perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT DAN
MEDIA POLYHEDRON TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV
SE-GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
WAHIDA MINFADHILLAH
K7108251
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Wahida Minfadhillah
NIM : K7108251
Jurusan / Program Studi : IP / PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “STUDI KOMPARASI
PENGARUH MULTIMEDIA POWERPOINT DAN MEDIA POLYHEDRON
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI
BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV SE-GUGUS KI HAJAR
DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI TAHUN AJARAN
2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Wahida Minfadhillah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT DAN
MEDIA POLYHEDRON TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV
SE-GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
WAHIDA MINFADHILLAH
K7108251
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Wahida Minfadhillah. STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA
POWER POINT DAN MEDIA POLYHEDRON TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS KI HAJAR DEWANTARA
KARANGTENGAH WONOGIRI TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli 2012
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media pembelajaran
yang dapat memberikan hasil belajar matematika siswa yang lebih baik antara
multimedia power point atau media pembelajaran polyhedron.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu (Quasi
experimental research). Rancangan penelitian yaitu Randomized Control Only
Design. Populasi adalah seluruh siswa kelas IV SD di wilayah Gugus Ki Hajar
Dewantara Karangtengah Wonogiri. Sampel pada penelitian ini berjumlah 69
siswa, 17 siswa sebagai kelompok uji coba instrumen, 27 siswa sebagai kelompok
eksperimen yang diajar dengan multimedia power point dan 25 siswa sebagai
kelompok kontrol yang diajar dengan media polyhedron. Teknik pengampilan
sampel dilakukan secara cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan
metode tes dan dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Tes digunakan untuk menilai hasil belajar matematika
siswa. Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar matematika. Uji normalitas
menggunakan metode Lilliefors, uji homogenitas menggunakan metode Bartlett,
uji keseimbangan dan uji hipotesis dilakukan dengan uji t.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh skor 𝑡hitung >
𝑡(0,025;50) (2.049 > 2.011), sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan hasil
belajar yang diajar dengan multimedia power point dan media pembelajaran
polyhedron.
Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan multimedia power point lebih baik dibanding menggunakan media
pembelajaran polyhedron.
Kata Kunci : Multimedia Power Point, Hasil Belajar, Media Polyhedron
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Wahida Minfadhillah. THE STUDY COMPARATION OF EFFECT OF
MULTIMEDIA POWER POINT AND POLYHEDRON TO THE
UNDERSTANDING CONCEPT OF STUDENT MATHEMATICS
LEARNING POLYHEDRA AT FOURTH CLASS OF ELEMENTARY
STATE SCHOOL OF THE CONSTRUCTION REGION KI HAJAR
DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI IN 2012. Thesis. Faculty of
Teacher Training and Education Sebelas Maret University Surakarta. 2012.
The purpose of this study was to determine the learning media that can
provide a better result of mathematics learning between multimedia power point
and polyhedron.
The research use Quasi experimental research methods. The design of the
study is Randomized Control Only Design. The populations in this study were all
fourth grader students of Elementary State School of the construction region Ki
Hajar Dewantara Karangtengah Wonogiri. Samples in this study amounted to 69
students, 17 students as a group of test instrument, 27 students as the experimental
group who were taught by cooperative learning model type NHT and 25 students
as a control group who were taught by conventional learning. Teknik pengampilan
sampel dilakukan secara cluster random sampling. Data collected by the method of
testing and documentation. Documentation used to determine the ability of
students beginning. Test used to students learning results of mathematics.
Normality test using the Lilliefors test method, homogeniety test using the Bartlett
method, balance test and hypotheses method using t-test method.
Based on the anlysis of hypotheses testing diperoleh skor 𝑡hitung >
𝑡(0,025;50) (2.049 > 2.011), so that H0 rejected. Therefore, there are differences in
learning outcomes of students taught by multimedia power point and polyhedron.
The conclusion of this study is students learning results of mathematics using
multimedia power point is better than polyhedron.
Keywords: Multimedia Power Point, Mathematics Achievement, Polyhedron.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Hari-hari itu terdiri dari sekumpulan jam, rangkaian jam berasal dari sekumpulan
hembusan nafas, dan setiap hembusan nafas adalah kotak perhiasan. Maka
jagalah jangan sampai nafasmu hilang tanpa terisi amal satupun, hingga di hari
kiamat kelak kau melihat kotakmu kosong dan kau akan menyesal
(Abdul Faraj Ibnu Jauzi)
Orang pesimis melihat kesulitan di setiap peluang, sementara orang optimis melihat
peluang disetiap kesulitan
(Winston Churchill)
Allah memberikan kita satu cobaan, pasti memberikan sepuluh jalan keluar
Setiapa masalah selalu ada solusi penyelesaiannya
(Wahida Minfadhillah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukurku atas semua karunia yang aku dapat,
kupersembahkan skripsi ini untuk :
Bapak A. Khozin dan Mamah Nur Aeni tercinta yang selalu
membimbing dan mengiringi setiap langkahku dengan doa disetiap sujud
dan hembusan nafasnya. Semoga Allah senantiasa memberikan yang
terbaik untuk kalian nanti.
Adikku tersayang dengan kecerewetannya dan tingkah polahnya.
Terimaksih memberi warna pada kehidupan keluarga kita, Atiq
Dhuyufurrahmah
Bidadari hati yang masih dirahasiakan Allah, aku menunggu tulang
rusukku untuk melengkapi hidupku
Semua keluarga besarku yang selalu mendukungku, terimakasih atas doa
dan semangatnya
Sahabat-sahabatku yang aku sayangi (keluarga besar kelas F)
terimakasih atas dukungan dan motivasi yang selalu kalian berikan
Teman-teman seperjuangan kuantitatif
Keluarga besar kost Tisanda, aku tak mungkin nyaman di kota solo tanpa
keluarga seperti kalian. Terima kasih telah menjadi keluargaku di kota
ini.
Semua yang pernah ada di hidupku dan telah menginspirasiku dalam
tingkah lakuku. Semoga aku bisa jadi lebih baik lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul
Studi Komparasi Pengaruh Multimedia Power Point dan Media Polyhedron
terhadap Pemahaman Konsep Matematika Materi Bangun Ruang Pada
Siswa Kelas IV Se-Gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah Wonogiri
Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi
ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala SD Negeri 03 Ngambarsari Kabupaten Wonogiri yang telah
memberikan ijin penelitian.
8. Kepala SD Negeri 01 Ngambarsari Kabupaten Wonogiri yang telah
memberikan ijin penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Kepala SD Negeri 04 Temboro Kabupaten Wonogiri yang telah
memberikan ijin penelitian.
10. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 03 Ngambarsari Kabupaten Wonogiri yang
banyak memberikan bantuan dan dorongan
11. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 01 Ngambarsari Kabupaten Wonogiri yang
banyak memberikan bantuan dan dorongan.
12. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 04 Temboro Kabupaten Wonogiri yang
banyak memberikan bantuan dan dorongan.
13. Bapakku A. Khozin dan mamahku Nuraeni terima kasih atas doa,
pengalaman hidup dan pengorbanan yang tulus selama ini.
14. Adikku Atiq Dhuyufurrahmah terimakasih atas semangat dan
kecerewetannya.
15. Sahabat-sahabatku yang menemani dan mendukung saat susah dan senang.
16. Teman-teman S1- PGSD terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca
umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
WM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN ABSTRACT ......................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6
D. Rumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian...................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian.................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10
1. Hakikat Media Pembelajaran ............................................ 10
a. Pengertian Media Pembelajaran ................................... 10
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ................................... 11
c. Manfaat Media Pembelajaran ....................................... 13
2. Hakikat Multimedia Power Point ..................................... 15
a. Pengertian Multimedia Interaktif ................................. 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Kelebihan dan kekurangan Multimedia
Interaktif ....................................................................... 16
c. Program-program Multimedia Interaktif ...................... 16
d. Multimedia Power Point .............................................. 17
e. Kelebihan dan Kekurangan
Multimedia Power Point .............................................. 18
f. Langkah-langkah Pembelajaran dengan
Multimedia Power Point .............................................. 19
3. Hakikat Media Polyhedron ............................................... 20
a. Pengertian Polyhedron ................................................. 20
b. Langkah-langkah Pembelajaran
Dengan Polyhedron ...................................................... 21
4. Hakikat Pemahaman Konsep ............................................ 22
a. Pengertian Pemahaman ................................................ 22
b. Pengertian Konsep ........................................................ 23
5. Hakikat Pembelajaran Matematika ................................... 26
a. Pengertian Pembelajaran .............................................. 26
b. Pengertian Matematika ................................................. 27
c. Tinjauan tentang Pembelajaran Matematika ................ 29
d. Tinjauan tentang Matematika Sekolah ......................... 30
e. Perbandingan Multimedia Power Point
dan Polyhedron ............................................................. 32
B. Penelitian yang relevan ............................................................ 32
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 33
D. Hipotesis ................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 36
1. Tempat Penelitian.............................................................. 36
2. Waktu Penelitian ............................................................... 36
B. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel .............................. 37
1. Populasi Penelitian ............................................................ 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Sampel Penelitian .............................................................. 38
3. Tehnik Pengambilan Sampel............................................. 38
C. Rancangan Penelitian ............................................................... 39
D. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 40
1. Variabel Penelitian ............................................................ 40
a. Variabel Bebas ............................................................. 40
b. Variabel Terikat ............................................................ 40
2. Metode Pengumpulan Dta ................................................. 40
a. Tenik Tes ...................................................................... 40
b. Tehnik Dokumentasi .................................................... 41
3. Ujicoba Instrumen ............................................................. 41
a. Validitas ........................................................................ 42
b. Realibilitas .................................................................... 42
c. Analisis Butir Soal ........................................................ 43
E. Tehnik Analisis Data ................................................................ 44
1. Uji Prasyarat ...................................................................... 44
a. Uji Normalitas .............................................................. 44
b. Uji Homogenitas ........................................................... 45
2. Uji Kesimbangan ............................................................... 46
3. Uji Hipotesis ..................................................................... 47
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .......................................................................... 50
A. Profil Sekolah .................................................................... 50
B. Hasil Uji Instrumen ........................................................... 50
a. Uji Validitas ................................................................. 50
b. Uji Realibilitas .............................................................. 51
c. Uji Daya Beda .............................................................. 51
d. Uji Taraf Kesukaran Soal ............................................. 52
e. Penetapan Isi Instrumen ............................................... 52
C. Sajian Data Penelitian ....................................................... 52
a. Data Try Out ................................................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Data Kemampuan Awal ............................................... 52
1) Data Kelompok Kontrol ........................................ 53
2) Data Kelompok Eksperimen ................................. 53
c. Data Hasil Belajar ........................................................ 54
1) Data kelompok kontrol .......................................... 56
2) Data Kelompok Eksperimen ................................. 56
B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal ..................................... 57
1. Uji Normalitas Kemampuan Awal .................................... 57
2. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ................................ 57
3. Uji Keseimbangan ............................................................. 58
C. Uji Hipotesis ............................................................................. 58
1. Uji Normalitas Hasil Belajar ............................................. 58
2. Uji Homogenitas Hasil Belajar ......................................... 59
3. Uji Hipotesis ..................................................................... 59
D. Pembatasan Hasil Analisis Data ............................................... 60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan................................................................................... 63
B. Implikasi ................................................................................... 63
C. Saran ........................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN ............................................................................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 34
2. Kegiatan Pembelajaran ...................................................................... 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 39
2. Daya Beda .......................................................................................... 51
3. Taraf Kesukaran ................................................................................. 52
4. Data Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ...................................... 53
5. Data Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ............................... 54
6. Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol ............................................... 56
7. Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ........................................ 56
8. Uji Normalitas Kemampuan Awal ..................................................... 57
9. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ................................................. 58
10. Uji Keseimbangan .............................................................................. 58
11. Uji Normalitas Hasil Belajar .............................................................. 59
12. Uji Homogenitas Hasil Belajar .......................................................... 59
13. Uji Hipotesis ...................................................................................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Silabus Pembelajaran ................................................................................... 67
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 68
3. Lembar Kegiatan Siswa ............................................................................... 94
4. Kisi-kisi Instrumen dan Soal Post tes ........................................................... 98
5. Analisis Butir Soal Tryout ........................................................................... 104
6. Daftar Nilai UAS .......................................................................................... 113
7. Uji Keseimbangan ........................................................................................ 115
8. Uji Hipotesis ................................................................................................. 124
9. Foto Pembelajaran ........................................................................................ 133
10. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ................................................ 134
11. Surat Keputusan Dekan FKIP ...................................................................... 135
12. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................ 136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari pengaruh
perkembangan jaman, fenomena globalisasi dapat terlihat dari perkembangan arus
informasi dan teknologi yang berjalan sangat pesat dan tak terbatas menuntut
setiap individu untuk dapat bersaing dengan individu yang lain yang berkembang
menjadi persaiangan antar negara. Hal ini menuntut setiap individu maupun
negara untuk dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusianya (SDM),
salah satu cara untuk meningkatkan mutu tersebut dapat dilakukan dengan melalui
perbaikan mutu pendidikan.
