2015-2017
RESPON UNI AFRIKA TERHADAP ANCAMAN VIRUS ZIKA,
(Skripsi)
Oleh
AKHMAD ASRORI
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
1
ABSTRACT
THE AFRICAN UNION’S RESPONSE TO THE THREATS OF
ZIKA VIRUS IN AFRICA, 2015-2017
By
AKHMAD ASRORI
This research aims at knowing African Union response to the threats of Zika
Virus outbreak in Africa. Zika Virus is the deadliest disease that can threaten the
continent. The spread out was started from South Americas then it was distributed
around the world including in Africa. The Effect of the spread rapidly gone to the
outbreak that can not be tolerated anymore in the Africa. African Union, as a
regional institution, this outbreak will get down the Africa. Under the African
Union’s instruction, the Africa Risk Capacity (ARC) was established as a council
that consider over the non traditional issues in Africa, including Zika Virus. ARC
itself had policy platform that can be adopted by its members. This research uses
secondary data, and qualitative approach and organizational theory as the primary
theory. This research founded that African Union had a health mitigation platform
that was created from its experience facing the outbreak. This platform was started
from innovation, strengthen, till evaluation that connected into one.
Keywords: African Union, Zika Virus, African Risk Capacity
1
ABSTRAK
RESPON UNI AFRIKA TERHADAP ANCAMAN VIRUS ZIKA DI
AFRIKA, 2015-2017
Oleh
AKHMAD ASRORI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan yang dikeluarkan oleh Uni
Afrika ketika merebaknya wabah Virus Zika di Afrika. Virus Zika merupakan
penyakit yang mampu mendatangkan ancaman bagi Afrika. Persebaran yang
semula berasal dari Benua Amerika Selatan dengan cepat meneybar ke berbagai
penjuru dunia termasuk Afrika. Akibat dari persebaran yang sangat cepat
menjadikannya wabah yang tidak bisa di toleransi lagi keberadaanya. Uni Afrika
selaku institusi regional tentu tidak tinggal diam melihat wabah yang mengancam
Afrika. Di bawah komando Uni Afrika terbentuklah ARC selaku badan yang
membawahi isu-isu keamanan non tradisional di Afrika Termasuk Virus Zika.
ARC sendiri memiliki rancangan kebijakan yang dimiliki dan dapat diadopsi bagi
negara-negara anggota Uni Afrika Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif, dengan sumber data sekunder serta menggunakan teori organisasi
internasional. Hasil dari penelitian ini menemukan Uni Afrika memiliki sistem
kebijakan mitigasi kesehatan tersendiri yang terbentuk dari pengalaman benua
tersebut dalam menghadapi wabah, rancangan tersebut dimulai dari inovasi,
penguatan, hingga evaluasi yang kesemuanya terhubung menjadi satu.
Kata Kunci: Uni Afrika, Virus Zika, African Risk Capacity
1
RESPON UNI AFRIKA TERHADAP ANCAMAN VIRUS ZIKA
DI AFRIKA, 2015-2017
Oleh
Akhmad Asrori
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL
Pada
Jurusan Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
1
1
1
1
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar lampung,
pada tanggal 19 agustus 1996 merupakan
anak tunggal bersaudara dari Bapak
Muntaha dan Ibu Maysaroh. Penulis telah
mengenyam Pendidikan Taman Kanak-
Kanak (TK) Aisyah diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan di SD 1 Teladan yang diselesaikan pada tahun 2008.
Penulis melanjutkan pendidikan SMP di Utama 3 Bandar Lampug,
kemudian melanjutkan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Hubungan
Internasional Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur
seleksi Mandiri. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi
kemahasiswaan yakni UKM English Society (Eso) Univesitas
Lampung. Kemudian tergabung AEISEC Universitas Lampung pada
tahun 2016. Setelah itu penulis aktif dalam kegiatan Himpunan
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Lampung.
1
MOTTO
“Tidak Selamanya Hidup itu Berada di Titik Nadir, Percayalah Suatu Saat Kita
Pasti Akan Tersenyum Kebali”
(Eris Ardeanto, 2018)
“Sebentar lagi kita ini pisah”
(Bima Widyan Pratama, 2018)
1
PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Karya Sederhanaku Ini Kepada
Ibu Maysaroh & Bapak Muntaha
Kedua Orangtuaku Tercinta
Sebagai Wujud Cinta dan Baktiku
Atas jasa-jasa kalian
Serta Almamaterku Tercinta
Jurusan Hubungan Internasional
Universitas Lampung
1
SANWANCA
Alhamdulilahirabil’alamin, puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Uni Afrika Terhadap Ancaman
Virus Zika, 2015-2017” ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis
sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik bagi
umatnya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitaas Lampung. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari sempurna sebagai bentuk adanya keterbatasan kemampuan
serta sebagai motivasi untuk lebih baik dan terus belanjar kedepannya. Penulis
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan sebagai
perkembangan penelitian dalam kajian ilmu sosial dan ilmu politik khususnya
pada ilmu hubungan internasional.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam proses penyususnan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si,. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
1
2. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung yang selalu memberikan motivasi, kritik dan saran, serta
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan juga selaku pembimbing
pertama skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membantu,
mengarahkan, membimbing dan serta kritk yang dapat menjadi salah
motivasi yang lebih baik kedepannya.
3. Bapak Iwan Sulistyo, M.A.,. selaku Dosen Pembimmbing Kedua Skripsi
yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing dan
membantu dalam skripsi kali ini sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skrispsi ini.
4. Bapak Dr. Suripto M.B.A selaku Dosen Pembahas dan Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam penyusunan
skrispsi ini.
5. Bapak Agus Hadiawan M.Si,. selaku Dosen Pembibing Akademik yang
selalu menjadi tempat untuk berkonsultasi. Terima kasih atas motivasi dan
semangat menjadi hebat lagi.
6. Seluruh jajaran dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas
Lampung dan Staf Mba Ata atas dukungan pembelajaran atas selama
perkulihan, serta membantu proses administrasi.
7. Bapak Muntaha sebagai Bapak yang selalu memberikan semangat dalam
proses kehiduapan yang keras ini dan bapak selalu mengajarkan kepada
anaknya prinsip disiplin, kejujuran, kekuatan dan serta keihlasan dalam
menghadapi kehidupan yang fatamorgana ini, sebagai anak laki- laki
1
pertama dan sebagai anak tunggal dalam keluarga kecil tentunya ayah
ingin sekali anaknya menjadi kebanggaan tersendiri sebagai calon kepala
rumah tangga yang kuat dan Bapak juga memberikan berbagai motivasi
untuk melawan kehidupan ini untuk hari ini dan menyongsong hari esok
yang lebih berguna bagi anaknya dan juga orang di sekitarnya. Terima
kasih atas dukungan mu selama ini ayah dari waktu aku kecil engkau yang
selalu menjaga ku, merawaat ku, menafkkahkan keluarga kecil dari pagi
hingga malam engkau mencari rezeki dan membanting tulang, belas
keringet mu yang mengkuatkan tiang – tiang agama ataupu pondasi
keluarga agar tetap kokoh selamanya.
8. Ibu maysyaroh sebagai Ibu yang tidak bosan-bosan memberikan dorongan
untuk menyelesaikan tulisan ini agar anaknya menjadi anak yang berguna
bagi kedua orang tua yang selalu mensupport dari belakang, Ibu banyak
sekali kekurangan Akhmad selama dari kecil hingga di akhir perkulihan
ini maafkan jika ada kesalahan akhmad selama hidup ini yang hanya
bergantung kepada mu, kalian yang telah rela meluangkan waktu selama
22 tahun ini bukan waktu yang sedikit dan telah sabar menghadapi anak
mu ini, doa mu sekarang telah terkabulkan anak mu insyallah akan
menjadi Sarjana Hubungan Internasional yang berguna bagi kalian ortua
ku , dan bagi orang sekitar akhmad. Terima kasih ibu kasih sayang mu
tiada henti-hentinya dan hanya ini yang dapat aku lakukan memberikan
kebahagian yaitu Sarjana mungkin ini belum ada apa-apanya di mata ibu,
berkat doa kalian akhmad bisa melalui berbagai rintangan selama proses
perkulihan dan kehidupan ini, keep pray for me ya buuuuu ☺
1
9. Dolphin sebagai teman atau kekasih calon pasangan hidup yang telah
memberikan semangat di pagi hari ketika mau pergi ke kampus untuk
memulai bimbingan tanpa henti- hentinyya dia memberikan motivasi yeng
berguna bagi kehidupan akhmad dan Insyallah berguna bagi kehidupan
kitanya nanti kelak tidak banyak tulisan akhmad dalam hal iini Dolphin
selalu memberikan senyum ketika akhmad sedang lemah, terus begini ya
phin!!! Sampai akhmad menyatukan doplhin.
10. Sahabat yang menemani dalam suka maupun duka dalam proses belajar
yakni : Eris, Aprihanda, Bima, Om arya, Alfidra, Rama, Ami, Aci, Kevin,
Dimas. Terima kasih atas waktu kalian selama proses perkulihan yang
menenmai ku awal perkuliahan hingga saat ini tidak bisa berkata- kata
banyak hanya mengucapkan termakasih. Semoga tali persaudaraan kita
tetap terjaga.
11. Teman seperbimbingan yakni : Adam, puspa, biiyes,oni, hani, tere yang
selalu memberitahu jika waktu bimbingan telah tiba-tiba. Terimakasih
semua teman- teman.
12. Azis syaputra, Agra,. yang menjadi salah satu penyemangat untuk
mengerjakan penulisan skripsi hingga akhirnya mencapai akhir,
terimakasih teman-teman SMA N 10.
13. Teman- teman seluruh Angkatan 2014 Jurusan Hubungan Internasional
yang menjadi penyemangat dalam penulisan skripsi ini, semoga kita dapat
menggapai cita- cita kita masing- masing dan selalu di bawah lindungan
Allah SWT.
1
14. Seluruh pihak yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam
bentuk apapun.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah
diberikan oleh semua pihak yang membantu dalam proses yang di jalanin oleh
penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, 19 Oktober 2018
Penulis,
Akhmad Asrori
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
1.4. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 10
2.2. Kerangka Konseptual ............................................................................. 16
2.2.1. Institusi Internasional .................................................................... 16
2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 19
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 20
3.1. Metode Penelitian ................................................................................... 20
3.2. Unit Analisis ........................................................................................... 22
3.3. Fokus Penelitian ..................................................................................... 25
3.4. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 25
3.5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 27
I
1
3.6. Teknik Analisis Data .............................................................................. 27
3.7. Validitas Data .......................................................................................... 27
BAB IV. GAMBARAN UMUM ......................................................................... 29
4.1. Profil Benua Afrika ................................................................................ 29
4.1.1. Profil Uni Afrika ........................................................................... 35
4.2. Isu Keamanan Non Tradisional .............................................................. 40
BAB V. ANCAMAN VIRUS ZIKA DI AFRIKA ............................................. 44
5.1. Virus Zika ............................................................................................... 45
5.1.1. Persebaran Virus Zika Di Afrika .................................................... 45
5.1.2. Jangka Waktu Virus Zika ............................................................... 47
5.1.3. Infeksi Virus Zika Di Afrika .......................................................... 50
BAB VI. RESPON UNI AFRIKA TERHADAP ANCAMAN VIRUS ZIKA 53
6.1.Perjanjian Terbentuknya African Center for Diseas Control and
Prevention (African CDC) oleh Negara Anggota Uni Afrika ........................ 53
6.2. Peran Uni Afrika Sebagai Institusi Regional di Afrika dalam
Menghadapi Ancaman Virus Zika .................................................................. 56
6.2.1. Dimensi Keanggotaan..................................................................... 56
6.2.1.1 Dimensi Keanggotaan Sebagai Upaya Menghadapi
Ancaman Virus Zika .............................................................................. 59
6.2.2. Dimensi Kecakupan Isu .................................................................. 61
6.2.2.1 Isu Virus Zika Sebagai Ancaman Untuk Uni Afrika ......... 64
6.2.3. Dimensi Isu Utama ......................................................................... 65
6.2.4. Dimensi Peraturan .......................................................................... 67
6.2.4.1 Dimensi Peraturan Guna Mengontrol Virus Zika .............. 69
6.2.5. Dimensi Fleksibilitas ...................................................................... 70
6.2.5.1 Dimensi Fleksibilitas dalam Penerapan Kebijakan Virus
Zika ........................................................................................................ 71
6.3. Respon Uni Afrika terhadap Ancaman Virus Zika 2015-2017 .............. 71
6.3.1. African Risk Capacity (ARC) sebagai Tameng Utama Afrika dalam
Menghadapi Ancaman Virus Zika ................................................ 69
II
1
6.3.1.1. Inovasi ............................................................................... 73
6.3.1.2. Penguatan ............................................................................ 9
6.3.1.3. Peningkatan ....................................................................... 82
6.3.1.4. Fokus Kebijakan ARC ...................................................... 84
BAB VII. PENUTUP ............................................................................................ 86
7.1. Kesimpulan ............................................................................................. 86
7.2. Saran-Saran ............................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86
LAMPIRAN
iii
1
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1. Peningkatan Virus Zika di Afrika .......................................................... 8
Grafik 4.1. Peningkatan Eksportir Minyak Bumi .................................................. 34
Grafik 4.2. Data Perang di Afrika Tahun 2015-2017 ............................................ 35
IV
1
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Daftar Negara-negara Uni Afrika yang Terinfeksi Virus Zika .............. 3
Tabel 2.1. Tabel Komparasi Penelitian Terdahulu................................................ 16
Tabel 4.1. Daftar Negara-negara Anggota Uni Afrika .......................................... 38
Tabel 5.1 . Daftar Negara Afrika yang Terjangkit Virus Zika ............................... 32
Tabel 6.1 . Daftar Negara-negara Uni Afrika ........................................................ 56
Tabel 6.2. Sembilan Fokus Isu Uni Afrika ........................................................... 58
Tabel 6.3. Isu Utama Uni Afrika ........................................................................... 62
Tabel 6.4. Pasal-Pasal Konstitusi Uni Afrika........................................................ 63
V
1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 20
Gambar 3.1. Kerangka Analitis .............................................................................. 26
Gambar 4.1. Letak Benua Afrika ........................................................................... 31
Gambar 5.1. Persebaran Virus Zika ....................................................................... 47
Gambar 5.2. Jangka Waktu Infeksi Virus Zika Di Afrika ..................................... 48
Gambar 6.1. Peta Strategi ARC ............................................................................. 68
Gambar 6.2. Peta Strategi Inovasi Mitigasi ARC .................................................. 73
Gambar 6.3. Skema Bagan Kebijakan ARC .......................................................... 76
Gambar 6.4. Fokus Kebijakan ARC ...................................................................... 79
VI
1
DAFTAR SINGKATAN
ARC : African Risk Capacity
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrom
AU : African Union
AHRI : The African Research Institute
COMESA : Common Market for East Southern Africa
ECCAS : Economic Community of Central Africa State
GAVI : Global Alliance for Vaccines and Immunization
HIPC : Highly Indebted Poor Countries
HIV : Human Immunodeficiency Virus
OAU : Organization Africa Unity
PHEIC : Public Health Emergency of International Concern
PRSPs : Poverty Reduction Strategy Papers
REC : Regional Economics Community
WHO : The World Health Organizaton
VII
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keamanan non tradisional menjadi salah satu isu yang dewasa ini
mengancam berbagai negara. Hal ini membuat negara-negara merumuskan
strategi yang tepat di tengah ancaman isu non tradisional yang merebak dalam
sistem global. Kehidupan berbangsa ataupun bernegara tidak lepas dari isu
keamanan baik tradisional ataupun non tradisional, dua hal tersebut yang kerap
menjadi perhatian antar-negara, keduanya akan selalu ada dalam interaksi antar
negara. Bahkan tidak jarang terdapat negara yang memiliki fokus kebijakan pada
masing-masing isu baik tradisional, maupun non tradisional, hal ini dilakukan
sebagai upaya dari suatu negara agar terbebas ancaman militer maupun nir-militer.
