih

memerintahkan kepada Ngijroil.

Page 13: Manik Maya

II I. PUPUH PANGKUR

01. Tuhan memerintahkan kepada Ngijroil agar turun kebumi menga mbil tujuh

tanah (jenis tanah) berwarna merah, biru, hijau, dan merah jambu agak ungu

(kapuranta), dadu (warna coklat bercampur kuning contoh gambar pegunungan

dipeta), hitam, dan putih. Ngijroil segera berangkat, tak lama kemudian sampaila h

dibumi.

02. Sebelum Ngijroil mengatakan apa maksud kedatangannya, bumi telah m

endahului bertanya, apa maksudmu hendak mengambil sebagian dari padaku, aku

sung guh tidak merelakan. Apabila anda memaksanya aku akan mengutuk anda.

Maka segera kembalilah.”

03. Sahut Ngijroil, apa katamu hai bumi aku sekedar menjalani firman Tuhan.

Bagaimana akan menyanggahnya. Andaikata kamu meronta ronta sekalipun aku

sanggup menguasaimu. Segala kekuasaan ada padaku. Bumi tinggal diam saja. 04.

M alaikat Ngijroil segera mengambil tujuh jenis tanah dibawa terbang membubung

dia ngkasa. Serta Ngijroil sampai dihadapan Tuhan. Tuhan lalu berfirman,

“tiadakah kam u dikutuk oleh bumi tatkala mengambil tanah.”

05. Malaikat Ngijroil berdatang sembah kepada Tuhan bahwa bumi melemparkan

banyak kutukan kepadanya, tetapi tidak di hiraukannya. Terus saja Ngijroil

membawa tujuh jenis tanah bumi. Ternyata bumi t idak angkat bicara.

06. Selanjutnya Tuhan Yang Maha Esa menetapkan bahwa Ngijrai i nantinya

dipercayakan mengambil arwah semua dikelak kemudian hari apabila mere ka

meninggal dunia.

07. Lagi pula ia dipercayai mengepalai semua malaikat yang menjaga daun daun

saj aratil muntoha di lokil makful. Jumlah malaekat itu berjuta juta. Itu semua menj

adi anak buah Ngijrail. Mereka semua tergolong rnalaikat pengatur maut.

08. Tuju h macam tanah itu yang semula berwarna putih, merah, kapuranta, biru,

ungu, hijau, dan kuning lalu diremas menjadi satu. Tanah yang semula ada yang

kasar, sedan g dan halus Setelah dicampur dan dilumat lalu berubah bentuknya

menjadi menyerup ai lumpur.

Page 14: Manik Maya

09. Lumpur itu mengandung berbagai unsur yaitu ada unsur angin, unsur api, unsur

bumi, unsur air, dan unsur roh Muhammad. Segala umat Tuhan dikuasai oleh roh

Muhammad.

10. Tuhan Yang Maha Esa memberikan nasihat kepada Ngijroil ba hwa manusia

itu ditakdirkan didunia dalam keadaan berlain lainan, namun mereka d ihadapan

Tuhan serta di lokil mahful sama wewenangnya, meskipun diantara mereka itu

jasmaniahnya ada yang ditakdirkan buruk dan pula yang ditakdirkan baik.

11. Orang bangsawan maupun kebanyakan, orang miskin maupun kaya, cerdik

maupun bodoh , tinggi maupun rendah kedudukannya pria maupun wanita, mereka

itu juga sama dih adapan Tuhan. Kemudian adonan yang ujudnya menyerupai

lumpur tersebut lalu diben tuk sedemikian rupa sehingga ninyerupai bentuk tubuh

manusia. Jangka untuk membe ntuk tubuh ini membutuhkan waktu 40 tahun.

12. Ketika adonan lumpur itu selesai dibentuk menjadi tubuh manusia bertepatan

pada hari Jum’at. Tubuh manusia ini berw ajah sangat tampan. Tinggi badannya

mencapai 60 hasta. Kemudian Tuhan memerintah kan kepada malaikat Ngijroil

agar memanggang tubuh itu.

13. Adapun tempat pemang gangan itu didesa Jolokang yaitu antara Mekah dan

tanah Nglaib. Malaikat Ngijroi l mengindahkan perintah Tuhan itu. Penugasan

Tuhan terhadap malaikat Ngijroil in i dibantu oleh malaikat Jabarail, Mingkail, dan

Ngisrafil. Tubuh itu mereka bawa kebumi, terus diletakkan di Polongkang serta

dijaganya.

14. Tubuh itu mereka je mur ditengah terik matahari. Alkisah malaikat Ijajil demi

mendengar bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan tujuh Adam yang saat

itu sedang dijemur lalu ber kata dalam hati

15. Jika demikian Tuhan akan menciptakan bentuk umat lain disorg a yang

nantinya akan menggeser kerajaannya. Dan yang diangkat menjadi raja tentu nya

Adam. Malaikat Ijajil beserta pengikutnya lalu meninjau bentuk tapel Adam di

desa Tolongkang yang terletak diantara Mekah dan Nglaib.

Page 15: Manik Maya

16. Malaikat Ijajil tel ah menyaksikan keadaan tapel Adam yang sangat bagus serta

tiada bandingnya dari seluruh isi bumi itu. Ia terus masuk kedalam tapel Adam.

Sampai didalam malaikat Ijajil sempat mengelilingi kesegenap tapel Adam tersebut.

17. Setelah tubuh itu rata dikeilingi tahulah malaikat Ijajil akan kehebatan isi tubuh

tapel Adam itu . Ijajil melihat bahwa didalam perut tapel Adam tersebut terdapat

sebuah banguna n berbentuk rumah megah. Bangunan itu sangat indah bagikan

indahnya bunga tanjun g. Oleh Ijajil bangunan itu didekati dan ia berlutut disitu,

tetapi pada waktu a kan masuk ternyata rumah megah itu tidak berhasil dimasuki.

18. Oleh karena itu Ijajil lalu keluar dari tubuh tapel Adam tersebut. Ketika telah

tiba diluar Ijaj il lalu menceniterakan peristiwa yang baru dialami itu kepada

pengikutnya yaitu 700.000 malaikat. Dikatakan pula kepada para pengikutnya

bahwa sebagai raja yang pertama kali, dia belum pemah menyaksikan keadaan

yang seperti itu.

19. Isi badan tapel Adam memiliki sifat sifat yang serba lebih dari yang lain. P

adanya memiliki sifat sifat dan sifat besar sampai dengan sifat sekecil kecilnya .

Kemegahannya bagaikan kemegahan tujuh langit, yang menggambarkan

keagungan Tuh an. Kemegahan itu sama halnya dengan keagungan lokil mahful

(tempat yang indah d an terjaga, tempat penyimpanan ayat ayat wahyu Tuhan).

20. Isi tujuh buah langit yang berujud bintang bintang yang bertebaran, matahari,

dan bulan merata memenu hi angkasa. Lagi pula disana terdapat neraka. Itu semua

digambarkan sebagat ruma h megah yang tiada berpintu tidak dapat dimasukkinya

bahkan sebelum sampai didek at bangunan itu badan terasa lunglai tiada berdaya.

21. Jika dipaksakan untuk ma suk, bahkan badan merasa semakin lemah. Pada

hemat saya (Ijajil) itulah dikarena kan kesaktian Illahi. Karena kesaktian itu aku

tak mampu mendekatinya. Ijajil la lu minta pendapat para pengikutnya.

22. “Seandainya Tuhan memerintahkan menyembah kepada Adam apakah kalian

mau mengindahkan perintah itu?” Mendengar pertanyaan itu maka para malaikat

pengikut Ijajil yang jumlahnya 700.000 itu menjawab serentak , “Bagaimana kami

akan tidak mau menjalaninya, padahal itu memang sudah kuwajiban dari umat

Tuhan”.

Page 16: Manik Maya

23. Mau tidak mau perintah Tuhan itu harus dijalankan. Kata Ijaj il, “Bagiku

perintah itu tidak akan saya jalankan. Meskipun Tuhan memerintahkan dengan

sangat namun tetap tidak akan saya kerjakan, sebab menurut hematku perbuata n

semacam itu akan menurunkan martabatku.

24. Saya ini terjadi dari api. Oleh ka rena itu jika dipaksa menghormat kepada sari

bumi tidak akan mungkin mau. Padaha l bumi itu hanyalah tempat tumbuhnya

bermacam macam tumbuh tumbuhan, tempat tert ampungnya bau busuk, anyir dan

kotoran. Kesemuanya itu menjadi pengotor bumi bea ka. Hal itulah yang

menjadikan aku tidak mau menghormat Adam, andaikata dimarahi sekalipun aku

tetap tidak mau melakukan.”

25. Alkisah Tuhan Yang Maha Esa berkena n memerintahkan kepada keempat

malaikat yaitu Jabarail, Mikail, Ngisrofil dan Ng ijroil agar membawakan nyawa

Adam turun kebumi, dan nyawa itu diletakkan diatast alam emas.

26. Keempat malaikat tersebut lalu segera berangkat. Begitu sampai di

Longkangan nyawa yang mereka bawa itu langsung diletakkan dekat hidung tapel

Ad am. Berkat kekuasaan Tuhan maka tapel Adam itulalu dapat bergerak.

27. Selanjutn ya para malaikat tersebut bermaksud akan memasukkan nyawa tadi

pada tubuh Adam. Ketika tubuh Adam akan diangkat oleh malaikat ternyata terasa

terlalu berat. Ole h karena itu tubuh Adam lalu diangkat oleh dua malaikat,

anehnya tubuh Adam itu terasa semakin bertambah berat sehingga mereka tidak

berhasil mengangkatnya.

28. Tubuh tapel Adam yang sangat berat itu keadaan bagian dalamnya sangat

sempit. K etika nyawa tadi dipaksa dimasukkan kedalamnya ternyata tidak dapat.

Nyawa berke hendak masuk lewat lubang hidung. Pada waktu nyawa itu baru

menempel lubang hidu ng, tapel Adam itu lalu bersin.

29. Akibat dari bersin itu bagian bagian tubuh t apel Adam terlepas, kepala, bahu,

telapak tangan, siku, pantat, lutut, dan telap ak kaki lepas dari tubuh tapel Adam.

Tuhan Yang Maha Esa lalu memerintahkan kepa da keempat malaikat untuk

memasang / memulihkan kembali tubuh yang terpisah itu tadi.

Page 17: Manik Maya

30. Bagian tubuh yang lepas porak poranda itu segera dikumpulkan oleh mala ikat,

kemudian dipasang lagi sehingga pulih kembaliseperti sediakala. Tuhan Yang

Maha Esa mengajarkan kepada Adam setelah pulih akibat dari bersinnya iti untuk

mengucapkan Alhamdulillah.

31. pm.

32. Tuhan Yang Maha Kuasa memerintahkan kepada Adam agar mengucap Iyya k

a na’budu waiyya ka nasta’in. Saat itu tubuh Adam telah menjadi kuat, lengkap

dengan ruas ruasnya.

33. Udara keluar dan masuk melalui hidung, ini dikatakan pernafas an. Dengan

bernafas itu terjadilah hidup. Adam lalu dinobatkan menjadi Nabi berg elar Nabi

Adam. Padanya ada segala kekuasaan sejak yang besar sampai dengan keku asaan

yang terkecil. Nabi Adam dihadap semua malaikat. Tempat mereka menghadap a

da yang disebelah kanan, disebelah kiri, didepan, dan dibelakang.

34. Para malai kat terlalu sayang dan hormat kepada Nabi Adam. Mereka

mengucapkan tabarakallahu yang artinya Nabi Adam sangat berguna, dan mereka

pandang sebagai Nur Muhammad. Tuhan memerintahkan kepada para malaikat

agar mereka menganggapnya sebagai Nur Muhammad.

35. Ia aku jadikan manusia pertama yang menjadi nenek moyang para manu sia

seterusnya. Tentang rohnya adalah roh Muhammad yang kedudukannya sebagai

pen gejawantahan Tuhan Yang Maha Esa.

36. Tuhan Yang Maha Esa memerintahkan kepada J abarail agar mengambil

pakaian yang serba gemerlapan. Jabarail segera berangkat. Tak lama kemudian

Jabarail segera kembali membawa pakaian yang serba cemerlang. Pakaian tersebut

segera dikenakan kepada tapel Adam.

37. Makutho (pakaian pada kepala sebagai tanda kehormatan) serba keemasan

sehingga nampak indah. Dan makut ho ini terpancarlah cahaya cemerlang.

Dikenakan juga bebadhong (pakaian yang dip akai sebãgai penguat letaknya

makutho) yang bertahtakan mutiara mutu manikam, ulur ulur (pakaian semacam

pita emas yang dikalungkan pada leher memanjang sampai di depan perut)

Page 18: Manik Maya

bergelang kelat bahu (sejenis gelang yang diterapkan pada lengan at as), anting

anting yang dihiasi dengan mutu manikam, dan baju keemasan.

38. Semu a pakaian itu nampak gemerlapan. Ia menggunakan juga kampuh

(semacam kain yang d ibuat sampai empat kali lipat panjang kain biasa, berbentuk

seperti kain biasa) yang bersulamkan emas sehingga kelihatan sangat indah.

Mengenakan pula alas kaki (selop) yang dihiasi dengan warna yang indah molek

(her bumi her wewehan). Kein dahan serta keagungan pakaian kebesaran itu tak

dapat terkatakan. Begitulah kein dahan pakaian yang dikenakan pada tapel Adam.

39. Semua pakaian yang dikenakan p ada tapel Adam itu tiada yang menyamai

indahnya, baik mengenal jenis macamnya ma upun mutunya.

Page 19: Manik Maya

IV. PUPUH SINOM

01. Tuhan Yang Maha Esa memerintahkan kepada keempat malaikat agar

mengumpulkan semua malaikat yang bertempat tinggal diatas tujuh bumi dan tuju

h langit untuk mengantar Nabi Adam kesorga.

02. Setibanya disorga nan indah Nabi Adam dipersilakan duduk ditempat yang

penuh dengan perhiasan ratna mutu manikam , cahayanya amat cemerlang. Macam

macam mutu manikam itu : ada intan, jamrud, bi duri, mirah, semua mutu

manikam ini memancarkan cahaya sinar gemerlapan. Tak dap at dikatakan lagi

keindahan pakaian yang dikenakan pada tapel Adam itu yang sina rnya memenuhi

ruang tujuh langit.

03. Tuhan Yang Maha Esa bersabda kepada para m alaikat. Mereka diperintahkan

agar mau bersujud kepada Nabi Adam. Dialah yang ak u kuasakan sebagai waliKu,

mengatur segala sesuatu yang ada didalam sorga. Adam berkedudukan sebagai

nabi. Para malaikat lalu bersujud kepada Adam.

04. Para mal aikat itu amat patuhnya, mereka terus bersujud kepada Nabi Adam.

Demikianlah mer eka telah menjalani takwa selama 100 tahun. Hanya malaikat

Ijajil saja yang tak mau melaksanakan perintah Tuhan itu. Memang sikap ingkar ini

telah diniatkan sej ak waktu yang lampau. Ijajil menolak keharusan tunduk kepada

Nabi Adam. Malaikat Ijajil lalu mendapat murka serta kutuk Tuhan YangMaha Esa.

05. Selanjutnya Ngij ajil lau berubah ujud. Ia memiliki bentuk yang serba jelek.

Mukanya reot, mata m elotot bila melihat matanya berkedip kedip, sudut matanya

serong. Kepalanya meng ecil menjadi sebesar canthing. Dahinya lebar. Pundaknya

mengempis. Daun telingan ya kecil, lehernya besar dan panjang.

06. Dadanya sempit, perut buncit, pantat m enonjol, rambut tumbuhnya jarang lagi

pula warnanya merah. Jenggotnya tebal, dag unya runcing. Pangkal lengannya

kurus kering, jarinya sebesar pisang tanduk, kak inya sebesar buah betung.

Tubuhnya pendek lagi kecil. Bi!a berjalan jalannya mem bungkuk serta serong dan

reyot.

Page 20: Manik Maya

07. Kemudian Tuhan berfirman kepada Ijajil bahwa perubahan ujud itu hendaknya

diderita seumur hidup dan turun teniurun karena ía t elah berdosa, yaitu tidak mau

menjalani perintah Tuhan Yang Maha Esa. Lagi pula ia ditakdirkan bahwa kelak

dihari kiamat akan masuk neraka jahanam. Ia bermaksud akan menyanggah

perintah Tuhan itu namun akhirnya ia terpaksa menyerah. Sejak i tu ia lalu berjanji

bahwa untuk selanjutnya akan mengganggu keturunan Adam.

08. Ijajil memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diizinkan mencari teman

masuk ner aka. Tuhan Yang Maha Esa mengizinkan permohonan Ijajil itu, tetapi

dengan syarat hanya mereka yang ingkar kepadanya saja yang boleh diganggu.

Sedang mereka yang bertakwa kepada-Nya Ijajil sama sekaii tidak diperkenankan

mengganggu. Disampin g itu Tuhan memenintahkan bahwa Ijajil tidak

diperkenankan bertempattinggal bers ama manusia.

09. Untuk Ijajil disediakan tempat tinggal didalam jurang, didalam lumpur yang

sulit didatangi, atau didalam kayu kayuan dan perbatuan. Semua anak cucu Ijajil

adalah kafir, mereka digolongkan iblis laknat. Ijajil lalu diasihgka n mereka

digolongkan iblis laknat. Ijajil lalu diasingkan dibawah gunung yang te rletak

didalam neraka.

10. Disana ia tetap menjadi raja, tentaranya adalah para setan (bekasakan). Para

malaikat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merasa sangat jijik melihat

Ijajil setelah mendapat kutuk dari Tuhan itu. Sebab saat i tu Ijajil telah berubah

ujud menjadi sangat buruk yang tiada bandingnya, dan perubahan ujud mi a kan

diikuti anak keturunannya.

11. a. Para malaikat yang semula menjadi anak bua h Ijajil. tidak digolongkan kafir.

Mereka ini selalu bersujud. kepada Tuhan meny atakan rasa syukur. Dalam jangka

waktu 1.000 tahun kemudian para malaikat bekas pengikut Ijajil ini baru

diperkenankan berkumpul dengan para malaikat yaitu golo ngan malaikat yang

tetap bersujud kepada Tuhan. Kepada bekas pengikut Ijajil ini masing masing lalu

diberi tugas. b. Secara bergiliran para malaikat datang meng hadap Nabi Adam.

Sebenarnya didalam hati Nabi Adam merasa tidak senang karena ya ng datang

menghadap itu bukan sesama manusia.

Page 21: Manik Maya

12. Untunglah tidak lama kemudian Nabi Adam mendapat anugerah Tuhan. Tiba

tiba beliau menyaksikan bahwa dari tulan g rusuknya yang terakhir pada lambung

sebelah kiri muncul seorang wanita yang sa ngat cantik. Wanita yang baru saja

muncul ini terus duduk disamping Nabi Adam. S eketika itu Nabi Adam lalu

timbul nafsu birahinya.

13. Wanita itu bernama Ibu Ha wa kecantikan Ibu Hawa melebihi kecantikan para

bidadari yang berada disorga, ca haya kulitnya kuning bagaikan warna emas

diumpan (digosok). Seketika itu juga Na bi Adam mengulurkan tangan untuk

menjamah wanita, tersebut, akan tetapi dihalang i oleh Jabarail.

14. Jabarail mengatakan bahwa saat itu Ibu Hawa belum resmi men jadi istrinya

sehingga haram untuk dijamah. Jabarail menyarankan agar Ibu Hawa i tu dinikah

dahulu. Mendengar saran dari Ijajil itu Nabi Adam lalu menarik tangan nya

kembali. Maka malaikat Jabarail lalu ditunjuk menjadi kaum dalam pernikahann ya,

selanjutnya malaikat Jabarail lalu membimbing akad nikah antara Nabi Adam da n

Ibu Hawa.

15. Setelah pernikahan itu berlangsung Tuhan lalu berfirman yang isi nya

mengangkat Nabi Adam menjadi raja disorga. Tuhan lalu merestui apa yang menj

adi maksud dan tujuan Nabi Adam. Nabi Adam dn Ibu Hawa hanya dikenai satu

pantan gan yaitu tidak dilzinkan mengambil buah kuldi. Dan lagi diperingatkan

bahwa mer eka harus tahu bahwa Ijajil selalu akan menjalankan tipu muslihat dan

godaan. a. Nabi Adam dan Ibu Hawa menerima baik nasehat Tuhan itu. Selang

1.000 tahun kemu dian Ijajil mendengar berita bahwa Nabi Adam telah meniiliki

seorang istri naman ya Ibu Hawa. Saat itu Ijajil masih dipenjarakan dibawah

gunung.

16. Ijajil sanga t tidak senang setelah mengetahui bahwa Nabi Adam telah

dinobatkan menjadi raja disorga. Ia segera berangkat menuju sorga. Ijajil

bermaksud akan masuk sorga tet api tidak dapat karena tidak ada pintu yang

dibuka. Pada saat itu hanya ada sebu ah pintu tertutup yang dikunci lagi pula dijaga

oleh seekor burung merak.

Page 22: Manik Maya

17. Burung merak itu bertengger diataspintu yang dijaganya. Kepalanya terkulai

keluar sedang ekomya beracla didalam sorga. Melihat itu Ijajil tak kehabisan akal.

Ia l alu merubah ujudnya menjadi ulat tahun dan menjalar didepan burung merak

tadi. U lat itu segera dipatuk oleh merak itu kemudian ditelan sehingga masuk

didalam pe rutnya.

18. Setelah sekian lama Ijajil berada didalam perutnya maka merak penjag a pintu

sorga itu merasa akan berhajad besar. Ketika burung merak itu selesai be rhajad,

Ijajil ikut serta keluar terbawa bersama sama keluarnya tinja. Dibelakan g pintu

pertama dari sorga itu terdapat ruang lapis yang lebih dalam tetapi pintu masuknya

tertutup dan dikunci. Ijajil ingin masuk kedalam sorga ruang sebelah da lam itu. Ia

pergi mengelilingi dinding sorga itu tetapi disana tidak terdapat pi ntu yang terbuka.

Yang dijumpai hanya sebuah pintu tertutup yang dijaga oleh see kor naga. Kepala

naga itu terkulai diataspintu, lidahnya menjulur keluar berpija r meliuk liuk kesana

kemari.

19. Taring naga itu mencuat dan rahangnya, keluar d ari mulut. Taring itu sebesar

gading gajah, mengeluarkan air berbisa bercucuran bagaikan hujan lebat. Sedang

matanya membeliak bersinar bagaikan sinar matahari pada tengah hari.

Menghadapi naga yang demikian itu Ijajil merasa ketakutan, Ia tidak berani

mendekatinya. Maka Ijajil lalu mengucapkan manteranya, adapun khasi at dari

mantera ini dapat menghilang dari pandangan.

20. Sesudah itu Ijajil lalu merayap mendekati lubang mulut naga. Ia lalu

menghembus hembus mulut naga itu s ambil memberikan manteranya. Tidak lama

kemudian ular naga itu merasa mengantuk lalu tertidur. Kesempatan ini digunakan

oleh Ijajil untuk masuk kedalam mulut na ga tersebut selanjutnya lalu masuk

kedalam perut. Beberapa lama kemudian naga it u merasa akan berhajad besar.

21. Naga itu jadi berhajat besar. Bersama itu Ijaj il ikut serta terbuang keluar.

Setelah tiba diluar perut naga, Ijajil lalu menam pakkan diri lagi dan saat itu ia

menyamar sebagai malaikat penjaga sorga. Diluar dinding sorga ia berkaparan

sambil merintih menghiba hiba. Rintihan tangis ini membuat terkejut para bidadari

penghuni sorga.

Page 23: Manik Maya

22. Mereka menjadi keheran heran, karena didalam sorga itu pantang terdengar

tangis Dalam hati para bidadari timb ul pertanyaan siapakah gerangan yang

menangis itu. Para bidadari yang berdekatan dengan arah sumber tangis itu lalu

melongok ingin melihatnya. Sementara itu Ibu Hawa pun tertanik juga ingin

melihatnya.

23. Setelah berjumpa dengan yang menan gis, Ibu Hawa lalu bertanya malaikat

apakah dia dan kenapa menangis hingga bergu ling guling. Maka jawab yang

sedang menangis itu bahwa ia telah mendengar berita bahwa Nabi Adam dan ibu

Hawa diasingkan dari sorga serta dikeluarkan dari istan a Tuhan, Pada waktu

berkata itu malaikat Ijajil sambil terisak isak meangis.

24. Dikatakan bahwa ia sangat menaruh iba kepada Nabi Adam yang telah

mendapat kutu k Tuhan tersebut, karena Ibu Hawa dituduh menyeleweng, dengan

malaikat. Padahal apa yang dituduhkan itu tidak sesuai dengan martabat Ibu Hawa.

Selanjutnya Ijaji l yang menjadi pengadu itu menyatakan bahwa dirinya sangat iba

dan belas kasihan kepada Ibu Hawa.

25. Disamping itu pengadu itu mengatakan pula bahwa telah tens iar pula jika Ibu

Hawa itu terjadi dari tulang rusuk yang terakhir pada lambung sebelah kiri Nabi

Adam. Mendengar cerita pengadu yang demikian itu hati Ibu Hawa merasa sangat

terhina. Karena tidak sempat berpikir panjang maka berita itu sem ula terus

dipercaya begitu saja. Tetapi akhirnya Ibu Hawa lalu menanyakan tentan g

kesungguhan cenita itu.

26. Pengadu yang sebenarnya adalah samaran dari Ijajil itu lalu bersumpah apabila

ceriteranya itu tidak benar. mudah mudahan ia mendap at siksa Tuhan. Kemudian

pengadu itu mengatakan bahwa sebenarnya Ia tergolong ma laikat juga. Sumpah

pengadu yang demikian itu membuat Ibu Hawa mempercayai cerit era tersebut

karena dianggap tak mungkin pengadu itu mengingkari.

27. Dengan ter isak isak sambil menghapus air mata yang mengalir bercucuran

pengadu itu selanju tnya menyatakan bahwa karena begitu sayangnya ia kepada

Ibu Hawa maka Ibu Hawa lalu disuruh mengikuti sarannya. Ibu Hawa disarankan

rnak an buah kuldi. Dikatakan bahwa tindakan itu adalah sebagai sarat untuk

Page 24: Manik Maya

menjamin mempertahankan nama baiknya dihadapan Nabi Adam. Dengan

demikian Nabi Adam dan I bu Hawa akan terhindar dari kedurhakaan.

28. Ibu Hawa menyatakan bahwa saran yan g dikemukakan itu adalah larangan

Tuhan. Bagaimana ia akan melaksanakan saran it u, karena harus makan buah

kuldi. Apalagi Ibu Hawa belum pernah melihat sendiri bagaimana ujud buah kuldi

itu. Sambil menghapus air mata dan terisak isak malaik at pengadu itu

menasehatkan meskipun itu larangan tapi demi sarat untuk menghind ari kutuk

Tuhan maka hal itu boleh saja dilakukan.

29. Selanjutnya Ibu Hawa mint a kepastian apakah sarannya itu memang betul.

Malaikat pengadu itu lalu melanjut kan pembicaraannya. Sambil bersumpah ia

mengatakan dengan sungguh sungguh bahwa sarannya itu adalah benar. Rupanya

hasutan ini dapat mengenai sasaran dengan tep at sehingga Ibu Hawa lalu berubah

keyakinan. Ibu Hawa lalu timbul keinginannya u ntuk memakan buah kuldi.

Karena tidak tahu dimana buah kuldi itu. Ibu Hawa lalu bertanya kepada malaikat

pengadu tersebut

30. Dengan diantar oleh malaikat penga du itu Ibu Hawa terus berangkat. Sampai

disana malaikat pengadu lalu menunjukkan pohon kuldi yang dimaksud. Demi

melihat akan buah kuldi Ibu Hawa segera bangkit lah seleranya ingin memakannya.

31. Pada waktu berada dibawah pohon kuldi Ibu Ha wa terus menengadah keatas.

Ia lalu meraih kemudian memtik dua biji buah kuldi. Buah kuldi itu tatkala masih

berada dipohon, tingginya sama dengan tubuh Ibu Haw a. Dengan demikian pada

waktu akan memetik, ubun ubun Ibu Hawa dapat tersentuh b uah kuldi itu.

Selanjutnya buah kuldi yang telah dipetik itu lalu dimakan satu b uah.

32. Bagi Ibu Hawa buah kuldi itu terasa sangat enak rasanya. Pada waktu bua h

kuldi itu telah ditelan dan telah berjalan sampai didada, maka tiba tiba Ibu H awa

jatuh pingsan. Setelah siuman pada bagian dadanya terdapat dua tonjolan dagi ng

montok yang kemudian dinamakan buah dada. Bentuk buah dada itu amat indah.

Ak hirnya ibu Hawa menyadali bahwa perbuatannya yang baru saja dilakukan itu

adalah haram. Oleh karena itu lalu dicari sarana untuk menyucikan, rohaniah dan

jasman iahnya. Sejak saat itulah laiu terjadi ketentuan wudhu dan bersuci sebelum

Page 25: Manik Maya

menge rjakan sholat.

33. Adapun mulai terjadinya pelanggaran terhadap larangan Tuhan i tu dimulai

sejak Ibu Hawa menengadah keatas untuk melihat buah kuldi. Oleh karen a itulah

pada waktu berwudhu muka dibasuh tiga kali. Disamping itu tangan juga h arus

dicuci sebab tangan ini pernah dipakai untuk memetik buah kuldi. Adapun asa l

mulanya ubun ubun diusap tiga kali pada waktu wudhu, karena ubun ubun Ibu

Hawa itu pernah tersentuh buah kuldi.

34. Telinga diusap tiga kali karena telinga it u pernah dipergunakan untuk

menerima hasutan untuk makan buah kuldi dari iblis, musibat yang menyamar

sebagai malaikat sedang menangis. Kaki dibasuh tiga kali k arena dalam usaha

mengambil buah kuldi maka kaki itulah yang dipergunakan berjal an menuju

pohon kuldi. Demikianlah asal mulanya mengapa bagian bagian tersébut dib asuh

dulu sebelum menjalankan sholat.

35. Peristiwa peristiwa lain yang berhubun gan dengan akibat masuknya buah

kuldi kedalam tubuh adalah sebagai berikut. Kare na kecapaian tubuh lalu

mengeluarkan keringat padahal tubuh itu pernah kemasukan buah kuldi sehingga

badan perlu disucikan (jinabad) Wanita dewasa tiap bulan mengalami haid

mengelua rkan darah yang asal mulanya dari buah kuldi. Sehabis haid seorang

wanita wajib jinabad. Air susu juga berasal dari buah kuldi oleh karena itu sehabis

membeii a ir tetek wajib bagiwanita itu membersihkan teteknya. Nabi Adam selalu

mengagungk an nama Tuhan, memberikan : zakat fitrah, dan menjalankan ibadah

puasa.

36. Ibu Hawa setelah makan sebutir buah kuldi itu lalu pulang sambil membawa

buah kuldi yang satunya dan akan diberikan kepada Nabi Adam. Sedang Ijajil yang

selama itu selalu menyamar sebagai makhluk yang selalu menangis, tiba tiba lalu

berubah mem perlihatkan bentuk aslinya sepeninggal Ibu Hawa. Selanjutnya Ijajil

lalu kembali kegunung dasar.

37. Ibu Hawa setelah tiba dihadapan Nabi Adam lalu menyerahkan buah kuldi

yang satu itu. Seketika itu Nabi Adam lalu memperingatkan dengan pert anyaan

apakah ibu Hawa telah lupa akan larangan Tuhan pada beberapa waktu yang lalu.

Page 26: Manik Maya

Sehingga berani mengambil buah kuldi.

38. Ibu Hawa menjawab, bahwa ia tidak melupakan firrnanTuhan itu. Ibu Hawa

lalu menceriterakan tentang adanya malaika t yang datang menangis nangis, karena

sayangnya kepada Nabi Adam dan ibu Hawa. M alaikat itu menyeyogyakan agar

Nabi Adam dan Ibu Hawa mau makan buah kuldi, untu k menghindari murka

Tuhan.

39. Pada waktu menyampaikan pernyataan itu, malaikat pengadu berkata dengan

sungguh sungguh sambil menambah berbagai keterangan yang diukuti dengan

bersumpah. Dalam menguraikan hal tersebut, malaikat pengadu menya takan rela

dirinya mendapat siksaan Tuhan, apabila pernyataan itu tidak benar. I a

menambahkan penjelasan bahwa ia sendiri telah makan sebuah untuk penangkal

mur ka Tuhan .

40. Nabi Adam menerima baik permintaan Ibu Hawa itu. Ia lalu minta ag ar buah

kuldi diserahkan. Nabi Adam lalu memakannya dan dirasakannya buah itu sa ngat

nikmat. Pada waktu buah itu telah ditelan dan kira kira baru sampai pada ba gian

leher tiba tiba Nabi jatuh pingsan.

41. Sejak itu terjadilah benjolan pada lehernya yang kemudian benjolan itu

dinamakan jakun (kolomenjing). Sedang air bu ah kuldi itu berubah menjadi air

mani. Tidak antara lama Nabi Adam lalu siuman, saat itu Nabi Adam dan Ibu.

Hawa lalu mendapat murka Tuhan akibatnya pakaian yan g mereka kenakan hilang

dari tubuhnya.

Page 27: Manik Maya

V. PUPUH MASKUMAMBANG

01. Keadaan Nabi Ad am dan Ibu Hawa sangat mengibakan sebab sudah tidak

berbusana lagi, sehingga tingkah mereka serba malu malu. Kemana saja mereka

pergi jalannya selalu mengungsut .

02. Bila terkena terik sinar matahari tidak ada tempat berteduh bagi mereka, l agi

pula tidak ada daun untuk penutup auratnya.

03. Pohon pohonan selalu mencaci maki kepada Adam dan Hawa. Nabi Adam dan

Ibu Hawa tidak diperkenankan mendekati nya karena telah menjadi orang durhaka.

04. Pohon pohonan itu mengatakan bahwa N abi Adam dan ibu Hawa terlihat.

Dosa karena menuruti hasutan iblis. Oleh karena itu akibat buruknya biarlah

ditanggung sendiri, jangan sampai melibatkan orang lain.

05. Pohon pohonan itu melarang Nabi Adam dan Ibu Hawa mendekatnya karena

dikhawa tirkan jika akan menularkan dosanya. Karena tak ada yang mau didekati

maka kedua nya lalu pergi dengan cara mengingsut ingsut.

06. Rupanya lalu ada sebatang poho n yang menaruh iba kepada Nabi Adam dan

Ibu Hawa namanya pohon Ajir. Pohon ini m emperbolehkan Nabi Adam dan Ibu

Hawa untuk memetik daunnya.

07. Nabi Adam dan Ib u Hawa lalu mendekat kepada pohon ajir itu. Keduanya

terus memetik daun dan poho n itu kemudian dipergunakan untuk menutup

auratnya yaitu antara pusat sampai lut ut.

08. Sejak dipetik itu maka daun daun yang lain dan pohon ajir itu lalu mengg ulung,

selanjutnya pohon ajir itu lalu dinamakan pohon cemara.

09. Ada lagi poho n kayu lain yang menaruh belas kasihan kepada Nabi Adam dan

Ibu Hawa karena poho n ini menyaksikan sendiri bahwa kemana pun mereka

berjalan selalu tidak mendapat tempat untuk berteduh.

10. Pohon itu namanya pohon garu, ia memanggil manggil A dam dan Hawa

menyuruh berlindung dibawah rindangnya daun kayu yang amat lebat it u.

Page 28: Manik Maya

11. Anehnya pada saat Nabi Adam dan Ibu Hawa tiba didekatnya tiba tiba daun p

ohon itu menjadi musna sedang batangnya menjadi mengecil.

12. Tuhan Yang Maha Su ci memerintahkan Jabarail agar membawa Nabi Adam

dan Ibu Hawa turun kebumi.

13. Penurunan Nabi Adam dan Ibu Hawa kebumi itu disertai kayu naga merak,

kayu gatu, dan kayu ajir

14. Oleh malaikat Jabarail Nabi Adam diturunkan dipuncak gunung S randil

sedang Ibu Hawa diturunkan ditanah Siyem di Merak Naga ditengah hutan bel

antara.

15. Pohon pohon kayu yang diikut sertakan turun kebumi itu lalu ditempat kan

digunung gunung. Nabi Adam menjadi sangat bertaubat kepada Tuhan Yang Maha

E sa.

16. Gunung Srandil disebut juga tanah Selan. Kelak kemudian hari tanah Selan

menjadi sebuah negeri yang diberi nama negeri Srandil Selang Selan.

17. Siang d an malam Nabi Adam selalu menangis memikirkan perpisahannya

dengan istrinya yait u Ibu Hawa yang saat itu tidak diketahui dengan pasti dimana

ia berada.

18. Air mata Nabi Adam yang jatuh bercucuran bagaikan jatuhnya air hujan

kebumi itu lalu berubah ujud menjadi, mirah (Intan yang berwarna merah), maka

diseluruh tanah S elan lalu berserakan yang letaknya tersebar.

19. Mirah mirah itu kelihatan amat indah. Pada waktu Nabi Adam melihat

keangkasa maka ketujuh buah langit nampak de ngan jelas.

20. Langit itu sama sekali tidak kelihatan sebagai langit melainkan sebagai lohkil

mahful pada sajaratul mustoha.

21. Pada surat takdir Adam yang te rtera dalam kitab yang tersimpan di lohkil

mahful telah disebut nasib Nabi Adam. Disitu disebutkan bahwa Adam akan

mengalami luka nestapa, kesukaran, keprihatin an, dan kemudian sampai juga

kebahagiaannya.

Page 29: Manik Maya

22. Disitu tercatat juga segala kej adian sejak sebelum dilahirkan sampai dengan

meninggalnya dan kehidupan seseoran g. Dan tertera juga tentang suka dukanya.

23. Nabi Adam lalu bersujud ditanah. U ntuk mendapatkan belas kasihan dari

Tuhan ia berdoa mengucapkan ikrar Tuhan Maha Belas Kasihan.

24. Bunyi dari pada doa itu begini : Sala.mnna ampusana wain lam tagfir, lana

patar kamna, lalakumana minalki, sirin paning. Doa itu kiranya art inya begini.

25. Ya Tuhan hamba sendirilah yang telah berbuat khilaf, hamba mohon belas

kasih an dari paduka, Tuhan. Apa bila kami tidak Tuhan karuniai ampun niscaya

hamba ak an celakâ.

26. Hamba mohon belas kasihan dari paduka Tuhan. Pada saat Nabi Adam am at

tekun bersujud, berdoa karena mendapat murka dari Tuhan itu, yang berakibatka n

baginya diturunkan kebumi.

27. Peristiwa itu terjadi pada tanggal tiga bulan M uharam. Sejak itu, siang dan

malam Nabi Adam bersujud, berdoa mohon ampun.

28. A lkisah telah 100 tahun Nabi Adam berada dipuncak gunung Srandil tanah

Selan. Sua tu ketika tepatnya pada saat fajar Nabi Adam sedang melakukan sholat

dua rokaat kemudian salam.

29. Bersamaan waktu itu Tuhan Yang Maha Esa berfirman kepada mal aikat

Jabarail untuk memberikan ampun kepada Nabi Adam. Disamping itu malaikat J

abarail diperintahkan mencari Ibu Hawa sampai ketemu.

30. Tersebutlah keadaan Ib u Hawa ditanah Siyam. Disana ia sangat menderita

siang malam ia kerjanya hanya m enagis. Air matanya yang bercucuran itu

berjatuhan dibumi, dan berubah menjadi mirah.

31. Jabarail diperintahkan oleh Tuhan menjumpai Ibu Hawa untuk memberikan

ampun. Kepada Ibu Hawa Jabarail memberitahukan bahwa Nabi Adam berada di

Mekah

32. Kemudian malaikat Jabarail lalu mengantar Ibu Hawa ke Mekah. Pada masa itu

ke adaan bumi masih utuh, belum terpisah pisah oleh laut.

Page 30: Manik Maya

33. Dari timur sampai bar at tidak terdapat laut karena semuanya masih berujud

daratan. Peristiwa bumi ter pisah pisah oleh laut terjadi pada jaman Nabi Nuh.

Pada waktu itu terjadi gempa hebat sehingga mengakibatkan tanah terendam air.

34. Sejak adanya gempa itu bumi lalu terpisah pisah menjadi pulau pulau. Karena

kodrat Illahi pulau pulau itu a da yang luas dan ada pula yang kecil.

35. Alkisah Nabi Adam dan Ibu Hawa masing masing telah satu tahun lamanya

menempuh perjalanan menuju Mekah.

36. Keduanya b ertemu dipadang Tarwiyah dikaki gunung Arfat. Pertemuan ini

membuat mereka bersy ukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keduanya lalu

berpelukan sambil menangis.

37. S etelah Nabi Adam dan Ibu Hawa berhasil dikaki gunung Arfat maka malaikat

Jabarai l meninggalkan mereka

Page 31: Manik Maya

VI. PUPUH MEGATRUH

01. Nabi Adam dan Ibu Hawa menjelajahi tanah Arab bertamasya. Perjalanannya

diteruskan kebarat daya, sampai di Negeri Rum lalu keutara sampai dibukit Barjah.

02. Dari Barjah diteruskan ke Kasnia Male bar. Sampai disini keduanya lalu

berhenti. Berkat rahmat Tuhan disini mereka men emukan sebuah batu besar yang

berongga, mirip dengan sebuah gua.

03. Pada bagian dalam dari batu itu terdapat alat alat yang diperlukan dalam

kebutuhan hidup. D idalam rongga itu keadaannya sangat indah, berpetak petak

halus bagaikan pernah diketam lubang batu itu berpintu.

04. Pinta batu itu berbentuk sekeping batu pul a. Bagian atas dan bagian bawah

pintu itu seperti ada engselnya sehingga pintu i tu mudah untuk membuka dan

menutupnya. Disebelah kiri dan kanan pintu itu terdapat air mengalit yang berasa l

dari sebuah kolam yang terletak dibarat pintu tadi.

05. Adapun batu gua itu le taknya ditepi sungai yang airnya jernih, didataran pasir

yang luas ditengah teng ah hutan Dihutan itu terdapat pohon pohon besar yang

dihuni binatang rimba. Disi tulah Nabi Adam dan Ibu Hawa istirahat.

06. Sebagai insan yang takwa kepada Nabi (Maha Zul) Nabi Adam dan Ibu Hawa

lalu menjalankan kewajiban sembahyang. Pada s aat Nabi Adam sedang bersujud

itu tiba tiba mendekatlah malaikat Jabarail. Kedat angannya adalah atas perintah

Illahi yaitu untuk menyerahkan kembali pakaian keb esarannya semasa menjadi

raja disorga.

07. Pakaian kebesaran itu dalam keadaan l engkap, tak ada yang berkurang, dan

semuanya masih utuh, ujudnya ada makuta, bad hong, anting anting, kelat bau,

binggel, kampuh, seluar, dan baju kebesaran.

08. Tidak ketinggalan pula diserahkan kepada Ibu Hawa pakaian keputrian yang

juga d alam keadaan lengkap, Jabarail lalu menyampaikan firman Tuhan yaitu

mengangkat N abi Adam menjadi raja.

Page 32: Manik Maya

09. Bersamaan itu juga disampaikan anugerah dari Tuhan be rupa tanda bukti

sebagai raja. Barang ini kelak akan diwariskan kepada anak cucu Nabi Adam yang

beruntung diangkat menjadi raja.

