Download - UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016
LAPORAN AKHIR
PELAKSANAAN HIBAH REVITALISASI LPTK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
LAPORAN AKHIR
PELAKSANAAN HIBAH REVITALISASI LPTK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ....................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
A. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................ 1
2. Tujuan ........................................................................................ 13
B. RINGKASAN LAPORAN EVALUASI DIRI ................................ 15
1. Evaluasi Implementasi Kurikulum yang Sedang Dilaksanakan ... 15
2. Evaluasi Sistem Manajemen Pembelajaran .................................. 20
3. Rangkuman Masalah dan Tantangan yang Teridentifikasi .......... 24
C. PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN ....................... 26
1. Kurikulum ................................................................................... 26
2. Sistem Manajemen Pembelajaran ................................................ 32
D. EVALUASI PELAKSANAAN DAN KEBERLANJUTAN
PROGRAM .........................................................................................
38
1. Evaluasi Pelaksanaan Program ...................................................... 38
2. Keberlanjutan Program ................................................................. 39
E. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 40
1. Kesimpulan .................................................................................... 40
2. Saran .............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 41
LAMPIRAN ............................................................................................... 43
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Profil Kualifikasi Akademik Dosen ...................................... 17
Gambar 2. Profil Jabatan Akademik Dosen ........................................... 17
Gambar 3. Komponen Model PDCA ..................................................... 33
Gambar 4. Siklus Implementasi PDCA .................................................. 33
Gambar 5. Visualisasi Penjaminan Mutu ................................................ 35
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis SWOT Kurikulum PSPBI .............................................. 19
Tabel 2. Analisis SWOT Kurikulum PSBK .............................................. 19
Tabel 3. Analisis SWOT Kurikulum PSPF ............................................... 19
Tabel 4. Analisis SWOT Kurikulum PSPJKR ........................................... 20
Tabel 5. Hasil Evaluasi Sistem Managemen Pembelajaran ....................... 23
Tabel 6. Rangkuman Masalah dan Tantangan pada Implementasi
Kurikulum ....................................................................................
24
Tabel 7. Rangkuman Masalah dan Tantangan pada Sistem Managemen
Pembelajaran ................................................................................
25
Tabel 8. Rincian Kegiatan .......................................................................... 30
1
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Salah satu penjabaran pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah diberlakukannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang selanjutnya diikuti dengan penyusunan dan regulasi produk
hukum berikutnya yang terkait dengan penyelenggaraan proses pendidikan di
Indonesia. Berikutnya secara lebih teknis diikuti dengan tersusunnya Rencana
Strategis Depdiknas yang antara lain memuat visi, dan misi Pendidikan
Nasional. Visi Pendidikan Nasional Indonesia adalah terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah. Misi Pendidikan Nasional adalah: (1)
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (2) membantu dan
memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (3)
meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (4) meningkatkan
keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global; dan (5) memberdayakan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Manusia Indonesia yang dimaksud dalam visi pendidikan nasional
Indonesia adalah manusia berkualitas dalam kecendekiawanan, kecerdasan
spiritual, emosional, sosial, serta kinestetis (gerak tubuh) dan kepiawaian,
serta mampu menghadapi perkembangan dan persaingan global. Kualitas
manusia Indonesia seperti itu dapat dicapai melalui penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu tinggi dengan didukung oleh proses pembelajaran
yang bermutu tinggi. Untuk itu suatu keharusan disusunnya kurikulum yang
dapat memberikan arah terjadinya pembelajaran yang bermakna disemua
tingkatan pendidikan formal khususnya. Hal tersebut juga harus terjadi di
level pendidikan tinggi. Kurikulum pendidikan tinggi didefinisikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai kompetensi (capaian
pembelajaran), bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan program studi. Kurikulum adalah sebuah
2
program yang disusun dan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Jadi, kurikulum bisa diartikan sebagai sebuah program yang
berupa dokumen program dan pelaksanaan program. Sebagai sebuah
dokumen, kurikulum (curriculum plan) dirupakan dalam bentuk rincian
capaian pembelajaran, matakuliah, silabus, rancangan pembelajaran, dan
sistem evaluasi keberhasilan. Di lain pihak, kurikulum sebagai sebuah
pelaksanan program adalah bentuk pembelajaran yang nyata-nyata dilakukan
(actual curriculum). Menganalisis kemampuan yang dimiliki oleh lulusan
perguruan tinggi Indonesia saat ini, dan kebutuhan pasar kerja di era global
yang berbasis pada kompetensi, terasa berbagai tantangan muncul, dan harus
digunakan sebagai pertimbangan prioritas untuk melakukan perubahan
kurikulum pendidikan tinggi kita. Tantangan yang dimaksud seperti:
(a) adanya tantangan Internal yang menyangkut kondisi pendidikan tinggi
dewasa ini terkait dengan tuntutan pendidikan tinggi yang mengacu
kepada 10 (sepuluh) Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Tantangan
internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia
tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65
tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Karena itu, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.
(b) adanya tantangan Eksternal yang terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang menyangkut masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, serta
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan
tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association
of South East Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA), dan
Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
(c) adanya tantangan pengubahan paradigma pengelolaan kurikulum
khususnya di Undiksha yaitu penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
(1) pola pembelajaran yang berpusat pada pendidik (dosen) yang kental
kelihatan selama ini, menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik
(mahasiswa); (2) pola pembelajaran satu arah (interaksi dosen-
mahasiswa) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif dosen-
3
mahasiswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); (3)
pola pembelajaran ditujukan menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari berbagai sumber yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet); (4) pola pembelajaran pasif
menjadi pembelajaran aktif-mencari dengan pendekatan saintifik; (5)
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia; (6) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus
yang dimiliki setiap peserta didik dan keterampilan khusus yang diminati
oleh peserta didik; dan (7) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal
(mono discipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multi
disciplines) sehingga prinsip fleksibilitas dapat terjaga.
Dalam kaitan dengan latar belakang di atas, Undiksha sebagai
perguruan tinggi yang memiliki mandat utama menghasilkan calon-calon
pendidik untuk Pendidikan Dasar dan Menengah harus merevitalisasi
rancangan dan pelaksanaan kurikulumnya sehingga dapat menghasilkan
insan-insan pendidik yang memiliki kompetensi keguruan yang memadai.
Hal ini sangat dibutuhkan karena guru adalah pendidik professional (UU.
No. 20 Tahun 2003 tentang SPN), dan revitalisasi penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum Undiksha di depan harus didasarkan pada beberapa
landasan yaitu:
(a) Landasan Filosofis yang mendasari pengembangan suatu kurikulum
menentukan kualitas lulusan (out put) yang akan dihasilkan dari suatu
proses transpormasi implementasi suatu kurikulum, dalam artian sumber
dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik,
asesmen terhadap proses dan hasil belajar, maupun hubungan peserta
didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Revitalisasi
penyusunan dan pengembangan kurikulum Undiksha secara filosofis
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut, dasar- dasar filosofis
pengembangan kurikulum Undiksha adalah sebagai berikut: (1)
Pendidikan adalah suatu proses pemanusiaan peserta didik dalam harkat
dan martabat kemanusiaannya. Pendidikan ditujukan untuk
mengembangkan kecerdasan spiritual kecerdasan hati, kecerdasan
intelektual, kecemerlangan akademik, melalui pendidikan disiplin ilmu
baik secara instructional effect dan nurturant effect. (2) Pendidikan
adalah merupakan transpormasi budaya, pendidikan berakar pada
budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang
kreatif, (3) Pendidikan adalah untuk membangun kehidupan masa kini
dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
4
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik.
(b) Landasan Teoretis penyusunan kurikulum Undiksha dikembangkan atas
teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar, menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal penyelenggaraan pendidikan yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan,
standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat.
Kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada rancangan pemberian
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak secara bertanggungjawab.
(c) Landasan Yuridis pengembangan dan penyusunan Kurikulum Undiksha
didasarkan pada: (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional; (3) Undang-undang Nomor 17
Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,
beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan; (5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen; (6) Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); (7)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi; (8)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi;
(9) Permenristekdikti RI Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
Pengembangan UNDIKSHA lima tahun ke depan yang dituangkan
dalam Renstra Tahun 2015-2019 didasarkan pada rumusan visi, misi, dan
tujuan UNDIKSHA serta isu-isu strategis. Visi UNDIKSHA adalah
“menjadi perguruan tinggi pusat pengembangan pendidikan, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks), yang berbudaya dan humanis
berlandaskan Tri Hita Karana, serta menghasilkan tenaga kependidikan
dan nonpendidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi”.
5
Pencapaian visi tersebut ditandai oleh indikator lulusan yang bermutu dan
berdaya saing dalam pembangunan dan pasar kerja nasional dan
internasional, memiliki ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan yang
ditunjukkan antara lain oleh sikap dasar menjunjung tinggi nilai-nilai
humanis, sosio-religius, dan kearifan lingkungan.
Sementara misi UNDIKSHA adalah: (1) menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi baik bidang akademik, profesi, dan vokasi dalam bidang
pendidikan dan nonkependidikan; (2) menyelenggarakan penelitian untuk
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni
dalam bidang kependidikan dan nonkependidikan; (3) menyelenggarakan
pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud penerapan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan atau seni dalam rangka meningkatkan kontribusi UNDIKSHA
untuk kesejahteraan masyarakat; (4) menyelenggarakan kerja sama dan
kemitraan yang saling menguntungkan dengan perguruan tinggi, instansi
terkait, dan dunia usaha dan industri; dan (5) mengembangkan jiwa
kewirausahaan (entrepreneurship).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, Undiksha memiliki tujuan: (1)
mengkaji, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan keolahragaan dalam bidang pendidikan dan nonkependidikan, (2)
mengembangkan dan menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif
dan didukung oleh sistem informasi yang memadai untuk menghasilkan
proses pembelajaran dan lulusan yang berkualitas tinggi, (3) mengembangkan
dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam bidang akademik,
profesi, dan vokasi, agar memiliki daya saing tinggi, mandiri, dan
berkontribusi pada daya saing bangsa, (4) menyelenggarakan dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan
nonkependidikan yang diperlukan dalam pembangunan nasional, (5)
menghasilkan dan mempublikasikan berbagai temuan dan inovasi di bidang
pendidikan, sains, teknologi, seni, dan olahraga yang berguna bagi
pembangunan bangsa dan negara, (6) membangun komunitas, jiwa
kewirausahaan, dan kerja sama dengan perguruan tinggi, instansi/lembaga,
dunia usaha dan industri di dalam dan luar negeri.
Pengembangan lembaga Undiksha didasarkan pada Visi, Misi, dan
Tujuan yang telah dirumuskan, dan untuk mencapai hal tersebut ditetapkan
enam tujuan strategis, sebagai berikut.
(a). Tersedianya dan terjangkaunya akses dan kesetaraan serta keterjaminan
memperoleh kesempatan layanan pendidikan tinggi yang bermutu,
relevan, dan berdaya saing tinggi bagi segenap lapisan masyarakat.
Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan strategis tersebut
adalah dengan: (a) membuka program studi baru yang relevan dan
prospektif baik program studi S1 kependidikan dan S1 non kependidikan.
6
Sampai saat ini tahun 2016 Undiksha mengelola program studi 54 prodi
dengan status akreditasi B dan A, (b) menyelenggarakan sistem
rekrutmen calon mahasiswa melalui jalur nasional (SNMPTN dan
SBMPTN) yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan semua
perguruan tinggi negeri di Indonesia. Untuk memberikan kesempatan
yang lebih luas bagi calon mahasiswa, Undiksha membuka penerimaan
mahasiswa baru melalui jalur mandiri, (c) menyelenggarakan sistem
pembayaran SPP dengan sistem UKT (uang kuliah tunggal) dengan
besaran yang terjangkau sesuai dengan kemampuan ekonomi orang tua
mahasiswa yang besarannya berkisar dari Rp. 500.000 sampai
Rp.3.200.000 per mahasiswa persemester. Dalam hal ini calon
mahasiswa yang diterima menentukan besaran uang kuliah yang dibayar
berdasarkan indikator UKT yang dimasukan (input) sendiri oleh
mahasiswa sehari setelah dinyatakan diterima menjadi calon mahaiswa
baru secara online, berdasarkan data-data yang akurat dan terpercaya. Di
samping sistem UKT yang diselenggarakan, Undiksha juga menerima
mahasiswa afirmasi dari Papua, yang besaran SPPnya hampir sama
dengan UKT yang paling rendah, d) disamping upaya-upaya yang telah
disebutkan tersebut untuk memperluas akses pemberian kesempatan
kepada masyarakat yang seluas-luasnya dari berbagai daerah dan dari
berbagai golongan konomi, Undiksha juga memberikan beasiswa kepada
mahasiswa seperti beasiswa Bidikmisi, beasiswa Rektor Undiksha,
Beasiswa Disdikpora Prov. Bali, PPA, BBM, Supersemar, Beasiswa
IMHERE, Beasiswa Affirmasi Adik Papua, Beasiswa Lippogroup, dan
lain-lain. Adapun data penerimaan mahasiswa baru Undiksha dari tahun
ke tahun cenderung meningkat (tahun 2014= 2982 orang, tahun 2015=
3474 orang, tahun 2016= 3368 orang), sedangkan jumlah penerima
beasiswa pertahun juga mengalami peningkatan (tahun 2011 sebanyak
2.126 penerima beasiswa dari total mahasiswa 14.424, tahun 2012
penerima beasiswa 1.942 dari total mahasiswa 14.865, tahun 2013
sebesar 1.770 dari total mahasiswa 14.561, tahun 2014 sebesar 1.890 dari
total mahasiswa 12. 280, tahun 2015 sebanyak 2.052 dari 12.783
mahasiswa. (data terlampir tabel 01 dan 02).
