faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
TRANSCRIPT
Minggu, 07 Februari 2010
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Nagari Pasir Talang Wilayah Kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selata
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber
daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan
bathin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat
kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani
dan kejiwaannya di samping spiritual, kepribadian, dan kejuangan (Wiku Adisasmito,
2007 : 4)
Salah satu program pokok yang akan dicapai oleh pemerintah dalam Visi
Indonesia Sehat 2010 adalah prevalensi anemia pada ibu hamil turun menjadi 20%
(Depkes RI, 1999 : 74)
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap sumber
daya manusia.Anemia hamil disebut “potential danger to mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari
semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 1998 : 29)
Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia tahun 2007 relatif tinggi yaitu
63,5% sedang di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terdapat pada
ibu hamil merupakan perdisposisi anemia divisiensi di Indonesia (Saifuddin, 2006 : 281).
Menurut WHO kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% sampai 89% dengan
menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia
menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan angka anemia
kehamilan 3,8 % pada trimester 1,13% trimester II <>
Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Barat tahun 2006 jumlah ibu dengan
kehamilan berisiko tinggi sebanyak 15,137 (14,21%) salah satu penyebabnya adalah
anemia dalam kehamilan sebanyak (6,34%). Target Indonesia Sehat 2010 untuk ibu
hamil dengan anemia 100 %, tercapai dalam menurunkan prevalensi anemia ibu hamil
menjadi 20%. (Dinkes Sumbar, 2006)
Dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan jumlah ibu hamil pada
tahun 2008 sebanyak 1394 orang, sedangkan ibu hamil yang diperiksa Hb sebanyak 769
orang, dari 769 orang tersebut didapatkan ibu hamil Hb <>
Dari catatan Medical Record (MR) Puskesmas Muara Labuh pada bulan Januari –
Juni 2009 terdapat 327 orang ibu hamil dan yang teridentifikasi mengalami anemia dalam
kehamilan sebanyak 35 orang. Distribusi ibu hamil yang mengalami anemia dalam
kehamilan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1.1Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Hamil Per Nagari di Wilayah Kerja
Puskesmas Muara Labuh Pada Bulan Januari – Juni 2009No Nagari Jumlah Ibu
HamilJumlah Ibu Anemia
%
1. 2.3.4.5.6.7.8.
Pasir TalangSakoSako UtaraSako
SelatanBomasKoto BaruPukakekPasar Muara
5638274134473945
127342124
21,4318,4211,119,765,882,135,138,89
labuhJumlah 327 33
Sumber : MR Puskesmas Muara Labuh Bulan Januari – Juni 2009
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang mengalami anemia
selama kehamilan yang terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Muara labuh adalah di
adalah di Nagari Pasir Talang yaitu sebanyak 12 orang (21,43%).
Menurut I Wayan Suartika (1999: 44) Anemia pada ibu hamil dapat mengganggu
pertumbuhan janin dalam kandungan. Ibu hamil dengan anemia bisa melahirkan bayi
prematur dan bayi BBLR.
Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persedian Fe
tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan
relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan
peningkatan volum 30 % sampai 40 % yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34
minggu. Jumlah peningktan sel darah 18 % sampai 30 dan Hemoglobin sekitar 19 %. Bila
hemoglobin ibu sebelum sekitar 11 gr % maka fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5
sampai 10 gr %. (Manuaba, 1998 : 30)
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkatkan sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk
pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mamae), volume darah, plasenta, air ketuban, dan
pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan di gunakan untuk
pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya
(Huliana, 2001 : 68)
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) untuk deteksi anemia pada kehamilan
maka pemeriksaan kadar Hb, ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. Bila kadar Hb <>
Akan tetapi dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi
meminumnya secara rutin, hal ini bisa disebabkan karena faktor ketidaktahuan
pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak yang diakibatkan minum tablet
zat besi dan penyerapan/respon tubuh terhadap tablet besi kurang baik sehingga tidak
terjadi peningkatan kadar HB sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang
berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri, parasit usus seperti
cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan
penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil. (Herlina dan Djamilus, 2008: 1)
Menurut Manuaba (1998) bahwa penyebab anemia ibu hamil didaerah pedesaan
adalah malnutrisi atau kekurangan gizi; kehamilan dan persalinan dengan jarak yang
berdekatan; dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.
