file · web viewada juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air...

25
SYARIAT ISLAM PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SYARIAT PENGERTIAN SYARIAT ISLAM Syariat menurut bahasa berasal dari bahasa arab yaitu syara’a yng berarti memperkenalkan atau menetapkan. Ada juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum.Syari’at menurut terminologi adalah peraturan dan hukum Allah yang mengatur segala aspek dasar kehidupan manusia yang diturunkan melalui wahyu kepada nabi dan rasulnya yang mulia, untuk manusia agar mereka keluar dari kegelapan menuju jalan yang terang dan mendapat petunjuk ke jalan yang lurus.Menurut makna Quraninya adalah ”Jalan yang jelas yang membawa kepada kemenangan (QS. Al-Maidah ayat 48, QS. Asy-Syuura ayat 13, QS. Al-Jaatsiyah ayat 18.) Cryl Glasse menyatakan bahwa syariat adalah sistem hukum, artinya syariat merupakan satu kesatuan hukum yang menunjukan adanya kaitan erat antara satu bagian dengan bagian lainnya. Adapun syariat islam berarti peraturan islam/ hukum islam/ undang-undang islam. Atau syariat islam adalah hukum-hukum / perturan-peraturan yang di turunkan Allah SWT untuk umat manusia melalui nabi Muhammad SAW baik berupa Al-Quran maupun sunnah nabiyang berwujud perkataan, perbuatan, ketetapanatau pengesahan Nabi SAW. Dalil-dalil Al-quran Mengenai Syariat Islam,Kharakteristik Syariah yaitu : 1. Tauhidiyyah adalah konsep yang menjelaskan tentang adanya sesuatu penguasa alam raya yang tunggal dan mengatur sesuatu yang berada diluar dan didalamnya. Allah lah yang menciptakan segala yang ada di jagat ini, baik yang tersembunyi maupun yang tampak. Melalui kekuasaanNya, semua mahluk harus tunduk dan beribadah kepadaNya. Seperti dalam Surah Ali-’Imran ayat 26. 2. Rabbaniyyah adalah konsep yang berasal dari wahyu Allah, tanpa mengambil sumber lain. Wahyu-wahyu yang diberikan kepada rasul- rasulNya tetap terjaga dari kesucian. Seperti dalam Surah ayat 9. 3. Istiqomah adalah dimana konsep yang karena Islam bukan produk pemikiran manusia, bukan produk lingkungan atau masa tertentu,

Upload: phungdiep

Post on 30-Jan-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

SYARIAT ISLAM

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SYARIAT PENGERTIAN SYARIAT ISLAM

Syariat menurut bahasa berasal dari bahasa arab yaitu syara’a yng berarti memperkenalkan atau menetapkan. Ada juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum.Syari’at menurut terminologi adalah peraturan dan hukum Allah yang mengatur segala aspek dasar kehidupan manusia yang diturunkan melalui wahyu kepada nabi dan rasulnya yang mulia, untuk manusia agar mereka keluar dari kegelapan menuju jalan yang terang dan mendapat petunjuk ke jalan yang lurus.Menurut makna Quraninya adalah ”Jalan yang jelas yang membawa kepada kemenangan (QS. Al-Maidah ayat 48, QS. Asy-Syuura ayat 13, QS. Al-Jaatsiyah ayat 18.)Cryl Glasse menyatakan bahwa syariat adalah sistem hukum, artinya syariat merupakan satu kesatuan hukum yang menunjukan adanya kaitan erat antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Adapun syariat islam berarti peraturan islam/ hukum islam/ undang-undang islam. Atau syariat islam adalah hukum-hukum / perturan-peraturan yang di turunkan Allah SWT untuk umat manusia melalui nabi Muhammad SAW baik berupa Al-Quran maupun sunnah nabiyang berwujud perkataan, perbuatan, ketetapanatau pengesahan Nabi SAW.

Dalil-dalil Al-quran Mengenai Syariat Islam,Kharakteristik Syariah yaitu :1. Tauhidiyyah adalah konsep yang menjelaskan tentang adanya sesuatu penguasa alam raya yang tunggal dan mengatur sesuatu yang berada diluar dan didalamnya. Allah lah yang menciptakan segala yang ada di jagat ini, baik yang tersembunyi maupun yang tampak. Melalui kekuasaanNya, semua mahluk harus tunduk dan beribadah kepadaNya. Seperti dalam Surah Ali-’Imran ayat 26.

2. Rabbaniyyah adalah konsep yang berasal dari wahyu Allah, tanpa mengambil sumber lain. Wahyu-wahyu yang diberikan kepada rasul-rasulNya tetap terjaga dari kesucian. Seperti dalam Surah ayat 9.

3. Istiqomah adalah dimana konsep yang karena Islam bukan produk pemikiran manusia, bukan produk lingkungan atau masa tertentu, juga bukan produk faktor-faktor dunia, maka karakteristik Islam yang datang dari Allah adalah ”Gerak di dalam kerangka yang tetap dan seputar poros yang tetap pula”. Seperti dalam Surah Ar-Ruum ayat 30.

4. Syumuliyyah adalah konsep yang membicarakan tentang seluruh yang ada di dunia dan di luar dunia ini secara rinci. Tentang hakekat alam, hakekat kehidupan, hakekat manusia (tabiat, kejadian, sifat, dan ikhwal) serta hubungan dengan hakekat ilahi yang akbar. Seperti dalam Surah Ali-’Imran ayat 4-5, dan ayat 27. Penerapan ataupun implikasi dari syumuliyyah ini bisa dilihat dalam Islam sebagai jalan hidup/ tatanan hidup yang lengkap.

5. Tawazuniyyah adalah konsep keseimbangan dalam segala sendi dan dalam pengungkapan-pengungkapannya. Keseimbangan konsep Islam juga tidak terombang-ambing kesana-sini, dari berlebihan disana-sini, dan dari berbagai benturan. Konsep Islam juga selamat dari kerusakan-kerusakan dan kekurangan. Seperti dalam Surah Al-Mulk ayat 3.

