faktor - faktor yang berhubungan dengan …repository.utu.ac.id/79/1/i-v.pdf · 2017. 9. 13. ·...

105
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER PADA PETUGAS BAGIAN PORT OPERATION DAN TRANSSHIPMENT PT. MIFA ACEH BARAT TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH : DEDE KHAIRUDDIN NIM. 06C10104269 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR 2015

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER PADA PETUGAS BAGIAN

PORT OPERATION DAN TRANSSHIPMENT PT. MIFA

ACEH BARAT TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH :

DEDE KHAIRUDDIN

NIM. 06C10104269

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

2015

Page 2: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

ii

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER PADA PETUGAS BAGIAN

PORT OPERATION DAN TRANSSHIPMENT PT. MIFA

ACEH BARAT TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

DEDE KHAIRUDDIN

NIM. 06C10104269

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

2015

Page 3: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi/Tugas Akhir : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG

DIRI (APD) MASKER PADA PETUGAS

BAGIAN PORT OPERATION DAN

TRANSSHIPMENTPT. MIFA ACEH BARAT

TAHUN 2015

Nama Mahasiswa : DEDE KHAIRUDDIN

NIM : 06C1010296

Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Ketua

Jun Musnadi Is, SKM., M.Kes

NIDN. 0129068101

Anggota

Fitriani, SKM., M.Kes

NIDN. 0119028305

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Ir. Yuliantul Muslimah. Mp

NIP. 196407271992042002

Ketua

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Teungku Nih Farisni, SKM., M.Kes

NIDN. 0119128601

Tanggal Lulus : 26 Agustus 2015

Page 4: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi/tugas akhir dengan judul :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER PADA PETUGAS PT. MIFA

ACEH BARAT TAHUN 2015

Yang disusun oleh :

Nama : Dede Khairuddin

NIM : 06C10104269

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada 26 Agustus 2015 dan dinyatakan

memenuhi memenuhi syarat diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Jun Musnadi Is, SKM., M.Kes ...........................................

Anggota : 1. Fitriani, SKM., M.Kes ...........................................

2. Fakhrurradhi Luthfi, SKM, M.Kes ...........................................

3. Hasrah Junaidi, SKM, M.Kes ...........................................

Alue Penyareng, Agustus 2015

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Teungku Nih Farisni, SKM., M.Kes

NIDN. 0119128601

Page 5: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

v

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Penulis

Nama : Dede Khairuddin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Meulaboh, 22 Desember 1986

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Nasional Meulaboh T. Tuan. Desa Peunaga Cut

Ujong, Kecamata Mereubo, Kabupaten Aceh barat

Nama Ayah : Azhar Thayib

Pekerjaan : Almarhum

Nama Ibu : Rohani

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

II. Pendidikan yang ditempuh

Tahun 1997-1998 : SDN Peunaga Cut Ujong

Tahun 2000-2001 : SMP N 3 Meulaboh

Tahun 2003-2004 : SMA N 4 Meulaboh

Tahun 2006-sekarang : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

III. Riwayat Pekerjaan

Tahun 2011-2013 : PT. Sumber Tjipta Djaya

Tahun 2013-2014 : PT. Bangun Arta Hutama

Tahun 2015-Sekarang : PT. Baruna Dirga Darma

Page 6: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

vi

PERSEMBAHAN

“If you cannot do great things, do small things in great way….” Napoleon Hill

ebuah perjalan panjang yang luar biasa Yang mengiring kaki untuk berjalan ke ruang dosen lebih sering dari biasanya,

yang membuat mata terus menatap ke layar laptop lebih dari biasanya, tangan yang mengetik lebih dari biasanya, leher yang sering menunduk ke arah keyboard, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari celotehan dosen, serta mulut yang selalu nanya tentang revisia, sebuah akhir dan juga awal perjalanan baru 5 cm menuju wisuda,,, Semoga ketekunan dan usaha ini membawa manfaat dan sepanggal ilmu ini menyadarkanku bahwa ilmuku belum seberapa. Sebait kasih dari yang Maha pengasih, semoga memberikku kesempatan untuk terus belajar dan rendah diri dalam berilmu....

Skripsi ini ku persembahkankan untuk orang – orang yang sangat ku

cintai dan kusayangi, keuarga besarku, terimakasih atas semangat dan

dukunganya selama penyelesaian skripsi ini.

Teruntuk teman-teman seperjuanganku, akhirnya kita berhasil juga

sampai finish walaupun terlunta – lunta dan jatuh bangunberkali – kali untuk

mendapatkan gelar SKM. Kita juga sudah melewati masa – masa yang sulit

baik senang, susah, sedih selama pembelajaran di kampus, khususnya selama

penyusunan skripsi ini, dengan perjuangan yang sungguh luar biasa

melelahkan, mudah – mudahan dengan ilmu yang kita dapat kita dapat menjadi

tenaga kesehatan yang profesional semua Amin.Succes to all. Akhir dari Sebuah perjalanan panjang dalam penyelesain skripsi ini, dan

awal yang baru untuk memulai perjalan sebagai tenaga kesehatan

lingkungan.Semoga penelitian dalam skripsi ini membawa manfaat untuk kita

semua Amin.

Dede Khairuddin

S

Page 7: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

vii

ABSTRAK

DEDE KHAIRUDDIN. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD) Masker Pada Petugas Bagian Port Operation dan

Transshipment PT. Mifa Aceh Barat Tahun 2015. Dibawah bimbingan Bapak Jun

Musnadi, SKM., M.Kes dan Ibu Fitriani, SKM., M.Kes

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja yaitu

dengan pegendalian bahaya-bahaya lingkungan kerja dengan menggunakan alat

pelindung diri sesuai dengan standar kerja yang telah ditentukan dalam prograa

keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Namun dilapangan masih sering ditemui para

pekerja yang kurang memperhatikan tentang penting alat pelindung diri bagi dirinya

sendiri maupun orang lain. Ada beberapa faktor personal pekerja yang berhubungan

dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada saat bekerja meliputi

pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, umur, masa kerja, dan kenyamanan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan

secara cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yangn berhubungan dengan

penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas Bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat tahun 2015. Sampel penelitian ini didapat

dengan menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 35 orang. Metode

pengambilan data secara primer yaitu dengan menggunakan kuesioner untuk

mendapatkan data penelitian langsung dari responden.

Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik Chi-Square (X2) didapatkan

terdapat hubungan pengetahuan (p=0,030), sikap (p=0,024), umur (p=0,049), tingkat

pendidikan (p=0,004), masa kerja (p=0,030), dan kenyamanan (p=0,032) dengan

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas PT. MIFA Aceh Barat.

Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa penggunaan alat pelindung diri (APD)

khususnya masker pada pekerja saat bekerja sangat ditentukan oleh faktor internal

pekerja itu sendiri, diluar faktor lain yang juga ikut memberikan andil pada pekerja

dalam menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan standar kerja, sehingga perlu

kesadaran dari pekerja itu sendiri untuk dapat berkerja sesuai dengan standar

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang telah ditetapkan pemerintah.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Alat Pelindung Diri, Masker, Batubara

Page 8: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

viii

ABSTRACT

Dede Kahiruddin. Factors the use of Mask Personal Protective Equipment (PPE)

On Field of Port Operation and TransshipmentOfficer at PT. MIFA, Aceh Barat,

2015.

Improving the health and safety of workers is hazards control by using personal

protective equipment (PPE) with work occupational standard health and safety

program. But at this time, frequently encountered workers who are less concerned

about the importance of personal protective equipment for themselves and others.

There are several personal factors with the use of Mask Personal Protective

Equipment (PPE) ; knowledge ; attitude ; education ; age ; years of service; and

comfort.

The objective of this research was to find out the correlation between factors the use

of mask Personal Protective Equipment (PPE) On Field of Port operation and

TransshipmentOfficer at PT. MIFA Aceh Barat. The design of this research was

descriptive correlatif with cross sectional study.The sample was selected by using a

total sampling technique, resulting in the selection of 33 respondents. The instrument

of data collection was a set of questionnaires. The data were analysed by using a Chi-

Square Test.

Based on bivariate analysis, it was found that there was a significant correlation

between knowledge (p = 0.030), attitude (p = 0.024), age (p = 0.049), education (p =

0.004), age (p = 0,030 ), and comfort (p = 0.032) with the use of mask personal

protective equipment (PPE) On Officer at PT. MIFA, Aceh Barat.

Results of this study are expected to information for the PT. MIFA to use personal

protective equipment on during works. Controlling by supervisior from management

to use of personal protective equipment on officier its very important.

Keyword : Knowledge, Attitude, Personal protective equipment, Mask, Coal

Page 9: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Masker Pada

Petugas Bagian Port Operation dan Transshipment PT. Mifa Aceh Barat Tahun

2015”. Skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih deraja

Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar.Selama penyusunan

skripsiini, banyak masukan dan saran yang membangun yang penulis dapatkan,

untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Prof. Jasman J. Ma’ruf, MBA selaku Rektor Universitas Teuku Umar

Meulaboh.

2. Ibuk Ir.Yuliantul Muslimah. MP selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar Meulaboh.

3. Ibu Teungku Nih Farisni, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.

4. Bapak Jun Musnadi Is, SKM., M.Kesselaku pembimbing I dan Ibu Fitriani,

SKM., M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam

membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Fakhrurradhi Luthfi, SKM, M.Kesselaku penguji I dan Bapak Hasrah

Junaidi, SKM., M.Kes selaku penguji II yang telah memberi kritik dan saran

yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik moril

maupun materil dalam penyusunan skripsiini.

Page 10: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

x

7. Serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

Umar, yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan skripsiini.

Kritik dan saran yang membangun yang telah diberikan dari seluruh pihak

sangat penulis harapkan, untuk dapat menjadikan skripsiini lebih baik dan

dipertanggungjawabkan.Akhir kata kepada Allah SWT lah penulis menyerahkan diri

karena tidak satu pun yang terjadi di muka bumi ini kecuali atas kehendak-Nya.

Meulaboh, Agustus 2015

Penulis

Page 11: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... v

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRAC ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumasan Masalah ..................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

1.4 Hipotesa Penelitian ..................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ........................................................ 7

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................. 7

2.2 Manajemen Bahaya Kerja .......................................................... 14

2.3 Alat Pelindung Diri (APD) ........................................................ 20

2.4 Alat Pelidung diri Masker .......................................................... 22

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Masker ........... 25

2.6 Debu Batubara............................................................................ 37

2.7 Kerangka Teori ......................................................................... 45

2.8 Kerangka Konsep ....................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 46

3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 46

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 46

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 46

3.4 Metode Pengolahan Data ............................................................ 47

3.5 Jenis dan Sumber Data ............................................................... 48

3.6 Defenisi Operasional .................................................................. 48

3.7 Aspek Pengukuran Data ............................................................. 49

3.8 Analisa Data ............................................................................... 50

Page 12: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 51

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 51

4.2 Hasil Penelitian .......................................................................... 52

4.3 Pembahasan ............................................................................... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 77

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 77

5.2 Saran .......................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi operasional .................................................................... 40

Tabel4.1 Distribusi frekuensi data demografi responden di PT. MIFA

Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ................................................... 53

Tabel4.2 Distribusi frekuensi pengetahuanresponden terhadap

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Masker di PT. MIFA

Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ................................................... 54

Tabel4.3 Distribusi frekuensi sikapresponden terhadap penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) Masker diPT. MIFA Aceh Barat Tahun

2015 (n=35) ................................................................................ 54

Tabel4.4 Distribusi frekuensi umurresponden terhadap penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) Masker diPT. MIFA Aceh Barat Tahun

2015 (n=35) ................................................................................ 55

Tabel4.5 Distribusi frekuensi tingkat pendidikanresponden terhadap

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Masker di PT. MIFA

Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ................................................... 55

Tabel4.6 Distribusi frekuensi masa kerjaresponden terhadap penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD) Masker diPT. MIFA Aceh Barat

Tahun 2015 (n=35) ...................................................................... 56

Tabel4.7 Distribusi frekuensi kenyamananresponden terhadap

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Masker diPT. MIFA

Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ................................................... 56

Tabel4.8 Distribusi frekuensi penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada responden bagian Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) .......... 57

Tabel4.9 Hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ........... 58

Tabel4.10 Hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ........... 59

Page 14: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

xiv

Tabel4.11 Hubungan umur dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ........... 60

Tabel4.12 Hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker pada petugas bagian Port

Operation dan TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015

(n=35) ......................................................................................... 61

Tabel4.13 Hubungan masa kerja dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ........... 62

Tabel4.14 Hubungan kenyamanan dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35) ........... 63

Page 15: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................... 45

Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................... 45

Gambar 4.1 Peta Wilayah PT. MIFA Aceh Barat ...................................... 52

Page 16: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penelitian

Lampiran 3 Lembaran Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembaran Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Master tabel hasil penelitian

Lampiran 7 Hasil Penelitian

Lampiran 8 Surat Izin Pengambilan Data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar

Lampiran 9 Surat Izin Pengambilan Data dari PT. MIFA Aceh Barat

Page 17: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Katman (2008) keselamatan dan kesehatan kerja merupakan

suatu sikap berfikir yang menghasilkan suatu lingkungan kerja yang menjadi

bagian terpadu pada setiap prosedur yang dijalankan oleh perusahaan atau

instansi kerja. Tujuan dari program keselamatan dan kesehatan kerja yaitu untuk

melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dan kesehatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi

serta produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang ada di

tempat kerja dan sumber produksi dipelihara serta dipergunakan secara aman

dan efesien.

Tujuan pendidikan pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah

tercipatanya keamanan dan kenyamanan hidup sehat bagi setiap penduduk untuk

mewujudkan terciptanya derajat kesehatan yang optimal. Selain itu, tujuan lain

dari pendidikan pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk

menjadikan masyarakat sehat sehinga dapat meraih cita-cita yang diimpikan.

Kesehatan adalah kondisi yang bukan hanya terbebas dari penyakit, cacat dan

kelemahan, tetapi juga kondisi yang positif dari kesejahteraan fisik, mental dan

sosial yang dapat mendukung seseorang hidup produktif(Katman, 2008).

Program kesehatan kerja juga meliputi kesehatan para buruh dan pekerja

pabrik lainnya dikarenakan Indonesia adalah negara dengan tingkat kesadaran

yang sangat rendah dalam hal program kesehatan dan keselamatan

Page 18: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

2

kerja.Terbukti masih tingginya angka kecelakaan kerja dan keracunan kerja yang

dihadapi para pekerja di negara ini baik secara langsung maupun tidak

langsung.Salah satu yang mempengaruhi kesehatan pekerja adalah kualitas

lingkungan tempat pekerja.Dimana, kualitas lingkungan merupakan resultan

kualitas daya dukung yang harus menjadi prioritas utama dalam meningkat

keselamatan, keamanan serta kesehatan pekerja(Harrianto, 2009).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan tenaga

kerja yaitu dengan pegendalian bahaya-bahaya lingkungan kerja baik secara fisik

maupun kimia, sehingga dapat tercipta lingkungan kerja yang sehat, aman, dan

nyaman.Diantara gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja, debu merupakan

salah satu sumber gangguan yang tak dapat di abaikan.Dalam kondisi tertentu,

debu merupakan bahaya yang dapat menyebabkan pengurangan kenyamanan

kerja, gangguan penglihatan, gangguan fungsi faal paru, bahkan dapat

menimbulkan keracunan umum(Depkes, 2003).

Salah satu cara dalam menanggulangi terjadinya gangguan saluran

pernafasan atau keracunan akibat debu di lingkungan tempat berkerja adalah

dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker. Masker

merupakan salah satu APD yang paling utama untuk digunakan oleh petugas

dengan tingkat paparan debu tinggi seperti petugas pertambangan batu bara.

Pemakaian APD masker untuk melindungi saluran pernafasan dari paparan debu

sebenarnya sangat praktis dalam pelaksanaannya, akan tetapi, praktik di

lapangan sangat sulit diterapkan. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, terutama

faktor manusianya sendiri (internal). Selain itu, aspek perilaku pekerja yang

Page 19: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

3

terkait dengan kedisiplinan penggunaan masker masih sangat minim (Budiono,

2003).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Damayanti (2007) tentang ”hubungan

penggunaan masker dengan gambaran klinis, faal paru dan foto toraks pekerja

terpajan debu semen” yang dilakukan pada 182 responden didapatkan bahwa

Kelompok dengan kebiasaan menggunakan masker yang buruk mempunyai nilai

faal paru yang lebih rendah pada 34,5% pekerja dibandingkan kelompok dengan

kebiasaan menggunakan masker yang baik pada 27,6%.

Salah satu tempat lingkungan kerja dengan tingkat keterpaparan debu yang

sangat tinggi adalah di area PT.Mifa. PT.Mifa merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang pertambangan di wilayah Aceh Barat, khususnya untuk hasil

pertambangan batu bara. Debu yang berasal dari batu bara merupakan salah satu

penyebab gangguan kesehatan bagi petugas lapangan yang secara langsung

dapat terpapar dengan debu hasil batu bara, terutama bila tidak dilengkapi

dengan APD yang baik dan benar.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, diketahui beberapa

alat pelindung diri sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) PT. MIFA

mencakup helm, kacamata safety, sepatu safety, rompi dan sarung tangan.

