epidemiologi penyakit menular - toby
DESCRIPTION
epidemiologi penyakit menular - IKMTRANSCRIPT
MAKALAH
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
Penyakit yang dapat menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh
transmisi suatu agen infeksius tertentu atau produk-produk toksinnya, dari manusia atau hewan
yang terinfeksi ke host yang rentan, baik secara langsung atau tidak langsung.
Penyakit Epidemik dan Endemik
Epidemi adalah kejadian sejumlah kasus-kasus penyakit di sebuah komunitas atau
wilayah yang jauh lebih tinggi atau biasanya tidak pernah terjadi pada tempat dan waktu tertentu.
Bila epidemi dideskripsikan, periode waktu, wilayah geografi, dan kelompok komunitas yang
tertentu dengan kasus-kasus yang terjadi harus dispesifikasikan secara jelas. Kejadian epidemi
bergantung pada agen, besar dan macam populasi terpapar, waktu, dan tempat kejadiannya.
Menurut Undang-Undang RI No. 4 tentang wabah penyakit menular, wabah adalah
kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderita
meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
menimbulkan malapetaka. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa wabah menyangkut
kenaikan jumlah kejadian pada kelompok penduduk di suatu daerah dan waktu tertentu. Selain
kata wabah, terdapat dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan peningkatan kejadian
penyakit atau letusan (outbreak) dan kejadian luar biasa (KLB atau unusual event). Penggunaan
masing-masing istilah tersebut bersifat subjektif (Gregg, Michael B; The Principles of an
epidemic investigation). Di Indonesia, pernyataan wabah hanya boleh dikeluarkan oleh Menteri
Kesehatan.
Endemi adalah kejadian kasus-kasus penyakit yang ada di wilayah geografis tertentu atau
kelompok populasi tertentu dengan prevalen yang tinggi dan tingkat insiden juga relatif tinggi,
bila dibandingkan dengan wilayah atau populasi lain dan terjadi di daerah tersebut terus-
menerus. Contoh: malaria di Papua.
1
Rantai Infeksi
Penyakit menular terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antara agen, proses
transmisi dan host (penjamu). Penyakit dapat dikendalikan dengan mengubah satu atau lebih dari
komponen-komponen penularan tersebut yang semuanya dipengaruhi faktor lingkungan.
Agent Infeksius
Agen infeksius adalah sejumlah mikroorganisme penyebab terjadinya penyakit pada
manusia.
Patogenitas agen kemampuan dalam menghasilkan penyakit, yang dapat diukur berdasarkan
ratio dari jumlah orang-orang yang terpapar terhadap infeksi.
Virulensi ukuran tentang tingkat keganasan penyakit dari rendah ke tinggi
Infektivitas kemampuan dari agen untuk menginvasi dan memproduksi infeksi dalam host.
Transmisi
Transmisi adalah penghubung kedua yang terpapar di dalam rantai infeksi, yang merupakan
penyebaran dari sebuah agen infeksius melalui lingkungan atau manusia lainnya.
Transmisi Langsung Transmisi Tidak Langsung
Sentuhan/rabaanPenularan melalui perantara
(makanan, air, handuk)
Hubungan kelamin Serangga, binatang
Transfusi darah Udara, debu, droplet
Transplasental Suntikan yang terinfeksi
2
Host
Host adalah hubungan ketiga yang terdapat dalam rantai infeksi dan disefinisikan sebagai
orang atau binatang yang memberikan tempat yang cocok bagi sebuah agen yang terinfeksi atau
tumbuh dan memperbanyak diri dalam kondisi yang alamiah.
Lingkungan
Lingkungan memegang peranan amat penting dalam penyebaran-penyebaran penyakit
menular. Misalnya, sanitasi umum, temperatur polusi udara, dan kualitas air, faktor sosial
ekonomi kepadatan penduduk, kepadatan hunian, kemiskinan).
