Download - Supply Chain Manufacturing
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
1/27
LAPORAN PRAKTIKUM
SUPPLY CHAIN MANUFACTURING
Disusun Oleh :
Kelas F - Kelompok 24
Aditia Kusuma 12/340662/TK/40272
Destiana Ayu P 12/336468/TK/40243
Dian Nastiti 12/330101/TK/39289
Nindya Dini P 12/331855/TK/39644
Zakaria Abdur R 12/330546/TK/39633
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIJURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA
2014
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
2/27
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN 11.1Latar Belakang 1
1.2Rumusan Masalah 2
1.3
Tujuan 2
1.4Manfaat 2
BAB II LANDASAN TEORI 3
2.1Point of Sales 3
2.2Electrinic Data Interchange 4
2.3 Vendor Managed Inventory 6
BAB III PEMBAHASAN 7
3.1Point of Sales 7
3.1.1 Kelebihan dan Kekurangan POS 7
3.1.2 Studi Kasus Penerapan POS 8
3.1.2.1 ImplementasiPoint of Sales di Toko Nirwana, Pamekasan 8
3.1.2.2 ImplementasiPoint of Sales di Pizza Hut 10
3.2Electronic Data Interchange (EDI) 11
3.2.1 Kelebihan dan Kekurangan EDI 11
3.2.2 Studi Kasus Penerapan EDI pada Perusahaan Carrefour 13
3.3 Vendor Managed Inventory (VMI) 15
3.3.1 Kelebihan dan Kekurangan VMI 16
3.3.2 Studi Kasus Penerapan VMI 17
3.3.2.1 Profil PT. Sampharindo 17
3.3.2.2 Implementasi VMI di PT. Sampharindo 17
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
3/27
iii
BAB IV PENUTUP 19
4.1 Kesimpulan 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
4/27
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Penerapan VMI 6
Gambar 3.1 Hasil peramalan penerapan sistemPoint of Sale 9
Gambar 3.2 Proses aliran data dan informasi PT Carrefour Indonesia 13
Gambar 3.3 Alur Diagram EDI Antar Stage 14
Gambar 3.4 Alur Pertukaran Data dan Informasi Carrefour Indonesia 15
Gambar 3.5 Model VMI di PT Sapharindo 18
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
5/27
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perhitungan Manfaat Berwujud 9
Tabel 3.2 Perhitungan Manfaat Tidak Berwujud 9
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
6/27
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Penurunan Biaya Inventori di PT SEMB PEL Menggunakan Metode
Vendor Managed Inventory
2. ERA DIGITAL CARREFOUR INDONESIA Implementasi EDI Carrefour
Indonesia
3. Electronic Data Interchange (EDI): Pengaruhnya Terhadap
Strategi Pencapaian Keunggulan Kompetitif
4.
PENENTUAN KEBIJAKAN PEMENUHAN PESANANDENGAN
MODEL VENDOR-MANAGED INVENTORY
5.
Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Permasalahan Inventory
Routing Problem Pada SPBU Menggunakan AlgoritmaAnt Colony
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
7/27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, persaingan antar industri menjadi sangat
ketat. Setiap industri berkompetisi untuk memenuhi permintaan pelanggan yang
tidak pasti. Keadaan seperti ini menuntut setiap industri untuk bekerja secara
efektif dan efisien seperti pengolahan data yang cepat dan service level yang
tinggi. Kerja sama yang terjadi diantara pihak-pihak dalam suatu industri akan
menentukan keefektifitasan dan keefisiensian yang diciptakan ini.
Salah satu cara untuk mencapai tingkat efektif dan efisien yang tinggi pada
rantai pasok adalah dengan memanfaatkan setiap sumber daya yang dimiliki
dengan optimal. Pemanfaatan sumber daya bisa dilakukan dengan menerapkan
teknologi yang tinggi. Teknologi bisa digunakan untuk mengatur aliran informasi
pada rantai pasok. Teknologi dapat mengintegrasikan semua kebutuhan setiap
stage dalam rantai pasok dengan menyediakan informasi dalam waktu yang
singkat dan tepat namun penggunaannya harus secara tepat. Teknologi ini dapat
menunjang kinerja rantai pasok sehingga suatu industri dapat bertahan dan unggul
diantara kompetitornya.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam rantai pasok khususnya
dengan menerapkan teknologi yang ada. Beberapa strategi tersebut adalahPoint of
Sale(POS), Electronic Data Interchange (EDI), dan Vendor Managed Inventory(VMI). Ketiga strategi tersebut memanfaatkan teknologi untuk mengatur aliran
dan sistem dalam rantai pasok. Penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan dan
batasan yang dimiliki oleh sistem rantai pasok. Sedangkan pengaruh yang
diterima oleh suatu sistem juga tergantung pada proses penerapan yang dilakukan.
