ekonomi islam pada masa zayd bin ali, abu hanifah, …

12
AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . . Edisi: vol. 2 no. 2 (2019) e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680 AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi 258 EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, ABU YUSUF DAN AS SYAIBANI RAHMATULLOH Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Purwokerto email: [email protected] Alamat: Nusa Indak, Kec. Kesugihan Kab. Cilacap ABSTRAK Dalam Al Qur’an memang tidak ada istilah ekonomi, istilah ekonomi bersal dari kata latin “ecos” dan “nomos”. Kata ini memang tidak dijumpai di Al Qur’an, hanya saja jika membuka kamus modern Bahasa Arab yang ditulis oleh hans Wehr dijumpai kata “Qashada” yang melahirkan kata “Qasd” yang mempunyai arti endeavor, aspiration, intentions, intent, design, purpose, resolution, object, goal, aim and frugality, thrift dan economy. Qasadan (intentionally, purposely, advisadly, on purpose’ deliberately). Qasdhi (intentionally, intended). Sistem Ekonomi Islam memiliki fungsi dan tujuan menciptakan insentif alokasi yang efisien atas keuangan dan sumberdaya yang mempunyai tujuan kompetisi untuk menembus ruang dan waktu. System keuangan yang baik akan menaikan investasi dan mendanai usaha yang baik. Islam sebagai prinsip hidup (Way of Life), prinsip kehidupan umat manusia adalah Allah SWT. Oleh karena itu kontribusi kaum muslimin yang sangat besar terhadap kelangsungan dan perkembangan ekonomi pada khususnya dan peradaban dunia pada umumnya Kata Kunci: Ekonomi, Skonomi Syariah A. Pendahuluan Sistem Ekonomi Islam memiliki fungsi dan tujuan menciptakan insentif alokasi yang efisien atas keuangan dan sumberdaya yang mempunyai tujuan kompetisi untuk menembus ruang dan waktu. System keuangan yang baik akan menaikan investasi dan mendanai usaha yang baik. 1 Islam sebagai prinsip hidup (Way of Life), prinsip kehidupan umat manusia adalah Allah SWT. Oleh karena itu kontribusi kaum muslimin yang sangat besar terhadap kelangsungan dan perkembangan ekonomi pada khususnya dan peradaban dunia pada umumnya. Ekonomi konvensional dan ekonomi Islam mempunyai tujuan yang berbeda, ekonomi konvensional memiliki tujuan yang bersifat material dan mempertimbangkan aspek immaterial. Sedangkan tujuan ekonomi islam sangat komprehensif mempertimbangkan aspek spiritual untuk kehidupan dunia dan 1 Aziz, Fathul Aminudin. "HUKUM DENDA DALAM KEUANGAN PUBLIK ISLAM DI INDONESIA." Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 12.2 (2018): 313-328. Hal. 314

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

258

EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, ABU YUSUF DAN AS SYAIBANI

RAHMATULLOH

Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Purwokerto email: [email protected]

Alamat: Nusa Indak, Kec. Kesugihan Kab. Cilacap

ABSTRAK Dalam Al Qur’an memang tidak ada istilah ekonomi, istilah ekonomi bersal dari kata latin “ecos” dan “nomos”. Kata ini memang tidak dijumpai di Al Qur’an, hanya saja jika membuka kamus modern Bahasa Arab yang ditulis oleh hans Wehr dijumpai kata “Qashada” yang melahirkan kata “Qasd” yang mempunyai arti endeavor, aspiration, intentions, intent, design, purpose, resolution, object, goal, aim and frugality, thrift dan economy. Qasadan (intentionally, purposely, advisadly, on purpose’ deliberately). Qasdhi (intentionally, intended). Sistem Ekonomi Islam memiliki fungsi dan tujuan menciptakan insentif alokasi yang efisien atas keuangan dan sumberdaya yang mempunyai tujuan kompetisi untuk menembus ruang dan waktu. System keuangan yang baik akan menaikan investasi dan mendanai usaha yang baik. Islam sebagai prinsip hidup (Way of Life), prinsip kehidupan umat manusia adalah Allah SWT. Oleh karena itu kontribusi kaum muslimin yang sangat besar terhadap kelangsungan dan perkembangan ekonomi pada khususnya dan peradaban dunia pada umumnya Kata Kunci: Ekonomi, Skonomi Syariah