10. Adapun tanda bukti kebesara n sebagai raja itu berupa sepuluh buah kitab.

Dipesankan hendaknya isi dari kita b kitab itu disebar luaskan kepada anak cucu,

para pegawai, serta para hamba sah aya. Dan lagi diamanatkan agar mereka tiap

tiap bulan melakukan puasa selama tig a hari yaitu pada akhir bulan.

11. Nabi Adam sangat mengindahkan amanat Tuhan ya ng disampaikan oleh

malaikat Jabarail itu. Selesai menyampaikan amanat dari Tuha n tersebut maka

malaikat Jabarail lalu meninggalkan tempat itu.

12. Dikisahkan b ahwa sesudah itu Nabi Adam tiap tahun berputerakan sepasang

bayi, yaitu seorang laki laki dan seorang lagi perempuan.

13. Setelah putranya genap empat puluh pas ang Nabi Adam ini berkehendak

mengawinkan putra putrinya secara selang seling de ngan tujuan yang kurang baik

wajahnya biar mendapat pasangan yang baik. Maksud N abi Adam mi ternyata

bertentangan dengan kehendak Ibu Hawa.

14. Ibu Hawa berkehe ndak bahwa putra yang berwajah baik dikawinkan dengan

yang baik pula, sedang yan g buruk dengan yang buruk pula. Antara Nabi Adam

dan Ibu Hawa sama sama teguh me mpertahankan pendapatnya.

15. Untuk mempertahankan pendapatnya Ibu Hawa mengguna kan dalih bahwa

hanya dia sendirilah yang membina dan mengasiuh putra putranya p ada waktu

masih bayi. Nabi Adam tak pernah membantu pekerjaan Ibu Hawa itu.

16. Nabi Adam menanggapi ucapan Ihu Hawa tersebut dengan kata kata yang enak

didenga r. Beliau mengutarakan suatu cerita untuk menentukan sikap apakah

diantara dia b erdua yang pantas menerima karunia Tuhan. Ibu Hawa meminta

hendaknya jangan meny angkal uraian ceriteranya Beginilah centera dari Nabi

Adam itu : a. Diceriteraka n bahwa keduanya telah mengeluarkan rahsa (darah)

kama yang kemudian lalu dimasu kkan kedalam suatu tempat yang disebut cupu

Page 33: Manik Maya

manik Astogino Cupu itu lalu disimpa n dengan baik. Kemudian Tuhan lalu

menemui mereka yang sedang berselisih paham i tu.

17. Setelah penyimpanan itu genap sembilan bulan maka cupu manik tersebut la lu

dibuka. Ternyata yang berasal dari Nabi Adam telah membentuk seorang orok tet

api hanya terdiri dari tulang dan otot saja.

18. Orok tadi berkelamin laki laki. Sedang yang berasal dari Ibu Hawa tidak menj

adi orok melainkan masih berujud onggokan darah. Pada saat itu juga

menghembusla h angin sepoi sepoi. Hanya sampai sekianlah perwujudan rahnat

Tuhan.

19. Karena hembusan angin yang sepoi sepoi itu maka karunia Tuhan untuk Adam

lalu menjadi l engkap ujudnya. Karunia Tuhan untuk Adam tersebut telah ada kulit,

daging, dan o tot darahnya sebingga terjadilah orok yang tampan rupawan.

Selanjutnya orok itu lalu diberi nama Baginda Sis. Sedang karunia Tuhan untuk

Hawa tetap saja keadaan nya.

20. Selanjutnya bertiuplah angin yang kian lama makin deras. Sesudah itu la lu

datang suara yang tidak diketahul asal dan ujudnya suara itu menggema kesegal a

arah.

21. Tentang sumber suara itu juga tidak menetap tempatnya, dan saat data ngnya

pada waktu lepas tengah malam. Adakalanya suara itu kedengaran jauh. Suara

tersebut disebut Rijalolah, merupakan suara gaib, dan tidak dapat disaksikan de

ngan indera. Cupu bekas tempat menaruh rahsa kama tersebut akhirnya hilang

terba wa angin.

22. Setelah cupu itu menghilang lalu datanglah seekor naga, dinamakan naga

Jatingarang, sebenarnya naga itu berasal dari kotoran cupu manik Astagina y ang

telah menghilang itu. Kemana saja Rijalolah itu pergi, naga itu selalu menge jar

akan memangsanya.

23. Untuk menghindari agar tidak dapat ditangkap oleh naga Jatingarang maka

Rijalolah menggunakan perisai cupu manik bekas tempat tercipta nya Baginda Sis.

Cupu tersebut adalah yang semula telah hilang terbawa angin. Cu pu manik yang

selalu dipergunakan sebagai perisai oleh Rijalolah, itu juga selal u dihembus oleh

topan badai dan akhirnya cupu manik itu terjatuh dibumi. Setelah sampai dibumi

Page 34: Manik Maya

cupu itu lalu berubah menjadi orang laki laki dan perempuan.

24. Yang laki laki keadaan tubuhnya besar lagi tinggi. Tingginya hampir setinggi

lan git. Apabila ia melewati samudera meskipun ditempat yang terdalam maka

hanya sam pai dipergelangan saja bagian kakinya yang terendam.

25. Lelaki yang sangat ting gi itu bernama Nunukkenangon. Ia kemudian menjadi

raja besar dinegeri Jabarin, l etaknya dikaki langit. Bala perjurit raja

Nunukkenangon adalah anak cucunya, yan g badan mereka sebesar gunung.

26. Mereka itu pada umumnya berumur panjang hingg a mencapai umur 4.000

tahun. Kelak kemudian hari mereka ini menjadi musuh nabi. Raja Nunukkenangon

menjadi raja hingga akhir hayatnya. Setelah raja Nunukkenango n ini meninggal

maka jenazahnya oleh malaikat Jabarail lalu dikalungi gunung yan g telah

berlubang.

27. + 28. Ibu Hawa melihat tanda karunia Tuhan miliknya telah hilang tak

berbekas karena dihembus angin. Kejadian ini membuat ia lalu menyera h dan

mengikuti apa kehendak Nabi Adam yaitu menjodohkan putra putrinya secara b

erseling seling. Sampai sekian berakhirlah cerita Nabi Adam kepada Ibu Hawa.

Lam a kelamaan Nabi Sis menjadi dewasa. Wajahnya tampan, cerah cahayanya

seperti bul an purnama.

28. Warna kulitnya kuning. Pandangan matanya jernih dan terang pikir annya

cerdik cendekia.

29. Pada suatu ketika ayahanda Nabi Sis berkata kepadanya memerintahkan agar

Nabi Sis mohon benih dari sorga mulia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nabi Sis

mengindahkan perintah ayahnya itu. Ia lalu pergi kegunung untuk bersujud.

30. Dalam sujudnya itu dia berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar permo

honannya dikabulkan. Kemudian Jabarail memerintahkan kepada bidadari agar

membawa benih yang diletakkan diatas talam emas berhiaskan mutu manikam.

31 . Ada bermacam macam biji yang ditaruh diatas talam emas tersebut. Malaikat

Jaba rail menyampaikan salam kedatangannya kepada Nabi Sis. Nabi Sis lalu

menyambut s alam Jabarail itu. Kemudian Jabarail memberikan sebutir buah.

Page 35: Manik Maya

32. Selanjutnya ma laikat Jabarail mengajak pulang Nabi Sis karena ia ingin

bertemu dengan ayah Nab i Sis. Mereka lalu berangkat.

33. Setelah tiba ditempat yang dituju malaikat Jab arail lalu memberi salam kepada

Nabi Adam. Sesudah itu Nabi Adam lalu mempersila kan duduk kepada malaikat

Jabarail.

34. Malaikat Jabarail lalu menyatakan bahwa kedatangannya adalah atas perintah

Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menyerahkan biji kepada Nabi Sis. Disamping itu

pada kesempatan itu pula malaikat Jabarail juga m enyerahkan bidadari agar

dijadikan istri Nabi Sis. Menghadapi peristiwa ini Nabi Adam lalu mengambil

sikap tangannya untuk memegang kepala kemudian bersujud kep ada Tuhan Yang

Maha Kuasa.

35. Nabi Sis pun lalu mengikuti jejak ayahnya. Ia men yatakan terima kasihnya

kepada Tuhan yang telah berkenan memberi anugerah kepada nya. Bidadari itu

lalu segera dinikahkan dengan Nabi Sis. Sedang yang bertindak sebagai kaum

adalah malaikat Jabarail. Sejak itu bidadari yang cantik molek itu telah diserahkan

sepenuhnya dari Tuhan kepada Nabi Sis.

36. Mengenai kerukunan p erkawinan Nabi Sis dengan bidadari itu tidak

diceriterakan lebih lanjut. Sekali penistiwa Tuhan memerintahkan Jabarail untuk

menganugerahkan besi dan baja denga n pengharapan kedua benda itu setelah

dicampur akan menjadi senjata. Dengan senj ata tersebut maka apa yang mereka

inginkan akan terkabul.

37. Malaikat Jabarail lalu mengajarkan kepada Nabi Adam tentang bagaimana

caranya menjadi pandai besi. Kemudian malailkat Jabarail menyerahkan segala

alat alat untuk menjadi pandai besi. Nabi Adam lalu mulai menggunakan

kecakapannya sebagai pandai besi.

Page 36: Manik Maya

VII. PUP UH DURMO

01. Nabi Adam telah menjadi pandai besi. Para putranya membantu melayan i

beliau. Dalam melakukan pekerjaan itu malaikat Jabarail bertindak sebagai pela

tihnya. Api yang dipergunakan dalam pekerjaan itu diambilkan api dari neraka ole

h malaikat Jabarail. Sedang sebagai pelengkap persiapan air diambilkan air dari

tujuh buah laut.

02. Pada waktu belum biasa mereka tidak tahan mendekat api yang berasal dari

neraka itu, sebab api itu sangat panas. Masing masing anak cucu Ad am lalu diberi

tugas tertentu. Ada yang bertugas sebagai tukang membesarkan api, ada yang

bertugas sebagai tukang membuat benda benda tajam (panjak), dan ada la gi yang

bertugas mengikir dan menggerinda besi. Sehingga besi itu dapat menjadi senjata

tajam yang diinginkan.

03. Hasil dari pekerjaan itu ada yang menjadi sab it panjang (kudhi), cangkul,

sabit, pangot, pisau, sejenis pisau (seking), paran g, kampak, gobang, beliung,

pahat, penguthik. Sedang peralatan orang bersawah be rupa besi bajak, cangkul,

linggis (sula), dan wangkil. Setelah semua pekerjaan i tu dapat dilakukan oleh anak

cucu Adam maka malaikat Jabarail lalu pergi.

04. Anak cucu Nabi Adam lalu melakukan pertanian. Diantaranya ada yang

menanam p adi huma (padi gogo), ada lagi yang menanam padi sawah. Selain itu

mereka juga m enanam bermacam macam tanaman yang bijinya berasal dari sorga.

Setelah semua bij i yang berasal dari sorga tersebut telah ditebarkan lalu

tumbuhlah bermacam maca m tanaman. Diantaranya ada yang menjadi tanaman

yang hidup menjalar ditanah (pol o kesimpar), dan ada pula yang menjadi pohon

pohonan yang tidak berumur panjang serta buahnya berada diatas(polo gumantung).

05. Dimana saja semua biji itu dapa t tumbuh, dengan baik. Putra Nabi Adam telah

lengkap menjadi delapan puluh orang , mereka terdiri dan laki laki serta

perempuan dan berpasangan. Mereka ini semua nya telah beranak. Selanjutnya

mereka lalu diseyogyakan memilih tempat untuk kel uarganya sesuai dengan

keinginan masing masing.

Page 37: Manik Maya

06. Sejak itu ditanah tanah yang jauh sekalipun telah dihuni oleh anak cucu Nabi

Adam. Disana mereka membuat rum ah lengkap dengan halamannya, serta

mengadakan sawah ladang untuk ditanami benih . Mereka lalu membentuk

pedukuhan itu makin bertambah banyak sehingga perlu memb entuk pedukuhan

baru.

07. Karena makin bertambahnya desa desa baru., Maka Nabi A dam lalu

membentuk sebuah negeri, yaitu negeri Kusnia Malebari. Alkisah, sekali peristiwa

Ijajil yang beristana didasar gunung ingin mempersembahkan putrinya. P utri Ijajil

ini sedang menginjak usia remaja. Wajahnya cantik jelita.

08. Untuk mencapai tujuannya itu, Ijajil menampakkan diri sebagai orang tua

bangka. Ia ber pakaian secara pendeta gunung. Pakaiannya serba hijau, kelihatan

amat indah. Ia membawa tongkat ajimat. Pada tongkat itu terdapat senjata tajam,

kecil, serta me ngandung kesaktian (cis).

09. Ijajil lau memerintahkan kepada putrinya agar sege ra berbusana dan menghias

diri karena akan dipersembahkan kepada putra Nabi Adam . Dinasihatkan oleh

malaikat Ijajil agar ia pandai membawakan diri. Sesudah itu lalu berangkatlah

malaikat Ijajil mengantar putri remajanya.

10. Dalam waktu sek ejap mata saja malaikat Ijajil beserta anaknya telah sampai

dihadapan Nabi Adam. Ijajil segera memberi salam. Salam Ijajil itu disambut

dengan salam juga oleh N abi Adam. Kemudian Nabi Adam lalu mempersilahkan

Ijajil agar duduk didekatnya.

1 1. Setelah keduanya duduk bersama diatas kursi kebesaran. Ijajil lalu bersembah

kepada Nabi Adam. Selanjutnya ia lalu mengutarakan maksud kedatangannya

yaitu un tuk menyerahkan putri remajanya agar diperistri oleh Sis yaitu putra Nabi

Adam.

12. Saat itu Nabi Adam telah tahu apa kehendak Illahi berdasarkan pendidikan aga

ma (amanat tabliq). Diketahui bahwa Sis yang kelak menjadi wakil Tuhan akan

mempunyai keturunan yang memiliki mantera mantera jahat.

Page 38: Manik Maya

13. Putri haul yang indah i tu telah dipertemukan dengan Sis. Setelah putrinya

dinikah, Ijajil lalu minta di ri kepada Nabi Adam akan kembali ketempatnya yaitu

didasar gunung.

14. Kehidupan perkawinan Sis dengan kedua istrinya yaitu putri Ijajil dan bidadari

boleh dika takan saling berkasihan. Kedua istri Sis ini lalu hamil.

15. Setelah genap usia kehamilan maka keduanya lalu melahirkan pada saat pagi

hari bersamaan dengan ter bitnya matahari, putranya lalu dinamakan Yanas.

Sedang putri Ijajil melahirkan p ada waktu petang hari bersamaan dengan

tenggelamnya matahari, putranya tidak ber ujud bayi melainkan berujud cahaya.

16. Nabi Adam sangat gembira atas kelahiran kedua cucunya itu. Cucu yang kedua

i tu diberi nama Nurcahyo. Yanas lahir diantara waktu malam dan siang hari

sedang Nurcahyo lahir pada waktu antara siang dan malam hari. Kedua cucunya itu

sangat dikasih sayangi.

17. Kedua cucu tersebut diasuh oleh kakeknya hingga dewasa. Men genai

diasuhnya kedua orang cucu itu diceriterakan dalam kitab Ayul Lilin. Pada saat itu

Nabi Adam menjalani puasa lima kali.

18. Nabi Adam bertakhta menjadi ra ja dinegeri Malebari hingga 700 tahun,

Kemudian digantikan oleh anak, cucu, cici t, dan canggah. Dalam jangka waktu

7.000 tahun. Anak cucu Nabi Adam telah berkem bang biak hingga banyak sekali

jumlahnya.

19. Tersebutlah dalam ceritera bahwa s alah seorang putra Nabi Adam ada yang

ingkar terhadap peraturan ayahandanya yait u Abil, yang berwajah tampan. Abil

telah membunuh Kabil yang juga putra Nabi Ada m tetapi wajahnya jelek Setelah

Kabil terbunuh maka lalu istrinya diambil oleh A bil. Perbuatan Abil ini karena

hasutan Ijajil.

20. Abil membunuh Kabil dengan ca ra memukul dengan batu pada bagian

kepalanya hingga pecah. Karena perbuatannya i tu maka Abil lalu mendapat

hukuman Tuhan, ia lalu dihimpit bumi. Kemudian ada la gi dua pasang putra Nabi

Page 39: Manik Maya

Adam yang karena hasutan Ijajil lalu melarikan diri dar i lingkungan keluarga Nabi

Adam.

21. Mereka yang melarikan diri ini lalu menyemb ah kepada berhala. Selanjutnya

ada putra putra Nabi Adam yang lain, yang mengiku i perbuatan dua pasang putra

yang lain tersebut. Dengan demikian anak cucu Nabi Adam lalu merata ketanah

tanah yang terbentang dari timur sampai barat. Mereka l alu bergolong golong dan

mendirikan kerajaan.

22. Suatu ketika Tuhan memerintahk an malaikat Jabarail untuk menyebarkan

bermacam macam batu mutiara yang selanjut nya oleh anak cucu Nabi Adam batu

mutiara itu lalu dijadikan perhiasan. Penyebar an itu dibuat merata ditanah tanah

dari ufuk timur sampai ufuk barat.

23. Disamp ing itu disebarkan pula bahan baku untuk dijadikan emas, besi, dan

perak. Bahan bahan baku itu ada yang dijatuhkan digunung gunung, ada yang

dijatuhkan disungai sungai, dan ada lagi yang dijatuhkan dilaut laut. Masing

masing negeri mendapat bagian bahan baku yang disebarkan itu.

24. Suatu ketika Nabi Adam memanggil ked ua orang cucunya yaltu Yanas dan

Nurcahyo. Mereka diperintahikan naik sorga untu k menggambar keadaan disana

lengkap dengan isinya.

25. Keduanya diberitahu bahwa untuk kesorga itu jalan yang harus ditempuh

adalah melewati sungai Nil dari ara h muara terus menyusur kehulu. Dihulu sungai

itulah terletak sorga Kedua cucu Na bi Adam itu menyambut baik petunjuk Nabi

Adam tersebut. Mereka lalu berangkat, B egitu tiba disungai Nil mereka lalu

menyusur kearah hulu.

26. Akhirnya perjalana n mereka sampai dipersimpangan sungai Nil. Disini

terdapat dua cabang sungai, ya ng satu kearah kiri sedang yang satunya lagi kearah

kanan Cabang yang kiri alira nnya berasal dan neraka sedang yang kanan alirannya

berasal dari sorga. Kedua cucu Nabi Adam tersebut berhenti dipersimpangan

sungai ini. Kemudian Nurcahyo memi nta kepada Yanas agar bersedia menunggu

ditempat itu.

Page 40: Manik Maya

27. Tetapi usul Nurcahyo ini tidak dapat diterima oleh Yanas. Akhirnya Nurcahyo

lalu menyarankan bahwa ia akan menuju arah hulu lewat cabãng sungai yang

kekiri, s edang Yanas akan pergi kehulu lewat cabang sungai yang kekanan. Yanas

menyetujui saran Nurcahyo tersebut. Selanjutnya Yanas lalu mengemukakan pesan

bahwa siapa saja diantara mereka berdua yang lebih dulu tiba kembali agar

menunggu dipersimp angan sungai tersebut, jangan sampai meninggalkan.

28. Nurcahyo menyetujui pesan kakaknya itu. Sesudah itu mereka lalu berangkat

sesuai dengan rencana yang tela h diatur berdua. Tersebutlah kisah perjalanan

Nurcahyo, sejak berpisah dengan Ya nas. Ia terus bergerak kearah hulu lewat

cabang sungai yang kekiri. Dalam hati i a merasa heran kenapa semaikin kehulu

airnya semakin terasa panas. kemudian ia m elihat sebuah gunung yang tinggi dan

besarnya seolah olah menyentuh langit.

29. Puncak dari gunung itu merupakan tutup neraka. Dan puncak gunung yang

sangat bes ar itu keluarlah asap dan asap itu kemudian mengembun ditutup neraka.

Embun tadi akhirnya mengalir melingkari gunung menjadi sungai. Sekarang

Nurcahyo haru tahu mengapa air itu makin kehulu makin bertambah panas karena

menjadi kelanjutan da n tutup neraka diujung sungai Nil.

30. Air itu sangat panas, lebih panas dari ai r mendidih, serta mengeluarkan asap.

Gunung yang sudah diceriterakan itu. bernam a Selap. Disitu terdapat perbatuan

yang amat keras sekeras baja. Karena kerasnya batuan itu tidak dapat pecah

walaupun dipijit dengan apapun. Puncak gunung itu selalu kelihatan membara.

31. Air itu melewati tempat dibawah neraka. Itulah seb abnya keadaannya sangat

panas. Nurcahyo merasa bahwa dirinya tak tahan menderita panas itu sehingga ia

lalu mematung dan tak dapat berkata sepatah pun.

32. Dice riterakan bahwa Ijajil menjadi maharaja membawahi para raja yang

berjumlah tujuh juta orang raja, gelarnya Dhatu Muntha. Pada saat Ijajil melihat

cucunya dalam keadaan kepayahan ia lalu memanggil dari atas.

33. Dalam kata kata panggilannya itu Ijajil memberitahu kepada Nurcahyo bahwa

ia adalah kakeknya yang sedang meng harapkan kedatangannya. Nurcahyo demi

mendengar suara itu lalu memandang kepunca k gunung. Ia melihat bahwa yang

Page 41: Manik Maya

memanggil itu adalah seorang kakek yang berada d ipuncak gunung.

34. Nurcahyo lalu menanyakan siapakah dia yang berada dipuncak g unung

didalam api membara itu. Kemudian Nurcahyo menyatakan bahwa dirinya tidak

mampu mendatangi puncak gunung tersebut. Karena pernyataan Nurcahyo itu

maka Ija jil lalu menjulurkan tongkatnya yang dapat memanjang menyentuh bumi.

35. Nurcahy o segera menyambut tongkat yang dijulurkan itu. Ijajil segera menarik

kembali to ngkat itu sehingga dalam waktu sekejap saja Nurcahyo telah berada

didepan kakekn ya.

36. Ijajil menyambut kedatangan cucunya sambil memberi salam. Sesudah itu la lu

memberi tahu bahwa ia adalah kakeknya yaitu ayahnya ibu Nurcahyo. Dan dicerit

erakan pula bahwa dia menjadi raja yang istananya terletak didasar gunung.

37. Ijajil telah mengerti bahwa Nurcahyo dan Yanas ditugaskan oleh kakeknya

(Nabi Ada m) untuk menggambar suasana sorga. Pada waktu sampai

dipersimpangan sungai Nil m ereka menjadi bimbang, dan kemudian tejadi

perselisihan pendapat..

38. Akhirnya mereka lalu bersepakat yaitu Nurcahyo akan menempuh jalan lewat

cabang sungai ya ng kekiri sedang Yanas lewat cabang sungai yang kekanan.

Kemudian Ijajil memberi tahukan kepada Nurcahyo bahwa jalan yang ia tempuh

itu sesat, yang betul adalah jalan yang ditempuh Yanas. Dengan demikian

Nurcahyo tak mungkin dapat sampai sorga.

39. Demi mendengar pernyataan kakeknya itu Nurc ahyo menjadi sangat menyesal

dan susah hatinya. Ia lalu menundukkan kepalanya sa mbil menahan keluarnya air

mata. Ijajil pada waktu melihat cucunya bersusah hati itu lalu menghibur.

40. Dikatakan bahwa Nurcahyo tidak perlu bersusah hati seba b ia akan

mendampingnya Dan dijanjikan bahwa Nurcahyo akan diberi pelajaran mant era

mantera yang berasal dari anugerah Tuhan.

41. Ijajil menceriterakan bahwa di rinya telah dicipta lebih dahulu sebelum Tuhan

mencipta bumi dan langit. Karena Nurcahyo telah menangkap apa yang diuraikan

oleh kakeknya itu maka ia lalu menya takan bahwa dirinya tidak akan menyanggah

Page 42: Manik Maya

kehendaknya. Sesudah itu Nurcahyo lalu diberi pelajaran segala macam ilmu

kesaktian Berkat kecerdasannya maka Nurcahyo dapat menguasai pelajaran yang

diberikan oleh kakeknya itu.

42. Karena pelajara n yang diberikan oleh kakeknya itu maka ia mampu terbang,

dapat menghilang berga nti rupa, dapat masuk kedalam bumi, dapat masuk

kedalam air tanpa basah, dapat m asuk api membara tanpa merasa panas, pendek

kata segala kesukaran dapat diatasi.

43. Selanjutnya Ijajil lalu membuat gambaran sorga. Dalam waktu sebentar gambar

itu telah jadi dan hasilnya tepat dengan keadaan sorga yang sebenarnya, sedikit pun

tak ada selisihnya. Hal ini bisa terjadi karena Ijajil pernah menjadi raja di sorga.

Ijajil lalu menyerahkan keadaan gambar disorga itu kepada Nurcahyo.

44. Kemudian Ijajil memerintahkan Nurcahyo agar pulang menghadap kakeknya

(Nabi Adam) . Dikatakan bahwa gambar itu tidak berbeda dengan gambar yang

dibuat oleh Yanas.

45. Kepada Nurcahyo dipesankan agar apabila bertemu dengan kakaknya supaya

meng atakan bahwa gambar itu adalah anugerah Tuhan. Diberitahukan pula bahwa

Nurcahyo akan tiba lebih dahulu dipersimpangan sungai Nil, Tetapi Nurcahyo

diminta menun ggu kakaknya disitu agar dapat bersama sama menghadap Nabi

Adam. Nurcahyo mengin dahkan segala nasehat Ijajil tersebut. Ia lalu bersujud.

Dalam waktu singkat Nur cahyo telah tiba dipersimpangan sungai Nil.

46. Tersebutlah perjalanan Yanas yan g menuju hulu sungai Nil dengan mengambil

jalan cabang sungai yang kekanan. Wakt u itu telah tiba disorga ia terus

menggambar suasana disorga.

47. Yanas bertempa t tinggal diatas dinding jalal sambil memohon pertolongan

Tuhan dan mengucapkan rapal yang berbunyi Laillahaillalloh rasululloh. Setelah

pekerjaan menggambar it u selesai Yanas lalu keluar dari sorga.

48. Begitu Yanas keluar dari sorga maka ia telah berada dihulu sungai Nil kembali

Selanjutnya ia lalu bergerak kearah hi lir dan akhirnya sampailah ia

dipersimpangan sungai Nil Disitu Yanas tidak melih at adiknya, tetapi ia dapat

Page 43: Manik Maya

dengan jelas mendengar suara dan seseorang yang pada pokoknya memberi salam

atas kedatangannya serta menyatakan telah lama menunggu.

49. Yanas langsung dapat memastikan bahwa suara itu ialah suara adiknya, Nurcah

yo, Yanas lalu menanyakan mengapa Nurcahyo tidak terlihat. Tiba tiba Nurcahyo

la lu menampakkan diri dihadapan Yanas.

50. Seketika itu Nurcahyo lalu dipeluk Yana s. Kemudian. Yanas menanyakan

mengapa ia dapat menghilang, dan kemudian dapat me nampakkan diri

lagi.Nurcahyo lalu menerangkan bahwa ia baru saja bertemu dengan Tuhan Yang

Maha Esa.

51. Lebih lanjut Nurcahyo menerangkan bahwa dalam pertemuannya dengan

Tuhan itu ia dianugerahi kesaktian : sehingga ia dapat menghilang, dapat

menampakkan diri kembali, dapat terbang diangkasa, dapat masuk kedalam bumi,

dapat masuk dalam a ir tanpa basah, tahan masuk kedalam api membara tanpa

merasakan panas.

52. Yanas menanggapi ceritera adiknya dengan pernyataan rasa bersukur.

Kemudian Yanas menanyakan apakah Nurcahyo berhasil juga mendapatkan

gambar keadaan sorga, Nurcahyo menjawab bahwa atas karunia Tuhan maka ia

berhasil mendapatkan gambaran keadaan disorga.

53. Selanjutnya Nurcahyo lalu ganti bertanya kepada kakaknya apakah di a juga

tela mendapatkan gambaran keadaan disorga Yanas menjawab bahwa ia telah b

erhasil sampai disorga serta telah mendapatkan keadaan gambar disana.

54. Kemudi an Yanas lalu mengajak adiknya agar mereka berdua bersama sama

menghadap kakekny a (Nabi Adam) yang selama itu pasti telah menanti nanti

kedatangan mereka. Untuk mempercepat perjalanan menghadap kakaknya itu

maka Nurcahyo lalu menawarkan apa bila kakaknya bersedia maka ia akan dibawa

terbang.

55. Yanas tidak berkebeatan atas tawaran adiknya itu sehingga Nurcahyo lalu

terbang sambil membawa kakaknya. Dalam waktu yang pendek mereka telah

sampai dihadapan Nabi Adam.

Page 44: Manik Maya

VIII. PUPUH PU CUNG.

01. Yanas dan Nurcahyo bersama sama berdatang sembah kepada kakeknya.

Sedang Nabi Adam terus memeluk kedua cucunya itu sambil mengusap usap

kepalanya.

02. Pada waktu memeluk kedua cucunya itu Nabi Adam sambil mengucapkan

salam atas ke datangannya. Kedua orang cucu itu lalu mengucapkan terima kasih

yang sebesar bes arnya atas sambutan kakeknya itu.

03. + 04. Kemudian Yanas dan Nurcahyo lalu dip ersilahkan duduk didepan Nabi

Adam, serta disaksikan oleh anak keturunan Nabi Ad am yang lain.

04. pm.

05. Selanjutnya Nabi Adam lalu menanyakan tentang hasilper jalanannya pada

wãktu mereka ditugaskan menggambar keadaan disorga. Mereka menjawa b

bahwa berkat doa restu Nabi Adam maka selamatlah perjalanannya serta berhasil

menyelesaikan tugasnya.

06. Kernudian Yanas menceriterakan tentang sikap mereka pada waktu tiba

dipersimpangan sungai Nil yang akhinya Nurcahyo pergi kehulu menempuh

cabang yang kekiri sedang ia sendiri menempuh cabang yang kekanan.

07. Tem yata perjalanan mereka selamat tanpa mengalami halangan satu pun.

Mereka berdua sampai disorga. Masing masing disana menggambar apa saja yang

terlihat dengan le ngkap.

08. Yanas menyatakan pula bahwa Nurcahyo setelah sampai dihulu terus samp ai

disorga, Dan disana Nurcahyo dianugerahi Tuhan gambar keadaan disorga.

09. pm .

10. Saat itu anak keturunan Nabi Adam yang hadir lalu dipersilakan mengamati g

ambar sorga tersebut. Mereka lalu duduk memenuhi tempat itu dengan posisi

meling kar sehingga mengelilingi gambar sorga tersebut.

Page 45: Manik Maya

11. Kedua buah gambar itu dibuka lebar lebar. Keduanya diamati betul betul dari

bawah Sampai diatasmengenai bentuk dan coraknya. Ternyata gambar itu banyak

kemi ripannya.

12. Pada waktu mengamati gambar surgar milik Janas, mereka melihat ada nya

sinar memancar amat cemenlang dari gambar tersebut. Mereka lalu duduk meling

kar mengelilingi gambar tersebut.

13. Dalam gambar itu terbayang rasa kemegahan, keagungan (dinding jalal) Tuhan

Yang Maha Esa. Dinding jalal itu dapat dihayati dari nikmatnya kata kata mutiara

yang berbunyi Laa Illahaa Ilalah Mohammadar Ro sulullah.

14. Karena menghayati susunan kata mutiara itu, maka Nabi Adam dan ana k

cucunya selain mengagungkan asma Tuhan Robbil Alamin.

15. Kemudian Nabi Adani berkata kepada putranya yaitu Sis. Beliau menyatakan

bahwa gambar yang diserahka n diperoleh dari Nurcahyo, yaitu putra Sis dari

perkawnannya dengan putri dari I jajil atau Tamimasar Raja digunung dasar.

16. Gambar surga itu hanya minip denga n gambar hasil jenih payah yang dicapai

oleh Yanas putra Sis, atas perkawinannya dengan bidadari. Kekurangan mengenai

tidak lengkapnya gambar surga dari Nurcahy o (cucu Ijajil) yaitu dari gambar

Nurcahyo, tanpa memancarkan sinar gaib dan tan pa kata mutiara, penyanjung

kemegahan, keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

17. Dikata kan bahwa Ijajil memiliki mantera mantera yang berakibat pemilik

mantera itu mam pu menghilang, dapat menampakkan diri lagi, dapat terbang

diangkasa, dapat menye lam dalam air tanpa basah, tidak hangus terkena api, dapat

masuk kedalam bumi se hingga mampu menimbulkan gempa. Pokoknya semua

kepandaian Ijajil telah diajarkan kepada Nurcahyo.

18. Selanjutnya Nabi Adam memberitahukah kepada Sis (putranya) , menurut

pengamatan mata hatinya, terhadap langkah langkah yang ditempuh keyaki nannya

sendini, antara Nurcahyo dan Yanas sampai dengan terwaris kepada anak cuc u,

cicit dan seterusnya, kedua belah pihak akan selalu bermusuhan, berlawanan, b aik

langkah maupun pola berfikirnya.

Page 46: Manik Maya

19. Antara Nurcahyo dan Yanas, meskipun sam a sama putra Sis, namun sampai

dengan keturunannya, telah ditakdirkan kedua bela h pihak akan selalu terjadi

selisih pendapat, saling bermusuhan. Nurcahyo putra Sis atas pernikahannya

dengan anak Ijajil, dalam upaya menggambar surga mengambi l langkah kekiri.

Yanas putra Sis atas perkawinannya dengan bidadari, mengenai u paya untuk

tujuan yang sama, mengambil langkah jalan kekanan. Maka dalam usahany a

selalu bertolak belakang. Hanya dalam suasana surga sejati anugerah Illahi, de

ngan penghayatan perasaan jujur kedua belah pihak dapat menikrnati Surga

tersebut. Wallahu Alam bi sawab.

20. Keturunan Nurcahyo yang keenam kelak akan menduduk i takhta Kahyangan

Jonggring Saloko. Dialah yang nanitinya akan menentukan nasib (kodrat) manusia

dibumi sebagai Wakil dari Sang Hyang Widi serta bergelar Betar a Guru.

21. Adapun Nurcahyo sampai keturunannya yang kelima menjalani alam perja

njian, mereka tergolong petugas kaum petunjuk.

22. Oleh karena itu Nabi Adam lal u menasehatkan kepada Sis agar merelakan

perpisahan antara Nurcahyo dengan sauda ra saudaranya.

23. Nasihat itu dijawab oleh Nabi Sis bahwa mengenai hal tersebut ia menyerahkan

kepada takdir Hyang Widi. Ia menyetujui nasehat ayahandanya. Kem udian Nabi

Adam memberitahu kepada cucunya yaitu Nurcahyo.

24. Oleh kakeknya Nur cahyo disuruh beijalan kearah timur. Ditempat yang

ditunjuk itu terdapat wilayah yang masih kosong, letaknya tidak jauh dari tanah

Yam. Disanalah ia akan melanjutkan penyelesaian gambar yang telah

dianugerahkan Hyang Widi kepadanya.

25. Nurcahyo diminta mematuhi kehendak Hyang Widi untuk melengk api gambar

sorga miliknya, sebab pada gambar itu belum ada lapal yang isinya men

gagungkan asma Allah sebagaimana halnya gambar milik Yanas, Nabi Adam

memberitah u pula bahwa kelak ditempatnya yang baru itu segaa kehendaknya

akan terkabul.

Page 47: Manik Maya

26 . Nurchyo terus mengambil gambar miliknya. Sesudah itu ia bersujud kepada

kakekn ya kemudian ayah bundanya. Dengan Yanas ia berpelukan cukup lama.

27. Sesudah it u Nurcahyo lalu pergi. Dalam waktu singkat ia telah sampai

digunung dasar. Saat itu ia sangat bersedih hati karena harus berpisah dengan ayah

bunda dan saudaran ya.

28. Setelah Nurcahyo pergi Nabi Adam masih duduk diatassinggasana emasnya ya

ng bernama Padmasana, singgasana ini adalah anugerah Tuhan waktu disorga.

29. Si nggasana ini dihias dengan batu mulia yang menyinarkan cahaya

gemerlapan sehingg a menrangi segala arah. Cahaya Padmasana ini dapat

mengimbangi cahaya matahari.

30. Diatas Padmasana itu Nabi Adam lalu mengajarkan isi dan sepuluh buah kitab

m iliknya kepada para putranya. Selanjutnya pada tiap tiap hari isi dari sepuluh k

itab tersebut diajarkan kepada anak cucunya sehingga lama kelamaan isi kitab itu

telah mereka kuasai.

31. Kemudian isi dari sepuluh buah kitab itu lalu disebar luaskan. Nabi Sis diberi

lima puluh kitab oleh Tuhan.

32. Sesudah Nabi Sis mener ima lima puluh buah kitab itu Nabi Adam bermaksud

akan turun takhta. Putra yang ditunjuk menjadi penggantinya yaitu Kayumutu.

Sedang Nabi Sis lalu mendalami aga ma.

33. Tentang cenitera mengenai yang mengambil jalan kekanan yaitu Yanas, pema

hamannya diserahkan kepada para santri.

34. Konon ceniteranya mengenai yang meng ambil jalan lewat jalan kekiri yaitu

Nurcahyo, dalam peijalanannya telah bentemu dengan kakeknya yaitu Ijajil yang

bergelar Prabu Tamimasar.

35. Nurcahyo lalu b ersujud pada kaki kakeknya sambil menangis. Ia meratap

menghiba hiba.

36. Melihat cucunya yang sedang susah itu Prabu Tamimasar lalu menghibur,

Nurcahyo diberit ahu bahwa sudah lazim bagi orang yang ingin hidup harus

Page 48: Manik Maya

terlebih dahulu memulai dengan keprihatinan. Begitulah menurut pendapat

kakeknya.

37. Selanjutnya Nurcahyo disarankan agar mentaati amanat kakeknya yaitu Nabi

Adam. Jika amanat itu dil aksanakan mudah mudahan kelak mendapat kebahagiaan

sebagai karunia dari Tuhan.

38. Prabu Tamimasar lalu mengajak Nurcahyo ke Lulmat lebih dahulu. Lulmat

adalah tempat air penghidup. Disitulah Nurcahyo akan dimandikan agar tidak

mengalami ke matian.

39. Kemudian berangkatlah keduanya. Dalam waktu sekejap mata saja mereka

telah tiba diLulmat. Nurcahyo akan dimandikan dengan air yang mengakibatkan

keb al akan mati.

40. Tatkala sampai di Lulmat itu Ijajil terperanjat. Melihat bahwa penjaga Lulmat,

yaitu sumber air kebal mati itu, ternyata adalah para malaikat bekas anak buahnya.

Ia lalu berkata kepada cucunya.

41. Ia merasa malu kepada para malaikat yang tunggu disitu. sebab mereka itu ada

lah anak buahnya semasa ia menjadi raja disorga.

42. Oleh karena itu Nurcahyo di perintahkan datang sendiri ke Lulmat itu. Ijajil

menunjukkan bahwa air yang haru s dipakai untuk mandi itu adalah air yang

berwarna berkilau kilauan seperti sina r matahari.

43. Ijajil hanya bersedia mengawasi dari tempat ia berdiri itu saja. Nurcahyo pun

lalu berjalan sendirian menuju tempat air penghidup. Kedatangan Nurcahyo

ditempat air penghidupan itu dilihat oleh para malaikat yang tunggu.

44. Mereka melihat adanya perwujudan bercahaya ditepi air yang dijaganya. Para

malai kat itu lalu mendekati. Akan tetapi pada waktu akan dipegang tiba tiba

perwujuda n itu lalu menghindar.

45. Para malaikat lalu menanyakan kepada perwujudan yang bercahya itu apa

perlunya mandi ditepi Lulmat tersebut, pada hal perwujudan itu hanya berupa

cahaya. Para malaikat itu menduga bahwa perwujudan itu bukan bintan g, bukan

Page 49: Manik Maya

daru, tetapi adalah cahaya manusia belaka.

46. Tetapi andaikata perwuju dan itu cahaya manusia manakah perlengkapannya

yang disebut Nur Muhammad yang me mpunyai sinar cerah. Para malaikat itu lalu

bertanya siapakah sebenarnya dia.

47 . Nurcahyo lalu memberi jawaban bahwa kedatangannya adalah untuk mandi.

Jawaban itu membuat para malaikat tersebut lalu menyerang Nurcahyo sehingga

terpentallah ia.

48. Pada waktu terpental itu Nurcahyo lalu melepas api yang kemudian mengen ai

para rnalaikat, dan dengan mudah para malaikat itu terkena api.

49. Dengan suara lantang para malaikat yang tunggu itu menanyakan siapakah

nama dia yang bersikap terlalu berani itu. Pertanyaan itu terus dijawab bahwa dia

bernama Nurcahyo .

50. Kemudian Nurcahyo lalu melepas panahnya sehingga timbullah awan gelap.

Tin dakan ini ia lakukan dengan maksud agar para malaikat itu tidak mengetahui

tatkal a Nurcahyo sedang mandi.

51. Para malaikat yang menunggu Lulmat mengatakan bahwa Nurcahyo sedang

memperlihatkan kesaktiannya. Meskipun Nurcahyo dapat menunjukka n

kesaktiannya tetapi para malaikat itu yakin bahwa Nurcahyo tidak berhasil mand i

disitu.

52. Pada waktu para malaikat itu sedang mengepung Nurcahyo hendak mena

ngkapnya. Tiba tiba muncullah Ijajil yang kemudian membawa pergi cucunya.

53. Pa ra malaikat yang sedang mengepung Nurcahyo itu tak tahu kemana

menghilangnya Nur cahyo. Dengan demikian mereka tidak berhasil menangkap

Nurcahyo. Mereka lalu per gi kesana kemari untuk mencarinya. Para malaikat

tersebut lalu mengakui akan kes aktian Ijajil.

54. Dengan susah payah para malaikat itu mencari tetapi tidak ber hasil

menemukan dimana tempat Nurcahyo yang sakti itu berada.

Page 50: Manik Maya

55. Sementara itu Ijajil telah berhasil memandikan cucunya dengan air

penghidupan, dan peristiwa i tu tidak diketahui oleh para malaikat.

56. Sehabis memandikan cucunya Ijajil ter us pulang sambil membawa air

penghidupan yang diletakkan dalam cupu manik. Air penghidupan itu disediakan

untuk keturunannya yang keempat (canggah).

57. Canggah Ijajil inilah yang kelak akan menyatakan diri sebagai Tuhan. Ia akan

mampu meng atur kodrat dan menguasai dunia kecil (alam sahir). Ia akan

mengatur keadaan den gan seluas luasnya.

58. Keraton canggah Ijajil ini suasananya dibentuk seperti keadaan disorga. Hal ini

sesuai dengan gambar yang pernah diserahkan kepada Nabi Adam. Diharapkan ker

aton itu kelak dapat diwariskan kepada anak cucunya.

59. Istana yang dibentuk mi rip dengan keadaan sorga itu diberi nama Jonggring

seloko. Sedang canggah Ijajil tenebut bergeler Betara Guru (Gurunadi).

60. Selanjutnya Nurcahyo lalu dipersil akan berangkat kearah timur yaitu menuju

ketempat yang masih kosong. Sebelum ber angkat terlebih dulu Nurcahyo

menyembah kakeknya.

Page 51: Manik Maya

IX. PUPUH JURUDEMUNG

01. Dalam waktu sekejap mata saja Nurcahyo telah sampai ditempat yang dituju. Ia

lalu mas uk kedalam alam Akadiyat. Disana bumi dan langit tidak kelihatan.

Suasananya tid ak terang, tetapi tidak gelap.

