evaluasi -penilaian kelas
DESCRIPTION
Penilaian berbasis kelas memperhatikan individu secara nyata.TRANSCRIPT
PROGRAM PASCASARJANAProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2011-2012EVALUASI [email protected]
OLEH:SRI APRIWATIE
EVALUASI [email protected]
PENDAHULUAN
EVALUASI [email protected]
EVALUASI [email protected]
Pembangunan nasional di Indonesia
khususnya dalam pendidikan oleh
pemerintah telah difasilitasi dengan
upaya-upaya yang bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia
Indonesia.
Pemerintah sesuai dengan tujuan pendidikan
secara nasional ingin membentuk manusia
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
EVALUASI [email protected]
Oleh sebab itu, pemerintah secara
sistematik mengelola sedemikian rupa
agar insan-insan yang bergerak dalam
pendidikan mampu untuk mewujudkan
tujuan tersebut.
EVALUASI [email protected]
Guru sebagai ujung tombaknya mempunyai
fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
strategis dalam bidang pendidikan terutama
pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru harus mampu
mengemban amanat itu. Hal ini sesuai dengan
pasal satu pada Undang-undang Nomor 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
EVALUASI [email protected]
EVALUASI [email protected]
"Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah."
Oleh sebab itu, sebagai seorang guru perlu
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
penilaian atau evaluasi. Selain itu, guru dapat
memggunakan evaluasi yang sesuai bagi
peserta didiknya, dengan harapan hasil
pencapaian Kriterian Ketuntasan Minimal
(KKM) dapat tercapai dan atau terlampaui.
EVALUASI [email protected]
Bagaimana penilaian dalam pembelajaran
bahasa Indonesia? Di sini akan dikaji secara
telaah kepustakaan. Dengan kajian telaah ini,
diharapkan bermanfaat secara praktis
sehingga penggunaan penilaian atau
evaluasi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia memiliki kebermaknaan.
EVALUASI [email protected]
EVALUASI [email protected]
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PENILAIAN ATAU EVALUASI
EVALUASI [email protected]
Penilaian atau Evaluasi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia evaluasi adalah
penilaian (2008:403). Dari istilah tersebut dapat
diketahui bahwa secara sederhana seorang guru
harus melakukan kegiatan menilai. Kegiatan tersebut
merupakan tugas yang melekat dengan kegiatan
mengajar.
EVALUASI [email protected]
Dari pengertian atau definisi yang termaktub
dalam Kamus Bahasa Indonesia tersebut,
penilaian dan evaluasi itu sama artinya. Hal
ini lebih memudahkan jika istilah yang dipakai
di sini dalam uraian tulisan ini digunakan
istilah penilaian.
Bagaimana dengan pendapat ahli mengenai
pengertian penilaian? Di sini disajikan
beberapa pendapat ahli tentang penilaian.
EVALUASI [email protected]
Guba dan Lincoln dalam (Wina Sanjaya, 181:2005)
Evaluasi merupakan proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan (evaluand). Sesuatu yang
dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda,
kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.” http://wyw1d.wordpress.com (9Desember 2009)
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat Guba dan Linclon dapat
diketahui bahwa evaluasi adalah berupa proses
atau pekerjaan yang bertahap, pekerjaan yang
memberi pertimbangan-pertimbangan sehingga
nantinya mengerucut ke dalam suatu angka-angka
atau nilai. Penilaian di sini mengenai nilai dan arti
sesuatu yang ditpertimbangkan maksudnya
memberi nilai bisa terhadap orang, benda,
kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.
EVALUASI [email protected]
Muchtar Abdul Karim
”Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.Pengambilan keputusan yang baik, biasanya didasari dengan data-data yang akurat hasil penilaian.sedangkan evaluasi diartikan sebagai suatu serangkaian untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan efisiensi pelaksanaan suatu program (pembelajaran) (1999:1).
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa penilaian di sini tentu berupa rangkaian
kegiatan yang bertujuan menganalis atau
mengupas atau membedah serta menafsirkan
suatu perolehan data atau hasil belajar siswa
peserta didik. Kegiatan tersebut tentu
melibatkan siswa peserta didik yang dinilai,
sedangkan guru sebagai fasilitator karena
gurulah yang memfasilitasi proses tersebut.