Semakin pesatnya perkembangan globalisasi menuntut pendidikan
Indonesia untuk ikut berkembang mengikuti tuntutan tersebut agar pendidikan
lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap) maupun psikomotor (prilaku) yang membuat pendidkan semakin bermutu.
Dalam perkembangan pendidikan di era saat ini dalam pelaksanaanya
juga mengalami perubahan yang cukup pesat namun tidak ditunjang dengan
pembelajaran yang inovatif mengakibatkan materi yang disampaiakan menjadi
sukar diterima oleh peserta didik yang berakibat hasil evaluasi belajar tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Ini semua dikarenakan kesulitan para peserta didik
dalam menguasai dan memahami materi serta tidak adanya usaha dari peserta
didik dalam mencari dan menemukan pemecahan masalah yang dihadapi
disamping itu ketidakmampuan guru dalam menanamkan konsep kepada peserta
didik dikarenakan cara yang masih konvensional padahal tuntutan jaman
mengaharuskan seorang guru untuk lebih inovatif dalam menyampaikan materi
sehingga konsep dasar dapat dikuasai peserta didik sebagai modal dasar dalam
memahami materi agar didapat hasil belajar yang memuaskan sehingga berakibat
pula pendidikan yang semakin bermutu disamping itu sebagai modal untuk
memahami materi yang lebih tinggi tingkat kesukarannya. Maka dari itu, seorang
guru harus bisa menanamkan konsep kepada peserta didiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perkembangan pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan mata
pelajaran tidak terkecuali pada pelajaran matematika. Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada sekolah dasar tetapi tidak sedikit
peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsep dalam mata
pelajaran ini. Padahal matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan tekhnologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan
menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan pemahaman konsep matematika
yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran
pokok yang diajarkan mulai dari sekolah dasar untuk membentuk pola pikir siswa
yang logis, rasional, kritis, analitis, sistematis, dan kreatif serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan berfikir secara rasional dan logis.
Permasalahan lain dalam pembelajaran matematika adalah cara
penyampaian materi ajar kurang dikaitkan dengan permasalahan-permasalahan
yang timbul di dunia nyata peserta didik, sehingga pembelajaran matematika
cenderung bersifat teoritis dan membosankan tanpa adanya dampak positif yang
dirasakan peserta didik di dalam kehidupan sehari-hari setelah mempelajari
matematika. Pembelajaran matematika menjadi kurang bermakna bagi peserta
didik dalam kehidupannya. Dampak yang nyata terlihat ketika peserta didik terjun
di masyarakat dan menemui sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan
matematika, mereka kurang cakap dan terampil menangani persoalan-persoalan
tersebut. Fakta yang seharusnya matematika merupakan wahana untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Salah satu materi yang
diajarkan dalam matematika adalah bangun ruang berkaitan dengan cara mencari
tahu dan memahami tentang sesuatu yang logis dan rasional yang dimulai dari
memahami konsep-konsep bangun ruang seperti nama-nama bangun ruang dan
jaring-jaring bangun yang seharusnya peserta didik sudah paham tentang dasar-
dasar konsep bangun ruang tetapi pada kenyataannya banyak dijumpai para
peserta didik yang tidak paham sama sekali itu dikarenakan dalam penanaman
konsep bangun ruang terhadap peserta didik sering kali ketidak tersediaanya atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ketidakmampuan seorang guru untuk menggunakan media pembelajaran padahal
media pembelajaran ini sangat penting bagi seorang guru sebagai sarana
mentransfer materi kepada peserta didik dalam memahami konsep. Menurut Sri
Anitah (2009: 5) “Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang
dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima
pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Dengan pengertian itu, maka guru, buku
ajar, serta lingkungan adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk
menuju ke suatu tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat
dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi ini mungkin didapatkan dari buku-
buku, rekaman, internet, film, mikrofilm, dan sebagainya. Semua itu adalah media
pembelajaran karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada
pebelajar. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran akan lebih bermakna, jika memanfaatkan berbagai media sebagai
sarana penunjang kegiatan pembelajaran.
Peserta didik tidak dapat dilepaskan oleh peran seorang guru yang
profesional, empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan dosen yang
tertulis dalam UU No.19 tahun 2003 yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional.Kompetensi pedagodik menuntut seorang guru untuk dapat
melaksanakan proses pendidikan baik. Untuk mendapatkan pembelajaran tersebut
seorang guru harus merencanakan pembelajaran secara cermat dan sistematis.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran adalah
pemilihan media pembelajaran yang sesuai. Pemilihan media secara cermat dan
efisien akan menimbulkan rasa ketertarikan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran tetapi harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pemilihan
media pembelajaran yang asal-asalan justru akan menimbulkan kebingungan yang
berakibat tidak tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri tetapi pada kenyataannya
sering kali guru dalam pemilihan media pembelajaran tidak inovatif termasuk
dalam materi bangun ruang ini sering kali guru hanya menggunakan media
polyhedron padahal media tersebut terpusat pada guru dan para siswa hanya dapat
melihat apa yang guru praktekan, sehingga pemahaman konsep pada anak juga
tidak tertanam dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam pembelajaran peran guru sangatlah besar dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien untuk mendapatkan
pembelajaran tersebut dibutuhkan suasana belajar yang nyaman dan kondusif
sehingga membuat peserta didik memiliki motivasi untuk belajar sehingga
terbentuk hubungan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik dan
berakibat pembelajaran berlangsung dengan baik pula. Seorang guru yang
profesional harus pandai dalam pemilihan teknik, metode, model pembelajaran
yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didik jadi bukan hanya keinginan guru
semata tapi karena kebutuhan pembelajaran peserta didik. Agar pembelajaran
lebih bermakna pemilihan media pembelajaran yang tepat adalah salah satu
kuncinya ini dikarenakan media pembelajaran merupakan sarana alat
penyampaian materi ajar yang diharapkan memudahkan bagi peserta didik untuk
memahami konsep-konsep materi ajar yang diajarkan sehingga pembelajaran akan
lebih bermakna yang berakibat pula pemahaman konsep dasar peserta didik lebih
mendalam.
Salah satu alternatif solusi untuk menangani penanaman konsep dalam
matematika adalah penggunaan multimedia interaktif. Menurut Sri Anitah (2009:
64) “Media interaktif yaitu media yang meminta pebelajar mempraktekan
keterampilan dan menerima balikan. Media interaktif berbasis komputer
menciptakan lingkungan belajar multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun
pembelajaran berbasis komputer. Ini merupakan suatu sistem penyajian pelajaran
dengan visual, suara, dan materi video, disajikan dengan kontrol komputer
sehingga pebelajar tidak hanya dapat melihat dan mendengar suara, tetapi juga
dapat memberi respon aktif. Manfaat penggunaan multimedia interaktif secara
umum yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar peserta didik
dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan
kapan saja, serta sikap belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Manfaat di atas
akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari penggunaan multimedia
interaktif, diantaranya yaitu: 1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak
tampak oleh mata, seperti: rumah adat, monumen, prasasti, dll; 2) Memperkecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti
binatang, rumah, gunung, dll; 3) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh,
seperti perjuangan kemerdekaan, asal muasal danau, dll; 4) Menyajikan benda
atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, pertempuran
kemerdekaan, dll; 5) Meningkatkan daya tarik dan perhatian peserta didik.
Padahal pada sebagian besar sekolah pada gugus Ki Hajar Dewantara ini
telah menerima bantuan dari pemerintah yaitu LCD dan komputer yang bisa di
manfaatkan untuk pembelajaran tetapi pada kenyataannya fasilitas yang diperoleh
kurang dimaksimalkan untuk pembelajaran. mengakibatkan anak-anak menjadi
kurang cakap menggunakan komputer, padahal teknologi yang selalu berkembang
menuntut para siswa untuk mengikutinya tetapi kenyataannya para siswa tak
menerima itu dalam pembelajaran. Sungguh disayangkan ketika sekolah memiliki
potensi untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berakibat meningkat pula
hasil belajar para siswa tetapi kurang dimanfaatkan oleh para guru. Para guru
kurang mengembangkan cara lama atau konvensional, salah satunya dalam
pembelajaran bangun ruang hanya menggunakan polyheron yang jumlahnya
sangat minim dan berukuran sangat kecil sehingga hanya beberapa siswa yang
mampu menangkap ilmu dalam pembelajaran tersebut.
Banyak sekali program-program pada multimedia interaktif yang dapat
digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran, dan yang paling sederhana
untuk sebagai awal ujicoba guru, yang bisa dikembangakan lagi oleh guru. Salah
satu jenis multimedia interaktif yang ada saat ini adalah program microsoft power
point. Program ini merupakan salah satu program dari microsoft office seperti
microsoft word, microsoft excel dll. Microsoft power point ini berfungsi untuk
menyampaikan materi berbentuk slide-slide dengan berbagai design yang
menarik, fungsi power point ini adalah untuk menerangkan suatu materi yang
berfungsi sebagai media pembelajaran agar dalam pemberian lebih menarik dan
lebih bermakna sehingga tujuan pembelajaran juga akan tercapai. Inilah salah
media pembelajaran yang diujicobakan sebagai media perantara untuk
menerangkan materi bangun ruang kepada para peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu
melakukan penelitian dengan judul: “Studi Komparasi Pengaruh Multimedia
Power point dan Media Polyhedron terhadap Pemahaman Konsep
Matematika Bangun Ruang Pada Siswa Kelas IV Se-Gugus Ki Hadjar
Dewantara Karangtengah Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut :
1. Masalah peningkatan mutu pembelajaran.
2. Masalah peningkatan pemahaman konsep pada pembelajaran khususnya pada
mata pelajaran matematika.
3. Masalah sarana dan prasarana yang belum dimanfaatkan benar oleh guru guna
mendukung ketercapaian tujuan pendidikan.
4. Masalah penggunaan multimedia interaktif yang belum dimanfaatkan oleh
guru.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian harus memiliki arah yang jelas dan pasti, oleh karena itu perlu
diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi
masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas IV Se-Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dibatasi pada :
a. Media pembelajaran yang digunakan berupa Multimedia Power point dan
Media Polyhedron.
b. Pemahaman konsep siswa pada mata pelajara matematika berkaitan tentang
materi pokok bangun ruang yang meliputi pengenalan bangun ruang dan
jaring-jaring bangun ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Rumusan Masalah
Sebagian besar guru dalam menerangkan materi bangun ruang lebih
sering menggunakan media polyhedron yang hanya terpusat pada guru, hanya
guru yang mempergunakan media tersebut sedangkan para siswa hanya terpaku
menonton apa yang guru jelaskan.
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan, manakah yang memberikan hasil belajar matematika
yang lebih baik pada materi bangun ruang dalam pembelajaran dengan
multimedia power point atau pembelajaran dengan media polyhedron pada siswa
kelas IV se-gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Karangtengah Kabupaten
Wonogiri tahun ajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak
dicapai adalah untuk mengetahui manakah yang memberikan hasil belajar
matematika pada materi bangun ruang yang lebih baik dalam pembelajaran
dengan multimedia power point atau pembelajaran dengan media polyhedron
pada siswa kelas IV se-gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Karangtengah
Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Segala sesuatu yang dimulai dengan suatu prosedur yang sistematik, pasti
mempunyai kegunaan. Demikian juga dalam penelitian ini, adapun penelitian ini
diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada
pembelajaran matematika terutama pada peningkatan hasil belajar siswa
melalui multimedia interaktif. Dan juga sebagai bahan pertimbangan serta
pengembangan pada peneliti dimasa mendatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan serta
lebih mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah
yang diteliti.
b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa
terutama mata pelajaran matematika.
c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti
lain.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Mendorong keaktifan siswa untuk lebih berkembang
2) Mempercepat daya serap dan pemahaman terhadap mata pelajaran
matematika.
3) Mendidik logika dalam berpikir siswa.
4) Memupuk kedisiplinan yang tinggi pada diri siswa di SD dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
b. Bagi Guru
1) Untuk mengembangkan penguasaan multimedia intraktif power point
dalam pembelajaran matematika sehari-hari.
2) Membantu proses penyampaian mata pelajaran matematika kepada
siswa.
3) Mendorong daya kreatifitas guru dalam mengajar menggunakan
multimedia interaktif power point.
4) Memberikan alternatif pada pengajaran matematika agar
menggunakan media pembelajaran yang inovatif sehingga
pemahaman konsep matematika lebih meningkat.
5) Sebagai dasar pertimbangan dalam menetukan media pembelajaran
yang tepat. Khususnya pada pembelajaran matematika di SD.
c. Bagi Institusi
Memberikan masukan dalam upaya mengembangkan proses
pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga dapat meningkatkan sumber daya pendidikan dan mencetak
generasi dengan pemahaman konsep yang kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Dalam kajian teori ini, akan dibahas kajian teori dari dua variabel,
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam hal ini yaitu hakikat
multimedia power point dan media polyhedron, kemudian variabel terikat yaitu
hakikat pemahaman konsep matematika bangun ruang.
Dari dua variabel tersebut menjabarkan menjadi lima pokok bahasan,
diantaranya: 1. Hakikat media pembelajaran, 2. Hakikat Multimedia interaktif
power point, 3. Hakikat Media Plyhedron 4. Hakikat pemahaman konsep, dan 5.
