electric eel power

11
ELECTRIC EEL POWER : Pemanfaatan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Belut Listrik (Electrophorus electricus) Melalui Pembudidayaan Hewan Tersebut pada Waduk Berbasis Panel Penyerap Listrik sebagai Pembangkit Listrik dalam Skala Makro (PKMGT 2012 : Hibah DIKTI) Belut Listrik (Electrophorus electricus) Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat konsumsi listrik dalam jumlah yang sangat besar. Fakta itu ditunjukkan dengan data dari PLN yang menunjukkan, hingga akhir triwulan I 2011 ini, kelompok rumah tangga menjadi penyerap listrik terbesar dengan konsumsi 15.248,77 gigawatt hour (GWh), pelanggan kelompok industri menyerap listrik 13.063,96 GWh, pelanggan bisnis mengonsumsi 6.726,23 GWh, dan sisanya 2.358,98 GWh diserap oleh kelompok lain- lain. (Radar Lampung, 2011). Indonesia juga menjadi negara terboros untuk pemakaian listrik di ASEAN, ini sesuai dengan data dari ASEAN Centre for Energy (ACE). Contoh pemborosan terbesar di perkantoran atau bangunan publik adalah penggunaan mesin penyejuk udara (AC) dan lampu yang tetap dihidupkan meski tak diperlukan lagi. Padahal, porsi konsumsi listrik AC dan lampu relatif besar, yakni di atas 45 persen dan 30 persen (Kusuma, 2011). Kata-kata hemat energi terutama untuk menghemat listrik di Indonesia telah menjadi hal yang fenomenal, dan telah disosialisasikan akan pentingnya hemat energi melalui iklan-iklan atau sosialisasi langsung ke masyarakat, tetapi dibalik kata-kata menghemat listik itu tersimpan sebuah pertanyaan yang besar. Data membuktikan masyarakat Indonesia adalah konsumen listrik dalam jumlah yang besar, seharusnya dengan tingginya tingkat pemakaian listrik yang begitu besar maka akan menguntungkan PLN yang menjadi badan pemerintah yang mengurusi

Upload: candra-setiawan

Post on 26-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

inovasi belut listrik

TRANSCRIPT

Page 1: Electric Eel Power

ELECTRIC EEL POWER : Pemanfaatan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Belut Listrik (Electrophorus electricus) Melalui Pembudidayaan Hewan Tersebut pada Waduk Berbasis Panel Penyerap Listrik sebagai Pembangkit Listrik dalam Skala Makro (PKMGT 2012 : Hibah DIKTI)

Belut Listrik (Electrophorus electricus)Latar Belakang 

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat konsumsi listrik dalam jumlah yang sangat besar. Fakta itu ditunjukkan dengan data dari PLN yang menunjukkan, hingga akhir triwulan I 2011 ini, kelompok rumah tangga menjadi penyerap listrik terbesar dengan konsumsi 15.248,77 gigawatt hour (GWh), pelanggan kelompok industri menyerap listrik 13.063,96 GWh, pelanggan bisnis mengonsumsi 6.726,23 GWh, dan sisanya 2.358,98 GWh diserap oleh kelompok lain-lain. (Radar Lampung, 2011).

Indonesia juga menjadi negara terboros untuk pemakaian listrik di ASEAN, ini sesuai dengan data dari ASEAN Centre for Energy (ACE). Contoh pemborosan terbesar di perkantoran atau bangunan publik adalah penggunaan mesin penyejuk udara (AC) dan lampu yang tetap dihidupkan meski tak diperlukan lagi. Padahal, porsi konsumsi listrik AC dan lampu relatif besar, yakni di atas 45 persen dan 30 persen (Kusuma, 2011).

Kata-kata hemat energi terutama untuk menghemat listrik di Indonesia telah menjadi hal yang fenomenal, dan telah disosialisasikan akan pentingnya hemat energi melalui iklan-iklan atau sosialisasi langsung ke masyarakat, tetapi dibalik kata-kata menghemat listik itu tersimpan sebuah pertanyaan yang besar. Data membuktikan masyarakat Indonesia adalah konsumen listrik dalam jumlah yang besar, seharusnya dengan tingginya tingkat pemakaian listrik yang begitu besar maka akan menguntungkan PLN yang menjadi badan pemerintah yang mengurusi pemakaian listrik di Indonesia, tetapi dari pihak pemerintah sendiri telah membuat suatu kebijakan agar masyarakat Indonesia bisa hemat listrik, dari sinilah fakta tersebut terjawab yaitu fakta kalau Indonesia sekarang telah krisis energi terutama energi listrik.

