Download - PENGARUH EVAPORASI TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
PENGARUH EVAPORASI TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
PAPER
Oleh :
CUT TIA MARDI110301062AET 1A
5
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
PENGARUH EVAPORASI TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
PAPER
Oleh :
CUT TIA MARDI110301062AET 1A
5
Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test diLaboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Disetujui Oleh :Dosen Penanggung Jawab Laboratorium
(Nini Rahmawati, S.P.,M.Si.)NIP : 1972 0215 2001 1220 02
Diperiksa Oleh : Diperiksa Oleh :Asisten Korektor I Asisten Korektor II
(Hardianti Putri) (Nirza Okta Yudistira )NIM : 080301017 NIM : 090301046
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper tepat pada waktunya.
Adapun judul dari paper ini adalah “ Pengaruh Evaporasi Terhadap
Pertumbuhan Akar Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang
merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium
Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian,Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Agroklimatologi yaitu Nini Rahmawati, S.P.,M.Si ; Dr. Dra. Ir.
Chairani Hanum, M.S. dan Ir. Irsal M.P. ; dan kepada abang serta kakak asisten
Laboratorium Agroklimatologi yang telah membantu dalam penulisan paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta
menyempurnakan paper ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Desember 2012
Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
PENDAHULUANLatar Belakang………………………………………………………Tujuan Praktikum……………………………………………………Kegunaan Penulisan…………………………………………………
TINJAUAN PUSTAKABotani Tanaman……………………………………………………..Syarat Tumbuh………………………………………………………
Iklim…………………………………………………………Tanah………………………………………………………...
PENGARUH EVAPORASI TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
Evaporasi.............................................................................................Transpirasi...........................................................................................Evapotranspirasi..................................................................................Kadar Air…………………………………………………………….Pengaruh Evaporasi Terhadap Pertumbuhan Akar Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)..................……...Faktor-Faktor Pendukung Evaporasi……………….………………..
KESIMPULAN……………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Klimatologi pada dasarnya berisikan pembahasan unsure-unsur cuaca
dan iklim yang menyangkut distribusinya baik dalam skala global (dunia),
regional (wilayah) maupun local (setempat). Pembahasan bidang klimatologi
sangat erat kaitannya dengan aspek geografi seperti garsi lintang, ketinggian
tempat, posisi permukaan bumi, dan aspek lainnya. Setiap usaha dalam bidang
pertanian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan produktivitas yang
setinggi-tingginya dengan kualitas yang sebaik-baiknya. Untuk itu maka
persyaratan tumbuh tanaman sedapat mungkin dapat terpenuhi agar proses
pertumbuhan dan perkembangannya berlangsung optimal (Sabaruddin, 2012).
Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan
transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan
badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari
tanaman (boitik) akibat proses respirasi dan fotosistesis. Kombinasi dua proses
yang saling terpisah dimana kehilangan air dari permukaan tanah melalui proses
evaporasi dan kehilangan air dari tanaman melalui proses transpirasi disebut
sebagai evapotranspirasi (ET).Proses hilangnya air akibat evapotranspirasi
merupakan salah satu komponen penting dalam hidrologi karena proses tersebut
dapat mengurangi simpanan air dalam badan-badan air,tanah, dan tanaman. Untuk
kepentingan sumber daya air, data ini untuk menghitung kesetimbangan air dan
lebih khusus untuk keperluan penentuan kebutuhan air bagi tanaman (pertanian)
dalam periode pertumbuhan atau periode produksi. Oleh karena itu data
evapotranspirasi sangat dibutuhkan untuk tujuan irigasi atau pemberian air,
perencanaan irigasi atau untuk konservasi air (Achmad,2011).
Evaporasi atau penguapan adalah proses perubahan fase air yang
terkandung dalam suatu larutan (cair) maupun dalam bentuk padatan menjadi uap.
