faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil

36
Minggu, 07 Februari 2010 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Nagari Pasir Talang Wilayah Kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selata BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaannya di samping spiritual, kepribadian, dan kejuangan (Wiku Adisasmito, 2007 : 4) Salah satu program pokok yang akan dicapai oleh pemerintah dalam Visi Indonesia Sehat 2010 adalah prevalensi anemia pada ibu hamil turun menjadi 20% (Depkes RI, 1999 : 74)

Upload: ray-rsul

Post on 24-Oct-2015

454 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Minggu, 07 Februari 2010

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Nagari Pasir Talang Wilayah Kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selata

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber

daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan

bathin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat

kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani

dan kejiwaannya di samping spiritual, kepribadian, dan kejuangan (Wiku Adisasmito,

2007 : 4)

Salah satu program pokok yang akan dicapai oleh pemerintah dalam Visi

Indonesia Sehat 2010 adalah prevalensi anemia pada ibu hamil turun menjadi 20%

(Depkes RI, 1999 : 74)

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap sumber

daya manusia.Anemia hamil disebut “potential danger to mother and child” (potensial

membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari

semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 1998 : 29)

Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia tahun 2007 relatif tinggi yaitu

63,5% sedang di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terdapat pada

ibu hamil merupakan perdisposisi anemia divisiensi di Indonesia (Saifuddin, 2006 : 281).

Page 2: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut WHO kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% sampai 89% dengan

menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia

menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan angka anemia

kehamilan 3,8 % pada trimester 1,13% trimester II <>

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Barat tahun 2006 jumlah ibu dengan

kehamilan berisiko tinggi sebanyak 15,137 (14,21%) salah satu penyebabnya adalah

anemia dalam kehamilan sebanyak (6,34%). Target Indonesia Sehat 2010 untuk ibu

hamil dengan anemia 100 %, tercapai dalam menurunkan prevalensi anemia ibu hamil

menjadi 20%. (Dinkes Sumbar, 2006)

Dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan jumlah ibu hamil pada

tahun 2008 sebanyak 1394 orang, sedangkan ibu hamil yang diperiksa Hb sebanyak 769

orang, dari 769 orang tersebut didapatkan ibu hamil Hb <>

Dari catatan Medical Record (MR) Puskesmas Muara Labuh pada bulan Januari –

Juni 2009 terdapat 327 orang ibu hamil dan yang teridentifikasi mengalami anemia dalam

kehamilan sebanyak 35 orang. Distribusi ibu hamil yang mengalami anemia dalam

kehamilan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.1Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Hamil Per Nagari di Wilayah Kerja

Puskesmas Muara Labuh Pada Bulan Januari – Juni 2009No Nagari Jumlah Ibu

HamilJumlah Ibu Anemia

%

1. 2.3.4.5.6.7.8.

Pasir TalangSakoSako UtaraSako

SelatanBomasKoto BaruPukakekPasar Muara

5638274134473945

127342124

21,4318,4211,119,765,882,135,138,89

Page 3: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

labuhJumlah 327 33

Sumber : MR Puskesmas Muara Labuh Bulan Januari – Juni 2009

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang mengalami anemia

selama kehamilan yang terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Muara labuh adalah di

adalah di Nagari Pasir Talang yaitu sebanyak 12 orang (21,43%).

Menurut I Wayan Suartika (1999: 44) Anemia pada ibu hamil dapat mengganggu

pertumbuhan janin dalam kandungan. Ibu hamil dengan anemia bisa melahirkan bayi

prematur dan bayi BBLR.

Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persedian Fe

tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan

relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan

peningkatan volum 30 % sampai 40 % yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34

minggu. Jumlah peningktan sel darah 18 % sampai 30 dan Hemoglobin sekitar 19 %. Bila

hemoglobin ibu sebelum sekitar 11 gr % maka fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5

sampai 10 gr %. (Manuaba, 1998 : 30)

Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkatkan sebesar 15%

dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk

pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mamae), volume darah, plasenta, air ketuban, dan

pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan di gunakan untuk

pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya

(Huliana, 2001 : 68)

