efektitivitas iklan layanan masyarakat …isip.usni.ac.id/jurnal/sri desti.pdf90 efektitivitas iklan...
TRANSCRIPT
90
EFEKTITIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG
“MENGENDARAI SEPEDA MOTOR DI USIA BAWAH UMUR” DI
RADIO PRAMBORS FM JAKARTA
(Survei Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 79 Jakarta)
Syukron Jaya1
Sri Desti Purwatiningsih2
Universitas Persada Indonesia YAI
Jalan Diponogoro No. 74, Jakarta Pusat
Fakultas Ilmu Komunikasi
ABSTRACT
Background demand for vehicles, especially motorcycles very much but its use is not in
accordance with the conditions that are set by the state that minors are many who use it, and
not a few accidents occurred oneh minors, and therefore the public service announcements
created for provide information about the dangers and call to not use the motorcycle if you
do not have a driver's license. Objective Research to measure the effectiveness of public
service announcements about the dangers of driving a motor vehicle for the age of minors in
radio fm Prambors jakarta. The usefulness of this research to public input for that important
for binding if sister or others who are not yet old enough to ride a motorcycle. Research
methodology is quantitative, with descriptive research. Respondents are students of SMA
Negeri 79 Jakarta with a population of 179 people. The technique of collecting data using
questionnaires distributed to respondents. Research shows that effective public service
announcements about the drive at the age of minors in radio fm Prambors jakarta. The
conclusion of this study is the public service ads on driving at the age of minors in radio fm
Prambors jakarta already effectively provide information. Suggestions for creators of public
service ads that Prambors to continue to provide information to young people through public
service announcements.
Keywords : Effectiveness , Motorists, Violation
91
PENDAHULUAN
Penggunaan kendaraan makin sering
digunakan. Terutama kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor banyak digunakan di
setiap kalangan. Terutama kalangan
remaja. Tujuannya pun bermacam-macam.
Salah satunya untuk berangkat sekolah.
Kali ini, saya akan membahas
penyimpangan terhadap pengendara motor
berusia dibawah 16 tahun. Kasus
penyimpangan ini banyak terjadi di
kalangan sekolah SMP maupun SMA.
Pengendara di bawah umur sudah
menjadi fenomena di masyarakat. Mulai di
kota-kota besar hingga di pedesaan kita
kerap disuguhkan dengan maraknya
pengguna kendaraan terutama motor di
bawah umur.
Para pengendara di bawah umur
tidak sadar sebenarnya bahaya tengah
mengintip. Ia juga tidak peduli sedang
melakukan sebuah pelanggaran. Mereka
telah melanggar Undang-Undang No 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Pelanggarannya terutama terkait
dengan kewajiban memiliki surat izin
mengemudi atau SIM. Lantaran
pengendara di bawah umur sudah pasti
belum memenuhi syarat untuk
mendapatkan SIM C akibat terbentur
peraturan usia minimal harus 16 tahun.
Parahnya lagi, pengendara di bawah
umur ini juga tidak mengindahkan
kelengkapan pengaman berkendara seperti
helm standar. Selain itu, ada
kecenderungan mengendarai kendaraan
bemotor dengan kecepatan tinggi bahkan
ugal-ugalan.
Kecelakaan terjadi bisa di akibatkan
oleh pengendara itu sendiri melalaikan
aturan lalu lintas yang sudah tertera dalam
undang undang lalu lintas. Pihak
kepolisian saat ini sudah sering sekali
melakukan penindakan terhadap
pengendara pengendara yang masih
melanggar dalam mengendarai
kendaraaannya, dengan mengadakan
program operasi lalu lintas yang bernama
operasi zebra, operasi simpatik.
Data kecelakaan secara umum
menyebutkan ada peningkatan sekitar
58,5% dibanding tahun 2014. Tahun 2014
jumlah pelanggaran 183 kasus sedangkan
tahun 2015 ada 290 kasus. Sedangkan
terkait anak peningkatannya naik cukup
signifikan yakni 92,32 %. Dari 9730 pada
tahun 2014 menjadi 18.713 anak di tahun
setelahnya yakni 2015. Tercatat di 2015
terdapat 12 anak meninggal dunia, 96 anak
luka berat, dan 107 anak luka ringan
sedangkan di 2014 sebanyak 16 anak
dilaporkan meninggal dunia, lalu 56 anak
luka berat, dan 72 anak luka ringan.
92
Operasi zebra yang di lakukan
selama 14 hari di tahun 2015 dari tangal
22 Oktober 2015 hingga 4 November 2015
menyebutkan bahwa ada sebanyak seratus
ribu pengendara. Dibandingkan dengan
operasi zebra tahun 2014, selisihnya ada
sekitar dua puluh ribu pelanggaran, pihak
pepolisian mencatat telah menilang
pengendara kendaraan bermotor sebanyak
103.633 pelanggaran dan sedangkan tahun
lalu kepolisian menilang 80.960
pengendara. Peningkatan pelanggaran
sebanyak 22.672 pengendara atau sekitar
28 pesen dari operasi zebra 2014.
