Download - REFERAT KOMITE MEDIK
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
1/33
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
2/33
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
3/33
GEJALA-GEJALAGERD
Tinjauan penelitian ini mengidentifikasi 370 hasil yang
relevan. Dari sekian jumlah tersebut, 9 penelitian memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi yang tercantum pada bagian
metode. Seluruh penelitian tersebut merupakan pemeriksaan cross-
sectional dari gejala GERD pada sampel yang dipilih secara
acak dari populasi umum (Tabel 1).
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
4/33
Tabel 1. Karakteristik 9 Penelitian dari Indeks Massa Tubuh dan Gejala GERD
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
5/33
GEJALA-GEJALAGERD
Dari 9 penelitian, 6 di antaranya menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan secara statistik antara
obesitas dengan GERD dan 3 penelitian menunjukkan
tidak adanya hubungan.
8 dari penelitian tersebut menunjukkan, rasio peluang
yang telah diukur untuk gejala GERD di antara pasien
dengan berat badan berlebih dan obesitas terhitung
lebih besardibandingkan dari pasien dengan berat
badan yang normal.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
6/33
GEJALA-GEJALAGERD
Tabel 1 menunjukkan rasio peluang yang telahdikelompokkan dimana :
7 penelitian dikelompokkan menurut umur & jenis kelamin
2 penelitian dikelompokkan menurut ras
3 penelitian dikelompokkan menurut pemakaian obat OAINS 5 penelitian dikelompokkan menurut kebiasaan merokok
1 penelitian dikelompokkan menurut status H. pylori dan status
sosio-ekonomi
1 penelitian dikelompokkan menurut kegiatan fisiktidak ada dari pengelompokan di atas yang mengubah
signifikansi statistik atau arah korelasi antara obesitas
dengan GERD.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
7/33
GEJALA-GEJALAGERD
Selain itu, pengelompokan untuk alkohol, konsumsi kopi,
atau faktor makanan lainnya (seperti diet serat atau
konsumsi energi total) menghasilkan perubahan yang
tidak signifikan pada rasio peluang.
Salah satu penelitian menemukan bahwa
pengelompokan untuk terapi hormon post-menopause
pada wanita memperkuat korelasi antara obesitas
dengan GERD.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
8/33
GEJALA-GEJALAGERD
Rasio peluang yang telah dikelompokkan untuk
BMI 2530 kg/m2 = 1.43 (95% CI, 1.158 sampai
1.774)
Rasio peluang yang telah dikelompokkan untuk
BMI lebih dari 30 kg/m2 = 1.94 (CI, 1.468 sampai
2.566)
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
9/33
Gambar 1. Rasio peluang yang telah dikelompokkan untuk hubungan
antara berat badan berlebih (BMI: 2530 kg/m2) dan gejala-gejala GERD
(di atas) untuk hubungan atara obesitas (BMI > 30 kg/m2) dan gejala
GERD (di bawah).
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
10/33
ESOFAGITISEROSIF
Dari 7 penelitian (4 studi case-control, 2 studi cross-
sectional, dan 1 studi kohort), berdasarkan kalkulasi
rasio peluang dari 4 case control dan 2 penelitian
cross-sectional tanpa 1 studi kohort, rasio peluang
yang tidak dikelompokan dari esofagitis yang
berhubungan dengan BMI 25 kg/m2 atau lebih adalah
1,7 kali lipat lebih besar dari esofagitis yangberhubungan dengan BMI kurang dari 25 kg/m2 (rasio
peluang yang tidak dikelompokkan terhitung 1.8)
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
11/33
Tabel 2. Karakteristik Penelitian Obesitas dan Esofagitis Erosif
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
12/33
ESOFAGITISEROSIF
4 penelitian dikelompokkan menurut faktor tambahan yang
potensial. Salah satu penelitian menemukan bahwa
hubungan antara obesitas dengan esofagitis erosif
kehilangan signifikansi statistik setelah pengelompokan
menurut hiatal hernia. Kami memperkirakan dari 4 penelitian
ini bahwa penyesuaian untuk variabel tambahan menurunkan
rasio peluang sebanyak 0,16.
Sedangkan rasio peluang yang telah disesuaikan pada 6
penelitian adalah 1,76. (Gambar 2)
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
13/33
Gambar 2. Rasio peluang yang telah dikelompokkan dari studi case-control
dan cross-sectional yang memeriksa hubungan antara berat badan berlebih
atau obesitas (BMI > 25 kg/m2) dengan esofagitis erosif.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
14/33
BARRETTESOFAGUS
Tidak ada penelitian yang melaporkan hubungan
antara Barrett esofagus dengan obesitas yang
memenuhi pilihan kriteria pada tinjauan ini.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
15/33
ADENOKARSINOMA
Dari 9 studi case control, 8 studi memeriksa sampel yangberbasis populasi dan 1 studi memeriksa sampel
berbasis rumah sakit.
