BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALI
K Mahaputra
Disampaikan pada Bintek Inovasi Peningkatan Produktivitas Cabai di Bali, 23 Nov 2020
PRODUKSI BENIH CABAI
ALUR SERTIFIKASI
•7 hari sebelum tanam
• Label/ sertifikat BS
• Bukti penguasaan
lahan
•Satu permohonan
berlaku untuk satu unit
sertifikasi
Pemohon
Permohonan
Sertifikat Kompetensi
BPSB
Pemeriksaan
Dokumen tidak
memenuhi
Dokumen memenuhi
Syarat
Pemeriksaan
pendahuluan
Pemeriksaan
pertanaman
Tidak Memenuhi Memenuhi PTM
Benih di gudang
Tidak Memenuhi Memenuhi
Sertifikat
a. dokumen permohonan
- dokumen yang memenuhi syarat diberi nomor
- dokumen tidak memenuhi syarat dikembalikan
b. Pemeriksaan Pendahuluan
- Dokumen
- Kesesuaian antara benih dengan label/ surat
keterangan BS
- Isolasi
- Rotasi
c. Pemeriksaan Pertanaman
- Fase tertentu
- Setelah roguing
- Pemeriksaan karakteristik tanaman : 100
tanaman/titik sample
-Target OPT : antraknose, virus dan bercak
daun
d. Pemeriksaan benih di gudang
- Pengambilan contoh benih
- Uji daya kecambah
- Uji kemurnian
- Uji kadar air
Sertifikasi Benih adalah proses pemberian sertifikat terhadap
kelompok benih melalui serangkaian pemeriksaan dan/atau
pengujian, serta memenuhi standar mutu atau persyaratan
teknis minimal.
Pengertian Sertifikasi Benih
Maksud Sertifikasi Benih
Sertifikasi Benih dimaksudkan sebagai pelayanan terhadap
produsen/penangkar serta pedagang benih
Tujuan Sertifikasi Benih
Tujuan pada kegiatan sertifikasi ini antara lain adalah : untuk
memelihara kemurnian dan mutu dari varietas unggul serta
menyediakan secara kontinyu kepada petani.
DASAR HUKUM
• Kepmentan No 42/Kpts/SR.130/D/10/2019 tentang Teknis Sertifikasi Benih
Hortikultura
• Keputusan Ka. Badan No.142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang pedoman umum
pengelola benih sumber (UPBS) lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
• Kepmentan No 726/ Kpts /KB.020/12/2015 tentang Penugasan Badan Penelitian
dan Pengembangan dalam rangka perbanyakan benih/bibit sebar komoditas
strategis yang bermutu untuk percepatan diseminasi varietas unggul
• Surat Menteri Pertanian nomor : 103/KP.410/8/M/2017 tertanggal 14 Agustus
2017 kepada Kepala Badan Litbang, antara lain untuk melaksanakan
perbanyakan dan produksi benih/bibit hortikultura, perkebunan dan peternakan
ISTILAH
• Produksi benih adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan benih bermutu.
• Benih hortikultura yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman hortikultura atau bagian darinya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman.
• Benih bermutu dari varietas unggul hortikultura yang selanjutnya disebut benih bermutu adalah benih yang varietasnya sudah terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem sertifikasi benih, mempunyai mutu genetik, mutu fisiologis, mutu fisik serta status kesehatan yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan teknis minimal.
• Benih Sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk perbanyakan benih bermutu.
ISTILAH
• Benih Penjenis adalah benih generasi awal yang berasal dari benih inti hasil perakitan varietas diproduksi oleh dan dibawah pengawasan Pemulia Tanaman yang bersangkutan atau Instansinya (Breeder Seed/BS/Label Kuning)
• Benih Dasar adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Dasar (Foundation Seed/FS/Label Putih)
• Benih Pokok adalah keturunan dari Benih Dasar atau dari Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Pokok (Stock Seed / SS/Label Ungu)
• Benih Sebar adalah keturunan dari Benih Pokok, Benih Dasar atau Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Sebar (Extension Seed /ES/Label Biru)
• Sertifikasi benih hortikultura yang selanjutnya disebut sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat terhadap kelompok benih melalui serangkaian pemeriksaan dan/atau pengujian, serta memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal.
