ekonomi sumber daya perikanan

Upload: muhammad-hairullah

Post on 19-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. Latar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.508 pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Luas laut indonesia sekitar 3,1 juta km2yang terdiri atas 0,8 juta km2perairan teritorial dan 2,3 juta km2perairan Nusantara. Selain itu, sejak tahun 1982, Indonesia diberi kewenangan oleh UNCLOS (United Nations Convention on Law of the Sea) untuk memanfaatkan ZEE seluas 2,7 juta km2dalam hal eksplorasi, eksploitasi dan pengelolaan sumberdaya hayati dan nonhayati, penelitian dan yurisdiksi mendirikan instalasi atau pulau buatan. Luas wilayah pesisir dan laut Indonesia yang besar tersebut belum memberikan kontribusi yang berarti terhadap Produk domestik Bruto (PDB) Nasional (Tuwo, 2011).Potensi sumber daya pesisir dan laut utamanya sumber daya hayati ikan dan sejenisnya telah dieksploitasi secara berlebihan baik melalui perikanan tangkap (laut) sehingga terjadi penipisan sumber daya baik pesisir maupun laut.Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Sulawesi selatan utamanya sumber daya hayati ikan dan sejenisnya telah dieksploitasi secara berlebihan baik melalui perikanan tangkap (laut) maupun budidaya ikan (tambak), sehingga terjadi penipisan sumberdaya baik pesisir maupun laut.Potensi lahan tambak telah dimanfaatkan hamper sebanding dengan potensi tersedia, sehingga tidak layak lagi dilakukan perluasan areal tambak karena akan berdampak ekologis dan akan terjadi benturan fungsi-fungsi lahanPembangunan sumberdaya pesisir dan laut pada saat ini menjadi andalan bagi Sulawesi selatan untuk melakukan pemulihan ekonomi. Hal ini tentu saja memberikan peluang yang lebih besar bagi daerah untuk mengelolah dan memanfaatkan potensi pesisir dan laut bagi kesejahteraan daerah(http://berita-139-dinas-kelautan-dan-perikanan.html,2011)Potensi sumberdaya pesisir dan laut di kabupaten Barru utamanya sumberdaya hayati ikan dan sejenisnya sangat melimpah. Sehingga barru menjadi salah satu pemasok ikan terbesar untuk beberapa kabupaten disekitarnya sepertiSebelah Utara dengan Kota Pare-Pare dan Kabupaten Sidrap, Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone , Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.Selain itu potensi sumber daya yang prospektif untuk diolah dan dikembangkan adalah sumberdaya potensi pariwisata, namun diharapkan pada kompleksitas masalahdalam pengelolaan/ eksploitasinya (http://www.kp3k.kkp.go.id,2011).Ekonomi sumberdaya perikanan adalah sumberdaya atau faktor produksi yang disediakan oleh alam dan bukan merupakan buatan manusia yang harus dikelolah secara efektif dan efisien guna memenuhi kebutuhan manusia atau meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Dalam ekonomi sumberdaya perikanan akan selalu memberi manfaat bagi masyarakat tetapi juga akan menimbulkan biaya-biaya(http://id.google.org/ekonomi sumberdaya,2011)Secara garis besar sumberdaya alam dapat dibagi menurut sifatnya menjadi tiga bagian, yaitu: sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) dan sumberdaya alam yang mempunyai sifat gabungan antara yang dapat diperbaharui dengan tidak dapat diperbaharui(http://sda-sulawesi-selatan.html,2011).Melihat kondisi begitu banyaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat yakni makin terbatasnya dan berkurangnya potensi perikanan tangkap dan budidaya, maka dianggap penting untuk mengkaji bagaimana pemanfaatan sumberdaya perikanan khususnya daerah pesisir Sulawesi selatan.Hal itulah yang melatarbelakangi dilakukannya praktek lapang Ekonomo Sumberdaya Perikanan.

