f_41146_m3a
DESCRIPTION
metalTRANSCRIPT
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 1
UJI KEKERASAN MATERIAL DENGAN METODE ROCKWELL
Novi Tri Nugraheni1,Kiranti Nala Kusuma
1, Ratna Yulia Sari
2, Agung Sugiharto
3, Hanif
Roikhatul Janah4, Khoirotun Nisa
6 , Ahmad Zusmi Humam
7.
Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Surabaya
Abstrak
Telah dilakukan uji kekerasan material dengan metode Rockwell di laboratorium material Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Airlangga. Beberapa material seperti besi, baja, tembaga dan aluminium
banyak digunakan sebagi bahan konstruksi bangunan bertingkat, jalan, jembatan,sekolah dan bangunan
lainnya. Oleh karena itu kekerasan suatu material penting untuk diketahui agar penggunaan material
tersebut tepat dan sesuai. Selain itu karena menyangkut keselamatan orang banyak. Salah satu cara
untuk menentukan kekerasan suatu material adalah metode Rockwell. Metode ini dilakukan dengan cara
menekankan identer pada permukaan material uji. Skala pada alat akan menunjukkan tingkat
kekerasannya. Aluminium memiliki tingkat kekerasan sebesar 18,83 THC dengan kedalaman penetrasi
identor sebesar 1,62 mm .
Kata kunci :Kekerasan, Metode Rockwell, Identer, THC, Al uminium
I. PENDAHULUAN
Makna nilai kekerasan suatu material
berbeda untuk kelompok bidang ilmu yang
berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai
kekerasan adalah ketahanan material
terhadap penetrasi sementara untuk para
insinyur desain nilai tersebut adalah ukuran
dari tegangan air, untuk insinyur lubrikasi
kekerasan berarti ketahanan terhadap
mekanisme keausan, untuk para insinyur
mineralogi nilai itu adalah ketahanan
terhadap goresan, dan untuk para mekanik
workshop lebih bermakna kepada ketahanan
material terhadap pemotongan dari alat
potong.
Begitu banyak konsep kekerasan
material yang dipahami oleh kelompok ilmu,
walaupun demikian konsep-konsep tersebut
dapat dihubungkan pada satu mekanisme
yaitu tegangan alir plastis dari material yang
diuji.
Setiap material yang akan
digunakan, maka sebelumnya perlu
dilakukan pengujian/pengetesan
material/logam, meliputi antara lain:
- Uji tarik material
- Uji kekerasan material
- Uji metalografi, dan lain-lain.
Setiap material sebelum digunakan perlu
dilakukan pengujian material/logam seperti
diatas, dengan maksud dan tujuan yang pada
umumnya adalah untuk mengetahui sifat-
sifat utama dari material/logam tersebut,
baik dari segi kekuatannya, ketahanan
maupun sifat-sifat yang lain terhadap suatu
beban yang akan diberikan.
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 2
II. DASAR TEORI
ketahanan material tersebut terhadap
gaya penekanan dari material lain yang lebih
keras. Penekanan tersebut dapat berupa
mekanisme penggoresan (scratching),
pantulan ataupun indentasi dari material
keras terhadap suatu permukaan benda uji.
Berdasarkan mekanisme penekanan tersebut,
dikenal 3 metode uji kekerasan:
1. Metode gores
Metode ini tidak banyak lagi
digunakan dalam dunia metalurgi dan
material lanjut, tetapi masih sering
dipakai dalam dunia mineralogy.Metode
ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yang
membagi kekerasan material di dunia ini
berdasarkan skala (yang kemudian
dikenal sebagai skala Mohs). Skala ini
bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan
yang paling rendah, sebagaimana
dimiliki oleh material talk, hingga skala
10 sebagai nilai kekerasan tertinggi,
sebagaimana dimiliki oleh intan. Dalam
skala Mohs urutan nilai kekerasan
material di dunia ini diwakili oleh: Talc,
Orthoclase Gipsum, Quartz, Calcite,
Topaz, Fluorite, Corundum, Apatite,
Diamond (intan).