Sedangkan kaitannya dengan paritas ibu, Manuaba (1998) mengungkapkan: salah
satu faktor yang menyebabkan anemia pada ibu hamil adalah paritas, dimana makin
sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat
besi dan menjadi makin anemis.
Rumusan Masalah
Masih tingginya kejadian anemia ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja
Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan dan belum diketahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian enemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang
wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.
Pertanyaan Penelitian
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang diit dalam kehamilan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara
Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009 ?
Apakah ada hubungan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir
Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun
2009 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.
Tujuan Khusus
Diketahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tentang diit ibu hamil di
Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok
Selatan tahun 2009.
Diketahui gambaran paritas ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas
Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.
Diketahui gambaran kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah
kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.
Diketahui hubungan tingkat pengetahuan tentang diit dalam kehamilan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara
Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009.
Diketahui hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari
Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan
tahun 2009.
Manfaat Penelitian
Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan agar lebih
memperlihatkan perannya dalam pembinaan ibu hamil dan juga dapat memberikan
sumber informasi bagi lembaga terkait dalam merumuskan program penanggulangan
masalah anemia.
Bagi Peneliti
Diharapkan dari penelitian ini peneliti bisa mengaplikasikan ilmu riset yang telah
dipelajari di bangku kuliah dan mendapatkan pengalaman dalam penelitian.
Bagi Peneliti Lain
Diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian
selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara
Labuh Kabupaten Solok Selatan tahun 2009, yang menjadi Populasi adalah semua ibu
hamil yang berada di Nagari Pasir Talang sebanyak 56 orang semua populasi dijadikan
sampel (total populasi). Variabel independent dalam penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan tentang diit dalam kehamilan dan paritas. Sedangkan variabel dependen
adalah kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di Nagari Pasir Talang
wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan pada tanggal 21 - 31
Desember 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Anemia Pada Ibu Hamil
Pengertian Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh.(Brunner
and Suddarths, 2002 ; 935)
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi dari
paru ke jaringan perifer (Ben-zion Taber, 1994 ; 84)
Penyebab Anemia
Penyebab anemia pada umumnya adalah
1). Kurang gizi (malnutrisi)
2). Kurang zat besi dalam diit.
3). Malabsorpsi.
4). Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu, haid dan lain-lainnya.
5). Penyakit-penyakit kronis : TBC, Paru, Cacing usus, malaria dan lain-lain.
Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan gejala anemia biasanya tidak khas, sering tidak jelas, seperti :
Pucat (kepucatan dapat dilihat atau diperiksa pada telapak tangan, kuku,
konjungtiva palpebra)
Mudah lelah
Takikardia
Sesak nafas
(Arisman, 2002 : 147)
Pengaruh Anemia pada Kehamilan dan Janin
Pengaruh anemia terhadap kehamilan
Bahaya Selama Kehamilan
Dapat terjadi abortus
Persalinan prematuritas
Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
Mudah terjadi infeksi
Ancaman dekompensasi kordis (Hb <>
Mola hidatidosa
Hiperemesis gravidarum
Perdarahan antevartum
Ketuban pecah dini (KPD)
Bahaya Saat Persalinan
Gangguan his – kekuatan mengejan
Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar
Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan.
Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena antonia
uteri.
Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan antonia uteri.
Pada kala nifas
Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum.
Memudahkan infeksi puerperium.
Pengeluaran ASI berkurang.
Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.
Anemia kala nifas.
Mudah terjadi infeksi mamae.
(Manuaba, 1998: 31)
Bahaya tehadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi
dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
petumbuhan dan perkembangan janin dan rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan
dalam bentuk :
Abortus
Terjadi kematian intrauterin
Persalinan prematuritas tinggi.
Berat badan lahir rendah
Kelahiran dengan anemia
Dapat terjadi cacat bawaan
Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian pernatal.