Berbagai ancaman yang dihadapi negara-negara di dunia salah satunya
ialah keamanan non tradisional, yang menekankan pada isu-isu nir-militer seperti;
environmental security, human security, political security, economic security,
military security (Buzan :1991). Keamanan non tradisional memiliki cakupan isu
yang luas, maka tidak mengherankan jika melibatkan banyak aktor, terutama
NGO, dan MNC (Hough :2007 18-20).
1
Afrika merupakan benua yang terletak di tengah-tengah Benua Asia dan
Benua Amerika, dipisahkan oleh Samudera Hindia dan Samudera Atlantik, Afrika
memiliki luas wilayah seluas 30.370.00 km persegi. Hal tersebut menjadikan
wilayah Afrika terbagi-bagi menjadi 4 wilayah Sub-Afrika yang mengikuti arah
mata angin (Utara, Selatan, Barat dan Timur) (ESA :2018).
Benua Afrika merupakan benua yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi,
sehingga kerap ditemui isu-isu keamanan non tradisional di benua tersebut (World
Hunger :2018). Kemiskinan di Afrika berbuntut panjang dan menyebabkan
masalah yang lebih kompleks, kejahatan merajalela, gizi buruk, belum lagi
ditambah krisis legitimasi yang sebagian besar dialami oleh negara-negara Afrika.
(Dissent Magazine :2018) Hal tersebut sukses membuat benua itu sebagai pusara
isu-isu keamanan non tradisional, salah satu yang menjadi ancaman dan telah
terjadi di Afrika adalah wabah. Berbagai wabah terjadi di Afrika seperti wabah
Ebola yang merebak beberapa tahun lalu hingga wabah Zika yang tengah
mengancam benua Afrika.
Virus Zika menjadi ancaman yang mengkhawatirkan bagi negara-negara
di Afrika, virus ini menyebar dengan cepat sama seperti Ebola, jika terlambat
ditangani maka akan menjadi wabah. Badan kesehatan dunia, WHO sendiri
mengklasifikasikan 4 kategori infeksi Virus Zika. Negara yang terjangkit kategori
1 menurut WHO berupa penemuan Virus Zika di Afrika. Kategori 2, Virus Zika
ini telah menyebar dan telah di temukan kasusnya serta telah menyerang ibu
hamil/kandungan ibu hamil. Kategori 3 virus ini berpotensi menjadi pendemik di
kemudian hari. Kategori 4 negara yang memiliki potensi terjangkit Virus Zika.
Dari penjelasan WHO tersebut, kategori 4 menjadi kategori yang paling
2
1
membahayakan, sedangkan kategori 1 menjadi kategori dengan tingkat risiko
paling kecil dan paling mudah ditangani. Berikut ini penulis telah merangkum
negara-negara Uni Afrika yang termasuk kategori 1-4 menurut WHO.
Tabel 1.1. Daftar Negara-negara Uni Afrika yang Terinfeksi Virus
Zika
No Negara Kategori
1 Afrika Selatan Tidak berpotensi
2 Algeria Tidak berpotensi
3 Aljazair Tidak berpotensi
3 Angola Kategori 1
4 Benin Kategori 4
5 Botswana Kategori 4
6 Burkina Faso Tidak berpotensi
7 Burundi Ketegori 2
8 Chand Kategori 4
9 Djibouti Tidak berpotensi
10 Eritrea Ketegori 4
11 Ethiopia Kategori 4
12 Gabon Kategori 2
13 Gambia Kategori 4
14 Ghana Kategori 4
15 Guinea Ketegori 4
16 Guiena khatulistiwa Tidak berpotensi
17 Guiena-Bissau Tidak berpotensi
18 Kamerun Kategori 2
19 Kenya Kategori 4
20 Komoro Tidak berpotensi
21 Lesotho Tidak berpontensi
22 Liberia Kategori 4
23 Libya Tidak berpotensi
24 Madagaskar Kategori 4
25 Malawi Kategori 4
26 Mali Kategori 4
27 Maroko Tidak berpotensi
28 Mauritania Tidak berpotensi
29 Mauritius Kategori 4
29 Mesir Tidak berpotensi
30 Mozambik Kategori 4
31 Mozambik belum Kategori 4
32 Namibia Kategori 4
33 Niger Kategori 4
34 Nigeria Kategori 2
3
1
35 Pantai Gading Tidak berpotensi
36 Republik Afrika Tengah Tidak berpotensi
37 Republik Demokratik Kongo Kategori 4
38 Republik Kongo Tidak berpotensi
39 Republik Sahrawi Tidak berpotensi
40 Rwanda Kategori 4
41 Sawo tome and Principle Kategori 4
42 Senegal Kategori 2
43 Seychelles Kategori 4
44 Sierra leone Kategori 4
45 Somalia Tidak berpotensi
46 Sudan Tidak berpotensi
47 Sudan Selatan Kategori 4
48 Swaziland Tidak berpotensi
49 Tanjung Verde Tidak berpontensi
50 Tanzania Kategori 4
51 Togo Kategori 4
52 TUnisia Tidak berpontensi
53 Uganda Kategori 2
54 Zambiia Kategori 4
55 Zimbabwe Kategori 4
Sumber: WHO, 2018
Kasus ini yang semakin santer terdengar ketimbang penyakit lainnya
seperti HIV-AID, karena memang memiliki potensi menjadi wabah tinggi. Virus
Zikapun mulai mewabah di Benua Afrika dari tahun 2015-2017. Kasus ini pun
menjadi perbincangan dunia internasional terutama WHO, selaku badan dunia
kesehatan yang menanggulangi penyakit di seluruh dunia sehingga badan
kesehatan dunia ini dapat mengantisipasi penyebaran Virus Zika agar tidak
menyebar ke seluruh dunia (WHO :2017).
Merebaknya Virus Zika tentunya membawa pengaruh terhadap kebijakan
Uni Afrika selaku badan regional, memiliki peranan penting dalam
menanggulangi berbagai masalah yang ada di Benua Afrika. Seperti diketahui
bahwa Afrika menyimpan banyak sekali isu-isu humaniter, seperti pelanggaran
HAM, perbedaan etnis sampai dengan pembantaian entis di karenakan konflik
4
1
internal, salah satunya penyakit seperti Virus Zika yang baru-baru ini di temukan
di Uganda. WHO tidak dapat menemukan obat untuk meminimalisir Virus Zika
seutuhnya, kecuali pada masa inkubasi. Oleh karena itu Zika yang merupakan
suatu penyakit berbahaya tentunya akan berdampak kepada respon Afrika baik itu
upaya pencegahan, vaksinasi, dan lebih pentingnya adalah strategi organisasi
regional itu dalam menangani isu non tradisional seperti Zika.
Virus Zika merupakan suatu virus yang membahayakan bagi sistem
kekebalan tubuh atau imunitas manusia, terutama bagi ibu hamil ini muncul di
kawasan Afrika di Uganda pada tahun 1947. Apabila terkena atau terinfeksi Virus
Zika dapat menyebabkan anak mengalami penyakit microosafali yaitu penyakit
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membuat kepala bayi mengecil
dan tidak stabil pertumbuhan otaknya. Virus Zika ialah salah satu jenis dari
Arbovirus yang memiliki hubungan erat dengan Filogenetik yaitu sebuah
pengelompokan penyakit Demam Berdarah, Chikungunya, Japanese Enchepalitis.
Pada umumnya penyakit Japanese Enchepalitis menyerang sel jaringan otak yang
mengakibatkan lumpuh secara semi permanen dan juga dapat mengakibatkan
kematian kepada sang bayi apabila tidak ditindaklanjuti. (Departemen Kesehatan
Afrika :2018).
Menurut PHEIC (Public Health Emergency of International Concern)
menyatakan bahwa keadaan status darurat Virus Zika karena menyebar ke
berbagai penjuru dunia. WHO selaku badan kesehatan internasioanal mengajak
untuk bekerjasama dalam hal memberantas atau mengurangi Virus Zika tersebut
(Lomeau :2016).
5
1
Nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Africanus ini memang berasal dari
hutan yang berada di Uganda, Afrika bagian Selatan. Seorang peneliti dari Yellow
Fever Research Institute mengemukakan bahwa nyamuk jenis ini sama seperti
nyamuk jenis penyakit Chingkungnya dan demam berdarah. Wabah penyakit
Virus Zika ini telah menjangkiti berbagai negara yakni: Tanzania, India,
Indonesia, Malaysia, dan Pakistan. WHO membuat sistem vaksinasi terhadap
masyarakat internasional terutama kepada ibu hamil dan juga melarang berpergian
ke wilayah yang rawan terkena penyakit Zika (Medical Daily :2018).
Afrika memiliki beberapa sumber penyakit yang amat memprihatinkan
terlebih lagi pada kemiskinan, krisis pangan yang membuat jutaan rakyat tewas.
Negara adidaya memberikan suatu bantuan internasional untuk menanggulangi
kemiskinan dan krisis pangan di Afrika. Ancaman sebuah reaksi negara terhadap
negara besar yang ingin atau telah mengembangkan teknologi militer/nir-militer
(Greg :2014). Negara kecil ini bersikap deffensive yaitu apabila di analogikan di
dalam kasus Virus Zika sangatlah relevan, karena dalam kasus ini yang menjadi
rational actor yakni Afrika yang terancam khususnya di Afrika utara sebab
terdapat hutan Uganda yang memiliki banyak sarang nyamuk yang menyebabkan
Virus Zika itu sendiri.
Kemunculan pertama di Brasil kemudian segera menyebar ke negara-
negara Amerika Latin lainnya. Gejala Virus Zika sama seperti gejala demam
berdarah yakni sakit kepala, nyeri otot selama 1 minggu. Pasian yang telah
dinyatakan terinfeksi Virus Zika, maka harus diinkubasi selama 1-2 minggu
dalam proses rawat jalan untuk meringankan penyakit Virus Zika ini. Pada tahun
2013 Virus Zika telah mewabah ke sejumlah negara di kawasan Kepulauan
6
1
Jan-Feb 2015, 14 Mar-Apr 2015, 15
Mei-Jun2015, 20Jul-Agu 2015, 20
Sep-Okt 2015, 23Nov-Des 2015, 40
Jan-Feb 2016, 86
Mar-Apr 2016, 114
Mei-Jun 2016, 126Jul-Agu 2016,
138
Sept-Okt 2016, 144
Nov-Des 2016, 148
Januari 2017, 76
Pasifik dan tahun 2015 Virus Zika mewabah di Amerika Selatan dan Amerika
Tengah, serta Karibia. Virus ini juga mewabah ke Asia Tenggara seperti Thailand
dan Indonesia namun masih bisa diatasi (Departemen Kesehatan Afrika :2017).