Prinsip pengujian bila suatu mineral
mampu digores oleh Orthoclase tetapi
tidak mampu digores oleh Apatite, maka
kekerasan mineral tersebut berada antara
Apatite dan Orthoclase.Berdasarkan hal
ini, jelas terlihat bahwa metode ini
memiliki kekurangan utama berupa
ketidakakuratan nilai kekerasan suatu
material. Bila kekerasan mineral-mineral
diuji dengan metode lain, ditemukan
bahwa nilai-nilainya berkisar antara 1-9
saja, sedangkan nilai 9-10 memiliki
rentang yang besar.
2. Metode elastik/pantul (rebound)
Dengan metode ini, kekerasan suatu
material ditentukan oleh alat Scleroscope
yang mengukur tinggi pantulan suatu
pemukul (hammer) dengan berat tertentu
yang dijatuhkan dari suatu ketinggian
terhadap permukaan benda uji. Tinggi
pantulan (rebound) yang dihasilkan
mewakili kekerasan benda uji. Semakin
tinggi pantulan tersebut, yang
ditunjukkan oleh dial pada alat
pengukur, maka kekerasan benda uji
dinilai semakin tinggi.
3. Metode indentasi
Tipe pengetesan kekerasan
material/logam ini adalah dengan
mengukur tahanan plastis dari
permukaan suatu material komponen
konstruksi mesin dengan specimen
standar terhadap “penetrator”. Adapun
beberapa bentuk penetrator atau cara
pengetesan ketahanan permukaan yang
dikenal adalah:
a. Ball indentation test (Brinel)
b. Pyramida indentation (Vickers)
c. Cone indentation test (Rockwell)
d. Uji kekerasan mikro
Berikut penjelasannya:
a. Metode Brinell
Pengujian kekerasan dengan
metode ini bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk
daya tahan material terhadap bola baja
(indentor) yang ditekankan pada
permukaan material uji tersebut
(speciment).Idealnya, pengujian ini
diperuntukan bagi material yang
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 3
memiliki kekerasan Brinell sampai 400
HB, jika lebih dari nilai tersebut maka
disarankan menggunakan metode
pengujian Rockwell ataupun Vickers.
Angka Kekerasan Brinell (HB)
didefinisikan sebagai hasil bagi
(koefisien) dari beban uji (F) dalam
Newton yang dikalikan dengan angka
faktor 0,102 dan luas permukaan bekas
luka tekan (injakan) bola baja (A) dalam
millimeter persegi. Indentor (bola baja)
biasanya telah dikeraskan dan diplating
ataupun terbuat dari bahan Karbida
Tungsten. Jika diameter Indentor 10 mm
maka beban yang digunakan (pada
mesin uji) adalah 3000 N sedang jika
diameter Indentornya 5 mm maka beban
yang digunakan (pada mesin uji) adalah
750N.
Diameter bola dengan gaya yang
diberikan mempunyai ketentuan, yaitu:
- Jika diameter bola terlalu besar dan gaya
yang diberikan terlalu kecil maka akan
mengakibatkan bekas lekukan yang
terjadi akan terlalu kecil dan
mengakibatkan sukar diukur sehingga
memberikan informasi yang salah.
- Jika diameter bola terlalu kecil dan gaya
yang diberikan terlalu besar maka dapat
mengakibatkan diameter bola pada
benda yang diuji besar (amblasnya bola)
sehingga mengakibatkan harga
kekerasannya menjadi salah.