Pemastian Terjadinya Wabah
Langkah pertama yang harus dilaksanakan adalah memastikan diagnosis apakah telah
terjadi wabah karena itu akan menentukan apakah penanggulangan dan investigasi akan
dilakukan. Untuk menentukan apakah jumlah penderita yang melebihi jumlah yang biasa,
dibutuhkan data tentang :
1. Penyakit Endemis Tidak Dipengaruhi Oleh Musim
Dapat dilihat dari rata-rata penderitanya pada tahun-tahun yang lalu, misalnya bila ada
penderita koreng yang berobat ke puskesmas, rata-rata 5 orang seminggu dan dalam 3 hari
dilaporkan ada 7 orang penderita sakit koreng yang berobat ke sana, maka harus diwaspadai
bahwa jangan-jangan menghadapi awal wabah penyakit koreng. Cara lain untuk menentukan
suatu wabah penyakit adalah dengan mencari ambang wabah (epidemic threshold) yang
didapat dari rata-rata hitung (mean) jumlah penderita pada waktu yang lalu, ditambah dengan
2 kali standard error-nya. Bila suatu penderita melebihi dari garis ambang ini maka keadaan
tersebut dapat dinyatakan sebagai wabah.
2. Penyakit Endemis Yang Bersifat Musiman
Bila pnyakit yang terjangkit dipengaruhi oleh musim, maka jumlah penderita yang
diharapkan adalah sebanyak penderitanya di musim yang sama di tahun yang lalu atau
jumlah yang paling tinggi yang pernah terjadi pada musim-musim yang sama di tahun yang 3
telah silam. Penyakit yang bersifat musiman ini, waktu wabah dapat ditentukan dengan cara
mencari ambang wabah mingguan atau bulanan sehingga terdapat gambaran variasi
berdasarkan musim. Waktu yang ditentukan apakah kejadian yang sedang dihadapi lebih
tinggi daripada yang diharapkan. Cara pencarian nilai ambang sama seperti pada penyakit
endemis yang tidak dipengaruhi oleh musim.
3. Penyakit Tidak Endemis
Penyakit yang tidak endemis di suatu tempat berarti penyakit tersebut tidak di dapatkan
di suatu waktu di daerah tersebut. Untuk dapat dinyatakan kejadian penyakit diluar kebiasaan
yang ada dengan sendirinya, dibutuhkan data tentang waktu penyakit biasa ditemukan dan
berapa banyak penderitanya. Dengan mempertimbangkan hal ini, maka akan ditentukan
apakah kejadian yang dihadapi itu diluar kebiasaan yang berlaku.
Adapun kriteria untuk menentukan kejadian luar biasa (KLB), antara lain :
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya da atau tidak disuatu daerah
b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan dengan
jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (hari, jam,
minggu) tergantung daei jenis penyakitnya
c. Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 kurun waktu (jam, hari,
minggu) berturut-turut dari jenis penyakitnya.
Tujuan Penyelidikan Wabah
Pada kejadian wabah, yang terpenting adalah penanggulangan wabah tersebut agar tidak
meluas bahkan dapat berhenti sama sekali. Untuk itu, membutuhkan informasi tentang sumber
penularan dan penduduk yang terancam (populasi at risk = orang yang mempunyai risiko untuk
tertular). Selain itu, kejadian wabah ini mengetahui bagaimana wabah tersebut terjadi agar
kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang atau dapat diperkirakan terjadinya sehingga
akibatnya dapat diperkecil. Menurut Undang-Undang RI No. 4 tahun 1984 tentang wabah
penyakit menular atau yang sering disebut dengan Undang-Undang Wabah, bahwa penyelidikan
epidemiologis dinyatakan sebagai salah satu upaya penanggulangan wabah.
4
Tujuan penyelidikan wabah adalah mencari penyebab dan menerangkan bagaimana
wabah tersebut dapat terjadi sehingga dapat digunakan dalam pemberantasan wabah, mencegah
perluasan wabah dan mencegah terjadinya atau mengurangi/memperkecil akibat wabah serupa di
masa mendatang. Adapun beberapa istilah yang diuraikan secara singkat seperti patogenitas,
virulensi, case fatality, kasus dan karier, mekanisme transmisi infeksi dan bentuk wabah.
Patogenitas menunjukkan kemampuan dari suatu agen untuk menimbulkan penyakit pada orang
yang terkena infeksi oleh agent tersebut. Virulensi adalah kesanggupan suatu agent untuk
menyebabkan penyakit yang berat.
Apabila tingkat penyakit dijabarkan, dimana a = tanpa gejala, b = penyakit ringan, c = penyakit
sedang, d = penyakit berat dan e = mati/fatal, maka :
Patogenitas = b + c + d + e = Jumlah kasus
Virulensi = d + e = Jumlah kasus yang berat dan fatal
Case fatality = e = Jumlah kasus yang fatal
Reservoir adalah organisme-organisme yang hidup atau mati dimana penyebab infeksi
hidup dan berkembangbiak. Reservoir terdiri dari manusia, hewan dan sumber-sumber
lingkungan.
