quasi eksperiment

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) Psikologi adalah organisasi resmi intra kampus yang merupakan suatu lembaga eksekutif di tingkat Fakultas. Seperti telah diketahui, suatu organisasi terdiri dari sekumpulan individu-individu yang terstruktur dan sistematis berasal dalam sebuah sistem. Dalam organisasi ini antara individu satu dengan individu lainnya akan terjalin sebuah kerjasama untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Salah satu tujuan BEM-F Psikologi ini adalah sebagai tempat untuk para mahasiswa psikologi dalam menyampaikan aspirasinya. BEM-F Psikologi membantu penyaluran aspirasi keluarga mahasiswa kepada pihak Fakultas dan penyampaian informasi dari pihak Fakultas kepada mahasiswa sehingga BEM-F Psikologi ini menghubungkan antara mahasiswa dengan pihak Fakultas atau bahkan Universitas. Kepengurusan BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012 ini baru berjalan beberapa bulan semenjak pergantian kepengurusan dari periode sebelumnya. Dalam jangka waktu beberapa bulan ini, beberapa kegiatan telah dilaksanakan. Dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan terlihat adanya beberapa kekurangan yang hampir muncul disetiap melakukan kegiatan tersebut. Menurut kepala bidang pengembangan BEM-F itu sendiri kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan BEM-F Psikologi ini merupakan program kerja 1

Upload: teraselta-widyatama

Post on 28-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Quasi Eksperiment

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) Psikologi adalah organisasi

resmi intra kampus yang merupakan suatu lembaga eksekutif di tingkat Fakultas.

Seperti telah diketahui, suatu organisasi terdiri dari sekumpulan individu-individu

yang terstruktur dan sistematis berasal dalam sebuah sistem. Dalam organisasi ini

antara individu satu dengan individu lainnya akan terjalin sebuah kerjasama untuk

mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Salah satu tujuan BEM-F Psikologi ini

adalah sebagai tempat untuk para mahasiswa psikologi dalam menyampaikan

aspirasinya. BEM-F Psikologi membantu penyaluran aspirasi keluarga mahasiswa

kepada pihak Fakultas dan penyampaian informasi dari pihak Fakultas kepada

mahasiswa sehingga BEM-F Psikologi ini menghubungkan antara mahasiswa dengan

pihak Fakultas atau bahkan Universitas.

Kepengurusan BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012 ini baru berjalan

beberapa bulan semenjak pergantian kepengurusan dari periode sebelumnya. Dalam

jangka waktu beberapa bulan ini, beberapa kegiatan telah dilaksanakan. Dari

beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan terlihat adanya beberapa kekurangan yang

hampir muncul disetiap melakukan kegiatan tersebut. Menurut kepala bidang

pengembangan BEM-F itu sendiri kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan BEM-F

Psikologi ini merupakan program kerja dari masing-masing divisi yang

melaksanakannya, sehingga divisi-divisi ini yang secara langsung berperan dalam

mengurus kegiatan tersebut. Dalam proses mempersiapkan kegiatan itu hal yang

sering menjadi penghambat adalah penyusunan proposal. Penyusunan proposal

dirasakan menjadi penghambat karena pengetahuan yang minim dalam pembuatan

proposal itu sendiri, sehingga mempengaruhi dalam lambatnya pengajuan proposal

untuk langsung mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak terkait birokrasinya.

Secara keseluruhan dari beberapa hal yang telah disebutkan diatas,

kekurangan-kekurangan tersebut terjadi karena pengurus BEM-F Psikologi belum

dapat memainkan perannya secara maksimal sebagai individu-individu yang

tergabung dalam sebuah organisasi dimana organisasi tersebut mewakili keluarga

mahasiswa psikologi.