6. Ta’amuliyyah yaitu keaktivan dalam hubungan Allah SWT dengan alam dan manusia serta keaktivan manusia itu sendiri dalam berbagai bidang kegiatannya. Sifat-sifat Allah dalam konsep

Page 2: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

Islam bukanlah sifat-sifat yang pasif. Konsep manusia tentang Tuhannya dan keterkaitan sifat-sifatNya dengan kehidupan manusia itulah yang menentukan nilai Tuhan di dalam dirinya, disamping menentukan juga sikap kepadaNya.

7. Waqi’iyyah adalah konsep Islam yang berhubungan dengan realitas objektif yang memiliki wujud nyata dan meyakinkan serta jejak bekas yang realitas pula. Ia tidak berupa konsep rasional ataupun idealisme tanpa wujud nyata dalam realita. Seperti dalam Surah Al-An’aam ayat 95-103

Ruang lingkup syariat islam Syariat islam adalah hukum ciptaan sang pencipta alam dan pencipta umat manusia. Sumber-sumber syariat islam secara berurutan adalah Al-quran, sunnah Rasul, dan ijtihad.Pada dasarnya, syariat Islam berkaitan dengan dua alur hubungan manusia, yaitu hubungan vertikal dengan Allah ( hablun munallah ) dan hubungan horizontal denngan sesama manusia ( hablun minannas ). Q.S. Al-imran : 11

1. Hablun minallah adalah ubudiyah ( hubungan penghambaan diri kepada Allah ).

Bentuk-bentuk ubudiyah ada dua macam :

a. Bentuk mahdlah ( ibadat murni ), terdiri dari tiga bentuk, yaitu : Ibadat nafsiyah adalah ibadat dengan diri, seperti syahadat, shalat dan shaum Ibadat maliyah adalah ibadat dengan harta seperti zakat Ibadat ijtimaiyah adalah ibadat dengan segala yang dimiliki, seperti ibadah haji.

Semua bentuk ibadah itu diterangkan dalam rukun islam.

b. Bentuk ghair mahdlah yaitu penetapan segala perbuatan muslim yang bertolak dari keikhlasan diatas jalan amal shalih dan bertitik tuju pada ridha Allah sebagai ibadat penghambaan kepadanya.

Para ulama berhasil membuat formula hukum berdasarkan ayat-ayat alquran dan sunnah rasul dan menyinpulkannya dalam lima hukum syara’.Hukum syara’ adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh titah Allah yang ditujukan kepada manusia, yang penetapannya dengan cara tuntutan ( thalab ), bukan pilihan ( takhyir ), atau wadha’.

Contoh hukkum syara’ terdapat dalam alqur’an surat Al-Muzammil : 20“ tegakkanlah shalat dan berikanlah zakat “. Ayat ini menetapkan suatu tuntutan berbuat dengan cara tuntutan keharusan yang menunjukan hukum wajib melakukan shalat dan zakat.Adapun yang dimaksuddenagn wadha’ adalah sesuatu yang diletakkan menjadi sebab/menjadi syarat, atau menjadi pencegah terhadap yang lain. Misalnya perintah Allah SWT. Dalam Q.S. Al-Maidah : 38“pencuri laki-laki dan wanita, potonglah tangan keduanya”.Ayat ini menunjukan bahwa pencurian menjadi sebab terhadap hukum potong tangan.Hukum syara’ di bagi menjadi dua, yaitu hukum taklifi dan hukum wadh’i.Hukum taklifi adalah sesuatu yang menunjukan tuntutan untuk berbuat, atau untuk meninggalkan atau boleh memilih antara berbuat dan meninggalkan.

Contohnya dalam al-quran surat At-Taubah : 103 ( tuntutan berbuat )“Ambillah sedekah dari sebagian harta mereka”.Q.S. Al-Hujurat : 11 “janganlah diantara kamu mengolok-ngolok kaum yang lain”.

Page 3: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

Hukum taklifi terbagi menjadi dua, yaitu azimah dan rukhsah. Azimah adalah suatu hukum asal yang tidak pernah berubah karena suattu sebab dan uzur. Seperti shalatnya orang yang ada di rumah, bukan musafir.

Rukhsah adalah suatu hukum asal yang menjadi berubah karena suatu halangan atau uzur. Seperti shalatnya musafir.Mengenai syara’ ada dua istilah yang perlu kita ketahui, yaitu asa syara’ dan furu’ syara’.

1. Asas syara’ adalah perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam al-quran atau hadits. Kedudukannya sebagai pokok syariat islam.

2. Furu’ syara’ adalah perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al-quran atau hadits. Kedudukannya sebagai cabang syariat islam. Perkara yang masuk dalam furu’ syara’ ini juga disebut sebagai perkara ijtihadiyah.

Hukum wadh’i adalah yang menunjukan bahwa sesuatu telah dijadikan sebab, syarat, dan mani’ ( pencegah ) untuk suatu perkara. Contohnya Q.S. Al-Maidah : 6” hai orang-oranng yanng beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku”.

KATEGORISASI HUKUM SYARA’

Hukum syara’ terbagi menjadi lima, yaitu :

1. Wajib, adalah suatu hukum perilaku mukallaf berupa tuntutan keras atau perintah untuk melakukan suatu perbuatan dengan konsekuensi janji pahala bagi pelakunya dan sangsi hukuman bagi pelanggarnya.

2. Sunnat, adalah suatu hukum perilaku mukallaf berupa tuntutan lunak ( anjuran ) untuk melakukan suatu perbuatan, dengan konsekuensi pahala bagi pelakunya, tanpa sangsi hukuman bagi pelanggarnya.

3. Mubah atau jaiz, yaitu suatu hukum perilaku mukallaf, berupa kebebasan untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan, tanpa konsekuensi janji pahala atau sangsi hukuman.

4. Makruh, yaitu suatu hukum perilaku mukallaf, berupa tuntutan lunak untuk meninggalkan suatu perbuatan, dengan konsekuensi janji pahala bagi yang meninggalkan dan atnpa sangsi hukuman bagi pelaku.

5. Haram, yaitu suatu hukum perilaku mukallaf, berupa tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan (larangan keras), dengan konsekuensi janji pahala bagi yang meninggalkannya, dan sangsi hukuman bagi yang melakukannya.