Oleh sebab itu, praktikan pada praktikum kali ini akan menganalisa
pengaruh dari ketiga strategi tersebut terhadap rantai pasok. Selain itu, kelebihan
dan kekurangan dari setiap strategi juga akan dianalisis dalam praktikum ini.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
8/27
2
1.2Rumusan Masalah
1. Apakah kelebihan dan kekurangan dari Point of Sales (POS), Electronic
Data Interchange (EDI), dan Vendor-Managed Inventory (VMI) dalam
rantai pasok?
2.
Bagaimana efek yang diberikan strategi Point of Sales (POS), Electronic
Data Interchange (EDI), dan Vendor-Managed Inventory (VMI) dalam
rantai pasok?
1.3Tujuan
1.
Memberikan pemahaman mengenai mekanisme operasi supply chain
kepada praktikan.
2. Memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
rantai pasok kepada praktikan.
3. Menganalisis penggunaan strategi Point of Sales (POS), Electronic Data
Interchange (EDI), dan Vendor-Managed Inventory (VMI) terhadap
performansi rantai pasok.
1.4Manfaat
1.
Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme operasisupply chain.
2. Mahasiswa mampu membedakan penggunaan ketiga strategi dalam rantai
pasok.
3.
Mahasiswa mampu menggunakan software Vensim PLE untuk
mengetahui beberapa strategi dalam rantai pasok.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
9/27
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Poin t of Sales (POS)
Menurut Hendry (2010) Point of Sales (POS) adalah sebuah sistem yang
terdiri dari hardware dan software yang didesain sesuai dengan keperluan dan
dapat diintegrasikan dengan beberapa alat pendukung agar dapat membantu
mempercepat proses transaksi. Menurutnya, sistem POS digunakan di
supermarket, restoran, hotel, dan tempat-tempat lain yang membuka jasa ritel.
Dalam lingkup yang luas, POS juga berarti proses pelayanan transaksi dalam
sebuah toko ritel.
Secara sederhana, POS dapat diartikan sebagai sebuah titik pusat
penjualan, dimana pelanggan melakukan pembayaran kepada pedagang dalam
pertukaran untuk barang dan/atau jasa. Pada dasarnya sistem ini merupakan
sebuah mesin POS yang berfungsi sebagai cash register untuk skala yang lebih
besar, sehingga tidak jarang sistem ini sering disebut dengan sistem kasir.
Point of Sales merupakan sistem untuk berbagi informasi data-data
penjualan dan persediaan barang dari satu stagekestage lain dalam suatu sistem
rantai pasok untuk mencegah informasi demand yang salah yang menyebabkan
bullwhip effect. Sistem ini menggunakan aplikasi perangkat lunak untuk mendata
setiap transaksi yang terjadi, dan data tersebut secara real time ter-update ke
semuastagedalam sebuah sistem rantai pasok.Persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistemPoint of Sales, antara lain :
1. Tingkat kepercayaan yang tinggi antar stagedalam rantai pasok sehingga
data informasi aktual dapat diterima oleh semuastage
2. Strategi ini hanya dapat diterapkan pada rantai pasok dengan tingkatan
level beberapa stage, seperti contohnya factory, distributor, wholesaler
danretailer. Hal ini dikarenakan rantai pasok dengan tingkatan level inilah
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
10/27
4
yang sering terjadi demand variability dan memerlukan sharing
informationantarstage.
3. Hardware dan software yang mendukung pelaksanaan Point of Sales
(POS).
Selain itu dalam sistem POS kita harus memperhatikan beberapa fitur yang
mempengaruhi kinerja rantai pasok, antara lain:
1. Kemudahan penggunaan, perangkat lunak dengan antarmuka grafis yang
user-friendly.
2. Masuknya informasi penjualan, kebanyakan sistem memungkinkan untuk
memasukkan kode persediaan baik secara manual atau secara otomatis
melalui pemindai bar-code.
3. Harga
4.
Memperbarui informasi produk, sistem ini secara otomatis memperbarui
persediaan dan catatan piutang.