1

Page 2: Quasi Eksperiment

Adapun pendapat dari kepala seksi kemahasiswaan. BEM-F saat ini kurang

dalam perencanaan dan antisipasi ketika melaksanakan suatu kegiatan, perencanaan

disini adalah pengajuan proposal yang sangat dekat dengan waktu pelaksanaan

kegiatan. Kinerja BEM-F saat ini pun menjadi perhatian Dewan Amanat Mahasiswa

Fakultas Psikologi yang mana bertanggung jawab dalam evaluasi kegiatan BEM-F

setiap catur wulan melalui penyebaran angket kinerja BEM-F pada KEMAH dan

kepengurusan BEM-F itu sendiri. Dimana hasil dari angket tersebut mendapatkan

kekurangan-kekurangan ,hal-hal yang harus ditingkatkan lagi dan juga menjadi salah

satu pertimbangan konsep pembentukan upgrading yang akan dilakukan.

Dari hasil penyebaran angket dapat diketahui respon-respon anggota BEM-F

terhadap kekurangan-kekurangan kendala-kendala dalam pembuatan proposal, atau

hal-hal yang dirasa masih kurang dalam pembuatan proposal yang dirasakan

kepengurusan saat ini yaitu

pengetahuan yang minim dalam pembuatan proposal.

format proposal kegiatan yang belum jelas.

Birokrasi pengajuan proposal kegiatan.

Kegiatan upgrading ini akan dilakukan dua kali selama masa kepengurusan

BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012. Pelaksanaannya setiap lima bulan sekali,

yaitu pada bulan Mei dan Oktober. Untuk kegiatan upgrading di bulan Mei ini akan

dihadiri oleh 75% pengurus BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012.

Kegiatan ini merupakan kegiatan resmi yang telah diatur pelaksanaannya

berdasarkan program kerja bidang Pengembangan Organisasi BEM-F Psikologi

Unisba. Kegiatan upgrading merupakan suatu cara untuk meningkatkan mutu kinerja

BEM-F Psikologi. Dari kekurangan yang didapat pada kegiatan-kegiatan yang telah

dilaksanakan sebelumnya itu menjadi dasar untuk dilakukannya evaluasi mengenai

kinerja BEM-F Psikologi, sehingga melalui upgrading pengurus BEM-F Psikologi

akan mendapatkan pembekalan dan pelatihan agar dapat meningkatkan kinerja BEM-

F Psikologi menjadi lebih optimal agar kegiatan selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik meneliti pengaruh upgrading

(review, repair and doing a better) terhadap pembuatan proposal kegiatan pada

kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba periode 2011-

2012

.

2

Page 3: Quasi Eksperiment

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu pengaruh upgrading sebagai

variabel independent yaitu variabel yang memberikan pengaruh pada variabel

dependent. Pembuatan proposal kegiatan sebagai variabel dependent yaitu variabel

yang dipengaruhi oleh variabel independent.

Independent variabel adalah upgrading, yang mana diberikan materi dan

stimulasi terkait dengan permasalahan yang ada. Kemudian dependent variabelnya

adalah pembuatan proposal kegiatan yang diantaranya pengetahuan dalam format

proposal beserta isinya dan birokrasi pengajuan proposal kegiatan .

Sehingga didapat perumusan masalah : “apakah ada pengaruh upgrading

(review, repair and doing a better) terhadap pengetahuan mengenai pembuatan

proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi

Unisba periode 2011-2012

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang empiris dari pengaruh

upgrading (review, repair and doing a better) terhadap pengetahuan mengenai

pembuatan proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa

Fakultas Psikologi Unisba periode 2011-2012 ? “

Sehingga dapat diketahui ada tidaknya pengaruh upgrading (review, repair and

doing a better) terhadap pengetahuan mengenai pembuatan proposal kegiatan pada

kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba periode 2011-

2012 dalam penelitian ini.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan hasilnya akan memberikan kegunaan bagi semua

pihak, baik teoritis maupun praktis.

Kegunaan teoritis penelitian ini adalah:

Pengembangan ilmu khususnya Psikologi Eksperimen.

Memberi sumbangan data penelitian pengaruh upgrading (review,

repair and

3

Page 4: Quasi Eksperiment

doing a better) terhadap pengetahuan mengenai pembuatan proposal kegiatan

pada kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba

periode 2011-2012

Sedangkan kegunaan praktis penelitian ini adalah:

Dapat menyusun suatu langkah evaluasi untuk memperbaiki kekurangan-

kekurangan dalam kepengurusan BEM-F Psikologi masa bakti 2011-2012.

