eksperiment fix
TRANSCRIPT
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN BIOLOGI
Prinsip dan Prosedur Penelitian Eksperimen
Disusun oleh :
Aisyah Resita Rahmawati(13304241053)
Fransisca Kiki Fajarwati (13304241067)
Nurhayatun Nikmah (13304244007)
Prasetyo Adi Nugroho (13304241027)
Kelas :
Pendidikan Biologi C
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana peneliti melakukan intervensi dengan
cara memanipulasi variable bebas yang dijadikan faktor, untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkannya. Peneliti akan mengontrol secara ketat semua faktor lain yang diduga dapat
mempengaruhi atau menekan/mengganggu hasil eksperimen (Subali, Bambang. 2010:4).
Penelitian Eksperiment adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Tujuan dari penelitian
eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa
besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu
pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan (Nazir,
Moh.1985:74-75)
Menurut Emmory, penelitian ekperimen merupakan bentuk khusus investigasi yang
digunakan untuk menemukan varibel-varibel apa saja dan bagaimana bentuk hubungan antara
satu dengan yang lainnya. Sedangkan Menurut Borg&Gall dalam Jaedun,Amat (2011),
menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang paling valid yang dapat
diandalkan keilmiahannya (paling valid), karena dilakukan dengan pengontrolan secara ketat
terhadap variabel-varibel pengganggu diluar yang dieksperimenkan.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana peneliti memanipulasi variabel bebas
untuk dijadikan “faktor perlakuan” (treatment factor) atau disingkat dengan istilah faktor. Faktor
tersebut dimanipulasi dengan sengaja oleh peneliti sehingga merupakan manipulated factor.
Dengan memanipulasi faktor, diharapkan akan memberi pengaruh terhadap variabel tergayut.
Dengan demikian pada penelitian eksperimen, hubungan antara faktor dengan variabel tergayut
merupakan hubungan sebab akibat. Variabel bebas atau faktor berkedudukan sebagai prediktor,
dan variabel tergayut sebagai variable respons atau disebut pula dengan criterion. Agar dapat
diyakini bahwa perbedaan respons yang ditimbulkan benar-benar diakibatkan oleh pengaruh
faktor maka peneliti akan mengontrol semua variabel lain yang sekiranya dapat berkedudukan
sebagai variabel penekan/pengganggu (suppressor variable) yang dapat mempengaruhi variabel
respons. Pengontrolan dilakukan dengan cara menghomogenkan kondisi dari setiap variabel
penekan/pengganggu tersebut.
Penelitian Eksperimen merupakan penelitian kausal (sebab-akibat) yang
pembuktiannya diperoleh melalui perbandingan antara :
a. kelompok eksperimen(yang diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (yang tidak
diberikan perlakuan), atau
b. kondisi subjek sebelum diberikan perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan.
Prinsip dasar penelitian ekserimen
Menurut Moh. Nazir (1985), ada 3 prinsip dasar yang perlu diketahui yaitu : Replikasi
Randomisasi dan kontrol internal.
1. Replikasi
Replikasi adalah pengulangan dari percobaan dasar. Replikasi berguna untuk :
Memberikan suatu eror estimasi, eror estimasi diperlukan untk mengukur
signifikansi dan jarak interval kepercayaan.
Memberikan estimasi yang tepat terhadap eror percobaan.
2. Randomisasi
Randomisasi dilakukan untuk pengambilan sempel secara acak pada
penelitian. Randomisasi digunakan untuk membuat uji signifikasi menjadi valid dan
juga untuk mengurangi bias yang disebabkan oleh pilih kasih.
3. Kontrol internal
Kontrol internal adalah banyaknya perimbangan, bloking dan pengelompokan
dari unit-unit percobaan yang digunakan dalam penelitian. Kontrol internal ini
berguna untuk membuat prosedur uji lebih kuat, lebih efisien dan lebih sensitif.
Sedangkan menurut Kirk (), Sebuah eksperimen adalah ditandai dengan (1)
manipulasi oleh peneliti dari satu atau lebih independen variabel, (2) menggunakan kontrol
seperti tugas acak mata pelajaran untuk percobaan kondisi untuk meminimalkan efek dari
variabel pengganggu, dan (3) observasi yang cermat pengukuran dari satu atau lebih variabel
dependen.
