quasi eksperiment
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) Psikologi adalah organisasi
resmi intra kampus yang merupakan suatu lembaga eksekutif di tingkat Fakultas.
Seperti telah diketahui, suatu organisasi terdiri dari sekumpulan individu-individu
yang terstruktur dan sistematis berasal dalam sebuah sistem. Dalam organisasi ini
antara individu satu dengan individu lainnya akan terjalin sebuah kerjasama untuk
mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Salah satu tujuan BEM-F Psikologi ini
adalah sebagai tempat untuk para mahasiswa psikologi dalam menyampaikan
aspirasinya. BEM-F Psikologi membantu penyaluran aspirasi keluarga mahasiswa
kepada pihak Fakultas dan penyampaian informasi dari pihak Fakultas kepada
mahasiswa sehingga BEM-F Psikologi ini menghubungkan antara mahasiswa dengan
pihak Fakultas atau bahkan Universitas.
Kepengurusan BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012 ini baru berjalan
beberapa bulan semenjak pergantian kepengurusan dari periode sebelumnya. Dalam
jangka waktu beberapa bulan ini, beberapa kegiatan telah dilaksanakan. Dari
beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan terlihat adanya beberapa kekurangan yang
hampir muncul disetiap melakukan kegiatan tersebut. Menurut kepala bidang
pengembangan BEM-F itu sendiri kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan BEM-F
Psikologi ini merupakan program kerja dari masing-masing divisi yang
melaksanakannya, sehingga divisi-divisi ini yang secara langsung berperan dalam
mengurus kegiatan tersebut. Dalam proses mempersiapkan kegiatan itu hal yang
sering menjadi penghambat adalah penyusunan proposal. Penyusunan proposal
dirasakan menjadi penghambat karena pengetahuan yang minim dalam pembuatan
proposal itu sendiri, sehingga mempengaruhi dalam lambatnya pengajuan proposal
untuk langsung mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak terkait birokrasinya.
Secara keseluruhan dari beberapa hal yang telah disebutkan diatas,
kekurangan-kekurangan tersebut terjadi karena pengurus BEM-F Psikologi belum
dapat memainkan perannya secara maksimal sebagai individu-individu yang
tergabung dalam sebuah organisasi dimana organisasi tersebut mewakili keluarga
mahasiswa psikologi.
1
Adapun pendapat dari kepala seksi kemahasiswaan. BEM-F saat ini kurang
dalam perencanaan dan antisipasi ketika melaksanakan suatu kegiatan, perencanaan
disini adalah pengajuan proposal yang sangat dekat dengan waktu pelaksanaan
kegiatan. Kinerja BEM-F saat ini pun menjadi perhatian Dewan Amanat Mahasiswa
Fakultas Psikologi yang mana bertanggung jawab dalam evaluasi kegiatan BEM-F
setiap catur wulan melalui penyebaran angket kinerja BEM-F pada KEMAH dan
kepengurusan BEM-F itu sendiri. Dimana hasil dari angket tersebut mendapatkan
kekurangan-kekurangan ,hal-hal yang harus ditingkatkan lagi dan juga menjadi salah
satu pertimbangan konsep pembentukan upgrading yang akan dilakukan.
Dari hasil penyebaran angket dapat diketahui respon-respon anggota BEM-F
terhadap kekurangan-kekurangan kendala-kendala dalam pembuatan proposal, atau
hal-hal yang dirasa masih kurang dalam pembuatan proposal yang dirasakan
kepengurusan saat ini yaitu
pengetahuan yang minim dalam pembuatan proposal.
format proposal kegiatan yang belum jelas.
Birokrasi pengajuan proposal kegiatan.
Kegiatan upgrading ini akan dilakukan dua kali selama masa kepengurusan
BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012. Pelaksanaannya setiap lima bulan sekali,
yaitu pada bulan Mei dan Oktober. Untuk kegiatan upgrading di bulan Mei ini akan
dihadiri oleh 75% pengurus BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012.