(b). Dihasilkannya sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara, serta
mempunyai daya saing tinggi. baik dalam bidang pendidikan maupun
nonpendidikan.
Dalam rangka mencapai tujuan di atas, Undiksha melakukan beberapa
upaya strategis seperti: a) pengembangan kurikulum berbasis kompetensi
dan berorientasi KKNI. Kurikulum Undiksha dikembangkan berdasarkan
beberapa kebijakan umum Undiksha sebagai berikut. (a) Kurikulum
Program Studi dikembangkan oleh Tim Pengembangan Kurikulum yang
7
dibentuk dengan Surat Keputusan Rektor untuk tingkat universitas dan
Surat Keputusan Dekan untuk tingkat fakultas dan program studi, dengan
melibatkan para stakeholder, (b) Kurikulum Program Studi
dikembangkan menggunakan pendekatan induktif (kajian empiris) dan
pendekatan deduktif (kajian teori), (c) Kurikulum dipantau dan dievaluasi
secara berkala (minimal 2 tahun sekali) oleh suatu tim monev kurikulum
yang dibentuk dengan Surat Keputusan Rektor untuk tingkat universitas
dan Surat Keputusan Dekan untuk tingkat fakultas dan program studi, (d)
Kurikulum dikembangkan berbasis komptensi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan berorientasi KKNI, (e)
Kurikulum Program Studi mencakup pengembangan kecerdasan secara
holisitik (kecerdasan intelektual dan kecedasan emosional), ahlak mulia,
dan keterampilan, (f) Kurikulum Program Studi dikembangkan sesuai
dengan visi Undiksha, (g) Kurikulum dikembangkan dengan melibatkan
organisasi profesi atau “kelompok program studi sejenis”, pengguna (user), alumni, dan pemangku kepentingan (stakeholder), (h) Kurikulum
yang dikembangkan sesuai dengan jenis pendidikan tinggi yaitu:
kurikulum pendidikan akademik (progrm sarjana dan/atau program
pascasarjana), kurikulum pendidikan vokasi (program diploma) dan
kurikulum pendidikan profesi (program keahlian khusus). Kurikulum
yang berlaku saat ini di Undiksha adalah Kurikulum Undiksha 2012 yang
berbasis kompetensi dan pada tahun 2016 ini mulai dikembangkan
Kurikulum Undiksha 2016 berbasis kompetensi yang berorientasi pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kurikulum berbasis
kompetensi dan berorientasi pada KKNI dikembangkan oleh tim
pengembang kurikulum yang dibentuk dengan Surat Keputusan Rektor
Universitas Pendidikan Ganesha dengan Nomor 223/UN48/DI/2016.
Kurikulum Undiksha 2016 dikembangkan mencakup dimensi rencana
dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian,
proses, serta penilaian dan dimensi cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan prodi. Anatomi atau kerangka kurikulum
program studi berisi: (1) deskripsi visi dan misi prodi, (2) profil lulusan
dan capaian pembelajaran (learning outcome) program studi, dan (3)
struktur dan isi kurikulum. Penyusunan kurikulum Undiksha di awali
dengan melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
and Threat) dan melakukan analisis kebutuhan (need assessesment)
melalui Tracer Study. Langkah selajutnya adalah: (1) Penyusunan profil
lulusan, yaitu peran dan fungsi yang diharapkan dapat dijalankan oleh
lulusan nantinya di masyarakat; (2) Penetapan kompetensi lulusan
berdasarkan profil lulusan yang telah dirancangi; (3) Penentuan bahan
kajian yang terkait dengan bidang IPTEKS program studi; (4) Penetapan
kedalaman dan keluasan kajian (sks) yang dilakukan dengan
8
menganalisis hubungan antara kompetensi dan bahan kajian yang
diperlukan; (5) Perangkaian berbagai bahan kajian tersebut ke dalam
mata kuliah; (6) Penyusunan struktur kurikulum dengan cara
mendistribusikan mata kuliah tersebut dalam semester; (7)
Pengembangan rancangan pembelajaran secara simultan; dan (8)
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai
kompetensinya.
Undiksha juga berupaya memberikan pelayanan akademik dalam
bentuk pembelajaran yang bermutu melalui implementasi pembelajaran
yang berkualitas dengan didukung oleh para dosen yang berkualifikasi S2
dan S3 serta sejumlah guru besar. Sampai akhir Oktober 2015,
UNDIKSHA telah memiliki dosen sebanyak 460 orang yang terdiri atas
10 orang (2,17) S1, 330 orang (71,74%) S2, dan 72 orang (26,09%) S3.
Dari keseluruhan tenaga edukatif tersebut, sebanyak 44 orang (10,60%)
telah mencapai jabatan guru besar tetap pada berbagai bidang keilmuan,
terdapat 151 orang (32,82%) memiliki jabatan Lektor Kepala, 147 orang
(31,96%) memiliki jabatan Lektor, 58 orang (12,61%) memiliki jabatan
Asisten Ahli dan 60 orang (13,04%) sebagai tenaga pengajar . Pada saat
ini (akhir Oktober 2015) yang masih mengikuti pendidikan sebanyak 56
orang terdiri dari 7 orang (12,5%) sedang mengikuti pendidikan S2 dan
49 orang (87,5%) mengikuti pendidikan S3 (data terlampir pada tabel 2
dan 4). Dengan demikian, kuantitas dan kualitas sumberdaya dosen
UNDIKSHA sudah memadai. c) untuk menghasilkan sumberdaya
manusia (lulusan) yang berkualitas dan berkarakter, disamping pelayanan
akademik, Undiksha juga berupaya memberikan sejumlah pelayanan
terhadap mahasiswa di luar akademik seperti layanan Bimbingan
Konseleing (BK), pembinaan minat dan bakat, pelayanan bimbingan soft
skill, pelayanan kesehatan, Pembinaan dan mengikuti Pekan ilmiah
mahasiswa seperti: Pimnas, Pomnas, Peksiminas, Mawapres, Olimpiade
ON-MIPA-PT, Olimpiade Sains Nasional (OSN), dll.
(c). Dihasilkannya kuantitas dan kualitas penelitian yang memiliki relevansi
yang tinggi dalam bidang kependidikan dan nonkependidikan dengan
publikasi di tingkat nasional dan internasional beserta hak kekayaan
intelektualnya.
Adapun upaya strategis yang dilakukan sebagai berikut. Lembaga
Penelitian Undiksha mengembangkan kebijakan umum yang arahnya
ditujukan pada tiga hal pokok, yaitu: merealisasikan paradigma
pemberdayaan (empowering paradigm), mengembangkan secara
bertahap kapabilitas meneliti civitas akademika, dan mengembangkan
payung penelitian sesuai dengan potensi pusat-pusat penelitian maupun
kelompok-kelompok riset (research groups). Dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi, Lembaga Penelitian Undiksha menjunjung tinggi
9
paradigma pemberdayaan yang operasionalisasinya dapat dipilah menjadi
dua macam realisasi, yaitu: to empower dan be empowered. Realisasi
paradigma to empower dilakukan dengan memberdayakan segala potensi
yang ada baik internal maupun eksternal. Dalam upaya memberdayakan
potensi internal, Lembaga Penelitian mengoordinasikan ilmuwan
peneliti, peneliti senior, peneliti junior, dan para mahasiswa pada institusi
sendiri bagi pengembangan budaya meneliti unggul dalam memanfaatkan
segala keterbatasan dan kelengkapan sarana dan prasarana. Dalam upaya
memberdayakan potensi eksternal, Lembaga Penelitian
mengoordinasikan ilmuwan peneliti, peneliti senior, atau pakar pada
bidang yang sesuai yang didatangkan dari luar institusi, baik nasional
maupun internasional, dalam upaya mengembangkan budaya meneliti
unggul untuk mengisi peluang-peluang di dunia penelitian. Realisasi
paradigma be empowered dilakukan dengan mengoordinasikan para
peneliti di lingkungan Undiksha untuk diberdayakan di masyarakat
pengguna dalam rangka memberi imbas budaya meneliti unggul di
institusi pengguna atau di masyarakat peneliti tertentu. Di samping itu,
juga dilakukan koordinasi dengan Lembaga P2M baik di Undiksha
maupun di institusi lain dengan tujuan agar produk-produk penelitian di
Lembaga Penelitian Undiksha dapat dijadikan materi pelayanan bagi para
stakesholders. Jalur diseminasi dan publikasi hasil penelitan termasuk
juga cakupan realisasi yang kedua. Diseminasi dilakukan baik di dalam
maupun di luar Undiksha. Publikasi dilakukan dengan mengupayakan
penerbitan jurnal penelitian berkala atau melalui kerja sama dengan
penerbit-penerbit yang populer, paling tidak yang berskala nasional.
Kebijakan umum lainnya adalah lebih memberdayakan pusat-pusat
penelitian dan membangun kelompok-kelompok riset (research groups)
yang baru sesuai dengan tantangan dan perkembangan kebutuhan untuk
menambah jumlah unit usulan penelitian, mengusulkan peningkatan
biaya untuk setiap unit penelitian, khususnya yang dibiayai dari anggaran
DIPA Undiksha rata-rata per tahunnya sampai sebesar 20%. Kebijakan
ini diharapkan memicu peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan
penelitian bagi civitas akademika di lingkungan Undiksha. Kebijakan
lain yang sifatnya lebih khusus seperti penelitian payung, penelitian
kerjasama, menetapkan agenda dan focus penelitian, serta pencegahan
plagiarisme dan penjaminan Hak atas karya intelektual (HaKI). Dengan
ditetapkan kebijakan dan beberapa upaya strategis di bidang penelitian,
berdampak kepada peningkatan jumlah dan kualitas penelitian dosen.
Dari tahun ketahun dapat diuraikan sebagai berikut. Tahun 2016 dari
sumber dana peneliti sendiri terdapat 2 judul, dari pendanaan PT sendiri
sebanyak 292, dari pendanaan Kemdiknas/ kemeterian lain terkait
sebanyak 69, institusi dalam negeri lain 3, dan institusi luar negeri 2
10
judul. Hasil-hasil penelitian dosen wajib untuk disminarkan. Untuk
membantu para peneliti untuk menseminarkan hasil penelitiannya
Undiksha menyelenggarakan even tahunan berupa SENARI (seminar
nasional) dan ICIRAD (seminar internasional) khusus untuk diseminasi
hasil-hasil penelitian.
Mengenai HaKI dijamin berdasarkan aturan perundang-undangan yang
berlaku, Lembaga Penelitian Undiksha memfasilitasi pengusulan HaKI
dari para peneliti Undiksha melalui kegiatan pelatihan dengan
mendatangkan pakar dalam bidang HaKI dan juga melakukan sosialisasi
kepada para dosen Undiksha. Terdapat empat orang dosen Undiksha
telah mendapatkan hak paten yaitu: Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si
karyanya tentang; “Proses Pengolahan Air Limbah Tekstil Menggunakan
Biofilm Konsorsium Bakteri yang ditempatkan dalam Reaktor Sederhana
Semianaerob”; Dr. I Nyoman Tika, M.Si Elektroda Biosensor karyanya
tentang: “Penentuan Gliserida Menggunakan Enzim Lipase
Termostabil”; Dr. I Nyoman Tika, M.Si karyanya tentang “ Enzim
Lipase Termostabil dari Bakteri Termofilik Isolat Banyuwedang”; dan Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa, S.Pd., M.Sc. karyanya tentang
“Nanokomposit Silika-Karbon sebagai Penguat Kayu Sintetik dari Serat
Lignoselulosa Berbahan Biomassa Tropis Kaya Silikon”. (d). Terselenggarakannya pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai
bentuk bidang keahlian dan keterampilan yang diperlukan baik oleh pasar
kerja maupun pembangunan bangsa dan negara.
