benih cabai berukuran kecil.docx

39
Benih cabai berukuran kecil (3-5 mm), berwarna kuning dan berbentuk pipih seperti ginjal (buah pinggang). Berat 1000 biji kering berkisar antara 3-6 gram. Bagian-bagian benih cabai adalah embrio, endosperma, poros embrio (hipokotil, radikula, plumula), kotiledon, dan kulit benih. Embrio cabai merah dikelilingi oleh endosperma. Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan untuk embrio dan kecambah muda. Endosperma terletak didepan radikal dan terdiri dari 7-9 sel (Walkins et al. 1985). Cadangan makanan benih sebagian besar tersusun protein dan lipid (Chen dan Lott 1992). Sel endosperma dibatasi oleh epidermis internal, epidermis berbentuk angular, mempunyai butiran-butiran minyak dan aleuron yang mengandung kristaloid. Walkins et al., (1985) menyatakan bahwa dinding sel yang tebal dari endosperma cabai kemungkinan berfungsi sebagai penyimpan polisakarida yang mengandung mannan. Pada benih cabai, perubahan endosperma yang tampak dariluar (secara visual) terlihat terjadi satu hari sebelum radikula membesar dan menembus kulit benih. Perubahan ini dibarengi dengan hilangnya integritas endosperma dan berkurangnya ketebalan pada endosperma di depan radikula, tetapi pada bagian endosperma lain tidak mengalami perubahan. Sel-sel pada bagian paling luar dari endosperma yang berbatasan dengan kulit biji dan sel-sel protoderm embrio diseliputi oleh kutikula. Bagian-bagian benih pada Gambar 8. Gambar 8. Irisan melintang benih cabai: C: kotiledon, E: endosperma; H: hipokotil; R: radikula; SC: kulit biji (Bosland dan Votava 1999) http://songonine.blogspot.com/2013/07/manfaat-cabe-jawa.html KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl- 3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka- trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya

Upload: nuning-widya-herdimastuti

Post on 26-Nov-2015

568 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Benih cabai berukuran kecil (3-5 mm), berwarna kuning dan berbentuk pipih seperti ginjal (buah pinggang). Berat 1000 biji kering berkisar antara 3-6 gram. Bagian-bagian benih cabai adalah embrio, endosperma, poros embrio (hipokotil, radikula, plumula), kotiledon, dan kulit benih. Embrio cabai merah dikelilingi oleh endosperma. Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan untuk embrio dan kecambah muda. Endosperma terletak didepan radikal dan terdiri dari 7-9 sel (Walkins et al. 1985). Cadangan makanan benih sebagian besar tersusun protein dan lipid (Chen dan Lott 1992). Sel endosperma dibatasi oleh epidermis internal, epidermis berbentuk angular, mempunyai butiran-butiran minyak dan aleuron yang mengandung kristaloid. Walkins et al., (1985) menyatakan bahwa dinding sel yang tebal dari endosperma cabai kemungkinan berfungsi sebagai penyimpan polisakarida yang mengandung mannan. Pada benih cabai, perubahan endosperma yang tampak dariluar (secara visual) terlihat terjadi satu hari sebelum radikula membesar dan menembus kulit benih. Perubahan ini dibarengi dengan hilangnya integritas endosperma dan berkurangnya ketebalan pada endosperma di depan radikula, tetapi pada bagian endosperma lain tidak mengalami perubahan. Sel-sel pada bagian paling luar dari endosperma yang berbatasan dengan kulit biji dan sel-sel protoderm embrio diseliputi oleh kutikula. Bagian-bagian benih pada Gambar 8.

Gambar 8. Irisan melintang benih cabai: C: kotiledon, E: endosperma; H: hipokotil; R: radikula; SC: kulit biji (Bosland dan Votava 1999)http://songonine.blogspot.com/2013/07/manfaat-cabe-jawa.htmlKANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.

vitamin C dan betakaroten (provitamin A), lebih daripada buah-buahan seperti mangga, nanas, pepaya dan semangka. Bahkan kadar mineralnya terutama kalsium dan fosfor, mengunguli ikan segar. Cabai hijau dan paprika memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi.Sedangkan , Zat yang membuat cabai terasa pedas adalah kapsaisin yang tersimpan dalam urat putih cabai, tempat melekatnya biji. Kapsaisin ini bersifat stomakik, yakni dapat meningkatkan nafsu makan. Belum lagi kemampuannya merangsang produksi hormon endorphin yang mampu membangkitkan sensasi kenikmatan.

Fungsi lain dari kapsaisin adalah mengencerkan lendir sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk sinusitis. Kapsaisin juga bersifat antikoagulan dengan cara menjaga darah supaya tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Itu berarti juga memperkecil kemungkinan menderita serangan stroke, jantung koroner dan impotensi. Sedangkan dalam dunia industri farmasi, cabai merupakan salah satu bahan campuran untuk pembuatan balsem, inhaler, dan permen pengganti rokok. Bubuk cabai juga bisa dimanfaatkan sebagai pengganti fungsi lada yang bisa memancing selera makan. Sedangkan ekstraksi bubuk cabai digunakan dalam pembuatan minuman ginger beer. Selain kegunaan tersebut, bubuk cabai pun dapat dijadikan sebagai bahan obat penenang. Sementara kandungan bioflavonoids yang ada di dalamnya, selain dapat menyembuhkan radang akibat udara dingin, juga dapat menyembuhkan polio.http://permathic.blogspot.com/2012/03/kandungan-dan-manfaat-cabai-cabe.htmlAdapun manfaat cabai antara lain : Bermanfaat untuk kesehatan mata dan memperhalus kulit Menjaga tubuh dari kemungkinan infeksi Membantu mencarlkan peredaran terutama bagi penderita tekanan darah rendah Mengandung zat antioksidan, menetralisir radikal bebas yang bertanggung jawab terhadap rusaknya jaringan dan sel tubuh Mengandung zat anti inflamatori atau pembengkakan Mengurangi kolestrol dan efektif menjaga stroke dan serangan jantung Mempercepat metabolisme dan pembakaran kalori yang berlebihan sehingga bagus untuk mereka yang kelebihan bobot tubuh Mengobati demam Memiliki efek pelancar dan baik untuk mengatasi sembelit. Mengurangi rasa sakit, merangsang produksi neurotransmitter dalam otak Bagus dikonsumsi penderita diabetes Membantu melunturkan lemak secara pelan dalam usus Membantu mengatasi obesitas Kandunan betacarotene, capsaicin, vitamin A dan vitamin C, ampuh untuk menjaga kesehatan dan mengatasi impotensi. Itulah beberapa informasi menganai cabai yang bisa saya share, semoga bermanfaat..