Dari data pelangaran tersebut
pelanggaran lebih didominasi oleh
pengguna kendaraan roda dua, sebanyak
66.000 pelanggar, dan tidak sedikit dari
jumlah pelanggaran tersebut ada usia di
bawah umur yang sangat membahayakan
dirinya sendiri dan dapat menyebabkan
kecelakaan.
Dari kalangan warga biasa sampai
dengan public figur pun banyak yang
melanggar peraturan lalu lintas yang
menyebabkan kecelakaan bahkan ada yang
memakan korban jiwa dari si pengendara
atau orang lain yang menumpang di
kendaraan tersebut.
Di tahun 2013 kemarin tentu kita
masih ingat dengan kecelakaan yang
mengakibatkan memakan korban jiwa
hingga 7 orang meninggal dunia dan
korban luka ada 8 orang, pengendara
tersebut adalah anak seorang musisi
Ahmad Dhani yang masih sangat di bawah
umur mengendarai sebuah mobil sedan
yang memacu kendaraan dengan sangat
cepat. Dan di tahun 2015 seorang
penyanyi cilik yang mempunyai Boy Band
bernama CJR yang di saat itu umur artis
tersebut masih 15 tahun mengalami
kecelakaan roda dua yang di kendarainya
dan mengalami patah tulang di bagian
tangannya, waupun dalam kecelakaan
tersebut tidak memakan korban jiwa tetapi
sangatlah merugikan dirinya sendiri yang
mengakibatkan tidak bisanya beraktifitas
seperti biasanya.
Jadi kewajiban orang tua atau orang
dewasa lainnya untuk memperhatikan anak
yang belum cukup umur agar tidak
mengendarai motor atau mobil. Lantaran,
usia muda identik dengan sikap emosional
yang masih tinggi. Dengan demikian,
ugal-ugalan di jalan besar kemungkinan
terjadi.
Media elektronik seperti radio saat
ini sudah banyak digunakan para pembuat
iklan. Hal ini dianggap karena radio lebih
efektif dalam menyampaikan pesan dan
informasi kepada khalayak untuk kalangan
tertentu. Dengan adanya suara dan
penyajian yang kreatif akan semakin
memudahkan para pendengarnya untuk
menerima isi pesan dari iklan yang
93
ditampilkan. Biaya yang dikeluarkan
untuk beriklan di radio juga terjangkau
bagi perusahaan yang akan beriklan.
Dengan mendengar iklan di radio, maka
khalayak akan mulai merasa dipengaruhi
secara emosional dan akan timbul berbagai
macam persepsi tentang iklan yang mereka
dengar dimana nantinya akan
menimbulkan suatu efek bagi mereka yang
mendengarkannya.
Kegiatan periklanan merupakan
suatu cara penyampaian informasi tentang
produk atau jasa yang akan dipromosikan.
Kreatifitas dalam membuat iklan
mempunyai peran yang penting untuk
membuat khalayak tertarik dan merasa
ingin menggunakan jasa atau produk yang
ada pada iklan tersebut. Tetapi, iklan tidak
hanya bersifat memasarkan produk dan
jasa, namun iklan juga dapat bersifat sosial
dimana efek yang ditimbulkan dari iklan
tersebut dapat dirasakan oleh semua
khalayak yang melihatnya. Iklan yang
bersifat sosial salah satunya adalah iklan
layanan masyarakat (ILM).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
memilih iklan layanan masyarakat melalui
media radio karena peneliti ingin
mengetahui tingkat keefektifan iklan
khususnya iklan layanan masyarakat bila
disampaikan melalui radio. Untuk
pemilihan kota Jakarta, dikarenakan
penayangan iklan layanan masyarakat ini
disiarkan di radio Prambors FM Jakata.
Iklan layanan masyarakat yang di
tayangkan oleh prambors ini bertujuan
supaya anak muda lebih mengerti dan
dapat menyelamatkan adik atau saudara
mereka dari kecelakaan bermotor akibat
mengendarai sepeda motor belum
mempunyai surat izin mengemudi atau
belum cukup umur untuk mengendarai
sebuah sepeda motor, prambors sadar
kalau anak muda di zaman ini banyak
sekali menghiraukan beberapa aturan yang
mungkin dapat menyebabkan korban
sampai meninggal dunia, maka dari itu
prambors membuat iklan layanan
masyarakat untuk menyadarkan anak
muda di radio. Iklan yang di tayangkan
oleh radio Prambors ini berdurasi 50 detik.