Meningkatkan kerjasama antara pengurus BEM-F Psikologi agar dapat

mencapai tujuan organisasi secara optimal.

4

Page 5: Quasi Eksperiment

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Uprading (Pelatihan dan Pengembangan)

Sikula (1976) merumuskan bahwa pelatihan adalah proses pendidikan jangka

pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana

tenaga kerja non-manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis

yang sempitdan faktual untuk tujuan-tujuan tertentu.Pengembangan adalah proses

pendidikan jangka panjang yangmempergunakan prosedur sistematis dan

terorganisir, dengan mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan

konseptual dan teoritik untuk tujuan-tujuan umum. Pengembangan lebih

memusatkan pada usahameningkatkan pengambilan keputusan dan kecakapan

hubunganmanusiawi dari tingkat manajer menengah dan atas. Menurut Wexley &

Yukl “Pelatihan dan pengembangan adalah istilah-istilah yang menyangkut usaha-

usaha yang berencana yang diselenggarakan agar supaya dicapai penguasaan akan

keterampilan, pengetahuan dan sikap-sikap yang relevanterhadap pekerjaannya”.

Tujuan training: Menurut Sikula (1976):

 1.Meningkatkan produktivitas

Training dapat meningkatkan performance kerja pada posisi

jabatannyayang sekarang. Jika level of performancenya naik/meningkat,

maka produktivitas dan keuntungan bagi perusahaan akan meningkat pula.

2.Meningkatkan mutu kerja

Berarti peningkatan kualitas dan kuantitas. Tenaga kerja

yang bepengetahuan jelas akan lebih baik dan akan lebih sedikit

berbuatkesalahan dalam pekerjaannya.

3.Meningkatkan ketepatan dalam human resources planning

Training yang baik bisa mempersiapkan tenaga kerja untuk keperluan

dimasa yang akan datang. Bila ada lowongan, maka secara mudah akan

diisioleh tenaga dari dalam perusahaan sendiri.

 4.Meningkatkan moral kerja ( moril / semangat kerja )

5

Page 6: Quasi Eksperiment

Bila perusahaan menyelenggarakan program training yang tepat,

makaiklim dan suasana organisasi pada umumnya akan menjadi lebih

baik sehingga moral kerja / semangat kerja juga akan meningkat.

5.Menjaga kesehatan / keselamatan kerja

Suatu training yang tepat dapat membantu menghindari

timbulnyakecelakaan akibat kerja, sehingga lingkungan kerja menjadi lebih

amandan tentram. Sasaran pengetahuan tentang penggunaan alat-

alatkeselamatan.Mis: sarung tangan.

 6.Menunjang pertumbuhan pribadi

Program training yang tepat sebenarnya memberi keuntungan bagi

kedua belah pihak, yaitu perusahaan dan tenaga kerja itu sendiri. Dengan

2.1.1. Analisis Kebutuhan Pelatihan

Pertimbangan mengenai kebutuhan training atau identifikasi kebutuhan training

melibatkan 3 analisa (analisis kebutuhan training) , yaitu:

a.  Analisis Organisasi

Yang dipermasalahkan adalah dimana training dibutuhkan dalam

organisasi. Analisa ini mencakup organisasi secara keseluruhan. Dengan

mempertimbangkan tentang biaya yang dibutuhkan serta alat-alat

dan perlengkapan yang dibutuhkan, maka tidak setiap bidang yang

tidak efisien dapat atau perlu diatasi dengan training. Analisa terhadap

iklimorganisasi terutama yang menyangkut sikap-sikap personil

terhadap perubahan organisasi, masalah absensi, keterlambatan kerja dan

labornturn over sangat penting untuk training. Analisa ini digunakan

untuk pengambilan keputusan terhadap banyaknya orang yang perlu

segeraditraining dalam waktu dekat untuk berbagai klasifikasi pekerjaan. Hal

ini ditentukan oleh a man power analysis.

b. Analisa Jabatan

Job analisa menjawab pertanyaan apa yang harus diajarkan pada seorang

trainee untuk menghasilkan kerja yang efektif.