Penyebaran Virus Zika sebagai isu yang sangat memengaruhi dunia
internasional serta mempertanyakan peranan WHO selaku badan kesehatan dunia,
sebab badan ini memiliki peranan penting untuk mengantisipasi Virus Zika.
Penyakit yang terkait dengan virus ini menyebar ke bagian Amerika Latin pada
tahun 2015, seketika itu tahun 2016 dinyatakan keadaan darurat kesehatan global.
Tidak hanya Brasil saja yang telah terjangkiti oleh Virus Zika ini, tetapi negara
negara Amerika Selatan yakni: Cape Verde, Honduras, Martinique, Suriname, dan
Panama. Penyebaran Virus Zika ini melalui udara dan isu ini menjadi kian
kompleks dan krusial bagi dunia kesehatan terutama WHO. Berikut ini penulis
menampilkan grafik peningkatan kasus Virus Zika di Afrika, dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir dari Januari 2015 hingga Januari 2017.
Grafik 1.1 Peningkatan Virus Zika di Afrika
Sumber: WHO 2018
7
1
Setiap kawasan di dunia membutuhkan rasa aman dari ancaman non
tradisional, salah satu yang sedang dihadapi bersama oleh negara-negara di dunia
adalah Virus Zika. Virus ini tidak hanya merebak di Amerika Selatan sebagai
tempat kawasan pertama sebagai pandemik Virus Zika, namun telah merebak juga
hingga ke Benua Afrika.
Grafik sebelumnya memperlihatkan bahwa pada Januari 2015 hingga
Januari 2017 terjadi peningkatan kasus Virus Zika di Afrika dalam kurun waktu
tiga tahun tersebut. Dimulai dari bulan Januari sebesar 8 kasus kemudian
meningkat diikuti oleh tahun-tahun berikutnya. Puncak kasus Virus Zika yang
terjadi di Afrika terjadi pada akhir tahun 2016, ketika dalam kurun waktu dua
bulan tepatnya bulan November dan Desember tahun 2016 total kasus virus ini
sebesar 140 kasus yang terjadi di Afrika. Data tersebut mengindikasikan bahwa
terdapat persebaran dan juga peningkatan yang terjadi di seluruh wilayah Benua
Afrika, tentunya hal ini akan membuat negara anggota serta Uni Afrika sendiri
bergerak guna menanggulangi penyakit tersebut sebelum berubah menjadi sebuah
wabah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran terkait dengan Virus Zika yang menjadi ancaman
bagi Afrika, sehingga menyebabkan wabah yang dapat dikatakan mengancam
kehidupan masyarakat Afrika, penulis menarik sebuah rumusan masalah
penelitian yakni: Bagaimana respon Uni Afrika terhadap ancaman Virus Zika
dalam periode 2015-2017?
8
1
1.3. Tujuan Penelitian
Dalam skripsi ini penulis memiliki beberapa tujuan penelitian yakni:
1. Menjelaskan ancaman Virus Zika di Afrika dalam periode 2015-
2017; dan
2. Menganalisis respon Uni Afrika terhadap ancaman Virus Zika
selama periode 2015-2017.
1.4. Kegunaan penelitian
Dalam menganalisis kasus Virus Zika ini terdapat 2 kegunaan penelitian
yakni :
• Kegunaan Teoritis
Di harapkan turut mengembangkan teori-teori hubungan internasional
khususnya teori regional Afrika yang mana kawasan regional selaku aktor yang
berperan penting dalam mengatur konstelasi politik, ekonomi, dan kesehatan di
Afrika serta WHO selaku badan kesehatan internasional.
Diharapkan menjadi rujukan bagi akademisi peneliti yang ingin
mengetahui tentang kasus Virus Zika di Afrika.
• Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan rujukan bagi para akademisi,
masyarakat umum, serta praktisi keilmuan HI dalam memahami fenomena
keamanan non tradisional di Afrika.
9
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Virus Zika sejauh ini hanya berkaitan dengan
keilmuan kedokteran, tidak ada yang lebih jauh membahas hal tersebut, misalnya
respon maupun yang memiliki dimensi keilmuan hubungan internasional. Penulis
merangkum beberapa penelitian yang terkait dengan Virus Zika dikarenakan
sangat sedikit mengenai topik penelitian bersangkutan, penulis kemudian mencari
jurnal yang paling mendekati dengan topik skripsi yang penulis bahas.
Pertama jurnal yang ditulis oleh Candance Johson dan Brent Mcdonald
berjudul Pregnant woman versus mosquito A feminist epidemiology of Zika virus
ditulis pada tahun 2017. Jurnal Candance Johnson menjelaskan Virus Zika dan
serta melindungi dari infeksi Virus Zika, berbagai upaya pemeritahan dalam
mencegah Virus Zika mulai dari mencegah kehamilan mulai dari 2018 di negara
El Salvador, yang mana kedua pendapat ini sangat berkaitan mengenai Virus
Zika. Fokus penelitiaan ini mengacu pada kebijakan El Savador ketika Virus Zika
menjadi sebuah pandemic. Perbedaan dengan penelitian ini adalah analisis yang
ada di skripsi ini lebih mengarah kepada respon, sedangkan persamaannya yakni
tentang topic Virus Zika.
1
Kedua menurut Brent McDonald Pada tanggal 18 November 2016
mengumumkan keadaan status darurat Virus Zika telah menyebar. Sementara itu
perlindungan wanita di Amerika Selatan terhadap infeksi Zika masih rendah, dan
pemeritahan pengadilan di Brasil melakukan suatu tindakan aborsi terhadap ibu
yang sedang mengandung. Hal ini di lakukan agar dapat minimalisasi Virus Zika
yang sangat ditekankan di kawasan Amerika Latin yakni: Brazil dan El Salvador
(Amnesty International :2015) seperti diketahui bahwa Virus Zika ini telah
mewabah ke berbagai negara termasuk Asia. Sebaliknya Pemerintah Brazil
mempertimbangkan unttuk meningkatkan hukuman atau larangan kepada ibu
yang sedang mengandung untuk mengaborsi kandungannya di karenakan
terinfeksi Virus Zika (Ibid :238). Persamaanya dengan penelitian ini yakni
menganalisis pada suatu isu, sedangkan perbedaanya adalah subjek penelitiannya
skripsi ini mengambil subjek Afrika.
Jurnal tersebut menjabarkan terkait dengan kebijakan Pemerintah Brasil
yang melarang warganya untuk berpergian keluar rumah, terutama bagi mereka
perempuan yang mengandung (Brum :2016 237). Hal ini dilakukan sebagai upaya
minimalisasi merebaknya wabah Zika di Brasil, cara ini terbilang tidak berjalan
mulus, meski kebijakan tersebut diterapkan kasus Zika kerap ditemukan bahkan
meningkat di Brasil (Ibid :2016).
Kasus ini telah menjadi epidemik karena peneyebaran wabah Virus Zika
melalui arus urbanisasi dan globalisasi yang dilakukan oleh para imigrant
internasional yang terpencar di berbagai penjuru dunia. Paul Epstein dalam
artikelnya yang berjudul Influential paper on climate change and human health
yang menjelaskan bahwa perkembangan nyamuk Aedes aegypti berawal dari
11
1
perubahan cuaca atau suhu yang semakin meningkat. Perkembangbiakan Aedes
aegypti yakni dengan cara perkawinan silang dengan nyamuk lainnya. Di sisi lain
nyamuk memiliki cara guna menyebarkan penyakitnya yakni, mengigit dan serta
menyebarkan wabah Virus Zika melalui udara sebagai alat penyebarannya dan
arus urbanisasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelummnya bahwa Aedes aegypti
sebagai sebuah perantara Virus Zika yang membahayakan janin dan kehamilan
bagi ibu hamil dan Virus Zika tersebut identikan dengan Flavirus di Brazil.
Di sisi lain penggunaan Larvicides merupakan sebuah penyebaran
inssektisida cukup membantu guna mencegah penyebaran wabah penyakit Virus
Zika yang di tularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Sementara itu WHO menampik
rumor bahwa penyebaran Virus Zika ini ialah semata-mata dari air liur monyet
(WHO :2016 236).
Bayi yang mengalami microcephaly yakni kepalanya mengecil tidak
terlihat seperti bayi pada umumnya dan otak tidak berkembang sebagaimana
mestinya. Banyak janin dengan kondisi ini seperti ini mengalami keguguran dan
banyak lainnya meninggal selama kelahiran atau pasca kelahiran dikarenakan ke
tidakseimbangan otak dengan sel jaringan saraf. Meskipun mereka selamat dari
kelahiran akan mengalami cacat secara permanen.
Ketiga sebuah disertasi yang ditulis oleh Amanda Lloyd dan Rachel
Murray berjudul Institutions with Responsibility for Human Rights Protection
under the African Union ditulis pada tahun 2004. Jurnal tersebut diterbitkan dari
Journal of African Law Volume 48 nomor 2 tahun 2004 halaman 165 sampai 186.
Fokus penelitian jurnal tersebut adalah dasar dari sebuah kebijakan merupakan
inti dari lahirnya sebuah aksi yang dilancarkan oleh sebuah negara. Penelitian ini
12
1
membahas mengenai hal-hal yang mesti dipenuhi guna mewujudkan hak asasi
manusia dalam suatu kawasan yakni jaminan politik dan juga kejelasan hukum
yang menjamin keberlangsungan hak asasi manusia. Hasil dari penelitian ini
adalah suatu respon sejatinya membutuhkan legal standing yang kuat agar bisa
diterapkan, tentu saja hal ini penting dilakukan guna keberlangsungan respon
tersebut serta memiliki hukum tetap. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
spesifikasi kasus yang dikaji, jika dalam penelitian ini mengacu pada hukum,
sedangkan skripsi ini membahas secara general. Persamaanya adalah membahas
tentang Uni Afrika sebagai subjek penelitian.
Keempat tesis yang ditulis oleh Adunola Abiola, B.A. berjudul
Information Support for Security Policy at the African Union yang ditulis pada
tahun 2009 dari Georgetown University. Tesis ini membahas mengenai institusi
Uni Afrika yang berusaha untuk menjadi promoter serta penjamin dari keamanan
di seluruh wilayah Benua Afrika. Namun untuk mewujudkan itu semua
dibutuhkan sebuah sinergitas antara pihak yang ada dalam organisasi regional
tersebut, salah satunya adalah informasi yang komperhensif mengenai ancaman
peluang serta tantangan yang akan di hadapi oleh UA. Fokus penelitian ini adalah
pembuatan informasi yang komperhensif guna menjadi bahan pembuatan
kebijakan. Hasil dari penelitian ini adalah Uni Afrika mesti mendorong sinergitas
tersebut salah satunya dengan memulai langkah kecil seperti manajemen krisis
yang hal ini sangat berguna ketika konflik horizontal terjadi. Perbedaanya disini
adalah respon Afrika yang dipandang melalui kacamata keamanan non tradisional
sedangkan persamaannya membahas mengenai Uni Afrika.
13
1
Kelima adalah Disertasi yang ditulis oleh Setsuko Tamura berjudul,
Rethinking Pan-Africanism in the AU-led Regional Integration of Africa: Identity
Politics in the Diaspora Involvement, Afro-Arab Relations and Indian Ocean
Islands dari The State University of New Jersey yang ditulis pada tahun 2011.
Fokus dari penelitian ini membahas mengenai partai yang terlibat di Afrika
ternyata memberi sebuah pengaruh terhadap integrasi yang ada di Afrika,
kebanyakan dari partai tersebut memiliki beberapa afiliasi yang cukup kuat. Hasil
dari penelitian ini adalah integrasi yang dicari oleh kawasan Afrika memiliki
beberapa faktor pendukung salah satunya adalah partai yang berafiliasi dengan
oknum yang berasal dari luar Afrika, oleh karenanya integrasi sulit tercapai
karena terjadi campur tangan asing dan juga kepentingan dari luar yang turut
tercampur dalam kontestasi politik di Uni Afrika. Perbedaan dari penelitian ini,
adalah fokus dalam skripsi ini fokus pada keamanan non tradisional sedangkan,
persamaannya adalah Uni Afrika.
Peneliti menyadari bahwa belum ada penelitian yang sangat spesifik
membahas Virus Zika secara umum, hal ini disebabkan karena penelitian ini
belum banyak. Untuk penelitian terdahulu disebabkan sedikitnya penelitian
spesifik, penulis mengutip penelitian yang paling mendekati dengan topik
penelitian penulis. Penulis menggunakan sebanyak lima penelitian terdahulu, pun
penulis menyadari bahwa bahwa kelima penelitian terdahulu tersebut memiliki
subjek, dan objek peneltian yang berbeda. Oleh karena itu penulis membuat tabel
yang membedakan penelitian terdahulu yang penulis ambil mulai dari objek dan
dan subjek penelitian, metode penelitian, serta tidak lupa hasilnya sebagai berikut.