Berdasarkan objek penelitian memilih
objek siswa-siswi SMA di Jakarta yang
berumur 15 – 18 tahun, dipilihnya siswa-
siswi yang berusia 16 – 18 tahun karena
siswa-siswi telah dianggap dewasa
sehingga dapat mempertanggungjawabkan
pernyataannya serta segmentasi dari radio
prambors fm sendiri adalah anak muda
yang berumur 15 sampai 29 tahun. Maka
peneliti tertarik untuk memberi judul
penelitian “efektitivitas iklan layanan
masyarakat tentang “mengendarai sepeda
motor di usia bawah umur” di radio
94
prambors fm jakarta” melalui media radio
prambors fm Jakarta.
Dalam sebuah penelitian
dibutuhkan landasan teori yang menjadi
dasar penjelasan tolak ukur dan proses
berfikir dalam memecahkan masalah yang
diteliti. Oleh sebab itu, landasan teori yang
berhubungan dengan penelitian ini yaitu,
komunikasi, komunikasi massa, media
massa, radio. Definisi yang berhubungan
dengan penelitian ini yaitu, efektivitas,
iklan, iklan layanan masyarakat,
efektivitas iklan layanan masyarakat.
Untuk mengukur efektifitas iklan layanan
masyarakat melalui media radio.
Komunikasi merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting, karena manusia selalu
berinteraksi dengan orang lain.
Komunikasi dan hubungan antara manusia
merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Komunikasi pada hakikatnya adalah
proses yang penyampaian pikiran atau
perusahaan oleh seseorang (komunikator)
kepada yang lain (komunikan). Pikiran
bisa berupa gagasan informasi, opini dan
lain-lain yang muncul dari benaknya.
Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian,
keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan,
kegairahan, dan sebagainya, yang timbul
dari lubuk hati. (Effendy, 2007:11).
Menurut Rogers dalam Cangara
(2006:19) ‘Komunikasi adalah proses di
mana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka’.
Shannon & Weaver dalam Cangara
(2006:20) menyimpulkan bahwa:
Komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling terpengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja
atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahas
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Menurut Laswell dalam Effendy
(2007:10) mengatakan bahwa: Cara yang
baik untuk menjelaskan Komunikasi ialah
menjawab pertanyaan: Who, says what, In
Which Channel, To Whom, With What
Effect? Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
Dari beberapa definisi komunikasi
peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi
adalah suatu penyampaian pesan dari
seseorang kepada orang lain untuk
memberitahukan apa yang ingin
diberitahukan oleh komunikator yang bisa
berupa informasi, gagasan, dan perasaan
kepada komunikan. Sehingga komunikasi
itu sangat penting bagi setiap orang karena
95
mampu untuk memberikan suatu informasi
yang berguna kepada orang lain, dapat
dilakukan secara langsung maupun dengan
menggunakan media komunikasi.
Komunikasi massa yang paling
sederhana yaitu dikemukan oleh Bittner
dalam Ardianto dan Erdinaya (2005;3).
komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah orang. Dari definisi tersebut
bisa dikatakan bahwa komunikasi massa
itu harus menggunakan media massa,
media komunikasi massa itu seperti
televisi, radio, surat kabar dan majalah.
Media yang di maksud dalam proses
komunikasi massa adalah media massa
yang merupakan alat yang digunakan
dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi, seperti
surat kabar, film, radio dan televisi
(Cangara 2009, hlm. 122). Media
komunikasi dewasa ini, telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Dengan
berkembangnya media komunikasi
memungkinkan orang di seluruh dunia
untuk melakukan komunikasi. Hal ini
dimungkinkan karena adanya berbagai
media (channel) yang dapat digunakan
sebagai sarana penyampaian pesan. Salah
satunya adalah perkembangan media
penyiaran. Media penyiaran merupakan
salah satu jenis media massa elektronik.
Media penyiaran, yaitu radio dan televisi
merupakan salah satu bentuk media massa
yang efisien dalam mencapai audiennya
dalam jumlah yang sangat banyak.
Radio termasuk dalam kategori
media elektronik. Peran radio dalam
menyampaikan pesan mulai diakui pada
tahun 1909. Radio menjadi medium yang
teruji dalam menyampaikan informasi
yang cepat dan akurat sehingga kemudian
semua orang mulai melirik media ini.
Seiring dengan munculnya berbagai
stasiun radio, peran radio sebagai media
massa semakin besar dan mulai
menunjukkan kekuatannya dalam
mempengaruhi masyarakat.
Media penyiaran sebagai salah satu
bentuk media massa memiliki sifat dan ciri
yang berbeda dengan media massa
lainnya. Bahkan antara sesama media
penyiaran seperti televisi dan radio
terdapat berbagai perbedaan sifat.
Diantaranya dari sifat siarannya, radio
yang hanya bisa dinikmati melalui audio
sedangkan televisi bisa dinikmati dengan
audio dan visualnya secara bersamaan.
Dalam komunikasi massa, penilaian
khalayak terhadap suatu media massa akan
menentukan sikap khalayak dalam
berperilaku. Khalayak biasa disebut
dengan istilah penerima, sasaran,
pembaca, pendengar, pemirsa, audience,
decoder atau komunikan (Canggara 2008).