Yang berguna Untuk memberikan informasi tentang tugas-tugas yang harus

dilaksanakan, keterampilan, pengetahuan, sikap yang dibutuhkan

untuk dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

6

Page 7: Quasi Eksperiment

c. Analisa Individu

Person analysis berurusan dengan employee / anggota secara individual.

Ia berusaha menjawab pertanyaan siap yang memerlukan training dan

macamapa training itu.(AMT,1991)

2.1.2. Program Pelatihan 

Program pelatihaan harus merumuskan lima komponen utama pelatihan

agar pelatihan mencapai sasaran seperti yang diharapkan. Kelima komponn

ini harus dirumuskan secara tapat

Komponen-komponen yang penting didalam suatu program pelatihan

tersebut adalah:

1. Sasaran training

Harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan ke

dalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur. Jika sasaran

trainingtidak jelas,maka tidak akan dapat diketahui efektivitas training, sesuai

dengan sasaranyang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi.

2. Trainer

Tugas trainer mengajarkan bahan-bahan training dengan metoda- metoda

tertentu sehingga trainee akan memperoleh pengetahuan,keterampilan, dan

sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran yangditetapkan / diinginkan

oleh perusahaan atau organisasi.

3. Bahan-bahan training

Disusun berdasarkan sasaran training.

4. Metode-metode training

Bila metode training kurang tepat maka sasaran training juga tidak dapat

tercapai.

5. Trainees

Berhasilnya suatu program training tergantung pada traineenya.

Sejauhmana trainee memang memerlukan dan merasa mampu untuk

7

Page 8: Quasi Eksperiment

mengikuti program training merupakan dua hal yang mempengaruhi

kadar keberhasilan suatu program training dan pengembangan

2.1.3 . Metode Pelatihan

 Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk

meningkatkan perestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta

memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategor pokok program pelatihan dan

pengembangan manajemen. (Decenzo&Robbins:1999:230):

Ada dua metode utama yang digunakan, yaitu on the job training dan off the

job training

a. On the job training

Rotasi jabatan

Latihan intruksi pekerjaan

Magang

Coaching (pembinaan)

Penugasan sementara (magang)

b. Off the job training

Information presentation technique

- Kuliah

- Presentasi melalui video

- Metode konferensi

- Intruksi terprogram

- Intruksi melalui computer

- T-group training

- Behavior modeling

Simulation method

- Penggunaan peralatan simulator

- Studi kasus

- Bermain peran

- Permainan

- In basket technique

8

Page 9: Quasi Eksperiment

2.2. Teori Kognitif Bloom

Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau

berpikir/nalar terdiri dari :

a. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling

mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat

kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun,

daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Dilihat dari objek yang diketahui (isi)

pengetahuan dapat digolongkan sebagai berikut :

Mengetahui sesuatu secara khusus :

- Mengetahui terminologi yaitu berhubungan dengan mengenal atau

mengingat kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, baik berbentuk verbal maupun non verbal.

- Mengetahui fakta tertentu yaitu mengenal atau mengingat kembali

tanggal, peristiwa, orang tempat, sumber informasi, kejadian masa

lalu, kebudayaan masyarakat tertentu, dan ciri-ciri yang tampak dari

keadaan alam tertentu.

Mengetahui tentang cara untuk memproses atau melakukan sesuatu:

- Mengetahui kebiasaan atau cara mengetengahkan ide atau

pengalaman.

- Mengetahui urutan dan kecenderungan yaitu proses, arah dan

gerakan suatu gejala atau fenomena pada waktu yang berkaitan.

- Mengetahui penggolongan atau pengkategorisasian. Mengetahui

kelas, kelompok, perangkat atau susunan yang digunakan di dalam

bidang tertentu, atau memproses sesuatu.

- Mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi fakta,

prinsip, pendapat atau perlakuan.

- Mengetahui metodologi, yaitu perangkat cara yang digunakan untuk

mencari, menemukan atau menyelesaikan masalah.

9

Page 10: Quasi Eksperiment

- Mengetahui hal-hal yang universal dan abstrak dalam bidang

tertentu, yaitu ide, bagan dan pola yang digunakan untuk

mengorganisasi suatu fenomena atau pikiran.

