efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs
TRANSCRIPT
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 1
MAKALAH
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manjemen Berbasis Sekolah
Dosen: Madali, M.Pd.
Penyusun
Ferry Heriyanto : 12150031 Kholifatullohil Hanifah : 12150035
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PANCA SAKTI Jalan Lapangan Bekasi Tengah Nomor 3, Kelurahan Margahayu, kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji Syukur penulis ucapkan terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Efektifitas, Efisiensi, dan ProduktivitasManajemen Berbasis Sekolah” tanpa ada halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam Penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Madali, M.Pd.selaku dosen mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah, serta keluarga dan kerabat
penulis yang telah membantu dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan
saran semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum wr.wb
Bekasi, Februari 2013
Penulis
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah 4
1.2 Manfaat Penulisan Makalah 4
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah 4
1.4 Metode Penulisan 4
BAB II
PEMBAHASAN 5
2.1 Efektifitas Manajemen Berbasis Sekolah 5
2.2 Efisiensi Manajemen Berbasis Sekolah 6
2.3 Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 7
2.4 Penerapan efektivitas, efisiensi dan produktivitasi MBS 11
BAB III
PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah Secara konseptual MBS menawarkan banyak maslahat bagi peningkatan mutu kinerja lembaga
sekolah dan efisiensi administrasi. Para pendukung MBS melihat bahwa kunci utama gerakan ini
adalah “kerelaan” pihak birokrasi untuk secara signifikan menyerahkan tugas pokok dan fungsi atau
kapasitasnya dalam membuat keputusan ketingkat sekolah.
Dari uraian diatas tersurat bahwa dengan beralihnya tugas dari birokrasi ke warga sekolah, maka
warga sekolah tersebut dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya mengenai
Manjemen Berbasis Sekolah (MBS). Berdasar pada pemikiran itulah Kami menyusun Makalah ini
dengan harapan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang MBS kepada para Mahasiswa di
STKIP Panca Sakti Bekasi yang merupakan calon-calon guru dan pengelola sekolah pada akhirnya.
Sehingga cita-cita meningkatkan kualitas pendidikan dapat dicapai dengan maksimal.
1.2 ManfaatPenulisan Makalah Manfaat yang Kami ekspektasikan pada pembuatan makalah ini tentu saja terciptanya Sumber
Daya Manusia (SDM) yang mengerti dan memahami konsep MBS. Terutama dalam hal Efektifitas,
Efisiensi, dan Produktivitas MBS sehingga mereka tahu bagaimana konsep awal untuk menuju ke
implementasi MBS yang berhasil dengan cara merumuskan lebih dini Tiga Dimensi yang telah
disebutkan diawal. Sehingga pada saat penerapan MBS Sumber Daya yang ideal dapat difungsikan dan
strategipun telah dengan jelas difahami.
1.3 Tujuan Penulisan Makalah Tujuan disusunnya Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah MBS yang
diberikan kepada Penulis sebagai salah satu bentuk presentasi. Selain itu, disusunnya Makalah ini
adalah untuk memberikan sebagian informasi tentang MBS. Khususnya tentang Efektifitas, Efisiensi,
dan Produktivitas MBS.
1.4 Metode Penulisan
Pada makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu mencari referensi dari buku-
buku yang relevan dengan materi yang ditugaskan kepada penulis. Penulis juga menggunakan metode
searching di internet. Setelah semua materi terkumpul, penulis merangkum materi tersebut dengan
sesingkat mungkin tetapi tidak menghilangkan inti dari materi tersebut.
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Efektifitas Manajemen Berbasis Sekolah Dalam memaknai efektifitas setiap orang memberi arti yang berbeda sesuai sudut pandang dan
tujuan yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada
efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil jadi
efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang
dituju. Dengan demikian, efektifitas adalah bagaimana suatu Organisasi berhasil mendapatkan atau
memanfaatkan Sumber Daya dalam mewujudkan tujuan operasional.Efektivitas MBS berarti
bagaimana MBS berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat,
mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk
mewujudkan tujuan sekolah. Efektivitas MBS ini dapat dilihat berdasarkan teori sistem dan dimensi
waktu.