96
Penilaian khalayak adalah kemampuan
khalayak untuk melakukan justifikasi
terhadap suatu materi atau objek tertentu.
Sedangkan secara sistematik penilaian
merupakan evaluasi untuk menentukan
kegunaan, keefektifan sesuatu yang
didasarkan pada kriteria tertentu.
Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa
setiap penilaian tentunya bergantung pada
kriteria yang telah ditentukan sendiri, atau
dengan kriteria- kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya.
Dalam melihat efektivitas iklan,
penilaian khalayak berdasarkan kriteria
penilaiannya ternyata diketahui memiliki
keterhubungan. Firdausi (2002)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif dari penilaian isi pesan iklan
terhadap efektivitas iklan. Berdasarkan
Jane Bertrand (1978) variabel yang dapat
diukur dalam penilaian khalayak pada
media iklan layanan masyarakat yang
menunjang dalam komponen efektivitas
dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Daya tarik, yaitu kemampuan iklan
dalam menarik perhatian khalayaknya
melalui teknik penyampaian pesan.
Dalam hal ini penilaian dapat dilihat
dari seberapa jauh iklan tersebut
mampu memukau atau menarik
perhatian khalayaknya melalui kriteria
tertentu. Daya tarik suatu iklan
berkaitan dengan teknik penampilan
dalam penyusunan suatu pesan dan
ide yang meliputi emotional appeals,
rational appeals dan humor appeals.
Menurut Shimp (2003) daya tarik
yang sering digunakan dalam iklan
antara lain: G (endorser), musik
(jingle), slogan, kalimat iklan,
gambar/visualisasi, warna, tata
cahaya, ukuran dan kreativitas.
Nurrohman (2009) menjelaskan
bahwa efektivitas iklan dipengaruhi
oleh daya tarik iklan tersebut.
b. Pemahaman, yaitu kemampuan iklan
dalam memberikan pemahaman
kepada khalayaknya terkait informasi
di dalamnya. Penilaian pada aspek ini
dapat dilihat dari seberapa besar iklan
tersebut mampu meningkatkan
pemahaman khalayaknya terkait isi
atau yang berkaitan dengan informasi
di dalamnya. Pemahaman khalayak
merupakan pengetahuan khalayak
yang diperoleh melalui pengalaman
dengan suatu objek dalam hal ini
objek merupakan iklan. Adapun
ukuran dalam mengukur tingkat
pemahaman individu yaitu dengan
melihat kejelasan isi dan kejelasan
tampilan pada iklan tersebut.
c. Akseptabilitas, yaitu komponen pada
iklan yang mengandung segala
sesuatu yang tidak menyenangkan
atau menyinggung sesuatu yang
97
dianggap salah. Akseptabilitas dalam
iklan yang biasanya terjadi adalah
tentang materi penyampaian pesan
yang dilakukan dengan kata-kata yang
kurang menyenangkan seperti hinaan
dan ejekan secara tidak langsung atau
dengan gambar-gambar yang
menyinggung objek atau subyek
tertentu.
d. Keterlibatan diri, yaitu kemampuan
iklan dalam melibatkan kelompok
sasaran utamanya. Dalam proses
pembuatan iklan, produsen iklan akan
menentukan terlebih dahulu siapa
khalayak sasaran utamanya dan
setelah itu komponen iklan akan
disesuaikan juga dengan sasaran
utamanya. Hal ini ditujukan agar
khalayak merasa bahwa iklan tersebut
memang ditujukan untuknya dan
bukan
e. untuk orang lain.
f. Persuasi, yaitu kemampuan iklan
dalam meyakinkan kelompok sasaran
utamanya untuk melakukan perilaku
yang diinginkan. Pesan yang baik
tentunya akan merubah kepercayaan,
sikap, dan keinginan berperilaku
khalayaknya.
Tabel 1. Operasional variabel:
Variabel Dimensi Indikator Skala
Efektifitas Iklan
Layanan
Masyarakat
1. Daya Tarik
Kemampuan iklan dalam menarik perhatian
khalayaknya melalui teknik penyampaian pesan
1. Peran pendukung
2. Musik
3. Slogan
4. Kalimat iklan
5. Kreativitas
Skala
Likert
2. Pemahaman
Kemampuan iklan dalam memberikan pemahaman
kepada khalayaknya terkait informasi di
dalamnya.
1. Kejelasan isi pesan
3. Akseptabilitas
Komponen pada iklan yang mengandung segala
sesuatu yang tidak menyenangkan atau
menyinggung sesuatu yang dianggap salah.
1. Simbol yang
menyinggung objek
4. Keterlibatan Diri
Kemampuan iklan dalam melibatkan khalayak
sasaran utamanya.
1. Tepat Sasaran
5. Persuasi 1. Kepercayaan
98
Kemampuan iklan dalam meyakinkan khalayak
sasaran utamanya untuk melakukan perilaku yang
diinginkan.