Pada umumnya produksi listrik di Indonesia dihasilkan dengan menggunakan tenaga air (PLTA), tenaga diesel (PLTD), dan tenaga uap (PLTU). Pembangkit listrik di daerah Jawa-Bali adalah menggunakan tenaga uap. Untuk menghasilkan uap dibutuhkan bahan bakar yang besar yang selama ini menggunakan batu bara. Data menyatakan bahwa Indonesia memiliki cadangan batu

Page 2: Electric Eel Power

bara sebanyak 21,13 miliar ton dari 104,94 miliar ton batu bara yang tersimpan di dalam negeri. Sedangkan, penggunaan batubara di PLTU juga meningkat dari waktu ke waktu mencapai 83 persen pada 2010, sehingga lama kelamaan batu bara pasti juga akan habis juga. (Maftuhah, 2011).

Dalam pengembangannya seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi sebagian kecil wilayah (terutama di daerah pedalaman) memanfaatkan tenaga matahari sebagai pembangkit (Solar Cell), akan tetapi hal ini belum bisa memecahkan masalah krisis energi listrik di Indonesia. Energi alternatif yang sedang dilirik oleh pemerintah Indonesia adalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), walaupun tantangannya sangat berat dan merupakan dilema mengingat bahaya yang ditimbulkan apabila terjadi kecerobohan sangat besar. Radiasi yang dihasilkan oleh nuklir dapat mengakibatkan bencana bagi umat manusia. 

Sudah jelas Indonesia adalah salah satu negara yang mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar dan menjadi negara terboros di ASEAN, dengan keterbatasan sumber daya alam yang semakin lama semakin habis maka diperlukanlah energi alternatif lain untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Energi alternatif juga belum bisa dilaksanakan seperti nuklir. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi solusi di masa mendatang untuk pemenuhan kebutuhan energi yang semakin lama semakin besar. Namun, sumber daya terbarukan selama ini belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. 

Salah satu energi alternatif lain yang bisa digunakan adalah dengan memanfaatkan listrik yang dihasilkan oleh beberapa hewan yang dapat menghasilkan listrik. Salah satu diantaranya adalah sidat listrik atau belut listrik (Electrophorus electricus) yaitu sejenis belut yang dapat menghasilkan aliran listrik sampai 650 volt untuk berburu dan membela diri. Di Indonesia, belum ada banyak penelitian yang di bidang ini. Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian terhadap energi listrik terbarukan dari jenis hewan yang dapat menghasilkan listrik, bisa didapatkan suatu cara agar kita dapat memanfaatkannya sebagai energi alternatif untuk meminimalkan krisis energi listrik yang terjadi di Indonesia. 

Inovasi Teknologi 

Prinsip utama Electric Eel Power adalah pemanfaatan energi listrik yang dihasilkan oleh belut listrik (Electrophorus electricus) sumber energi listrik. Adapun komponen-komponen dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : 

a. Belut Listrik (Electrophorus electricus) Belut listrik (Electrophorus electricus) berfungsi sebagai sumber energi listrik. Terdapat 2 jenis tegangan yang digunakan oleh hewan ini dalam menghasilkan listrik. Pertama adalah listrik dengan tegangan rendah berbentuk medan lisrik yang digunakan sebagai alat penglihatan. Kedua adalah listrik dengan tegangan tinggi yang digunakan untuk memburu mangsa dan mempertahankan diri. Listrik-listrik tersebut nantinya akan diserap menggunakan panel. Adapun daya total yang akan dihasilkan, sebagaimana yang diketahui bahwa seekor belut listrik saja bisa menghasilkan daya yang begitu besar. Tentunya dengan jumlah yang besar melalui pembudidayaan hewan tersebut pada suatu waduk berbasis panel penyerap listrik, maka daya yang akan dihasilkannya juga sangat besar 

Page 3: Electric Eel Power

b. Waduk Waduk berfungsi sebagai tempat untuk membudidayakan belut dan sekaligus tempat pemasangan panel. Waduk ini didesain mirip labirin dengan jarak antar dinding sekitar 2 meter. Hal ini dilakukan agar panel yang dipasang nantinya selalu berada di dalam medan listrik yang dihasilkan oleh hewan ini. Selain itu, air bukanlah penghantar listrik yang baik sehingga tentunya listrik tidak diserap 100 persen. Oleh karena itu, dengan menggunakan sistem labirin, maka listrik dapat diserap semaksimal mungkin. 