Berdasarkan teori sistem, kriteria efektivitas harus mencerminkan keseluruhan siklus input-
output yaitu harus mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan berdasarkan dimensi waktu, efektivitas MBS dapat diamati dalam
beberapa jangkauan yaitu: 1) efisiensi jangka pendek yang berfungsi untuk menunjukkan hasil
kegiatan dalam kurun waktu sekitar satu tahun dengan kriteria kepuasan, efisisensi, dan produksi; 2)
efisiensi jangka menengah dalam waktu sekitar lima tahun, dengan kriteria perkembangan serta
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perusahaan; dan 3) efisiensi jangka panjang adalah
untuk menilai waktu yang akan datang di atas lima tahun digunakan kriteria kemampuan untuk
melangsungakan hidup dan kemampuan membuat perencanaan strategis bagi kegiatan di masa depan.
Efektifitas MBS dapat dilihat dari efektifitas Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya.
Efektifitas tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Produktivitas: Bagaimana siswa, guru, kelompok, dan sekolahpada umumnya mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Efisiensi:Perbandingan individu dan prestasi sekolah dengan biaya yang dikeluarkan untuk
mencapai prestasi tersebut.
3. Kualitas: Tingkat kualitas usaha, tujuan, jasa, hasil, dan kemampuan yang dihasilkan oeh siswa
di sekolah.
4. Pertumbuhan: Perbaikan kualitas dengan membandingkan prestasi dimasa lalu.
5. Ketidakhadiran: yang berkaitan dengan jumlah waktu dan frekuensi ketidakhadiran siswa,
guru, dan pegawai sekolah lainnya.
6. Perpindahan: Jumlah perpindahan dan tetapnya siswa, kepala sekolah, dan pegawai lainnya.
7. Kepuasan kerja guru:bagaimana tingkat kesenangan yang dirasakan guru terhadap berbagai
macam pekerjaan yang dilakukannya.
8. Keputusan siswa:bagaimana siswa merasa senang menerima pelayanan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
9. Motivasi:Kekuatan kecendurangan dan kegiatan guru, siswa, dan pekerja sekolah untuk
melibatkan diri dalam kegiatan atau pekerjaan sekolah.
10. Semangat:Perasaan senang guru, siswa, dan personil sekolah terhadap sekolahnya,
sehinggasehingga mereka merasa bangga menjadi bagian dari anggota sekolah.
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 6
11. Kepaduan:bagaimana siswa dan guru-guru saling menyukai satu sama lain, bekerjasama
dengan baik, berkomunikasi secara penuh dan terbuka, serta mengkoordinasikan usaha-usaha
mereka.
12. Keluwesan dan adaptasi:kemampuan sekolah untuk mengubah prosedur dan cara-cara
operasinya dalam merespon perubahan masyarakat dan lingkungan lainnya.
13. Perencanaan dan perumusan tujuan:bagaimana anggota sekolah merencanakan langkah-
langkah pada masa yang akan datang dan menghubungkannya dengan perumusan dan
penetapan tujuan.
14. Consensus tujuan:bagaimana anggapan masyarakat, orang tua, dan siswa menyepakati tujuan
yang sma di sekolah.
15. Internalisasi tujuan organisasi:penerimaan terhadap tujuan sekolah dan keyakinan para orang
tua, guru, dan siswa bahwa tujuan sekolah itu benar dan layak.
16. Keahlian manajemen dan kepemimpinan:keseluruhan tingkat kemampuan kepala sekolah dan
pegawai lainnya dalam menjalankan tugas-tugas sekolah.
17. Manajemen komunikasi dan informasi:kelengkapan, efisiensi penyebaran, dan akurasi dari
informasi harus dipandang penting oleh semua bagian di sekolah.
