embriogenesis gastro

31
EMBRIOGENESIS GASTRO-INTESTINAL TRACK 1,2,3 Pada minggu ke-1, setelah fertilisasi dan terbentuk zigot, zigot membelah membentuk blastomer. Blastomer membelah membentuk morula. Sel-sel bagian dalam morula membentuk massa sel dalam, sedangkan sel-sel bagian luar morula membentuk massa sel luar. Morula kemudian membelah membentuk blastokista. Pada fase blastokista, massa sel dalam membentuk embrioblas, sedangkan massa sel luar membentuk trofoblas. Pada minggu ke-2, embrioblas berkembang menjadi 2 lapisan. Lapisan Hipoblas dan Lapisan Epiblas. Lapisan Hipoblas

Upload: regina-gaezani

Post on 23-Oct-2015

119 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Embriogenesis Gastro

EMBRIOGENESIS GASTRO-INTESTINAL TRACK1,2,3

Pada minggu ke-1, setelah fertilisasi dan terbentuk zigot, zigot membelah membentuk blastomer. Blastomer membelah membentuk morula. Sel-sel bagian dalam morula membentuk massa sel dalam, sedangkan sel-sel bagian luar morula membentuk massa sel luar. Morula kemudian membelah membentuk blastokista.

Pada fase blastokista, massa sel dalam membentuk embrioblas, sedangkan massa sel luar membentuk trofoblas.

Pada minggu ke-2, embrioblas berkembang menjadi 2 lapisan. Lapisan Hipoblas dan Lapisan Epiblas. Lapisan Hipoblas merupakan satu lapisan1 sel-sel kecil kuboid

1 http://embryology.med.unsw.edu.au/

2 Embriologi Langman ed. 7 dan ed.93 Embriologi Susunan Pencernaan. Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA. Departemen Anatomi Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas.

Page 2: Embriogenesis Gastro

berdampingan dengan rongga blastokista. Lapisan epiblas merupakan satu lapis sel silinder tinggi bersebelahan dengan rongga amnion. Lapisan hipoblas dan lapisan epiblas tersebut membentuk sebuah cakram datar yang dikenal sebagai cakram embrio bilaminer. Trofoblas yang merupakan calon bakal plasenta berkembang menjadi sitotrofoblas (lapisan dalam yang aktif berproliferasi) dan sinsitiotrofoblas (lapisan luar yang mengikis jaringan ibu).

Pada minggu ke-3, Lapisan hipoblas dan epiblas tersebut membentuk lapisan germinal pada embrio yang terdiri atas (a) Endoderm, (b) Mesoderm, dan (c) Ektoderm Pembentukan ketiga lapisan germinal tersebut (endoderm, mesoderm dan ektoderm) disebut gastrulasi. Gastrulasi dimulai dengan pembentukan primitive streak pada permukaan epiblas. Mula-mula batas garis ini samar-samar, tetapi pada embrio 15 sampai 16 hari, garis ini terlihat jelas sebagai alur sempit dengan sedikit daerah penonjolan pada kedua tepinya. Ujung kepala garis ini yang dikenal sebagai primitive node, berupa daerah yang sedikit meninggi disekeliling primitive pit. Pada potongan melintang melalui daerah primitive groove, tampak bahwa sel-selnya berbentuk seperti botol dan bahwa muncul sebuah lapisan sel baru diantara epiblas dan hipoblas.

Page 3: Embriogenesis Gastro

Sel-sel epiblas berpindah mengikuti alur arah garis primitive untuk membentuk mesoderm dan endoderm intramembrionial. Setelah tiba di daerah garis tersebut, sel-sel ini membentuk menjadi seperti botol, memisahkan diri dari epiblas dan menyisip dibawahnya (invaginasi). Begitu sel telah terinvaginasi, sebagian menempatkan diri diantara epiblas dan endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang tetap berada di epiblas kemudian membentuk ektoderm.