14
1
Tabel 2.1. Komparasi Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Metode Hasil
1 Candance Johson Pregnant woman
versus mosquito
A feminist
epidemiology of
Zika virus
Kualitatif
(Case Study)
Terdapat
upaya dari
pemerintah El
Savador guna
menanggulangi
ancaman Virus
Zika
2 Brent McDonald Kualitatif
(Case Study)
Terdapat
respon guna
pencegahan
Virus Zika di
negara Brazil.
3 Lloyd dan Rachel
Murray
Institutions with
Responsibility
for Human
Rights
Protection under
the African
Union
Kualitatif,
(library
research)
Sebuah respon
membutuhkan
legal standing.
4 Adunola Abiola,
B.A.
Information
Support for
Security Policy
at the African
Union
Kualitatif
(fenomenologi)
UA harus
bersinergi
untuk menjadi
promotor serta
penjamin
keamanan di
seluruh
wilayah Afrika
5 Setsuko Tamura Rethinking Pan-
Africanism in the
AU-led Regional
Integration of
Africa: Identity
Politics in the
Diaspora
Involvement,
Afro-Arab
Relatons and
Indian Ocean
Islands
Kualitatif
(fenomenologi)
Perlu
penguatan
pengaruh
bangsa Afrika
sendiri
ketimbang
bangsa luar
agar tercipta
integrasi
kawasan.
Sumber: Hasil olahan peneliti
15
1
2.2 Kerangka Konseputual
2.2.1. Konsep Institusi Internasional
Penulis menggunakan teori institusi internasional dari buku yang ditulis
oleh Barbara Koremenos, berdasarkan penjelasan dalam bukunya institusi
internasional baik itu dalam lingkup internasional dan regional keduanya
memiliki persamaan yakni hasil dari sebuah persetujuan. Sebab hasil dari
persetujuan institusi internasional memiliki lima dimensi kunci sebagai penanda
bahwa mereka adalah sebuah institusi, dan institusi tersebut bekerja berdasarkan 5
dimensi yang dipegang tersebut.
Barbara mengatakan dimensi tersebut adalah keanggotaan, kecakupan isu,
isu utama, peraturan, fleksibilitas (Barbara :2003 28). Institusi biasanya memiliki
aturan keanggotaan, bagaimana menjadi anggota, hukuman, serta seperangkat
aturan untuk mengeluarkan anggota. Kedua adalah kecakupan isu biasanya
isntitusi hanya berfokus kepada isu dan membatasi isu-isu mana saja yang
menjadi kewenangannya dan setelahnya dapat dicarikan solusi.
Ketiga adalah isu utama, hal ini tidak lebih dari fokus dan pondasi istitusi
tersebut berdiri, karena isu yang ada membuat sebuah institusi yang memiliki
konsentrasi isu. Sebauh institusi pula memiliki peraturan yang diterapkan dan
menjadi pedoman bagi negara-negara anggotanya, hal ini yang dapat menjalankan
roda pemerintahan institusi tersebut. Selain itu dengan adanya peraturan dalam
institusi, sebuah isu dapat ditangani dengan melihat terlebih dahulu peraturan
yang telah disepakati (SOP), termasuk wabah atau isu yang pergerakannya cepat.
Keempat adalah peraturan yang dibuat oleh institusi tersebut, dan untuk
institusi tersebut. Hal ini menyebabkan sebuah institusi memiliki payung hukum
16
1
dan SOP tersendiri yang memang wajib dijalankan oleh institusi tersebut. Kelima
adalah fleksibilitas, insitusi tentunya memiliki sifat fleksibel, artinya jika suatu isu
terjadi maka institusi tersebut dalam bekerja sesuai SOP tanpa ada yang
melarangnya, misalnya institusi palang merah internasional yang memiliki
fleksibilitas untuk bekerja di daerah konlik tanpa takut dilukai. Dalam payung
institusi tersebut pulalah sebuah kerjasama yang terjalin antar anggota sebuah
institusi dapat terjalin serta dapat bertahan lama.
2.2.2. Konsep Keamanan Manusia
Penelitian ini mengacu kepada buku karya Hideaki Shinoda yang berjudul
The concept of human security yang mana terkandung dalamnya mengenai konsep
Human Security. (Human Development Report 1994). Human security ini
berkaitan dengan national security dalam menganalisis sebuah negara dan juga
konsep tradisional ini bagian dari kajian hubungan internasional yang mana
menekankan kepada sistem pertahankan militer suatu negara. Di dalam buku ini
menjelaskan Human development report yakni sebuah proses pengambilan
keputusan dari respon suatu negara, sementara itu human security menjelaskan
bahwa negara akan melindungi keselamatan warga negaranya sendiri baik itu
ancaman militer maupun nir-militer (Kaoruko :1998 86-89). Ada 2 aspek utama
dalam konsep Human security yakni :
1. Keselamatan yang artinya terhidar dari ancaman kelaparan kepada rakyat
dan seluruh bangsanya, penyakit, penidasan dan perlindungan dari
berbagai aksi kekerasan dan konflik.
2. Menekakan kepada kebebasan kepada setiap individu (Ibid :1998 24).
17
1
Seperti yang diketahui bahwa konsep human security berkaitan dengan
konsep tradisional dalam buku ini menjelaskan beberapa aspek yang dimiliki oleh
konsep tradisional yakni :
Demokrasi dan konstitusionalisme di era modern ini pemerintah harus
memberikan perturan untuk menjaga demokrasi domestik dan keamanan
internasional merupakan hasil dari konsep human security yang mana
menekankan kepada balace of power dalam pengambilaan keputusan untuk
politik sebuah negara pada abad 18 dan 19 (Bull :1977 Bag 8).
Menurut Buzan, human security adalah sebuah konsep yang
mengedepankan kesalamatan manusia sebagai prioritas utama agar terlindungi
dari pelbagai ancaman (Buzan : 1983). Ancaman dimaksud bisa bersumber militer
maupun nir-militer, negara harus memastikan manusia terbebas dari ancaman itu,
ancaman nir-militer bisa seperti wabah penyakit, kelaparan, ataupun kemiskinan
(Ibid :1983). Selanjutnya terkait dengan keamanan non tradisional penulis
mengutip pernyataan dari peneliti keilmuan HI terkemuka Barry Buzan tentang
keamanan non tradisional.
“New Patterns of Global Security in the TwentyFirst
Century”, the “five sectors do not operate in isolation from each
other. Each defines a focal point within the security
problematique, and a way of ordering priorities, but all are woven
together in a strong web of linkage”(Buzan :1991 433)
Buzan berujar bahwa keamanan non tradisional terbagi menjadi lima yakni;
militer, politik, ekonomi, society, dan lingkungan (Ibid :1991). Berdasar pada
argumen Buzan tersebut penulis akan mengkategorikan sembilan fokus isu yang
18
1
sebelumnya telah dipaparkan untuk membutktikan bahwa isu utama yang
dihadapi oleh UA adalah keamanan non tradisional.
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Respon Uni Afrika
Mitigasi (African
Risk Capacity)
Ancaman Virus Zika akan merugikan negara
dan masyarakat di Afrika
Penguatan
Institutional Standard Operating Procedure
Inovasi Peningkatan
19
1
BAB III
. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah studi kasus, studi kasus
merupakan sebuah metode penelitian yang pada praktiknya mencoba untuk
meneliti sebuah kasus yang terjadi dalam sistem internasional. Studi kasus
mencoba menelaah penyebab, serta memberi masukan serta saran guna mencari
jalan keluar dari kasus yang masuk dalam arena penelitian. Hal ini dikuatkan oleh
pendapat dari Robert K. Yin yang mengatakan, Yin maintains that single case
studies (case study) are relevant for critical cases in order to test theory, or to
analyze cases that may be extreme, typical, revelatory or longitudinal (Yin :2014
282).
Kutipan dari Robert Yin, di atas mengatakan bahwa studi kasus
merupakan, salah satu metode yang tepat guna mengukur atau menguji suatu
teori, serta mengalisanya. Selain itu studi kasus memiliki beberapa kelebihan
yakni dapat memahami permasalahan sampai sedetail mungkin. Sedangkan
pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah kualitatif deskriptif, yang
menitikberatkan kepada sebuah proses pencarian data data atau pengumpulan data
1
yang bersifat kredibel dan aktual. Selanjutnya data yang telah disajikan atau telah
di dapatkan di analisis mengggunakan teori –teori atau konsep yang ada di dalam
hubungan internasional, apabila di spesifikan lagi kualitatif membutuhkan data
yang empiris atau bukti yang berdasarkan keadaaan yang sebenarnya telah terjadi
(Neuman :2012 38-39). Yang mana ini akan menjadi pertimbangan untuk
menganalisis data.
Selain buku Robert K. Yin, penulis juga menggunakan buku yang ditulis
oleh seorang profesor UGM Mochtar Mas’oed yang berjudul Ilmu Hubungan
Internasional: Disiplin dan Metodologi. Dalam buku tersebut, penulis mendapati
petunjuk Unit analisis, hal ini akan penulis jelaskan pada sub bab selanjutnya.
Neuman menjelaskan dalam tipe penelitian kualitatif yang ada beberapa
tipe-tipe penelitian yang menjadikannya memperkuat data ialah : (1) Evaluation
Research ialah penelitian ini mencoba menguji decision making policy atau
pembuatan respon yang telah dibuat oleh pihak pemerintah, (2) Action Research
ialah suatu penekanan terhadap ilmu pengetahuan yang di milki sangat penting
karena sebagai yang bersifat empiris, sehingga untuk mencapai kasus/intisari yang
sebernanya, (3) Social Impact Assessment ialah sebuah data kasus yang di
dapatkan berdasarkan dokumen-dokumen dalam bentuk kasus (Herbert :2013 25-
31).
Berdasarkan penjelasan yang telah di jelaskan pada metode penelitian ini
maka harus menggunakan data-data dokumen sebagai bukti dari kasus yang telah
di sebutkan dan dijelaskan. Selanjutnya untuk memperkuat ataupun mempertegas
argumen dapat menggunakan konsep yang telah ada dalam buku maupun jurnal
sebagai panduan untuk menganalisis setiap kasus.
21
1
Tujuan dari penelitian kualitatif ialah untuk memperjelas suatu fenomena
atau kasus yang ada serta di wajibakan untuk seorang peneliti untuk membangun
suatu konsep agar tidak terjadi kesalahan data dalam menganalisis data ataupun
mengintrepretasi data tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara deduktif yakni
mencari data-data dari kesimpulan umum atau mengeneralisasikan yang telah
diuraikan menjadi contoh yang telah ada atau berdasarkan fakta-fakta untuk
menjelaskan kesimpulan di bagian akhir untuk menyempurnakan kasus tersebut.
Tipe penelitian ini cocok digunakan untuk mendeskripsikan kasus Virus
Zika hal ini menjadi sorotan kesehatan dunia terutama WHO yang berperan
penting dalam penanggulangan dan mewabahnya Virus Zika melewati batas-batas
wilayah internasional seperti yang telah di jelaskan sebelumnya pada grafik 1.1
yang telah dijelaskan sebelumnya dari tahun 2016-2017 terus mengalami
peningkatan yang cukup pesat (lih.halaman 9).
3.2. Tingkat Analisis
Mengikuti petunjuk pada buku tersebut penulis menyatakan bahwa level
analisis pada skripsi ini berada pada level regional, yakni regional Afrika. Level
analisis sendiri merupakan level yang menyatakan posisi riset peneliti. Level
analisis ini terbagi menjadi beberapa level, mengikuti pedoman buku yang
dikarang oleh Mohtar Mas’oed tahun 2001.
Level analisis yang pertama adalah level analisis individu. Ini merupakan
level analisis yang paling bawah. Level analisis individu ini hanya melibatkan
aktor individu secara pribadi, seperti Barack Obama, Donald Trump, ataupun
orang serta tokoh yang dirujuk langsung (Mas’oed :2001).
22
1
Kedua adalah level analisis tingkat state atau negara. Level analisis ini
merupakan yang kedua terkecil setelah individu, pada level analisis negara,
penelitian ini biasanya sudah terbilang luas sebab hanya mencakup negara.
Penelitian yang cenderung berada pada level analisis negara ini, lebih merujuk
pada suatu negara seperti kebijakan negara, maupun regulasi, dan memiliki ciri
khas yakni memiliki sudut pandang dari negara tersebut (Mas’oed :2001).
Ketiga adalah level analisis regional, pada level analisis kawasan ini,
sudah sangat luas sebab mencakup beberapa negara, serta permasalahannya
semakin kompleks. Salah satu ciri dari level analisis ini adalah terdapatnya
institusi yang menjadi ciri khas dari suatu kawasan. Contohnya adalah ASEAN,
Uni Eropa, serta Uni Afrika, jika posisi riset pada level analisis ini maka
permasalahan yang diangkat pasti akan kompleks (Ibid :2001).
Terakhir adalah level analisis sistem. Sistem yang dimaksud adalah sistem
internasional, ini merupakan level analisis paling tinggi dan sangat kompleks.
Biasanya penelitian yang berada pada level analisis ini cenderung sangat
kompleks, karena melibatkan banyak sekali objek, serta subjek penelitian yang
diangkat.
