Download - PPT SK 2 KEDKOM
BLOK KEDOKTERAN KOMUNITASSKENARIO 2
Kelompok B-3
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI2014-2015
“KEJADIAN PENYAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT”
Kelompok : B-3
Ketua : Mohd Riyan adi Hermawan 1102010171
Sekertaris : Nuciana Siti Andrianti 1102011197
Anggota : Mohamad Doddy Rizki dwi putra 1102011166
Mustika Zeinia malinda 1102010188
Mira Kurnia 1102011164
Nudiya Fairuz 1102011198
Nuraga Wishnu putra 1102011199
Nuraini Sidik 1102011200
Skenario 2KEJADIAN PENYAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT
Pada tahun 2011, ditetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah Dengue di Kota Pekanbaru. Pernyataan resmi ini disampaikan Pejabat Walikota Pekanbaru setelah mendengar laporan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekan baru dalam rapat koordinasi. Pada bulan Februari tahun 2010 terdapat sebanyak 202 kasus dan bulan Februari tahun 2011 mencapai 450 kasus. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar kurang lebih dua kali lipat dari periode tahun sebelumnya. IR (Incidence Rate) DBD menurut WHO di Indonesia adalah sebesar <50 per 100.000 penduduk dengan CFR (Case Fatality Rate) 0,2. Kematian yang terjadi pada kasus DBD disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap gejala DBD. Seringkali pasien datang ke puskesmas dalam stadium lanjut, dimana terdapat perdarahan spontan dan syok. Pada stadium demam terdapat kebiasaan masyarakat yang cenderung untuk mengobati diri sendiri dengan cara membaluri badan dengan bawang merah yang dicampur minyak goreng terlebih dahulu kemudian membeli obat penurun panas diwarung atau toko obat. Masyarakat tidak mengerti kalau pada saat mulai demam harus segera dibawa ke Puskemas.
Karena adanya KLB tersebut, Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi (EP) ke lapangan untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi tersebut, Puskesmas melakukan tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi KLB.
Banyaknya penderita DBD di Puskesmas membutuhkan obat-obatan dan cairan infus bagi pasien yang jumlahnya sangat banyak, sementara persediaan di puskesmas juga terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut Puskesmas melakukan rujukan kesehatan masyarakat ke dinas Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
Program penanggulangan DBD yang berjalan seharusnya bukan hanya dikerjakaan oleh Puskesmas sendiri secara lintas program, tetapi juga dikerjakaan secara lintas sektoral demi untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pada saat yang bersamaan, terjadi ledakaan kasus campak dalam 3 tahun terakhir selalu berada pada kisaran < 50 %.Dalam pertemuan lintas sektoral, tokoh agama juga terlibat dalam ikut urun rembuk penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat. Tokoh agama menyampaikan, bahwa dalam pandangan islam menciptakan kemaslahatan insani yang hakiki adalah merupakan salah satu tujuan syariat islam dan hukum menjaga kesehatan dan berobat adalah wajib.
LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Kejadian Luar Biasa
0Kep. Dirjen PPM&PLP No.451-I/PD.03.04/1991 Pedoman Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB-Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kesakitan / kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.
0UU : 4 Tahun 1984-kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya ataumeningkatnya kejadian kesakitan / kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Perbedaan Kejadian Luar Biasa dan Wabah
Perbedaan definisi antara Wabah dan KLB :0 Wabah harus mencakup:0 Jumlah kasus yang besar.0 Daerah yang luas .0 Waktu yang lebih lama.0 Dampak yang timbulkan lebih berat.
Pengertian Wabah0 Wabah merupakan kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaaan lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU NO 4 TAHUN 1984).
0 Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang didaerah luas (KBBI : 1989).
0 Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Depkes RI, DirJen P2MPLP : 1981).
LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Kriteria Kejadian Luar Biasa
Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Dirjen PPM & PLP No. 451-I/PD.03.04/1999 tentang Pedoman Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB telah menetapkan criteria kerja KLB yaitu :0 Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak
ada/tidakdikenal.0 Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan,tahun)
0 Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
0 Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kalilipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
0Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari tahun sebelumnya.
0Case Fatality Rate dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.
0Propotional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang samadan kurun waktu/tahun sebelumnya.
0Beberapa penyakit khusus : Kholera, “DHF/DSS”, 0 (a)Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
endemis). 0 (b) Terdapat satuatau lebih penderita baru dimana pada periode 4
minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
0Beberapa penyakit yg dialami 1 atau lebih penderita: Keracunan makanan, Keracunan pestisida.
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Faktor Kejadian Luar Biasa
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB/Wabah adalah Herd Immunity atau kekebalan yang dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat disamakan dengan tingkat kekebalan individu yaitu makin tinggi tingkat kekebalan seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut. Demikian pula dengan herd immunity, makin banyak proporsi penduduk yang kebal berarti makin tinggi tingkat herd immunity-nya hingga penyebaran penyakit menjadi semakin sulit.
Kemampuan mengadakan perlindungan atau tingginya herd immunity untuk menghindari terjadi epidemi bervariasi untuk tiap penyakit tergantung pada:0Proporsi penduduk yang kebal0Kemampuan penyebaran penyakit oleh kasus atau karier0Kebiasaan hidup penduduk.
LO 1.5 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Kejadian Luar Biasa
Pencegahan terjadinya wabah/KLB adalah :Pencegahan tingkat pertama0Menurunkan faktor penyebab terjadinya wabah serendah
mungkin dengan cara desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghilangkan sumner penularan.
0Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan, peningkatan lingkungan biologis seperti pemberntasan serangga dan binatang pengerat serta peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga.
0Meningkatkan daya tahan pejamu meliputi perbaikan status gizi,kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta peningkatan status psikologis.
Pencegahan tingkat kedua0 Sasaran pencegahan ini terutama ditunjukkan pada mereka yang
menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas) dengan cara diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya komplikasi.
0 Pencegahan tingkat ketiga0 Bertujuan untuk mencegah jangan sampai penderita mengalami cacat
atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut dengan dilakukannya rehabilitasi.
0 Strategi pencegahan penyakit0 Dilakukan usaha peningkatan derajat kesehatan individu dan
masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan serta rehabilitasi lingkungan.
LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Penyelidikan Epidemiology
0Penyelidikan epidemiologi (PE) adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu kejadian baik sedang berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan rekomendasi dalam bentuk laporan.
LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Tujuan Penyelidikan Epidemiology
Tujuan dalam Penyelidikan Epidemiologi : 0Mendapatkan besaran masalah yang sesunguhnya0Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit0Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel
Epidemiology0Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan,
vektor, perilaku, dll) dan etiologi.
LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Langkah–Langkah Penyelidikan Epidemiology
Tahap Survei pendahuluan:0 Menegakan diagnose0 Memastikan adanya KLB0 Buat hypotesa mengenai penyebab, cara penyebaran, dan faktor yg
mempengaruhinyaTahap pengumpulan data :0 Identifikasi kasus kedalam variabel epid(orang, tempat, waktu )0 Tentukan agen penyebab, cara penyebaran, dan faktor yg
mempengaruhinya.0 Menentukan kelompok yang rentan/beresikoTahap pengolahan data :0 Lakukan pengolahan data menurut variabel epidemiologi, menurut ukuran
epid (Angka insiden, Angka prevalen, Case fatality), menurut nilai statistik (Mean, median mode, deviasi)