TINJAUAN PUSTAKAhttp://logku.blogspot.com/2011/02/apa-kandungan-dalam-cabai-kok-bisa.htmlCabai adalah tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabe yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabe bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok". Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai. Tapi tahukah anda bahwa ada ukuran resmi untuk mengukur tingkat kepedasan cabai?Tingkat kepedasan cabai dapat di ukur dengan menggunakan skala Scoville Heat Unit (SHU). Skala ini ditemukan pada tahun 1912 oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Amerika, Wilbur Scoville dengan menggunakan metode Scoville Orgaoleptic Test. Metodenya cukup sederhana, yaitu dengan mencampur ekstrak cabai dengan air gula. Campuran ini kemudian di ukur kepedasannya oleh para panelis yang biasanya terdiri dari 5 orang. Air gula akan di tambahkan secara terus menerus hingga rasa pedas tidak terdeteksi oleh para panelis tersebut. Tingkat pencampuran itu memberikan ukuran bagi skala Scoville ini. Cabai manis yang tidak mengandung capsaicin sama sekali, pada skala Scoville nilainya nol. Sebaliknya, cabai yang mempunyai peringkat 300.000 menunjukkan bahwa ekstraknya harus dicampurkan 300.000 kali lipat sebelum capsaicin yang hadir di dalamnya tidak terasa lagi. Metode ini masih memiliki kekurangan karena adanya potensi subyektivitas dari panelis yang menguji. Karena itu saat ini sedang di kembangkan juga metode HPLC .Dari beberapa jenis cabai yang pernah di teliti, Dorset Naga Jolokia dari India di nobatkan sebagai cabai terpedas di dunia versi Guinees Book of Record dengan rating hingga 1.041.247 SHU, setelah menumbangkan Cabai Red Savina Habanero dari Meksiko yang memiliki rating hingga 577.000 SHU. Sekarang juga muncul, infinite chili dari kota Kota Grantham yang meng-klaim sebagai cabai terpedas di dunia saat ini.Cabai yang paling tidak pedas adalah paprika atau bell pepper, karena buah ini tidak mengandung capsaicin dengan SHU sebesar 0 (nol).Berikut ini adalah daftar skala kepedasan scoville (dari en wikipedia) :Skala ScovilleJenis Cabai

15,000,00016,000,000Capsaicin murni

9,100,000Nordihydrocapsaicin

2,000,0005,300,000Semprotan cabai standar Amerika

855,0001,041,427Naga Jolokia

350,000577,000Red Savina Habanero

100,000350,000Habanero Chile, Scotch Bonnet

100,000200,000Rocoto, Jamaican Hot Pepper

50,000100,000Thai Pepper,Malagueta Pepper, Chiltepin Pepper

30,00050,000Cayenne Pepper, Aj pepper, Tabasco pepper

10,00023,000Serrano Pepper

7,0008,000Tabasco Sauce (Habanero)

5,00010,000Wax Pepper

2,5008,000Jalapeo Pepper

2,5005,000Tabasco Sauce (Tabasco pepper)

1,5002,500Rocotillo Pepper

1,0001,500Poblano Pepper, Texas Pete sauce

600800Tabasco Sauce (Green Pepper)

5001000Anaheim pepper

100500Pimento, Pepperoncini

0No heat, Bell pepper / Paprika

Nah inilah keterangan lebih lanjut mengenai cabe-cabe berdasarkan tingkat kepedasannya yang diukur menggunakan Scoville rating.1. Bell pepper

Scoville rating: 0Bell pepper ini adalah sejenis paprika, biasanya terdapat dalam 4 warna, yaitu merah, kuning, hijau, oranye. Bell Pepper kadang dikelompokkan ke dalam cabe yang kurang pedas atau "sweet peppers". Namun terdapat paprika langka berwarna putih dan ungu, tergantung dimana mereka ditanam dan dari varietas apakah mereka. Paprika hijau berasa lebih pahit dibandingkan dengan paprika merah, kuning atau oranye.

2. Pimento

Scoville rating: 100-500Pimento atau cabe cheri adalah cabe yang besar, merah berbentuk seperti hati, panjang antara 7 - 10 cm lebar 5-7 cm. Daging buahnya termasuk manis, berair, dan lebih beraroma dibandingkan dengan paprika merah. Namum beberapa varietas dari pimento ini cukup pedas. Pimento atau pimento sendiri adalah bahasa Portugis dari "bell pepper".

3. Anaheim Pepper

Scoville rating : 500-2500Nama Anaheim sebenarnya adalah nama sebuah daerah. Nama itu diberikan karena ada seorang petani bernama Emilio Ortega yang membawa benih cabe ini ke daerah Anaheim pada awal tahun 1900. Sebutan lainnya adalah California Chile atau Magdalena. Varietas cabe ini yang tumbuh di New Mexico memiliki tingkat kepedasan yang lebih tinggi, yaitu sekitar 4500 sampai 5000 Scoville units.

4. Jalapeo

Scoville rating : 2500-8000Bentuknya kaya terong, tapi itu bukan terong, itu cabe jalapeo. Cabe ini sudah termasuk panas, dan sudah dapat memberikan sensasi terbakar saat memakannya (pedas). Panjang cabe ini antara 5 - 9 cm. Cabe ini berasal dari Meksiko. Di Meksiko terdapat lahan seluas 160 km persegi yang hanya digunakan untuk menanam cabe jenis ini! Daerahnya terutama di lembah sungai Papaloapan, sebelah utara Veracruz

5.Serrano Pepper

Scoville rating : 10.000-23.000Cabe ini juga dari Meksiko, di daerah pegunungan Meksiko. Rasa pedasnya menggigit, lebih pedas dari jalapeo, dan biasanya dimakan mentah - mentah. Bentuknya memang mirip dengan cabe rawit dari Indonesia, tapi ini adalah spesies yang berbeda.

6.Cayenne pepper

Scoville rating : 30.000-50.000Merah Cabe! Benar-benar cabe yang menunjukkan ke-cabe-annya melalui warnanya. Cabe ini namanya Cayenne atau Guinea Pepper atau Bird Pepper. Cabe ini adalah cabe merah yang pedas, digunakan untuk bumbu masakan ataupun untuk keperluan medis. Namanya berasal dari kota Cayenne di French Guiana. Cabe ini digunakan untuk masakan pedas, baik dalam bentuk utuh ataupun bubuk. Bahkan cabe ini juga digunakan untuk herbal.7.Thai Pepper

Scoville rating: 50.000100.000Thai Pepper dalam bahasa Indonesia: Cabe Rawit ;Sunda: Cengek ;bhs Thailand Thai: phrik khi nu; Tagalog:siling labuyo. Cabe ini banyak terdapat di Thailand dan tetangganya seperti Kamboja, Vietnam, Indonesia, dan sekitarnya. Ternyata orang Indonesia memang kuat pedas, buktinya cabe yang biasa "dimakan" sehari-hari saja berada di ke-4. Tapi, cabe yang berasal dari thailand masih kalah pedas dari cabe indonesia, mungkin juga dipengaruhi tempat dan kualitas.