Hakikat pembelajaran Matematika
1. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah salah satu hal yang memiliki peranan sangat besar dalam
proses pembelajaran dimana pembelajaran akan lebih bermakna dan tujuan
pembelajaran akan tercapai jikalau guru dalam pemilihan media juga sesuai
dengan kebutuhan siswanya bukan berdasarkan kesenangan guru ataupun
siswanya.
Kata media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa
latin medius yang berarti tengah. Dalam bahasa Indonesia kata medium dapat
diartikan sebagai antara atau sedang. Pengertian media mengarah pada sesuatu
yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi
pesan) dan penerima pesan. Menurut Heinich, dan kawan-kawan dalam Azhar
(2010:3) mengemukakan bahwa istilah medium sebagai perantara yang
mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan,
sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan
atau informasi yang bertujuan intruktusional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Media menurut Gagne’ dan Briggs (1975) dalam Azhar (2010:4)
berpendapat bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai). Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar”.
Sedangkan menurut Sri Anitah (2009: 5) Media adalah setiap orang,
bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan
pengertian itu, maka guru, buku ajar, serta lingkungan adalah media.
Dengan demikian dapaat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu macam benda yang dapat membantu maupun mendorong siswa
dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar tercapainya hasil belajar siswa
baik itu guru, buku, gambar maupun benda-benda lainnya.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Dalam bukunya Sri Anitah (2009:7) membagi media menjadi 3
golongan, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.
1.) Media Audio
Media audio merupakan media yang didengar. Karakteristik media ini
memanipuloasi pesan melalui bunyi dan suara. Media ini sangat cocok untuk
pembelajaran bahasa.
Media ini menuntut siswa untuk memiliki tingkat konsentrasi dalam
pendengaran yang baik, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa media audio ini
merupakan media pembelajaran yang menggunakan suara sebagai
penyampaiannya, adapun contoh-contoh media audio ini dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu, audio tradisional dan audio modern. Sedaangkan alat-alatnya
bisa berbagai macam, misal suara guru, tape-recorder, radio dan masih banyak
lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Media audio memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan dari
media audio ini diantaranya adalah materi pelajaran yang sudah terekam tak akan
berubah, dapat digandakan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, tidak begitu
mahal auntuk kegiatan pembelajarannya, dapat digunakan individu maupun
kelompok, siswa tuna netra maupun tuna aksara dapat menggunakannya dan
masih banyak lagi kelebihannya. Tetapi setiap kelebihan pasti memiliki
kekurangan, kekurangan dari media audio ini diantaranya karena selalu diputar
ulang tanpa perubahan menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan, bila
tak ada penyaji secara langsung dan hanya mendengarkan saja sebagian siswa
tidak memperhatikan penyajian tersebut dan cenderung verbalistik karena semua
informasi disajikan melalaui suara.
2.) Media visual
Media visual, yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera
penglihatan. Jenis media ini terdiri dari media gambar yang tidak diproyeksikan
dan media yang diproyeksikan. Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan
hasil potretan dari berbagai perisiwa dan kejadian, obyek yang disajikan dalam
bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol maupun gambaran. Media
pembelajaran sebagian merupakan hasil dari perkembangan teknologi komunikasi
pendidikan yang dapat berupa media cetak maupun media elektronik. Salah satu
bentuk media elektronik yang dipergunakan dalam dunia pendidikan adalah media
visual yang diproyeksikan.
Contoh-contoh media visual yang tidak diproyeksikan antara lain gambar
mati atau gambar diam (still picture), illustrasi, karikatur, poster, bagan, dan
grafik. Sedangkan contoh-contoh media yang diproyeksikan antara lain overhead
projector, slide (film bingakai), Filmstrip (film rangkai), opaque prjector (Sri
Anitah 2009:7-35)
Media visual ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan
dari media visual ini antara lain :1) mudah didapat, 2) mudah digunakan, 3) dapat
memperjelas suatu masalah, 4) lebih realistis, 5) dapat membantu mengamati
keterbatasan pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan kelemahan dari media visual ini antara lain :1) semata-mata
hanya gambar saja, 2)ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pembelajaran
kelompok besar, 3) memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan dan
kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya.
3.) Media Audio Visual
Media audio visual ini merupakan perpaduan dari media audio dan audio
visual jadi siswa bukan hanya mendengarkan materi ataupun melihat materi yang
diberikan tapi disamping mengamati gambar atau visual yang disajikan juga
dengan disertai suara untuk memperjelas materi yang disampaikan.
Beberapa tujuan yang dapat dicapai dengan menggunakan media
pengajaran ini diantaranya: 1) memudahkan peserta didik untuk memahami
konsep, prinsip, sikap, serta keterampilan tertentu dengan menggunakan media
yang tepatyang sesuai dengan bahan pengajaran, 2) merangsang minat peserta
didik untuk belajar dengan memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan
bervariasi, 3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu peserta didik dalam
teknologi serta, 4) menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
Ada beberapa macam jenis media audio visual diantaranya yaitu 1)
slide suara merupakan jenis media visual yang menampilkan sejumlah slide,
dipadukan dalam suatu cerita atau suatu jenis pengetahuan yang diproyeksikan
pada layar dengan iringan suara, 2) televisi adalah suatu program yang
memperlihatkan sesuatu dari jarak jauh, 3) multimedia adalah penggabungan
beberapa macam media yang dipergunakan secara bersama-sama.
Media audio visual bisa dikatakan lebih baik dari media audio maupun
media visual karena media audio visual ini lebih kompleks karena bisa menutupi
kekurangan yang dimiliki maedia audio maupun kekurangan yang dimiliki media
visual.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang terpenting yaitu
pemilihan metode pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran. Kedua aspek
ini saling berkaitan satu sama lain. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada
berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain
tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah
pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik
siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang mempengaruhi iklim,
kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar
Arsyad, 2010:15).
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2010:15) mengemukakan bahwa
pemakaian media belajar dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitan motivasi dan rangsangan belajar
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis siswa. Manfaat media
pembelajaran yaitu :
1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi verbalesmi.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pembelajaran menjadi lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya penegrtian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan bahasa.
7) Memeberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain,
dan membantu efisiensi dan keragaman yng lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian dan pendapat para ahli dapat disimpulkan beberapa manfaat
praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu
dapat memperjelas penyajian materi ajar sehingga meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa, meningkatkan motivasi belajar dan perhatian siswa dalam belajar,
media pembelajaran juga dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Hakikat Multimedia Interaktif Power Point
a. Pengertian Multimedia Interaktif
Perkembangan teknologi dan globalisasi pada desawa ini memungkinkan
siapa saja untuk dapat meningkatkan kemampuan dan perkembangan multimedia.
Multimedia dapat digunakan untuk menunjang berbagai bidang seperti presentasi,
visualisasi, alat bantu pendidikan, game, dan lain-lain. Pengembangan multimedia
memerlukan pengetahuan seni dan teknologi.
Menurut Richard E. Mayer (2009:3) mendefinisikan multimedia sebagai
presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar.
“kata” di sini adalah materinya disajikan dengan verbal form atau bentuk verbal,
misalnya menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau terucapkan, sedangkan
yang dimaksud “gambar” adalah materinya disajikan dalam pictorial form atau
bentuk gambar. Hal ini dalam bentuk menggunakan grafis statis (termasuk:
ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggunakan grafik dinamis (termasuk:
animasi dan video). Dalam buku teks, kata-kata bisa disajikan sebagai teks cetak
dan gambar-gambar bisa disajikan sebagai ilustrasi atau bentuk-bentuk grafik
lainnya.
Menurut Duffy, Mc.Donald dan Mizell (2003) dalam Sri Anitah
(2009:61), berpendapat bahwa multimedia merupakan kombinasi antara media
dengan satu jenis media yang lain sehingga terjadi keterpaduan secara
keseluruhan. Multimedia merupakan kegiatan interaktif yang sangat tinggi,
mengajak siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memilih dan
mengendalikan layar diantara jendela informasi dan penyajian media. Dengan
multimedia, berbagai gaya belajar siswa terakomodasi, seperti siswa yang auditori
maupun visual sehingga siswa dapat memilih media sesuai dengan gaya belajar
masing-masing.
Menurut Sri Anitah (2009:64) berpendapat bahwa media interaktif yaitu
media yang meminta pebelajar memratekan keterampilan dan menerima balikan.
Media interaktif berbasis komputer menciptakan lingkungan belajar multimedia
dengan ciri-ciri baik video maupun pembelajaran berbasis komputer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
multimedia interkatif merupakan kombinasi dari beberapa media pembelajaran
yang dipadukan secara bersama-sama yang meminta siswa untuk saling memberi
dan menerima respon dengan berbasis komputer.
b. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Multimedia Interaktif
Tidak ada satu pun media pembelajaran yang sangat sempurna, begitu
juga dengan multimedia interaktif tetapi paling tidak kelemahan yang lebih sedikit
dibanding dengan media pembelajaran yang lain. Sehingga kekurangan dalam
pembelajaran dapat diminimalisasikan sedikit mungkin.
Sri Anitah (2009:65) mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan
dalam multimedia interaktif. Kelebihan dari multimedia interaktif diantaranya,
yaitu :
1) Media ganda. Teks, audio, grafis, gambar diam, dan gambar hidup dapat
dikombinasikan dalam satu sistem yang mudah digunakan.
2) Fleksibilitas. Pebelajar bisa memilih apa yang diinginkan untuk dipelajari
dari menu, memilih bidang mana yang menarik, yang dapat memberikan
jawaban secara logis, atau menyajikan tantangan terbesar.
3) Simulasi. Video interaktif dapat dipergunakan untuk pengalaman
simulasi dalam beberapa bidang seperti, kesehatan, operasi mesin, dan
khususnya keterampilan-keterampilan interpersonal.
Kelemahan dari multimedia interaktif diantaranya, yaitu masalah biaya.
Ketersedian sarana dan prasarana, seperti komputer dan LCD harus tersedia
dengan lengkap, padahal biaya pengadaan alat-alat tersebut sangat mahal.
Dari uraian diatas kekurangan dalam penggunaan Multimedia Interaktif
dapat ditutupi bila sekolah sudah memiliki fasilitas yang lengkap, dan bila sudah
terpenuhi maka penggunaan multimedia interaktif sangat bermanfaat bagi
terwujudnya pembelajaran yang diharapkan.
c. Program-program Multimedia Interaktif
Media pembelajaran yang menggunakan banyak media, dikenal sebagai
multimedia pembelajaran berbasiskan multimedia. Multimedia dapat dibuat
dengan menggunakan banyak perangkat lunak yang dapat untuk mengolah teks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
seperti Microsoft Office atau Note Pad; mengolah gambar seperti Corel Draw,
Microsoft Visio, Adobe Photosop, dan lain-lain; mengolah animasi baik animasi
teks ataupun animasi gambar seperti Macromedia Family (Flash, Freehand,
Authorware, Dreamweaver), 3D Max, Swish, dan lain-lain; mengolah suara
seperti Cool Edit Pro, Audio Studio, dan lain-lain; mengolah video seperti
Windows Moviemaker, VCD Cutter, dan lain-lain. Semua program dapat
digabungkan menjadi satu dengan program-program authoring (authoring tool)
seperti Macromedia Authorware, dreamweaver, Visual Basic, dan lain-lain.
Disamping itu, multimedia interaktif yang dibuat hendaknya memuat
tombol navigasi sederhana yang memudahkan peserta didik. Multimedia interaktif
yang dibuat juga harus menarik agar merangsang peserta didik tertarik menjelajah
seluruh program, sehingga seluruh materi pembelajaran yang terkandung di
dalamnya dapat terserap dengan baik. Materi pembelajaran yang terkandung di
dalamnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, sesuai dengan
kurikulum dan mengandung banyak manfaat. Media pembelajaran berbasis
multimedia tersebut juga harus mudah peng-install-anya pada komputer, serta
tidak memerlukan CD dalam menjalankannya, sehingga dengan kemudahan
tersebut membuat pengguna merasa lebih praktis dan penyebarannya akan lebih
luas.
d. Multimedia Microsoft Power Point
Microsoft power point merupakan salah satu program dari microsoft
office, sedangkan program-program lainnya yaitu 1) microsoft word, 2) microsoft
excel, 3) microsoft acces, dan 4) microsoft power point. Adapun setiap program
memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing sesuai dengan kebutuhan
pemakainya.
Fungsi-fungsi dari microsoft office berdasarkan programnya diantaranya
(wahana komputer, 2010:8):
1) Microsoft word merupakan salah satu program yang terdapat dalam paket
microsoft office yang khusus digunakan sebagai aplikasi pengolah kata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam perkembanganya aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk membuat
dokumen surat-menyurat saja tetapi juga digunakan untuk membuat dokumen
desktop publishing seperti cover, formulir, kartu ucapan, dan lain sebagainya.
2) Microsoft excel merupakan salah satu produk yang ada dalam paket microsoft
office yang dikhususkan untuk melakukan pengolahan angka. Dengan
kemapuan yang dimiliki, untuk melakukan perhitungan serta pembuatan
grafik, yang cepat, tidak salah jika aplikasi ini menjadi pilihan utama pemakai
komputer seluruh dunia. Microsoft excel mampu melakukan perhitungan,
baik matematika, trigonometri, statistik, fungsi, dan lain sebagainya.