• Sertifikasi sebagaimana dimaksud dilakukan: a. melalui pengawasan pertanaman dan pascapanen; b. melalui sistem manajemen mutu; atau c. terhadap produk benih.
ISTILAH
• Sertifikasi sistem manajemen mutu adalah proses yang menjamin bahwa sistem manajemen diterapkan untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu (SNI 9001:2008).
• Sertifikat Produk adalah pengakuan tertulis yang diberikanoleh lembaga sertifikasi produk kepada produsen benih untuk melakukan penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap barang dan jasa.
• Sertifikasi kompetensi pelaku usaha perbenihan yang selanjutnya disebut sertifikat kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat oleh Lembaga yang berwenang kepada pelaku usaha perbenihan hortikultura yang telah memenuhi unjuk kerja yang dipersyaratkan.
ISTILAH
LATAR BELAKANG
Kebutuhan
Cabai
Benih Bermutu
Sertifikasi BenihProduksi Benih
• Nilai ekonomis
• fluktuasi harga
tinggi (inflasi)
• Ketersediaan
benih bermutu
Syarat umum dalam produksi benih cabai
• Sumber benih yang benar dan berkualitas
• Benih ditanam pada lahan yang bersih, bebas dari gulma atautanaman lain. Areal pertanaman yang akan digunakan bukan bekastanaman cabai atau tanaman yang termasuk famili Solanaceae.
• Isolasi pertanaman yang cukup baik untuk mencegah terjadinyapenyerbukan silang dengan varietas lain. Efektif dengan isolasi jarak(min 200 m) dari varietas lain dan pemanfaatan barier jagung/sorgum.
• Pencegahan kemungkinan tercampurnya benih dengan benihvarietas lain pada saat panen dan prosesing benih,
• Benih diberi label yang benar dan jelas menurut nama varietas,atau dengan keterangan lain, seperti daya kecambah dan kadar airbenih.
Lahan
1. Lahan bera atau bekas tanaman yang bukan satu famili
Solanaceae seperti kelompok cabai, tomat, terung atau
kentang, minimal 1 (satu) musim tanam
2. Adanya isolasi, baik isolasi jarak, isolasi waktu atau
barier
Untuk isolasi jarak. lahan pertanaman cabai untuk benih
penjenis harus mempunyai jarak antar varietas + 500 m
(Howthorn dan Pollard 1954). Untuk kelas benih di bawah
benih penjenis, jarak penanaman antar varietas dapat
lebih pendek yaitu + 200 meter.
Tanaman seperti jagung, sorgum, rumput tinggi atau tebu
juga efektif untuk mengisolasi pertanaman cabai yang
ditujukan untuk produksi benih (Poulos 1993).
Penyiapan Lahan
Penyiapan Benih
Penanaman
Pemeliharaan
Panen dan prosesing
Penyimpanan Benih
PRODUKSI SERTIFIKASI PEREDARAN
Pendaftaran sertifikasi
benih
Pemeriksaan
pendahuluan
Pemeriksaan lapang 1
(vegetatif)
Pemeriksaan lapang 2
(generatif)
Pengujian
laboratorium/pemeriksaan
di gudang
Pelabelan
Pemilihan Lokasi dan
waktu tanam
Strategi:
1. Varietas unggul
2. Persemaian sehat
3. Kepadatan populasi30.000 tanaman/ha jarak tanam 50 cm X 70 cm
4. Provitas/tanamanminimal 1 kg
5. Kehilangan hasil karenaOPT < 10%
Invotek dalam Produksi Benih CabaiTeknologi Proliga cabai Provitas > 20 ton/Ha
Komponen Teknologi :
1. Varietas yang digunakan
2. Persemaian terproteksi : tempat persemaiandisterilkan dengan cara disemprot dengan insektisidaspirotetramat + imidaklorpid (1,0 ml/l), kemudiandipasang perangkap kuning untuk memantau Bemisiatabaci sampai populasi nol. Pada umur 3 minggudilakukan pemangkasan pucuk (pitching)