5. Keamanan, sebagian besar sistem ini menyediakan jejak audit sehingga
dapat melacak masalah.
Beberapa keuntungan dari penggunaan sistem POS adalah sebagai berikut.
a. Mempermudah analisis data penjualan, sehingga pengambilan keputusan
menjadi lebih tepat.
b. Mudah digunakan.
c. Informasi mengenai produk dapat diperbarui secara otomatis.
d.
Keamanan penggunaan terjamin.
2.2. Electronic Data In terchange(EDI)
Ferguson et al (1990) dalam Riyadi (2010), mendefinisikan Electronic
Data Interchange (EDI) sebagai pertukaran informasi bisnis secara elektronik dari
komputer ke komputer, dalam format terstruktur, dan dilakukan diantara partner
bisnis. Selain itu menurutInternational Data Exchange Association(IDEA), EDI
didefinisikan sebagai transfer data terstruktur dengan format standardyang telah
disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain
dengan menggunakan media elektronik. Jadi dapat dikatakan bahwa EDI
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
11/27
5
merupakan penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain secara elektronik
dengan menggunakan media komputer sebagai sarana penghubung diantara kedua
partner bisnis (Riyadi, 2010). Pada penerapannya, EDI memiliki standarisasi
pengkodean transaksi perdagangan.
Tujuan utama yang ingin dicapai dengan memanfaatkan teknologi EDI
adalah agar transaksi yang dilakukan oleh pelaku bisnis dengan lain dapat
dilakukan dengan semakin cepat, efisien, dan akurat. Karena perusahaan dapat
mengeliminir kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan re-entrydata. Selain
itu dengan penggunaan teknologi EDI, perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan
biaya yang timbul akibat penggunaan kertas, misalnya untuk formulir pesanan,
faktur/invoice, dokumen pengiriman dan pembelian, dll. Sehingga biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan dapat diminimalisir.
Terdapat sarana yang diperlukan untuk implementasi EDI seperti
dikemukakan Laudon (1991) dalam Riyadi (2010) yaitu:
a.
Perangkat keras atau komputer yang harus dimiliki oleh masing-masing pihak
yang akan bergabung dalam networkEDI suatu transaksi bisnisnya.b. Adanya translation
Software/transaction converter, yaitu perangkat lunak atau program
yang tersedia yang dapat mengubah dokumen transaksi kedalam bentuk
standar EDI, kemudian dikirim pada pihak lain. Dan program ini pula nantinya
yang akan mengubah standar EDI kedalam bentuk dokumen transaksi yang
akan diterima oleh pihak lain tersebut.
c. Mail box facilities
Yaitu fasilitas atau network yang dimiliki pihak ketiga yang
memungkinkan pengiriman dua transaksi antar komputer.
d.
Adanya prosedur yang harus diikuti agar implementasi EDI dapat
dilaksanakan dengan baik.
Penggunaan EDI memberikan banyak manfaat selain tujuan utamanya
adalah mencapai waktu transaksi yang lebih cepat. Berikut ini merupakan
kelebihan EDI:
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
12/27
6
a.
Penurunan order lead time, hal ini akan menyebabkan pengurangan terhadap
biaya persediaan,
b. Mutu pelayanan kepada konsumen semakin tinggi,
c.
Penurunan kemungkinan terjadinya out-of-stock,
d.
Perbaikan mutu komunikasi untuk,
e. menyelenggarakan transaksi/janji, promosi, perubahan harga dan tersedianya
informasi produk,
f. Perbaikan ketepatan dalam pemesanan, pengiriman, dan penerimaan barang,
dan
g.
Pengurangan biaya tenaga kerja (labourcost). (Riyadi, 2010)
2.3. Vendor Managed Inventory(VMI)
Vendor Managed Inventory (VMI) yang juga dikenal dengan continuous
replenishment(CR) atausupplier-managed inventory(SMI) merupakan salah satu
dari program partnership yang paling banyak diterapkan diantara trading partner.
VMI mulai populer pada akhir tahun 80-an ketika Wal-Mart dan Procter and
Gambler sukses menerapkannya dan kemudian diikuti oleh beberapa pemain
industri lainnya. VMI merupakan inisiatif supply chain dimana vendor
menentukan level inventori yang optimal dari setiap produk dan kebijakan
inventori untuk menjaga level yang optimal tersebut. Retail hanya bertugas
menyediakan akses real time inventori kepada vendor(Peter, 2006).