EVALUASI [email protected]
Analisis dan penafsiran data tentu menggunakan
aturan atau kaidah yang tepat. Kegiatan tersebut
terjadi dalam suatu sistem, kegiatan ini tentu saja
melibatkan siswa peserta didik, guru, sekolah
sebagai lembaga pemerintahan yang menaungi
dan orang tua. Karena penilaian tidak bisa
dipisahkan dengan pembelajaran maka hasil
penilaian tersebut merupakan satu kesatuan
dengan proses pembelajaran.
EVALUASI [email protected]
Rusijono “Penilaian adalah proses penginterpretasian skor tes
dan pengambilan keputusannya. Penginterpretasian
skor adalah pemberian makna terhadap skor tes agar
bisa dipahami dan dimanfaatkan hasilnya. Hasil suatu
tes perlu diinterpretasikan karena hasilnya baru
berupa skor mentah (raw skor). Skor mentah hanya
berupa angka yang maknanya bisa diperoleh melalui
penginterpretasian (2011:4) .
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat tersebut, di sini penilaian
adalah proses penginterpretasian skor tes dan
pengambilan keputusannya maka penilaian
tersebut adalah suatu kegiatan yang memiliki
tahap demi tahap untuk memberi makna terhadap
penilaian dengan diwujudnyatakan dalam angka-
angka. Angka di sini masih memerlukan
interpretasi berdasarkan patokan criteria yang
digunakan untuk pendeskripsian kompetensi yang
dicapai siswa peserta didik.EVALUASI [email protected]
Muchtar Abdul Karim (1999:3)
“Ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan penilaian sehubungan dengan fungsinya sebagai alat perbaikan kegiatan belajar mengajar, penentuan kenaikan kelas dan kelulusan,penempatan,seleksi,maupun motivasi yang meliputi prinsip berikut:
1.menyeluruh,
2.berkesinambungan,
3.berorientasi pada tujuan,
4.objektif,
5.terbuka,
6.kebermaknaan,
7.penyesuaian,
8.mendidik.EVALUASI [email protected]
Muchtar Abdul Karim (1999:3)
Fungsi penilaian sebagai bagian dari proses belajar
mengajar, hasil kegiatan penilaian dan evaluasi dapat
difungsikan sebagai: 1.acuan guna perbaikan kegiatan
belajar mengajar, 2.acuan guna penentuan kenaikan
kelas dan kelulusan, 3.alat seleksi, 4.alat penempatan,
5.alat motivasi
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa penilaian mempunyai fungsi-fungsi yang cukup signifikan. Fungsi penilaian sebagai acuan perbaikan dalam kegiatan belajar dan mengajar tentu saja menuntut guru agar memberi kesempatan peserta didik melakukan kegiatan memperbaiki proses atau tahapan kegiatan belajar yang dilalui peserta didik. Bahwa di sini dianggap peserta didik belum mencapai kompetensi yang dilalui. Sedang fungsi penilaian sebagai acuan penentuan kenaikan kelas dan kelulusan, ini berkaitan sebagai penilaian hasil.
EVALUASI [email protected]
Bahwa dengan penilaian hasil maka peserta
didik bila telah mencapai dan melampaui
kompetensi yang diujikan maka peserta didik
mendapatkan laporan kemajuan pencapaian
kompetensi tersebut. Selain itu, penilaian juga
berfungsi untuk menyeleksi,misal pada saat
proses seleksi. Contoh konkrit pada penerimaan
peserta didik baru, seleksi siswa berprestasi dan
banyak lagi ajang lomba yang lainnya.
EVALUASI [email protected]
Demikian pula penilaian juga mempunyai fungsi sebagai alat penempatan dan alat motivasi. Bahwa dengan penilaian dapat diketahui tingkat kompetensi peserta didik. Dan penilaian akan membentuk motivasi bagi peserta didik untuk lebih berprestasi. Penilaian diharapkan mampu mendorong motivasi belajar siswa. Kegiatan yang berupa latihan dan tugas serta ulangan yang diberikan guru harus memungkinkan siswa peserta didik terus berupaya sedemikian rupa sehingga siswa peserta didik menjdikan belajar itu adalah kebutuhan yang menyenankan bukan dianggap sebagai sebuah kewajiban.
EVALUASI [email protected]
Muchtar Abdul Karim (1999:4)
Cara pemberian nilai ada dua cara yaitu : 1.cara kuantitatif yaitu penyajian hasil penilaian
dengan menggunakan angka dengan berpegang pada rentangan angka tertentu/misalnya dalam rentangan angka 0 (nol) sampai dengan 10 (sepuluh). Nilai yang diperoleh adalah 5, 6, 7, dan sebagainya, atau pada rentangan angka 0 (nol) sampai 100 (seratus) nilai yang diperoleh adalah 50, 65, 80, dan sebagainya.