Kriteria umum dari penelitian eksperiment
a. Masalah yang dipilih harus masalah yang penting dan dapat dipecahkan
b. Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan harus didefinisikan seterang-terangnya
c. Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok sehingga
maksimisasi variabel perlakuan dan meminimisasikan variabel pengganggu dan
variabel random
d. Ketelitian dalam pengukuran serta ketepatan ukuran sangat diperlukan
e. Metode, materi serta referensi yang digunakan dalam penelitian harus dilukiskan
seterang-terangnya karena kemungkinan pengulangan percobaan ataupun penggunaan
metode dan material untuk percobaan lain dalam bidang yang serupa
f. Interpretasi dan uji statistik harus dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter-
parameter yang dicari atau yang diestimasikan
Syarat-syarat penelitan eksperimen yang baik
a. Percobaan harus bebas dari biasPercobaan harus sedemikian rupa direncanakan sehingga tidak bias. Ketidakbiasan satu percobaan dapat dijamin dngan adanya desain yang baik. Secara garis besar , adanya randomisasi mengurangi sifat bias dari percobaan
b. Harus ada ukuran terhadap errorDengan adanya desain yang baik maka error dapat diukur. Dalam istilah desain
percobaan errortidak sama artinya dengan kesalahan. Yan dimaksud dengan error
adalah emua variasi ekstra yang juga mempengaruhi hasil di samping pengaruh
perlakuan-perlakuan. Dengan adanya ukuran error , maka percobaan menjadi objektf
sifatnya.ukuran error ini bergantung pada desain percobaan yang dipilih.
c. Percobaan harus punya ketepatan
Percobaan harus dilakukan dengan desain yang dapat menambah ketepatan. Ketepatan
dapat dijamin jika error teknis dapat dihilangkan dan adanya replikasi pada
percobaan. Ketepatan dapat diingkatkan jika error teknis, seperti kurang akuratnya
alat penimbang, kurang baiknya dalam menggunakan meteran dan sebagainya, maka
jumlah replikasi dapat menambah ketepatan percobaan
d. Tujuan praktikum harus jelas
Tujuan percobaan harus dibuat sejelas-jelasnya ditambah dengan alasan-alasan yang
kuat. Pada kondisi mana hasilnya akan diaplikasikan serta pada daerah ilmu mana
sasaran penelitian tersebut akan diterapkan. Tujuan percobaan didefinisikan dan dapat
ditungkan dalam hipotesa-hipotesa nol yang akan dikembangkan.
e. Percobaan harus punya jangkauan yang cukup
Setiap percobaan harus mempunyai jangkauan atau skope yang cukup sesuai dengan tujuan penelitian.
Kempthorne (1962) memberikan langkah-langkah dalam merencanakan percobaan sebagai berikut :a. Rumusan permasalahan
b. Formulasikan hipotesa
c. Pengaturan teknik serta desain percobaan
d. Penyelidikan atas kemungkinan-kemungkinan hasil yang diperoleh dari percobaan
dan menghubungkan kembali pada alasan-alasan mengapa percobaan harus
dilakukan.
e. Memberikan pertimbangan terhadap teknik dan prosedur statistik yang akan
digunakan untuk meyakinkan bahwa kondisi yang diperlukan untuk menggunakan
teknik tersebut cukup valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Melaksanakan percobaan
g. Mengaplikasikan teknik statistik terhadap percobaan tersebut
h. Menarik kesimpulan dari estimasi-estimasi yang diperoleh serta dari tiap kuantitas
yang diperoleh serta dari tiap kuantitas yang dievaluasikan dengan ukuran
reliabilitas yang lazim digunakan.
i. Memberikan evaluasi terhadap penelitian dan membandingkan dengan penelitian
lain yang telah dilakukan dengan masalah yang serupa atau hampir serupa.
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Eksperimen
Menurut Moh. Nazir (1985), desain penelitian eksperimen umumnya memiliki kelebihan dan
kelemahan, sebagai berikut :
Kelebihan
1. Dapat menunjukkan hubungan sebab akibat dan seberaa besar hubungan sebab akibat
tersebut.
2. Jumlah uji yang digunakan dapat ditentukan lebih dahulu dengan tingkat kepercayaan
yang tinggi.
3. Dengan adanya pengelompokan, maka pengaruh yang diukur bisa lebih tepat.
4. Kesimpulan yang diperoleh dapat diketahui secara pasti dengan kepastian statistika.
Kelemahan
1. Desain dan analisa percobaan selalu dinyakan dalam bahasa ahli-ahli statistika
2. Desain percobaan memerlukan biaya yang besar dan dan memakan waktu yang lama.
Teknik Pengambilan Sampel dalam Penelitian Eksperimen Biologi
Populasi di dalam penelitian eksperimen biologi boleh dikatakan hampir semuanya
berupa populasi tak terbatas atau populasi tak berhingga (infinite population). Penelitian
eksperimen memiliki jangkauan generalisasi yang luas. Artinya, hasil yang diperoleh dari
suatu eksperimen diharapkan akan selalu tetap jika dilakukan secara berulang-ulang pada
objek yang sama sepanjang cara/metode eksperimennya sama, baik dilakukan di tempat lain
dan/atau waktu yang berbeda.
Selain itu, eksperimen biologi umumnya menghindarkan diri untuk dilaksanakan pada
tingkat populasi. Jadi hampir tidak ada penelitian eksperimen yang bersifat sensus karena
akibat eksperimen akan membawa konsekuensi terjadinya perubahan. Mengingat penelitian
eksperimen merupakan penelitian sampling (dilakukan pada tingkat sampel) maka batasan
atau definisi populasinya harus benar-benar jelas, harus diingat bahwa ketidakjelasan
populasi akan sangat berisiko bagi penarikan kesimpulan dan generalisasinya (Subali,
Bambang.2011:12).