Intelegensia rendah.
(Manuaba, 1998: 31)
Pengobatan anemia dalam kehamilan
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaik ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum
hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut.
Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan
tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit. Pengobatan infeksi untuk cacing relatif
mudah dan murah.
Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat sampai
ke posyandu. Contoh preparat fe diantaranya Barralat, Biosanbe, Iberet, Vitonal, dan
Hemaviton. Semua preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas. (Manuaba, 1998: 32)
Diagnosis Anemia Pada Kehamilan
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan
anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sahli. Hasil pemeriksaan Hb denganh sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
Hb 11 gr% tidak anemia
9 – 10 gr% anemia ringan
7 – 8 gr% anemia sedang
< style=""> anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pda
trimester I dan Trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil
mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-
ibu hamil di Puskesmas. (Manuaba, 1998: 30)
Makanan Bagi Wanita Hamil
Gizi yang baik selama kehamilan akan membantu anda dan bayi anda untuk tetap
sehat. Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam folat meningkat
pada masa kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit tambahan energi (kilojoules).
Wanita harus didorong untuk makan makanan yang bergizi dan mengontrol berat badan
selama masa kehamilan. Pertambahan berat badan yang normal adalah sekitar 10-13 kg
untuk wanita yang sebelum kehamilan memiliki berat badan ideal. (Krida, 2009: 1:
www.sehatgroup.web.id)
Makanan Sehat untuk Wanita Hamil
Pemilihan makanan yang sangat bervariasi merupakan hal penting untuk
memenuhi kebutuhan gizi baik untuk wanita hamil maupun bagi bayi yang sedang
dikandung. Cobalah untuk mengkonsumsi:
Sayur-sayuran dan buah-buahan, roti dari gandum utuh, cereal dalam jumlah besar.
Produk susu rendah lemak dan daging tanpa lemak dalam jumlah sedang.
Makanan tinggi lemak, gula dan garam dalam jumlah kecil.
Daging tanpa lemak, ayam dan ikan.
Kacang yang dikeringkan, lentil.
Kacang-kacangan dan biji-bijian.
Susu rendah lemak, keju dan yogurt.
Sayur-sayuran berdaun hijau.
Suplemen asam folat
Seperti halnya diet sehat, suplemen asam folat direkomendasikan untuk
dikonsumsi sebelum konsepsi dan pada trimester pertama untuk membantu menurunkan
resiko neural tube defects (cacat tabung saraf) seperti spina bifida. (Krida, 2009: 1:
www.sehatgroup.web.id)
Anemia dan Asupan Zat Besi
Masa kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan zat besi.
Janin yang sedang berkembang mengambil sejumlah zat besi dari ibunya hingga 5-6
bulan setelah lahir sehingga kebutuhan akan zat besi meningkat selama kehamilan.
Kehilangan zat besi selama kehamilan cenderung menurun karena wanita hamil
tidak mengalami menstruasi sehingga bisa menyerap zat besi dari usus dengan lebih baik.
Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber zat besi setiap harinya
(contoh: daging merah), dan juga mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber vitamin
C (seperti jeruk) untuk membantu penyerapan zat besi. (Krida, 2009: 2:
www.sehatgroup.web.id)
Ibu hamil memerlukan makanan lebih banyak daripada biasanya. Selain untuk
keperluan dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya. Agar
janin dapat berkembang baik, makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi
berikut:
Kalori. Asupan kalori harus ditambah 300- 400 kkal per hari selama masa
kehamilan. Tambahan kalori tersebut sebaiknya diperoleh dari sumber yang bervariasi
sesuai dengan pola makan empat sehat lima sempurna. Idealnya, 55% kalori berasal dari
umbi-umbian dan nasi sumber karbohidrat, 35% dari lemak nabati dan hewani, 10% dari
protein dan sisanya dari sayur-sayuran dan buah-buahan. (Hendi Iwantono, 2008: 2)
Asam Folat. Pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan, embrio
janin membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-
sel. Tambahan 400 mikrogram asam folat per hari diperlukan selama trimester pertama
kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan janin tidak berkembang
sempurna sehingga terlahir dengan kelainan bawaan seperti anenchephaly (tanpa batok
kepala), spina bifida (tulang belakang tidak bersambung) dan bibir sumbing. Asam folat
yang juga dikenal sebagai vitamin B banyak terdapat pada beras merah, sayuran hijau dan
buah-buahan. (Hendi Iwantono, 2008: 2)
Protein
Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pembentukan sel dan
darah. Ibu hamil membutuhkan protein sebanyak 60 gram per hari (lebih banyak 10 gram
dari biasanya), yang dapat diperoleh dari daging, ikan, putih telur, kacang-kacangan, tahu
dan tempe.
