ekspresi gen

Upload: ryoninuk

Post on 10-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGATURAN EKSPRESI GEN

    Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973

    2007

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • DAFTAR ISI

    I . PENDAHULUAN.................1

    II. STRUKTUR DNA..................2

    III. EKSPREI GEN...............................................................3

    IV. PENGATURAN EKSPRESI GEN PADA SEL EUKARIOT.............4

    IV.1. PENGATURAN DI TINGKAT TRANSKRIPSI ............5

    IV.2. PENGATURAN DITINGKAT PASCA TRANSKRIPSI........9

    IV.3. PENGATURAN TINGKAT TRANSLASI....10

    IV.4. PENGATURAN TINGKAT POST TRANSLASI........10

    V. KESIMPULAN...12

    KEPUSTAKAAN ..................................................................................................... ..13

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • PENGATURAN EKSPRESI GEN

    I. PENDAHULUAN

    DNA sebagai bahan genetik karena DNA dapat mewariskan sifat sifat

    oragnisma induk, sudah diidentifikasi pada pertengahan abad 20. (1,2,5)Genom adalah

    sepotong DNA / segment DNA yang menyandi protein mengandung semua informasi

    genetik yang dimilikinya. Dengan penemuan ini ditemukan bagaimana informasi

    genetik diwariskan dan diekspresikan. (3,5)

    Mekanisme molekuler dari pewarisan melibatkan proses yang dikenal sebagai

    replikasi, dimana rantai DNA induk berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis salinan

    DNA. . (2,4)

    Ekspresi gen di dalam sel memerlukan dua proses, transkripsi dimana DNA

    berfungsi sebagai template dan ditranskripsikan menjadi mRNA dan translasi dimana

    informasi pada RNA akan diterjemahkan menghasilkan protein. Pengaturan ekspresi

    gen pada sel eukariotik hanya memungkinkan ekspresi sebagian kecil genom dalam

    suatu waktu, sehingga sel dapat menjalani perkembangan dan differensiasi. Ini

    memerlukan suatu pengaturan melalui mekanisme yang rumit. (4) Untuk suatu gen

    spesifik, pengaturan dapat terjadi secara bersamaan diberbagai tingkat dan berbagai

    faktor bekerja bersamaan untuk merangsang dan menghambat ekspresi suatu gen (2,4)

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

    II. STRUKTUR DNA

    Molekul DNA adalah polymer dari Desoxyribonucleotide (Basa, zat Gula dan

    satu atau lebih gugus Phosphat). Zat gula adalah -D-2 Desoxyribose (Ribose), sedangkan basa terdiri atas untaian asam nukleat / nukleotida purin (Adenin / A,

    Guanin / G) dan pirimidin (Sitosin / C, Timin / T). Satuan untuk DNA : bp (base pair).

    (4,6)

    Tahun 50-an Watson and Crick menemukan bahwa DNA terdiri dari dua rantai

    polinukleotida yang membentuk helix ganda dan mempunyai back bone gula-fosfat

    ikatan fosfodiester dan pada bahagian tengahnya terdapat pasangan-pasangan basa yang

    disatukan oleh 2 atau 3 ikatan hidrogen antara pasangan basa.Setiap basa akan

    berikatan : adenin pada satu rantai dipasangkan dengan timin pada rantai yang lain,

    guanin dipasangkan dengan sitosin. (4)

    Akibat pembentukan pasangan basa ini, dua rantai DNA saling melengkapi

    (bersifat komplementer).Rantai DNA ini berjalan dalam arah yang berlawanan

    (antiparalel). Rantai satu berjalan dalam arah 5 ke 3 pada rantai yang lain berjalan

    dalam arah 3 ke 5. Dupleks DNA mempunyai diameter 20 . Pasangan basa pada

    DNA disusun dalam jarak 3.4 antara satu sama lain. Satu pusingan penuh heliks

    berjarak 34 dan mengandungi 10 basa. Segmen molekul DNA mempunyai alur major

    yang berselang dengan alur minor. (5,6)

  • Gambar 1. Struktur DNA double heliks

    III. EKSPREI GEN

    Di dalam gen, urutan nukleotida sepanjang untaian DNA menentukan protein, yang

    akan dihasilkan oleh organisme disebut sebagai ekspresi gen . (5). Langkah pertama

    dalam ekspresi gen adalah transkripsi DNA menjadi RNA. Molekul RNA sama dengan

    DNA kecuali pada (2)

    1. Gugusan gula adalah ribosa. Basa Urasil (U) menggantikan Timin (T) dan U

    berpasangan dengan A.