Beberapa desain eksperimen yaitu :
1. Completely Randomized Design
Disebut juga Rancangan Acak Lengkap (RAL). Desain ini sering digunakan
jika percobaan bersifat homogen seperti percobaan dalam laboratorium dimana cuaca
dapat dikontrol dan jarang digunakan di lapangan/ observasi. Randomisasi dilakuakn
dengan menempatkan secara random (acak) terhadap unit percobaan. Randomisasi
biasanya dilakukan dengan menggunakan tabel angka random.
Contoh : terdapat 4 jenis insektisida A, B, C dan D dengan 5 kali pengulangan. Jumlah sampel yang digunakan adalah 20, sebagai berikut :
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16
17 18 19 20
Kemudian secara random kita tentukan jenis perlakuan yang lakukan untuk masing-masing plot. Misalnya lay out terakhir dari perlakuan adalah sebagai berikut :
1B 2A 3D 4B
5D 6C 7A 8B
9C 10D 11D 12C
13B 14C 15A 16C
17A 18B 19A 20D
2. Design Randomized Complete Block
Desain ini banyak digunakan dalam percobaan pertanian. Desain ini mempunyai ciri
khas, dimana unit percobaan dibagi dulu atas beberapa blok. Jumlah blok harus sama dengan
jumlah replikasi. Tiap blok kemudian dibagi dalam plot, yang mana jumlah plot tiap blok
sama dengan jumlah perlakuan. Sehingga randomisasi perlakuan dilakukan di masing-
masing blok secara terpisah. Dengan adanya bloking, maka akan terdapat heterogenitas
antarblok, dan akan diperoleh homogenitas yang relatif tinggi dalam masing-masing blok.
Randomisasi dilakulan biasanya dega menggunakan tabel angka random.
3. Design Latin Square
Pada desain latin square, bloking dapat dilakukan dalam 2 arah. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur sedemikian rupa sehingga setiap perlakuan muncul hanya
sekali dalam tiap kolom dan baris. Desain ini mmeberikan kepada kita error kolom
dan error baris, yang tidak dapat diperoleh dari desain –desain sebelumnya. Syarat
dari desain ini yaitu : jumlah perlakuan dan jumlah replikasi harus sama, sehingga
desain ini hanya diguakan pada percobaan yang memakai 4-8 perlakuan saja. Berikut
contoh eksperimen dengan 5 buah perlakuan A, B, C, D, E dan 5 replikasi yang telah
dirandomisasi:
A B C D E
B A E C D
C D A E B
D E B A C
E C D B A4. Design Lattice
Desain lattice adalah desain blok yang tidak komplit. Desain ini digunakan jika
jumlah perlakuan terlalu besar, sehingga tidak efisien lagi dikerjakan dengan desain
lainnya. Contoh:
Seorang peneliti mencoba 9 perlakuan pada sepetak lapangan percobaan. Karena
perlakuannya adalah 9, dan dengan menggunakan 3 blok, jumlah replikasi adalah 4
untuk desain balanced lattice. Rencana desain adalah sebagai berikut:
- Bagi tanah atas 4 buah replikasi
- Kemudian, tiap replikasi dibagi menjadi 3 blok, sehingga seluruh percobaan mempunyai 4 x 3 = 12 blok
- Sesudah itu, tiap blok dibagi atas 3 plot percobaan
- Penempatan perlakuan harus dilakukan secara random. Randomisasi dilakukan
dengan menggunakan Tabel Angka Random dan terdiri dari 2 langkah, yaitu:
1. randomisasi replikasi
2. Randomisasi blok untuk untuk setiap replikasi
Teknik analisis yang digunakan dalam menguji atau membuktikan penelitian
eksperiment antara lain:
1. Uji Z atau uji t
2. Uji khai kuadrat (X2)
Uji ini digunakan untuk menguji hipotesa tentang distribusi dari ukuran atau variabel-
variabel penelitian tersebut dan digunakan untuk mencari kecocokan ataupun menguji
keberadaan hubungan beberapa populasi.
3. Analisa varian
4. Regresi dan korelasi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara satu atau
beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen. Sedangkan korelasi
digunakan untuk melihat derajat (tingkat) hubungan yang terjadi antara satu variabel
dengan variabel yang lain.
Jenis-jenis peneltian Eksperiment
1. True Eksperiment ( Eksperiment sungguhan )
Menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain dimana secara
nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil
perlakuan dengan kontrol secara ketat. Validitas internal dan eksternal cukup utuh.
2. Quasi Eksperiment ( Eksperiment semu )
Penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin
mengadakan kontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Harus
ada kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan
batasan-batasan yang ada.
Contoh Penelitian Eksperimen