Page 4: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) untuk deteksi anemia pada kehamilan

maka pemeriksaan kadar Hb, ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan

minggu ke 28. Bila kadar Hb <>

Akan tetapi dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi

meminumnya secara rutin, hal ini bisa disebabkan karena faktor ketidaktahuan

pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak yang diakibatkan minum tablet

zat besi dan penyerapan/respon tubuh terhadap tablet besi kurang baik sehingga tidak

terjadi peningkatan kadar HB sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang

berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri, parasit usus seperti

cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan

penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil. (Herlina dan Djamilus, 2008: 1)

Menurut Manuaba (1998) bahwa penyebab anemia ibu hamil didaerah pedesaan

adalah malnutrisi atau kekurangan gizi; kehamilan dan persalinan dengan jarak yang

berdekatan; dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.

Sedangkan kaitannya dengan paritas ibu, Manuaba (1998) mengungkapkan: salah

satu faktor yang menyebabkan anemia pada ibu hamil adalah paritas, dimana makin

sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat

besi dan menjadi makin anemis.

Rumusan Masalah

Masih tingginya kejadian anemia ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja

Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan dan belum diketahui faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian enemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang

wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.

Page 5: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang diit dalam kehamilan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara

Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009 ?

Apakah ada hubungan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir

Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun

2009 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.

Tujuan Khusus

Diketahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tentang diit ibu hamil di

Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok

Selatan tahun 2009.

Diketahui gambaran paritas ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas

Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.

Diketahui gambaran kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah

kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.

Diketahui hubungan tingkat pengetahuan tentang diit dalam kehamilan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara

Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.

Page 6: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Diketahui hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari

Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan

tahun 2009.

Manfaat Penelitian

Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan agar lebih

memperlihatkan perannya dalam pembinaan ibu hamil dan juga dapat memberikan

sumber informasi bagi lembaga terkait dalam merumuskan program penanggulangan

masalah anemia.

Bagi Peneliti

Diharapkan dari penelitian ini peneliti bisa mengaplikasikan ilmu riset yang telah

dipelajari di bangku kuliah dan mendapatkan pengalaman dalam penelitian.

Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian

selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara

Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009, yang menjadi Populasi adalah semua ibu

hamil yang berada di Nagari Pasir Talang sebanyak 56 orang semua populasi dijadikan

sampel (total populasi). Variabel independent dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan tentang diit dalam kehamilan dan paritas. Sedangkan variabel dependen

adalah kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di Nagari Pasir Talang

Page 7: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan pada tanggal 21 - 31

Desember 2009.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Anemia Pada Ibu Hamil

Pengertian Anemia

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan

kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit,

melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh.(Brunner

and Suddarths, 2002 ; 935)

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau

konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi dari

paru ke jaringan perifer (Ben-zion Taber, 1994 ; 84)

Penyebab Anemia

Penyebab anemia pada umumnya adalah

1). Kurang gizi (malnutrisi)

2). Kurang zat besi dalam diit.

3). Malabsorpsi.

4). Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu, haid dan lain-lainnya.

5). Penyakit-penyakit kronis : TBC, Paru, Cacing usus, malaria dan lain-lain.

Tanda dan Gejala Anemia

Tanda dan gejala anemia biasanya tidak khas, sering tidak jelas, seperti :

Page 8: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Pucat (kepucatan dapat dilihat atau diperiksa pada telapak tangan, kuku,

konjungtiva palpebra)

Mudah lelah

Takikardia

Sesak nafas

(Arisman, 2002 : 147)

Pengaruh Anemia pada Kehamilan dan Janin

Pengaruh anemia terhadap kehamilan

Bahaya Selama Kehamilan

Dapat terjadi abortus

Persalinan prematuritas

Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

Mudah terjadi infeksi

Ancaman dekompensasi kordis (Hb <>

Mola hidatidosa

Hiperemesis gravidarum

Perdarahan antevartum

Ketuban pecah dini (KPD)

Bahaya Saat Persalinan

Gangguan his – kekuatan mengejan

Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar

Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan

tindakan operasi kebidanan.

Page 9: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena antonia

uteri.

Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan antonia uteri.

Pada kala nifas

Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum.

Memudahkan infeksi puerperium.

Pengeluaran ASI berkurang.

Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.

Anemia kala nifas.