Adapun alat pelindung yang sering digunakan di area kerja mencakup sepatu,

masker kain, masker 3M, rompi dan helm. Adapun berdasarkan observasi

penulis dilapangan pada 6 petugas PT. Mifadiketahui petugasnya menggunakan

alat pelindung yang digunakan yaitu helm, sepatu, rompi, dan masker.

Berdasarkan hasi wawancara diketahui terkait dengan masalah kesehatan

yang sering dialami oleh petugas PT. MIFA selama bertugas dilapangan yang

Page 20: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

4

langsung berhubungan dengan paparan debu dari batu bara diketahui petugas

saat berkerja sering mengalami rasa sesak pada saat bernafas, batuk, dan juga

pusing karena terkena paparan debu dari hasil batu bara. Adapun untuk

mengantisipasi masalah tersebut biasanya baik itu oleh perusahaan maupun

petugas sendiri, yaitu mengantipasi dengan menggunakan masker.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang ”Faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. Mifa Aceh Barat tahun 2015.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui apa

saja faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD masker pada

petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. Mifa Aceh Barat Tahun

2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. Mifa dengan pengunaan APD masker.

1.3.2. Untuk mengetahui hubungan sikap petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. Mifa dengan pengunaan APD masker.

1.3.3. Untuk mengetahui hubungan umur petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. Mifa dengan pengunaan APD masker.

1.3.4. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendididkan petugas bagian Port

Operation dan TransshipmentPT. Mifa dengan pengunaan APD masker.

Page 21: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

5

1.3.5. Untuk mengetahui hubungan masa kerja petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. Mifa dengan pengunaan APD masker.

1.3.6. Untuk mengetahui hubungan kenyamanan petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. Mifa dengan pengunaan APD masker.

1.4 Hipotesa Penelitian

1.4.1 Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APD

masker pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. Mifa

Aceh Barat tahun 2015.

1.4.2 Ho : Tidak ada hubungan antara sikap dengan penggunaan APD masker

pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. Mifa Aceh

Barat tahun 2015.

1.4.3 Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan penggunaan

APD masker pada petugas bagian Port Operation dan

TransshipmentPT. Mifa Aceh Barat tahun 2015.

1.4.4 Ho : Tidak ada hubungan antara umur dengan penggunaan APD masker

pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. Mifa Aceh

Barat tahun 2015.

1.4.5 Ho : Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan penggunaan APD

masker pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. Mifa

Aceh Barat tahun 2015.

1.4.6 Ho : Tidak ada hubungan antara kenyamanan dengan penggunaan APD

masker pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. Mifa

Aceh Barat tahun 2015.

Page 22: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

6

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Sebagai tambahan informasi dan masukan pada PT. Mifa terkait tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi petugas tidak menggunakan APD masker

di area lingkungan kerja.

1.5.2 Sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas keselamatan dan

kesehatan kerja bagi petugas di lingkungan kerja.

1.5.3 Sebagai informasi untuk dapat membantu mengurangi dan mencegah masalah

kesehatan pada pertugas akibat keterpaparan debu hasil pertambangan batu

bara baik secara langsung maupun tidak langsung.

1.5.4 Sebagai referensi dukungan untuk penelitian yang lebih komprehensif terkait

dengan faktor-faktor penggunaan APD masker pada petugas yang beresiko

tinggi terpapar oleh bahan-bahan yang dapat mengganggu saluran

pernapasan.

1.5.5 Melatih diri untuk bisa berpikir secara ilmiah dalam menemukan dan

menganalisi masalah berdasarkan teori maupun pengetahuan yang didapat di

bangku perkuliahan, serta menambah wawasan ilmu khususnya bidang

kesehatan dan keselamatan kerja.

Page 23: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.1.1 Pengertian dan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Katman (2008) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu sikap

berfikir yang menghasilkan suatu lingkungan kerja yang merupakan bagian terpadu

pada setiap prosedur yang dijalankan oleh suatu perusahaan atau instansi kerja.

Tujuan dari program keselamatan dan kesehatan kerja yaitu untuk melindungi tenaga

kerja atas hak keselamatannya dan kesehatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional,

menjamin keselamatan setiap orang lain yang ada di tempat kerja dan sumber

produksi dipelihara serta dipergunakan secara aman dan efesien.

Adapun sasaran dari program keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan

undang – undang keselamatan dan kesehatan kerja (UU K3) No. 1 tahun 1970 adalah

sebagai berikut (Katman, 2008) :

1. Untuk menjaga kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan tiap orang pada saat

berkerja.

2. Untuk melindungi setiap orang saat berkerja terhadap resiko yang dapat

mengancam keselamatan dan kesehatan pekerja pada saat bekerja.

3. Membantu menjaga keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja.

4. Mengurangi tiap sumber yang dapat menimbulkan kecelakaan, gangguan

kesehatan dan kesejahteraan pekerja pada saat bekerja.

Page 24: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

8

5. Menyediakan kebutuhan pekerja, perusahaan atau asosiasi yang mewakili

pekerja dan perusahaan dalam merumuskan dan mewujudkan standar

keselamatan dan kesehatan kerja.

2.1.2 Penanggung Jawab Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Tanggung jawab perusahaan atau instansi kerja

Perusahaan atau instansi kerja dituntut menyediakan dan memelihara sejauh

mana yang dapat dilakukan untuk pekerja suatu lingkungan kerja yang aman tanpa

resiko terhadap keselamatan maupun kesehatannya. Disamping itu, perusahaan atau

instansi kerja juga mempunyai kewajiban khusus yang perlu untuk ditaati dan

dilakukan seperti menjalankan tata tertib pada perusahaan. Sedangkan kewajiban

umumnya antara lain adalah (Katman, 2008) :

a. Melakukan pelaksanaan umum terhadap undang-undang keselamatan dan

kesehatan kerja yang berlaku.

b. Memeriksa kesehatan umum para pekerja yang meliputi kesehatan fisik dan

mental.

c. Pemeriksaan kesehatan para perkerja secara berkala.

d. Memberikan penjelasan dan menunjukkan kepada petugas baru mengenai yaitu

kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja, semua tentang

pengamanan dan lat pelindung yang diharuskan di tempat kerja, alat pelindung

diri (APD) bagi pekerja yang bersangkutan, dan cara dan sikap aman dalam

melaksanakan tugas.

e. Melakukan pembinaan pada para pekerja dalam pencegahan dan pemberantasan

kecelakaan serta peningkatan keselamatan dan kesehatan saat pemberian

pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

Page 25: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

9

f. Memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha

dan tempat kerja yang dijalankannya.

g. Melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja kepada pejabat yang

ditunjuk oleh pemerintah.

h. Menempatkan semua syarat keselamtan kerja yang diwajibkan dalam satu buku

undang – undang keselamatan dan kesehatan kerja beserta peraturan

pelaksanaannya di tempat kerja atau di tempat – tempat yang mudah terlihat dan

terbaca serta menurut petunjuk pekerja pengawas atau ahli keselamatan kerja.

i. Memasang semua poster atau gambar keselamatan kerja yang diwajibkan di

tempat kerja dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat – tempat yang

mudah terlihat dan terbaca serta menurut petunjuk pekerja pengawas atau ahli

keselamatan kerja.

j. Menyediakan secara cuma – cuma alat pelindungan diri bagi pekerja dan orang

lain yang memasuki tempat kerja beserta petunjuk – petunjuk yang diperlukan

menurut petunjuk pekerja pengawas atau ahli keselamatan kerja.

k. Pengaturan sistem keamanan kerja dalam hubungannya dengan tanaman dan zat

kimia (seperti toksik, debu dan serat).

l. Penyediaan lingkungan kerja yang aman (seperti pengendalian tingkat bising dan

getaran).

m. Penyediaan fasilitas kesejahteraan yang memadai (seperti lokasi membersihkan

diri, tempat penyimpanan barang, tempat makan/kantin, dan sebagainya).

n. Penyediaan tempat yang memadai untuk informasi bahaya yang sesuai dengan

instruksi latihan dan pengamatan para pekerja yang dapat memberikan rasa

keamanan kerja.

Page 26: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

10

Para pengusaha atau pejabat yang berwenang terhadap pekerja tertentu

memberikan upah yang sama untuk pekerja lepas dan para pekerja tetap. Upah

tersebut dapat diperpanjang untuk urusan lebih yang ditentukan oleh perusahaan,

seperti upah pekerja sampingan yang terdapat pada hampir setiap perusahaan dan

beberapa pekerja kontrak yang melakukan jenis pekerjaan yang berbeda. Selanjutnya

perusahaan diminta untuk melakukan hal – hal berikut (Katman, 2008) :

a. Memonitor kesehatan pekerjanya.

b. Menyimpan informasi dan rekaman kesehatan setiap pekerja untuk pemeriksaan

kesehatan dan keselamatan berikutnya.

c. Perusahaan atau penggunaan dapat menggantikan personil dengan kualifikasi

yang sesuai dengan saran yang diberikan sehubungan dengan keselamatan dan

kesehatan para pekerjanya.

d. Personil yang telah terpilih dengan tepat pada tingkat senioritas akan menjadi

wakil anggota di perusahaan pada saat muncul permasalahan keselamatan dan

kesehatan kerja atau pada saat anggota keselamatan dan kesehatan kerja ada

yang menyimpang dari undang – undang yang berlaku.

e. Memonitor keadaan setiap tempat kerja di bawah pengendalian dan pengaturan

perusahaan .

f. Menyediakan informasi untuk para pekerja dengan pemakaian bahasa yang

cocok tentang sikap menghargai pada keselamatan dan kesehatan di tempat kerja

termasuk nama personil yang dibutuhkan mengenai penyelidikan atau

pengaduan yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan.

Page 27: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

11

2. Tanggung jawab pekerja

Kewajiban para pekerja seperti dinyatakan di bawah ini. Saat bekerja seorang

pekerja wajib (Katman, 2008) :

a. Memberikan keterangan yang benar jika diminta oleh perusahaan atau pegawai

keselamatan kerja pemerintah.

b. Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan oleh perusahaan.

c. Memenuhi dan mentaati semua syarat keselamatan da kesehatan kerja yang

diwajibkan.

d. Meminta kepada perusahaan agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan

kesehatan kerja yang diwajibkan.

e. Menyatakan keberatan pada pekerjaan yang syarat kesehatan dan keselamatan

kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan oleh pekerja yang

bersangkutan, kecuali pada hal –hal khusus yang ditentukan lain oleh perusahaan

dalam batas – batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

f. Memiliki sikap peduli pada keselamatan dan kesehatan dirinya dan semua orang

yang mungkin dapat terkena dengan bekerja mengikuti aturan di tempat kerja.

g. Bekerjasama dengan perusahaan dengan menghargai tindakan yang diambil oleh

perusahaan untuk diikuti dan dilaksanakan dengan beberapa syarat yang

ditentukan atau dengan hukum yang berlaku.

3. Kewajiban perusahaan dan pekerja

Perusahaan atau instansi kerja harus mengusahakan segala upaya untuk

menyediakan atau menempatkan pekerja kantor untuk menolong pekerja yang

mendapat cedera dan bekerja sama dalam latihan. Pekerja yang cedera harus

mendapatkan perlakuan yang semestinya. Rehabilitasi dan pelatihan pekerjaan yang

Page 28: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

12

sesuai keuntungan dapat ditinjau kembali jika upaya yang semestinya sudah tidak

dapat dilakukan (Harriato, 2009).

4. Rehabilitasi

Rehabilitasi ditunjukkan saaat pemulihan sedekat mungkin dengan tempat

yang memungkinkan terjadinya cedera terhadap pekerja baik secara fisik, psikologis,

sosial dan kondisi ekonomi yang dialami sebelum cedera maupun selama menderita

cedera tersebut. Untuk semua fasilitas rehabilitasi disediakan dana untuk tindakan

rehabilitasi seperti konseling psikoterapi, bimbingan bidang jurusan, pelatihan

relaksasi, biro perjalanan, akomodasi dan biaya kehadiran, pelatihan rehabilitasi,

peningkatan kecakapan kerja, atau pelatihan untuk sesuatu yang lain seperti karir,

tempat kerja, kendaraan dan modifikasi rumah, servis peralatan rumah tangga serta

petugas servis yang dipanggil (Katman, 2008).

2.1.3 Keselamatan Kerja dan Perlindungan Tenaga Kerja

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek – aspek yang cukup luas, yaitu

perlindungan dengan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta

perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Perlindungan

tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya sehari –

hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nasional (Harriato, 2009)..

Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal di sekitarnya

dan pada dirinya yang dapat menimpa dan mengganggu dirinya serta pelaksanaan

pekerjaannya. Dengan demikian jelaslah bahwa keselamatan dan kesehatan kerja

adalah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja. Dalam hubungan ini, bahaya

yang dapat timbul dari alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat

Page 29: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

13

kerja, lingkungan, cara melakukan pekerjaan, karakteristik fisik dan mental daripada

pekerjaannya harus sejauh mungkin diberantas atau dikendalikan (Suma’mur, 2009).

2.1.4 Keselamatan Kerja dan Peningkatan Produksi Serta Produktivitas

Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan

produktivitas. Produktivitas adalah perbandingan diantara hasil kerja (out-put) dan

upaya yang dipergunakan (in-put). Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan

produksi dan produktivitas atas dasar sebagai berikut (Suma’mur, 2009) :

1. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan – kecelakaan yang

menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil –

kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.

2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan

peralatan kerja secara efesien yang dapat mendukung dalam peningkatan

produksi dan produktivitas kerja yang lebih baik.

3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi –

kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegiatan kerja, sehingga faktor

manusia dapat diserasikan dengan tingkat efesiensi yang tinggi pula.

4. Praktek keselamatan tidak bisa dipisahkan dari keterampilan, keduanya berjalan

sejajar dan merupakan unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi.

5. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik – baiknya dengan partisipasi

pengusaha da buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja

sehingga membantu bagi hubungan buruh atau tenaga kerja dan pengusaha yang

merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

Page 30: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

14

2.1.5 Latar Belakang Sosial – Ekonomi dan Kultural

Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki latar belakang sosial – ekonomi

dan kultural yang sangat luas. Tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan yang

luas, seperti kebiasaan hidup sehari – hari, kepercayaan yang dianut dan lain – lain

erat hubungannya dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Demikian

juga keadaan ekonomi yang berhubungan dengan permsalahan keselamatan dan

kesehatan kerja tersebut (Harrianto, 2009).

Pada masyarakat yang menjadi salah satu aspek penting pembangunan adalah

bidang ekonomi dan sosial, maka keselamatan dan kesehatan kerja lebih ditampilkan

ke depan. Hal tersebut dikarenakan cepatnya penerapan teknologi dengan segala

seginya termasuk problematik keselamatan dan kesehatan kerja yang sering

menimbulkan banyak permasalahan seperti terjadinya kecelakaan kerja. Oleh karena

itu, keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan sedini mungkin untuk

mengurangi angka kecelakaan kerja sehingga dengan angka kecelakaan kerja yang

minim, diharapkan dapat membantu dalam peningkatan produksi dan produkstivitas

dalam bekerja (Suma’mur, 2009).

2.2 Manajemen Bahaya Kerja

2.2.1 Pengertian Bahaya Kerja

Bahaya kerja adalah setiap keadaan dalam lingkungan kerja yang berpotensi

untuk terjadinya cedera dan penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja. Beberapa

bahaya kerja tersebut adalah sebagai berikut (Harriato, 2009) :

1. Bahaya kimiawi, meliputi kosentrasi uap, gas atau aerosol dalam bentuk debu

atau fume yang berlebihan di lingkungan kerja. Para pekerja dapat terpajan oleh

Page 31: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

15

bahan kimiawi ini dengan cara inhalasi, absorbsi melaluin kulit atau dengan

cara mengiritasi kulit.

2. Bahaya fisik, mencakup kebisingan, vibrasi, suhu lingkungan kerja yang terlalu

ekstrem (terlalu panas/dingin), radiasi dan tekanan udara.

3. Bahaya biologis, seperti serangga, jamur, bakteri, virus, riketsia, klamidia yang

merupakan bahaya biologis yang terdapat di lingkungan kerja. Para pekerja

yang menangani atau memproses sediaan biologis tumbuhan atau hewan,

pengolahan bahan makanan, pengangkut sampah sanitasi

perorangan/lingkungan yang buruk dan kebersihan lingkungan kerja yang tidak

memadai dapat terpajan bahaya biologis ini.

4. Bahaya ergonomis, mencakup desain peralatan kerja, mesin dan tempat kerja

yang buruk, aktivitas mengangkat beban, jangkauan yang berlebihan,

penerangang yang tidak memadai, vibrasi, gerakan berulang – ulang secara

berlebihan dengan atau tanpa posisi kerja yang janggal dapat mengakibatkan

timbulnya gangguan muskuloskeletal pada pekerja.

5. Bahaya psikologis, sepeti komunikasi yang tidak adekuat, konflik antar

personal, konflik dengan tujuan akhir perusahaan, terhambatnya

pengembangan pribadi, kurangnya kekuasaan atau sumber daya untuk

penyelesaian masalah pekerjaan, beban tugas yang terlalu padat atau sangat

kurang, kerja lembur atau shift malam, lingkungan tempat kerja yang kurang

memadai dapat menimbulkan bahaya psikologis di tempat kerja.