B. Tujuan dan KegunaanAdapun tujuan dilakukannya praktek lapang mata kuliah Ekonomi Sumberdaya Perikanan adalah mengidentifikasi sember daya perikanan diDesa Siddo,Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru sertamengetahui aktifitas pemanfaatan sumber daya perikanan dan mengetahui aspek-aspek ekonomisertapersepsi masyarakat tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan.Kegunaan dilakukannya praktek lapang mata kuliah Ekonomi Sumberdaya Perikanan adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan oleh masyarakat pesisir sekaligus untuk membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

II . TINJAUAN PUSTAKAA.Sumberdaya PerikananSumberdaya alam (natural resources) pada dasarnya mempunyai pengertian segala sesuatu yang berada dibawah atau diatas bumi, termasuk tanah itu sendiri. Dengan kata lain, sumberdaya alam adalah sesuatu yang masih terdapat didalam maupun diluar bumi yang sifatnya masih potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi. Pengertian ini berbeda dengan barang sumberdaya (resources commodity), karena merupakan sumberdaya alam yang sudah diambil dari dalam atau atas bumi dan siap dipergunakan atau dikombinasikan dengan factor produksi lainnya untuk menghasilkan produk baru yang dapat dimanfaatkan baik oleh konsumen maupun produsen.Dengan demikian, terdapat hubungan yang positif antara jumlah barang sumberdaya dengan pertumbuhan ekonomi, disamping juga hubungan yang negative antara persediaan sumberdaya alam dengan pertumbuhan ekonomi (Suparmoko, 1997).Sumberdayaperikananmasih berperan penting sebagai sumber mata pencaharian, lapangan kerja, dan protein ikan bagi beberapa negara. Diperkirakan peningkatan jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik akan mendorong peningkatan permintaan produk ikan. Apalagi negara-negara di Asia selain menjadi produsen ikan terbesar juga menjadi konsumen utama dari hasil perikanan.Di satu sisi, peran ekonomi dan sosial pemanfaatan sumberdaya ikan nampak masih sangat besar besar, sehingga telah memberikan ruang bagi pengembangan perikanan lebih luas khususnya perikanan laut yang secara kuantitafi produksinya mencapai lebih dari 70% total produksi ikan di Indonesia. Di sisi lain, kelangkaan dan kerusakan sumberdaya ikan dan habitatnya semakin meluas, yang dikhawatirkan pada gilirannya berimbas pada berbagai permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Menurut data FAO diperkirakan lebih dari 60% stok ikan dunia telah diekploitasi pada tingkat penuh sampai tingkat rusak (depleted), dan diantaranya tidak lebih dari 1% yang pulih kembali (http://ferinaldy.wordpress.com,2011).Sumberdaya perikanan juga tergolong sumberdaya yang dapat pulih tetapi dibatasi oleh faktor pembatas alami dan faktor pembatas non alami. Faktor pembatas alami adalah faktor-faktor penghambat ketersedian ikan dari ekosistem itu sendiri, seperti ketersedian makanan, predator, persaingan ruang dan sebagainya. Sedangkan faktor non alami adalah faktor-faktor penghambat ketersedian ikan yang disebabkan oleh kegiatan eksploitasi dan pencemaran.Tujuan dari program perikanan adalah menigkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan dan keluarganya dalam peningkatan kualitas hidup melalui pemanfaatan sumberdaya secara optimal melaui penigkatan usaha(http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan,2011).