Kalsium
Konsumsi kalsium 1000 mg/hari diperlukan untuk menjaga pertumbuhan tulang dan gigi,
kontraksi otot dan sistem syaraf. (Hendi Iwantono, 2008: 2)
Vitamin A
Vitamin A bermanfaat untuk pemeliharaan kulit, fungsi mata dan pertumbuhan
tulang. Namun begitu, konsumsi vitamin A tidak boleh berlebihan karena dapat
mengganggu pertumbuhan embrio.
Zat Besi
Zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan darah. Kekurangan zat besi akan
mengakibatkan anemia yang berbahaya bagi ibu dan bayinya. Suplemen zat besi mungkin
diperlukan mulai minggu ke-20 kehamilan, terutama bila ibu hamil memperlihatkan
tanda-tanda anemia. Ibu hamil membutuhkan zat besi 30 mg/hari atau dua kali lipat dari
biasanya.
Vitamin C
Vitamin C bermanfaat memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh, selain untuk
menjaga kesehatan gigi dan gusi.
Vitamin D
Vitamin D berguna untuk pembentukan tulang karena membantu penyerapan
kalsium.
2.1.4.9 Pantangan
Beberapa makanan dan zat lain yang harus dihindari selama kehamilan:
Kopi dan teh
Kafein pada kopi dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi berberat badan
rendah. Bila ibu hamil sudah terbiasa minum kopi, sebaiknya porsinya dikurangi menjadi
tidak lebih dari 2 cangkir per hari. Teh yang dikonsumsi berlebihan juga dapat
mengganggu penyerapan zat gizi pada usus.
Alkohol dan rokok
Konsumsi alkohol dan merokok berbahaya bagi janin karena apa yang dikonsumsi
ibu juga dikonsumsi janin, padahal kondisi fisiknya masih sangat rentan.
Makanan mentah/setengah matang
Makanan mentah dan setengah matang dapat membawa bibit penyakit penyebab
listeriosis dan toksoplasmosis yang berbahaya bagi janin. Makanan tersebut antara lain:
keju segar, susu segar (non-pasteurisasi), telur mentah/setengah matang, salad dan sate
kambing/ayam yang kurang matang.
Ikan tertentu yang kaya merkuri. Beberapa ikan tertentu yang mengandung
merkuri tinggi seperti mackerel (biasanya dalam kaleng), kerang dan ikan pari sebaiknya
dihindari.
(Hendi Iwantono, 2008: 3)
2.1.4.10 Pengecekan Kebutuhan Gizi
Kecukupan gizi berupa vitamin dan mineral dapat dilihat dari tidak adanya gejala
kekurangan vitamin/mineral, seperti anemia, gusi berdarah, dan lainnya. Indikator
kecukupan gizi juga terlihat pada kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan.
Kenaikan berat badan tersebut bervariasi dari bulan ke bulan sesuai dengan fase
kehamilan.