3) Microsoft power point merupakan varian dari microsoft office yang
dikhususkan untuk persentasi. Aplikasi ini sangat populer dan banyak
dipergunakan karena sangat membantu sistem kerja yang berhubungan
dengan persentasi.
4) Microsoft access merupakan salah satu varian microsoft office yang
mengkhususkan diri sebagai aplikasi data base. Manfaatnya mulai dari
pembuatan database yang sederhana sampai kompleks.
Microsoft power point inilah yang coba untuk dipergunakan untuk sarana
media pembelajaran untuk sarana mentransfer materi yang dipresentasikan dari
guru kepada para siswa.
e. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Power Point
Multimedia power point ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, kelebihan dari multimedia power point ini, diantaranya :
1. Fitur dari power point semakin berkembang, yang memudahkan pemakainya
untuk mengeksplorasi dalam penggunaannya.
2. Formula pada microsoft microsoft lebih mudah direfesiansikan sehingga jika
menggunakan microsoft dapat juga ditampilkan menggunakan power point.
3. Persentasi dengan menggunakan power point lebih atraktif yang berakibat
motivasi siswa dalam pembelajaran juga semakin meningkat.
4. File yang sudah korup apa rusak masih bisa diselamatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Disamping kelebihan-kelebihan di atas microsoft power point juga
memiliki beberapa kekurangan diantaranya :
1. Perubahan design power point yang terlalu drastis membuat penggunanya
harus belajar lagi agar terbiasa dengan versi yang terbaru.
2. Penempatan tab kontekstual dan style gallery agak menggangu.
Menimbang dan meninjau kelebihan-kelebihan yang dimiliki pada
multimedia power point ini makan peneliti mencoba menggunakan media ini
untuk diujicobakan apakah menghasilkan hasil belajar belajar yang lebih baik dari
media yang biasanya
f. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Multimedia Power point
Multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
software utama Microsoft Power point dengan menggabungkan berbagai media,
diantaranya: CD pembelajaran, film, audio, dan animasi, yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang berupa mouse dan handphone yang dilengkapi dengan
aplikasi pengontrol jarak jauk via Bluetooth. Microsoft Power point merupakan
sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan
merupakan salah satu program berbasis multimedia. Pada prinsipnya program ini
terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa
yang dimaksud, terdiri dari: slide, teks, gambar, dan bidang-bidang warna yang
dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa
tersebut dapat kita buat tanpa gerak atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai
keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan,
apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan atau berjalan secara
manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse atau alat pengontrol jarak jauh.
Adapun langkah-langkah penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran matematika dengan aplikasi utama Microsoft Power point yaitu:
1) Membuka Program
Cara 1: Klik tombol start , arahkan cursor ke Microsoft Power point , dan
klik file Multimedia Interaktif Matematika. Cara 2: Arahkan cursor ke icon
multimedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Mengoperasikan Tombol Navigasi dalam Slide Microsoft Power point.
Tombol navigasi berfungsi untuk memilih menu atau perintah yang terdapat
dalam tampilan Slide Microsoft Power point.
3) Menjalankan Slide Materi dan Soal Evaluasi dalam Microsoft Power point.
Cara menjalankan slide materi dapat dilakukan dengan menekan anak panah
pada keyboard atau dapat dilakukan dengan meng-klik pada slide Power
point.
4) Mengoperasikan CD Pembelajaran dalam Microsoft Power point.
Cara masuk ke dalam aplikasi CD Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara:
klik link CD pembelajaran dalam tampilan slide awal menu, arahkan cursor
ke menu jalankan program, kemudian pilih menu yang ingin dipelajari
5) Menutup Aplikasi CD Pembelajaran dan Microsoft Power point
Cara menutup aplikasi CD pembelajaran dapat dilakukan dengan menekan
pilihan exit.
6) Sebagai tugas rumah siswa diminta membuat bangun ruang dengan
menggunakan kertas karton.
3. Hakikat Media Polyhedron
a. Pengertian Polyhedron
Istilah poligon telah dikenal sebagai bangun-bangun geometri datar atau
bidang banyak pada ruang dimensi dua. Serupa dengan hal tersebut, bangun-
bangun geometri ruang atau bidang banyak pada ruang dimensii tiga disebut
polihedron. Kusno (2004 : 9) mendifinisikan polihedron adalah suatu benda ruang
tertutup atau benda solid (pejal) yang dibatasi oleh beberapa potongan bidang
(bersisi poligon). Segmen-segmen garis dari interseksi antara potongan-potongan
bidang ini disebut rusuk sedangkan potongan-potongan bidangnya selanjutnya
disebut sisi polihedron. Interseksi dari rusuk-rusuk polihedron pada suatu titik
disebut titik sudut polihedron dan interior polihedron adalah bagian ruang yang
tertutup oleh polihedron tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ifada Novikasari (2010:62) mendefinisikan sebuah polihedron
merupakan gabungan bidang-bidang poligon yang mempunyai sisi persekutuan
sehingga daerah didalamnya tertutup tanpa celah.
Serupa dengan pembelajaran bangun-bangun geometri datar,
pembelajaran bangun-bangun geometri ruangpun (polihedron) idealnya
menggunakan alat peraga atau alat pembelajaran yang sering ditemui oleh para
siswa. Meskipun secara konseptual benda-benda yang sering ditemui para siswa
tidak persis sama dengan konsep matematikanya yang abstrak, namun karena
menurut Piaget para siswa sekolah dasar masih berada pada rentang usia operasi
kongkrit, maka kita dapat memanfaatkan benda-benda kongkrit tersebut sebagai
perantara ”sementara”.
b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Polyhedron
Langkah-langkah penggunaan alat peraga matematika ada beberapa hal
yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan menggunaan alat peraga
tersebut. Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi materi yang
memerlukan alat peraga, kemudian menentukan jenis alat peraga yang akan
digunakan misal pada materi bangun ruang (geometri).
Langkah-langkah pembelajarannya :
1) Guru menunjukan beberapa jenis-jenis polyhedron yang ada.
2) Guru dan siswa mengaitkan media tersebut dengan benda-benda sehari-hari
sehingga timbul konsep matematika bangun ruang.
3) Guru memberikan penjelasan materi bangun ruang didepan kelas, dan siswa
mencocokannya berdasarkan buku pegangan yang ada.
4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang tiap kelompok diberikan
tugas LKS untuk dikerjakan secara bersama-sama setelah menerima
penjelesan guru tentang materi bangun ruang.
5) Siswa dibantu guru mencocokan hasil pengerjaan kelompoknya.
6) Sebagai tugas rumah siswa diminta membuat bangun-bangun ruang dengan
menggunkan kertas karton.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Hakikat Pemahaman Konsep
a. Pengertian Pemahaman
Belajar disekolah menghasilkan perubahan pada peserta didik. Perubahan
tersebut meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta
mencakup sejumlah hal yang bersifat eksternal seperti keterampilan motorik dan
berbicara dalam bahasa asing. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (2004:22). Keberhasilan dalam proses
belajar dapat dinilai dari tiga ranah, yaitu 1) ranah kognitif, 2) ranah afektif, dan
3) ranah psikomotorik.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotir berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni 1) gerakan
refleks, 2) keterampilan gerakan dasar, 3) kemampuan perseptual, 4)
keharmonisan atau ketepatan, 5) gerakan keterampilan kompleks, dan 6) gerakan
ekspresif dan interpreatif.
Menurut Endang Poerwanti (2008:23) mengemukakan bahwa
pemahaman berasal dari kata comprehension, yaitu kemampuan yang menuntut
siswa memahami atau mengrti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya
dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga yaitu : 1)
menterjemahkan, 2) menginterpresentasikan, dan 3) mengekstraperasi. Kata-kata
operasional yang dipergunakan antara lain : memperhitungkan, memperkirakan,
menduga, menyimpulkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik
kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
David A. Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak (2009:203)
berpendapat bahwa :
“pengembangan pemahaman merupakan segmen dari pelajaran pengajaran
langsung di mana guru menjelaskan konten baru dan mungkin merupakan
tahap pengajaran langsung yang sangat penting. Sayangnya, guru sering kali
melakukan tahap ini dengan kurang baik. Daripada bekerja untuk
mengembangkan pemahaman siswa, mereka justru lebih sering menekankan
hafalan, gagal mengajukan pertanyaan-pertanyaan, atau terlalu cepat
berpindah pada praktik.”
Salmiza Saleh, The Level of B.Sc.Ed Students’ Conceptual
Understanding Of Newton Physics (2011) berpendapat bahwa “state that
conceptual understanding requires both knowledgeof and the ability to use
scientific concept to develop mental models about the waythe world operates in
accordance with a current scientific theory”. Pendapat di atas menyatakan bahwa
pemahaman kosep memerlukan pengetahuan dan kemampuan dan kemampuan
untuk dapat menerapkan kosep ilmiah guna mengembangkan mentalmengenai
dunia yang berjalan sesuai dengan teori ilmiah saat ini.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman adalah proses mengetahui inti atau ide pokok dari suatu keadaan,
masalah atau sesuatu hal yang kita pelajari. Pemahaman yang baik harus disertai
pengertian terhadap ekspresi yang dihadapi.memahami berarti mengerti benar
tentang sesuatu yang dipelajari. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat kesalahan
yang sedikit atau siswa dapat mengerjakan semua tugas-tugas. Pemahaman
merupakan modal awal untuk pengertahuan yang lebih tinggi lagi.
b. Pengertian Konsep
Dalam pembelajaran penanaman konsep merupakan hal yang paling
utama dalam pembelajaran karena konsep adalah pondasi awal dalam memahami
materi yang akan diajarkan.
Faqih Samiawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 10) berpendapat bahwa
konsep secara sederhana adalah penanaman (pemberian label) untuk sesuatu yang
membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penanaman sesuatu dan merupakan
alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah.
Yang dimakzud konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) dalam Faqih
Samiawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 11) adalah sesuatu yang tersimpan dalam
pikiran suatu pikiran, suatu ide atau suatu gagasan. Sedangkan Schuncke dalam
Samiawi dan Bunyamin Maftuh(2001 : 12) mengemukakan beberapa karakteristik
atau ciri umum konsep, yaitu:
1) Merupakan suatu abstraksi. Konsep merupakan gagasan umum atau
gambaran mental yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa,
atau kegiatan. Ketika orang-orang berbicara tentang “pemerinta”
(sebagai ilmu politik), maka kebanyakan kita mempunyai gagasan
yang sama tentang apa yang sedang bicarakan itu.
2) Mencerminkan pengelompokan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa,
atau gagasan) yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu
yang umum. Kita mengembangkan pengelompokan ini dengan
membandingkan hal-hal khusus satu sama lain untuk melihat
persamaan dan perbedaanya.
3) Bersifat pribadi. Latar belakang dan pengalaman pribadi
kemungkinan bisa agak berbeda antara satu orang dengan orang lain.
Misalanya, konsep “kelompok” bisa difahami agak berbeda antara
oleh seorang sosiolog dengan seorang siswa kelas III SD.
4) Dipelajari melalui pengalaman. Konsep dapat dipahami melalui
pengalaman langsung ataupun tidak langsung (misalnya dengan
pembaca).
5) Bukan sekedar suatu kata-kata. Kata-kata memang dipergunakan
untuk memberi label terhadap konsep, tetapi tidak berarti bahwa
hanya karena kita tidak mempunyai sebuah kata untu konsep tertentu
kemudian kita tidak mengembangkan konsep.
Chaplin (1989) dalam Mulyati (2008:53) membagi pengetian konsep
menjadi dua pengertian, yaitu suatu ide atau pengertian umum yang disusun
dengan kata, simbol maupun benda. Sedangkan pengertian yang kedua, konsep
merupakan satu ide yang mengombinasikan beberapa unsur sumber-sumber
berbeda ke dalam satu gagasan tunggal.
Oemar Hamalik (2009: 162) mengatakan suatu konsep adalah suatu kelas
atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek
atau orang (person). Kita menyatakan suatu konsep dengan menyebut “nama”
misalnya buku, perang, siswa, buah-buahan, wanita cantik, guru-guru yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berdedikasi, dan sebagainya. Semua konsep itu menunjuk ke kelas/kategori
stimuli. Ada beberapa stimuli yang sebenarnya bukan konsep, misalnya lampu
merah, Ibu Farida (guru TK), perang Iran-Iraq, dan sebagainya. Contoh-contoh
tersebut menunjuk pada stimuli, orang, dan peristiwa tertentu yang khusus.
Konsep bukan stimulus khusus, melainkan kelas stimuli. Perbedaanya misalnya
antara wanita cantik adalah meliputi semua wanita cantik, dan tidak meliputi yang
tidak cantik.
Eggen dan Kauchak (2009: 98) berpendapat bahawa sejatinya konsep
merupakan gagasan yang merujuk pada sebuah kelompok atau kategori di mana
semua anggotanya sama-sama memiliki beberapa karakteristik umum. Banyak
abstraksi yang sebelumnya telah kami sebutkan merupakan bentuk-bentuk
konsep. Misalnya demokrasi, ion, dan adverb, semuanya merupakan konsep.