18. Pemanfaatan lingkungan: bagaimana sekolah berhasil berintegrasi dengan masyarakat,
lingkungan yang lain serta memperoleh dukungan dan sumber daya yang langka dan berharga
yang digunakan untuk operasi yang efektif.
19. Penilaian oleh pihak luar: pelayanan yang layak mengenai sekolah oleh individu, organisasi,
dan kelompok dalam masyarakat yang berhubungan dengan sekolah.
20. Stabilitas: kemapuan sekolah untuk memelihara struktur, funsi, dan sumber daya sepanjang
waktu.
21. Penyebaran pengaruh: tingkat partisipasi individu dalam mengambil keputusan yang
mempengaruhi mereka secara langsung.
22. Latihan dan pengembangan: jumlah usaha dan sumber-sumber daya sekolah yang
diperuntukkan bagi perkembangan bakat dan kemampuan guru serta pegawai lainnya.
(Direktorat Pendidikan Menengah Umum,2001).
2.2Efisiensi Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia efisien berarti mampu mengerjakan kewajiban dengan baik
dan tepat, tepat sesuai dengan rencana, tepat dan tidak membuang-buang waktu. Sedangkan Efisiensi
dimaknai kemampuan menjalankan tugas dengan baik tepat, ketepatan cara (usaha, kerja dsb) dalam
menjalankan sesuatu.Di samping perlu dilihat dari segi efektivitasnya,pemberlakuan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) juga harus dianalisis dari segi efisiensi. Efisiensi merupakan aspek penting
dalam manajemen sekolah karena sekolah umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber
dana, dan secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan manajemen.
Implementasi MBS perlu dilihat dari segi efisiensi, karena Efisiensi merupakan usaha yang sangat
penting dalam manajemen pendidikan. Sekolah umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan
sumber dana,dan hal tersebut berpengaruh lagsung terhadap kegiatan manajemen. Efisiensi lebih
ditekankan pada perbandingan antara input atau sumber daya dengan output atau hasil. Suatu
kegiatan dapat dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan sumber
daya yang minimal.
Depdikbud (1989) membedakan efisiensi pendidikan menjadi efisiensi internal dan efisiensi
eksternal. Efisiensi internal menunjukan perbandingan antara prestasi belajar (ukuran non monoter
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 7
hasil pendidikan) dan masukan biaya pendidikan. Adapun efisiensi eksternal dihubungkan dengan
metode cost-benefit analysis, yaitu perbandingan keuntungan finansial pendidikan, biasanya diukur
dari penghasilan lulusan dengan seluruh jumlah dana yang dikeluarkan untuk pendidikannya.
Efisiensi memiliki kaitan langsung dengan pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang
terbatas secara optimal sehingga memberikan dampak yang optimal pula. Dikatakan suatu program
pendidikan yang efisien cenderung ditandai dengan pola penyebaran dan pendayagunaan sumber-
sumber pendidikan yang sudah ditata secara efisien mampu menyediakan keseimbangan antara
penyediaan dan kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan sehingga upaya pencapaian tujuan
(effectiveness) tidak mengalami hambatan. Dengan demikian, sistem atau program pendidikan yang
efisien ialah yang mampu mendistribusikan sumber-sumber pendidikan secara adil dan merata agar
setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk mendayagunakan sumber-sumber
pendidikan tersebut dan mencapai hasil maksimal.
Dalam menganalisis efisiensi MBS sebagaimana juga dalam menganalisa efektifitas pendidikan
harus diperhatikan aspek input dan proses MBS tersebut. Sehubungan dengan itu, sistem pendataan
yang akurat, tepat guna dan waktu perlu dibangun secara mendasar melalui peningkatan infrastruktur
teknologi informasi pada setiap sekolah (daerah), yang meliputi kemampuan staf, arus data yang
melekat pada proses manajemen, pusat-pusat pelatihan pendataan, serta sarana dan prasarana yang
mendukung. Dalam meningkatkan efisiensi MBS, analisis serta pengkajian data dan informasi perlu
dilakukan secara terus-menerus dan mendalam agar setiap unit kerja di sekolah dapat melaksanakan
MBS yang efisien.