Kegiatan ini merupakan kegiatan resmi yang telah diatur pelaksanaannya
berdasarkan program kerja bidang Pengembangan Organisasi BEM-F Psikologi
Unisba. Kegiatan upgrading merupakan suatu cara untuk meningkatkan mutu kinerja
BEM-F Psikologi. Dari kekurangan yang didapat pada kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan sebelumnya itu menjadi dasar untuk dilakukannya evaluasi mengenai
kinerja BEM-F Psikologi, sehingga melalui upgrading pengurus BEM-F Psikologi
akan mendapatkan pembekalan dan pelatihan agar dapat meningkatkan kinerja BEM-
F Psikologi menjadi lebih optimal agar kegiatan selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik meneliti pengaruh upgrading
(review, repair and doing a better) terhadap pembuatan proposal kegiatan pada
kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba periode 2011-
2012
.
2
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu pengaruh upgrading sebagai
variabel independent yaitu variabel yang memberikan pengaruh pada variabel
dependent. Pembuatan proposal kegiatan sebagai variabel dependent yaitu variabel
yang dipengaruhi oleh variabel independent.
Independent variabel adalah upgrading, yang mana diberikan materi dan
stimulasi terkait dengan permasalahan yang ada. Kemudian dependent variabelnya
adalah pembuatan proposal kegiatan yang diantaranya pengetahuan dalam format
proposal beserta isinya dan birokrasi pengajuan proposal kegiatan .
Sehingga didapat perumusan masalah : “apakah ada pengaruh upgrading
(review, repair and doing a better) terhadap pengetahuan mengenai pembuatan
proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi
Unisba periode 2011-2012
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang empiris dari pengaruh
upgrading (review, repair and doing a better) terhadap pengetahuan mengenai
pembuatan proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa
Fakultas Psikologi Unisba periode 2011-2012 ? “
Sehingga dapat diketahui ada tidaknya pengaruh upgrading (review, repair and
doing a better) terhadap pengetahuan mengenai pembuatan proposal kegiatan pada
kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba periode 2011-
2012 dalam penelitian ini.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan hasilnya akan memberikan kegunaan bagi semua
pihak, baik teoritis maupun praktis.
Kegunaan teoritis penelitian ini adalah:
Pengembangan ilmu khususnya Psikologi Eksperimen.
Memberi sumbangan data penelitian pengaruh upgrading (review,
repair and
3
doing a better) terhadap pengetahuan mengenai pembuatan proposal kegiatan
pada kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba
periode 2011-2012
Sedangkan kegunaan praktis penelitian ini adalah:
Dapat menyusun suatu langkah evaluasi untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan dalam kepengurusan BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012.
Meningkatkan kerjasama antara pengurus BEM-F Psikologi agar dapat
mencapai tujuan organisasi secara optimal.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Uprading (Pelatihan dan Pengembangan)
Sikula (1976) merumuskan bahwa pelatihan adalah proses pendidikan jangka
pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana
tenaga kerja non-manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis
yang sempitdan faktual untuk tujuan-tujuan tertentu.Pengembangan adalah proses
pendidikan jangka panjang yangmempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisir, dengan mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan
konseptual dan teoritik untuk tujuan-tujuan umum. Pengembangan lebih
memusatkan pada usahameningkatkan pengambilan keputusan dan kecakapan
hubunganmanusiawi dari tingkat manajer menengah dan atas. Menurut Wexley &
Yukl “Pelatihan dan pengembangan adalah istilah-istilah yang menyangkut usaha-
usaha yang berencana yang diselenggarakan agar supaya dicapai penguasaan akan
keterampilan, pengetahuan dan sikap-sikap yang relevanterhadap pekerjaannya”.
Tujuan training: Menurut Sikula (1976):
1.Meningkatkan produktivitas
Training dapat meningkatkan performance kerja pada posisi
jabatannyayang sekarang. Jika level of performancenya naik/meningkat,
maka produktivitas dan keuntungan bagi perusahaan akan meningkat pula.
2.Meningkatkan mutu kerja
Berarti peningkatan kualitas dan kuantitas. Tenaga kerja
yang bepengetahuan jelas akan lebih baik dan akan lebih sedikit
berbuatkesalahan dalam pekerjaannya.
3.Meningkatkan ketepatan dalam human resources planning
Training yang baik bisa mempersiapkan tenaga kerja untuk keperluan
dimasa yang akan datang. Bila ada lowongan, maka secara mudah akan
diisioleh tenaga dari dalam perusahaan sendiri.
4.Meningkatkan moral kerja ( moril / semangat kerja )
5
Bila perusahaan menyelenggarakan program training yang tepat,
makaiklim dan suasana organisasi pada umumnya akan menjadi lebih
baik sehingga moral kerja / semangat kerja juga akan meningkat.