A. Pendahuluan

Sistem Ekonomi Islam memiliki fungsi dan tujuan menciptakan insentif

alokasi yang efisien atas keuangan dan sumberdaya yang mempunyai tujuan

kompetisi untuk menembus ruang dan waktu. System keuangan yang baik akan

menaikan investasi dan mendanai usaha yang baik.1 Islam sebagai prinsip hidup (Way

of Life), prinsip kehidupan umat manusia adalah Allah SWT. Oleh karena itu

kontribusi kaum muslimin yang sangat besar terhadap kelangsungan dan

perkembangan ekonomi pada khususnya dan peradaban dunia pada umumnya.

Ekonomi konvensional dan ekonomi Islam mempunyai tujuan yang berbeda,

ekonomi konvensional memiliki tujuan yang bersifat material dan

mempertimbangkan aspek immaterial. Sedangkan tujuan ekonomi islam sangat

komprehensif mempertimbangkan aspek spiritual untuk kehidupan dunia dan

1 Aziz, Fathul Aminudin. "HUKUM DENDA DALAM KEUANGAN PUBLIK ISLAM DI

INDONESIA." Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 12.2 (2018): 313-328. Hal. 314

Page 2: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

259

akhirat.2 Buku-buku teks ekonomi barat sangat sedikit menyebutkan peranan kaum

muslimin, para sejarawan barat menulis sejarah ekonomi dengan asumsi periode

Yunani dan Skolastik adalah steril dan tidak produktif. Misalkan sejarawan ekonom

Joseph Schumpeter, ia sangat mengabaikan peranan kaum muslimin. 3

Sejalan dengan yang diajarkan oleh Islam tentang pemikiran yang berpegang

teguh pada Al Qur’an dan Hadits, konsep serta teori ekonomi pada Islam pada

hakekatnya merupakan respon cendekiawan muslim terhadap tantangan ekonomi

pada saat itu, ini juga berarti bahwa pemikiran ekonomi Islam sesuai apa yang

diajarkan oleh Islam. 4

Al Qur’an merupakan pesan Allah SWT. yang bersifat universal yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al Qur’an berisi segala sesuatu yang

berhubungan dengan berbagai macam kandungan, diantaranya keimanan, ilmu

pengetahuan, sejarah, motivasi, komunikasi, filsafat, politik, peraturan-peraturan

yang mengatur tingkah laku dan tata cara hidup manusia, baik sebagai makhluk

individu maupun makhluk sosial, untuk berintraksi dengan sesama.5

Dalam Al Qur’an memang tidak ada istilah ekonomi, istilah ekonomi bersal

dari kata latin “ecos” dan “nomos”. Kata ini memang tidak dijumpai di Al Qur’an,

hanya saja jika membuka kamus modern Bahasa Arab yang ditulis oleh hans Wehr

dijumpai kata “Qashada” yang melahirkan kata “Qasd” yang mempunyai arti endeavor,

aspiration, intentions, intent, design, purpose, resolution, object, goal, aim and frugality,

thrift dan economy. Qasadan (intentionally, purposely, advisadly, on purpose’

deliberately). Qasdhi (intentionally, intended). Qashid (aspired, desired, aimed at,

intended). Maqsid (intentional, intended). Qashid (aspired, desaired, aimed at,

intended). Maqshid atau Maqhasid (destination) dan Iqtishad (Saving, Economization,

retrenchment, thriftiness, thrift, providence, economy). Dari kata ini lahirlah “Ilm al

Iqtishadi (Ilmu Ekonomi), Ilm al Iqtishadi al Syiasi (Politik Ekonomi), Iqtishadi fil waqti