8.African Birdseye

Cabe ini aslanya dari benua Afrika dan sangat-sangat 'spicy' dan biasanya dipakai sebagai bumbu masakan ala Portugis. Nama kerennya adalah Piri-Piri. di daerah timur Afrika, saus cabe ini dipergunakan sehari-hari sebagai bumbu masakan, seperti untuk masakan ayam dan makanan pedas lainnya. Warnanya bisa merah, kuning atau ungu.

Tanaman cabe ini amat rimbun dan tumbuh di ketinggian 45 -120 centimeter, dengan panjang daunnya 47 cm dan lebarnya 1.3 - 1.5 cm. Buah cabenya meruncing ke bentuk yang tumpul dan panjang buahnya mencapai 8 - 10 centimeter. Jika belum matang, warna buahnya adalah hijau dan menjadi merah atau ungu jika matang. Beberapa vaitas cabe ini dapat memiliki nilai SHU(Scoville Heat Units: satuan pedas Scoville) sampai 175,000.

9. Cabai Datil(mencapai 300,000 SHU)

Cabe ini sering dibandingkan dengan Habanero, tetapi bisa jadi lebih banyak variasinya lagi. Menurut beberapa orang, Datil tidak terlalu berbeda dengan Habanero, namun studi menunjukkan bahwa Habanero rasanya sedikit lebih pedas. Datil ditanam di daerah Florida, dimana telah digjadikan bahan pembuatan saus dan produk lainnya selama lebih dari 20 tahun.Datil ditanam di seluruh Amerika Serikat dan tempat lain, tetapi sebagian besar diproduksi di St Augustine, Florida. Meskipun dari sumber pengetahuan setempat menunjukkan cabe ini dibawa ke St Agustinus oleh pekerja dari daerah Menorca di akhir abad 18 dan hal itu menunjukkan bahwa asalnya dari negara Chili sekitar tahun 1880 oleh seorang pembuat jelly bernama SB Valls. Cabe Datil digunakan oleh komunitas Minorcan sebagai makanan dan ditunjukkan di banyak resep yang mereka pergunakan.Banyak produsen komersial ini di St Augustine dan juga telah diadakan festival tahunan untuk tanaman cabe Datil.

10. Habanero pepper

Scoville rating : 100.000350.000Saat mentah berwarna hijau, saat matang warnanya oranye atau merah. Namun kadang terlihat juga warna putih, coklat dan bahkan pink! Ukuran panjang sekitar 2-6 cm. Cabe ini banyak berasal dari Yucatan dan daerah sekitar pantainya. Nama cabe ini berasal dari kota di Cuban, kota di La Habana. Walaupun tempat itu bukanlah tempat asalnya, namun cabe ini banyak deperjualbelikan disana.

11. Red Savina Pepper

Scoville rating : 350.000-580.000Cabe ini adalah varietas khusus dari cabe Habanero, yang dikembangbiakkan khusus agar mendapat cabe yang lebih pedas, besar dan berat. Frank Garcia di Walnut, California adalah pengembang cabe Red Savina ini. Metodenya masih rahasia dan tidak diketahui umum. Cabe ini memegang rekor sebagai cabe terpedas di dunia dari tahun 1994 sampai 2006 dan dicatat oleh Guinness World Records. Namun pada Februari 2007, cabe ini harus turun dari singgasananya, dikalahkan oleh cabe Bhut Jolokia.

12.Bhut Jolokia (a.k.a Naga morich, Naga Jolokia)

Scoville rating : 855.000-1.050.000Cabe ini telah dikonfirmasikan oleh Guiness World Record sebagai cabe terpedas di dunia pada Februari tahun 2007, menggantikan Red Savina. Cabe ini berasal dari daerah Assam di timur laut India, cabe ini juga tumbuh di Nagaland dan Manipur. Terdapat sedikit keraguan mengenai spesies dari cabe ini, apakah masuk ke dalam capsicum frutescens atau capsicum chinense, namun berdasarkan tes DNA diketahui bahwa ini adalah spesies hibrida, dengan dominan capsicum chinense dan sedikit capsicum frutescens. Cabe ini memiliki banyak nama mulai dari Naga Jolokia, Ghost Pepper atau California Death Pepper. Cabai ini dinamai cabai setan (ghost pepper), mungkin karena setan pun gak mau makan cabe itu karena pedas banget, atau mungkin yang makan cabai itu akan teriak-teriak mengusir setan.hahaha. Ohya, saya baca di page ini tentang orang di jogja yang pernah nanam cabai ini, bilang kalau rasa pedasnya kurang nendang. Dia menyimpulkan kalu faktor cuaca yang mempengaruhinya. Saya pikir pendapatnya benar, kepedasan suatu cabe tergantung dari kosentrasi air dalam cabe tersebut. Jika terlalu banyak, mungkin tidak pedas, mengingat wilayah Indonesia sekarang kan sering hujan. Juga ada yang bilang, kalau cabe pada musim panas lebih pedas daripada cabe musim gugur.

13.Cabe dengan kepedasan extraordinary: infinity chili

Cabai yang dikenal dengan infinity chili ini berhasil mengalahkan rekor Bhut Jolokia sebagai cabe terpedas didunia, dengan satuan ukuran rasa pedas sebesar 1,17 juta skala scoville. Sungguh luar biasa. Pengen coba? Lebih baik jangan, bisa kebakaran hutan nanti, hahaha... just Kidding. Berikut cerita selengkapnya dari vivanews:Cabe ini berasal dari Kota Grantham, kota yang cukup masyur sebagai kota kelahiran Mantan Perdana Mentri Inggris, Margaret Thatcher. Kini, kemasyurannya bertambah setelah kota yang terletak di Lincolnshire ini menjadi kota pengekspor cabai terpedas di dunia. Petani setempat tengah mengembangkan cabai dengan tingkat kepedasan mencapai 1,17 juta skala scoville, satuan ukuran rasa pedas.Tingkat kepedasan yang sungguh luar biasa hingga mendapat peringatan kesehatan. Bahkan, masuk dalam Guinness Book of Records, mengalahkan cabai sebelumnya Bhut Jolokia, dari India.Dikembangkan oleh Nick Woods, 39, budidaya cabai 'infinity chili' tersebut dilakukan di rumah kaca. Penemuan cabai itu bermula dari sebuah 'kecelakaan' persilangan cabai."Aku tidak sengaja untuk mengembangkannya. Aku melakukan persilangan cabai di rumah kaca. Suatu hari aku melihat ada tanaman cabai baru yang tumbuh," kata Woods, seperti dikutip dari Telegraph."Ketika saya mencoba, rasanya cukup enak, seperti rasa buah yang aneh, tetapi kemudian ada rasa tertunda yang kemudian sangat pedas. Tiba-tiba saya merasa seperti terbakar di bagian belakang tenggorokan, sangat panas sehingga saya tidak bisa berbicara," katanya.Setelah mencobanya, Woods merasa gemetaran tidak terkontrol. Ia merasa sakit secara fisik. "Saya tidak merekomendasikan siapapun memakannya dalam keadaan mentah," katanya.