4 penelitian memeriksa adenokarsinoma esofagus sebagai
kategori yang terpisah dari adenokarsinoma kardia gaster.
1 penelitian mengeluarkan kanker kardia gaster dari kategori,
namun mungkin mengikutsertakan kanker gastroesofageal
junction ke dalam kategori.
2 penelitian mengkombinasi data untuk adenokarsinoma
esofagus dengan kardia gaster.
2 penelitian dari China hanya mengikutsertakan kasus
adenokarsinoma kardia gaster.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
16/33
ADENOKARSINOMA
Karena penurunan BB yang drastis pada penderita
kanker perlu diperhatikan, hampir seluruh penelitian
mencantumkan informasi dari riwayat berat badan
terdahulu.
Di antara 3 penelitian yang mengumpulkan beberapa
riwayat BB dan TB, hubungan antara BMI pada berbagai
titik patokan waktu yang berbeda dan risiko untuk
adenokarsinoma tidak berbeda secara signifikan menurut
statistik.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
17/33
ADENOKARSINOMAESOFAGUS
Pada tinjauan ini, terdapat 7 penelitian yang memeriksa
hubungan antara obesitas dengan adenokarsinoma
esofagus.
Berdasarkan penghitungan rasio peluang yang tidak
dikelompokkan menurut variabel apapun, risiko
terjadinya adenokarsinoma esofagus = 2.1 kali lipat
lebih tinggi pada seseorang dengan BMI 25 kg/m2 atau
lebih daripada orang dengan BB normal.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
18/33
Tabel 3. Karakteristik 9 Penelitian Indeks Massa Tubuh & Adenokarsinoma Esofagus atau Kardia Gaster
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
19/33
ADENOKARSINOMAESOFAGUS
Seluruh penelitian yang dikelompokkan menurut umur dan
jenis kelamin ditemukan tidak memberi efek yang signifikan
terhadap hubungan antara obesitas dengan adenokarsinoma
esofagus.
Pengelompokan terhadap ras, kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol, asupan kalori, adanya riwayat refluks sebelumnya,
atau tingkat pendidikan, tidak mengubah signifikansi statistik
atau arah dari hubungan antara obesitas dengan
adenokarsinoma esofagus.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
20/33
ADENOKARSINOMAESOFAGUS
Rasio peluang yang dikelompokkan untuk BMI 25
kg/m2 atau lebih = 2.02
Terdapat kecenderungan bahwa meningkatnya BMI
sejalan dengan meningkatnya rasio peluang yang
dikelompokkan menurut faktor di atas, dimana:
Rasio peluang untuk BMI 2530 kg/m = 1.52
Rasio peluang untuk BMI lebih dari 30 kg/m2 = 2.78
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
21/33
Gambar 3. Rasio peluang yang telah dikelompokkan dari studi case-control
yang memeriksa hubungan antara berat badan berlebih (BMI 25 kg/m2)
dengan adenokarsinoma esofagus (di atas) dan hubungan antara obesitas
(BMI > 30 kg/m2) dengan adenokarsinoma esofagus (di bawah).
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
22/33
Gambar Appendix 1. Rasio peluang yang tidak dikelompokkan untuk
risiko dari gejala gastroesofageal reflux disease (GERD) di antara berat
badan berlebih (di atas) dan obesitas (di bawah) versus individu dengan
berat badan yang normal.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
23/33
Gambar Appendix 2. Rasio peluang yang tidak dikelompokkan dari studicase-control dan cross-sectional yang meneliti risiko untuk terjadinya
esofagitis erosif di antara individu dengan berat badan berlebih (BMI 25
kg/m2) versus individu dengan berat badan yang normal (BMI < 25
kg/m2)
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
24/33
Gambar Appendix 3. Rasio peluang yang tidak dikelompokkan (95%
CIs) dari studi case-control yang meneliti hubungan antara berat
badan berlebih atau obesitas (BMI 25 kg/m2) dengan
adenokarsinoma esofagus atau kardia gaster.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
25/33
ADENOKARSINOMAKARDIAGASTER
Pada tinjauan ini, terdapat 6 penelitian memeriksa hubungan
antara obesitas dengan adenokarsinoma kardia gaster. 4 dari 6
penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang signifikan
secara statistik.
Rasio peluang yang tidak dikelompokkan terhitung 1.5.
Sedangkan rasio peluang yang dikelompokkan terhitung 1.68
(CI, 1.197 sampai 2.351; P = 0.003).
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
26/33
ADENOKARSINOMAKARDIAGASTER
Berikut adalah pengelompokan kategori berat badan pada
tinjauan penelitian ini:
Berat badan normal = indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 25
kg/m2 untuk seluruh penelitian, kecuali pada penelitian oleh Locke
dan koleganya (BMI < 24 kg/m2).