B.Pemanfaatan Sumberdaya PerikananKegiatan pengembangandan pembinaan masyarakat pesisir berdasarkan kebijakan dasar dan kebijakanoperasional ini mencakup tujuh program utama yang secara langsung akan memberi dampak bagi masyarakat, diantaranya yaitu:1.pengembangan dan perumusan kebijakan umum yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan pesisir, pantaidan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan.2.pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat3.penyusunan dan pengembanagan masyarakat pesisir dan laut4.pemanfaatan pulau-pulau kecil secara optimal5.rehabilitasi kerusakan dan pengkayaan lingkungan dan sumberdaya6.pengendalian pencemaran yang besumber dari aktifitas manusia7.program utama mitigasi bencana alam.Masyarakat pesisir dalam hal ini pencari ikan / nelayan maupun petwani tambak keduanya hidup dalam kelompok, khususnya kelompok kerja. Pada fase awal umumnya kelompok kerja masih sepenuhnya terhimpit dengan kelompok kerja rumah tangga dalam arti bahwa semua pekerjaan dilakukan oleh tenaga kerja keluarga rumah tangga nelayan dan dikelompka sebagai nelayan individual. Setelah usaha berkembang, maka akan mempekerjakan tenaga kerja dari luar keluarga sebagai pekerja tetap(http://id.google.org/pemanfaatan-sumber-daya,2011).Indonesiamempunyai potensisektor perikanan yang sangat besar, namun produksinya baru mencapaisekitar 10 juta ton selama tahun 2009. Indonesia berada pada urutan ke-11 dalam daftar negara-negera pengekspor produkperikanan di pasar dunia, dengan nilai ekspor yang diraihnya 1,79 miliar dolar AS. Pangsa pasar ekspor perikanan Indonesia 1,74 persen dari total ekspor dunia. Negara tujuan ekspor produk perikanan Indonesia paling dominan Amerika serikat 29,04 persen, diikuti Jepang 16,90 persen, China 3,66 persen, Hongkong 3,14 persen, Singapura 3,05 persen, Thailand 2,34 persen, Malaysia 2,23 persen, Korea 2,18 persen.Tapi masih ada sekitar 37,46 potensi perikanan yang belum dimanfaatkan.Sekitar 70 persen potensi ikan tangkap atau sekitar 600 ribu ton dari 900 ton total sumber daya ikan tangkap di Sulawesi Selatan belum dimanfaatkan."Selama ini, baru sekitar 300 ribu ton lebih per tahun yang dimanfaatkan, sehingga potensi ikan tangkap ini masih perlu dioptimalkan. pemanfaatan sumber daya laut tersebut harus tetap mengacu pada peraturan yang ada dan tetap menjaga keseimbangan ekosistem.Sebagai gambaran, untuk pemanfaatan sumber daya laut, kapal tangkap yang diperkenankan di lapanganmaksimal bertonase 30 ton dan ikan yang diangkut maksimal 60 persen dari kapasitas angkutnya(www.antaranews.com,2011)C.Pelestarian Sumberdaya PerikananSumberdaya perikanan juga tergolong sumberdaya yang dapat pulih tetapidibatasi oleh faktor pembatas alami dan faktor pembatas non alami. Faktor pembatas alami adalah faktor-faktor penghambat ketersediaan ikan dari ekosistem itu sendiri, seperti ketersediaan makanan, predator, persaingan ruang dan sebagainya. Sedangkanfaktor pembatas non alami adalah faktor-faktor penghambat ketersediaan ikan disebabkan oleh kegiatan eksploitasi dan pencemaran. Oleh karena adanya faktor-faktor pembatas tersebut maka pengelolaan sumberdaya perikanan harus dilakukan untuk menjaga kelestariannya.Upaya pelestarian sumberdaya ikan dilakukan melalaui upaya domestikasi.Domestikasi sangat perlu dilakukan pengembangbiakannya untukmemperoleh benih ,baik secara kuantitas maupun kualitas. Agar benih yang dihasilkan siap untuk ditebar kembali kehabitat aslinya atau benih tersebut digunakan sebagai benih pada kegiatan budidaya khususnya dijadikanikian konsusmsi atau ikan hias.untuk keberhasilan pengembanganbiakan perlu ditunjang oleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan pengembangbiakan tersebut seperti nutrisi,patologi,lingkungan rekayasa genetikaserta teknologi perkolaman(http://id.wikipedia.org,2011).

III. METODOLOGI PRAKTEKA. Waktu dan TempatPraktek lapangEkonomi SumberdayaPerikanan dilaksanakan pada HariJumat Minggu Tanggal25- 27Maret2011yang bertempat diDesa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja,KabupatenBarru, Sulawesi Selatan.

B.Sumber DataSumber data padaPraktek lapangEkonomi Sumber DayaPerikananyaitu :1.Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangn melalui wawancara dan observasi (menggunakan kuisioner)2.Data Sekunder, merupakan data pelengkap primer,yang diperoleh dari kelurahan setempat yang erat hubungannya dengan data primer.C.Analisis DataAnalisis pendapatan untuk menghitung nilai aktifitas sumber daya perikanan penangkapan.Analisis PendapatanDimana := Keuangan UsahaTR = Total Revenue (Penerimaan)TC = Total Cost (Pengeluaran)

