endo met ritis

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis infeksi yang paling sering dialami ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping- keping nekrotis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosit-leukosit. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran. Gambaran klinik tergantung dari jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang locea tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta, dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu yang segera hilang setelah rintangan diatasi. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek. Pada endometritis yang

Upload: friska-primariandi

Post on 09-Aug-2015

49 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Endo Met Ritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jenis infeksi yang paling sering dialami ialah endometritis. Kuman-kuman

memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam

waktu singkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan

kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan

desidua bersama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah

berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan. Pada batas antara

daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosit-

leukosit. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan

terjadilah penjalaran.

Gambaran klinik tergantung dari jenis dan virulensi kuman, daya tahan

penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang locea tertahan oleh

darah, sisa-sisa plasenta, dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiometra

dan dapat menyebabkan kenaikan suhu yang segera hilang setelah rintangan

diatasi. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan

lembek. Pada endometritis yang tidak meluas penderita pada hari-hari pertama

merasa kurang sehat dan perut nyeri. Mulai hari ke 3 suhu meningkat, nadi

menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu normal kembali. Lochea pada

endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Tetapi hal ini tidak

boleh menimbulkan anggapan bahwa terjadi infeksi berat, tetapi infeksi berat

kadang-kadang disertai lochea yang sedikit dan tidak berbau.

Page 2: Endo Met Ritis

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1.1.1 Apakah yang dimaksud dengan Endometritis?

1.1.2 Apakah penyebab dari Endometritis ?

1.2.3 Bagaimana gambaran klinis dari Endometritis ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah tentang Endometritis ini adalah :

Tujuan Umum :

1. Untuk mengetahui penyebab dan gambaran klinis tentang Endometritis.

Tujuan Khusus :

1. Memberikan pemahaman terhadap pengertian tentang penyakit

Endometritis.

2. Memberikan pengetahun pada Bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan khususnya masalah yang berkaitan dengan Endometritis.

Page 3: Endo Met Ritis

BAB 2

ENDOMETRITIS

Jenis infeksi yang paling sering dialami ialah endometritis. Kuman-kuman

memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam

waktu singkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan

kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan

desidua bersama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah

berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan. Pada batas antara

daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosit-

leukosit. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan

terjadilah penjalaran.

Gambaran klinik tergantung dari jenis dan virulensi kuman, daya tahan

penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang locea tertahan oleh

darah, sisa-sisa plasenta, dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiometra

dan dapat menyebabkan kenaikan suhu yang segera hilang setelah rintangan

diatasi. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan

lembek. Pada endometritis yang tidak meluas penderita pada hari-hari pertama

merasa kurang sehat dan perut nyeri. Mulai hari ke 3 suhu meningkat, nadi

menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu normal kembali. Lochea pada

endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Tetapi hal ini tidak

boleh menimbulkan anggapan bahwa terjadi infeksi berat, tetapi infeksi berat

kadang-kadang disertai lochea yang sedikit dan tidak berbau.

A. PENGERTIAN ENDOMETRITIS

Endometritis adalah peradangan yang terjadi

pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam

pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.

Page 4: Endo Met Ritis

Terdapat berbagai tipe endometritis, yaitu :

1. Endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan)

2. Endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim akibat tumor jinak

disertai sel sintitial dan trofoblas yang banyak)

3. Endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium

dan tuba fallopi, biasanya akibat Mycobacterium tuberculosis

Anatomi organ reproduksi betina

B. PENYEBAB ENDOMETRITIS

Mikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter

foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga dapat

diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes,

Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum.

Organisme penyebab biasanya mencapai vagina pada saat perkawinan,

kelahiran, sesudah melahirkan atau melalui sirkulasi darah.

Page 5: Endo Met Ritis

Terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan endometritis, yaitu retensio

sekundinarum, distokia, faktor penanganan, dan siklus birahi yang tertunda.

Selain itu, endometritis biasa terjadi setelah kejadian aborsi, kelahiran kembar,

serta kerusakan jalan kelahiran sesudah melahirkan. Endometritis dapat terjadi

sebagai kelanjutan kasus distokia atau retensi plasenta yang mengakibatkan

involusi uterus pada periode sesudah melahirkan menurun. Endometritis juga

sering berkaitan dengan adanya Korpus Luteum Persisten (CLP).