Menurut Khummar 2003, berikut ini ialah bagan penerapan VMI :
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
13/27
7
Gambar 2.1 Bagan penerapan VMI
BAB III
PEMBAHASAN
3.1Point Of Sales (POS)
Point of Sales merupakan sistem untuk berbagi informasi data-data
penjualan dan persediaan barang dari satu stagekestage lain dalam suatu sistem
rantai pasok untuk mencegah informasi demand yang salah yang menyebabkan
bullwhip effect. Sistem ini menggunakan aplikasi perangkat lunak untuk mendata
setiap transaksi yang terjadi, dan data tersebut secara real time ter-update ke
semuastagedalam sebuah sistem rantai pasok.
3.1.1
Kelebihan dan Kekurangan POS
PenggunaanPoint Of Sales(POS) memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1.
Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, dalam hal ini
memanfaatkan keunggulan yang ditawarkan oleh sistem untuk
mengurangi biaya overhead.
2.
Menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu karena adanya
teknologi informasi.
3. Memperbaiki kualitas keputusan yang diambil.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
14/27
8
4.
Meningkatkan loyalitas pelanggan, adanya sistem POS menjadikan
proses operasional lebih efektif dan efisien.
5. Meningkatkan moral kerja pegawai, penerapan sistem POS dapat
meberikan stimulus bagi pegawai.
6.
Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat
7. Dukungan manajemen dalam pengambilan keputusan.
8. Sistem dapat menunjukkan harga jual, menghitung harga jumlah
penjualan, dan menghitung total penjualan.
9. Dapat mengetahui jumlah penjualan yang lalu untuk memprediksi
pembelian material untuk periode mendatang.
10. SoftwarePOS merupakansoftwareyang mudah digunakan.
11. Mempersingkat proses transaksi.
12.
Mempermudah laporan gudang tentang stok barang.
13. Menjaga keamanan transaksi.
PenggunaanPoint Of Salesjuga memiliki kekurangan antara lain :
1. Untuk membuat software yang mengintegrasikan seluruh perusahaan
yang akan tergabung dalamPoint of Salestersebut memerlukan biaya.
2. Untuk membuat rantai pasok serta menyebarkan informasi dan data
memerlukan waktu yang cukup lama, terutama apabila ada pihak yang
tidak mengirimkan data tepat waktu sesuai rencana.
3.1.2 Studi Kasus Penerapan POS
3.1.2.1Implementasi Poin t of Salesdi Toko Nirwana, Pamekasan
Toko Nirwana adalah salah satu toko terbesar di Pamekasan, Madura.Toko ini menjual berbagai macam kebutuhan pokok secara grosir dan eceran.
Toko ini memiliki tiga gudang dengan jumlah karyawan 13 orang. Pelanggan
yang datang untuk membeli tiap harinya kurang lebih 300 orang. Hal ini
mengakibatkan sering terjadinya kesalahan pencatatan, perhitungan saat transaksi,
dan lambatnya informasi ketersediaan barang di gudang. Banyaknya pelanggan
dan jumlah transaksi tiap harinya, membuat pemilik toko memutuskan untuk
menggunakan aplikasi Point of Sale (POS) untuk menangani proses transaksi
penjualan pada bagian kasir yang terintegrasi dengan aplikasi penunjang, antara
lain: persediaan dan pembelian.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
15/27
9
Dalam penggunaan aplikasi POS dilakukan analisis kelayakan dari segi
finansial dengan metode Cost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk
membandingkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima. Biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan berupa biaya langsung dan tidak
langsung. Dari hasil analisis ini dapat diketahui manfaat yang diperoleh dari
aplikasi POS. manfaat berwujud atau yang tampak diperoleh dari investasi
aplikasi POS berasal dari total pendekatan cost displacement, cost advoidance,
decision analysis, dan impact analysis yaitu sebesar Rp 264.606.128,00. Manfaat
tidak berwujud yang diperoleh dari aplikasi POS berasal dari peningkatan
produktivitas pegawai, peningkatan moral kerja pegawai, dan dukungan
manajemen dalam pengambilan keputusan dengan total manfaat sebesar
Rp113.952.000,00. Dari hasil implikasi dengan menggunakan peramalan regresilinier memberikan jawaban bahwa penerapan sistem POS memberikan kontribusi
terhadap peningkatan omset Toko Nirwana.