2.2.2 Manajemen Bahaya Kerja

Manajemen ancaman bahaya kerja adala suatu proses interaksi yang

digunakan oleh organisasi tempat kerja untuk mengindentifikasi, mengevaluasi dan

Page 32: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

16

menanggulangi bahaya di tempatnya guna mengurangi resiko akibat bahaya tersebut.

Jadi, manajemen bahaya kerja merupakan suatu alat yang bila digunakan dengan

benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman bahaya

di tempat kerja. Tahapan manajemen bahaya kerja antara lain adalah sebagai berikut

(Harrianto, 2009) :

1. Identifikasi bahaya kerja

Identifikasi bahaya kerja merupakan suatu proses yang dilaksanakan untuk

mendeteksi adanya ancaman bahaya di tempat kerja. Langkah ini merupakan hal

yang paling pertama dilakukan dalam manajemen bahaya kerja sebelum evaluasi

yang lebih mendetail dilaksanakan. Bahaya kerja meliputi pengukuran kasar bahaya

di lingkungan kerja. Penelitian tata laksana penyimpanan zat kimia, penelitian

proses, mesin dan peralatan kerja, serta inspeksi tempa kerja (walk – through survey)

dibutuhkan untuk mengidentifikasi para pekerja yang terpajan ancaman bahaya kerja.

2. Evaluasi bahaya kerja

Evaluasi bahaya kerja adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk dapat

menetapkan seberapa besar resiko bahaya kerja yang ditemukan di tempat kerja.

Inhalasi sumber bahaya kerja, seperti debu/uap di udara (airborne contaminant)

merupakan jalan masuk untuk terjadinya intoksikasi sistemik. Oleh karena itu,

pengukuran objektif dosis bahaya kerja yang diterima oleh para pekerja merupakan

komponen penting pada manajemen evaluasi bahaya kerja. Akan tetapi sebaliknya

pada awal tahap ini, tingkat pengendalian pada bahaya kerja serius yang ditemukan

pada tahap indenfikasi bahaya kerja serius yang ditemukan pada tahap identifikasi

bahaya kerja sudah harus dilaksanakan tanpa menunggu pengukuran objektif.

Page 33: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

17

Berdasarkan hasil pengukuran objektif yang telah disimpulkan pada tahap

berikutnya dapat diperkirakan akibat yang ditimbulkan oleh bahaya kerja yang

ditemukan, besarnya kemungkinan dan frekuensi terjadinya gangguan kesehatan atau

kecelakaan kerja, serta derajat pemajanan bahaya kerja yang terjadi (Harrianto,

2009).

3. Penilaian hasil evaluasi bahaya kerja

Penilaian hasil evaluasi bahaya kerja merupakan hasil rangkuman peninjauan

semua faktor yang mengakibatkan bahaya kerja pada manusia. Penilalian ini akan

memberikan fakta dan kemungkinan yang relevan, sehingga memudahkan penetapan

langkah berikutnya dalam pengendalian resiko bahaya kerja. Dengan

mempertimbangkan kriteria resiko masing – masing bahaya kerja dapat ditetapkan

prioritas resiko bahaya kerja sebagai berikut (Harrianto, 2009) :

a. Resiko ringan : kemungkinannya kecil untuk terjadi serta akibat yang

ditimbulkannya ringan maka bahaya kerja ini dapat diabaikan.

b. Resiko sedang : kemungkinannya kecil untuk terjadi tetapi akibat yang

ditimbulkan cukup berat atau sebaliknya, maka perlu pelaksanaan manajemen

resiko khusus.

c. Resiko berat : sangat mungkin terjadi dan akan berakibat sangat buruk, maka

harus dilaksanakan penanggulangan sesegera mungkin.

4. Pencegahan dan pengendalian bahaya kerja.

Pelaksanaan prisnsip – prinsip keselatan dan kesehatan kerja meliputi para

pekerja dan ancaman bahaya tempat kerja. Sebagian besar kecelakaan di tempat kerja

sebenanrnya bukanlah merupakan satu peristiwa tunggal tetapi merupakan rangkaian

peristiwa atau penyebab yang saling berkaitan. Oleh sebab itu, mencegah bahaya

Page 34: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

18

atau kecelekaan kerja yang paling efektif adalah dengan menghilangkan rangkaian

penyebab tersebut. Beberapa upaya pencegahan kecelakaan kerja menurut H.W

Heinrich (1931) adalah sebagai berikut (Katman, 2008) :

a. Meningkatkan situasi kerja, seperti melakukan pengendalian manajemen yang

cukup, membuat standar kerja yang maksimum, memenuhi standar kerja, dan

menyediakan perlengkapan yang bermutu baik dan tempat kerja yang

mencukupi.

b. Meniadakan kesalahan manusiawi dengan memaksimumkan keterampilan dan

pengetahuan pekerja, memperbaiki masalah fisik atau mental, memaksimumkan

motivasi pekerja atau menempatkan pekerja pada pekerjaan yang paling sesuai

dengan keahliannya, dan memberikan perhatian yang cukup pada pekerja.

c. Meniadakan tindakan yang ceroboh dengan mengikuti metode kerja yang telah

disepakati, tidak mengambil jalan pintas, dan menggunakan perlengkapan

keselamatan kerja.

d. Meniadakan kecelakaan dengan mengamankan daerah di bawah daerah kerja

jika bekerja di tempat yang tinggi untuk menghindarkan personel lain tertimpa

bahan atau perkakas yang jatuh, memasang pagar – pagar pelindung yang

diberikan oleh personel penggalak keselamatan, dan menggunakan tali kekang

dan sabuk pengaman ketika bekerja di ketinggian.

e. Mengurangi penyebab bahaya dengan menghilangkan bahan kimia yang

berbahaya dari proses dan menghilangkan atau menurunkan tingkat bising mesin

dari tempat sehingga orang dapat bekerja dengan tenang.

f. Mengganti bahan berbahaya dengan menggunakan pembersih yang tidak mudah

terbakar, menggunakan bahan hidralik dan pneumatik sebagai pengganti alat

Page 35: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

19

listrik, dan menggunakan alat pengangkat sebagai pengganti pengangkatan

manual.

g. Mengendalikan bahaya, jika bahaya tidak dapat dikurangi atau bahan berbahaya

tidak dapat digantikan cara terbaik berikutnya adalah dengan mengendalikan

sumber bahaya tersebut.

h. Melakukan kerja yang aman dengan membeli polis asuransi untuk keamanan,

melatih para pekerja, engadakan pemutaran giliran kerja, langkah khusus

pencegahan pada bahan kimia dan proses kerja yang berbahaya, dan sistem kerja

untuk meyakinkan keamanan para pekerja

i. Mengunakan alat perlindungan diri

Menggunakan peralatan pelindung diri mungkin dipandang sebagai usaha

terakhir dan hanya dipertimbangkan saat pemeriksaan sebagai langkah pengendalian

yang sesuai. Penggunaan peralatan pelindung diri sering kali dilihat sebagai barang

murah untuk melindungi para pekerja. Meskipun demikian, langkah pengendalian ini

memiliki beberapa masalah dan biasanya diakibatkan perlindungan pekerja yang

tidak memadai (Harrianto, 2009).

Ada beberapa alasan untuk hal itu, antara lain adalah alat pelindung diri

mungkin tidak nyaman untuk dipakai, peralatan perlindungan diri harus cocok

dengan pribadi pekerja, orang yang bertanggung jawab untuk memilih peralatan

perlindungan diri hanya memiliki sedikit atau tidak memilih pengetahuan pentingnya

batas – batas penggunaan alat tersebut, dan pemeliharaan standar sering tidak baik

menjadikan peralatan perlindungan diri tidak dapat dipakai (Harrianto, 2009).

Page 36: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

20

2.3 Alat Pelindung Diri (APD)

2.3.1 Pengertian alatpelindung diri

Alat pelindung diri adalah alat yang digunakan oleh para pekerja selama

menjalankan pekerjaan sesuai dengan kriteria pekerjaan masing-masing dengan

maksud dan tujuan untuk melindungi pekerja agar selama bekerja mendapat

kenyamanan dan keselamatan (Suma’mur, 2009).

Peraturan perundangan yang menyangkut pengunaan APD adalah UU No. 1

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, antara lain mengenai (Suma’mur, 2009) :

1. Kewajiban untuk menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru

tentang semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam

tempat kerja (Pasal 9, ayat 1 b) dan alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang

bersangkutan (Pasal 9. Ayat 1c)

2. Kewajiban memasuki tempat kerja, untuk siapapun wajib mentaati semua

petunjuk keselamatan kerja dan memakai alt-alat perlindungan diri yang

diwajibkan (pasal 13).

3. Kewajiban pengurus untuk menyediakan secar cuma-cuma , semua alat

perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinan

yang menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut

(Pasal 14, ayat c).

Alatpelindung diri yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan-

ketentuan sebagai berikut (Budiono, 2003) :

1. Harus member perlindungan bagi pemakai dari bahaya yang dihadapi.

2. Harus dapat dipakai secara fleksibel.

3. Tidak mudah rusak

Page 37: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

21

4. Harus memenuhi ketentuan dari standar yang ada

5. Tidak terlalu membatasi gerak pekerja yang memakainya

6. Suku cadang harus mudah diperoleh

7. Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa “tidak Nyaman” tidak mungkin

hilang sama sekali, namun diharapkan masi dalam batas toleransi).

8. Bentuk cukup menarik.

2.3.2 Macam- macam alatpelindung diri

Beberapa jenis alat pelindung diri (APD) bagi pekeerja dapat di bagi menjadi

beberapa macam, yaitu sebagai berikut (Budiono, 2003) :

1. Alatpelindung diri kepala

APD kepala adalah alat pelindung diriyang digunakan pada kepala pekerja

dengan maksut untuk melindungi dari kecelakaan yang mengenai kepala pekerja,

sebagai misal adalah helm atau topi pekerja penyapu jalanan.

2. Alatpelindung diri kepala mata

alat pelindung diri yang digunakan pada mata yang biasanya berhubungan

dengan debu atau cahaya menyakitkan dengan maksud untuk menyaring udara atau

cahaya yang kotor. Perlindungan mata sangat cocok untuk bermacam-macam

bahaya, tetapi jenis terbatas sesuai dengan pembuatannya. Adapun contoh lainalat

pelindung diri mata adalah kaca mata biasa yang dapat mengurangi radiasi atau sinar

yang membahayakan pada saat bekerja.

3. Alat pelindung diritangan

alat pelindung diritangan yang digunakan pada pekerja bertujuan untuk

melindungi tangan dari bahan-bahan berbahaya, beracun maupun kecelakaan kerja

Page 38: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

22

yang dapat mengakibatkan cacat pada tangan para pekerja. Contoh alat pelindung

diri tangan adalah sarung tangan (hand skun).

4. Alat pelindung diri kaki

alat pelindung diriyang digunakan pada kaki dan biasanya digunakan oleh

para pekerjapenambangan atau petugas sampah dengan tujuan mengurangi bakteri

atau jamur yang dapat mengakibatkan penyakit pada kaki pekerja.

5. Alat pelindung diri Masker.

alat pelindung diri masker yang digunakan pada muka khususnya oleh para

pekerja dan dipakai dengan maksud untuk pekerja dari gas, uap, debu. Alat

pelindung pernafasan dapat berupa masker atau alat respirator yang dapat digunakan

sekali pakai sesuai debu yang berada di lingkungan tempat kerja.

6. Alat pelindung diri telinga.

alat pelindung diri yang digunakan oleh para pekerja untuk mengurangi

kebisingan yang memaparnya atau mengakibatkan ketulian, misalnya penggunaan

alat pelindung diri telinga ini adalah sumbatan telinga yang terbuat dari karet elastic

yang dirancang khusus tipe yang dimasukkan (ear plug), tipe tertutup (the muff type).

2.4 Alat Pelindung DiriMasker

2.4.1 Pengertian alat pelindung diri masker

Alat pelindung diri masker adalah alat yang terbuat dari kain kasa lembut dan

mempunyai tali dikedua sisinya yang dipakai dihidung dan mulut dan berguna untuk

menyaring debu atau partikel kecil lainnya (Soedjono, 2005).

Page 39: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

23

1. Masker penyaring debu

Masker yang digunakan untuk menyaring dan menangkal partikel debu

pengamplasan atau penggergajian dan pengamplasan kayu.Penggunaan maker ini

sangat mudah dan murah karena terbuat dari kain kasa ringan dan dapat dipakai lagi

setelah dicuci dengan sabun pembersih.

2. Masker berhidung

Masker ini dapat menyaring debu sampai 0,5 mikron, apabila sudah sulit

bernafas maka disarankan untuk melepasnya, karena filter telah rusak atau

kebanyakan debu. Masker berhidung digunakan pada lingkungan yang menggunakan

bahan kimia berbahaya.Masker berhidung dapat disebut juga dengan respirator.

Respirator adalah alat yang bekerja dengan menarik udara yang dihirup melalui suatu

medium yang akan membuang sebagian kontaminan (Harrianto, 2009).

Jenis respirator yang sering dijumpai adalah respirator sekali pakai dan

respirator separuh masker. Respirator sekali pakai dibuat dari bahanfilter dan sangat

cocok untuk debu berukuran pernafasan. Bagian muka alat tersebut bertekanan

negatif karena paru menjadi daya penggeraknya. Sedangkan respirator separuh

masker adalah alat respirator yang dibuat dari karet atau plastik dan dirancang

menutupi hidung dan mulut. Alat ini memiliki cartridge filter yang dapat diganti dan

sangat cocok untuk debu, gas, dan uap. Bagian muka bertekanan negatif karena

hisapan dari paru (Harrington, 2004).

3. Masker bertabung

Masker ini lebih baik dari pada masker berhidung, karena dilengkapi dengan

tabung oksigen akan tetapi sangat dirasa tidak nyaman saat memakainya karena

Page 40: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

24

terlalu besar dan tabung yang dipakai biasanya mempengaruhi apa-apa yang

terkandung didalam tabung tersebut (Soedjono, 2005).

Adapun masker untuk mengurangi debu dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Masker sekali pakai

Pemakaian masker sekali pakai biasanya digunakan pada intensitas debu yang

sangat banyak dan mengandung racun.Masker ini tidak dapat dicuci dan harus

dibuang.

b. Masker berulang kali pakai

Masker jenis ini dapat dilakukan perawatan berkala dengan mencuci dan

mengeringkannya sebelum dipakai lagi. Masker berulang kali pakai biasanya

digunakan pada intensitas debu yang tidak mangandung racun atau tercemar dengan

obat pestisida. Salah satu contohnya adalah masker kain kasa (Soedjono, 2005).

2.4.2 Manfaat alat pelindung diri masker

Pekerja yang menggunakan masker mempunyai keuntungan lebih besar dari

pada tidak menggunakan masker. Keuntungan dalam menggunakan masker adalah

pekerja dapat meminimalkan paparan dan keracunan debu yang masuk ke saluran

pernafasan pekerja serta memberikan keuntungan masa kerja lebih panjang karena

pekerja terindar dari paparan debu beracun yang dapat meracuni tubuh atau bahkan

mematikan (Soedjono, 2005).

2.4.3 Akibat pekerja apabila tidak menggunakan alat pelindung diri masker

Dampak pekerja apabila pada saat bekerja tidak menggunakan masker maka

akan terpapar debu atau timbal dari hasil penyapuan maupun dari hasil pembuangan

kendaraan bermotor. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan

antara lain (Soedjono, 2005) :

Page 41: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

25

1. Gangguan kesehatan pada organ paru.

Alat fisiologis tubuh yang mengatur kapasitas pernafasan adalah paru-paru,

apabila paru-paru ini tergangu oleh benda asing atau debu benda asing maka

seseorang akan terjadi sakit pada saluran pernafasan tersebut. Debu dari hasil

penyapuan sangat berbahaya karena partikelnya yang sangat kecil dan tajam, apabila

terhirup atau masuk kedalam tubuh kita dan nantinya akan menempel atau tertancap

di paru-paru dapat mengakibatkan kanker atau karsinoma paru.

2. Gangguan kesehatan pada syaraf yang diakibatkan oleh debu

Salah satu fungsi tubuh yang mengatur dan mempunyai kualitas gerak dan

selanjutnya menjadi pusat dari organ-organ lainnya adalah syaraf. Apabila syaraf kita

tercemar oleh debu maka terjadi kemunduran aktifitas iritasi sensorik ,hal ini dapat

terjadi jika tidak segera ditanggulangi maka mengakibatkan selaput radang yang

terkena iritasi.

3. Transfor oxygen oleh hemoglobin terganggu akibat debu

Oksigen yang telah kita hirup dari udara selanjutnya diedarkan keseluruh

tubuh kita dengan perantara darah yaitu hemoglobin. Debu dapat menghambat proses

tersebut apabila masuk kedalam tubuh kita (Ahmad 2003). Debu, aerosol dan gas

iritan kuat menyebabkan batuk/spasme laring (penghentian pernafasan). Apabila zat-

zat itu menembus ke dalam paru-paru dapatterjadi bronchitis toksik, edema paru atau

pneumonitis.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Masker

Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan alat pelindung diri masker

adalah sebagai berikut (Suma’mur, 2009) :

Page 42: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

26

2.5.1 Faktor lingkungan

1. Debu

Debu adalah partikel yang disebabkan oleh kekuatan – kekuatan alami atau

mekanis seperti pengolahan, penghancuran, penghalusan, baik bahan organik

maupun anorganik misal kayu, biji logam, arang batu dan sebagainya. Debu dapat

dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jenis agennya yang menyebabkan

gangguan saluran pernafasan (Suma’mur, 2009) :

a. Debu Inert adalah debu yang efek utamanya adalah peningkatan beban

pembersihan bronco pulmonary. Hal ini menyebabkan menaiknya sekresi mucus,

transport bronchial melalui ekspolarasi dan mengakibatkan gangguan dahak.