Adapun upaya strategis yang dilakukan Undiksha sebagai berikut.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian masyarakat mengusung bidang
unggulan Pemberdayaan Masyarakat berbasis riset berdimensi
kerakyatan dan berkelanjutan. Bidang unggulan tersebut didukung oleh
pelaksanaan bidang-bidang garapan berikut. (1) Pengabdian dan
pendampingan dalam bidang pendidikan persekolahan. (2) Pengabdian
dan pendampingan dalam bidang pendidikan masyarakat. (3) Pengabdian
dan pendampingan dalam bidang pengembangan sumber daya. (4)
Pengabdian dan pendampingan dalam bidang industri dan
kewirausahaan. (5) Pelaksanaan KKN dan KKL bagi mahasiswa
Undiksha. (6) Pengabdian dan pendampingan dalam bidang advokasi dan
akuntan public. (7) Konsultan bidang pendidikan, industri,
kewirausahaan, sumber daya, dan penerapan IPTEKS. Sebagai bentuk
jaminan bahwa upaya yang dilakukan dalam bidang pengabdian kepada
masyarakat di Undiksha menghasilkan kualitas dan kuantitas pengabdian
yang baik, hal ini dapat dilihat dari jumlah judul pengabdian masyarakat
yang semakin meningkat tiap tahunnya baik yang dibiayai dari institusi
sendiri maupun biaya yang diperoleh dari hibah/kompetisi di tingkat
nasional sebagai berikut. Terhitung mulai tahun 2014, 2015, dan 2016
11
secara berturut-turut jumlah judul pengabdian yang dibiaya dari
Perguruan Tinggi sendiri sebanyak 72, 92, dan 123 judul. Sumber
pendanaan yang diperoleh dari kompetisi secara nasional di Kemdiknas/
Kementerian lain terkait berturut-turut dari tahun 2014, 2015, dan 2016
mengalami peningkatan yang pesat yaitu: 20, 32, dan 28 judul.
Sedangkan pendanaan yang diperoleh dari institusi dalam negeri di luar
Kemdiknas/ Kementerian lain terkait sebanyak 5 judul tahun 2014, 2
judul di tahun 2015, dan 2 judul di tahun 2016.
(e).Terselenggarakannya penguatan tata kelola dalam menjamin
terselenggaranya layanan pendidikan tinggi bermutu, efisien, efektif, dan
berkelanjutan.
Upaya strategis yang dilakukan dalam kaitan dengan penguatan tata
kelola adalah sebagai berikut. Dalam rangka mewujudkan pemimpin
yang kredibel (dipercaya) Undiksha melakukan upaya-upaya mulai dari
menyiapkan aturan pemilihan dan persyaratan pemimpin yang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta sesuai dengan
aspirasi yang berkembang di kalangan civitas akademika Undiksha.
Pendekatan top down dan buttom up itu dilakukan dengan maksud agar
pemimpin yang terpilih memenuhi persyaratan perundang-undangan
yang berlaku dan memenuhi aspirasi civitas akademika Undiksha. Dalam
pelaksanaan tata pamong, Undiksha memegang teguh prinsip dan
pelaksanaan tata pamong yang transparan, yaitu:(1) Tata pamong yang
transparan, yaitu menunjuk kepada keterbukaan para pelaksana
kebijakan terhadap kebijakan yang dilaksanakan termasuk landasan yang
diacu bagi pelaksanaan kebijakan dimaksud. Transparansi pada konteks
ini lebih disandarkan pada adanya keterbukaan unsur pimpinan dalam
segala aktivitasnya mulai dari level perencanaan, eksekusi, dan evaluasi
dari keseluruhan aktivitas kelembagaan. Hal ini dikembangkan baik pada
level rektorat,fakultas, pascasarjana, maupun jurusan, lembaga dan unit
yang ada di Undiksha. (2) Pelaksanaan tata pamong yang
bertanggung jawab, menunjuk kepada pelaksanaan tata pamong yang
taat kepada undang-undang, peraturan-peraturan, keputusan-keputusan
rapat, serta keseuaian kebijakan yang dilaksanakan dengan visi dan misi
yang diemban lembaga, termasuk kesesuaian pelaksanaan kebijakan
dengan visi, misi dan komitmen pimpinan sebagaimana disampaikan saat
pemimpin menjadi calon pemimpin, serta kesesuaian kebijakan pimpinan
dengan sumpah jabatan yang diucapkan saat pelantikan. Pelaksanaan tata
pamong yang bertanggung jawab di Undiksha ditunjukkan dengan
dirujuknya Undang-undang, peraturan pemerintah, pertauran menteri
terkait sebagai landasan yuridis dalam setiap mengambil keputusan.
Beberapa kebijakan yang merupakan jabaran dari regulasi yang ada atau
kebijakan yang tidak termuat dalam payung hukum yang ada,
12
pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan didasarkan pada
keputusan rapat senat Undiksha atau keputusan rapat pimpinan Undiksha
atau rapat pimpinan diperluas. (3) Pelaksanaan Tata Pamong yang
Adil, antara lain menunjuk kepada pemberian penghargaan sesuai dengan
prestasi yang ditunjukkan dan pemberian hukuman sesuai dengan
kesalahan yang dilakukan oleh staf. Termasuk juga pemberian
penghargaan dan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa pilih
kasih. Dalam menjalankan tata pamong, Undiksha menyusun tugas
pokok dan fungsi lembaga dan unit untuk menjamin tata pamong yang
baik sesuai dengan prinsip-prinsip di atas.
(f). Terbangunnya komunitas dan terkembangkannya pusat-pusat bisnis/
kewirausahaan serta terjalinnya kemitraan dengan berbagai perguruan
tinggi, instansi/lembaga, dunia usaha dan industri, di dalam maupun di
luar negeri yang bermuara pada peningkatkan sumber-sumber
pendapatan dana masyarakat. Adapun upaya strategis yang dilakukan
adalah dengan menetapkan kebijakan bidang kerjasama sebagai berikut.
Mengacu pada visi, misi, tujuan, dan sasaran institusi, ada beberapa hal
yang berkaitan dengan kebijakan kegiatan kerja sama Undiksha.
Pertama, kegiatan kerja sama Undiksha dapat dilakukan dengan pihak
dalam negeri maupun pihak luar negeri. Kedua, kegiatan kerja sama
Undiksha meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada
masyarakat, dan bidang pengelolaan institusi. Ketiga, kegiatan kerja
sama dilakukan dengan perguruan tinggi, dunia usaha, maupun pihak lain
yang berkaitan dengan peningkatan kualitas civitas akademika dan
kehidupan kampus. Keempat, kegiatan kerja sama dapat dilakukan dalam
bidang akademik dan bidang nonakademik. Berdasarkan hal-hal tersebut,
maka di bawah ini diuraikan setiap bidang kebijakan kerja sama
Undiksha, baik dengan pihak dalam negeri maupun luar negeri. Sejumlah
kerjasama dalam negeri maupun luar negeri yang masih aktif mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk menjamin bahwa kualitas
kegiatan kerjasama yang baik, dilakukan dengan penandatanganan MoU
maupun MoA, dan setiap tahun MoU dan MoA ini ditinjau dan
dievaluasi agar tidak terjadi MoU tidur atau tidak aktif.
Selain SDM yang memadai pengembangan sarana prasarana juga
telah dilakukan sebagai pendukung aktivitas civitas akademika dalam
menjalankan tugasnya. Secara umum, sarana dan prasarana berwujud
tanah atau lahan, gedung atau bangunan, laboratorium, studio, kebun
percobaan, bengkel, peralatan perkuliahan, peralatan perkantoran/
administrasi, perpustakaan dan koleksi bahan pustaka. Lahan yang
dimiliki Undiksha terletak di 5 (lima) lokasi, yaitu: kampus Jln. A Yani,
kampus Jln. Jatayu, kampus Jln. Udayana, kampus Jinengdalem di
Singaraja,dan kampus Jln. Raya Sesetan Denpasar.
13
2. TUJUAN
Secara umum ada dua tujuan yang ingin disasar melalui kegiatan hibah
revitalisasi LPTK ini yakni yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum
dan pengembangan sistem manajemen pembelajaran. Masing-masing tujuan
tersebut secara operasional dirumuskan sebagai berikut.
a. Tujuan yang Berkaitan dengan Pengembangan Kurikulum
Tujuan Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Undiksha
adalah: menghasilkan kurikulum yang sesuai dengan deskripsi KKNI dan
standar pendidikan guru, serta tuntutan kekinian dan masa depan untuk
menjamin mutu lulusan, sebagai; sarjana pendidikan dan calon pendidik
profesional. Kurikulum yang akan disusun dan dikembangkan pada setiap
Prodi mendeskripsikan hal sebagai berikut.
1) Profil Lulusan dan Deskripsi Profil
2) CP Lulusan (yang terkait dengan CP Sikap, CP Pengetahuan, CP
Keterampilan Umum, dan CP Keterampilan Khusus)
3) Matriks pencapaian pembelajaran dan bahan kajian
4) Penetapan jumlah sks
5) Struktur Kurikulum, dan
6) Rencana Pembelajaran Semester (RPS) minimal pada mata kuliah
penciri program studi yang memuat: (1) nama program studi, nama
dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu; (2)
capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; (3)
kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran
untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan; (4) bahan kajian
yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; (5) metode
pembelajaran; (6) waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan
pada tiap tahap pembelajaran; (7) pengalaman belajar mahasiswa yang
diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa selama satu semester; (8) kriteria, indikator, dan bobot
penilaian; dan (9) daftar referensi yang digunakan.
Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Prodi di lingkungan
Undiksha pada tahap pertama ini dilakukan pada prodi yang terakreditasi
minimal B dan menunjukan tindakan nyata selama ini berupaya menyusun
dan mengembangkan kurikulumnya berorientasi KKNI, yaitu: Prodi
Bimbingan Konseling, Prodi Pendidikan Fisika, Prodi Pendidikan Bahasa
Inggris, Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi dengan
sedapat mungkin melibatkan konsorsium yang ada pada masing-masing
prodi terkait.
14
b. Tujuan yang Berkaitan dengan Pengembangan Kurikulum
Untuk mewujudkan perangkat penjaminan mutu pembelajaran yang
memadai di lingkungan Undiksha, kegiatan rintisan tentang
penyelenggaraan sistem manajemen pembelajaran, tujuannya adalah
menghasilkan:
1) penetapan standar standar mutu pembelajaran
2) Implementasi standar mutu pembelajaran
3) Monitoring pelaksanaan standar mutu pembelajaran
4) Evaluasi pelaksanaan standar mutu pembelajaran
15
B. RINGKASAN LAPORAN EVALUASI DIRI
1. EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM YANG SEDANG
DILAKSANAKAN
Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang sangat
penting bagi keberlangsungan pendidikan, kurikulum memuat komponen
tujuan, isi, struktur program, organisasi dan proses pembelajaran. Oleh
karenanya, keberadaan kurikulum pendidikan adalah mutlak adanya. Namun,
dengan adanya kurikulum akan mempermudah dalam melaksanakan dan
mengimplementasikan kegiatan pembelajaran.
Sebagai komponen sistem pendidikan, kurikulum merupakan
komponen yang paling rentan terhadap perubahan. Setidaknya ada tiga faktor
yang membuat kurikulum perlu diperbaharui. Pertama, karena adanya
perubahan filosofi tentang manusia dan pendidikan, khususnya mengenai
hakikat kebutuhan peserta didik terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua,
karena cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
subject matter yang harus disampaikan kepada peserta didik pun semakin
banyak dan beragam. Ketiga, adanya perubahan masyarakat, baik secara
sosial politik, ekonomi, maupun daya dukung lingkungan alam, baik pada
tingkat lokal maupun global (Depdiknas, 2008).
Karena adanya faktor tersebut, maka salah satu kriteria baik buruknya
sebuah kurikulum bisa dilihat dari fleksibilitas dan adaptabilitasnya terhadap
perubahan. Selain itu, dilihat dari kemampuan akomodasikan isu muatan
lokal dan isu global yang harus mampu mengantarkan peserta didik untuk
hidup pada eranya serta memiliki wawasan global dan mampu berbuat sesuai
dengan kebutuhan lokal.
Perubahan pendekatan pengembangan kurikulum dari pendekatan
berbasis isi/materi (Content Based Curriculum) menjadi pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum)/KBK,
menyebabkan perguruan tinggi di Indonesia melakukan perubahan kurikulum
sesuai dengan ketetapan berdasarkan Kepmen 232/2000 dan Kepmen
045/2005. Sejak ketetapan tersebut diberlakukan Undiksha menyusun dan
mengimplementasikan kurikulumnya berbasis kompetensi yang disebut
dengan kurikulum Undiksha 2012. Setelah dokumen tersebut
diimplementasikan, salah satu kegiatan yang penting dilaksanakan adalah
evaluasi kurikulum Hal ini didukung oleh Sukmadinata (2004) yang
menyatakan bahwa kurikulum memegang peranan penting dalam penentuan
kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan
keputusan dalam kurikulum.
16
Sementara itu, dengan terbitnya Peraturan presiden Nomor 8 Tahun
2012 tentang kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan terbitnya
Permendikbud Nomor 49 Tahun 2012 tentang Standar nasional Pendidikan
Tinggi yang selanjutnya diganti dengan permenristekdikti No. 44 tahun 2015,
mendorong Undiksha menyesuaikan diri dengan ketentuan tersebut, dengan
melakukan evaluasi Kurikulum Undiksha 2012 secara menyeluruh dan
komprehensif. Dengan deskripsi kegiatan: (1) melakukan analisis SWOT
(kesesuaian dengan visi, keilmuan, dan kemampuan program studi), terhadap
kurikulum yang sedang berjalan; (2) tracer Study (Market signal); (3)
evaluasi empirik kurikulum yang berjalan pada pengelola kurikulum maupun
mahasiswa. Proses evaluasi Kurikulum Undiksha 2012 dilakukan
menggunakan CIPP evaluation model (Stufflebeam, 1983) yang terdiri dari :
context, input, process, dan products.