Etiologi

Diduga uterus dan isinya steril selama kehamilan normal dan lebih dulu

melahirkan. Kemudian waktu kelahiran atau setelah itu lumen uterus

terkontaminasi mikroorganisme dari lingkungan, hewan, kulit dan feses melalui

relaksasi peritoneum, vulva dan dilatasi cervik. Sebagai tambahan, ada sinergisme

antara A.pyogenes, F.necrophorum, dan Prevotella melaninogenicus,

menyebabkan lebih beratnya kasus endometritis

Infeksi uterus adalah alasan kejadian, menjadi paling tinggi selama waktu

dikandangkan, diduga karena kontaminasi lingkungan. Lingkungan ternak yang

kotor mungkin meningkatkan resiko endometritis. Noakes (1991) mendiskripsikan

2 perbedaan higienisme yang nyata pada peternakan, satu dengan lingkungan yang

relatif bersih kejadian endometritis adalah 2- 3 %, dibandingkan dengan kejadian

15 % dari lingkungan yang kotor. Tetapi tidak ada perbedaan pada kualitas dan

kuantitas flora bakteri uterus pada ternak sapi pada masing- masing peternakan.

Ditunda kembalinya aktivitas siklus uterus setelah kelahiran

memperlihatkan predisposisi endometritis. Jika interval dari kelahiran ke ovulasi

pertama sangat pendek, itu diduga piometra dapat terjadi karena A.pyogenes dan

bakteri anaerob Gram negatif yang akan tetap tinggal dalam uterus setelah

ovulasi, yang membiarkan pertumbuhan bakteri yang melanjut mengikuti

pembentukan corpus luteum.

Endometritis dapat juga terjadi karena kelanjutan dari kelahiran yang tidak

normal, seperti abortus, retensi sekundinarum, kelahiran premature, kelahiran

Page 6: Endo Met Ritis

kembar, keahiran yang sukar (distokia), perlukaan yang disebabkan oleh alat-alat

yang dipergunakan untuk pertolongan pada kelahiran yang sukar.

Endometritis dapat terjadi juga pada induk sapi setelah perkawinan alami

dengan pejantan yang menderita penyakit menular kelamin seperti bruselosis,

trichomoniasis, vibriosis, dll. Pada pelaksanaan inseminasi buatan yang dilakukan

intra uterine pada sapi betina, mempunyai resiko untuk terjadinya endometritis,

karena mungkin saja bakteri yang terbawa oleh alat insaminasi (insemination gun)

atau dalam semen masih tercemar oleh kuman kemudian dapat menulari uterus.

Streptococcus, Staphylococcus, E.coli, P.aeruginosa, dan C.pyogenes adalah

bakteri nonspesifik yang terdapat secara non pathogen di mana-mana dan sering

menginfeksi uterus. Berat tidaknya endometritis yang diserita tergantung pada

keganasan bakteri yang menularinya, banyaknya bakteri, dan ketahanan tubuh

penderita.

Dalam sumber lain dikatakan bahwa etiologi adalah polimikrobial:

campuran organisme aerobik dan anaerobik biasa dijumpai. Gram positif coccus

diantaranya: Streptococcus agalactiae, Strep.viridans, Strept.faecalis,

Staphylococcus aureus, dan Staph.epidermidis Beberapa kasus berat disebabkan

oleh Streptococcus Group ABakteri gram negatif yaitu E.coli, Klebsiella

pneumoniae, Proteus mirabilis, Enterobacter aerogenes, Gardnerella vaginalis

C. PATOGENESIS

Page 7: Endo Met Ritis

Rahim merupakan organ yang steril sedangkan di vagina terdapat banyak

mikroorganisme oportunistik. Mikroorganisme dari vagina ini dapat secara

asenden masuk ke rahim terutama pada saat perkawinan atau melahirkan. Bila

jumlah mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan

maka dapat terjadi endometritis. Kejadian endometritis kemungkinan besar terjadi

pada saat kawin suntik atau penanganan kelahiran yang kurang higienis, sehingga

banyak bakteri yang masuk, seperti bakteri non spesifik (E. coli, Staphilylococcus,

Streptococcus dan Salmonella), maupun bakteri spesifik (Brucella sp, Vibrio

foetus dan Trichomonas foetus).