Belajar konsep hendaknya memperhitungkan kemungkinan adanya salah
konsep. Hal itu mungkin disebabkan keistimewaan definisi dan karakteristik.
Keduanya mempunyai efek tipikal terhadap konsep. Ketidakjelasan bahasa
mungkin merupakan halangan belajar konsep (Hulse dalam Mulyati, 2008 :54 )
Salah satu pernyataan dalam teori ausubel menurut Trianto (2007:94)
adalah bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran
adalah apa yang diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar menjadi
bermakna maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada
dalam struktur kognitif siswa.
Menurut Mansoor Niaz dalam How To Facilitate Students’ Conceptual
Understanding Of Chemistry? --- A History And Philosophy Of science
Perspektive (2005) berpendapat “state that conceptual understanding can change
with using teaching strategies to promote students interest, curiosity and
understanding by showing that science is an human enterprise”. Hal ini memiliki
arti bahwa pemahaman konsep dapat diubah dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa, rasa ingin tahu dan
pemahaman dengan menunjukan bahwa sains adalah suatu kegiatan manusia.
Dari pemaparan pendapat tentang konsep di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwan pemahaman konsep dalah merupakan proses belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mental yang lebih tinggi untuk menetukan apa inti dari setiap hal yang dipelajari
untuk membantu menyederhanakan dan meringkas informasi yang didapat,
sehingga membantu proses mengingat lebih efisien guna modal dasar memahami
materi yang lebih rumit lagi.
5. Hakikat Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pembelajaran
Fungsi dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa dan untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan pembelajaran yang baik dan bermutu.
Triyanto (2007:17) dalam bukunya berpendapat bahwa pembelajaran
merupakan aspek kegiatan manusia yang sangat kompleks, yang tidak sepenuhnya
dapat dapat dijelaskan, pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam
makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah
dari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi komunikasi
(transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang yang telah ditetatpkan
sebelumnya.
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2009:55) adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya,
misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papa tulis, dan
kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. fasilitas dan perlengakapan,
terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosuder,
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan
sebagainya.
Benny A. Pribadi (2009:1) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan
suatu upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penegtahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam melakukan suatu
pekerjaan. Upaya untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dilakukan
tanpa henti. Proses pembelajaran dapat dipandang sebagai sebuah sistem dengan
komponen-komponen yang berinterfungsi satu sama lain. Dalam sebuah sistem,
komponen yang satu akan menjadi masukan bagi komponen-komponen yang lain
dalam mencapai tujuan.
Gagne dalam Benny A. Pribadi (2009:28) mendefinisikan istilah
pembelajaran sebagai “a set of events embedded in purposeful activities that
facilitate learning”. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja
diciptakan dengan maksud untuk memudahkan proses belajar. Definisi lain
dikemuakan oleh Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan (1993) yang
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah pengembangan dan penyampaian
informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan
yang spesifik.
Dari pendapat-pendapat para ahli seperti diatas penulis mendefinisikan
bahwa pembelajaran merupakan kegiatan/proses belajar dua arah antara guru
dengan siswa dengan tujuan agar siswa mampu memcapai kompetensi yang
diharapkan dan mampu mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik
serta perubahan itu relatif tetap.
b. Pengertian Matematika
Banyak orang beranggapan bahwa matematika sama dengan aritmatika
atau berhitung. Padahal, matematika itu sendiri mempunyai cakupan yang lebih
luas daripada aritmatika. Aritmatika itu sendiri sesungguhnya hanya merupakan
bagian dari matematika. Banyak berbagai pandangan dari para ahli tentang
definisi matematika.
R. Soedjadi (2000:11) mendfinisikan metematika menjadi enam
pengertian, yaitu:
1) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir
secara sistematik
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan.
4) matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
5) matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk.
6) matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman
(2003:252) mendefinisikan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi
praktisnya untuk mengekpresiasikan hubungan-hubungan kuantitatif dan
keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah memudahkan berpikir.
Taylor & Francis dalam Journal International of Mathematical Education
in Science and Technology (2012): Mathematics is pervading every study and
technique in our modern world, bringing ever more sharply into focus the
responsibilities laid upon those whose task it is to teach it. Most prominent among
these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one
professional group may benefit from the experience of others. Matematika
melingkupi setiap penelitian dan teknik di dunia modern kita, membawa semakin
tajam ke dalam fokus tanggung jawab dibebankan pada mereka yang tugasnya
adalah untuk mengajarkannya. Paling menonjol di antara ini adalah sulitnya
menyajikan pendekatan interdisipliner sehingga satu kelompok profesional dapat
mengambil manfaat dari pengalaman orang lain.
Pengertian matematika yang tercantum dalam kurikulum matematika
tahun 2004 adalah sebagai berikut, Matematika merupakan suatu bahan kajian
yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduksi,
yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam
matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Depdikbud, 2004:2).
James dalam Herman Suherman (1992:120) dalam kamus matematikanya
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang
banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aaljabar, analisis dan geometri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang
itu semakin tercampur.
Dari pendapat tentang matematika yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresiasikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia
berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
c. Tinjauan tentang Pembelajaran Matematika
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan
disemua jenjang pendidikan, itulah sebabnya pembelajaran matematika sangatlah
penting dikarenakn pembelajaran matematika saling berhubungan dan berlanjut.
Di dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253), Cockroft mengemukakan
bahwa :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1) selalu digunakan
dalam segala kehidupan; 2) semua bidang studi memerlukan keterampilan
Matematika yang sesuai; 3) merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat, dan jelas; 4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara; 5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian,
kesadarn ruangan; dan 6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang akan datang.
Ada beberapa pendekatan dalam pengajaran matematika, masing-masing
didasarkan atas teori belajar yang berbeda (Mulyono Abdurrahman, 2003: 255),
ada empat pendekatan yang paling berpengaruh dalam pembelajaran matematika,
1) urutan belajar yang bersifat berkembang (development learning sequences), 2)
belajar tuntas (matery learning), 3) strategi belajar (learning strategis), dan 4)
pemecahan masalah (problem solving).
Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253) juga menyatakan
bahwa matematika perlu diajarakan karena :
1) Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.
2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai.
3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.
4) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruangan.
5) Memberikan kepuasan terhadap usaha pemecahan masalah yang menantang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Heruman (2007:3) ada tiga langkah dalam pembelajaran
matematika yaitu : (1) penanaman konsep dasar; (2) pemahaman konsep; dan (3)
pembinaan keterampilan. Penanaman konsep dasar adalah pembelajaran suatu
konsep baru matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
Dari uraian di atas hakikat pembelajaran matematika adalah pengetahuan
yang tersusun secara sistematis yang dilukiskan dengan bilangan atau simbol
tertentu yang didefinisikan dengan cermat dan jelas untuk memecahkan masalah
yang berhubungan dengan bilangan.
d. Tinjauan tentang Matematika Sekolah
Matematika sekolah (School Mathematic) adalah unsur atau bagian dari
matematika yang dipilih berdasarkan dan berorientasi pada kepentingan
kependidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti yang
dikemukakan oleh Soedjadi (2000:37). Di sini matematika sebagai bidang studi
pendidkan yang diajarkan di sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD), sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Menegah (SMU/SMK).
Dalam dunia pendidikan matematika di Indonesia dikenal adanya
matematika modern. Berhitung lebih menekankan pada pemahaman struktur dasar
sistem bilangan diri pada mempelajari keterampilan dan fakta-fakta hafalan.
Pelajaran matematika modern lebih menekankan pada “mengapa” dan
“bagaimana” Matematika, mulai penemuan dan eksplorasi (Mulyono
Abdurrahman, 2003:254).
Ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika untuk SD berbeda
dengan di tingkat SLTP atau SMU/SMK. Sesuai dengan tahap perkembangan
intelektual siswa Sekolah Dasar yang berada pada tahap operasi konkret, maka
cakupan materinya lebih sedikit dan bersifat dasar. Kemampuan mereka
cenderung rendah dibanding siswa pada jenjang sekolah di atasnya, sehingga
kemampuan bernalarnya relatif lebih rendah. Oleh karena itu pada jenjang
SDpenggunaan pola pikir induktif dalam pengajarannya suatu topik sering
dilakukan, sebaliknya penggunaan pola pikir deduktif jarang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang
yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri (Mulyono Abdurrahman 2003: 253).
1) Aritmatika
Aritmatika adalah salah satu cabang matematika selain aljabar dan geometri.
Menurut Dali S. Naga yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (2003:253)
aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan
sifat hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama
menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
2) Aljabar
Dalam perkembangannya aritmatika selanjutnya, penggunaan bilangan sering
diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam aritmatika inilah yang
kemudian disebut aljabar. Aljabar ternyata tidak hanya menggunakan abjad
sebagai lambang bilangan yang diketahui atau yang belum diketahui tetapi
juga menggunakan lambang-lambang lain seperti titik (.), lebih besar (>),
lebih kecil (<) dan sebagainya.
3) Geometri
Geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis,
tetapi ada juga yang mengatakan geometri adalah studi tentang bangun ruang
dan berbagai bentuk dalam ruang. Traves dkk (1987) menyatakan bahwa
geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara titik, garis,
sudut, bidang dan bangun-bangun ruang.
Agar dalam penyampaian materi matematika dapat mudah diterima dan
dipahami oleh siswa, guru harus memahami tentang karakteristik matematika
sekolah. Menurut Soedjadi (2000:13) Matematika memiliki karakteristik: (1)
memliki objek kajian abstrak; (2) bertumpu pada kesepakatan; (3) berpola pikir
deduktif; (4) memiliki symbol yang kosong dari arti; (5) memperhatikan semesta
pembicaraan; dan (6) konsisten dalam sistemnya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pembelajaran matematika
sudah diajarkan sejak Sekolah Dasar, hanya saja materi yang diajarkan masih
sederhana. Dalam matematika Sekolah Dasar guru dituntut untuk menanamkan
konsep Matematika, karena Matematika akan dipelajari hingga Perguruan Tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Perbandingan Multimedia Power point Bangun Ruang dan Polyhedron
Dalam pengenalan materi bangun ruang , selama ini guru sering kali
langsung memberi informasi pada siswa tentang ciri-ciri bangun ruang tersebut.
Hal ini menunjukan kekurangpahaman guru dalam penyampaian materi bangun
ruang melalui meode maupun media pembelajaran yang berakibat
kekurangpahaman siswa dalam meneriman konsep sehingga konsep tentang
materi bangun ruang tidak tertanam dengan baik.
Dalam banyak kasus, guru hanya menggambar bangun ruang tersebut di
papan tulis, atau cukup dengan menunjukan gambar yang ada dalam buku sumber
yang dipergunakan dalam pembelajaran. Bahkan, walaupun guru mencoba
menggunakan media pembelajaran berupa bangun ruang tiga dimensi atau
polyhedron tetapi pada pembelajarannya siswa hanya melihat itupun dengan
ukuran yang sangat kecil sehingga tidak semua anak dalam kelas bisa menerima
penjelasan dari guru.
Dengan menggunakan power point yang didukung oleh LCD, membuat
pembelajaran menjadi atraktif, dan materi yang akan disampaikan dapat
tertransfer dengan baik karena ukuran yang besar sehingga semua anak dapat
menerima materi pembelajaran bangun ruang.
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang hampir relevan dengan penelitian ini,
diantaranya :
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dimi Oksilia (2011) dalam
jurnalnya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif
Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Batang Anai
menunjukkan bahwa media pembelajaran inovatif yang diterapkan yaitu salah
satunya adalah Multimedia Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
hasil beljar ini tak bisa dilepaskan oleh pemahaman konsep siswa tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
suatu materi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa berada pada
kategori baik setelah penerapan Multimedia Interaktif.
2. Penelitian lain juga dilakukan oleh Fajar Sidik (2011) yang mengangkat judul
Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Peserta Didik Kelas V SDN 01 Jetis Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2010/2011. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan yaitu dengan menggunakan multimedia interaktife
nilai rata-rata hasil belajar IPS peserta didik 62,2 dengan presentase
ketuntasan klasikal sebesar 34,5%, siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPS
peserta didik 67,7 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 55% dan
siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPS peserta didik 72,2 dengan presentase
ketuntasan klasikal sebesar 79%. Penerapan pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif dapat dilaksanakan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS di kelas V sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar IPS.
3. Helmina Mauludiyah (2009) dengan judul “Penggunaan Multimedia
Interaktif serta Kegiatan Praktikum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Batuan Peserta didik Kelas VC SD Kauman I Kota Malang.” Beliau
menyimpulkan bahwa (1) Penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan
praktikum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VC SD
Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi batuan; (2) Penggunaan
multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik kelas VC SD Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi
batuan. Saran yang dapat diajukan yaitu dalam pembelajaran materi batuan
digunakan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum. Hasil penelitian ini
sangat dimungkinkan dapat diterapkan di kelas 5 sekolah lain jika kondisinya
relatif sama atau mirip dengan sekolah yang menjadi latar penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan sebuah proses belajar yang didalamnya terdapat
komponen-komponen yang tidak dapat lepas satu sama lain. Salah satu komponen
dalam proses pembelajaran adalah media pembelajaran. Proses pembelajaran yang
berlangsung di sekolah selama ini masih belum mengoptimalkan siswa untuk
membangun konsep pengetahuannya sendiri, siswa masih cenderung
mendengarkan penjelasan dari guru dan kurang mengeksplor kemampuan
berpikirnya dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi
bingung ketika menghadapi suatu kasus atau permasalahan dalam pembelajaran
yang berakibat hasil belajar siswa juga rendah. Hasil belajar merupakan indikator
keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang telah ditempuh
dalam waktu tertentu. Hasil belajar dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternalnya yaitu penggunaan
pendekatan pembelajaran yang tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika mencakup ranah kognitifnya dan salah satunya adalah pemahaman
konsep terhadap materi yang diajarkan.