2. Sikap
Metode Penelitian
Menurut Kriyantono (2010:59),
“Secara umum survei terdiri dari dua jenis,
yaitu deskriptif dan eksplanatif (analitik)”.
Pembagian ini berdasarkan pada tataran
atau cara periset menganalisi data yang
telah dikumpulkan dan jumlah variabel
yang diteliti’.
Menurut Kriyantono (2010:60)
menjelaskan:
a. Survei Deskriptif, jenis survei ini
digunakan untuk menggambarkan
(mendeskripsikan) populasi yang
sedang diteliti. Fokus riset ini adalah
perilaku yang sedang terjadi (what exist
at the moment) dan terdiri dari satu
variabel.
b. Survei Eksplanatif (Analitik), jenis
survei ini digunakan bila periset ingin
mengetahui mengapa situasi atau
kondisi tertentu terjadi atau apa yang
mempengaruhi terjadinya sesuatu.
Periset dituntut membuat hipotesis
sebagai asumsi awal untuk menjelaskan
hubungan antar variabel yang diteliti.
Analisis data menggunakan uji statistik
inferensial.
Dari uraian di atas, penulis
menyimpulkan bahwa terdapat dua jenis
metode survei, yakni deskriptif dan
eksplanatif (analitik). Survei jenis
deskriptif terdiri dari satu variabel dengan
memfokuskan riset pada perilaku yang
terjadi dan menggambarkan populasi yang
sedang diteliti. Sementara survei jenis
eksplanatif (analitik) menjelaskan dua
hubungan antara dua variabel atau lebih,
ini dilakukan untuk mengetahui mengapa
situasi tertentu dapat terjadi. Dalam hal ini
periset juga menjelaskan sebab dan akibat
fenomena tersebut.
Jenis metode survei yang penulis
gunakan adalah survei deskriftif, karena
penulis menggunakan satu variabel.
Metode ini digunakan untuk mengetahui
sejauhmana efektivitas Iklan layanan
masyarakat tentang bahaya mengendarai
kendaraan bermotor bagi usia dibawah
umur di radio prambors fm jakarta.
Penentuan jumlah sampel dilakukan
dengan menggunakan Rumus Slovin.
Rumus Slovin digunakan untuk
menentukan ukuran sampel dari populasi
yang telah diketahui jumlahnya yaitu
sebanyak 179 siswa-siswi. Untuk tingkat
presisi yang ditetapkan dalam penentuan
sampel adalah 5%. Karena jumlah
populasi kurang dari 1000.
Rumus Slovin :
N
n =
1 + N e
2
99
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = Presisi
Berdasarkan Rumus Slovin, maka
besarnya penarikan jumalah sampel
penelitian adalah :
N
1 + N (e)2
179
1 + 179 (0,5)2
n = 123,66
n = 124 siswa
Menurut Arikunto (dalam
Kriyanto, 2010:149) ada beberapa langkah
pengujian validitas, yaitu:
a. Mendefinisikan secara oprasional
suatu konsep yang akan diukur
b. Melakukan uji coba alat ukur tersebut
pada sejumlah respoden. Responden
diminta menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada.
c. Menghitung nilai-nilai korelasi antara
data pada masing-masing pertanyaan
dan skor total dengan menggunakan
rumus product’s moment.
Untuk mengetahui bahwa valid
atau tidaknya validnya instrumen
penelitian, dibandingkan dengan angka
kritis tabel r.
Perhitungan valid atau tidaknya dengan
cara berikut:
r hitung > r tabel = valid
r hitung < r tabel = tidak valid
Untuk nilai r tabel untuk jumlah responden
20 adalah 0,444. Berdasarkan tabel di atas
dapat dilihat bahwa setiap penyataan
memiliki R Hitung > R Tabel. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua butir
pernyataan adalah VALID dan layak untuk
disebar kepada responden 10 pernyataan.
Uji reliabilitas yaitu alat ukur
disebut reliabel bila alat ukur tersebut
secara konsisten memberikan hasil atau
jawab yang sama terhadap gejala yang
sama, terhadap gejala yang sama, walau
digunakan berulang kali. Kriteria
pengujian adalah jika nilai Cronbach’s
Alpha lebih dari 0,5 (a > 0,05), maka
menunjukan bahwa ukuran yang dipakai
sudah reliabel (Malhotra 2002, hlm. 293).
Penghitungan uji reliabilitas menggunakan
Statistical Product and Service Solutions
(SPSS) v.18. Peneliti kembali menguji
reliabilitas alat ukur ini pada 30 responden
uji validitas, hasil pengukuran reliabilitas
alat ini adalah 0,884 maka dari itu
kuesioner dinyatakan valid, dan layak
untuk dilanjutkan pada penyebaran
kuesioner selanjutnya.
n =
n =
100
TEKNIK ANALISIS DATA
Menurut Moleong dalam Kriyantono
(2008:165) mendefinisikan analisis data
sebagai mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola,
kategori,dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan tehnik analisis data
dengan analisis data univariat, yaitu
analisis terhadap satu variabel. Jenis
analisis ini dilakukan untuk riset
deskriptif, dan menggunakan statistik
deskriptif (Kriyantono, 2008:16). Analisis
deskriptif digunakan untuk
menggambarkan (mendeskripsikan)
populasi yang sedang diteliti. Analisis
deskriptif dimaksudkan untuk memberikan
data yang diamati agar bermakna dan
komunikatif.