    2. RNA biasanya tidak berantai ganda walaupun daapt melipat dirinya sendiri jika

    terjadi komplementaritas dan beebrapa virus RNA berantai ganda n.

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • Tiga kelas RNA utama merupakan RNA messenger (mRNA), RNA transfer (tRNA),

    RNA ribosomal (rRNA). mRNA diterjemahkan menjadi protein . tRNA terlibat dalam

    transfer asam amino ke dalam protein, rRNA termuat dalam ribosom yang terlibat

    dalam sintesis protein (2)

    IV. PENGATURAN EKSPRESI GEN PADA SEL EUKARIOT

    Aktivitas berbagai gen memperlihatkan variasi yang luas dalam berbagai sel.

    Dengan demikian, hormon pertumbuhan dan insulin masing-masing dihasilkan secara

    eksklusif dalam kelenjar hipofisis dan sel pankreas.Gen lain diekspresikan secara luas. Contohnya gen renin diekspresikan dalam ginjal dan beberapa jaringan

    ekstrarenal.Perbedaan ini terutama disebabkan terutama disebabkan oleh pengauran

    ekspresi gen., karena umumnya struktur DNA adalah sama bagi seluruh sel-sel

    tubuh.(2,4) Pada sel eukariot gen yang mengkode

    protein yang berfungsi bersama-sama biasanya terletak pad akromoson yang berbeda.

    Misalnya gen untuk rantai globin haemoglobin terletak dikromosom 16, sedangkan gen untuk rantai terletak dikromosom 11. Situasi ini berbeda dari bakteri , di mana gen yang mengkode protein berfungsi bersama-sam berletak berdampingan satu sama

    lain dalam operan. Operon tidak terdapat pada sel eukariot. (4)

    Ekspresi gen padas el eukariot, berlangsung di sejumlah tahapan yang berbeda

    yaitu : transkripsi, pascatranskripsi, translasi, pasca translasi. (1,2,4)

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • Gambar 2. Tahapan pengaturan Ekspresi gen(1)

    IV.1. PENGATURAN DI TINGKAT TRANSKRIPSI.

    Gambar 3. Transkripsi Gen (6)

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • Pengaturan Transkripsi

    Kontrol utama dari ekspresi gen terjadi pada tingkat awal transkripsi.(1)

    Transkripsi diawali oleh pada unsur promotor proksimal yang membentuk sekitar 30

    nukleotida di hulu dari tempat start transkripsi. Daerah ini mengandung yang disebut

    sebagai books TATA dengan rangkaian TATA atau rangkaian yang serupa.Struktur ini

    mengikat suatu kompleks protein yang dikenal sebagai faktor books TATA, dalam hal

    ini termasuk protein protein pengikatan books TATA (TBP atau TFIID). Faktor lain

    seperti TFII, TFIII dan polimerase RNA.(2,3,4)

    Beberapa promotor tidak mengandung kotak TATA dan

    mengawali transkripsi melalui faktor-faktor yang sama. Secara umum faktor-faktor ini

    disebut faktor piranti umum dan basal. (2,4)

    Protein lain dapat berikatan dengan faktor basal pada regio promotor dan

    enhancer DNA untuk bertindak bersama dengan RNA polimerase untuk dapat

    mengatur awal transkripsi. Protein ini disebut sebagai faktor transkripsi.

    Transaktivator adalah protein yang digabungkan dengan protein lain

    (koaktivator) ke kompleks protein yang terikat ke promotor basal di books TATA.