Hukum yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Untuk segenap manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Ilmu tauhid, yaitu hukum atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan dasar-dasar keyakinan agama islam yang tidak boleh diragukan dan harus benar-benar menjadi keimanan kita. Misalnya, pertuarn yang berhubungan dengan Dzat Allah dan sifat-sifat Allah SWT. dan lain sebagainya sebagaimana yang kita ketahuui sebagai rukun iman. Ilmu tauhid disebut juga ilmu Aqidah atau ilmu alam.

2. ilmu Akhlak, yaitu peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pendidikan dan penyempurnaan jiwa. Misalnya, segala peraturan yang mengarah pada perlindungan

Page 4: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

keutamaan dan mencegah kejelekan-kejelekan. Seperti harus memenuhi janji, harus amanah, dan sebagainya.

3. Ilmu Fiqih, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqih mengandung dua bagian : pertama, ibadah, yaitu yang menjelaskan tentang hokum-hukum hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Serta ibadah harus disertai dengan niat. Contoh ibadah adaalh shalat. Kedua, muamalat, yaitu bagian yang menjelaskan tentang hukum-hukum hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqih dapat juga disebut qanun ( undang-undang )

Fiqih islam terbagi menjadi enam bagian, yaitu :

1. Bagian ibadah2. Bagian Akhwal Syakhshiyah, yaitu membicarakan hokum-hukum yang berhubungan

dengan pembentukan dan pengaturan keluarga dan segala akibat-akibatnya, seperti perkawinan, perceraian, dan sebagainya.

3. Bagian Mu’amalah ( hokum perdata ), yaitu suatu bagian yang mengatur harta benda hak milik akad, kerjasama sesame orang, seperti sewa menyewa, gadai, jual beli, dan sebagainya.

4. Bagian Murafa’at ( hokum acara ) yaitu yang mengatur cara pengajuan perkara, perselisihan, penuntutan, dan cara-cara penetapan suatu tuntutan yang dapat diterima, dan cara-cara yang dapat melindungi hak-hak seseorang.

5. Bagian hudud dan ta’jir, yaitu yang membicarakan hokum-hukum yang berhubungan dengan kejahatan, pelanggaran, dan akibat-akibat hukumnya.

6. Bagian Sirra wa maghazi ( hokum perang ), yaitu bagian yang mengatur peperangan antar bangsa, mengatur perdqamaian, perjanjian, dan hubungan-hubungan antara umat muslim dengan non musli

TUJUAN SYARIAT ISLAM

Diturunkannya Syariat Islam kepada manusia tentu memiliki “tujuan” yang sangat mulia. Paling tidak, ada “delapan” tujuan. Pertama, memelihara atau melindungi agama dan sekaligus memberikan hak kepada setiap orang untuk memilih antara beriman atau tidak, karena, “Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam” (QS. Al Baqaarah, 2:256). Manusia diberi kebebasan mutlak untuk memilih, “…Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir” (QS. Al Kahfi, 18:29). Pada hakikatnya, Islam sangat menghormati dan menghargai hak setiap manusia, bahkan kepada kita sebagai mu’min tidak dibenarkan memaksa orang-orang kafir untuk masuk Islam. Berdakwah untuk menyampaikan kebenaran-Nya adalah kewajiban. Namun demikian jika memaksa maka akan terkesan seolah-olah kita butuh dengan keislaman mereka, padahal bagaimana mungkin kita butuh keislaman orang lain, sedangkan Allah SWT saja tidak butuh dengan keislaman seseorang. Tetapi bila seseorang dengan kesadarannya sendiri akhirnya masuk Islam, maka wajib dipaksa oleh Ulul Amri untuk melaksanakan Syariat Islam.Dengan memilih muslim, maka tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak melaksanakan kewajibannya. Seandainya ada seorang muslim tidak shalat, hal ini “bukan hanya” urusan pribadi tapi menjadi urusan semua muslim terutama Ulul Amri. Jika ada seorang muslim tidak

Page 5: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

melaksanakan kewajiban shalat karena dia tidak yakin akan kewajiban shalat, maka Empat Mahzab dan jumhur (mayoritas) ulama sepakat menyatakan yang bersangkutan kafir. Yang karenanya harus dihukumkan kafir, artinya bila dalam tiga hari dia tidak segera sadar, maka dihukumkan sebagai murtad yang halal darahnya sehingga Ulul Amri bisa menjatuhkan hukuman mati. Tapi, seandainya tidak shalatnya yang bersangkutan bukan karena tidak yakin, tapi karena alasan malas misalnya, maka dalam hal ini “tiga” mazhab (Syafi’i, Hanafi, Maliki) menyatakan yang bersangkutan berdosa besar, sementra Mazhab Hambali tetap mengkafirkannya.Lalu bagaimana Ulul Amri menerapkan hukum bagi muslim yang tidak shalat karena malas? Pertama, Ulul Amri tentu saja berkewajiban mengingatkannya. Andaikata yang bersangkutan tetap tidak mau shalat padahal sudah diingatkan oleh Ulul Amri, menurut Mahzab Syafei dan Maliki, yang bersangkutan wajib dihukum mati. Imam Hanafi, sependapat dengan Mahzab Syafei dan Maliki, bahwasanya yang bersangkutan tidak bisa dihukumkan kafir, karena memang alasannya malas bukan mengingkari hukum Allah. Tetapi Imam Hanafi tidak sependapat dengan hukuman mati, karena selama tidak kafir berarti haram darahnya. Pandangan beliau, Ulul Amri harus memberikan hukuman kepada yang bersangkutan dengan dipenjara sampai yang bersangkutan sadar dan mau shalat. Sedangkan Mahzab Hambali, berpendapat dan berkeyakinan, bahwa seorang yang mengaku muslim lalu tidak shalat apa pun alasannya apakah karena tidak yakin atau malas, maka yang bersangkutan harus dihukumkan kafir. Beliau berpegang teguh kepada hadits Rasulullah Saw yang menyatakan, “Perbedaan antara muslim dan kafir adalah meninggalkan shalat.Yang kedua, “melindungi jiwa”. Syariat Islam sangat melindungi keselamatan jiwa seseorang dengan menetapkan sanksi hukum yang sangat berat, contohnya hukum “qishash”. Di dalam Islam dikenal ada “tiga” macam pembunuhan, yakni pembunuhan yang “disengaja”, pembunuhan yang “tidak disengaja”, dan pembunuhan “seperti disengaja”. Hal ini tentunya dilihat dari sisi kasusnya, masing-masing tuntutan hukumnya berbeda. Jika terbukti suatu pembunuhan tergolong yang  “disengaja”, maka pihak keluarga yang terbunuh berhak menuntut kepada hakim untuk ditetapkan hukum qishash/mati atau membayar “Diyat” (denda). Dan, hakim tidak punya pilihan lain kecuali menetapkan apa yang dituntut oleh pihak keluarga yang terbunuh. Berbeda dengan kasus pembunuhan yang “tidak disengaja” atau yang “seperti disengaja”, di mana Hakim harus mendahulukan tuntutan hukum  membayar “Diyat” (denda) sebelum qishas.Bahwasanya dalam hukum qishash tersebut terkandung jaminan perlindungan jiwa, kiranya dapat kita simak dari firman Allah SWT: “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah, 2:179). Bagaimana mungkin di balik hukum qishash dapat disebut, “ada jaminan kelangsungan hidup”, padahal pada pelaksanaan hukum qishash bagi yang membunuh maka hukumannya dibunuh lagi ? Memang betul, bila hukum qishash dilaksanakan maka ada “dua” orang yang mati (yang dibunuh dan yang membunuh), tapi dampak bila hukum ini dilaksanakan, maka banyaklah jiwa yang terselamatkan. Karena seseorang akan berfikir beribu kali bila mau membunuh orang lain, sebab risikonya dia akan diancam dibunuh lagi. Kalau seorang pencuri terbukti benar bahwa dia mencuri, maka hukuman yang dijatuhkannya adalah potong tangan, maka seumur hidup orang akan mengetahui kalau dia mantan pencuri. Demikian pula, kalau seorang perampok dijatuhi hukuman potong tangan kanan dan kaki kiri secara bersilang, maka dia seumur hidupnya tidak akan dapat membersihkan dirinya bahwa dia mantan perampok. Dampak dari hukuman ini akan dapat membawa ketenangan dan kenyamanan hidup bermasyarakat dan bernegara.