02. Dialam Akadiyat itu tidak diketahui arah temp at, tidak diketahui arah selatan,

timur, utara, barat, bawah, dan atas. Keadaan itu terjadi setelah ia (Nurcahyo)

mengheningkan ciptanya. Waktu itu ia berada di dalam lingkup kekuasaan Hyang

Widi. Ia bergelar Prasaguntung.

03. Disitu ia berk umpul dengan para roh yang sesat jalan, mereka itu termasuk

juga umat Tuhan. Tan pa sebab ia menjadi menyala. Nurcahyo segera

mengheningkan cipta dengan sikap me nghentikan kerja panca inderanya, sesudah

itu ia melihat cahaya Illahi yaitu seb agai cahaya mutiara merah, kuning dan biru.

04. Nyalanya memenuhi alam semesta. Nurcahyo menempati ruang hampa itu

sampai seribu tahun. Sesudah itu Nurcahyo ber putra diberi nama Nuroso.

Nurcahyo berkata kepada putranya yaitu Nuroso.

05. Nuroso diperintahkan agar bertapa mencari wahyu raja. Nuroso mengindahkan

perintah itu lalu bertapa diwilayah lingkup kekuasaan Yang Widi.

06. Setelah genap seribu tahun Nuroso bertapa ia lalu melihat cahaya Rosullulloh.

Selanjutnya Nuroso lal u berputrakan dua orang semuanya laki laki. Kedua orang

itu wajahnya mirip. Yang Tua bernama Sang Hyang Wenang sedang yang bungsu

bernama Sang Hyang Wening.

07. Nuroso memerintahkan kepada Sang Hyang Wenang untuk melanjutkan idam

idaman aya hnya dengan jalan bertapa juga. Nuroso berjanji kepada Sang Hyang

Wenang bahwa s elama menjalani tapa ia akan dijaga dan dilindungi. Kemudian

gambar sorga lalu d iserahkan. Selanjutnya Sang Hyang Wenang lalu menjalani

tapa, tetapi pada waktu baru mendapat seratus tahun ia telah menghentikan tapanya.

08. Kemudian Sang Hya ng Wenang menyuruh adiknya yaitu Sang Hyang Wening

agar melanjutkan tapanya. Dal am melanjutkan tapanya itu adiknya (Sang Hyang

Wening) disuruh ganti nama Sang H yang Wenang. Sang Hyang Wenang (nama

Page 52: Manik Maya

baru dan Sang Hyang Wening) lalu menerima p enyerahan gambar sorga dari

kakaknya kemudian melanjutkan tapa hingga genap seri bu tahun.

09. Sang Hyang Wenang yang asli lalu berganti nama Dipoyono karena ia tidak

suka menjadi badan halus. Ia menginginkan menjadi badan jasmaniah. Nantiny a ia

akan mengasuh manusia manusia kekasih dewa.

10. Ia tidak menampakkan diri s ebagai roh halus (dewa) tetapi menyamar sebagai

manusia yang nantinya berganti n ama Semar Apabila telah cukup waktunya

mengasuh para kekasih dewa kemudian ia kembali menjadi badan halus lagi ke

Kedew ataan Sang Hyang Wenang.

11. Kepada semua manusia yang dikasihi Tuhan diizinkan menjalani kuwajiban

sebagai raja. Diceriterakan bahwa Sang Hyang Wenang (nama ba ru dari Sang

Hyang Wening) telah selesai melanjutkan tapa sehingga genap seribu tahun,

kemudian ia berkumpul dengan ayah andanya yaitu Nuroso.

12. Hyang Wenang berputra seorang laki laki yang rupawan diberi nama Sang

Hyang Wasesa. Sang Hyan g Wenang memerintahkan kepada Sang Hyang Wasesa

agar berusaha mengumpulkan para nenek moyangnya.

13. Untuk itu Sang Hyang Wasesa diperintahkan bertapa lamanya s eribu tahun

dan dalam keadaan berujud roh halus. Hyang Wasesa lalu mengindahkan perintah

ayahandanya itu yaitu Sang Hyang Wenang. Setelah menerima gambar sorga

Hyang Wasesa lalu mulai tapanya, tempatnya didalam lingkup kekuasaan Yang

Agung.

14. Setelah genap seribu tahun tapanya lalu datanglah leluhurnya yaitu Maharaja

Tamimasar dari gunung dasarl). Kedatangan maharaja Tamimasar itu diantar oleh

b ala tentaranya yang berujud jin sebanyak tujuh juta.

15. Maharaja Tamimasar memb eritahukan kepada Sang Hyang Wasesa bahwa

kedatangannya diperintahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menyerahkan

anugerah. Augerah itu diberikan karena Sang Hya ng Wasesa bermaksud

mengumpulkan roh dan para nenek moyangnya.

Page 53: Manik Maya

16. Setelah tapan ya itu selesai dijalankan maka tak lama kemudian para roh nenek

moyangnya berhas il dapat terkumpul. Pada saat itu Sang Hyang Wasesa lalu

mendapat pahala yang be rupa kekuasaan Yang Mulia da diberi kekuasaan disisi

Tuhan.

17. Hyang Wasesa dip ercaya menguasai kaum roh tersebut. Oleh kanena itu raja

Tamimasar lalu menyogya kan Hyang Wasesa berganti nama Sang Hyang

Wisesaning Tunggal.

18. Karena tehah b erhasil menguasai Yang Tunggal (roh roh) maka raja

Tamimasar lalu menyerahkan an ugerah dari Yang Agung berujud air

penghidupan . Air tersebut dimasukkan didala m suatu tempat (cupu) yang

bernama cupu Astagina. Semua umat yang mempunyai kehe ndak dan keinginan

bila meninggal dapat dihidupkan kembali dçngan jalan memercikka n air tersebut

kepada umat yang mati itu.

19. Dan siapa saja yang telah minum ai r itu tak akan dapat meninggal, ia akan

hidup seterusnya. Apabila. ada yang mend erita sakit hingga meninggal dunia bila

diperciki air penghidupan itu akan menja di sehat kembali.

20. Dikatakan bahwa air itu tak akan ada habisnya. Hyang Wises a diminta

mewariskan air tersebut kepada keturunannya. Bethara Guru lalu memerin talikan

agar Hyang Wisesa melanjutkan tapanya.

21. Hyang Wisesa Tunggal lalu men gambil sikap bersidekap. Pada keadaan begitu

Hyang Suksma akan melindungi. Begit ulah amanat Hyang Suksma kepada Hyang

Wisesa.

22. Hyang Wisesa mengindahkan aman at tersebut. Sementara itu raja Tamimasar

telah menghilang bersama sama pengikut nya. Sedang Hyang Wisesa kembali

bertapa dengan melepas segala panca inderanya, sukmanya diarahkan kehadapan

Yang Agung.

23. Perhatiannya mulai dipusatkan kesan a. Tiba tiba terdengar suara gemuruh,

bagaikan suara guruh dari segala arah yang jumlahnya berpuluh puluh ribu.

Page 54: Manik Maya

Sesudah itu lalu terlihat ada sebuah permata sebesar telur yang berwarna putih c

emerlang.

24. Cemerlangnya permata itu tak menjadi pudar tatkala berada diantari ksa. Benda

itu lalu ditangkap. Kemudian permata itu lalu berubah menjadi tiga ma cam yaitu

menjadi bumi dan langit dengan segala isinya, dan yang ketiga menjadi cahaya.

25. Yang berupa cahaya lalu menjadi citra berkuasa yaitu Hyang Guru atau

Manikmoyo, dan Manikmoyo adalah pengejawantahan Hyang Wisesa. Oleh

Hyang Wisesa , oleh karena itu segala sesuatu yang dikerjakan dan diciptakan oleh

Manikrnoyo adalah atas nama Hyang Wisesa.

26. Selanjutnya Hyang Wisesa mengatakan bahwa ia memberikan kepercayaan

penuh akan segala pengaturan yang terjadi dibumi dan dila ngit.

Page 55: Manik Maya

X. PUPUH GURISO

01. Tersebutlah Manikmoyo bertanya kepada Hyang Wisesa men genai

keadaannya, “Ya Pukulun Dewa Yang Maha Kuasa. Mengapa wajah hamba ini

sangat jelek tak ada kebagusannya sedikitpun. Warna hamba yang hitam pekat

bagaikan we delan ini apakah maksudnya? Pertanyaan itu dijawab oleh Hyang

Wisesa agar Manikm oyo menerima saja nasibnya

02. Disarankan agar Manikmoyo jangan kecewa hati. Hya ng Wisesa segera

memegang gambar pemberian kakekndanya yaitu Nurcahyo. Oleh Hyan g Wisesa

gambar itu lalu diciptakan menjadi permata yang sangat rnulia Benda itu

diserahkan oleh Hyang Wisesa kepada Manikmoyo. Nama benda itu Retno

Dumilah art inya permata mulia.

03. Permata itu tidak ada yang menyaimai mutu kebaikkannya. Apabila permata itu

dimanterai maka apa yang diminta oleh pemilik benda itu akan terkabul. Retno

Dumilah tersebut lalu diletakkan diatasubun ubun Manikmoyo. Ada pun warna

hitam yang menyerupai wedelan itu merupakan perlambang kelanggengan (baka)

dan kekuasaan yang ada pada Manikmoyo, sama halnya sifat langgeng yang ada

pada Manikmoyo, sama halnya sifat langgeng yang ada pada bulan dan mata hari.

04 . Manik noyo dengan rendah hati dan rasa gembira menerima baik sifat

langgeng se bagai sifat matahari dan bulan itu. Manikmoyo bersujud kepada

Hyang Wisesa sebag ai tanda menyambut baik atas sabdanya itu. Warna hitam

menjadi petunjuk peringat an bahwa segala yang ada dapat berubah menjadi tidak

ada sedang yang salah dapat berubah menjadi benar.

05. Dan yang benar dapat berubah menjadi salah. Hati pem berani dapat berubah

menjadi penakut, hal yang pasti dapat berubah menjadi samar samar. Sang Hyang

Wisesa menyarankan agar Manikmoyo berganti nama Bethara Semar yang

menguasai segala kejadian dibumi. Bethara Semar (Manikmoyo) lalu diberi pe

ndidikan tentang menguasai dan mengatur semua kejadian dibumi.

06. Kemudian Hyan g Wisesa lalu pergi menghilang sementara itu Hyang Guru

(Manikmoyo) lalu tinggal seorang diri. Dalam hati Hyang Guru merenung

mengenai sempitnya bumi dan langit . Oleh karena itu bumi dan langit lalu

Page 56: Manik Maya

dipisahkan. Jarak antara bumi dan langit tak dapat diukur sejauh mana antaranya.

07. Bumi selalu menangis sedang langit merasa sangat haru meihat bumi terapung

a pung ditengah tengah samodra. Jika tertiup dari timur kebarat arahnya, yang dari

barat ketimur, dan jika ada angin berembus dari lain arah.

08. Bila bumi dihemb us angin dari selatan dia lalu bergeser keUtara. Bila angin

bersama sama datang dari segala arah maka bumi bergetar ditengah. Bumi selalu

terayun ayun ditengah tengah samodra. Melihat itu langit merasa amat iba.

Kemudian disusul angin dari arah atas bumi.

09. Bersamaan dengan saat itu mengembus pula angin dari bawah ke atas. Kilatpun

berseleweran diangkasa. Lingkup angin yang dan bumi seluas separo h bumi. Bumi

selalu terombang ambing, laut bagaikan digoncang, airnya berdeburan .

10. Gerakan air laut yang berdeburan itu mengakibatkan air laut menjadi masin

rasanya. Dengan perubahan air laut menjadi masin itu bumi merasa amat gembira.

D isamping itu terjadilah suara yang dahyat mengerikan, cahaya gaib yang terjadi d

iangkasa (tejo) tidak berjalan. Keadaan siang dan malam tak ada bedanya. Sang

Hy ang Guru berkata kepada tejo dan cahaya agar mau menerima penugasan yang

diberik an oleh Hyang Maha Esa.

11. Tugas yang diberikan ialah untuk menerangi dunia den gan cara bergantian. Si

cahaya akan berturut turut bertambah besar. Bila sudah l ima belas kali menerangi

bumi penuh sempurnalah besamya. Apabila sudah tiga pulu h hari sudah

sempurnalah tugasnya dan berhenti dalam air untuk selanjutnya menya mbung

tugas berikutnya.

12. Adapun matahari mempunyai tugas berjalan menyinari b umi pada waktu siang

hari. Sedang pada waktu malam bersembunyi didalam bumi. Hyang Guru lalu

menciptakan sembilan dewa dan para bidadari, wajahnya bermacam macam.

13. Mereka itu menjadi penghuni diatasbumi dan diangkasa. Masing masing

mempu nyai tugas sendini sendiri. Begitu pula yang mengatur segala sesuatu

dibumi adal ah para dewa dan bidadari juga. Yang berkedudukan diarah timur

bernama Yang Maha Dewa, Maha Dewa memuliakan hari pasaran Legi.

Page 57: Manik Maya

14. Hari pasaran Legi dewa pujaan nya adalah Maha Dewa. Lambang kotanya

perak. Lambang burungnya burung kuntul. La mbang lautnya laut santan.

Lambang huruf ha na ca ra ka. Yang duduk didunia kedewaan Bethara Sambu.

Sagnyana kota tembaga.

15. Lambang laut, laut darah. Lambang burung, burung elang. Hari Pahing,

lambangnya huruf da ta sa wa la. Dewa yang a da disebelah barat Hyang Kamajaya

namanya dengan istrinya Dewi Ratih. Lambang ko tanya kota emas, lambang laut

berair madu. Lambangnya burung, burung Kepodhang.

16. Hari pasaran Pon. Lambang hurufnya pa dha ja ya nya. Dewa yang berada

disebe lah utara bernama Hyang Wisnu dengan istri Sri. Lambang kotanya kota

besi. Lamba ng lautnya laut mia. Lambang burungnya burung gagak.

17. Hari pasaran Wage. Dewa yang ada ditengah tengah dunia bernama Bethara

Bayu, pendampingnya bernama Beth ari Sunthi. Hari pasaran Kliwon. Lambang

kotanya, kota perunggu. Lambang burung, burung gagak. Pantai wedang (air panas)

Lambang hurufnya ada sepuluh buah wa le pa nya ma ma i la pa.

18. Ada disebelah timur Emprit Anjala menjaga huruf pelen gkap rangkaian sesaji.

Dewa pujaannya ada disebelah tenggara, bernama Hyang Kuwe ra. Lambang

hurufnya ha ra sa nya. Yang ada dibarat daya bernama Maha Yekti, ada dibarat

daya Bethara Siwa.

19. Para dewa berjumlah delapan ditambah Dewa Sang H yang Bayu jumlahnya

jadi sembilan. Pada waktu itu pulau Jawa kadaannya goyah ter obang ambing oleh

air samodra. Yang Guru Nata lalu tegak berdiri diangkasa.

20. Yang Guru Nata terus melecit keatas. Terjadilah langit bersapsap tujuh lapis .

Yang Guru memandang kebawah. Nampak bumi tebal berlapis lapis. Lapis yang

pert ama dijaga oleh Begawan Kusiko.

21. Begawan Kusiko berputra tiga. Yang sulung be rujud Kowangan. Kedua

berujud garangan. Yang bungsu berujud ular. Ketiganya hidu p didalam bumi.

Begawan Kusiko bersebutan juga Yang Dherampalan. Apabila terleng ah dari

pengawasan ayahnya bagian tubuh ular digerogoti oleh kowangan dan garangan

Page 58: Manik Maya

22. Sekali peristiwa pada waktu garangan dan kowangan akan menggerogoti ular

diketahui oleh Yang Dherampalan. Ia sangat marah. Dua anaknya diusir.pergi.

Kepe rgian garangan dan kowangan meninggalkan kata kata pengutuk. Kata

kutukan itu me nyatakan bahwa diriya ular itu akan menjadi mangsanya. .

23. Betul, akhirnya ula r menjadi mangsanya kowangan dan garangan. Alkisah

lapisan bumi yang keenam dija ga oleh Yang Manikoro. Sedang bumi yang ketujuh

dijaga oleh Yang Ontoboga.

24. S emua dewa penjaga ketujuh lapisan bumi itu dikepalai oleh Sang Hyang

Ontoboga. S emua dibawah perintahnya. Isi bumi dan isi laut semuanya dibawah

kekuasaan Hyang Antaboga.

25. Sekali peristiwa Yang Guru Nata amat memikirkan pulau Jawa yang s elalu

goyah, terombang ambing oleh gelombang samudera. Amat iba hatinya. Segera

Yang Guru Nata turun di Pulau Jawa. Pulau Jawa yang selalu tak tetap letaknya, a

kan dibuat kokoh kuat dan tetap letaknya. Ia berdiri tegak menghadap kebarat, me

ngheningkan cipta, menciptakan adanya gunung. Maka terjadilah dipantai sebelah

b arat sebuah gunung yang amat besar lagi tinggi. Gunung itu diberi nama Gunung

Ja murdipa, tetapi dalam keadaan miring, pada bagian timur sangat terangkat

keatas.

26. Ujung pulau Jawa disebelah timur hampir hampir menyentuh langit, Yang

Guru sangat kecewa melihat kejadian itu. Yang Guru segera mengumpulkan para

dewa, mem usyawarahkan tentang nasib pulau Jawa. Para dewa lalu melaporkan

hasil penelitia nnya.

27. Adapun penyebab pulau Jawa menjadi miring itu, karena disebelah barat

terdapat sebuah gunung yang sangat besar lagi tinggi, letaknya ditepi pantai. Ya ng

Guru lalu memerintah agar gunung itu dibongkar.

28. Yang Guru memerintahkan k epada para dewa tersebut agar separo dari gunung

tersebut diangkat untuk diletak kan diujung sebelah thnur. Para dewa

mengindahkan perintah tersebut. Mereka bera ngkat beramai ramai, laki laki

perempuan, menjalankan perintah yang diberikan ol eh Yang Guru Nata.

Page 59: Manik Maya

XI. PUPUH GAMBUH

01. Tersebutlah ada seorang dewa yang oleh Hyang Guru diperinta hkan tinggal

ditempatnya, tidak ikut para dewa yang lain. Dewa itu bemama Empu Ramadi. Ia

mendapat tugas membuat alat senjata yang tangguh serta istimewa.

02. Kemudian ada seorang dewa lagi yang tak ikut serta para dewa yang lain, Ia

bernam a Dremojo. Saat itu ia sedang khidmat menantikan kelahiran putranya.

Akhirnya la hirlah putra yang dinantikan itu yaitu lahir pria yang anggun serta

tampan paras nya.

03. Putra yang baru lahir itu diberi nama Caturkenaka. Oleh ramandanya kemu

dian Caturkenaka diperintahkan agar bertapa. Dalam tapanya itu, dinasehatkan ole

h ramandanya agar mohon kepada Dewa Maha Tunggal untuk dikaruniai seorang

putra yang tampan perwira.

04. Nasehat ramanda itu diindahkan oleh Caturkenaka. Akhirn ya permohonannya

dikãbulkan, ia mendapat anugerah seorang putra yang bagus wajahny a, cerah

kecerdasannya, halus perasaan hatinya, diberi nama Kanekaputra.

05. Pada suatu hari ayahandanya menyerahkan sebuah pusaka yang diberi nama

Retno Dumila h. Pusaka itu amat keramat Kanekaputra diberi banyak ilmu oleh

ayahandanya. Kemu dian ia dinasehatkan kembali ketempat kakeknya, dipusat

samodera.

06. Disana ia tekun bertapa ia menyerahkan segala jiwa raganya kepada Hyang

Widi Tunggal. Bila ia merasa haus, lapar dan mengantuk, cukup mencium pusaka

mustika saja. Dengan mencium pusaka mustika itu, lapar, dahaga dan kantuknya

hilang.

07. Kasiyat dan pengaruh lain dari pusaka itu, meskipun terendam air, ia tidak akan

basah, bila masuk dalam api yang meruah membara sepanas api neraka, ia tak akan

hangus.

08. Alkisah para dewa telah tiba dikaki gunung Jamurdipa. Para dewa

memperbincangkan bagaimana mereka akan menyelesaikan tugas dari Yang Guru

Nata itu. Hyang Bromo sanggup menjadi salang.

Page 60: Manik Maya

09. Pembongkaran gunung Jamurdipa dimulai Hyang Wisnu me musatkan

perhatian, mengumpulkan segala kekuatan sambil mengatakan dalam hati ma ntera

yang dimiliki (tiwikrama) Tubuhnya menjadi besar dan tinggi, lebih besar d an

lebih tinggi dari gunung Jamurdipa yang hampir menyentuh langit itu.

10. Oleh Hyang Wisnu, gunung Jamurdipa dipotong separohnya, ditaruh

diatassalang, sedang pembungkusnya Yang Endra.

11. Yang Bayu dijadikan alat pemukul yang tidak lekan g dan luntur. Pemikulnya

ialah para dewa. Pada saat mulai mengangkat potongan gu nung Jamurdipa itu,

menggelegarlah suara guruh sebagai tanda penghormatan.

12. Bethara Suryo memancarkan sinar cerah, Ia mengamati para dewa yang

mengangkut pot ongan gunung tersebut. Para dewa pengangkut itu ditimpa sinar

matahari yang teri k. Mereka letih kehausan.

13. Mereka melihat air yang keluar dari lubang pada la mbung gunung Akibat

minum air dari lambung gunung tersebut para dewa jadi mati t ak ada yang hidup

seorang jua.

14. Yang Guru ikut minum air tersebut tetapi tatk ala baru sampai ditenggorokan

lalu dimuntahkan kembali. Ia menyatakan bahwa air itu beracun amat keras.

Selanjutnya akibat dari minum air itu pada bagian leher tempat tenggorokan Yang

Guru lalu berbelang putih.

15. Maka Yang Guru lalu disebut juga Yang Nilokontho, artinya memiliki cacat

tub uh belang pada leher. Sebenarnya air yang diminum oleh para dewa itu bukan

air b iasa melainkan air bisa yang sangat ampuh.

16. Adapun nama air racun tersebut ia lah Calakutha. Sementara itu Hyang Wisesa

turun dipuncak gunung, kedatangannya s ambil membawa cupu Astagina. Didalarn

cupu itu terdapat air penghidupan Cupu ter sebut lalu diletakkan diataspuncak

gunung. Bau dari air penghidupan itu semerbak harum, terbawa angin kesegala

tempat.

17. Bau itu mempengaruhi badan sehingga t erasa segar Yang Pramesthi Guru

berkata dalam hati, kiranya air inilah yang dise but tirta Marta Kamandhalu

Page 61: Manik Maya

Berkatalah Yang Wisesa kepada Yang Pramesthi, membenarkan apa yang

dipikirkan olehnya.

18. Air itu adalah air yng disebut Tirta Marta Kamandhalu. Khasiatnya dapat

menghidupkan kembali semua manusia yang mati, yang belum penuh takdir

hidupnya.

19. Semua makhluk yang memiliki kehendak dan keinginan bila minum air

tersebut akan kebal dari segala bisa dan kebal dari segala sakit.

20. Selain itu ada lagi sejenis tumbuh tumbuhan warna batangnya hitam, ber

cabang cabang, yang berkhasiat sebagai obat penghidupan. Nama tumbuh

tumbuhan in i Sambilata. Disitulah jin, setan dan para roh bertempat tinggal.

21. Raseksa dan riaseksi dan manusia yang mati, bila ditaruh Sambilata diatasnya,

mereka akan hidup kembali. Batang sambilata dapat menjadi alat penghidup umat

dibumi yang me ninggal

22. Begitu juga semua binatang air, binatang yang hidup dalam lubang dit ebing

tebing, yang sudah mati, bila bagian dari pohon sambilata ditaruh diatasny a, maka

hidup kembalilah semua itu.

23. Para Dewa dan Dewi tak dapat mati, hidup langgeng, karena mereka telah

minum air penghidupan itu.

24. Hyang Guru pun seg era menyambut cupu Astagina, meneguk air dari

dalamnya. Maka tubuhnya menjadi se gar karena telah kemasukan rasa manis nan

harum. Nyata nyata rasa itu raja dari segala rasa.

25. Cupu manik Astagina lalu dibawa oleh Hyang Guru. Hati Hyang Pra mesthi

amat gembira. Setibanya ditempat para dewa yang telah meninggal itu, lalu

dibukalah cupu itu.

26. Diatas bibir para dewa yang telah meninggal itu lalu di tetesi dengan air dari

dalam cupu tersebut. Seketika pan Dewa dan Dewi itu lalu hidup kembali, mereka

bergerak bangun, kemudian melanjutkan tugas masing masing.

Page 62: Manik Maya

27. Mereka bertugas memindahkan sebagian dari gunung Jamurdipa keujung

bagian t imur pulau Jawa. Dalam perjalanan itu terjadi berulang kali keguguran

dari bagia n gunung yang diusung tersebut. Kemudian dari guguran guguran itu

lalu teijadila h gunung baru.

28. Ada runtuhan sebesar buah kemiri, runtuhan ini kemudian. menj adi sebuah

gunung di Banten. Ada lagi runtuhan sebesar telur yang kemudian menja di

gunung Pajajaran. Gunung ini besar lagi tinggi, kelihatan dari jauh.

29. Pada waktu meneruskan perjalanan ketimur sampai dekat Cirebon runtuh lagi

sebesar bu ah kemiri yang kermuian menjadi gunung Careme. Kemudian beberapa

kali berguguran lagi, menjadi gunung gunung didaerah Cirebon.

30. Para Dewa berjalan terus. Sampai didekat Tegal runtuh lagi sebesar gendi yang

kemudian menjadi gunung terting gi dan terbesar dari gunung gunung yang sudah

ada.

31. Kaki gunung itu disebelah utara meliputi Daerah Tingkat dua Tegal, disebelah

selatan meliputi Kabupaten Banyumas Gunung itu dinamai Gunung Slamet.

Gunung di sampingnya dinamai gunung Pragota.

32. Runtuh lagi dua kali maing masing sebesar kepalan tangan. Jatuhnya

berdekatan, menjadi dua buah gunung yang mirip, diberi nama gunung Sundara

dan gunung Sumbing. Para Dewa lalu melepaskan lelah di Kedu .

33. Para Dewa mengeluarkan banyak keringat, mengakibatkan wilayah Kedu

menjadi murah air sampai kini. Para Dewa makin merasa letih. Mereka merasakan

bahwa dal am mengangkut beban itu terasa makin berat.

34. Untuk melampaui diatas dapur tem pat memasak besi untuk dijadikan alat

senjata (prapen) milik Empu Ramadi, tenaga para Dewa makin banyak terkuras,

hingga mereka amat kelesuan. Adapun tempat Empu Ramadi mengerjakan pandai

besi ada diudara.

35. Empu Ramadi menggunakan embusa n api dengan kidung, sedang tempat

untuk menempa besi menggunakan lutut, untuk m emanasi besi tidak

menggunakan bara api, melainkan cukup dipandangi dengan pandangan mata yang

Page 63: Manik Maya

panasnya tak kalah dibanding dengan api yang sedang membara. Air ludah dipakai

sebagai sepuh.

36. Besi yang dijadikan bahan untuk membuat senjata senjata itu, dari besi pilihan.

dinamai besi Bangka Mahanibu. Prapen Empu Ramad i telah menghasilkan banyak

senjata pusaka yang memiki kesaktian. Semua itu menj adi senjata para Dewa.

37. Senjata senjata pusaka itu adalah panah Cakra, panah Kunta tulup, busur

dengan ratusan ribu anak panahnya, dengan segala bentuknya, parang dan popor.

38. Demi para Dewa mengetahui bahwa Yang Ramadi tidak ikut sert a

mengerjakan pemindahan sebagian dari gunung Jamurdipa, mereka datang

bersama s ama mengerumuni Empu Ramadi.

39. Mereka menghujani pertanyaan atas anjuran siapa hingga melalaikan tugas

tidak ikut serta memindahkan bahagian dari gunung Yamur dipa itu.

40. Dianggapnya Empu Ramadi hanya mementingkan kebutuhan sendiri, meng

hadapi api yang membara, menggerinda, mengikir menempa besi, tanpa

menghiraukan tugas bersama. Padahal dengan sepenuh tenaga para Dewa telah

mengerjakan peminda han gunung Jamurdipa, sedang Empu Ramadi enak enak

ditempatnya. Keadaan ini memb uat para Dewa panas hatinya.

41. Hyang Condro berkata dengan lantang : sebaiknya Empu Ramadi dikenakan

hukuman berat. Kemudian Bethara Bayu menyambung pembicara an itu : tak perlu

banyak pikir, dikeroyok saja cukuplah.

42. Semua alat pekeija annya dirampas, pemiliknya diikat tangannya. Yang Condro

melangkah maju, menuju didepan Empu Ramadi. Ia mengatakan siapa yang berani

menghasut untuk mogok kerja .

43. Mogok kerja untuk bersama sama memindahkan bahagian Gunung Jamurdipa.

Meng apa Empu Ramadi enak enak bekerja untuk kepentingan pribadi dirumah,

Empu Ramadi lalu balik bertanya : apakah kalian tidak tahu bahwa banyak tugas

yang harus di selesaikan.

Page 64: Manik Maya

44. Para Dewa yang berdatangan itu lalu dipersilakan mengamati Yang Cokro dan

Yang Citragotra tak sabar lagi, segera menyerang. Empu Ramadi dilawan bertiga.

Yang Tembuni ikut membantu penyerangan. Ternyata Empu Ramadi betul betul

kuat dan tangguh.

45. Bahu Empu Ramadi ditarik kekiri, ditarik kekanan sambil digelut. Keringatnya

keluar dengan membawa rasa panas Serasa panasnya air mendidih,

menggelembung ge lembung bagaikan minyak mendidih.

46. Empu Ramadi segera meloncat Dewa Dewa yang merenggut bahu Empu

Ramadi berpelantingan. Ada yang jatuh tertelungkup, ada yang jat uh tertelentang

ada yang jatuh miring. Keempat Dewa lari tunggang langgang.

47. Sakri datang dengan amat marah. Empu Ramadi dihantam. Ia membalas

menyerang, ked uanya saling menarik, saling mengangkat, saling menendang,

kelihatan sama kuat. Sakri dilempar jatuh ditempat yang jauh.

48. Dalam keadaan bersempoyongan, Sakri ditangkap lagi. Ia kehabisan tenaga,

badannya lemah bagaikan kapuk. Melihat gel agat itu, Bethara Bayu membantu

menyerang. Empu Ramadi ditangkap pada pinggangny a, diangkat tinggi tinggi

lalu dilempar jauh.

49. Setelah jatuh Empu Ramadi bala s menyerang. Bethara Bayu dapat dipegang

ikat pinggangnya, lalu diangkat tinggi tinggi akhirnya dilemparkan, jatuh ditempat

yang jauh. Setelah terjatuh ditanah, ia lalu mengumpulkan kekuatan dan membalas

menyerang. Keduanya menganibil cara berkelahi yang lain. Mereka lalu bergulat.

Lama kelamaan Bethara Bayu kehabisan tenaga.

50. Bayu ditekankan kebumi. Ia tertancap kebumi sampai lututnya. Kini ia tak

dapat bergerak lagi, dia dihujani tinju. Tiba tiba Yang Bromo datang untuk

membantu, ia terus merebut Bethara Bayu.

51. Sambil merebut itu, Yang Bromo berk ata dengan kasar : Si Empu Ramadi

yang hanya seorang diri itu, tidak mungkin aka n mengalahkan para Dewa yang

sekian banyak. Dengan cara dikeroyok Empu Ramadi pasti hancur. Empu Ramadi

mendengar kata kata kasar dari Yang Bromo..

Page 65: Manik Maya

XII. PUPUH DURMO

01. Demi mengerti bahwa akan dikeroyok Empu Ramadi lalu mengambil panah. Ia

berseru kepada para dewa agar segera maju, mereka akan disambut dengan anak

panah ya ng dilepaskan.

02. Ramadi yakin para Dewa akan hancur lebur bagaikan air. Dia me nyatakan

bahwa ia membuat aneka warna senjata itu bukan dari kehendak sendiri, m

elainkan demi untuk mengindahkan perintah Hyang Pramesthi. Bila sudah selesai

di kerjakan, senjata senjata itu akan diperuntukkan para Dewa.

03. Dijanjikan oleh Hyang Pramesthi, apabila telah selesai seluruhnya, ia akan

dikaruniai air penghi dupan untuk diminum Khasiat dari air tersebut, dapat

menjadikan awet inuda, keba l terhadap sakit dan kematian.

04. Begitu para Dewa mengetahul bahwa.Empu Ramadi bekerja itu atas penugasan

dari Yang Pramesthi, maka mereka menghentikan perkel aiannya, mereka lalu

kembali menjalankan tugasnya.

05. Pada saat itu gugurlah du a gumpalan masing masing sebesar kepal tangan.

Benda itu terjatuh diatasdapur pe rapian sehingga menutup tungku Empu Ramadi.

Kemudian benda itu lalu berubah bent uk menjadi dua buah gunung yang

berdekatan letaknya.

06. Gunung yang disebelah s elatan diberi nama gunung Merapi, sedang yang

terletak disebelah utara dinamai M erbabu. Gunung Merapi selalu mengeluarkan

asap dan berapi. Empu Ramadi amat meny esali atas rusaknya dapur perapian

beserta tungkunya itu.. Segera ia lalu menciptakan dapur perapian lengkap dengan

tungkunya yang baru.

07. Empu Rarnadi sesudah itu memusatkan cipta dan perasaan , memanjatkan doa

agar dianugerahi seorang putra laki laki. Disamping itu ia men gharap kepada

Hyang Wasesa agar dikaruniai pamor, baja dan tembaga. Ternyata sem ua

permohonannya terkabul. Putranya lalu diberi nama Bromo Dhedhali.

08. Oleh ayahnya, Bromo Dhedhali telah diajarkan kecakapan sebagai pandai besi

diangkasa. L ututnya digunakan sebagai landasan untuk menempa besi. Untuk alat

Page 66: Manik Maya

penjepit memegang besi berpijar ia menggunakan jari jari tangan. Alat untuk

membuat besi ia me nggunakan kepalan tangannya. Untuk mengembus

membesarkan api digunakan embusan hidung.

09. Konon sesudah dewasa Empu Bromo Dhedhali beranak seorang laki laki, d

iberi nama Onggojali. Selanjutnya Onggojali beranak seorang laki laki diberi nama

Abusaka. Abusaka kemudian menjadi penganut Nabi Muhammad, beragama Islam.

Ia pergi ke pulau Jawa, menyebar luaskan agama Islam.

10. Abusaka inilah yang mencip takan hauf Jawa, yang dapat berubah ubah

suaranya dipengaruhi oleh tanda tanda s aksi. Abusaka mempunyai banyak ilmu

dan kepandaian, tabiatnya pemurah.

11. Terse butlah perjalanan Dewa yang terus ketimur. Kemudian ada lagi sebagian

tanah yang runtuh yang selanjutnya berubah menjadi gunung lalu diberi nama

gunung Lawu. Ru ntuh lagi sebesar biji kacang yang kemudian menjadi gunung

Wilis.

12. Tiba di Ke diri, sisa gunung Jamurdipa itu dipecah pecah dilempar keutara,

ketimur. yang di buang keutara menjadi gunung Muria dan gunung Bancak.

13. Ada yang nenjadi gunun g Sokarini, gunung Dhulanan. Ke timur gunung Kelud.

Puncaknya digunung Semeru, g unung tertinggi dan besar. Para Dewa lalu

menghadap Yang Pramesthi.

14. Sang Hya ng Jagad Nata mengumpulkan semua Dewa anak buahnya. Hyang

Jagad Nata menyatakan pendapatnya ingin membangun sebuah sorga indah. Para

Dewa diperintahkan mengumpu lkan kayu yang bercahaya, aneka batu dan tanah.

15. Maksud Yang Guru membangun b alai itu untuk melengkapi sebagai

kembarannya Balearas. Balai baru itu disebut B alai Marcukundha. Seperti halnya

Allah menciptakan surga, Yang Guru membangun Su rgaloka.

16. Allah menciptakan neraka Yang Pramesthi mengadakan kawah Candradimuka.

Wahelul neraka diimbangi lumpur panas (endhut Blegedaba). Allah menitahkan

Sirotol mustakin, Yang Guru mengadakan titian yang peka gerak (wot ogal agil).

Page 67: Manik Maya

17 . Kayu Sajarotul Muntaha, imbangannya pohon Dewa Daru dengan bunganya

Wijayakusuma. Daunnya bersinar dengan aneka warna cahaya. 18. Allah

mengadakan para malaek at, Yang Guru mengimbangj mengadakan Bethara. Allah

menciptakan bidadari sebanya k seratus ribu. Yang Guru mengadakan bidadari

sebanyak sakethi (seratus ribu) le bih satu yaitu Dewi Ratih.

19. Sang Hyang Guru ingin mempersunting seorang Betha ri bernama Uma.

Bethari Uma mempunyai tiga saudara dua diantaranya berujud denaw a. Mereka

itu adalah Sindubondo, Wuluculung.

20. Sedang adiknya yang nomer tiga bernama Lembu Andini. Lembu Andini

menjadi kendaraan Yang Pramesthi, Dengan demi kian Bethari Uma dengan adik

adiknya berjumlah empat orang. Pada mulanya Bethari adalah Dewa laki laki.

Kemaluan Bethara Uma direnggut oleh Hyang Pramesthi sampai putus selanjutn

ya dilempar keantariksa.

21. Diangkasa kemaluan Bethara Uma berubah ujud menjadi putaran angin yang

kuat (cleret tahun). Bila lepas dari pengawasan orang, clere t tahun itu menjulur

memanjang ditepi langit sampai dibumi mengadakan topan bada i disertai hujan.

Cleret tahun itu menerjang pohon pohonan dan rumah. Segala yan g diterjang jadi

roboh.

22. Konon Bethara Uma setelah dicabut kemaluannya, oleh Hyang Pramesthi

disabdakan menjadi seorang Bethari yang cantik molek. Tiada seor ang Dewi yang

menandingi kecantikan Bethari Uma. Karena cantik jelitanya itu, Dewi Uma

dipersunting oleh yang Guru Nata sebagai permaisuri Raja Dewa.

23. Bangun an sorga telah selesai dibangun. Bentuknya amat megah. Para Dewa

serta para Bida dari berkumpul dibalai Mercukunda.

24. Dibalai Mercukunda itu para Dewa mengadak an pesta bujana bersuka ria,

bemacam ragam ulah tingkahnya. Akhirnya dibagi bagi kan mereka minum tirta

Kamandalu.

25. Alkisah dalam pestanya itu Hyang Pramesthi mengamati sungguh sungguh

citra Bethari Uma.

Page 68: Manik Maya

26. Dia amat terpesona, bangkit na fsu birahinya, hingga mengeluarkan air kama

(air mani), menjelma menjadi seorang raksasa sakti, bersifat siluman (jin). Pada

saat pesta bojana berjalan, Wulucul ung melihat para Dewa minum tirta marta

Kamandalu, ia ingin juga minum. Dia turu n dari antariksa menyelinap ditengah

tengah para Dewa. Karena asyiknya para Dewa tidak mengetahui. Segera ia

mengambil air itu dan meneguknya. Peristiwa itu dik etahui oleh Bethara Candra.

27. Secara berbisik Hyang Candra melapor kepada Beth ara Wisnu bahwa selain

para Dewa, ada seorang raksasa yang mengelabui mata, berh asil ikut minum air

marta Kamandalu. Ia berkeyakinan, bila ini dibiarkan terjadi , raksasa itu tak

mungkin dikalahkan karena ia kebal terhadap mati. Bethara Wisn u segera

membidikkan panah Candradeksana.

28. Lepasnya anak panah mengenai sasar an, tepat pada lehernya dan kepalanya

terlepas dari tubuhnya. Untung air Kamanda lu belum sampai merasuk sampai

ketubuh. Maka hanya kepala saja yang masih hidup, badannya lalu mati, berubah

jadi lesung (alat penumbuk padi).

29. Kepala Wulucu lung melejit terbang kelangit. Karena dendamnya, pada segala

kesempatan ia mengg anggu bulan atau matahari. Ada kalanya matahari atau bulan

ditelan, terjadilah g erhana matahari atau gerhana bulan. Untuk menolong bulan

atau matahari, orang ba nyak memukul mukul lesung yang berirama.

30. Sekali peristiwa Yang Guru duduk be rduaan dengan permaisuri Bethari Uma.

Sambil merayu Yang Guru menasehatkan kepad a Bethari Uma bahwa wajib setiap

ikatan suami isteri memiliki keturunan sebagai penerus hayat.

31. Lengan Bethari Uma dipegang sambil dirayu, mencurahkan kata k ata penyalur

rasa. Sang Bethari bertangguh belum bersedia menjalani sanggana, ka rena merasa

belum memiliki ilmu wanita sejati.

32. Yang Guru memuja muja keayuan Dewi Uma. Diumpamakan Jelita Bethari

bagaikan jelitanya intan, ratna, intan mul ia. Yang Guru sangat menanti limpahan

kasih mesra asmara dari Sang Bethani.

Page 69: Manik Maya

XIII. PUPUH MIJIL

01. Hari Sang Bethari jadi agak ketakutan. Sikapnya meronta ro nta dipembaringan.

Betapapun tangkisan oleh Bethari namun perkasaan tak dapat di hindari. Kekuatan

pria lebih unggul dari kekuatan wanita. Sanggama telah terjadi .

02. Kama pria telah menyembul dari sasana. Ketika terjadinya rasa mulia, dan r

aksa kamani akan menyasar diraksa wadi. Bethari Uma mengelak sehingga raksa

kama dari Yang Pramesthi tidak mengenai sasaran.

03. Kama Hyang Guru jatuh dilaut, t erjadilah suara menggelegar, terjadilah gara

gara alam. Gelombang laut berdebura n, berpengaruh sampai di Surgaloka.

04. Balai Marcukunda bergoncang Yang Guru mi nta laporan dari para Dewa, apa

penyebab gara gara alam yang sangat dahsyat itu. Para Dewa segera memberikan

laporan kepada Hyang Pramesthi.

05. Para Dewa menya takan telah mengadakan pengamatan namun tidak dapat

menemukan. Yang Pratiwi meny atakan bahwa tiada seorang Dewa pun yang dapat

menebak apa penyebab gara gara itu.

06. Maka Yang Jagad Nata sendirilah bermaksud akan menyelidiki penyebab

adany a gara gara alam. Akhirnya dapat diketahul, penyebabnya adalah Sang

Kamasalah.

07. Yang Pramesthi Guru lalu memerintahkan kepada para Dewa membunuh Sang

Kamasal ah. Barang siapa tak mau berusaha membunuh tak akan diakui sebagai

putra Raja Dewa.

08. Para Dewa menjunjung tinggi perintah Hyang Pramesthi. Mereka berangkat b

ersama sama turun kebumi. Tiba disamudera tempat Kamasalah diam, para Dewa

mengh ujani anak panah.

09. Karena dihujani anak panah itu, Kamasalah yang semula masi h bayi orok,

cepat menjadi besar. Semua senjata yang mengenai tubuh bayi menambah

kekuatan dan kesaktian, Cakradaksana memperkuat muka. Limpung memperkuat

sumsu n tulang bahu. Gada memperkuat punggung. Bayi Kamasalah dapat duduk.

Page 70: Manik Maya

10. Para Dewa melihat bayi itu tidak musnah amat heran hatinya Hyang Bromo

melontarkan kata kata penghinaan kepada para Dewa : mengapa kalian mengaku

sakti. Ternyata tak m ampu memusnahkan si bayi.

11. Para Bethara berlari lari tak mampu menghancurkan si Kamasalah. Bethara

Bromo segera memegang senjata alugana. Namun dalam perkela hian ini Bethara

Bromo pun tak dapat unggul. Ia lari tunggang langgang dikejar Kamasalah.