Tabel 3.1 Perhitungan Manfaat Berwujud
Tabel 3.2 Perhitungan Manfaat Tidak Berwujud
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
16/27
10
Gambar 3.1 Hasil peramalan penerapan sistemPoint of Sale
3.1.2.2Implementasi Point of Salesdi Pizza Hut
Pizza Hut adalah perusahaan yang bergerak di bidang waralaba makanan
internasional yang berdiri sejak 1958. Pizza Hut dikenal sebagai pemimpin pasar
penjualan $25 milyar pizza semenjak 1971 dengan hampir 12.000 restoran. Pizza
Hut hadir di Indonesia pada tahun 1984 dan merupakan restoran pizza pertama di
Indonesia. Pizza hut menawarkan fasilitas yang lengkap, baik dari pelayanan
maupun produk yang dijual.
Kualitas layanan merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh
dalam keberhasilan Pizza Hut dalam penjualan produknya. Untuk memenuhi
kebutuhan pasar, maka Pizza Hut menerapkan sistem informasi yang dapat
berjuang saing. Pizza Hut berinvestasi pada sistem point of sale dan operasi tokosecara otomatis serta membuka toko secara online di jaringan internet.
Transaction processing system merupakan bagian yang penting dari sistem
pendukung operasi yang bertugas mengolah dan merekam data laporan dari
transaksi bisnis. Transaction processing system yang digunakan oleh Pizza Hut
adalah point of sale (POS) system. Kemampuan hardware dan software yang
dapat diandalkan merupakan faktor kunci kelangsungan operasional. Transaction
processing system yaitu suatu sistem yang menggunakan terminal elektronik cash
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
17/27
11
register untuk menyimpan dan mengirim data entry penjualan pada semua
jaringan yang langsung terhubung dengan computer pusat dan dapat diproses
untuk keperluan cepat atauperiodic. Sistem operasional secara otomatis, pesanan
pelanggan diterima oleh sistem point of sale yang akan dicatat oleh line station
sebagai pengumpul data kolektif dari beberapa order station. Kemudian pesanan
pelanggan akan diproses langsung oleh kitchen dengan hardcopy document
transaksi sebagai perintah kerja. Semua data transaksi akan tersimpan di dalam
file server, sedangkan driver routing diperlukan sebagai pengawal kegiatan
operasional. Sistem informasi POS sangat mudah digunakan untuk mendukung
kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, sistem informasi
yang digunakan oleh Pizza Hut sangat bermanfaat terhadap keuntungan strategis
perusahaan.
3.2 Electronic Data In terchange(EDI)
Seperti telah dibahas pada bab sebelumnya mengenai perngertian EDI
yaitu sebagai metode transfer data secara electronic melalui jaringan computer.EDI merupakan teknologi less investment, dimana pelaku bisnis tidak perlu lagi
memberi alat infrastruktur sebagai alat pertukaran dokumennya. Secara
3.2.1 Kelebihan dan Kekuragan EDI
Dalam penerapannya terdapat kelebihan teknologi EDI yaitu sebagai
berikut:
a. Menghemat biaya dokumentasi.
Teknologi EDI dapat menekan biaya yang digunakan ketika proses
transaksi, serta dapat menaikkan efisiensi. Penghematan yang diperoleh dari
EDI bisa bersumber dari berbagai bidang seperti meminimalisir penggunaan
kertas dalam pemrosesan dokumen.
b. Menghemat waktu dan mempercepat waktu transaksi.
Penggunaan EDI pada suatu perusahaan akan mempercepat waktu
yang dibutuhkan dalam transfer atau pertukaran datanya dengan pihak lain,
karena sistem pertukaran datanya tidak lagi menggunakan metode
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
18/27
12
konvensional seperti kertas, namun dengan memanfaatkan teknologi informasi
yang ada.
c. Meningkatkanservice levelkepada pelanggan.
EDI dapat mempercepat waktu transaksi yang diperlukan oleh
perusahaan dengan pelaku bisnis lainnya, sehingga pelanggan akan lebih puas.
d. Menghemat biaya tenaga kerja.
Dengan menggunakan teknologi EDI, dapat mengurangi proses re-
entry data, dimana akan mencegah terjadinya kesalahan ketika melakukan
input data. Sehingga dapat menurunkan jumlah staff yang diperlukan
perusahaan sebagai hasil dari eliminasi data re-keying, koreksi kesalahan, dll.
e. Menghemat biaya pembelian.