Page 6: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

Yang ketiga, “perlindungan terhadap keturunan”. Islam sangat melindungi keturunan di antaranya dengan menetapkan hukum “Dera” seratus kali bagi pezina ghoiru muhshon (perjaka atau gadis) dan rajam (lempar batu) bagi pezina muhshon (suami/istri, duda/jand) (Al Hadits). Firman Allah SWT : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman” (An Nuur, 24:2). Ditetapkannya hukuman yang berat bagi pezina tidak lain untuk melindungi keturunan. Bayangkan bila dalam 1 tahun saja semua manusia dibebaskan berzina dengan siapa saja termasuk dengan orangtua, saudara kandung dan seterusnya, betapa akan semrawutnya kehidupan ini.Yang keempat, “melindungi akal”. Permasalahan perlindungan akal ini sangat menjadi perhatian Islam. Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw menyatakan, “Agama adalah akal, siapa yang tiada berakal (menggunakan akal), maka tiadalah agama baginya”. Oleh karenanya, seseorang harus bisa dengan benar mempergunakan akalnya. Seseorang yang tidak bisa atau belum bisa menggunakan akalnya atau bahkan tidak berakal, maka yang bersangkutan bebas dari segala macam kewajiban-kewajiban dalam Islam. Misalnya dalam kondisi lupa, sedang tidur atau dalam kondisi terpaksa. Kesimpulannya, bahwa hukum Allah hanya berlaku bagi bagi orang yang berakal atau yang bisa menggunakan akalnya. Betapa sangat luar biasa fungsi akal bagi manusia, oleh karena itu kehadiran risalah Islam di antaranya untuk menjaga dan memelihara agar akal tersebut tetap berfungsi, sehingga manusia bisa menjalankan syariat Allah dengan baik dan benar dalam kehidupan ini. Demikian pula, agar manusia dapat mempertahankan eksistensi kemanusiaannya, karena memang akallah yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk Allah yang lain. Untuk memelihara dan menjaga agar akal tetap berfungsi, maka Islam mengharamkan segala macam bentuk konsumsi baik makanan, minuman atau apa pun yang dihisap misalnya, yang dapat merusak atau mengganggu fungsi akal. Yang diharamkan oleh Islam adalah khamar. Yang disebut khamar bukanlah hanya sebatas minuman air anggur yang dibasikan seperti di zaman dahulu, tapi yang dimaksud khamar adalah, “setiap segala sesuatu yang membawa akibat memabukkan” (Al Hadits). Keharaman Khamar sudah sangat jelas, di dalam QS. Al Maidah ayat 90 Allah SWT menyatakan, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maa-idah,5:90) Ayat ini mengisyaratkan, bahwa seseorang yang dalam kondisi mabuk, berjudi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib maka tergolong syaitan, karena sifat syaitani sedang mengusai diri yang bersangkutan.Kalau khamar sudah dinyatakan haram, maka keberadaannya baik sedikit maupun banyak tetap haram. Suatu saat salah seorang sahabat mau mencoba mencampur khamar dengan obat, namun karena kehati-hatiannya maka ditanyakanlah tentang hal ini kepada Nabi Saw sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Nabi Saw bersabda: “Thariq bin Suwaid Ra bertanya kepada Nabi Saw tentang khamar dan beliau melarangnya. Lalu Thariq berkata, “Aku hanya menjadikannya campuran untuk obat”. Lalu Nabi Saw berkata lagi, “Itu bukan obat tetapi penyakit”. Bahkan lebih tegas lagi Nabi Saw menyatakan, “Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan” (HR Al Baihaqi).

Page 7: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

Betapa kerasnya peringatan ini yang dinyatakan, bahwa berjudi dan minum khamar adalah perbuatan syaitan, karena dia lambat laun dapat menghilangkan fungsi akal sehingga tidak mungkin yang bersangkutan bisa melaksanakan kewajibannya sebagai hamba-Nya. Sebaliknya, Allah SWT sangat menghargai orang-orang yang berhasil mengembangkan fungsi akalnya dengan benar sesuai dengan syariat-Nya. Allah SWT berfirman: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran” (QS.Az Zumar,39:9). Juga dalam firman-Nya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ‘Ulama” (QS. Faathir,35:9).