Contoh debu ini adalah debu sisa penghalusan atau pengamplasan kayu.

b. Debu Fibrogenik, debu ini merusak daerah perifer paru-paru, umunya partikel

fibrogenik yang masuk paru-paru dibersihkan sebagian dan diendapkan pada

kelenjar-kelenjar limfe hilusi.

c. Debu Iritan kimia, paparan jangka panjang terhadap berbagai bahan kimia iritan

dapat mengakibatkan gejala bronkus seperti batuk.

d. Debu Alergen, debu ini meliputi bahan organic yang berasal dari binatang atau

tumbuhan. Debu ini dapat bermanifestasi sebagai serangan alveolitis dengan

demam dan infiltrasi paru.

e. Debu Karsinogen, debu asbes dan uranium adalah cuntoh terbaik dari

agenpenyebab yang ditemukan ditempat kerja. Sifat karsinogenik agen yang

ditemukan ditempat kerja dapat dideteksi dengan penelitian epidemiologi.

Debu kerap dapat kita lihat dan beberapa macam gas bias kita ketahui dari

baunya. Untuk mencegah masuknya kotoran tersebut, kita dapat menggunakan

Page 43: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

27

masker.Menggunakan masker ini sedikit kita harus mengetahui bagaimana

manggunakan dengan baik, macam masker sesuai dengan paparan yang dihadapidan

lamanya menggunakan alat tersebut. (Soedjono, 2005)

2. Timbal (Pb)

Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa

ilmiahnya adalah Plumbum (Pb).Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-

logam golongan IV–A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom

(NA) 82 dengan bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam berat berwarna

kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327°C dan titik didih 1.620°C. Pada

suhu 550 - 600°C Timbal (Pb) menguap dan membentuk oksigen dalam udara

membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II).

Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal sangat lapuh dan mengkerut pada

pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal (Pb) dapat

larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat (Palar, 2004).

Timbal (Pb) banyak digunakan untuk berbagai keperluan karena sifatnya

sebagai berikut (Fardiaz, 2002):

a. Timbal mempunyai titik cair rendah sehingga jika digunakan dalam bentuk cair

dibutuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal.

b. Timbal merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi berbagai

bentuk.

c. Sifat kimia timbal (Pb) menyebabkan logam ini dapat berfungsi sebagai lapisan

pelindung jika kontak dengan udara lembab.

d. Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan alloy yang terbentuk

mempunyai sifat berbeda dengan timbal (Pb) yang murni.

Page 44: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

28

e. Densitas timbal (Pb) lebih tinggi dibandingkan dengan logam lainnya kecuali

emas dan merkuri.

Timbal yang terdapat dijalan raya berasal dari sisa pembuangan pembakaran

kenderaan bermotor. Timbal, atau Tetra Etil Lead (TEL) yang banyak pada bahan

bakar terutama bensin, diketahui bisa menjadi racun yang merusak sistem

pernapasan, sistem saraf, serta meracuni darah. Penggunaan timbal (Pb) dalam bahan

bakar semula adalah untuk meningkatkan oktan bahan bakar. Penambahan

kandungan timbal (Pb) dalam bahan bakar, dilakukan sejak sekitar tahun 1920-an

oleh kalangan kilang minyak (Fardiaz, 2002).

Tetra Etil Lead (TEL) selain meningkatkan oktan, juga dipercaya berfungsi

sebagai pelumas dudukan katup mobil (produksi di bawah tahun 90-an), sehingga

katup terjaga dari keausan, lebih awet, dan tahan lama. Penggunaan timbal (Pb)

dalam bensin lebih disebabkan oleh keyakinan bahwa tingkat sensitivitas timbal (Pb)

tinggi dalam menaikkan angka oktan. Setiap 0,1 gram timbal (Pb) perliter bensin,

menurut ahli tersebut mampu menaikkan angka oktan 1,5 sampai 2 satuan. Selain itu,

harga timbal (Pb) relatif murah untuk meningkatkan satu oktan dibandingkan dengan

senyawa lainnya (Santi, 2001).

Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) timbal (Pb) pada bahan

bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi timbal (Pb) inorganik. Logam berat

timbal (Pb) yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan oli

dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat timbal (Pb) akan keluar dari

knalpot bersama dengan gas buang lainnya (Sudarmaji, 2006).

Kandungan zat timbal yang terdapa di udara mempunyai pengaruh bagi

kesehatan manusiadiantaranya adalah sebagai berikut (Fardiaz, 2002) :

Page 45: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

29

a. Gangguan neurologi

Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh timbal (Pb) dapat

berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma.Pada anak-anak dapat menimbulkan

kejang tubuh dan neuropathy perifer.

b. Gangguan terhadap fungsi ginjal.

Logam berat timbal (Pb) dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus

renal, nephropati irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis

dan sclerosis glumerolus.Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan

glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.

c. Gangguan terhadap sistem reproduksi.

Logam berat timbal dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi

berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin.Logam berat timbal (Pb)

mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat

kromosom.Anak-anak sangat peka terhadap paparan timbal di udara.

Paparan timbal dengan kadar yang rendah yang berlangsung cukup lama dapat

menurunkan IQ.

d. Gangguan terhadap sistem hemopoitik.

Keracunan timbal (Pb) dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat

penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunankadar zat besi

dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar

ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Pada anak-anak juga terjadi peningkatan ALA

dalam darah. Efek dominan dari keracunan timbal (Pb) pada sistem hemopoitik

adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP (Coproporphyrine).

Page 46: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

30

Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari

keracunan timbal (Pb) pada manusia. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak -

anak lebih sensitif terhadap terjadinya anemia akibat paparan timbal (Pb). Terdapat

korelasi negatif yang signifikan antara Hb dan kadar timbal (Pb) di dalam darah.

e. Gangguan terhadap sistem syaraf.

Efek pencemaran timbal (Pb) terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-

anak dibandingkan pada orang dewasa. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa

malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar

konsentrasi dan menurunnya kecerdasan pada anak dengan kadar timbal (Pb) darah

sebesar 40-80 µg/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum

tampak adanya gejala lead encephalopathy.

Gejala yang timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung,

mudah tersinggung, dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi

sudah mulai terpapar timbal, maka pengaruhnya pada profil

psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15

tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan

psikologis jika terpapar timbal (Pb) pada anak berusia 21 bulan sampai 18 tahun

(Sudarmaji, 2006).

2.5.2 Faktor pekerja

1. Pengetahuan (Knowladge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

Page 47: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

31

raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan pekerja berbeda-beda antara pekerja satu dengan pekerja yang

lainnya, pengetahuan dapat memberikan nilai positif bagi pekerjaannya. Misalnya,

seseorang pekerja yang memiliki keterbatasan pengetahuan dalam kecerdasan akan

lebih berprestasi bila pekerja tersebut ditempatkan dalam bidang kerja yang bersifat

rutin, namun diprediksikan tidak akan produktif apabila dituntut menyelesaikan

bidang kerja yang memerlukan pemikiran secara konseptual yang mandalam

(Budiono, 2003).

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, kemudian mengadakan

penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan

ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau

disikapinya/dinilai baik (Notoatmodjo, 2003).

2. Sikap (Atittude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap masih merupakan reaksi yang tertutup, bukan merupakan reaksi

terbuka dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo 2003).

Menurut Hurlock, secara operasional sikap dapat diekspresikan dalam bentuk

kata-kata atau tindakan yang merupakan respon atau reaksi dari sikapnya terhadap

objek tertentu, baik yang berupa orang, peristiwa, situasi dan lain sebagainya. Sikap

Page 48: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

32

tidak identik dengan respon dalam bentuk perilaku. Sebagai suatu respon sikap hanya

akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

timbulnya reaksi individu. Sebagai suatu reaksi maka sikap berhubungan dengan dua

hal yaitu suka, setuju yang membawa pada sikap positif (favourable) dan tidak suka,

tidak setuju atau sikap negatif (unfavourable). Sikap bersifat dinamis dan terbuka

terhadap kemungkinan perubahan dikarenakan interaksi individu dengan lingkungan

sekitarnya (Hariyadi, 2003).

Sikap itu merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai

objek atau situasi yang relatif, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan

memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku

dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2001).

3. Umur

Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik,

mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Menurut teori psikologi

perkembangan, umur pekerja dapat digolongkan sebagai berikut (Hurlock, 2009) :

Remaja akhir : 17-25 tahun

Dewasa awal : 26-35 tahun

Dewasa akhir : 36-45 tahun

Umur pekerja dewasa muda/awal diyakini dapat membangun kesehatannya

dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan penyakitnya.

Untuk melakukan kegiatan tersebut, pekerja muda akan lebih disiplin menjaga

kesehatannya. Sedangkan pada pekerja tua akan mengalami kebebasan dalam

kehidupan bersosaialisasi, kewajibankewajiban pekerja dewasa tua akan berkurang

terhadap lingkungan sosial dan terhadap kehidupan bersama (Hurlock, 2009).

Page 49: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

33

4. Tingkat Pendidikan

Pengertian pendidikan secara harfiah pendidikan adalah segala sesuatu untuk

membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah, dan

rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah,

untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu ada

dalam keseimbangan (Sastrohadiwiryo, 2003).

Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan

bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses

sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol

(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau

mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang

optimal. (Munib, 2004).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 pasal 12 ayat

(1) tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa jenjang pendidikan yang

termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan

pendidikan tinggi. Pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkah laku,

kepribadian dalam bermasyarakat maupun bekerja dalam kehidupan sehari – hari.

Semakin tinggi jenjang pendidikan yang seseorang tempuh maka kemungkinan akan

semakin baik pula tingkah laku dan pola berpikirnya (Hadikusumo, 2001).

Adapun pada penelitian ini, dikarenakan tingkat pendidikan petugas PT.

MIFA berada pada kategori tinggi, maka untuk mempermudah pengkategorian

Page 50: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

34

penulis membagi tingkat pendidikan responden kedalam dua kelompok yaitu tingkat

pendidikan pada jenjang diploma dan tingkat pendidikan pada jenjang sarjana.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pekerja

yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi maka dalam kegiatan bekerjanya

sehari – hari akan lebih baik dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai tingkat

pendidikan yang rendah. Pendidikan mempengaruhi prestasi kerja dan hubungan

antar pekerja dengan pekerja yang lain (Notoatmodjo, 2007)

5. MasaKerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 2001) bahwa masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja pada

suatu kantor, badan, dsb. Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga

kerja itu bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif

maupun negatif. Akan memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin

lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.

Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya

masa kerja maka akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait

dengan pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang-ulang. Masa kerja

dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu (Tulus, 2002) :

a. Masa kerja baru : < 6 tahun

b. Masa kerja sedang : 6 – 10 tahun

c. Masa kerja lama : > 10 tahun

Adapun di PT. MIFA yang telah berdiri selama 2 tahun, penulis membagi

masa kerja responden ke dalam 2 kategori yaitu :

a. Baru jika masa kerja responden < 1 tahun

Page 51: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

35

b. Lama jika masa kerja responden ≥ 1 tahun

Masa kerja dapat berpengaruh positif dan negatif. Adapun yang

mempengaruhi hal positif adalah seorang pekerja akan semakin terampil dalam

melakukan pekerjaannya, sedangkan yang berpengaruh negatif bagi seorang pekerja

adalah semakin lama terpapar debu pengamplasan di lingkungan kerja yang dapat

mempengaruhi kesehatannya terutama pada saluran pernafasan (Tulus, 2002).

Masa kerja dapat memberikan pengaruh yang baik karena semakin lama

pekerja bekerja disuatu tempat tertentu maka semakin berpengalaman dalam

menjalankan pekerjaannya. Masa kerja dapat memberikan hal yang kurang baik

karena semakin lama pekerja bekerja di tempat tertentu akan mengalami kebiasaan

dalam bekerja. Faktor gangguan saluran pernafasan juga dipengaruhi oleh lama

seseorang bekerja dan terpapar dengan debu. (Suma’mur, 2009).

6. Kenyamanan

Perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat, terganggu) yang timbul pada saat

menggunakan Alat Pelindung Diri akan mengakibatkan keengganan tenaga kerja

menggunakannya dan mereka memberi respon yang berbeda-beda. Alasan pekerja

tidak mau memakai adalah tidak sadar/tidak mengerti, panas, sesak, tidak enak

dipakai, tidak enak dipandang, berat, mengganggu pekerjaan, tidak sesuai dengan

bahaya yang ada, tidak ada sangsi, dan atasan juga tidak memakai (Budiono, 2003 ;

Santoso, 2003).

Pemakaian masker sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap tenaga

kerja. Terjadinya perubahan perilaku pada seseorang harus ada unsur – unsur

(Notoatmodjo, 2007) :

Page 52: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

36

1) Pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukan, dimana pemakaian

masker tenaga kerja harus mengetahui tujuan atau manfaat dari masker.

2) Keyakinan atau kepercayaan tentang apa yang akan dilakukan. Pemakaian masker

tenaga kerja akan dilakukan apabila mereka merasakan keyakinan akan manfaat

dari kegiatan tersebut yaitu dapat meningkatkan kesehatan dirinya.

3) Sarana yang diperlukan untuk melakukannya, dimana masker akan dipakai

apabila sarananya tersedia.

2.5.3 Beban kerja yang dirasakan pekerja saat bekerja

Beban kerja adalah beban yang diterima atau ditanggung oleh pekerja dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Beban kerja yang sering dihadapi pekerja ditempat

kerja adalah suasana yang tidak mendukung karena panas atau iklim kerja yang tidak

mendukung. Waktu lamanya menggunakan APD dirasa sebagi beban kerja kerena

semakin lama pekerja menggunakan APD semakin tidak nyaman dan merasa risih

(Departemen Kesehatan RI, 2003).

2.5.4 Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (controlling) adalah kegiatan mengendalikan tenaga kerja agar

mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana. Dilakukan

pengawasan adalah untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan

aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditetapkan Salah

satu bentuk pengawasanyang dilakukan adalah pengawasan pada bahaya dari cara

kerja, karena dapat membahayakan tenaga kerja itu sendiri dan orang lain

disekitarnya. Antara lain pemakaian alat pelindung diri yang tidak semestinya dan

cara memakai yang salah (Sedarmayanti, 2001).

Page 53: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

37

2.6 Debu Batubara

2.6.1 Pengertian Debu Batubara

Debu batubara adalah material batubara yang terbentuk bubuk (powder),

yangberasal dari hancuran batubara ketika terjadi pemrosesannya(breaking, blending,

transporting, and weathering). Debu batubara yang dapat meledak adalah apabila

debu itu terambangkan di udara sekitarnya (Mustakfir, 2009).

2.6.2 Sifat dan Karakteristik Batubara

Meskipun komposisi unsur organik pembentuk batubara berbeda-beda

sesuaidengan jenis batubaranya, tapi kurang lebih dapat dinyatakan

sebagaiC100H30~110O3~40N0.5~2S0.1~3.Sedangkan untuk unsur anorganik,

terdiri dariunsur anorganik utama dan unsur anorganik minor (Mustakfir, 2009).

Unsur anorganik utama : Si, Al, Ca, Fe, Mg, Na, Ti, K

Unsur anorganik minor : Be, Se, V, Cr, Co, Ni, Cu, Zn, Ga, Ge, As, Hg, Pb,Rb, Sr,

Y, Zr, Nb, Ba, La, Ce, Nd, Sn, dan lain-lain.

Menggunakan mikroskop optik, struktur batubara (coal maceral)

dapatdiamati dengan jelas. Komposisi, model keberadaan, dan kondisi sebaran

mineraldalam batubara merupakan karakteristik mendasar yang pokok untuk

menjelaskansifat serta mekanisme pembentukan abu batubara pada pembakaran suhu

tinggi danpada proses gasifikasi batubara. Adapun mineral utama pada batubara

mencakup mineral lempung, misalnya kaolinite (Al2O3SiO2xH2O), karbonat,

misalnya calcite (CaCO3), sulfida, misalnya pirit (FeS2), oksida, misalnya quartz

Page 54: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

38

(SiO2), dan logam berikatan organik : ion exchangeable metal (COO-Na+, dan lain-

lain) (Mustakfir, 2009).

1. Struktur Molekul Batubara

Material organik batubara terbentuk dari makromolekul yang memiliki

beratmolekul ratusan sampai ribuan atau lebih, yang tersusun dari unit dasar

berupacincin benzena (benzene ring) dan cincin aromatik polinukleus

(polynucleusaromatic ring) yang gugus fungsionalnya (misalnya gugus metil atau

gugushidroksil) saling berikatan. Unit-unit dasar tersebut terhubung dengan

ikatanmetilen, ikatan ether, dan ikatan lain. Adapun makromolekul itu sendiri

terhubungdengan ikatan nonkovalen seperti ikatan π (ikatan Van der Walls bertipe

aromatic flat space), ikatan hidrogen, ikatan ion, dan ikatan lainnya, membentuk

strukturjaringan 3 dimensi yang kuat (Mustakfir, 2009).