c. Panel Penyerap Listrik Panel berfungsi sebagai alat penyerap listrik yang dihasilkan oleh belut listrik. Pada panel nantinya akan dilengkapi dengan stabilizer (penstabil tegangan), karena listrik yang dihasilkan oleh belut listrik memiliki tegangan yang berbeda-beda. Prinsip kerja panel ini adalah sebagaimana yang diketahui sebelumnya bahwa pada belut listrik terdapat kutub positif yang berada di ekor dan kutub negatif berada di kepala. Artinya listrik mengalir dari kutub positif dan kutub negatif. Dengan memasang hambatan diantara kedua kutub tersebut dalam hal ini adalah panel, maka listrik yang dihasilkan oleh belut tersebut dapat diserap selama berada dalam medan listrik. Panel yang terpasang pada waduk berupa allumunium yang akan bertindak sebagai elektroda. Panel ini akan di pasang sepanjang dinding waduk dan labirin. Listrik akan terus dihasilkan selama panel berada dalam medan listrik. Panel ini berfungsi menyerap listrik pada belut listrik pada kondisi-kondisi berikut: 

a) Kondisi normal yaitu penggunaan listrik tegangan rendah oleh belut listrik untuk penglihatan. b) Kondisi pada saat belut listrik diberi makan (penggunaan listrik tegangan tinggi) sehingga belut tersebut mengeluarkan listriknya untuk memangsa makanan yang diberikan. c) Kondisi pada saat belut listrik diganggu menggunakan ikan mainan yang dapat dikontrol sehingga belut akan mengeluarkan listriknya sebagai pertahanan diri listriknya (penggunaan listrik tegangan tinggi). 

d. Rectifier dan Inverter Rectifier berfungsi untuk mengkonversi listrik AC yang dihasilkan oleh belut listrik menjadi listrik DC, sehingga bisa disimpan di akumulator. Adapun inventer berfungsi untuk mengkonversi listrik DC dari akumulator ke menjadi listrik AC untuk ditransmisikan ke konsumen. 

e. Akumulator Akumulator berfungsi untuk menyimpan daya berupa listrik aliran DC yang telah dikonversi. Apabila daya yang di tampung telah memenuhi standar untuk digunakan, maka listrik aliran DC tersebut dikonversi lagi ke AC dan siap untuk ditransmisikan. 

Skema Konsep Electric Eel Power 

Page 4: Electric Eel Power

Keterangan : 1. Belut Listrik (Electrophorus electricus) 2. Waduk dengan sistem labirin dilengkapi dengan panel penyerap listrik3. Rectifier (AC ke DC)4. Akumulator5. Inverter (DC ke AC)6. Listrik ditransmisikan ke konsumen 

Page 5: Electric Eel Power

RINGKASAN

Merupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnyaenergi listrik di Indonesia, makin berkembang menjadi bagian tak terpisahkan darikebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. Namun pelaksanaan penyediaan energi listrik yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero), selaku lembagaresmi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola masalah kelistrikan diIndonesia, sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakatakan energi listrik secara keseluruhan. Kondisi geografis negara Indonesia yangterdiri atas ribuan pulau dan kepulauan, tersebar dan tidak meratanya pusat-pusat beban listrik, seperti kondisi daerah pesisian khususnya pesisir pantai selatanPulau Jawa, belum seluruhnya terjangkau oleh jaringan listrik. Hal ini diperlukan pengembangan energi listrik terbarukan, yang murah, ramah lingkungan, efektif dan efisien, serta cocok dikembangkan di daerah pesisr pantai.Sesuai dengan perkembangan zaman akan ditemukan alat-alat elektronik yang memerlukan energi listrik dengan voltase kecil maka pengembangn pemanfaatan energi yang dihasilkan sidat atau belut ini bisa terealisasikedepannya. Setelah berkembang diharapkan pemerintah bisa lebihmemperhatikan dalam kelestarian belut listrik dan juga pemanfaatan potensisumber daya alam di Indonesia ini. Sehingga kasus kekurangn energi, daerahtertinggal penyediaan jaringan listrik bisa terbantu dengan ditemukannya energiterbarukan ini.Pengembangan Belut Listrik sebagai sumber energi listrik sangatlah tepatsekali dikembangkan di daerah pesisir pantai. Karena daerah penyebaran belutlistrik sendiri berada di daerah laut bagian dalam. Bisa hidup di daerah rawa-rawayang berlumpur dan gelap. Sehingga penduduk pesisir pantai (nelayan) denganmudah bisa mendapatkannya. Seperti wilayah pantai yang mayoritas kehidupanmasyarakatnya mengandalkan hasil laut atau berprofesi sebagai nelayan.Belut listrik yang panjangnya bisa mencapai 2 meter, 7/8 tubuhnya adalahekor. Di sepanjang ekor berderet lebih dari 5000 sel seperti batrei yang berkekuatan 1, 2 volt. Apabila batrei ini dihubungkan seri, maka jumlah teganganyang dihasilkan sebesar 600 volt.Arus yang dihasilkan kita hubungkan kedalam prototipe lalu kitahubungkan kedalam tempat penampungan arus berupa tempat penampungan(accumulator)atau lain sebagainya yang bisa menampung arus listrik. Arus yangdihasilkan besarnya satu ampere, energi yang besar ini kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.Manfaat gagasan ini apabila dikembangkan, bisa memberikansumbangan pemikiran sebagai jawaban dari permasalahan kekurangn energi. Dengan ditemukannya energi terbarukan yang diharapkan bisa membantu kehidupan paranelayan untuk melaut, petani kecil, masyrakat untuk keperluan penerangan.