Proses masuknya air ke atmosfer dapat melalui evaporasi yakni perpindahan air
dari permukaan yang terbuka atau badan air (laut, sungai, danau, genangan –
genangan di permukaan bumi ) maupun penguapan dari butir – butir hujan yang
sedang jatuh. Nilai evaporasi dikendalikan oleh faktor cuaca seperti radiasi, suhu,
kelembabannya dingin, dan panas laten serta bentuk permukaan yang
berevaporasi (Sabaruddin,2012).
Tanaman tomat termasuk keluarga besar “Solanaceae”. Keluarga ini
terdiri dari tidak kurang dari 2.200 spesies, yang secara alamaiah diciptakan untuk
membantu kelangsungan dan kebahagiaan hidup manusia. Keluarga ini terdiri atas
jenis-jenis tanaman yang menghasilkan : zat karbohidrat, terdapat pada tanaman
kentang (Solanum tuberosum), penghasil umbi terkenal di dunia ; buah-buahan.
Yaitu tomat dan jenis-jenis terung, penghasil vitamin dan enzim-enzim; obat-
obatan misalnya kecubung dan tomat ; obat penyegar sekaligus insektisida, yaitu
tembakau, penghasil daun yang mengandung zat nikotin yang terkenal di seluruh
dunia; bungan dan buah (Rismunandar, 1995).
Air dan nutrient yang diberikan kepada tanaman dilahan tanah, tidak
semuanya digunakan oleh tanaman. Secara normal dari total air yang diberikan hanya
sebagian kecil yang diserap oleh tanaman, 70 -75 % air diuapkan melalui evaporasi
ke atmosfer dan 5% air mengalami run off. Dari air yang diserap oleh tanaman, 90 –
99% diuapkan melalui proses transpirasi tanaman dan hanya 1 – 10% yang
digunakan oleh tanaman. Adapun nutrient yang diberikan dalam bentuk pupuk
anorganik hanya 20 – 60% digunakan oleh tanaman, sedangkan 40 – 80% nutrient
akan mengalami pencucian. Pencucian tersebut disebabkan oleh air hujan atau air
irigasi kemudian masuk kedalam tanahatau bergerak mengikuti aliran air. Air yang
telah mengandung nutrien terlarut dalam jumlah berlebih, dapat mencemari air dan
tanah, sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan (Agustina,2009).
Jika permukaan penguapan adalah permukaan tanah, maka tingkat
penutupan tanaman pelindung (crop canopy) dan jumlah air tersedia pada
permukaan penguapan juga menjadi factor yang mempengaruhi proses evaporasi.
Kejadian hujan, irigasi dan gerakkan vertical air dalam tanah dari muka air tanah
dangkal merupakan sumber pembasahan permukaan tanah. Jika tanah dapat
menyuplai air dengan cepat yang memenuhi kebutuhan evaporasi, maka evaporasi
dari tanah ditentukan hanya oleh kondisi meteorologi. Akan tetapi, bila interval
antara hujan dan irigasi cukup lama dan kemampuan tanah mengalirkan lengas ke
dekat permukaan tanah kecil, maka kandungan air di lapisan topsoil menurun dan
menyebabkan permukaan tanah menjadi kering. Pada lingkungan dimana air
terbatas, maka jumlah air tersedia menjadi faktor pembatas. Berkurang suplai air
ke permukaan tanah menyebabkan evaporasi menurun drastis (Achmad,2011).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Evaporasi Terhadap Pertumbuhan Akar Tanaman Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.).
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agroklimatologi Program
Studi Agroekotekbologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
serta
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang mebutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom: Plantae,
Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class: Dicotyledoneae,
Ordo:Solanales, Famili: Solanaceae, Genus: Lycopersic, Spesies: Lycopersicum
esculentum Mill. (Warianto, 2011).
Akar tanaman tomat berupa akar tunggang yang tumbuh menembus tanah,
dan adapula akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah samping secara
horizontal tetapi tidak cukup dalam menembus tanah. Berdasarkan sifat
perakarannya yang seperti inilah, tanaman ini sangat baik jika ditanam pada lahan
yang gembur dan porous (Anwar, 2011).