Berdasarkan keempat level analisis itu, skripsi ini memposisikan level
analisis pada level regional atau lebih tepatnya institusi Afrika. Penelitian ini
mencakup keseluruh BenuaAfrika, lebih tepatnya mengenai Virus Zika oleh sebab
itu penulis menempatkan level analisis pada tingkat institusi. Sedangkan untuk
Unit analisis pada skripsi ini adalah, Uni Afrika, kemudian Badan Regional
Kesehatan Uni Afrika (AHRI) serta WHO tingkat regional Afrika. Ketiganya
23
1
penulis gunakan sebagai Unit analisis dalam menjawab permasalahan yang
diangkat dalam skripsi ini.
Unit eksplanasi sendiri merupakan Unit penjelas, inilah yang digunakan
penulis dalam menggambarkan situasi yang ada dilapangan serta tentunya
menjawab pertanyaan penelitian (Mas’oed :1990 370). Unit eksplanasi yang
pertama adalah kebijakan kesehatan khususnya terkait Zika dalam taraf regional,
hal ini akan menjawab secara utuh mengenai kejadian yang sebenarnya terjadi di
lapangan. Kedua adalah interval infeksi, infeksi tentunya membutuhkan waktu,
cepat atau lambat memang bergantung pada hal yang sifatnya biologis, namun
semakin cepat infeksi maka membutuhkan penanganan yang lebih cepat pula.
Ketiga adalah jumlah infeksi, semakin banyak korban yang berjatuhan,
maka semakin layak penyakit tersebut masuk dalam kategori pandemi. Kemudian
tingkat persebaran, hal ini akan melihat negara mana saja yang terinfeksi Zika,
semakin luas persebaran maka semakin cepat respon yang dibutuhkan. Terakhir
adalah kebijakan tiap negara anggota Uni Afrika, hal ini penting karena jika suatu
penyakit mampu ditangani negara maka tidak akan sampai pada tahap regional.
Semakin banyak negara yang terinfeksi maka negara yang terjangkit tersebut
makin menuntut institusi kawasannya untuk segara turun tangan.
Kemudian penulis akan menjelaskan Unit analisis dari skripsi ini. Dimulai
dari Unit analisis yakni ancaman Virus Zika, dapat dimaknai sebagai analisis dari
Unit eksplanasi dalam skripsi ini. Kemudian Unit eksplanasi dari skripsi ini
adalah respon Uni Afrika, respon ini sebagai reaksi atas merebaknya Virus Zika di
Afrika. Inilah yang menjadi subjek kunci dari penelitian ini, oleh karenanya
penelitian penulis tidak akan berbeda jauh dan akan selalu mengaitkan kedua Unit
24
1
analisis tersebut. Hal ini akan membantu penulis dalam menemukan gap dan juga
akan membantu penulis dalam menganalisis penelitian penuis ini akan menjadi
komando penulis.
25
1
Tingkat Analisis
Unit Analisis Unit Eksplanasi
Respon Uni Afrika Ancaman Virus Zika 2015-2017
3.3. Fokus penelitian
Fokus penelitian ini kepada respon Uni Afrika terhadap ancaman Virus
Zika yang mana Virus Zika ini berasal dari Brazil ke Benua Afrika yang
mengalami peningkatan pada 2015-2017. Oleh karena itu skripsi ini memiliki
fokus pada organisasi regional Afrika yakni Uni Afrika (AU) beserta responnya
terhadap Virus Zika dengan indikator meliputi: kebijakan kesehatan, interval
infeksi, jumlah infeksi.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan merupakan data respon yang dikeluarkan oleh Uni
Afrika, data tersebut merupakan Blue Print respon setiap negara anggota Afrika,
serta Uni Afrika itu sendiri. Data yang penulis cari merupakan data mengenai
respon Uni Afrika terhadap isu keamanan non tradisional, lebih detail tentang
human security atas maraknya isu non tradisional yang ada di Afrika. Jenis data
yang digunakan pada skripsi kali ini adalah jenis data sekunder, data sekunder
merupakan data yang berasal dari jurnal tahunan, situs pemerintah, buletin berita.
Skripsi ini menggunakan data sekunder disebabkan penulis tidak memiliki
kemampuan untuk mengumpulkan data primer, atau data utama dengan tempat
kejadian topik ini berlangsung yakni Afrika.
Adapun sumber data yang digunakan penulis pada skripsi kali ini adalah:
Gambar 3.1. Kerangka Analitis
26
1
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis pada skripsi ini adalah :
a. Studi pustaka
Studi pustaka ini merupakan teknik pengumpulan data yang penulis
jadikan sebagai teknik utama dalam mengumpulkan data, hal ini disebabkan
karena penulis harus merujuk kepada buku, artikel ilmiah, dan jurnal yang
memiliki kredibilitas tinggi penulis menerapkan studi pustaka dari literatur-
literatur Eropa serta Amerika.
b. Internet
Internet adalah salah satu teknik pengumpulan data yang mudah bagi
penulis, internet juga menjadi sarana bagi jurnal dan artikel internaisonal dalam
publikasi ilmiahnya oleh sebab itu internet menjadi sebuah teknik pengumpulan
data yang tepat menurut penulis.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah teknik
dikemukakan oleh Crewell, teori yang dikemukakannya menjadi tuntunan bagi
penulis untuk menganalisis data yang ada, Crewell mengatakan bahwa data yang
diperoleh harus diolah kemudian dikaitkan kepada teori dan berakhir pada suatu
kesimpulan (Creswell :2009).
3.7. Validitas Data
Validitas data menurut penulis merupakan sebuah pembuktian data dalam
penelitian yang menilai apakah penelitian tersebut memiliki kualitas yang tinggi
27
1
atau tidak. Menurut Guba dan Lincoln sebuah validitas tinggi jika keberhasilan
penelitian mencapai tujuan untuk mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan
settings proses yang kompleks (Guba & Linclon :1989). Sejatinya terdapat satu
lagi cara untuk menguji keabsahan data yang sering digunakan dalam penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Traingulasi data merupakan sebuah uji keabsahan
data melalui pemeriksaan sumber yang digunakan dalam penelitian denga
berdasar tiga sumber (Martens :2012). Lebih lanjut Guba dan Lincoln
menjabarkan untuk mendapatkan keabsahan data data yang tinggi, seorang
peneliti dapat menempuh berbagai cara seperti, terjun langsung terhadap studi
kasus, mengonfirmasi kembali, diskusi panel, dan terakhir adalah observasi.
Skripsi ini akan mencoba untuk menguji keabsahan data dengan cara
triangulasi, triangulasi merupakan cara yang dapat penulis tempuh. Cara penulis
menggunakan triangulasi yakni dengan mengecek data yang penulis dapat melalui
tiga sumber yakni rilisan media pemerintah, laporan tahunan, dan juga kerangka
kerja yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Ketiganya yang penulis dapati
selama melakukan penelitian, dan menjadi sinergitas untuk menguji keabsahan
data untuk penelitian ini.
28
1
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan gambaran umum terkait dengan instiitusi Uni Afrika,
serta dinamika yang terjadi di dalamnya seperti dinamika keamanan non
tradisional. Bab ini terbagi menjadi dua bagian, bagian yang pertama menguraikan
profil Benua Afrika serta isu dan dinamika kemanana non tradisional yang
dihadapi oleh Afrika. Bagian kedua akan memberikan penjelasan terkait isu Virus
Zika dan Afrika secara keseluruhan.
4.1. Profil Benua Afrika
Afrika merupakan salah satu benua terbesar setelah Asia dan Amerika
berbatasan sebelah utara dengan Laut Mediterania, sebelah barat berbatasan
dengan Samudra Atlantik, sebelah timur dan selatan yang berbatasan dengan
Samudra Hindia. Benua ini merupakan benua yang sebagian besar penduduknya
berkulit hitam, karakteristik benua ini sering dikaitkan dengan padang pasir, maka
tidak heran jika penggambaran Afrika cenderung gersang. Benua ini juga
memiliki negara-negara yang masih bergantung terhadap PBB, hal tersebut
disebabkan karena mayoritas negara-negara Afrika yang gagal.
1
Gambar 4.1. Letak Benua Afrika
Sumber : Overlanding Africa
Afrika memiliki banyak belahan kawasan Afrika yang di antaranya Afrika
Selatan, Afrika Barat, Afrika Timur, Afrika Utara serta memiliki jumlah
penduduk mencapai 1,287, 920 juta jiwa 2018 (World Bank :2018). Afrika
banyak sekali menyimpan isu-isu keamanan non tradisional dimana disana banyak
tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemerintahan terhadap rakyatnya dan juga
isu-isu seperti Virus Antraks, Virus Ebola, HIV AIDS, dan Virus Zika salah
satunya. Afrika memiliki berbagai macam fauna dan flora yang menjadi salah satu
objek untuk menarik perhatian para wisatawan yang ingin mengeksplor Benua
Afrika. Afrika di keliling oleh gurun-gurun pasir di sebelah barat dan utara,
gunung Kilimanjoro setinggi 5.895 meter, dan juga gunung Kenya setinggi 5.250
meter (Volcano Oregonstate :2018).
Seperti yang kita ketahui bahwa awal dari dibentuknya Afrika pada tahun
1960an ketika itu untuk mengakhiri kolonialisme yang dipegaruhi oleh bangsa
Eropa pada abad ke 19 dan abad 20, yang mana masih kental dengan budaya
30
1
perbudakan yang diperjualbelikan ke Eropa untuk mengelola sumber daya alam
yang ada di Eropa. Misalnya dalam bidang industri, dan juga bangsa Eropa
membawa pengaruh yang buruk bagi Afrika yakni konflik antar etnis yang
menimbulkan korban jiwa dari kelompok kulit hitam 5.000 juta jiwa di berbagai
semua wilayah. Sementara itu kolonialisme memengaruhi sistem politik yang
telah di buat pemerintahan Afrika yang menjadikan politik Afrika kuat di
karenakan di pengaruhi Eropa dan ini juga memengaruhi sistem politik yang
dijalankan oleh Afrika kala itu (Aidan Southall :153).
Tidak semua kolonialisme tersebut membawa pengaruh yang buruk
terhadap negara yang didudukinya, akan tetapi disisi lain pengaruh koloinalisme
ini membawa pengaruh yang baik demi kemajuan negara berkembang. Eropa
yang mengkolonialiasikan Afrika selama berabad–abad yakni di antaranya:
pertama adanya pengenalan tentang teknologi yang canggih untuk memajukan
bangsa Afrika yang kala itu masih minim soal teknologi. Kedua adanya
pengenalan dunia pendidikan oleh bangsa Eropa untuk meningkatkan kreasi dan
aktivitas masyarakat bangsa Afrika yang mana ini menuai pro dan kontra dari
bangsa Afrika. Disebabkan bangsa Afrika belum ada yang tahu mengenai
pentingnya pendidikan di masa yang akan datang dimana pendidikan akan
menjamin kelayakan hidup bagi bangsa Afrika (Vincent 135-136).
Perekonomian merupakan suatu penunjang utama dari sebuah terbentuknya
negara untuk menompang negara itu supaya negara akan terus berkembang pesat
dalam segi ekonomi internasional. Menghadapi arus globalisasi yang terus
meningkat, oleh karena itu Afrika selaku negara eksportir minyak terbesar 7,1%
ke seluruh dunia, yang mana pada tahun 2010-2015 turun dratis yang diakibatkan
31
1
perang saudara dan arab spring yang berdampak kepada sistem perkonomian
Afrika itu sendiri.
Peranan dalam hal ini khususnya Uni Afrika teramat penting hal ini dapat
mengentaskan kemiskinan yang telah berkepanjangan selama bertahun-tahun dan
juga perang menjadi sumber utama dari krisis legitimasi yang di hadapi negara-
negara Afrika. Berbagai isu keamanan non tradisional yang ada di Afrika antara
lain: perang saudara, krisis air bersih, kelaparan, wabah, kemiskinan, konflik antar
suku, hingga konflik agama. Selain itu kondisi yang di alami oleh rakyat Afrika
ini sebuah kondisi dimana mereka mengalami kemiskinan yang akan berpengaruh
kepada stabilatas politik yang di jalankan oleh pemerintah Afrika. Kemiskinan ini
akan menimbulkan suatu tindakan kekerasan antar sesama pemerintahan dan sipil
yang tidak menginginkan kebijakan yang di buat oleh pemerintah, sebagai contoh
dari konflik yang terjadi di Tanzania ialah konflik suku-suku yang pada saat itu
dilanda kekeringan berkepanjangan (Edward :2005 153).
Persatuaan bangsa-bangsa Afrika ini telah di cetuskan oleh Nelson Mandela
yang menginginkan tidak adanya disintegrasi antar sesama kulit hitam dan kulit
putih. Guna memperoleh pendidikan yang tinggi ini merupakan suatu langkah
kebijakan yang dibuat oleh Nelson Mandela selaku Presiden Afrika selatan, dan
juga mengutamakan kesetaraan gender dalam mendapatkan pendidikan ataupun
pekerjaan (Croizet J-C :2008). Berikut ini ialah peningkatan eksportir minyak
bumi dari tahun 1960-2015
32
1
Grafik 4.1 Peningkatan Eksportir Minyak Bumi
Sumber : World Economic Outbook
Berdasarkan data sebelumnya bahwa minyak bumi yang di hasilkan oleh
negara-negara Afrika menurun hingga 2.0% pada tahun 1995. Pada tahun 2005-
2010 mengalami peningkatan hingga 5.5% yang cukup sehingga dapat
memperbaiki perekonomiaan negara arab spring khusunya Afrika, dan juga pada
tahun 2010-2015. Penurunan yang drastis akibat perang saudara di kawasan
Afrika mengakibatkan pada sektor ekonomi, dimana rakyat memprotes dari
kebijakan pemerintah yang tidak cocok dengan hak politik dari rakyat, misalnya
saja perang saudara di Libya yang di lakukan oleh rakyatnya akibat era
kepemimpinan Qaddafi.