Sel-sel prenotokord yang menjalani invaginasi di lubang primitive, bergerak maju menuju ke arah kepala sampai mencapai lempeng prekordal. Sel-sel prenotokord ini terkumpul di dalam hipoblas, sehingga dalam waktu singkat, garis ditengah-tengah embrio terdiri dari dua lapisan sel yang membentuk lempeng notokord yang kemudian mengelupas dari endoderm membentuk notokord. Notokord membentuk sumbu tengah yang akan menjadi dasar bagi kerangka sumbu badan.

Page 4: Embriogenesis Gastro
Page 5: Embriogenesis Gastro

Pada minggu ke-3 sampai ke-8, terjadi perkembangan pada lapisan germinal (endoderm, mesoderm dan ektoderm). Masa ini disebut juga masa embrionik atau masa organogenesis.(a) Ektoderm

Lapisan ektoderm akan membentuk susunan saraf pusat, system saraf tepi, epitel sensorik telinga-hidung-mata, kulit (termasuk rambut dan kuku), kelenjar hipofisis posterior, kelenjar mammae, kelenjar keringat dan email gigi.

Pada awal minggu ke-3, lapisan ektoderm berbentuk cakram datar, yang lebih luas di daerah kepala daripada daerah kaudal. Ektoderm yang terletak diatas notokord menebal membentuk neural plate (lempeng neural), kemudian tepian neural plate menebal membentuk neural groove (alur neural). Tepian neural groove saling mendekat, akhirnya menyatu membentuk neural tube (tabung neural). Struktur ini membentuk seluruh susunan saraf pusat, yang meliputi neuron, sel glia, sel ependim dan sel epitel pleksus koroidalis. Sel-sel yang berada lateral dari neural groove membentuk krista neural.

(b) MesodermLapisan mesoderm akan membentuk mesoderm paraksial, intermediat dan lempeng

lateral. Mesoderm paraksial akan membentuk somitometer. Dari daerah oksipital kea rah

kaudal, somitometer akan terorganisasi lagi menjadi somit. Pasangan somit yang pertama muncul di daerah servikal embrio pada usia + 20 hari, kemudian somit-somit yang baru bermunculan dengan kecepatan pembentukan + 3 pasang/hari. Somit akan membentuk miotom (jaringan otot), skerotom (tulang rawan dan tulang sejati), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang semuanya merupakan jaringan penunjang tubuh. Sel-sel yang membentuk dinding ventral dan medial somit kehilangan organisasinya yang kompak, menjadi polimorf dan bergeser posisinya hingga mengelilingi notokord (korda dorsalis). Sel-sel ini disebut sklerotom, kemudian akan membentuk mesenkim. Mesenkim merupakan jaringan ikat embrionik (jaringan ikat hanya pada masa embrio) yang tersusun longgar, tanpa memperhatikan asalnya. Dinding dorsal somit yang masih tertinggal dinamakan dermomiotom yang akan berdiferensiasi menjadi miotom. Sel dermomiotom

Page 6: Embriogenesis Gastro

yang terletak dibawah ektoderm akan membentuk dermatom. Setiap somit membentuk sklerotom, miotom dan dermatomnya sendiri.

Mesoderm (mesenkim) kelak akan membentuk sistem pembuluh, yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh balik, pembuluh getah bening, semua sel darah, sel getah bening dan jaringan ikat dewasa. Selain itu, mesoderm juga membentuk system uterogenital : ginjal, gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak termasuk kandung kemih).

Mesoderm intermediat menghubungkan mesoderm paraksial dengan lempeng lateral. Mesoderm intermediat akan berdiferensiasi membentuk unit ekskresi sistem kemih.

Lempeng lateral akan membentuk lapisan mesoderm parietal (somatik) dan viseral (splanknik). Mesoderm parietal bersama ektoderm diatasnya akan membentuk dinding lateral dan ventral tubuh. Mesoderm viseral dan endoderm dibawahnya akan membentuk dinding usus.

(c) Endoderm Lapisan endoderm akan membentuk lapisan epitel saluran pencernaan (utama),

saluran pernafasan dan kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati dan kelenjar pancreas. Lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm.