Berat badan berlebih = BMI antara 2530 kg/m2 untuk seluruh
penelitian, kecuali untuk penelitian Locke dan koleganya (BMI 24
30 kg/m2) dan penelitian Wu dan koleganya (BMI 2528 kg/m2).
Obesitas = BMI lebih dari 30 kg/m2 untuk seluruh penelitian, kecuali
penelitian Wu dan koleganya (BMI > 28 kg/m2).
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
27/33
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
28/33
Literatur ini memeriksa korelasi antara indeks massa
tubuh dengan penyakit yang berhubungan dengan asam
di esofagus.
Risiko antara gejala-gejala GERD, esofagitis erosif, atau
adenokarsinoma esofagus lebih meningkat pada pasien
dengan obesitas, dibanding pada pasien dengan indeks
massa tubuh yang normal.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
29/33
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa indeks massa
tubuh tidak memiliki hubungan yang positif maupun
negatif secara signifikan terhadap kontrol kanker.
Hubungan antara obesitas dengan adenokarsinoma
kardia gaster, didapatkan tidak konsisten.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
30/33
Pada penelitian lain didapatkan hipotesis bahwa selain
obesitas, jumlah dan jenis asupan makanan, terutama lemak,
juga ikut bertanggung jawab dalam terjadinya GERD.
Tujuh penelitian pada tinjauan ini memeriksa asupan kalori
total dan asupan makanan serat (buah-buahan dan sayuran)
atau makronutrien dan mikronutrien lainnya. Secarakeseluruhan, efek BMI pada penyakit yang berhubungan
dengan GERD tidak bergantung dari asupan diet. Bahkan,
seluruh penelitian tidak menemukan hubungan yang konsisten
antara asupan makanan berlemak dengan GERD atau
adenokarsinoma esofagus.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
31/33
Kemungkinan lainnya pada pasien obesitas mungkin
memiliki peningkatan risiko untuk terjadinya hiatal hernia,
yang mana memiliki peran dalam memulai danmenyebabkan GERD. Namun hubungan ini masih dalam
perdebatan. Dalam tinjauan ini, 3 penelitian memeriksa
secara spesifik hubungan hiatal hernia terhadap obesitas
dengan GERD atau esofagitis, diantara lain :
Penelitian pertama menunjukkan bahwa hiatal hernia adalah
salah satu mekanisme yang dapat mengarahkan obesitas menuju
ke esofagitis.
Pada penelitian lainnya tidak ditemukan hubungan yang signifikan
secara statistik antara BMI dan hiatal hernia. Obesitas tetap
menjadi faktor risiko yang independen terhadap esofagitis ringan
versus berat.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
32/33
Faktor humoral juga dipikirkan sebagai salah satu mekanisme yang
menghubungkan obesitas dengan refluks dan adenokarsinoma esofagus,
seperti pada tinjauan tersebut kemungkinan asosiasi antara obesitas dan
GERD mungkin di mediasi oleh estrogen. Beberapa penelitian dilakukan untukmengobservasi hubungan tersebut, diantaranya :
Penelitian pertama melaporkan hubungan yang signifikan secara statistik antara
obesitas dan esofagitis pada wanita, yang mana dicetuskan oleh penggunaan
estrogen pada wanita post-menopause.
Penelitian kedua menemukan wanita dengan obesitas memiliki peningkatan risikoterjadinya gejala GERD dibandingkan pria dengan obesitas dan risiko tertinggi
terdapat pada wanita pre-menopause dan post-menopause yang menerima terapi
estrogen.
Penelitian lain melaporkan bahwa wanita dengan berat badan berlebih yang
berumur lebih tua dari 70 tahun adalah satu-satunya kelompok yang memiliki
peningkatan risiko yang signifikan secara statistik untuk esofagitis.
Dan beberapa penelitian lainnya telah menemukan bahwa peningkatan risiko terkait
obesitas terhadap penyakit esofagus tidak dipengaruhi atau pun dimodifikasi oleh
jenis kelamin.
-
7/22/2019 REFERAT KOMITE MEDIK
33/33
Beberapa bukti lainnya menyatakan bahwa perubahan berat
badan juga mempengaruhi risiko GERD dan komplikasinya.
Peningkatan berat badan lebih dari 3.5 kg/m2 berhubungan
dengan peningkatan risiko terjadinya gejala refluks sebanyak
2.7 kali lipat.
Di lain pihak, meskipun penurunan berat badan sering
direkomendasi sebagai tolak ukur terapeutik pada penyakit
refluks, penelitianpenelitian memberikan hasil yang masih
diperdebatkan mengenai kemajuannya. Namun sampai saatini saran untuk penurunan berat badan dapat membantu
meredakan gejala GERD tersebut.