12. Semua Dewa lari kehadapan Hyang Guru Nata mengadukan halnya Para B

ethara telah tiba dihadapan Hyang Guru Nata. Maka tegur Hyang Pramesthi :

mengap a Dewa sekalian berlari larian.

13. Mereka berdatang sembah. kepada Raja Dewa, m engatakan bahwa Kamasalah

adalah raksasa yang besar, dahsyat lagi sangat sakti. Karenanya mereka tak mampu

mengalahkan dan terus lari.

14. Dalam berhadap hadapa n, Kamasalah selalu menantang garang sambil

menggeram geram, hingga para Dewa takut melihatnya. Ia selalu menanyakan

siapa ayahnya. Hyang Guru mendengar ceriter a Dewa Dewa itu tertawa kecil, lalu

bertanya dimanakah tempat raksasa tersebut.

15. Pada saat Hyang Pramesthi menerima laporan para Dewa, diluar gaduh riuh

Dewa Dewa yang lain berlari larian naik balai Marcukunda.

16. Kamasalah telah tiba didepan Hyang Pramesthi rambutnya ikal mengijuk

terurai sampai diketiak. Gigi taringnya panjang runcing. Matanya bersinar, seperti

sina rnya matahari. Mukanya berkulit kasar sekasar batu karang.

17. Lubang hidungnya menyerupai sepasang lubang gua. Ia berjanggut dan

berkumis tebal. Dadanya ditumb uhi rambut panjang. Dipunggungnya tumbuh

rambut tebal merata. Bila ditempuh angi n suaranya gemeresak seperti suara hujan

bersama sama badai.

18. Didepan Hyang P ramesthi, Kamasalah menanyakan siapa ayahnya. Suaranya

besar mengguntur. Yang Guru Nata mengatakan dialah yang menguasai segala

makhluk hidup dibumi.

Page 71: Manik Maya

19. Mendengar pemyataan itu Kamasalah bertanya lebih lanjut : bila nyata nyata

menguasai s emua makhluk, tentu tahu siapa ayahnya.

20. Hyang Pramesthi sanggup memberitahuk an siapa ayah Kamasalah, asal dia

sanggup tunduk kepada semua kehendak Hyang Pra mesthi. Karnasalah

menyanggupi.

21. Hyang Guru menandaskan, yang dirnaksud tundu k akan segala kehendak,

ialah mau menjalani segala perintah, meskipun bagaimana juga penderitaannya

walau sampai mati sekalipun.

Page 72: Manik Maya

XIV. PUPUH PANGKUR

01. Hyang Pramesthi memberitahu, bila ingin mengerti siapa ayahnya, Kamasalah

harus mau bers ujud dihadapannya. Kamasalah menyanggupi tetapi ia minta janji,

bila tak dapat m enunjukkan Hyang Pramesthi harus mau menjadi mangsanya.

02. Hyang Guru Nata meng abulkan permintaan Kamasalah, bila tidak dapat

menunjukkan dia mau dimakan. Kamasalah berlutut dan bersujud.

03. Yang Jagad Nata cepat menarik rambut Kamasalah, putus dua helai rambutnya,

Kamasalah melihat keatas, menampakkan giginya. Kemudian dicabut dua buah

taringnya, bibiinya disobek.

04. Bisa yang ada dalam taring dikeluarkan, ditaruh didalam Wadah air

Kamandanu. Taring itu berubah bentuk jad i senjata limpung, dinamai limpung

Jenggala. Dua pusaka itu masing masing beratnya tujuh kwintal. Dua helai rambut

yang putus itu berubah menjadi batu hitam.

05 . Hyang Guru berkata kepada Kamasalah, ia diberi nama Sang Hyang Kala.

Kamasalah menerima baik pemberian nama itu. Hyang Guru sedikit marah kepada

Bethari Uma. Sebaliknya Bethari Uma juga agak marah kepada Hyang Pramesthi.

Tengkar mulut ter jadi.

06. Uma ditangkap dan diangkat dalam kedudukan kaki diatas kepala dibawah.

Bethari Uma memekik sambil menangis, air matanya bercucuran, berjatuhan

bagaika n hujan. Dewi Uma berubah wajahnya, jadi raksasa wanita. Ia berganti

nama Bethari Durga. Bethari Durga dan Bethara Kala diperintahkan oleh Hyang

Pramesthi kelua r dari Jonggring Saloka.

07. Keduanya diperintahkan menduduki Nusa Kambangan seb agai tempat

tinggalnya hidup damai disana. Karena menaruh marah, sekali peristiwa Hyang

Guru, menyuruh putranya yaitu Bethara Bromo dan Bethara Wisnu memusnahka n

Bethari Durga dan Bethara Kala yang dipandang sebagai pengotor bumi. Jangan ke

tinggalan Lembuculung beserta pengikutnya diikut sertakan.

08. Para Bethara yang mendapat tugas mengindahkan perintah itu. Mereka

menyembah lalu berangkat ketempat raksasa bertempat tinggal. Ampat puluh

Page 73: Manik Maya

orang raksasa berhasil dapat ditumpas.

09. Tinggal seorang raksasa yang menyerah. Ia bernama Put hut Jataka. Dia

mengambil jalan hidup baru sebagai pendeta, bertapa digunung Goh karna. Setelah

selesai tugasnya, Bethara Bromo dan Bethara Wisnu kembali ke Kahy angan

melaporkan keberhasilan menjalani tugasnya.

10. Pada suatu ketika Yang Guru melihat ditengah samodra terdapat sinar

cemerlang, lalu bertanya kepada para Dewa : sinar apakah itu gerangan. Para Dewa

tak dapat memberi keterangan.

11. Hya ng Pramesthi segera menyuruh kepada Bethara Temburu, mengamati apa

yang terjadi sehubungan dengan cahaya yang terdapat ditengah samodra tersebut.

Yang Temburu mengindahkan perintah. Ia berangkat menuju kesamodera yang

ditunjuk.

12. Disana Bethara Temburu melihat seorang yang sedang menjalani bertapa. Ia

kembali menghad ap Hyang Pramesthi. Tiba dihadapan Yang Guru ia

memberitahukan bahwa disamudera itu terdapat seorang yang sedang bertapa.

13. Yang Temburu menyatakan, bahwa ora ng pertapa itu meskipun terendam

dalam air, badannya tiada basah. Maka Hyang Pra mesthi segera memerintahkan

kepada para Dewa agar mengusik petapa yang sedang tekun menjalani tapanya itu.

Beramai ramai para Bethara dan Bidadari menuju ketempat pertapa sakti itu.

14. Perjalanannya berining iring menuju kesamudera yang be rcahaya tersebut.

Disana ia melihat Sang Tapa duduk hening, membisu, membatu.

15 . Meskipun telah lama para Dewa ada didepan Sang Tapa, namun sepatah

katapun tia da mendapat tegur sapa. Mereka menganggap pertapa itu bersikap

angkuh. gumam mereka : adat kebiasaan, dimana pun ada tamu datang, pasti

pemilik rumah menyampaik an tegur sapa. Lebih mulia lagi bila menyajikan kapur

sirih.

16. Para Bethara mengumpat sikap angkuh dari Sang Tapa. Mereka merasa sangat

dihina. Bethara Siwali menyatakan bahwa ia diperintahkan oleh Hyang Jagad Nata

datang ditempat Sang Tapa.

Page 74: Manik Maya

7. Kedatangannya disuruh memintakan obat mujarab untuk permaisuni Yang Guru

Nata yang sedang dalam keadaan gering. Namun Sang Tapa tak menjawab sepatah

kat a pun. Ia dicubit pipi dan mulutnya dari kanan dan dan kiri. Benganti ganti para

Dewa mengajak bicara, namun tak muncul kata sepatah jua.

18. Kemudian Hyang Bromo marah. Ia mencaci maki, Puthut Jantaka tak mau

menerima perlakuan baik dari p ara Dewa. Para Dewa mengumpat bahwa Puthut

Jantaka menempati wilayah kekuasaan Hyang Pramesthi tanpa seizin, untuk

tempat bertapa. Mereka memperingatkan. bahwa tak akan diridoi. Dia menjadi

pertapa liar.

19. Hyang Sambu datang sambil menjin jing gendi penuh air. Sang Tapa diguyur

dengan air gendi itu, tetapi tubuhmya ti dak basah, Hyang Candra marah juga. Ia

memegang tongkat Sang Tapa dipukulnya ber kali kali, namun Sang Tapa tetap

membatu, tak ada selembar bulu roma pun yang le pas dan kulitnya.

20. Bethara Bayu datang menyerang, Puthut Jantaka ditangkap, d iangkat tinggi

tinggi, diempaskan diatas batu karang. Batu karang batu karang tempat Puthut

Jantaka diempaskan, pecah berantakan menjadi tujuh bagian, Sang Tapa tetap tak

terusik. Hyang Bromo melafalkan mantera keramat. Lalu datanglah nyala api yang

amat besar dan tinggi bagaikan membakar langit. Namun api tak mampu mem

basmi Sang Tapa.

21. Perkiraan para Dewa, pasti Sang Kanekaputra hangus musnah d itelan api. Api

lama kelamaan mereda. Terus mereda, akhirnya padamlah api yang m engganas itu.

Setelah api padam seluruhnya, nampaklah Sang Tapa rnasih utuh dalam keadaan

tepekur. Sang tapa bertambah cemerlang cahaya, sebagai emas yang habis digosok.

22. Para Dewa mengangkat senjata. Ada yang memegang senjata Cakra, sen jata

Kunta, peralu, panah piling, nenggala, tombak, gada, trisula diarahkan ketu buh

Sang Tapa namun tiada yang mengenai tubuh Sang Tapa.

23. Para Bethara mender ita malu karena tak berhasil mengganggu tapa Puthut

Jantaka. Mereka kembali meng hadap Hyang Pramesthi, melaporkan bahwa tugas

yang diberikan oleh Hyang Guru tid ak berhasil. Sang Tapa sungguh sakti.

Page 75: Manik Maya

24. Mereka berkesal hati. Banyak akal usah a untuk menggagalkan tapanya Sang

Pertapa, tetapi tetap teguh tak tergoyahkan si kap Sang Tapa. Kemudian Hyang

Pramesthi sendiri berhasrat akan menggagalkan pend irian dan tujuan Sang Tapa.

Segera berangkatlah Hyang Pramesthi. 2

5. Tak terceri terakan bagaimana perjalanan Hyang Guru Nata. Sekejap mata, telah

tiba didepan Sang Tapa. Hyang Guru menanyakan : apa yang menjadi tujuan

bertapa itu. Diminta agar Sang Tapa suka mengatakan. Bila menghendaki kawin,

Hyang Guru akan mengabulkan.

26. Dikatakan oleh Hyang Jagad Nata bahwa padanya memiliki banyak putri rema

ja yang cantik jelita. Lagi pula mereka rajin rajin bekerja Sang Tapa dipersilak an

mengamati dan memilih menurut kepuasan seleranya. Sang Tapa tetap tak melepas

kan tapanya. Yang Guru menyambung penibicaraannya.

27. Dia mengutarakan tebakan kehendak dari Sang Tapa yaitu ingin menyamai

kedudukan serta kekuasaan Yang Jaga d Nata. Oleh Hyang Pramesthi : tak

mungkin maksud itu dapat terkabulkan sebab me mang asal kedudukkannya

berlainan.

28. Yang Guru Nata menyatakan meskipun Hyang Kaneka Putra bertapa sampai

seribu tahun sekalipun tak akan mungkin menyamai wib awanya. Meskipun ia tak

perlu bertapa. Telah ditakdirkan menjadi raja dari sernu a Dewa.

29. Tiada yang melebihi tuanya selain teja dan cahaya wening. Ada lagi y ang

lebih tua ialah Sang Hyang Wening Wasesa. Sang Kaneka Putra tertawa terbahak

bahak. Ia menyatakan bahwa semua hal yang diceniterakan itu, ia telah tahu.

30. Sang Kaneka Putra memberikan salam kepada.Hyang Pramesthi. Dia telah

mengetahui juga bahwa yang berhadapan muka adalah Yang Pramesthi Guru,yang

berkuasa atas segala Dewa. Kalau hanya tahu mengenai Hyang Wening Wasesa

saja, masih belum sempurna wibawanya.

31. Hyang Kaneka Putra katakan masih kurang sempurna wibawanya b ila masih

senang berbuat salah, tak mengerti bahwa perbuatan itu keliru. Salah pikiran dan

salah perbuatan akan mendapat hukuman dari Hyang Wening Wasesa.

Page 76: Manik Maya

32. H yang Kanekaputra mengajukan beberapa pertanyaan menjajaki pengertian

Hyang Jagad Nata. Sewaktu alam semesta masih bersifat alam hampa, belum ada

isi apa yang ada lebih dahulu. Dijawab : hanya suara gaib, yaitu suarajati dari

Hyang Wisesa. Itu suatu bukti telah adanya kekuasaan.

33. Siapa yang berkuasa itu. Yang Praimes thi tak dapat memberikan uraian

selanjutnya. Diminta oleh Hang Pramesthi mau, menjelaskannya. Ia berkakak

kepadanya

34. Hyang Kaneka diminta oleh Hyang Pramesthi, suka diajak ke Inderaloka,

diperc ayakan menguasai dan mengatur para Dewa sebagai, imbangan dan

kekuasaan Hyang Pr amesthi. Hyang Giri Nata memerintahkan agar patuh dan

tunduk kepada Hyang Kaneka putra.

35. Para Dewa mengindahkan perintah Hyang Pramesthi itu. Hyang Kaneka men

yambung penjelasan : apa yang terjadi dialam semesta ini serba berpasangan.

Maka maksud Hyang Wasesa memberikan kedudukan guna mengimbangi

kedudukan Hyang Giri Nata.

36. Seperti halnya yang terjadi, atas berpasangan dengan bawah, utara dan selatan,

barat dan timur, laut dengan daratan, api dengan air, gelap dengan tera ng, siang

dengan malam, matahari dengan bulan, bintang tak mempunyai pasangan.

37. Laki laki dan perempuan, ayah dengan ibu, kakek dengan nenek, paman

dengan bi bi, cantik dengan buruk, uwak tiada pasangannya.Telah menjadi takdir

Hyang Wasesa Wening, Sang Kanekaputra menjadi pendamping kekuasaan dari

Hyang Guru Nata . Sang Kanekaputra lalu diajak naik ke Surgalaya. Hyang

Kaneka mengindahkan.

38. Perjalanan Hyang Guru Nata diikuti Sang Kaneka tak dikisahkan. Keduanya

telah s ampai di Balai Marcukunda. Disana Hyang Pramesthi sangat

memperhatikan mengapa t angan Sang Kaneka selalu menggenggam.

39. Bertanyalah Hyang Pramesthi kepada Hya ng Kaneka, mengapa tangan anda

selalu tergenggam. Tak pernah terurai. Dijawab ol eh Yang Kaneka, bahwa

didalam genggamannya terdapat Retna Dumilah, Retna Dumilah adalah raja dari

Page 77: Manik Maya

segala mutu manikam.

40. Keramat dan kesaktian dari Retna Dumi lah dapat merubah keadaan, kebal dari

lapar dan kantuk, kebal dari basahnya air, kebal dari panasnya api. Hyang

Pramesthi mengharap penyerahan pusaka Retna Dumi lah, ia ingin mengetahui.

41. Hyang Kaneka memberitahukan bahwa Retna Dunulah sa kti dan tajam. Ia tak

dapat ditangkap. Bila dipegang mudah dapat lolos, atau men ghancurkan tangan.

Hyang Pramesthi minta segera diserahkannya Retna Dumilah.

42. Sang Kanekaputra segera mengabulkan permintaan Hyang Pramesthi, Retna

Dumilah s egera diserahkan diikuti peringatan agar bersikap hati hati. Retna

Dumilah akan dilempar keatas : diminta Yang Guru supaya menyambut dengan

kedua belah tangannya.

43. Dari atas Retna Dumilah meluncur kebawah, lalu disambut Hyang Pramesthi

dengan kedua belah tangannya, tetapi dapat lolos dari tangkapan. Lepas dari tangan

Hyang Pramesthi, dapat ditangkap Yang Sambu, tetapi Retna Dumilah yang

ditaruh dalam astagina itu terlepas juga. Berturut turut bergantian para Dewa

menyambut Astagina/Cupu Astagina tetapi selalu dapat lolos lepas.

44. Yang Kamajaya menya mbut tetapi segera lolos. Yang Wisnu segera

menangkap tetapi lepas juga. Sang Hy ang Bayu menangkap juga lepas. Hyang

Bayu menangkap dari bawah, lolos, diterima Hyang Bromo lepas lagi.

45. Berturut turut oleh Yang Citragatra, Hyang Kuwera, Emprit Anjala, tak ada

yang berhasil menangkapnya, terus saja lepas sampai dibawah bumi.

46. Sang Hyanq Pratiwi menangkap dari bawah tetapi lepas juga lolos kebawah

sampai bumi kedua. Begawan Kusika cepat menangkap dari bawah tetapi tak dapat

dikuasai sampailah kebumi ketiga. Sang Hyang Gagang Aking menangkap dari

bawah lepas juga terus kebumi keempat.

47. Yang Cindula tampil menerima dari bawah, terlepas. Segera ditangkap Hyang

Dh erampalan dari bawa, namun lolos juga, terus menerobos sampai bumi keenam.

Page 78: Manik Maya

48. Diterima Yang Manikara namun lolos juga sampai bumi ketujuh. Hyang

Antaboga menan gkap mulutnya menganga. Retna Dumilah masuk kemulut

Antaboga, mulutnya berbau ha rum. Cupu berjalan kedalam perut terus keekor.

49. Setiba diekor cupu membuka da n bersuara menggelegar, seperti suara benda

berat jatuh didalam air. Hyang Antab oga menutup mulutnya.

50. Tertidurlah Hyang Antaboga. Alkisah sehilangnya Retno Dumilah, Hyang

Pramesthi berkata kepada Hyang Kanekaputra

51. Menanyakan selanju tnya bagaimanakah kehendak anda setelah hilangnya

Cupumanik Astagina yang berisi Retno Dumilah. Dijawab ia akan mengadu

kepada Sang Hyang Wenang dan akan dicari walaupun sampai bumi ketujuh.

Hyang Pramesthi diajak serta Hyang Pramesthi meny anggupi.

52. Hyang Guru Nata menyatakan lebih lanjut: sia sia jika kembali sebel um

menemukan benda yang hilang itu. Hyang Pramesthi bersedia mengikuti usaha pen

carian Cupumanik sampai terdapat. Para Dewa diperintahkan ikut serta semua.

53. Perjalanan mereka sangat cepat tiba dibumi kesatu. Yang Pratiwi

menyeyogyakan te rus saja bumi kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam akhirnya

sampai kebumi ketu juh Para Dewa pengikut tetap mengikuti jejak Hyang Guru

dan Hyang Kanekaputra.

54. Setiba dibumi ketujuh Yang Kaneka bertemu dengan Hyang Antaboga sedang

tidur. Yang Antaboga segera dibangunkan. Dengan agak terkejut ia bangun

55. Serta sesu dah bangun Hyang Kaneka menyatakan kedatangan para Dewa ini

diperuitahkan oleh Hyang Pramesthi menyampaikan kehendak Hyang Wasesa

minta nyawa Antaboga. Ia sendi ri juga berkepentingan diperintahkan mencari

pusaka untuk Hyang Pramesthi yang b ernama Retno Dumilah.

56. Hyang Kaneka menanyakan: adalah kiranya Hyang Antaboga tahu. Jika anda

dapat menemukan, akan diberi karunia yang tinggi nilainya. Ia akan diangkat

Page 79: Manik Maya

mengepalai Dewa Dewa yang ada dibumi ketujuh.

57. Yang Antaboga ber kata dalam hati: ingin mencoba Dewa ( kesaktian). Maka

dijawabnya: memang betul Retno Dumilab berada disitu.

58. Dinyatakan Retno Dumilaii yang berada didalam c upu manik Astagina telah

bersenyawa dengan dia, tak dapat dipisahkan. Karena itu bila diminta, harus

bersama sama dengan tubuhnya. Karena ia sendiri tak mampu d atang sendiri di

Surgaloka, maka ia minta diangkut oleh para Dewa.

59. Yang Kane kaputra berkata dengan marah, menyatakan bahwa semua katanya

itu tidak nyata. Ma na mungkin para Dewa mengangkat tubuh Antaboga yang

seberat bumi itu. Yang Kanek a minta agar Antaboga berjalan sendiri.

60. Antaboga tiada menjawab: ia melingka rkan badannya, terus tidur. Tidur pulas

seperti meninggal. Tetapi denyut dan per nafasan masih berjalan terus. Ia telah

mengenyampingkan rasa, karsa, serta rasa takut.

61. Yang Kanekaputra bertanya mengapa ia pura pura tidur. Yang Wisnu tahu apa

sebenarnya yang dikerjakan oleh Antaboga itu. Itu hanyalah cemooh belaka,

sebaiknya dipaksa saja.

62. Yang Kaneka merasa dihina, panas hatinya. Lalu menyer ahkan kepada para

Dewa datang mengeroyok sambil berkata perkelahian yang akan te rjadi mudah

diatasi, umpama mentimun melawan durian.

Page 80: Manik Maya

XV. SINOM

01. Yang Kaneka mengingatkan kepada para Dewa : Jangan tinggal diam. M ereka

diajak memasuki perut Antaboga, karena tak dapat diangkut. Karena besar da n

panjangnya, dikatakan: tubuh Antaboga yang melingkar itu dikatakan melingkar b

umi dengan sempurna.

02. Lubang hidungnya ada sembilan puluh buah. Masing masing panjangnya dua

bulan perjalanan. Keajaiban takdir tak dapat diduga. Tingkah lak u para Dewa

didalam perut lalu lalang.

03. Mereka menyusur sepanjang tubuh ntabo ga, mengamati dengan teliti kalau

kalau Retno Dumilah disembunyikan dalam tubuh, tetapi tiada terdapat. Para Dewa

menjadi amat marah. Mereka bemaksud hendak mem bunuh Sang Antaboga.

04. Karena banyaknya yang ada didalam tubuh Antaboga, maka rongga tubuh

Yang Antaboga jadi penuh sesak. Mereka tak dapat bergerak bebas bah kan sering

terjadi kesalah pahaman antara mereka. Yang Temburu berselisih dengan Yang

Kuwera. Bethara Condro datang melerai. Tetapi lebih dahulu Bethara Temburu

telah terpental

05. Yang Condro berteriak teriak mengatakan ditempat itu. Retno Dumilah

tersembunyi. Para Dewa membantu mencarinya. Yang Antaboga menggeliat ge

liatkan tubuhnya. Para Dewa yang ada dalam perut Antaboga terbalik balik. Yang

T emburu dan Yamadipati berteriak teriak kesakitan. Dalam keributan itu

Yamadipati memijit mijit bulatan kemaluan Temburu, sambil menyerukan : ini dia

Cupumanik Astagina. Yang Temburu hanya membelalak kesakitan. Bethara

Wisnu mengumpat para Dewa karena berbuat tolol, dapat dipermainkan oleh

Antaboga. Para Dewa merasa malu.

06. Yang Kanekaputra menghina, kalian tak ada yang memiliki kesaktian. Yang K

aneka menasihatkan agar tubuh Antaboga diangkat bersama sama ke Inderaloka.

Cara mengangkutnya seperti ketika para Dewa mengangkut gunung Jamurdipa.

Page 81: Manik Maya

07. Hyang Bromo dijadikan salang. Yang Endra dijadikan tali. Bethara Bayu

dijadikan kayu pe mikul. Yang Wisnu yang memikul. Tubuh Antaboga telah

diletakkan diatas salang, k emudian diangkat bersama. Jalannya amat laju.

08. pm.

09. Perjalanannya melewati angkasa. Pada saat dipikul itu tubuh Antaboga

berangsur angsur mengecil. Kian l ama makin mengecil, sampai akhirnya tidak

nampak, hilang dari pemandangan. Yang Kanekaputra menjadi sangat marah.

10. Ia merasa dipermainkan oleh Antaboga, mera sa dibuat malu. Dia betul betul

malu. Hal tersebut akan dilaporkan kepada Hyang Pramesthi, akan dilaporkan

kejelekan kejelekan yang diperlakukan oleh Antaboga. Perjalanan Yang Kaneka

amat cepat. Sebentar saja sampailah ia didepan Yang Jagad Nata.

11. Baru saja Yang Kaneka akan melaporkan kejelekan kejelekan Antaboga,

ternyata yang akan dilaporkan itu telah menghadap Hyang Pramesthi, kepalanya

dija dikan tempat duduk. Dengan menunjuk kepada Yang Antaboga, Yang

Kanekaputra mencaci maki.

12. Dikatakan bahwa terlalu berani Antaboga menghina dan membuat susah

kepada para Dewa. Mungkin dia berperasaan tiada orang sakti kecuali Yang

Antabog a. Yang Pramesthi meredakan kemarahan Yang Kaneka, menyatakan

bahwa Antaboga telah mengakui kesalahannya didepan Hyang Guru Nata. Maka

kesalah an Antaboga itu dimintakan maaf oleh Hyang Pramesthi kepada Hyang

Kanekaputra serta para Dewa.

13. Yang Kaneka menghentikan kemarahannya, Hyang Jagad Nata lalu

memerintahkan kepada Antaboga, untuk lekas lekas mengeluarkan Retno Dumilah.

Ant aboga lalu menyerahkan Cupu manik kepada Hyang Pramesthi bagaimanapun

juga Hyang Jagad Nata membuka cupu itu, tiada juga dapat terbuka.

14. Cupu lalu diserahkan kepada Yang Kanekaputra, untuk dibukanya. Yang

Kanekaputera berusaha membuka de ngan segala akal dan kekuatannya, namun

Page 82: Manik Maya

Cupu tiada juga terbuka. Sesudah jelas i a tak dapat membuka Cupu tersebut, lalu

diserahkan kepada Bethara Wisnu untuk di buka.

15. Berganti ganti para Dewa berusaba membuka Cupu manik dengan segala aka l

dan upaya, namun tiada juga dapat terbuka. Hyang Pramesthi lalu bertanya kepad a

Yang Kaneka : bagaimana usaha selanjutnya.

16. Jawabnya: karena Cupu itu ada pemiliknya maka diserahkan saja kepada

Antaboga, biar dia yang membukanya. Tentu ia dapat : Hyang Pramesthi lalu

memerintahkan kepada Antaboga membuka Cupu manik . Antaboga menjawab :

bahwa ia sekedar sebagai pemilik saja. Dapat dan tidaknya membuka cupu itu dia

tak dapat memastikan.

17. Hyang Pramesthi diam sejenak memu satkan segala perhatiannya, mohon

kepada Hyang Wasesa Tunggal restu dapat membuk a Cupu manik. Cupu ditarik

diatas telapak tangan lalu diempaskan kebawah, Cupu hancur lebur tidak kelihatan.

Semusnah Cupu itu, tedapatlah seorang anak kecil pe rempuan, indah jelita

wajahnya. Besar dan usianya biasa orang mengatakan usia ba ginda putra.

18. Bersamaan dengan hancur leburnya Cupu manik, terjadilah sinar i ndah merata

diseluruh Balai Marcukunda. Oleh Hyang Pramesthi anak perempuan itu diberi

nama Dewi Trisnawati. Sehari hari Dewi Tisnawati selalu :bermain di Balai

Marcukunda atau Balai Marakata.

19. Lama kelamaan Dewi Tisnawati menginjak usia remaja., Wajahnya kelihatan

tambah cantik molek, mengimbangi wajah Uma dan Ratih. Sinar wajahnya, cerah

cemerlang bagaikan sinar bulan purnama. Siang dan malam wajah Tisnawati selalu

terbayang dirongga mata Yang Jagad Nata. Dewi Tisnawati dijadikan dayang

dayang agar selalu berdampingan dengan Hyang Jagad Nata.

20. Us ia Dyah Tisnawati mencapai empat belas tahun. Hyang Jagad Nata amat

tertarik aka n wajah sang Ayu Tisnawati sehingga lupa kepada Dewi Uma. Setiap

saat Dewi Tisna wati selalu mengganggu lubuk kalbunya, membangkitkan rasa

asmara. Hyang Guru ber maksud meperistri Kusuma Trisnawati.

Page 83: Manik Maya

21. Kata kata yang ditujukan kepada Sang Ay u selalu manis semanis madu. Puji

sanjung selalu ditujukan kepada tubuh Sang Rup awan dari ujung rambut sampai

ujung kaki. Dyah Trisnawati menyambut dengan rasa terima kasih sebesar

besarnya atas puji sanjung buat dirinya itu.

22. Bila denga n sungguh sungguh Hyang Pramesthi menghendaki atas dirinya,

Dyah Trisnawati meng ajukan tiga sarat permohonan. Hyang Jagad Nata

menyanggupi persyaratan apapun ya ng akan disodorkan. Sang Ayu segera

menyatakan persyaratan tersebut. Yaitu : pertama, sandang busana yang tak pernah

usang, kedua : jenis makanan yang bila seka li makan, selamanya tak akan merasa

lapar, ketiga : mohon tabuh tabuhan sembaran gan tetapi selalu mengasyikkan

suara rasanya.

23. Hyang Pramesthi menyanggupi itu semua. Ia menyuruh Byang Citragatra,

memangg il karma maninya yang berganti ujud menjadi Kalagumarang, yang

dipercayakan meng asuh putera Yang Guru Nata, bernama Yang Kala, menempat

di Nusakambangan.

24. Yang Citragatra telah berangkat ke Nusakambangan. Perjalanannya amat laju,

dalam w aktu singkat telah bertemu dengan Yang Kala. Kepada Yang

Kalagumarang telah disa mpaikan pesan Hyang Pramesthi minta kedatanganYang

Kala dengan diantar oleh Kala gumarang. Akhirnya berangkatlah keduanya

mengikuti Yang Citragatra menuju ke Bal ai Marcukuda atau Balai Marakata

25. Setibanya didepan Hyang Pramesthi Guru, Kal agumarang segera berlutut dan

bersujud, kepada Hyang Guru Nata. Hyang Jagad Nata menerangkan bahwa

kepentingan memanggil Kalagumarang itu, akan ditugaskan mengu sahakan

mencari pakaian yang tak akan mengalami usang. Kedua mencari makanan yan g

sekali dimakan tak akan megalami lapar seterusnya Ketiga mengadakan tabuhan, a

sal tabuhan yang suaranya mengasyikkan.

26. Bila usaha ini dapat berhasil, namany a akan jadi termashur Kalagumarang

menyanggupi sebagaimana perintah Hyang Prames thi. Ia minta diri dan segera

berangkat.

Page 84: Manik Maya

27. Sampai diluar Marcu Marakata bertem u dengan para Dewa. Karena dimata

para Dewa diketahui bahwa Kalagumarang itu ada lah mani kotor dari Hyang

Pramesthi maka ia sangat dihina Ada yang menghantam, ada yang menendang, ada

pula yang meludahi. Pakaiannya disobek sobek. Para Dewa m engutuk semoga

dalam perujalanan Kalagumarang berubah ujud menjadi marga satwa d an tak

dapat kembali.

28. Bersamaan dengan kutukan itu datanglah deru suara dian gkasa yang dahyat.

Serta tahu bahwa Kalagumarang diperintah oleh Hyang Pramesthi mencari tiga

syarat permintaas DyahTisnawati. Bethara Wisnu turun ke Marcapada

menciptakan sebuah negeri dan diberi nama Mendhangkamulan.

29. Sebagai rajanya b ergelar Baginda Mangukuhan Permaisurinya bernama

Darmonastiti lalu diciptakan la gi manusia laki laki dan perempuan beratus ratus

sebagai hamba sahaya Raja Mangu kuhan.

30. Yang diangkat sebagai Patih, adiknya sendiri bernama Jaka Puring. Sejak itu

berganti alam ke Dewaan menjadi alam manusiawi. Negeri Medhangkamulan men

jadi negeri yang makmur sejahtera. Lama berdirinya hingga seribu tahun.

31. Mula i saat itu dibumi terdapat makhluk berujud insan dan roh halus, yaitu jin,

roh h alus yang memuliki sifat baik dan roh halus jahat yang disebut berkasakan.

Roh h alus wanita disebut peri prayangan Kerajaan Medhangkamulan itu kerajaan

insani y ang mula mula. Bethara Wisnu lalu menjelma kepada Sri Mangukuhan .

32. Sungguh indah istana kerajaan Mendhangkamulan. Alam sekitar negeri masih

berujud hutan ri mba belantara. Mengulangi kisah perjalanan Kalagumarang yang

mendapat tugas dari Hyang Pramesti, sampailah ia ditanah Banjaransari. Dia

melihat tubuh gemulai dari Dewi Sri yang sedang menikmati mandi seorang diri

ditaman pemandian. Kalagumar ang tak mampu menahan gejolak nafsu asmaranya.

33. Betapa ngerinya Dewi Sri melihat wajah Kalagumauang yang menakutkan itu.

Cepat cepat Dewi Sri lari menuju ketempat Sang Wisnu berada. Karena tergesa

gesa lari Pakaian Dewi Sri tertinggal di taman tidak dihiraukan. Tiba dihadapan

Page 85: Manik Maya

Sang Wisnu, Dewi Sri segera bersujud. Hyang Wisnu minta agar Dewi Sri

menceriter akan apa yang baru saja dialarni.

34. Dewi Sri mulai mengisahkan pengalaman wakt u sedang mandi ditaman

Banjaransari. Pada saat sedang asyiknya. Dewi Sri mandi d itaman pemandian, tiba

tiba seorang raksasa berwajah mengerikan datang mendekati degan maksud jahat.

Maka dengan tanpa berpikir panjang ia lari, dalam keadaan b usana tidak sempuma,

karena dikejar oleh rakasa itu. Tengah diceritakan raksasa tersebut telah datang

seraya bertanya. Siapa pemilik rumah itu

35. Dengan penuh rasa ketakutan ia tiba didepan Sang Wisnumurti. Mukanya pucat

pasi, tubuhnya lem ah tak berdaya.Tak lama antaranya disusul kedatangan

Kalagumarang, sambil menanyakan siapa memiliki istri yang cantik jelita yang

mandi d taman pemandian itu ta di. Sang Wisnu menjawab dialah suaminya.

36. Kalagumarang mengatakan ini merampa s hak istrinya. Sang Wisnu

menyatakan tidak berkeberatan asal yang bersangkutan suka menanggapi, bila

tidak jangan berani memaksa Kalagumarang minta agar SangWi snumurti mau

menanyakan keinginan tersebut.

37. Yang Wisnu lalu rnemanggil Dewi Sri, Setelah menghadap bertanyalah Yang

Wisnu, maukah Dewi Sri diperistri oleh Kalagumarang. Bila mau menerima

permintaan tersebut, Dewi Sri akan berbahagia karena bersuami pria yang ditakuti

orang. Dia adalah putraSang Hyang Jagad Nata

38. Dewi Sri rnenoak. kehendak Kalagumarang. Dia pantang menyerahkan dirinya.

Bila dipaksa lebih baik ia mati dikalang tanah. Betara Wisnu menyampaikan

pernyataan dari Dewi Sri bahwa ia tak mau menerima kehendak Kalagumarang.

39. Yang Kala men gatakan, telah menjadi kebiasaan, seorang wanita yang diminta

menerima akan perk awinan dari seorang pria, meski dalam halrnya mau, tetapi

pada pengutaraannya pu ra pura tidak mau. Sang Wisnu lalu memberi isyarat agar

istrinya lari menuju kenegeri Mendhangkamulan Disana dinasehatkan supaya

merasuk kebadan permaisuri Baginda.

Page 86: Manik Maya

40. Dewi Sri mengindahkan petuah Sang Wisnu. Bethara Wisnu melenyapkan diri

dari pemandangan. Kalagumarang menjadi amat marah. Kemaaa saja Dewi Sri lari,

s elalu saja dikejar oleh Kalagumarang. Hampir saja Dewi Sri dapat tertangkap.

Bet hara Wisnu tahu akan hal itu. Segera mengambil panah dibidikkan kepada

Kalagumar ang.

41. Selepasnya anak panah itu berubah menjadi akar rotan, lalu mengikat tub uh

Kalagumarang, akhirnya jatuh bergelimpangan. Dalam berlari lari itu Dewi Sri

mencaci maki, dikatakannya bertabiat seperti babi rusa. Berubahlahujud

Kalagumarang bertubuh sebagai babi hutan

42. Ia tak dapat berdiri sepeti manusia melainka n berdiri dan berjalan seperti

binatang berkaki empat. Dia ingin membuktikan melihat kedalam air, ingin tahu

bagaimana bentuknya sekarang. Ternyata badannya ber ubah menjadi babihutan. Ia

meratap didalam hati. Meskipun telah berubah menjadi babi hutan, ia tak akan

melepaskan maksudnya.

43. Dewi Sri tetap dalam pengejara n babi hutan. Tiba di Mendhangkamulan, Dewi

Sri lalu merasuk kepada tubuh permai suri Baginda. Baginda Mangukuhan, yaitu

Dewi Dermanastiti. Pada saat itu Kalagurnarang tak tahu lagi dimana Dewi Sri

berada.

44. Dia mencari kemana mana, meonat loncat untuk melampaui pematang tetapi

tidak berhasil. Bethara Wisnu segera men gambil.bambu runcing, selalu siap

ditangannya. Tatkala Kalagumarang melompat pem atang. Bambu runcing Bethara

Wisnu tepat diarahkan keperutnya. Menyemburlah darah dari perut Gumarang

yang terkena bambu runcing Sang Wisnu.

45. Darah yang menyernbur itu berubah me njadi aneka serangga, hama tanaman

sawah. Ada hama wereng, barmacam macam belala ng. Tubuh Gumarang menjadi

hama menthek, perusak tanaman tanaman padi yang sedang turun buah menghijau

46. Bethara Wisnu lalu merasuk pada tubuh Baginda Manguku han. Beliau Raja

Jawa yang pertama kali. Alkisah Sang Hyang Guru telah mendengar berita bahwa

utusannya telah berubah perujudannya. Sang Hyang Guru tidak rnenar uh sabar

hati lagi.

Page 87: Manik Maya

47. Kusuma Tisnawati dihujani banyak ciuman. Kelihatan gerak geriknya gejala

gejolak nafsu sanggama. Kusuma Tisnawati menyampaikan kata kata pereda nafsu

asmara kepada Hyang Guru Nata. Diharap kesabaran dari Hyang Jagad Nata

menanti sampai datang utusan yang ditugaskan mencari tiga persaratan.

48. H yang Pramesthi sangat mengharap tanggapan kasih mesra dari Dewi

Tisnawati. Bertu bi tubi Sang Dyah itu diciumi. Dyah Tisnawati mengingatkan ia

akan mati dalam am binan. Hyang Pramesthi bila ia tak dapat menahan nafsunya.

KataDewi Tisnawati be tul betul terjadi.

49. Melihat kejadian itu, Hyang Pramesthi jadi sadar diri men yesali perbuatannya.

Ia lalu memanggil Yang Kanecaputra, diperintahkan membawa j enazah Dewi

Tisnawati ke Marcapada, dinegeri Mendhangkamulan didalam hutan Krend

hawahana.

50. Hutan yang akan dijadikan tempat mengebumikan diperintahkan meneba ngi.

Batang batang tebangan itu disuruh keringkan oleh Sang Hyang Surya, selanju

tnya Hyang Bromo ditugaskan untuk membakar. Setelah cukup mengetahul

perintah Hy ang Pramesthi segera berangkat kehutan Krendhawahana, ditempat

yang direncanakan untuk mengebumilkan.

51. Hutan telah ditebangi. Ditempat itu dibuat lubang lahat. Termpat kuburan. Ken

Tisnawati diberi berpagar dengan kisi kisinya. Setelah cukup lama jenazah Dewi

Tisnawäti dikebumikan, ditanah tepat arah kepala keluarlah kelapa, didekat telapak

tangan keluar pisang.

52. Dan gigi tumbuh jagung, dari r ambut tumbuh padi, dan bulu mata tumbuh

palawija dari kaki tumbuh pala kependem (tanaman umbi umbian yang terpendam

didalam tanah.

53. Sesudah dari tubuh Tisnaw ati yang terpendam didalam tanah, turnbuh

bermacam rnacam tanaman pertanian, Hya ng Kanekaputra lalu datang menemui

Raja Mangukuhan, menyerahkan tumbuh tumbuhan yang tumbuh dimakam

Tisnawati, dengan anjuran bila buahnya telah tua supaya dipe rbanyak

penanamannya. Ki Buyut dan Ki Tuwa menjadi petani. Ki Pancakut menjadi

pemuka Raden Jaka Puring menjadi Patih

Page 88: Manik Maya

54. Tumbuh tumbuhan yang berasal dari tubuh Dewi Sri telah tumbuh tinggi.

Dewa yang mengikuti Hyang Kaneka, dan menanti sebelah timur laut bernama

Emprit Anjala, sampai sekian lama Hyang Kaneka tak memberi berita. Dalam hati

ia berpikir : kemanakah gerangan kanda Kanekaputra, maka telah cukup lama tidak

meninjau.

55. Dia lalu terbang tinggi. Diantaniksa ia men gamati kebawah nampak sebuah

negeri. Negeri itu adalah negeri Mendhangkamulan. Disana tumbuh bermacam

macam tumbuh tumbuhan pertanian yang telah cukup tua buahn ya. Dari angkasa

baunya mernbangkitkan selera Emprit Anjala segera terbang menukik.

56. Sampai dibawah, melihat aneka tumbuh tumbuhan, hatinya sangat tertarik.

Namu n pada saat itu Yang Kaneka telah tiada. Emprit Anjala lalu kembali naik ke

Kahy angan. Emprit Peking dan Gelatik pengikut Emprit Anjala ditinggalkannya.

Roh Dewi Sri telah bersama sama Roh Tisnawati merasuk ketubuh permaisuri

Baginda Manguk uhan Dyah Dremanastiti.

57. Alkisah burung Gelatik dan Emprit Peking telaih turun, makan buah padi

dengan lahapnya. Petani mengetahui itu lalu menghalau, dilemp ari dengan batu.

Burung burung itu beterbangan lalu hinggap dipohon pohon disekitarnya. Dimana

terdapat kelengahan si petani mereka turun lagi makan bulir bulir padi.

58. Ki Cakut melaporkan kerusakan hasil padi karena dimakan oleh burung burung

kecil kepada Jaka Puring. Segera JakaPuring datang mernbantu menghalau burung

burung kecil. Dilemparinya dengan batu, tiada yang terkena. Mereka beterbangan

hinggap dipohon pohonan.

Page 89: Manik Maya

XVI. DHANDHANGGULA

01. Berulang kali burung burung itu bila dilempari, mereka beterbangan lalu

hinggap bertampung dipohon. Pohon itu dinamai oleh Jaka Puning pohon

nanggung berarti bangunan tempat menunggu. Bila dilempari mereka terbang lalu

hinggap dipohon enau, menanti kelengahan petani, k emudian menyerang kembali

buah padi.

02. Kalau masih juga menjadi tempat penampu ngan burung burung hama padi.

Jaka Puring memerintahkan agar bunga enau itu dira ut, dipancung. Batang enau

masih menjadi tempat penampungan burung burung emprit dan gelatik. Maka

petuah Jaka Puring itu diaksanakan serta mayang enau dipancun g, keluar cairan,

lalu dicicip, rasanya manis sekali. Ki Tuwa segera memotong ba mbu pada sesisi

ruas. Ruas yang lain tidak terpotong. Air yang terus menerus dar i mayang enau

ditampung didalam tabung bambu.