Minggu Kenaikan berat badan :
0 s.d. 12 1-2 kg
12 s.d. 28 0,3 - 0,4 kg
28 s.d. 40 1-3 kg
2.1.4.11 Guna Makanan Sehat
Menjaga kesehatan ibu
Memenuhi kebutuhan gizi janin
Mempersiapkan cadangan untuk bayi beberapa waktu setelah lahir
Persiapan untuk produksi ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir
(Hendi Iwantono, 2008: 3)
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia pada ibu hamil
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) dikutip oleh Herlina dan Djamilus (2008:
1)yang menjadi faktor penyebab anemia dalam kehamilan adalah ketidak tahuan ibu dan
faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan penting kaitannya dengan
asupan gizi ibu selama hamil. (Herlina dan Djamilus, 2008: 1)
Menurut Manuaba (1998) bahwa penyebab anemia ibu hamil didaerah pedesaan
adalah malnutrisi atau kekurangan gizi; kehamilan dan persalinan dengan jarak yang
berdekatan; dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.
Pengetahuan
Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo S, 2007:139)
Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan ini bertujuan untuk mengelompokkan tingkah laku suatu
masyarakat atau individu yang di inginkan, bagaimana individu itu berpikir, berbuat
sebagai hasil suatu unit pengetahuan yang telah diberikan. Adapun tingkat-tingkat
pengetahuan dalam domain kognitif adalah sebagai berikut :
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu “tahu” ini adalah tingkatan yang paling rendah.
Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat di interpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham tentang objek/materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang di pelajari.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari dalam situasi dan kondisi riil (sebenarnya)
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
telah ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menyatakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian / responden kedalam
pengetahuan yang ingin kita ketahui / kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat
atas. (Notoadmodjo S, 2007 : 142).
Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami
anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
diakndungnya.
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas
1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi.
Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani
dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi
atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas adalah tidak
direncanakan. (Prawirohardjo, 2005: 23)
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) dikutip oleh Herlina dan Djamilus (2008:
1)yang menjadi faktor penyebab anemia dalam kehamilan adalah ketidak tahuan ibu dan
faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan penting kaitannya dengan
asupan gizi ibu selama hamil. (Herlina dan Djamilus, 2008: 1)
Menurut Manuaba (1998) bahwa penyebab anemia ibu hamil didaerah pedesaan
adalah malnutrisi atau kekurangan gizi; kehamilan dan persalinan dengan jarak yang
berdekatan; dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah. Untuk
lebih jelasnya hubungan masing-masing variabel dapat dilihat dalam tabel berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Tingkat Pengetahuan ibu tentang diit selama kehamilan
Paritas
Skema : 1. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen 3.2 Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur
Hasil Ukur
Variabel DependenAnemia Variabel IndependenTingkat pengetahuan Paritas
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang anemia dalam kehamilanJumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir
Manometer Kuesioner Kuesioner
Pengukuran LangsungWawancara
Wawancara
OrdinalOrdinalOrdinal
Anemia apabila Hb <>Tidak anemia apabila Hb ≥ 11 mg%Tinggi bila ≥ Mean Rendah bila <>Baik = 1 - 3 Kurang Baik Paritas > 3
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
mati
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang diit kehamilan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas
Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan Tahun 2009.
Ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Nagari Pasir
Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan Tahun
2009.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penilitian yang digunakan ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian enemia pada ibu hamil di
Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan
tahun 2009.
Desain Penelitian
Kegiatan penelitian ini menggunakan desain “Cross Sectional“ yaitu suatu
penelitian dimana variabel yang ada diteliti sekaligus dalam waktu yang sama
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Nagari Pasir Talang Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Labuh Kabupaten Solok Selatan pada tanggal 21 -31 Desember 2009.
Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester II dan III yang ada
pada bulan Desember 2009 di Nagari Pasir Talang wilayah kerja Puskesmas Muara
Labuh Kabupaten Solok Selatan yaitu sebanyak 56 orang.
4.3.2 Sampel
Dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling).
Dengan kriteria sampel sebagai berikut :
Bersedia menjadi responden
Berada dilokasi penelitian
Bisa berkomunikasi dengan baik
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk variabel Independen (tingkat pengetahuan dan Paritas)
dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dengan datang kerumah masing-
masing responden, sedangkan untuk variabel dependen (anemia) dilakukan dengan
pemeriksaan langsung oleh peneliti dan seorang tenaga laboratorium Puskesmas Muara
Labuh menggunakan hemometer dengan cara sebagai berikut :
Masukkan kira-kira 5 tetes HCL 0,1n ke dalam tabung pengencer hemometer.