Lapisan endoderm menutupi permukaan ventral embrio dan membentuk kantung kuning telur (yolk sac). Karena terdapat perkembangan gelembung otak, maka cakram mudigah mulai menonjol ke dalam rongga amnion dan melipat kearah sefalo kaudal. Pelipatan ini paling menonjol di daerah kepala dan ekor.

Sebagai akibat pelipatan sefalokaudal, kian lama kian bertambah besar rongga yang dilapisi endoderm dicakup ke dalam tubuh mudigah. Pada bagian anterior, endoderm membentuk usus depan (foregut), didaerah ekor membentuk usus belakang (hindgut). Bagian diantara usus depan dan usus belakang disebut usus tengah (midgut). Untuk sementara, midgut berhubungan dengan yolk sac melalui sebuah tangkai lebar disebut duktus omfalomesenterikus atau vitellinus.

Page 7: Embriogenesis Gastro

Pada ujung kepalanya, foregut sementara dibatasi oleh membrane bukofaringeal. Pada akhir minggu ke-3, membrane bukofaringeal pecah sehingga terbentuk hubungan terbuka antara rongga amnion dengan usus primitive.

Page 8: Embriogenesis Gastro

Pembentukan saluran pencernaan berasal dari :• Pharyngeal Gut• Fore Gut (Usus sederhana depan)• Mid Gut (Usus sederhana tengah) • Hind Gut (Usus sederhana belakang)

1. Pharyngeal Gut• Pada minggu keempat terbentuk lengkung pharynx yang terdiri atas : jaringan

mesenkim yang dipisahkan oleh celah pharynx• Bersamaan dengan itu terbentuk kantong pharynx disepanjang dinding lateral

pharynx

• Lengkung Pharynx, terdiri atas : Bagian inti, Mesoderm Bagian luar, Ektoderm Bagian dalam, Endoderm

• Inti lengkung Pharynx menerima sel krista untuk membentuk unsur tulang.

• Mesoderm membentuk susunan otot wajah dan leher. • Setiap unsur otot masing-masing lengkung membawa saraf otak tersendiri dan

mempunyai unsur arteri sendiri

Page 9: Embriogenesis Gastro

• Tulang rawan yang dibentuk lengkung pharynx :

• Kantong Pharynx : Membawa 5 pasang kantong pharynx Pasangan terakhir tidak khas, sering dianggap bagian IV

Page 10: Embriogenesis Gastro

• Celah Pharynx : Banyaknya 4 buah Yang menetap hanya satu Berkembang menjadi meatus acusticus externus

Sindroma Lengkung Pertama Terjadi karena kegagalan / perkembangan abnormal lengkung pharynx

pertama Sindroma treacher collins (Dysostosis Mandibulo Facialis)

- Telinga luar abnormal- Kelainan telinga tengah dan dalam - Hipoplasia tulang pipi dan rahang bawah - Kelainan kelopak mata bawah

Sindroma Piere Robin Hipoplasia rahang bawah Palatoschizis (Celah pd palatum) Kelainan telinga dan mata

• Perkembangan Lidah Terbentuk pada minggu keempat Berasal dari

- Lengkung pertama, membentuk corpus lingua- Lengkung kedua, ketiga dan sebagian keempat , membentuk radix lingua- Lengkung keempat, membentuk epiglotis

Page 11: Embriogenesis Gastro

Tongue – tie = ankyloglossia Lidah tidak bebas dari mulut Penyebab : tidak terjadi degenerasi sel pada dasar mulut, sehingga lidah terikat

pada dasar mulut Dalam keadaan normal, terjadi degenerasi sel yang luas, yang tersisa hanya :

FRENULUM

• Perkembangan Palatum Berasal dari pasangan pertama lengkung pharynx Pada akhir minggu keempat terdapat tonjolan maxilla dilateral dan tonjolan

mandibula kaudal dari stomadeum

Tonjolan maxilla bertumbuh ke medial membentuk segmen antar maxilla yang membentuk :- Philtrum bibir atas - Unsur rahang atas, mengandung 4 gigi seri - Unsur palatum yang membentuk langitan primer