Media pembelajaran adalah salah satu inovasi yang bisa digunakan
seorang pengajar untuk menanamkan konsep-konsep materi pembelajaran akan
melekat dengan siswa, salah satu media pembelajaran yang inovatif adalah
Multimedia Power point dan media polyhedron. Multimedia power point ini
berbasis komputer dan polyhedron ini merupakan media visual sehingga membuat
anak-anak akan tertarik untuk menggunakannya, disamping itu penggunaan
multimedia power point dan media polyhedron ini dapat diketahui manakah yang
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika pada materi
bangun ruang. Multimedia power point ini belum pernah dipergunakan oleh guru
sama sekali dalam mengajar sehingga menjadi suatu hal yang baru disamping itu
perpaduan antara warna dan suara yang disukai anak-anak menimbulakan
motivasi bagi para siswa dalam belajar semakin tinggi, berbeda dengan media
polyhedron yang berukuran sangat kecil sehingga tidak keseluruahan siswa dapat
melihat media dan hanya beberapa siswa yang dapat mencoba menggunakannya
yang berakibat pemahaman konsep siswa tidak terserap secara keseluruhan. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
inilah yang coba ditunjukan bahwa multimedia power point ini memberikan
dampak lebih baik dalam penanaman konsep matematika materi bangun ruang
dibandingkan pembelajaran matematika yang menggunakan media polyhedron.
Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara
sederhana dapat dilihat pada Gambar 1.
Dibandingkan dan dianalisis mana yang
memberikan hasil belajar lebih baik
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat
merumuskan hipotesis: “Pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan
menggunakan multimedia power point memberikan hasil belajar lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan media polyhedron pada siswa kelas IV se-
gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah Wonogri”.
kelompok kontrol kelompok
eksperiment
polyhedron Multimedia
power point
Post test Post test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD se-gugus Ki Hajar Dewantara di
Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 10 SD . Subyek
penelitian adalah siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2011/1012. Alasan
peneliti memilih SD se-gugus Ki Hajar Dewantara di Kecamatan Karangtengah
sebagai tempat penelitian karena data yang diperlukan untuk penelitian tersedia,
adanya keterbukaan dari pihak tempat penelitian dalam memberikan informasi
yang membantu pelaksanaan penelitian dan belum pernah digunakan sebagai
objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya
penelitian ulang
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari
2012 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dimulai dengan pengajuan judul sampai
dengan sidang skripsi. Pembuatan proposal penelitian dilakukan pada bulan
januari sampai dengan februari, pelaksanaan seminar dilaksanakan pada tanggal 1
Maret 2012. Mengurus perijinan, penelitian dari mengadakan try out, memberi
perlakuan sampai dengan melaksanakan post tes pada SD Se-Gugus Ki Hajar
Dewantara dilaksanakan dari tanggal 4 Maret 2012 sampai dengan 12 April 2012.
Analisis data, penyelesaian bab I sampai dengan bab V, sidang skripsi dan
penjilidan dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai selasai. Adapun rinciannya
terdapat pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1: Rincian Waktu Kegiatan Penelitian
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV semester 2
No
Kegiatan
Bulan
feb
Maret April Mei Juni Juli
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Penyusunan
dan
pengajuan
proposal
2. Mengadakan
Seminar
Proposal
3. Mengurus
Perijinan
4. Mengadakan
Try Out
5. Mengadakan
memberi
Perlakuan,
mengadakan
Posttest
6. Analisis data
7. Penyelesaian
penyusunan
hasil Bab I
sampai Bab
V
8. Sidang
skripsi,
revisi,dan
penjilidan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SD se-gugus Ki Hajar Dewantara tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa
sebanyak 286 anak dari 10 SD.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011:62). Anggota populasi akan diambil sebagian untuk
disajikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel
adalah sebagian siswa kelas IV SD se-gugus Ki Hajar Dewantara di Kecamatan
Karangtengah Kabupaten Wonogiri yang berjumlah 10 SD, dari 10 SD tersebut
diambil tiga SD sebagai kelas kontrol, kelas eksperiment dan kelas ujicoba.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
cluster random sampling. Cluster random sampling adalah cara pengambilan
sampel dimana sampel dipilih dalam kelompok-kelompok tertentu secara random
(Sugiyono, 2011: 65). Pemilihan sampel ini dilakukan berasumsikan bahwa
sekolah-sekolah pada gugus tersebut memiliki kurikulum yang sama dan domisili
yang sama yaitu didaerah pinggiran jauh dari pusat kota dan memiliki fasilitas
yang hampir sama satu sama lain sehingga memungkinkan untuk dilakukan
penelitian. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu diantaranya :
a. Menentukan populasi mana yang akan digunakan sebagai penelitian, populasi
yang digunakan adalah SD se-gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah
Wonogiri yang berjumlah 10 SD.
b. Melakukan pengundian sebanyak tiga kali untuk menentukan tiga sekolah yang
akan digunakan penelitian.
c. Melakukan pengundian kembali sebanyak tiga kali dari tiga sekolah untuk
menentukan mana yang kelompok kontrol, kelompok eksperiment dan
kelompok ujicoba
d. Setelah melakukan pengundian sebanyak beberapa kali akhirya peneliti bisa
menentukan mana sekolah yang akan dilakukan penelitian baik sebagai
kelompok kontrol, kelompok eksperimen maupun kelompok ujicoba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil dari pengundian yang sudah dilakukan yaitu kelompok eksperimen
adalah siswa kelas IV SD Negeri 03 Ngambarsari sebanyak 27 siswa, kelompok
kontrol siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngambarsari sebanyak 26 siswa dan sekolah
dasar yang digunakan sebagai try out adalah SD Negeri 04 Temboro sebanyak 17
siswa.
C. Rancangan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research) karena
peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen
adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-
perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen.
Kedua kelompok baik kontrol maupun eksperimen dikelompokkan
berdasarkan tingkat motivasi belajar setelah itu diberi perlakuan berupa strategi
pembelajaran yang berbeda. Rancangan penelitian Randomized Control Only
Design ini dapat digambarkan pada Tabel 2. berikut:
Tabel 2. Rancangan Penelitian Randomized Control Only Design
Group Treatment Post Test
Eksperimen Group (R) X T2
Control Group (R) Y T2
Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan
penggunaan strategi pembelajaran multimedia power point.
Y : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol yaitu dengan penggunaan
strategi pembelajaran media polyhedron.
T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperiment
(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:38).
a. Variabel bebas
Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang dipilih oleh
peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependent variable).
Variable bebas dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif power point dan
media polyhedron.
b. Variabel terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika materi bangun ruang.
2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengambilan data yaitu:
a. Teknik Tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Riduwan, 2004:105). Teknik tes digunakan untuk mengukur peningkatan
pemahaman konsep siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini
berupa tes obyektif. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
pemahaman konsep siswa. Adapun tes akan dilaksanakan sebanyak satu kali yaitu
Posttest adalah tes yang diberikan setelah siswa mendapat perlakuan dari peneliti.
post-test dilakuan sesudah mempelajari materi bangun ruang. Post-tes ini
diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang kemudian
hasilnya akan dianalisis untuk menjawab permasalahan penelitian sedangkan
untuk menguji keseimbangan siswa menggunakan hasil ujian akhir semester
ganjil matematika kemarin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes:
1) Menentukan materi yang akan dibuat soal.
2) Menentukan bentuk soal yang akan dibuat yaitu pilihan ganda.
3) Membuat kisi-kisi soal.
4) Menyusun soal tes beserta kuncinya.
5) Menelaah soal sebelum dicetak.
Tipe tes yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan
ganda. Sebelum soal digunakan, terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui
validitas, reabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran tiap butir-butir tes. Jika
terdapat butir soal yang tidak valid, daya pembeda tidak signifikan serta taraf
kesukaran yang tinggi maka butir soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian,
sedangkan butir soal yang valid, signifikan, taraf kesukaran serta realibel
digunakan dalam penelitian. Soal tersebut akan digunakan sebagai tes untuk
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang kemudian dianalisis.
Materi yang digunakan untuk menyusun tes post test adalah bangun
ruang. Tipe tes yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan
ganda dengan tiap item soal memiliki 4 macam pilihan ganda. Tes post test
diberikan kepada masing-masing sampel yaitu kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan multimedia power point dan kelompok kontrol yang diberi
perlakuan media polyhedron.
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa
catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek
penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai Ujian
Semester Ganjil kelas IV tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran matematika
sebagai data awal yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
pada awal program pembelajaran.
3. Ujicoba Instrumen
Penilaian pemahaman konsep menggunakan bentuk tes obyektif.
Instrumen yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dituangkan dalam bentuk tes. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil
data harus diujicobakan terlebih dahulu pada sampel dari mana populasi diambil
(Sugiyono,2011:352). Instrument tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk
mengetahui tingkat kualitas soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini diuji sebagai berikut:
a. Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan
validitas konstruk. Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk pada suatu
keadaan bahwa instrumen disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang
dievaluasi (Arikunto, 2010:66). Pengujian validitas isi untuk instrumen berbentuk
test uraian pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Instrumen yang telah
disusun sesuai kurikulum (materi dan tujuannya) agar memenuhi validitas isi,
dapat dimintakan bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi
yang diajukan telah memenuhi atau tidak sebagai sampel tes (Sudjana, 2010:13-
14). Validitas konstruk sebuah instrumen menunjuk pada suatu kondisi dimana
instrumen disusun berdasarkan konstruk atau aspek-aspek kejiwaan yang
seharusnya dievaluasi (Arikunto, 2010:66). Pengujian validitas konstruk
instrumen test pada penelitian ini menggunakan pendapat dari ahli (experts
judgment). Para ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun
berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur (Sugiyono, 2011:352).
b. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf
reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar menurut Riduwan
(2004:108) dapat diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai
berikut:
𝑟11 = 𝑘
𝑘 − 1
𝑣𝑡 − ∑𝑝𝑞
𝑣𝑡
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
k = Banyaknya item
𝑣𝑡 = Variansi total
p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir
(proporsi subjek yang mendapat skor 1)
p = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑛𝑦𝑎 1
𝑁
q = 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 0
(𝑞=1−𝑝)
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
Setelah diperoleh 𝑟11 kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r
alpha. Suatu tes dikatakan reliabel bila 𝑟11 ≥ 0,7.
c. Analisis Butir soal
1) Uji Taraf Kesukaran Soal
Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat
kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
I = B
N
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = jumlah seluruh peserta tes
Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah sebagai berikut :
0 – 0, 30 = soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Tingkat kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,31 - 0,7.
(Nana Sudjana, 2010 : 137)
2) Daya Pembeda Soal
Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan
rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang berkemampuan rendah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks Diskriminasi (ID). ID diperoleh
dengan rumus (Arikunto, 2010: 213-214) sebagai berikut:
ID = 𝐵𝐴
𝐽𝐴 −
𝐵𝐵
𝐽𝐵
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut:
0,40 atau lebih = Baik sekali
0,30-0,39 = Baik
0,20-0,29 = Cukup baik
Kurang dari 0,20 = Jelek
Klasifikasi daya beda yang digunakan pada penelitian ini adalah D ≥ 0,3.
E. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan
dua perlakuan dengan langkah-langkah yaitu uji kesimbangan, uji prasyarat, dan
uji homogenitas. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Uji ini digunakan
untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Rumus uji normalitas menurut
Budiyono (2004:170-171) adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
𝐻1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Statistik Uji
L = Maks 𝐹(𝑧i) − S (𝑧i)
Dimana zi = 𝑥− 𝑥
𝑠
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan:
𝐹 𝑍𝑖 = P 𝑍 ≤ 𝑧𝑖 ; Z ~ 𝑁 0,1 ;
𝑆 𝑍𝑖 = proporsi cacah Z ≤ 𝑧𝑖 terhadap seluruh 𝑧𝑖
3) Taraf Signifikansi (α) = 0,05
4) Daerah Kritik (DK)
DK = 𝐿 𝐿 > 𝐿∝;𝑛 dengan n adalah ukuran sampel
5) Keputusan Uji
𝐻0 ditolak jika 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 terletak di daerah kritik.
𝐻0 diterima jika 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 terletak di luar daerah kritik
6) Kesimpulan
a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika 𝐻0 diterima.
b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika 𝐻0
ditolak.