- Mengetahui prinsip dan generalisasi.

- Mengetahui teori dan struktur.

b. Pemahaman (comprehension)

Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti

merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang

telah diketahui. Temuan temuan yang didapat dari mengetahui seperti

definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif

yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi

dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif

baru. Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :

Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa

perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah

menjadi gambar, bagan atau grafik;

Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol,

baik dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang

dapat dikatakan telah dapat menginterpretasikan tentang suatu

konsep atau prinsip tertentu jika dia telah mampu membedakan,

memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang

lain. Contoh sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep

tentang “motivasi kerja” dan dia telah dapat membedakannya dengan

konsep tentang ”motivasi belajar” ;

Ekstrapolasi yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari

suatu temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian

bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan ekstrapolasinya tentu dia

akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19. Untuk

bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip apa yang bekerja

diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan

10

Page 11: Quasi Eksperiment

tersebut adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat

dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut.

c. Penerapan (application)

Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau

menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang

dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia dapat member contoh,

menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan

mengidentifikasi hal-hal yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali

diperkenalkan kereta api kepada petani di Amerika, mereka berusaha

untuk member nama yang cocok bagi alat angkutan tersebut. Satu-

satunya alat transportasi yang sudah dikenal pada waktu itu adalah

kuda.Bagi mereka, ingat kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman

demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan

iron horse (kuda besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka

menerapkan konsep terhadap sebuah temuan baru.

d. Penguraian (analysis)

Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan

hubungan antar bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu

peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu

pernyataan. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan

analisis, yaitu :

1. Menganalisis unsur :

Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara

eksplisit pada suatu pernyataan.

Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesis.

Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan

pernyataan normative.

Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan

mekanisme perilaku antara individu dan kelompok.

Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan yang mendukungnya.

11

Page 12: Quasi Eksperiment

2. Menganalisis hubungan

Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide

dengan ide.

Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang

membenarkan suatu pernyataan.

Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang

mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang

mendukungnya.

Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan

informasi atau asumsi yang ada.

Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan

argumen guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana

yang tidak.

Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam

suatu argumen.

Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang

penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan historis.

Menganalisis prinsip-prinsip organisasi.

Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat.

Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam

rangka memahami maknanya.

Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya

tulis, sudut pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat

diperoleh dalam karyanya.

Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun

suatu materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan

propaganda.

3. Memadukan (synthesis)

Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai

informasi menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang

baru.Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupakan cirri

12

Page 13: Quasi Eksperiment

kemampuan ini. Contoh: memilih nada dan irama dan kemudian

manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik yang baru,

memberi nama yang sesuai bagi suatu temuan baru, menciptakan

logo organisasi.

e. Penilaian (evaluation)

Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah,

baik-buruk, atau bermanfaat tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria

tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria

pembenaran yang digunakan, yaitu :

Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan

memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-

unsur yang ada di dalam objek yang diamati.

Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan

kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati, misalnya

kesesuaiannya dengan aspirasi umum atau kecocokannya dengan

kebutuhan pemakai.

2.3. Proposal kegiatan

2.3.1 Pengertian Proposal

Proposal merupakan pedoman kerja, gambaran atau peta perjalanan

lengkap yang akan dilalui selama melakukan kegiatan, berarti bahwa ia telah

mempunyai gambaran menyeluruh atau lengkap mengenai lingkup dan

urutan kegiatannya, tenggang waktu, saat mulai, serta saat bilamana harus

berakhirnya pelaksanaan dari masing-masing kegiatan, pihak-pihak lain yang

terkait dan harus dihubungi, sarana yang dibutuhkan dan lain sebagainya.

Proposal penelitian merupakan suatu rencana tertulis yang akan diikuti

dengan kegiatan nyata.