Batang bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku. Bagian yang
masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar. Mudah patah, dapat naik
bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan
beberapa ikatan. Dibiarkan melata, cukup rimbun menutupi tanah. Bercabang
banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu. Tinggi batang dalam
keadaan sehat dan cukup mendapat makanan, dapat mencapai ketinggian 13 meter
dalam umur 1 tahun. Dalam praktiknya tomat hanya sebagai tanaman musiman
(umur 3-4 bulan), tingginya rata-rata mencapai 1 atau 1.25 meter (Rismunandar,
1995).
Daun tomat berbentuk segitiga dan hampir oval, dengan bagian tepi yang
bergerigi dan membentuk celah-celah minyirip agak melengkung ke dalam. Daun
berwarna hijau, ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 – 25 cm) dan panjang
tangkai sekitar 3 – 6 cm. Di antara daun yang berukuran besar, biasanya tumbuh 1
– 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk ganjil pada tanaman tomat
biasanya berjumlah 5 – 7 daun, tumbuh secara berselang-seling atau tersusun
spiral mengelilingi batang tanaman (Anwar, 2011).
Bunga tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda, membentuk jurai
terdiri atas dua baris bunga. Tiap-tiap jurai terdiri dari 5 hingga 12 bunga.
Mahkota bunganya berwarna kuning muda, bentuk bakal buahnya ada yang bulat
panjang, berbentuk bola atau jorong melintang (Rismunandar, 1995 ).
Buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua.
Berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu.
Perbanyakan dengan biji, kadang-kadang dengan stek batang cabang yang telah
tua . Ukuran buah tomat sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki
bobot hanya 8 gram, sedangkan yang berukuran besar bisa mencapai bobot sekitar
180 gram (Anwar, 2011).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tomat dapat tumbuh dalam musim hujan ataupun musim kemarau, namun
dalam musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya. Iklim yang basah
akan membentuk tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang, di daerah
pegunungan akan timbul penyakit daun yang dapat membuat fatal
pertumbuhannya. Musim kemarau yang terik dengan angin yang kencang akan
menghambat pertumbuhan bunga (mengering dan berguguran). Walaupun tomat
tahan terhadap kekeringan, namun tidak berarti tomat dapat tumbuh dengan subur
dalam keadaan yang kering tanpa pengairan. Oleh karena itu, baik di daerah tinggi
maupun dataran rendah dalam musim kemarau, tomat memerlukan penyiraman
atau pengairan demi kelangsungan hisup dan produksinya (Rismunandar, 1995).
Tanah
Tanah yang gembur dan kaya unsur hara sdangat disukai tomat untuk
pertumbuhan yang optimal. Tak seperti sayur lainnya yang menyukai tanah ber-
pH netral, tomat menyukai tanah yang tergolong asam dengan pH 5-6. Air
merupakan kebutuhan mutlak bagi tomat, namun kelebihan air tidak disukainya.
Penyakit layu bakteri mudah sekali menyerang bila lahan tergenang air. Perlu
diketahui bahwa sebaiknya lahan tidak ditanami tomat apabila sebelumnya
digunakan untuk areal penanamanan tanaman dari keluarga Solanaceae lainnya
(Novary, 1997).
PENGARUH EVAPORASI TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk
permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk
berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air.
Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari cair
menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut diatas. Oleh karenanya,
kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses
alamiah tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain cahaya matahari,
suhu udara, dan kapasitas kadar air dalam udara. Proses evaporasi yang
disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia (Asdak, 1995).
Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan
penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah
(evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal
terjadi dalam pori-pori tanah (Hakim dkk, 1986).
Karena transpirasi adalah proses evaporasi air dari permukaan tumbuhan,
maka faktor-faktor iklim yang mempengaruhi evaporasi secara umum juga
berpengaruh terhadap transpirasi. Kenyataan di lapangan kedua proses, evaporasi
dari permukaan tanah dan transpirasi dari tumbuhan sulit dipisahkan, sehingga
keduanya disebut evaporatranspirasi (Hakim,dkk, 1986)
Transpirasi
Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui
pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya di balut lapisan
mati yang disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan
cabang terletak di bawah permukaan tanaman, dibelakang pori-pori daun dan
cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung ditentukan oleh
radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori tersebut
(Asdak, 1995).