Context
Hasil implementasi kurikulum Undiksha 2012 dilihat dari context
adalah sebagai berikut. Implementasi kurikulum 2012 dari sudut pandang
mahasiswa berada dalam kategori sangat baik. Hal ini disebabkan karena: (1)
landasan hukum atau kebijakan yang dibuat oleh lembaga sudah sangat
mendukung keterlaksanaan program pendidikan dan pembelajaran bagi
mahasiswa; (2) kondisi geografis dan sosial ekonomi masyarakat yang ada di
lingkungan Undiksha mendukung program yang ada. Dipihak lain dosen
berpendapat implementasi kurikulum 2012 berada dalam kategori cukup. Hal
ini disebabkan karena kurangnya: (1) pengembangan yang dilakukan terhadap
kurikulum perguruan tinggi; (2) belumoptimalnya program-program yang
mendukung implementasi kurikulum yang dilaksanakan.
Input
Menurut mahasiswa implementasi kurikulum Undiksha 2012 berada
dalam kategori sangat baik, karena telah memadainya: (1) kualifikasi dosen
program studi (Gambar 1). Tersedia sumber daya manusia (SDM), terutama
tenaga pendidik (dosen) yang terakumulasi sejak berdirinya cikal-bakal
UNDIKSHA pada tahun 1993 sampai dengan tahun 2015 dalam bentuknya
sebagai sebuah universitas yang diberi perluasan mandat untuk
mengembangkan program-program kependidikan dan nonkependidikan.
Sampai akhir Oktober 2015, UNDIKSHA telah memiliki dosen sebanyak 460
orang yang terdiri atas 10 orang (2,17%) S1, 330 orang (71,74%) S2, dan
120 orang (26,09%) S3; (2) pengalaman mengajar dosen; (3) jumlah dosen
dengan jabatan fungsional guru besar dan lektor kepala (Gambar 2). Dari
keseluruhan tenaga edukatif tersebut, sebanyak 44 orang (10,60%) telah
mencapai jabatan guru besar tetap pada berbagai bidang keilmuan, terdapat
151 orang (32,82%) memiliki jabatan Lektor Kepala, 147 orang (31,96%)
memiliki jabatan Lektor, 58 orang (12,61%) memiliki jabatan Asisten Ahli
dan 60 orang (13,04%) sebagai tenaga pengajar ; (4) jumlah dosen yang
17
memiliki linieritas pendidikan; (5) kesesuaian dosen pengampu mata kuliah
dengan bidang keahlian; (6) relevansi tenaga kependidikan. Jumlah tenaga
kependidikan (staf pegawai) UNDIKSHA secara keseluruhan berjumlah 256
orang (per- Oktober 2015) tersebar ke berbagai fakultas, unit dan lembaga.
Dilihat dari Kualifikasi pendidikan dengan kualifikasi pendidikan S-2 (8
orang), S-1 (159 orang), D3 dan D2 (27 orang) dan SLTA (62 orang). Rasio
pegawai: mahasiswa adalah 1:46 sedangkan rasio pegawai: dosen adalah 1 :
1,8 atau 10 pegawai berbading 18 dosen. Hal ini berarti bahwa beban kerja
pegawai dalam melayani mahasiswa dan dosen masih memadai;
Gambar 1. Profil Kualifikasi Akademik Dosen
Gambar 2 Profil Jabatan Akademik Dosen
(7) ketersediaan koleksi perpustakaan. Perhatian pimpinan universitas
terhadap peningkatan layanan perpustakaan semakin membaik, sebagaimana
ditunjukkan oleh peningkatan anggaran untuk menambah koleksi bahan
pustaka, peningkatan kualitas SDM Perpustakaan, peningkatan operasional
manajemen perpustakaan dan peningkatan anggaran untuk pelestarian dan
pemeliharaan bahan pustaka. Perpustakaan Undiksha saat ini juga
menunjukkan sebagai perpustakaan universitas yang progresif dengan banyak
inisiatif, terutama dalam mewujudkan dan mengimplementasikan on line
18
library sistem. Selain itu, perpustakaan Undiksha telah tumbuh menjadi pusat
pembelajaran dan infomasi yang dapat mendukung kebutuhan universitas; (8)
kemudahan mengakses bahan pustaka; (9) kecukupan sarana yang dibutuhkan
dalam proses pembelajaran; (10) kesempatan memanfaatkan sarana; (11)
kecukupan fasilitas prasarana; dan (12) ketersediaan layanan pemanfaatan
ICT. Walaupun demikian ketika implementasi dilihat dari sudut pandang
dosen masih berada dalam kategori cukup, karena masih perlu
ditingkatkannya: standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses,
implementasi visi dan misi universitas dalam kurikulum, standar pendidik dan
kependidikan, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, pengelola
program studi dan standar biaya.
Process
Mahasiswa memandang bahwa implementasi kurikulum 2012 berada
dalam kategori cukup, hal ini disebabkan oleh minim dan perlu
ditingkatkannya: (1) pelibatan penyusunan kurikulum; (2) standar kompetensi
lulusan, (3) dokumen kebijakan/peraturan/pedoman; (4) pengembang
kurikulum; (5) kualifikasi dosen; (6) tenaga kependidikan; (7) perpustakaan,
sarana dan prasarana dan MoU. Sementara dari sudut pandang dosen tentang
implementasi kurikulum 2012 menyatakan berada dalam kategori cukup,
karena: (1) masih banyaknya para dosen di setiap jurusan masih belum turut
serta dalam penyusunan kurikulum; (2) masih banyaknya para dosen di setiap
jurusan belum terlibat dalam pengambilan kebijakan/ peraturan/pedoman; dan
(3) masih banyaknya para dosen di setiap jurusan belum terlibat. dalam
pengembangan kurikulum.
Products
Mahasiswa memandang implementasi kurikulum 2012 ditinjau dari
sudut Products, berada dalam kategori sangat baik, karena: (1) prestasi
akademik (indeks prestasi, lama studi, karya akademik, kejuaraan/lomba,
peran serta dalam forum ilmiah) yang diraih tergolong sangat baik; (2)
prestasi non akademik (perhargaan yang pernah diperoleh, kedudukan dalam
organisasi sosial/profesi) yang diraih sangat baik. Sementara itu, pendapat
dosen terhadap implementasi kurikulum 2012 ditinjau dari Products, berada
dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan oleh belum maksimalnya: (1)
prestasi akademik (indeks prestasi, lama studi, karya akademik,
kejuaraan/lomba, peran serta dalam forum ilmiah); (2) prestasi non akademik
(perhargaan yang pernah diperoleh, kedudukan dalam organisasi
sosial/profesi); (3) keterpakaian lulusan (profesi, penghasilan,
kedudukan/jabatan); (4) wilayah jangkauan karier kelulusan (bidang
pekerjaan, jangkauan karier kelulusan); dan (5) waktu tunggu lulusan masih
lama.
Selain disampaikannya secara umum kurikulum Undiksha, akan
disampaikan pula beberapa Sterngth (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
19
Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman) dari kurikulum program studi
yang menjadi rintisan seperti: Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
(PSPBI); Program Studi Pendidikan Fisika (PSPF); Program Studi Bimbingan
dan Konseling (PSBK); dan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi (PSPJKR).
Tabel 1.Analisis SWOT Kurikulum PSPBI
Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
(1) Diterapkannya kurikulum berbasis
kompetensi dan memasukkan
pemanfaatan ICT
(2) Menggunakan 3 konsentrasi dalam
kurikulum 2012 yakni konsentrasi
English for young learners, pariwisata,
dan sastra
(1) Struktur kurikulum belum mengadopsi
standar secara lengkap
(2) Kelengkapan kurikulum tidak memadai
(pedoman pelaksanaan, model evaluasi,
model pengontrolan dll)
Oppportunity (Kesempatan) Threats (Ancaman)
(1) Lulusan PSPBI sangat dibutuhkan oleh
pengguna
(2) Lulusan memiliki kesempatan besar
untuk menyasar bidang pekerjaan lain
selain menjadi guru bahasa Inggris
(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi
seperti MEA
(2) Meningkatnya kualitas lulusan PT lain
Tabel 2. Analisis SWOT Kurikulum PSBK
Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
(1) Diterapkannya kurikulum berbasis
kompetensi dan memasukkan
pemanfaatan ICT
(2) Menggunakan 3 konsentrasi dalam
kurikulum 2012 yakni konsentrasi
Konseling NAPZA, PAUD,dan Anak
Berkebutuhan Khusus
(1) Struktur kurikulum belum mengadopsi
standar secara lengkap
(2) Kelengkapan kurikulum tidak memadai
(pedoman pelaksanaan, model evaluasi,
model pengontrolan dll)
Oppportunity (Kesempatan) Threats (Ancaman)
(1) Lulusan PSBK sangat dibutuhkan oleh
pengguna
(2) Lulusan memiliki kesempatan besar
untuk peluang kerja sebagai konselor
(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi
seperti MEA
(2) Meningkatnya kualitas lulusan PT lain
Tabel 3. Analisis SWOT Kurikulum PSPF
Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
(1) Diterapkannya kurikulum berbasis
kompetensi dan memasukkan
pemanfaatan ICT
(2) Dalam struktur kurikulum telah
menawarkan 13 mata kuliah pilihan
(1) Struktur kurikulum belum mengadopsi
standar secara lengkap
(2) Kelengkapan kurikulum tidak memadai
(pedoman pelaksanaan, model evaluasi,
model pengontrolan dll)
Oppportunity (Kesempatan) Threats (Ancaman)
(1) Lulusan PSPF sangat dibutuhkan oleh
pengguna
(2) Lulusan memiliki kesempatan besar
(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi
seperti MEA
(2) Meningkatnya kualitas lulusan PT lain
20
untuk peluang kerja sebagai guru
ataupun wirausaha dalam bidang
pendidikan fisika
Tabel 4. Analisis SWOT Kurikulum PSPJKR
Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
(1) Kurikulum didasarkan
padapembentukan kompetensi
mahasiswa dan dengan pembelajaran
aktif, kreatif dan menyenangkan
(Joyfull learning)
(2) Integrasi materi pelajaran dalam
kurikulum cukup tinggi/kental
(3) Adanya kesesuaian kurikulum dengan
kebutuhan masyarakat terdekat dan
kepentingan internal lembaga
(1) Struktur kurikulum belum mengadopsi
standar secara lengkap
(2) Kelengkapan kurikulum tidak memadai
(pedoman pelaksanaan, model evaluasi,
model pengontrolan dll)
Oppportunity (Kesempatan) Threats (Ancaman)
(1) Peluang untuk mengembangkan diri
untuk lulusan PJKR sangat terbuka
(2) Lulusan memiliki kesempatan untuk
menyasar bidang pekerjaan lain selain
menjadi guru olah raga
(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi
seperti MEA
(2) Meningkatnya kualitas lulusan PT lain
2. EVALUASI SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN
Pembelajaran dengan menggunakan paradigma berpusat pada
dosen/guru (Teacher Centered Learning/TCL) sangatlah tidak cocok
diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan berbasis kompetensi. Oleh
karena itu, dalam KBK terjadi perubahan paradigma pembelajaran yaitu dari
paradigma TCL ke paradigma berpusat pada siswa (Student Centered
Learning/ SCL) yang menjadikan proses pembelajaran berjalan lebih efektif
dan efisien.
Agar proses pembelajaran dengan paradigma SCL berjalan secara
efisien, maka Undiksha telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Hal ini dilakukan
dengan meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan agar mahasiswa dapat
dengan mudah mengakses informasi yang diperlukan dalam proses
pembelajaran dengan cara: (a) mengembangkan system komputerisasi agar
mahasiswa dapat mencari buku atau literatur lain yang diperlukan dengan
cepat, (b) memperbaiki suasana perpustakaan agar mahasiswa dapat belajar
dengan tenang dan nyaman, (c) menambah jumlah koleksi buku dengan
mengadakan buku-buku berkualitas terbitan terbaru; (2) Meningkatkan
sumber daya manusia. Hal ini dilakukan dengan cara mengirim dosen untuk
menempuh pendidikan yang lebih tinggi baik didalam maupun di luar negeri
serta mengirim dosen untuk magang dalam rangka mengembangkan bahan
21
ajar. Selain itu, juga dilakukan pengiriman laboran, pustakawan dan staf
administrasi untuk magang di perguruan tinggi yang lebih berkualitas; (3)
pembelajaran yang dilakukan di kelas lebih menekankan pada pencapaian
kompetensi peserta didik dan bukan pada tuntasnya materi; (4) Meningkatkan
penggunaan berbagai media (multimedia) dalam pembelajaran; (5) Fungsi
dosen dalam proses pembelajaran lebih pada memfasilitasi mahasiswa karena
proses pembelajaran menekankan pada problem based learning dan skill
competency. Walaupun demikian, untuk memperoleh hasil pembelajaran yang
maksimal secara berkala diperlukan evaluasi sistem managemen
pembelajaran.