Pengujian kekerasan pada Brinell ini
biasa disebut BHN (Brinell Hardness
Number). Pada pengujian Brinell akan
dipengaruhi oleh beberapa factor
berikut:
1. Kehalusan permukaan
2. Letak benda uji pada indentor
3. Adanya pengotor pada permukaan
b. Metode Vickers
Vickers adalah hamper sama
dengan uji kekerasan Brinell saja dapat
mengukur sekitar 400 VHN. Pengujian
kekerasan dengan metode Vickers
bertujuan menentukan kekerasan suatu
material dalam bentuk daya tahan
material terhadap intan berbentuk
piramida dengan sudut puncak
136.Derajat yang ditekankan pada
permukaan material uji tersebut. Angka
kekerasan Vickers (HV) didefinisikan
sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban
uji (F) dalam Newton yang dikalikan
dengan angka faktor 0,102 dan luas
permukaan bekas luka tekan (injakan)
bola baja (A) dalam millimeter persegi.
Secara matematis dan setelah
disederhanakan, HV sama dengan 1,854
dikalikan beban uji (F) dibagi dengan
diagonal intan yang dikuadratkan. Beban
uji (F) yang biasa dipakai adalah 5 N per
0,102; 10 N per 0,102; 30 N per 0,102;
dan 50 N per 0,102.
c. Metode Rockwell
Rockwell merupakan metode
yang paling umum digunakan karena
simple dan tidak menghendaki keahlian
khusus. Digunakan kombinasi variasi
indenter dan beban untuk bahan metal
dan campuran mulai dari bahan lunak
sampai keras.
Indenter:
- Bola baja keras
Ukuran 1/16, 1/8, ¼, ½ inci (1,588;
3,175; 6,350; 12,70 mm)
- Intan kerucut
Hardness number (nomor kekerasan)
ditentukan oleh perbedaan kedalaman
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 4
penetrasi indenter, dengan cara member
beban minor diikuti beban major yang
lebih besar.
Berdasarkan besar beban minor dan
major, uji kekerasan Rockwell
dibedakan menjadi:
- Rockwell
Beban minor : 10 kg
Beban major : 60, 100, 150 kg
- Rockwell superficial
Beban minor : 3 kg
Beban major : 15, 30, 45 kg
Skala kekerasan:
Ska
la
yang umum dipakai dalam pengujian
Rockwell adalah:
a. HRA (Untuk material yang sangat keras)
b. HRB (Untuk material yang lunak).
Indentor berupa bola baja dengan
diameter 1/16 inchi dan beban uji 100
Kgf.
c. HRC (Untuk material dengan kekerasan
sedang). Indentor berupa kerucut intan
dengan sudut puncak 120 derajat dan
beban uji sebesar 150 Kgf.
Pengujian kekerasan dengan metode
Rockwell bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk
daya tahan material terhadap benda uji
(speciment) yang berupa bola baja
ataupun kerucut intan yang ditekankan
pada permukaan material uji tersebut.
d. Uji kekerasan mikro
Pada pengujian ini indentornya
menggunakan intan kasar yang dibentuk
menjadi piramida.Bentuk lekukan intan
tersebut adalah perbandingan diagonal
panjang dan pendek dengan skala
7:1.Pengujian ini untuk menguji suatu
material adalah dengan menggunakan
beban statis.Bentuk indentor yang
khusus berupa knop memberikan
kemungkinan membuat kekuatan yang
lebih rapat dibandingkan dengan lekukan
Vickers.Hal ini sangat berguna
khususnya bila mengukur kekerasan
lapisan tipis atau mengukur kekerasan
bahan getas dimana kecenderungan
menjadi patah sebanding dengan volume
bahan yang ditegangkan.
Hardenability adalah sifat yang
menentukan dalamnya daerah logam
yang dapat dikeraskan.Pendinginan yang
terlalu cepat dapat dihindarkan arena
dapat menyebabkan permukaan logam
(baja) retak.
Kekerasan didefinisikan sebagai
ketahanan sebuah benda (benda kerja)
terhadap penetrasi/daya tembus dari
bahan lain yang lebih keras (penetrator).