Page 12: Embriogenesis Gastro

• Langit Sekunder/Palatum Sekunder Dibentuk oleh daun-daun langit sekunder (palatum) yang berasal dari

penonjolan tonjol maxilla yang mengarah kebawah, pada sisi kiri dan kanan lidah

Akhirnya mencapai kedudukan horizontal diatas lidah Di anterior daun-daun palatina bersatu dengan langit primer Batas langit primer dan sekunder adalah foramen incisivum

Sumbing Bibir Dan Langitan Didepan foramen incisivum terjadi :

- Sumbing bibir lateral- Sumbing rahang atas - Sumbing antara langitan primer dan sekunder

Dibelakang foramen incisivum terjadi :- Sumbing langit sekunder- Sumbing uvula

2. Fore Gut a. Oesopagus

– Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul diverticulum pada dinding ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo – bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal fore gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas • Bagian ventral : primordium pernafasan • Bagian dorsal : oesopagus

Page 13: Embriogenesis Gastro

– Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia memanjang dengan cepat.

– 2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya dan disarafi oleh N.X.

– 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus

Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis• Kelainan ini akibat :

(1) Penyimpangan septum eosophagotracheale ke posterior(2) Faktor-faktor mekanik yang mendorong dinding dorsal usus depan

sederhana ke arah anterior• Bentuk yang paling sering ditemukan:

(1) Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu (2) Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui saluran sempit.

• Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum.• Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara kedalam trachea.

• Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya mungkin normal, tetapi bila minum pertama bagian proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paru

Page 14: Embriogenesis Gastro

b. Lambung– Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai suatu pelebaran usus

depan yang berbentuk kumparan.– Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan

kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.

– Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior.

– Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam. Akibatnya :• Sisi kiri menghadap ke depan • Sisi kanan menghadap ke belakang • N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan • N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang

– Selama perputaran ini bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari bagian depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan :

(1) curvatura mayor(2) curvatura minor

– Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan bagian cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah.

– Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah.

Page 15: Embriogenesis Gastro

– Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh melalui mesogastrium dorsale dan ventrale.

– Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium dibelakang lambung.

Stenosis Pylorus• Disebabkan oleh otot-otot melingkar di daerah pylorus menebal sehingga

terjadi penyempitan rongga pylorus• Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah hebat dan

proyektil

c. Duodenum– Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut. – Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini terletak tepat distal dari tunas hati.– Sementara lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung seperti

huruf “C” dan akhirnya terletak retroperitonial

d. Hati dan Kandung Empedu– Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai epitel entoderm pada

ujung distal fore gut.

Page 16: Embriogenesis Gastro

– Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis (tunas hati) – Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat dan

menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm.– Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati

dan duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu.– Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan

kandung empedu dan ductus cysticus.

– Selama perkembangan sel epitel hati bercampur baur dengan v.vitelinae dan v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati.

– Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim hati dan jaringan yang melapisi ductus biliaris

– Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum transfersum.

Hubungan hati dan peritonium

– Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati menjadi terlalu besar bagi septum transversum dan berangsur-angsur menonjol kedalam rongga perut.

– Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan membentuk ligamentum falciforme hepatis

– Mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut akan meregang dan membentuk selaput omentum minus (ligamentum gastrohepaticum dan ligamentum hepatoduodenale)

– Pada tepi bebas omentum minus terdapat :• Saluran empedu • Vena prota • Arteri hepatica

Atresia Kandung Empedu

Page 17: Embriogenesis Gastro

– Pada mulanya kandung empedu merupakan alat yang berongga. Akibat proliferasi epitel yang melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk

sementara waktu. Kemudian terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi tidak terjadi, kandung empedu tetap Atresia Saluran Empedu.

– Saluran didalam dan luar hati juga mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi tak terjadi akan terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas pada hanya sebagian kecil ductus choledochus. Kandung empedu dan ductus hepaticus proximal terhadap atresia sangat melebar.