Yang kelima, “melindungi harta”. Yakni dengan membuat aturan yang jelas untuk bisa menjadi hak setiap orang agar terlindungi hartanya di antaranya dengan menetapkan hukum potong tangan bagi pencuri. “Laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Qs. Al Maa-idah, 5:38). Juga peringatan keras sekaligus ancaman dari Allah SWT bagi mereka yang memakan harta milik orang lain dengan zalim, “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka Jahannam) (QS. An Nisaa, 4:10).

Yang keenam, “melindungi kehormatan seseorang”. Termasuk melindungi nama baik seseorang dan lain sebagainya, sehingga setiap orang berhak dilindungi kehormatannya di mata orang lain dari upaya pihak-pihak lain melemparkan fitnah, misalnya. Kecuali kalau mereka sendiri melakukan kejahatan. Karena itu betapa luar biasa Islam menetapkan hukuman yang keras dalam bentuk cambuk atau “Dera” delapan puluh kali bagi seorang yang tidak mampu membuktikan kebenaran tuduhan zinanya kepada orang lain. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik berbuat zina dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) dengan delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik”(QS. An Nuur, 24:4). Juga dalam firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat. Dan bagi mereka azab yang besar” (QS. An Nuur,24:23). Dan larangan keras pula untuk kita berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan dan menggunjing terhadap sesama mu’min (QS. Al Hujurat, 49:12).

Yang ketujuh, “melindungi rasa aman seseorang”. Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang harus aman dari rasa lapar dan takut. Sehingga seorang pemimpin dalam Islam harus bisa menciptakan lingkungan yang kondusif agar masyarakat yang di bawah kepemimpinannya itu “tidak mengalami kelaparan dan ketakutan”. Allah SWT berfirman: “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (QS. Al Quraisy, 106:4).

Yang kedelapan, “melindugi kehidupan bermasyarakat dan bernegara”. Islam menetapkan hukuman yang keras bagi mereka yang mencoba melakukan “kudeta” terhadap pemerintahan yang sah yang dipilih oleh ummat Islam “dengan cara yang Islami”. Bagi mereka yang tergolong Bughot ini, dihukum mati, disalib atau dipotong secara bersilang supaya keamanan negara

Page 8: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

terjamin (QS. Al Maa-idah, 5:33). Juga peringatan keras dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi Saw menyatakan, “Apabila datang seorang yang mengkudeta khalifah yang sah maka penggallah lehernya”.

MENCAPAI KEMASLAHATAN MANUSIA DUNIA DAN AKHIRAT

Melalui induksi telah dapat dicapai bahawa diantara tujuan agama Islam itu adalah untuk mencapai kemaslahatan manusia dan menyingkirkan manusia dari kerosakan dan kebinasaan, baik di dunia mahupun di akhirat. Dengan demikian betul-betul kebahagian yang sebenarnya itu dapat di capai oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya di dunia dan di akhirat. Begitulah pendapat para ulama dan diantaranya:-Imam Al Iz bin Abdissalam mengatakan: Sesungguhnya syariat itu seluruhnya adalah kemaslahatan, baik mencegah dari kerusakan mahupun mencapai kemaslahatan.

Ibnu Taimiyah berkata:- Sesungguhnya syariat Islam itu di datangkan untuk mencapai kemaslahatan serta menyempurnakannyakan membekukan kerosakan dan menguranginya.Ibnu Qayim Al Jauzi berkata:- Sesungguhnya syariat ditegakkan atas dasar kebijaksanaan dan kemaslahatan untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat, semuanya keadilan, rahmat, kemaslahatan dan kebijaksanaan

Asy Syathibi berkata:- Sesungguhnya syariat itu diletakkan untuk kepentingan manusia. Sebenarnya apa yang dikatakan oleh alim ulama itu tidak berlebih-lebihan. Bahkan itulah sifat dan karekter syariat yang diterangkan oleh nas-nas yang telah kami terangkan tadi. Disini ingin kami cukupkan menyebut satu ayat di dalam al-Quran yang berbicara tentang risalaj Muhammad sesuai dengan apa yang telah di ungkapkan oleh para ulama di atas.Allah swt berfirman :- Dan tidak kami utus kau melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam. (Surah Al Anbiya ayat 107) Risalah Muhammad adalah sebagai rahmat kepada alam seluruhnya kerana di dalamnya terkandung kemaslahatan di dalam dunia dan di akhirat serta mencegah dari kerosakan dan kehancuran.

JENIS-JENIS KEMASLAHATAN UMMAT MANUSIA Kemaslahatan manusia yang selalu menjadi perhatian Islam terdiri dari tiga:• Daruriyah• Hajjiyah• Tashiniyah Islam telah menetapkan peraturan-peraturannya untuk terpelihara kepentingan (kemaslahatan)itu dan terpeliharanya sehingga manusia akan bahagia baik di dunia atau di akhirat seperti yang telah kami terangkan dalam uraian terdahulu.

PRINSIP DASAR PEMBENTUKAN AKHLAK

PENGERTIAN AKHLAK

Akhlak dari perkataan arab bermaksud yaitu budiperkerti, tingkah laku, dan tabiat. akhlak dalam islam adalah merangkumi aspeklahiriah dan batiniah seseorang.

Page 9: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

KATEGORI AKHLAK

1-Akhlak Mahmudah 2-Akhlak MazmumahAkhlak mazmumah adalah segala bentuk perlakuan, sifat, tabiat, dan perangai buruk yang dicela oleh islam. Diantara akhlak mazmumah ialah syirik, derhaka kepada ibu- bapa, khianat, sombong, mencela, benci-membenci, fitnah, dengki, rasuah, dan sebagainya.