2.3 Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Produktivitas dimaknai kemampuan untuk menghasilkan
sesuatu, kemampuan untuk menciptakan sesuatu.
Thomas (1982) mengemukakan bahwa produktivitas pendidikan dapat ditinjau dari tiga dimensi
sebagai berikut:
1. Meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran admistratif,
Yaitu seberapa besar dan seberapa baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses
pendidikan baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan.
2. Meninjau produktivitas dari segi keluaran perubahan perilaku,
Dengan melihat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi
akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar tertentu di sekolah.
3. Melihat produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan
layanan pendidikan di sekolah.
Hal ini mencakup “harga” layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost) dan “perolehan”
(earning)yang ditimbulkan oleh layanan itu atau disebut “peningkatan nilai balik”.
Produktivitas yang diukur penting digunakan untuk memperoleh ukuran input pendidkan. Selain
itu, perlu juga dipertimbangkan fakta bahwa pengeluaran masyarakat biasanya hanya dianggarkan
dalam jangka pendek. Sedangkan pendidikan adalah proses jangka panjang. Oleh karena itu, akan
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 8
sangat berbahaya mengukur produktivitas pendidikan yang diselenggarakan dalam rentang waktu
relative panjang dengan menggunakan teknk-teknik pengukuran ekonomi jangka pendek.
Dalam mengukur produktivitas pendidikan, termasuk produktivitas MBS sebagai paradigma baru
manejemen pendidikan, dapat digunakan metode dan tekhnik yang berbeda. Sehubungan dengan itu,
dalam hal ini dikemukakan kajian yang berkaitan dengan tenaga kerja kependididkan, guru, dan gaji
guru, ahli ekonomi dan sekolah, serat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, yang diakhiri dengan
analisis produktivitas sekolah.
a. Tenaga Kerja Kependidikan
Kebutuhan-kebutuhan akan tenaga kerja dalam konteks ekonomi pendidikan membutuhkan
pengetahuan mengenai kualifikasi kependidikan dan ketrampilan tenaga kerja yang sudah ada.
Seiring dengan semakin berkembangnya ekonomi, adaptabilitas tenaga kerja yang sudah ada
menjadi suatu hal yang dipertimbangkan. Tingkat pendidikan umum yang tinggi merupakan
suatu prasyarat utama (since qua non) bagi banyak perubahan yang terjadi dalam lingkungan
pekerjaan. Akhirnya, pandangan dalam konteks ini hendaknya dilakukan dengan menggunakan
pedoman ekonomi umum yang membutuhkan perencanaan pertumbuhan ekonomi-panjang.
b. Guru dan Gaji Guru
Kemampuan merupakan sumber yang paling langka digunakan dalam menentukan aspek
kuantitas pendidikan. Menurut banyak pengamat ekonomi pendidikan, biaya paling besar dalam
pendidikan adalah yang berkenaan dengan waktu dan tenaga peserat didik.
Masalah urgen yang perlu dianalisis dalam hal ini adalah sistem gaji guru. Studi tentang
sistem gaji guru dibatasi tidak hanya pada pendapatan guru, tetapi juga menyangkut bayaran
pensiu, bayaran untuk berlibur, dan lain-lain. Dalam batas-batas absolut dapat dikatakan bahwa
sistem penggajian guru sudah lebih baik dari sebelumnya karena lebih banyak aspek yang tengah
dipertimbangkan.
Jika dikaji dari segi, mengajar adalah sebuah profesi maka distribusi sistem penggajian guru
adalah sempit, dan bahkan ada yang menganggap bahwa sistem penggajian guru mengalami
kemunduran.