– Anak lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.

Bentuk Ganda Vesica Felea.

Pembelahan sebagian vesica felea. Diverticula pada kandung empedu.

e. Pancreas– Dibentuk oleh:

• Tunas pancreas dorsal• Tunas pancreas ventralYang berasal dari epitel entoderm duodenum

– Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus.

– Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.

– Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.

Page 18: Embriogenesis Gastro

f. Pancreas– Kemudian parenkhim maupun saluran tunas pancreas dorsal dan ventral

bersatu.– Tunas ventral membentuk processus uncinatus dan bagian bawah caput

pancreas.– Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal.– Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran

pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral.– Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup atau sebagai saluran kecil:

Ductus pancreaticus accesorius (santorini)

– Ductus pancreaticus mayor bersama-sama dengan ductus choledochus bermuara di papila duodeni mayor.

– Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor.– 10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap

dipertahankan.– Pulau-pulau langerhans.– Berkembang dari jaringan parenchim pancreas pada ketiga kehidupan janin.– Tersebar diseluruh kelenjar.– Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5.– Kadar insulin janin tidak tergantung pada kadar insulin ibunya.

Pancreas Yang Berbentuk Cincin – Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang dalam keadaan normal bersatu dan

berputar disekitar duodenum, sehingga terletak dibawah tunas pancreas dorsal.– Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal tetapi bagian kiri

bergeser kearah yang berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh pancreas yang berbentuk cincin.

– Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan penyumbatan.

Pancreas Heterotopik

Page 19: Embriogenesis Gastro

– Keadaan dimana jaringan pancreas dapat ditemukan mulai dari ujung distal oesopagus sampai puncak jerat usus sederhana.

– Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan diverticulum Meckel.

3. Mid Gut– Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan

mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer.– Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui ductus

vitellinus yang sempit.– Bagian cranial jerat usus akan membentuk:

(1) Bagian distal duodenum (2) Yeyenum (3) Ileum (sebahagian)

– Bagian caudal jerat usus akan membentuk:(1) Bagian bawah illeum (2) Caecum (3) Appendix(4) Colon ascenden (5) 2/3 proximal colon transfersum

– Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang dewasa yang dikenal sebagai: Diferticulum meckel dan diverticulum illeal

– Hernia Phisiology : Pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama bagian cranialnya. Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan hati yang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini. Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi pada minggu ke enam.

Page 20: Embriogenesis Gastro

Perputaran Usus Tengah

– Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar disekitar poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior.

– Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:(1) 90% selama herniasi (2) 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut.(3) Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.

– Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.

Page 21: Embriogenesis Gastro

Retraksi Jerat Yang Mengalami Herniasi – Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali kedalam

rongga perut.– Hal ini mungkin disebabkan:

(1) Menghilangnya mesonephros. (2) Berkurangnya pertumbuhan hati.(3) Bertambah luasnya rongga perut.

– Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil tempat disisi kiri.

– Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi kanan.– Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana

terakhir masuk ke rongga perut.– Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan hati.

– Dari sini gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk:(1) Colon ascenden (2) Flexura hepatica

– Selama proses ini ujung distal gelembung caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit : - Appendix sederhana

– Appendix berkembang selama penurunan colon, sehingga kedudukan terakhir terdapat:(1) Dibelakang caecum (2) Dibelakang colon

Fixasi Jerat-Jerat Usus.

– Terjadi akibat mesenterium tertekan pada dinding belakang perut dan beberapa daerah, sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium parietal. Akbiatnya jerat-jerat usus tertentu akan melekat pada kedudukannya.

Page 22: Embriogenesis Gastro

Sisa-Sisa Ductus Vitellinus.

(1) Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap ada membentuk sebuah kantong pada illium (diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, diverticulum ini terletak ± 40-60 cm dari valvula iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan dengan mesenterium.

(2) Fistula Umbilicalis Atau Fistula Vitellina. Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan seluruhnya, sehingga membetuk hubungan langsung antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini tinja dapat keluar melalui pusat.