(in order to save time) dan al Iqtishadiyah (Ekonomi). 6

2 Ibid.. Hal. 315

3 Adiwarman Azwar Karim, “SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM” (PT. Raja Grafindo

Persada) Hal. 8 4 Ibid.. Hal. 10

5 AZIZ, Fathul Aminudin. MEMAHAMI MANAJEMEN ISLAM MELALUI PENDEKATAN

TAFSIR METODOLOGIS. Jurnal Ekonomi Islam| Islamic Economics Journal, 2018, 6.2. Hal. 181 6 Muhammad, “Metodelogi Penelitian Pemikiran Ekonomi Islam” Penerbit Ekonisia Fakultas

Ekonomi UII Yogyakarta. Hal. 4

Page 3: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

260

Dalam menjalankan aktifitasnya dari berbagai aktifitas, tentunya seorang

muslim berbeda dengan Non Muslim, orang Islam harus mengedepankan Tauhid

sebagai landasan fundamental ajaran Islam, selain itu Tauhid sebagai pandangan

hidup bagi orang Islam. Olehkarena itu, dikarenakan Ekonomi bagian dari

kebudayaan, dan sebagai bagian dari kebudayaan ekonomi Islam tidak bisa

dipisahkan dari pandangan tauhid sebagai dasar pandangan hidup seorang muslim

yang memiliki dimensi teologi, kosmologi dan antropologi. 7

Dari situlah Ilmu Ekonomi Islam membahas tentang prilaku orang-orang

Islam dalam suatu masyarakat Muslim yang khas, bisa jadi kelihatannya seperti ilmu

ekonomi konvensional namun berdasarkan watak normative yang dimilikinya. Istilah

itu tidak tepat, yakni karena tidak dibatasi hanya membuat keputusan-keputusan

factual Ilmu Ekonomi Islam bebas dalam membuat keputusan-keputusan nilai,

khususnya keputusan nilai yang didasarkan pada agama.8

Pada dasarnya dalam Ekonomi Islam bertujuan keadilan dalam beraktifitas

Ekonomi. Keadilan merupakan nilai paling pokok dalam aktifitas ekonomi, baik

produksi maupun distribusi, dalam Al Qur’an terdapat beberapa istilah tentang

keadilan, selain kata al adl, yang disebutkan oleh Al Qur’an ialah akata al Qisth, Mizan,

hiss, Qasd dan Wasath.9 Zaman Rasululloh SAW dan Khulafa al Rasyidin dalam

menjalankan praktik dan kebijakan ekonomi, merupakan contoh empiris yang

dijadikan pijakan bagi cendekiawan Muslim dalam melahirkan teori-teori

ekonominya.10

B. Zayd Bin Ali

1. Biografi Singkat Zayd Bin Ali

Nama lengkap Zayd bin Ali adalah Imam Zayd ibn Ali Zainal Abidin ibn

Husain sebagai Imam kelima dari dua belah Imam dalam tubuh Syi’ah. Zayd bin Ali

adalah putra Imam Syi’ah yang ke empat, yaitu Ali Zainal Abidin dan cucu dari

Husain bin Ali Imam Syi’ah yang kelima.

7 Musa Asy’arie, “Filsafat Ekonomi Islam”, Penerbit : Lembaga Studi Filsafat Islam 2015. Hal.

61 8 Sayed Nawab Haidar Naqvi, “Menggagas ilmu Ekonomi Islam”, Pustaka Pelajar Yogyakarta