HAKIKAT AKHLAK

Metodologi Penjelasan Al-Quran dan Al-Sunnah

Al-Quran -menjelaskan konsep kebaikan dan keburukan secara terperinci.-pujukan dan ancaman.-pensejarahan atau penceritaan-dalam bentuk perkataan, perbuatan, taqrir dan

AssunnahMerupakan segala sesuatu yang ditukilkan kpd nabi saw.berupa perkataan perbuatan, taqrir perjalanan hidup Rasulullah. -merupakan model dan ikutan terbaik dalam semua aspek. -berasaskan nilai akhlak dan etika murni yang dipandukan oleh Allah S.W.T

SKOP AKHLAK

Akhlak dengan Allah swt sentiasa memohon supaya Allah S.W.T memperelok akhlak dan mejauhi akhlak yang buruk. Selain itu memiliki iman yg mendalam, tepat, betul dengan kehendak syariat islam, tidak buruk sangka dengan kurniaNya, bersyukur, ketaqwaan, & akhlak sesama manusia, amalan atau perlakuan terpuji sesama manusia terlaksana dalam pelbagai bentuk. Diantaranya menjaga dan memberi hak kepada merekayang sepatutnya diberikan hak: hak diri sendiri, hak isteri, hak suami, hak anak2, hak ibu bapa dan sebagainya. manusia juga harus melaksanakan tanggungjawab yang diamanahkan.

3.Akhlak Dengan Alam Manusia perlu menghormati terhadap kejadian alam semulajadi seperti hutan, gunung-gunung hewan, lautan, Dan sebagainya. Contohnya tidak melakukan pembakaran terbuka, pembalakan secara haram, pembuangan sisa toksik kedalam sungai/lautan,dan sebagainya

Prinsip Dasar Akhlak Dalam Islam Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain.

karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Hal itu dapat kita lihat pada zaman Jahiliyah kondisi Akhlak yang sangat semrawut tidak karuan mereka melakukan hal-hal yang menyimpang seperti minum khomer dan berjudi. Hal-hal tersebut mereka lakukan dengan biasa bahkan menjadi adat yang diturunkan untuk generasi setelah mereka. Karena kebiasaan itu telah turun temurun maka pada awal pertama nabi mengalami kesulitan.

Page 10: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

    Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Abu Huroiroh meriwayatkan hadist dari Rosulullah Saw:

"orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya. Al-Qur'an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat Ibrahim ayat 24

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membua perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki".

Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh lingkungan

B Ruang Lingkup Akhlak Islam

1. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, membinasakan dan menganiyaya diri baik secara jasmani (memotong dan merusak badan), maupun secara rohani (membirkan larut dalam kesedihan).

2. Akhlak dalam keluarga meliputi segala sikap dan perilaku dalam keluarga, contohnya berbakti pada orang tua, menghormati orang tua dan tidak berkata-kata yang menyakitkan mereka.

3. Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani kehidupan soaial, menolong sesama, menciptakan masyarakat yang adil yang berlandaskan Al-Qur'an dan hadist

4. Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil Amri selama tidak bermaksiat kepada agama, ikut serta dalam membangun Negara dalam bentuk lisan maupun fikiran.

5. Akhlak terhadap agama meliputi berimn kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya, beribadah kepada Allah. Taat kepada Rosul serta meniru segala tingkah lakunya.

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:

Page 11: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

1. Insting (Naluri) Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:

1. Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.

2. Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan:"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak".

1. Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.

2. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.

3. Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.

Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari terlebih dahulu.

2. Adat/Kebiasaan

Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.

3. Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah:

Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan).Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.

4. MILIEU

Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:

1. Lingkungan Alam

Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat

Page 12: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.

2. Lingkungan pergaulan

Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah.

AMALAN TASAWUF & SYARI’AT

Seluruh pengamal tasawuf yang mengamalkan pengamalan tarikat muktabarah sepakat bahwa landasan utama peramalan itu adalah pengamalan syariat yang kuat. Semua lembaga tarikat Muktabarah berlandaskan Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang sangat menekankan pengamalan syariat yang sempurna, adalah satu-satunya jalan untuk berhasilnya pengamalan tarikat itu. Sementara ada sebagian orang yang berpura-pura mengaku pengamal tasawuf tapi tidak mengamalkan syariat, mengatakan mereka telah sampai ke tingkat yang tinggi, telah sampai ke tingkat musyahadah yang dibuktikan dengan beberapa kekeramatan-kekeramatan.

Pengakuan yang demikian ini adalah sesat, karena sangat bertentangan dengan Al Qur'an dan Al Hadis, dan tidak sesuai dengan aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah dan berbeda atau sangat bertentangan dengan kenyataan yang dilaksanakan oleh para tokoh sufi pengamal tarikat Al Muktabarah. Pengakuan-pengakuan yang demikian ini umumnya datang dari orang yang berpura- pura pengamal tasawuf atau datang dari pihak-pihak yang tidak senang kepada jalan yang ditempuh oleh para sufi.

Para sufi menekankan peramalannya harus didasarkan kepada at Taslim (penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT), At Tafwidh (berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT), At Tabarri Minan Nafsi (Pembebasan diri dari hawa nafsu), dan At Tauhid bil Khalqi wal Masyi'ah (mengesakan hanya Allah sajalah yang Maha Pencipta dan Maha Berkehendak).

Berbeda dengan golongan Qadariah yang mendasarkan peramalannya kepada Al Fi'lu (perbuatan adalah kehendak yang bersangkutan), al Masyi'ah (semua kehendak adalah kehendak yang bersangkutan), al Khalqah (semua yang diciptakan adalah ciptaan yang bersangkutan) dan at Takdir (semua takdir itu tergantung kepada yang bersangkutan). Mereka ini semuanya, mendasarkan apa saja yang mereka lakukan tergantung kehendak mereka.

Di dalam Al Qur'an banyak sekali dalil yang menunjukkan kebenaran landasan peramalan para sufi tersebut. Hasilnya pun kelihatan dengan pengamalan yang sungguh-sungguh yang didasarkan kepada syariat yang kuat, para sufi memperoleh kesenangan, kemanisan dalam beriman dan beribadat, ketentraman dan ketenangan. Apa yang diperoleh para sufi ini merupakan buah, hasil ibadatnya yang merupakan rahmat dari Allah SWT. Apa yang diperoleh oleh para sufi ini belum tentu, atau bahkan kecil sekali kemungkinannya dapat diperoleh oleh orang lain.