D. GEJALA KLINIS

Page 8: Endo Met Ritis

Gejala klinis endometritis rahim membesar. Penderita dapat nampak sehat.

Berupa adanya leleran vaginal berwarna putih/putih kekuningan yang akan

meningkat pada saat estrus yaitu saat cerviks berdilatasi dan ada mucus vagina

yang berlebihan. Leleran tersebut biasa disebut “leucorrhoea” yang berarti secret

yang putih dan kental dari vagina dan rongga uterus.Terdapat tanda-tanda

penyakit sistemik yang pada beberapa kasus menyebabkan penurunan produksi

susu dan nafsu makan. Pada palpasi per rectal ditemukan adanya involusi uterus

yang terasa seperti adonan (doughy feel). Dalam jangka pendek akan mengurangi

fertilitas dan akan memperpanjang calving interval serta menurunkan angka

service per conception (S/C). Sedangkan dalam jangka panjang akan

menyebabkan sterilitas yang dapat menimbulkan perubahan pada traktus genitalis

yang bersifat irreversible.

Pengaruh endometritis terhadap kesuburan dalam jangka pendek adalah

menurunkan kesuburan sedangkan dalam jangka panjang endometritis

menyebabkan gangguan reproduksi karena terjadi perubahan saluran reproduksi.

Dari Hardjopranjoto (1995) menyebutkan bahwa endometritis dapat berupa

kasus akut maupun kronis. Gejala klinis pada endometritis sering tidak begitu

jelas. Demikian juga pada pemeriksaan melalui rektal atau pemeriksaan vaginal

hasilnya tidak jelas, khususnya bila peradangan bersifat akut. Endometritis yang

kronis disertai dengan penimbunan cairan (hidrometra) atau nanah (piometra),

gejala-gejalanya akan lebih jelas, terutama pada waktu induk berbaring, akan ada

cairan yang keluar dari alat kelamin luar berbentuk gumpalan nanah. Ini

disebabkan uterus yang mengandung nanah atau cairan tertekan antara lantai

kandang dan rumen. Kadang-kadang sukar menentukan apakah cairan tersebut

berasal dari uterus atau serviks, karena umumnya serviks dan vagina turut serta

dalam proses peradangan. Gejala lain yang mungkin dilihat khususnya

endometritis yang akut pada sapi perah adalah suhu yang meningkat disertai

adanya demam, sering urinasi, nafsu makan menurun, produksi susu juga

menurun, denyut nadi lemah, pernafasan cepat, ada rasa sakit pada uterus, ditandai

sering menengok ke belakang, ekor sering diangkat dan sering merejan.

E. DIAGNOSIS

Page 9: Endo Met Ritis

Endometritis dapat terjadi secara klinis dan subklinis. Diagnosis endometritis

dapat didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan

vaginal dan biopsi. Keluhan kasus endometritis biasanya beberapa kali

dikawinkan tetapi tidak hamil, siklus birahi diperpanjang kecuali pada

endometritis yang sangat ringan. Pemeriksaan vaginal dapat dilakukan dengan

menggunakan vaginoskop dengan melihat adanya lendir, lubang leher rahim

(serviks) agak terbuka dan kemerahan di daerah vagina dan leher rahim. Pada

palpasi per rektal akan teraba dinding rahim agak kaku dan di dalam rahim ada

cairan tetapi tidak dirasakan sebagai fluktuasi (tergantung derajat infeksi).

Secara klinis karakteristik endometritis dengan adanya pengeluaran

mucopurulen pada vagina, dihubungkan dengan ditundanya involusi uterus.

Diagnosa endometritis tidak didasarkan pada pemeriksaan histologis dari biopsy

endometrial. Tetapi pada kondisi lapangan pemeriksaan vagina dan palpasi traktus

genital per rectum adalah teknik yang sangat bermanfaat untuk diagnosa

endometritis. Pemeriksaan visual atau manual pada vagina untuk abnormalitas

pengeluaran uterus adalah penting untuk diagnosa endometritis, meski isi vagina

tidak selalu mencerminkan isi dari uterus. Flek dari pus pada vagina dapat berasal

dari uterus, cervik atau vagina dan mukus tipis berawan sering dianggap normal.

Sejumlah sistem penilaian telah digunakan untuk menilai tingkat involusi uterus

dan cervik, pengeluaran dari vagina alami. Sitem utama yang digunakan adalah

kombinasi dari diameter uterus dan cervik, penilaian isi dari vagina.