Evaluasi sistem managemen pembelajaran di Undiksha menggunakan
analisis SWOT (Strengths (Kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman)). Ringkasan hasil evaluasi
sistem management pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 5.
Strengths (Kekuatan)
(1) Jumlah dan kualifikasi dosen memadai (Gambar 1 dan Gambar2).
Potensi ini perlu diberdayakan secara optimal guna memantapkan
kapasitas Undiksha.
(2) Telah memiliki prasarana dalam bentuk ruang, dan pendukung (seperti
ruang perkuliahan, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, dan unit-unit
pendukung) yang memadai untuk menjalankan fungsi pelayanan
minimum, khususnya untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
(3) Memlliki sumber pendanaan tetap namun terbatas dalam mendukung
pembiayaan dan keberlanjutan anggaran yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan pembelajaran.
(4) Telah memiliki perangkat serta komitmen untuk mengembangkan sistem
informasi manajemen dan pangkalan data berbasis komputer (on-line
internal connectivity yang diberi nama Sistem Informasi Akademik
(SIAK).
(5) Beberapa fakultas telah mengaplikasikan Lesson Study sebagai cara
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dosen.
(6) Kemampuan mahasiswa bersaing di tingkah nasional cukup tinggi,
dengan diraihnya penghargaan pada olimpiade, OSN pertamina, dan
lainnya.
(7) Kualitas kinerja dosen dalam merancang pembelajaran ditinjau dari
kelengkapan identitas, perumusan indikator, perumusan tujuan
pembelajaran, penggorganisasian materi, alat bantu dan media, strategi
pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian termasuk katagori
baik
(8) Kualitas kinerja dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran ditinjau
dari kemampuan dalam pengorganisasian waktu, pelaksanaan
pembelajaran dan penampilan termasuk katagori baik
22
(9) Kualitas kinerja dosen dalam menyusun instrumen asesmen dan
melaksanakan evaluasi pembelajaran yang ditinjau dari aspek substansi,
konstruksi instrumen, bahasa, variasi teknik asesmen, kelengkapan
petunjuk mengerjakan soal, pedoman pemberian skor/rubrik, dan
pedoman pemberian nilai termasuk katagori baik
Weaknesses (kelemahan)
(1) Ruang laboratorium umumnya kurang luas, ini menyulitkan untuk
pengembangan dan penataan ruang laboratoriun yang sesuai dan dapat
memfasilitasi kegiatan praktikum dan latihan keterampilan professional
mahasiswa. Luas ruangan laboratorium membatasi mahasiswa
beraktivitas dengan baik. Ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium
ini memiliki dampak positif bagi proses pembelajaran dan penelitian.
Untuk meningkakan kualitas dan kuantitas sarana laboratorium dan ruang
kuliah dipenuhi melalui dana rutin maupun dana-dana kompetitif yang
diperoleh melalui hibah kompetisi dari Ditjen Dikti. Sebagian lagi
terpenuhi dari dana-dana masyarakat (PNBP) yang dialokasikan untuk
kepentingan pendidikan. Keberadaan laboratorium MIPA belum
memadai, baik sebagai laboratorium pendidikan maupun untuk kegiatan
riset dosen dan mahasiswa Pascasarjana. Demikian halnya dengan
Laboratorium Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) keberadaannya
belum memenuhi syarat strategis sebagai laboratorium pendidikan,
kegiatan riset dosen dan mahasiswa serta sebagai alat tes kondisi fisik
atlet porprov setiap tahunnya. Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK),
belum layak keberadaannya sebagai penunjang pembelajaran bagi
mahasiswa. Beberapa jurusan yang terlibat dalam penggunaan
laboratorium ini adalah: jurusan PKK, jurusan Teknik mesin, jurusan D3
Manajemen Informatika, Jurusan Pendidikan Biologi, dan Jurusan
Pendidikan Kimia.
(2) Jumlah koleksi buku dan referensi perpustakaan maupun ruang baca
masih terbatas, baik dalam jumlah, ragam, maupun kemutakhiran koleksi
buku.
(3) Jumlah dan sumber pendanaan masih terbatas. Jumlah anggaran yang
diperoleh dari alokasi anggaran DIPA masih belum bisa mengakomodir
program pembelajaran yang lebih modern.
(4) Kerjasama melembaga dengan stakeholders potensial, baik dalam skala
lokal, nasional, maupun internasional masih terbatas.
(5) Belum digunakannya Teknologi Informasi(TI) sebagai basis secara
terintegrasi untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring
dalam manajemen pembelajaran di Undiksha
Opportunity (Peluang)
(1) Keinginan dan kemauan dosen dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran cukup tinggi
23
(2) Kemandirian mahasiswa dalam belajar cukup tinggi dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan perpustakaan yang
disediakan oleh lembaga
(3) Terbukanya kesempatan bagi setiap dosen untuk melakukan inovasi
pembelajaran melalui hibah penelitian maupun hibah pembelajaran
(Teaching Grant)
(4) Peluang dosen untuk mengembangkan pembelajaran berbasis ICT cukup
tinggi
(5) Peluang yang tinggi untuk bekerja sama dalam pembelajaran dengan
perguruan tinggi lain baik yang bersifat lokal, nasional, maupun
internasional.
Threats (Ancaman)
(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi seperti MEA
(2) Secara internal adanya syarat doktor bagi dosen untuk menuju ke jabatan
lektor kepala menjadi tantangan bagi dosen untuk mempersiapkan diri
secara akademik untuk segera studi lanjut yang selanjutnya dapat
berdampak pada kinerja yang lebih baik
(3) Meningkatnya kualitas lulusan pada perguruan tinggi lain baik negeri
maupun swasta yang menjadi ancaman/saingan di lapangan sehingga
Undiksha harus mengantisipasinya.
(4) Terbatasnya lowongan pengangkatan pegawai negeri baru, khususnya
bagi lulusan kependidikan. Hal ini menuntut upaya agar para lulusan
dibekali kompetensi untuk mampu bekerja di luar bidang pokoknya.
Rumusan silang dari SWOT di atas dapat ditampilkan dalam tabel
berikut.
Tabel 5. Hasil Evaluasi Sistem Managemen Pembelajaran
Strengths (Kekuatan) Weaknesses (kelemahan)
Opportunity
(Peluang)
(1) Meningkatkan kualitas
pembelajaran baik yang
bersifat tatap muka maupun
melalui on-line dengan
memaksimalkan kekuatan
jumlah dan kualifikasi dosen
(2) Mengembangkan
pembelajaran berorientasi
lesson study pada fakultas
lainnya
(3) Memanfaatan ICT dan
problem solving dalam
pembelajaran agar lulusan
memiliki kompetensi tingkat
tinggi dan lebih mandiri
(4) Meningkatkan anggaran untuk
hibah penelitian, hibah
pembelajaran (teaching
grant), maupun kelengkapan
(1) Ruang laboratorium yang
kecil dapat diatasi dengan
inovasi pembelajaran yang
dilakukan dosen
(2) Peluang yang tinggi untuk
bekerja sama dalam
pembelajaran dengan
perguruan tinggi lain baik
yang bersifat lokal,
nasional, maupun
internasional dapat
mengatasi keterbatasan
kerja sama yang ada.
(3) Keterbatasan koleksi
bacaan dan referensi dapat
diatasi dengan
memanfaatkan literatur di
WEB
24
Strengths (Kekuatan) Weaknesses (kelemahan)
bahan bacaan di perpustakaan.
(5) Meningkatkan kerja sama
dengan universitas lain baik
lokal, nasional, maupun
internasional
Threats
(Ancaman)
(1) Meningkatkan kualitas mutu
lulusan
(2) Mengembangkan
pembelajaran yang
menyesuaikan dengan
perkembangan keilmuan dan
mampu menciptakan lulusan
yang memiliki kompetensi
dan kualitas yang unggul
dibandingkan dengan PT lain
(3) Meningkatkan kemampuan
lulusan untuk bersaing baik di
tingkat nasional maupun
internasional (olimpiade,
maupun Oen pertamina)
sehingga terhindar dari
tantangan masyarakat MEA
dan tantangan dari lulusan PT
lainnya.
(4) Terbukanya kesempatan bagi
setiap dosen untuk
mengembangkan kualitas
pembelajaran, sehingga
memungkinkan diperolehnya
kompetensi tambahan selain
kompetensi dibidangnya, hal
ini dapat mengantisipasi
terbatasnya lowongan
pengangkatan guru
(1) Memaksimalkan
pemanfaatan ruang
laboratorium yang kecil
dapat menghindari ancaman
yang ada
(2) Mendorong dosen yang
belum lektor kepala untuk
melanjutkan studi
(3) Meningkatkan kerja sama
dengan PT lain menghindari
keterbatasan kerja sama
dengan perguruan tinggi
lain baik yang bersifat
lokal, nasional, maupun
(4) Peningkatan anggaran dapat
mengatasi keterbatasan
koleksi bacaan dan referensi
3. RANGKUMAN MASALAH DAN TANTANGAN YANG
TERIDENTIFIKASI
Berdasarkan ringkasan hasil evaluasi kurikulum dan sistem managemen
pembelajaran di atas, maka teridentifikasi masalah dan tantangan pada
kurikulum dan sistem Management pembelajaran di Undiksha, masing-
masing seperti terlihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6. Rangkuman Masalah dan Tantangan pada Implementasi Kurikulum
Masalah Tantangan
(1) Masih banyaknya para dosen di setiap
jurusan belum turut serta dalam penyusunan
kurikulum
(2) Masih banyaknya para dosen di setiap
jurusan belum terlibat. dalam pengembangan
(1) Perkembangan IPTEKS yang
sangat cepat, tuntutan masyarakat
semakin tinggi dan kompleks
(2) Adanya globalisasi dan
megakompetisi
25
kurikulum.
(3) Masih banyaknya para dosen di setiap
jurusan belum terlibat dalam pengambilan
kebijakan/ peraturan/pedoman
(4) Belum maksimalnya standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar proses,
implementasi visi dan misi universitas dalam
kurikulum, standar pendidik dan
kependidikan, ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan, pengelola program
studi dan standar biaya.
(5) Belum maksimalnya keterpakaian lulusan
(profesi, penghasilan, kedudukan/jabatan)
(6) Wilayah jangkauan karier kelulusan (bidang
pekerjaan, jangkauan karier kelulusan)
terbatas
(7) Waktu tunggu lulusan masih relatif lama
(3) Meningkatnya kualitas lulusan
pada PT lain yang menjadi saingan
Undiksha
Tabel 7. Rangkuman Masalah dan Tantangan pada Sistem Managemen Pembelajaran
Masalah Tantangan
(1) Kuantitas maupun kualitas bahan ajar
maupun referensi lainnya belum memadai
(2) Penerbitan buku teks sebagai sumber belajar
mahasiswa masih rendah
(3) Anggaran yang disiapkan baik untuk
penelitian maupun hibah pengajaran
(teaching grant)
(4) Internet pendukung kegiatan akademik
belum optimal sehingga mengganggu
kegiatan akademik
(5) Kerja sama dalam pembelajaran dengan
perguruan tinggi lain baik yang bersifat
lokal, nasional, maupun internasional belum
memadai.
(6) Belum terpenuhi secara optimal perangkat
pembelajaran untuk dapat menuntun
terjadinya lulusan (out put) berkualitas
tinggi.
(7) Belum lengkapnya peraturan yang
dipedomani oleh dosen untuk menjadikan
manajemen pembelajaran berjalan optimal.
(1) Adanya insentif dari pemerintah
dalam penulisan buku.
(2) Secara umum kualitas row input
(mahasiswa) di Undiksa masih
rendah yang berpengaruh terhadap
motivasi belajar dan motivasi
berprestasi.
(3) Tuntutan pasar kerja di era
globalisasi seperti MEA
(4) Secara internal adanya syarat
doktor bagi dosen untuk menuju ke
jabatan lektor kepala menjadi
tantangan bagi dosen untuk
mempersiapkan diri secara
akademik untuk segera studi lanjut
yang selanjutnya dapat berdampak
pada kinerja yang lebih baik
(5) Meningkatnya kualitas lulusan
pada perguruan tinggi lain baik
negeri maupun swasta yang
menjadi ancaman/saingan di
lapangan sehingga Undiksha harus
mengantisipasinya.
(6) Terbatasnya lowongan
pengangkatan pegawai negeri baru,
khususnya bagi lulusan
kependidikan. Hal ini menuntut
upaya agar para lulusan dibekali
kompetensi untuk mampu bekerja
di luar bidang pokoknya.