Kekerasan merupakan suatu sifat dari
bahan yang sebagian besar dipengaruhi
oleh unsur-unsur paduannya dan
kekerasan suatu bahan tersebut dapat
berubah bila dikerjakan dengan cold
SIMBOL INDENTER BEBAN
MAJOR
(Kg)
A
B
C
D
E
F
G
H
K
Intan
Bola 1/6 inch
Intan
Intan
Bola 1/8 inch
Bola 1/16 inch
Bola 1/16 inch
Bola 1/8 inch
Bola 1/8 inch
60
100
150
100
100
60
150
60
150
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 5
worked seperti pengerolan, penarikan,
pemakanan dan lain-lain serta kekerasan
dapat dicapai sesuai kebutuhan dengan
perlakuan panas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil kekerasan dalam perlakuan panas
antara lain: komposisi kimia, langkah
perlakuan panas, aliran pendinginan,
temperature pemanasan, dan lain-lain.
Proses hardening cukup banyak dipakai
di industri logam atau bengkel-bengkel
logam lainnya. Alat-alat permesinan atau
komponen mesin banyak yang harus
dikeraskan supaya tahan terhadap
tusukan atau tekanan dan gesekan dari
logam lain, misalnya roda gigi, poros-
poros dan lain-lain yang banyak dipakai
pada benda bergerak. Dalam kegiatan
produksi, waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu produksi adalah
merupakan masalah yang sangat sering
dipertimbangkan dalam industry dan
selalu dicari upaya-upaya untuk
mengoptimalkannya.Pengoptimalan ini
dilakukan mengingat bahwa waktu
(lamanya) menyelesaikan suatu produk
adalah berpengaruh besar terhadap biaya
produksi.
Hardening dilakukan untuk
memperoleh sifat tahan aus yang tinggi,
kekuatan dan fatigue limit/strength yang
lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai
tergantung pada kadar karbon dalam
baja dan kekerasan yang terjadi akan
tergantung pada temperature pemanasan
(temperature autenitising), holding time
dan laju pendinginan yang dilakukan
serta seberapa tebal bagian penampang
yang menjadi keras banyak tergantung
pada hardenability.
III. METODE PENELITIAN
Pada eksperimen ini sampel yang
digunakan adalah bahan metal (logam).
Bahan di letakkan pada alat uji secara
bergantian dan diuji kekerasan
menggunakan identor berupa identor bola
(ball identer) (THB) kemudian dihitung
nilai kekerasannya menggunakan h2-h0 =
(130-TH) 0,02
Gambar 1. Alat uji Rockwell
Pada langkah pertama benda uji ditekan
oleh indentor dengan beban minor (Minor
LoadF0) setelah itu ditekan dengan beban
mayor (Major Load F1) pada langkah kedua
dan langkah ketiga beban mayor diambil
sehingga yang tersisa adalah minor load,
seperti pada ilustrasi gambar berikut:
VI. DATA HASIL PENGAMATAN
Dari eksperimen yang telah kami
lakukan diperoleh data sebagai berikut.
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 6
Pengujian
ke-
Aluminium
(THC)
1 18,5
2 19,5
3 18,5
Rata-rata 18,83
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Salah satu karakter mekanik dari
material keramik atau logam adalah dengan
uji kekerasan. Pada pengujian logam,
kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan
suatu logam terhadap indentasi (penekanan).
Uji ini dapat digolongkan sebagai uji
destruktif karena merusak bahan dan uji
skala makroskopis karena efek perubahan
uji dapat dilihat dengan langsung. Pengujian
dilakukan pada tiga titik yang berbeda dalam
satu specimen dan dalam percobaan ini,
digunakan satu jenis spesimen saja yaitu
alumunium saja . Nilai yang ditunjukkan
oleh penyimpangan jarum menunjukkan
adanya pembebanan yang diberikan melalui
indenter setelah gaya yang diberikan
dilepaskan.
Semakin besar penyimpangan jarum
menunjukkan material tersebut dapat
dikatakan memiliki kekerasan yang cukup
tinggi karena hal tersebut membuktikan
bahwa material tersebut tahan terhadap
penekanan yang diberikan dan dari
pengujian tiga titik, selalu didapatkan nilai
TH yang berbeda-beda meskipun dalam satu
bahan yang sama, hal tersebut dikarenakan
homogenitas bahan, contohnya kuningan.