EVALUASI [email protected]
EVALUASI [email protected]
2.Cara kualitatif, yaitu penyajian hasil penilaian dengan menggunakan bentuk pernyataan verbal, misalnya baik sekali, baik, cukup, kurang sekali. Cara yang sering dipergunakan dalam kegiatan penilaian dan penyajian di rapor dengan cara kuantitatif menggunakan bilangan bulat. Penyajian nilai di rapor dengan cara kuantitatif menggunakan bilangan bulat. Mengingat tujuan pendidikan nasional, perlu diberikan perhatian yang cukup pada penilaian aspek-aspek berlaku dan keterampilan yang penilainnya menggunakan cara kualitatif, hendaknya guru dibiasakan menggunakan cara ini (tes skala sikap, tes pengamatan dan sebagainya) melalui berbagai latihan mandiri.
Perlu benar-benar disadari bahwa nilai 10 (sempurna) yang diberikan kepada siswa bukanlah cerminan kemampuan maksimal dari peserta didik, akan tetapi baru merupakan skor/nilai maksimal yang diraih siswa peserta didik dengan menggunakan alat ukur bersangkutan. Tidak tertutup kemungkinan siswa tersebut mampu menjawab tes/soal dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi dibanding tes/soal yang pernah diberikan. Oleh karena itu, nilai 10 dalam rapor bukanlah sesuatu tabu dan mustahil untuk diberikan kepada siswa.
Selama kemampuannya memang menunjukkan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
EVALUASI [email protected]
Dari pendapat tersebut, tentu saja harus
diperhatikan bahwa dalam kegiatan penilaian
perlu disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran bahasa Indonesia. Dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia memiliki aspek
mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat keterampilan ini mempunyai
tujuan membentuk peserta didik memiliki keempat
keterampilan tersebut dengan baik.
EVALUASI [email protected]
Aspek-aspek yang ada dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia dalah aspek-aspek
mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat aspek keterampilan ini
mempunyai tujuan membentuk peserta didik
memiliki keempat keterampilan tersebut dengan
baik. Dan keempat keterampilan tersebut tidak
bisa berdiri sendiri, keempatnya mempunyai
hubungan yang saling terkait satu sama lain.
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan karakteristik mata pelajaran bahasa Indonesia tersebut maka kegiatan penilaian atau evaluasi bahasa Indonesia dengan teknik penilaian berbasis penilaian kelas mampu menjembatani kondisional tersebut. Penilaian berbasis kelas memiliki berbagai jenis evaluasi, baik evaluasi yang berkaitan dengan pengujian dan pengukuran tingkat kognitif menggunakan tes, maupun evaluasi terhadap perkembangan mental melalui penilaian tentang sikap, produk atau karya
EVALUASI [email protected]
Dengan karakteristik mata pelajaran bahasa
Indonesia yang menonjolkan keterampilan
tersebut acuan cara pemberian nilai baik
kuantitatif dan kuatitatif sangat signifikan.
Karakteristik mata pelajaran bahasa
Indonesia beserta penilaian mengandung
pengertian bahwa penilaian tersebut adalah
sebuah proses dan berhubungan dengan
pemberian nilai atau arti
EVALUASI [email protected]
Sebagai suatu proses, pelaksanaan penilaian
seharusnya berupa tindakan yang harus
dilakukan. Dengan demikian, penilaian
bukan sekadar produk atau hasil, melainkan
rangkaian kegiatan. Sebagai pemberian nilai
atau arti, penilaian harus menunjukkan
kualitas yang dinilai.
EVALUASI [email protected]
Depdiknas ( 2006:4) Penilaian kelas merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan penilaian diri ().
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa penilaian
berbasis kelas adalah proses penilaian yang
dilakukan secara terus-menerus. Penilaian
dilakukan pada saat siswa melaksanakan proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas,
seperti di laboratorium atau lapangan. Dengan
demikian kegiatan evaluasi atau penilaian bukan
merupakan kegiatan yang terpisah dari proses
pembelajaran.
EVALUASI [email protected]
Antara penilaian dan pembelajaran melekat
secara penuh. Pembelajaran yang bertujuan
membentuk peserta didik terampil sesuai
kompetensi yang perlu dicapai oleh siswa peserta
didik. Hal ini tentu saja perlu disusun oleh guru
secara sistematis dan berencana serta
diharapkan penilaian kelas ini mampu
mengemban fungsi-fungsi sebuah penilaian.