Dengan menggunakan EDI, perusahaan dapat menekan biaya yang
bersumber dari pembelian kertas yang dahulu digunakan sebagai metode
komunikasi secara konvensional.
f. Mengendalikan manajemen persediaan.
Penerapan EDI di suatu perusahaan dapat menurunkan tingkat
inventori. Hal tersebut dapat terjadi karena waktu proses transaksi yang
semakin cepat, dan dapat mengeliminasi ketidakpastian seperti order delivery
time, sehingga inventori perusahaan dapat dikelola secara lebih baik.
Selain kelebihan-kelebihan diatas, penggunaaan EDI dalam suatu perusahaan
juga memiliki kelemahan seperti:
a.
Tidak adanya standar global maupun internasional mengenai teknologi EDI.
b. Mahalnya biaya implementasi.
Penerapan EDI pada suatu perusahaan akan memakan biaya yang tidak
sedikit. Biaya tersebut disebabkan karena mahalnya biaya hardware, software,
fasilitas telekomunikasi, serta biaya tenaga kerja yang terampil dalam
mengoperasikan teknologi EDI ini.
c. Dual system.
Dual systematau implementasi yang setengah-setengah, hal ini terjadi
karena faktor sarana networkyang relatif mahal dan sedikitnya pemakai EDI
(Riyadi, 2010). Sehingga perusahaan yang menggunakan EDI, masih harus
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
19/27
13
tetap menggunakan sistem manualnya, kondisi yang seperti ini akan
menimbulkan kebosanan bagi operatornya karena harus menangani kedua
sistem tersebut
d.
Hambatan budaya.
Selain itu juga terdapat kendala lain seperti budaya suatu daerah.
Penggunaan EDI melibatkan banyak perusahaan dan pelaku bisnis yang dapat
saja berasal dari daerah berbeda yang memiliki ragam budaya, dapat
menyebabkan kendala yaitu perbedaan bahasa.
e. Terdapat kesulitan faktor manusia mengenai kemauannya untuk mempelajari
teknologi EDI tersebut.
3.2.2 Studi Kasus Penerapan EDI pada Perusahaan Carrefour
Carrefour merupakan perusahaan retail terbesar kedua setelah Walmart.
Carrefour memiliki pusat perusahaan yang terletak di Prancis. Gerai Carrefour
pertama dibuka pada 3 Juni, 1957, di Annecy, dimana didirikan oleh Marcel
Fournier dan Louis Deforey. Di Indonesia sendiri, Carrefour berdiri sejak tahun
1996, dengan gerai pertamanya terletak di Cempaka Putih, Jakarta. Konsep yang
diusung oleh perusahaan ritel ini yaitu One-Stop Shopping yang menawarkan
tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan
pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.
Dalam menjalankan usahanya Carrefour memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi yaitu dengan penggunaanElectronic Data Interchange(EDI).
Teknologi tersebut digunakan perusahaan ini dalam proses pertukaran data antara
Carrefour dengan pihak supplier, seperti PO, receiving report, dan invoice.
Penggunaan EDI bagi semuasupplierCarrefour adalah bersifat wajib.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
20/27
14
Gambar 3.2 Proses aliran data dan informasi PT Carrefour Indonesia
Untuk memberikan keleluasaan kepada para suppliernya, Carrefour
Indonesia membedakan menjadi tiga macam EDI yaitu: klasik EDI, EDI Message,
dan EDI Web.
a. Klasik EDI
Klasik EDI merupakan tipe EDI yang menggunakan sistem pertukaran
dokumen dengan menggunakan koneksi langsung dengan sistem Carrefour.
Tipe ini memerlukan investasi yang besar untuk penyediaan perangkat keras
(server), perangkat lunak (aplikasi untuk koneksi ) dan sumber daya manuasia
yang ahli di bidang IT.
b. EDIMessage
Tipe ini hampir sama dengan tipe klasik EDI, perbedaannya terletak
pada jalur koneksi yang dilaluinya. Tipe ini menggunakan EDI Service
Provider sebagai perantara antara sistem Carrefour dengan Supplier. Dari
segi biaya, tipe ini lebih murah dibandingkan dengan tipe klasik EDI.
c.
WebEDIWeb EDI adalah tipe EDI yang menggunakan jaringan pelayanan
internet. Tipe ini mengadopsi metode yang digunakan pada saat membuka e-
mail. Supplier tinggal mengakses situsprovideruntuk melihat dokumen yang
sudah terkirim.