Tekanan politis dalam lingkup Afrika merupakan salah satu gejolak dari
serangkaian pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang
mengalami diskriminasi, kekerasan HAM. Hal tersebut sebagai akibat dari
kebijakan pemerintah di setiap kawasaan benua Afrika yang begitu rentan dalam
konflik internal atau perang saudara. PBB selaku badan internasional yang
33
1
memiliki aturan hukum internasional dalam menangani konflik yang terjadi di
Afrika di sepanjang tahun ini, termasuk dalam kategori kejahatan perang yang
dilakukan oleh kelompok bersenjata dan termasuk Konvensi Jenewa yang
mengindentifikasi perang dalam suatu negara sebagai :
1. Konflik senjata antara dua negara;
2. Perang saudara atau perang internal;
3. Suatu negara di jajah oleh negara lain akibat kekalahan perang yang
dilakukan secara masif tanpa suatu adanya pendekatan secara persuasif
(T.A.Couloumbis :214-215). Kekuasan politik berada di tangan kepala negara
yang sah menurut aturan-aturan hukum.
Grafik 4.2 Data Perang di Afrika Tahun 2015-2017
Sumber : Hasil olahan peneliti
Berdasakan data grafik di atas menyatakan bahwa data perang di Afrika dari
tahun 2015 hingga 2017 masih terjadi perang yang menimbulkan banyak korban,
perang tersebut terjadi di Pantai Gading dengan korban 844 ribu orang, Sudan
Selatan 349, Nigeria 1.541, Kongo 238 dan Libya 2.293.
LIBYA, 2.293
MALI, 321
IVORY COAST,
844
SOUTH SUDAN,
349
NIGERIA, 1.541
CONGO, 238
34
1
4.1.1.Profil Uni Afrika
Kawasan Afrika tentunya memiliki institusi yang dapat menaungi negara-
negara di kawasan Afrika yang tentunya akan membawa pengaruh kepada Afrika
itu sendiri. Diharapkan dapat meminimalisir berbagai isu-isu konflik eksternal
ataupun yang khususnya konflik internal. Sementara itu Afrika juga memiliki
tingkat kemiskinan yang cukup tinggi ini dapat dilihat dari bagian sub-sahara
yang jumlah pendapatannya cukup rendah di karenakan minimnya tingkat sumber
daya manusia yang di miliki rakyatnya, selain itu minimnya gaji pendapatan kerja
yang mereka dapatkan (World Bank :2013)
Uni Afrika sendri berdiri pada tanggal 9 juli 2002 yang merupakan organsasi
regional yang bersifat multidemensi. Uni Afrika bekerja meliputi segala aspek
yakni salah satunya menekankan adanya negara demokrasi yang terlepas dari
belenggu kolonialisme yang di terapkan oleh bangsa Eropa terutama Inggris,
Italia, serta Perancis. Memberikan dampak besar terhadap bangsa Afrika yang
menjadikan bangsa Eropa merupakan satu satunya bangsa yang memiliki modal
atau kepentingan atas tanah yang di miliki oleh Afrika itu sendiri (Africa Union
:2004 16).
Sementara itu berdirinya Uni Afrika sendiri dikarenakan adanya organisasi
Uni Afrika (OUA) yang tidak mampu untuk menyatukan antara militer dan
ekonomi dalam satu kesatuan yakni African Union. yang merupakan hanya ada
satu kerjasama di Afrika. Selain itu adanya kelompok antara Casablanca dan
Monravia yang mana kedua kelompok tersebut memilik perbedaan kepentingan
bagi Afrika. Casablanca lebih menekanankan kepada persatuan militer dan
Monravia menekankan kepada persatuan ekonomi oleh karena Uni Afrika berdiri
35
1
untuk menyatukan negara-negara Afrika lainnya. Selain itu tujuan utama dari
organisasi Uni Afrika sendiri ialah bertekad ingin melepaskan diri dari belenggu
kolonialisme yang mejadikan bangsa Afrika sebagai budak di bidang industri
yang di jalankan oleh bangsa kolonialisme (Paul :2008).
Akan tetapi apabila dilihat dari urutan sejarah awal terbentuknya Organisasi
Persatuan Afrika (OAU), sampai dengan Uni Afrika yang sendiri yang
menitikberatkan harus membangun sistem perekonomian, sistem militer dan serta
memajukkan kestabilan wilayah benua Afrika. Hal ini menjadikan salah satu
objek perhatian dunia di karenakan tingkat kemiskinannya paling tinggi. Namun
disisi lain Afrika banyak mendirikan beberapa organisasi ekonomi untuk dapat
membantu ekonominya di antaranya yakni : Economic Commmnity of Central
Africa State (ECCAS), Common Market for East and Southern Africa (COMESA),
Economic CommUnity of West African State (ECOWAS), Southern Africa
Development CommUnity (SADC), CommUnity of Sahelian-Saharan State (CEN-
SAD) dan Intergovernmental Authority on Development (IGAD). Organisasi
tersebut di bentuk di masing- masing kawasan benua Afrika ini di bentuk untuk
memajukan perekonomian Afrika sendiri. Negara-negara Afrika terancam
kerugian akibat perang saudara di berbagai kawasan Afrika lainnya seperti :
Libya, Mesir, Aljazair dan Maroko, dimana di wilayah tersebut sering terjadi
konflik internal atau kudeta yang dilakukan oleh pihak sipil terhadap rezim
otoriter yang di anggap membuat kebijakan tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat Afrika (Africa Union :2004 16).
Sebagaimana yang telah di jelaskan oleh Shaw bahwa Afrika hanya
bekerjasama dengan kawasan benua lainnya atau trans-state regionalisation, ini
36
1
untuk meningkatkan perekonomian dari krisis ekonomi akibat perang saudara ini
di mulai dari sektor industri (Bach 2012, 60). Afrika sendiri bekerjasama dengan
negara lainnya selain untuk meningkatkan perkonomiannya, di sisi lain adanya
peranan Uni Afrika untuk meminimalisir kasus pelanggaran HAM berat akibat
kemiskinan yang mana tindakan kriminal internasional seperti: pemerkosaan,
perbudakan dan bahkan aksi terorisme turut meliputi.
Sementara itu, apabila suatu negara menginginkan dapat terlepas dari
ancaman insecurity maka negara tersebut harus memiliki sumber daya alam yang
baik demi kemajuan negaranya dan dapat bekerjasama antar negara kawasan
lainnya. Keterlibatan pihak asing dalam bekerjasama hubungan ekonomi
khusunya di kawasan benua Afrika tidak semata- mata untuk menjaga national
security tetapi untuk membuka lapangan pekerja yang luas di Afrika. Ini
dilakukan untuk mengontrol kejahatan perang dan tindakan anarkis dalam suatu
negara yang minim tingkat kemiskinannya (Taylor and Williams 2001, 273).
Benua Afrika terdiri dari 55 negara yakni :
Table 4.1. Daftar Negara-negara Anggota Uni Afrika
No Negara Luas Jumlah
Penduduk
1 Afrika Selatan 1.221.037km3 55.911
Juta
2 Algeria 2.381.740km3 40,61
Juta
3 Aljazair 2.381.741 km3 40,61
Juta
4 Angola 1.246.700 km3 28,81
Juta
5 Benin 112.622km3 10,87
Juta
6 Botswana 600.370km3 2,25 Juta
7 Burkina Faso 274.000km3 18,65
Juta
37
1
8 Burundi 27.830km3 10,52
Juta
9 Chad 1.284.000km3 14,45
Juta
10 Cote d’lvoire 322.460km3 23,7 Juta
11 Djibouti 23.2000km3 942,333
Ribu
12 Eritrea 117.600km3 4,475
Juta
13 Ethiopia 1.104.300km3 102,4
Juta
14 Gabon 267.745km3 1,98 Juta
15 Gambia 10.380km3 2,039
Ribu
16 Ghana 238.535km3 28,21
Juta
17 Guinea 245.867km3 12,4 Juta
18 Guinea Khatulitiwa 28.051km3 994,290
Ribu
19 Guinea-Bissau 36.544km3 1,816
Juta
20 Kamerun 465.442km3 23,44
Juta
21 Kenya 580.367km3 48,46
Juta
22 Komoro 2.235km3 795,601
Ribu
23 Lesotho 30.355km3 2,204
Ribu
24 Liberia 111.369km3 4,614
Juta
25 Libya 1.759.541km3 6,293
Juta
26 Madagaskar 587.041km3 24,89
Juta
27 Malawi 118.484km3 18.09
Juta
28 Mali 1.240.192km3 17,99
Juta
29 Mauritania 1.030.700km3 4,301
Juta
30 Mauritius 2.040km3 1,263
Juta
31 Mesir 1.002.450km3 95,69
Juta
38
1
32 Mozambik 801.590km3 28,81
Juta
33 Namibia 825.418km3 2,48
Ribu
34 Niger 1.267.000km3 20,67
Juta
35 Nigeria 923.768km3 186 Juta
36 Republik Afrika
Tengah
622.884km3 4,595
Juta
37 Republik
Demokratik Kongo
2.344.858km3 78,74
Juta
38 Republik Kongo 342.000km3 5,126
Juta
39 Republik Sahrawi 266.000km3 513 Ribu
40 Rwanda 26.798km3 18,65
Juta
41 Sao Tamo and
Princple
964km3 199,910
Ribu
42 Senegal 196.723km3 15,41
Juta
43 Seychelles 451km3 94,677
Ribu
44 Sierra Leone 71.740km3 7,396
Juta
45 Somalia 637.661km3 14,32
Juta
46 Sudan 1.886.068km3 39,58
Juta
47 Sudan Selatan 619.745km3 12,23
Juta
48 Swaziland 17.364km3 1,343
Juta
49 Tanjung verde 4.033km3 539,560
Ribu
50 Tanzania 945.203km3 55,57
Juta
51 Togo 56.785km3 7,606
Ribu
52 TUnisia 163.610km3 11,4 Juta
53 Uganda 241.038km3 41,49
Juta
54 Zambia 752.618km3 16,59
Juta
55 Zimbabwe 390.757km3 16,15
Juta
Sumber: Uni Afrika
39
1
4.2. Isu Keamanan Non Tradisonal
Isu keamanan non tradisional merupakan keamanan negara yang lebih
menfokuskan kepada nir-militer (Buzan :1991). Nir-militer menjadi sebuah fokus
negara khususnya ketika peristiwa serangan teroris 911 di Amerika Serikat, sejak
saat itu keamanan nir-militer menjadi sebuah fokus yang tidak kalah penting bagi
sebuah negara dalam mengamankan negaranya.
Afrika sendiri memiliki keamanan nir-militer yang sangat rentan, hal ini
disebabkan karena berbagai macam faktor. Afrika sendiri menghadapi masalah
keamanan manusia yang sangat tinggi, sebut saja wabah yang baru-baru ini terjadi
di Afrika, Ebola. Keamanan manusia menjadi perhatian bagi institusi di Afrika
dan dunia, WHO sebagai badan yang berkewajiban untuk menangani masalah
global. Menurut WHO pusara wabah Ebola terjadi di tiga negaa Afrika, yakni
Guinea, Liberia, dan Sierra Leone (WHO :2018). Ketiga negara yang berada di
Afrika tersebut memiliki tigkat infeksi wabah tertinggi, ketiganya berada di
Afrika. Rekam jejak wabah Ebola selain tiga negara tersebut tidak seburuk negara
tersebut, hal ini mengindikasikan bahwa mitigasi keamanan manusia Afrika
memiliki masalah.
Keamanan tradisional maupun kemanan non tradisional di satu padukan
agar dapat mengatur sistem internasional yang anarki dimana dalam hal ini di
tekankan berskala dimensi yang artinya mencakup keseluruh aktivitas
internasional yang di lakukan oleh suatu negara dan menerapkan aturan-aturan
yang dapat mencegah ancaman terjadi di suatu negara (McSweeney :1999 35).
40
1
Sebuah konsep Human security yang erat kaitannya dengan non-actor
military dimana menjamin suatu individu dan kelompoknya bebas dari ancaman
terorisme, perdagangan manusia, bencana alam, hingga wabah penyakit yang
mana dapat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Konsep ini menekankan bahwa
keamanan salah satu cara yang digunakan dalam mempertimbangkan militer yang
kuat dan harus mengikuti prosedur keamanan untuk hidup dalam kedamaian dan
memerhatikan keberlangsungan manusia (Hough :2008 14).
Sementara itu konsep ialah sebuah dasar untuk mengambarkan keseluruhan
kejadian yang telah terjadi yang kemudian di kaitkan dengan teori-teori yang
dapat memperkuat gagasan dari sebuah konsep tersebut. Namun dalam konsep
Human security bahwa sebuah ancaman harus dapat diperhitungkan baik secara
langsung ataupun tidak langsung, yang mana dapat diindetifikasi melalui sumber
daya yang dimiliki oleh sebuah negara kurang untuk memenuhi kebutuhan negara.