Itu dia juara cabai yang terpedas di dunia. Nah, sekarang, saya pengen makan olahan dari cabe yaitu sambal. Dah tahu belum, sambal bisa mencegah stroke dan impotensi, lho. Gak usah terlalu jauh cari obat jika belum kena penyakit, lebih baik cari pencegah sebelum penyakit itu datang, betul gak? Ntahlah..hahaha.

Berikut adalah informasi tentang sambal:

Di balik nikmatnya sambal, yang juga mampu merangsang nafsu makan, terdapat zat-zat gizi yang dapat mencegah terjadinya stroke, penyakit jantung, dan impotensi.Sambal tentu bukan merupakan makanan yang asing bagi kita. Bagi mereka yang menyukai rasa pedas, sambal menjadi menu favorit yang harus selalu ada di meja makan. Tanpa kehadiran sambal, beberapa jenis hidangan menjadi terasa hambar dan kehilangan makna.

Sambal memang merupakan menu yang mempunyai keistimewaan tersendiri. Sebuah restoran atau rumah makan bisa sangat terkenal dan ramai hanya karena sambalnya yang sangat enak. Bagi yang menyukainya, sambal dapat membuat selera makan meningkat.

Masyarakat Padang menyebut sambal sebagai King of Food. Buat mereka, tanpa sambal layaknya makan nasi tanpa garam. Masyarakat Sunda juga merupakan salah satu penggemar sambal yang sering dicocol dengan lalapan.

Bahan utama pembuatan sambal adalah cabai yang dihancurkan, sehingga keluar kandungan airnya dan ditambahkan dengan bahan-bahan lain seperti garam, cuka, dan terasi.

Sambal merupakan salah satu ciri khas hidangan masyarakat Melayu yang gemar makanan pedas. Saat ini sambal sudah ada yang dijual dalam kemasan. Namun, masih banyak masyarakat yang lebih senang membuat sambal sendiri. Cara ini lebih sesuai dengan selera.

Jenis Sambal

Di Indonesia, ada bermacam-macam Sambal yang berasal dari berbagai macam suku. Suku Padang biasanya lebih menyukai sambal yang sangat pedas, sedangkan suku Sunda lebih menyukai sambal yang manis.

Suku Tionghoa keturunan Pontianak menyukai sambal yang merupakan kombinasi cabai rawit dan kecap asin. Sementara suku Tionghoa keturunan Bangka lebih menyukai sambal yang merupakan kombinasi cabai rawit dengan cuka makan.Masyarakat Sulawesi menyukai sambal yang dikombinasi dengan tomat hijau, sedangkan penduduk Sumatera Selatan sangat menyukai sambal lingkung. Sambal lingkung dibuat dari campuran cabai merah, kelapa parut yang telah disangrai, dan daging ikan giling. Ikan yang biasa digunakan adalah ikan tenggiri dan ikan gabus.

Ada beberapa jenis sambal yang terkenal antara lain sambal asam, yaitu sambal yang menggunakan asam jawa. Ada pula sambal bajak. Cabai yang digunakan untuk membuat sambal ini digoreng terlebih dahulu dengan minyak, ditambah dengan bawang putih, terasi, dan bumbu-bumbu lainnya.

Selain itu, ada pula sambal balado yang merupakan ciri khas masyarakat Minangkabau. Cabai untuk membuat sambal ini digoreng dengan minyak, bawang putih, bawang merah atau bawang bombai, tomat, garam, dan jeruk nipis.

Ada pula sambal yang dikombinasikan dengan sea food. Masyarakat Pontianak biasa juga mengonsumsi sambal belacan, yaitu sambal yang dicampur dengan udang yang dilumatkan. Sambal ini juga dapat digabung dengan bahan lain, seperti kangkung untuk menghasilkan sambal kangkung atau dengan cumi-cumi untuk menghasilkan sambal sotong, dan dengan telur untuk menjadi sambal telur.Sambal juga biasa dikombinasikan dengan rempah-rempah asli Indonesia, seperti sambal kemiri yang mengandung kemiri. Di Jawa sangat terkenal sambal manis yang merupakan kombinasi cabai, bawang, dan gula. Selain itu, ada pula sambal pencit, yaitu sambal yang dicampur dengan irisan buah mangga muda.

Bagi yang sangat menyukai cabai, pasti mengenal sambal setan. Sambal ini sangat pedas karena menggunakan cabai Madame Jeanette. Cabai Madame Jeanette memiliki warna kuning atau hijau muda. Cabai ini terkenal memiliki rasanya sangat pedas dan bau wangi yang khas. Namun, dari semua jenis sambal, tampaknya sambal terasi merupakan sambal yang paling terkenal.

Membangkitkan Sensasi

Di luar dugaan kita, sambal sesungguhnya merupakan bahan makanan kaya zat gizi. Cabai rawit yang merupakan komponen utama pembuatan cabai banyak mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A), mengalahkan buah-buahan populer seperti mangga, nanas, pepaya, atau semangka. Bahkan kadar mineralnya, terutama kalsium dan fosfor, mengungguli ikan segar.

Sementara itu, kandungan vitamin C cabai hijau justru jauh lebih besar daripada cabai rawit. Meski demikian, asupan sambal dalam menu kita sehari-hari sangat kecil, sehingga asupan gizi yang didapat dari sambal juga sangat kecil. Komposisi zat gizi aneka cabai dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Kandungan zat gizi per 100 gram aneka cabaiKomponen giziCabai rawit (segar)Cabai merah besar (segar)Cabai hijau besar (segar)Cabai merah besar (kering)

Energi (kkal)1033123311

Protein (g) 4,710,715,9

Lemak (g) 2,40,30,36,2

Karbohidrat (g) 19,97,35,261,8

Kalsium (mg) 452914160

Fosfor (mg)852423370

Besi (mg)2,50,50,42,3

Vitamin A (SI)11.050470260576

VitaminB1(mg) 0,240,050,050,40

Vitamin C (mg)70188450

Air (g)71,290,993,410

sumber: Direktorat Gizi, Depkes (1992)Unsur pedas pada cabai terdapat pada komponen kapsaisin yang tersimpan dalam urat putih Cabai, tempat melekatnya biji. Banyak orang membuat sambal dengan membuang biji cabai bersama uratnya untuk mengurangi rasa pedas. Padahal, khasiat terbesar pada cabai terletak pada komponen kapsaisinnya.