IV.HASIL DAN PEMBAHASANA.Keadaan Umum LokasiKabupaten Barru terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan, terletak antara koordinat 4 05 49 sampai 4 47 35 Lintang Selatan dan 199 35 00 119 49 16 Bujur Timur dengan luas wilayah 1.174,72 Km2 dan garis pantai sepanjang78 Km(http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Barru,2011)Sebelah Selatan:Kabupaten PangkepSebelah Utara:Kota Pare-pare dan Kabupaten SidrapSebelah Timur:Kabupaten Soppeng dan Kabupaten BoneSebelah Barat:Selat MakasarKeadaanwilayah Kabupaten Barru berupa dataran tinggi dan perbukitan yang berada pada ketinggian 100 500 m dari permukaan laut. Wilayah tersebut berada di sepanjang timur kabupaten, sedangkan bagian barat Kabupaten dengan ketinggian 0 20 m dari permukaan laut.Kabupaten Barru merupakan daerah beriklim tropis dan termasuk dalam pola iklim pesisir pantai barat Sulawesi Selatan. Berdasarkan tipe iklim dengan Zone Agroklimatologi yang berdasarkan pada bulan basah (curah hujan lebih dari 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm/bulan), maka Kab. Barru pada umumnya memiliki tipe iklim C yang mempunyai bulan basah berturut-turut 5-6 bulan (Oktober-Maret) dan bulan kering berturut-turut kurang dari dua bulan (April-September). Temperatur rata-rata antara 20oC sampai 35oC. Total hujan selama setahun rata-rata 94 hari dengan curah hujan Desember dan Januari dengan curah hujan rata-rata 423 mm dan 453 mm (http://nhana.webege.com,2011).Penduduk Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru adalah 3503 jiwa, yang terbagi dari 4 dusun yaitu terlihat dri table berikut :Tabel 1. Nama dusun serta jumlah penduduknyaNo.Nama DusunLaki-LakiPerempuanJumlah

1Dusun Siddo8419381779

2Dusun Palamba494413969

3Dusun Cangke215219434

4Dusun Ceppaga164148312

Sumber: Data primer, 2010Berdasarkan table 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk terpadat terletak di dusun Siddo sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikt terletak pada dusunrCeppaga.

B.Sarana dan Prasarana Lokasi PraktekTabel 2. Sarana dan prasarana di desa SiddoNoSaranaprasaranaJumlah

1Mesjid4 unit

2Puskesmas1 unit

3Kantor desa1 unit

4Lapangan1 unit

5Sekolah6 unit

6Dermaga1 unit

Sumber: Data primer, 2010Berdasarkan table 2 di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada didesa Siddo adalah 4 unit mesjid yang salah satu diantaranya terdapat dikantor desa, 1 unit puskesmas terletak disamping kantor desa Siddo, 1 unit kantor desa Siddo yang terletak didepan jalan poros kab Barru dan berdampingan dengan puskesmas desa Siddo, 1 unit lapangan bola, yang terletak didepan kantor desa Siddo, kec. Soppeng riaja Kab. Barru, 6 unit Sekolah yaitu 1 TK, 3 buah SD, dan 2 buah MTs, serta 1 unit Dermaga yang terletak disekitar pemukiman warga, dimana dermaga ini berfungsi sebagai tempat persinggahan kapal-kapal nelayan untuk mengangkut dan membongkar hasil tangkapan.Tabel 3. Mata pencaharian warga desa SiddoPekerjaanJumlah

Petani516

Nelayan180

PNS63

Pensiun35

Jasa keterampilan40

Jasa angkutan13

Lain-lain82

Sumber: Data primer, 2011Berdasarkan table 3 di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian warga desa Siddo adalah petani berjumlah 516 orang, nelayan 180 orang, PNS 63 orang, jasa keterampilan 40 orang, jasa angkutan 13 orang, pensiunan 35 0rang dan lain-lain 82 orang.

C.Keadaan Umum RespondenBerdasarkan hasil wawancara dengan respondenyangberjumlah 5 orangyang berprofesi sebagainelayantangkap diDesaSiddo,KecamatanSoppengRiaja ,KabuparenBarru diperoleh data sebagai berikut:Tabel3.Keadaan umum responden.No.Nama RespondenUmur (tahun)Jumlah tanggunganPendidikanterakhirPekerjaan PokokHasil tngkapan (sekali melaut)Penjualan (sekali melaut)

1

Arif53tahun3 orangSDNelayan,ponggawa5-20 boxRp.400700 ribu/box

2Abd.Rauf56tahun4 orangSMPNelayan,ponggawa10-20 boxRp.500700 ribu/box

3Ahmad46 tahun3 orangSDNelayan20-30 boxRp.400-500 ribu/box

4Bahar59 tahun5 orangSDNelayan10-20 boxRp.300-500 ribu/box

5Basir51 tahun5 orangSMPNelayan10-20 boxRp.300-500 ribu/box

Sumber: Data primer, 2011Berdasarkan table 4 di atas menunjukkan bahwa semua rerponden memiliki tinggat pendidikan rendah ini di akibatkat pola pikir yang belum berubah dimana hanya mau melaut untuk membahtu keluarganya,serta rata-rata penjuaan hasil tangkap mereka sekitar Rp 300-500 ribu/box.