Sumber konflik berasal dari eksternal ataupun internal seperti contohnya
kekerasan secara langsung dapat menimbulkan korban jiwa (Terorism,
pembantaian etnis, korban perang, perdagangan manusia, perbudakan,
diskriminasi). Kekerasan secara tidak langsung seperti penyakit, bencana alam,
jumlah penduduk, perampasan, kemiskinan, perpindahan penduduk, degradasi
lingkungan (Bajpai :2000). Dunia internasional selalu menuai berbagai konflik
internal maupun konflik eksternal dimana posisi dalam hal ini non state actor
memiliki peranan aktif dalam membantu pemerintah untuk mengatasi isu-isu
kerusakan lingkungan, bencana alam, khususnya penyakit yang ada di Afrika
menjadi sorotan dunia internasional yakni Virus Zika.
41
1
Dalam keamanan non tradisonal tentunya tidak lepas dari aktor non negara
yaitu lembaga-lembaga yang beperan penting salah satunya NGOs yang dapat
melakukan sekuritasi terhaadap suatu isu kemanan yang dapat mengancam
negara. Ada beberapa isu yang mencakup yakni: pertama isu kemananan
lingkungan/Enviromental security ialah sebagai suatu untuk melindungi atau
menjaga lingkungan alam dari kerusakan lingkungan seperti illegal logging,
pembakaran hutan secara bebas yang dapat merusak lingkungan alam itu sendiri.
Serta warga negara, masyarakat, kelompok bahkan negara akan membawa
dampak buruk bagi ancaman kesehatan manusia, hayati, dan juga ekosistem alam
yang ada di hutan ataupun menggaggu pencemaran udara dan bahkan
pencemaran air (Russia :1994 55). Kedua isu keamanan pangan ialah ketika
semua individu/kelompok di suatu negara di waktu terntu dapat mencukupi
kebutuhan pangan, dan juga ekonomi yang turut mempengaruhi, nutrisi untuk
menjamin kesehatan dan kelangsungan hidup mereka (FAO/WHO :1992).
Ketiga ialah isu kejahatan dan keamanan yakni kejahatan merupakan
sebagai sebuah ancaman bagi suatu negara dalam hal individu atau pun teroganisir
seperti terorisme. Sementara itu kekuatan hukum yang berdaulat akan mengikat
pada suatu hukum yang sah dimana suatu negara akan menerapkan aturan-aturan
keamanan negaranya agar dapat terhindar dari ancaman non state actor oleh
karena itu keamanan dan kejahatan transnasional akan dapat terselesaikan dengan
adanya membuat komunitas internasional (Noble :2003).
Keempat ialah isu kesehatan dan keamanan isu pada suatu negara tentang
keamanan kesehatan global merupakan sebuah ancaman bagi negara dan WHO
selaku badan kesehatan internasional dan pada tahun 1955. Peran WHO dalam
42
1
memberantas penyakit malaria yang telah menjangkiti berbagai negara, DDT
dalam hal ini merupakan sebagai bahan kimia yang paling mutakhir dalam
memberantas penyakit malaria pada tahun 1960 (Hough 225: 2015).
Kelima ialah isu bencana dan kemanan bencana merupakan salah satu isu
yang paling memperhatikan dan berbahaya bagi negara dan dapat mengancam
stabilitas keamanan global yang mana ini menjadi pusat perhatian bagi lembaga-
lembaga internasional misalnya Greenpeace. NGO yang berhak dalam
menanggulangi kasus bencana alam yang begitu banyak memakan korban jiwa
dan merugikan pihak negara dalam hal perekonomian untuk membantu para
korban jiwa dan seluruh fasilitas yag telah rusak. Pemerintah dan lembaga
internasional bekerjasama untuk mendirikan camp-camp pengungsi dan
menyediakan bahan-bahan makanan untuk kebutuhan hidup mereka, bencana
alam meliputi: banjir, gempa, gunung merapi (Hough 268, 2015).
43
1
BAB V
ANCAMAN VIRUS ZIKA DI AFRIKA, 2015-2017
Bab ini akan menjelaskan ancaman virus zika di afrika dalam periode 2015-
2017. Hal ini sangat penting sebab, Afrika rentan sekali terhadap isu-isu
keamanan non tradisional. Sebagai gambaran merebaknya Virus Zika, HIV, dan
juga Ebola menjadi contoh nyata bahwa benua ini menjadi ladang bagi isu
keamanan non tradisional.
Khusus untuk Virus Zika, penulis akan menjabarkan terkait dengan
masuknya virus mematikan tersebut ke benua ini. Ancaman virus yang berawal
dari Amerika Selatan menjadi sebuah momok yang menakutkan. Seperti yang kita
ketahui bahwa Afrika merupakan benua yang minim sekali mitigasi terhadap
bencana kemanusiaan. Masuknya Virus Zika tentu akan dengan mudah menyebar
disebabkan karena tingkat kerentanan Benua Afrika yang masih sangat tinggi.
Diperlukan sebuah sinergitas antara lembaga dunia dan juga Uni Afrika selaku
pengampu kepentingan di Afrika.
Uni Afrika sendiri memiliki tanggung jawab yang besar, UA diakui di
hampir seluruh negara di Afrika. Oleh sebab itu mitigasi yang sejatinya menjadi
sebuah SOP bagi organisasi harus juga ada di benua ini. Tidak hanya Virus Zika
semata, namun isu-isu non tradisional lainnya, hal ini cukup penting sebagai tolak
ukur demi meningkatkan daya resistensi Afrika terhadap isu-isu keamanan non
tradisioinal (ARC Outlook :2018).
1
5.1. Virus Zika
Virus Zika menjadi salah satu isu keamanan non tradisional yang menjadi
perhatian dunia. Virus ini mematikan setelah Ebola, terkait hal tersebut memang
bukan rahasia lagi jika Afrika menjadi sumber dari keamanan non tradisional.
Zika sendiri merupakan virus yang menyerang ibu hamil dan memiliki risiko
untuk melahirkan bayi dengan lingkar kepala kecil (CDC: 2018).
Sebagai salah satu yang mengancam keamanan manusia serta
keberlangsungan hidup manusia, dan negara secara umum, virus ini dapat
dikatakan sebagai isu yang harus segea ditangani. Belajar dari kejadian luar biasa
pada Virus Ebola menjadi sebuah pelajaran berharga untuk UA agar segera
mengantisipasi kasus serupa.
5.1.1. Persebaran Virus Zika di Afrika
Virus Zika merupakan virus yang pertama kali menyebar di Benua Amerika,
virus ini mejadi pandemi di benua tersebut hingga akhirnya menyebar ke kwasan
di benua lainnya. Oleh karena itu tidak heran negara-negara di dunia merasa
khawatir akan persebaran virus ini. Akibat transmisi yang melalui udara serta
sangat mudah sekali menyebar, virus ini banyak menjangkiti negara-negara di
Kawasan Amerika Selatan. Bahkan kasus Virus Zika banyak ditemui pula di
negara Amerika Serikat. Selanjutnya virus ini menyebar ke berbagai benua, dan
benua yang paling dekat dengan Amerika selatan adalah Afrika (Statistia :2018).
Afrika memiliki tingkat risiko tinggi hingga hal ini memantik institusi
kawasan tersebut untuk melakukan pencegahan. Negara-negara Afrika yang
kebanyakan terjangkit adalah negara Afrika bagian tengah yang menjulang dari
Pantai Barat Afrika hingga Pantai Timur Afrika. Persebaran virus ini sangat cepat
45
1
bahkan hingga ke Benua Australia yang melewati Asia. Berikutnya penulis akan
menampilkan peta negara yang terjangkit Virus Zika.
Gambar 5.1. Persebaran Virus Zika
Sumber: Statista
Gambar di atas memberi informasi penyebaran Virus Zika yang menjangkiti
negara-negara di dunia. Hal ini menjadi catatan ketika melihat, banyaknya negara-
negara di dunia yang sudah mulai terjangkiti virus ini. Persebarannyapun tidak
main-main dari Benua Amerika hingga Benua Australia. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika negara-negara di dunia berupaya untuk mengamankan teritori
wilayahnya agar tidak dimasuki warga negara yang terjangkit Virus Zika. Jika
diperhatikan Afrika menjadi benua yang paling berpotensi besar untuk tertular
Virus Zika, selain letak geogafis yang berdekatan dengan Amerika Selatan,
ditambah dengan mitigasi yang masih kurang menjadikan banyak negara di Afrika
yang terjangkit virus mematikan ini. Sebagai perbandingan gambar yang penulis
46
1
sajikan di atas juga terlihat perbandingan negara yang terjangkiti virus ini, selain
Amerika Selatan, Afrika menempati posisi kedua sebagai benua dengan
penemuan kasus terbanyak (Ibid :2018).
5.1.2. Jangka Waktu Virus Zika
Persebaran Virus Zika tidak semata-mata merebak menjadi sebuah epidemi
penyakit yang terjadi di Benua Afrika, terdapat jangka waktu dimulai dari
penemuan pertama kasus Zika hingga berubah menjadi epidemi dan
menjadikannya sebagai kejadian yang luar biasa. Begitu juga kasus Zika di Afrika
yang merebak menjadi sebuah epidemi penyakit di benua tersebut, selanjutnya
penulis akan menjabarkan penemuan kasus pertama Zika hingga menjadi sebuah
epidemi penyakit.
Penemuan Virus Zika di
Afrika (1947-1952)
Kasus infeksi pertama
di Afrika (2007)
WHO mengumumkan
kejadian luar biasa (2016)
Epidemi infeksi Zika di
Afrika (Februari 2016)
WHO mengumumkan infeksi luar biasa
di Afrika (Mei 2016)
Gambar 5.2. Jangka Waktu Infeksi Virus Zika di Afrika
Sumber: WHO
47
1
Sebelumnya penulis telah menampilkan lengkap terkait jangka waktu
persebaran Virus Zika di Afrika, dari awal penemuan kasus pertama hingga
berubah menjadi epidemi yang mengancam keberlangsungan hidup negara-negara
Afrika. Dimulai dari awal penemuan Virus Zika di hutan Zika daeran Uganda,
yang terjadi pada tahun 1947 hingga tahun 1952, pada tahap awal penemuan ini,
Virus Zika awalnya ditemukan pada hewan nyamuk dan juga monyet. Monyet dan
nyamuk menjadi perantara yang sempurna untuk mentransmisikan suatu virus.
Dari sinilah cikal bakal penemuan virus yang akan merebak menjadi sebuah
epidemi di kemudian hari (WHO :2018).
Kasus transmisi Virus Zika yang semulannya ditemukan pada hewan
monyet dan juga nyamuk ditemukan pada manusia, hal ini menjadikannya kasus
pertama Zika yang menjangkiti manusia pada tahun 2007. Penemuan Zika pada
manusia ini hanya beberapa kasus dan sudah ditangani secara baik sehingga tidak
menimbulkan sebuah kejadian yang besar. Penanganannyapun tidak serumit
seperti epidemi yang terjadi pada tahun 2015, serta tidak membutuhkan penelitian
menyeluruh terhadap penemuan kasus tersebut.
Tahun 2016 secara mengejutkan WHO selaku badan kesehatan dunia
mengumumkan kejadian luar biasa dunia terhadap Virus Zika. Hal ini
menjadikannya kejadian luar biasa terkait penyakit yang disebabkan oleh virus
setelah wabah Ebola. Beberapa langkah antisipasi dilakukan WHO salah satunya
adalah pencarian vaksin yang akan menjadi jalan keluar dalam menangani wabah
Zika. Pada tahun tersebut hampir 30 negara menjadi korban keganasan Zika
termasuk Afrika. Afrika menjadi benua yang terjangkit penyakit Zika terbanyak
48
1
kedua setelah Amerika Selatan, kawasan pertama kali wabah Zika merebak (Ibid
:2018).
Pada tahun 2016 bulan februari, WHO mengumumkan kejadian luar biasa
wabah Zika yang menjangkiti Afrika. Hal ini disebabkan karena makin banyak
korban dan makin meluasnya persebaran Virus Zika di Afrika. Afrika sendiri
memiliki penanganan yang tidak sebagus negara maju, hingga hal ini
memengaruhi negara-negara Afrika dalam mengatasi wabah Zika di Afrika.
Akibat manajemen mitigasi terhadap wabah atau epidemi yang buruk, persebaran
Virus Zika tidak dapat terbendung lagi di Afrika. Atas dasar itulah WHO
mengumumkan kejadian luar biasa wabah Zika di Afrika. Hal ini pun memantik
pengampu kebijakan setempat khususnya UA untuk segera mengambil tindakan
yang diperlukan guna menanggulangi wabah tersebut sebelum semakin parah. UA
juga dituntut untuk melakukan kerjasama dengan WHO, selaku badan kesehatan
dunia dalam menangani wabah Zika di Afrika (Ibid :2018).