Kapsaisin (wikipedia.org)

Dari wikipedia: Kapsaisin (8-metil-N-vanilil-6-nonenamida) termasuk di dalam Kapsaisinoid, yaitu zat pedas yang ada dalam tumbuh-tumbuhan, seperti cabai.Rasa pedas ini muncul karena kapsaisin menciptakan isyarat yang sama bagi otak seperti saat kulit terkena panas. Berbeda dengan panas, rasa panas dari lidah ini hanya "rasa", bukan terbakar sesungguhnya.Polisi sering menggunakan kapsaisin untuk menggendalikan massa demonstran. Cairan kapsaisin ini lazim disebut "gas airmata", yang mudah membuat iritasi orang.Tidak semua makhluk bisa merasa pedas. Burung misalnya, sama sekali tidak dapat merasakan pedas. Jadi burung bisa mengudap cabai dengan leluasa. Penggemar burungpun sering mencampur makanan dengan kapsaisin agar tidak dimakan bajing. Bajing peka terhadap pedas, sedangkan burung sama sekali tidak berpengaruh.Skala untuk rasa pedas Capsaicin: Rasa pedas ini diukur dengan skala yang disebut Scoville. Kapsaisin murni mengandung 15 juta Scoville.Kapsaisin adalah kapsaisinoid yang utama didalam cabai yang diikuti oleh dihidrokapsaisin. Dua campuran ini juga adalah kapsaisinoid yang dua kali lebih panas dari nordihidrokapsaisin, homodihidrokapsaisin, dan homokapsaisin.Berikut adalah daftar senyawa di dalam cabai dengan tingkat kepedasannya (jika keadaan murni):1. Kapsaisin (C)Persentase kandungan rata-rata 69% dengan skala Scoville 15.000.000.

Kapsaisin adalah zat nonpolar, tidak bisa dicampur air, persis seperti minyak. Jadi jika terasa pedas tidak akan sembuh dengan meminum air karena kapsaisin tidak larut, bahkan dengan air kapsaisin bisa merata di dalam rongga mulut.Cara terbaik menghilangkan pedas adalah dengan lemak atau minyak. Kedua zat itu melarutkan kapsaisin sehingga mudah lenyap dari dalam mulut. Kapsaisin juga memiliki efek antikoagulan.

2. Dihidrokapsaisin (DHC)Persentase kandungan rata-rata 22% dengan skala Scoville 15.000.000.

3. Nordihidrokapsaisin (NDHC)Persentase kandungan rata-rata 7% dengan skala Scoville 9.100.000.

4. Homodihidrokapsaisin (HDHC)Persentase kandungan rata-rata 1% dengan skala Scoville 8.600.000

5. Homokapsaisin (HC)Persentase kandungan rata-rata 1% dengan skala Scoville 8.600.000

Menurut Apriadji (2001), kapsaisin bersifat antikoagulan, dengan cara menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Kegemaran makan sambal memperkecil kemungkinan menderita penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), sehingga mencegah munculnya serangan stroke dan jantung koroner, serta impotensi.

Kapsaisin juga baik dikonsumsi ketika sakit kepala menyerang. Rasa pedas dari kapsaisin dapat menghalangi aktivitas otak ketika menerima sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf. Terhambatnya perjalanan sinyal ini akan mengurangi rasa sakit. Pada saat yang sama kapsaisin akan mengencerkan lendir, sehingga dapat melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk sinusitis.

Kapsaisin juga bermanfaat sebagai antiradang dan mengobati bengkak dan bisul. Namun, menurut Irna (2005), konsumsi kapsaisin tidak boleh berlebihan karena dapat meningkatkan asam lambung sehingga menyebabkan sakit perut.

Bila kita mengonsumsi makanan dengan sambal, biasanya selera makan meningkat. Hal itu disebabkan komponen kapsaisin pada cabai yang bersifat stomatik, yakni dapat meningkatkan gairah makan. Kapsaisin juga mempunyai kemampuan untuk merangsang produksi hormon endorfin, yang mampu membangkitkan sensasi kenikmatan, sehingga kita terus ingin mengonsumsinya.

Cabai Sebagai Bahan Utama

Cabai sudah dikenal sejak jaman prasejarah. Para arkeolog di Ekuador menemukan bukti bahwa cabai telah digunakan dalam masakan lebih dari 6.000 tahun yang lalu.

Berdasarkan publikasi pada majalah Science, orang-orang di daerah Ekuador merupakan orang pertama yang mengonsumsi cabai. Temuan itu mengindikasikan bahwa penduduk di zaman itu telah membuat sambal cabai yang dikombinasikan dengan jagung dan biji-bijian lainnya.

Cabai terdiri dari bemacam-macam jenis. Cabai yang dijual di pasar tradisional dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu cabai kecil (Capsicum frustescen) dan cabai besar (Capsicum annuum). Kita biasa menyebut cabai kecil sebagai cabai rawit, sedangkan yang besar sebagai cabai merah.

Karena rasanya yang pedas, dalam buku-buku masakan Barat, cabai rawit dan cabai merah dimasukkan ke dalam kelompok cabai pedas (hot chilli pepper). Masyarakat Barat sendiri sangat menggemari cabai paprika. Cabal paprika termasuk dalam golongan cabai manis (sweet chili pepper) karena rasanya kurang pedas dan bercampur sedikit manis. Di Indonesia, cabal paprika biasa digunakan sebagai sayur.

Cabai yang paling sering digunakan untuk pembuatan sambal adalah cabai rawit. Cabai rawit ketika muda berwarna hijau muda, lalu berangsur menjadi merah tua. Cabai rawit yang sering kita konsumsi adalah cabai rawit ceplik. Cabai rawit ceplik mempunyai bentuk yang montok dan berujung tumpul.

Pernah dengar cabai puyang? Di Jawa, orang sering memesannya pada penjual jamu gendong. Dan kebanyakan yang memesan cabai puyang ini adalah perempuan yang baru saja melahirkan. Mengapa? Karena racikan cabai puyang diyakini dapat membersihkan rahim dan menyegarkan badan karena kepenatan atau kelelahan.Cabai puyang, sebenarnya adalah suatu racikan dimana salah satu bumbunya adalah cabai jawa (piper retrofractum) yang mengandung sejumlah unsur kimia yang memiliki unsur penghilang lelah dan penyembuh penyakit. Bagian buahnya mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmetic acids, tetrahydropiperic acids, 1 undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri, N-isobutyldeka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Sementara bagian akar mengandung pepirine, piplartine, dan piperlonguminine.

Cabai rawit yang paling-pedas adalah cabai jemprit. Kalau tidak hati-hati, cabai ini ketika dikonsumsi dapat mengakibatkan tersedak, batuk-batuk, bersin-bersin, atau cegukan. Cabai jemprit mempunyai bentuk kecil pendek, berujung runcing, berwarna hijau gelap dan merah setelah tua. Masyarakat Sunda menyebutnya sebagai cengek. Untuk teman makan gorengan biasanya digunakan cabai rawit yang masih muda sekali, sehingga tidak terlalu pedas rasanya.