Sangat penting untuk dilakukan diagnosa dan memberi perlakuan pada kasus

endometritis di awal periode post partum. Setiap sapi harus mengalami

pemeriksaan postpartum dengan segera pada saat laktasi sebagai bagian dari

program kesehatan yang rutin. Kejadian endometritis dapat didiagnosa dengan

adanya purulen dari vagina yang diketahui lewat palpasi rektal. Diagnosa lebih

lanjut seperti pemeriksaan vaginal dan biopsi mungkin diperlukan. Yang harus

diperhatikan pada saat palpasi dan pemeriksaan vaginal meliputi ukuran uterus,

ketebalan dinding uterus dan keberadaan cairan beserta warna, bau dan

konsistensinya. Sejarah tentang trauma kelahiran, distokia, retensi plasenta atau

vagina purulenta saat periode postpartus dapat membantu diagnosa endometritis.

Page 10: Endo Met Ritis

Pengamatan oleh inseminator untuk memastikan adanya pus, mengindikasikan

keradangan pada uterus.

Sejumlah kecil pus yang terdapat pada pipet inseminasi dan berwarna

keputihan bukanlah suatu gejala yang mangarah pada endometritis. Keradangan

pada cervix ( cervisitis) dan vagina ( vaginitis) juga mempunyai abnormalitas

seperti itu. Bila terdapat sedikit cairan pada saat palpasi uterus, penting untuk

melakukan pemeriksaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan spekulum.

Untuk beberapa kasus endometritis klinis atau subklinis, diagnosa diperkuat

dengan biopsy uterin. Pemeriksaan mikroskopis dari jaringan biopsy akan tampak

adanya peradangan akut atau kronik pada dinding uterus. Pemeriksaan biopsi

uterin dapat untuk memastikan terjadinya endometritis dan adanya organisme di

dalam uterus.

Tampak daerah keradangan menunjukkan terutama naetrofil granulocyte dan

dikelilingi jaringan nekrosis dengan koloni coccus.

Cara sederhana adalah melakukan pemeriksaan manual pada vagina dan

mengambil mukus untuk di inspeksi. Keuntungan teknik ini adalah murah, cepat,

menyediakan informasi sensory tambahan seperti deteksi laserasi vagina dan

deteksi bau dari mukus pada vagina. Satu prosedur adalah pembersihan vulva

menggunakan paper towel kering dan bersih, sarung tangan berlubrican melalui

vulva ke dalam vagina. Pinggir, atas dan bawah dinding vagina dan os cervik

eksterna dipalpasi dan isi mukus vagina diambil untuk diperiksa. Tangan biasanya

tetap di vagina untuk sekurangnya 30 detik. Pemeriksaan vagina manual telah sah

dan tidak menyebabkan kontaminasi bakteri uterus, menimbulkan phase respon

protein akut atau menunda involusi uterus. Tetapi operator sadar bahwa vaginitis

dan cervicitis mungkin memberikan hasil yang salah. Vaginoscopy dapat

dilakukan dengan menggunakan autoclavable plastik, metal atau disposable foil-

lined cardboard vaginoscope, yang diperoleh adalah inspeksi dari isi vagina.

Tetapi mungkin ada beberapa resistensi menggunakan vaginoscop karena dirasa

tidak mudah, potensial untuk transmisi penyakit dan harganya. Alat baru untuk

Page 11: Endo Met Ritis

pemeriksaan mukus vagina terdiri dari batang stainless steel dengan hemisphere

karet yang digunakan untuk mengeluarkan isi vagina

F. TERAPI

• Antibiotik lokal atau sistemik

Oksitetrasiklin 500-1500 mg dengan pemakaian maksimal 3-6 gr (Intra Uterine)

Neomisin 500-1000 mg

• Prostaglandin atau estradiol

• Dengan terapi microwave dengan intensitas yang rendah.

Tiga treatmen yang paling sering digunakan adalah PGF-2a parenteral atau

analog, estrogen dan antibiotic intrauterine.