Cara penyebaran menurut reservoir adalah :
Manusia Manusia Manusia (Penyakit menular melalui kontak langsung)
5
a + b + c + d + e Jumlah yang terkena infeksi
b + c + d + e Jumlah semua kasus
Jumlah semua kasusb + c + d + e
Hewan Hewan Hewan (Zoonosis)
Manusia Makanan Manusia (Penyakit yang ditularkan melalui makanan
Manusia Tanah Manusia (Penyakit yang ditularkan melalui tanah)
Manusia Vektor Manusia (Penyakkit yang ditularkan melalui vector)
Manusia Air Manusia (Penyakit yang ditularkan melalui air)
Kasus adalah suatu agent infeksi telah masuk dan tinggal di dalam tubuh, beredar dan
menimbulkan gejala infeksi. Karier adalah seseorang yang menyimpan agent inefektif di dalam
tubuh. Mekanisme terjadinya, meliputi :
- Transmisi langsung
- Transmisi tidak langsung :
a. Melalui benda
b. Melalui vector
c. Melalui udara
Bentuk – Bentuk Wabah
Bentuk-bentuk wabah dapat dikelompokkan dalam :
1. Epidemi dari satu sumber
2. Epidemi dari orang ke orang yang pada umumnya dapat dibedakan dengan melihat
penyebaran menurut waktu
Terdapat 3 aspek penyebaran penyakit dari orang ke orang, antara lain :
1. Masa Generasi
Waktu penyebaran dari orang ke orang ditentukan dari masa generasi yaitu periode
antara terkenanya infeksi oleh seseorang dan saat penularan yang paling maksimal. Pada
6
Manusia
umumnya masa generasi ini adalah sama dengan waktu inkubasi yaitu waktu antara
terkenanya infeksi dan timbulnya penyakit
2. Imunitas Kelompok
Imunitas kelompok adalah keadaan dimana sebuah agent infektif tidak dapat masuk
atau menyebar dikalangan suatu kelompok atau masyarakat oleh karena terdapat imun
dari sebagian besar kelompok atau masyarakat terhadap penyakit infeksi tersebut.
Imunisasi kelompok adalah factor penting dalam menentukan penyebaran wabah.
3. Secondary Attack Rate
Keluarga, asrama, sekolah dan tempat tinggal serupa dengan unit epidemiologi
dimana penyakit tersebut mempunyai kecenderungan untuk menyebar. Kasus yang
pertama ditemukan dalam unit tersebut adalah diketahui oleh keluarga yang lain atau
petugas kesehatan yang disebut kasus indeks (Index Case). Dari kasus indeks inilah
diselidiki bagaimana terjadinya penyebaran kepada orang lain dari anggota keluarga lain
dan seterusnya. Kita dapat mengetahui berapa besar attack rate akibat penularan yang
disebabkan oleh kasus indeks yang disebut dengan Secondary Attact Rate
Secondary Attact Rate =
Langkah-langkah kerangka penyelidikan wabah :
a. Tetapkan diagnosis
b. Tetapkan adanya suatu wabah
c. Uraikan wabah dalam hubungan dengan orang, tempat dan waktu
d. Rumuskan dan ujilah terjadinya wabah
e. Carilah bila ada kasus lain yang belum diketahui dan buatlah uraian deskriptif
f. Analisis data
g. Tentukan apakah fakta yang telah dikumpulkan mendukung hipotesis terjadinya wabah
7
Jumlah kasus baru pada suatu kelompok dikurangi kasus atau kasus-kasus indeks
Orang yang rentan didalam kelompok orang tersebutdikurangi kasus atau kasus-kasus indeks (Selama periode
tertentu)
h. Buatlah laporan penyelidikan wabah yang memuat pembahasan mengenai factor-faktor
yang menyebabkan wabah, penilaian terhadap usaha pemberantasan yang dilakukan dan
rekomendasi untuk pencegahan di waktu mendatang.