EVALUASI [email protected]
Abdul Majid Penilaian berbasis kelas menggunakan
pengertian penilaian sebagai “assessment” yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Data atau informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur suatu keberhasilan program pendidikan (2008:185).
EVALUASI [email protected]
Dalam hal ini kegiatan penilaian oleh guru
tentu sangat diharapkan membentuk
keterampilan berbahasa dan bersastra
peserta didik. Penilaian di sini tidak hanya
untuk memenuhi syarat administratif saja,
tetapi juga diarahkan untuk memperoleh
ketercapaian kompetensi seperti yang
dirumuskan pada Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD).
EVALUASI [email protected]
Penilaian tidak boleh menyimpang dari
kompetensi yang ingin dicapai. Dengan kata
lain, penilaian harus menjamin validitas.
Dengan demikian, setiap kompetensi
menuntut jenis atau alat penilaian yang
berbeda.
EVALUASI [email protected]
Rusijono “ Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada
prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja , penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri (2011:7).
EVALUASI [email protected]
EVALUASI [email protected]
Dari pendapat tersebut, bahwa penilaian
mempunyai prinsip menilai prestasi siswa.
Apa yang telah dicapai siswa. pencapaian itu
tetap berdasarkan indikator-indikator. Tentu
saja berkaitan erat dengan kompetensi yang
diinginkan. Dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia, kompetensi tersebut sangat
mendukung siswa untuk diperlakukan dengan
penilaian berbasis kelas.
Dalam kajian telaah kepustakaan ini,bahwa
penilaian kelas antara lain penilaian unjuk
kerja/kinerja (performance), penilaian sikap,
penilaian tertulis (paper and pencil test),
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian
melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta
didik (portofolio), dan penilaian diri sesuai
dasar acuan yang diambil dari sumber-sumber
kepustakaan tersebut di atas.
EVALUASI [email protected]
Namun, tidak semuanya diulas di sini karena
penulis hanya ingin mencermati kesesuaian
penilaian kelas tertentu saja yang dikaitkan
dengan karakteristik mata pelajaran bahasa
Indonesia. Penulis membatasi dengan tiga
jenis penilaian kelas yaitu penilaian unjuk
kerja/kinerja (performance), penilaian sikap,
penilaian tertulis (paper and pencil test).
EVALUASI [email protected]
Dalam hal ini dapat diambil contoh pada
Standar Kompetensi (SK) bahasa dan sastra
Indonesia SMP kelas VII terdapat rumusan
materi yang pembelajarannya dapat disiasati
dilakukan di luar kelas. Pada Kompetensi
Dasar 9.2 Menuliskan dengan singkat hal-hal
penting yang dikemukakan narasumber dalam
wawancara. Mengapa bisa dilaksanakan di
luar kelas?
EVALUASI [email protected]
Karena pada kegiatan berwawancara tentu saja melibatkan orang lain sebagai narasumber
misalnya pedagang,petani,pegawai atau karyawan. Oleh sebab itu, penilaian yang dilaksanakan diupayakan berpijak dan mempertimbangkan semua aspek penilaian.
Di sini tidak hanya didasarkan pada hasil akhir atau produk yang dihasilkan siswa saja. Keterlibatan dan keaktifan siswa harus dipertimbangkan selain sebuah produk sebagai hasil akhir.
EVALUASI [email protected]
Teknik penilaian yang dipakai pun perlu
disesuaikan dengan karakteristik indikator,
tandar kompetensi dasar dan kompetensi
dasar yang ingin dicapai . oleh sebab itu,
tidak menutup kemungkinan jika satu
indikator dapat diukur dengan beberapa
teknik penilaian. Hal ini dapat terjadi karena
memuat ranah (domain) kognitif, psikomotor
dan afektif.
EVALUASI [email protected]
Penilaian yang digunakan harus mampu mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi dan sekaligus untuk menilai efektivitas proses pembelajaran. Oleh sebab itu penilaian dilakukan secara efektif. Agar tujuan penilaian tercapai, guru berupaya menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang akan ditempuh siswa peserta didik.