D.Analisis Data1.Data UmumTabel5. Pengeluaran dan pemasukan nelayan purse seine Per BulanNOTCTR

BIAYA VARIABELBIAYA TETAP

Arif(iqbal)

Solar35 Liter5000x35=Rp.175.000Rp. 175.000x4=Rp. 700.000/blnMinyak Tanah30 Liter9000x30=Rp.270.000Rp.270.000x4=Rp.1.080.000/blnMakananDitanggung Sendiri oleh ABKRokokDitanggung Sendiri Oleh ABKKapal=Rp.150 juta/5thn(480.000/bln)Mesin=Rp.65juta/5thn(208.000/bln)Lampu=16x25.000=Rp.400.000Jaring=Rp2.000.000/blnRp.30.000.000/bln

JmlhRp.1.780.000Rp.2.688.000Rp.30.000.000

Abd. Rauf(panca)

Solar30 Liter5000x30=Rp.150.000Rp. 150.000x4=Rp. 600.000/blnMinyak Tanah30 Liter9000x30=Rp.270.000Rp.270.000x4=Rp.1.080.000/blnMakananDitanggung Sendiri oleh ABKRokokDitanggung Sendiri Oleh ABKKapal=Rp.100 juta/5 thn(320.000/bln)Mesin=Rp.75 juta/5 thn(240.000/bln)Lampu=10x 25.000=Rp.250.000

Rp.20.000.000/bln

JmlhRp.1.680.000Rp.810.000Rp.20.000.000

Ahmad(ifa)

Solar30 Liter4.500x30=Rp.135.000Rp. 150.000x4=Rp. 540.000/blnMinyak Tanah30 Liter9000x30=Rp.270.000Rp.270.000x4=Rp.1.080.000/blnMakananDitanggung Sendiri oleh ABKRokokDitanggung Sendiri Oleh ABKKapal=95 juta/5 thn(304.000/bln)Mesin= 45 juta/5 thn(144.000/bln)Lampu=16x25.000=400.000Rp.20.000.000/bln

JmlhRp.1.620.000Rp.848.000Rp.20.000.000

Basir(nining)

Solar30 Liter5000x30=Rp.150.000Rp. 150.000x4=Rp. 600.000/blnMinyak Tanah30 Liter9000x30=Rp.270.000Rp.270.000x4=Rp.1.080.000/blnMakananDitanggung Sendiri oleh ABKRokokDitanggung Sendiri Oleh ABKKapal=120 juta/5 thn(384.000/minggu)Mesin=30 juta/5 thn(96.000/minggu)Lampu=16x 25.000=400.000

Rp.25.000.000/bln

JmlhRp.1.680.000Rp.880.000Rp.25.000.000

Bahar(imbran)

Bensin=15literx4.500=Rp.270.000/blnSolar=30literx4.500=540.000/blnMakanan dan rokok=Rp.350.000/blnKapal=120 juta/5 thn(384.000/bln)Mesin=30 juta/5 thn(96.000/minggu)Lampu=16x25.000=400.000Rp.30.000.000/bln

JmlhRp.1.160.000Rp.820.000Rp.30.000.000

Berdasarkan table 5 di atas menunjukkan bahwaberapa biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh nelayan purse seine selama sebulan dan rata-rata pendapatan nelayan per bulan.