3. Inducer benih umur 4 minggu
4. Populasi 30.000 tanaman/ha, jarak tanam 50 cm X 70 cm (dua satu zigzag)
5. Pemasangan mulsa plastik hitam perak
6. Penanaman 4 baris tanaman jagung sebagai barrier vektor virus kuning
7. Pemberian 20 ton pupuk kandang + 1.000 kg NPK / ha
8. Pengendalian OPT : Prinsip PHT
PEMILIHAN VARIETAS
Dalam pemilihan varietas cabai beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan antara lain :
• Sesuai dengan permintaan pasar (rasa, warna, penampakan,
ukuran)
• Produktivitas tinggi
• Tahan terhadap serangan organisme penggang gutumbuhan
(OPT)
• Cocok ditanam pada kondisi ekosistem setempat
Cabai Merah1. Tanjung-1
2. Tanjung-2
3. Lembang-1
4. Branang
5. Gantari
6. Lingga
7. Ciko
8. Kencana
9. Prima Agrihorti
10.Rabani AGrihorti
11. Inata Agrihorti
12.Carvi Agrihorti
13.Pancanaka Agrihorti
LEMBANG-1 LINGGA CIKO KENCANA
PRIMA AGRIHORTI RABANI AGRIHORTI
CARVI AGRIHORTI
INATA AGRIHORTI
PANCANAKA AGRIHORTI
PERSEMAIAN SEHAT
Tempat persemaian disterilkan
dengan cara disemprot
insektisida spirotetramat
+ imidakloprid(1.0 ml/l),
kemudian dipasang perangkap
kuning untuk memantau
Bemisia tabaci sampai
populasi nol.
ISOLASI DI PERSEMAIAN
1. Atap dari plastik transparan (UV)2. Dinding dari kain sifon
(Screan dgn ukuran mes 72/cm)3. Tinggi 1,5 – 2 m4. Sterilisasi Dalam Sungkup➢ Pembersihan Gulma➢ Aplikasi Insektisida Thiametoksam➢ Pemantauan dgn Perangkap Kuning
Pemantauan
• Media pesemaian terdiriatas campuran tanahhalus dan pupuk kandang(1 : 1) yang telah dikukusdengan uap air panasselama 4 jam
Campuran tanah + pupuk
kandang (1:1)
Tanah halus Pupuk kandang
Sterilisasi tanah dengan cara
pengukusan selama 4 jam
+
• Benih cabai direndamdalam larutanfungisidapropamokarbhidroklorida (1 ml/l) selama 1 jam.
• Ketika persemaianberumur 4 mggdilakukan imunisasidengan menggunakaninducer. Pinching umur 3 mgg (3-4 daun sejati)
“PINCHING”
1. Pertumbuhan tanaman terhambat
2. Masa berbunga lebih lambat (1 minggu)
1. Arsitektur tanaman lebih baik
2. Jumlah cabang lebih banyak
3. Produktivitas lebih tinggi (52%)
Kelebihan
Kekurangan
PEMANGKASAN PUCUK(“PINCHING”)
TEKNIK PEMANGKASAN
• Pemangkasan dilakukan ketika bibit berumur 2 – 3 minggu
• Lakukan pemangkasan dengan jaraknya 4 mm diatas daunyang pertama kali muncul.
• Pemangkasan menggunakan pisau/gunting yang tajam dan steril
• Sisakan 2 daun .
• Setelah selesai agar bekas potongan terhindar dari infeksi penyakit semprot dengn fungisida seuai anjuran.
• Bibit siap dipindah tanam ke lahan setelah tanaman berdaun 5 lembar atau tiga minggu setelah pemangkasan
pPemangkasan Pucuk (Pinching)
INDUCER
Pemanfaatan Tanaman Inducer
Imunisasi tanaman muda
Ekstrak nabati bungapukul empat, bayamduri atau daun bunga Pagoda diinokulasikanpada tanaman muda
Tujuan : Mengaktifkangen pertahanantanaman secarasistemik
KEBUTUHAN DAN JARAK TANAM
NO KOMODITASKEBUTUHAN
BENIHJARAK TANAM
1 Cabai 150-200 gram 25 x 40/ 50-70
Dua – Satu Tanaman per lubang
cara
Tan
am Z
igza
gPopulasi Tanaman :
29.000 Tanaman60 X 40 cm
30.000 Tanaman (dua satu zigzag)
70 X 50 cm
Persiapan Lahan
Pengolahan Lahan
Di lahan terbuka
• Bersihkan lahan dari bebatuan, gulma, sisa tanaman sebelumnya yang dapatmenggangu pertumbuhan tanaman dengan menggunakancangkul/golok/kored.