Isaplah darah (kapiler, EDTA atau oxalat) dengan pipet hemoglobin sampai garis
tanda 20 ul.
Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
Catatlah waktunya dan segerelah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung
pengencer yang berisi HCL itu. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung
udara.
Angkatlah pipet sedikit, lalu isap asam HCL yang jernih itu ke dalam pipet 2 atau
3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.
Campurlah isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa; warna campuran
menjadi coklat tua.
Tambahkan air tetes demi tetes. tiap kali diaduk dengan batang pengaduk yang
tersedia. Persamaan warna campuran dan batang standar harus dicapai dalam
waktu 3-5 menit setelah saat darah dan HCL dicampur. Pda usaha
mempersamakan warna hendaknya tabung diputar demikian sehingga garis
tidak terlihat.
Bacalah kadar hemoglobin dengan gram/100 ml darah.
4.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.6.1 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah
– langkah sebagai berikut :
Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
responden. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang
ada dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
Coding
Coding adalah mengklarifikasikan jawaban – jawaban dari pada responden ke
dalam kategori – kategori yang dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode
berbentuk angka pada masing –masing jawaban.
Tabulasi
Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel jawaban –jawaban yang sudah
diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukan kedalam tabel distribusi frekuensi
(Cholid Narbuko, 2001 : 153-155)
Analisa Data
Data yang terkumpul diolah secara manual, tapi sebelumnya diediting
kelengkapannya dan ditabulasi serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
setelah itu data dianalisis secara :
Analisa Univariat
Seluruh tabel yang digunakan ditabulasi frekuensi, baik untuk variabel dependen
maupun independen.
Menjumlahkan semua nilai responden untuk variabel Independen dan ditentukan
nilai rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut ;
∑ X I
Mean ( X ) = n
Keterangan : ( X ) = Nilai rata – rata
∑ = Sigma atau jumlah alternatif jawaban responden
n = Jumlah responden
xi = Jumlah nilai yang di observasi
Berdasarkan nilai rata-rata data numerik dijadikan data kategorik. Data kategorik
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi.
Tingkat pengetahuan Tinggi bila ≥ MeanRendah bila <>Paritas Baik : 1-3 kali melahirkan
Kurang Baik : > 3 kali melahirkan
Anemia Anemia apabila Hb <>
Tidak anemia apabila Hb ≥ 11 mg%
Analisa Bivariat
Untuk menguji hipotesanya, apakah ada hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen digunakan rumus Chi Square( X²)dengan tingkat
kepercayaan 95%.
X² = ∑ [ 0 – E ] ² E
Ket : X² = Nilai Chi Square
= Jumlah observasi (nilai yang diamati)
E = Nilai yang diharapkan.
Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05
sehingga jika nilai P ≤ 0,05 maka secara statistik disebut bermakna, jika nilai P > 0,05
maka hasil hitungan disebut tidak bermakna.
Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti turut mempertimbangkan faktor-faktor
etika sebuah “Informed Consent” atau surat persetujuan akan diberikan kepada masing-
masing responden sebagai tanda kesediaannya ikut dalam penelitian ini dan juga sebagai
jaminan dan perlindungan responden terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
Prosedur Penelitian
Tahap Pra Penelitian
Memilih lokasi penelitian
Melakukan studi pendahuluan untuk mencari permasalahan
Menyusun proposal dan instrumen penelitian
Seminar proposal
Tahap Persiapan Penelitian
Revisi instrumen pengumpulan data
Memperbanyak instrumen pengumpulan data
Tahap Pelaksanaan
Penjelasan tujuan penelitian pada responden
Penyampaian informed consent pada responden
Wawancara dan pemeriksaan langsung Hb.
Pengolahan dan analisa data yang terkumpul
Pembahasan hasil penelitian
Penyusunan hasil penelitian
Sidang hasil penelitian
bersambungg..........
Diposkan oleh irvan sagie di 2