2.Analisis Data = TR TCResponden IDiketahui:Jumlah biaya variabel =Rp.1.780.000Jumlah biaya tetap = Rp.2.688.000Total Reveniu (TR)= Rp.30.000.000Total Cost (TC)=Rp.1.780.000+ Rp. 2.688.000=Rp.4.468.000Ditanyakan:Keuntungan () = Rp.30.000.000-Rp.4.468.000=Rp.25.532.000Responden IIDiketahui:Jumlah biaya variabel =Rp.1.680.000Jumlah biaya tetap= Rp.810.000Total Reveniu (TR)=Rp.20.000.000

Total Cost (TC)= Rp.1.680.000 + Rp.810.000=Rp.2.490.000Ditanyakan:Keuntungan () = Rp.20.000.000 - Rp.2.490.000=Rp.17.510.000Responden IIIDiketahui:Jumlah biaya variabel =Rp.1.620.000Jumlah biaya tetap = Rp.848.000Total Reveniu (TR)=Rp.20.000.000Total Cost (TC)= Rp.1.620.000 + Rp.848.000=Rp.2.468.000Ditanyakan:Keuntungan () = Rp.20.000.000- Rp.2.468.000=Rp.17.532.000Responden IVDiketahui:Jumlah biaya variabel =Rp.1.680.000Jumlah biaya tetap = Rp.880.000Total Reveniu (TR)=Rp.25.000.000Total Cost (TC)= Rp.1.680.000 + Rp.880.000=Rp.2.560.000Ditanyakan:Keuntungan () = Rp.25.000.000 - Rp.2.560.000=Rp.22.440.000Responden VDiketahui:Jumlah biaya variabel =Rp.1.160.000Jumlah biaya tetap = Rp.820.000Total Reveniu (TR)=Rp.30.000.000Total Cost (TC)= Rp.1.160.000+ Rp.820.000=Rp.1.980.000Ditanyakan:Keuntungan () = Rp.30.000.000 - Rp.1.980.000=Rp.28.020.000

3.PembahasanResponden IDari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh bahwa keuntungan nelayan 1 (Arif) mencapai Rp. 25.532.000.Posisirespondendalam kelompok tersebut sebagaiponggawa. Dalam sistempembagian hasilnya yaitu 50:50. Dimana setelah mendapatkan keuntungan bersih maka hasilnya di bagi dua dengan ABK, ponggawa mendapat 50% sedangkan ABK juga mendapatkan hasil 50% dan hasil 50% tersebut dibagi lagi dengan berapa banyak ABK yang beroperasi pada proses penangkapan.Responden IIDari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh bahwa keuntungan nelayan 2 (Abd.Rauf) mencapai Rp. 17.510.000.Posisirespondendalam kelompok tersebut sebagaiponggawa. Dalam sistempembagian hasilnya yaitu 50:50, hasil tersebut merupakan akumulasi semua hasil tangkapan selama sebulan. Dimana setelah mendapatkan keuntungan bersih maka hasilnya di bagi dua dengan ABK, ponggawa mendapat 50% sedangkan ABK juga mendapatkan hasil 50% dan hasil 50% tersebut dibagi lagi dengan berapa banyak ABK yang beroperasi pada proses penangkapan.Responden IIIDari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh bahwa keuntungan nelayan 3 (Ahmad) mencapai Rp.17.5532.000.Posisirespondendalam kelompok tersebut sebagaiponggawa. Dalam sistempembagian hasilnya yaitu 50:50. Dimana setelah mendapatkan keuntungan bersih maka hasilnya di bagi dua dengan ABK, ponggawa mendapat 50% sedangkan ABK juga mendapatkan hasil 50% dan hasil 50% tersebut dibagi lagi dengan berapa banyak ABK yang beroperasi pada proses penangkapan.Responden IVDari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh bahwa keuntungan nelayan 4 (Basir) mencapai Rp. 22.440.000.Posisirespondendalam kelompok tersebut sebagaiponggawa. Dalam sistempembagian hasilnya yaitu 50:50. Dimana setelah mendapatkan keuntungan bersih maka hasilnya di bagi dua dengan ABK, ponggawa mendapat 50% sedangkan ABK juga mendapatkan hasil 50% dan hasil 50% tersebut dibagi lagi dengan berapa banyak ABK yang beroperasi pada proses penangkapan.Responden VDari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh bahwa keuntungan nelayan 5 (Bahar) mencapai Rp. 28.020.000.Posisirespondendalam kelompok tersebut sebagaiponggawa. Dalam sistempembagian hasilnya yaitu 50:50. Dimana setelah mendapatkan keuntungan bersih maka hasilnya di bagi dua dengan ABK, ponggawa mendapat 50% sedangkan ABK juga mendapatkan hasil 50% dan hasil 50% tersebut dibagi lagi dengan berapa banyak ABK yang beroperasi pada proses penangkapanV. KESIMPULAN DAN SARAN\