EVALUASI [email protected]
Dapat pula disajikan contoh kompetensi
dasar (KD) yang lain yang termaktub di dalam
kurikulum pada kelas VII jenjang SMP
misalnya pada aspek mendengarkan,
kompetensi dasarnya 1.1Menyimpulkan isi
berita yang dibacakan dalam beberapa
kalimat, tentu saja alat penilaiannya
disesuaikan dengan keterampilan yang ingin
dibentuk. EVALUASI [email protected]
Penilaian berbasis kelas yang diperlakukan
adalah kegiatan secara individu dan
menggunakan media audio atau audiovisual
dengan sintak pembelajaran metode
pemodelan,inkuiri,tanya jawab atau penugasan.
Hal ini akan berbeda perlakuan untuk kompetensi
dasar yang lain, semisal aspek membaca dengan
kompetensi dasar 3.3 Membacakan berbagai teks
perangkat upacara dengan intonasi yang tepat.
EVALUASI [email protected]
Penilaian berbasis kelas di sini mencermati keterampilan membaca, dengan penilaian kinerja.
Penilaian unjuk kerja atau penilaian kinerja (performance assesment) menitikberatkan bahwa siswa peserta didik diharapkan mampu mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dengan konteks yang diinginkan.
EVALUASI [email protected]
Berkaitan dengan contoh tersebut guru dapat
menyusun langkah-langkah penilaian unjuk
kera atau kinerja. Penilaian kinerja
(performance assessment) seperti yang
diuraikan dalam
EVALUASI [email protected]
Abdul Majid Performance assessment adalah suatu
penilaian yang meminta peserta tes untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam berbagai macam
konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan (2008:200).
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat tersebut dapat
diketahui bahwa dalam penilaian kinerja
(performance assessment) siswa peserta
didik melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan melakukan tindakan olah laku secara
nyata. Siswa peserta didik bertindak sesuai
langkah-langkah yang dituntut dalam
kompetensi yang ingin dicapai.
EVALUASI [email protected]
Dalam penilaian kinerja ini tentu saja
yang diharapkan adalah tahap demi
tahap tindakan siswa peserta didik
dalam mengaplikasikan apa dan
bagaimana yang ingin dinyatakan
dalam proses pembelajaran sampai
kepada hasil proses.
EVALUASI [email protected]
Dengan demikian guru perlu merumuskan dan
melakukan kegiatan yang harus dilalui siswa
peserta didik melalui tahapan langkah-langkah
penilaian kinerja (performance assessment) ini
meliputi kegiata-kegiatan yaitu yang pertama
guru mengidentifikasi terhadap langkah-
langkah penting yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang
terbaik. EVALUASI [email protected]
Kemudian dapat dilanjutkan dengan tahapan
merumuskan perilaku kemampuan-kemampuan
spesifik yang penting dan diperlukan untuk
menyeesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir
(output) yang terbaik. Tindakan selanjutnya yang
dapat dilakukan guru adalah merumuskan kriteria-
kriteria kemampuan yang akan diukur. Kemampuan
ini tidak perlu terlalu banyak dan luas karena
kemampuan-kemampuan tersebut dapat
diobeservasi selama proses tersebut.
EVALUASI [email protected]
Setelah itu, guru dapat mengurutkan kriteria
yang telah dirumuskan berdasarkan urutan
yang dapat diamati.Jika perlu, guru dapat
membandingkan dengan kriteria-riteria
kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh
guru atau orang lain. Hal ini digunakan
sebagai bandingan dan bahan yang
diperlukan guru untuk menyusun penilaiaan
yang valid dan akuntabel.EVALUASI [email protected]
Selain penilaian kinerja (performance assessment),
dapat pula digunakan adalah penilaian sikap dalam
proses pembelajaran bahasa Indonesia atau bisa pula
dengan penilaian kelas yang lain misalnya penilaian
tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek,
penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portofolio), dan penilaian
diri,tinggal bagaimana guru merancangnya
disesuaikan dengan aspek keterampilan yang ingin
dibentuk serta dengan memperhatikan karakteristik
kompetensi dasarnya.
EVALUASI [email protected]
Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII terdapat kompetensi dasar misalnya 3.3 membacakan berbagai teks perangkat upacara dengan intonasi yang tepat,atau 15.1 membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara,mimik,kinestik yang sesuai dengan isi puisi, tentu akan berbeda dengan kompetensi dasar yang lainnya misalnya dapat dicermati kompetensi dasar pada kelas IX,
semisal 10.1 berpidato/berceramah/berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas.
EVALUASI [email protected]
Dalam hal ini aspek keterampilan yang ingin
dituju serta kompetensi dasarnya perlu dicermati
dengan saksama. Oleh sebab itu, penilaian kelas
yang ingin digunakan perlu dianalisis apakah
sudah sesuai atau tidak.