Page 13: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

Letak perbedaannya menurut Al-Ghazali, para sufi lebih gigih dalam riyadlah dan mujahadah. Mereka tidak memadai dengan pengamalan-pengamalan syariat wajib saja, tetapi harus juga mengamalkan syariat-syariat sunnah. Para sufi tidak hanya meninggalkan yang haram dan makruh saja, tetapi juga meninggalkan hal-hal yang mubah (kebolehan), yang tidak berfaedah apalagi kalau hal itu dapat membawa kepada melalaikan syariat.

Ibnu Khaldun menyatakan, berkat riadlah dan mujahadah yang sungguh-sungguh, maka para wali memperoleh tanda-tanda kemenangan yang besar, memperoleh kekeramatan-kekeramatan, sebagaimana hal itu juga diperoleh para sahabat Rasulullah As Sabiqunal Awwalun. Orang tidak boleh tertipu dan terpedaya dengan adanya kekeramatan-kekeramatan ini sebelum dibuktikan kuatnya syariat yang bersangkutan. Kekeramatan ini tidak menjadi tujuan dan tidak pula menjadi ukuran. Yang menjadi tujuan adalah dekat kepada Allah, mendapat ridla-Nya dan yang menjadi ukurannya mengamalkan syariat dengan berhakikat sempurna.

Pengamal tasawuf yang telah memperoleh kesenangan, kemanisan dalam beriman dan beribadat, ketentraman dan ketenangan adalah suatu bukti bahwa dia telah menjalani atau menempuh jalan yang benar dan mengamalkan syariat yang haq.

Dalam buku "Al Munqiz Minadlalal" diuraikan tentang para sufi yang banyak memberikan pendapat atau komentar berkenaan tasawuf dihubungkan dengan syariat, ini disebutkan di dalamnya.

a. Imam Al Ghazali

Al Ghazali mengatakan, "Ketahuilah bahwa banyak orang yang mengaku, dia adalah menempuh jalan (tarikat) kepada Allah, tapi yang sesungguhnya, yang bersungguh-sungguh menempuh jalan itu adalah sedikit. Adapun tanda orang yang menempuh jalan yang sungguh-sungguh dan benar, diukur dari kesungguhannya melaksanakan syariat. Kalaupun ada orang yang mengaku bertasawuf dan bertarikat dan telah menampakkan semacam kekeramatan-kekeramatan, melalaikan atau tidak mengamalkan syariat, ketahuilah bahwa itu adalah tipu muslihat, sebab orang yang bijaksana (orang tasawuf) mengatakan,

Artinya : Jikalau kamu melihat seseorang mampu terbang di angkasa dan mampu berjalan di atas air, tetapi ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat, maka ketahuilah bahwa sebenarnya ia itu adalah setan."

b. Abu Yazid Al Bustami, menyatakan

Artinya : Andaikata kamu melihat seseorang yang diberi kekeramatan hingga dapat naik ke udara, maka janganlah kamu tertipu dengannya sehingga kamu dapat melihat dan meneliti bagaimana dia melaksanakan perintah dan larangan agama serta memelihara ketentuan-ketentuan hukum agama dan bagaimana dia melaksanakan syariat agama.

c. Sahl at Tasturi

Page 14: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

At Tasturi mengungkapkan tentang pokok-pokok tasawuf yang terdiri dari tujuh pokok jalan (tarikat), yaitu berpegang kepada Al Kitab (Al Qur'an), mengikuti Sunnah Rasul, makan dari hasil yang halal, mencegah gangguan yang menyakiti, menjauhkan diri dari maksiat, selalu melazimkan tobat dan menunaikan hak-hak orang lain.

d. Junaid al Baghdadi

Al Junaidi mengomentari orang yang mengaku ahli makrifat tetapi dalam gerak geriknya meninggalkan perbuatan-perbuatan baik dan meninggalkan mendekatkan diri kepada Allah, maka beliau mengatakan "Ketahuilah bahwa dia itu adalah setan". Selanjutnya beliau mengatakan,Artinya : Ucapan itu adalah ucapan suatu kaum yang mengatakan adanya pengguguran amalan-amalan. Bagiku hal itu merupakan suatu kejahatan yang besar, dan orang yang mencuri atau orang yang berzina adalah lebih baik daripada orang yang berpaham seperti itu.

e.Abul Hasan As Syazili mengatakan

Artinya : Jika pengungkapanmu bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah Rasul, maka hendaklah engkau berpegang kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasul itu, sambil engkau mengatakan kepada dirimu sendiri "sesungguhnya Allah SWT telah menjamin diriku dari kekeliruan dalam Al Qur'an dan Sunnah Rasul". Allah tidak menjamin dalam segi pengungkapan, ilham, maupun musyahadah (penyaksian), kecuali setelah menyesuaikan perbandingannya dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasul.

Sebagai kesimpulan, semua pengamalan kaum sufi harus mengikuti semua Nash Al Qur'an dan As Sunnah dan meneladani amaliah-amaliah Rasulullah, sebagai panutan tertinggi para sufi.Sabda Rasulullah SAW,

Artinya : Nabi SAW ditanya tentang suatu kaum yang meninggalkan amalan-amalan agama, sedangkan mereka adalah orang-orang yang berbaik sangka kepada Allah SWT. Maka jawab Nabi SAW, "Mereka telah berdusta. Karena jika mereka berbaik sangka, tentu amal perbuatan mereka juga adalah baik." (Dr. Abdul Halim Mahmoud 1964: 161 - 167).

PENERAPAN SYARIAT ISLAM

Nilai-nilai Islam Hanya sebelas daripada nilai-nilai Islam yang banyak telah dipilih untuk dijadikan asas dasar ini. Nilai-nilai tersebut ialah:  Amanah;  Tanggungjawab;  Ikhlas;  Dedikasi;  Sederhana;  Tekun;  Bersih;

Page 15: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

 Berdisiplin;  Bekerjasama;  Berbudi Mulia; dan  Bersyukur.  Sebelas nilai ini dipilih kerana ia merupakan unsur-unsur yang boleh diterima sebagai kunci kepada kejayaan dalam menjalankan urusan-urusan kehidupan terutamanya dalam pentadbiran sesebuah negara.