Tahapan pengolahan data dalam
penelitian ini dimulai dari perhitungan
data yang diperoleh melalui kuesioner
kemudian mengelompokan dan
mengelolanya.
Dalam membuat kuesioner
menggunakan skala likert, dengan skala
likert tersebut maka kuesioner dapat
menghitung skor total.
PEMBAHASAN
Klasifikasi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden (n =124)
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Laki-laki 51 41,1
2 Perempuan 73 58,9
Total 124 100
Sumber : Kuisioner
Klasifikasi Saluran Radio yang sering diputar (n = 124)
Radio Frequency Percent
GEN FM 16 12,9
Indika FM 3 2,4
Jak FM 11 8,9
Lainnya 9 7,3
Mustang FM 5 4,0
OZ Radio 2 1,6
Prambors 74 59,7
101
Trax FM 4 3,2
TOTAL 124 100,0
Sumber : Kuisioner
102
Berdasarkan hasil penghitungan yang
peneliti lakukan diperoleh karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin
sebanyak 124 responden atau 100%
keseluruhan, ada atau 51 responden
(41,1%) merupakan laki-laki dan 73 orang
(58,9%) merupakan perempuan. Dengan
demikian dapat di lihat mayoritas
responden merupakan perempuan. Dapat
dilihat juga dari karakteristik responden
berdasarkan saluran radio yang sering
diputar adalah prambors 74 orang (59,7%).
Pengisi suara iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia Bawah Umur”
sangat menarik
Pernyataan 1
Frequency Percent
2 8 6,5
3 96 77,4
4 20 16,1
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan Tabel. 1 diatas,
dapat dilihat bahwa kecenderungan
jawaban terbesar responden yaitu 77,4%
menjawah Setuju. Artinya sebagian besar
responden setuju pengisi suara iklan
layanan masyarakat “menyetir motor di
usia bawah umur” sangat menarik. Pengisi
suara iklan layanan masyarakat tersebut
membawakan percakapan yang biasa
dilakukan oleh anak muda sehari-hari
Latar musik yang digunakan iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia
Bawah Umur” sangat menarik
Pernyataan 2
Frequency Percent
2 20 16,1
3 92 74,2
4 12 9,7
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
103
Berdasarkan Tabel. 2 di atas,
dapat dilihat bahwa kecenderungan
jawaban terbesar responden yaitu 74,2%
menjawab setuju. Artinya sebagian besar
responden setuju latar musik yang
digunakan iklan layanan masyarakat
masyarakat “menyetir motor di usia bawah
umur” sangat menarik. Latar musik yang
di gabungkan dalam iklan layanan
masyarakat tersebut sangat tidak
mengganggu disaat narator menjelaskan
iklan layanan masyarakat tersebut dan
sangatlah pas untuk dimasukan dalam
iklan layanan masyarakat tersebut untuk
target pasar yaitu anak muda.
Slogan iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia Bawah Umur” sangat
menarik
Pernyataan 3
Frequency Percent
2 14 11,3
3 94 75,8
4 16 12,9
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan Tabel 3, diatas,
dapat dilihat bahwa kecenderungan
jawaban terbesar responden yaitu 75,8%
menjawab setuju. Artinya sebagian besar
responden setuju slogan di dalam iklan
layanan masyarakat masyarakat “menyetir
motor di usia bawah umur” sangat
menarik. Slogan yang muncul dalam iklan
layanan masyarakat tersebut sama dengan
iklan layanan masyarakat yang lainnya
tetapi dalam penyampaian slogannya yang
berbeda dari yang lain, dengan
pembawaan seperti percakapan anak muda
itu yang berbeda.
Kalimat yang di gunakan dalam iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia
Bawah Umur” sangat menarik
Pernyataan 4
Frequency Percent
104
1 1 0,8
2 15 12,1
3 63 50,8
4 45 36,3
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan Tabel 4. di atas,
dapat dilihat bahwa kecenderungan
jawaban terbesar responden yaitu 50,8%
menjawab setuju, kalimat yang di gunakan
dalam iklan layanan masyarakat
masyarakat “menyetir motor di usia bawah
umur” sangat menarik. Kalimat yang di
gunakan dalam iklan layanan masyarakat
tersebut sangatlah mudah dipahami karena
kalimat yang digunakan itu adalah
percakapan sehari-hari yang anak muda
lakukan dan menjadikan iklan layanan
masyarakat tersebut sangatlah menarik.