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini
digunakan metode Bartlett dengan uji Chi Kuadrat dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Hipotesis
𝐻0 : 𝜎12 = 𝜎2
2 (variansi populasi homogen)
𝐻1 : 𝜎12 ≠
𝜎2
2 (variansi populasi tidak homogen)
2) Taraf signifikansi (∝ = 0,05)
3) Statistik Uji
2 = ln 10 𝐵 − ∑ 𝑛𝑖 − 1 log 𝑠𝑖
2
Dengan
𝑠2 = ∑ 𝑛𝑖−1 𝑠𝑖
2
∑ 𝑛𝑖−1 dan B = log 𝑠2 ∑ 𝑛𝑖 − 1
Keterangan:
𝑠2 = variansi gabungan
𝑛𝑖 = banyaknya anggota sampel ke-i
𝑠𝑖2 = variansi sampel ke-i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Daerah Kritik (DK)
DK = 2
2>
1−∝ 𝑘−1
2
5) Keputusan Uji
𝐻0 ditolak jika 2
∈ 𝐷𝐾 , dan
𝐻0 diterima jika 2
∉ 𝐷𝐾
6) Kesimpulan
a) Populasi-populasi homogen jika 𝐻0 diterima.
b) Populasi-populasi tidak homogen jika 𝐻0 ditolak.
(Sudjana, 2005: 263)
2. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kelas (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelas
eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t. adapun
data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar matematika antara
siswa dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis
𝐻0 : 𝜇 1= 𝜇 2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)
𝐻1 : 𝜇 1 ≠ 𝜇 2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)
b) Taraf signifikansi : ∝ = 0,05
c) Statistik Uji
t = 𝑋 1− 𝑋 2
𝑆 1
𝑛 1+
1
𝑛 2
Dengan:
s = standar deviasi
𝑠 2 = 𝑛 1− 1 𝑠 1
2+ 𝑛 2− 1 𝑠 22
𝑛 1+ 𝑛 2− 2
Keterangan:
𝑋 1= rata-rata kelompok eksperimen
𝑋 2= rata-rata kelompok kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
𝑠 1= simpangan baku kelompok eksperimen
𝑠 2= simpangan baku kelompok kontrol
𝑛 1= jumlah sampel kelompok eksperimen
𝑛 2= jumlah sampel kelompok kontrol
d) Daerah Kritik (DK)
DK = 𝑡 𝑡 < −𝑡 𝛼
2;𝑛 1+ 𝑛 2− 2
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 > 𝑡 𝛼
2;𝑛 1+ 𝑛 2− 2
e) Keputusan Uji
𝐻0 ditolak jika 𝑡 ∈ 𝐷𝐾 , dan
𝐻0 diterima jika 𝑡 ∉ 𝐷𝐾
f) Kesimpulan
1) Kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama jika 𝐻0 diterima.
2) Kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda jika 𝐻0 ditolak.
(Sudjana, 2005:239)
3. Uji Hipotesis
Setelah data terkumpul, baik data sebelum diadakan perlakuan maupun
data setelah diadakan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran diuji
prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik t-test sebagai berikut:
a. Hipotesis:
𝐻0 = hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa yang diajar dengan
multimedia power point tidak berbeda dari yang diajar dengan media
polyhedron.
𝐻1 = hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa yang diajar dengan
multimedia power point berbeda dari yang diajar dengan media
polyhedron.
b. Taraf signifikansi (∝ = 0,05)
c. Statistik Uji
t = 𝑋 1− 𝑋 2
𝑆 1
𝑛 1+
1
𝑛 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan:
s = standar deviasi
𝑠 2 = 𝑛 1− 1 𝑠 1
2+ 𝑛 2− 1 𝑠 22
𝑛 1+ 𝑛 2− 2
Keterangan:
𝑋 1= rata-rata kelompok eksperimen
𝑋 2= rata-rata kelompok kontrol
𝑠 1= simpangan baku kelompok eksperimen
𝑠 2= simpangan baku kelompok kontrol
𝑛 1= jumlah sampel kelompok eksperimen
𝑛 2= jumlah sampel kelompok kontrol
d. Daerah Kritik (DK)
DK = 𝑡 𝑡 < −𝑡 𝛼
2;𝑛 1+ 𝑛 2− 2
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 > 𝑡 𝛼
2;𝑛 1+ 𝑛 2− 2
e. Keputusan Uji
𝐻0 ditolak jika 𝑡 ∈ 𝐷𝐾 , dan
𝐻0 diterima jika 𝑡 ∉ 𝐷𝐾
f. Kesimpulan
1) Hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa yang diajar dengan
multimedia power point tidak berbeda dengan yang diajar dengan media
polyhedron jika 𝐻0 diterima.
2) Hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa yang diajar dengan
multimedia power point berbeda dengan yang diajar dengan media
polyhedron jika 𝐻0 ditolak.
(Sudjana, 2005:239)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Sekolah
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 SD, yaitu kelompok try
out, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok try out adalah
SD Negeri 04 Temboro, kelompok eksperimen adalah SD Negeri 03 Ngambarsari
dan kelompok kontrol adalah SD Negeri 01 Ngambarsari.
SD Negeri 04 Temboro sebagai kelompok try out ini terletak di Dusun
Belang Desa Temboro Kecamatan Karangtengah. SD Negeri 04 Temboro ini
dipimpin oleh Tulus Suganti, S.Pd dengan jumlah guru sebanyak 13. Peneliti
mengambil kelas IV sebagai kelas try out dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa
yang diajar oleh Sutarmo, S.Pd.
Untuk kelompok eksperimen adalah SD Negeri 03 Ngambarsari. Sekolah
ini beralamat di Dusun Klepu Desa Ngambarsari Kecamatan Karangtengah. SD
Negeri 03 Ngambarasari ini dipimpin oleh Sutjipto, S.Pd, dengan jumlah guru
sebanyak 15 guru. Peneliti mengambil kelas IV sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 27 siswa yang diajarkan oleh Mulyono, S.Pd.
Untuk kelompok kontrol adalah SD Negeri 01 Ngambarsari. Sekolah ini
beralamat di Dusun Godang Desa Ngambarsari Kecamatan Karangtengah. SD
Negeri 01 Ngambarasari ini dipimpin oleh Tugino, S.Pd, dengan jumlah guru
sebanyak 12 guru. Peneliti mengambil kelas IV sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 25 siswa yang diajara oleh Joko Susilo, A.Ma.Pd.
2. Hasil Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini diuji dengan uji validitas konstruk dan
isi. Validitas konstruk dan isi digunakan untuk menguji valditas instrumen hasil
belajar. Validitas ini diuji oleh dosen PGSD UNS Surakarta yaitu Siti Kamsiyati,
M.Pd, guru kelas IV dan kelas VI SD Negeri 03 Ngambarsari yaitu Mulyono,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
S.Pd dan Sri Sulastri, S.Pd Hasil uji validitas intrumen hasil belajar terdapat pada
Lampiran 5 halaman 107. Berdasarkan hasil uji intrumen hasil belajar, dari jumlah
25 soal dinyatakan valid.
b. Uji Realibilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui keandalan intrumen soal
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, baik baik sebelum maupun
sesudah diberi tindaka. Berdasarkan hasil uji realibilitas diketahui r alpha untuk
hasil uji soal hasil belajar sebesar 0,826. Pada kriteria uji, bila r alpha diatas 0,7,
maka instrumen dinyatakan reliabel. Hasil uji realibilitas hasil belajar terdapat
pada Lampiran 5 halaman 112.
c. Uji Daya Beda
Berdasarkan data pada uji daya beda yang terdapat pada Lampiran 5.
Berdasarkan data hasil uji daya beda selanjutnya diklasifikasikan menjadi 4, yaitu
baik sekali, baik, cukup, dan jelek. Berikut klasifikasi uji daya beda instrumen
hasil belajar pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Daya Beda Intrumen Hasil Belajar
Klasifikasi daya beda f Persentase
0,40 atau lebih = baik sekali 10 40%
0,30 – 0,39 = baik 10 40%
0,20 – 0,29 = cukup 2 8%
Kurang dari 0,20 = jelek 3 12%
25 100%
Berdasarkan hasil uji daya beda pembeda butir pada Tabel 7, diketahui
daya beda butir dengan klasifikasi baik sekali sebanyak 10 soal atau 40%, baik 10
soal 40%, cukup 2 soal atau 8% sedangkan yang memiliki daya beda jelek ada 3
soal atau 12%. Hasil uji ini menunjukan intrument hasil belajar memiliki daya
pembeda butir baik. Hasil analisis daya beda instrumen hasil belajar ini terdapat
pada Lampiran 5 halaman 110.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Uji Taraf Kesukaran
Berdasarkan data pada uji taraf kesukaran yang terdapat pada lampiran 3
halaman 111, hasil uji taraf kesukaran selanjutnya diklasifikasikan menjadi 3
yaitu sukar, sedang, dan mudah. Berdasarkan klasifikasi data diperoleh hasil
seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Hasil Belajar
Klasifikasi kesukaran f Persentase
Sukar 2 8%
Sedang 18 72%
Mudah 5 20%
25 100%
Hasil uji taraf kesukaran soal post tes pada Tabel 8, menunjukan bahwa
soal termasuk kategori sedang. Soal yang diteskan sebanyak 20 soal, 18 soal dari
soal beraktegori sedang dan soal berkategori sukar yang sudah direvisi
dikarenakan soal kategori sukar tidak dipergunakan.
e. Penetapan Isi Instrumen
Berdasarkan hasil uji validitas, realibilitas, daya beda dan taraf
kesukaran, soal yang dipakai adalah 20 soal yang telah mewakili indikator
pembelajaran dalam penelitian ini sekaligus memudahkan perhitungan. Soal yang
tidak dipakai berjumlah 5 soal, yaitu soal nomor 1, 3, 5, 17 dan 18.
3. Sajian Data Penelitian
a. Data Try Out
Soal try out diberikan kepada kelompok sampel try out yang mengambil
sampel siswa SD Negeri 04 Temboro. Pelaksanaan penyebaran soal try out
dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2012. Data hasil try out post tes terdapat pada
Lampiran 5 halaman 104.
b. Data Kemampuan Awal (Kemampuan Awal Siswa Sebelum Perlakuan)
Data kemampuan awal yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah
menggunakan nilai UAS mata pelajaran matematika semester ganjil tahun ajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2011/2012. Pengambilan data nilai UAS mata pelajaran matematika dilaksanakan
pada tanggal 12 Maret 2012. Berikut sajian data kemampuan awal dari masing-
masing kelompok penelitian.
1) Data Kelompok Kontrol
Hasil kemampuan awal kelompok kontrol dapat dideskripsikan seperti
pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Distribusi Kemampuan Awal Kelompok Kontrol
Data nilai prestasi siswa f Persentase
48-54 4 16%
55-61 5 20%
62-68 5 20%
69-75 4 16%
76-82 5 20%
83-89 1 4%
90-96 1 4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel 4, nilai tertinggi matematika siswa adalah 90. Nilai
UAS matematika siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngambarsari paling banyak adalah
antara 55-61, 62-68 dan 76-82 yakni masing-masing 5 siswa. Ada 4 anak yang
memperoleh nilai antara 48-54 dan 69-75, sedangkan yang paling sedikit dengan 1
siswa yakni yang nilainya antara 83-89 dan 90-96. Data kemampuan awal
kelompok kontrol ini terdapat pada Lampiran 7 halaman 115.
2) Data Kelompok Eksperimen
Hasil kemampuan awal kelompok kontrol dapat dideskripsikan seperti
pada Tabel 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5. Data Distribusi Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen
Data nilai prestasi siswa f Persentase
50-56 3 11%
57-63 4 15%
64-70 7 26%
71-77 5 18%
78-84 5 18%
85-91 2 7%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan Tabel 5, nilai tertinggi matematika siswa adalah 91. Nilai
UAS matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Ngambarsari paling banyak adalah
antara 64-70, yakni 7 siswa. Ada 3 anak yang memperoleh nilai antara 50-56, ada
4 siswa yang nilainya antara 57-63 dan masing-masing 5 siswa pada nilai antara
71-77 dan 78-84 sedangakan para nilai antara 85-91 terdapat 2 anak. Data
kemampuan awal kelompok eksperimen ini terdapat pada Lampiran 7 halaman
115.
c. Data Hasil Belajar (Hasil Belajar Siswa Sesudah Perlakuan)
Sebelum Post Test, peneliti memberikan tindakan pembelajaran kepada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol diberikan
tindakan pembelajaran dengan menggunakan media polyhedron sedangkan pada
kelompok eksperimen diberikan tindakan pembelajaran dengan menggunakan
multimedia power point yang dilaksanakan pada 6-19 Maret 2012.
Sebelum melakukan tindakan, guru mempersiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut
mengacu pada Standar Kompetensi (SK) 6. memahami sifat bangun ruang
sederhana dan hubungan antar bangun datar. Kompetensi Dasar (KD) 6.1
mengenal bangun ruang sederhana yang terdiri dari 6 indikator yaitu 6.1.1
menyebutkan nama-nama bangun ruang, 6.1.2 mengidentifikasi ciri-ciri bangun
ruang kubus, 6.1.3 mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang balok, 6.1.4
mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang tabung, 6.1.5 mengidentifikasi ciri-ciri
bangun ruang kerucut, 6.1.6 mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kompetensi Dasar (KD) 6.2 menentukan jaring-jaring balok dan kubus yang
terdiri dari 3 indikator yaitu 6.2.1 mendefinisikan jaring-jaring bangun ruang,
6.2.2 menggambar jaring-jaring kubus, 6.2.3 menggambar jaring-jaring balok.