Bagaimanakah nilai-nilai Islam ini boleh dihayati? Berikut ialah takrif/pandangan mengenai sikap dan budaya kerja berdasarkan nilai-nilai Islam yang ingin diterapkan ke dalam pentadbiran awam.

Amanah  (i)  Menyedari hakikat bahawa tugas adalah amanah yang perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya; (ii)  Mempunyai pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan bagi  menjalankan tugas yang dipertanggungjawabkan; (iii)  Menghindarkan dengan rela hati kepentingan diri dari mengatasi kepentingan tugas; (iv)  Menentukan tiada penyelewengan dalam tugas sama ada dari segi masa, kuasa, sumber wang dan peralatan serta tenaga kerja; dan (v)  Mengutamakan kepentingan awam sebagai teras perkhidmatan.  Tanggungjawab (i)  Menerima hakikat akauntabiliti akhir adalah terhadap Tuhan, di samping pekerjaan dan majikan; (ii)  Melakukan tugas dengan kesedaran terhadap implikasi baik dan buruknya iaitu sentiasa waspada dan jujur; (iii)  Bersedia berkhidmat dan menghulurkan bantuan bila-bila sahaja diperlukan; (iv)  Bercita-cita untuk tidak mengkhianati kepentingan organisasi/ instutusi/awam dalam menjalankan tugas; dan (v)  Bersedia menjaga maruah agama, bangsa dan negara.  Ikhlas (i)  Berhati mulia dalam melaksanakan tugas tanpa mengharapkan   balasan dari manusia; (ii)  Mempunyai niat bertugas kerana Tuhan, kerana mencari rezeki yang   halal serta mencari keredhaannya; dan (iii)  Mengikis sebarang unsur "kepentingan diri" dalam melaksanakan   tugas sebagai asas pengisian amanah.  Dedikasi (i)  Kesetiaan yang tinggi kepada tujuan organisasi di bawah peraturan-peraturan yang ada;

Page 16: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

(ii)  Komited kepada sebarang perubahan yang positif dan kepada  kebaikan; (iii)  Sedia mengubah sikap demi kebaikan bersama dan tugas; (iv)  Sedia memulakan pembaikan; dan (v)  Berinisiatif dan proaktif dalam melaksanakan tugas harian.  Sederhana (i)  Menjamin perseimbangan equilibrium dalam diri dan tugas; (ii)  Keseimbangan dalam membuat keputusan dengan mengambil kira fakta fakta yang terdapat dalam alam sekitar; (iii)  Rajin mempelajari pengetahuan dan kemahiran yang berkaitan untuk  membaiki cara bekerja; (iv)  Berusaha gigih untuk menghasilkan kerja yang memuaskan pihak- pihak yang berharap kepadanya; dan (v)  Berusaha gigih bagi memperbaiki hasil kerja  sehingga mencapai  tahap cemerlang.  Tekun (i)  Berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai kesempurnaan dalam tugas dan kehidupan; (ii)  Berusaha meninggikan imej perkhidmatan dan organisasi; (iii)  Rajin mempelajari pengetahuan dan kemahiran yang berkaitan untuk membaiki cara bekerja; (iv)  Berusaha gigih untuk menghasilkan kerja yang memuaskan pihak- pihak yang berharap kepadanya; dan (v)  Berusaha gigih bagi memperbaiki hasil kerja sehingga mencapai tahap cemerlang.  Bersih (i)  Mengamalkan kebersihan hati dalam menjalankan tugas seharian; (ii)  Mengamalkan kebersihan pakaian, bangunan dan alam sekitar sebagai satu cara hidup; (iii)  Bersih dalam pemilikan harta dan perjalanan tugas; (iv)  Membuat pertimbangan yang teliti dan adil dalam membuat keputusan; (v)  Berkhidmat demi kebajikan semata-mata; dan (vi)  Menjauhi hawa nafsu dan emosi dari mempengaruhi pekerjaan dan pemikiran dalam membuat keputusan.  Berdisiplin (i)   Mengetahui priority dan mengutamakan yang lebih utama; (ii)  Menilai tinggi masa dan janji; (iii) Mengamalkan cara bekerja yang kemas dan terancang; dan (iv) Mempunyai etika kerja dan profesionalisme yang tinggi.  Bekerjasama

Page 17: file · Web viewAda juga yang mnyebutkan berasal dari kata syir’ah yaitu sumber air yang mengalir yang di datangi manusia atau binatang untuk minum ... Seperti dalam Surah Ali

(i)  Mengamalkan sikap tolong-menolong dalam melaksanakan kerja; (ii)  Sentiasa secara sukarela menyertai aktiviti-aktiviti organisasi sebagai sebahagian daripada usaha mempertingkatkan semangat kerjasama; (iii)  Mengutamakan kepentingan organisasi dan pasukan di tempat kerja daripada kepentingan peribadi; (iv)  Mengamalkan permuafakatan dalam semua perkara kepentingan bersama; dan (v)  Mengelakkan konflik kepentingan berdasarkan peribadi: Mengorbankan kepentingan diri yang bercanggah dengan kepentingan organisasi, agama, bangsa dan negara.  Berbudi Mulia (i)  Bermanis muka sepanjang masa; (ii)  Bertimbang rasa dan bertolak-ansur; (iii)  Menghormati rakan sejawat dan pelanggan/pelawat; dan (iv)  Sentiasa memulakan 'pertanyaan' dengan tujuan untuk menolong  pelanggan/pelawat.  Bersyukur (i)  Bersyukur kerana dapat melakukan tugas untuk menjamin  kesejahteraan hidup sebagai seorang anggota masyarakat; (ii)  Berkecenderungan melihat keadaan dengan lebih positif sehingga  menggerakkan untuk lebih berusaha gigih; (iii)  Menghayati budaya kerja yang bersopan dan tidak bertentangan dengan kehendak agama (nilai-nilai agama dan kerohanian); (iv)  Tidak berbangga dengan kedudukan dan pangkat; (v)  Tidak membazirkan perbelanjaan untuk perkara yang sia-sia; (vi)  Berkhidmat sebagai ibadah; dan (vii)  Bercita-cita menjadi manusia yang mempunyai sumbangan yang banyak kepada masyarkat, negara dan agama.