• Tanah diolah sedalam 20 -30 cm dengan menggunakan traktor/cangkul hinggatanah menjadi gembur.
• Pengolahan lahan dilakukan 2-4 minggu sebelum tanam.
Di dalam screenhouse
• Bersihkan rumah plastik/kassa/kaca bebatuan, gulma, sisa tanaman sebelumnyayang dapat menggangu pertumbuhan tanaman dengan menggunakancangkul/golok/kored. Buang sampah tersebut ke luar rumah plastik/kassa/kaca.
• Pasang mulsa plastik hitam perak dengan cutik menutupi seluruh tanah dalam rumah plastik/kassa/kaca agar gulma tidak dapat tumbuh.
PENGELOLAAN TANAH, HARA DAN AIR
Pembuatan Bedengan, Pemberian Pupuk Dasar dan Dolomit
Di lahan terbuka
• Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm sedangkan panjangnyamenyesuaikan lahan, untuk meluruskan bedengan gunakan tali dan ajir
• Parit di buat dengan ukuran lebar 40 – 50 cm
• Taburkan kapur pertanian hingga pH minimal 5.5 (sekitar 1.5-2 ton/ha), pupukkandang sebanyak 20-30 ton/Ha dan pupuk majemuk 450 kg/ha NPK 16-16-16 atau menggunakan campuran pupuk tunggal 200 kg/ha SP36, 100 kg/ha ZA, dan 100 kg/ha KCL di atas bedengan yang telah terbentuk.
• Bedengan yang telah ditabur kapur pertanian dan pupuk dasar, selanjutnya bagian atasnya ditutup dengan tanah, dihaluskan dan diratakan.
Pemasangan Mulsa, dan Pembuatan Jarak Tanam
• Pemasangan mulsa dilakukan pada saat panas terik matahari agar mulsa memuaisehingga memudahkan mulsa tersebut ditarik menutup rapat bedengan.
• Bagian plastik berwarna perak menghadap keatas sedangkan yang berwarnahitam menghadap ke tanah/bawah.
• Setelah mulsa terpasang dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam pada mulsa menggunakan alat pelubang mulsa berdiameter 10 cm yang dipanaskan. Lubang tanaman dibuat sesuai dengan jarak tanam yaitu 70 x 50 cm atau 70 x 60 cm (double row) atau 50-60 x 150 cm (single row)
• Pelubangan dilakukan 15 hari setelah pemasangan mulsa Plastik, dengan tujuan:
❑ Menekan gulma inang virus
❑ Menekan populasi Vektornya
❑ Menjaga kelembaban tanah
TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI
PenanamanPengairan &
penyianganPemupukan
Pewiwilan &
roguing
Pengendalian Hama dan penyakit
20 t/ha
Roguing
• Roguing dilakukan sepanjang umur tanaman terutama menjelangpemeriksaan lapang sehingga sebelum pemeriksaan lapang, kondisipertanaman dapat memenuhi PTM (persyaratan teknis minimal)
• Periksa satu persatu tanaman yang diproduksi berdasarkandeskripsi varietas, cabut tanaman bila ditemui tanaman yangmenyimpang berdasarkan deskripsi varietas, demikian pula padatanaman yang sakit atau terinfeksi penyakit.
Panen
• Buah yang dipanen adalah buah yang setelah matang fisiologis dengan ciri-ciri warna kulit buah sudah merah penuh di datarantinggi: cabai besar ( 90 HST ), cabai keriting (120 HST) sedangkan di dataran medium: cabai besar (70 HST), cabai keriting (90 HST). Panen dilakukan dengan interval 7 hari sekali
• Buah dipanen dengan cara dipetik pada bagian tangkai buahnya, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik.