Hasil penelitian, interaksi di antara molekul-molekul tersebut

ternyatadiketahui sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan sifat material

dankarakteristik reaksi termokimia pada batubara saat mendapat perlakuan panas,

bila batubara dipanaskan dalam lingkungan gas inert, ikatan-ikatan dalambatubara

akan terlepas dan terurai membentuk radikal yang bermacam-macam,dimulai dari

yang energi ikatannya paling lemah. Radikal-radikal tersebut akansegera bereaksi

membentuk material stabil berupa gas, zat cair (tar), zat padat(char). Reaksi pirolisis

ini berlangsung dalam hitungan mili detik sampai beberapapuluh mili detik.

2. Sifat Fisik

Page 55: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

39

Sifat fisik batubara tergantung kepada unsur kimia yang membentukbatubara

tersebut, semua fisik yang dikemukakan di bawah ini mempunyaihubungan satu

sama lainnya (Mustakfir, 2009).

a. Berat jenis

Berat jenis (spesific gravity) batubara berkisar dari 1,25

g/cm3sampai1,70g/cm3, pertambahannya sesuai dengan peningkatan derajat

batubaranya. Tetapiberat jenis batubara turun sedikit dari lignit (1,5g/cm3) sampai

batubarabituminous (1,25 g/cm3), kemudian naik lagi menjadi 1,5 g/cm3 untuk

antrasitsampai grafit 2,2 g/cm3.Berat jenis batubara juga sangat bergantung kepada

jumlah dan jenismineral yang dikandung abu dan juga kekompakan atau

porositasinya, berat jenisyang rendah menyebabkan sifat pembakaran yang

baik.Penentuan berat jenisbatubara digunakan sebagai data geologi untuk mengetahui

tonnase batubara,sehingga dapat diketahui apakah layak ditambang dengan

memperhitungkanfaktor komersial.

b. Kekerasan

Kekerasan berkaitan dengan struktur batubara.Keras atau lemahnyabatubara

juga tergantung kepada komposisi dan jenis batubaranya. Semakin tuabatubara itu

akan lebih keras, dimana batubara yang keras akan mempengaruhiproses blending

yaitu pengurangan massa pada alat blending, tingkat kekerasanbatubara dapat

diketahui melalui penentuan HGI (Hardgrove Grindabilty Indeks)yaitu sifat fisik dari

batubara yang menyatakan kemudahan batubara untuk dipulverise sampai ukuran

200 mesh atau 75 micron.

c. Warna

Page 56: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

40

Berdasarkan warna, batubara dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

batubaracerah dan batubara kusam.

1) Batubara Cerah (Bright coal), terdiri dari vitrain dan clarain.

Vitrain ialah bentuk samaran (pseudomorph) dari jaringan kayu,terdiri dari

gugusan karbon yang berpolimer dengan atom-atom hidrogendan oksigen, berkadar

abu yang sangat rendah, terbentuk dari atom-atompenyempurnaan lignin, selulosa

dan protoplasma dari tumbuh-tumbuhan.Sebagian lagi akibat dari kegiatan jasad

renik dalam kondisi anaerob.Kondensasi meliputi pengurangan air, karbondioksida

dan timbulnyastruktur cincin yang berpolimer diantara radikal karboksil dan amino.

Clarain ialah sumber botani utama seperti spora, jangat/kulit luar,

ganggang(algae/exime) atau sel luar dari spora atau tepung sari (pollen).Kadar

aburendah sekali, membentuk batubara kandil/lilin (cannel coal). Komposisinyasama

dengan vitrain, berkadar nitrogen dan belerang yang tinggi, inidisebabkan oleh

kandungan proteinnya yang tinggi yang berasal dari sporadan tepung sari.

2) Batubara Suram/Kusam (dull coal), terdiri dari durain dan fusain.

Durain berasal dari ranting-ranting, kulit-kulit kecil, daun-daunan,batang dan

tangkai pohon, ganggang, biji-bijian yang tercampur denganlempung, material yang

mengandung besi, serpihan dan potongan mineralberbutir yang tidak terlarutkan serta

bakteri dalam sedimen yang diendapkanoleh air. Batubara ini mempunyai kadar abu

yang tinggi dan dinamakanbatubara suram atau kusam (bulk or dull coal).Fusain

ialah sorositas tinggi,mengandung bahan pengotor yang tidak terbakar dengan

kandunganyang sangat tinggi, fusain mirip dengan arang kayu.

d. Goresan

Page 57: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

41

Goresan batubara berwarna berkisar antara terang sampai coklat

tua.Lignitmempunyai goresan hitam keabu-abuan, berbitumin mempunyai warna

goresanhitam, secara umum batubara mempunyai goresan dari coklat sampai

hitamlegam.

e. Pecahan

Pecahan memperlihatkan bentuk dari potongan batubara dalam

sifatmemecahnya.Ini dapat pula memperlihatkan sifat dan mutu suatu

batubara.Antrasit mempunyai pecahan kongkoidal.Batubara dengan zat terbang

tinggicenderung memecah dalam bentuk persegi, balok atau kubus.

3. Sifat Kimia

Sifat kimia dari batubara berhubungan langsung dengan senyawapenyusunan

dari batubara tersebut, baik senyawa organik ataupun senyawaanorganik. Sifat kimia

dari batubara dapat digambarkan sebagai berikut (Mustakfir, 2009):

a. Karbon

Karbon yang terdapat dalam batubara bertambah sesuai dengan

peningkatanderajat batubaranya.Karbon bertambah sesuai dengan naiknya derajat

batubarakira-kira 60% sampai 100%. Presentasenya akan lebih kecil pada lignit

danmenjadi besar pada antrasit dan hampir seratus persen dalam grafit. Unsur

karbonyang ada sangat penting peranannya sebagai penyebab panas.

b. Hidrogen

Hidrogen yang terdapat dalam batubara berupa kombinasi alifatik

danaromatik dan berangsur habis akibat evolusi metana. Kandungan hydrogen

dalamlignit berkisar antara 5%-6% dan sekitar 4,5%-5,5% dalam batubara

berbitumindan sekitar 3%-3,5% dalam antrasit.

Page 58: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

42

c. Oksigen

Oksigen yang terdapat dalam batubara berupa ikatan atau kelompokhidroksil,

metoksil dan karbonit, merupakan oksigen yang tidak reaktif.Sebagaimana dengan

hidrogen, kandungan unsur oksigen ini akan berkurangselama evolusi atau

pembentukan air dan karbondioksida. Kandungan oksigendalam lignit sekitar 20%

atau lebih, berbitumin sekitar 4%-10% dan 1,5%-2%dalam antrasit.

d. Nitrogen

Nitrogen yang terdapat dalam batubara berupa senyawa

organik.Nitrogenterbentuk hampir seluruhnya dari protein bahan tanaman asalnya.

Jumlahnyasekitar 0,5% sampai 3,0%. Batubara berbitumin biasanya mengandung

lebihbanyak daripada lignit dan antrasit.

e. Sulfur

Sulfur dalam batubara umumnya terdapat hanya dalam jumlah kecil

dankemungkinan berasal dari protein tanaman pembentuk dan diperkaya oleh

bakterisulfur. Kehadiran sulfur dalam batubara biasanya lebih kecil 4% tetapi

dalambeberapa hal mempunyai konsentrasi lebih tinggi. Sulfur terdapat dalam

tigabentuk yaitu sulfur pirit (pyritic sulphur), anorganik sulfur, sulfur organik

dansulfat. Sulfur pirit biasanya berjumlah berkisar 20% sampai 80% dari total

sulfurdan terdapat dalam makrodeposit (lensa urat, kekar bola dan lain-lainnya)

danmikrodeposit (partikel halus yang menyebabkan sulfur organik berjumlah

sekitar20% sampai 80% dari jumlah sulfur seluruhnya, biasanya berasosiasi

dengankonsentrtasi sulfat selama pembentukan endapan.

2.6.3 Pembentukan Debu Batu Bara

Page 59: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

43

Debu batubara dihasilkan dari kegiatan penambangan itu sendiri.

Pemisahan(breaking) secara kering dengan cara peledakan penggaruan dapat

menimbulkandebu yang banyak. Debu batubara juga dapat terbentuk pada proses

penggilingan danketika pencampurannya serta pengangkutan. Disamping itu proses

pelapukan alamibatubara juga dapat menjadi sumber terbentuknya debu batubara

tersebut (Mustakfir, 2009).

2.6.4 Akumulasi Debu Batu Bara

Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa debu batubara akan terbentuk

dalamjumlah yang cukup banyak kalau operasi penambangan dilakukan dalam

proses yangkering. Sebaliknya jika dilakukan penambangan dengan sistem

penyiraman air yangcukup, debu yang terbentuk akan terendapkan pada lantai kerja

(Mustakfir, 2009).

2.6.5 Masalah Kesehatan yang Disebabkan oleh Debu Batu Bara

Berikut ini adalah beberapa penyakit akibat paparan debu batubara

(Edmonton, 2010) :

1. Pneumokoniosis Batubara (Coal Pneumokoniosis)

Pneumokoniosis batubara adalah salah satu jenis pneumokoniosis yangtimbul

akibat inhalasi jangka lama partikel debu batubara sehingga terjadi akumulasiatau

terkumpulnya debu tersebut yang menimbulkan respon imun di jalan napas kecildan

alveoli terutama lapangan atas.pneumokoniosis batubara adalah penyakit

akibatinhalasi debu batubara sehingga terjadi penumpukan debu batubara di paru

danmenimbulkan reaksi jaringan terhadap debu tersebut. Rerata lamanya pajanan

sekitar20 tahun baru akan menimbulkan pneumokoniosis batubara atau tanpa

Page 60: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

44

penurunanfungsi paru atau dapat berkembang menjadi fibrosis masif progresif yang

diikutipenurunan fungsi paru berat (obstruksi dan restriksi).

2. Bronkitis Kronik Pada Penambang Batubara

Bronkitis kronik merupakan gangguan penyakit paru yang sering terjadi

padapenambang batubara.Meskipun bukan penyebab utama ketidak mampuan

bernafas,bronkitis kronik memperkuat bukti bahwa debu tambang batubara memiliki

pengaruhburuk terhadap saluran napas.Bukti menunjukan hubungan antara pajanan

debubatubara dan obstruksi jalan napas berasal dari prevalensipenyakit ini

padapenambang batubara yang bukan perokok di Amerika pernah dilaporkan

mencapai45%.

Belum jelas apakah lemahnya hubungan pajanan debu terhadap faal

parupekerja tambang sepenuhnya menunjukkan obstruksi saluran napas,

karenaberbagaipenelitian hanya melaporkan nilai VEP1 tanpa perhitungan kapasitas

vital. Penelitilain melaporkan penurunan KVP karena debu tambang batubara lebih

besardibanding asap rokok, disertai penurunan VEP1/KVP yang lebih kecil.

Dengandemikian efek debu batubara tampaknya sebagian bersifat obstruksi dan

sebagianlagi restriktif.

3. Asma Kerja

Tidak banyak kepustakaan yang membahas asma kerja akibat pajanan

debubatubara.Kasus asma pada pekerja tambang batubara disebutkan

berhubungandengan alat yang digunakan untuk pekerjaan tambang diantaranya

pemakaian alatbor yang bautnya menggunakan resins of polyester dan styrene

dengan pemakaianpada umumnya <1 ppm dan selalu <5 ppm.Sedangkan untuk

timbulnya asma kerjabiasanya digunakan pada pemakaian yang luas di industri

Page 61: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

45

dengan konsentrasi tinggi≥ 100 ppm.Dalam hal ini perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut untukmengungkapkan hal ini, sangat dianjurkan uji provokasi inhalasi agen

spesifik ataupemeriksaan serial APE di dalam dan di luar tambang batubara.

4. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)

COPD timbul akibat terdapat paparan dari debu batubara yangmengakibatkan

timbulnya dua penyakit yaitu chronic bronchitisdan emphysema.Gejala yang timbul

pada penyakit ini adalah penurunan angka restriktif padasaat pemeriksaan paru dan

nafas yang terputus-putus dan pendek.Penurunan fungsiparu timbul pada saat terjadi

peningkatan jumlah pajanan debu batubara dalam tubuhditambah dengan adanya

kebiasaan merokok dan beberapa faktor lainnya(Edmonton, 2010).

2.7 Landasan Teori

Landasan teori pada penelitian ini dapat disusun sebagai berikut :

2.8 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut ini :

Faktor lingkungan Kerja :

1. Debu

2. Timbal (Pb)

Faktor pekerja :

1. Pengetahuan

2. Sikap 3. Tingkat pendidikan

4. Umur

5. Masa kerja

6. Kenyamanan

Beban kerja

Pemakaian Alat Pelindung

Diri (APD) Masker

Gambar 2.1 : Kerangka teori

Sumber : Suma’mur (2009)

Pengawasan (Controlling)

Variabel Independen

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Tingkat pendidikan

4. Umur

5. Masa kerja

6. kenyamanan

Page 62: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

46

Keterangang :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 : Kerangka konsep

Sumber : Suma’mur (2009)

Variabel Dependen

Pemakaian Alat Pelindung Diri

(APD) Masker

7. Beban kerja

8. Pengawasan

Page 63: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

korelatif yaitu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan

yang melihat hubungan antara variabel (variabel independen dan variabel dependen).

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, salah satu metode di

mana data yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu (Notoadmojo,2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Mifa Aceh Barat.

3.3.2 Waktu penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada tanggal 10-12 Agustus 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah petugas PT. Mifa bagian Port Operation

dan Transshipmentyaitu 35 orang (Bidang Kepegawaian PT. Mifa, 2015).

3.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

total sampling atau sampel jenuh yaitu pengambilan sampel di mana seluruh populasi

dijadikan sebagai sampel (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini berjumlah 35 orang.

Page 64: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

48

3.4 Metode Pengolahan Data

Pada penelitian ini data yang telah dikumpulkan akan diolah melalui

beberapa tahapan dengan menggunakan komputer, yaitu sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2010 dan Hidayat, 2007) :

3.4.1 Editing, yaitu hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyutingan terlebih dahulu, meliputi pengecekan kelengkapan

identitas responden dan kelengkapan jawaban pada formulir atau kuesioner.

3.4.2 Coding, setalah semua kuesioner diedit atau disuting, selanjutnya dilakukan

pengkodean, yakni memberikan nomer untuk tiap responden untuk

kemudahan pengelompokkan data. Nomor diberikan pada responden pertama

dengan kode 001 sampai dengan 035 pada responden terakhir. Selanjutnya

memberikan pengkodean pada tiap item pertanyaan sebagaimana yang telah

dijabarkan pada bagian D alat pengumpulan data.

3.4.3 Processing (data entri), yakni jawaban dari masing – masing responden yang

dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam master tabel atau data base

komputer menggunakan program/software komputer yang dalam penelitian

ini adalah program SPSS 16.0 (Statistical Package for the Social Science

16.0).

3.4.4 Cleaning, apabila data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan – kesalahan kode, ketidakkelengkapan dan sebagainya. Kemudian

dilakukan pembetulan dan koreksi.

3.4.5 Teknik analisis, dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data

penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan

Page 65: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

49

tujuan yang hendak dianalisis. Dimana dalam penelitian ini analisis statistik

yang digunakan adalah chi square test.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Data primer

Diperoleh secara langsung dari responden yang menjadi sampel penelitian

baik dengan cara menyebarkan angket kuesioner, secara langsung kepada responden

penelitian.

3.5.2 Data skunder

Data sekunder merupakan data penunjang yang diperoleh peneliti dari PT.

Mifa Aceh Barat berkaitan dengan petugas dan penggunaan APD di area kerja.

3.6 Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi operasional

Variabel Definisi Operasional Alat

ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

1 2 3 5 6

Variabel Dependen

Pemakaian

APD masker

Perilaku petugas PT. MIFA dalam

penggunaan APD masker pada saat

berkerja di lapangan.