Penyajian kreatif iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia Bawah Umur”
sangat menarik
Pernyataan 5
Frequency Percent
2 4 3,2
3 89 71,8
4 31 25,0
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan Tabel 5. di atas,
dapat dilihat bahwa kecenderungan
jawaban terbesar responden yaitu 71,8%
menjawab setuju penyajian yang kreatif di
iklan layanan masyarakat masyarakat
“menyetir motor di usia bawah umur”
sangat menarik. Penyajian yang dilakukan
dalam iklan layanan masyarakat tersebut
sangatlah bercerita dan konflik yang
terdapat dalam iklan layanan masyarakat
tersebut sangatlah sering terjadi di
kehidupan sehari-hari.
a. Pemahaman
Pesan iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia Bawah Umur” kepada
siswa-siswi SMAN 79 Jakarta mudah di pahami
Pernyataan 6
105
Frequency Percent
2 3 2,4
3 79 63,7
4 42 33,9
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa kecenderungan jawaban
terbesar responden yaitu 63,7% menjawab
setuju. pesan yang disampaikan dalam
iklan layanan masyarakat masyarakat
“menyetir motor di usia bawah umur”
kepada siswa-siswi sman 79 Jakarta
mudah di pahami. Pesan yang terdapat di
iklan layanan masyarakat tersebut
sangatlah simpel untuk di mengerti oleh
anak muda dari penggunaan kalimat
percakapan sehari-hari anak muda dan dari
pengisi suara yang tepat untuk mewakili
anak muda khususnya siswa-siswi SMA
Negeri 79 Jakarta.
b. Akseptibilitas
Pengisi suara tokoh adik yang belum cukup umur mengantar kakaknya dengan motor sangat
tepat untuk tidak memberikan izin mengendarai motor kepada adik sendiri yang belum cukup
umur
Pernyataan 7
Frequency Percent
1 1 0,8
2 13 10.5
3 87 70,2
4 23 18,5
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa kecenderungan jawaban
terbesar responden yaitu 70,2% menjawab
setuju penggunaan pengisi suara tokoh
adik yang belum cukup umur untuk
mengantar kakaknya dengan motor sangat
tepat dalam menyingung untuk tidak
boleh. Penggunaan pengisi suara adik
sudah sangat mewakili dari adik kita
sendiri yang masih belum cukup umur dan
pengisi suara kakak yang di antar oleh adik
sudah sangat mewakili anak muda
khususnya siswa-siswi SMA Negeri 79
Jakarta.
106
c. Keterlibatan Diri
Iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia Bawah Umur” di Radio Prambors
FM sudah tepat sasaran
Pernyataan 8
Frequency Percent
1 1 0,8
2 22 17,7
3 70 56.5
4 31 25.0
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan tabel di atas, dapat
dilihat bahwa kecenderungan jawaban
terbesar responden yaitu 56,5% menjawab
setuju iklan layanan masyarakat “menyetir
motor di usia bawah umur” di radio
prambors fm sudah tepat sasaran.
Penempatan iklan layanan masyarakat di
media radio prambors fm jakarta sudah
sangat tepat karena radio prambors target
pendengarnya adalah remaja sampai
dewasa dari usia 15-25 tahun.
d. Persuasi
Iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia Bawah Umur” di Radio Prambors
FM menginformasikan banyak angka kecelakaan bermotor yang di alami oleh anak di
bawah umur
Pernyataan 9
Frequency Percent
1 1 0,8
2 14 11,3
3 64 51,6
4 45 36,3
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa kecenderungan jawaban
terbesar responden yaitu 49,3% menjawab
setuju. Artinya sebagian besar responden
107
setuju bahwa dengan adanya iklan layanan
masyarakat masyarakat “menyetir motor di
usia bawah umur” di radio prambors fm
percaya kalau banyak angka kecelakaan
bermotor di alami oleh usia di bawah
umur. Karena di dalam iklan layanan
masyarakat tersebut menyebutkan data
yang sangat terpercaya karena pembuatan
iklan layanan masyarakat membahas isu
isu yang sedang hangat di masyarakat.
Iklan layanan masyarakat “Menyetir Motor di Usia Bawah Umur” di radio prambors
akan menyarankan adik yang belum cukup umur untuk tidak mengendarai sepeda
motor
Pernyataan 10
Frequency Percent
1 1 0,8
2 4 3,2
3 64 51,6
4 55 44,4
Total 124 100,0
Sumber: hasil olah data SPSS
Berdasarkan Tabel di atas, dapat
dilihat bahwa kecenderungan jawaban
terbesar responden yaitu 51,6% menjawab
setuju. Artinya sebagian besar responden
setuju bahwa dengan adanya iklan layanan
masyarakat masyarakat “menyetir motor di
usia bawah umur” di radio prambors akan
menyarankan adik yang belum cukup
umur untuk tidak mengendarai sepeda
motor. Dengan menyarankan adik kita
yang masih belum cukup umur untuk
mengendarai motor, kita sudah
menyelamatkan generasi muda dari
kecelakaan kendaraan bermotor dan tidak
melanggar lalu lintas.