(3) Kista Vitellina Atau Enterocystoma.Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya sehingga menyebabkan tersumbat dan menimbulkan strangulasi.

Omphalocele

– Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga perut, akibatnya jerat-jerat tersebut tetap berada dalam coelom extraembrional dari tali pusat. Pada saat lahir herniasi jerat-jerat ini menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali pusat dan hanya ditutupi oleh amnion.

Hernia Umbilicalis Congenitalis

– Pada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak ditemukan, sehingga lapisan permukaan hanya dibentuk oleh amnion.

– Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi menerobos lagi keluar pada masa janin, sehingga menonjol keluar dan ditutupi oleh peritonium dan amnion tanpa kulit. Pada kasus yang berat semua alat dalaman termasuk hati ditemukan diluar rongga perut. Keadaan ini disebut eventratio viscra abdominis atau gastroschiziz.

Page 23: Embriogenesis Gastro

Kelainan Putaran Jerat Usus.

– Jerat usus sederhana dalam keadaan normal berputar 270o berlawanan dengan arah jarum jam. Kalau putaran hanya 90o, colon dan caecum yang mula-mula kembali akan menempati sisi kiri rongga perut. Jerat-jerat yang lain akan terletak makin kekanan.

– Bila putaran jerat usus terbalik, 90o sesuai arah jarum jam. Colon transversum menyilang A.mesenterica superior.

– Bahaya utama dari kelainan ini:(1) Terpilinnya jerat usus yang dapat menyebabkan belitan pada arteri,

sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh dari jerat tersebut.(2) Penyumbatan langsung jerat oleh ikatan-ikatan peritonium.

Bentuk Ganda Saluran Pencernaan.

– Bentuk ganda jerat-jerat dapat terjadi dimana-mana sepanjang saluran pencernaan. Paling sering terjadi di daerah ileum yang dapat berupa :

(1) Diverticulum kecil (2) Kista

Atresia Dan Stenosis Usus.

– Dapat terjadi disemua tempat sepanjang jerat usus sederhana.– Pada atresia (tidak ada rongga sama sekali) biasanya terbentuk sekat pemisah

yang tipis melintasi rongga usus.– Pada stenosis (penyempitan rongga) mungkin disebabkan rekanalisasi rongga

yang tidak sempurna. Akibat stenosis :(1) Peregangan bagian proximal (2) Penyempitan bagian distal.

– Biasanya terjadi pada duodenum dengan gejala-gejala:(1) Duedonum proximal stenosis sangat melebar (2) Muntah-muntah yang hebat dengan cairan berwarna empedu.

Page 24: Embriogenesis Gastro

4. Hind Gut– Usus sederhana belakang membentuk:

(1) 1/3 distal colon transversum (2) Colon ascendens (3) Sigmoid (4) Rectum(5) Bagian atas canalis analis

– Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka (suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubungan langsung dengan entoderm permukaan).

– Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis.– Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara

alantois dan usus belakang.– Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi :

(1) Sinus urogenitalis sederhana (depan) (2) Canalis anorectalis (belakang)

– Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis yang akan terbagi menjadi :(1) Membran analis (dibelakang)(2) Membran urogentalis (didepan)

– Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lobang anus atau proktodium.

– Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka antara rektum dan dunia luar.

– Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh A.mesenterica inferior

– Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh A.pudenda interna.

– Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.

Anus Imperforatus Dan Atresia Ani.

– Pada kasus yang ringan canalis analis berakhir buntu pada membran analis yang hanya dipisahkan oleh sekat pemisah.

– Pada kasus yang berat dapat ditemukan lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa disebabkan:

– Kegagalan perkembangan lobang anus– Atresia recti

Page 25: Embriogenesis Gastro

Fistula Recti

– Sering berhubungan dengan anus imperforatus. – Dapat ditemukan :

(1) Antara rectum dan vagina (fistula recto vaginalis)(2) Antar rectum dan vesica urinaria atau uretra (fistula urorectalis)

– Didaerah perineum (fistula recto perinealis)