2003. Hal. 17 9 Ija Suntana, “Politik Ekonomi Islam Siyasah Maliyah” Pustaka Setia 2010. Hal. 68

10 Adiwarman Azwar Karim, “SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM” (PT. Raja

Grafindo Persada) Hal. 10

Page 4: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

261

Zayd bin ali dilahirkan di Madinah tahun 80 H/ 699 M. pertama kali beliau

belajar kepada orang tuanya sendiri Ali zainal Abidin. Setelah Ali zainal Abidin

wafat pada tahun 94 H, pada saat itu Zayd berumur 14 tahun, kemudian beliau

berguru kepada Syekh ja’far As Shidiq, pada saat itu diasuh oleh Muhammad Al

Bahir.11

2. Pemikiran Ekonomi Zayd Bin Ali

Zayd bin Ali adalah penggagas penjualan secara kredit dengan harga yang

lebih tinggi disbanding harga tunai. Zayd bin Ali memperbolehkan penjualan hal

tersebut. Hanya saja Zayd bin Ali tidak memperbolehkan harga yang ditangguhkan

pembayarannya lebih tinggi dari pembayaran tunai, seperti penambahan

pembayaran dalam penundaan pengembalian pinjaman, dikarenakan penambahan

terhadap penundaan adalah riba.12

Pada perinsipnya transaksi barang atau jasa yang halal jika didasarkan atas

suka sama suka dan diperbolehkan, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An

Nisa’ Ayat 29 :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan

janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.”

Pada masanya Zayd bin Ali suadah mulai berkembang proses jual beli barang

dengan system kredit atau transaksi pembayaran yang ditangguhkan. Pada saat itu

harga yang lebih tinggi ditentukan oleh penjual, jika pembeli menangguhkan

pembayaran menyicil maka sebagai kompensasi kepada penjual, dikarenakan

penjual memberikan kemudahan kepada pembeli dalam pembayaran. Transaksi

ini sah dan dibenarkan selama transaksi tersebut dilandasi oleh prinsip sama sama

ridha diantara kedua pihak.13

C. Abu Hanifah

1. Biografi Singkat Abu Hanifah

11

http://gubuktatang.blogspot.com/2016/12/pemikiran-ekonomi-menurut-zyd-bin-ali.html

diakses pada tanggal 22-9-2019 pukul 9.17 WIB

12 Fahrur Ulum, “SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM” Buku Perkuliahan S1 Program

Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel. Government of Indonesia. Hal. 77 13

Ibid.. 79

Page 5: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

262

Abu Hanifah lahir di Kufah tahun 80 H/ 699 M, beliau dilahirkan pada

masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Beliau lahir diberi nama Nu’man bin

Tsabit bi Marzuban dari keturunan Persia. Abu hanifah berasal dari keturunan

Kabul Ibukota Afganistan. Kakek beliau Marzuban masuk Islam pada masa

Khalifah Umar bin Khatab, yang pada ahirnya membuat kakeknya Abu hanifah

pindah ke Kufah dan menetap disana.14

2. Pemikiran Abu Hanifah

Abu Hanifah mempunyai lima landasan adilah, yang terdiri dari : Al

Qur’an, As Sunah, Ijma’, Qiyas dan Istishsan. Beliau berpendapat karena

berdasarkan sunah Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Daud :

“Bahwa Rasulullah ketika akan mengutus Mu'adz bin Jabal ke Yaman

beliau bersabda: Bagaimana engkau memberikan keputusan apabila ada sebuah

peradilan yang dihadapkan kepadamu? Mu'adz menjawab, Saya akan

memutuskan menggunakan Kitab Allah. Beliau bersabda: Seandainya engkau

tak mendapatkan dalam Kitab Allah? Mu'adz menjawab, Saya akan kembali

kepada sunnah Rasulullah . Beliau bersabda lagi: Seandainya engkau tak

mendapatkan dalam Sunnah Rasulullah serta dalam Kitab Allah? Mu'adz

menjawab, Saya akan berijtihad menggunakan pendapat saya, & saya tak akan

mengurangi. Kemudian Rasulullah menepuk dadanya & berkata: Segala puji

bagi Allah yg telah memberikan petunjuk kepada utusan Rasulullah untuk

melakukan apa yg membuat senang Rasulullah.” [HR. Abudaud No.3119].15

Abu Hanifah masyhur sebagai pemuka madzhab pada persoalan persoalan

fiqh, sehingga sulit ditemukan kebijakan-kebijakan khusus tentang Ekonomi yang

ditawarkan oleh Abu Hanifah. Namun beliau mengemukakan banyak pendapat

dalam akad muamalat dalam persepektif fiqh. Adapun pemikiran Ekonomi abu

Hanifah adalah sebagai berikut :

a) Akad Salam

Pemikiran yang pertama dibahas terlebih dahulu oleh Abu Hanifah yaitu

mengenai akad salam. Salam adalah penjualan suatu barang dengan

14

Wahbi Sulaiman Ghawiji, “Abu Hanifah Nu’man Imam al-Aimmah al-Fuqaha” (Beirut: Darul