EVALUASI [email protected]
EVALUASI [email protected]
Kompetensi dasar-kompetensi dasar yang
mengacu kepada pembentukan nilai-nilai
sikap seyogyanya dapat dilaksanakan
dengan menggunakan penilaian sikap. Dan
tidak menutup kemungkinan dapat digunakan
dengan penilaian kelas yang lain karena
kompetensi dasar tersebut saling berkaitan
dalam membentuk keempat keterampilan
berbahasa.
Sikap yang bagaimana yang dianggap mampu
mencerminkan kompetensi dasar tersebut tentu
juga perlu pengkajian yang mendalam.
Ketercapaian kompetensi tersebut tentu saja
akan berkaitan erat dengan keterampilan
membaca siswa. Kompetensi ini tidak hanya
sekadar membaca tetapi juga dinilai sikap siswa
peserta didik dalam keterampilan membacanya
atau mngkin keterampilan berbicaranya.
EVALUASI [email protected]
Klausmeier (1985) dalam Abdul Majid
Ada tiga model belajar dalam rangka
pembentukan sikap. Model-model ini sesuai
dengan kepentingan penerapan dalam dunia
pendidikan. Tiga model tersebut.
EVALUASI [email protected]
Mengamati dan meniru, pembelajaran model ini berlangsung pengamatan dan peniruan melalui model (learning through modeling). Tingkah laku manusia dipelajari dengan mengamati dan meniru tingkah laku atau perbuatan orang ain terutama orang-orang yang berpengaruh.
Menerima penguatan, penguatan dapat berupa ganjaran (penguatan positif) dan dapat berupa penguatan hukuman (penguatan negatif). Dalam proses pendidikan, guru atau orang tua dapat memberikan ganjaran berupa pujian atau hadiah kepada anak yang berbuat sesuai dengan nilai-nilai tertentu. Dari waktu ke waktu respon yang diberi ganjaran tersebut akan bertambah kuat.
Menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat diperoleh melalui lisan atau tulisan. Informasi tentang objek tertentu yang diperoleh oleh seseorang akan mempengaruhi pembentukan sikapnya terhadap objek yang bersangkutan (2008:213).
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat tersebut perlu
digarisbawahi bahwa pembentukan sikap
siswa peserta didik ada tiga point yang
sangat penting yaitu yang pertama adalah
mengaati dan meniru, yang kedua adalah
menerima penguatan dan yang ketiga adalah
menerima informasi verbal.
EVALUASI [email protected]
Untuk point yang pertama bahwa model belajar
dalam rangka pembentukan sikap dapat dari
mengamati dan meniru. Bila dalam konteks
mengamati dan meniru guru dapat menyiasati
dengan metode pemodelan, maka harapannya
seorang guru mampu menyusun rancangan
penilaian kelas dengan memperhatikan model
pembelajaran yang bisa mengerucut mendapatkan
kepada keterampilan siswa dengan memperhatikan
nilai-nilai sikap yang dikembangkan.
EVALUASI [email protected]
Sedangkan untuk point yang kedua yaitu model
belajar dalam rangka pembentukan sikap dapat
dari menerima penguatan baik penguatan secara
positif dan negatif. Hal ini memang bisa berterima
karena adanya penguatan akan memotivasi
siswa peserta didik untuk melakukan eksplorasi
nilai-nilai sikap yang ingin dicapai. Tentu saja
peranan guru sebagai fasilitator dan motivator
sangat membantu.
EVALUASI [email protected]
Mukhtar dan Rusmini Dalam proses pembelajaran, perilaku siswa
juga sangat dipengaruhi oleh penguatan
(reinforcement) yang diberikan oleh seorang
guru kepada mereka(2008:69).
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat tersebut nyatalah
sekali bahwa seorang guru sangat penting
dalam membentuk nilai-nilai sikap siswa
peserta didiknya. Guru dianggap sebagi
ujung tombak sebagai pendongkrak perilaku
siswa.
EVALUASI [email protected]
Weber dan Cooper(1990) dalam Muthar dan Rusmini
Berkaitan dengan penguatan (reinforcement) menurut pendapat yaitu:
Positive reinforcement is the introduction of a reward
or a reward following desirable behavior:its effect is to
increase the frecuency of a desired behavior.
Negative reinforcement (avoidance) is the removal of
a punishment or another means of increasing the
frecuency of desiredbehavior.EVALUASI [email protected]
Extinction is the removal of a reward or decrease
the frecuencyof undesired behavior,especially
behavior that was previously rewarded.