Bagi sebuah organisasi (kepanitiaan), menyusun proposal kegiatan

merupakan langkah yang sangat penting, karena langkah ini dapat

menentukan berhsil tidaknya seluruh kegiatan.Sebelum seseorang

(organisasi, panitia) memulai dengan kegiatannya maka ia harus membuat

13

Page 14: Quasi Eksperiment

perencanaan tertulis yang biasa disebut dengan proposal kegiatan. Di dalam

istilah tersebut terkandung pengertian suatu usulan. Kelihatannya, sebuah

kegiatan bukan hanya untuk organisasinya saja, karena kata “mengusulkan”

mengandung makna bahwa sesuatu masih menunggu jawaban atau izin dari

pihak lain.

Penyusunan proposal merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dan

sebagai langkah awal untuk melaksanakan kegiatan. Dengan membuat

proposal seseorang dituntut untuk merumuskan dengan jelas apa tujuan yang

ingin dicapai. Dengan demikian sebuah organisasi dapat mengayunkan

langkah dengan pasti dalam melaksanakan peneletiannya karena tanpa

adanya keraguan lagi.

2.3.2. Manfaat Proposal :.

a. Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan

tersebut

b. Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang ingin

mengetahui kegiatan tersebut.

c. Untuk meyakinkan para donatur/ sponsor agar mereka memberikan dukungan

material maupun finansial dalam mewujudkan kegiatan yang telah

direncanakan.

2.3.3. Format Proposal Kegiatan

Berikut ini adalah format sistematis yang sudah ditetapkan semua pihak

untuk proposal kegiatan:

I. LATAR BELAKANG

Berisi alasan “mengapa” kegiatan tersebut direncanakan. Latar

belakang biasanya berisi 3 bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi,

dan bagian penutup yang pola kalimatnya dari kalimat/maksud umum ke

kalimat/maksud khusus

II. LANDASAN PEMIKIRAN

adalah dasar yang menjadi penulisan proposal kegiatan ini dibuat.

14

Page 15: Quasi Eksperiment

III. TUJUAN KEGIATAN

Berisi alasan “untuk apa” kegiatan tersebut direncanakan dan Tujuan dapat terdiri dari minimal 1 tujuan atau lebih yang berurutan dari tujuan yang paling penting hingga tujuan yang kurang penting

IV. KEGIATAN

4.1 Nama Kegiatan :

4.2 Tema Kegiatan :

4.3 Waktu Kegiatan

Hari :Tanggal :Waktu :

4.4 Tempat Kegiatan :

V. TARGET KEGIATAN

VI. SASARAN PESERTA

orang-orang yang diharapkan ikut serta dalam kegiatan tersebut;

VII.SUSUNAN KEPANITIAAN

(LAMPIRAN 1)orang-orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan

VIII. SUSUNAN ACARA

(LAMPIRAN 2)Berisi uraian susunan acara/pelaksanaan kegiatan dari saat mulai sampai selesai.

IX. ANGGARAN BIAYA

(LAMPIRAN 3)jumlah atau rincian biaya yang dibutuhkan selama kegiatan

X. PENUTUP

Berisi kalimat yang menyatakan harapan agar banyak pihak dapat

tertarik untuk mendukung kegiatan.

2.4. Birokrasi Pengajuan Proposal Kegiatan

2.5. Kerangka Pemikiran Konseptual

15

Kepanitian membuat proposal kegiatan sesuai format dan aturan yang sudah

disepakati pihak-pihk yang terkait

Panitia meminta persetujuan BEM-F dan DAM-F terhadap kegiatan yang diajukannya dengan

memberikan hasil akhir proposal kegiatannya dan mempersentasikan proposal kegiatannya .

(persetujuan dimana ketua BEM-F dan DAM-F menandatangani surat pengesahan dalam proposal

kegiatan tersebut

Pemberitahuan ke pihak Fakultas yang diwakili oleh Wakil Dekan 1 dan juga

diketahui oleh kasi. kemahasiswaan

Page 16: Quasi Eksperiment

Pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan dalam hubungannya dengan

peningkatan pengetahuan, keahlian, sikap maupun perilaku. Seperti kita ketahui

anggota BEM-F yang diterima melalui proses seleksi dan belum mempunyai

pengalaman sebelumnya, pada umumnya belum siap pakai dan anggota BEM yang

sebelumnya sudah menjadi anggota BEM-F dikepengurusan sebelumnya yang

sekarang terpilih kembali memerlukan pengetahuan, keahlian dan kecakapan yang

baru sesuai dengan tuntutan jabatan dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan jabatan dan tuntutan ilmu

pengetahuan dan teknologi, setiap organisasi harus membekali setiap anggotanya

dengan pengetahuan, kemampuan tuntutan bersikap dan berperilaku yang

diharapkan. Salah satu upaya adalah mengadakan pelatihan bagi anggota

organisasinya.