03. Air mayang yang tertampung dal am tabung itu dibiarkan semalam didalani

tabung. Air itu dinamai air nira. Tabung nira itu dibuka sumbatnya, lalu diserahkan

kepada Jaka Puring. Bau niranya sem erbak membangkitkan selera Jaka Puring

menyatakan supaya nira tersebut dipersemb ahkan kepada Baginda.

04. Jaka Puring kembali keistana dengan membawa nira untuk dipersembahkan

kepada Baginda. Jaka Puring berdatang sembah, menyatakan bahwa y ang

diserahkan Baginda itu adalah hasil sadapan dari mayang batang nibun dalam w

ilayah kerajaan Baginda Mangukuhan.

05. Tabung nira segera diterima Baginda, sum bat tabung itu lalu dibuka. Bau nira

tersebut semerbak menyengat hidung. Raja Ma ngukuhan berkata kepada Yang

Kaneka, mempersilahkan membawa minuman dari nira ke Kahyangan untuk

Hyang Pramesthi. Yang Kaneka telah menerimanya, lalu berangkatl ah.

Perjalanannya amat cepat bagaikan kilat.

06. Dalam sekejap mata telah tiba d ihadapan Hyang Pramesthi. Hyang Jagad Nata

menyambut dengan salam kedatangan. Ia menanyakan maksud kedatangannya.

Yang Kanekaputra mengatakan, bahwa dipersilaka n menyampaikan minuman nira

yang ditaruh didalam tabung oleh Sri Mangukuhan dari negeri Mendhangkamulan.

Page 90: Manik Maya

07. Hyang Guru Nata mengharap penyerahan dari Yang Kane ka. Setelah ditenima

Yang Kaneka dimintai tolong, membuka tabung tersebut. Pada waktu membuka

sumbat, ada yang memercik dibibir Yang Kaneka, percikan itu dijilat jilatnya,

terasa sangat manis. Ia memberitahukan hal itu kepada Yang Pramesthi, bahwa

rasanya sangat manis. Hati Yang Pramesthi agak masgul. Ia berkata : jangan lah

bertingkah seperti anak kecil.

08. Yang Kaneka berubahlah bentuk tubuhnya. S emula bagus kemudian menjadi

jelek. Bibirnya tebal, gigi tidak rapi, perut bunci t pantatnya menonjol kebelakang.

Bila berbicara tersendat sendat. Ia sangat terkejut akan perubahan itu. Ia

mengambil sebuah cermin. Serta melihat bayangan tubu hnya didalam cermin amat

sedih hatinya. Kemudian mengadu kepada Hyang Pramesthi.

09. Dikatakannya bahwa perubahan tubuh tidak dapat berubah kembali. Itu sudah

m enjadi takdir Hyang Wasesa. Yang Kaneka diberi ganti nama Yang Narada,

artinya t erdapat ada agak cacat

10. Konon kisahnya, sesudah Dewi Tisnawati jadi dekat per gaulannya denga

Hyang Pramesthi, Dewi Uma merasa dikesampingkan. Ia lalu merasuk i kepada

batang padi. Selanjutnya buah padi menjadi makanan para Raja. Dalam hat i Dewi

Uma iri terhadap kecantikan Dewi Tisnawati.

11. Adapun Dewi Tisnawati set elah meninggal rohnya merasuk kebatang rumput

gajah. Prasukan itu bermaksud agar buahnya nantinya menjadi makanan para

bangsawan. Tetapi malang baginya, hasilny a tidak seperti yang diharapkan.

Rumput gajah hanya jadi makanan gajah, kendaraa n para Raja.

12. Alkisah Puthut Jantaka rnempunyai banyak anak, dalam aneka ujud . Yang

sulung berujud tikus, dinamai tikus Jinada, warnanya putih besarnya sebes ar

anjing. Ia merajai segala tikus. Anak yang kedua berujud babi hutan dinamai T

embalung, merajai semua jenis babi.

13. Hamba sahayanya beratus ratus ribu ekor babi. Anak selanjutnya berujud kera

dinamakan Kuthila. Laskarnya beratus ratus ribu juga. Adik Kuthila berbentuk

kerbau dinamakan Mahesa Danu. Adiknyalagi berujud banteng laki laki dan

perempuan. Adik adiknya lagi ada berujud kijang, ada be rujud rusa dinamai

Page 91: Manik Maya

Kirandhil ada bulus dan kura kura.

14. Semuanya kurus kering, disebabkan kurang makan. Siang malam mereka

meratap dan menangis kelaparan, sua ra tangisnya hiruk pikuk mengadu kepada

ayahnya. Melihat keadaan itu Puthut Jantaka amat iba hatinya. Anak anaknya

dikumpulkan, lalu diberi nasehat. Didalam hut an yang sesepi itu memang sangat

miskin adanya makanan.

15. Diluar hutan ada seb uah negeri yang amat makmur. Hasil makanan tumpah

ruah. diseyogyakan kepada anak anaknya supaya mereka mengungsi kesana guna

menyambung hayat. Mintalah belas ka sihan dari hamba sahaya dinegeri

Mendhangkamulan itu.

16. Dengan suara serentak para satwa, itu menyambut gembira nasihat ayahnya itu.

Ia berpesan jangan sekali kali berbuat curang. Makan hasil tanam yang ada tanpa

seijin mereka itu tidak benar. Mintalah belas kasihan dari mereka. Nasihat dari

Puthut Jantaka itu akan d iindahkan oleh anak anaknya. Maka berangkatlah mereka

menuju negeri Mendhangkamu lan.

17. Keberangkatannya disertai hujan lebat serta topan badai. Mereka berjala n

berkejar kejaran, amat cepat, secepat kilat. Tiba dinegeri Mendhangkamulan, te pat

waktu tengah malam. Penduduk negeri telah sama sama tidur nyenyak. Telah men

jadi watak dari raksasa dan saat yang sedang kelaparan, bila melihat makanan mer

eka melahap dengan rakus.

18. Tingkah para rakaasa seenaknya saja, renggut sana, renggut sini, berguling

guling, merusakkan tanam tanaman. Datangnya tikus dan k era serentak masuk

kenegeri Mendhangkamulan, suaranya bagaikan angin kencang di musim ketujuh.

Udara dalam keadaan mendung kelam. Maka penduduk negeri tidur dengan pulas.

19. Hanya Ki Tuwa yang terbangun, terkejut mendengar suara menderu deru. Ia

segera keluar rumah, membawa. pelita dan parang ditangannya kanan kiri. Betapa

terkejutnya Ki Tuwa ada babi datang menyerang.

20. Ki Tuwa menghindar kekiri sam bil mengayunkan parangnya tepat mengenai

kepala babi hutan, namun tak mampu melukai bahkan parang Ki Tuwa patah. Dia

Page 92: Manik Maya

berteriak teriak minta tolong. Orang orang tetangganya terbangun. Mereka bangkit

menuju tempat datangnya teriak, siap denga n penyuluh dan senjatanya. Jaka

Puring, Ki Buyut, Ki Cakut dan Ki Paniron datang membantu. Ada yang membawa

canggah, rantai, geranggang (bambu runcing), cula, tornbak. Karena banyaknya

penyuluh, terangnya bagaikan siang hari.

21. Semua binatang menyerang dengan garangnya. Orang orang

Mendhangkamulan banyak yang menderita luka karena serangan binatang. Ada

yang roboh diserang babi hutan. Binatang i tu dilawan dengan senjata tetapi tak

terluka. Orang orang Mendhangkamulan lari k etakutan.

22. Ki Buyut berkata kepada Dyan Jaka Puring, mengajak mengunduri perl awanan,

melapor kepada kakanda Baginda. Sungguh bukan tolok bandingnya, kesaktia n

lawan berpuluh puluh bahkan beratus ratus anggota pasukan menderita luka. Tak

mampu pasukan Mendhangkamulan mengimbangi serangan lawan. Akhirnya

pasukan Jaka Puring mundur.

23. Perjalanan mundur pasukan Mendhangkamulan telah sampai diista na. Jaka

Puring berdatang sembah kepada Baginda. Ia menyerahkan diri kepada Raja

karena tak mampu menghancurkan lawan yang berujud aneka satwa segala

tanaman ya ng ditanam disawah dalam wilayah kerajaan Baginda rusak musnah

diserang tiga pasukan dari tiga jenis binatang. Satu pasukan berupa raksasa

bertubuh perkasa.

24. Sepasukan lagi berujud babi hutan. Moncongnya runcing. Bulu badannya

jarang ber diri tegak. Ekornya hanya kecil pendek, jumlahnya lebih kurang tiga

ratus. Sepas ukan terakhir bentuknya mirip tubuh manusia, ekornya panjang.

Warna bulu badanny a kelabu. Tingkah lakunya cekatan. Jumlahnya beratus ratus,

nampak mengerikan.

25. Satu pasukan dengan dua ribu anggota pasukan. Mereka dipilih prajurit yang ta

ngguh serta lincah, Mereka berpakaian seragam putih. Semua memiliki keberanian

yang tinggi.

26. Baginda Mangukuhan rnemberikan isyarat kepada Jaka Puring menyia gakan

pasukan lengkap dengan persenjataannya untuk bertempur. Semua pria yang

Page 93: Manik Maya

memiliki tubuh yang kuat diwajibkan membela keselamatan negara dari serangan

hama tanaman. .

27. Jaka Puring mengindahkan perintah Baginda. Isyarat perang sudah d

ikumandangkan Raja Mangukuhan diikuti para Panglima bergerak bersama sama

anggot a pasukan menyerang musuh yang bersifat aneka satwa dan raksasa. Derap

langkahny a menyerupai alunan gelombang samudera. Gemerincingnya alat senjata

dan derap la ngkah tak dapat digambarkan dahsyatnya.

28. Suara tanda serangan yang diikuti gerak terjang sorak sorai pasukan bertalu

talu, bagaikan suara runtuhnya gunung. Lawan yang berujud aneka satwa dan

raksasa menjadi ganas dan garang. Kalian menye rang pasukan dari negeri

Mendhangkamulan. Meski seperti dihujani dengan senjata tajam, namun tak ada

yang mampu melukai tubuh lawan. Banyak anggota pasukan Baginda

Mangukuhan ya ng menderita luka dari amukan lawan.

29. Ada yang menderita uka akibat gigitan k era, ada yang menderita patah kaki,

ada yang terluka dari pagutan tikus, tetapi para pendenita tersebut belum sampai

menemui ajalnya. Mereka mengeluh kesakitan, mengerang memilukan. Baginda

Mangukuhan memberi isyarat mundur.

30. Babi hutan dan kera terus mengejar. Pasukan Mendhangkamulan mundumya

lalu lalang, masuk ked alam negeri. Tiba diistana Baginda Mangukuhan

mengadakan sidang istimewa dengan para pemegang pimpinan negara.

31. Akhirnya Jaka Puring ditunjuk oleh Baginda me nemui penasihat kerajaan

ialah Ki Andong Dhadhapan di Medhang Agung dan Ki Gadhing Pangukir, minta

petunjuk sehubungan dirusaknya tanaman dilingkup wilayah kerajaan, oleh aneka

satwa dan raksasa. Dipesan setibanya di Medhang Agung Jaka Puring

menyampaikan salam mesra dari Baginda. Selanjutnya menceriterakan medan laga.

Aneka satwa dan raksasa itu memiliki kesaktian tinggi, tiada pusaka yang bertua h

dapat melukai mereka, hingga pasukan Mendhangkamulan yang menjaga

keselamatan negara tak berhasil menumpasnya, bahkan terpaksa mundur ketakutan.

Pasukan Bagin da banyak menderita luka dari serangan lawan.

Page 94: Manik Maya

32. Jaka Puring menangkap sabda Ba ginda dengan Khidmat. Sesudah sempurna

sabda Baginda diberikan berangkatiah ia. Dalam perjalanan selalu ia merasa sedih

dan haru. Perjalanannya diperepat agar lekas sampai di Mendhang Agung.

33. Tiba disana kedapatan Ki Andong Dhadbapan sed ang berbincang bincang

santai dengan Ki Gadhing Pangukir. Putra Ki Andong Dhadha pan yang bernama.

Sangkan Turunan ikut menemani. Sedang asyiknya berbincang binc ang, datanglah

Jaka Puring. Ia menyampaikan salam, disambut dengan salam juga. Jaka Puring

dipersilahkan duduk. Setelah duduk sejenak Jaka Puring menyampaikan s alam

rindu dan salam takzim dari Baginda. Kedua penasehat tersebut menyambut han

gat salam dari Baginda. Dia merasa bangga atas tanggapan yang akrab dari

Baginda . Sangkan Turunan pun menyambut salam kedatangan Jaka Puring.

34. Seterusnya Jaka Puring menyampaikan khabar dari Baginda bahwa semua

tanaman sawah ladang dalam lingkup wilayah kerajaan Mendhangkamulan dirusak

oleh aneka satwa dan raksasa. Hama hama itu amat sakti, tak dapat pasukan

Baginda memusnahkannya. Bahkan banyak hamba sahya dari Mendhangkamulan

mendapat luka dari serangan mereka.

35. Sehub ungan dengan itu, Baginda minta pertolongan bantuan dan petunjuk

untuk memusnahk an hama tersebut. Hama yang berujud raksasa dan hama yang

berbadan sebagai manus ia, berkepala badak, hitam warnanya. Binatang ini sangat

sakti, kebal akan senja ta tajam.

36. Ada lagi kawanan tikus yang banyaknya tak terhitung. Ekornya mencuat dapat

dia pergunakan sebagai tongkat penopang tubuh. Kawanan binatang ini ama t

rakus. Karena jumlahnya amat besar maka amat cepat kerusakan tanaman dapat

dib uatnya. Itulah sebabnya cepat cepat Jaka Puring diperintahkan menghadap

penaseha t dan tetua kerajaan. Baginda amat sangat menanti turun tangan dari para

tetua. Baginda sangat menyayangkan nasib penderitaan petani penjamin persediaan

makan n egara.

37. Ki Andong Dhadhapan menerima laporan Jaka Puring dengan tenang dan pe

nuh kesabaran. Ia memberitahukan bahwa sebelum Jaka Puring datang Ki Andong

Dhadhapan dan Ki Gading Pangukir telah mengerti akan kejadian itu. Keduanya

Page 95: Manik Maya

telah siap membantu memusnahkan malapetaka Negara Mendhangkamulan. Putra

Ki A ndong Dhadhapan bemama. Sangkan Turunan dipanggilnya. Setibanya lalu

disuruh ole h pamannya Ki Gading Pangukir mengantar Jaka Puring pergi ke

Babadan, tempat tin ggal Ki Gading Pangukir.

38. Setelah mencakup pengertian segala pesan Ki Gading Pangukir, berangkatlah

keduanya. Mereka berjalan sangat laju. Dalarn waktu singk at telah tiba di

Babadan, Keduanya disuruh panggil Wayungyang dari Condromowo. Di Babadan

setelah bertemu dengan dua orang penganut Ki Gading Pangukir, segera

menyampaikan panggilan untuk kalian.

39. Wayungyang memiliki tubuh / bentuk tubuh Kakkong. Bahunya brojol seperti

bentuk leher botol. Perutnya buncit (besar), le her pendek, telinga tegak, selalu

mengeluarkan kopok (cairan busuk yang keluar d ari telinga), dahinya lebar

menonjol kedepan. Hidungnya kecil mungil, Kulitnya m ukanya kasar seperti kulit

limau sambal. Berkuncung panjang.

40. Condromowo bertubuh pendek kecil, Tinggi badan kakkong, lehernya panjang,

kepalanya kecil. Kema na saja ia pergi selalu mernbawa sabit diselipkan diantara

ikat piggang. Tak pernah dihunus dari punggung, bila tidak penting. kalau habis

diasah, dipertajam dengan cara diules uleskan diatas kuncung.

41. Setelah jelas ciri ciri tubuh dua o rang penganut Ki Gading Pengukir,

diberitahukan oleh Ki Andong Dhadhapan diperin tahkan berangkat. Sebagai bukti

bahwa keduanya sungguh sungguh menjalankan Ki Anidor Dhadhapan dan. Ki

Gading Pangukir, ia dierboehkan membawa talumpak (tombak bertangkai pendek)

yang biasa dipergunakan sebagai tongkat (ciri bentuk tombak / talumpak) tidak

diberitahukan.

42. Namun dinyatakan oleh Ki Andong Dhadhapan ba hwa tangkai dan sarung

talumpak masing masing mempunyai tuah wibawa. Jaka Puring dan Sangkan

berangkat. Dikatakan bahwa Baginda sangat menanti kedatangannya kem bali.

43. Jaka Puring dan Sangkan Turunan lalu minta doa restu, selanjutnya minta diri.

Ki Andong Dhadhapan berpesan : bila menghadapi bahaya, disuruhnya Jaka P

uring melepas sarung talempak diletakkan berdiri tegak didepannya. Kepada

Page 96: Manik Maya

Sangkan Turunan diberikan seruas bambu. Bila menghadapi mara bahaya

dinasihatkan seger a memukul tabung itu. Dengan segera ia akan datang.

44. Jaka Puring dan Sangkan Turunan mengindahkan segala petunjuk, lalu

berangkat. Perjalanan mereka sangat laju. Dalam waktu singkat telah tiba kembali

di Negara Mendhangkamulan. Segera me reka masuk kedalam istana, menghadap

Baginda. Pada saat itu Baginda sedang duduk duduk diberanda istana.

45. Serta melihat kedatangan Jaka Puring dan Sangkan Tu runan, Baginda segera

menjemput. Diajaklah keduanya masuk kedalam istana. Sesuda h sejenak duduk,

Jaka Puring berdatang sembah, menyampaikan hasil yang ditugaska nnya menemui

Ki Andong Dhadhapan. Ia menghadapkan kedua orang yang oleh Ki Andon g

Dhadhapan dipercayakan membantu memusnahkan hama yang menyerang

tanaman di Men dhangkamulan.

46. Menilik bentuk tubuhnya, Baginda menyayangkan kedua orang itu dapat

berhasil menumpas semua satwa hama. Kedua tamu kepercayaan itu segera dibe ri

jamuan minuman dan air putih. Wayungyang dan Condromowo lalu melahap

jamuan B aginda. Selesai minum Baginda memberi perintah pengumpulan pasukan.

47. Pasukan telah siaga lengkap dengan persenjataannya. Baginda lalu datang

meny aksikan pasukan yang telah siaga itu. Segenap pasukan kelihatan gembira

seolah o lah, menanti segera diberangkatkan. Tak lama kemudian lawan yang

terdiri aneka s atwa datang menyerang. Disambut dengan perlawanan yang Sengit

oleh pasukan dari Mendhangkamulan.

48. Sorak sorai datang bertalu talu dari kedua belah pihak Babi hutan mengamuk

sejadi jadinya. Ia kebal oleh senjata tajam, berkali kali kena u jung tombak, tetapi

tiada juga terluka. Pada saat itu Ki Wayungyang dan Condromowo sedang minum

air kelapa muda.

49. Sri Ratu Dremanastiti melihat pasukan Mendh angkamulan menderita

kerusakan, sedang Ki Wayungyang dan Condromowo sedang minum air kelapa

muda.

Page 97: Manik Maya

50. Sri Ratu Dremanastiti melihat pasukan Mendhangkamulan menderita

kerusakan, sedang Ki Wayungyang dan Condromowo masih belum kelihatan

membe ri bantuan, maka beliau sangat marah. Dicarinya ketempat Wayungyang

minum. Serta melihat kedatangan Sri Ratu. Wayungyang menyambut penuh

kesopanan.

51. Sri Ratu yang bersikap marah itu mengata ngatai Wayungyang. Sangat mencela

ia main mabuk mabukan saja, sedang kawan kawan banyak menderita luka.

Dikatakan tak seimbang susah payah Baginda mencari bantuan dari kalian,

ternyata ditengah medan laga ka lian hanya main mabuk mabukan. Ditekankan bila

memang tidak sanggup membantu, di suruh kembali, katakanlah Sri Ratu yang

memenintahkan kembali.

Page 98: Manik Maya

XVII. PANGKUR

01. Akibat caci maki dari Sri Ratu, Wayungyang dan Condromowo menangis

menyesali pe rbuatannya yang telah terjadi. Keduanya bersujud lalu berangkat

menyusul Baginda . Tiba dimedan laga Wayungyang dan Condromowo amat

kasthan melihat kerusakan pas ukan Mendhangkamulan.

02. Dari kepala sampai merata keseluruh tubuh disiram deng an air leri (air, yang

habis dipakai mencuci beras yang akan ditanak). Kakinya d ilumas dengan bahan

pelumas (Jawa: dilulur).

03. Akibatnya warnanya menjadi kela bu dari kepala sampai sepanjang punggung

dan ekor berbelang putih. Begitu juga d ari perut, leher dan moncong. Dia beri

sebutan Belang Wayungyang.

04. Kucing Con dromowo mengambil air kelapa muda, disiramkan dari kepala

merata sampai keseluru h tubuh. Badannya lalu dilumas dengan bahan pelumas.

Warnanya menjacli hitam pekat. Dari kepala sampai kesepanjang punggung, perut,

ekor dan mulut berwarna putih. Dia dijuluki Kucing Condromowo.

05. Belang Wayungyang dan Kucing Condromowo l alu diperintahkan segera

membantu perlawanan. Belang Wayungyang lincah lagi ceka tan memburu, babi

hutan dengan sebutan Tembalung. Tembalung dikejar keijar, tak dibeni

kesempatan istirahat.

06. Babi hutan dapat ditangkap, digigit sampai mati . Datang lagi babi hutan yang

lain, membantu serangan, tetapi mendapat perlawanan serangan ganas dari muka

dan dari belakang. Akhirnya babi hutan itu pun mampus juga. Datang menyusul

bantuan banyak babi hutan, tetapi semuanya dapat dimusnah kan oleh Belang

Wayungyang.

07. Diantaranya ada yang baru saja datang terus diserang sampai menemui ajalnya.

Bangkai babi hutan bertimbun timbun. Tembalung melihat anak pasukannya

banyak y ang menemui ajalnya, ia amat marah. Ia bermaksud membela sampai titik

darah peng habisan.

Page 99: Manik Maya

08. Belang Wayungyang mengganggu lagi dengan segenap kemampuannya. Tiba

tiba Tembalung dapat ditangkap moncongnya, digigit kuat kuat akhirnya matilah d

ia. 09. Tembalung beserta anggota pasukan dapat dimusnahkan oleh Belang

Wayungya ng. Pasukan kera serentak bersama membantu menyerang dari segala

arah. Tetapi sungguh Belang Wayungyang sangat sakti lagi tangguh ia membalas

serangan kesegala arah. Kepala pasukan kera akhirnya dapat dibunuh.

10. Anggota pasukan kera menjadi kacau balau, ibarat anak ayam kehilangan

induknya. Tata pasukan menjadi tidak karuan. Ada diantaranya yang memanjat

diatas batang pohon, kena salak Belang Wa lungyang saja telah jatuh ketanah,

menemui ajalnya.

11. Pasukan tikus mendapat p erlawanan dari kucing. Meskipun jumlah pasukan

tikus amat banyak, namun dapat di lawan dengan mudah oleh Condromowo.

Segala gerak geriknya dapat diimbangi. Akhim ya kepala pasukan tikus dapat

ditangkap dan dibunuh. Anak buahnya dikejar kejar sampai dimanapun juga,

banyak ditangkap dan dibunuh. Sisanya lari tunggang langgang mengungsi

ketempat lain.

12. Pasukan tikus pun dengan mudah dapat dihancur leburkan oleh Condromowo.

Maka riuh rendah sorak sorai prajurit Mendhangkamulan mendapat kemenangan

atas pasukan aneka satwa yang menjadi hama, perusak segala ta naman hamba

sahaya Mendhangkamulan setelah selesai penumpasan aneka satwa yang menjadi

hama tanaman petani Mendhangkamulan, disawah itu juga semua pasukan

Baginda dikumpulkan, termauk juga Belang Wayungyang dan Condrornowo

13. Baginda meman ggil Jaka Puring ditanyakan : apakah nama ciri bentuk tombak

yang oleh Gading Pa ngudkir dipersembahkan kepada Baginda. Jawab oleh Jaka

Puring bahwa Gading Pangu kir tidak memberikan nama tombak tersebut. Hal ini

diserahkan kepada Baginda.

14 . Karena Ki Gading Pangukir sendiri tidak memberi nama tombak tersebut,

maka Bag indalah yang memberi nama. Tombak itu dinamai Kyai Pecaksohang

Deder, amat indah dibuat seperti bambu gading. Penyerahan tombak tersebut

dijadikan lambang keakraban kekeluargaan terhadap Baginda. Terasa berat tombak

Page 100: Manik Maya

itu bila diagkatnya.

15. Batang tombak dibuat berwarna gading putih kekunang kuningan,

melambangkan jeja ka yang belum pernah mengkhayalkan nafsu sahwat.

16. Alkisah, sekali peristiwa Puthut Jantaka sedang duduk termangu mangu,

datanglah dua orang anaknya berujud l embu dan kerbau. Yang tua bernarna

Kalamurti, adiknya bernama Kalasrenggi. Kedua nya izin dari ayahnya, pergi

menyaksikan nasib saudara saudaranya.

17. Sepanjang berita mereka mendengar bahwa saudara saudaranya telah punah

terbunuh oleh psuk an dari kerajaan Mendhangkamulan. Bila khabar itu nyata,

mereka akan menuntut balas atas kematian saudara saudarnya itu Ayahnya

mengizinkan, tetapi kalian haris waspada.

18. Karena niat terburu nafsu, keduanya tidak memperhatikan peringatan ayahnya.

Dalam perjalanannya mereka penuh rasa dendam kesumat. Mendengar salak anjing

keduanya bertambah marah. Batu batu yang terdapat menghalang melintang di

angkat tinggi tinggi lalu dihempaskan keperbatuan. Hancur lebur batu batu itu. K

ekuatan Kalamurti amat dahsyat, seolah olah semua tulang belulangnya terdiri dar i

besi.

19. Batang batang pohon yang terdapat dikiri kanan jalan, dicabuti. Hati nya amat

panas, membara. Konon perjalanan Kalamurti dan Kalasrenggi nyaris tiba disawah

tempat saudara saudaranya bertempur melawan pasukan Mendhakaimulan.

20. Pada saat Baginda dihadap hamba sahaya, datanglah seorang penggawa

melaporkan bahwa ada dua ekor binatang yang besar lagi tinggi datang. Binatang

itu adalah ker bau dan lembu bertanduk panjang mengerikan. Baginda lalu

memberi perintah kepada Belang Wayungyang dan Condromowo siap

menyerangnya. Keduanya menyambut perintah Baginda dengan ikhlas lagi

gembira.

21. Setelah mendapat perintah Belang Wayung yang bersama Condromowo

menyerang. Kalamurti dan Kalasrenggi melawan, Wayungyang dapat diserang

dengan tanduk, terpental jauh, datang menyerang kembali, tetapi dapat disambut

Page 101: Manik Maya

dengan tanduk, diayunkan keatas jatuh kebumi, berulang kali diper mainkan

seperti bola, jatuh kebumi terus diinjak.

22. Wayungyang dan Condromowo tak ada kesempatan untuk melawan selalu

menjadi permainan oleh Kalamurti, hingga tidak mempunyai tenaga lagi, letih lesu.

23. Melihat nasib Belang Walungyang itu. Condromowo meloncat rnerebut

Wayungyang dibawa lari. Keduanya lalu mandi deng an air kelapa muda,

badannya digosok dengan daun buluh.

24. Sesudah mandi dengan leri itu tubuh Wayungyang jadi segar kembali.

Kekuatannya pulih kembali. Demulk ian juga setelah Condromowo memandikan

dengan air kelapa muda tubuhnya menjadi p ulih kuat.

25. Setelah itu tubuh mereka digosok dengan daun bambu pugag (batang pokoknya

telah ditebang). Bulu badannya dikibas kibaskan. Bulu Wayungyang bergug uran,

berubah menjadi anjing yang banyak jumlahnya, berwarna belang, ada yang be

rbelang hitam, putih, lurik. Dan bulu kucing yang rontok berubah menjadi kucing

yang beratus ratus banyaknya.

26. Semuanya mengatur sebuah pasukan, bergerak men uju tempat Kalamurti dan

Kalasrenggi. Lembu dan kerbau itu mengarnuk. Menanduk, menginjak injak,

menerjang tetapi tak mampu mengakibatkan luka dan cedera.

27. Serentak bergeraknya pasukan anjing dan kucing kelihatan seperti merayapnya

berat ur ratus ribu semut merah yang mulutnya beracun sedang mendaki gunung

tetapi Jaka Puring cepat mengambil seutas tabung, lalu dipukul pukulnya.

28. Sangkan Turun an mendengar lengking suara, ia merasa terpanggil, segera

berjalan menuju tempat Jaka Puring. Jaka Puring memberi salam kedatangannya.

Sangkan Turunan bersujud didepannya.

Page 102: Manik Maya

XVIII. ASMARADANA

01. Melihat bentuk tubuh nan tampan dan wajah Sangkan Turunan Baginda tertarik

hatinya

02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14.. Baginda pun berkata dengan

lembut menyampaikan permintaan bantuan guna menaklukkan musuh kerajaan.

Sangkan Turunan menerima perintah Baginda dengan ikh las gembira serta penuh

kesanggupan. Ia menyatakan segala jiwa raganya akan dipe rsembahkan untuk

keselamatan negara. Baginda berkenan mendengar kesanggupan Sang kan Turunan.

Sangkan Turunan berangkat menuju medan laga. Pada saat akan memulai

perlawanan kemaluannya diusap usap. Dakar (kemaluannya) mengeluarkan akar

sepan jang tujuh hasta, besarnya tiga jari. Bentuknya lurus halus bagaikan diraut.

Ora ng kuno menamakan benda itu akar dawa. Sekarang orang menamakan rotan

wuruk. Rot an wuruk memiliki khasiat dapat mempengaruhi kuda jafi penurut.

Kedua orang pemu da telah siaga berternpur. Rotan wuruk telah siap ditangannya.

Terhadap benda it u orang kagum melihatnya. Bila tegak berdiri nampak sebagai

teja. Bila teretak m elengkung kelihatan seperti pelangi. Kalau bergerak cepat

gemerlapan seperti kil at. Apabila diayunkan kesana kemari nampak sebagai kilat

sambung menyambung. Kal amurti melihat dua orang pemuda berdiri tegap, segera

menyerang dengan ganas dan garang. Sedikit pun tidak ada rasa takut. Kalasrenggi

ikut juga menyerang. Dala m serangan itu Kalamurti kena terpukul dengan rotan

wuruk kepalanya. Kalasrenggi menyusul menyerang, juga kena pukul kepalanya.

Keduanya jatuh tak bemafas lagi. Belang Wayungyang dan Condromowo cekatan

mengangkut Kalamurti dan Kalasrenggi, diikat erat erat dengan tambang enau atau

nibung, pada pergelangan tangannya. Pu thut Jantaka, seorang biku yang tajam

penglihatannya, mengerti bahwa semua anakn ya telah punah oleh pasukan

Mendhangkamulan hatinya amat sedih. Ia mengaduh kepa da Dewa, tak sanggup

hidup lagi didunia tanpa anak seorang pun. Dia merasa sia s ia hidupnya, Puthut

Jantaka berjalan tiada menentu arah tujuannya. Hatinya meran a. Sepanjang

perjalanan ia mengumpat akan nasib hidupnya. Perjalanan Ki Puthut J antaka tiba

disebuah batu raksasa terletak ditengah hutan. Besar batu itu sepulu h pemeluk

orang. Oleh biku sakti itu batu diangkat tinggi tinggi lalu diempaskan mengenai

kepalanya. Batu telah hancur lebur menimbulkan suara gemuruh mengerika n.

Page 103: Manik Maya

Karena kemarahannya seolah olah tubuh Puthut Jantaka lipat kali tambah besar.

Mukanya kelihatan kasar seperti batu karang. Matanya bersinar tajam bagaikan ma

tahari kembar. Taring memanjang. Lubang hidung nampak seperti pintu gua

berdampi ngan. Jambang kiri kanan bertemu menimbulkan pandangan yang sadis.

Bulu dada tum buh subur memenuhi dada, perut, sampai kepaha. Bulu jari jari

kakinya panjang pa njang. Puthut Jantaka kelihatan dahsyat, seperti dahsyatnya

raksasa penjaga pint u masuk surga, Cingkara Bala Upeta.

15. Lama lama sampailah Puthut Jantaka didekat Raja Mendhangkamulan.

16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Hamba sahaya Raja Mangukuhan

semuanya takut, lari cerai berai. Melihat itu Jaka Puring pergi menyambut dengan

membawa tombak. Begitu juga Raja Mangukuhan diikuti para kepala pasukan.

Belang Wayungyang dan Condromowo mengawalnya. Jaka Puring telah siaga,

sarung tombaknya berbentuk naga, mengeluarkan banyak ular. Ular sebesar batang

kelapa berkeliaran kesana sini sambil menyebar bisa. Lidahnya menjulur ke luar

menyerupai trisula. Kelihatan seperti Yang Antaboga, mengerikan hati. Puthu t

Jantaka melampiaskan kemarahannya, tingkah lakunya leluasa menakutkan.

Rambutn ya yang tebal mengurai, bergerak meruak ruak ditiup angin. Pasukan

Mendhang sang at ketakutan. Ki Tuwa hatinya berdebar debar menghadapi Puthut

Jantaka. Sama hal nya dengan Ki Buyut, ia juga amat ketakutan. Badannya

menggigjl mukanya puat les i. Semua pasukan Mendhang yang didatangi Puthut,

lari cerai berai krtakutan. Mer eka minta perlindungan Sang Raja. Baginda

mengheningkan cipta, minta bantuan dar i Dewa. Bethara Wisnu datang merasuk

ketubuh Raja Mangukuhan. Puthut Jantaka yan g datang melampiaskan amarahnya

itu disambut dengan pandangan tajam oleh Baginda . Puthut Jantaka tak kuasa.

menahan pandangan dari Raja Mangukuhan. Ia lari keta kutan. Raja Mangukuhan

datang mengejar, diikuti oleh segala pasukannya. Konon Puthut Jantaka

bersembunyi, membenamkan diri didalam pasir. Kemudian tak dapat tertangkap.

Laskar Mendhang menyebar diluar hutan mencari Puthut Jantaka, namun tia da

terdapat. Tunjung Randhi terkepung oleh pasukan Mendhangkamujan, akhirnya

dap at tertangkap. Karena Puthut Jantaka tak dapat dicari, maka Baginda

bermaksud in gin kembali keistana. Setelah keturunan Puthut Jantaka dapat

dipunahkan, Ki Tuwa senang hatinya. Ia mencaci maki tindakan Puthut Jantaka

dinyatakan tindakannya seperti orang gila. . Ki Tuwa berlaga sebagai orang

Page 104: Manik Maya

pemberani, jalannya lenggang kangkung. Ia katakan bahwaPuthut Jantaka lari

terbirit birit takut dikejar oleh nya. Dikatakan Puthut telah lari masuk hutan,

bersembunyi didalam goa. Sombongnya bukan main, ia katakan bila sudah

memuncak maralmya, jangankan hanya seorang s emacam Puthut Jantaka, bahkan

sampai dua orang seperti Puthut Jantaka, Ki Tuwa t akkan mundur selangkah.

Buyut mencemooh kesombongan Ki Tuwa, berlagak sebagai pe mberani.

Ejekannya : sekali saja bettemu pasti dia akan menggigil dan menyerah. Sangkal

Ki Tuwa : itu kan baru sekali, kalau sudah dua tiga kali takutnya akan h ilang.

Menghadapi raksasa saja ia tak takut, apalagi hanya menghadapi Puthut seo rang

diri mengapa menjadi takut. Andaikata ada seribu Puthut Jantaka sekalipun ia tak

akan takut. Begitu congkak kata Ki Tuwa. Jalan Ki Tuwa amat santai. Melihat

orang orang yang dipasang disawah ia bersikap angkuh. Ki Tuwa tak tahu bahwa

orang orangan itu ada isinya. Orang orangan ditarik tarik dan terus ditarik sepan

jang pematang. Puthut Jantaka terlepas dari orang orangan. Ki Cakut mengetahui

peristiwa itu, sangat ketakutan. Ki Tuwa diminta mau berpaling melihat

kebelakang . Dijawab oleh Ki Tuwa sambil agak masgul. Ia memperingatkan

jangan main main mengganggu orang

29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. yang sedang enak berjalan. Ki Buyut

melanjutkan kata peningatan tahu rasalah nan ti Ki Tuwa menoleh kebelakang.

Bukan main takut Ki Tuwa melihat Puthut Jantaka t elah ada dibelakangnya.

Wajahnya jadi pucat pasi, tak berdaya. Pasukan Mendhang ramai mengkhabarkan

bahwa Ki Tua si congkak itu telah mati disumbar Puthut Janta ka. Berita itu telah

sampai dimengerti oleh Baginda Mendhangkamulan. Raja Mangukuhan pergi

kembali menuji ketempat Puthut Jantaka berada. Serta Baginda datang k embali,

Puthut Jantaka berada serta Baginda datang kembali, Puthut Jantaka jadi cemas

hatinya. Berdiri tegak pun ia tak mampu, apalagi berlari. Ia duduk saja di tempat.

Baginda telah tiba, Ki Tua dapat direbutnya. Tubuh Ki Tua diangkut bersama.

Puthut Jantaka duduk mengujur ditanah. Baginda datang menghampiri Puthut Jan

taka. Ia dicaci maki, dia telah berbuat angkuh, mempertunjukkan keberanian didep

an umum. Itu brakibat Ki Tua tak sadarkan diri karena ketakutan yang tak

terhingga. Puthut Jantaka bersikap honnat lagi takut kepada Baginda, sampai tak

berani menatap muka Baginda. Ia menyatakan sama sekali tak ada maksud

berontak melawan Raja. Dia tetap patuh, bersedia mennjalani segala perintahnya,

Page 105: Manik Maya

bersikap sebagai sahaya. Suatu bukti kenyataan, dia tidak mau lari. Sebaliknya ia

menyambut horma t kepada Raja. Karena itu berjanji selanjutnya akan patuh setia

kepada Baginda. Baginda menghargai sikap baik dan Puthut Jantaka. Puthut

Jantaka tetap diakui se bagai seorang hamba sahaya yang baik budi, bersikap setia

terhadap Baginda. Dia diberi tempat di Lamongan, dipercayai menjaga semua

lumbung padi agar tiada mend erita kerusakan ataupun berkurang. Bila terdapat

para anak cucu Puthut Jantaka y ang berani mengganggu, merusak keselamatan

lumbung, ia dibeni wewenang mengetrap kan pidana terhadap mereka. Dimana

pun anak cucu berbuat curang, baik ditempat p enumbukkan, diluar dapur,

dihalaman, ditempat tempat tersembunyi, dijalan raya m aupun ditempat sampah.

Puthut Jantaka diserahi wewenang untuk membereskan. Ia me nyanggupi. Baginda

mengingatkan kepada hamba sahaya diharap tertib hati hati dal am hal merawat

beras. Bagi wanita yang sedang menanak nasi, jangan membiarkan na si

berceceran diatastungku. Bila sedang menumbuk padi jangan dibiarkan beras

berceceran dilesung. Bila kebetulan mencuci beras, jangan sampai beras bertebaran,

dimana mana. Jika sedang angi, jangan sampai diiyan, terdapat nasi berceceran.

Kecermatan itu mendatangkan keuntungan. Maka ditekankan: berhati hati dan

tertibl ah soal perawatan beras maupun padi. Kurang tertib dan hati hatinya

perawatan be ras dan padi akan berakibat mengganasnya hama padi. Ular sawah

akan mengganas, m enjelajah merusak tanaman padi. Ia hidup aman ditengah

tengah tanaman padi. Sete lah mengelilingi sawah sampai merata, ular sawah tidur

melingkar dipematang, akhirnya mati. Kejadian itu diketahui oleh Baginda. Beliau

sangat heran mengapa didalam lumbung terdapat walungsungan ular (kulit ular

yang mengelupas dari tubuhny a) Saat sesudah matinya ular sawah, ditempat dekat

bangkai kelihatan terdapat seorang wanita berparas cantik, secantik wajah bidadari,

berseri bagaikan bulan. Seolah olah terpisah dari kawan kawannya.

Page 106: Manik Maya

XIX. DHANDHANGGULO

01. Wanita itu masih dalam usia remaja. Tubuhnya memiliki ket inggian yang

memadai. Berpakaian serba lengkap. Berjamang (tambahan hiasan pada kalung)

berbentuk bunga jagung. Mengenakan mahkota nan indah, mengenakan penghia s

telinga berbentuk kuswaraga. Ia mengenakan kain secara belum sempuma

sebagaima na orang dewa memakai kain (pinjungan). Kain yang dikenakan berasal

dari kain su tera dengan hiasan aneka warna, bersubang emas. Senyum yang

tersembul dari bibir sungguh manis.

02. Gelang yang dikenakan dibuat daripada emas, berukit ukir. Su bangnya

berbentuk bapang, dihiasi dengan intan berselang seling mirah, menambah sinar

keayuan. Baginda Mangukuhan tertegun, terpesona melihatnya. Betul betul in dah

paras sang Remaja.

03. Oleh Baginda remaja itu dihampiri seraya menyampaikan tegur sapa penuh

sopan, dengan kata kata yang manis. Baginda menghimbau agar ma u diajak

bersama masuk keistana. Sang Kusuma Ayu menjawab sambil menyembah denga

n hormatnya.

04. Ajakan Baginda disambut baik, puteri remaja itu tiada keberatan . Ia

menandaskan: bila Baginda sungguh sungguh memengingini atas dirinya dia mem

ajukan persaratan, agar Raja bersedia sore dan pagi bercengkerama kesawah.

05. H abis menuturkan kata kata itu, putri. remaja musna dari pemandangan.

Baginda ama t menyesal atas peristiwa itu. Karena kecewanya Baginda mengajak

hamba sahayanya kembali keistana. Setibanya diistana para hamba sahaya

diperkenankan kembali ke rumah niasing masing. Sesudah itu kerajaan

Mendhangkamulan menjadi aman sentausa . Sangkan Turunan diizinkan kembali

ke Medhang Agung.

06. Tak ketinggalan, Belan g Wayungyang, Condromowo serta semua anak buah

yang terjadi dari bulu, pada saat bertempur dimedan perang, ikut serta semuanya.

Alkisah, Bethara Wisnu serta ist eri Dewi Sri lalu kembali ke Kahyangan.

Page 107: Manik Maya

07. Akhirnya kerajaan Mendhang lenyap. Penghuni seisi kerajaan menjadi roh

halus. Kerajaan Mendhangkamulan mengalami kej ayaan sampai seribu limaratus

tahun.

08. Sekali peristiwa HyangGuru Nata bertakh ta diatas singgasana, dihadap oleh

para putranya. Dari yang tertua Bethara Sambu lalu Bromo, Maha Dewa terakhir

Yang Wisnu. Bethara Bromo berputra Bremani. Brem ani berputra Tri Trustha. Tri

Trustha berputrakan Parikena.

09. Parikena berputr a Manumanasa. Bethara Bromo duduk dibelakang Hyang

Pramesthi Guru. Duduk dihadap an Hyang Jagad Nata adalah Yang Narada.

Berturut turut kebelakang : Yang Endra, Yang Bayu, Yang Candra, Hyang

Penyarikan, kemudian Yang Temburu.