Pada gambar 3.2 berikut ditampilkan alur pertukaran data dan informasi tiap-
tiapstagerantai pasok pada Carrefour Indonesia.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
21/27
15
Gambar 3.3 Alur Diagram EDI Antar Stage
Dengan penerapan EDI, terdapat pertukaran data maupun informasi yang
dikirimkan melalui jaringan komputer. Data-data yang ditransmisikan tersebut
dari berbagai stage dalam rantai pasoknya, dari Retailer menuju ke Supplier
maupun sebaliknya. Jenis data yang ditukarkan menggunakan teknologi EDI pada
Carrefour Indonesia ditampilkan pada gambar 3.3 dibawah ini.
Gambar 3.4 Alur Pertukaran Data dan Informasi Carrefour Indonesia
Dalam implementasi EDI, pihak Carrefour tidak melakukan penarikan
biaya. Biaya yang dikeluarkan hanya untuk investasi di sisi supplier dan biaya
jasa EDI Service Provider. Carrefour hanya menentukan besaran yang boleh
dibayar pihaksupplierkeprovider.
EDI Service Provideradalah perusahaan penyedia jasa layanan EDI yang
sudah dipilih Carrefour untuk melayani semua supplier Carrefour. Saat ini
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
22/27
16
Carrefour Indonesia memiliki duaservice provideryaitu Power E2E (Esolid) dan
ASYX.
a. Power E2E (Esolid)
Power E2E adalah penyedia jasa layanan EDI yang sekarang ini bukan
saja melayani supplierCarrefour Indonesia, tetapi juga sebagai providerEDI
satu-satunya untuk seluruh supplier Carrefour di China. Local pusat data di
cyber buildingJakarta dan localsupportkhusus untuk melayani customerdi
Indonesia adalah bukti komitmen Power E2E untuk suppliers Carrefour
Indonesia.
b.
ASYX
ASYX adalah penyedia jasa layanan EDI yang terakhir bergabung
dengan Carrefour.
3.3Vendor M anaged Inventory(VMI)
VMI merupakan inisiatif supply chain dimana vendor menentukan level
inventori yang optimal dari setiap produk dan kebijakan inventori untuk menjaga
level yang optimal tersebut. Retail hanya bertugas menyediakan akses real time
inventori kepada vendor(Peter, 2006).
3.3.1 Kelebihan dan Kekurangan VMI
Kelebihan VMI :
1.
Membantu Vendordalam perencanaan dan pengadaan persedian.
Dengan menerapkan VMI maka Vendor akan lebih cepat
mengetahui permintaan konsumen dan lebih cepat pula palam pelakukan
pengendalian produksi dan pengendalian persediaan (Hartini,2010).
2. Mengurangi Biaya Operasi
Biaya Operasi dapat dikurangi karena menggunakan perencanaan
rute yang lebih efisien dengan menggunakan metode full truck (Satria,
2012)
3.
MengurangiBullwhip Effectdan meningkatkanservice level
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
23/27
17
Dengan menerapkan VMI maka kenaikan variasi demand di
upstream dapat di antisipasi dengan demikian service level akan
meningkat.
Kekurangan VMI :
Menurut Supplychain-mechanic.com beberapa kekurangan VMI ialah
sebagai berikut :
1.
VMI hanya dapat diterapkan pada bisnis besar, karena apabila distributor
kecil maka penerapan VMI akan merugi karenan rendahnya demand dan
jarangnya pemesanan.
2.
VMI tidak dapat dicapai secara instan karena harus berlandaskan
kepercayaan antar stages. Dengan demikian butuh waktu lama untuk
membangun kepercayaan.
3.
VMI sangat tergantung pada teknologi sehingga apabila ada error dalam
teknologi tersebut bisa merusak proses.