Angket - Ada

- Tidak ada

ordinal

Variabel Independen

Pengetahuan Pemahaman responden terhadap

pemakaian APD masker

Angket - Tinggi

- Rendah

ordinal

Sikap Reaksi/respon responden tentang

pemakaian APD masker pada saat bekerja

Angket - Positif

- Negatif

Ordinal

Umur Umur dari mulai dilahirkan sampai

dilakukan penelitian ini

Angket - Remaja akhir Dewasa awal

Dewasa akhir

Ordinal

Tingkat

pendidikan

Jenjang pendidikan formal yang telah

dilalui responden sampai dengan

dilakukannya penelitian

Angket - Diploma

- Sarjana

Ordinal

Masa kerja Lama responden bekerja sebagai petugas

PT. MIFA terhitung

mulai pertama kerja

sampai dilakukan

Penelitian

Angket - Baru jika ≥ 1

tahun

- Lama jika <

1 tahun

Ordinal

Kenyamanan Perasaan yang dirasakan pekerja saat

penggunakan masker dalam menjalankan

pekerjaannya

Angket - Nyaman

- Tidak

nyaman

Ordinal

Page 66: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

50

3.7 Aspek Pengukuran Variabel

3.7.1 Pengetahuan

Tinggi : x ≥ 3

Rendah : x <3

3.7.2 Sikap

Positif : x ≥ 7,5

Negatif : x <7,5

3.7.3 Umur

Remaja akhir : 17-25 tahun

Dewasa awal : 26-35 tahun

Dewasa akhir : 36-45 tahun

3.7.4 Tingkat pendidikan

Diploma : tingkat pendidikan responden pada jenjang diploma

Sarjana : tingkat pendidikan responden pada jenjang sarjana

3.7.5 Masa kerja

Baru : masa kerja < 1 tahun

Lama : masa kerja ≥ 1 tahun

3.7.6 Kenyamanan

Nyaman : x ≥ 2,5

Tidak Nyaman : x <2,5

Page 67: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

51

3.8 Analisa Data

3.8.1 Univariat

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisa dengan cara analisa univariat,

dengan pengkategorian variabel dalam penelitian ditentukan berdasarkan nilai

interval kelas yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana,

2008) :

i =nilai maksimal − nilai minimal

kelas

Setelah diolah, selanjutnya data yang telah dimasukkan ke dalam tabel

distribusi frekuensi ditemukan prentase perolehan (P) untuk tiap-tiap kategori dengan

menggunakan rumus (Budiarto, 2002, p.37) yaitu:

Keterangan:

P = Persentase

fi = Frekuensi Teramati

n = Jumlah Populasi

3.8.2 Bivariat

Analisa ini untuk mengukur hubungan faktor-faktor yang yang berhubungan

dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas bagian Port

Operation dan TransshipmentPT. Mifa Aceh Barat tahun 2015dengan menggunakan

tabel silang yang dikenal dengan baris kali kolom (B x K) dengan derajat kebebasan

(df) yang sesuai dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05. Skor diperoleh dengan

menggunakan metode statistik Chi-Square test (𝑥2), dengan menggunakan

P= %100n

fi

Page 68: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

52

softwarekomputer.Hasil yang diperoleh diinterpretasikan untuk menolak dan

menerima hipotesis adalah: jika p-value< 0,05 maka Ho ditolak, dan jika p-value ≥

0,05 maka Ho diterima.

Interprestasi hasil sesuai dengan ketentuan atau kriteria chi-kuadrat Budiarto

(2002).sebagai berikut :

1. Bila tabel kontingensi 2x2 dan tidak ada nilai Expected (harapan) kurang dari 5,

mfaka yang digunakan sebaiknya nilai “Continuity Correction”.

2. Bila tabel kontingensi 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5,

maka yang digunakan nilai adalah “Fisher’s Exact Test”.

3. Bila tabel kontingensi lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3 dan sebagainya, maka

digunakan nilai “Pearson Chi-Square”.

Page 69: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PT. MIFAmerupakan anak perusahaan Media Djaya Bersama (MDB) dan

bagian dari Grup Reswara Minergi Hartama di bawah payung PT ABM Investama

Tbk.yang resmi berdiri sejak tahun 2012.PT.MIFAini sendiri merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan di Wilayah Meulaboh Kabupaten

Aceh Barat.PT. MIFA Bersaudara terletak di Desa Peunaga Cut Ujong, Meurebo,

Aceh Barat.Adapun batasan letak PT. MIFA secara geografis adalah sebagai

berikut :

Utara : Desa Gunong Kleng

Selatan : Desa Suak Puntong

Barat : Samudera Hindia

Timur :Desa Pucok Laot

Adapun letak wilayah PT. MIFA dapat dilihat pada peta adalah sebagai

berikut :

Gambar 4.1 Peta Wilayah PT. MIFA Aceh Barat

Page 70: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

54

4.2 Hasil penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian yang dilakukan dari tanggal

10-12 Agustus 2015 pada petugas bagian transit PT. MIFA yaitu sebanyak 35 orang

dengan aspek yang diteliti adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas bagian Port Operation

dan TransshipmentPT. Mifa Aceh Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan daftar kuesioner dalam bentuk

angket kepada responden dengan hasil penelitian sebagai berikut:

4.1.1 Data Demografi

Data demografi petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT Mifa di

Aceh Barat di tahun 2015 dalam penelitian ini adalah jenis kelamin yang dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi data demografi responden bagian Port

Operation dan TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat tahun 2015

(n=35)

Kategori f %

Jenis kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

35

0

100

0

Total 35 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2015)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa keselurahan responden berjenis

kelamin laki-laki yaitu 35 orang (100%).

4.1.2 Analisa Univariat

1. Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden terhadap penggunaan

alat pelindung diri (APD) masker dikategorikan tinggi jika x ≥ 3 dan dikategorikan

Page 71: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

55

rendah jika x<3. Adapun hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden terhadap penggunaan

alat pelindung diri (APD) masker diPT. MIFA Aceh Barat tahun

2015 (n=35)

No Pengetahuan f %

1. Rendah 19 54,3

2. Tinggi 16 45,7

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah 2015)

Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan mayoritas pengetahuan responden

tehadap penggunaan alat pelindung diri (APD) masker adalah pada kategori rendah

yaitu sebanyak 19 orang (54,3%).

2. Sikap

Hasil penelitian menunjukkan sikap responden terhadap penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker dikategorikan positif jika x ≥ 7,5 dan dikategorikan

negatif jika x <7,5. Adapun hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat pada tabel

4.3 berikut :

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi sikap responden terhadap penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker di PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015

(n=35)

No Sikap f %

1. Negatif 18 51,4

2. Positif 17 48,6

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah 2015)

Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan mayoritas sikap responden tehadap

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker adalah pada kategori negatif yaitu

sebanyak 18 orang (51,4%).

Page 72: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

56

3. Umur

Hasil penelitian menunjukkan umur responden terhadap penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker dapat dikategorikan menjadi tiga berdasarkan kategori

umur menurut Depkes RI.yaitu kategori remaja akhir jika berumur 17-25 tahun,

dewasa awal jika berumur 26-35 tahun dan dewasa akhir jika berumur 36-45 tahun.

Adapun hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi umur responden terhadap penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker di PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015

(n=35)

No Umur f %

1. Remaja akhir (17-25 tahun) 14 40

2. Dewasa awal (26-35 tahun) 10 28,6

3. Dewasa akhir (36-45 tahun) 11 31,4

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah 2015)

Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan mayoritas umur responden terhadap

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker berada pada kategori remaja akhir

yaitu sebanyak 14 orang (40%).

4. Tingkat pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan responden terhadap

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

tingkat pendidikan pada jenjang diploma dan tingkat pendidikan pada jenjang

sarjana. Adapun hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 : Distribusi frekuensi umur responden terhadap penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker di PT. MIFA Aceh Barat tahun

2015(n=35)

No Umur f %

1. Diploma 17 48,6

2. Sarjana 18 51,4

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah 2015)

Page 73: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

57

Pada tabel 4.5 di atas menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan responden

terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) masker berada pada kategori sarjana

yaitu sebanyak 18 orang (51,4%).

5. Masa kerja

Masa kerja responden terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

dapat dikategorikan menjadi dua yaitu baru jika berkerja <1 tahun dan lama jika

berkerja ≥1 tahun. Hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 : Distribusi frekuensi masa kerja responden terhadap penggunaan

alat pelindung diri (APD) masker di PT. MIFA Aceh Barat tahun

2015(n=35)

No Masa Kerja f %

1. Baru (< 1 tahun) 19 54,3

2. Lama (≥1 tahun) 16 45,7

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah 2015)

Pada tabel 4.6 di atas menunjukkan mayoritas masa kerja repsonden terhadap

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker berada pada kategori baru yaitu

sebanyak 19 orang (54,3%).

6. Kenyamanan

Hasil penelitian menunjukkan kenyamanan responden terhadap penggunaan

alat pelindung diri (APD) masker dikategorikan nyaman jika x ≥ 2,5 dan

dikategorikan tidak nyaman jika x <2,5. Adapun hasil pengkategorian tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 : Distribusi frekuensi kenyamanan responden terhadap penggunaan

alat pelindung diri (APD) masker di PT. MIFA Aceh Barat tahun

2015(n=35)

No Kenyamanan f %

1. Kurang 21 60

2. Baik 14 40

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah 2015)

Page 74: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

58

Pada tabel 4.7 di atas menunjukkan mayoritas kenyamanan responden

terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) masker berada pada kategori tidak

nyamanyaitu sebanyak 21 orang (60%).

7. Penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

oleh responden dapat dikategorikan menjadi dua yaitu ada jika tampak menggunakan

masker sesuai dengan standar yang ada pada saat berkerja dan tidak ada jika tidak

tampak menggunakan masker sesuai dengan standar yang ada pada saat bekerja.

Adapun hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 : Distribusi frekuensi penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

oleh responden bagian Port Operation dan Transshipment

PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015 (n=35)

No Penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker f %

1. Tidak ada 19 54,3

2. Ada 16 45,7

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah 2015)

Pada tabel 4.8 di atas menunjukkan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker oleh responden mayoritasnya berada pada kategori “tidak ada” yaitu

sebanyak 19 orang (54,3%).

4.1.3 Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

metode analisa statistik Chi Square Test( 2x ), yang perhitungannya dilakukan dengan

paket program komputer, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 75: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

59

1. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker

Hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada petugas PT. MIFA Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9 : Hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35)

Pengetahuan

Penggunaan APD masker Total

OR 𝜶 p-value Tidak ada Ada f %

f % f %

Rendah 14 73,7 5 26,3 19 100

6,160 0,05 0,030 Tinggi 5 31,2 11 68,8 16 100

Total 19 54,3 16 45,7 35 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)

Berdasarkan pada tabel 4.9, dapat diketahui bahwa responden dengan

pengetahuan pada kategori rendah cenderung penggunaan alat pelindung diri (APD)

maskernya berada pada kategori tidak ada yaitu 14 (73,7%)dari 19 responden,

sedangkan responden dengan pengetahuan pada kategori tinggi cenderung

penggunaan alat pelindung diri (APD) maskernya berada pada kategori ada yaitu

11(68,8%) dari 16 responden.

Hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,030 yang berarti

p-value<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak, yang

berarti ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada petugas Port Operation dan Transshipment PT. MIFAAceh Barat tahun

2015.Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 6,160, hal tersebut dapat diartikan

bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh sebesar 6,1 kali untuk penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

Page 76: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

60

2. Hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

Analisa bivariat untuk hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker oleh petugas PT. MIFA Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10: Hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada petugas bagian Port Operation dan Transshipment

PT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35)

Sikap

Penggunaan APD masker Total

OR 𝜶 p-value Tidak ada Ada f %

f % f %

Negatif 13 72,2 5 27,8 18 100

4,767 0,05 0,024 Positif 6 35,3 11 64,7 17 100

Total 19 54,3 16 45,7 35 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)

Berdasarkan pada tabel 4.10, dapat diketahui bahwa responden dengan sikap

pada kategori negatif cenderung penggunaan alat pelindung diri (APD) maskernya

berada pada kategori tidak ada yaitu 13 (72,2%)dari 18 responden, sedangkan

responden dengan sikap pada kategori positif cenderung penggunaan alat pelindung

diri (APD) maskernya berada pada kategori ada yaitu 11 (64,7%)dari 17 responden.

Hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,024 yang berarti

p-value<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak, yang

berarti ada hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

pada petugas Port Operation dan Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 4,767, hal tersebut dapat diartikan bahwa

sikap mempunyai pengaruh sebesar 4,7 kali untuk penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan Transshipment PT. MIFA

Aceh Barat tahun 2015.

3. Hubungan umur dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

Analisa bivariat untuk hubungan umur dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker oleh petugas PT. MIFA Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 77: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

61

Tabel 4.11: Hubungan umur dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada petugas bagian Port Operation dan Transshipment

PT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35)

Umur

Penggunaan APD masker Total

α p-value Tidak ada Ada f %

f % f %

Remajaakhir (17-25 tahun) 11 78,6 3 21,4 14 100

0,05 0,049 Dewasa awal (26-35 tahun) 3 30 7 70 10 100

Dewasa akhir (36-45 tahun) 5 45,5 6 54,4 11 100

Total 19 54,3 16 45,7 35 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)

Berdasarkan pada tabel 4.11, dapat diketahui bahwa responden dengan umur

pada kategori remaja akhir cenderung penggunaan alat pelindung diri (APD)

maskernya berada pada kategori tidak ada yaitu 11 (78,6%)dari 14 responden,

sedangkan responden dengan umur pada kategori dewasa awal cenderung

penggunaan alat pelindung diri (APD) maskernya berada pada kategori ada yaitu 7

(70%) dari 10 responden serta responden dengan umur pada kategori dewasa akhir

cenderung penggunaan alat pelindung diri (APD) maskernya berada pada kategori

ada yaitu 6 (54,5%)dari 11 responden.

Hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,049 yang berarti

p-value<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak, yang

berarti ada hubungan umur dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

pada petugas Port Operation dan Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

4. Hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker

Analisa bivariat untuk hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker oleh petugas PT. MIFA Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 78: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

62

Tabel 4.12 : Hubungan Tingkat Pendidikan dengan penggunaan alat pelindung

diri (APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35)

Tingkat Pendidikan

Penggunaan APD masker Total

OR 𝜶 p-value Tidak ada Ada f %

f % f %

Diploma 14 82,4 3 17,6 17 100

12,133 0,05 0,004 Sarjana 5 27,8 13 72,2 18 100

Total 19 54,3 16 45,7 35 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)

Berdasarkan tabel 4.12diketahui bahwa,responden dengan tingkat pendidikan

diploma cenderung penggunaan alat pelindung diri (APD) maskernya berada pada

kategori tidak ada yaitu 14(82,4%)dari 17 responden, sedangkan responden dengan

tingkat pendidikan pada kategori sarjana cenderung penggunaan alat pelindung diri

(APD) maskernya berada pada kategori ada yaitu 13(72,2%) dari 18 responden.

Hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,004 yang berarti

p-value<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak, yang

berarti ada hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker pada petugas Port Operation dan Transshipment PT. MIFA Aceh

Barat tahun 2015. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 12,133, hal tersebut dapat

diartikan bahwa tingkat pendidikan mempunyai pengaruh sebesar 12,1 kali untuk

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masker pada petugas bagian Port Operation

dan Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

5. Hubungan masa kerja dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker

Page 79: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

63

Analisa bivariat untuk hubungan masa kerja dengan penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker oleh petugas PT. MIFA Aceh Barat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.13 : Hubungan masa kerja dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35)

Masa Kerja

Penggunaan APD masker Total

OR 𝜶 p-value Tidak ada Ada f %

f % f %

Baru (< 1 tahun) 14 73,7 5 26,3 19 100

6,160 0,05 0,030 Lama (≥1 tahun) 5 31,2 11 68,8 16 100

Total 19 54,3 16 45,7 35 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)

Berdasarkan pada tabel 4.13, dapat diketahui bahwa responden dengan masa

kerja pada kategori baru cenderung penggunaan alat pelindung diri (APD)

maskernya berada pada kategori tidak ada yaitu 14(73,7%)dari 19 responden,

sedangkan responden dengan masa kerja pada kategori lama cenderung penggunaan

alat pelindung diri (APD) maskernya berada pada kategori ada yaitu 11(68,8%)dari

16 responden.

Hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,030 yang berarti

p-value<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak, yang

berarti ada hubungan masa kerja dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada petugas Port Operation dan Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun

2015. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 6,160, hal tersebut dapat diartikan

bahwa masa kerja mempunyai pengaruh sebesar 6,1 kali untuk penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

6. Hubungan kenyamanan petugas penyapu jalan dengan penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker

Page 80: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

64

Analisa bivariat untuk hubungan kenyamanan dengan penggunaan alat

pelindung diri (APD) masker oleh petugas PT. MIFA Aceh Barat dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.14 : Hubungan kenyamanan dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat Tahun 2015 (n=35)

Kenyamanan

Penggunaan APD masker Total

OR 𝜶 p-value Tidak ada Ada f %

f % f %

Tidak nyaman 15 71,4 6 28,6 21 100

6,250 0,05 0,032 Nyaman 4 28,6 10 71,4 14 100

Total 19 54,3 16 45,7 35 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)

Berdasarkanpada tabel 4.14, dapat diketahui bahwa responden dengan

kenyamanan pada kategori tidak nyaman cenderung penggunaan alat pelindung diri

(APD) maskernya berada pada kategori tidak ada yaitu 15 (71,4%)dari 21 responden,

sedangkan responden dengan kenyamanan pada kategori nyaman cenderung

penggunaan alat pelindung diri (APD) maskernya berada pada kategori ada yaitu 10

(71,4%)dari 14 responden.

Hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,032 yang berarti

p-value<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa null (Ho) ditolak, yang

berarti ada hubungan kenyamanan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker pada petugas Port Operation dan Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun

2015. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 6,250, hal tersebut dapat diartikan

bahwa kenyamanan mempunyai pengaruh sebesar 6,2 kali untuk penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

4.3 Pembahasan

Page 81: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

65

4.2.1 Hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker

Berdasarkan pada tabel 5.9, diketahui bahwa dari hasil uji statistik dengan

Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-value0,030 < 0,05 dapat dikatakan

bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan pengetahuan dengan

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

Hal ini, sebagaimana yang dikemukakan dalam Suma’mur (2009) yang

menyebutkan bahwa alat pelindung diri adalah alat yang digunakan oleh para pekerja

selama menjalankan pekerjaan sesuai dengan kriteria pekerjaan masing-masing

dengan maksud dan tujuan untuk melindungi pekerja agar selama bekerja mendapat

kenyamanan dan keselamatan. Dalam hal ini bila dikaitkan dengan kriteria pekerjaan

dari petugas penyapu jalan salah satu alat pelindung diri yang wajib dikenakan pada

saat bekerja adalah masker.