    Apabila terjadi interaksi yang sesuai antara transaktivator, koactivator, dan kompleks

    promotor basal, RNA polimerase lebih sering berikatan dengan promotor basal

    sehingga kecepatan transkripsi gen meningkat.(1,2,3,4)

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • Gambar.4 Pengikatan RNA polimerase dengan promotor basal (1)

    Interaksi protein pengatur ini dengan DNA melibatkan gambaran struktural

    misalnya motif helix-turn-helix atau zink finger. Banyak dari protein ini membentuk

    dimer melalui gambaran struktural misalnya leucine zipper. (2,3,4)

    Pengaktifan Gen Spesifik

    Di tingkat transkripsi gen spesifik, elemen di dalam urutan DNA (disebut

    elemen sis) berikatan dengan faktor lain yang dikenal sebagai elemen trans (biasanya

    protein) yang mendorong atau menghambat pengikatan RNA polimerase ke gen.

    Senyawa, misalnya hormon steroid dapat berfungsi sebagai inducer , merangsang

    pengikatan elemen trans ke elemen sis DNA(2,3,4). Inducer seperti hormon steroid

    yang masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein reseptor. Reseptor ini juga

    memiliki domain yang mengikat elemen respon spesifik (elemen sis). Apabila

    kompleks inducer-reseptor berikatan dengan DNA , gen mungkin menjadi aktif, atau

    pada beberapa kasus menjadi tidak aktif. (2,4)

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • Hormon polipeptida dan faktor pertumbuhan juga mengatur ekspresi gen,

    walaupun senyawa ini tidak masuk ke dalam sel. Senyawa tersebut bereaksi dengan

    reseptor yang terletak di permukaan sel, merangsang reaksi yang menghasilkan second

    messenger di dalam sel , yang akhirnya mengaktifkan gen.Inducer yang sama dapat

    mengaktifkan banyak gen yang berbeda apabila setiap gen tersebut memiliki elemen

    respon yang yang umum di regio pengaturnya.(2,4)

    Pada kenyataannya sebuah inducer dapat mengaktifkan serangkaian gen dalam

    suatu cara yang terprogram dan teratur. Inducer mula-mula mengaktifkan satu

    kumpulan gen. Salah satu protein produk kumpulan gen tersebut kemudian dapat

    berfungsi sebagai inducer bagi kumpulan genyang lain. Apabila poses ini diulang-

    ulang, hasil akhirnya adalah bahwa satu inducer dapat merangsang serangkaian proses

    yang mengaktifkan banyak kumpulan gen yang berlainan. Selain serangkaian gen yang

    berespon terhadap hormon, serangkaian genyang lain, disebut heat shock genes,

    berespon terhadap peningkatan suhu, menghasilkan protein yang melindungi sel dari

    kerusakan akibat panas .(4)

    Dengan demikian masing-masing gen memiliki banyak elemen respon yang

    berbeda di regio pengaturnya. Setiap gen tidak memiliki protein khusus yang mengatur

    transkripsinya. Namun terdapat sejumlah kecil protein pengatur yang bekerja bersama-

    sama untuk menghasilkan berbagai respon dari gen yang berlainan. (4)

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • IV.2. PENGATURAN DITINGKAT PASCA TRANSKRIPSI

    Merupakan pengaturan setelah terbentuknya mRNA dan selama transport RNA

    dari inti ke sitoplasma. (1)

    Penyuntingan RNA

    Pada beberapa keadaan , RNA mengalami beberapa perubahan setelah

    transkripsi. Pada semua jaringan urutan gen adalah sama. Namun mRNA yang

    ditranskripsikan dari gen tersebut berbeda. Walaupun belum sepenuhnya dipahami,

    tampaknya mekanisme yang digunakan melibatkan perubahan basa, penambahan atau

    pengurangan sebuah nukleotida setelah transkrip disintesa(4).