0 Lakukan analisa data :
0 Menurut variabel epid, menurut ukuran epid, menurut nilai statistik.
0 Bandingkan nilai-nilai tsb dengan kejadian atau nilai-nilai yg sudah ada
0 Buat intepretasi hasil analisa0 Buat laporan hasil PETentukan tindakan penanggulangan dan pencegahannya 0 Tindakan penanggulangan :0 Pengobatan penderita0 Isolasi kasus0 Tindakan pencegahan :0 Surveilans yg ketat0 Perbaikan mutu lingkungan0 Proteksi diri0 Perbaikan status kes masyarakat
LO 2.4 Memahami dan Menjelaskan Pembahasan Epidemiology
A. ProporsiProporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasiRumus Proporsi = x / (x+y) x k
0Contoh:Proporsi Mhs wanita =Jumlah Mahasiswa wanita------------------------------------------ x kJumlah Mahasiswa wanita + pria
B. RatioRatio adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung. Ratio digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian0Rumus Ratio: (x/y) k0Ratio dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan Ratio x : y = 1 : 2
0Contoh:Sex ratio =
C. Rate0Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan
jumlah penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat.
0Rumus Rate: (x/y) k0X: angka kejadian0Y: populasi berisiko0K: konstanta (angka kelipatan dari 10)
PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN/ MORBIDITAS
A. INCIDENCE RATE0 Incidence rate adalah frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam masyarakat di
suatu tempat / wilayah / negara pada waktu tertentu0 Incidence Rate (IR):
Jumlah penyakit baru--------------------------------- x kJumlah populasi berisiko
B. PREVALENCE RATE0 Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu.0 PR yang ditentukan pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000) disebut Point
Prevalence Rate. 0 PR yang ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember
2000) disebut Periode Prevalence Rate.0 Prevalence Rate (PR):
Jumlah penyakit lama + baru--------------------------------------- x kJumlah populasi berisiko
C. ATTACK RATE0 Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah
yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu
0 Attack Rate (AR):Jumlah penyakit baru--------------------------------- kJumlah populasi berisiko
(dalam waktu wabah berlangsung)
PENGUKURAN MORTALITY RATECRUDE DEATH RATE0 CDR adalah angka kematian kasar atau jumlah seluruh kematian
selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun0 CDR (Crude Death Rate)
Jumlah semua kematian--------------------------------- kJumlah semua penduduk
SPECIFIC DEATH RATE0 SDR adalah jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu selama satu tahun dibagi
jumlah penduduk pada pertengahan tahun0 SDR (Specific Death Rate
Jumlah kematian penyakit x----------------------------------- kJumlah semua penduduk
CASE FATALITY RATE0 CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk menentukan
kegawatan/ keganasan penyakit tersebut. 0 CFR (Case Fatality Rate):
Jumlah kematian penyakit x------------------------------------ x 100%Jumlah kasus penyakit x
0 MATERNAL MORTALITY RATE0 MMR = AKI = Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan/
melahirkan/ nifas (sampai 42 hari post partum) per 100.000 kelahiran hidup0 MMR (Maternal Mortality Rate):
Jumlah kematian Ibu------------------------------ x 100.000Jumlah kelahiran hidup
INFANT MORTALITY RATE0 IMR = AKB = angka kematian bayi adalah jumlah kematian bayi (umur <1tahun) per 1000
kelahiran hidup.0 IMR (Infant Mortality Rate):
Juml kematian bayi----------------------------- x 1000Juml kelahiran hidup
NEONATAL MORTALITY RATE0 NMR = AKN = Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi sampai umur < 4
minggu atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup0 NMR (Neonatal Mortality Rate):
Jumlah kematian neonatus------------------------------------ x 1000Jumlah kelahiran hidup
PERINATAL MORTALITY RATE0 PMR = AKP = angka Kematian Perinatal adalah jumlah kematian janin umur 28 minggu
s/d 7 hari seudah lahir per 1000 kelahiran hidup0 PMR (Perinatal Mortality Rate):
Jumlah kematian perinatal---------------------------------- -x 1000Jumlah kelahiran hidup
LO 3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Puskesmas
0Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu (Muninjaya:1999).
LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).
LO 3.3 Memahami dan Menjelaskan Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni:1) Lingkungan sehat2) Perilaku sehat3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Misi tersebut adalah:
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
LO 3.4 Memahami dan Menjelaskan Program Pelayanan Kesehatan Puskesmas
0 Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :0 Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
0 Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
0 Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.
0Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
0Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
0Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Program Pengembangan Puskesmas
Program Pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah beberapa upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan kemampuan puskesmas. Dalam struktur organisasi puskesmas program pengembangan ini biasa disebut Program spesifik lokal.
0 Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut adalah0 Usaha Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang
dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP) diwilayah kerja Puskesmas
0 Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, naik atlet maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung
0 Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan induvidu dan asuhan keperawatan keluarganya. Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia
0 Kesehatan Kerja, adalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujuhkan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas
0 Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas
0 Kesehatan Jiwa, adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal.
0 Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif).
0 Kesehatan Usia Lanjut, adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat .
0 Pembinaan Pengobatan Tradisional, Adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).
0 Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan kesehatan jemaah yang kembali (pulang) dari menaikan ibadah haji.
0 Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik lokal yang dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
LO 3.5 Memahami dan Menjelaskan Rujukan Puskesmas
0Pengertian Rujukan0 Sistem rujukan adalah suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Jenis Rujukan
Rujukan secara konseptual terdiri atas:0 Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah medik
perorangan yang antara lain meliputi:0 Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional dan lain-
lain.0 Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih lengkap.0 Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim tenaga
yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:0 Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan teknologi kesehatan.0 Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab
dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan kamtibmas, dan lain-lain.
0 Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Perilaku Behavior dan health care seeking
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) sebagai berikut:0Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebaginya.
Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behavior), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya, atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantra, dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).
LI 5 Memahami dan Menjelaskan Hukum Menjaga Kesehatan dan
Berobat dalam Islam
Hukum Berobat0 Pendapat pertama mengatakan bahwa berobat hukumnya wajib, dengan alasan
adanya perintah Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berobat dan asal hukum perintah adalah wajib, ini adalah salah satu pendapat madzhab Malikiyah, Madzhab Syafi’iyah, dan madzhab Hanabilah.
0 Pendapat kedua mengatakan sunnah/ mustahab, sebab perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berobat dan dibawa kepada wa sallam memerintahkan bersabar, dan ini adalah madzhab Syafi’iyah.
0 Pendapat ketiga mengatakan mubah/ boleh secara mutlak , karena terdapat keterangan dalil- dalil yang sebagiannya menunjukkan perintah dan sebagian lagi boleh memilih, (ini adalah madzhab Hanafiyah dan salah satu pendapat madzhab Malikiyah).
0 Pendapat kelima mengatakan makruh, alasannya para sahabat bersabar dengan sakitnya, Imam Qurtubi rahimahullah mengatakan bahwa ini adalah pendapat Ibnu Mas’ud, Abu Dardaradhiyallahu ‘anhum, dan sebagian para Tabi’in.
0 Pendapat ke enam mengatakan lebih baik ditinggalkan bagi yang kuat tawakkalnya dan lebih baik berobat bagi yang lemah tawakkalnya, perincian ini dari kalangan madzhab Syafi’iyah.
DAFTAR PUSTAKA
0 Eko, Budiarti & Dwi, Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi edisi 2. Jakarta : EGC
0 Murti, Bhisma. Investigasi Outbreak. Available from http://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/16
0 Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. 2006. Laporan Kajian Kebijakan Penanggulangan (Wabah) Penyakit Menular. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2006 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2006
0 Permenkes 560/MENKES/PER/VIII/1989 tentang Penyakit Potensial Wabah.0 Prof Dr. Umar, Surveilens Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta Pers, 20000 Bustan,M.N.2006.Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Rineka Cipta.0 Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat.0 Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.0 http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2013/04/20/konsep-kesehatan-
dalamislam/