edited ergonomics task
TRANSCRIPT
TUGAS ERGONOMIKA
KAJIAN PERMASALAHAN ERGONOMIKA
“POSISI DUDUK KETIKA BELAJAR”
OLEH:
WAHYU ADI PUTRA
05081006010
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
PENDAHULUAN
I. Tinjauan Pustaka
Ergonomi adalah ilmu mendesain pekerjaan, peralatan dan tempat kerja agar
sesuai dengan pekerja. Desain ergonomis yang benar sangat diperlukan untuk
mencegah cedera regangan berulang, yang dapat berkembang dari waktu ke waktu
dan dapat menyebabkan cacat jangka panjang. Ergonomi International Association
mendefinisikan ergonomi sebagai berikut: “Ergonomi (atau faktor manusia) adalah
disiplin ilmu yang bersangkutan dengan pemahaman interaksi antara manusia dan
elemen lain dari sistem, mengapa dan profesi yang berlaku teori, prinsip, data dan
metode untuk desain untuk mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan keseluruhan
kinerja system.” Ergonomi digunakan untuk memenuhi dua tujuan kesehatan dan
produktivitas. Hal ini relevan dalam hal desain seperti furnitur yang aman dan mudah
digunakan antarmuka untuk mesin.
Ergonomi berkaitan dengan 'kesesuaian' antara manusia dan alat-alat teknologi
dan lingkunganIni mempertimbangkan kemampuan pengguna dan keterbatasan dalam
mencari untuk memastikan bahwa tugas-tugas, peralatan, informasi dan sesuai dengan
lingkungan masing-masing pengguna. Untuk menilai kesesuaian antara orang dan
teknologi yang digunakan, seorang ergonomis mempertimbangkan pekerjaan
(aktivitas) yang dilakukan dan tuntutan pada pengguna, peralatan yang digunakan
(ukuran, bentuk, dan bagaimana yang tepat itu untuk tugas itu), dan informasi
digunakan (bagaimana itu disajikan, diakses, dan diubah).
II. Permasalahan
Dalam pembuatan makalah ini saya selaku penulis mengangkat permasalahan
tentang nilai ergonomic sebuah ruang lingkup belajar mahasiswa di tempat
tinggalnya. Ruang lingkup yang diamati adalah meja belajar. Dilihat dari segi bentuk
dan pola duduk ketik menggunakan meja belajar tersebut. Meja belajar tersebut sangat
pendek dan dilihat dari pola duduk pengguna agak membungkuk. Sehingga
menghambat proses belajar mahasiswa tersebut, seperti mudah pegal pada bagian
leher, punggung, dan juga pada kaki. Maka dari itu saya melakukan observasi untuk
meninjau dari segi ergonomikanya.
III. Tujuan
Dari pengamatan tersebut tentu penulis dapat memberikan rekomendasi
terhadap pengguna meja belajar yang rendah agar mengubah pola duduk ataupun
mengubah ruang lingkup belajar ke meja yang lebih tinggi.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan observasi dan pengecekan posisi duduk mahasiswa, ternyata
tinggi meja belajar yang digunakan hanya 25 cm. Tentu ketika dilihat dari postur
tubuh pengguna agak membungkuk. Posisi kepala agak menurun dan leher tidak
lurus.
Gambar 1.1 Posisi belajar
Kalau dilihat dari posisi tersebut merupakan posisi belajar yang tidak ergonomis.
Posisi kepala dan leher yang menurun dapat menyebabkan peredaran darah terganggu
akibatnya pasokan oksigen menurun dan mudah mengantuk. Hal ini memang sering
dirasakan oleh mahasiswa tersebut ketika sedang belajar.
Kemudian posisi tulang punggung yang agak membungkuk di bagian atas. Hal
ini sangat membahayakan postur tulang jika dilakukan secara terus menerus. Postur
tulang belakang akan berubah menjadi bungkuk di bagian atasnya. Dalam istilah
dunia kesehatan disebut Kofosis. Merupakan kelainan postur atau bentuk tulang
belakang atau tulang punggung bagian atas yang menonjol kebelakng sehingga postur
badan terlihat membungkuk (berpunuk/kifosis). Penyebab utama dari kelainan postur
tulang belakang kifosis ini adalah kekurangan vitamin D yang diperparah dengan
posisi duduk yang tidak benar dalam jangka yang panjang.