26
C. PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN
1. KURIKULUM
Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sistem pendidikan tinggi dilihat
sebagai sebuah proses akan memiliki empat tahapan pokok, yaitu: (1)
masukan, (2) proses, (3) luaran, dan (4) hasil ikutan (outcome). Yang
termasuk ke dalam kategori masukan antara lain adalah dosen, mahasiswa,
buku, staf administrasi dan teknisi, sarana dan prasarana, dana, dokumen
kurikulum, dan lingkungan. Yang termasuk ke dalam katagori proses adalah
proses pembelajaran, proses penelitian, dan proses manajemen. Yang
dikategorikan luaran adalah lulusan, hasil penelitian, dan karya IPTEKS
lainnya, sedangkan yang termasuk ke dalam kategori hasil ikutan (outcome)
antara lain adalah penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap luaran
perguruan tinggi, kesinambungan, peningkatan mutu hidup masyarakat, dan
lingkungan.
Sistem pendidikan yang baik didukung oleh beberapa unsur yang baik
pula, antara lain: (1) organisasi yang sehat, (2) pengelolaan yang transparan
dan akuntabel, (3) ketersediaan rencana pembelajaran dalam bentuk dokumen
kurikulum yang jelas dan sesuai kebutuhan pasar kerja, (4) kemampuan dan
keterampilan sumberdaya manusia di bidang akademik dan non-akademik
yang handal dan profesional, (5) ketersediaan sarana-prasarana dan fasilitas
belajar yang memadai, dan lingkungan akademik yang kondusif. Dengan
didukung oleh kelima unsur tersebut, perguruan tinggi akan dapat
mengembangkan iklim akademik yang sehat, yang mengarah pada
ketercapaian masyarakat akademik yang professional. Namun sebagai sebuah
sistem yang terbuka, perguruan tinggi juga dituntut bersinergi dengan
lembaga pendidikan tinggi lain, baik di dalam maupun di luar Indonesia
sehingga dapat berperan serta dalam pengembangan IPTEKS dan
perkembangan masyarakat dunia.
Di samping hal di atas, kualitas proses pembelajaran merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi kualitas lulusan perguruan tinggi.
Beberapa indikator yang sering dipasang untuk menengarai mutu lulusan
adalah: (1) IPK, (2) lama studi, dan (3) predikat kelulusan yang disandang.
Namun untuk dapat mencapai keberhasilan, perguruan tinggi perlu menjamin
agar lulusannya dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan mengisi dunia
kerja. Keberhasilan PT mengantarkan lulusannya diserap dan diakui di dunia
kerja dan masyarakat akan menimbulkan pengakuan dan kepercayaan di
masyarakat terhadap mutu PT tersebut, yang akhirnya dapat berdampak pada
27
peningkatan kualitas dan kuantitas calon mahasiswa yang akan masuk ke PT
tersebut. Proses ini akan berputar sebagai sebuah siklus. Aspek internal lain
yang berperan dalam menghasilkan luaran yang bermutu adalah penciptaan
iklim masyarakat dan lingkungan akademik yang kondusif, dan terjaminnya
sistem monitoring dan evaluasi secara internal di PT. Berdasarkan kajian di
atas Perguruan Tinggi perlu mengembangkan dan menyesuaikan program dan
pengelolaan pendidikannya, sehingga dapat terlibat secara aktif dalam
perkembangan dunia global. Untuk itu salah satu prioritas utama Perguruan
Tinggi dalam perencanaan program akademiknya adalah menyiapkan
kurikulum yang dapat mengantisipasi kebutuhan masa depan. Demikian pula
halnya dengan Undiksha sebagai salah satu Perguruan Tinggi harus
mengadakan perubahan dan penyesuaian kurikulumnya.
Kurikulum memiliki makna yang beragam baik antar-negara maupun
antar-institusi penyelenggara pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya
interpretasi yang berbeda terhadap kurikulum, yaitu dapat dipandang sebagai
suatu rencana (plan) yang dibuat oleh seseorang atau sebagai suatu kejadian
atau pengaruh aktual dari suatu rangkaian peristiwa (Johnson, 1974).
Sementara itu menurut Permenristekdikti RI Nomor 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi, kurikulum didefinisikan sebagai berikut:
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai capaian pembelajaran, bahan kajian, proses, dan penilaian yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. Jadi,
kurikulum bisa diartikan sebagai sebuah program yang berupa dokumen
program dan pelaksanaan program. Sebagai sebuah dokumen, kurikulum
(curriculum plan) dirupakan dalam bentuk rincian capaian pembelajaran,
matakuliah, silabus, rancangan pembelajaran, dan sistem evaluasi
keberhasilan. Di lain pihak, kurikulum sebagai sebuah pelaksanan program
adalah bentuk pembelajaran yang nyata-nyata dilakukan (actual curriculum).
Pengembangan sebuah kurikulum sering hanya terfokus pada pengubahan
dokumen saja, tetapi pelaksanaan pembelajaran, penciptaan suasana belajar,
cara evaluasi/asesmen pembelajaran, sering tidak berubah sehingga dapat
dikatakan bahwa pengembangan kurikulum hanya pada tataran konsep atau
mengubah dokumen saja. Ini bisa dilihat dalam sistem pendidikan yang lama,
yaitu kurikulum diletakkan sebagai aspek input saja. Namun dengan cara
pandang yang lebih luas, kurikulum bisa berperan sebagai: (1) kebijakan
manajemen pendidikan tinggi untuk menentukan arah pendidikannya, (2)
filosofi yang mewarnai terbentuknya masyarakat dan iklim akademik, (3)
patron atau pola pembelajaran, (4) atmosfer atau iklim yang terbentuk dari
hasil interaksi manajerial PT dalam mencapai tujuan pembelajarannya, (5)
rujukan kualitas dari proses penjaminan mutu, dan (6) ukuran keberhasilan
PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dari
uraian di atas tampak bahwa kurikulum tidak hanya berarti sebagai suatu
28
dokumen saja, tetapi mempunyai peran yang kompleks dalam proses
pendidikan. Berdasarkan pengertian kurikulum seperti tersebut di atas, ada
dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Berdasaskan hasil kajian yang dilakukan, kurikulum yang berlaku pada
empat prodi yaitu: Prodi Bimbingan Konseling, Prodi Pendidikan Fisika,
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, dan Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan
dan Rekreasi (termasuk juga prodi-prodi yang lainnya) sebagai suatu
dokumen maupun cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
belum memenuhi tuntutan internal maupun tuntutan eksternal yang
diinginkan. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk melakukan revisi terhadap
Kurikulum yang sedang berlaku saat ini khususnya pada keempat prodi yang
dijadikan rintisan tersebut dengan mempertimbangkan kedua dimensi
tersebut, dan untuk menimba pengalaman yang lebih konkrit dan substantif.
Terkait dengan hal di atas, pengembangan dan penyusunan Kurikulum
Undiksha 2016 (khususnya pada empat prodi rintisan) didasarkan pada
rasional berikut:
a. adanya tantangan Internal yang menyangkut kondisi pendidikan tinggi
dewasa ini terkait dengan tuntutan pendidikan tinggi yang mengacu
kepada 10 (sepuluh) Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dimana
penyusunan dan pengembangan kurikulum PT harus berorientasi pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
b. adanya tantangan Eksternal yang terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang menyangkut masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, serta
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
(APEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi
Asia (MEA). Maka dari itu, rancangan kurikulum yang disusun dan
dikembangkan harus berbasis pada kompetensi yang diwujudkan dalam
Capaian Pembelajaran (CP) yang dapat mengantisipasi perkembangan di
atas.
c. adanya komitmen menerapkan paradigma pengelolaan kurikulum
Undiksha 2016 berdasarkan pada: (1) pembelajaran berpusat pada peserta
didik (mahasiswa); (2) pembelajaran interaktif (interaktif dosen-
mahasiswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); (3)
pola pembelajaran ditujukan menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari berbagai sumber yang dapat dihubungi
29
serta diperoleh melalui internet); (4) pola pembelajaran aktif-mencari
dengan pendekatan saintifik; (5) pola pembelajaran alat tunggal menjadi
pembelajaran berbasis alat multimedia; (6) pola pembelajaran berbasis
massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat
pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik dan
keterampilan khusus yang diminati oleh peserta didik; dan (7) pola
pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines) sehingga prinsip
fleksibilitas dapat terjaga.
Secara metodologis, khusus untuk penyusunan dan pengembangan
kurikulum di lingkungan Undiksha yang berorientasi KKNI ini,
menggunakan model Design and Development (D & D), dengan
menggunakan pendekatan pengembangan model 4D (four-D model). Adapun
tahapan model pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define), tahap
perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap ujicoba
(disseminate). Secara garis besar keempat tahap tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Tahap Pendefinisian (define). Kegiatan pada tahap ini yaitu menentapkan
dan mendefinisikan syarat-syarat kompetensi pokok yang dituangkan
dalam capaian pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari
batasan materi yang dikembangkan oleh masing-masing program studi.
Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b)
Analisis kebutuhan belajar mahasiswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis
konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design). Kegiatan pada tahap ini yaitu menyiapkan
prototipe model kompetensi pokok kurikulum. Tahap ini terdiri dari empat
langkah yaitu, (a) Penyusunan instrumen acuan, merupakan langkah awal
yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. (b) Pemilihan
model struktur kurikulum, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan
format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format
model yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang
lebih maju atau dengan mengacu pada format yang telah ditetapkan oleh
konsorsium pada prodi terkait/sejenis. (d) penetapan format atau model
acuan yang definitif.
c. Tahap Pengembangan (Develop). Kegiatan pada tahap ini yaitu
menghasilkan model kurikulum khususnya kompetensi pokok yang visibel
dikembangkan di Universitas Pendidikan Ganesha, yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat
oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan FGD, dan
(c) uji coba terbatas di kelas yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c)
digunakan sebagai dasar melakukan revisi terhadap produk desain yang
telah dihasilkan. Langkah berikutnya adalah pengembangan kompetensi
30
untuk setiap mata kuliah di kompetensi pokok, baik pada level fakultas
maupun Prodi.
d. Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap
penggunaan kurikulum atau perangkat yang telah dikembangkan pada
skala yang lebih luas pada prodi yang menjadi rintisan dan bila mungkin
pada disiplin ilmu yang serumpun.
Bertalian dengan fokus masalah dan target produk dari revitalisasi
ini, maka rincian dari kegiatan revitalisasi ini dan metode pencapaiannya
dapat dijabarkan pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Rincian Kegiatan
No Kegiatan Capaian
Rancangan
Kegiatan
(Metode
Pelaksanaan)
Pelaku
Kegiatan
1. Tahap Define
Mengevaluasi
kurikulum yang
sedang berjalan
relevansi kurikulum
dengan SN Dikti dan
standar pendidikan
lainnya
1. Studi
dokumentasi
2. Survey pada
pengelola
prodi, dosen
dan
mahasiswa
3. Expert
Opinion
4. Focus group
discussion
1. Tim
pengem-
bang
2. Pakar
kuriku-
lum
3. Staf
dosen
Melakukan tracer
study terhadap
pengguna lulusan dan
pemangku
kepentingan
relevansi kompetensi
lulusan dengan dunia
kerja, keilmuan yang
diperlukan, kedalaman
ranah kompetensi
(kognitif, psikomotorik,
afektif),
soft skills (penguasaan
bahasa asing, komunikasi,
kepemimpinan,kerjasama,
teknologi informasi, etika
dll.)