Langkah-Langkah Pemberantasan Penyakit Menular
Langkah-langkah pemberantasan penyakit menular :
1. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
2. Melaporkan penyakit menular
3. Menyelidiki ke lapangan untuk melihat laporan yang masuk dan untuk
menentukan kasus baru untuk mengetahui sumber penularan
4. Tindakan-tindakan untuk menahan penyebaran
5. Menyembuhkan penderita hingga tidak lagi menjadi sumber infeksi
6. Pengebalan (imunisasi)
7. Pemberantasan vektor (pembawa wabah)
8. Pendidikan kesehatan
Melaporkan adanya penyakit menular :
1. Laporkan dalam waktu 24 jam
2. Laporan mingguan
3. Laporan bulanan
Tiga kejadian penting yang paling sering menimbulkan wabah :
1. Masuk atau bertambahnya jumlah agent patogen atau bahan beracun yang berasal
dari orang yang terinfeksi, binatang, air, udara, makanan, obat-obatan maupun
lingkungan
2. Banyak orang yang terpapar
3. Adanya penularan (kontak) yang efektif antara sumber patogen dengan orang
yang terpapar
8
Cara menghentikan wabah :
1. Menghilangkan sumber penularan
2. Memutuskan rantai penularan dari sumber ke individu yang terpapar
3. Melindungi individu yang peka akibat pemaparan walaupun sumber dan cara
penularan tidak diketahui
Nilai batas keadaan wabah adalah nilai yang dipakai untuk menentukan terjadi atau tidaknya
wabah. Tergantung dari penyakit, ciri-ciri penduduk yang terserang dan kondisi daerah yang
terjangkit.
Menetapkan Berakhirnya Wabah
Penanganan wabah dapat dilaksanakan dengan baik maka diharapkan dapat teratasinya
keadaan wabah tersebut. Kita harus tahu waktu menetapkan muncunya keadaan wabah, maka
menetapkan berakhirnya keadaan wabah juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang
bersifat tehnis dan mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan.
Upaya penanggulangan wabah menetapkan berakhirnya keadaan wabah adalah sangat
penting bukan saja dapat meringankan beban tugas Puskesmas. Keadaan wabah adalah suatu
keadaan darurat yang jika tidak ada akhirnya akan menunjukkan keadaan masyarakat.
Penentuan berakhirnya keadaan wabah harus dapat dilakukan di Puskesmas. Berakhirnya
wabah tersebut tidak sama dengan mencabut penetapan daerah wabah karena hal ini merupakan
wewenang Menteri Kesehatan yang tercantum dalam pasal 4 ayat 2 Undang-undang No. 4
Tahun 1984.
Batasan :
Menetapkan berakhirnya wabah ialah pengambilan kesimpulan tentang berakhirnya keadaan
wabah yang terjangkit di suatu daerah. Ada dua hal yang perlu diketahui untuk menetapkan
berakhirnya wabah :
1. Keadaan lazim (Normal) dari suatu penyakit
9
Hitunglah nilai batas keadaan wabah untuk tiap penyakit yang mewabah.
2. Keadaan penyakit saat ini
Hal yang perlu diketahui untuk keadaan penyakit saat ini, yaitu pengumpulan data tidak
hanya data kegiatan rutin atau laporan masyarakat saja tetapi juga mencari data sendiri
secara aktif dilapangan.
Hitunglah jumlah rata-rata penyakit tersebut untuk satu minggu, yang menjadi masalah
pada penetapan berakhirnya keadaan wabah ialah mengetahui keadaan penyakit saat ini mudah
dipahami karena upaya pengumpulan data tentang kasus baru tidaklah semudah yang
diperkirakan.
Aktif atau tidaknya petugas Puskesmas adalah berperan tidaknya Pemerintah Daerah dan
masyarakat setempat, turut menentukan kelengkapan data yang dimiliki, inilah sebabnya dalam
melakukan penanggulangan wabah perlu diupayakan peran aktif masyarakat, untuk ini
diperlukan adanya kelebihan dan ketanggapan dari petugas Puskesmas sendiri yakni dalam
rangka menghindari adanya peran serta yang berlebihan atau peran serta yang kurang.
Apabila kedua keadaan ini telah diketahui lakukanlah perbandingan, dari hasil
perbandingan ini akan dapat disimpulkan apakah keadaan wabah berakhir atau tidak.
Menetapkan kesimpulan berakhirnya wabah :
Menentukan memenuhi keadaan wabah, maka cara pengambilan keputusan berakhirnya
keadaan wabah, dapat dipergunakan teknik Grafik penyakit dan atau teknik tabel penyakit.
1. Teknik Grafik Penyakit
Teknik Grafik Penyakit dipergunakan jika berhadapan dengan satu penyakit saja,
berakhir atau tidaknya wabah di dapat dari grafik yang dimiliki, grafik dan penyakit
yang diamati berada dibawah garis horison wabah, selama paling sedikit, selama 2
hari masa inkubasi penyakit tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa keadaan
wabah telah berakhir.