5.Menjaga kesehatan / keselamatan kerja
Suatu training yang tepat dapat membantu menghindari
timbulnyakecelakaan akibat kerja, sehingga lingkungan kerja menjadi lebih
amandan tentram. Sasaran pengetahuan tentang penggunaan alat-
alatkeselamatan.Mis: sarung tangan.
6.Menunjang pertumbuhan pribadi
Program training yang tepat sebenarnya memberi keuntungan bagi
kedua belah pihak, yaitu perusahaan dan tenaga kerja itu sendiri. Dengan
2.1.1. Analisis Kebutuhan Pelatihan
Pertimbangan mengenai kebutuhan training atau identifikasi kebutuhan training
melibatkan 3 analisa (analisis kebutuhan training) , yaitu:
a. Analisis Organisasi
Yang dipermasalahkan adalah dimana training dibutuhkan dalam
organisasi. Analisa ini mencakup organisasi secara keseluruhan. Dengan
mempertimbangkan tentang biaya yang dibutuhkan serta alat-alat
dan perlengkapan yang dibutuhkan, maka tidak setiap bidang yang
tidak efisien dapat atau perlu diatasi dengan training. Analisa terhadap
iklimorganisasi terutama yang menyangkut sikap-sikap personil
terhadap perubahan organisasi, masalah absensi, keterlambatan kerja dan
labornturn over sangat penting untuk training. Analisa ini digunakan
untuk pengambilan keputusan terhadap banyaknya orang yang perlu
segeraditraining dalam waktu dekat untuk berbagai klasifikasi pekerjaan. Hal
ini ditentukan oleh a man power analysis.
b. Analisa Jabatan
Job analisa menjawab pertanyaan apa yang harus diajarkan pada seorang
trainee untuk menghasilkan kerja yang efektif.
Yang berguna Untuk memberikan informasi tentang tugas-tugas yang harus
dilaksanakan, keterampilan, pengetahuan, sikap yang dibutuhkan
untuk dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
6
c. Analisa Individu
Person analysis berurusan dengan employee / anggota secara individual.
Ia berusaha menjawab pertanyaan siap yang memerlukan training dan
macamapa training itu.(AMT,1991)
2.1.2. Program Pelatihan
Program pelatihaan harus merumuskan lima komponen utama pelatihan
agar pelatihan mencapai sasaran seperti yang diharapkan. Kelima komponn
ini harus dirumuskan secara tapat
Komponen-komponen yang penting didalam suatu program pelatihan
tersebut adalah:
1. Sasaran training
Harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan ke
dalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur. Jika sasaran
trainingtidak jelas,maka tidak akan dapat diketahui efektivitas training, sesuai
dengan sasaranyang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi.
2. Trainer
Tugas trainer mengajarkan bahan-bahan training dengan metoda- metoda
tertentu sehingga trainee akan memperoleh pengetahuan,keterampilan, dan
sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran yangditetapkan / diinginkan
oleh perusahaan atau organisasi.
3. Bahan-bahan training
Disusun berdasarkan sasaran training.
4. Metode-metode training
Bila metode training kurang tepat maka sasaran training juga tidak dapat
tercapai.
5. Trainees
Berhasilnya suatu program training tergantung pada traineenya.
Sejauhmana trainee memang memerlukan dan merasa mampu untuk
7
mengikuti program training merupakan dua hal yang mempengaruhi
kadar keberhasilan suatu program training dan pengembangan
2.1.3 . Metode Pelatihan
Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk
meningkatkan perestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta
memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategor pokok program pelatihan dan
pengembangan manajemen. (Decenzo&Robbins:1999:230):
Ada dua metode utama yang digunakan, yaitu on the job training dan off the
job training
a. On the job training
Rotasi jabatan
Latihan intruksi pekerjaan
Magang
Coaching (pembinaan)
Penugasan sementara (magang)
b. Off the job training
Information presentation technique
- Kuliah
- Presentasi melalui video
- Metode konferensi
- Intruksi terprogram
- Intruksi melalui computer
- T-group training
- Behavior modeling
Simulation method
- Penggunaan peralatan simulator
- Studi kasus
- Bermain peran
- Permainan
- In basket technique
8
2.2. Teori Kognitif Bloom
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau
berpikir/nalar terdiri dari :
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling
mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat
kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun,
daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Dilihat dari objek yang diketahui (isi)
pengetahuan dapat digolongkan sebagai berikut :
Mengetahui sesuatu secara khusus :
- Mengetahui terminologi yaitu berhubungan dengan mengenal atau
mengingat kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, baik berbentuk verbal maupun non verbal.
