Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUKPENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU
DAYA TELEKOMUNIKASI
Edo Agung Wibowo Rendi Saputro, Ahmad RusdiansyahProgram Studi Magister Management TeknologiInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya informasi dan asetperusahaan dengan cara menyimpan dan menerapkan pengalaman dan pengetahuan.Dengan memanfaatkan knowledge management tools dengan menggunakan case-basedreasoning memungkinkan karyawan dalam hal ini repair engineer untuk dapat salingmendapatkan dan memberi pengetahuan mengenai cara perbaikan modul catu dayatelekomunikasi.
Metode case-based reasoning digunakan untuk mendapatkan kembali kasus-kasus dengan kemiripan terbesar dengan kasus yang baru, menggunakan solusi kasusuntuk mencoba memecahkan masalah baru, merevisi solusi yang ada danmempertahankan solusi pemecahan masalah. Sehingga dengan adanya knowledgemanagement tools ini maka didapatkan pengelolaan pengetahuan yang digunakan olehkaryawan dalam hal ini repair engineer untuk bisa menyelesaikan perbaikan modul catudaya telekomunikasi tanpa harus melakukan analisa kerusakan dari awal karena rekanrepair engineer yang lain sudah pernah melakukan perbaikan modul tersebut ataupunbisa mencari referensi solusi perbaikan modul yang belum diketahui dengan melihatproblem yang sudah ada dan mencari solusi pemecahan masalahnya berdasarkankemiripan kasusnya.
Kata kunci : knowledge management, case-based reasoning, modul catu dayatelekomunikasi
PENDAHULUAN
Proses perbaikan modul catu daya telekomunikasi merupakan hal yang sangatrumit dikarenakan modul perangkat telekomunikasi merupakan perangkat yangdidalamnya terdiri dari berbagai macam komponen elektronika yang sangat kompleks.Dengan kompleksnya proses perbaikan modul perangkat telekomunikasi menyebabkanperbaikan modul ini membutuhkan analisa yang cukup lama. Selain itu adanyapekerjaan pada proses perbaikan modul perangkat yang berulang tetapi dilakukan olehrepair engineer yang berbeda-beda menyebabkan seorang repair engineermembutuhkan referensi solusi pemecahan masalah untuk mencari informasi danpengetahuan dari cara perbaikan modul perangkat yang belum diketahuinya.
Watson (2003) mengatakan, dengan menggunakan knowledge managementmaka memungkinkan suatu organisasi untuk memanfaatkan sumber daya informasi danaset perusahaan dengan cara menyimpan dan menerapkan pengalaman. Penggunaancase-based reasoning bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan baru denganmenggunakan solusi pemecahan permasalahan yang sudah ada. Cordier et al (2007)mengatakan bahwa case-based reasoning adalah paradigma pengambilan keputusan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ISBN : 978-602-97491-2-0A-9-2
secara logis yang berisi tentang penyelesaian masalah baru dengan mengadopsi solusipemecahan masalah yang telah terpecahkan sebelumnya.
METODA
Menurut Watson (2003), knowledge management berisi tentang proses akuisisi,penyimpanan, pengambilan kembali, aplikasi, generalisasi, dan pemeriksaan kembalisejumlah aset pengetahuan dengan cara yang terkendali pada sebuah organisasi. Fungsiknowledge management yaitu memungkinkan suatu organisasi untuk memanfaatkansumber daya informasi dan aset perusahaan dengan cara menyimpan dan menerapkanpengalaman. Manfaat lain dari knowledge management adalah memberi pengetahuanterhadap seseorang yang baru hadir didalam organisasi dan meminimasi hilangnyapengetahuan yang dimiliki oleh seorang expert yang keluar dari organisasi
Menurut Watson (2003), knowledge management ditandai dengan empataktivitas seperti yang terlihat pada gambar 1
Gambar 1. Siklus Knowledge Management(Watson, Applying Knowledge Management Techniques for Building Corporate Memories, 2003)
Untuk menghasilkan referensi solusi suatu masalah digunakan case-basedreasoning mempunyai empat tahapan. Tahapan tersebut yaitu retrieve, reuse, revise danretain seperti yang terlihat pada gambar 2.1. Retrieve yaitu mendapatkan kembali kasus-kasus dengan tingkat kemiripan yang
terbesar. Tahapan ini merupakan tahapan awal dari case-based reasoning dimanaini merupakan tahapan untuk mencari kasus pada repository yang mempunyaikemiripan dengan target kasus yang sedang dicari pemecahan permasalahannya.Ketika kasus yang paling mirip ditemukan untuk target kasus yang sedang dicaripemecahannya, maka sistem case-based reasoning mengambil kasus yang cocokyang dapat memberikan penjelasan secara detil mengenai pemecahan suatumasalah. Teknik yang banyak digunakan adalah algortima nearest-neighbor.