Kuningan merupakan paduan logam besi
dengan tembaga sehingga homogenitas atau
distribusi paduan belum tentu sama pada
setiap titik.
Begitu pula alumunium, jika yang
digunakan adalah alumunium murni maka
homogenitasnya bisa dipastikan sama rata
untuk setiap titik. Alumunium juga tidak
bisa menjadi materi yang murni di alam
bebas karena sifat kereaktifannya dalam
mengikat elektron untuk memperoleh
elektron valensi sempurna, sehingga apabila
di alam bebas maka akan berusaha mengikat
oksigen dan tereduksi.
Homogenitas merupakan sifat fisis
material (intrinsik) yaitu bagian dari density
(rapat masa) material. Dengan tingkat
homogenitas tinggi akan membentuk materi
tersebut mempunyai density yang lebih
padat, sehingga ketika materi tersebut
dikenai uji kekerasan dengan penekanan
materi lain, maka akan semakin kecil
kedalaman materi uji yang terkena tekanan
dan juga sebaliknya. Dari eksperimen yang
telah kami lakukan diperoleh data sebagai
berikut.
Rumus yang digunakan dalam Uji kekerasan
Rockwell :
.
Untuk alumunium karena menggunakan
indenter diamond cone, maka rumus yang
digunakan adalah THC,
Data ke-1
TH=18,5
Data ke-2
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 7
TH=19,5
Data ke-3
TH=18,5
Sehingga diperoleh rata-rata
3
60,162,162,1
= 1,62 mm
Sehingga diperoleh hubungan antara TH
dengan h1-h0
Hasil yang di peroleh maka di bandingkan
dengan literatur pada grafik dibawah
ini,Berdasarkan hasil yang kami
perolehsudah sesuai dengan literatur
Gambar 2. Literatur untuk
THA,THC dan THD
Dengan menggunakan literatur pada
gambar 3 dan ditekan menggunakan
indenter diamond diketahui bahwa
hubungan linieritas memenuhi persamaan.
y=-0,02x+2. Dari persamaan tersebut
dengan x adalah skala Rockwell rata-rata
spesimen alumunium dengan nilai kekerasan
pada alumunium adalah 18,83 hasil ini
diperoleh dengan cara mensubstitusikan
nilai y=1,62 mm. y merupakan perbedaan
kedalaman penetrsi identor terhadap
alumunium. Apabila kami hitung kekerasan
kuningan untuk 3 titik penetrsi maka akan
menghasilkan nilai kekerasan dalam skla
Rockwell yang bervariasi seperti berikut;
y1=1,63mm x1=18,5
y2=1,61mm x2=19,5
y3=1,63 mm x3=19,5
dengan x=skala Rockwell pada tiap titik
spesimen alumunium dan y adalah
perbedaan kedalaman penetrsi identor
terhadap alumunium.
V. KESIMPULAN
Nomor kekerasan dengan metode
Rockwell ditentukan oleh perbedaan
y = -0.02x + 2 R² = 1
1.61.611.621.631.64
18 18.5 19 19.5 20
h1
-h0
TH
Grafik Hubungan antara TH
dengan h1-h0 pada
Aluminium
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 8
kedalaman penetrsi identer dan
memiliki hubungan yang linear.
Dari hasil eksperimen yang telah
dilakukan dapat diketahui rata-rata
nilai kekerasan pada aluminium
sebesar 18,83 THC dengan
perbedaan kedalaman penetresi
identor sebesar 1,62 mm.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Tim KBK Fisika Material. 2010. Buku
Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimen
Lanjut (Fisika Material). Departemen
Fisika UNAIR.
- http:/www.what is hardness test uji
kekerasan.com diakses 15 November
2014
Fisika Eksperimental Lanjut (Metode Rockwell) Page 9