Sistem gaji guru hendaknya dipandang dengan menggunakan kacamata konvensi-konvensi
sosial, periode lamanya harus dijadikan pertimbangan dalam menentukan gajinya. Sistem
penggajian guru seharusnya tidak dilakukan secara kaku tetapi dilakukan dengan fleksibel.
c. Ahli Ekonomi dan Sekolah
Pesatnya perubahan yang terjadi dalam masyaratkat mengibatkan paar ahli ekonomi
cenderung berpikir untuk jangka panjang. Mereka tidak menggunakan pandangan yang statis,
tetapi juga melihat jauh ke depan dan lebih relistis. Sehubungan dengan hal teersebut perlu
dianalisis tentang “bahan mentah” untuk menyelenggarakan pendidikan. Hal lain yang tidak kalah
penting adalah mempertimbangkan kurikulum dalam berbagai jenjang pendidikan dan dikaitkan
dengan pemikiran tentang struktur pendidikan.
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 9
Sehubungan dengan hal tesebut, Pool of ability sebenarnya sudah dipandang sebagai suatu
konsep penting dalam upaya pembaharuan pendidikan. Lebih jauh lagi Pool of Ability perlu diakji
sebagai cara lain menimbang kemampuan manusia. Hasilnya tentu saja dipenagruhi oleh
pengajaran yang baik atau buruk, lingungan pengajaran, faktor-faktor temperamental, dan
kecocokan emosional. Dengan demikian hasil pengukuran tersebut tidak dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam menentukan potensi pendidikan.
Sautu sistem pendididkan harus dinilai kembali secara kontinu, dengan tujuan melihat
relevansidan efisiensi pengajaran yang diselenggarakan di sekolah.
d. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pemikiran tentang ekonomi pendidikan tidak bisa dilepaskan dari kedudukan pendidikan
dalam pertumbuhan ekonomi. Pendidikan diharapkan dapat memainkan peranan penting dan
secara langsung diharapkan dapat membantu perekonomian negara. Di negara-negara miskin,
masalah pendidikan itu berentang mulai dari masyarakat yang tingkat peradapannya kompleks
dan kuno hingga masyarakat primitif. Di negara-negar dengan tingkat pendapatan rendah dan
tingkat konservatismenya tinggi, upaya menemukan alat untuk meningkatkan peradapan
terhambat.
Rencana pendidikan seharusnya dipandang sebagai bagian dari program ekonomi umum
untuk meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Ada dua alasan untuk hal tersebut,
pertama karena pendidikan harus membenarkan klaim pada sumber-sumber nasional dalam
kompetisinya dengan layanan-layanan sosial, seperti layanan kesehatan masyarakat dan investasi
dalam modal fisik. Kedua, pengalaman telah menunjukkan bahwa pertumbuhan yang berimbang
memerlukan suatu integrasi seluruh aspek kehidupan ekonomi dan sosial. Untuk itu pendidikan
pada umumnya dipandang memiliki tiga peranan yang utama, (1) menyediakan tenaga kerja dan
teknisi terampil, (2) menghasilakan suatu iklim pertumbuhan melalui peningkatan kemampuan
berpikir masyarakat luar kebutuhan dan kesulitan mereka sehari-hari, (3) untuk mengajarkan
kemampuan pendidikan dasar kepada anak-anak yang berasaldari keluarga petani pedesaan.
Pendidikan merupakan suatu senjata yang sangat potensial baik untuk pertumbuhan
ekonomi masyarakat maupun untuk kemajuan masyarakat pada umumnya. Karena itu, tujuan-
tujuan pendidikan harus dirancang dengan cermat, namun tetap berkaitan secara erat dengan
bagian-bagian lain dari program pembangun masyarakat, agar penyelenggaraan pendidikan bisa
lebih murah secara financial demikian pula dengan sumber-sumbernya.
e. Analisis Produktivitas Pendidikan
Pengukuran produktivitas pendidikan erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, yang
sangat bergantung pada akurasi kerangka yang digunakan dalam analisis dan kualitas data. Untuk
mengetahui produktifitas pendidikan, termasuk MBS sebagai paradigma baru menajemen
pendidikan, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Analisis Efektifitas Biaya
Fungsi produksi pendidikan sama dengan fungsi produksi lainnya, terutama yang dapat
didasrkan pada relasi matematis untuk menjelaskann bagaimana sumber-sumber (input)
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 10
dapat ditransfomasikan menjadi (outpus). Oleh karena itu, efektifitas biaya perlu
didefinisikan ukuran-ukuran input, output, dan proses transformasi input menjadi output
tersesebut.