2. Reuse yaitu menggunakan kembali solusi kasus untuk mencoba memecahkanmasalah. Pada tahapan ini solusi dari suatu kasus diambil dan digunakan untukmenyelesaikan kasus targetnya. Kasus yang reusable lebih dapat diterima olehpengguna karena solusi pemecahannya sudah diterima dan diyakinkan olehpengguna sebelumnya. Pada tahapan ini, solusi pemecahan masalah dari suatukasus yang cocok dapat digunakan tanpa modifikasi atau adaptasi dapat diterapkanuntuk mengadaptasikan solusi pemecahan masalah sehingga pemecahannya cocokuntuk kasus targetnya. Adaptasi yaitu teknik untuk mengubah kasus yang diambiluntuk mereproduksi solusi pemecahan masalah baru sehingga bisa menyelesaikanpermasalahan yang baru. Kasus yang diambil dapat dirubah sehingga dapatdisajikan agar cocok dengan permasalahan yang baru. Tujuan dari adaptasi kasus
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ISBN : 978-602-97491-2-0A-9-3
adalah untuk meningkatkan kemampuan sistem case-based reasoning untukmenggunakan kasus yang baru diperkenalkan pada penggunaan selanjutnya.
3. Revise yaitu merevisi solusi yang diajukan jika perlu. Pada Tahapan ini solusipemecahan masalahnya perlu untuk diverifikasi dan dievaluasi untuk mencocokkankebenaran solusinya.
4. Retain yaitu mempertahankan solusi baru. Ketika verifikasi selesai, target kasusdengan solusinya akan disimpan dalam repository atau kasus memory dan tahapanini adalah tahapan retain atau mempertahankan solusi dari sebuah kasus.Pengindeksian umumnya digunakan dalam tahapan ini di case-based reasoning.Hal ini memungkinkan pengambilan kasus yang harus dioptimalkan.
Gambar 2. CBR Cycle(Tsai, Applying a Case-Based Reasoning Method for Fault Diagnosis During Maintenance, 2009)
Didalam CBR ada sebuah pendekatan Nearest Neighbor Algorithms yangmerupakan pendekatan untuk menghitung tingkat kesamaan antara kasus baru yangdiinputkan dengan kasus yang sudah ada. Pendekatan ini dapat diwakili oleh persamaansebagai berikut :
Dimana :T : adalah kasus baru yang diinputkanS : adalah kasus yang sudah adaN : adalah jumlah dari atribut pada setiap kasusI : adalah individual atribut dari 1 sampai nF : adalah fungsi tingkat kesamaan untuk atribut i pada kasus T dan SW : adalah pembobotan pada atribut i
Pada perkembangan algortima nearest neighbor, Tsai (2009) mengatakanpersamaan untuk algoritma case-retrieval bisa dirumuskan sebagai berikut :
n
j 1W j1 x
21
Rj
Ij SS
Dimana W j1 merupakan bobot setiap atribut, S Ij merupakan nilai atribut kasus
yang lama sedangkan S Rj merupakan nilai atribut kasus yang baru. Pembobotannya
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ISBN : 978-602-97491-2-0A-9-4
dapat didefinisikan sebagai berikut :
W j1 =
n
jj
j
a
a
11
1
Dimana a j1 adalah nilai pembobotan dari atribut.
HASIL DAN DISKUSI
Atribut-atribut dalam proses perbaikan catu daya rectifier diidentifikasi denganmelihat blok diagram dan skema rangkaian perangkat modul catu daya seperti terlihatpada gambar 3 dan 4
Gambar 4. Skema rangkaian catu daya rectifier(Reeve, DC Power System Design
for Telecommunication , 2007)
Gambar 3. Blok diagram catu daya rectifier(Reeve, DC Power System Design
for Telecommunication , 2007)
Dengan melihat blok diagram dan skema rangkaian serta wawancara denganrepair engineer maka didapatkan beberapa atribut yang merupakah atribut pentingdidalam perbaikan modul catu daya rectifier yaitu : (1) Visual cek [2], (2) fuse [2], (3) r-start [1], (4) mosfet boosting [2], (5) dioda [1], (6) komponen buffer trigger mosfet [1],(7) power mosfet [1], (8) dioda bridge [1], (9) dioda dan transistor SOT23 [2], (10) ICkomparator [2] dan (11) fan [2]. Pada setiap atribut mempunyai pembobotan yangberbeda-beda dalam hal ini dinotasikan dengan nilai 2 atau 1 yang artinya atributdengan nilai 2 lebih penting dibandingkan dengan atribut yang bernilai 1.
Untuk menyelesaikan kasus yang baru maka dilakukan dengan melihat kasusyang sudah ada dengan mencari kemiripan terbesar dan nantinya dilakukan adaptasipenyelesaian masalah sesuai dengan referensi solusi pemecahan masalah yang sudahada. Contohnya adalah sebagai berikut :
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ISBN : 978-602-97491-2-0A-9-5
Kasus 1.Permasalahan :
Arus rectifier kurang dari spesifikasiGejala :
(1). Visual Cek : Normal(2). Fuse : Normal(3). R Start : Normal(4). Mosfet Boosting : Normal(5). Dioda (15pb60) : Rusak(6). Komponen Buffer Trigger Mosfet : Normal(7). Power Mosfet : Normal(8). Dioda Brigde : Normal(9). Dioda dan Transistor SOT23 : Rusak(10). IC Comparator : Normal(11). Fan : Normal
Penyebab :Terjadi kerusakan pada komponen dioda dan transistor SOT23
Solusi :Penggantian komponen dioda (15pb60) dan dioda dan transistor SOT23serta pengecekan terhadap beban maksimum yang mampu dilewatirectifier.