10
2. Teknik Tabel Penyakit
Teknik Tabel Penyakit diperginakan jika berhadapan dengan beberapa penyakit,
berakhir atau tidaknya wabah di dapat dari data yang dimiliki, jika perbedan antara
data dan penyakit dengan nilai batas. Keadaan wabah negatif terjadi paling sedikit
sekitar 2 hari masa inkubasi penyakit tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
keadaan wabah telah berakhir.
Untuk dapat menetapkan berakhirnya atau tidaknya keadaan wabah perlu ditunggu untuk
waktu satu kurun waktu tertentu. Kurun waktu yang dimaksud paling tidak untuk dua masa
inkubasi apabila dalam waktu dua masa inkubasi tidak ditemukan lagi kasus baru, berubah dapat
diangap berakhirnya keadaan wabah tersebut.
Untuk penyakit yang bersifat kronis cara yang ditempuh pada umumnya adalah sama,
yang dipakai tidak hanya fluktuasi jumlah kasus baru, tetapi yang terpenting adalah jumlah
kematian karena penyakit kronis yang dimaksud.
Penetapan berakhirnya keadaan wabah ini harus diikuti laporan yang dikirim Dinas
Kesehatan Tingkat II, dengan berakhirnya keadaan wabah bukan berarti pekerjaan
penanggulangan wabah telah berhenti. Pekerjaaan penanggulangan wabah tersebut tetap
dilanjutkan kembali yakni melakukan pengamatan untuk menentukan apakah keadaan wabah
tersebut tetap dilanjutkan yakni kembali melakukan pengamatan untuk menentukan apakah
keadaan wabah tersebut terjangkit lagi atau tidak.
11
PENYAKIT BERPOTENSI MENIMBULKAN WABAH, GEJALA KLINIS,
CARA PENULARAN DAN MASA INKUBASI
NAMA
PENYAKIT
GEJALA
KLINIS
CARA
PENULARAN
MASA
INKUBASI
1. Demam
Berdarah
Demam mendadak 2-7
hari tanpa sebab yang
jelas
Perdarahan, mulai dari
Rumpel Leede (+),
purpura, petechia,
echimosis, mimisan,
haematemesis, dan melena
kadang-kadang disertai
dengan shock.
Melalui vektor
penyakit
Tak diketahui
2. Campak Panas
Batuk-batuk
Mata merah seperti habis
menangis
Bercak di kulit mulai dari
belakang telinga
menyebar ke seluruh
tubuh,
Melalui droplet
dari sekret hidung
atau tenggorokan
8-13 Hari
12
3. Difteri Panas tidak tinggi
Ada selaput putih kelabu
ditenggorokan yang
mudah berdarah
Leher membesar (bull
neck) sakit menelan
Nafas berbunyi (stridor)
kadang-kadang disertai
mimisan.
Kontak langsung
dengan penderita
2-5 Hari
4. Batuk rejan
(Pertusis)
Batuk yang khas dan
diakhiri dengan muntah
terutama disertai panas
Dapat disertai pendarahan
selaput mata
Udara 7-12 Hari
5. Polio Panas diikuti lumpuh
sebelah anggota badan
secara tiba-tiba tanpa
kehilangan rasa raba
Melalui orofecal 7-21 Hari
6. Malaria Panas dingn, menggigil,
pada penerita malaria
kronis sering diikuti
pembesaran limpa
Vekto Nyamuk 12 hari, P.
vivas, P. Ovale
14 hari, P.
Malaria
13
7. Rabies Sakit kepala, haus dan
takut air, susah bernafas,
susah menelan, gelisah
Kejang-kejang
Ada riwayat gigitan
binatang yang peka
terhadap rabies
Bekas gigitan terasa gatal
Gigitan binatang
(kucing, anjing,
musang,
kelelawar)
2-8 minggu
Terpendek 10
hari
8. PES Panas dengan
pembekakan di ketiak
atau lipat paha (pes bubo)
atau panas tinggi disertai
batuk darah yang
mendadak
Melalui gigitan
Melalui gigitan
pinjal tikus
2-6 hari
9. Gondongan Panas
Pembengkakan dan sakit
pada kelenjar parotis
(belakang telinga)
Kadang-kadang disertai
pembengkakan kelenjar
ludah yang lain.
Melalui udara 2-3 minggu
14