• Panen buah sakit secara terpisah untuk dibuang
• Pisahkan antara buah yang sehat dengan buah yang terserang OPT
Prosesing Benih• Prosesing hanya buah yang sehat
• Prosesing bisa dengan prosesing basah, kering atau dengan mesin
• Prosesing kering :
❑ Belah buah cabai secara melintang dengan menggunakan pisau
❑ Keluarkan benih dari buah cabai secara langsung
❑ Benih ditampung dalam baki/nampan bambu yang dialasi kertas
• Prosesing basah :
❑ Buah cabai digiling-giling dengan tangan
❑ Belah buah cabai secara melintang dengan menggunakan pisau
❑ Rendam buah cabai ke dalam air selama satu jam kemudian pisahkan antara benih dan daging buah. Bilas beberapa kali sambil memisahkan benih bernas dan benih hampa. Rendam dalam larutan Bayclin 10 ml/liter selama10-15 menit. Bilas dengan air dan tiriskan
❑ Benih ditampung dalam baki/nampan bambu yang dialasi kertas
Prosesing Benih• Prosesing dengan mesin :
❑ Buang tangkai buah cabai
❑ Siapkan air
❑ Nyalakan mesin ekstraksi
❑ Masukkan cabai secara bertahap
❑ Tambahkan air jika perlu
❑ Tampung biji dan kulit buah cabai
❑ Bilas cabai yang telah tertampung dan tiriskan
❑ Rendam dalam larutan Bayclin 10 ml/liter selama 10-15 menit. Bilas dengan air dan tiriskan
❑ Letakkan benih cabai di atas baki/nampang yang telah dialasi kertas
Prosesing Benih
Pemilihan buah sehat
Prosesing Benih• Masukkan ke oven atau ruang pengering dengan suhu 30-34◦C selama kurang
lebih 3 hari atau sampai benih mencapai kadar air 5-7%
• Setelah benih kering, lakukan penyortiran. Pisahkan antar biji yang bernas dan bersih dengan biji yang kotor/pecah/kulit buah cabai. Masukkan benih hasil sortir(benih bagus) ke ruang pengering kembali pada suhu 30-340C selama ± 3 hari atau sampai benih mencapai kadar air 5-7%. kemudian masukkan ke dalam aluminium foil dan tutup menggunakan sealer.
• Simpan benih di gudang penyimpanan benih bersuhu 16 ± 1◦C dan kelembaban65-70%
Kemasan• Kemasan dapat berupa kantong (plastik, kertas, aluminium foil), wadah
(botol, kaleng)
• Kemasan harus terbuat dari bahan yang kuat dan dapat melindungi mutu serta kesehatan benih
• Kemasan harus memuat informasi :
❑ identitas produsen/pengedar benih
❑ Jenis komoditas dan nama varietas
❑ Nomor sertifikat SMM bagi yang memiliki
❑ Volume benih dalam kemasan
❑ Perlakuan khusus yang diperlukan
❑ Untuk benih tanaman produk rekayasa genetika (PRG) harusmencantumkan kode PRG
❑ Bahan aktif pestisida dan bahan kimia yang diaplikasikan
Pelabelan• Benih yang lulus sertifikasi dan akan
diedarkan wajib diberi label (kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur).
• Bagian mutu mengeluarkan label berdasarkanpermohonan bagian MS dengan form Permohonan Pemasangan Label Benih
• Label ditulis dalam bahasa Indonesia, mudahdilihat dan dibaca, serta tidak mudah rusak.
• Label untuk benih bentuk biji minimal meliputi:
a. Benih murni (%)
b. Kadar air (%)
c. Daya berkecambah (%)
d. Lot
e. Tanggal kadaluarsa
MEKANISME PRODUKSI BENIH CABAI
Produsen Benih
BPSBTPH
mohon
Sertifikasi
cari
Lokasi
Tanam
olah
LahanTanam
Roguing
2
PanenRoguing
1
20 HST –
sebelum
berbunga
Tanaman
sudah
berbunga
0 HST
Uji Mutu
Lab
Klarifikasi
dokumen
Pemeriksaan
Pendahuluan
riksa
Lapang 1
riksa
Lapang 2
PTM cabai
Catatan :
*) Pengelolaan
lapang
Terima Kasih