Qalam, 1993), h.47 15

Mohammad Ghozali, “Analisis Pemikiran Ekonomi Islam Imam Abu Hanifah” Al Falah:

Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, 2018. Hal. 35

Page 6: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

263

menggunakan lafal salam atau salaf, menyebut sifat-sifatnya sebagai

persyaratan jual beli, sedangkan barangnya masih dalam tanggungan penjual.

Dalam pengertian sederhana, Bai’ salam berarti pemberian barang yang

diserahkan dikemudian hari, sementara pembayaran dilakukan dimuka.16

b) Zakat Madu

Pemikiran Abu Hanifah yang dibahas selanjutnya ialah zakat madu. Abu

Hanifah beserta murd-muridnya berpendapat bahawa madu juga wajib

dizakati, asalkan sarang lebah letaknya tidak dilahan kharja. Abu Hanifah

mewajibkan zakat madu berlandasan pada hadist yang 42 diriwayatkan oleh

Ibnu Majjah. Dari Amr bin Syu‟aib dari bapaknya, dari kakeknya, dari Abdullah

bin Amr, dari Nabi SAW bahwasanya ia telah memungut zakat dari madu

sebanyak sepersepuluh.17

c) Akad Hawalah

Abu Hanifah juga membahas terkait akad hawalah. Hawalah adalah akad

pengalihan tanggungan hutang dari pihak pertama kepada pihak kedua yang

memiliki hutang dari pihak pertama.18 Akad ini berlandasan pada Hadist dan

Ijma’ yang telah disepakati oleh para ulama termasuk Abu Hanifah. Hadist yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda:

menunda pembayarah hutang bagi orang yang kaya adalah suatu kedzaliman,

dan jika dialihkan dari kamu kepada orang yang kaya, maka ia harus menerima

penyerahan itu19

D. Abu Yusuf

1. Biografi Singkat Abu Yusuf

Abu Yusuf memiliki nama lengkap yaitu Ya’qub bin Ibrahim bin Habib bin

Khunais bin Sa’ad al Anshari, beliau lahir di Kufah tahun 113 H (731 M) dan ia

wafat pada tahun 182 H (789 M). dari ibunya ia mempunyai nasab atau

mempunyai hubungan darah dengan seorang sahabat Rasululloh SAW. Sa’ad al

Anshari. Semenjak kecil ia berminat mempelajari ilmu pengetahuan , pada saat

16

Dumairi Nor “Ekonomi Syariah Versi Salaf” (Pustaka Sidogiri, 2008). Hal. 47 17

Mohammad Ghozali, “Analisis Pemikiran Ekonomi Islam Imam Abu Hanifah” Al Falah:

Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, 2018. Hal. 38 18

Dumairi Nor “Ekonomi Syariah Versi Salaf” (Pustaka Sidogiri, 2008). Hal. 47 19

Mohammad Ghozali, “Analisis Pemikiran Ekonomi Islam Imam Abu Hanifah” Al Falah:

Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, 2018. Hal. 39

Page 7: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

264

itu ia sangat dipengaruhi oleh lingkungan Kufah yang ketika itu merupakan

salah satu peradaban Islam, dan banyaknya cendekiawan Muslim dari penjuru

dunia berdatangan untuk saling bertukar pikiran tentang berbagai bidang

ilmu.20

2. Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf

Abu Yusuf yang mempunyai latar belakang seoarng fuqoha yang

beraliran ah lar ra’yu, ia cenderung memaparkan berbagai pemikirannya

dibidang ekonomi dengan menggunakan analisis qiyas yang didahului melalu

kajian mendalam terhadap Al Qur’an, Hadist Nabi, Atsar Sahabi serta praktik

penguasa yang shalih.