Terdapat lima indikator yang daat digunakan dalam melakukan analisis efektifitas biaya,
sebagai berikut:
a) Unit Cost
Digunakan dalam mengukur efektivitas biaya dipandang kurang akurat karena
hanya mengukur biaya keseluruhan dibagi dengan jumlah peserta didik.
b) Cycle Cost
Mengacu pada jumlah rata-rat biaya yang dikeluarkan oleh setiap peserta didik
dalam satu tahun, dan melihat jumlah peserta didik yang lulus etiap tahunnya dari sutu
sekolah atau lembaga pendidikan.
c) Attrition Cost
Melihat efektifitas biaya berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan
kontribusinya terhadap keluaran. Ini dapat diketahui dari besar kecilnya index yang
diperoleh dari hasil bagi antara ratio input-output dengan jumlah tahun yang
dubutuhkan secara ideal untuk menyelesikan pendidikan di sutu sekolah.
d) Cost per-unit Dispersion
Analisis efektifitas biaya ini akan menghasilkan angka-angka yang mengandung
dispersi (pemencaran), sehingga dispersi ini perlu juga diperhitungkan sebagai
indikator efektivitas. Fluktuasi angka-anngka disekitar nilai rata-rata menggambarkan
tingkat efektivitas.
e) Cost per-unit achievement
Analisis efektivitas biaya ini berasumsi bahwa setiap biaya yang dikeluarkan
mempunyai kontribusi pada peningkatan output maupun outcomes. Faktor-faktor lain
yang mempengaruhi output maupun outcomes sangat penting dilakukan untuk
menjamin ketelitian pengukuran.
2) Analisis Biaya Minimal
Analisis biaya minimal berupaya mencari cara produksi yang paling murah untuk
mencapai efektivitas, dengan menggunakan salah satu alternatif analisis atau
mengkombinasikan alternatif-alternatif yang dapat digunakan. Dalam hal ini dapat
dikemukakan bahwa penaksiran dan interpretasi yang layak terhadap fungsi produksi dan
biaya, dapat memberikan kontrobusi yang sangat penting pada pendidikan sebagai mana
diperkirakan oleh para ahli ekonomi.
3) Analisis Manfaat Biaya
Analisis manfaat biaya dilakukan berdasarkan interpretasi subjektif. Dalam hal ini setiap
pengeluaran sekolah diidentifikasi sumbangannya terhadap kepuasan kerja, dan tingkat
kepuasan tersebut dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, sehingga manfaat
yang diperoleh sesungguhnya merupakan pertimbangan subjektif terhadap laternative
berdasarkan referensi nilai yang dianut.
Produkvitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks
dan sangat erat kaitannya satu sama lain.Depdikbud ( 1998 ) mengemukakan beberapa
faktor yang perlu di perhatikan antara lain :
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 11
a) Faktor-faktor yang berhubungan dengan organisasi dan manajemen ; yakni kegiatan-
kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan
faktor-faktor yang tidak langsung berhubungan dengan proses pendidikan tersebut.
b) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepala sekolah,hal ini meliputi kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat untuk kelancaran pendidikan atau sekolah antara lain
manajemen perkantoran,kepegawaian,keuangan,kurikulum dan pengajaran dan
sebagainya. --Anisa Punya---
c) Faktor-faktor yang berhubungan dengan guru, meliputi tanggungjawab guru atas
pekerjaan dalam melaksanakan tugas pengajaran serta usaha bimbingan bagi peserta
didik.
d) Faktor-faktor yang berhubungan dengan anggaran pendidikan, meliputi usaha
pendayagunaan anggaran, baik anggaran rutin maupun anggaran pembangunan yang
menunjang kelancaran penyelengaraan pendidikan di sekolah.
e) Faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah, hal ini berhubungan dengan
faktor-faktor eksternal seperti, letak geografis sekolah, struktur dan tingkat pendidikan
masyarakat.
f) Faktor-faktor berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian, hal ini berkaitan
dengan pengawasan melekat dari para pemimpin sebagai penunjang pengawasan
fungsional yang merupakan tindakan efektif apabila dilaksanakan secara sistematik,
sistematis dan berencana.
g) Faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin nasional sebagai kunci keberhasilan
dalam pengelolaan. Hakekat disiplin disini tidak lain adalah kepatuhan terhadap norma
yang disepakati dalam suatu sistem.
Untuk mendorong sekolah yang produktif perlu diperhatikan beberapa faktor yang memiliki
pengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas, seperti moral, etika kerja, motivasi, jaminan social,
sikap, disiplin, kesehatan, kesempatan berprestasi, lingkungan dan suasana kerja, hubungan insani,
teknologi, kepuasan kerja, kebijakan pemerintah dan besarnya pendapatan, serta sarana produksi.
Faktor-faktor tersebut harus senantiasa diperhatikan dalam MBS untuk menghasilkan sekolah yang
produktif, efektif, dan efisien.
2.4 Penerapan efektivitas, efisiensi dan produktivitasi MBS
Penerapan MBS dalam sistem yang pemerintahan yang masih cenderung terpusat tentulah akan
banyak pengaruhnya. Perlu diingatkan bahwa penerapan MBS akan sangat sulit jika para pejabat
pusat dan daerah masih bertahan untuk menggenggam sendiri kewenangan yang seharusnya
didelegasikan ke sekolah. Bagi para pejabat yang haus kekuasaan seperti itu, MBS adalah ancaman
besar.
Dengan maraknya perintisan sekolah-sekolah unggulan dan terpadu merupakan salah satu
bentuk aktualisasi penerapan MBS. Terlebih sekolah unggulan dan terpadu ini menampilkan sajian
kurikulum yang menarik, efektif, efisien, dan sangat produktif dalam menunjang proses belajar bagi
peserta didik. Dengan penerapan fullday schooling, para siswa di berikan fasilitas yang lebih dari
biasanya di berikan di sekolah-sekolah negeri/ konfensional. Dengan demikian perkembangan
sekolah-sekolah Islam terpadu/ unggulan dapat menjadi salah satu contoh sekolah yang telah
menggunakan manajemen berbasis sekolah yang baik sesuai dengan kurikulum sendiri yang
dipadupadankan dengan kurikulum Nasional.
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
MBS adalah konsep baru dibidang pengelolaan lembaga pendidikan. Sebelum di Indonesia konsep
ini muncul terlebih dahulu di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Kanada,
Hongkong dan lain sebagainya. Karena itulah pengetahuan dan pemahaman MBS di Indonesia masih
belum merata.
Hal lain yang menyebabkan ketidakmerataan pengetahuan ini adalah karena orang-orang
Indonesia belum cukup berani untuk menerima tugas otonomi di sekolah dan mengolahnya dengan
baik. Padahal lain daripada itu baik tidaknya implementasi MBS ini bisa kita tentukan dengan
memahami bagaimana Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas MBS apabila diterapkan.
3.2 Saran
Sebuah peribahasa “tak ada gading yang tak retak” begitupun dengan makalah ini, ada banyak
sekali kekurangan yang harus diperbaiki. Dengan semua itu kami membuka pintu saran yang sebesar-
besarnya bagi siapapun yang menghendaki makalah ini menjadi lebih baik.
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal, Tasai Amran, 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.
Cowley, Sue, 2010.Panduan Manajemen aperilaku Siswa. Bandung: Erlangga.
Danim, Sudarman, 2005. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurkholis, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Yuniar, Tanti, 1987. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Agung Media Mulia.
http://sweejamz-lovers.blogspot.com/
http://situsjihadku.blogspot.com
http://www.ferryheriyanto.webs.com
http://sorbanmerah.wordpress.com