Punisment is the introduction of a punishment or
the presentation of unpleasantor
oversice,consequences as a result of undesirable
behavior(2008:69).
EVALUASI [email protected]
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa penguatan (reinforcement) antara lain
berupa penguatan positif,penguatan
negative,pemadaman (extinction),hukuman
(punisment).
Bahwa dalam penguatan positif ( positive
reinforcement) tentu terdapat konsekuensi yang
menyenangkan sehingga inilah yang mendorong
terjadinya pengulangan perilaku yang diiginkan itu.
EVALUASI [email protected]
Sedangkan bila penguatan negatif (negative
reinforcement) yaitu apabila perilaku siswa
disertai dengan peniadaan konsekuensi yang
tidak meyenangkan, pemadaman (extinction)
terjadi apabila tidak ada konsekuensi yang
berarti bagi suatu perilaku, hukuman
(punisment) terjadi apabila konsekuensi yang
tidak menyenangkan menyertai perilaku
tertentu.
EVALUASI [email protected]
Sekadar contoh untuk melengkapi uraian tersebut, di sini
diberikan contoh-contoh untuk keempat penguatan
tersebut. Misalnya untuk penguatan positif ( positive
reinforcement) contohnya siswa peserta didik berhasil
memperoleh prestasi belajar yang tinggi, maka siwa
peserta didik tersebut akan memperoleh penghargaan dari
gurunya. Hal ini akan mengakibatkan bahwa siswa
peserta didik merasa dihargai dan perilaku ini akan
berkecenderungan siswa peserta didik tersebut ingin
memperoleh lebih tinggi dan lebih baik lagi prestasi
belajarnya.
EVALUASI [email protected]
Sedangkan untuk penguatan negatif (negative
reinforcement) contohnya bahwa siswa peserta
didik mengetahui jika tidak mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik, maka siswa peserta
didik tersebut akan memperoleh pestasi belajar
yang rendah. Hal ini dapat menjadi dorongan
agar siswa peserta didik dapat belajar dengan
lebih baik.
EVALUASI [email protected]
Sedangkan untuk contoh pemadaman (extinction) misalnya
saat siswa peserta didik mengajukan saran pada saat
proses pembelajaran, tetapi guru tidak menolak atau
menerima saran tersebut atau tidak pula melakukan sesuatu
yang lain, maka siswa peserta didik tersebut akan tidak
bergairah lagi untuk mengajukan sarannya. Sedangkan
untuk hukuman (punisment) misalnya siswa peserta didik
yang tidak dapat megerjakan tugas yang diberikan guru,
maka guru memberikan hukuman. Hukuman ini hanya
sebagai konsekuensi tidak diselesaikannya tugas tersebut.
EVALUASI [email protected]
Hal-hal tersebut diharapkan membngun kondisional yang ingin dituju dalam membentuk dan memberikan nilai-nilai sikap kepada siswa peserta didik.
Selain itu, siswa peserta didik juga bisa mendapatkan informasi baik secara lisan dan tulisan. Hal ini dengan harapan bahwa informasi verbal secara lisan dan tulisan dapat menjadikan siswa tertanam nilai-nilai sikapnya melalui pembelajaran.
EVALUASI [email protected]
Pembelajaran akan dianggap dapat berhasil
dengan memperoleh nilai-nilai sikap. Nilai-nilai
sikap terebut dapat diambil oleh siswa peserta
didik dengan cara mengamati atau
meniru,menerima penguatan, dan menerima
informasi verbal yang kesemuanya itu masih
berkaitan dengan koridor nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
EVALUASI [email protected]
Setelah diulas mengenai penilaian kinerja
(performance assessment) dan penilain
sikap, di sini juga ingin diulas dan disajikan
sedikit informasi mengenai tes tertulis (paper
pencil)
EVALUASI [email protected]
Rusijono Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban
yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi
juga dalam bentuk yang lain seperti member
tanda,mewarnai,menggambar,dan lain sebagainya
(2011:11)
EVALUASI [email protected]
Dari pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa ternyata tes tertulis tersebut tidak
sekadar yang biasa dikenal secara umum
yaitu hanya berupa tes tertulis berbentuk
pilihan ganda dan uraian. Bahwa dari
pendapat tersebut tes tertulis (paper and
pencil test ) tersebut melibatkan sesuatu hasil
ide yang tertuang di kertas.
