Download - Resus syaraff
-
Nama : Winny Ardhitiya Garini
NIM : 2009310060
REFLEKSI KASUS
1. Rangkuman kasus
Seorang pasien laki-laki berusia 65 tahun datang ke Poli Syaraf dengan keluhan lemah
pada anggota gerak sebelah kiri. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu yang dirasakan
mendadak pada saat pasien bekerja. Pasien tidak dapat berjalan. Keluhan tersebut disertai
dengan bicara pelo dan wajah perot, makan dan minum tidak tersedak. Keluhan seperti ini
baru dirasakan untuk yang pertama kali. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun
yang lalu dan tidak rutin mendapatkan pengobatan. Pasien jarang berolahraga.
2. Perasaan terhadap pengalaman
Saya merasa bahwa pasien dengan riwayat hipertensi sangat besar pengaruhnya dengan
terjadinya kelemahan pada anggota gerak. Saya menyadari bahwa ada banyak hal yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi dan kejadian seperti pasien
tersebut.
3. Evaluasi
Pasien ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan radiologi CT-Scan otak untuk membedakan
jenis stroke hemoragik dan stroke iskemik yang berhubungan dengan penatalaksanaan
terhadap pasien tersebut.
4. Analisis
Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis
(defisit neurologik fokal atau global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung lebih 24
jam atau menyebabkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan darah
otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah
secara spontan (stroke perdarahan).
Stroke terjadi karena adanya gangguan pasokan aliran darah otak yang dapat terjadi
dimana saja di dalam arteriarteri yang membentuk sirkulus Willisi, yaitu : arteri karotis
interna dan sistem vertebrobasilar atau semua cabangcabangnya. Secara umum, apabila
-
aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau
kematian jaringan. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai
proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat
berupa:
1. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis dan
thrombosis, robeknya din- ding pembuluh darah, atau peradangan;
2. Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok
hiperviskositas darah;
3. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung
atau pembuluh ekstra- kranium; atau
4. Ruptur vaskular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid.
Klasifikasi Stroke
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
- Perdarahan intra serebral
- Perdarahan ekstra serebral (subaraknoid)
b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
- Stroke akibat trombosis cerebri
- Emboli cerebri
- Hipoperfusi sistemik
2. Berdasarkan waktu terjadinya
- Transient Ischemic Attack (TIA)
- Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
- Stroke in Evolution (SIE)/Progressing stroke
- Completed stroke
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
a. Sistem karotis
- Motorik : hemiparese kontralateral, diasartria (gangguan bicara/kelainan bicara
artikulasi tidak jelas)
- Sensorik : hemihipestesi (gangguan sensorik) kontralateral, parestesia
(kesemutan)
- Gangguan visiual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks
-
- Gangguan fungsi luhur : afasia (gangguan fungsi bicara, tidak mampu
mengerti dan menggunakan bahasa lisan), agnosia (kegagalan mengenali objek).
b. Sistem vertebrobasiler
- Motorik : hemiparese alternans, disartria
- Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
- Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia.
Etiologi Stroke
Etiologi stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu kejadian, yaitu :
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
3. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak.
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang
menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara,
atau sensasi.
Factor Resiko Stroke
Faktor resiko terjadinya stroke adalah:
1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke,
penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
2. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol
dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit meningkat.
Tanda dan Gejala Stroke
Tanda dan gejala penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau
tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran,
penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan pingsan,
nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan
-
atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh,
ketidakseimbangan dan terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
Penegakan Diagnosis
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisis-neurologis.
b. Sistem skor untuk membedakan jenis stroke.
c. Rumus skor Stroke Siriraj : (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri
kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) - (3 x petanda ateroma) 12.
Derajat kesadaran : (0 = kompos mentis; 1 = somnolen; 2 = sopor/ koma).
Vomitus : (0 = tidak ada; 1= ada).
Nyeri kepala : (0 = tidak ada; 1 = ada).
Ateroma : (0 = tidak ada; 1= salah satu atau lebih: diabetes, angina, penyakit
pembuluh darah ).
Hasil skor Stroke Siriraj :
Skor >1 : perdarahan supratentorial
Skor -1 s.d. 1: perlu CT Scan
Skor
-
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer & Bare (2002)
adalah:
1. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak.
Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan.
Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada
tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
2. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intrvena) harus menjamin
penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan
hipotensi ekstrim perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah
serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau
dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah
ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat
mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain
itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.
4. Kesimpulan
Pasien ini menunjukkan gejala-gejala:
- Kelemahan anggota gerak sebelah kiri
- Muka perot
- Bicara pelo
Hasil dari pemeriksaan pasien :
- Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
- Tekanan darah : 190/110 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Meningeal sign (negative)
- Pemeriksaan motorik :
-
- Refleks fisiologis :
a. Refleks bisep (+/+)
b. Reflex trisep (+/+)
c. Reflex brachioradialis (+/+)
d. Reflex patella (+/+)
e. Reflex Achilles (+/+)
- Refleks patologis :
a. Reflex babinski (-/+)
b. Refleks chaddock (-/+)
c. Reflex Oppenheim (-/-)
d. Reflex Gordon (-/+)
e. Reflex Schaefer (-/-)
Siriraj Stroke Score : (2,5xderajat kesadaran) + (2xvomitus) + (2xnyeri kepala) +
(0,1xtekanan diastolic) (3xpertanda ateroma) 12.
Siriraj score pada pasien ini adalah :
(2,5x0) + (2x0) + (2x0) + (0,1x110) (3x0) 12 = -1.
Dari adanya gejala-gejala tersebut dan pemeriksaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa diagnosis dari pasien ini adalah stroke iskemik.
-
5. Daftar pustaka
Mansjoer, A,.Suprohaita, Wardhani WI,.& Setiowulan. 2000. Kapita Selekta Kedokteran
edisi ketiga jilid 2. Media Aesculapius: Jakarta.
Price, S.A & Wilson. L.M. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6 vol 2. EGC: Jakarta.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol 3.
EGC: Jakarta.