Mudah terjadi infeksi mamae.

(Manuaba, 1998: 31)

Bahaya tehadap janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi

dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu

petumbuhan dan perkembangan janin dan rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan

dalam bentuk :

Abortus

Terjadi kematian intrauterin

Persalinan prematuritas tinggi.

Berat badan lahir rendah

Kelahiran dengan anemia

Dapat terjadi cacat bawaan

Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian pernatal.

Page 10: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Intelegensia rendah.

(Manuaba, 1998: 31)

Pengobatan anemia dalam kehamilan

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaik ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum

hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut.

Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan

tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit. Pengobatan infeksi untuk cacing relatif

mudah dan murah.

Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat sampai

ke posyandu. Contoh preparat fe diantaranya Barralat, Biosanbe, Iberet, Vitonal, dan

Hemaviton. Semua preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas. (Manuaba, 1998: 32)

Diagnosis Anemia Pada Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan

anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat

sahli. Hasil pemeriksaan Hb denganh sahli dapat digolongkan sebagai berikut :

Hb 11 gr% tidak anemia

9 – 10 gr% anemia ringan

7 – 8 gr% anemia sedang

< style=""> anemia berat

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pda

trimester I dan Trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil

Page 11: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-

ibu hamil di Puskesmas. (Manuaba, 1998: 30)

Makanan Bagi Wanita Hamil

Gizi yang baik selama kehamilan akan membantu anda dan bayi anda untuk tetap

sehat. Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam folat meningkat

pada masa kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit tambahan energi (kilojoules).

Wanita harus didorong untuk makan makanan yang bergizi dan mengontrol berat badan

selama masa kehamilan. Pertambahan berat badan yang normal adalah sekitar 10-13 kg

untuk wanita yang sebelum kehamilan memiliki berat badan ideal. (Krida, 2009: 1:

www.sehatgroup.web.id)

Makanan Sehat untuk Wanita Hamil

Pemilihan makanan yang sangat bervariasi merupakan hal penting untuk

memenuhi kebutuhan gizi baik untuk wanita hamil maupun bagi bayi yang sedang

dikandung. Cobalah untuk mengkonsumsi:

Sayur-sayuran dan buah-buahan, roti dari gandum utuh, cereal dalam jumlah besar.

Produk susu rendah lemak dan daging tanpa lemak dalam jumlah sedang.

Makanan tinggi lemak, gula dan garam dalam jumlah kecil.

Daging tanpa lemak, ayam dan ikan.

Kacang yang dikeringkan, lentil.

Kacang-kacangan dan biji-bijian.

Susu rendah lemak, keju dan yogurt.

Sayur-sayuran berdaun hijau.

Suplemen asam folat

Page 12: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Seperti halnya diet sehat, suplemen asam folat direkomendasikan untuk

dikonsumsi sebelum konsepsi dan pada trimester pertama untuk membantu menurunkan

resiko neural tube defects (cacat tabung saraf) seperti spina bifida. (Krida, 2009: 1:

www.sehatgroup.web.id)

Anemia dan Asupan Zat Besi

Masa kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan zat besi.

Janin yang sedang berkembang mengambil sejumlah zat besi dari ibunya hingga 5-6

bulan setelah lahir sehingga kebutuhan akan zat besi meningkat selama kehamilan.

Kehilangan zat besi selama kehamilan cenderung menurun karena wanita hamil

tidak mengalami menstruasi sehingga bisa menyerap zat besi dari usus dengan lebih baik.

Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber zat besi setiap harinya

(contoh: daging merah), dan juga mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber vitamin

C (seperti jeruk) untuk membantu penyerapan zat besi. (Krida, 2009: 2:

www.sehatgroup.web.id)

Ibu hamil memerlukan makanan lebih banyak daripada biasanya. Selain untuk

keperluan dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya. Agar

janin dapat berkembang baik, makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi

berikut:

Kalori. Asupan kalori harus ditambah 300- 400 kkal per hari selama masa

kehamilan. Tambahan kalori tersebut sebaiknya diperoleh dari sumber yang bervariasi

sesuai dengan pola makan empat sehat lima sempurna. Idealnya, 55% kalori berasal dari