Kekuatan utama pemikiran Abu Yusuf adalah tentang keuangan publik,

Abu Yusuf menguraikan masalah keuangan dan menunjukan beberapa

kebijakan yang harus diadopsi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

rakyat.21

Pemikiran Abu Yusuf selain tentang keuangan publik, ia juga

mempunyai pemikiran tentang pasar. Pemikiran ini dapat dijumpai dalam

bukunya Al Kharaj. Selain membahas prinsip-prinsip perpajakan dan anggaran

negara yang menjadi pedoman pada masa Khalifah Al Rasyid di Baghdad. Buku

ini membahas beberapa prinsip dasar mekanisme pasar. Tulisan pertamanya

menjelaskan tentang naik dan turunnya produksi yang dapat mempengaruhi

harga. Abu Yusuf mengatakan :

There is no definite limit of cheapness and expensiveness that can be

ascertained. It is a matter decided from heaven ; the principles is unknown.

Cheapness is not due to abundance of food, nor expensiveness due to

scarcity. They are subject to the command and decision of God. Sometimes

food is plentiful but still very dear and sometimes is is too liitle but is cheap.

Pada saat itu masyarakat memahami bahwa harga barang hanya

ditentukan oleh jumlah penawarannya saja. Dengan kata lain, bila hanya

tersedia sedikit barang maka harga akan mahal, sebaliknya jika tersedia

banayak barang maka harga akan murah. Mengenai hal tersebut Abu Yusuf

20

Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), Hal.

231 21

Ibid. Hal. 235

Page 8: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

265

mengatakan, “tidak ada Batasan tertantu tentang murah dan mahal yang dapat

dipastikan. Hal tersebut ada yang mengaturnya, prinsipnya tidak bisa

diketahui. Murah karena bukan melimpahnya makanan, begitu juga mahal

bukan karena langkanya makanan. Murah dan mahal merupakan ketentuan

Allah SWT. kadang-kadang makanan sangat sedikit, tetapi harganya murah.”

Secara implisit pernyataan ini menunjukan bahwa harga bukan hanya

ditentukan oleh penawaran, tetapi juga permintaan terhadap barang

tersebut.22

Bahkan Abu Yusuf mengindikasikan adanya variable-variabel lain yang

juga turut mempengaruhi harga misalnya jumlah uang beredar dinegara itu,

penimbunan suatu barang, atau lainnya. Pemikiran Abu Yusuf merupakan hasil

observasinya terhadap fakta empiris, sering kali terjadi melimpahnya barang

ternyata diikuti dengan tingginya tingkat harga, sementara kelangkaan barang

diikuti dengan harga yang rendah.23

E. As Syaibani

1. Biografi Singkat As Syaibani

Abu Abdillah Muhammad bin Al Hasan bin Farqad Al Syaibani lahir pada

tahun 132 H (750 M) di kota Wasith Ibukota Iraq pada masa pemerintahan

Bani Umayyah. Ayahnya berasal dari negeri Syaiban yang berada diwilayah

Jazirah arab, keluarganya pindah kekota Kufah yang pada saat itu merupakan

pusat kegiatan Ilmiah. Dikota tersebut ia belajar Fiqh, sastra dan Bahasa serta

Hadits pada ulama setempat, seperti Mus’ar bin Kadam, Sufyan Sauri, Umar bin

Dzar dan Malik bin Maghul. Pada waktu usia 14 tahun As Syaibani berguru

kepada Abu Hanifah selama 4 tahun, setelah itu ia berguru kepada Abu Yusuf

salah seorang murud terkemuka yang menggantikan Abu Hanifah, hingga

keduanya tercatat sebagai penyebar madzhab Hanafi. 24

2. Pemikiran Ekonomi As Syaibani

Menurut As Syaibani, usaha-usaha perekonomian terjadi atas empat

macam, yaitu sewa menyewa, perdagangan, pertanian dan perindustrian.