10. Hyang Giri Nata, mernpersoalkan mengenai Dipoyono yang selalu

mengganggu para Dewa. Menggan ggu tata tertib. Membandel, tak suka

rnengindahkan perintah dan petunjuk para Dewa. Ia suka mandi mandi dikawah

Candradimuka, yang ditakuti dan disegani. Diperi ntahkan Yang Narada mau

memberi peningatan. Yang Narada tak sanggup memberi peringatan, karena itu

atas kehendak Sang Hyang Wenang.

11. Begitu pula si Dupara, bersikap angkuh, sombong, merasa ialah yang

terpandai . Tabiatnya suka dusta, tidak mengindahkan ketertiban. Bethara Narada

menyaranka n agar Dipoyono dan Dupara diturunkan saja kebumi.

12. Sebaiknya dipisahkan dari Kahyangan dan dilepas kedudukannya sebagai

Dewa, jadikanlah sebagai manusia bia sa. Tentang ini Yang Narada menghimbau

agar Bethara Kamajaya merayu supaya rela turun kemarcapada, mengasuh

Manumanasa.

13. Dialah nantinya yang mengadakan ketu runan sebagai raja dipulau Jawa. Telah

tiba saatnya dia turun kemacapada. Mengen ai Dupara, Yang Narada menyarankan

agar Yang Wisnu yang mengerjakan. Tempat yang layak untuk Dupara sebaiknya

diturunkan ke Atas Angin dinegeri seberang. Disana ia ditugaskan mengajarkan

tentang beberapa ilmu.

Page 108: Manik Maya

14. Hyang Pramesthi sangat men yetujui pendapat Yang Narada. Pendapat Yang

Narada didukung sepenuhnya oleh Hyan g Giri Nata. Pertemuan dipandang telah

paripurna, lalu diperintahkan bubaran. Ya ng Wisnu telah ditemui dan diberi tugas

oleh Hyang Pramesthi.

15. Dupara telah d itemui oleh Yang Wisnu. Dia diberi penjelasan, bahwa atas

perintah dan Yang Pram esthi, akan diturunkan kemarcapada ditanah Atas Angin.

Disana ia diberi tugas me nyempurnakan ilmu para brahmana yang kurang

sempurna ilmunya.

16. Dupara tak dap at berbuat lain kecuali sedia menjalani kehendak Hyang

Pramesthi itu. Yang Wisnu segera menurunnkan Dupara ke Atas Angin. Selesai

menyelesaikan tugas Yang Wisnu kembali ke Balai Marakata. Adapun Yang

Narada menuju ke Kahyangan Cakra Kembang menemui Yang Kamajaya.

17. Disana Bethara Narada menyampaikan penintah dari Hyang Pramesthi, yaitu

Yang Kamajaya ditugaskan dapat merayu Dipoyono untuk bersedi a diturunkan

dimarcapada mengasuh Manumanasa. Dialah nantinya yang berketurunan menjadi

raja. Bila ia memajukan permintaan apapun supaya dikabulkan.

18. Hyang N arada mengatakan, bila selesai menjalankan tugas itu, nantinya

dijanjikan Dewi Ratih akan dianugerahkan kepada Yang Kamajaya sebagai istri,

untuk balas jasanya. Setelah selesai menyampaikan perintah Yang Narada kembali

ke Kahyangan Suduk Pengudal udal. Yang Kamajaya pergi menemui Dipoyono.

19. Dikatakannya bahwa Hyang Pramesthi telah menugaskan padanya bertemu

muka, memusyawarahkan mengenai perset ujuan dari Dipoyono untuk sedia

diturunkan dimarcapada mengasuh Manumanasa seket urunannya.

20. Dinyatakan : dialah yang nantinya akan berketurunan sebagai raja raja.

Dipoyono tak keberatan menerima kuwajiban itu, tetapi ia memajukan persara tan.

Persaratan yang diminta ialah : Hyang Pramesthi harus sanggup mengabulkan d an

mengadakan apa yang diinginkan dan diminta oleh mereka yang diasuhnya.

21. Bi la keinginan tidak diizinkan, pemiintaan tidak diadakan maka ia akan naik

ke Suralaya. Suralaya akan diporak perandakan. Hal itu disanggupi oleh

Page 109: Manik Maya

Hyang Kamajaya. Tetapi Kamajaya memberi saran supaya Dipoyono rela memiliki

wajah dan tubuh tid ak baik, dan menjadi manusia biasa, tidak sebagai Dewa.

22. Dipoyono menyatakan tidak berkeberatan Dipoyono minta diciptakan sesosok

tubuh yang jelek, selanjutnya ia akan merasuk ketubuh itu. Kamajaya lalu

mengambil dhalung (periuk yang dib uat dan tembaga), dimanterai untuk dijadikan

bentuk sosok tubuh manusia. Sosok tubuh manusia telah tercipta, segera Dipoyono

merasuk tubuh ciptaan tersebut, yang jelek ujudnya.

23. Dipoyono lalu mengambil nama Semar, karena baik bentuk tubuh dan sifat

keada annya samar samar. Lagak ucapan dan suaranya pun berubah. Melihat segala

perubah an yang tenjadi pada diri Dipoyono ke Semar itu, Yang Kamajaya tertawa

geli. Ia menyetujui perubahan tersebut.

24. Semar minta dua orang teman, kepada Kamajaya, mereka membapa padanya.

Keduanya dapat dijadikan kawan mengasuh. Kamajaya lalu mengambil kreweng

(pecahan periuk) dan solet (alat pengaduk nasi tani) selanjutn ya diberi mantera

Kreweng berubah ujud menjadi orang, diberi nama Nala Gareng. S edang solet

berubah menjadi manusia diberi nama Dawala.

25. Dawala disebut juga Petruk, Kanthong Bolong. Yang Kamajaya dapat

memenuhi permintaan Ki Semar. Dua o rang itu diserahkan dan diterima oleh

Semar. Setelah itu Yang Kamajaya kembali k e Kahyangan.

26. Di Kahyangan Yang Kamajaya bertemu dengan Manumanasa. Yang Kama

jaya menyatakan telah diperintah Hyang Pramesthi, menyampaikan berita perintah

H yang Pramesthi, turun ke marcapada. Dia disuruh nantinya meneruskan

keturunan Yang Wenang menjadi raja raja di Jawa. Bagi dia diberikan pengasuh

turun ternurun, bernama Semar.

27. Manumanasa dapat menerima tunjukkan Yang Prarnesthi, lalu di turunkan ke

marcapada, dipuncak gunung Cipto Renggo atau Sapto Arga, didataran yang luas.

Ditumbuhi banyak batang kelapa, banyak terdapat mata air. Disana terda pat

banyak pemandangan yang mengasyikkan. Yang Kamajaya sesudah berbincang

binca ng lalu kembali ke Suralaya.

Page 110: Manik Maya

28. Sepergi Hyang Kamajaya kembali, Manumasa lalu b ersemadi. Dalam

semadinya ia mendapat ilham: mengatakan bahwa ia dapat menurunka n raja raja

bila memilki istri. Maka berkatalah Manumasa kepada Sernar mengenai ilham itu.

Ia meminta agar Semar rnau mencarikan putri sebagai istrinya. Semar m

enyanggupi.

29. Ia pergi kehutan, berusaha rnenghubungi Dewa, minta dikaruniai s eorang

wanita yang cantik, yang nantinya akan dijadikan istri Manumanasa. Dewa l alu

menurunkan seorang bidadari yang cantik molek. Tetapi bidadari itu merasuk t

ubuh seekor singa, tiba didepan Semar.

30. Semar terperanjat, lari tunggang lang gang menuju tempat Manumanasa.

Dikatakan dikaki gunung Sapta Arga ada seekor harimau, mengejar ngejar dia.

Diharapkan Manumanasa suka mengangkat panah untuk dibidikkan kepada

harimau tersebut. Tepat mengenai tubuh harimau, hilang musnah badan singa,

datanglah seorang bidadari cantik rupawan.

31. Bidadari itu pergi meng hampiri Manumanasa. Ia segera disambut dibawa

ketempat tinggalnya. Disana keduan ya mengikuti gejolak ulah asmara. Akhirnya

dianugerahi seorang anak laki laki ya ng anggun tampan, diberi nama Bambang

Sekutrem. Kemudian bidadari itu kembali ke Keinderaan.

32. Tinggallah Sekutrem bersama ayahnya yaitu Manumanasa, dan diasuh oleh

Semar dengan anak anaknya, Setelah dewasa Sekutrem minta izin ayahnya aka n

mengembara menjelajah hutan hutan. Maharsi Manumanasa mengizinkan. Semar

denga n anak anaknya diperintah mengawal. Untuk tiga orang itu yang bertindak

sebagai pengawal dan penghibur adalah Semar, Nala Gareng, dan Petruk patuh

mengikuti Sak utrem mencari wahyu raja

33. Dalam pengenbaraan mencari wahyu itu datanglah Yang Kamajaya menemui

Bambang Sakutrem, menyampaikan wahyu. Oleh Hyang Pramesthi dis erahkan

wahyu raja yang menguasai seluruh Jawa dan Blambangan sampai Banten, Bal i,

Madura dan Palembang dengan pusat kerajaan di Pulau Jawa.

34. Setelah itu Hyang Kamajaya lalu kembali menghadap Hyang Pramesthi,

melaporka n bahwa perintahnya telah selesai dikerjakan. Hyang Pramesthi segera

Page 111: Manik Maya

memberi perintah kepada Yang Narada serta diikuti para Dewa, turun ke

marcapada menciptakan para manusia.

Page 112: Manik Maya

XX. PANGKUR

01. Para Dewa lalu turun ke marcapada. Masing masing menciptakan empat puluh

pasangan pria dan wanita. Ada yang cantik, tampan, buruk .

02. Ada yang ditempatkan digunung gunung sebagai Maharsi serta penganut yang

b ertingkat tingkat kecakapan dan ilmunya. Ada puthut, cantrik, manguyu, serta

end ang (wanita kerabat pandita). Ada lagi yang ditempat tinggalkan didesa desa

seba gai petani. Mereka mengambil benih benih dari Mendhangkamulan.

03. Jangka masa p ada waktu itu disebut Jaman Tirta. Pada jaman itu manusia

hidup sealam dengan para roh halus. Antara manusia dan roh halus saling dapat

berhubungan perasaan. Me reka yang telah meninggal, rohnya masih dapat

bebubungan rasa dan karsa dengan y ang masih hidup.

04. Orang dibumi dapat berhubungan rasa dengan penghuni di Surg aloka. Begitu

pula sebaliknya. Hubungan rasa karsa itu dapat diadakan dengan jal an bersemadi,

penghening panca indera, melepaskan segala perasaan dari jasmani.

05. Pada Jaman Tirta manusia makan sekali sebulan. Manusia tahan hidup dalam

jan gka seribu tahun. Dari Jaman Tirta disambung Jaman Dupara. Pada jaman itu

manusi a tahan tiidup sampai lima ratus tahun. Manusia makan setengah bulan

sekali. Sam pai saat itu pandangan perasaan manusia peka dan tajam.

06. Sekali peristiwa Sak utrem dianugeralii penganut yaitu Puthut, Jejanggan,

Cantrik, manguyu dan endang . Sakutrem gembira hatinya. Ia lalu kembali

menghadap ayahnya.

07. Sampai ditemp at ayabnya bertapa Sakutrem melapor kepada ayahnya, bahwa

ia telah dianugerahiol eh Hyang Kaniajaya, bersifat : Puthut, Jejanggan, Cantrik,

Manguyu dan endang.

08. Sang Maharsi Manumanasa gembira hatinya, mendengar laporan dan putranya

itu. Sekutrem bertanya kepada ayahnya kepada siapa ia minta jodoh wanita yang

layak m enjadi istrinya.

Page 113: Manik Maya

09. Dijawab oleh ayahnya mintalah petunjuk kepada Semar. Ikutil ah segala

nasihatnya. Sekutrem diajaknya masuk hutan, disertai dua orang anak Ki Semar.

10. Ditengah hutan itu Semar bersçmadi mengheningkan panca indera, meminta

kan kepada Dewa, wanita yang pantas menjadi pendamping dan manusia

kesayangan dan asuhannya, yalta Sekutrem. Yang Kamajaya mengabulkan

permintaan tersebut. Ditur unkan bidadari dalam perujudan ular besar. Tiba

didepan Semar, ular itu menyerang Semar dengan garang. Semar amat terkejut. Ia

lari mendekati Bambang Sekutrem.

11. Dia mengadu bahwa ada ular besar datang menyerang pada saat ia bersemadil.

S emar minta agar ular itu dilepasi panah. Ular itu tepat terkena anak panah

Bambang Sekutrem, matilah ia. Dalam sekejap mata bangkai ular itu hilang

musnah, data nglah seorang bidadari yang molek rupawan.

12. Bidadari itu datang menghampiri B ambang Sekutrem. Bidadari itu

menyerahkan diri, bersedia memenuhi segala kehendak pria pujaannya. Bambang

Sekutrem pulang kembali dengan membawa bidadari karunia Dewa. Kepergiann

ya diikuti oleh Ki Semar dengan anak anaknya.

13. Oleh Manumanasa, anaknya: Saku trem dengan bidadari menantunya

ditempatkan dibangunan yang terletak disisi pade pokannya. Kemauan Sakutrem

mendapat seorang anak laki laki, yang tampan wajahnya . Oleh kakeknya diberi

nama Bambang Sakri. Setelah Sakri menjelang dewasa, Bidad ari meninggalkan

Sekutrem, kembali ke Inderaloka.

14. Bambang Sakri bertempat ti nggal bersama ayahnya, dalam asuhan Semar

dengan anak anaknya. Setelah dewasa Bambang Sakri menghimbau kepada

ayahnya untuk dicarikan seorang wanita, untuk dija dikan istri. Ayahnya lalu

menyuruh agar mencari diantara anak putri remaja dari para Resi, Pandita, Pertapa,

siapakah diantara mereka yang menjadi pilihannya.

15. Bambang Sakri tak dapat menerima anjuran ayahnya itu. Sakutrem tetap pada

pen diriannya, Sakri disuruh mencari sendiri. Akhirnya Sakri meminta diri kepada

ayahnya, pergi masuk hutan disertai Ki Semar, Nala Gareng dan Petruk.

Page 114: Manik Maya

16. Perjalanan Sakri naik gunung, tunun gunung, masuk jurang naik jurang,

menyuruk nyuruk hut an belukar, bagaikan tingkah ayam jalang ditengah hutan.

Malam hari melupakan ti dur, siang hari tak menghiraukan makan.

17. Alkisah kerajaan Tabela Suket rajanya bergelar Raja Partawijaya, seorang raja

Agung yang disegani negeri negeri teta ngganya. Negeri itu sedang diserang mala

petaka wabah penyakit. Banyak hamba sah aya yang terserang. Diserang pagi sore

meninggal, diserang petang paginya mening gal. Baginda Partawijaya amat

bersedih hati mengenang penderitaan rakyatnya.

17a . Baginda mempunyai seorang anak putri bernama Ratna Widawati,

wajahnya cantik j elita. Pada suatu malam ditengah sedang tidur, ia

bermimpi bertemu dengan seorang pria jejaka nan tampan rupawan

ditengah hutan. Pria itu bernama Bambang Sakri.

17b. Setelah mimpinya itu dikabarkan kepada ayahanda Baginda.

Diterangkan pula dalam mimpinya telah terjadi ulah asmara main

sanggama dengan pria yang terdapat dalam mimpi tersebut. Putri Widawati

dengan sangat mendesak kepada Baginda agar pemuda itu dicari.

17c. Ditambahkan penjelasan lagi, bahwa dengan dapat ditemuk annya

Bambang Sakri dibawa masuk keistana, malapetaka yang meraja lela

didalam n egeri akan musnah. Menanggapi uraian Ratna Widawati

seluruhnya, Raja Partawija terbangkit hasratnya untuk mencari. Segera

Baginda mengambil panah rantai emas, l alu terbang tinggi mengelilingi

angkasa. Tiba tiba kelihatan olehnya ditengah te ngah rimba raya ada teja

(nut) Teja itu lalu dihampiri. Ternyata setelah didekati cahaya itu lalu

lenyap.

18. Bekas tempat menghilangnya cahaya terdapat Seorang ksatriya yang bagus

wajahnya, dihadapannya duduk tiga orang sahaya kesayanganny a. Baginda

tergopoh gopoh menukik, terbang menuju satriya yang sedang duduk itu. 18a.

Baginda menegur dengan kata kata sopan dan suara lemah lembut. Sang Raja m

enyatakan : mengapa kalian berada ditengah hutan belantara. Apa maksudnya,

siapa namanya, serta dan mana asalnya.

Page 115: Manik Maya

19. Jawabnya : bahwa ia tidak mempunyai keinginan barang sesuatu kecuali

mencari jalan kearah mati. Baginda menaruh rasa sangat sayang. Kasihan orang

setampan itu meninggal sia sia ditengah hutan. Baginda memberitahukan bahwa

beliau adalah raja negeri Tabela Suket.

20. Sebutannya Sri Partawijaya, banyak negara tetangga yang berlindung dibawah

n aungan negeri Tabela Suket. Baginda mengutarakan bahwa beliau mempunyai

putri yang cantik molek parasnya, bernama Ratna Widawati. Pada suatu tengah

malam dalam keadaan tidur nyenyak, tiba tiba ia bermimpi bertemu dengan.

seorang satriya nan bagus. Diminta dengan sangat, ayahnya sudi mencarinya. Ia

menyatakan dalam mimp inya itu telah teijadi ulah asmara.

21. Menurut ciri ciri yang diterangkan semua nya ada pada anda. Oleh sebab itu

dengan rendah hati Baginda mengharap agar Bamb ang Sakri sudi datang melihat

dinegeri Tabela Suket. Apabila nantinya Ratna Wida wati tidak menghendaki, Raja

Partawijaya sanggup mengantar kembali ketengah rimb a ditempat semula.

Bambang Sakri tetap pada pendiriannya, yaitu hanya menginginkan mati.

22. Raja Tabela Suket tahu maksud sebenarnya yang terkandung dalam hati

Bambang Sakri yaitu ingin uji coba kesaktian. Karena itu segala permintaan yang

disertai rendah hati dan kata kata lemah lembut tiada diindahkan oleh Banibang

Sakri. Maka terjadilah adu kecakapan dan kesaktian. Kata kata jawaban dari

Bamba ng Sakri dirasa bagaikan membakar telinga.

23. Bambang Sakni akan diterkam, Sakr i menghindar hingga tangkapan tak

mengenai sasaran. Raja Partawijaya kena tendan g lalu terjatuh. Belum sempat

berdiri telah ditangkap dan dilempar sampai jauh. Sakri melempar Raja

Partawijaya dengan ringan, andaikan melempar selembar kapuk. Raja Partawijaya

merasa bahwa kecakapan serta kesaktiannya ada dibawah lawan: M aka Baginda

lalu rnembidikkan senjata rantai emasnya.

24. Setibanya diatas istan a, Raja Tabela Suket terbang menukik, mendarat didepan

istana. Kemudian keempatnya dibawa masuk keistana. Didalam istana ikatan

senjata rantai emas dilepas.

Page 116: Manik Maya

24a . Pada waktu Raja Partawijaya masuk istana putri Baginda Ratna

Widawati sedang duduk duduk dilantai. Segera ia dipanggil, Ratna

Widawati menghadap ayahanda, sambil bersujud.

24b. Baginda menunjukkan kepada putrinya sambil bersabda : inilali

putriku yang telah kukabarkan itu. Apabila tidak disukainya, maka Raja

Partawij aya akan mengantar kembali ketempat semula. Serta Sakri melihat

wajah Retno Wida wati hatinya sangat terpesona. Sakri amat berterima

kasih atas kerelaan Baginda rnenyerahkan putrinya.

24c. Sri Baginda memerintahkan supaya membawa Reno Widawa ti masuk

ke kamar peraduan. Apa yang terjadi pada malam itu tiada dikisahkan. Pa

gi harinya Baginda mengadakan pertemuaa di balai Agung.

24d. Dalam pertemuan itu Baginda rnengumumkan bahwa Bambang Sakri

diangkat sebagai Raja Muda yang nantinya akan dinobatkan diatas takhta

menggantikan ayah mertuanya. Pengangkatan itu dikumandangkan ke

negara negara tetangga. Payung tanda Raja Muda dikembangkan.

Keajaiban alam dari mengembangkannya payung itu, wabah yang melanda

kerajaan Tebela Suket hilang musnah. Yang menderita sakit cepat menjadi

sembuh.

25. Tersebutlah ceritera di Atas Angin, ada Pendita yang terkenal amat banyak

ilmu dan kesakti annya, Banyak para raja yang berguru tentang kekebalan dan

kesaktian, apalagi ulah keprajuritan. Pendita itu bernama Dupara.

26. Pandita Dupara tahu bahwa di Ja wa ada seorang Pandeta termashur, bertempat

tinggal di Ciptorenggo. Pendeta itu bernama Manumanasa. Ia tak mau berguru

kepadanya. Oleh sebab itu Pandita Dupara rnasgul hati.

27. Pandita Dupara menghasut para raja agar bersama sama menyerang pandita

dipul au Jawa yang bernama Manumanasa karena tak mau tunduk berguru kepada

Pandita Dup ara di Atas Angin.

28. Pandita Dupara mendirikan perguruan yang mengajarkan ilmu kekebalan serta

kesaktian. Para raja yang telah berguru kepada Pandita Dupara, mendukung

Page 117: Manik Maya

kehendak. gurunya. Para raja segera menyiapkan pasukan lengkap dengan

persenjataannya. Pada hematnya tak akan mendapat kesukaran menyerang Jawa.

29. Jalannya pasukan berbondong bondong. Sekeliling gunung Cipto Renggo telah

dikepung ketat.

30. Sang Maharsi Manumanasa tahu bahwa tempat pertapaannya telah siap dijaga

untuk diserang, lalu memanggil putranya Sekutrem. Putranya diberi tahu bahwa

pertapaannya Cipto Renggo terancam bahaya, dari serangan Pandita Dupara

beserta pengikutnya Raja raja dari Atas Angin.

31. Bambang Sakutrem mengindahkan sega la perintah dan petunjuk ayahandanya.

Ia menyiapkan diri dengan pasukan Cantrik, Puthut, Manguyu serta Jejanggan.

Setelah siap semuanya, Sukutrem minta doa restu untuk memimpin pasukannya,

dibawa turun kekaki gunung Disana kelihatan bahwa tempatnya telah terkepung

musuh yang siap dengan senjata ditangan masing masing.

32. Bambang Sakutrem lalu berdiri tegak, mengheningkan cipta memusatkan

pancaindera, mohon bantuari dari Dewa dalam serangan perlawananya terhadap

musuh. Maka turunlah hujan batu disegenap penjuru medan pertemputan. Hancur

leburlah pasukan lawan terkena serangan hujan batu. Tak ada seorang pun yang

dapat lolos dari ser angan hujan batu.

33. Kemudian berturut turut datang menyerang banjir besar dan topan badai.

Akhirnya Dupara dan segenap pengikutnya hanyut dilanda banjir dan t erpental

diembus topan badai sampai dinegeri masing masing, tiada seorang pun ya ng

ketinggalan.

34. Tersebutlah kisah ceritera mengenai Raja Tebela Suket yang s edang tertarik

perhatiannya terhadap Sang Maharsi di Cipto Renggo, termashur san gat tekun

menjalani tapanya. Baginda menetapkan pendiriannya, untuk pergi bergur u.

Segera Baginda terbang menuju Cipto Renggo.

35. Dalam perjalanan Baginda meng alami kebingungan. Tak tahu arah mana yang

harus ditempuh. Baginda lalu menukik kebawah, tepat dipertapaan Sang Dupana.

Begawan Dupara kebetulan sedang duduk du duk. Melihat kedatangnnya

Page 118: Manik Maya

seseorang lalu disambut tegur sapa.

36. Baginda menyat akan bahwa ia adalah Raja Tebela Suket bergelar Partawijaya.

Maksudnya hendak me nuju pertapaan Cipto Renggo dipulau Jawa. Sayang

ditengah perjalanan Baginda men derita kebingungan. Maksud dan tujuan Baginda

ingin berguru kepada Sang Begawan Cipto Renggo. Baginda minta petunjuk jalan

arah mana yang harus diternpuh, menuj u pertapaan Cipto Renggo itu.

37. Karena kebingungannya Baginda datang minta per tolongan. Atas kekhilafan

tersebut, Baginda dengan rendah hati meminta maaf. Sang Begawan

mempersilakan berhenti sejenak.

38. Ia memerintah kepada para sekabat menyiapkan jamuan buat Baginda. Dengan

sengaja Begawan Dupara mementaskan mukjijat keajaiban Hidangan telah

tersajikan pindang kambing yang telah disajikan diat as piring besar, piring sajian,

dapat tegak kembali dan lari lari. Lalu diganti dengan pindang ayam jantan, juga

dapat berdiri lagi sambil berkokok kokok.

39. Melihat peristiwa itu Baginda Tebela Suket tercengang cengang, memuji keajai

ban yang terjadi dipertapaan Dupara. Maka terlontarlah kata kata hinaan ditujuka n

ke Cipta Rengga. Dikatakan mana ada keajaiban seperti yang terjadi itu terdapa t di

Cipto Rengga. Apalagi disana, adalah daerah pegunungan. Mustahil dapat meng

imbangi di Atas Angin.

40. Baginda Tebela Sukt, lalu beralih. pandangan, tidak j adi berguru di Cipto

Rengga, melainkan akan berguru kepada Begawan Dupara. Tempat Begawan

Dupara, Raja Partawijaya diberi macam macam ilmu kejayaan dan kesaktian.

41. Sesudah mengetahui betul betul Raja Partawijaya berguru lahir maupun bati n

kepada Begawan Dupara, maka Dupara lalu memerintahkan Sri Partawijaya

menemui Sang Manumanasa, diminta baginya mau rnenyerah tunduk kepada

Begawan Dupara. Bila tidak mau, Raja Partawijaya diizinkan membunuhnya. Dia

dipandang mengganggu tegak berdirinya pertapaan Dupara.

42. Setelah perintah dan petunjuk diterima, ber angkatlah Sri Partawijaya menuju

Cipto Rengga. Beralih ceritera tentang Bambang Sekutrem. Sehabis menumpas

Page 119: Manik Maya

musuh, bermaksud mencari putranya Bambang Sakri.

43. Bambang Sakri minta kawin. Oleh ramanda : Sekutrem, diizinkan mencari

sendiri putri yang diidamkan. Sakri minta restu dari ayahnya, pergi masuk hutan.

Sekutrem mencari ditengah hutan. Ditengah hutan Sekutrem bertemu dengan Raja

Partawijaya

44. Raja Partawijaya berkakak kepada Sekutrem, Sekutrem beradik kepada Raja

Part awijaya. Raja Partawijaya menanyakan, adakah penganggapan sebagai

saudara tua itu dapat diterima oleh Sekutrem. Dijawab setuju oleh Sekutrem.

Partawijaya mengha rap semoga keakraban bersaudara itu lestari sampai akhir

hayat.

Page 120: Manik Maya

XXI. MEGATRUH

01 . Diulang lagi pertanyaan Raja Tebela Suket Apakah sungguh sungguh

Sekutrem mau mengulurkan tangan ajakan itu. Dijawab Lahir batin Sekutrem

dapat menerimanya.

02. Perjanjian telah mengikat keduanya. Partawijaya mengutarakan maksud atas

peni ntah Pandita Dupara, datang ke Cipto Rengga, minta agar Maharsi

Manumanasa mau m enyerah kepada Pandita Dupara.

03. Dalam hal ini Sekutrem tidak menyetujui sebab itu adalah ayahanda. Namun

Partawijaya sudah terlanjur menyanggupi. Sebab itu ia tak dapat merubah

kesanggupan Kalau demikian tak usah datang digunung cukup di sini saja. Toh

nanti digunung Cipto Renggo tetap akan berhadapan dengani Sekutrem.

04. Raja Partawijaya siap siap, ía menyingsingkan lengan baju, Sekutrem akan di

serangnya. Raja Tebela Suket dikatakan gerak geriknya menakutkan seperti

raksasa . Seketika itu juga Sri Partawijaya berubah sifat menjadi raksasa, berambut

tebal ikal. Ia pun menyesal, menangis sejadi jadinya. Tingkah lakunya menggaruk

garuk tanah dengan menggunakan tangannya.

05. alu dikatakan oleh Sekutrem tingkah la ku Partawya menyerupai babi hutan.

Berubah lagi tubuh Tebela Suket menjadi babi hutan.

06. Melihat perubahan bentuk badan yang kedua kalinya, ia sangat takjub. Ia

merasa malu. Baginda Partawijaya menyatakan sangat bertaubat kepada Sakutrern .

Dia mengharap tubuhnya dapat diubah kembali seperti semula.

6a. Diharap dengan sangat belas kasihanmu dari Sang Sekutrem agar mau

merubah wajah yang sekarang, kembali rnenjadi wajah manusia. Tidak

bermoncong. Raja Partawijaya berpendapat tiada orang lain yang mampu

memulihkan kembali berwajah manusia keculi Sang Sekutrem.

07. Sekutrem menaruh sangat kasihan terhadap Raja Partawijaya, setelah berwajah

babi hutan. Atas manteranya yang diucapkan, wa jah Raja Partawijaya berubah

menjadi wajah manusia kembali seperti semula. Baginda sangat berterima kasih.

Page 121: Manik Maya

08. Sekutrem menceriterakan kisah perjalanannya. Sebenarnya Ia adalah putra dari

Maharsi Manumanasa. Ia terpaksa rneninggaikan ayahan danya, karena mencari

putranya bernama Bambang Sakri : Ia telah lama meninggalkan pedhepokan.

09. Raja Partawijaya berganti mengkisahkan. Sejak putrinya bernama Retno

Widowati bermimpi sampai dengan Bambang Sakri diangkat sebagai Raja Muda

dinegeri Tebela Suket, dengan gelar Prabu Anom.

10. Baginda Partawijaya menyatakan : kanda tak usah mencari, menyusul ke

Tebela Suket. Raja Partawijaya sendiri akan menjalankan penyerahan rnenantunya

Bambang Sakri, putra Sang Sekutrem juga diikut sertakan putrinya sendiri : Retno

Widowati sebagai menantu Resi Sekutrem.

11. Pertemuan akrab diawali dengan kehangatan telah berakhir. Raja Partawijaya

minta diri dan minta restu dan Sang Sekutrem. Baginda terbang menuju negerinya.

Baginda singgah menemui Begawan Dupara di Atas Angin.

12. Beliau mengisahkan apa yang dialami oleh Raja. Meski dalam kekecewaan

Dupara tak dapat berbuat sesuatu pun. Raja Partawijaya kemudian minta diri

kepada Pandita Dupara, selanjutnya ke mbali kenegeri Tebela Suket.

13. Tiba diistana, setelah istirahat sejenak Bagind a memanggil putrinya : istri

Prabu Anom. Baginda menceriterakan segala pengalama nnya dalam perjalanan.

Sesudah itu Baginda memerintah putrinya supaya siap siap, ia beserta suaminya

akan diantar mengunjungi mertuanya, yaitu Sang Sekutrem put ra Maharsi di Cipto

Renggo.

14. Baginda sendiri bermaksud mengantarkan putra men antunya berdua kebukit

Cipto Renggo. Raja Partawijaya memberi perintah mengatur pasukan guna

mengantar Prabu Anom. Pasukan telah siap. Baginda memberi isyarat berangkat.

15. Baginda sendiri ikut serta mengantar ke Cipto Renggo. Setelah siap

berangkatlah keluarga istana Trebela Suket. Perjalanannya melalui angkasa.

16. Perjalanannya laju sebentar kemudian tibalah di Cipto Renggo. Disana

dijemput ol eh Sekutrem, kemudian bersama sama menghadap Sang Maharsi

Manumanasa.

Page 122: Manik Maya

17. Maharsi Manumanasa menyambut dengan hormat kedatangan Raja Trebela

Suket. Baginda diaj ak duduk bersama. Cucunya berdua duduk bersujud kepada

kakeknya. Sang Maharsi memerintahkan menghidangkan jamuan untuk Bagind.

Setelah bersujud Sekutrem dan put ranya, meninggalkan Maharsi.

18. Raja Pantawijaya minta menetap sementara dipade pokan, untuk mendapatkan

didikan ilmu kecakapan dan kesaktian. Baginda telah men erima banyak ilmu dan

kecakapan. Ilmu mengenai asal mula dan tujuan kehidupan te lah juga diajarkan.

19. Setelah cukup mendapat ilmu Baginda memohon izin serta p ertimbangan

Sang Maharsi untuk rnenobatkan Sakri sebagai Raja dinegeri Trebela S uket.

20. Baginda Partawijaya selanjutnya akan tekun berguru. kepada Sang Yogi M

anumanasa digunung Cipto Renggo. Mendengar pernyataan Partawijaya itu 70

Pandita Manumanasa tersenyum, merasa disanjung sanjung. Sang Yogi.

menyatakan te rima kasih.

21. Pandita Manumanasa berkata kepada Raja Partawijaya, minta agar S akri tetap

bertempat tinggal di Jawa. Adapun buat Baginda sendiri dipersilakan k embali

kenegerinya Tebela Suket. Diharap menyebarluaskan ilmunya.

22. Raja Parta wijaya akhirnya menerima baik petunjuk Sang Manumanasa.

Baginda menyerahkan Sakri beserta istri Ratna Widowati untuk mendapatkan

bimbingan dan petunjuk

23. Bagi nda lalu minta diri kepada keluarga Cipto Renggo, kembali beserta

penggawalnya ke Tebela Suket. Sakri dan Retno Widowati hidup damai aman

sentausa membina kerumah tanggaan.

Page 123: Manik Maya

XXII. PUCUNG

01. Hidup Sakri dengan istrinya selalu rukun. Segala p ersoalan dipecahkan

senantiasa dengan musyawarah. Mereka berdua dapat menikmati suasana di Cipto

Renggo.

02. Alam Cipto Renggo sungguh mengasikkan. Pohon pohona n berbuah tiada

keputusan. Sampai sampai banyak beruntuhan tiada diurusi. Bunga bungaan pun

beraneka warna.

03. Putri Widowati kerap kali turun kesawah melihat lihat adanya tanam tanaman

yang diusahakan oleh : Cantrik, Manguyu, Phuthut, Jajanggan.

04. Peninjauannya disawah Ratna Widawati selalu diantar oleh Sakri. Sampai

petang baru mereka pulang. Kemudian dari perkawinan Sakri dan Retno Widowati

itu dikaruniai seorang putra.

05. Wajahnya anggun. Ayah bundanya sangat cinta kasih sayang. Putranya diberi

nama Polosoro. Lama lama sampailah Polosoro mencapai usia dewasa.

06. Sekali peristiwa Manumanasa didatangi dua orang Dewa yaitu Yang Sambu

dan Yang Kamajaya..

07. Kedatangan kedua Dewa itu menyampaikan panggilan bagi Maharsi

Manumanasa, Sekutrem, Sakri dan Retno Widowati agar pindah ke Inderaloka.

08. Pandita Manumanasa beserta putra, cucu dan menantu Retno Widowati me

ngindahkan panggilan Dewa.

09. Manumanasa mencurahkan kepercayaan penuh kepada Semar untuk membina

cicitnya Polosoro. Buruk baik terletak ditangan Semar.

10. Se sudah cukup meninggalkan pesan kepada Semar, keempatnya berangkat

naik ke Indera loka.

11. Polosoro tinggal seorang diri di Cipto Renggo. Ayah bunda dan kakeknya telah

tiada. Ia jadi tidak tahan menetap di Cipto Renggo. Dia mengajak Semar da n anak

anaknya turun dari gunung, masuk hutan.

Page 124: Manik Maya

12. Dalam perjalanan ia menemukan sebuah bekas batang jati yang telah ditebang.

Dan tunggak jati itu, tumbuh bata ng batang baru. Dia menentukan pendapat,

tempat itu akan dijadikan tempat bertapa.

13. Ki Semar dan anak anaknya menjaga diluar dholog (batang jati yang masih k

ecil) yang tumbuh dan tunggak jati tersebut.

14. Tersebut dalam ceritera, Dewi D urgandini, putri Raja Mardewa, menderita

penyakit, badannya berbau amis. Ia sangat malu.

15. Bersama sama pembantu setianya, Dewi Durgandini meninggalkan istana

secara d iam diam pada tengah malam. Hidupnya mengembara dalam keadaan

merana.

16. Perjal anannya terhalang oleh sungai besar, didekat pantai lama nian Dewi

Durgandini me nunggu ditepi sungai itu. Lama lama kelihatan hanyut sebuah

perahu kosong lengka p dengan pengayuhnya. Perahu itu dikait, lalu diambilnya.

17. Dewi Durgandini di sertai embannya naik keatas perahu. Durgandini

memegang tongkat pengemudi, emban yang memegang kayuh.

18. Keduanya menjalankan perahu hilir mudik siang malam ti dak tidur. Jika ada

orang terhalang dalam perjalanan, dipersilakan naik perahu t anpa dipungut biaya.

19. Begitulah pekerjaan Durgandini tiap hari, memberi perto longan kepada siapa

pun yang terhalang perjalanannya. Pada malam harinya mereka berhenti sambil

tafakur, mohon ampun kepada Dewa Maha Tunggal semoga penyakitnya dapat

sembuh.

20. Bila ternyata penyakitnya tak dapat sembuh, ia rela mati dite lan air sungal.

Dan penyakitnya itu Dewi Durgandini merasa sangat menderita.

21. Alkisah, Polosoro telah lama menjalani tapa diatas tunggak jati. Kemudian

turun lah dari Inderaloka Hyang Pramesthi Guru bersama Hyang Narada.

Kedatangan mereka berujud burung pipit jantan betina. Mereka memasang sarang

diataskepala Sang Tapa.

Page 125: Manik Maya

22. Rambut Polosoro penuh dengan bahan baku sarang burung pipit beterbangan

disekitar sarangnya. Dengan mengintip intip Semar berusaha menangkap sepasang

bu rung pipit itu.

23. Pada waktu Semar menangkap burung itu, terperanjatlah Poloso ro, merasa

kepalanya dipegang dan rambutnya ditarik. Polosoro bertanya kepada Se mar,

mengapa ia berbuat begitu.

24. Semar menceriterakan adanya burung pipit yan g bersarang diatas kepala

Polosoro serta akan ditangkap, sepasang burung tersebu t terbang dan hinggap

dipohon kesambi.

25. Palasana menghentikan tapanya ia meng ambil panah. Kedua burung itu

dibidiknya. Sebelum anak panah itu dilepaskan sepa sang burung itu telah terbang

pergi. Berulang kali setiap Polosoro rnembidikkan panah, sebelum anak panah

dilepaskan, burung itu telah terbang pergi ketempat la in. Hati Polosoro jadi

penasaran. Kemana saja burung itu terbang, selalu diikuti .

26. Lama lama pengejarannya terhalang oleh sungai. Silugangga si Burung pipit

masih nampak hinggap disehuah pohon diseberang sungai.

27. Polosoro mondar mandi r mencari perahu yang mau menolong menyeberangi

sungai Gangga. Tiba tiba Polosor o melihat sebuah perahu segera dipanggil,

pengemudinya diminta tolong mengantark an diseberang sungai.

28. Pengemudi menyanggupi Polosoro serta pengikutnya naik diatas perahu. Diatas

perahu itu Polosoro mencium bau busuk. Ia bertanya bau apa kah yang dirasakan

itu.

29. Durgandini menyatakan bau busuk itu ditimbulkan oleh penyakit yang

mengendap pada tubuhnya. Dewa memberi isa rat bahwa untuk rnenghi langkan

bau busuknya ia harus rela menjadi pengemudi perahu memberi pertolongan

menyeberangkan siapa pun yang membutuhkan, nantinya akan hilanglah bau

busuk yan g terdapat pada tubuhnya.

30. Polosoro bersedia usaha menolong menghilangkan penyakit Dewi Durgandini.

Dur gandini dimandikan tiga kali sambil membaca mantera.

Page 126: Manik Maya

31. Kemudian hilanglah bau busuk yang selama itu mengendap pada tubuh

Durgandini. Ia pun berubah wajalmya m enjadi cantik molek. Cahayanya bagaikan

sinar bulan purnama. Bau badannya berubah menjadi harum semerbak. Polosoro

tercengang dan kagum melihat perubahan itu.

32. Dalam perahu tersebut Dewi Durgandini menjadi juru mudi, duduk didepan.

Emban sebagai tukang dayung. Polosoro dan pengikutnya duduk ditengah tengah

perahu.

33. Polosoro mengamati gerak gerik Dewi Durgandini. Hatinya sungguh terpesona.

Ti ba ditengah sungai, datanglah air pasang. Perahu menjadi miring kedudukannya,

ak hirnya terbalik.

34. Sebelum tenggelam Putri Durgandini dapat dikait oleh Poloso ro, diangkut

dibawa menepi. Pada waktu mengangkut ketepi air kama (main) dari Po losoro

jatuh dan hanyut diair.

35. Emban ditangkap Ki Semar dibawa menepi. Setib a diseberang sungai kalian

beristirahat dibawah batang kesambi, sambil mencari d ua burung pipit yang

mereka buru. Namun burung pipit telah tiada.

36. Konon bau busuk yang mengendap pada tubuh Dewi Durgandini larut hanyut

diair lalu diperebu tkan oleh ikan ikan sungai dan ikan laut.

37. Menjadi mangsa: badher, uceng, uda ng, palung, kepiting. Kama yang jatuh

diair, menjadi perebutan lima ekor ikan.

38. Dibawah batang kesambi itu Dewi Durgandini bersujud kepada Polosoro.

Karena s angat sedih ia menderita sakit aneh itu, ia mengeluarkan sumpah janji.

39. Sumpa h janji itu berbunyi : Barang siapa dapat rnenyembuhkan penyakitnya,

bila seoran g wanita akan dijadikan sahabat. Bila seorang pria ia akan

menyerahkan diri, sedia menjadi abdi setia, sanggup menjalani perintahnya, meski

selama hidup sekalipun.

40. Mendengar janji ucapan Durgandini itu, Polosoro bangga sekali. Ia tegak

berdiri memandang kearah sekitarnya. Dia dapat melihat pemandangan yang amat

Page 127: Manik Maya

luas. Terdampar dataran luas apalagi subur tanahnya.

41. Keindahan pandangan disitu sukar mendapat tolok bandingnya. Disebelah

selatan disebelah utara terdapat sam udera.

42. Polosoro berdoa agar sifat hutan rimba itu berubah, menjadi tempat ya ng dapat

didiami manusia. Juga ia menciptakan sebuah negeri yang elok.

43. Terka builah apa yang diminta oleh Polosoro. Hutannya berubah menjadi

negeri serta ist ana dengan bangunan sangat megah. Tiada bangunan istana

semegah negara dan istan a yang diciptakan oleh Polosoro. Benda benda kebesaran

kerajaan lengkap sempuma.

44. Dalam negeri itu banyak terdapat ragam bunga bungaan. Rumah rumah

dibangun berdekatan semua berpagar batu bata.

45. Bangunan Balai Pagelaran bangunan disek itar alun alu sangat menarik. Dapat

dimisalkan Balai Jonggring Salaka diturunkan ke Marcapada.

46. Sesudah istana sempurna diciptakan, Polosoro mengajak Dewi Durgandini dan

Semar beserta anaknya menyaksikan keadaan bangun bangunan istana. Ki Semar

dan anak anaknya melihat lihat bangunan bangunan diluar. Dewi Durgandini

dipersilakan melihat lihat kamar didalam istana.

47. Tiba diruang peraduan Dewi Durgandini dipersilakan menikmati keindahan

bangunan, sambil melepaskan lelah. Pada saat melihat lihat keindahan ruang

peraduan itu, Polosoro sempat mengamati bentuk tubuh Dewi Durgandini.