Didalam proses pelatihan dan pengembangan tersebut dilakukan dengan

memenentukan kebutuhan-kebutuhan sfesifik yang dibutuhkan kepengurusan saat

ini dan juga menetapkan tujuan dari pelatihan dan pengembangan tersebut melalui

analisis kebutuhan.

Pembuatan proposal kegiatan yang dirasa masih kurang dimana penyusunan

dan birokrasi pengajuan proposal kegiatan disini menjadi kebutuhan untuk pelatihan

dan pengembangan. Kemudian menentukan metode yang paling tepat dengan

melihat komponen-komponen apa saja supaya menghasilkan metode yang efektif.

Dimana diberikan metode pelatihan off the job training dimana diberikan dalam

bentuk imformation presentation technique (ceramah) dan simulation method

(contoh proposal kegiatan) Yang berhubungan dengan kemampuan pembuatan

proposal yang dirasakan masih kurang.

Dari treatment yang diberikan diharapkan proses kognitif (taksonomi bloom)

yaitu knowledge, dan comperehensi , pemahaman (comperehensi) merupakan aspek

kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dalam hal ini kepengurusan

BEM-F memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai penyusunan dan birokrasi

pengajuan proposal kegiatan. Dengan pengetahuan tersebut individu akan dapat

mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama,

peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Setelah itu akan terjadi

proses pemahaman.

16

Page 17: Quasi Eksperiment

Pemahaman adalah kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi

sistem pemerintahan pusat yang telah diketahui. Temuan temuan yang akan didapat

dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam

struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini akan diakomodasikan dan kemudian

berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga akan membentuk struktur

kognitif baru.

Melalui proses tersebut diharapkan up-grading(review, repair and doing a better)

yang dirancang oleh BEM-F dan DAM-F dapat meningkatkan kemampuan

pembuatan proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Psikologi periode 2011-2012.

17

Page 18: Quasi Eksperiment

Skema Pemikiran

18

Kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Periode 2011-1012

Anggota BEM-F yang mempuyai pengalaman di periode sebelumnya memerlukan pengetahuan, keahlian dan kecakapan baru sesuai tuntutan jabatan

Anggota BEM-F baru yang belum memiliki pengetahuan , keahlian dan kecakapan baru sesuai tuntutan jabatan

Menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik pelatihan dan pengembangan dalam

pengetahuan mengenai pembuatan proposal melalui analisis kebutuhan berupa angket

Masih kurangnya kemampuan dalam pembuatan proposal kegiatan

Diberikan metode pelatihan off the job training dimana diberikan dalam bentuk

imformation presentation technique (ceramah) dan simulation method (contoh

proposal kegiatan) Yang berhubungan dengan pembguataan proposal kegiatan

yang dirasakan masih kurang

Memilih metode pelatihan yang tepat

Penyusunan proposal sesuai aturan dan format proposal kegiataan yang sudah

disepakati pihak-pihak terkait

Birokrasi pengajuan proposal kegiatan ke pihak-pihak terkait

Mengetahui secara khusus tentang penyusunan dan

birokrasi pengajuan proposal penelitian yang benar

Mengerti dan memahami penyusunan dan birokrasi

pengajuan proposal penelitian yang benar

proses aspek-aspek intelektual (kognitif)

Page 19: Quasi Eksperiment

2.6. Hipotesis

ada pengaruh upgrading (review, repair and doing a better) terhadap pembuatan

proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi

Unisba periode 2011-2012

19

Meningkatnya kemampuan dalam pembuatan proposal kegiatan

Pemahaman Kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan pengetahuan mengenai

pembuatan proposal kegiatan telah diketahui

Page 20: Quasi Eksperiment

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Identifikasi Variabel

a. Independent Variabel

Dalam penelitian ini independent variabelnya yaitu pengaruh up-grading

.dimana ugrading yang disampaikan atau dituangkan kedalam bentuk ceramah

dan simulasi pembuatan proposal kegiatan.