Penggunaan masker oleh pekerja khususnya bagi petugas petugas bagian

transit PT. Mifa mempunyai keuntungan lebih besar dari pada tidak menggunakan

masker. Menurut Soedjono (2005), keuntungan dalam menggunakan masker adalah

pekerja dapat meminimalkan paparan dan keracunan debu yang masuk ke saluran

pernafasan pekerja sehingga memberikan keuntungan masa kerja lebih panjang

pekerja terhindar dari masalah kesehatan yang disebabkan oleh paparan debu

batubara.

Walaupun demikian, dilapangan masih sering kita jumpai bebera dari pekerja

masih enggan untuk menggunakan masker pada saat bekerja. Salah satu faktor yang

mempengaruhi pekerja dalam menggunakan masker pada saat bekerja adalah faktor

Page 82: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

66

pengetahuan. Sebagaimana dalam Notoatmodjo (2007) disebutkan bahwa

pengetahuan merupakan salah satu faktor awal dalam pembentukan perilaku

seseorang. Dimana kurangnya pengetahuan seseorang akan seseuatu menimbulkan

rasa ketidakpedulian dan keengganan untuk berperilaku sebagaimana semestinya.

Selain itu, diungkapkan juga bahwa suatu perilaku yang didasari oleh pengetahuan

biasa akan lebih bertahan lama jika dibandingkan dengan perilaku yang tidak

didasari dengan pengetahuan.

Hal ini sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Wibowo (2010)

dengan judul ” faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan alat

pelindung diri di areal pertambangan PT. Antam Tbk. Unit Bisnis Pertambangan

Emas Pongkor Kabupaten Bogor” yang dilakukan pada 73 responden yang diambil

dengan menggunakan systematic random sampling. Ditinjau dari aspek pengetahuan

berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri di area pertambangan emas

Pongkor Kabupaten Bogor dengan p-value 0,001.

Menurut penulis, pengetahuan merupakan tahap awal dalam pembentukan

perilaku seseorang yang dalam penelitian ini perilaku dalam penggunaan masker

pada saat berkerja oleh petugas penyapu jalan. Dengan adanya pengetahuan yang

baik tentang keuntungan dan kerugian dari penggunaan serta tidak menggunakan

masker pada saat berkerja akan menimbulkan sikap yang positif dari pekerja untuk

menggunakan masker. Dikarenakan mereka tau efek-efek negative yang dapat

ditimbulkan dari debu yang terhirup secara langsung oleh mereka pada saat bekerja.

Paparan debu yang terjadi secara terus – menerus dalam jangka waktu yang

lama dapat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. Kesehatan yang buruk akan

Page 83: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

67

menyebablan masa produktif pekerja menjadi menurun. Hal ini, bila dapat dipahami

oleh pekerja, maka hal tersebut dapat dicegah dengan meminimalkan paparan

langsung dari debu pada saat bekerja. Akan tetapi hal ini tidak akan terjadi jika

pengetahuan pekerja tentang perlunya penggunaan alat pelindungan diri pada saat

bekerja masih kurang. Sebagaimana hasil penelitian diketahui mayoritas pengetahuan

responden terhadap penggunaan masker berada pada kategori rendah (54,3%).

Hal tersebut walaupun demikian, bisa saja dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan yang dimiliki oleh responden yang sebagian besarnya adalah sarjana

(51,4%). Dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang biasanya akan disertai

dengan makin tinggi pula pengetahuan yang dimilkinya, begitu juga sebaliknya.

Untuk itu, dalam upaya peningkatan pengetahuan pekerja tentang manfaat alat

pelindung diri khususnya masker dalam bentuk program penyuluhan kesehatan kerja

perlu untuk dilakukan secara berkesenimbungan untuk meningkatkan pengetahuan

pekerja sekaligus meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya alat pelindung

diri pada saat bekerja.

4.2.2 Hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

Berdasarkan pada tabel 5.10, diketahui bahwa dari hasil uji statistik dengan

Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-value0,024 < 0,05 dapat dikatakan

bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan sikap dengan

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

Sebagaimana yang dikemukakan dalam Notoatmodjo (2007) yaitu, sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas,

Page 84: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

68

akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan

reaksi yang tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka dan merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap

objek. Sebagai suatu reaksi maka sikap berhubungan dengan dua hal yaitu suka,

setuju yang membawa pada sikap positif (favourable) dan tidak suka, tidak setuju

atau sikap negatif (unfavourable). Bila dikaitkan dengan penggunaan masker oleh

pekerja sikap positif didukung dengan pengetahuan akan menghasilkan suatu

tindakan postif yang relevan yaitu penggunaan masker pada saat bekerja, yang bila

dipertahankan secara berkelanjutan akan membentu suatu perilaku yang besifat

langgeng oleh pekerja (Hariyadi, 2003).

Sikap positif dari pekerja untuk dapat menggunakan alat pelindung diri

khususnya masker sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan masker yang digunakan

pada saat bekerja sebagaimana yang dikemukakan dalam Soedjono (2005), untuk

meminimalkan paparan dan keracunan debu yang masuk secara langsung ke sistem

pernapasan pada saat bekerja. Sebagaimana menurut WHO (2003), mengemukakan

ada beberapa dampak serius dari kesehatan yang disebabkan oleh paparan debu

batubara di area kerja dalam jangka waktu panjang diantaranya beresiko mengalami

kerusakan organ paru, gangguan pada saraf, serta gangguan transportasi O2 oleh

hemoglobin di dalam tubuh dan sebagainya.

Hal ini sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Adhitya (2007)

dengan judul ”faktor -faktor yang berhubungan dengan penggunaan masker pada

pekerja bagian pengamplasan di Perusahaan Meubel CV. Permata 7 Wonogiri” yang

dilakukan pada 50 responden yang diambil dengan menggunakan total sampling.

Ditinjau dari aspek sikap berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui terdapat

Page 85: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

69

hubungan antara sikap dengan penggunaan masker pada pekerja bagian

pengamplasan dengan p-value 0,001.

Menurut peneliti, sikap merupakan salah satu aspek penting untuk

membentuk suatu perilaku, disamping aspek pengetahuan dan tindakan. Sikap yang

positif akan sesuatu hal yakni penggunaan masker cenderung akan menyetujui

penggunaan masker pada sebagai alat pelindung diri pada saat bekerja. Apalagi jika

didukung dengan pengetahuan yang tinggi tentang manfaat alat pelindung diri

sebagai proteksi diri dari bahaya kerja yang dapat terjadi pada saat bekerja akan lebih

peduli dan respect terhadap alat pelindung diri ini khususnya masker.

Pengabaian akan pentingnya alat pelindung diri yang sesuai dengan standar

kerja selain dapat berpengaruh terhadap kesehatan, namun juga akan berpengaruh

terhadap produktifitas pekerja. Apalagi bila dilihat dari hasil penelitian diketahui

mayoritas responden berumur pada kategori remaja akhir (40%). Dimana pada

kategori itu biasanya pekerja cenderung lebih produktif, namun bila kaedah dari

keselamatan serta kesehatan kerja sering diabaikan oleh pekerja bukan hal tidak

mungkin produktifitas serta lama masa kerjanya akan menurun atau berkurang,

dikarenakan permalahan kesehatan yang ditimbulkan pada saat bekerja. Motivasi

serta penyediaan kelengkapan alat pelindung diri perlu diberikan kepada pekerja,

agar para pekerja dapat lebih produktif dan terhindar dari masalah kesehatan yang

dapat berakibat fatal bagi pekerja.

4.2.3 Hubungan umur dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker

Berdasarkan pada tabel 5.11, diketahui bahwa dari hasil uji statistik dengan

Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-value0,049 < 0,05 dapat dikatakan

bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan umur dengan

Page 86: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

70

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

Menurut Hurlock (2009), umur harus mendapat perhatian karena akan

mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang.

Menurut teori psikologi perkembangan pekerja, umur dapat digolongkan menjadi

dewasa muda dan dewasa tua. Dewasa muda adalah umur dari 20 – 40 tahun dan

dewasa tua 41-65 tahun sedangkan umur tua adalah diatas 65 tahun.

Umur pekerja dewasa muda diyakini dapat membangun kesehatannya dengan

cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan penyakitnya. Untuk

melakukan kegiatan tersebut, pekerja muda akan lebih disiplin menjaga

kesehatannya. Sedangkan pada pekerja tua akan mengalami kebebasan dalam

kehidupan bersosaialisasi, kewajibankewajiban pekerja dewasa tua akan berkurang

terhadap lingkungan sosial dan terhadap kehidupan bersama (Hurlock, 2009).

Selain itu, menurut Mubarak (2007) disebutkan, dengan bertambahnya umur

seseorang secara aspek psikologis (mental) terjadi perubahan dari segi taraf berfikir

seseorang yang semakin matang dan dewasa. Dalam hal ini bila dikaitkan dengan

penggunaan alat pelindung diri, bisa dikatakan orang dengan umur yang telah berada

pada kategori awal cenderung mempunyai pemikiran yang lebih matang untuk

memutuskan hal yang tergolong baik untuk dirinya terutma kesehatannya dengan

menggunakan masker pada saat bekerja dan itu dapat mempertahankan kesehatannya

dibandingkan dengan tidak menggunakan masker sama sekali atau menggunakan

masker tetapi tidak sesuai dengan standar yang ada.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah diteliti oleh Hiday (2012) dengan

judul “faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik penggunaan masker pada

Page 87: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

71

pekerja bagian pencelupan benang di PT X Kabupaten Pekalongan” kepada 49

responden yang diambil secara total sampling.Dilihat dari aspek umur dalam

penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Shapiro wilk didapatkan terdapat

hubungan antara umur dengan praktik penggunaan masker pada pekerja dibagian

pencelupan benang dengan p-value 0,007.

Menurut penulis, umur merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku

kerja seperti praktik penggunaan masker. Pekerja dengan umur yang lebih tua

biasanya cenderung akan mempunyai pengalaman yang tidak dimiliki oleh pekerja

dengan umur yang relatif lebih muda. Hal ini bisa dilihat dari lamanya masa kerja

yang telah ditekuni oleh seseorang yang dalam penelitian ini rata-rata responden

mempunyai masa kerja pada kategori baru yaitu sebanyak 54,3%. Dengan masa kerja

yang masih dalam kategori baru bisa saja pengalaman yang didapatkan masih

terbatas, selain itu ditambah dengan kurangnya informasi tentang pentingnya

penggunaan alat pelindung diri bagi kesehatan membuat pekerja enggan

menggunakan masker atau menggunakan masker tetapi tidak sesuai dengan standar

kesehatan kerja yang ada.

Hal ini selain minimnya informasi, keengganan penggunaan masker ini bisa

saja terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja yang beresiko terhadap paparan

debu batubara untuk selalu menggunakan masker selama berada di area kerja.Oleh

karena itu, pemberian informasi dan juga penyediaan bahan alat pelindungan diri

yang siap pakai secara optimal dapat membantu pekerja untuk dapat melakukan

pekerjaan beresikonya dengan lebih optimal sesuai dengan standar kesehatan kerja

yang telah ditetapkan.

Page 88: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

72

4.2.4 Hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD) masker

Berdasarkan pada tabel 5.12, diketahui bahwa dari hasil uji statistik dengan

Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-value0,004 < 0,05 dapat dikatakan

bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan tingkat pendidikan

dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas Port Operation

dan Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

Menurut Sastrohadiwiryo (2003), pendidikan secara harfiah pendidikan

adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan

manusia, jasmaniah, dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam

maupun di luar sekolah, untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan

makmur dan selalu ada dalam keseimbangan. Pendidikan merupakan proses

seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku

lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, sehingga dia dapat memperoleh atau

mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang

optimal.

Menurut Hadikusumo (2006), disebutkan pendidikan seseorang dapat

mempengaruhi tingkah laku, kepribadian dalam bermasyarakat maupun bekerja

dalam kehidupan sehari – hari. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang seseorang

tempuh maka kemungkinan akan semakin baik pula tingkah laku dan pola

berpikirnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang pekerja yang mempunyai

tingkat pendidikan yang tinggi maka dalam kegiatan bekerjanya sehari – hari akan

lebih baik dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan yang

rendah.

Page 89: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

73

Hal ini diperkuat oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Hiday (2012)

dengan judul “faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik penggunaan masker

pada pekerja bagian pencelupan benang di PT X Kabupaten Pekalongan” kepada 49

responden yang diambil secara total sampling.Dilihat dari aspek pendidikan dalam

penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Shapiro wilk didapatkan terdapat

hubungan antara pendidikan dengan praktik penggunaan masker pada pekerja

dibagian pencelupan benang dengan p-value 0,014.

Dari penjelasan di atas dapat penulis asumsikan bahwa pendidikan seseorang

akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya, yang mana bila dikaitkan dengan

kesadaran penggunaan masker oleh petugas pada saat bekerja sangat dipengaruhi

oleh pengetahuan petugas akan manfaat dari masker serta kerugian jika tidak

menggunakannya. Hal itu dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka semakin baik pula pengetahuan yang dimilikinya yang kemudian akan semakin

baik pula perilaku yang diperlihatkannya.

Walaupun demikian, hal tersebut bukan merupakan faktor mutlak oleh yang

menyebabkan keengganan petugas dalam menggunakan alat pelindung diri berupa

masker, karena masih ada faktor lain yang menyebabkan petugas tidak menggunakan

masker atau menggunakan masker tapi belum sesuai dengan standar kesehatan yang

telah ditetapkan sebagai alat pelindung diri, seperti kurangnya pengawasan dari

instasi untuk kepatuhan penggunaan masker oleh petugas turut mempengaruhi

penggunaan masker oleh petugas bagian transit saat bekerja.

4.2.5 Hubungan masa kerja dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker

Page 90: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

74

Berdasarkan pada tabel 5.13, diketahui bahwa dari hasil uji statistik dengan

Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-value0,030< 0,05 dapat dikatakan

bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan masa kerja dengan

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 2001) bahwa masa kerja merupakan jangka waktu orang sudah bekerja

pada suatu kantor, badan, dan sebagainya. Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau

lamanya tenaga kerja itu bekerja di suatu tempat.Masa kerja dapat mempengaruhi

kinerja baik positif maupun negatif.Akan memberi pengaruh positif pada kinerja bila

dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam

melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila

dengan semakin lamanya masa kerja maka akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja.

Hal ini biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang-ulang.

Masa kerja dapat berpengaruh positif dan negatif. Adapun yang

mempengaruhi hal positif adalah seorang pekerja akan semakin terampil dalam

melakukan pekerjaannya, sedangkan yang berpengaruh negatif bagi seorang pekerja

adalah semakin lama terpapar debu pengamplasan di lingkungan kerja yang dapat

mempengaruhi kesehatannya terutama pada saluran pernafasan (Tulus, 2002).

Masa kerja dapat memberikan pengaruh yang baik karena semakin lama

pekerja bekerja disuatu tempat tertentu maka semakin berpengalaman dalam

menjalankan pekerjaannya. Masa kerja dapat memberikan hal yang kurang baik

karena semakin lama pekerja bekerja di tempat tertentu akan mengalami kebiasaan

Page 91: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

75

dalam bekerja. Faktor gangguan saluran pernafasan juga dipengaruhi oleh lama

seseorang bekerja dan terpapar dengan debu.(Suma’mur, 2009).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah diteliti oleh Hiday (2012) dengan

judul “faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik penggunaan masker pada

pekerja bagian pencelupan benang di PT X Kabupaten Pekalongan” kepada 49

responden yang diambil secara total sampling.Dilihat dari aspek masa kerja dalam

penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Shapiro wilk didapatkan terdapat

hubungan antara masa kerja dengan praktik penggunaan masker pada pekerja

dibagian pencelupan benang dengan p-value 0,006.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis berasumsi, lama masa kerja

seseorang akan berpengaruh terhadap pengalaman kerja yang dimilikinya. Hal ini

dikarenakan pengalaman kerja yang telah dilalui seseorang dalam jangka waktu yang

lama menyebabkan seseorang dapat mengerti tentang dampak positif dan negatif

dapat ditimbulkan dari pekerjaan yang ditekuninya. Untuk mengurangi dampak

negatif dari pekerjaannya sesuai dengan pengalamannya akan mengantisipasi dirinya

dengan alat pelindung diri pada saat bekerja, yang mana bila alat tersebut tidak

disediakan atau kesediaan bahannya sangat terbatas bisa saja seseorang memodifikasi

beberapa bahan atau barang yang dapat digunakan untuk dijadikan alat pelindung

diri, walaupun mungkin barang yang dimodifikasi tersebut tidak sepenuhnya

memenuhi standar dari alat pelindung diri.

4.2.6 Hubungan kenyamanan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD)

masker

Page 92: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

76

Berdasarkan pada tabel 5.14, diketahui bahwa dari hasil uji statistik dengan

Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-value0,032 < 0,05 dapat dikatakan

bahwa hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan kenyamanan dengan

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas Port Operation dan

Transshipment PT. MIFA Aceh Barat tahun 2015.