A.KesimpulanDari praktek lapangyang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :Di DesaSiddo,KecamatanSoppengRiaja ,KabuparenBarru,Keadaan sumberdaya perikanan masihmelimpahPenduduk Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru adalah 3503 jiwa, yang terbagi dari 4 dusun yaitu Siddo, Palamba, Cangke. Ceppaga.Sarana dan prasaranadi DesaSiddoKecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru, sudah sangat memadai yang terlihat pada table 2, dimana sudah ada masjid, puskesmas, kantor desa, lapangan, sekolah, dan dermaga.Mata pencarian wargaDesaSiddoKecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru, tidah hanya sebagai nelayan saja melainkan ada yang sebagai petani,PNS, jasa keterampilan dan jasa angkutan.

B.SaranPraktekHendaknya praktek lapang Ekonomi Sumber Daya Perikanan bisa dilakukan di lokasi yang lebih dekat sehingga mengefisienkan waktu dan biaya.AsistenKarna tidak ada manusia yang sempurnah jadi kesahalan selalu saja terajdi entah itu karena HUMAN ERROR ataupun yang tidak di sengaja oleh karena itu mohon pengertiannya.

DAFTAR PUSTAKASuparmoko.1997. Sumber Daya Alam.Jakarta:Pradnya Paramita.Tuwo, ambo. 2011.Pengolahan Ekowisata Pesisir Dan Laut.Brilian Internasional:Surabayahttp://ferinaldy.wordpress.com/2011/04/5/produksi-perikanan-budidaya-dantangkap-indonesia-2009-2011/.Diakses pada tanggal5April 2011pukul 18:27]http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan.Diakses pada tanggal5April 2011 pukul19:05http://sda-sulawesi-selatan.html.Diakses pada pukul 16:50 tanggal 7 april 2011.http://www.antaranews.com/potensi-perikanan-indonesia/sektor-perikanan. Diakses pada pukul 16:50 tanggal 7 april 2011.http://www.kp3k.kkp.go.id./potensi+sumberdaya+perikanan+barru.Diakses pada tanggal 7 april2011 pukul 19:10http://berita-139-dinas-kelautan-dan-perikanan.html. Diakses pada tanggal 7 april2011 pukul 19:10http://id.google.org/pemanfaatan-sumber-daya. Diakses pada tanggal 7 april2011 pukul 19:10http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Barru.. Diakses pada tanggal 20 april2011 pukul 19:00http://id.wikipedia.org/ Upaya pelestarian sumberdaya.. Diakses pada tanggal 20 april2011 pukul 19:00http://nhana.webege.com./kondisi-umum-barruDiakses pada tanggal 20 april2011 pukul 19:06http://id.google.org/ekonomi sumberdaya,Diakses pada tanggal 20 april2011 pukul 19:05

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang maha kuasa karena berkat rahmat, nikmat, dan hidayahnya, sehinga saya dapat menyelesaikan laporan praktekyang sederhana ini. Salam dan shalawat kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi umat islam. Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi setelah melaksanakan praktek lapangdi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS.Dalam menyelesaikan laporan ini, saya banyak memperoleh bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini dengan rendah hati saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada :1. Assisten pembimbing yang telah memberikanpetunjuk dan arahan dalam menyelesaikan laporan ini.2. Teman-teman SOSEK 09 yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya hingga laporan ini dapat terselesaikan.Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kerendahan hati penulis mengharapkan petunjuk dan saran untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT yang maha kuasa senantiasa memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini dengan harapan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

Makassar,April 2011Muh.Iqbal.Baharuddin

EKONOMI SUMBER DAYA PERIKANAN

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

O L E H :

NAMA:MUH. IQBAL. BNIM: L 241 09254KELOMPOK:I (SATU)ASISTEN:GITA LESTARI

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANANJURUSAN PERIKANANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2011

Laporan Praktek LapangEKONOMISUMBERDAYA PERIKANANDesa Siddo, KecamatanSoppeng Riaja, Kabupaten Barru

Oleh :MUH. IQBAL. B

Laporan ini sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliahEKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN

PadaProgaram Studi Sosial Ekonomi PerikananJurusan PerikananFakultas Ilmu Kelautan dan PerikananUniversitas HasanuddinMakassar