    Salah satu contoh penyuntingan

    RNA terjadi pada pembentukan apoprotein B (apo B) yang disintesa di sel hati dan usus

    dan berfungsi sebagai lipoprotein yang dihasilkan oleh jaringan tersebut. Walaupun

    apoprotein tersebut dikode oleh gen yang sama, versi protein yang dibentuk di hati (B-

    100) mengandung 4563 residu asam amino, sedangkan yang dibentuk di sel usus (B-

    48) hanya memiliki 2152 asam amino. (4)

    Transport mRNA

    Pada sel eukariot, mRNA harus berpindah dari inti melalui pori-pori inti ke

    sitoplasma agar dapat ditranslasikan. Nuklease menguraikan mRNA, mencegah

    pembentukan protein yang dikode oleh mRNA. Selama transportasi ini mRNA terikat

    pada protein yang membantu penguraiannya (2,4)

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • IV.3. PENGATURAN TINGKAT TRANSLASI

    Pengaturan pada pembentukan protein.(1) Faktor inisiasi untuk translasi,

    terutama faktor inisiasi eukariotik 2 (eIF2) merupakan pusat mekanisme pengatur ini.

    Kerja eIF2 dapat dihambat oleh fosforilasi. mRNA lain memiliki lengkung tajam yang

    menghambat inisiasi translasi (2,4)

    IV.4. PENGATURAN TINGKAT POST TRANSLASI

    Pengaturan setelah terbentuknya protein. Setelah disintesis, lama hidup protein

    diatur oleh degradasi proteolitik. Protein memiliki waktu apruh yang berbeda-beda.

    Sebagian hanya bertahan beberapa jam atau hari. Yang lain menetap sampai beberapa

    bulan atau tahun.Sebagian protein mengalami degradasi oleh enzim lisosom. Protein

    lain didegradasi oleh protease di dalam sitoplasma. Sebagian protein ini tampaknya

    mengalami degradasi melalui pengikatan suatu protein yang dikenal dengan nama

    Ubikuitin. Ubikuitin adalah protein yang sangat hemat. Urutan asam aminonya hanya

    memiliki sedikit variasi antara berbagai organisme .(4)

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • Gambar5. Pengaturan Ekspresi gen

    1998 by Alberts, Bray, Johnson, Lewis, Raff, Roberts, Walter. http://www.garlandscience.com/ECB/about.html

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • V. KESIMPULAN

    Gen pada eukariot untuk sebuah rantai polipeptida dikontrol oleh promotornya

    sendiri. Operon tidak terdapat pada sel eukariot. Ekspresi gen padas el eukariot,

    berlangsung di sejumlah tahapan yang berbeda yaitu : transkripsi, pascatranskripsi,

    translasi, pasca translasi. Pengaturan pada tahap transkripsi

    merupakan pengaturan utama pada ekspresi gen. Pengaturan pada tingkat translasi

    merupakan mekanisme tambahan berlangsung di sitoplasma Untuk suatu gen

    spesifik, pengaturan dapat terjadi secara bersamaan untuk merangsang atau

    menghambat ekspresi suatu gen

    Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

  • Mutiara Indah Sari : Pengaturan Ekspresi Gen, 2007

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    1. Control of Gene Expression.Diakses tgl 23 Sept 2004 dari

    http : // faculty clinton.suny.edu/faculty/Michael.Greogory/files/

    2. Greenspan F S MD, Baxter J D MD. Basic and Clinical Endocrinology 4th.1994

    : 10-18

    3. Murray R K, et al. Harpers Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000

    : 472-485

    4. Mark Dawn B, PhD, Marks Allan MD, Smith Collen M, PhD. Biokimia Kedokteran

    Dasar, Sebuah Pendekatan Klinis , 2000 : 222-231

    5.Trancription (genetic) Diakses tgl 23 Sept 2004 dari

    "http://en.wikipedia.org/wiki/Transcription_(genetics)/"

    6. Molecular structure of nucleic acids Diakses tgl 23 Sept 2004 dari http://biocrs.biomed.brown.edu/Books/Chapters/Ch%208/DH-Paper.html

    IV.2. PENGATURAN DITINGKAT PASCA TRANSKRIPSI........9IV.2. PENGATURAN DITINGKAT PASCA TRANSKRIPSIIV.3. PENGATURAN TINGKAT TRANSLASIIV.4. PENGATURAN TINGKAT POST TRANSLASI