EVALUASI [email protected]
Bahwa keterlibatan semua komponen dalam
diri siswa peserta didik dapat dijembatai
dengan tes tertulis yang kelihatannya
sederhana tetapi sebenarnya juga memuat
kompleksitas. Hal ini dapat ditengarai bahwa
dalam rambu-rambu tes tertulis juga memiliki
kaidah-kaidah yang harus dianut.
EVALUASI [email protected]
Abdul Majid Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan
tulisan (baik soal maupun jawabannya). Dalam
menjawab soal siswa tidak selalu harus merespon
dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat
juga dalam bentuk mewarnai,memberi tanda,
menggambar grafik,diagram dan sebagainya
(2008:195).
EVALUASI [email protected]
Oleh sebab itu,layaklah bila penilaian kelas yang
berupa tes tulis digunakan dalam penilaian mata
pelajaran bahasa Indonesia. Sekadar contoh bahwa
dalam kompetensi dasar yang terdapat dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas IX misalnya
kompetensi dasar nomor 11.2 yaitu mengubah
sajian grafik , tabel, atau bagan menjadi uraian
melalui kegiatan membaca intensif, kompetensi ini
bisa dengan menggunakan tes tertulis sebagai
penilaian kelasnya.
EVALUASI [email protected]
Rusijono Ada dua bentuk tes tertulis,yaitu: Soal dengan memilih jawaban,mencakup:
pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah),dan menjodohkan.
Soal dengan mensuplai jawaban, mncakup:isian atau melengkapi,uraian terbatas, dan uraian.
EVALUASI [email protected]
Penyusunan instrument penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
Materi, misalnya kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indicator pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan,
Kontruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal penilaian(2011:14)
EVALUASI [email protected]
Dari uraian tersebut maka dapat diketahui
bahwa tes tertulis tersebut cukup kompleks
memuat kaidah-kaidah atau aturan
penyusunannya. Perlu dicermati bahwa di sini
yang disoroti adalah teknik penyusunan dan
instrument, tentu saja ada beberapa hal lain
yang mungkin dan tidak menutup kemungkinan
hal-hal lain tersebut yang bisa ditambahkan oleh
guru sebagai penyusun tes tertulis.EVALUASI [email protected]
PENUTUP
EVALUASI [email protected]
SIMPULAN DAN SARAN Penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran
khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang dapat menjembatani pada pengembangan keterampilan berbahasa dan bersastra adalah penilaian berbasis kelas. Dalam penilaian berbasis kelas , pengambilan nilai ini pada umumnya bertumpu pada kegiatan proses yang membentuk keterampilan berbahasa dan bersastra. Kegiatan ini dapat berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas. Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan
EVALUASI [email protected]
Dari uraian dalam pembahasan dapat diambil
simpulan bahwa penilaian kelas yang meliputi
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian
sikap, penilaian tertulis (paper and pencil
test), penilaian proyek, penilaian produk,
penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
peserta didik (portofolio), dan penilaian diri
tersebut pada umumnya dapat digunkan
untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.
EVALUASI [email protected]
Namun demikian,penulis mengambil sikap
bahwa yang paling signifikann dan urgen yang
dianggap mampu menjembatani sesuai
karakteristik mata pelajaran bahasa Indonesia
maka penulis pada umumnya menggunakan
penilaian unjuk kerja/kinerja (performance
assessment), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test).
EVALUASI [email protected]
Kiranya bila ada telaah kepustakaan yang
lain atau berikutnya tentang penilaian kelas
diharapkan telaah tersebut dapat ditelaah
atau diambil dari sudut atau dari aspek yang
lain serta jenis penilaian kelas selain
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian
sikap, penilaian tertulis (paper and pencil
test).
EVALUASI [email protected]
DAFTAR PUSTAKA Abdul Karim,|Muchtar dkk.1999.Evaluasi
Pembelajaran.(Materi Pelatihan Manajemen Kepala SLTP Negeri/SwastaJawa Timur).Surabaya:Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas.
Majid,Abdul.2008.Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
EVALUASI [email protected]
Mukthar dan Rusmini.2008.Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran.Jakarta:PT Nimas Multima
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Rusijono dkk.2011. Materi Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru –Materi 5 Asesmen. Surabaya: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
EVALUASI [email protected]
Sugono,Dendy dkk. 2008.Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Widodo,Rahmat.2009. Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kelas [Tersedia] http://wyw1d.wordpress.com (9Desember 2009)
EVALUASI [email protected]
TERIMA KASIHEVALUASI [email protected]