Kemudian dilihat dari bagian bawah, posisi kaki sangat tidak nyaman. Karena
posisi yang digunakan adalah bersila. Jika dilakukan dalam waktu yang lama, otot
kaki akan terserang kesemutan ataupun kram. Hal ini terjadi karena aliran darah dari
bagian atas tubuh ke bagian bawah tubuh tertutup karena posisi kaki yang tidak benar.
Gambar 1.2 Posisi kaki ketika belajar
Kesemutan dan kram sering dialami oleh mahasiswa ini, sehingga sering mengubah
posisi kaki bahkan mengubah posisi belajar dari duduk bersila menjadi tidur di lantai.
Hal ini tentu mengganggu proses belajar mahasiswa tersebut.
Jika dilihat dari konsep ergonomika, posisi belajar dari mahasiswa tersebut
sangatlah tidak nyaman. Dengan posisi yang membungkuk dapat mengubah postur
tubuh yaitu kelainan tulang belakang kifosis. Leher yang menurun dapat
menyebabkan tinggi badan yang lenih pendek diperparah dengan bentuk tulang
belakang yang membungkuk. Kemudian posisi kaki yang bersila. Sangat tidak
nyaman dalam kegiatan belajar. Apalagi mahasiswa mengakui sering kesemutan dan
kram, sehingga mengganggu proses belajar.
Hal ini perlu disiasati dengan mengubah pola posisi belajar yang lebih nyaman
atau lebih ergonomis. Pertama posisi badan harurlah tegak dan leher dalam posisi
yang lurus dengan badan, yaitu menaikan ketinggian badan meja sekitar 65 cm atau
70 cm. Dapat disesuaikan dengan tinggi badannya atau dengan tingkat kenyamanan
dari pengguna. Kursi yang sesuai dengan tinggi badan agar lekukan kaki dari tulang
panjang paha (lemur) tegak lurus dengan tulang betis hingga telapak kaki.
Gambar 1.3 Posisi duduk rekomendasi
Dengan posisi yang digambarkan di atas merupakan posisi belajar yang
direkomendasikan untuk meningkatkan kenyamanan mahasiswa dalam belajar. Posisi
kaki yang tegak lurus dengan panjang tulang lemur (paha) dan postur badan tegap
dapat dikatakan memenuhi syarat ergonomis dalam posisi belajar. Aliran darah
mengalir tanpa terganggu. Posisi badan yang tegap sehingga postur tulang belakang
tetap tegap.
Dengan posisi belajar yang direkomendasikan diharapkan permasalahan yang
dihadapi mahasiswa terselesaikan, seperti mudah lelah ketika belajar, mudah pegal-
pegal, mengantuk. Mungkin hal ini disebabkan karena posisi belajar yang tidak tepat
untuk tubuh. Tubuh akan melakukan penyesuaian dengan lingkungan kerjanya.
Sehingga penyakit yang tidak diinginkan seperti kelainan postur tulang belakang
(kifosis) dapat terhindarkan. Tentunya prestasi mahasiswa akan meningkat.
Gambar 1.4 Posisi ergonomis di meja kerja
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ergonomika sangatlah
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Sebagai contoh adalah dalam posisi
belajar yang tepat. Ada beberapa aspek yang diperhatikan dalam posisi belajar, seperti
posisi badan yang tegap atau bungkuk, leher yang menurun atau tegak, dan kaki
dalam posisi yang nyaman atau tidak. Jika kita menganggap remeh aspek ini ada
beberapa hal yang akan dialami dari posisi belajar yang salah seperti bungkuk
(kifosisi) merupakan kelainan postur tulang belakang. Mudah mengantuk dan
kesemutan atau kram karena aliran darah yang tidak lancar. Dengan memperhatikan
beberapa aspek itu, kita dapat memecahkan permasalahan dalam posisi belajar.
II. Saran
Permasalahan posisi belajar merupakan hal yang mesti diperhatikan, karena
menyangkut prestasi dan kesehatan kita kedepan. Mengubah posisi belajar yang dita
anggap nyaman merupakan hal yang tepat. Namun mesti dalam keadaan yang wajar,
jangan sampai membahayakan tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ergonomika (diakses pada tanggal 12 September 2010 pukul 15:54)
http://en.wikipedia.org/wiki/Kyphosis (diakses pada tanggal 18 Oktober 2010 pukul 15:30)
http://www.medicalera.com/index.php?option=com_myblog&show=kelainan-bentuk-tulang-belakang-ii-kifosis-kyphosis.htm (diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 09.00)