Pendahuluan

  Kemajuan teknologi pada masa sekarang ini bukanlah merupakan hal yangdapat disanggah lagi. Kemajuan teknologi khususnya kemajuan teknologielektronika semakin lama semakin menggiring manusia dalam berbagaikemudahan. Diantaranya kemudahan berkomunikasi, kemudahan penggunaan alatrumah tangga, kemudahan penggunaan alat-alat listrik, dan sebagainya. Jika kita bandingkan dengan teknologi masa lalu, semakin kedepan teknologi selalumenawarkan hal yang semakin praktis. Dibuktikan dengan teknologi beteraisebagai permulaan sampai energi terbarukan seperti solar cell .

Peralatan teknologi yang semakin maju menggiring manusia kedalamkondisi yang serba praktis. Dari segi konsumsi energi, teknologi masa kini jugasemakin menawarkan teknologi yang

Page 6: Electric Eel Power

hemat energi. Yang paling nyatadiantaranya adalah kemajuan teknologi layar monitor. Dari mulai CRT yangmembutuhkan tegangan yang cukup tinggi, hingga LED yang menawarkankeindahan tampilan dan kebutuhan tegangan yang rendah. Sehingga tak dapat kita pungkiri bahwa mungkin saja dalam kurun waktu yang cukup singkat akandiproduksi berbagai macam peralatan hemat listrik selain LED.Kebutuhan sumber-sumber listrik skala mikro ini memberikan gagasankreatif tentang potensi pengembangan sumber-sumber energi mikro yang barudan inovatif. Mengingat begitu banyak potensi alam dan segala sumber dayanyayang bisa di manfaatkan untuk kepentingan produksi energi. Hingga saat ini, pemanfaatan sumber daya alam sebagai sumber energi listrik adalah berbicaratentang PLTA, solar cell, panas bumi, energy angin, dan sebagainya. Namun demikian saat ini cukup jarang ditemukan sumber-sumber produksi listrik yang memanfaatkan makhluk hidup sebagai sumber utamanya.

Belut listrik merupakan salah satu makhluk hidup yang dapatmemproduksi listrik melalui mekanisme biologisnya tersendiri. Listrik yang disengatkan merupakan listrik alami yang tidak membutuhkan bantuan alat apapaun dalam mekanismenya.

Mengingat bahwa arus listrik itu dapat dialirkandan ditampung dalam alat-alat spesifik (semisal accumulator ), gagasan untuk menangkap listrik yang mengalir dari tubuh belut listrik dan menampungnyamerupakan gagasan kreatif yang sangat potensial pengembangannya.

Gagasan ini merupakan gagasan tentang produksi listrik dalam skalamikro. Kedepannya bukan tidak mungkin pemanfaatannya dapat dikembangkanmenjadi sumber tenaga listrik terbarukan dalam skala makro. Hal ini mungkin sajaterjadi jika teknologi sudah dapat dikembangkan untuk menciptakan alat yangdapat menangkap listrik dengan efisiensi yang sangat tinggi.Ditambah kondisi masyarakat indonesia di daerah pesisir pantai dan pedalaman tidak semuanya memperoleh penerangan dari pihak pemerintah (PLN)sebagi pemasok energi listrik. Karena pembangunan jaringan listrik yang tidak merata, menyebabkan masih terdapat daerah yang kondisi penerangan rumah-rumahnya masih menggunakan lampu minyak.