Kemudian ada sebuah kasus baru. Kasusnya sebagai berikut :Kasus 2.
Permasalahan :Rectifier jika dibebani drop
Gejala :(1). Visual Cek : Ada komponen yang terbakar(2). Fuse : Normal(3). R Start : Normal(4). Mosfet Boosting : Normal(5). Dioda (15pb60) : Putus(6). Komponen Buffer Trigger Mosfet : Normal(7). Power Mosfet : Normal(8). Dioda Brigde : Normal(9). Dioda dan Transistor SOT23 : Rusak(10). IC Comparator : Normal(11). Fan : Normal
Dengan melihat atribut dari gejala dua kasus tersebut, maka kasus 1 adalah [0 00 0 1 0 0 0 1 0 0] kemudian kasus 2 adalah [1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0] dan dengan melihat
nilai pembobotannya yaitu [172
172
171
172
171
171
171
171
172
172
172
] dan
mengalikannya sesuai dengan algoritma case-retrieval maka nilai kemiripannya adalahsebesar 0.94. Gambar 5, 6, 7 dan 8 menunjukkan web knowledge management toolsdengan tahapan-tahapan case-based reasoning-nya.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ISBN : 978-602-97491-2-0A-9-6
Gambar 5. Tahapan retieve (pencarian data perbaikan modul)
Gambar 6. Hasil pencarian data perbaikan
Gambar 7. Tahapan revise (merevisi solusi perbaikan yang baru)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ISBN : 978-602-97491-2-0A-9-7
Gambar 8. Tahapan revise (merevisi solusi perbaikan yang baru)
KESIMPULAN
Melalui perancangan knowledge management tools ini, maka didapatkankesimpulan sebagai berikut :1. Melalui uji coba protoype knowledge management tools ini dapat memberikan
referensi perbaikan modul catu daya telekomunikasi dengan cara memberipengetahuan yang telah ada maupun dengan mencari kemiripan kasus yang sudahada.
2. Melalui pecancangan knowledge management didapatkan prototype knowledgemanagement system dengan berbasis case-based reasoning yang memungkinkanrepair engineer mendapatkan referensi perbaikan modul melalui tahapan retrieve,reuse, revise dan retain dan mendapatkan referensi perbaikan kasus denganmendapatkan kasus yang mempunyai kemiripan paling tinggi menggunakanalgoritma case-retrieval.
SARAN
Saran yang dapat diajukan yaitu membangun knowledge management toolsuntuk semua modul perangkat telekomunikasi yang dapat dilakukan perbaikan danmenyatukannya kedalam satu sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Cordier, A., Fuchs, B., Lieber, J., Mille, A. (2007). Interactive Knowledge Acquisitionin CaseBased Reasoning. Proceedings of the workshop on KnowledgeDiscovery and Similarity
Newman, B., Conrad, K. W. (1999). A Framework for Characterizing KnowledgeManagement Methods, Practices and Technology. The Knowledge ManagementTheory Papers.
Reeve, W. D. (2006). DC Power System Design for Telecommunication. IEEE PressTelecommunication Handbook Series.
Shancez, R. (2004). Tacit Knowledge versus Explicit Knowledge: Approaches toKnowledge Management Practice. No. 04-1, Working Paper Series, Departmentof Industrial Economics and Strategy, Copenhagen Business School
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ISBN : 978-602-97491-2-0A-9-8
Tiwana, A. (2001) Knowledge Management Toolkit. Prentice Hall
Tsai, Y. T. (2009). Applying a Case-Based Reasoning Method for Fault DiagnosisDuring Maintenance. Proc. ImechE Vol.233 Part C:J. Mechanical EngineeringScience.
Watson, I. (2001). Case-Based Reasoning and Knowledge Management: a PerfectMatch?. Proc. FLAIRS-2001. 14th Int. FLAIRS Conference, Key West FloridaMay 21-23 2001. AAAI Press, Menlo Park CA, US. pp.118-123
Watson, I. (2003). Applying Knowledge Management Techniques for BuildingCorporate Memories. Morgan Kauffman Publishers
Velente, G., Rigallo, A., (2004). Using Case-Based Reasoning to Support OperationKnowledge Management. Dipartiminto di Informatica, Universita di Torino
Yuliazmi. (2005). Penerapan Knowledge Management pada Perusahaan Reasuransi:Studi Kasus PT Reasuransi Nasional Indonesia. Tesis Magister Ilmu Komputer.Universitas Budi Luhur Jakarta