Terbangkitlah nafsu birahinya. Dalam kesempatan itu Polosoro dan Dewi

Durgandini menggunakan ulah asmara, main sanggama.

48. Selewatnya saat itu Polosoro pergi keluar menemui Kyai Semar. Kepada Ki

Semar dia minta pertimbangan.

49. Apakah ge rangan nama yang pantas diberikan untuk negeri yang habis saja

diciptakan yang memiliki istana indah, didepan terdapat laut dan pelabuhan yang

besar, dibagian belakang terdapat pegunungan yang indah pemandangannya.

Page 128: Manik Maya

50. Ki Semar menjawab minta tangguh sebab lebih dahulu akan mencari orang

sebagai saksi pemberian nama. Ki Semar pergi ketepi Sungal Silugangga.

51. Terdapat disana empat orang laki laki dan seorang wanita. Ki Semar datang

menemui kelima orang tersebut.

52. Kelima orang itu menyambut kedatangan Kiai Semar. Mereka menanyakan

mengapa seorang dir i datang ditepi sungai Gangga.

53. Kyai Semar memberitahukan namanya. Ia rnenerangkan berasal dari desa

Manatahu sebaliknya Semar bertanya apa maksud kalian berkumpul ditepi sungai

Silugangga.

54. Jawabnya : mereka berasal dari dalam air. M ereka adalah anak anak dan

binatang air. Kedatangan mereka ditepi sungai, mencar i pertolongan orang yang

mampu memberi nama bagi mereka.

55. Apabila Kyai Semar yang mampu memberi nama mereka masing masing akan

mengabdi kepadanya. Akan bersedia sehidup semati.

56. Mereka akan mengikuti kembali kerumahnya didesa Manatahu sebagai hamba

sahayanya. Kyai Semar rnenyanggupi. Lima orang tersebut diminta a gar

mengikuti kedesa Manatahu, disana mereka akan diberi nama.

57. Tak lama kemu dian tibalah kembali Kiai Semar didepan Sang Polosoro,

diikuti oleh lima orang. Polosoro menegur siapakah lima orang pengikut itu,

nampak gagah perkasa lagi cak ap cekatan sikapnya.

58. Diterangkan oleh Kiai Semar, kelima orang diantaranya s eorang wanita ini

berasal dari dalam tirta. Mereka adalah keturunan dari ikan, j uga mina tirta.

59. Mereka muncul kedarat untuk mencari keterangan, siapakah ger angan yang

mampu memberi nama yang layak bagi mereka. Bila berhasil mereka akan

mengabdi kepadanya.

60. Polosoro rnenyanggupi pemintaan mereka. Mereka telah pua s atas pemberian

nama bagi kalian. Selanjutnya merekapun mengabdi kepada Sang Polosoro.

Page 129: Manik Maya

XXIII. SINOM.

01. Kelima orang itu menyampaikan terima kasih sedalam dal amnya. Sang

Begawan minta diceriterakan siapa yang menurunkan kalian. Maka masin g

masing memberikan keterangannya. Yang tertua menyatakan ibunya adalah ikan

bad her.

02. Orang yang kedua menyatakan ibunya adalah seekor ikan palung. Adiknya l

agi ibuny adalah seekor ikan uceng. Sesudah itu menyatakan bahwa ibunya, adalah

ikan hiu, yang terakhir menyatakan bahwa ibunya adalah seekor kepiting. Menurut

ceritera para ibunya trjadinya mereka : itu pada mulanya ada seorang putri yang

rnengendarai sebuah perahu. Pada waktu perahu itu sampai ditengah tengah sungai

datanglah airbah. Perahunya menjadi terbalik. Dalam perahu itu ada seorang

penunipang lelaki. Pada kecelakaan itu melompat ia. Air kamanya jatu h kedalam

air.

03. Kama itu bercampur dengan bau busuk, lalu menjadi perebutan i kan ikan ibu

masing masing, sehingga air kama itu habis dimakannya. Sampai sekia n ceritera

itu disampaikan, Polosoro terasa didalam hati. Ia pun segera menyatak an bahwa

sesungguhnya mereka itu adalah putra dan putri dari Sang Begawan.

04. Oleh sebab tu oleh Polosoro diminta agar mereka bersujud kepadanya. Setelah

merek a masing masing bersujud, Sang Begawan berkata kepada kalian. Mereka

lalu diberi nama masing masing. Anak dari seekor badher diberi nama

Rupakencoko. Anak dari seekor palung diberi nama Bimokenco.

05. Putra dari seekor uceng diberi nama Kencoko. Anak dari seekor hiu diberi

nama Rojomolo. Anak dari seekor kepiting diber i nama Swagandini. Begawan

Polosoro memberikan nama negara yang baru saja dicipt akan : Negara Astina.

06. Rupokenco, Bimokenco, Kencoko, Rojomolo bersama sama m enyampaikan

hormat dan terima kasih atas pemberian nama itu demikian juga Swargandini,

Mereka sangat. memuji pemberian nama negara itu. Negara Astina

07. Pada tengah mereka berbincang bincang itu datanglah seorang putra raja

Maldewa yang be rnama Durgandono. Ia duduk menghadap Sang Polosoro dengan

Page 130: Manik Maya

hormat lagi khidmat. Melihat kedatangan Durgandono itu, sebelum ia mengatakan

sesuatu lebih dahulu tel ah dirangkul oleh Durgandini seraya menangis

08. Dewi Durgandini merangkul adiknya : Durgandono itu sambil meneriakkan

nama adiknya. Melihat peristiwa itu berta nyalah Polosoro kepada istrinya:

mengapa. ia merangkul seorang tamu itu sambil menangis. Dijawab oleh Dewi

Durgandini bahwa tamu itu adalah adiknya bernama Durg andono putra dari Raja

Maldewa.

09. Polosoro lalu memberikan salam kedatangan Durgandono. Ia menanyakan apa

maksudnya datang dinegeri Astina. Durgandono bersujud kepada Polosoro lalu

mengutarakan apa maksud kedatangannya. Ia mencari kakak perempuannya yang

telah pergi meninggalkan istana Maldewa tidak dengan sepengetah uan

ayahandanya. Kepergian kakaknya itu terjadi pada malam hari.

10. Para prajurit serta hamba sahaya dinegeri Maldewa telah disebar kesegala arah

untuk mencari kakaknya Dewi Durgandini namun tiada juga berhasil. Kini ternyata

didapati ada di Negeri Astina. Maka Durgandono menanyakan bagaimana awal

mulanya. Polosoro me mulai ceriteranya. Paaa waktu yang telah silam, Durgandini

mengalami pekerjaan s ebagai juru mudi perahu disungal Silugangga. Pada waktu

itu ia menderita sakit. Tubuhnya berbau busuk (amis). 11. Polosoro memberikan

pengobatan kepada Dewi Durgandini. Penyakit Dewi Dirgandini berhasil dapat

disembuhkan. Bahkan wajahnya be rubah menjadi cantik jelita. Akhirnya Dewi

Durgandini dipersunting menjadi istrinya. Pada waktu itu Durgandini telah dalam

keadaan hamil. Tibalah saatnya Durgandini melahirkan seorang putra. Putra itu

berwajah tampan lalu disambut oleh Begawan Polosoro.

12. Putra itu segera dimandikan sesudah itu diambil dengan kain. yang dipakainya.

Polosoro berkata kepada Durgandono ia diserahi dan menjaga tempat itu bersama

kakak perempuannya Durgandini. Begitu pula kepada Rupokenco besert a akik

adiknya.

13. Ia bermaksud akan pergi masuk hutan putranya ikut dlibawa pergi. Dia berusah

a agar jangan sarnpai ada orang yang menyusul. Kyai Semar dan anak anaknya

ikut mengantarkan. Anak bayi itu oleh Polosoro diberi nama: Birowo. Pada usia

Page 131: Manik Maya

dewasa ia bernama Abiyoso.

14. Polosoro melanjutkan bertapa ditengah hutan. Sekali peri stiwa Polosoro

dipanggil oleh Sang Yang Jagad Pratingkah naik ke Inderaloka ía ber pesan kepada

Semar : ia diharap sudi mengasuh anak tersebut sampai dewasa. Sesud ah itu

Polosoro meninggalkan Marcapada menuju Suralaya.

15. Polosoro berpesan ke padaSemar, jangan sampai memberitahukan mengenai

hal kepergiannya itu. Dia tetap akan membantu dari surga. Semar mengindahkan

segala amanat dari Polosoro itu.

16. Tersebut dalam cenitera Durgandono yang diserahi menempati serta menjaga

ista na karena telah lama meninggalkan ayahnya Raja Maldewa. Durgandono ingin

menengo k ayahnya. Kepergiannya diikuti oleh Durgandini, Bimokenco, Kencoko,

Rojomolo. Sedang saudara tertua yaitu Rupokenco diserahi menjaga negeri.

17. Tersebutlah da lam ceritera Negeri Maldewa. Pada waktu itu didatangi oleh

pasukan musuh. Bersam aan dengan itu datanglah Durgandono bersama sama

kakak perempuannya Durgandini

18. Durgandini diantar oleh Bimokenco, Kencoko, Rojomolo. Tiba dihadapan Raja

Mal dewa, Durgandini segera bersujud seraya menangis. Selanjutnya datang pula

Durgan dono berbakti kepada ayahnya.

19. Raja Maldewa bertanya kepada Durgandono, diman akah kakak putrinya

Durgandini diketemukan. Lagi pula ditanyakan siapakah seoran g putri remaja

yang datang bersama sama itu. Durgandono lalu menceriterakan kisa h lolosnya

kakak wanitanya. Ia telah sampai ditepi sungai.

20. Atas petunjuk Dew a ia menjadi pengemudi perahu disungai itu. Akhirnya

kakaknya diperistrikan oleh Pandita Polosoro. Polosoro lalu menciptakan sebuah

istana yang diberi nama Asti napura. Kini kakaknya telah berputra seorang anak

priya dan diberi nama Birowo.

21. Setelah Dewi Durgandini bersalin, Polosoro berkata Durgandono : Ia

menyerahk an kakak perempuannya. Sedang putranya yang masih bayi itu

dititipkan kepada Kyai Semar untuk dibinanya. Sesudah itu Polosoro lalu hilang

Page 132: Manik Maya

musnah. Begitulah ceniteranya. Adapun mereka yang ikut serta ini adalah :

Bimakenco, Kencoko, dan Rojomolo.

22. Sedang yang tertua Rupokenco dipercayakan menjaga keselamatan Istana A

stina. Raja Maldewa menyambut salam kedatangan kepada mereka yang baru

datang. Ketiganya menyambut gembira atas pemberian salam kedatangannya.

Sehabis makan be rsama itu dipersilakan makan bersama. Baginda Maldewa

bersama sama masuk keistana.

23. Tersebutlah dalam ceritera, dalam asuhan Kyai Semar Abiyoso cepat menjadi

besar ia telah tahu akan arti ibu. Bertanyalah ia kepada Semar siapa dan dimana

ibunya. Semar tidak memberikan jawaban atas pernyataan itu. Hanya mengenai

ibun ya ia dapat memberikan jawaban bahwa ibunya ada dinegeri Maldewa. Ia

adalah putri Raja Maldewa bernama Durgandini

24. Abiyoso minta kepada Kyai Semar agar disus ulka ibunya kenegeri Maldewa

Semar minta bertangguh. Abiyoso tidak puas akan pen angguhan Kyai Semar itu.

Ia menangis sejadi jadinya. Abiyoso mencaci maki kepada Kyai Semar.

25. Akhirnya Abiyoso didukung dan disusulkan kepada ibunya kenegeri Maldewa.

Tak lama kemudian tibalah mereka dinegeri Maldewa. Abiyoso diantarkan masuk

dari pintu belakang dan ia dilepaskan sendirian. Kyai Semar berpesan bila nanti

bertemu dengan anak yang mengaku juga ibunya, maka Semar menasehatkan

supaya melawannya. Mengenai ia sendiri akan menanti tinggal ditempat itu.

26. Alkisah mengenai Begawan Sentanu yang telah ditinggalkan mati istrinya, ia

bertempat t inggal disebuah gunung, Istri begawan Sentanu meninggalkan seorang

anak laki lak i yang tampan rupawan, namanya Sentani. Sekali peristiwa putra

Begawan Sentanu i tu menanyakan ibunya. Pada saat itu Sentanu telah mendengar

berita bahwa Durgand ini putra Raja Maldewa habis bersalin seorang putra.

27. Begawan Sentanu lalu membawa anaknya terbang menuju negeri Maldewa.

Setibanya dinegeri Maldewa segera masuk kedalam istana. Sentanu menunjuk

kepada Dewi Durgandini sambil menyatakan d ialah ibunya. Dia menyuruh

mendekatinya. Bila ditanyai siapakah dia itu disuruh menjawab bahwa ia adaah

putra dari Polosoro yang telah lama meninggalkan dirinya masuk kedalam hutan.

Page 133: Manik Maya

28. Begawan Sentanu sanggup mengawasi dari jauh ditempat i a terbang. Pada

waktu lari menuju Dewi Durgandini bersamaan pula Birowo berusaha

mendapatkannya. Setelah tiba didepan Durgandini kedua orang anak itu ditanyai s

iapa namanya dan darimana asalnya. Kedua anak itu mengaku bahwa ia anak dari

Polosoro. Dewi Durgandini berdiri dalam kebingungan.

29. Dewi Durgandini ragu ragu dalam menentukan, manakah sesungguhnya

anaknya sendiri itu. Kedua orang anak itu akhirnya berkelahi memperebutkan

ibunya. Keduanya saling menyerang, hantam meng hantam tolak menolak.

30. Dan atas Sentanu mengetahui akan kejadian itu. Demikia n juga Polosoro dan

Kahyangan mengetaui pula hal yang sama Polosoro segera turun ke Marcapada

dan menangkap Begawan Sentanu. Polosoro mengucap jangan ikut ikuta n campur

tangan melibatkan diri dalam perkelahian anak melawan anak. Sentanu dal am

keadaan tak berkutik.

31. Ia mengucapkan telah bertaubat dan minta belas kasi han agar perbuatannya itu

dapat diberi ampun. Ia mengakui telah berbuat salah. Sentanu lalu mengajak

pulang kembali Sentani ketempatnya.

32. Polosoro segera dat ang mendekati istrinya. Dewi Durgandini menyambut serta

bersujud. Polosoro lalu menemui mertuanya ialah Raja Maldewa. Ia menitipkan

putranya Birowo kepada Raja Maldewa. Raja Maldewa menyanggupi. Oleh

Polosoro dinyatakan bahwa putranya telah disediakan sebuah negeri ialah negeri

Astina.

33. Polosoro lalu pergi meninggal kan Maldewa menuju ke Suralaya. Syahdan

Raja Maldewa menasehatkan rnengangkat pu tranya menjadi raja di Astinapura.

Pengangkatan itu agar disaksikan oleh Dewi Durgandini sendiri. Maka

keberangicatannya diantar oleh Raja Maldewa. Keberangkatannya mengendarai

kereta kerajaan.

34. Akhirnya tiba di Negeni Astina. Lalu diatu r menurut tata tertib sebagaimana

kebiasaan pada saat diadakan pertemuan agung k erajaan. Raja duduk

diatassinggasana, dihadap oleh para para Menteri serta Maha Patih Baginda

Maldewa lalu angkat bicara.

Page 134: Manik Maya

35. Pembicaraannya bersifat pengumuman ditujukan kepada mereka yang hadir

dalam pertemuan agung, mengenai penobatan Pr abu Abiyoso sebagai Raja di

Astinapura sebagai pejabat pendamping adalah para cu cu cucunda yaitu yang

tertua Rupokenco beserta adik adiknya yaitu BimokencO, Kencoko dan Rojomolo.

36. Sesudah paripuna ada acara penobatan Raja di Astina itu. Baginda Maldewa

kembal i pulang kenegerinya. Dewi Durgandini tinggal di Negeri Astina bersama

putranya tinggal juga di Negeri Astina bersama putranya. Tinggal juga di Negeri

Astina Pa tih dari Maladewa bernama Yudonegoro diangkat sebagai Patih untuk

Negeri Astina.

Page 135: Manik Maya

XXIV. ASMARADANA

01. Polosoro yang telah berada di Kainderan mendengar berita b ahwa puteranya

Abiyoso telah dinobatkan sebagai Raja di Negeri Astina. Sedang pu tranya itu

masih belum berpemaisuri.

02. Maka turunlah Begawan Polosoro dari Kei nderaan membawa seorang bidadari

cantik benama Dewi Satari. Tiba diistana Astina terdapat Raja Abiyoso sedang

duduk duduk bersama saudara saudara.

03. Saudara S audara itu adalah : Rupokenco, Bimokenco, Kencoko, dan Rojomolo.

Ibunya duduk ti dak jauh dari mereka. Serta melihat kedatangan Begawan

Palasaara mereka lalu tur un dari tempat duduknya menghormat kedatangan

ayahanda. Polosoro dipersilahkan duduk.

04. Dewi Durgandini menyambut dan bersujud lalu berturut turut bersujud: B

aginda Raja Abiyoso, Rupokenco, Bimakenco, Kencoko.

05. Terakhir Rojomolo bersuj ud kepada Sang Begawan Polosoro. Setelah Dewi

Durgandini, diikuti para putranya, Raja Abiyoso, Rupokenco, Bimokenco,

Kencoko dan Rojomolo selesai bersujud, berbicaralah Begawan Polosoro

menyatakan maksud kedatangannya yaitu menyerahkan seor ang Bidadari yang

cantik rupawan, sebagai permaisuri Baginda.

06. Sang Begawan m emberi perintah kepada Dewi Durgandini agar menerima

Dewi Satari sebagai putra m enantu. Sesudaah selesai memberi perintah kepada

Dewi Durgandini, lalu berkata kepada putranya, Raja Abiyoso, bersifat amanat.

07. Isi amanat Raja Abiyoso diminta mengangkat Bimokenco. Sebagai Raja

dinegeri Mandura. Kencoko sebagai Raja Man daraka dan Rojomolo menjadi Raja

diseberang.

08. Bagi Rupokenco dinasihatkan sup aya tetap tinggal di Negeni Astina, sebagai

penghubung negara negara Mandura, Ma ndaraka, Wiratha.

09. Semua negara itu berlindung kepada negeri Astina. Raja Abi yoso

mengindahkan semua yang diamanatkan oleh Begawan Polosoro, Para putra :

Page 136: Manik Maya

tersebut menduduki negara masing masing sesuai dengan amanat Begawan

Polosoro.

10. Begawan Polosoro telah menciptakan negara negara : Mandura lengkap dengan

perlen gkapannya. Memiliki alun alun yang luas. Juga telah menciptakan negara

Mandaraka siap dengan istananya lengkap dengan segala alat alatnya.

11. Rajamala diperint ahkan oleh ayahanda mendirikan negeri sendiri diseberang.

Memiliki pasukan yang lengkap sempuma. Setelah itu selesai dikerjakan semua,

maka Polosoro lalu mening galkan tempat itu.

12. Polosoro pergi kembahi ke Kahyangan. Oleh para putranya : Dewi Durgandini

diminta untuk tetap tinggal di Astina bersama sama raja Abiyoso . Tetapi oleh

Begawan Abiyoso tidak diizinkan karena sudah saatnya dia harus meninggalkan

Marcapada menuju ke Suralaya. Para putra tak dapat menahannya.

13. Begawan Polosoro beserta Dewi Durgandini telah meningalkan Marcapada ke

Suralaya . Tinggallah Raja Abiyoso dengan permaisurinya Dewi Satari.

14. Alkisah Yang Jag ad Nata beserta Dewi Uma turun dari Suralaya kenegeri

Astina. Yang Jagad Nata lalu merasuk ketubuh raja Abiyoso. Sedang Dewi Uma

merasuk kepada Dewi Satari. Mak a antara Abiyoso dengan Dewi Satari

bangkitlah nafsu birahinya.

15. Abiyoso sang at terpesona kepada Dewi Satari demikian pula sebaiknya. Lalu

terjadilah ulah as mara antara Abiyoso dengan Dewi Satari.

16. Setelah terjadi peristiwa itu Yang G iri Nata serta Dewi Uma lalu bersama

sama kembali ke Kahyangan. Sesudah itu hami llah Dewi Satari. Setelah cukup

jangka waktunya, Dewi Satari melahirkan seorang bayi dalam keadaan terbungkus.

17. Bayi bungkus itu diambil serta bungkusnya dilepaskan. Terdapat tiga bayi yang

lekat menjadi satu. Bayi yang lekat itu lalu dipisahkan, menjadi tiga orang bayi

semuanya laki laki berwajah tampan. Hanya sayangnya masing masing

mempunyai cacad tubuh.

Page 137: Manik Maya

18. Yang tertua diberi nama Dhesthoro to kedua matanya buta. Putra yang kedua

diberi nama Pandhu Dewonoto mempunyai ca cad tubuh tengeng (lehernya tidak

berdiri tegak). Wajahnya sangat tampan.

19. Ya ng terakhir diberi nama Yomowiduro. Kakinya timpang. Setelah ketiganya

mencapai usia dewasa. Bidadari Satari kembalilah ke Suralaya.

20. Tersebutlah dalam cerit era, raja dinegeri Mandura dan Mandaraka masing

masing telah berputra. Raja Mandura mempunyai seorang anak putri yang cantik

rupawan diberi nama Kunthibujo.

21. Sekali peristiwa baginda raja Mandura, memanggil seorang pendeta dari

gunung Su domomanik. Pendeta itu dipercayakan mendidik dan memberi pelajaran.

Ilmu yang di berikan disebut ilmu Rosomulyo. Ilmu itu diberikan untuk

memelihara keturunan ya ng memiliki wahyu raja. Tetapi untuk memelihara ilmu

itu ada pantangannya yaitu apabila mandi harus dalam keadaan berbusana.

22. Setelah Dewi Kunthibujo dapat m enguasai ilmu itu, Sang Pendeta lalu kembali

kegunung Sudomomanik. Sekali perist iwa Dewi Kunthibujo ingin mandi. Ia pergi

ketempat pemandian.

23. Pada waktu Dewi Kunthibujo mandi itu, merendamkan tubuhnya tanpa

berbusana. Ia lupa akan pesan dari gurunya. Syahdan Sang Hyang Surya yang

sedang bertugas menyinari Macapada, melihat akan mandi Dewi Kunthibujo itu. Ia

sangat tertarik. Air kamanya terlepas dan mengenai Dewi Kunthibujo itu.

24. Sehabis mandi Dewi Kunthibujo segera men genakan pakaian kemudian pergi

kembali keistana, setelah peristiwa itu tejadi, maka hamillah Dewi Kunthibujo,

tetapi kejadian itu tidak disadari. Tiga bulan sesudahnya terjadilah perubahan

bentuk tubuh pada diri Dewi Kunthibujo.Hal itu diketahul oleh Baginda Raja

Mandura.

25. Raja Mandura bertanya kepada putrinya : si apakah seorang pria yang pernah

berhubungan dengannya. Raja Mandura merasa ditipu oleh putrinya. Maka raja itu

amat marah. Dipaksakan agar putrinya menceriterakan keadaan yang telah terjadi

Page 138: Manik Maya

apa adanya. Tetapi perintah ramandanya itu ditolak . Selanjutnya dengan gurunya

ia belum pernah berhubungan dengan seorang pria.

26. Ia hanya dapat menceriterakan bahwa sebagai wanita pewaris wahyu raja ia

diberikan ilmu yang bernama Rosomulyo. Pantangan dari ilmu itu, siapa pun yang

memiliki ilmu Resomulyo, bila sedang mandi dan merendamkan tubuhnya

kedalam air, tak diperbolehkan tanpa busana.

27. Tetapi pada suatu ketika ia terlupa mandi tidak mengenakan pakaian selembar

pun. Ia merendamkan diri didalam air cahaya sang Surya mengenai tubuhnya.

Sesudah itu ia merasa ada perubahan didalam tubuhnya. Raja Mandura segera

memanggil Pendeta digunung Sudomomanik. 2

8. Kemudian datanglah sang Pendeta menghadap raja Mandura. Kepada Pendeta

Sudomomanik Baginda bertanya agak marah, mengenial Dewi Kunthibujo yang

dididiknya, telah hamil tanpa hubung an dengan pria.

29. Raja Mandura menyatakan bahwa baginya merasa menderita sangat malu.

Beliau lalu memerintahkan sang guru agar berusaha melahirkan sang bayi dari

kandungan, tanpa melalui jalan pelahiran yang wajar.

30. Sang Pendeta menyan ggupi, ia membacakan sembilan kali manteranya.

Kehamilan sang Dewi berubah cepat seperti kandungan dalam usia sembilan bulan.

31. Sang Pendeta segera mengambil tangkai sirih dipergunakan untuk mengkilik

kilik, memancing keluarnya bayi lewat telinga. Berhasillah bayi keluar dari

kandungan melewati telinga sebelah kiri. Anak bayi lalu diambil, dimasukkan

didalam kendaga emas, selanjutnya dibuang kesungai Sulugangga.

32. Sang Dyah kembali menjadi perawan. Sesudah itu. Sang Pendi ta kembali ke

gunung Sudomomanik. Sesudah kejadian itu lewat, Baginda mengadakan

sayembara : barang siapa yang diingini oleh Dewi Kunthi, akan diambil menantu

oleh San Raja.

33. Sayembara pilihan itu diadkan dialun alun. Para putra pegawai istana dan putra

Adipati berdatangan dialun alun.

Page 139: Manik Maya

34. Sang Putri duduk dipanggung. Mereka yang ingin menunjukkan

ketampanannya berduyund uyun pergi datang, namu n tiada seorang pun yang

mengena dihati Dewi Kunthi.

35. Sayembara itu tidak saj a diikuti oleh para putra didalam negeri, bahkan para

raja dari negeri seberang pun banyak juga yang datang. Banyak para raja yang

mendirikan bangunan berderet deret dialun alun.

36. Alkisah tiga orang putra dari raja Astina telah berusia d ewasa. Dua orang

diantara tak dapat mengikuti sayembara, yaitu Dhesthoroto dan Yomowiduro.

Sedang putra yang kedua ialah Pandhudewonoto berjuang memperluas wila yah.

Pandhu Dewonoto adalah putra yang terbagus dan tercakap.

37. Kepergian kene geri seberang diikuti oleh Semar dan anak anaknya. Dalam

usaha perluasan pengaru h wilayah kerajaan tak ada negara negara yang mampu

mengimbangi kecakapan serta kesaktian Sang Pandhu.

38. Kembalinya Pandhu Dewonoto kenegerinya, membawa tanda takluk berupa

harta benda dan putri. Semua perolehan itu diserahkan kepada ayah anda Raja

Astina. Kemudian oleh ayahanda semua putri tanda takluk itu lalu diser ahkan

kembali kepada putranya.

39. Putri putri itu dibawa masuk kedalam istana o leh Pandu. Mula mula dibawa

masuk ketempatnya kakaknya yang tertua. Dipersilakan Dhesthoroto mengambil

yang diingini. Putri boyongan itu semuanya cantik cantik.

40. Dhesthoroto menerima baik tawaran dari adiknya. Karena tak dapat melihatnya

maka diharap, putri putri itu disiapkan didepannya. Dhesthoroto meraba raba waja

h para putri seorang demi seorang.

41. Dhesthoroto menentukan pilihannya kepada seorang putri dan Plosojenar,

bernama Dewi Gendari. Pada hematnya putri itu nant inya akan dapat melahirkan

banyak anak, maka pilihan dijatuhkan kepadanya. Pandu Dewonoto menyatakan

tidak keberatan, menyerahkan pilihan kakaknya itu.

42. Pand hu Dewonoto pergi menuju ketempatnya. Dewi Gendari, ditinggalkan.

Sepergi Pandhu Dewonoto hatinya sangat sakit sebab tak dapat menolak perintah

Page 140: Manik Maya

Pandhu Dewonoto. Dalam ketidak puasannya. Dewi Gendari melontarkan kata

kata kutukan untuk waktu waktu selanjutnya keturunan Dewi Gendari dan Pandhu

Dewonoto tak mungkhi terjad i kesesuaian pendapat, selamanya akan bermusuhan.

43. Dewi Gendari mengkiaskan p ergaulan keturunan mereka seperti anjing dengan

kucing. Setibanya ditempat Pandh u Dewonoto bertemu dengan adiknya ialah

Yomowiduro. Pandhu Dewonoto lalu menitip kan para putri boyongan.

44. Ia juga menawarkan kepada Yomowiduro, bila ada putri yang dikehendaki,

dipersilahkan memungutnya. Ia ingin pergi lagi kenegeri Mandura, ingin mengikuti

sayembara pilih. Adiknya menyetujui.

45. Keberangkatan Pand hu diantaroleh Semar serta anak.nya. Konon khabamya

Putra Raja Mandaraka ikut juga dalam perlombaan sayembara. Putra raja

Mandaraka itu bernama Norosoma.

46. Pe rjalanan Norosoma telah sampai dinegeri Mandura bersama sama dengan

raja raja da n negeri lain. Mereka mengambil tempat duduk masing masing, ada

yang duduk diseb elah selatan ada pula yang duduk disebelah utara ringin kembar.

Dewi Kunthi meng amati dari atas panggung.

47. Diantara para peserta sayembara pilih itu. Norosom alah yang dipandang oleh

Dewi Kunthi berkenan dihati. Raja raja peserta sayembara merasa kecewa hatinya.

Maka sayembara pilih dinyatakan selesai. Para raja pula ng kembali

kepemondokan masing masing.

48. Norosoma kembali ketempat pemondokann ya juga. Ditengah jalan bertemu

dengan Pandhu Dewonoto. Ia bertanya apa maksud k epergiannya itu. Adakah

ingin mengikuti sayembana, dinyatakan sayembara telah usai. Maka kepergiannya

akan sia sia. Norosoma menyatakan bahwa pilihannya jatuh pada dirinya. Pada

waktu itu Semar istirahat duduk diatas tunggak. Ia menasihatkan supaya tidak mau

mengindahkan anjuran itu.

Page 141: Manik Maya

XXV. DURMO

01. Kyai Semar mempering atkan, akan sia sia perbuatannya. Dinyatakan mereka

telah bersusah payah, menemp uh perjalanan dari Astina sampai Mandura, kalau

tak dapat ikut serta dalam perlo mbaan sayembara, malu bila menjadi tutur kata

buruk orang banyak. Sebaiknya teru skan saja maksudnya.

02. Pandhu Dewonoto mengucapkan berterima kasih atas anjura n kakaknya

Norosoma. Tetapi Pandhu Dewonoto pendiriannya : ingin mengikuti sayem bara.

Norosoma merasa tidak senang hatinya. Ia merasa bahwa Pandhu bersikap bera ni

terhadapnya.

03. Norosoma bertanya : kalau demikian Pandhu telah berani menentang

pendapatnya. Pandhu menjawab: terhadap saat kebenaran ia berani menentang.

04. Ia menyatakan bahwa kepergiannya khusus untuk memenuhi sayembara Raja

Mandura. Karenanya maksud tersebut tak dapat dirintangi. Dan perselisihan

pendapat ant ar keduanya, terjadilah perlawanan.

05. Ikat pinggang Pandhu dapat ditangkap, ia dilempar jauh jauh. Ia telah datang

kembali, dan dapat menangkap Norosoma, kakaknya. Norosoma dibanting lalu

dilemparkan, jatuh terbalik balik.

06. Norosoma me rasa kerepotan dalam menghadapi Pandhu itu. Ia segera

melafalkan mantera pujaann ya, bernama Condhobirowo. Dari dadanya keluarlah

beribu ribu raksasa.

07. Para raksasa itu mempertunjukkan ulah tingkah aneka ragam berjungkir balik,

membeliakk an mata, mempertunjukkan sikap mengerikan. Raksasa itu telah tiba

didepan Pandhu Dewonoto. Pandhu tetap tenang, tidak bergerak.

08. Segala gerak gerik Condhobir owo dibiarkan saja. Oleh karena tidak dihiraukan

semua tingah lakunya, Condobiro wo merasa tidak berhasil membangkitkan nafsu

amarah Sang Pandhu. Condhobirowo me njadi tak berdaya, lemah lunglai, merasa

tak mampu menghadapi kesaktian Pandhu Dewonoto Norosoma berkata : kalau

begitu halnya maka Condobirowo disuruh masuk ke mbali kedalam perut.

Page 142: Manik Maya

09. Mereka mengindahkan perintah Norosoma masuk kedalam per ut. Pandhu

Dewonoto segera menggunakan daya saktinya bernama Guwowijaya, dengan

mengusap usap dada sambil membaca mantera.

10. Pandhu mampu mengeluarkan topan badai. Pada saat badai mengamuk, Pandhu

berkata dalam hati, menyuruh badai menyer ang dan mempermainkan Norosoma

diudara.

11. Terjadilah angin taufan melanda diri Norosoma diudara, seperti apa yang

dikehendaki oleh Pandhu Dewonoto. Norosoma dipermainkan oleh angin, seperti

halnya angin rnempermainkan baling baling. Noro oma mengeluh berkepanjangan.

12. Dia menyampaikan rasa bertaubat kepada Pandhu Dewonoto dan minta maaf

sedalam dalamnya. Sebagai tanda bertaubat, bila Sang Pandhu menghendaki,

adiknya bernarma Dewi Madrim akan diserahkan.

13. Kegiatan angin Guwawijaya dihentikan. Pandhu Dewonoto menanggapi apa

kata Norosoma, ia minta agar Norosoma menghadirkan adik Norosoma

didepannya. Dia ingin tahu bagaimana raut muka dan perangainya.

14. Dengan kekuatan angin Guwowijoyo Norosoma diantar sa mpai keistana

Mondoroko bertemu dengan ayahanda dan Dewi Madrim, adiknya. Belum sampai

berbincang bincang secara leluasa, Dewi Madrim telah digandeng dan dibawa

secepat kilat kedepan Pandhu.

15. Sekejap mata Norosoma dan Dewi Madrim telah tiba didepan Sang Pandhu.

Norosoma berkata dan menyerahkan Madrirn, adik perempuannya.

16. Dewi Madrim lalu dimasukkan kedalam cupu manik Astagina oleh Pandhu

Dewonoto. Norosoma lalu mengajak Pandhu kenegeri Manduro. Berangkatlah

semuanya.

17. Dalam waktu dekat Norosoma telah tiba dibangunan panggung mengantarkan

Pandhu Dewonoto, seorang satria yang bagus lagi cakap. Melihat seorang tamu

jejaka tampan yang baru menampakkan diri itu hati Dewi Kunthi jadi gelisali resah

dirundung asmara.

Page 143: Manik Maya

18. Dewi Kunthi amat tertarik akan wajah Pandhu Dewonoto. Raja Mandura tahu

akan perubahan perasaan putrinya. Dewi Kunthi diajak ayahanda masuk kedalam

istana. Pandhu Dewonoto, dipanggil masuk bertemu dengan Dewi Kunthi.

19. Didalam istana Dyan Pandhu diizinkan masuk bersama dalam ruang peraduan.

Kedua insan yang berlainan jenis itu telah menikmati malam mulia. Pagi harinya

Dewi Ku nthi dan Pandhu dipanggil menghadap Raja Manduro.

20. Pandhu duduk bersujud diha dapan Baginda Mandura, lalu disusul Dewi

Kunthi berbuat sama. Sesudah itu Raja M andura lalu keluar dari istana menuju

kepagelaran.

21. Dipagelaran Baginda berte mu dengan Norosoma. Para raja dan negeri lain

telah mendengar berita bahwa Dewi Kunthi sudah dipersunting oleh Pandhu, maka

timbullah rasa iri hati, kemudian di ikuti rasa marah.

22. Untuk melampiaskan kemarahannya maka mereka mengamuk dipag elaran.

Mereka membuat gaduh, beramai ramai memukul tanda kesiap siagaan perang:

gendang, tambur dan gung. Radyan Pandhu lalu mengusap usap dada. sambil

membaca mentera.

23. Lalu bertiuplah badai Guwowijaya, dimanterai supaya melelanda Raja raja dari

negeri lain serta semua pasukannya. Mereka diembus angin terlempar sa mpai

kenegeri masing masing.

24. Seolah olah angin itu menjalani perintah Pandhu Dewonoto menyerang raja

raja dari luar negeri serta pasukannya. Tak ada seorang pun yang ketinggalan.

Mereka telah tiba ditempat masing masing. Akhirnya badai menjadi reda.

25. Sesudah tiada negeri yang memusuhi negeri Mandura, Pandhu dan Norosoma

pergi meninggalkan negeri Mandura. Sebetulnya mereka berdua masih terjailin

hubungan saudara. Pandhu berkakak kepada Norosoma.

26. Tiba diluar kota mer eka mengambil persimpangan jalan masing masing.

Norosoma mengambil jalan kearah negeri Mondoroko, Pandhu mengambil jalan

kearah Astina. Berpisahlah jalan keduan ya tidak diceniterakan bagaimana

perjalanan mereka. Telah tibalah Pandhu Dewonot o di Negeri Astina.

Page 144: Manik Maya

27. Ia segera menghadap ayahanda. Dia menyatakan bahwa telah mengikuti

sayembara yang diadakan oleh Baginda Raja Mandura. Pandhu telah berha sil

membawa Kunthi, Putri dari Raja Mandura.

28. Dewi Kunthi yang semula dimasuk kan kedalam cupu Astagina lalu

dikeluarkan. Ia segera bersujud kepada Raja Astin a lalu duduk bersimpuh

dihadapan Raja.

29. Baginda Abiyoso bersabda kepada putra nya : Pandhu Dewonoto,

memerintahkan agar ia mau menduduki takhta kerajaan Astina. Raja Abiyoso

bermaksud mau meninggalkan takhta, untuk bertapa digunung Rotawu . Ia ingin

mengenyampingkan keduniawian.

30. Pandhu Dewonoto menyambut baik aman at ayahanda. Ia ingin menitipkan

minyak Tolo yang disimpan dalam Cupu ratna. Dih arap cupu itu dibawa ketempat

ayahanda Abiyoso bertapa. Kelak bila telah memilik i seorang putra pria diharap

Cupu itu diberikan kepada cucunya.

31. Khasiat dan minyak Tala bila dilumaskan ketubuh, mengakibatkan orang

menjadi kebal akan sega la senjata. Semua putra laki laki dari Pandhu nantinya

dilumas dengan air Tala

32. Setelah Pandhu Dewonoto menduduki takhta Cupu Ratna berisi minyak Tala

disera hkan ayahandanya. Dalam acara penobatan Abiyoso mengumumkan, dari

kehendaknya se ndiri yang diangkat sebagai Raja di Astina, adalah putranya

Pandhu.

33. Sesudah dinobatkan. pandu bergelar Pandhu Dewonoto. Dia dipercayakan

menggan tikan kedudukan sebagai Raji Astina. Rupokenco menyetujui atas

penobatan untuk adiknya sebagai raja di Astina.

34. Sehabis pelaksanaan penobatan, Rupokenco mengumumkan pertemuan telah

paripurna dan rapat dibubarkan. Baginda Pandhu lalu masuk kedalam istana.

Page 145: Manik Maya

XXVI. KINANTHI

01. Didalam istana Sang Abiyoso memberikan aman at petunjuk kepada putranya,

supaya baik baik mengemudi haluan negara. Dinasihat kan supaya kasih sayang

kepada hamba sahaya.

02. Sang Abiyoso mendoakan mudah mud ahan Negeni Astina tetap dianugerahi

selamat sejahtera. Ia sendhi bertapa digunu ng, Sang tapa menjalani wadat.

03. Tiba digunung Rotawu Sang Abiyoso menekun. ta panya. Puncak gunung

Rotawu tempat Abiyoso bertapa itu, merupakan daerah yang su bur, banyak

terdapat mata air Pohon pohonan tumbuh rindang. Disekitar pertapaany a tumbuh

pohon manis jangan.

04. Dewi Kunthi permaisuni Raja Pandhu dan Dewi Mad rim istri kedua, semua

telah hamil.

05. Dewi Gendari yang telah diperisteri oleh kakaknya yaitu Sang Dhesthoroto

telah berputrakan seratus orang.. Yang tertua bernam Kurupati. Adiknya bernama

Dursasana. Adik adik kelanjutannya tidak lagi di ceriterakan seorang demi seorang.

06. Dikisahkan permaisuri Dewi Kunthi telah ha mil Sesudah sempuma usia

hamilnya, lahirlah seorang bayi pria keluar dari ubun u bun. Putera Baginda yang

baru lahir itu diberi nama Puntodewo.

07. Berikutnya la hirlah pula seorang bayi laki laki yang keluar dari lambung. Bayi

itu kedua belah ibu jarinya tumbuh kuku raksasa, disebut kuku Ponconoko, dia

diberi nama Broto seno. Sesudah dewa merniliki tubuh, kekar gagah perkasa.

08. Dewi Kunthi melahir kan lagi seorang bayi laki laki : lahir sebagai biasa bayi

lahir. Bayi itu berwa jah bagus, diberi nama Bambang Janawi atau Wijanarko.

Sesudah dewasa ia bertubuh langsing, mempunyai pandangan tenang lagi tajam.

Warna kulitnya kunings ayu. Ma tanya bersinar seperti bintang timur.

09. Dan Dewi Madrim Pandhu berputra dua orang anak laki laki kembar. Dua

orang bayi itu seorang lahir lewat betis kiri seorang lagi lahir lewat betis kanan.

Malang bagi Dewi Madrim. Sesudah melahirkan dua orang bayi kembar itu, dia

Page 146: Manik Maya

meninggal. Bayi yang pertama diberi nama Nakulo, yang kedua diberi nama

Sadewo.

10. Baginda Astina sangat cinta kasih sayang kepad a semuua puteranya. Sekali

peristiwa Raja Pandhu ditimpa sakit keras Baginda merasa maut telah nyaris

datang. Sang Pandhu mengharap kedatangan Dhesthoroto kakanda.

11. Berkatalah Baginda Raja kepada kakanda, rasa rasanya maut hampir tiba.

Maka Baginda menitipkan negeri Astina, sebab semua para putra masih kecil.

Nanti bila putranya telah dewasa harap negeri Astina diserahkan kepada para

putranya, dalam pengamatan Kunthi.

12. Menurut pandangannya sebagai pengganti dipercayakan kepada putra yang

tertua ialah Puntodewo. Adapun adik adiknya berkedudukan sebagai Pangeran.

13. Dhesthoroto sanggup menepati amanat adiknya itu. Sehabis menin ggalkan

amanat Baginda mangkatlah.

14. Didalam istana penuh ratap tangis para hamba sahaya menyiapkan segala

pelengkap acara pembakaran jenazah. Kayu bakar dan minyak telah tersedia cukup.

Sebelum jenazah dibakar, terlebih dahulu dihias dengan harum haruman.

15. Upacara pern bakaran jenazah dimulai, pelengkap saji sajian telah lengkap

tersedia. Dalam saa t pembakaran jenazah, mantera mantera dilafalkan sebagai doa

semoga arwahnya dit erima disisi Hyang Maha Esa. Selesai upacara pembakaran

sisa pembakaran jenazah dikumpulkan, diambil, dimasukkan kedalam cupu.

16. Abu sisa pembakaran jenazah y ang telah dimasukkan kedalam cupu itu dibawa

ketempat khusus digunung, sebagai t empat penyimpan abu semacam itu. Abu

Jenazah Raja Pandhu diantar oleh iringan hamba sahaya Kerajaan Astina menuju

kepuncak gunung Cipto Renggo. Disanalah abu di dalam cupu disemayamkan

17. BerdaSarkan amanat Baginda Pandhu pejabat Raja di As tina untuk sementara

adalah Dhesthoroto. Sekali penstiwa Dhesthoroto mengadakan rapat kerajaan. Para

putra ikut hadir dalam rapat tersebut. Mereka hadir dengan mengenakan pakaian

keperjuritan.