Persebaran Virus Zika tidak serta merta menjadi tanggung jawab WHO
selaku badan yang berwenang. Meskipun WHO menjadi basis bagi Afrika untuk
menjaga standar kesehatan bagi negara-negaa benua tersebut. Beberapa kasus
yang memang butuh penanganan cepat dan juga tepat sering kali dilewatkan oleh
UA. Respon UA terkadang lambat untuk menangani kasus wabah penyakit yang
seringkali menjangkiti Afrika, maka tidak mengherankan jika memang negara-
negara ini banyak terinfeksi.
Berikutnya penulis akan menyajikan data terkait negara-negara Afrika
yang terjangkiti wabah Zika, hal ini akan memberi gambaran yang jelas
49
1
bagaimana persebaran Zika. Meluasnya Zika juga menjadi tanda bahwa UA
selaku pihak berwenang di Afrika untuk mengambil, menyediakan, serta
merancang kebijakan yang tepat.
5.1.3. Infeksi Virus Zika di Afrika
CDC (centers for disease control and prevention) merupakan lembaga
resmi dibawah pemerintahan Amerika Serikat. Lembaga ini turut membantu
menangani wabah Zika yang menjangkiti beberapa negara termasuk kawasan
Afrika. Lembaga milik pemerintah Amerika Serikat ini juga telah
mengidentifikasi negara-negara yang telah terjangkit wabah Zika dalam rentang
waktu 2015 hingga 2017. Seluruh kawasan di dunia terdapat negara-negara yang
masuk dalam ‘tanda merah’ untuk segera mengambil tindakan yang diperlukan
agar menghindari wabah Zika kembali terulang.
Mengikuti lembaga CDC tersebut penulis akan menjabarkan negara-
negara di kawasan Afrika yang dijangkiti Virus Zika, hal ini akan memberi
gambaran yang jelas kepada pembaca tentang bagaimana luasnya persebaran
Virus Zika di Afrika.
Tabel 5.1. Daftar Negara Afrika Yang Terjangkit Virus Zika
No Negara No Negara
1. Angola 16 Guinea
2. Benin 17 Guinea-Bissau
3. Burkina-Faso 18 Kenya
4. Burundi 19 Liberia
50
1
5. Cameroon 20 Mali
6. Cape Verde 21 Niger
7. Central African Republic 22 Nigeria
8. Chad 23 Rwanda
9. Congo 24 Senegal
10. Cote d’lvoire 25 Sierra Lieone
11. Democratic Republic of Congo 26 South Sudan
12. Equatorial Guinea 27 Sudan
13. Gabon 28 Tanzania
14. Gambia 29 Togo
15. Ghana 30 Uganda
Sumber: CDC
CDC mencatat bahwa hampir 50% atau sekitar 30 negara dari 55 negara di
Afrika terjangkiti wabah Zika. Hal ini yang menjadi dasar WHO untuk
menetapkan kejadian luar biasa wabah Zika di Afrika. Data yang dirilis oleh CDC
juga ini membuktikan bahwa Afrika masih memiliki manajemen risiko terhadap
ancaman kemanusiaan yang masih buruk. Rancangan kebijakan harus segera
diambil oleh UA untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan
agar tidak terulang.
Data rilisan CDC terkait negara-negara Afrika yang terjangkit Virus Zika
juga mengindikasikan suatu hal, jika diperhatikan persebaran dan terjangkitinya
negara-negara Afrika terbanyak dari Pantai Timur, Tengah, hingga Pantai Barat
Afrika. Sementara wilayah Utara dan Selatan Afrika tidak mendominasi, hal ini
51
1
memberi penulis suatu gambaran bahwa mayoritas negara-negara yang mendiami
wilayah Timur, Tengah, dan Barat Afrika masih memiliki manajemen yang buruk
ketimbang negara di bagian Selatan dan Utara Afrika (CDC :2018).
Demikianlah penjelasan terkait dengan ancaman Virus Zika, tentunya hal
tersebut membutuhkan dari Uni Afrika selaku institusi Afrika. Ancaman Virus
Zika merupakan ancaman yang serius yang dihadapi oleh negara-negara Afrika,
mitigasi menjadi salah satu komponen utama yang wajib dimiliki oleh negara-
negara Afrika, fungsinya vital sekali, untuk memanajemen risiko penyakit yang
mungkin akan menjadi wabah di Afrika, seperti Ebola. Uni Afrika sendiri
memiliki serangkaian badan yang sengaja dibentuk guna mengantisipasi hal
tersebut, namun tentunya badan tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan
dalam merumuskan rancangan kebijakan yang akan diambil. Selanjutnya penulis
akan menjelaskan terkait dengan rancangan kebijakan yang diambil oleh badan-
badan Uni Afrika dalam memitigasi ancaman Virus Zika.
52
1
BAB VII
PENUTUP
Berdasarkan pemaparan serta analisa penulis pada bab sebelumnya penulis
memiliki beberapa kesimpulan dan saran-saran terkait dengan penelitian UA dan
Virus Zika.
7.1. Kesimpulan
a. Uni Afrika Memiliki badan tersendiri yang menangani wabah dan
penyakit yakni ARC. Badan ini didirikan oleh UA sebagai respon UA
terhadap masalah-masalah keamanan non tradisional yang kerap kali terjadi
di Afrika/
b. ARC merupakan rancangan kebijakan yang terdiri dari Inovasi,
Penguatan, dan Implementasi. Selain hal tersebut ARC juga memiliki
Sembilan fokus kebijakan yang membuatnya memfokuskan arah kebijakan
yang dibuat, dengan begini arah kebijakan UA diharapkan terarah dan
terstruktur sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari awal.
c. Rancangan kebijakan tersebut boleh diterapkan kepada negara-negara
anggota UA. Rancangan kebijakan yang dibuat ARC pada dasarnya dapat
diterapkan di segenap negara anggota UA. Rancangan kebijakan ini
meliputi mitigasi hingga evaluasi yang harus dilakukan oleh UA demi
perbaikan sistem kebijakan kedepannya.
1
d. Rancangan kebijakan yang dibuat oleh Uni Afrika memiliki sifat fleksibel
dan cakupannya luas, hal ini menjadikannya sebagai salah satu kebijakan
yang dibuat oleh institusi regional yang mampu beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan di kawasan tersebut.
Kemudian peneliti memiliki saran-saran bagi peneliti selanjutnya yang ingin
meneliti lebih jauh terkait dengan UA dan Virus Zika.
7.2. Saran-saran
a. Disarankan meneliti lebih jauh kebijakan UA terhadap wabah, karena
peneliti hanya mendapati satu kebijakan saja. Wabah yang dimaksud bisa
berbagai wabah tidak hanya terbatas pada Ebola atau Zika, namun juga bisa
seperti demam kuning, Chikungunya, atau wabah Kolera.
b. Disarankan untuk meneliti lebih jauh keterkaitan antara wabah dan
pengampu kebijakan di Afrika, khususnya untuk institusi Uni Afrika. UA
sendiri memiliki banyak sekali badan yang bernanung dibawahnya, sehingga
akan memiliki spesifikasi tanggung jawab yang menunggu untuk diteliti.
c. . Disarankan untuk meneliti lebih jauh terkait kebijakan anggota negara
Uni Afrika. Sebab pada prakteknya UA memiliki merupakan lembaga yang
membentuk SOP dan berlaku terhadap negara-negara anggotanya,
diharapkan untuk meneliti lebih jauh terkait hubungan keanggotaan dengan
keputusan kebijakan yang diambil oleh Uni Afrika.
87
1
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
A Brief History of Zika Virus, From Its Discover in The Zika Forest to The Global
Out Break Today, Lihat di situs (http://www.medicaldaily.com/Zika-virus-
outbreak-history-381132).
Cao-Lormeau VM, Blake A, Mons S, et al. Guillain-Barré syndrome outbreak
associated with Zika virus infection in French Polynesia: a case-control
study. Lancet. 2016;387(10027):1531-1539.
Colen S (1995) “Like a mother to them”: Stratified reproduction and West Indian
childcare workers and employers in New York. In: Ginsburg F and Rahal
R (eds) Conceiving the New World
Daniel Lieberfeld, (2009). Lincoln, Mandela, and Qualities of Reconciliation-
Oriented LeadershihalPeace and Conflict.Order: The Global Politics of
Reproduction. Berkeley, CA: University of California Press,hal. 78–102..
Endy T.HAL & Nisalak A. (2002). – Japanese encephalitis : ecology and
epidemiology. Cur. Tohal Microbiol. Immunol. Hal : 245.
Farmer P (1999) Infections and Inequalitie,. Part starting point for macro Unit
analyisis: The Modern Plagues. Berkeley, CA; Los Angeles,
Ginsburg F and Rahal R (1991) The politics of reproduction. Annual Review of
Anthropology 20:
Greg Cashman, What Cause War?: An Introduction to Theories of International
Conflict.2nd end.(Lanham : Roman& Littlefield2014
Hedley Bull, The Anarchical Society: A Study of Order in World Politics
(London: Macmillan, 1977), Chapter 8.
Herbert, J. Rubin, Ahallied Social Research (2013). Hal 25- 31.
John Dugard, Nicholas Haysom and Gilbert Marcus. The Last Years of Apartheid:
Civil Liberties in South Africa. Ford Foundation, New York, 1992.
Kaoruko Kurusu, “Ningen no anzenhoshou (Human security),” Kokusaiseiji
(International Relations), vol. 117, 1998, hal. 86-89.
Mas’oed, Mohtar.,Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi., 1990.,
UGM Press.
1
Murray, R. 2004. Human rights in africa: From the OUA to africa Union. United
Kingdom :Cambridge University Press.
Neuman,L.(2012). Basic of Social Reseacrh : Qualitative and Qualitative
Ahalroaches. 3rd Ed.,Uhaler Saddle River, Pearson Publishing. Hal 38.-
39.
Peter Hough, Understanding Global Security (New York : Routledge) Hal : 18-
20. Non state actrors berupa NGOs, MNCs, Terrorist.
JURNAL:
Brum E (2016) The Zika virus mosquito is unmasking Brazil’s inequality and
indifference. The Guardian, 16 February. Available at:
http://www.theguardian.com/commentisfree/2016/ feb/16/Zika-mosquito-
Brazil-inequality-Brazilian-government (accessed 19 May 2016). Hal :
237.
CA: University of California Press. Hal : 240.
Farmer P (1999) Infections and Inequalities: The Modern Plagues. Berkeley, CA;
Los Angeles, CA: University of California Press. Hal: 240.
Farmer P (1999) Infections and Inequalities: The Modern Plagues. Berkeley, CA;
Los Angeles,
Jonsson, Christer., Intitutional Theory in International Relations, 2001, Lund
University.
Kelly,E Robert., Security Theory in the New Regionalism., 2012., International
Studies Review, Vol. 9, No. 2 hal 197-229
World Health Organization (WHO) (2016b) Dispelling rumours around Zika and
complications,April 2016. Available at:
http://www.who.int/emergencies/Zika-virus/articles/rumours/en/(accessed
19 May 2016), Hal : 236.
SITUS INTERNET:
"World Population Prospects: The 2017 Revision". ESA.UN.org (custom data
acquired via website). United Nations Department of Economic and Social
Affairs, Population Division. Retrieved 14 Januari 2018.
A Public Health Emergency of International Concern. Diakses 25
Desember 2017.
Amnesty International (2015) La prohibición total del aborto en El Salvador
condena a menores y familias al trauma y la pobreza. Available at:
https://www.amnesty.org/es/ press-releases/2015/11/el-salvador-s-total-
abortion-ban-sentences-children-and-families-totrauma- and-poverty/
(accessed 23 May 2016). Hal 243.
1
Htpp://www.who.int/about/regions/en/ data peningkatan grafik Virus Zika di
kawasan Brazil.Diakses 26 Desember 2017. Your local health department
(directory of local health departments in NJ:
www.state.nj.us/health/lh/documents/lhdirectory.pdf).
Htpp://www.who.int/about/regions/en/ Virus Zika di kawasan Brazil.Diakses 26
Desember 2017.
The African Health Monitor is a magazine of the World Health Organization
Regional Office for Africa, hal 2, (Accessed january-june 2007).
Your local health department (directory of local health departments in NJ :
www.state.nj.us/health /documents/lh directory.pdf) di akses pada 13
Januari 2018.
Timeline Virus Zika., Reuters Sttaff. Diakses pada tanggal 9 Juli 2018 Pukul 21:15
<https://www.reuters.com/article/us-health-Zika-origin-timeline-
idUSKBN14332A>
CDC., Diakses pada tanggal 9 Juli 2018 pukul 21:17
<https://wwwnc.cdc.gov/travel/page/Zika-information>
CDC, Diakses pada tanggal 19 Juli 2018 Pukul 18:56 WIB
<https://www.cdc.gov/pregnancy/zika/testing-follow-up/zika-syndrome-
birth-defects.html >
Camridge Dictionary diakses pada tanggal 19 Juli 2018 Pukul 19:25 WIB
<https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/institution >
SIPRI, Diakses pada tanggal 21 Juli 2018 pukul 12:53 WIB.
<https://www.sipri.org/research/conflict-and-peace/peace-operations-and-
conflict-management/africa/new-geopolitics-peace-operations-africa>
Dissent Magazine., Diakses pada tanggal 22 Agustus 2018., Pukul 14:523 WIB
<https://www.dissentmagazine.org/article/the-crisis-of-legitimacy-in-
africa >