1. Kuesioner
2. Telpon
3. Wawancara
4. Kunjungan
5. Focus group
discussion
Tim
pengem-
bang
Merumuskan konsep Konsep profile lulusan
pada masing-masing prodi 1. Expert
Opinion
2. Focus group
discussion
3. Workshop
1. Tim
pengem-
bang
2. Pakar
kuriku-
lum
3. Staf
dosen
Konsep capaian
pembelajaran (learning
outcomes) lulusan pada
masing-masing prodi
Konsep keterkaitan antara
profile lulusan, capaian
pembelajaran (learning
outcomes) dan elemen
kompetensi lulusan pada
masing-masing prodi
31
Konsep pemetaan
(matrik) CP dan elemen
kompetensi dan bahan
kajian pada masing-
masing prodi
Penetapan sks dan Konsep
struktur kurikulum pada
masing-masing prodi
Panduan Penyusunan RPS
2 Tahap Design Penetapan draf Rumusan
profile lulusan pada
masing-masing prodi
1. Expert
Opinion
2. Focus group
discussion
3. Rapat
Koordinasi
dengan
Forum
Program
Studi sejenis
4. Workshop
1. Tim
pengem-
bang
2. Pakar
kuri-
kulum
3. Staf
dosen
Penetapan draf Rumusan
capaian pembelajaran
(learning outcomes)
lulusan pada masing-
masing prodi
Rumusan keterkaitan
antara profile lulusan,
capaian pembelajaran
(learning outcomes) dan
elemen kompetensi
lulusan pada masing-
masing prodi
Rumusan pemetaan
(matrik) CP dan elemen
kompetensi dan bahan
kajian pada masing-
masing prodi
Rumusan struktur
kurikulum pada masing-
masing prodi
Draft Panduan RPS
prioritas pada mata kuliah
penciri prodi
3 Tahap Develop Rumusan profile lulusan
pada masing-masing prodi
berdasarkan hasil ujicoba
Terbatas
1. Expert
Opinion
2. Focus group
discussion
3. Workshop
4. Ujicoba
terbatas
1. Tim
pengem-
bang
2. Pakar
kuriku-
lum
3. Staf
dosen
Rumusan capaian
pembelajaran (learning
outcomes) lulusan pada
masing-masing prodi
berdasarkan hasil ujicoba
terbatas
Hasil analisis keterkaitan
rumusan antara profile
lulusan, capaian
pembelajaran (learning
outcomes) dan elemen
kompetensi lulusan pada
masing-masing prodi
berdasarkan hasil ujicoba
terbatas
Rumusan pemetaan
(matrik) CP dan elemen
kompetensi dan bahan
32
kajian pada masing-
masing prodi berdasarkan
hasil ujicoba terbatas
Analisis tentang sks dan
rumusan struktur
kurikulum pada masing-
masing prodi berdasarkan
hasil ujicoba terbatas
Hasil ujicoba terbatas draft
RPS prioritas pada mata
kuliah penciri prodi
4 Tahap Disseminate Aplikasi kurikulum dan
perangkat pembelajaran
(RPS) yang telah
dikembangkan pada prodi
rintisan
Implementas
dan monitoring
pelaksanaan
2. SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN
Sistem manajemen pembelajaran merupakan suatu tahapan regulasi
yang menjamin penyiapan, pelaksanaan, penilaian, pengawasan dan
administrasi pembelajaran. Secara lebih luas manajemen pembelajaran akan
menyangkut pula kondisi dan situasi saat pembelajaran berlangsung, dan
bahkan menyangkut pula kualitas pendidik pengelola pembelajaran itu
sendiri baik dari segi penguasaan keilmuannya maupun kualitas penguasaan
seni pedagogiknya. Bila ditelusuri secara lebih dalam, dapat dilihat arti
penting adanya standar proses pembelajaran dan sistem manajemen
pembelajaran itu sendiri, karena betapa baiknya masukan berupa peserta
didik/mahasiswa, serta masukan instrumental berupa isi, tenaga, sarana &
prasarana, biaya dan pengelolaan, tergantung pada proses pembelajaran untuk
menghasilkan output dengan kompetensi lulusan yang bermutu, serta
berdampak positif terhadap lingkungan. Dengan kata lain perlu adanya
penjaminan mutu untuk bisa dirancang standar mutu dari masing-masing
komponen di atas. Proses penjaminan mutu tsb, melalui tahapan-tahapan sbb:
(1) penetapan visi dan misi PT, dan (2) serangkaian standar mutu (yang
dirumuskan dan diramu berdasarkan visi dan kebutuhan stakeholders) seperti
: (a) legalitas formal/peraturan yang mendasari, (b) standar mutu, (c)
pedoman mutu atau SOP termasuk mekanisme monitoring dan evaluasi
terkait dengan implementasi kurikulum hasil hibah revitalisasi LPTK pada
prodi rintisan.
Dalam kaitannya dengan proses penjaminan mutu tsb, Undiksha akan
merumuskan kendali mutu sistem menajemen pembelajarannya. Strategi atau
model kendali mutu yang akan digunakan adalah model PDCA (Plan, Do,
Check, Action) yang dapat digambarkan sbb:
33
Gambar 3. Komponen Model PDCA
Model di atas dipilih karena dapat menghasilkan pengembangan yang
berkelanjutan, yang selanjutnya siklus tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 4. Siklus Implementasi PDCA
Maka dari itu rasional perlunya menetapkan penjaminan mutu tentang sistem
manajemen pembelajaran adalah untuk dapat terjadinya pemenuhan standar
mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen,
produsen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Bila
ditelusuri tentang tuntutan mutu dari suatu proses institusi pada awal
perkembangan pendidikan, masyarakatlah yang lebih berperan dalam
menentukan standar mutu tersebut.– masyarakat menentukan apakah lulusan
pendidikannya bermutu dengan memberikan tugas dan penghargaan kepada
mereka. Dalam perkembangan selanjutnya dengan meluasnya
Planning Checking
Acting
Doing
Input Process Output Outcome
S = Standar
D = Do
P = Plan
A = Action
C = Checking
SDCA
SDCA
P
D
C
A
SDCA
P
D
C
A
P
D
C
A
34
penyelenggaraan pendidikan formal pemerintah lebih berperan dalam
menentukan standar mutu. Dalam kaitannya dengan itu, konsep penjaminan
mutu dapat ditinjau dari dua aspek yaitu : (1) aspek deduktif ; dimana
lembaga pendidikan mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui
pelaksanaan misinya, (2) aspek induktif; dimana lembaga pendidikan
tersebut, mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (kebutuhan
kemasyarakat/societal needs, kebutuhan dunia kerja/industrial needs,
kebutuhan profesional/profesional needs). Visualisasinya dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 5. Visualisasi Penjaminan Mutu
Untuk mewujudkan perangkat penjaminan mutu pembelajaran yang memadai
di lingkungan Undiksha, kegiatan rintisan tentang penyelenggaraan sistem
manajemen pembelajaran, tujuannya adalah menghasilkan:
a. penetapan standar standar mutu pembelajaran
b. Implementasi standar mutu pembelajaran
c. Monitoring pelaksanaan standar mutu pembelajaran
d. Evaluasi pelaksanaan standar mutu pembelajaran
Hal di atas merupakan siklus pelaksanaan sistem penjaminan mutu
manajemen pembelajaran di Undiksha yang meliputi: pelaksanaan,
monitoring, evaluasi, audit akademik internal, rumusan koreksi dan
peningkatan mutu berkelanjutan
Secara metodologis, khusus untuk penyusunan dan pengembangan
sistem manajemen pembelajaran menggunakan model PDCA (Plan, Do,
Check, Action). Secara garis besar keempat tahap tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Plan, pada tahap ini adalah menetapkan standar mutu pembelajaran yang
menyangkut persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan monitoring /pengawasan pembelajaran. Dari tahapan ini
diharapkan dapat dihasilkan system informasi berbasis TI, yang
menyangkut: (1) pola penjadwalan perkuliahan secara terpusat, (2)
kelengkapan sarana pendukung perkuliahan pada masing-masing ruang
PENJAMIN MUTU
(Eksternal)
BAN/Lembaga lain
PENJAMIN MUTU
(Internal)
PT Ybs
MUTU
35
kuliah, (3) ketersediaan Kontrak Perkuliahan, RPS, presensi kehadiran,
jurnal perkuliahan, dan format evaluasi untuk setiap mata kuliah.
b. Do, pada tahap ini adalah mengimplementasi standar mutu pembelajaran
yang telah dirumuskan. Dari tahapan ini diharapkan dapat dihasilkan
system yang berbasis TI untuk: terekamnya pelaksanaan perkuliahan pada
masing-masing mata kuliah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Data yang direkam meliputi: kehadiran dosen/mahasiswa di kelas,
pelaksanaan evaluasi pembelajaran (pelaksanaan UTS dan UAS),
pengisian jurnal kegiatan perkuliahan.
c. Check pada tahap ini adalah mengobservasi, memonitor dan mengevaluasi
standar mutu pembelajaran yang diimplementasikan. Hasil tahap ini
merupakan bahan refleksi untuk memperbaiki, merevisi standar mutu
pembelajaran yang telah dirumuskan. Pada tahapan ini diharapkan adanya
monitoring perkuliahan yang dilakukan oleh kajur, Dekan WR I dan pihat
terkait lainnya, secara terintegrasi dalam system berbasis TI.
d. Action, tahap ini merupakan implementasi kembali hasil revisi pada tahap
check. Ini dilakukan secara siklus yang pada akhirnya didapatkan rumusan
standar mutu pembelajaran.
Strategi pengendalian mutu manajemen pembelajaran dengan
pendekatan di atas meliputi: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pengawasan dan penilaian
pembelajaran.
Perencanaan Pembelajaran
Mekanisme penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Dosen menyusun silabus mata kuliah yang diampunya. Silabus mata
kuliah terdiri atas unsur-unsur: identitas mata kuliah, Capaian
Pembelajaran (CP), Indikator Pencapaian CP, Bahan Kajian.
b. Dosen menyusun RPS mata kuliah yang diampunya. RPS mata kuliah
terdiri unsur-unsur: identitas mata kuliah, CP, indikator pencapaian CP,
bahan kajian, Pengalaman belajar, bentuk penilaian, waktu pertemuan,
dan sumber belajar.
c. Dosen menyusun kontrak perkuliahan.
d. Dosen menyusun instrumen penilaian hasil belajar mahasiswa yang terdiri
atas: tugas, soal, kunci jawaban, dan rubrik penilaian sesuai dengan
karakteristik mata kuliah.
e. Dosen meminta masukan terhadap perencanaan pembelajaran yang telah
dibuat kepada dosen lain dalam satu bidang keahlian.
f. Dosen memperbaiki dokumen perencanaan pembelajaran yang telah
dibuat, menandatangani, dan memohon tanda tangan pengesahan kepada
ketua prodi.
Pelaksanaan Pembalajaran
Mekanisme pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.
36
a. Dosen memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan memimpin doa
bersama.
b. Dosen menyampaikan perencanaan pembelajaran dan urgensinya kepada
seluruh mahasiswa peserta kuliah.
c. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menanya,
memberi tanggapan/usulan atas rencana pembelajaran yang dibuat dosen.
d. Dosen dan mahasiswa membuat kesepakatan pelaksanaan pembelajaran
sebagai bentuk kontrak perkuliahan sesuai dengan perencanaan
pembelajaran dan mempertimbangkan masukan yang diberikan
mahasiswa.
e. Dosen melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan
pembelajaran yang telah disepakati bersama.
f. Dosen mengisi jurnal perkuliahan setiap kali memberikan kuliah/
praktikum
g. Mahasiswa menandatangani daftar hadir setiap mengikuti perkuliahan/
praktikum.
h. Mahasiswa mengikuti pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang telah disepakati bersama.
i. Dosen mengakhiri pembelajaran dalam satu semester dengan
menandatangani jurnal perkuliahan.
j. Koordinator tingkat (korti) mahasiswa menyerahkan jurnal perkuliahan
kepada ketua prodi.
Penilaian Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa
Mekanisme penilaian hasil belajar mahasiswa adalah sebagai berikut.
a. Dosen melakukan penilaian proses pembelajaran sesuai dengan kontrak
penilaian yang disepakati dalam RPS dan kontrakkuliah
b. Dosen memberikan lembaran soal (UTS/UAS) atau tugas kepada
mahasiswa yang harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
c. Mahasiswa mengerjakan soal (UTS, UAS) atau tugas yang diberikan
dosen sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
d. Mahasiswa mengumpulkan hasil pekerjaannya sesuai dengan petunjuk
yang diberikan.
e. Dosen mengoreksi dan memberi skor/nilai hasil pekerjaan mahasiswa
sesuai dengan kunci jawaban/rubrik penilaian yang telah dibuat.
f. Dosen memasukan skor/nilai hasil pekerjaan yang diperoleh mahasiswa ke
dalam daftar penilaian hasil belajar mahasiswa.
g. Dosen mengembalikan hasil koreksi pekerjaan mahasiswa untuk dikoreksi
kembali oleh mahasiswa.
h. Dosen merevisi skor/nilai yang diperoleh mahasiswa apabila terjadi
kekeliruan penyekoran/penilaian.
37
i. Dosen memasukkan skor/nilai ke dalam daftar peserta kuliah dan nilai
akhir (DPNA) di akhir semester.
Pengawasan dan Penilaian Pembelajaran
Mekanisme pengawasan dan penilaian pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Ketua prodi memerintahkan dosen untuk mengumpulkan program
perencanaan pembelajaran (Silabus, RPS, dan Kontrak Kuliah) di prodi.
b. Ketua prodi melakukan pengamatan pelaksanaan pembelajaran melalui
pegecekan jurnal perkuliahan.
c. Ketua prodi memerintahkan dosen untuk mengumpulkan instrumen
penilaian hasil belajar mahasiswa ke prodi.
d. Ketua prodi menegur dosen yang belum melaksanakan perkuliahan
sesuai dengan kontrak kuliah yang dibuatnya.
e. Unit Jaminan Mutu (UJM) melakukan Audit Mutu Internal (AMI)
proses pembelajaran.
f. UJM melaporkan hasil AMI kepada pimpinan universitas/fakultas/
prodi.
g. Universitas/fakultas/prodi melakukan tindak lanjut atas hasil AMI
proses perbelajaran tiap-tiap mata kuliah maupun kelompok mata
kuliah.
38
D. EVALUASI PELAKSANAAN DAN KEBERLANJUTAN
PROGRAM
1. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
Secara umum dapat disepakati bahwa evaluasi pelaksanaan kurikulum
sangat penting dilakukan mengingat evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat
menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi
kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan
sumber daya yang ada. Informasi dari evaluasi pelaksanaan kurikulum
tersebut sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum
tersebut masih dijalankan tetapi perlu dilakukan revisi atau kurikulum
tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi pelaksanaan
kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar
yang berubah.