Page 13: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

umbi-umbian dan nasi sumber karbohidrat, 35% dari lemak nabati dan hewani, 10% dari

protein dan sisanya dari sayur-sayuran dan buah-buahan. (Hendi Iwantono, 2008: 2)

Asam Folat. Pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan, embrio

janin membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-

sel. Tambahan 400 mikrogram asam folat per hari diperlukan selama trimester pertama

kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan janin tidak berkembang

sempurna sehingga terlahir dengan kelainan bawaan seperti anenchephaly (tanpa batok

kepala), spina bifida (tulang belakang tidak bersambung) dan bibir sumbing. Asam folat

yang juga dikenal sebagai vitamin B banyak terdapat pada beras merah, sayuran hijau dan

buah-buahan. (Hendi Iwantono, 2008: 2)

Protein

Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pembentukan sel dan

darah. Ibu hamil membutuhkan protein sebanyak 60 gram per hari (lebih banyak 10 gram

dari biasanya), yang dapat diperoleh dari daging, ikan, putih telur, kacang-kacangan, tahu

dan tempe.

Kalsium

Konsumsi kalsium 1000 mg/hari diperlukan untuk menjaga pertumbuhan tulang dan gigi,

kontraksi otot dan sistem syaraf. (Hendi Iwantono, 2008: 2)

Vitamin A

Vitamin A bermanfaat untuk pemeliharaan kulit, fungsi mata dan pertumbuhan

tulang. Namun begitu, konsumsi vitamin A tidak boleh berlebihan karena dapat

mengganggu pertumbuhan embrio.

Zat Besi

Page 14: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan darah. Kekurangan zat besi akan

mengakibatkan anemia yang berbahaya bagi ibu dan bayinya. Suplemen zat besi mungkin

diperlukan mulai minggu ke-20 kehamilan, terutama bila ibu hamil memperlihatkan

tanda-tanda anemia. Ibu hamil membutuhkan zat besi 30 mg/hari atau dua kali lipat dari

biasanya.

Vitamin C

Vitamin C bermanfaat memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh, selain untuk

menjaga kesehatan gigi dan gusi.

Vitamin D

Vitamin D berguna untuk pembentukan tulang karena membantu penyerapan

kalsium.

2.1.4.9 Pantangan

Beberapa makanan dan zat lain yang harus dihindari selama kehamilan:

Kopi dan teh

Kafein pada kopi dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi berberat badan

rendah. Bila ibu hamil sudah terbiasa minum kopi, sebaiknya porsinya dikurangi menjadi

tidak lebih dari 2 cangkir per hari. Teh yang dikonsumsi berlebihan juga dapat

mengganggu penyerapan zat gizi pada usus.

Alkohol dan rokok

Konsumsi alkohol dan merokok berbahaya bagi janin karena apa yang dikonsumsi

ibu juga dikonsumsi janin, padahal kondisi fisiknya masih sangat rentan.

Makanan mentah/setengah matang

Page 15: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Makanan mentah dan setengah matang dapat membawa bibit penyakit penyebab

listeriosis dan toksoplasmosis yang berbahaya bagi janin. Makanan tersebut antara lain:

keju segar, susu segar (non-pasteurisasi), telur mentah/setengah matang, salad dan sate

kambing/ayam yang kurang matang.

Ikan tertentu yang kaya merkuri. Beberapa ikan tertentu yang mengandung

merkuri tinggi seperti mackerel (biasanya dalam kaleng), kerang dan ikan pari sebaiknya

dihindari.

(Hendi Iwantono, 2008: 3)

2.1.4.10 Pengecekan Kebutuhan Gizi

Kecukupan gizi berupa vitamin dan mineral dapat dilihat dari tidak adanya gejala

kekurangan vitamin/mineral, seperti anemia, gusi berdarah, dan lainnya. Indikator

kecukupan gizi juga terlihat pada kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan.

Kenaikan berat badan tersebut bervariasi dari bulan ke bulan sesuai dengan fase

kehamilan.