Dari 2 Kompetensi Dasar (KD) dan 9 indikator tersebut untuk 6
pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 membahas tentang ciri-ciri dari bangun ruang
kubus dan balok, pertemuan 3 dan 4 membahas tentang ciri-ciri dari bangun ruang
tabung, kerucut dan bola, dan pada pertemuan 5 dan 6 membahas tentang jaring-
jaring kubus dan balok.
Pembagian Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari kelompok eksperimen dan kontrol adalah
sama, tetapi yang berbeda adalah penggunaan media pembelajaran. Bila dalam
kelompok eskperimen yang digunakan dalam pembelajaran adalah multimedia
power point, tetapi dalam kelompok kontrol yang digunakan dalam pembelajaran
adalah media polyhedron.
Dalam pembelajaran, fungsi media pembelajaran yang dipakai adalah
untuk menjelaskan ciri-ciri dari bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut dan
bolas serta menjelaskan jaring-jaring bangun ruang.
Setelah pemberian tindakan pembelajaran pada kelompok eksperimen
dan kontrol selesai, maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan data nilai
siswa materi bangun ruang atau post tes. Pengumpulan data nilai hasil belajar
siswa setelah perlakuan dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2012. Tes pada
kelompok eksperimen dilaksanakan pada pukul 07.00-07.45 WIB. Pelakasanaan
kelompok kontrol dilaksanaka pada pukul 10.15-11.00 WIB. Berikut sajian hasil
belajar dari masing-masing kelompok penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Data Kelompok Kontrol
Hasil belajar kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Distribusi Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Data nilai prestasi siswa f Persentase
40-49 4 16%
50-59 3 12%
60-69 6 24%
70-79 7 28%
80-89 4 16%
90-100 1 4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel 5, nilai tertinggi matematika siswa adalah 95. Nilai
matematika siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngambarsari paling banyak adalah
antara 70-79, yakni 7 siswa. Ada 4 anak yang memperoleh nilai antara 40-49 dan
80-89, sedangkan yang paling sedikit dengan 1 siswa yakni yang nilainya antara
90-100, terdapat 3 anak yang memperoleh nilai antara 50-59 kemudian 6 anak
anatara nilai 60-69 . Data hasil belajar kelompok kontrol ini terdapat pada
Lampiran 8 halaman 124.
2) Data Kelompok Eksperimen
Hasil belajar kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Distribusi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Data nilai prestasi siswa f Persentase
45-55 3 11%
56-65 6 22%
66-75 6 22%
76-85 6 22%
86-95 4 15%
96-100 1 4%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan Tabel 6, nilai tertinggi matematika siswa adalah 100. Nilai
matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Ngambarsari paling banyak adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
antara 56-65, 66-75 dan 76-85 yakni 6 siswa. Ada 3 anak yang memperoleh nilai
antara 45-55, sedangkan yang paling sedikit dengan 1 siswa yakni yang nilainya
antara 96-100. Data kemampuan awal kelompok kontrol ini terdapat pada
Lampiran 8 halaman 124.
B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal
1. Uji Normalitas Data Kemampuan Awal
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data
kemampuan awal tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Dengan
Menggunakan Metode Lilliefors
No Kelompok 𝑳 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑳 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
1 Kontrol 0,0822 0,173 𝐻0 diterima
2 Eksperimen 0,1258 0,161 𝐻0 diterima
Berdasarkan uji normalitas kedua sampel pada Tabel 8, diketahui
kelompok kontrol 𝐿 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,0822 < 0,173) dan kelompok
eksperimen 𝐿 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,1258 < 0,161). Hal ini berarti bahwa 𝐻0
diterima yang berarti kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Hasil uji normalitas data kemampuan awal tersebut terdapat pada
lampiran pada Lampiran 7 halaman 119.
2. Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas data
kemampuan awal dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Data Kemapuan Awal Dengan
Menggunakan Chi Kuadrat
Variabel ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
2 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟐 keterangan
Kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen 0,0345 3,841 homogen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 10, diketahui ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2
<
𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2
(0,0345 < 3,841), disimpulkan 𝐻0 diterima. Hal ini berarti bahwa kedua
sampel dinyatakan homogen. Hasil kemampuan awal terdapat pada Lampiran 7
halaman 120.
3. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan terhadap data kemampuan awal kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut hasil uji keseimbangan dengan t test
yang dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Uji Keseimbangan dengan t test
Variabel 𝒕 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan
Kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen 0,303 2,011 Seimbang
Pada hasil uji t yang terdapat pada Tabel 11, nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diantara
nilai 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (-2,011 < 0,303 < 2,011) sehingga 𝐻𝑜 diterima. Hal ini berarti
bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal
yang sama atau seimbang. Hasil uji keseimbangan terdapat pada Lampiran 7
halaman 122.
C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis terhadap hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok dan
kelompok eksperimen.
1. Uji Normalitas Hasil belajar
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data hasil
belajar tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Dengan
Menggunakan Metode Lilliefors
No Kelompok 𝑳 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑳 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
1 Kontrol 0,1669 0,173 𝐻0 diterima
2 Eksperimen 0,1217 0,161 𝐻0 diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok (sampel) pada Tabel 11,
diketahui kelompok kontrol 𝐿 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,1669 < 0,173) dan kelompok
eksperimen 𝐿 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,1217 < 0,161). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa 𝐻0 diterima yang berarti bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data hasil belajar tersebut terdapat pada
lampiran pada Lampiran 8 halaman 128.
2. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas data hasil
belajar dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Data Kemapuan Awal Dengan
Menggunakan Chi Kuadrat
Variabel 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈
𝟐 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟐 Keterangan
Kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen 2,57 3,841 Homogen
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 12, diketahui ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2
<
𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2
(2,57 < 3,841), maka 𝐻0 diterima yang berarti bahwa kedua sampel
dinyatakan homogen. Hasil belajar post tes terdapat pada Lampiran 8 halaman
129.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesisi dilakukan terhadap data hasil belajar kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Berikut hasil uji hipotesis dengan t test yang dapat dilihat
pada Tabel 13
Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis dengan t test
Variabel 𝒕 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan
Kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen 2,049 2,011 Berbeda (𝐻𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada hasil uji t yang terdapat pada Tabel 14, nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang
diperoleh adalah 2,049 dan ttabel sebesar 2,011, sehingga 𝐻0 ditolak. Hal ini
berarti ada perbedaan siginifikan antara hasil belajar kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen, dan kesimpulannya adalah terdapat perbedaan hasil belajar
siswa yang diajar dengan multimedia power point dibandingkan dengan media
polyhedron. Berdasarkan hasil analisis diperoleh rata-rata nilai hasil belajar yang
diberi perlakuan dengan media polyhedron yaitu 65 dan nilai hasil belajar yang
diberi perlakuan dengan multimedia power point yaitu 75. Hasil rata-rata nilai ini
menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan
multimedia power point lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
diberi perlakuan dengan media polyhedron. Hasil uji t-test terdapat pada
Lampiran 8 halaman 131.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa hasil belajar siswa
yang diberi perlakuan multimedia power point lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang diberi perlakuan media polyhedron. Hal ini terjadi dikarenakan
multimedia power point memiliki kelebihan untuk membuat siswa lebih aktif
semangat belajarnya dengan modia pembelajarannya yang seperti permainan
daripada media pembelajaran polyhedron yang masih bersifat monoton.
Pada kelompok eksperimen (SD Negeri Ngambarsari 3) diterapkan
pembelajaran dengan multimedia power point dan pada kelompok kontrol (SD
Negeri Ngambarsari 1) diterapkan pembelajaran dengan media polyhedron, hasil
post test setelah perlakuan (treatment) nilai hasil belajar matematika siswa
kelompok eksperimen dan nilai hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol
dinyatakan berbeda. Hasil dari post test ini juga menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa-siswa yang diajar dengan multimedia power point lebih baik dibandingkan
dengan siswa-siswa yang diajar dengan media polyhedron.
Pada pembelajaran dengan media polyhedron, siswa dalam pembelajaran
hanya duduk, diam, menerima apa yang telah dijelaskan oleh guru dan
mengerjakan latihan soal. Penggunaan media polyhedron memiliki sifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran yang monoton seperti ini sudah sering dialami siswa. Pembelajaran
ini juga terus menerus hanya mengandalkan interaksi antara guru dan siswa saja.
Hal ini membuat siswa merasa jenuh untuk menerima pembelajaran matematika.
Akibatnya semangat dan motivasi siswa dalam pembelajaran pun tidak maksimal.
Berbeda halnya dengan multimedia power point. Media pembelajaran ini baru
pertama kali dirasakan oleh siswa sehingga cukup menarik perhatian siswa.
Multimedia power point memiliki sifat yang seperti permainan komputer sehingga
siswa lebih termotivasi semangat belajarnya.
Pada pembelajaran matematika, siswa cenderung membosankan karena
pembelajaran yang monoton sehingga tidak ada rasa ketertarikan siswa pada mata
pelajaran matematika untuk itu dibutuhkan media pembelajaran yang dapat
memberikan perbedaan siswa sehingga siswa termotivasi dan timbul semangat
untuk belajar. Peran multimedia power point ini selain menanmkan konsep
bangun ruang pada mata pelajaran matematika juga menimbulkan suasana yang
menyenangkan pada pembelajaran sehingga siswa menikmati pembelajaran yang
menimbulkan hasil belajar matematika siswa meningkat. Hasil pembahasan yang
sudah peneliti lakukan sudah sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimi
Oksilia yang berjudul Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif terhadap Hasil
Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan dan komunikasi di
kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Batang Anai dan Fajar Sidik yang
berjudul penggunaan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Peserta Didik Kelas V Jetis Jaten Karanganyar.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
memberikan hasil belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas IV
SD Negeri se-Gugus Ki Hajar Dewantara yaitu dengan menggunakan multimedia
Power Point lebih baik daripada menggunakan media polyhedron. Hal ini terjadi
karena penggunaan multimedia Power point dapat menjadikan pembelajaran
matematika menjadi bermakna sehingga hasil belajar siswa meningkat. Jadi
penggunaan multimedia power point hasil belajar lebih baik daripada media
polyhedron pada pembelajaran matematika materi bangun ruang pada siswa kelas
IV SD Negeri se-Gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uji hipotesis 𝐻0 ditolak dan berdasarkan hasil analisis yang
diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan multimedia power point yaitu 75 lebih besar dari rata-rata nilai
hasil belajar siswa pada kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan media
polyhedron yaitu 65. Hasil ini menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa yang diberi perlakuan multimedia power point lebih baik daripada hasil
belajar siswa yang diberi perlakuan media poyhedron.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika materi bangun
ruang yang diajar dengan menerapkan multimedia power point lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar matematika materi bangun ruang yang diajar
dengan menerapkan media polyhedron.
B. Implikasi
Implikasi dalam pendidikan yang dimaksudkan disini adalah merupakan
nilai - nilai positif yang terkandung dalam masalah yang diteliti serta berhubungan
dengan pendidikan. Sesuai dengan masalah yang diteliti dapat peniliti paparkan
implikasi penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
Hipotesa yang telah diajukan dalam penelitian ini terbukti kebenarannya,
maka implikasinya dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan suatu gambaran atau semacam petunjuk bagi guru untuk
menggunakan media pembelajaran yang tepat yaitu multimedia power point
dalam mengajar matematika materi bangun ruang di kelas.
2. Dapat memberikan suatu gambaran bagi para guru untuk memilih dan
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan jenis materi yang
disampaikan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Saran
dalam pembahasan ini disampaikan saran – saran yang membawa
manfaat dalam usaha kita meningkatkan mutu pendidikan. Bertolak dari
pembahasan di atas, maka saran – saran yang dapat diajukan adalah sebagai
berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah diharapkan selalu memberikan anjuran atau pengarahan pada
guru agar senantiasa menggunakan berbagai media pembelajaran yang
bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran tidak
membosankan.
b. Kepala sekolah diharapkan memberikan anjuran pada guru agar menerapkan
multimedia power point untuk memecah ketegangan dalam pembelajaran
sehingga siswa senang untuk belajar.
c. Ikut mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik, khususnya
dalam mata pelajaran matematika yang pada umumnya kurang diminati siswa.
2. Kepada Guru
a. Agar memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar.
b. Membantu siswa menumbuhkan motivasi belajarnya menggunakan multimedia
power point agar pemahaman konsep siswa lebih baik.
3. Kepada Siswa
a. Perlu memperbanyak latihan soal berkaitan dengan matematika materi bangun
ruang sehingga pemahaman konsep siswa akan menjadi lebih baik.
b. Perlunya kreativitas untuk mempergunakan daya nalar dan daya pikir untuk
mempelajari matematika, setiap saat dimanapun berada bisa mempelajari
matematika.
c. Siswa perlu banyak dan tidak malu bertanya kepada guru dan teman dalam
belajar matematika agar semakin berhasil dalam belajar.