Dalam Budiono (2003), Perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat,

terganggu) yang timbul pada saat menggunakan alat pelindung diri akan

mengakibatkan keengganan tenaga kerja menggunakannya dan mereka memberi

respon yang berbeda-beda. Alasan pekerja tidak mau memakai adalah tidak

sadar/tidak mengerti, panas, sesak, tidak enak dipakai, tidak enak dipandang, berat,

mengganggu pekerjaan, tidak sesuai dengan bahaya yang ada, tidak ada sangsi, dan

atasan juga tidak memakai.

Pemakaian masker sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap tenaga

kerja. Terjadinya perubahan perilaku pada seseorang harus ada unsur – unsur yaitu

terdiri dari pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukan, dimana

pemakaian masker tenaga kerja harus mengetahui tujuan atau manfaat dari masker,

keyakinan atau kepercayaan tentang apa yang akan dilakukan, serta sarana yang

diperlukan untuk melakukannya, dimana masker akan dipakai apabila sarananya

tersedia.

Hal ini sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Adhitya (2007)

dengan judul ”faktor -faktor yang berhubungan dengan penggunaan masker pada

pekerja bagian pengamplasan di Perusahaan Meubel CV. Permata 7 Wonogiri”

yangdilakukan pada 50 responden yang diambil dengan menggunakan total

sampling. Ditinjau dari aspek kenyamanan berdasarkan hasil uji statistik chi square

Page 93: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

77

diketahui terdapat hubungan antara kenyamanan dengan penggunaan masker pada

pekerja bagian pengamplasan dengan p-value 0,020.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis berasumsi bahwa kenyamanan

sangat mempengaruhi seseorang untuk menggunakan alat pelindung diri pada saat

bekerja.Dimana dengan adanya kenyamanan pada saat menggunakan alat pelindung

diri pada saat bekerja, maka alat pelindung diri khususnya masker tidak dirasakan

sebagai beban pada saat bekerja.Apalagi pada saat bekerja masker yang digunakan

oleh petugas dapat membantu mengurangi serta meminimalisir paparan debu

batubara secara langsung pada pekerja pada saat bekerja.

Page 94: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

78

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

Bab V, dapat disimpulkan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi

penggunaan alat pelindung diri (APD) masker pada petugas bagian transit PT.

Mifa di Aceh Barat tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan pelindung diri (APD)

masker pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. MIFA

Aceh Barat tahun 2015 (p-value 0,030).

2. Ada hubungan antara sikap dengan penggunaan pelindung diri (APD) masker

pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat

tahun 2015(p-value 0,024).

3. Ada hubungan antara umur dengan penggunaan pelindung diri (APD) masker

pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. MIFA Aceh Barat

tahun 2015(p-value 0,049).

4. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan penggunaan pelindung diri

(APD) masker pada petugas bagian Port Operation dan Transshipment PT.

MIFA Aceh Barat tahun 2015(p-value 0,004).

5. Ada hubungan antara masa kerja dengan penggunaan pelindung diri (APD)

masker pada petugas bagian Port Operation dan Transshipment PT. MIFA

Aceh Barat tahun 2015(p-value 0,030).

6. Ada hubungan antara kenyamanan dengan penggunaan pelindung diri (APD)

Page 95: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

79

masker pada petugas bagian Port Operation dan TransshipmentPT. MIFA

Aceh Barat tahun 2015(p-value 0,032).

5.2 Rekomendasi

1. Bagi PT. MIFA Aceh Barat, khususnya di bidang kesehatan dan keselamatan

kerja (K3), diharapkan untuk dapat memberikan penyuluhan serta melatih

atau melakukan Training of Trainer (TOT) pada petugas kebersihan terutama

petugas penyapu jalan tentang alat pelindung diri untuk dapat meningkatkan

kualitas sumber daya, pengetahuan serta dapat membantu meningkatkan

produktifitas dari para pekerja kebersihan.

2. Bagi petugas bagian Port Operation dan Transshipment PT. MIFA, untuk

lebih dapat meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat dari penggunaan

alat pelindung diri serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya

penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja agar dapat terhindar dari

bahaya kerja yang dapat mempengaruhi produktifitas serta kesehatan dari

para petugas kebersihan itu sendiri.

3. Bagi peneliti lain, agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar

penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan

alat pelindung diri (APD) pada petugas kebersihan atau petugas dengan

pekerjaan beresiko, khususnya untuk faktor yang tidak diteliti oleh peneliti

dalam penelitian ini.

Page 96: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

DAFTAR PUSTAKA

Adhitya, D. (2007). Faktor -faktor yang berhubungan dengan penggunaan

masker pada pekerja bagian pengamplasan di perusahaan meubel CV.

Permata 7 Wonogiri. Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang : Semarang

Arikunto, S. (2010).Prosedurpenelitian.ed.6.RinekaCipta : Jakarta

Budiono, M.A. (1992). Hiperkes dan keselamatan kerja.CV. Haji Masagung :

Jakarta

Budiono, M.A. (2003). Beberapa penyakit akibat kerja karena bahan

kimia.Universitas Diponegoro. Semarang

Budiarto, E. (2002). BiostatikaUntukKedokteran dan KesehatanMasyarakat.EGC

: Jakarta

Depatemen Kesehatan RI. (2003). Perencanaan strategis program kesehatan

kerja. Jakarta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2001). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta

Edmonton. 2010. Coal Dust at The Work Site. Work Safe Alberta : New York

Fardiaz, S. (2002).Polusi air dan udara.Karisius : Jakarta

Harrianto, R. (2009).Buku ajar kesehatan kerja.EGC : Jakarta

Harrington & F.S Gill.(2002). Buku ajar kesehatan kerja.EGC : Jakarta

Haditono, SR. (2009). Psikologi perkembangan.Universitas Gajah Mada :

Yogyakarta

Hadikusumo, K. (2006). Pengantar pendidikan. IKIP Semarang Press : Semarang

Hidayat, A. A. (2007). MetodePenelitianKeperawatandanTeknikAnalisis

Data.SalembaMedika : Jakarta

Hiday, N. Z. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik

penggunaan masker pada pekerja bagian pencelupan benang di PT X

Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro : Semarang

Hurlock E.B. (2009). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Page 97: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Katman. (2008). Modul : menerapkan prosedur keselamatan, kesehatankerja.

Erlangga : Jakarta

Munib, A. (2004). Pengantar ilmu pendidikan. PT. Unnespress : Semarang

Mubarak, W. I. (2007).PromosiKesehatanSebuahPengantar Proses

BelajarMengajarDalamPendidikan.GrahaIlmu : Yogyakarta

Mustafkir. 2009. Batubara dan Analisis Instrumen. Sekolah Menengah Analisis

Kimia Press : Makassar

Notoatmodjo, S. (2003).PendidikandanPerilakuKesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

.(2007). PromosiKesehatandanIlmuPerilaku.RinekaCipta :Jakarta

. (2010). Metodologi PenelitianKesehatan.Rineka Cipta : Jakarta

Palar, H. (1994).Pencemaran dan toksikologi logam berat. Rineka Cipta : Jakarta

Santi.(2001). Pencemaran udara oleh timbal (Pb) serta penanggulangannya.

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Suma’mur, P.K. (2009).Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. CV. Haji

Masagung : Jakarta

. (2009). Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja. CV. Haji Masagung : Jakarta

Soedjono.(2005). Kesehatan kerja. Bratara Karya Aksara : Jakarta

. (2005). Pengantar ilmu hukum. Sufindo Persada : Jakarta

Sudarmaji.(2006). Toksikologi logam berat B3 dan dampak terhadap kesehatan.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Erlangga. Diakses pada

http://journal.unair.ac.id dikutip tanggal 20 April 2011

Satrohadiwiryo, DR. (2003). Manajemen tenaga kerja Indonesia. PT. Bumi

Aksara Indonesia : Jakarta

Santoso.(2004). Manajemen keselamatan kerja dan kesehatan kerja. PT. Prestasi

Kerja : Jakarta

Sedarmayanti.(2001). Sumber daya manusia dan produktivitas kerja. Mandar

Maju : Bandung

Sudjana, M. A. (2008). Metode Statistika. Tarsito : Bandung

Page 98: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Tulus, M.A. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Gramedia Pustaka :

Jakarta

Walgito, B. (2001). Psikologi sosial.ANDI : Yogyakarta

Zainun, B. (2005). Perencanaan dan pembinaan tenaga kerja. Ghalia Indonesia :

Jakarta

Page 99: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Lampiran 1

Jadwal Kegiatan Proposal Penelitian

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER

PADA PETUGAS BAGIAN PORT OPERATION DAN TRANSSHIPMENTPT. MIFA ACEH BARAT TAHUN 2015

No Kegiatan

Jadwal Kegiatan

2015

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul Penelitian

2 Studi Kepustakaan

3 Penyusunan Proposal Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Perbaikan Proposal

8 Pelaksanaan Penelitian

9 Penyusunan Laporan

10 Ujian Skripsi

11 Perbaikan Skripsi

12 Penyerahan Skripsi

Mengetahui,

Pembimbing I : Jun Musnadi Is, SKM., M.Kes 1………

Pembimbing II : Fitriani, SKM., M.Kes 2………

Meulaboh, Agustus 2015

Penulis

Dede Khairuddin

NIM. 06C1014269

Page 100: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Lampiran 2

Anggaran Biaya Penelitian

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKERPADA PETUGAS BAGIAN

PORT OPERATION DAN TRANSSHIPMENTPT. MIFA

ACEH BARAT TAHUN 2015

No URAIAN JUMLAH

1 Biaya penggandaan proposal dan skripsi

a. Print b. Foto copy untuk seminar

c. Foto copy untuk sidang

d. Internet

Rp. 100.000,-

Rp. 100.000,-

Rp. 100.000,-

Rp. 50.000,-

2 Keperluan kertas dan alat tulis

a. 5 rem kertas kwarto A4s 70 gram

@ Rp. 30.000

b. Tinta

Rp. 150.000,-

Rp. 35.000,-

3 Biaya pelaksanaan pengumpulan data

a. Biaya pengambilan surat-surat

b. Biaya pengumpulan data

Rp. 20.000,-

Rp. 700.000,-

4. Biaya konsumsi seminar Rp. 65.000,-

5. Biaya konsumsi sidang Rp. 150.000,-

6. Biaya cetak dan foto copy skripsi Rp. 250.000,-

Total Rp. 1.720.000,-

Mengetahui,

Pembimbing I : Jun Musnadi Is, SKM., M.Kes 1………

Pembimbing II : Fitriani, SKM., M.Kes 2………

Meulaboh, Agustus 2015

Penulis

Dede Khairuddin

NIM. 06C1014269

Page 101: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Lampiran 3

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dede Khairuddin

Nim : 06C1014269

Adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

Umar, yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Adapun

penelitian yang dimaksud berjudul “Faktor - Faktor Yang Berhubungn Dengan

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Masker Pada Petugas Bagian Port

Operation Dan TransshipmentPT. Mifa Aceh Barat Tahun 2015”.

Untuk maksud tersebut saya memerlukan data/informasi yang nyata dan

akurat dari saudara.Saudara berhak untuk berpartisipasi atau tidak.Bila saudara

setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon menandatangani menjadi responden

pada lembar yang telah disediakan dan mohon menjawab pertanyaan dengan

sejujur-jujurnya. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian pada saudara dan

kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan digunakan

untuk kepentingan penelitian.

Atas kesediaan dan partisipasi saudara sangat saya harapkan dan atas

perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Meulaboh, Agustus 2015

Hormat Saya,

Dede Khairuddin

NIM. 06C1014269

Page 102: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Lampiran 4

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa bersedia untuk

berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Teuku Umar yang bernama Dede Khairuddin,NIM

06C1014269, yang berjudul “Faktor - Faktor Yang Berhubungn Dengan

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Masker Pada Petugas Bagian Port

Operation Dan TransshipmentPT. Mifa Aceh Barat Tahun 2015”.

Saya mengetahui informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya

bagi peningkatan dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat di masa yang

akan datang. Saya menyadari dan mengerti bahwa penelitian ini tidak membawa

dampak apapun bagi diri saya sehingga saya dengan sukarela dan tanpa rasa terpaksa

bersedia membantu penelitian ini.

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan

dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan seperlunya.

Meulaboh, Agustus 2015

Responden,

Page 103: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Lampiran 5

LEMBARAN KUESIONER

Kode Responden : (diisi oleh peneliti)

Tanggal Pengisian :

Petunjuk pengisian :

a. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti

b. Pilih jawaban yang paling tepat menurut bapak/ibu.

c. Isilah tanda chek list (√) pada salah satu kolom jawaban yang tersedia

A. Data Responden

1. Jenis Kelamin : n Laki – laki Perempuan

B. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD masker

1. Umur : ……….Tahun

2. Pendidikan terakhir : TidakSekolah SD/Sederajat

SMP/Sederajat SMA Sederajat

` Perguruan tinggi

3. Masa/lama kerja :……………….tahun/bulan/hari*coret yang tidak perlu

4. Pengetahuan

No. Pernyataan

Jawaban

Ya (a) Tidak

(b)

1. Penggunaan masker merupakan standar wajib sebagai alat

pelindung diri pada saat berkerja.

2. Masker dapat dibuat dengan kain apa saja yang dapat menutup

hidung.

3. Menggunakan masker pada saat berkerja dapat melindungi

diri dari debu dan asap kendaraan bermotor.

4. Menggunakan masker tidak dapat melindungi diri dari zat

racun yang berbahaya yang ada dujalanan.

5.

Dampak dari tidak menggunakan masker dalam jangka waktu

yang panjang adalah terkena gangguan pada sistem

pernapasan/paru-paru.

6. Masker yang terbuat dari kain sebagai alat pelindung diri

hanya dapat digunakan satu kali saja.

Page 104: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Lampiran 5

5. Sikap

a. Sangat sering (SS)

b. Sering (S)

c. Kurang setuju (KS)

d. Tidak setuju (TS)

No. Pernyataan

Jawaban

SS

(a)

S

(b)

KS

(c)

TS

(d)

1. Saya menggunakan masker hanya untuk debu saja.

2. Saya hanya menggunakan masker jika ada disediakan oleh

pihak perusahaan.

3. Saya merasa penggunaan masker tidak terlalu

bermanfaat/penting.

4. Masker dapat mencegah saya terkena resiko penyakit paru

akibat terkena paparan debu dalam waktu lama.

5. Menggunakan masker membuat saya lebih aman dalam

bekerja.

6. Kenyamanan

No. Pernyataan

Jawaban

Ya

(a)

Tidak

(b)

1. Menggunakan masker pada saat berkeja membuat saya susah

bernapas.

2. Menggunakan masker membuat saya lebih percaya diri dan

mantap dalam berkerja.

3. Menggunakan masker pada saat berkerja membuat saya susah

berbicara/berkomunikasi.

4. Menggunakan masker merusak penampilan saya.

5. Masker yang saya kenakan pada saat berkerja membuat muka

terasa kepanasan

7. Penggunaan Masker

No. Pernyataan

Jawaban

Ada (a) Tidak

ada (b)

1. Tampak menggunakan masker pada saat sedang berkerja

2.

Tampak menggunakan masker yang sesuai dengan standar

kesehatan yang dianjurkan sebagai alat pelindung diri yaitu

kain dengan 4 tali pada setiap sisi dan dapat menutupi bagian

mulut dan hidung untuk masker yang dapat digunakan

berkali-kali atau tampak menggunakan masker sekali pakai.

Page 105: FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.utu.ac.id/79/1/I-V.pdf · 2017. 9. 13. · faktor - faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (apd) masker

Lampiran 5

TABEL SKOR

Varibel No Urut

Pernyataan

Bobot Skor Rentang

a b c d

Penggunaan

APD Masker

1

2

1

1

0

0

-

-

-

-

a. Ada jika x ≥ 1

b. tidak ada x < 1

Pengetahuan

1

2

3

4

5

6

1

0

1

0

1

0

0

1

0

1

0

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

i =nilai maksimal − nilai minimal

kelas

i =6 − 0

2

i =6

2= 3

sehingga dapat dikategorikan ∶ a. Tinggi, x >3

b. Rendah, x<3

Sikap

1

2

3

4

5

0

0

0

3

3

1

1

1

2

2

2

2

2

1

1

3

3

3

0

0

i =nilai maksimal − nilai minimal

kelas

i =15 − 0

2

i =15

2= 7,5

sehingga dapat dikategorikan ∶ a. Positif, x >7,5

b. Negatif, x <7,5

Umur 1 - - - -

a. Remaja akhir : 17-25 tahun

b. Dewasa awal : 26-35 tahun

c. Dewasa akhir : 36-45 tahun

Pendidikan 1 - - - - a. Diploma

b. Sarjana

Masa kerja 1 - - - - a. Baru : <1 tahun

b. Lama : ≥ 1 tahun

Kenyamanan

1

2

3

4

5

0

1

0

0

0

1

0

1

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

i =nilai maksimal − nilai minimal

kelas

i =5 − 0

2

i =5

2= 2,5

sehingga dapat dikategorikan ∶

a. Nyaman, x >2,5

b. Tidak nyaman, x<2,5