Seiring bahan bakar minyak yang langka, masyarakat untuk kepeluan penerangannya beralih pada lilin, yang praktis digunakan. Tetapi lilin harganyamahal tidak sebanding dengan waktu penerangan yang dibutuhkan. Karena lilinmudah habis terbakar.Dengan ditemukannya bebagi alat-alat elektronik yang bisa membantu pengembangan konsepan ini. Diharapkan masyarakat dipesisir mendapat pasokanlistrik untuk keperluan rumah tangga seperti untuk penerangan, nelayan melaut, bahkan untuk kepentingan media informasi, seperti TV, radio dan lain sebagainya.

TujuanBelut Listrik Sebagai Cadangan Energi Listrik dalam Skala Mikro adalahhal yang menarik untuk

dikembangkan. Listrik yang dihasilkan belut bisamencapai 500-600 volt dengan arus sebanding satu ampere, Energi yang lumayan besar itu kita bisa manfaatkan dengan cara:

1. Memberikan gagasan bahwa belut lsitrik bisa dikembangkan menjadisumber energi listrik terbarukan dalam skala mikro.

2.Energi listrik yang dihasilkan belut listrik, diharapkan bisa memberikan jawaban akan kekurangan energi listrik di daerah pesisir, pedalaman dandaerah tertinggal lainya.

3.Memberikan gagasan proses pemindahan enrgi listrik yang dihasilkan oleh belut kedalam tempat penyimpanan atau penyaluran listrik.

Page 7: Electric Eel Power

ManfaatManfaat gagasan ini apabila dikembangkan, bisa memberikan sumbangansebagai jawaban

dari permasalahan kekurangn energi. Ditemukannya energiterbarukan serta bisa membantu kehidupan para nelayan untuk melaut, petanikecil, perumahan penduduk dalam hal penerangan. Sehingga penduduk bisamenggunakan bola lampu tidak lagi lampu minyak untuk penerangannyaSesuai dengan perkembangan zaman akan ditemukan alat-alat elektronik yang memerlukan energi listrik dengan voltase kecil maka pengembanga pemanfaatn energi yang dihasilkan sidat atau belut ini bisa terealisasi kedepannya.Setelah berkembang diharapkan pemerintah bisa lebihj memperhatikan dalamkelestarian belut listrik dan juga pemanfaatn potensi sumber daya alam diIndonesia ini. Sehingga kasus kekurangn energi, daerah tertinggal penyediaan jaringan listrik bisa terbantu dengan ditemukannya energi terbarukan ini.Pemanfaatan belut listrik juga bisa melestarikan populasi belut listrik karena belutlistrik disediakan tempat penangkaran untuk memperpanjang hidupnya.

GAGASANKondisi Kelistrikan Bangsa Indonesia Saat Ini

Konsumsi listrik nasional tahun 1990 s.d. tahun 2002 meningkat denganlaju pertumbuhan rata-rata sebesar 10% pertahun dari 27,7 TWh (1990) menjadi87,1 TWh (2002). Sejalan dengan hal tersebut, produksi listrik PLN meningkatdari 23,29 TWh pada tahun 1990 menjadi 89,29 TWh atau meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata 8,8% per tahun. Produksi listrik PLN tersebut memerlukan bahan bakar fosil dan bahan bakar terbarukan sebesar 72,27 Juta SBM pada tahun1990 menjadi 178,69 Juta SBM pada tahun 2002 atau rata-rata meningkat sebesar 7,8% per tahun (1).Jenis bahan bakar yang digunakan oleh pembangkit listrik yangmengalami peningkatan tertinggi selama periode tersebut adalah bahan bakar gas bumi, yaitu sebesar 27,8% per tahun, kemudian diikuti pemakaian panas bumiyang mengalami peningkatan sebesar 15,1%, batubara sebesar 10,1%, minyak solar sebesar 9,5%, dan tenaga air sebesar 2,7%. Adapun pemakaian minyak diesel dan minyak bakar untuk pembangkit listrik selama kurun waktu 12 tahuntersebut menurun masing-masing dengan angka pertumbuhan sebesar -3,3% dan -1% per tahun (1).Belum optimalnya pemanfaatan energi baru dan terbarukan disebabkanenergi baru dan terbarukan belum kompetitif dibandingkan dengan energikonvensional. Salah satu sebab kurang berkembangnya pemanfaatan energi barudan terbarukan sampai saat ini adalah harga listrik yang dibangkitkan dari energi baru dan terbarukan antara lain, PLTN, PLTS, PLTB, PLTMH serta PLT energiterbarukan lainnya, masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan energifosil. Hal ini disebabkan oleh biaya konstruksi per KW pembangkit listrik energiterbarukan cukup tinggi, dan disamping itu pembangkit listrik tenaga air dan panasbumi biasanya terletak jauh dari pusat kebutuhan yang menyebabkan biayatransmisi dan distribusi menjadi lebih mahal.Selama periode tersebut, belum terdapat PLTN di Indonesia. PemanfaatanPLTN biasanya dalam kapasitas pembangkit yang besar, karena pembangkittenaga nuklir merupakan pembangkit beban dasar dengan biaya investasi yangtinggi, tetapi diimbangi dengan biaya bahan bakar yang rendah.