Minggu Kenaikan berat badan :

0 s.d. 12 1-2 kg

12 s.d. 28 0,3 - 0,4 kg

28 s.d. 40 1-3 kg

2.1.4.11 Guna Makanan Sehat

Menjaga kesehatan ibu

Memenuhi kebutuhan gizi janin

Mempersiapkan cadangan untuk bayi beberapa waktu setelah lahir

Persiapan untuk produksi ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir

Page 16: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

(Hendi Iwantono, 2008: 3)

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia pada ibu hamil

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) dikutip oleh Herlina dan Djamilus (2008:

1)yang menjadi faktor penyebab anemia dalam kehamilan adalah ketidak tahuan ibu dan

faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan penting kaitannya dengan

asupan gizi ibu selama hamil. (Herlina dan Djamilus, 2008: 1)

Menurut Manuaba (1998) bahwa penyebab anemia ibu hamil didaerah pedesaan

adalah malnutrisi atau kekurangan gizi; kehamilan dan persalinan dengan jarak yang

berdekatan; dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.

Pengetahuan

Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo S, 2007:139)

Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan ini bertujuan untuk mengelompokkan tingkah laku suatu

masyarakat atau individu yang di inginkan, bagaimana individu itu berpikir, berbuat

sebagai hasil suatu unit pengetahuan yang telah diberikan. Adapun tingkat-tingkat

pengetahuan dalam domain kognitif adalah sebagai berikut :

Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu

Page 17: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu “tahu” ini adalah tingkatan yang paling rendah.

Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat di interpretasikan materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham tentang objek/materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang di pelajari.

Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari dalam situasi dan kondisi riil (sebenarnya)

Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

telah ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menyatakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian / responden kedalam

Page 18: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

pengetahuan yang ingin kita ketahui / kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat

atas. (Notoadmodjo S, 2007 : 142).

Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup

maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami

anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.

Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang

diakndungnya.

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas

1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi.

Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani

dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi

atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas adalah tidak

direncanakan. (Prawirohardjo, 2005: 23)

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) dikutip oleh Herlina dan Djamilus (2008:

1)yang menjadi faktor penyebab anemia dalam kehamilan adalah ketidak tahuan ibu dan

faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan penting kaitannya dengan

asupan gizi ibu selama hamil. (Herlina dan Djamilus, 2008: 1)

Page 19: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut Manuaba (1998) bahwa penyebab anemia ibu hamil didaerah pedesaan

adalah malnutrisi atau kekurangan gizi; kehamilan dan persalinan dengan jarak yang

berdekatan; dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah. Untuk

lebih jelasnya hubungan masing-masing variabel dapat dilihat dalam tabel berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan ibu tentang diit selama kehamilan

Paritas

Skema : 1. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen 3.2 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur

Variabel DependenAnemia Variabel IndependenTingkat pengetahuan Paritas

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang anemia dalam kehamilanJumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir

Manometer Kuesioner Kuesioner

Pengukuran LangsungWawancara

Wawancara

OrdinalOrdinalOrdinal

Anemia apabila Hb <>Tidak anemia apabila Hb ≥ 11 mg%Tinggi bila ≥ Mean Rendah bila <>Baik = 1 - 3 Kurang Baik Paritas > 3

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Page 20: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

mati

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang diit kehamilan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas

Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan Tahun 2009.

Ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir

Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan Tahun

2009.

BAB IV

METODE PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian enemia pada ibu hamil di

Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan

tahun 2009.

Desain Penelitian

Kegiatan penelitian ini menggunakan desain “Cross Sectional“ yaitu suatu

penelitian dimana variabel yang ada diteliti sekaligus dalam waktu yang sama

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Nagari Pasir Talang Wilayah Kerja Puskesmas Muara

Labuh Kabupaten Solok Selatan pada tanggal 21 -31 Desember 2009.

Populasi dan Sampel

Page 21: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester II dan III yang ada

pada bulan Desember 2009 di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara

Labuh Kabupaten Solok Selatan yaitu sebanyak 56 orang.

4.3.2 Sampel

Dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling).

Dengan kriteria sampel sebagai berikut :

Bersedia menjadi responden

Berada dilokasi penelitian

Bisa berkomunikasi dengan baik

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk variabel Independen (tingkat pengetahuan dan Paritas)

dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dengan datang kerumah masing-

masing responden, sedangkan untuk variabel dependen (anemia) dilakukan dengan

pemeriksaan langsung oleh peneliti dan seorang tenaga laboratorium Puskesmas Muara

Labuh menggunakan hemometer dengan cara sebagai berikut :

Masukkan kira-kira 5 tetes HCL 0,1n ke dalam tabung pengencer hemometer.