- Mengetahui fakta tertentu yaitu mengenal atau mengingat kembali
tanggal, peristiwa, orang tempat, sumber informasi, kejadian masa
lalu, kebudayaan masyarakat tertentu, dan ciri-ciri yang tampak dari
keadaan alam tertentu.
Mengetahui tentang cara untuk memproses atau melakukan sesuatu:
- Mengetahui kebiasaan atau cara mengetengahkan ide atau
pengalaman.
- Mengetahui urutan dan kecenderungan yaitu proses, arah dan
gerakan suatu gejala atau fenomena pada waktu yang berkaitan.
- Mengetahui penggolongan atau pengkategorisasian. Mengetahui
kelas, kelompok, perangkat atau susunan yang digunakan di dalam
bidang tertentu, atau memproses sesuatu.
- Mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi fakta,
prinsip, pendapat atau perlakuan.
- Mengetahui metodologi, yaitu perangkat cara yang digunakan untuk
mencari, menemukan atau menyelesaikan masalah.
9
- Mengetahui hal-hal yang universal dan abstrak dalam bidang
tertentu, yaitu ide, bagan dan pola yang digunakan untuk
mengorganisasi suatu fenomena atau pikiran.
- Mengetahui prinsip dan generalisasi.
- Mengetahui teori dan struktur.
b. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti
merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang
telah diketahui. Temuan temuan yang didapat dari mengetahui seperti
definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif
yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi
dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif
baru. Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :
Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa
perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah
menjadi gambar, bagan atau grafik;
Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol,
baik dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang
dapat dikatakan telah dapat menginterpretasikan tentang suatu
konsep atau prinsip tertentu jika dia telah mampu membedakan,
memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang
lain. Contoh sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep
tentang “motivasi kerja” dan dia telah dapat membedakannya dengan
konsep tentang ”motivasi belajar” ;
Ekstrapolasi yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari
suatu temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian
bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan ekstrapolasinya tentu dia
akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19. Untuk
bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip apa yang bekerja
diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan
10
tersebut adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat
dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut.
c. Penerapan (application)
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau
menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang
dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia dapat member contoh,
menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan
mengidentifikasi hal-hal yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali
diperkenalkan kereta api kepada petani di Amerika, mereka berusaha
untuk member nama yang cocok bagi alat angkutan tersebut. Satu-
satunya alat transportasi yang sudah dikenal pada waktu itu adalah
kuda.Bagi mereka, ingat kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman
demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan
iron horse (kuda besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka
menerapkan konsep terhadap sebuah temuan baru.
d. Penguraian (analysis)
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan
hubungan antar bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu
peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu
pernyataan. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan
analisis, yaitu :
1. Menganalisis unsur :
Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara
eksplisit pada suatu pernyataan.
Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesis.
Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan
pernyataan normative.
Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan
mekanisme perilaku antara individu dan kelompok.
Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan yang mendukungnya.
11
2. Menganalisis hubungan
Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide
dengan ide.
Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang
membenarkan suatu pernyataan.
Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang
mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang
mendukungnya.
Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan
informasi atau asumsi yang ada.
Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan
argumen guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana
yang tidak.
Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam
suatu argumen.
Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang
penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan historis.
Menganalisis prinsip-prinsip organisasi.
Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat.
Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam
rangka memahami maknanya.
Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya
tulis, sudut pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat
diperoleh dalam karyanya.
Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun
suatu materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan
propaganda.
3. Memadukan (synthesis)
Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai
informasi menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang
baru.Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupakan cirri
12
kemampuan ini. Contoh: memilih nada dan irama dan kemudian
manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik yang baru,
memberi nama yang sesuai bagi suatu temuan baru, menciptakan
logo organisasi.
e. Penilaian (evaluation)
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah,
baik-buruk, atau bermanfaat tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria
pembenaran yang digunakan, yaitu :
Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan
memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-
unsur yang ada di dalam objek yang diamati.
Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan
kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati, misalnya
kesesuaiannya dengan aspirasi umum atau kecocokannya dengan
kebutuhan pemakai.
2.3. Proposal kegiatan
2.3.1 Pengertian Proposal
Proposal merupakan pedoman kerja, gambaran atau peta perjalanan
lengkap yang akan dilalui selama melakukan kegiatan, berarti bahwa ia telah
mempunyai gambaran menyeluruh atau lengkap mengenai lingkup dan
urutan kegiatannya, tenggang waktu, saat mulai, serta saat bilamana harus
berakhirnya pelaksanaan dari masing-masing kegiatan, pihak-pihak lain yang
terkait dan harus dihubungi, sarana yang dibutuhkan dan lain sebagainya.
Proposal penelitian merupakan suatu rencana tertulis yang akan diikuti
dengan kegiatan nyata.
Bagi sebuah organisasi (kepanitiaan), menyusun proposal kegiatan
merupakan langkah yang sangat penting, karena langkah ini dapat
menentukan berhsil tidaknya seluruh kegiatan.Sebelum seseorang
(organisasi, panitia) memulai dengan kegiatannya maka ia harus membuat
13
perencanaan tertulis yang biasa disebut dengan proposal kegiatan. Di dalam
istilah tersebut terkandung pengertian suatu usulan. Kelihatannya, sebuah
kegiatan bukan hanya untuk organisasinya saja, karena kata “mengusulkan”
mengandung makna bahwa sesuatu masih menunggu jawaban atau izin dari
pihak lain.
Penyusunan proposal merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dan
sebagai langkah awal untuk melaksanakan kegiatan. Dengan membuat
proposal seseorang dituntut untuk merumuskan dengan jelas apa tujuan yang
ingin dicapai. Dengan demikian sebuah organisasi dapat mengayunkan
langkah dengan pasti dalam melaksanakan peneletiannya karena tanpa
adanya keraguan lagi.
2.3.2. Manfaat Proposal :.
a. Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan
tersebut
b. Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang ingin
mengetahui kegiatan tersebut.
c. Untuk meyakinkan para donatur/ sponsor agar mereka memberikan dukungan
material maupun finansial dalam mewujudkan kegiatan yang telah
direncanakan.
2.3.3. Format Proposal Kegiatan
Berikut ini adalah format sistematis yang sudah ditetapkan semua pihak
untuk proposal kegiatan:
I. LATAR BELAKANG
Berisi alasan “mengapa” kegiatan tersebut direncanakan. Latar
belakang biasanya berisi 3 bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi,
dan bagian penutup yang pola kalimatnya dari kalimat/maksud umum ke
kalimat/maksud khusus
II. LANDASAN PEMIKIRAN
adalah dasar yang menjadi penulisan proposal kegiatan ini dibuat.
14
III. TUJUAN KEGIATAN
Berisi alasan “untuk apa” kegiatan tersebut direncanakan dan Tujuan dapat terdiri dari minimal 1 tujuan atau lebih yang berurutan dari tujuan yang paling penting hingga tujuan yang kurang penting
IV. KEGIATAN
4.1 Nama Kegiatan :
4.2 Tema Kegiatan :
4.3 Waktu Kegiatan
Hari :Tanggal :Waktu :
4.4 Tempat Kegiatan :
V. TARGET KEGIATAN
VI. SASARAN PESERTA
orang-orang yang diharapkan ikut serta dalam kegiatan tersebut;
VII.SUSUNAN KEPANITIAAN
(LAMPIRAN 1)orang-orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan
VIII. SUSUNAN ACARA
(LAMPIRAN 2)Berisi uraian susunan acara/pelaksanaan kegiatan dari saat mulai sampai selesai.
IX. ANGGARAN BIAYA
(LAMPIRAN 3)jumlah atau rincian biaya yang dibutuhkan selama kegiatan
X. PENUTUP
Berisi kalimat yang menyatakan harapan agar banyak pihak dapat
tertarik untuk mendukung kegiatan.
2.4. Birokrasi Pengajuan Proposal Kegiatan
2.5. Kerangka Pemikiran Konseptual
15
Kepanitian membuat proposal kegiatan sesuai format dan aturan yang sudah
disepakati pihak-pihk yang terkait
Panitia meminta persetujuan BEM-F dan DAM-F terhadap kegiatan yang diajukannya dengan
memberikan hasil akhir proposal kegiatannya dan mempersentasikan proposal kegiatannya .