22

Nur Rianto Al Arif, “Dasar-dasar Ekonomi Islam”, PT. Era Adicitra Intermedia 2011. Hal.

179 23

Ibid.. Hal. 180 24

Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), Hal.

254

Page 9: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

266

Sedangkan para pakar ekonom kontemporer mambgi tiga, yaitu pertanian,

perindustrian dan jasa. Dari keempat tersebut As Syaibani mengutamakan

pertanian daripada yang lainnya. Ia berpendapat bahwa pertanian

memproduksi berbagai kebutuhan dasar manusia yang sangat menjunjung

dalam melaksnakan berbagai macam kewajibannya.

Dari segi hukum As Syaibani membagi usaha perekonomian menjadi

dua, yaitu fardhu kifayah dan fardu ‘ain. Usaha perekonomian memiliki atau

dihukumi fardhu kifayah jika telah ada orang yang mengusahakannya atau

menjalankannya dan roda perekonomian akan terus berjalan. 25

Usaha yang dihukumi fardhu ‘ain karena usha-usaha perekonomian itu

mutlak dilakukan oleh seorang untuk memenuhi kehidupan hidupnya dan

kebutuhan orang yang ditanggungnya, jika tidak melakukan usaha

perekonomian maka kebutuhan dirinya dan yang ditanggungnya tidak

terpenuhi sehingga akan menimbulkan kebinasaan bagi dirinya dan

tanggungannya.26

F. Analisis

Ekonomi sudah berkembang pada masa Islam, seperti halnya pada masa Zayd

Bin Ali yang sudah memiliki pemikiran ekonomi seperti halnya sekarang yaitu tentang

jual beli kredit yang diperbolehkan. Abu Hanifah juga mempunyai konsep pemikiran

Ekonomi pada masa 699 M, sehingga beliau dijadikan tokoh Islam yang memunculkan

Ekonomi Islam, misalnya yang diterapkan pada masa itu ialah akad Salam, Hiwalah dan

Zakat Madu.

Selain kedua tokoh diatas diantaranya Abu Yusuf dan As Syaibani. Abu Yusuf

memiliki pemikiran Keuangan Publik dan Pasar, sehingga muncul pemikiran pemikiran

perpajakan dan anggaran negara pada masa Khalifah al rasyid. Sedangkan As Syaibani

memiliki pemikiran Ekonomi, bahkan ketika membaca konsep As Syaibani para

Ekonom Kontemporer mengadopsi pemikiran As Syaibani, misalkan pembagian macam

macam perekonomian.

Disini kita sudah bisa membaca, antara perbandingan Ilmu Ekonomi pada masa

Islam sebetulnya sudah lebih maju, hanya saja pada saat ini, buku buku yang menjadi

25

Ibid.. Hal. 261 26

Ibid.. Hal. 261

Page 10: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

267

rujukan para siswa atau mahasiswa yang sedang belajar Ilmu Ekonomi lebih

didominasi oleh buku yang bersumber dari Ekonomi Barat.

G. Kesimpulan

1. Zayd bin Ali

Pada masa Zayd bin Ali, ia sudah memiliki pemikiran tentang ekonomi

yang hari ini sudah berjalan dimana-mana, misalkan system pembelian kredit.

Zayd bin Ali tidak memperbolehkan harga yang ditangguhkan pembayarannya

lebih tinggi dari pembayaran tunai, seperti penambahan pembayaran dalam

penundaan pengembalian pinjaman, dikarenakan penambahan terhadap

penundaan adalah riba. Menurut Zayd bin Ali, perinsipnya transaksi barang atau

jasa yang halal jika didasarkan atas suka sama suka dan diperbolehkan.