3.3.2 Studi Kasus Penerapan VMI
3.3.2.1Profil PT.Sampharindo
PT. Sampharindo Perdana ialah sebuah perusahaan penyedia obat obatan
yang berpusat di Semarang, Jawa Tengah. Berikut ini ialah profil singkat
perusahaan:
Alamat : Jl. Tambak Aji Raya No 8 Semarang 50185
Nomor : Telp 024 8660461 8660462
No Fax : 024 8660463
Hinga Tahun ini PT. Sampharindo memiliki 24 Distributor aktif di seluruh
Indonesia untuk memasarkan produk tersebut kepada konsumen. Jenis obat obatan
yang di distribusikan bervariasi muali dari tablet, kablet, sirup, dan kapsul.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
24/27
18
3.3.2.2Implementasi VMI pada PT. Shampharindo
Dalam pembahasan penerapan VMI pada PT. Sampharindo dibatasi hanya
pada pendistribusian produk obat obatan jenis tablet dan kablet di Wilayah Pulau
Jawa , Sumatera dan Bali saja. Pada tahun 2010 PT. Shamparindo memiliki tiga
distributor untuk jenis tersebut yaitu :
1. PT. Total Mandiri Farma, Semarang.
2. PT. Intan Surya, Den Pasar.
3. PT. Rosa Nugraha, Bandar Lampung.
Berikut ini ialah model VMI berdasarkan penjabaran sebelumnya:
Gambar 3.5 Model VMI di PT Sapharindo
Dari hasil perbandingan antara kebijakan usulan dengan kebijakan lama
untuk PT Sampharindo dalam pengisian produk ke gudang ternyata kekosongan
dan keterlambatan pengiriman ke distributor dapat diminimasi. Kekosongan ini
dapat mempengaruhi service level. Sehingga minimasi kekosongan dan
keterlambatan dapat diperlihatkan dengan semakin tingginya nilai service
levelnya. Rata-rata service level yang dapat dicapai PT Sampharindo dalam
memenuhi permintaan di distributor PT Total Mandiri Farma adalah sebesar 95%
pada kondisi aktual dan 100% dengan kebijakan VMI. Sedangkan untuk PT Rosa
Nugraha Abadi adalah sebesar 99% pada kondisi aktual dan 100% dengan
kebijakan VMI. Dan untuk PT Intan Surya sebesar 95% pada kondisi aktual dan
100% dengan kebijakan VMI ( Hartini, 2010).
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
25/27
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1 Masing-masing strategi dari POS, EDI maupun VMI memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Dalam hal ini perlu adanya penyesuaian
pemilihan strategi yang tepat agar system supply chainyang akan dibuat dapat
berjalan dengan baik.
2 Dari masing-masing strategi yang telah dibahas, terdapat efek-efek yang
berbeda-beda. Misalnya dengan adanya VMI makastageyang berasa di down
streamtidak perlu mengetahui demandyang sedang dipenuhi oleh vendor.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
26/27
20
DAFTAR PUSTAKA
Smaros, J., 2004, The Value of Point Of Sales Data in Managing Product
Introduction : Results from A Case Study, 16th Annual NOFOMA
Conference.
Shabrina, Arrizqy Nur dan Sholiq, 2013, Analisis Kelayakan Investasi Aplikasi
Poinf of Sale pada Toko Grosir dan Ecer dengan Cost Benefit Analysis
(Studi Kasus: Toko Nirwana Pamekasan), OSIT : 17
Riyadi, S., 2010, Electronic Data Interchange (EDI) : Pengaruhnya Terhadap
Strategi Pencapaian Keunggulan Kompetitif, Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol.1, No.1.
Carrefour Indonesia, Tanpa tahun. ERA DIGITAL CARREFOUR INDONESIA:
Implementasi EDI Carrefour Indonesia. [online]. Tersedia di:
[Diakses pada 14 November 2014]
Peter.A.Zalzuro, 2006 . Vendor Managed Inventory and Their Effect to SupplyChain Performance.Kellye School : Indoana University
Khumar, Pani. 2003. Vendor Managed Inventory in Retail Industry. White
Paper:Khus
Hartini, Sri. 2010, PENENTUAN KEBIJAKAN PEMENUHAN PESANAN
DENGAN MODEL VENDOR-MANAGED INVENTORY, Jurnal Teknik
Industri, Vol. 11, No. 2, Agustus 2010: 95100.
-
7/26/2019 Supply Chain Manufacturing
27/27
Satria Nur Alam, 2012, Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
Permasalahan Inventory Routing Problem Pada SPBU Menggunakan
Algoritma Ant Colony. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN:
2301-9271
Supplychain-mecanic.com.2011. 10 Problems With Vendor Managed Inventory.
[on-line]. Tersedia < http://supplychain-mechanic.com/?p=161 >. [diakses
pada : 14 Nov.2014]
LAMPIRAN
http://supplychain-mechanic.com/?p=161http://supplychain-mechanic.com/?p=161http://supplychain-mechanic.com/?p=161