(persetujuan dimana ketua BEM-F dan DAM-F menandatangani surat pengesahan dalam proposal
kegiatan tersebut
Pemberitahuan ke pihak Fakultas yang diwakili oleh Wakil Dekan 1 dan juga
diketahui oleh kasi. kemahasiswaan
Pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan dalam hubungannya dengan
peningkatan pengetahuan, keahlian, sikap maupun perilaku. Seperti kita ketahui
anggota BEM-F yang diterima melalui proses seleksi dan belum mempunyai
pengalaman sebelumnya, pada umumnya belum siap pakai dan anggota BEM yang
sebelumnya sudah menjadi anggota BEM-F dikepengurusan sebelumnya yang
sekarang terpilih kembali memerlukan pengetahuan, keahlian dan kecakapan yang
baru sesuai dengan tuntutan jabatan dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan jabatan dan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi, setiap organisasi harus membekali setiap anggotanya
dengan pengetahuan, kemampuan tuntutan bersikap dan berperilaku yang
diharapkan. Salah satu upaya adalah mengadakan pelatihan bagi anggota
organisasinya.
Didalam proses pelatihan dan pengembangan tersebut dilakukan dengan
memenentukan kebutuhan-kebutuhan sfesifik yang dibutuhkan kepengurusan saat
ini dan juga menetapkan tujuan dari pelatihan dan pengembangan tersebut melalui
analisis kebutuhan.
Pembuatan proposal kegiatan yang dirasa masih kurang dimana penyusunan
dan birokrasi pengajuan proposal kegiatan disini menjadi kebutuhan untuk pelatihan
dan pengembangan. Kemudian menentukan metode yang paling tepat dengan
melihat komponen-komponen apa saja supaya menghasilkan metode yang efektif.
Dimana diberikan metode pelatihan off the job training dimana diberikan dalam
bentuk imformation presentation technique (ceramah) dan simulation method
(contoh proposal kegiatan) Yang berhubungan dengan kemampuan pembuatan
proposal yang dirasakan masih kurang.
Dari treatment yang diberikan diharapkan proses kognitif (taksonomi bloom)
yaitu knowledge, dan comperehensi , pemahaman (comperehensi) merupakan aspek
kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dalam hal ini kepengurusan
BEM-F memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai penyusunan dan birokrasi
pengajuan proposal kegiatan. Dengan pengetahuan tersebut individu akan dapat
mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama,
peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Setelah itu akan terjadi
proses pemahaman.
16
Pemahaman adalah kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi
sistem pemerintahan pusat yang telah diketahui. Temuan temuan yang akan didapat
dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam
struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini akan diakomodasikan dan kemudian
berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga akan membentuk struktur
kognitif baru.
Melalui proses tersebut diharapkan up-grading(review, repair and doing a better)
yang dirancang oleh BEM-F dan DAM-F dapat meningkatkan kemampuan
pembuatan proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Psikologi periode 2011-2012.
17
Skema Pemikiran
18
Kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Periode 2011-1012
Anggota BEM-F yang mempuyai pengalaman di periode sebelumnya memerlukan pengetahuan, keahlian dan kecakapan baru sesuai tuntutan jabatan
Anggota BEM-F baru yang belum memiliki pengetahuan , keahlian dan kecakapan baru sesuai tuntutan jabatan
Menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik pelatihan dan pengembangan dalam
pengetahuan mengenai pembuatan proposal melalui analisis kebutuhan berupa angket
Masih kurangnya kemampuan dalam pembuatan proposal kegiatan
Diberikan metode pelatihan off the job training dimana diberikan dalam bentuk
imformation presentation technique (ceramah) dan simulation method (contoh
proposal kegiatan) Yang berhubungan dengan pembguataan proposal kegiatan
yang dirasakan masih kurang
Memilih metode pelatihan yang tepat
Penyusunan proposal sesuai aturan dan format proposal kegiataan yang sudah
disepakati pihak-pihak terkait
Birokrasi pengajuan proposal kegiatan ke pihak-pihak terkait
Mengetahui secara khusus tentang penyusunan dan
birokrasi pengajuan proposal penelitian yang benar
Mengerti dan memahami penyusunan dan birokrasi
pengajuan proposal penelitian yang benar
proses aspek-aspek intelektual (kognitif)
2.6. Hipotesis
ada pengaruh upgrading (review, repair and doing a better) terhadap pembuatan
proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi
Unisba periode 2011-2012
19
Meningkatnya kemampuan dalam pembuatan proposal kegiatan
Pemahaman Kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan pengetahuan mengenai
pembuatan proposal kegiatan telah diketahui
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Identifikasi Variabel
a. Independent Variabel
Dalam penelitian ini independent variabelnya yaitu pengaruh up-grading
.dimana ugrading yang disampaikan atau dituangkan kedalam bentuk ceramah
dan simulasi pembuatan proposal kegiatan.