Dari penghitungan di atas, didapat
nilai rata-rata keseluruhan dari tiap butir
pernyataan sebesar 3,16. Nilai tersebut
berada pada rentang kelas interval 2,50 –
3,24 yang berarti efektif. Artinya rata-rata
efektivitas iklan layanan masyarakat
108
tentang “menyetir motor di usia bawah
umur” sudah efektif untuk memberikan
informasi melalui iklan layanan
masyarakat dan siswa-siswi SMA Negeri
79 melakukan apa yang di pesankan dalam
iklan layanan masyarakat tersebut.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
sudah dibahas pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Pada dimensi Daya Tarik rata-rata
jawaban responden adalah 3,10 hasil
tersebut berada pada kategori efektif.
Maka peneliti menyimpulkan bahwa
sebagian besar responden setuju
menerima informasi yang menarik di
iklan layanan masyarakat tentang
“menyetir motor di usia bawah umur”
di radio prambors fm.
b. Pada dimensi Pemahaman rata-rata
jawaban responden adalah 3,31 hasil
tersebut berada pada kategori efektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa responden dapat paham akan
informasi yang ada di iklan layanan
masyarakat tentang “menyetir motor di
usia bawah umur” di radio prambors fm
dengan baik.
c. Pada dimensi Akseptibilitas rata-rata
jawaban responden adalah 3,06 hasil
tersebut berada pada kategori efektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa responden merasa pas dengan
penggunaan suara tokoh adik yang
belom cukup umur untuk mengantar
kakaknya dengan motor untuk
menyinggung bagi kakak yang
membiarkan adiknya yg belum cukup
umur untuk menyetir motor.
d. Pada dimensi Keterlibatan Diri rata-rata
jawaban responden adalah 3,06 hasil
tersebut berada pada kategori efektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa responden merasa sudah tepat
sasaran Iklan layanan masyarakat
masyarakat “menyetir motor di usia
bawah umur” di tampilkan di radio
prambors fm jakarta.
e. Pada dimensi Ingatan Selektif (tindakan
akhir) rata-rata jawaban responden
adalah 2,87 hasil tersebut berada pada
kategori efektif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa responden
tidak akan menyarankan dan melarang
adiknya untuk tidak menyetir motor
jika belum cukup umur atau tidak
memiliki SIM A karna tidak sedikit
kecelakaan terjadi di alami oleh anak
yang belum cukup umur.
f. Secara keseluruhan nilai rata-rata yang
didapat dari tiap butir pernyataan
adalah sebesar 3,16. Nilai tersebut
berada padar rentang kelas interval 2,50
– 3,24 yang berarti efektif. Artinya rata-
109
rata persepsi responden setuju bahwa
iklan layanan masyarakat tentang
“menyetir motor di usia bawah umur”
sudah efektif untuk memberikan
informasi melalui iklan layanan
masyarakat dan siswa-siswi SMA
Negeri 79 melakukan apa yang di
pesankan dalam iklan layanan
masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Shimp Terence. 2003. Periklanan dan
Promosi, Erlangga, Jakarta.
Byrne, Donn &Baron, Robert A. 2003.
Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh
Jilid 1. Sidoharjo: PT. Erlangga.
Cangara, H. Hafied; Pengantar Ilmu
Komunikasi; PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008.
Cangara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu
Komunikasi, Teori, dan Praktek.
Hall, Richard H. 2006. Implementasi
Manajemen Stratejik Kebijakan dan
Proses, terjemahan Nganam
Maksensius. Yogyakarta : Amara
Books.
Hapsari, Niken Tri. 2010. Seluk beluk
Promosi & Bisnis. Jogjakarta:
A*Plus Book.
Rakhmat, Jalaludin, 2003. Psikologi
Komunikasi, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 2005, Psikologi
Komunikasi, edisi revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Kasali, Rhenald. 2007. Manajemen
Periklanan, Konsep dan Aplikasinya
di Indonesia. Jakarta : PT. Pustaka
Utama Grafiti.
Kriyantono, R 2008, Teknik praktis riset
komunikasi, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi
Pelayanan Publik. Yogyakarta :
Pembaruan.
Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi
Pemasaran Modern. Yogyakarta :
Cakra Ilmu.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi
Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi
Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori
Administrasi Publik. Bandung :
Alfabeta.
110
Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi
Pemasaran. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Suprapto, Tommy. 2011. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Yogyakarta : CAPS.
SUMBER LAIN :
https://www.polri.go.id/layanan-sim.php
http://kabar24.bisnis.com/read/20160311/
367/527087/pelanggaran-lalu-
lintas-di-bawah-umur-meningkat
http://wartakota.tribunnews.com/2016/01/
12/2015-kasus-kecelakaan-
pengendara-anak-di-jakarta-
meningkat
http://www.sman79jkt.sch.id