b. Dependent Variabel

Dependent variabel adalah variabel yang perubahannya memiliki konsekuen

dengan perubahan variabel lain. Jadi, dependent variabel adalah faktor yang

muncul, menghilang atau berubah–ubah pada waktu eksperimenter

memunculkan, menghilangkan, atau mengubah independent variabel. Dalam

penelitian ini dependent variabelnya adalah pengetahuan mengenai pembuatan

proposal penelitian

3.2.Operasional Variabel

a. Independent Variabel : up-grading

Pada penelitian ini independent variabelnya adalah up-grading

Pengaruh upgrading pada kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Psikologi Unisba Periode 2011-2012

b. Dependent Variabel : pembuatan proposal kegiatan

Pada penelitian ini dependent variabelnya adalah pengetahuan mengenai

pembuatan proposal kegiatan pada kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Psikologi Unisba Periode 2011-2012

20

Page 21: Quasi Eksperiment

3.3. Design Operational

Rancangan eksperimen yang digunakan adalah one group pre test and post test

desaign sehingga dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah observasi pada semua

subjek eksperimen.

Design Eksperimen

Group Pre test Treatment Post test

I O X O

Keterangan :

W : Pengukuran (observasi) pada pre treatment (dilakukan pengukuran awal mengisi

angket kinerja BEM-F yang disebarkan oleh DAM-F mengenai kendala yang

dihadapi dalam pembuatan proposal kegiatan).

X : treatment berupa up-grading

Y : Pengukuran (observasi) pada post treatment dengan alat ukur yang sama dengan pre

test (pengukuran dilakukan kembali 5 bulan kemudian setelah diberi treatment

dengan angket kinerja BEM-F yang disebarkan oleh DAM-F mengenai kendala

yang dihadapi dalam pembuatan proposal kegiatan)

)

Jalannya Eksperimen :

1. Kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba Periode

2011-2012 sebagai subjek eksperimen.

2. Dilakukan (pre treatment) penyebaran angket kinerja BEM-F mengenai kendala

yang dihadapi dalam pembuatan proposal kegiatan yang diurus oleh DAM-F

3. Objek penelitian akan diberikan materi dan simulasi dalam pembuatan proposal

kegiatan di treatment (up-grading) yang diberikan

4. kemudian 5 bulan kemudian diukur kembali kinerja dengan memberikan angket

yang sama seperti saat pre treatment.

5. Hasil W dibandingkan dengan Y Apakah dengan diberikan treatment berupa

upgrading (review, repair and doing a better) dapat meningkatkan pembuatan

21

Page 22: Quasi Eksperiment

proposal kegiatanpada kepungurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2011-

2012

3.4 Controlled Variable

NO APA BAGAIMANA MENGAPA

1 Materi Diberikan sesuai

dengan analisis

kebutuhan

Agar materi yang

sisampaikan tepat

sasaran

2 Pemateri Yang mempuyai

pengalaman dan

pengetahuan materi

yang disampaikan

Agar jalanya

upgrading berjalan

menarik

3.5 Uncontrolled Variable

Adapun uncontrolled variabel dalam penelitian ini adalah

1. Testing yaitu perubahan yang terjadi karena proses belajar dari alat ukur yang

digunakan

2. Pengaruh dari luar atau lingkungan, yaitu subjek penelitian yang sakit atau

berhalangan hadir ketika pelaksanaan upgrading

3.6 Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan angket

kinerja BEM-F mengenai kendala yang dihadapi dalam pembuatan proposal kegiatan

yang dikelola oleh DAM-F.

3.7 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Psikologi Unisba Periode 2011-2012.

22

Page 23: Quasi Eksperiment

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Idham, Lelywati.2012 “psikologi Personel”. Pelatihan.hal.55-62. Universitas

Islam Bandung: Bandung

2. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/30/taksonomi-perilaku-individu/

23