b. Dependent Variabel
Dependent variabel adalah variabel yang perubahannya memiliki konsekuen
dengan perubahan variabel lain. Jadi, dependent variabel adalah faktor yang
muncul, menghilang atau berubah–ubah pada waktu eksperimenter
memunculkan, menghilangkan, atau mengubah independent variabel. Dalam
penelitian ini dependent variabelnya adalah pengetahuan mengenai pembuatan
proposal penelitian
3.2.Operasional Variabel
a. Independent Variabel : up-grading
Pada penelitian ini independent variabelnya adalah up-grading
Pengaruh upgrading pada kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Psikologi Unisba Periode 2011-2012
b. Dependent Variabel : pembuatan proposal kegiatan
Pada penelitian ini dependent variabelnya adalah pengetahuan mengenai
pembuatan proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Psikologi Unisba Periode 2011-2012
20
3.3. Design Operational
Rancangan eksperimen yang digunakan adalah one group pre test and post test
desaign sehingga dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah observasi pada semua
subjek eksperimen.
Design Eksperimen
Group Pre test Treatment Post test
I O X O
Keterangan :
W : Pengukuran (observasi) pada pre treatment (dilakukan pengukuran awal mengisi
angket kinerja BEM-F yang disebarkan oleh DAM-F mengenai kendala yang
dihadapi dalam pembuatan proposal kegiatan).
X : treatment berupa up-grading
Y : Pengukuran (observasi) pada post treatment dengan alat ukur yang sama dengan pre
test (pengukuran dilakukan kembali 5 bulan kemudian setelah diberi treatment
dengan angket kinerja BEM-F yang disebarkan oleh DAM-F mengenai kendala
yang dihadapi dalam pembuatan proposal kegiatan)
)
Jalannya Eksperimen :
1. Kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba Periode
2011-2012 sebagai subjek eksperimen.
2. Dilakukan (pre treatment) penyebaran angket kinerja BEM-F mengenai kendala
yang dihadapi dalam pembuatan proposal kegiatan yang diurus oleh DAM-F
3. Objek penelitian akan diberikan materi dan simulasi dalam pembuatan proposal
kegiatan di treatment (up-grading) yang diberikan
4. kemudian 5 bulan kemudian diukur kembali kinerja dengan memberikan angket
yang sama seperti saat pre treatment.
5. Hasil W dibandingkan dengan Y Apakah dengan diberikan treatment berupa
upgrading (review, repair and doing a better) dapat meningkatkan pembuatan
21
proposal kegiatanpada kepungurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2011-
2012
3.4 Controlled Variable
NO APA BAGAIMANA MENGAPA
1 Materi Diberikan sesuai
dengan analisis
kebutuhan
Agar materi yang
sisampaikan tepat
sasaran
2 Pemateri Yang mempuyai
pengalaman dan
pengetahuan materi
yang disampaikan
Agar jalanya
upgrading berjalan
menarik
3.5 Uncontrolled Variable
Adapun uncontrolled variabel dalam penelitian ini adalah
1. Testing yaitu perubahan yang terjadi karena proses belajar dari alat ukur yang
digunakan
2. Pengaruh dari luar atau lingkungan, yaitu subjek penelitian yang sakit atau
berhalangan hadir ketika pelaksanaan upgrading
3.6 Alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan angket
kinerja BEM-F mengenai kendala yang dihadapi dalam pembuatan proposal kegiatan
yang dikelola oleh DAM-F.
3.7 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Psikologi Unisba Periode 2011-2012.
22
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Idham, Lelywati.2012 “psikologi Personel”. Pelatihan.hal.55-62. Universitas
Islam Bandung: Bandung
2. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/30/taksonomi-perilaku-individu/
23