Isaplah darah (kapiler, EDTA atau oxalat) dengan pipet hemoglobin sampai garis

tanda 20 ul.

Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.

Catatlah waktunya dan segerelah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung

pengencer yang berisi HCL itu. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung

udara.

Page 22: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Angkatlah pipet sedikit, lalu isap asam HCL yang jernih itu ke dalam pipet 2 atau

3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.

Campurlah isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa; warna campuran

menjadi coklat tua.

Tambahkan air tetes demi tetes. tiap kali diaduk dengan batang pengaduk yang

tersedia. Persamaan warna campuran dan batang standar harus dicapai dalam

waktu 3-5 menit setelah saat darah dan HCL dicampur. Pda usaha

mempersamakan warna hendaknya tabung diputar demikian sehingga garis

tidak terlihat.

Bacalah kadar hemoglobin dengan gram/100 ml darah.

4.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.6.1 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah

– langkah sebagai berikut :

Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh

responden. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang

ada dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.

Coding

Coding adalah mengklarifikasikan jawaban – jawaban dari pada responden ke

dalam kategori – kategori yang dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode

berbentuk angka pada masing –masing jawaban.

Tabulasi

Page 23: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel jawaban –jawaban yang sudah

diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukan kedalam tabel distribusi frekuensi

(Cholid Narbuko, 2001 : 153-155)

Analisa Data

Data yang terkumpul diolah secara manual, tapi sebelumnya diediting

kelengkapannya dan ditabulasi serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,

setelah itu data dianalisis secara :

Analisa Univariat

Seluruh tabel yang digunakan ditabulasi frekuensi, baik untuk variabel dependen

maupun independen.

Menjumlahkan semua nilai responden untuk variabel Independen dan ditentukan

nilai rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut ;

∑ X I

Mean ( X ) = n

Keterangan : ( X ) = Nilai rata – rata

∑ = Sigma atau jumlah alternatif jawaban responden

n = Jumlah responden

xi = Jumlah nilai yang di observasi

Berdasarkan nilai rata-rata data numerik dijadikan data kategorik. Data kategorik

selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi.

Tingkat pengetahuan Tinggi bila ≥ MeanRendah bila <>Paritas Baik : 1-3 kali melahirkan

Kurang Baik : > 3 kali melahirkan

Anemia Anemia apabila Hb <>

Page 24: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Tidak anemia apabila Hb ≥ 11 mg%

Analisa Bivariat

Untuk menguji hipotesanya, apakah ada hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen digunakan rumus Chi Square( X²)dengan tingkat

kepercayaan 95%.

X² = ∑ [ 0 – E ] ² E

Ket : X² = Nilai Chi Square

= Jumlah observasi (nilai yang diamati)

E = Nilai yang diharapkan.

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05

sehingga jika nilai P ≤ 0,05 maka secara statistik disebut bermakna, jika nilai P > 0,05

maka hasil hitungan disebut tidak bermakna.

Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti turut mempertimbangkan faktor-faktor

etika sebuah “Informed Consent” atau surat persetujuan akan diberikan kepada masing-

masing responden sebagai tanda kesediaannya ikut dalam penelitian ini dan juga sebagai

jaminan dan perlindungan responden terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

Prosedur Penelitian

Tahap Pra Penelitian

Memilih lokasi penelitian

Melakukan studi pendahuluan untuk mencari permasalahan

Page 25: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Menyusun proposal dan instrumen penelitian

Seminar proposal

Tahap Persiapan Penelitian

Revisi instrumen pengumpulan data

Memperbanyak instrumen pengumpulan data

Tahap Pelaksanaan

Penjelasan tujuan penelitian pada responden

Penyampaian informed consent pada responden

Wawancara dan pemeriksaan langsung Hb.

Pengolahan dan analisa data yang terkumpul

Pembahasan hasil penelitian

Penyusunan hasil penelitian

Sidang hasil penelitian

bersambungg..........

Diposkan oleh irvan sagie di 2