Selain itu, masih ada cabai putih. Cabai putih merupakan salah satu jenis cabai rawit yang bentuknya menyerupai cabai jemprit; tetapi warnanya kuning pucat. Setelah tua, cabai jemprit akan berwarna merah muda hingga jingga. Cabai putih memiliki rasa lumayan pedas. Cabai putih yang berukuran besar dikenal sebagai cabai manado karena banyak digunakan dalam masakan Manado seperti tinorangsak.

Cabai merah yang berukuran besar juga sering dibuat sambal. Bentuknya ada bermacam-macam; mulai dari yang runcing mengerucut dan ada pula yang membulat. Kulit cabai merah tebal dan rasanya kurang pedas. Cabai merah, sering dinamakan cabai Bali karena lazim digunakan dalam masakan Bali.

Jenis cabai lain yang sering digunakan untuk membuat sambal adalah cabai keriting. Cabai keriting sering disebut cabai padang karena lazim digunakan dalam masakan Padang. Sambal yang menggunakan cabai keriting jauh lebih pedas dibandingkan dengan sambal yang menggunakan cabai merah. Hal itu disebabkan cabai keriting mempunyai ukuran lebih kecil dan kadar airnya lebih sedikit, sehingga komponen penyebab rasa pedasnya, yaitu kapsaisin, menjadi relatif lebih banyak.

Meskipun sangat jarang, beberapa orang juga membuat sambal dari cabai paprika. Terdapat dua jenis paprika, yaitu paprika manis yang bentuknya besar dan paprika pedas yang bentuknya lebih kecil. Paprika umumnya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi merah. Ada pula paprika yang setelah tua berwarna jingga. Sambal yang terbuat dari paprika kurang pedas tetapi lebih renyah dengan aroma khas paprika yang harum.

Untuk membuat sambal, cabai kering jauh lebih nikmat karena lebih pedas. Sebelum dibuat sambal, cabai sebaiknya dijemur terlebih dahulu. Setelah itu, cabai dipanggang atau dibakar hingga sedikit gosong. Cabai kering bisa digunakan utuh atau dipotong-potong.

Kiat Hilangkan Rasa Pedas

Salah satu sensasi makan sambal adalah rasa pedasnya. Orang sering berupaya menghilangkan rasa pedas dengan mengonsumsi air dingin, padahal cara tersebut kurang efektif.

Untuk mengurangi rasa pedas, cobalah konsumsi susu atau yoghurt sebagai makanan penutup. Kasein susu akan melarutkan kapsaisin, sehingga rasa pedasnya secara berangsur-angsur menjadi berkurang. Rasa pedas juga dapat dihilangkan dengan mengunyah sekepal kecil nasi atau sepotong roti tawar hingga terasa manis.

Mengonsumsi gorengan yang lembab, seperti tempe goreng atau bakwan goreng, perlahan-lahan juga dapat mengurangi rasa pedas di mulut. Minyak yang terkandung dalam gorengan akan melarutkan kapsaisin, sehingga rasa pedas berangsur-angsur berkurang. Jika tidak ada gorengan, makanan penutup seperti kerupuk, rempeyek, atau rengginang, juga cukup membantu.

Hindari mengambil minuman ringan bersoda (soft drink) di kala kepedasan, apalagi minuman hangat. Langkah tersebut justru akan makin menambah panas di bibir dan memperhebat rasa pedas.Oleh:Prof. DR. Made AstawanAhli Teknologi Pangan dan Gizi

Nah, itu dia tentang sambal. Tapi, ngomong-ngomong soal sambal, cabe merah yang biasanya kita uleg, asal-usulnya berasal dari mana ya?Berikut adalah info dari radensomad.com:Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar.

Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabai merah dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :NAMA DAERAH Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe, lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia (Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan: sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang (Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah (Berik). NAMA ASING La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah).

sumber:http://masenchipz.com/manfaat-lebih-dari-cabaihttp://www.hortichain.org/site/id/publications/article/237-top5-hot-pepper.htmlhttp://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=53457&page=1 melorot.blogspot.comvivanews.comcybertainment.cbn.net.id| Tama Jordan | 2/22/2011

Endospermic seed structure (Eudicots): Solanoidae subgroup of Solanaceae - tomato and pepper as model systems in seed biology http://www.seedbiology.de/structure.aspTomato and pepper seeds are type members of the Solanoideae subgroup of Solanaceae. In mature tomato (Lycopersicon esculentum) and pepper (Capsicum annuum) seeds the embryo is surrounded by an abundance of endosperm cells and by the testa (seed coat). The embryos are curved and flattened, the seeds are discoid, and a micropylar cap-like structure consisting of endosperm and testa covers the radicle tip. This micropylar cap of Solanoideae-type seeds is the place of radicle protrusion, but there is no visible distinction beween testa rupture and endosperm rupture.

Drawing showing a mature seed of Capsicum annum (Color image by Katrin Hermann based on a EM image by Watkins and Cantliffe, Plant Physiol 72: 146-150, 1983). Color drawing published in Finch-Savage and Leubner-Metzger (2006).Mature seeds of the Solanaceae family usually have an abundant endosperm layer. Well investigated examples are tobacco and tomato, which are model systems in seed biology for the study of endosperm weakening and the regulation of germination by plant hormones and environmental factors. The Solanaceae family can be divided into two large subgroups:

Cestroideae subgroup of Solanaceae (tobacco, petunia):Straight or slightly bent embryos and prismatic to subglobose seeds, two-step germination (distinct testa rupture and endosperm rupture), typically capsules as fruits.