Oleh karena itu,dapat dianggap bahwa PLTN hanya mungkin dibangun di Jawa karena bebanlistrik di Jawa jauh lebih tinggi dibanding dengan wilayah lainnya.Sejalan dengan peningkatan kebutuhan listrik dikemudian hari yangdiperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun hingga tahun 2020, maka pemanfaatan energi sebagai bahan bakar pembangkit listrik juga akan meningkat.Untuk itu, diperlukan analisis jumlah dan jenis bahan bakar yang diperlukan pembangkit listrik.Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk, kebutuhan akan

Page 8: Electric Eel Power

energi listrik di Indonesia meningkat dengan pesat.Karena kesalahan perencanaan di masa lalu, kebutuhan energi listrik meningkat jauh lebih pesat dibanding yang bisa disediakan oleh PT. PLN. Akibatnya, terjadi pemadaman bergilir dimana-mana. Padahal hampir setengah daerah di Indonesia belum mendapatkan kesempatan mendapatkan listrik.Problem kedua yang dihadapi oleh PT. PLN adalah subsidi yang terusmembengkak. Selisih antara harga produksi dan harga jual energi listrik adalah penyebab utama. Harga produksi membengkak karena sebagian besar energilistrik dibangkitkan dengan BBM yang mahal serta tidak efisiennya sistem pembangkit, transmisi, dan distribusi. Rendahnya harga jual juga menyebabkandorongan untuk melakukan penghematan menjadi sangat rendah di kalangankonsumen.Problem ketiga yang penting dan unik di Indonesia adalah kondisigeografis negara kita yang terdiri atas banyak pulau dan terletak di dekatkatulistiwa. Kondisi banyak pulau merupakan kondisi unik yang tidak bisadibandingkan dengan negara lain sehingga agak susah melakukanbenchmark

apakah sistem kita sudah efisien atau belum. Kondisi negara yang terletak dikatulistiwa juga membawa konsekuensi tersendiri. Di pulau Jawa dan Sumatramisalnya, semua orang bangun dan tidur pada waktu yang sama, semuamelakukan aktivitas pada jam yang sama. Semua merasakan temperatur yanghampir sama. Akibatnya, beban puncak di seluruh bagian pulau Jawa dan Sumatraterjadi pada waktu yang sama. Artinya, keuntungan sistem interkoneksi yangdiharapkan bisa mengurangi beban puncak menjadi tidak ada. Kondisi ini berbedadengan Eropa dan Amerika yang temperaturnya berbeda dari bagian satu ke bagian yang lain dan mempunyai beda waktu yang cukup signifikan. Dengan katalain, pola perencanaan yang berjalan baik di Amerika dan Eropa tidak bisa kitaterapkan di Indonesia (1).Dilain pihak kondisi pemukiman penduduk pesisir dan pedalaman yang belum tersentuh pembangunan listrik masih dalam keadaan “gelap”. Perludibangun pembangkit listrik, akan teatpi dalam percepatan pemabangunan listrik tersebut pemerintah dipermasalahkan dengan baiaya pembangunan sehingga pembangunan tidak bisa terealisasikan. Sampai saat ini masyarakat di pesisir dan pedalaman untuk penerangan rumah-rumah mereka masih menggunakan lampuminyak, untuk mencari bahan bakarnya susah minta ampun.

Cari alasan kenapa memilih judul ini dan survey yang membutuhkan energy terbaharukan ini !!! kalo udah di print format Calibri ukuran font 11, kalo bingung whatsapp-in gue ya