Page 147: Manik Maya

18. Duduk terdepan dihadapan Raja adalah Sengku ni lalu disambung para putra

Baginda dan para Pegawal Kerajaan. Banyak hamba sah aya yang ingin

menyaksikan adanya rapat kerajaan tersebut.

19. Raja Dhesthoroto minta Sengkuni datang mendekat. Sengkuni diperintah

mengumumkan secara resmi ata s dasar wasiat almarhum Baginda Raja Pandhu

Dewonoto pejabat sementara dinegeri Astina, dengan syarat setelah para putra

Pandhu akil balik agar dipindah alih. Pengmuman itu ditujukan kepada segenap

pejabat dan pegawai Kerajaan Astina, pun ju ga untuk diketahui diluar Kerajaan

Astina.

20. Segala amanat almarhum Baginda Pa ndhu telah diumumkan oleh Sengkuni

kepada para pejabat dan putra serta hamba sahaya kerajaan. Para pejabat

menyambut setuju tiada yang menyangkal.

21. Kepada Sengkuni diperintahkan agar Kunthi beserta anak anaknya dikeluarkan

dari istana. Oleh Sengkuni mereka ditempatkan ditengah hutan, ditempat yang

pernah sebagai per tapaan Sakri.

22. Perintah tambahan, Dhursosono dipercayakan memimpin pasukakan guna

mengasingkan Kunthi dengan putra putranya.

23. Mereka yang mendapat tugas l alu masuk kedalam menemui Dewi Kunthi,

menguraikan apa perintah baginda Desthoro tho. Dewi Kunthi amat takut.

24. Putra putranya dikumpulkan. Harya Brotoseno yan g terdapat. Dewi Kunthi

serta empat orang putra ditangkap masuk ketengah hutan y ang telah ditunjuk.

Dewi Madrim tidak ikut serta karena telah mangkat lebih dahulu.

25. Tempat pengasingan itu disebut Sendhang Surukan. Tempat tersebut selalu

diawasi dengan ketat secara bergilir. Perintah Raja Dhesthoroto selesai dikerjakan,

Sengkuni dan Dhursosono pun kembali keistana.

26. Disebutkan dalam ceritera sesudah selesai jalannya rapat kerajaan, Baginda

Dhesthoroto masuk keistana dengan diikuti adik adiknya dengan susah payah

mencari Brotoseno yang lolos dari penggerebegan.

Page 148: Manik Maya

27. Akhirnya Brotoseno dengan pengepungan para Korawa berhasil dapat

ditangkap. Beramai ramai para Korawa mengikat lalu memasukkan Brotoseno

dalam a lat perangkap. yang disebut: beronjong, kemudian dimasukkan ketengah

samudera ya ng dalam.

28. Tersebut dalam ceritera, Antaboga: penghuni didalam samudera tersebut

memiliki seorang anak wanita, sedang dalam usia remaja. Ia berwajah rupawan,

diberi nama Nogogini.

29. Pada suatu malam dalam keadaan tidur Nogogini berimimpi, telah melayani

ulah asmara dengan seorang pria, satria yang bagus gagah perkasa. Mimpi nya itu

diceriterakan kepada ayahnya. Dia minta kepada ayahnya untuk mencari. Antaboga

mencari apa yang diinginkan oleh putrinya keseluruh samudra. Dia mengenakan

pakaian ke Dewaan.

30. Kemudian Brotoseno terdapat. Dia dalam keadaan payah, hampir meninggal,

namun nafasnya menunjukkan masih ada tanda tanda hidup. Antaboga

memberikan pertolongan.

31. Brotoseno dikeluarkan dari dalam beronjong, dilep as tali pengikatnya.

Sesudah sadar ingatannya, Ia melihiat ada serorang Dewa. Dewa Antaboga

memberitahu kepada Brotoseno bahwa ia adalah Dewa penguasa samudera,

bernama Antaboga.

32. Dia mempunyai seorang anak perempuan bernama Dewi Nogogin i. Anaknya

itu menceriterakan bahwa pada suatu malam bermimpi telah bertemu deng an

seorang satria bagus gagah perkasa. Dia menceriterakan dalam mimpi itu telah

menjalankan sanggama dengan satria yang diceriterakan itu. Brotoseno diajaknya p

ulang.

33. Perjalanan Hyang Antaboga diikuti oleh Brotoseno telah tiba kembali dipusat

samudera. Brotoseno telah diketemukan dengan Dewi Nogogini. Dia diizinkan

bertempat tinggal bersama dengan putrinya. Lama kelamaan Dewi Nogogini hamil.

34. Sesudah lama tinggal disamudera. Brotoseno ingat akan nasib ibunya yaitu

Dewi Kunthi. Ia membayangkan penderitaan ibunya dengan empat orang putranya

Page 149: Manik Maya

diasingkan ditengah hutan belantara ketat penjagaannya.

35. Brotoseno minta izin mertuan ya, ingin menengok ibu dan adik adiknya dalam

pengasingan Hyang Antaboga mengizinkan, bahkan mengantarkan sendiri dalam

perjalanan. Perjalanannya melewati sumur jalatunda sampai didarat.

36. Setibanya didarat Hyang Antaboga kembali ketempatnya. Brotoseno

melanjutkan perjalanannya menuju tempat pengasingan. Dengan susah payah serta

segala tipu daya, berhasil menemui ibunda serta adik adiknya di Sendhang Surukan.

37. Pada suatu ketika Raja Dhesthoroto memanggil Kurupati : Putra tertua, dia

diperintahkan pergi menghadap kakekanda Begawan Abiyoso dipertapaan gunung

Rotawu. Maksud perintah itu, mohon minyak Tolo, peninggalan pamannya Pandhu

Dewonoto, dititipkan kepada Begawan Abiyoso. Sesudah jelas ia menangkap

perintah kakekanda, berangkatlah Kurupati diiringi oleh adik adiknya

38. Perjalanan mereka tiba dipertapaan Rotawu lalu masing masing bersujud

kepada kakeknya. Kuru pati menyampaikan pesan dari ayahnya untuk kakeknya,

yaitu disuruh meminta air T olo. Bila kakeknya memberikan akan dibawa kembali

ke Astina pada waktu itu juga. Ayahnya Raja Dhesthoroto mengatakan kepadanya,

minyak Tala tersebut titipan dar i pamannya Pandhu Dewonoto.

39. pm.

40. Begawan Abiyoso menyatakan bahwa ia tida k menyimpan benda itu. Kurupati

tidak percaya akan pernyataan kakeknya, bahkan s ampat mengata ngatai, bahwa

Abiyoso kakeknya berdusta tidak jujur, tidak pantas sebagai seorang Pandit a

berbuat demikian.

41. Kurupati, tetap mendakwa bahwa Abiyoso kakeknya menyimpan minyak Tala

itu Napsu amarah tak dapat dikendalikan. Kakeknya yang sudah lanjut usianya

diperlakukan sekehendak hatinya. Ia didorong dorong hingga jatuh berju ngkil

balik. Kopyah yang ada diatas kepala direbut. Cupu tempat menyimpan minyak

Tolo terlempar jatuh. Minyak Tolo yang ada didalamnya dapati diketahui oleh para

Korawa.

Page 150: Manik Maya

42. Cupu segera dirampas oleh Kurupati. Sedang kopyah penutup kepala S ang

Begawan dilempar jauh ketempat kakeknya. Sambil melempar kopyah itu,

Kurupati menyerahkan terimalah ii kopyah pendusta, si tua bangka..

43. Sesudah itu Kuru pati serta adik adiknya pergi meninggalkan Sang Begawan

kembali keistana. Tiba d iistana mereka, Cupu segera diserahkan kepada ramanda

Raja Dhesthoroto. Kurupati menceriterakan bagaimana cara perebutan cupu itu.

Sampai hati mereka rnemperlak ukan kakeknya yang telah tua renta. Ia

menyatakan kakeknya seorang Pandita pendu sta. Kakeknya mengaku tidak tahu

menahu tentang Minyak Tala

44. Kakeknya ditarik tarik tangannya, dibawa lari kencang. Raja Dhesthoroto

menenma minyak Tolo sambil tertawa, mentertawakan pei laku putra putranya

terhadap kakeknya Raja Dhestho roto menasihatkan kepad para putranya, mandi

dan berlangir didua tempat pertemua n dua sungai. Dikatakan bila kulit seluruh

tubuh telah betul betul bersih, maka minyak Tolo dapat sungguh sungguh masuk

kedalam kulit, akibatnya kesaktian kalia n akan lebih sempurna.

45. Dhesthoroto menjelaskan, pengaruh minyak Tolo akan me ndatangkan

kesaktian kepada pemakai minyak tersebut. Diharapkan supaya dia serta adik

adiknya dapat memanfaatkan minyak Tolo itu. Kurupati segera menguppulkan a

dik adiknya.

Page 151: Manik Maya

XXVII. PANGKUR

01. Dikhabarkan Begawan Abiyoso pertapa di Rotawu, s epergi cucunya Kurupati,

menderita gering. Geringnya itu akibat sebagal seorang tua bangka dibawa lari,

diperlakukan sekehendak cucu cucunya yang’rnasih muda belia.

02. Dewi Kunthi beserta putra putranya berangkat dari Sendhang Surukan menuju

ke Rotawu ketempat Sang Tapa. Tiba di Rottawu Dewi Kunthi segera bersujud

kepad a Sang Tapa, lalu diikuti oleh Puntodewo, berikutnya Arjuno, kemudian

Nakulo dan Sadewo.

03. Brotoseno tak dapat bersujud tanpa berkata sepatah pun, kakeknya di junjung

tinggi tinggi sambil tegak berdiri. Kernudian perlahan lahan kakeknya di dudukkan

kembali. Begitulah cara Brotoseno memberi sembah sujud.

04. Sang Abiyos o menyampaikan terima kasih atas kunjunganme mereka.

Kemudian menceriterakan ked atangan Kurupati dengan adik adiknya. Sikapnya

tidak sopan, Atas perintah Dhesth oroto ayahnya, Ia minta minyak Tolo,

peninggalan Pandhu. Karena mereka dirasa ti dak berhak mewarisi, maka tidak

diberikan. Dinyatakan dia tidak tahu menahu.

05. Kurupati dan adik adiknya meraba raba keseluruh tubuh tiada terdapat Dengan

ker as Sang Abiyoso didorong dorong dari depan. Abiyoso jatuh terlentang.

06. Kopiyahnya terjatuh, cupu tempat menyimpan minyak Tolo terpental, lalu

diamb il oleh Kurupati dibawa kenegeri Astina, Sang Abiyoso menyatakan

peristiwa terse but baharu saja terjadi. Maka diminta Brotoseno mengejar untuk

meminta kembali, diberitahukan kalianlah yang berhak mewarisi.

07. Sang Abiyoso memperingatkan ja ngan sampai cupu jatuh ketangan

Dhesthoroto. Alkisah Kurupati dan adik adiknya t elah mencari tempat pertemuan

dua buah sungai. Disitulah mereka sah melakukan ma ndi, jadi bukan sembarang

air sungai. Lagi pula mereka mandi harus hingga betul betul bersih.

08. Kelima orang cucu Abiyoso, Pandhu mengindahkan perintah kakekn ya.

Sebelum berangkat Abiyoso telah menjelaskan peri laku yang harus dijalankan.

Brotoseno didepan Dhesthoroto harus menyamar sebagai Kurupati, baik tingkah

Page 152: Manik Maya

laku maupun suaranya juga menyamar sebagai Dursosono.

09. Abiyoso mengingatkan bahw a Dhesthoroto itu buta, maka tak mungkin dia

mengetahuinya. Abiyoso berpesan den gan sungguh sungguh agar jangan sampai

dapat dirangkul, itu berbahaya. Setelah cukup diberi pesan pesan penting,

berangkatlah kelima orang cucunya itu. Perjalan annya diantar oleh Kyai Semar

serta anak anaknya.

10. Perjalanan masuk istana ma suk pintu belakang. Akhirnya sampailah dihadapan

Dhesthoroto. Brotoseno bertingk ah laku dan bersuara menyamar Kurupati. Ia

melaporkan bahwa telah mandi dan berl angir ditempat sesuai dengan petunjuk

Raja Dhesthoroto.

11. Pada saat Brotoseno berdatang sembah kepada Raja Dhesthoroto itu,

Puntodewo, Arjuno, Nakulo, Sadewo, Semar dan anak anaknya, menyamar

mengadakan suara mirip dengan suara para Koraw a. Suaranya riuh gaduh, seolah

olah suara datang orang banyak. Raja Dhesthoroto menanyakan apakah kalian

telah selesai mandi, Brotoseno menjawab sudah.

12. Miny al Tolo lalu diserahkan Brotoseno yang pada waktu itu menyamar

sebagai Kurupati menyambut cupu. Dia memberi tahu bahwa penerima cupu bukan

Kurupati, melainkan Brotoseno.

13. Meskipun merasa bahwa tertipu, namun Raja Dhesthoroto berkata deng an

nada pura pura. Baginda menyatakan hal itu bahkan kebetulan sekali, sehab bag

inda telah sangat rindu kepada para putra Pandhu adiknya. Kalian telah lama terp

isahkan. Dan sebab sangat rindunya Raja Dhesthoroto menyatakan ingin

merangkul tubuh Brotoseno untuk melampiaskan rindunya, Brotoseno lalu

mengambi batu besar, setinggi tubuhnya, diletakkan didepan Dhesthoroto

14. Sesudah itu ia rnundur sel angkah serta berkata kepada uwaknya,

mempersilakan merangkulnya. Dhesthoroto melangkah maju dengan maksud ingin

merangkul Brotoseno. Namun Brotoseno telah mundur beberapa langkah.

Akibatnya Brotoseno tak berhasil dapat dirangkul, yang dapat dirangkul adalah

batu besar setinggi Brotoseno. Karena terkena rangkul dan Dhes thoroto yang

sedang mengenakan kesaktiannya itu, maka batu tersebut menjadi hancur lebur.

Page 153: Manik Maya

15. Brotoseno tercengang melihatnya. Ia mengagumi kesaktian uwaknya.

Brotoseno melontarkan kata kata pendeta. Dia mengatakan bahwa uwaknya tidak

saja buta mata kepalanya, bahkan mata hatinya pun buta peka. Dikatakan uwaknya

tak ta hu berbuat kebajikan, tak rnau mensyukuri nikmat yang diberikan lain orang.

16. Brotoseno beserta saudaranya lalu minta diri meninggalkan Negeri Astina

menuju k egunung Rotawu. Setibanya didepan kakeknya Brotosenon menyerahkan

cupu tempat me nyimpan minyak Tolo. Sang Abiyoso menerima. Ia memerintah

cucu cucunya cepat cepat mandi. Setelah selesai mandi, diharap mereka segera

kembali, selanjutnya tubuh mereka dilumas dengan minyakTolo.

17. Puntodewop beserta adik adiknya mengindahkan semua petunjuk dari

kakeknya. Sehabis mandi mereka cepat cepat kembali. Dipertapaan tubuh mereka

masing masing dilumas dengan minyak Toto. Minyak Tolo telah digunakan tinggal

tempat penyimpannya saja . Para putra Pandhu behasil memiliki kekebalan dari

semua senjata.

18. Alkisah para Korawa sebanyak seratus orang telah mengindahkan petunjuki

petunjuk ramanda Raja DhesthOroto, yaitu mandi bersih bersih, dimana tempat

bertemunya sungai den gan laut. Sesudah itu mereka pergi kembali masuk keistana.

19. Diistana para Korawa sebanyak seratus orang, bertemu dengan ayahanda.

Kurupati meberitahukan bahw a para putra telah selesai mensucikan diri. Mereka

mengharap segera tubunya dilumas dengan minyak Tolo.

20. Dhesthoroto menyatakan penyesalaannya terhadap kejad ian yang telah

menimpa atas dirinya. Diceriterakan sepergi para Korawa menyucika n diri mandi

ditempat dengan laut, datanglah Brotoseno diiringi Semar beserta an ak anaknya.

Kedatangan mereka membuat suara aneka warna, dibuat mirip dengan sua ra.

BimoSeno datang mendekat menyamar tingkah dan suara Kurupati. Dhesthoroto

me nyatakan kena perangkap tipu daya. Minyak Tolo telah diserahkan kepada

Bimoseno yang menyamar sebagai Kurupati. Dia penyamar Kurupati menyatakan

bahwa para Kora wa telah selesai menyucikan diri, maka cupu tempat menyimpan

minyak Tolo diminta . Tanpa ragu ragu cupu diserahkan.

Page 154: Manik Maya

21. Dhesthoroto mengatakan bahwa dia tak dapa t mengamati wajah mereka yang

dapat diperhatikan hanyalah suara. Karena tipu daya mereka, maka cupu telah

diserahkan Bimoseno.

22. Dhesthoroto menceriterakan te ntang tipu daya balasan. Ia menyatakan seolah

olah tidak terdapat rasa kemasgulan, bahkan menyatakan rasa rindu kepada para

putra Pandhu yang sekian lama berpisah. Ingin dia merangkul Bimoseno. tetapi

keinginan ini tidak tercapai, bahkan me nderita malu. yang dapat dirangkul

bukannya Brotoseno, melainkan batu besar seti nggi tubuh Brotoseno. Batu hacur

menjadi pasir.

23. Kurupati serta adik adiknya, disuruh mengejar para putra Pandhu, merebut

kembali cupu yang telah lepas dari tangan ayahnya. Berangkatlah para Korawa

dibawah pimpinan Sengkuni, mengejar par a Pendhawa, Barisan Kurawa telah

hampir tiba dipertapaan Begawan Abiyoso. Brotos eno melihat gelagat pertapaan

Rotawu akan diserang lawan. Segera ia menyiapkan d iri untuk melawan.

24. Brotoseno lalu turun kelambung gunung menghadapi lawan. N akulo dan

Sadewo pun turun dari gunung tempat Begawan Abiyoso bertapa. Kepergian nya

diikuti oleh Kyai Semar. Mereka telah tiba dikaki gunung. Brotoseno telah be

rlaadapan dengan Kurupati. Keduanya telah saling menantang, Saling mencela.

Akhi rnya terjadilah perkelahian hebat.

25. Kurupati terlengah, dapat ditinju dengan keras, kena pada pelipisnya. Ia jatuh

terkapar, segera diangkut mundur. Dhursoso no datang membantu. Ia terlengah

dapat ditangkap disekap erat erat, selanjutnya dilemparkan jauh jauh, jatuh

bagaikan diempaskan ditanah. Dia tak sadarkan diri.

26. Para Korawa yang lain datang.rnengeroyok. Namun tak mendatangkan rasa

ketaku tan bagi Brotoseno. Korawa yang datang mengeroyok, seorang demi

seorang ditangka p dan dilempar. Tiada seorang pun dapat meloloskan diri.

27. Haryo Sengkuni meny aksikan rusaknya pasukan Korawa akibat amukan

Brotoseno. Ia amat iba hatinya, la lu minta belas kasihan dari Brotoseno, agar mau

meredakan amarahnya. Sengkuni me nunjukkan korban dari amukan,

bergelimpangan disana sini sambil merintih mengelu h kesakitan.

Page 155: Manik Maya

28. Sengkuni menyatakan orang berbuat dosa, para putra yang menanggung

akibatnya. Sengkuni mengakui dipihaknyalah sesungguhnya sumber kerusuhan. Ol

eh karena itu ia memintakan ampun untuk segenap pasukannya. Dia berjanji akan

me narik mundur pasukannya.

29. Mendengan kata pengiba iba dari Sengkuni, menjadi redalah kemarahan

Brotoseno. Cupu diserahkan kepada Sengkuni. Sengkuni rnenerima penyerahan

cupu tempat menyimpan minyak Tolo.

30. Tutup cupu dibukanya, ternyata isinya telah habis. Sengkuni mengambil sisa

minyak seadanya, dioleskan pada tubuhnya. Cupu lalu diisi dengan air. Kemudian

Sengkuni menarik mundur pasukannya. Mereka yang menderita kesakitan diangkut

dengan tandu.

31. Pasukan Astina yang d itarik mundur itu perjalanannya telah tiba dinegerinya.

Sengkuni lalu masuk keda lam istana. Ia melaporkan bahwa pengejaran para

Pandawa berhasil dapat dikejar, tetapi perlawanan pun terjadilah. Cupu dapat

dirappas, sayang keadaan sudali kosong. lsinya telah dipakai oleh para Pandawa.

32. Cupu kosong lalu diserahkan kep ada Raja Dhesthoroto. Baginda amat

menyesal lagi marah. Cupu diempaskan ketanah, Cupu pun jadi hancur. Hati

Dhesthoroto bingung tak menentu. Para Korawa dinasehatkan kembali.

33. Ceritera beralih mengenai para Pandawa. Sesudah Brotoseno ber hasil

memundurkan Korawa, ia beserta saudaranya kembali menghadap kakeknya. Tiba

dipertapaan Brotoseno memberikan laporan kepada Sang Begawan, hasil

penunaian tugas dari kakeknya Begawan Abiyoso puas hatmya.

34. Istirahat sejenak, Sang Abiyoso berkata kepada cucunya ia mengutarakan

pendapat, kalau keadaan seperti yang mereka alami itu berjalan berlarut larut,

bagaimana hasil kajian nanti. Ia menas ihatkan agar berani membuka rimba yang

terletak disebelah barat dari tempat pert apaan Sang Begawan. Rimba itu disebut

hutan Martani.

35. Para Pandawa menyanggupi perintah kakeknya, mereka lalu berangkat menuju

tempat hutan Martani. Kyai Semar dan Dewi Kunthi tak ketinggalan. Mereka lalu

Page 156: Manik Maya

membangun tempat istirahat ditepi sungai didekat pantai.

36. Sesudah tempat peristirahatan selesai dibangun, pek erjaan membuka hutan

dimulai siang hari sehabis menngerjakan membuka imba, ditempat itulah mereka

beristirahat. Malam hari mereka tidur ditempat itu pula. Apa yang dimakan, adalah

umbi umbian yang didapat dari hutan itu. .

37. Sepanjang cer itera, terdaptlah ceritera tentang Negeri Prnggadani dan Rajanya

bergelar Raja A rimba. Saudaranya ada empat orang. Adikk Raja Arimba, seorang

wanita, langsing b entuk tubuhnya, cantik paras mukanya Putri itu bernama Arimbi.

38. Adik laki laki Arimba tiga orang. Adik Arimbi bernama Brojodento, adik

Brojodento bernarna Brojolamatan, yang terakhir Brojumustika.

39. Konon Raja Arimba mengumumkan sayemb ara. Isi sayembara barang siapa

dapat megalahkan kesaktiannya, adiknya, Dewi Ari mbi akan diserahkan kepada

pemenang. Bila tak ada yang mampu mengalahkan. Arimbi dilarang kawin. Rasa

berat hatinya sama berat dengan bila dimadu.

40. Dewi Arimbi amat bersedih hati. Siang malam berdoa kepada Dewa agar

mendapat karunia suami. Hyang Pramesthi memerintah Bethara Narada turun

kemarcapada membawa berita yang harus disampaikan kepada Dewi Arimbi.

Hyang Narada memberi tahu bahwa calon suami Dewi Arimbi adalah seorang pria

bernama Werkudara. Diharap sabar menanti pertemuan itu akan terjadi didalam

hutan Martani.

41. Werkudoro sedang membuka hutan yang nantinya akan dijadikan kota.

Dijelaskan saudara tua dari Brotoseno ialah Puntodewo. Berturut turut adiknya

yartu Janawi, Nakulo Sadewo. Sesudah lengkap, Hyang Narada memberikan pe

njelasan, segera kembali ke Kahyangan.

42. Sepergi Hyang Narada, adik adik Arimb i bernama Brojodento, Brojokalpo dan

Brojomusthi dikumpulkan

43. Setelah berkumpul, mereka diberitahu bahwa Hyang Narada telah menjelaskan

bahwa calon suaminya seorang satria gagah perkasa bernama Brotoseno. Dia

sedang membuka hutan Martani . Pembantu tugas itu adalah empat orang

saudaranya. Penjelasan selanjutnya ia di wajbkan membantu Dewi Arimbi, minta

Page 157: Manik Maya

pendapat dari adik adiknya..

44. Adik adik A rimbi mendukung bila kakaknya bermaksud ingin membantu

pekerijaan Brotoseno. Dewi Arimbi minta pendapat tentang pemberitahuan kepada

kakaknya Raja Arimba. Adik adiknya merasa tidak perlu memberi tahu kepada

kakanda Raja Prmggodani. Menurut hematnya sayembara yang diadakan Raja

Arimba merugikan pihak lain, tak perlu dipatuhi.

45. Secara diam diam mereka meninggalkan Negeri Pringgadani. Konon mereka

yang membuka hutan Martani itu sedih hatinya. Kalau berhasil menebangi batang

didepan, pohon pohon dibelakangnya pulih kemball dengan subur. Mereka

berhenti di bawah pohon beringin sambil mengenang hasil kerja yang sangat

mengecewakan itu.

46. Tersebutlah dalam ceritera, kedatangan empat orang raksasa, seorang diantara

nya seorang raksasa perempuan, mereka berhenti didekat kelompok putra Pandhu.

Puntodewo menanyakan dari manakah asalnya, apa pula maksudnya. Puntodewo

menilal raksasa wanita itu cantik cakap, sayang wajahnya berujud wajah raksasa.

47. Dewi A rimbi menjelaskan mereka berasal dari negeri Pringgadani Rajanya

ialah saudara t ertuanya bernama Arimba. Kedatangan kalian memenuhi petunjuk

Dewa supaya membantu Brotoseno. Dewa mentakdirkan Brotoseno itulah calon

suami.

48. Dewa menyatakan dalam perkawinan dengan Brotoseno nanti akan mendapat

anugerah seorang putera y ang sakti perkasa. Puntodewo menyerahkan keputusan

pendapat dan Brotoseno sendir i mengenai setuju atau tidak.

49. Brotoseno menjawab tak mungkin jadi seorang ma nusia pria kawin dengan

seorang raksasa wanita. Ucapan Brotoseno itu bertujuan agar Dewi Arimbi

mengurungkan keinginan. Ternyata kejadian hasil sebaliknya.

50. Brotoseno mengajukan persaratan yang perlu mendapat tanggapan,

pertimbangan dan kesanggupan Brotosen bersedia memperistri kepada Dewi

Arimbi apabila sanggup dan dapat membersihkan semua batang yang tumbuh

dalam rimba Pringgadani dalam waktu tiga hari.

Page 158: Manik Maya

51. Dewi Arimbi menyanggupi. Adik adiknya dimintai bantuannya dengan

sungguh sungguh. Mereka mencabuti batang batang kayu dari udara. Dalam jangka

waktu tidak lama, hutan Martani telah merupakan tumpukan batang kayu. Arimbi

mendatangkan topan badai bersamaan dengan marak api. Batang batang kayu terb

akar api lalu dilanda topan. Seketika itu juga hutan Martani jadi bersih. Tiada

sepotohg kayu pun ketinggalan.

52. Syahdan Hyang Pramesthi menyuruh Yang Narada turun ke Marcapada

membawa Kalimasada untuk kelima bersaudara. Sebagai pemegang adalah

Puntodewo

53. Selain itu Hyang Pramesthi menganugerahkan juga gada raksasa pusaka untuk

Brotoseno. Sesudah bersih, hutan Martani dari pohon pohon pengganggu

pembangunan sebuah kota, maka Dewi Arimbi datang bersujud kepada Puntodewo.

54. Ia menagih janji yang telah diberikan kepadanya. Puntodewo melanjutkan

tuntutan janji yang telah diberikan kepada Arimbi. Puntodewo menjelaskan : tidak.

baik : orang mengingkar janji. Brotôseno mendengus dengus dan menarik nafas

panjang, tanda tak puas rasa hatinya.

Page 159: Manik Maya

XXVIII. DURMA

01. Hyang Narada datang kembali. Dia menyampaikan kata kata dan lagi ciri khas

dari Yang Narada bila memulai pembicar aan. Genjong waru doyong : janganlah

Brotoseno bersedih hati, Hyang Jagad Nata m emerintah membantu apa yang

menjadi kerepotan Arimbi.

02. Selain itu Yang Narada ditugaskan menyerahkan Kitab Kalimasada sebagai

benda pusaka bagi para Pandawa, hendaknya dipelihara baik baik. Puntodewo

sebagai putra pandu tertua dipercayak an menyimpan pusaka Kalimasada. Dia

dinobaatkan menjadi Raja.

03. Sesudah dinoba tkan, disarankan memakai gelar RajaYudhistira. Negara yang

sedang dibangun, kare na semula berujud hutan belantara bernama hutan Martani,

diseyogyakan diben nama Negeri Amarta. Hyang Pramestlu mentakdirkan Dewi

Arimbi jadi isteri Brotoseno.

04. Negeri Amarta selanjutnya akan jadi negara yang berwibawa, berpengaruh

besar kepada negara negara lain. Janaka diangkat sebagi satria mengatur kekuatan

dan Prajurit Negeri Amarta. Nakulo dan Sadewo dipercayakan menjaga

keselamatan Negeri.

05. Yang Narada lalu memanggil Dewi Arimbi. Ia dimanterai untuk diubah sifatn

ya menjadi manusia biasa. Karena bentuk badan aslinya memadai maka ia menjadi

se orang putri cantik sempurna.

06. Oleh karena tugas yang diberikan dan Hyang Giri Nata selesai dikerjakan,

maka Yang Narada pergi meninggalkan Negeri Amarta menu ju Suralaya.

Pertemuan disudahi.

07. Brotoseno kembali keternpatnya membawa Dewi Arimbi. Ditempat itu Arimbi

dimiminta menyiapkan diri menenima ulah asmara yang lain sifat kedaannya

dengan biasa terjadi. Dijelaskan pada saat ulah asmara yang ia jalankan tak akan

terdapat cumbu rayu, melainkan akan terjadi adegan adegan uji coba kesaktian.

Dewi Animbi mengalami diempaskan dan diinjak dibumi, hingga berakibat bumi

Page 160: Manik Maya

lekuk, diempaskan perbatuan, kebatang kayu yang besar. Terakhir Dewi Arimbi

diempaskan kebetis kiri dan kanan.

08. Namun segala penderitaan itu dirasa sebagai garam gulai, bumbu yang

menambah nikmatnya tidur Pagi dan sehabis bangun tidur. Dewi Arimbi bangun

dari tidurnya. Ia duduk badannya merasa letih lesu. Sehabis mandi, badannya

merasa segar, kekuatan pulih kembali.

09. Sekali peristiwa Arimbil menemui Brotoseno minta izin ingin mengunjungi

kakaknya Raja Pringgadani. Ia sudah lama tidak bertemu, rasa rindu mengendap

dilubuk kalbu. Apalagi pada saat berpisah tidak memberi khabar kepadanya. Ia

membayangkan kakaknya itu tentu bersusah payah mencari.

10. Brotoseno mengizinkaa permintaan dari Arimbi, bahkan ia sanggup mengantar,

dalam perjalanan. Brotoseno menentukan langkah sebaiknya. Arimbi dipersila

hkan mengambil jalan lewat udara, sedang ia sendiri akan menempuh jalan didarat.

Brotoseno yakin bahwa sampainya ditempat yang dituju akan bersamaan waktunya.

A rimbi menerima baik petunjuk dari Brotoseno. Ia menghadap kakanda Baginda

Puntod ewo minta izin dan restu akan meninggakan istana pergi melepaskan rindu

terhadap kakanda Baginda Raja Pringgadani.

11. Sri Yudhistira mengizinkan dan merestui k eberangkat Dewi Arimbi bersama

Brotoseno Semar serta anak anaknya diperintahkan mengiringi perjalanan

Brotoseno. Keberangkatan Brotoseno siap membawa gada raksa sanya. Perjalanan

mereka disertai angin ribut.

12. Arimbi telah berangkat lebih dahulu bersama sama tiga orang adik laki lakinya,

ialah Brojodento, Brojomusthi dan Brojokalpo. Mereka menghendaki tiba lebih

dahulu dari Brotoseno, dinegeri Pr inggoani, Setibanya di Negeri Pringgodani

mereka langsung menghadap Raja Arimba.

13. tas kedatangan wanita ayu yang turun dari angikasa itu. Raja Arimba sangat

tertegun. Arimba bertanya : Bidadari apakah yang baru saja datang itu. Arimbi be

rsujud, sesudah itu ia menyatakan bahwa dia adalah Arimbi, adiknya Dew Arimbi

me nceriterakan segala pengalaman dan langkah yang telah dijalankan.

Sebelumnya ia telah minta maaf lebih dahulu karena menjalankan segala sesuatu

Page 161: Manik Maya

tanpa sepengetahuan Raja Arimba.

14. Raja Arimba jadi amat marah. Baginda merasa tidak dihargai sebagai saudara

tua. Kecuali itu merasa dikesampingkan tidak dimintai pertimbang an untuk

menentukan sutu langkah yang akan diambil.

15. Dengan suara sentak lant ang, Raja Arimba menanyakan dimana suami Arimbi

berada. Dijawab oleh Arimbi masi h ada dalam perjalanan. Ia menjelaskan bahwa

jalan yang ditempuh berlainan. Dia menempuh jalan diudara sedang Brotoseno

menempuh jalan didarat.

16. Raja Arimba memerintahkan adik adiknya dengan suara lantang, memasang

pelana dipunggung gaja h peliharaan Baginda. Raja Arrimba bemaksud

melampiaskan kemarahannya, menyerang Brotoseno. Dia menggunakan kendaraan

gajah itu sebab dia memiliki kesaktian bila pengendaranya mati dalam medan laga

dapat hidup kembali karena dilompati tubuhnya.

17. Setelah gajah tersebut siap dengan membawa segala persenjataan, Baginda

naik diataspunggung gajah, kemudian berangkatlah. Jalannya gajah dipercepat.

18 . Tak lama kemudian bertemulah Raja Arimba dengan seorang yang bertubuh

gagah pe rkasa. Dia berkata dalam hati, kiranya Brotoseno sesuai dengan yang

telah diceri takan adiknya itu. Arimba segera menegur siapa namanya. Brotoseno

melancarkan pe rtanyaan balik siapa nama raksasa itu berani menghentikan

perjalanannya.

19. Ari mba memberi jawaban terhadap pertanyaan balik dari Brotoseno. Ia

menyatakan bahwa dia adalah Raja Negeri Pringgadani bernama Raja Arimba,

kakak dari Arimbi ia pun mengutarakan namanya. Arimba menyatakan : bila betul

Brotoseno itu suami Arimbi adiknya, dia diajak adu kesaktian sebagai uji coba.

20. Tantangan Arimba diterima oleh Brotoseno. Brotoseno berkali kali dipukul

dengan bindi, namun tidak dirasakan. Dalam kelengahan, Brotoseno dapat mrebut

gada dar i Raja Arimba.

21. Arimba mendapat serangan balasan dari Brotoseno, menggunakan bindi yang

lepas dari tangannya, mengenai tubuhnya Arimba jatuh dari punggung gajah yang

Page 162: Manik Maya

dikendarai, tak sadarkan diri. Melihat kejadian itu gajah kendaraan cep at cepat

melompati tubuh majikannya.

22. Arimba jadi sadar dan segar kembah. Segera ia naik diataspunggung gajah lagi.

Ia melancarkan serangan balasan. Brotoseno menjadi semakin marah ia mengambil

bindi sendiri pemberian dari Dewa. Keduanya saling menyerang.

23. Lama kelamaan Arimba lengah, terkena. pukulan bindi dari Brotoseno. Raja

Arimba dan gajahnya remuk redam. Brotoseno melanjutkan perjalanannya menuju

istana Pringgodani. Berita gugumya Raja Arimba melawan Brotoseno tersebut,

telah sampai diistana Pringgodani. Dewi Arimbi menyongsong kedatangan Brot

oseno.

24. Tiba diistana Brotoseno disambut oleh Arimbi, selanjutnya dipersilahkan

duduk bersama Adik adiknya Brojodento, Brojomusti dan Brojokalpo datang

menghadap.

25. Dalam bercakap cakap Brotoseno menceriterakan perlawanannya dengan Raja

Arimba. Atas persetujuan adik adiknya, untuk sementara sebagai Raja Pringgodani

ialah Dewi Arimbi didampmgi adik adiknya. Kelak bila Arimbi mempunyai putra

laki laki, dialah penerus penjabat Raja di Negen Pringgodani.

26. Setelah beberapa lama Brotoseno ada di Istana Pringgodani, ia minta kerelaan

hati Dewi Arimbi se rta adik adiknya, pergi menjenguk Puntodewo : kakaknya

beserta adik adiknya yang ditinggalkan di Wonomarta yang baru saja dibuka. Dia

mengkhawatirkan keselamata n saudara saudaranya tersebut.

27. Arimbi tidak keberatan meluluskan pemintaan suaminya Brotoseno lalu

berangkat. Perlanannya tak mendapat kesukaran. Dalam waktu singkat telah

sampai dihutan Martani. Hutan Martani dengan jarak luas tiga hari perjalanan itu

telah berhasil dibuka dan dijadikan negeri bernama Negeri Amarta.

28. Di Negeri Amarta Brotoseno bertemu dengan ibunda Dewi Kunthi sedang

ditemui kakanda Sri Yudhistira serta adik adiknya. Perkembangan pembangunan

Negeri Amarta amat cepat. Dari hasil pembukaan hutan Martani, penuh pohon

yang ditumbangkan porak peranda, cepat jadi bersih. Akhinnya cepat dibangun

Page 163: Manik Maya

istana lengkap dengan perlengkapannya. Ada alun alun cukup luas, bangunan

bangunan tempat kediaman para pangeran serta pegawai negeri.

29. Terletak dikanan kiri dan belakang istana dibangun rumah Pangeran

Werkudoro mendiami bangunan yang ada diistana, disebut Ki Pangeran Pamenang

(Tunggal Pamenang) Janawi menempati bangunan dikiri istana dinamai Pangeran

Madukoro.

30. Nakula dan Sadewo ditempatkan di Kepangeranan Sawojajar prajurit juga telah

disediakan tempat masing masing banyak pendatang dari luar negeri, ingin

menetap dinegeri karena tertarik oleh kemakmuran dan kesuburan Negara Amarta.

31. Karena kesuburan tanah di Amarta, segaia benih yang ditanam dengan baik.

Ditempat tempat sisa pembakaran, tanah dapat berbuah lebat. Tanaman padi

berbuah memuaskan. Buah buahan masak ranum diatas. Berjatuhan sendiri. Negeri

Amarta aman sejahtera.

32. Tercenitera Janaka berguru kepada seorang Pandita di Selamaya, bernama Kapi

Jembawan. Pendita ini amat tajam pengamatan hatinya. Tahu akan peristiwa

peristiwa jauh sebelum datang. Pendeta tersebut adalah pegawai dari Raja

Ramawija.

33. Konon ceriteranya, Ramawijaya sesudah menghancurka Negeri Alengka, lalu

meninggalkan kerajaan, ia bertapa para hamba sahaya hanyak yang mengikuti.

34. Pendita Kapi Jembawan mempunyai seorang anak wanita bemama Jembawati .

Akhirnya Endang Jembawati dipersaudarakan dengan Janaka. Sang Pandita sangat

kasih sayang kepada Arjuna. Banyak kesaktian serta kecakapan telah diajarkan

kepada Janawi.

35. Konon Noroyono ingin juga berguru kepada Kapi Jembawan.. Ia datang

dipertapaan Selapralaya diikuti adik perempuannya bernama Brotojoyo. Brotojoyo

adalah seorang wanita yang meniiiki wajah cantik jelita.

36. Karena ketajaman rnataliatinya, Pendeta Jembawan tahu bahwa nantinya

Noroyono akan mendapat wahyu kesaktian dari Bethara Wisnu Murti. Pengertian

itu disimpan dalam hati Pandita Jembawan.

Page 164: Manik Maya

37. Pendita Jembawan menenima baik kedatangan Noroyono dengan adiknya,

Dewi Brotojoyo Noroyono dipersilakan bertempat bersama dengan Arjuno adiknya.

Sa ng Pandita menyatakan bahwa Janawi diisi pengetahuan kecakapan dalam hal

ini keperjunitan.

38. Sekali penstiwa, sehabis waktu pelajaran Dyah Jembowati mengantar kan

santapan untuk Noroyono dan Arjuno. Sesudah santapan diterima oleh Janoko,

Jembowati pergi kembali.

39. Setelah melihat wajah Jembowati, pada saat sekembali nya ditempat. Noroyono

tak tahan mengekang rindu asmaranya. Karena menahan rindu nya itu Noroyono

jadi lemah lunglai seolah olah tak sadarkan diri. Noroyono seti ap waktu terbayang

wajah Endang Jembowati mutiara pertapaan Selopraloyo.

40. Pada suatu kesempatan Noroyono mengajak saling membantu Arjuno adalah

putra Pandhu Dewonoto, pamannya, suami dari bibi Kunthi, diminta bantuan

memudahkan jalan unt uk mempersunting Endang Jembowati yang sudah

dipersaudarakan dia.

41. Sebaiknya Noroyono sanggup mempermudah jalan usaha Arjuno untuk

mempersunting adiknya Brot ojoyo untuk jadi istrinya. Menanggapi ajakan

Noroyono itu Arjuno menyampaikan se nyum penuh arti.

42. Sebaiknya sejak kedatangannya di Selopraloyo. Arjuno telah menaruh

perhatian besar terhadapnya, tetapi disimpan dalam hati rapat rapat. Maka

persetujuan yang dinyatakan bersedia, asal tidak mengingkari janji. Jawab Noro

yono : jangan khawatir itu pasti.

43. Pandita Jembawan telah membau gejolak pera saan Noroyono itu. Dia

mengizinkan pergaulan anak wanitanya dengan Noroyono deng an Jembowati

dikukuhkan dengan ikatan perkawinan. Sesudah dalam perkawinan. Pandita

memberi wejangan mengenai dasar dasar kerukunan dan dasar dasar usaha

keselamatan hidup.

Page 165: Manik Maya

44. Brotojoyo telah disetujui pertunangannya dengan Arjuno. Seorang putra lalu

minta izin, meanjutkan tujuan, yaitu melaksanaknakan bertapa. Sang Pandita

merestui

Page 166: Manik Maya

XXIX. SINOM

01. Tersebutlah dalam ceritera, Arjuno menyuruh Brotojoyo masuk kedalam cincin.

Kemudian berangkat menuju ketengah rimba, diikuti Kyai Semar beserta anak

anaknya Disana Arjuno melaksanakan bertapa. Ia berganti nama: Dewa Asmara.

02. Beralih ceritera mengenai Raja Yudistira yang sudah lama menduduki

singasana Negeri Amarta, Baginda amat bersedih hati, karena belum mendapat

seorang wanita yang pantas menjadi permaisunya.

03. Hyang Narada turun ke Negeri Amarta, mende kati Raja Yudhistira. Yang

Narada memberi nasehat : Janganah bersedih hati. Dewa telah mentakdirkan

seorang wanita yang layak menjadi permaisurinya. Raja Negeri Capaka,

mempunyai anak wanita bernama Durpadi. Dia putri rupawan calon permaisu ri

Baginda. Wanita juga bernama Srikandhi. Adik berikutnya yang laki laki bemaina

Trustho Jumeno.

04. Putra sulung yaitu kakak Durpadi pria bernama Gondomono. Dia berbadan

gagah perkasa. Gondomono seorang satria sakti. Sukar dicari tolak bandingnya.

Pada suatu ketika Gondomono mengadakan sayembara. Isi sayembara : barang

siapa dapat menundukkan kesaktiannya, akan diserahi adiknya.