Diketahui pula bahwa evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat dilakukan
pada outcome dari kurikulum tersebut (outcomes based evaluation) dan juga
dapat difokuskan pada komponen kurikulum tersebut (intrinsic evaluation).
Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi pelaksanaan
kurikulum yang difokuskan pada menjawab pertanyaan seperti berikut. (1)
apakah kurikulum telah mencapai tujuan yang harus dicapainya? dan (2)
bagaimanakah pengaruh kurikulum terhadap suatu pencapaian yang
diinginkan? Sedangkan fokus evaluasi intrinsic evaluation adalah pada
evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum, evaluasi sumber daya
manusia untuk menunjang kurikulum dan karakteristik mahasiswa yang
menjalankan kurikulum tersebut.
Undiksha juga telah berhasil mengembangkan sistem manajemen
pembelajaran berbasis IT. Sistem manajemen pembelajaran yang telah
berhasil dikembangkan nantinya diharapkan dapat mengatur regulasi yang
menjamin penyiapan, pelaksanaan, penilaian, pengawasan dan administrasi
pembelajaran. Seperti halnya pada evaluasi pelaksanaan kurikulum, evaluasi
pelaksanaan sistem manajemen pembelajaran berbasis IT juga difokuskan
pada outcomes based evaluation untuk menjawab pertanyaan: (1) apakah
sistem telah mencapai tujuan yang harus dicapainya? dan (2) bagaimanakah
pengaruh sistem terhadap suatu pencapaian yang diinginkan? dan difokuskan
pada intrinsic evaluation. Sehubungan dengan itu, evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum maupun evaluasi terhadap sistem manajemen
pembelajaran yang telah dikembangkan pada hibah revitalisasi LPTK ini akan
dilakukan pada kedua fokus tersebut dan dilaksanakan pada akhir semester
genap tahun akademik 2016/2017.
39
2. KEBERLANJUTAN PROGRAM
Keberlanjutan Program terkait dengan pengembangan kurikulum dapat
dipaparkan sebagai berikut.
a. Mensosialisasi dan mendiseminasikan hasil penyusunan dan
pengembangan kurikulum empat Prodi hasil hibah revitalisasi
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, secara langsung kepada
para dosen (Prodi rintisan maupun di luar Prodi rintisan) berupa:
a.1 Rumusan Profil Lulusan dan Deskripsi Profil
a.2. Rumusan Capaian Pembelajaran (CP) dan keterkaitannya dengan
elemen kompetensi
a.3 Matrik CP dan bahan kajian
a.4 Penetapan sks dan Struktur Kurikulum
a.5 Panduan penyusunan RPS
b. Menyelenggarakan pertemuan (lokakarya) pada para dosen empat
Prodi rintisan untuk meningkatkan pemahamannya secara konsep dan
implementasi tentang kurikulum yang akan dilaksanakan
c. Mengimplementasikan kurikulum hasil hibah revitalisasi Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan di empat Prodi rintisan
d. Membentuk tim penyusun dan pengembang kurikulum pada Prodi
lainnya (selain empat Prodi rintisan), dan selanjutnya melakukan
pelatihan pada tim pengembang Prodi tersebut.
e. Penyelenggaraan kegiatan di atas, akan didanai melalui DIPA
Undiksha di bawah koordinasi LPPPM Undiksha.
Sementara itu, keberlanjutan program yang terkait dengan sistem manajemen
pembelajaran dilakukan dengan mensosialisasikan hasil penyusunan standar
mutu sistem manajemen pembelajaran pada para dosen (Prodi rintisan
maupun di luar Prodi rintisan) berupa: mengimplementasikan standar mutu
sistem manajemen pembelajaran dalam kurikulum hasil hibah revitalisasi
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan di empat Prodi rintisan.
Penyelenggaraan kegiatan tersebut akan didanai melalui DIPA Undiksha di
bawah koordinasi LPPPM Undiksha.
40
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Melalui hibah revitalisasi LPTK ini, Undiksha telah berhasil
mengembangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Kurikulum yang telah disesuaikan dengan deskripsi KKNI, standar
pendidikan guru, serta tuntutan kekinian dan masa depan untuk
menjamin mutu lulusan, sebagai sarjana pendidikan dan calon pendidik
profesional pada empat program studi rintisan yaitu: Prodi Bimbingan
Konseling, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Pendidikan Jasmani,
Kesehatan dan Rekreasi serta Prodi Pendidikan Fisika. Kurikulum yang
telah berhasil dihasilkan telah memuat komponen-komponen:
1) Profil Lulusan dan Deskripsi Profil
2) Rumusan Capaian Pembelajaran (CP) dan keterkaitannya dengan
elemen kompetensi
3) Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
4) Beban studi
5) Struktur kurikulum.
b. Sistem manajemen pembelajaran berbasis IT yang dilengkapi dengan
SOP dan aplikasi sistem manajemen pembelajaran berbasis IT.
2. SARAN
Beberapa hal yang dapat disarankan terkait dengan capaian dan
keberlanjutan dari hasil hibah revitalisasi ini adalah:
a. Staf pimpinan diharapkan untuk tetap berkomitmen untuk terus
menyempurnakan kurikulum maupun sistem manajemen pembelajaran
yang telah berhasil dikembangkan dengan tetap menyediakan alokasi
pendanaan untuk mengembangkan kedua komponen tersebut.
b. Perlu dilakukan tracer study secara berkelanjutan untuk dapat
menghasilkan profil lulusan yang lebih akurat.
41
DAFTAR PUSTAKA
Basic Framework for Higher Education Development KPPTJP IV (2003-2010).
(2003). Diakses 4 November 2013, dari http://archive.web.dikti. go.id/2009/
KPPTJP_2003_ 2010.pdf.
Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan
Tinggi: Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikulum. (2008). Diakses 4
November 2013, dari http://www.dikti.go.id/files/atur/PanduanKBK-
Dikti2008.pdf.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2014). Panduan Penyusunan
Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi. Jakarta: Dirjen Dikti.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2014). Kurikulum Perguruan
Tinggi Sesuai KKNI. Jakarta: Dirjen Dikti.
Equity and Access in Higher Education. (2010). Diakses 4 November 2013, dari
http://siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ind
onesia-EquityandAccessinHigherEducation.pdf.
Gerakan Mutu dalam Pendidikan Tinggi. (t.t). Diakses 4 November 2013, dari
http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Hasbi-KBK-SOFTSKILL-UNISTAFF-
SCL/Hasbi-UNISTAFF-DOCUMEN/MODUL%20UNISTAFF%20
SURABAYA%20 2006/ OD/QA- GerakanMutuPT.pdf
Higher Education Long Term Strategy HELTS. (2003). Diakses 4 November
2013, dari http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Hasbi-KBK-SOFTSKILL-
UNISTAFF-SCL/Hasbi-UNISTAFF-DOCUMEN/MODUL%20
UNISTAFF%20SURABAYA% 202006/ OD/ HELTS% 20 2003-2010.pdf
International Standard Classification of Occupations Structure, Group Definitions and Correspondence Tables. (2012). Diakses 4 November 2013, dari
http://www.ilo.org/ wcmsp5/groups/public/---dgreports/---dcomm/---
publ/documents/publication/wcms_ 172572.pdf.
International Standard Classification of Education (ISCED). (2012). Diakses 4
November 2013, dari http://www.uis.unesco.org/Education/Documents/
ised-2011-en.pdf.
Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomot 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Meeting Basic Learning Needs: A Vision for 1990s. (1990). Diakses 2013, dari
http://unesdoc.unesco.org/images/0009/000975/097552e.pdf.
42
Report to UNESCO for the International Commision on Education for the
Twenty-First Century (1996). Dakses 4 November 2013, dari
http://www.unesco.org/education/ pdf/15_62.pdf.
Rencana Induk Pembangunan Undiksha. 2005-2015. Singaraja: Undiksha.
Renstra Undiksha 2015-2019. Singaraja: Undiksha
Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (SPT-JP atau HELTS), 2003-2010.
(2004). Diakses 4 November 2013, dari http://www.inherent-
dikti.net/files/HELTS2003-2010B.pdf.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomot
232/U/2000 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomot
045/U/2002 Tahun 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
A. DANA HIBAHUraian Jumlah (Rp)
Hibah Revitalisasi LPTK 2016
a. Termin I (pertama) 256,000,000
b. Termin II (kedua) 64,000,000
Total Jumlah Anggaran 320,000,000
Terbilang: Tiga Ratus dua puluh juta rupiah
B. PENGGUNAAN DANA
Honor Total
Volume Jumlah (Rp)
Tim Pengembang 4 bln x 9 org 36 10,800,000
Narasumber 2 keg x 2 org x 8 jam 32 6,400,000
Pelaksana Workshop 2 keg x 25 org
50 15,000,000
Pelaksana FGD 1 keg x 25 org 25 7,500,000
39,700,000
Bahan Habis Pakai/ ATK Jumlah (Rp)
Kertas F4 60 gram 30 rim 1,500,000
Kerta folio bergaris 5 dooze 250,000
Tinta printer HP Laserjet 1125 4 buah 3,900
Stop map kerja 15 lusin 375,000
Papan pencacah data 5 buah 100
Balpoint faster 10 lusin 1,250
Block note besar 200 buah 3,000
Pensil tulis biasa 200 buah 1,000
Flasdisk 8.2 G.B 6 buah 900
Penggandaan bahan FGD 5,200 lembar 780,000
Penggandaan bahan Seminar
draft 4,600 lembar 690,000
Penggandaan instrumen
revitalisasi 3,200 lembar 480,000
Analisis Pengembangan
Kurikulum 3,200 lembar 480,000
Penggandaan draft model 2,500 lembar 375,000
LAPORAN PENGELOLAAN DANA HIBAH REVITALISASI LPTK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016
300,000
SUB TOTAL 1 (Rp)
2. Belanja Bahan Operasional
Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp)
Untuk pengembangan instrumen
dan print out darft serta laporan
revitalisasi
50,000
Untuk pencacahan data,
arsiparis, dan FGD serta seminar
draft
25,000
Untuk pengumpulan data
revitalisasi 20
Untuk bahan FGD dan seminar 50,000
Untuk mencetak instrumen, draft,
dan laporan akhir 975
Untuk administrasi revitalisasi 5 Untuk penyimpanan data
revitalisasi 150
Untuk administrasi revitalisasi,
FGD, seminar draft hasil 125
Untuk FGD dan seminar draft 15
Untuk pengumpulan data
revitalisasi 150
Untuk pengembangan kurikulum 150
Untuk FGD pengembangan dan
validasi model 150
Untuk seminar draft hasil
revitalisasi 150
Untuk validasi draft model oleh
ahli dan praktisi 150
300,000
Volume
1. Honorarium
Tarif (Rp)
300,000
200,000
Penggandaan laporan hasil
revitalisasi 2,500 lembar 375,000
Biaya Rapat 25 keg 2,500,000
Penjilidan laporan hasil 115 jilid 977,500
Kegiatan Biaya
Tracer study 30 ok 12,000,000
Narasumber 2 keg 10,000,000
Perjalanan Peserta Focus Group
Discussion (FGD) 100 ok 20,000,000
Perjalanan peserta Seminar Draft
Hasil revitalisasi 100 ok 20,000,000
Perjalanan Seminar hasil
revitalisasi 4 ok 21,000,000
83,000,000
Kegiatan Harga
Satuan (Rp)
Workshop 3 Keg 11,250,000
Biaya pulsa untuk komunikasi
tim peneliti dan administrasi
revitalisasi
4 bln 500,000
Uji Model 10 Pakar 1,000,000
FGD 1 keg 5,000,000
Pengembangan instrumen di
masing- masing fakultas 8 kegiatan 7,500,000
SISA ANGGARAN (Rp) 257,350
Untuk Pengembangan instrumen
di masing- masing fakultas 60,000,000
Untuk memperbanyak hasil
laporan revitalisasi 150
Uraian Volume Harga Satuan (Rp)
Untuk memenuhi kewajiban
penjilidan laporan 8,500
SUB TOTAL 2 (Rp) 86,292,650
3. Belanja Perjalanan
Membiayai perjalanan bagi
peserta FGD dalam
pengembangan model
200,000
Membiayai transportasi peserta
seminar draf hasil 200,000
Biaya perjalanan tracer study 400,000
Kegiatan Workhsop 5,000,000
5,250,000
SUB TOTAL 3 (Rp)
4. Lain- lain
Uraian Biaya Volume
Rapat tim pengembang
SUB TOTAL 4 (Rp) 110,750,000
TOTAL PENGGUNAAN ANGGARAN (Rp) 1+2+3+4 319,742,650
100,000
Untuk uji kelayakan model
melalui tim ahli 10,000,000
Pada saat Tahap define, Design
dan develop 5,000,000
Pada saat Tahap define, Design
dan develop 33,750,000
Untuk komunikasi 2,000,000
Perjalanan ketua peneliti untuk
mempresentasikan hasil
revitalisasi di Jakarta