Solanoideae subgroup of Solanaceae (pepper, tomato): Curved embryos and flattened, discoid seeds, no visible distinction beween testa rupture and endosperm rupture, often berries as fruits.http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=capsicum annum seed&source=web&cd=11&cad=rja&ved=0CFwQFjAK&url=http%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fpubmed%2F23238236&ei=P9g4UvjcG8XZrQeYxIDoCA&usg=AFQjCNFavjQfMguDGxUIYG-VJHDb2f1Q0w&bvm=bv.52288139,d.bmkCapsicum annuum L. is reported to be the most widely cultivated species. Recently, waste of vegetable processing, like seeds, has been the subject of many studies as an attempt to find new, alternative and cheap resources of bioactive compounds with application in several industries. Despite their chemical, biological and ecological importance, C. annuum seeds are still poorly studied. To improve the knowledge on the metabolic profile of this matrix, a targeted metabolite analysis was performed in "sweet Italian" and "Reus long pairal" pepper seeds. Sterols, triterpenes, organic acids, fatty acids and volatile compounds were determined by different chromatographic methods. The antioxidant activity was assessed against DPPH(), superoxide and nitric oxide radicals. A concentration-dependent activity was noticed against all radicals. Acetylcholinesterase inhibitory capacity was also evaluated, but no effect was found. Data provide evidence of great similarities between "sweet Italian" and "Reus long pairal" pepper seeds. The present study indicates that C. annuum seeds are a potential source of valuable bioactive compounds that could be used in food industry.http://www.carolinafarmstewards.org/wp-content/uploads/2012/05/PepperSeedProductionVer1_2.pdfFruit:The fruit is a pod-shaped berry that is attached by a short, thick peduncle. Young fruit is usuallyborne in an erect position, but in some varieties it turns downward into a pendant position as itgrows. Fruit size varies from small, berry-like fruits to large fruits such as California Wonder. Shapevaries from long and slender, and tapering, to flattened and oblate. The pericarp (fruit walls) variesfrom thin to thick. It is the combination of these various characteristics that comprise the array ofnumerous varieties of peppers available.Though fruit size and shape are genetically pre-determined, environmental conditions (such aslight, temperature, and nutrient status) modify the expression of the genes that code for shape andsize. Daytime temperatures over 100oF (38oC) in combination with low humidity cause thedevelopment of poorly shaped, off-type fruit. At the end of the growing season in temperate zones, Ihave observed that bell peppers have a tendency to become more elongated. Because there is so muchparallel variation in Capsicum species, fruit color, shape, and size are of little taxonomic value inclassifying non-domesticated peppers, but within domesticated species, fruit shape and size can bereliably used to distinguish between most varieties. Floral characteristics are the most reliablecharacteristics for taxonomic purposes.Seed:The seed is borne on the placenta, mostly on the basal end of the fruit. Seeds have a flatteneddisk-like shape, and are usually creamy tan or dark tan in color. The seed lacks pubescence except forCapsicum pubescens (which has distinctive dark brown seeds). The number of seeds per ounce variesaccording to species, variety, and growing conditions. On average, the number of seeds per ounce forCapsicum annuum is 4,500 to 4,700 seeds.The federal standard for pepper seed germination is 55%. This low standard probablyincorporates the germination response of less-domesticated species of Capsicum that have a naturallylower, more erratic germination. Dormancy is a survival mechanism in wild plants that ensures thatseeds germinate at different times in order to ensure survival under adverse conditions. Brieflystated, it is a strategy that avoids putting all eggs in the same basket. Even freshly harvested seed ofsome varieties of C. annuum have low germination. Such seed requires a period of after-ripening during which dormancy is overcome and the seed is physiologically prepared for germination. Thelower germination of freshly harvested seed can be improved by after-ripening the seed by storing theseed at a cool temperature for 6 months. Germination typically requires 12 to 21 days at 70oF (21oC),or up to 30 days or longer for some varieties and species.

GERMINATIONhttp://www.tradewindsfruit.com/content/seed-germination-tips.htm

http://www.ikisan.com/Crop%20Specific/Eng/links/ap_chilliMorphologyandGrowth.shtmlMorphology Chillies are dried ripe fruits of the species of genus capsicum and family solanaceae. Though 20 wild species have been reported only 5 species are cultivated viz., C.annum, C. baccatum, C.frutescens, C.Chinense and C.Pubescense. Capsicum annum var. annum is the most widely grown and economically important of the domesticated chilli peppers. It is the only species commercially cultivated outside the America.Flower Capsicum annum var. annum is distinguished with the presence of calyx teeth and the single white large flower at each node. Flower is solitary, extra axillary, some times occurs in pairs, actinomorphic, pedicellate, bisexual and hypogynious. Calyx is capanulate, sepals usually five, gamasepalous and is shorter than fruit. Corolla is bell shaped rotate 5 to 6 lobed twisted in bud. Lobes are thin veined and incured in tips. Androcium consists, instrose, non-convesmient. Anthers dehis Longitudinally by lateral sutures.

Carpels2, syncarpous, obliquely place. Ovary superior 2 or 4 celled with numerous ovules in each locule on swollen axile placentation. Style is slender, terminal , linear. Stigma is subcapitate and faintly bifid. Majority of flowers open at 5a.m. Stigma is receptive from a day earlier to anthesis and continued for 2 days after anthesis. The pollen grains are fertile a day before anthesis with maximum fertility on the day of anthesis. In chilli plant emasculation and hybridisation can be done simultaneously. Chilli plant is often cross-pollinated crop, and is visited by pollen carrying insects. Natural cross pollination may go upto 50 per cent depending upon extent of style exertion, time of dehiscence of anthers, wind direction and insect population. To maintain purity of chilli variety, a minimum isolation of 500 m is considered safe. Selfing the unopened buds a day prior to anthesis gives satisfactory result. For crossing, a bud one day prior to anthesis is ideal for emasculation. It can be pollinated on the same day and the bud may be wrapped by thin sheet of cotton which is slightly tightened by giving a side twist. Days required for flowering in chilli crop mainly depends upon the cultivar, temperature, light intensity and duration, soil moisture, fertility status and the age of seedling at transplanting. Percent fruit set in chilli ranges around 20% of the flowers porduced.Fruit Fruit in chilli is a berry. Unlike the usual berries, the seeds are not embedded in fleshy pericarp. Fruits vary in shape, colour and pungency. Pericarp in chilli fruit is leathery or succulent which turns from green to purple or red, orange or orange red. The placenta carries numerous seeds When fruits ripe pericarp begins to dry After anthesis and pollination fruits gradually increases in size and shape. Seeds start developing 15 days after anthesis. Fruits attain full maturity around 35 days after anthesis and then fruit colour turns from green red or purple depending on variety. After maturity of fruits there is loss of moisture. At full maturity, fruits (around 40 days after anthesis) contains nearly 70 per cent moisture. Some chilli cultivars have waxy pericarp and do not loose moisture quickly and retain shiny moisture for a long period. This character is desired especially when chilli is marked for green purpose. Guntur selections G-3 and G-4 have waxy coating and remain fresh for a long time when marketed for green chilli purpose. The first picked fruits have longer fruits than late pickings and similar trend follows in weight also. Fruit weight at maturity varies according to cultivars, time of harvest, soil fertility and cultural management. Weight of fresh fruit ranges from 1g to 300g as per the variety or hybrid. Seed content influence shape and size of fruits. Night temperatures influences seed content. Seed number / fruit also depends on the variety. Major fruit components are seeds, pericarp, placenta and pedicel. There is a great variation in the fruit components mainly due to cultivars and climate conditions. The most important quality character in chillies is the pungency and the colour. The pungent principle is capsaicin C17H27O3N. A major gene determines the pungency but the polygenes acting in a cumulative manner, both positive and negative, determines the various degrees of pungency. The pericarp contains almost all the pungency whereas the chilli seeds contain only traces of pungency with a capsaicin content of 0.005 per cent. The capsaicin content in red dry chillies varies between 0.7 to 0.9%. Over 90 percent of the capsaicin found in the pericarp is found in the dissepiment. Red colour in chillies is mainly due to the carotenoid pigments. Nearly 37 pigments have been isolated from capsicums, of which capsanthin is the major red pigment of chillies contributing towards 35 per cent of the total pigments. The other major carotenoids which contribute to red colour are capsolubin (6.4%) and zeaxanthin (2.3%). Colour of chillies under storage is affected by moisture content, temperature light and fat content of chilli seeds. 9-10% of moisture is optimum for stability of colour. Storing chilli at higher temperature increases the rate of colour degradation. Sunlight exhibits pronounced effect in bleaching of colour and brings about maximum dis-colouration of the red pigments in chillies. The presence of higher amounts of unsaturated fat in chillies seeds leads to quicker deterioration of colour due to oxidation.Seeds Seeds are compressed, obicular and minutely pitted. Diameter of seed varies from 3 to 4 mm weighing around 6 mg. Seeds starts developing in fruit rapidly during 14-21 days after anthesis. A kilogram seeds contain 120-170 thousand seeds. Increased seed yield was observed with higher nutrition. Phosphorus is known to increase seed size than nitrogen and potash. Seeds remain viable for longer period in fruit than when seeds extracted and stored.Leaves Leaves are simple, alternate, exstipulate, elliptic, lanceolate, glabrous with unequal margin. Leaf area per plant varies from 1000 to 3000 cm2. Leaves are shed either due to foliar diseases especially due to powdery mildew infestation, moisture stress or due to sensecence. Chilli plants infested by mites have long petiole and leaves curl downward. Thrips infested leaves have cup shaped appearance. Leaf thickness has bearing on pest tolerance especially thrips. Chilli leaves contain nitrogen 3 to 5 per cent, phosphorus 0.5 to 0.6 per cent, potash 3 to 5 percent, calcium 0.9 to 1.3 per cent magnesium 1 to 1.5 percent on dry weight basis.Branching Chilli plant is a highly branched herbaceous plant having height ranging from 50-100 cm. Branching mainly depends on cultivar, soil fertility, soil moisture and season. High branching is preferred in chilli for easy picking of fruits and for effective inter cultivation and to prevent rotting of fruits.Root Root system of chilli plant is restricted to upper soil layer of 30 cm depth. Application of organic manures and fertilizers enhances root activity. Root system of chilli crop is highly branched with a tap root at centre. Root system resembles that of grasses. Chilli plants withstand drought better than excess soil moisture. It is observed that chilli crop is more drought hardy than sorghum. Moreover, chilli crop picks up its growth after receipt of rains. Water stagnation or saturated condition of soil for more than 24 hours is highly detrimental to the chilli crop at any stage of its growth.