Terapi endometritis, pada hewan, dapat dilakukan melalui pemberian

antibiotik sistemik, irigasi rahim, pemberian hormon estrogen untuk menginduksi

respon rahim, dan injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus. Pengobatan

yang direkomendasikan untuk endometritis yang agak berat adalah memperbaiki

vaskularisasi dengan mengirigasi uterus mempergunakan antiseptik ringan seperti

lugol dengan konsentrasi yang rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan

interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin dan intra muskular.

Page 12: Endo Met Ritis

Leleran dapat dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen. Untuk

endometritis ringan cukup diberikan antibiotika intra uterina.

Kelompok sapi diobati dengan metode berikut:

Mengobati uterus dengan radiasi infra merah yang berintensitas rendah

atau terapi laser dengan jarak 5-10 cm dari kulit, waktu tiap penyinaran kurang

lebih 30 detik, dengan total waktu penyinaran 1 menit.

Pengobatan dengan apparatus IMG-42.2, dengan jalan kontak langsung

dengan horn cap, menggunakan daerah antara sakral ke2 dan ke3. Area kontrol

dari proses fisiologi ini berada di uterus. Waktu terapi kurang lebih 10 menit.

Alternatif lain daerah radiasi lainnya adalah antara prosesus spinosus sakral 2 dan

3, kanan kirinya berjarak 4 jari. Waktunya 5 menit untuk tiap area, dengan total

waktu 10 menit.

Dari pengobatan sampai kesembuhan 1 tahap perhari, namun perharinya

tidak lebih dari 10 tahap yang dilakukan

G. PENCEGAHAN

• Menyembuhkan penyakit metabolisme

ini sangat baik dengan memenuhi kebutuhan nutrisi sapi, salah satu caranya:

• Meningkatkan BCS 2 ke 3

• Memenuhi kebutuhan magnesium

• Perbaiki kebutuhan nutrisi, dan lingkungan kandang

• Menjaga kebersihan alat yang digunakan dalam pertolongan kelahiran

• Mengawinkan sapi betina hendaknya dilakukan sekurang-kurangnya 60 hari post

partus

Page 13: Endo Met Ritis

• Dalam menangani retensi sekundinarum segera diadakan pertolongan dengan

teknik yang baik dan menyeluruh, jangan ada sisa sekundinae yang tertinggal di

dalam uterus.

Page 14: Endo Met Ritis

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

  Endometritis adalah keradangan pada dinding uterus yang umumnya

disebabkan oleh partus. Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai

inflamasi dari endometrium Derajat efeknya terhadap fertilitas bervariasi dalam

hal keparahan radang , waktu yang diperlukan untuk penyembuhan lesi

endometrium, dan tingkat perubahan permanen yang merusak fungsi dari glandula

endometrium dan/atau merubah lingkungan uterus. Organisme nonspesifik primer

yang dikaitkan dengan patologi endometrial adalah Corynebacterium pyogenes

dan gram negatif anaerob.

Biasanya karakter klinisnya adalah adanya mukopurulen yang dikeluarkan

vagina dihubungkan dengan ditundanya involusi uterus. Endometritis dianggap

menyebabkan subfertil dan infertilitas. Adanya kontaminasi bakteri pada uterus

akan melemahkan mileu hormonal dari hypothalamus-pituitary-poros ovarium

dan menghambat pertumbuhan folikel dan perkembangannya. Infeksi uterus telah

dilaporkan berhubungan dengan kenaikan kejadian penyakit cystic ovari. Lebih

jauh lagi adanya dan menetapnya organisme pathologic menyebabkan

endometritis. Endometritis telah mengganggu efek fertilitas ,memperpanjang

calving interval, menurunkan jumlah service per conception (S/C) dan kegagalan

perkawinan.

Page 15: Endo Met Ritis

DAFTAR PUSTAKA

FKU Padjadjaran.1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.

Gde,Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Wiknjosastro,Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

www.google.com

Page 16: Endo Met Ritis

ENDOMETRITIS

Oleh :

Kelompok 2

Kelas 3B Kebidanan

POLITEKNIK KESEHATAN RUMKIT TK II dr. SOEPRAOEN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

MALANG

2010

Page 17: Endo Met Ritis

ANGGOTA KELOMPOK

Ayunias R.R.S (08.2.060)

Citra Yuanggista (08.2.062)

Friska Primardania (08.2.074)

Hani Alfiatul (08.2.076)

Khurin Ainul Mia (08.2.081)

Titik Indrawati (08.2.0 )