2. Abu Hanifah

Abu Hanifah Mashur sebagai ulama Ahli Fiqh, tetapi ia juga mempunyai

pemikiran Ekonomi diantaranya ialah tentang :

1. Akad Salam

2. Zakat Madu dan

3. Akad Hawalah

3. Abu Yusuf

Pemikiran Abu Yusuf tentang ekonomi diantaranya adalah tentang keuangan

publik, Abu Yusuf menguraikan masalah keuangan dan menunjukan beberapa

kebijakan yang harus diadopsi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

rakyat. Pemikiran Abu Yusuf selain tentang keuangan publik, ia juga mempunyai

pemikiran tentang pasar.

4. As Syaibani

Hal yang dibicarakan As Syaibani tentang Ekonomi diantaranya ialah,

usaha-usaha perekonomian terjadi atas empat macam, yaitu sewa menyewa,

perdagangan, pertanian dan perindustrian.

Menurut As Syaibani, dari segi hukum As Syaibani membagi usaha

perekonomian menjadi dua, yaitu fardhu kifayah dan fardu ‘ain. Usaha

perekonomian memiliki atau dihukumi fardhu kifayah jika telah ada orang yang

mengusahakannya atau menjalankannya dan roda perekonomian akan terus

berjalan.

Page 11: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

268

Pada dasarnya perekonomian konvensional merupakan adopsi dari

Ekonomi Islam, dari beberpa refrensi yang saya baca para pakar ekonom

konvensional menyembunyikan sejarah perkembangan ekonomi Islam, padahal

mereka mengadopsinya. Untuk mengembangkan kembali, kaum Muslim harus

mempelajari dan menyiapkan sumberdaya manusia yang lebih memadai terkait

ekonomi. Supaya bisa menjalankan sesuai apa yang ditentukan oleh Ekonomi

Islam. Supaya dalam menjalankan perekonomian sesuai Teologi Ekonomi Islam,

Kosmologi Ekonomi Islam dan Antropologi Ekonomi Islam, sehingga mencapai

kesejahteraan bagi umat Islam.

Daftar Pustaka Adiwarman Azwar Karim, “SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM” Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2012

Aziz, Fathul Aminudin. "HUKUM DENDA DALAM KEUANGAN PUBLIK ISLAM DI INDONESIA." Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 12.2 (2018): 313-328

AZIZ, Fathul Aminudin. MEMAHAMI MANAJEMEN ISLAM MELALUI PENDEKATAN TAFSIR METODOLOGIS. Jurnal Ekonomi Islam| Islamic Economics Journal, 2018, 6.2

Dumairi Nor “Ekonomi Syariah Versi Salaf” Pasuruan : Pustaka Sidogiri, 2008

Fahrur Ulum, “SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM” Buku Perkuliahan S1 Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel. Government of Indonesia.

Muhammad, “Metodelogi Penelitian Pemikiran Ekonomi Islam” Yogyakarta : Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta 2003

Mohammad Ghozali, “Analisis Pemikiran Ekonomi Islam Imam Abu Hanifah” Al Falah: Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, 2018.

Musa Asy’arie, “Filsafat Ekonomi Islam”, Yogyakarta :Penerbit Lembaga Studi Filsafat Islam 2015.

Nur Rianto Al Arif, “Dasar-dasar Ekonomi Islam”,Solo : PT. Era Adicitra Intermedia 2011 Ija Suntana, “Politik Ekonomi Islam Siyasah Maliyah” Bandung : Pustaka Setia 2010 Wahbi Sulaiman Ghawiji, “Abu Hanifah Nu’man Imam al-Aimmah al-Fuqaha” Beirut: Darul

Qalam, 1993 Sayed Nawab Haidar Naqvi, “Menggagas ilmu Ekonomi Islam”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

2003. http://gubuktatang.blogspot.com/2016/12/pemikiran-ekonomi-menurut-zyd-bin-

ali.html

Page 12: EKONOMI ISLAM PADA MASA ZAYD BIN ALI, ABU HANIFAH, …

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

Rahmatulloh Ekonomi Islam Pada. . . .

Edisi: vol. 2 no. 2 (2019)

e-issn: 2620-6099, p-issn: 2620-7680

AmaNU: Jurnal Manajemen dan Ekonomi

269