Top

Stages of growth Total duration of chilli crop is 150-180 days depending on variety, season and climate, fertility and water management. Duration of chilli broadly divided into two phases (a) Vegetative growth phase (b) reproductive phase. The vegetative phase is sub divided into Germination Seedling The reproductive phase is sub - divided into Stem elongation Branching Flowering Fruiting Fruit development Fruit maturity. Varieties of tropical environment spends 80-85 days in vegetative phase and about 75-90 days in reproductive phase. Vegetative phase The Vegetative phase is characterised by increasing in plant height with profuse branching. Chilli plant is highly branched herbaceous plant with primary, secondary and territory branching. Height varies from 50-100 cm and maximum dry matter accumulation takes place during this period. Branching mainly depends on variety, fertility status of soil, fertilizer and irrigation management. Plant growth, branching and dry matter accumulation adversely affected by excess irrigation. Heavy branching is preferred for better aeration and sunlight infiltration into the canopy over compacted varieties. This also helps in preventing the fruit rotting. During this period maximum rooting takes place. Excess nitrogen prolongs vegetative growth period.Reproductive phase Flowering starts from 80-85 days of the crop or 40-45 days after transplanting. Days required for flowering in chilli crop mainly depends upon the cultivar, temperature, light intensity, duration, soil fertility, soil moisture and the age of seedlings at transplantation. Chilli plant is often cross pollinated crop with 50% of natural crossing. For fruit development and maturity about 40 days time is required after anthesis and pollination. Crop is ready for harvesting ripe fruits in about 90 days after transplanting. About 5-6 pickings are taken annually for dry chilli and 8-10 pickings for green chilli. Anthesis normally occurs around 5 A.M. stigma is receptive from a day earlier to anthesis and continued for 2 days after anthesis. Percent fruit set in chilli ranges from 20-30 percent of the flowers produced. At full maturity, fruits contain nearly 70 per cent of moisture. Fruit weight at maturity varies according to the cultivar, time of harvest, soil fertility and cultural management. Yield in chilli measured in terms of weight of green or dry fruits. Weight of chilli depends on size of fruit, number of fruits per plant, and seed content of fruit.

Top

Growth RegulatorsIn chilli crop Growth regulators are used for Production of male sterile flowers Induce early flowering Preventing flower and fruit drop Uniform ripening of fruits Increase or decrease seed content in fruitsGrowth regulators used in chilli are, Napthalene acetic acid (NAA) Indole acetic acid (IAA) Gibberallic acid (G.A) Tri - iodo benzoic acid (TIBA) Kinetins Ethylene Phenoxy acetic acid Sterols Long chain aliphatic fatty acids etc., "Napthalene Acetic Acid" (NAA) is used to prevent flower and fruit drop and "etherel" for uniform maturity of fruits are commercially used.For production of male sterile flowers Hand emasculation is costly and time consuming. Application of growth regulator to chilli plant either before bloom or at flowering suppress stamen formation leading to male sterility. Application of Morphactin at 1 PPM before flowering produces stamen less flowers. But higher concentrations produces epinasty.For early flowering and reduce flower drop: Chilli plants have 2-3 peaks of blossoming which is influenced by soil moisture, nutrient supply, incidence of pests and diseases Any stress at blossoming leads to flower and fruit drop. Fruit set in chilli crop varies from 30-40% only. Flower drop is maximum on cloudy days. Spraying of NAA @ 2-3 ml/10 litres of water at 45 and 60 days after transplanting induce early flowering and prevents flower and fruit drop.Production of parthenocarpic fruits Cattle urine, indole acetic acid (IAA) and phenoxy acetic acid (PAA) not only produce parthenocarpic fruits but also increase fruit size. Application of PAA or IAA @ 10 PPM at pre-anthesis stage results in production of 40-60% parthenocarpic fruits. Uniform ripening fruits Red ripe fruits are valued for colour and flavour. Uniform ripening reduces harvesting period and labour requirement 2 - Chlorophenyl phosphoric acid (Etherel or Ethephon) is applied @ 500 PPM when the first fruit on the plant begins to turn slightly red.

Top

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12992-1500100022_chapter1.pdf

Kecambah cabehttp://pepper-hot.blogspot.com/2009/03/cayenne-capsicum-annuum-germination-day.html

Bentuk Benih Cabehttp://yusufkhoirul.blogspot.com/2012/04/struktur-benih.html