Transpirasi adalah suatu proses ketika air diuapkan ke uadara dari
permukaan daun/tajuk vegetasi. Oleh karenanya, faktor-faktor yang
mengendalikan besar kecilnya transpirasi suatu vegetasi adalah sama dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi, yaitu radiasi panas
matahari, suhu, kecepatan angina, dan gradient tekanan udara. Dalam hal ini,
besarnya transpirasi, dalam batas tertentu, juga dipengaruhi oleh karakteristik dan
kerapatan vegetasi seperti struktur tajuk, perilaku pori-poeri daun, dan lain-lain
(Seyhan, 1990).
Evapotranspirasi
Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan
penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah
(evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal
terjadi dalam pori-pori tanah (Hakim dkk, 1986).
Air yang mempunyai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam
tanah atau melintas diatas pemukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung
atau setelah penyimpanan permukaan. Hilangnya dalam bentuk evaporasi yaitu
proses dimana air menjadi uap, dan transpirasi yaitu proses dimana air menjadi
uap melalui metabolisme tanaman (Asdak, 1995).
Kadar Air
Air mempunyai fungsi penting dalam tanah, dimana air penting dalam
pelapukan mineral dan bahan organik, reaksi yang menyiapkan hara laut bagi
pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar hara
tanaman. Bila air terlalu banyak, hara-hara yang lewat atau ada yang tercuci dan
hilang dari perakaran atau bila tinggi evaporasinya, garam-garam terlarut
mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun dalam
jumlah yang banyak sehingga dapat merusak tanaman (Hardjowigeno, 1987).
Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang
mendorong untuk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi.
Tegangan yang terjadi pada daun oleh hilangnya air transpirasi di transmisikan ke
xilem batang dan akhirnya ke akar. Apabila tegangan air dalam akar lebih besar
dari tegangan yang mengikat air dalam tanah, air bergerak ke dalam akar (Foth,
1994).
Pengaruh Evaporasi Terhadap Pertumbuhan Akar Tanaman Tomat
Air mempunyai fungsi penting dalam tanah, dimana air penting dalam
pelapukan mineral dan bahan organik, reaksi yang menyiapkan hara laut bagi
pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar hara
tanaman. Bila air terlalu banyak, hara-hara yang lewat atau ada yang tercuci dan
hilang dari perakaran. Bila Laju evaporasi terlalu tinggi, garam-garam terlarut
mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun dalam
jumlah yang banyak sehingga dapat merusak tanaman.
Air yang melewati stomata lebih banyak dibandingkan dengan air yang
keluar melalui kutikula dan epidermis, karena kutikula mempunyai sifat yang
lebih permeabilitas terhadap air. Pergerakan air pada tumbuhan, khususnya pada
tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) tidak terjadi di daun, tetapi di
akar dengan jalan osmosis dan difusi yang berupa pengisapan air dalam tanah.
Akan tetapi pemasukan air pada tumbuhan itu haruslah seimbang dengan
pengeluaran air, agar tercapai keseimbangan air pada tumbuhan tersebut yakni
dengan cara penguapan, yaitu transpirasi dan evaporasi
Faktor – Faktor yang Pendukung Evaporasi (Lycopersicum esculentum Mill.)
Faktor – faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah
suhu air, suhu udara (atmosfer), kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara,
sinar matahari, dan lainnya yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Transpirasi dibatasi oleh tanaman itu sendiri, yang di sebabkan karena kadar
kelembaban tanah dan kemungkinan terjadinya karena keadaan layu. Secara
singkat evaporasi dan transpirasi tumbuhan dapat digambarkan sebagai berikut: a)
akibat pemanasan oleh matahari, akan terjadi penguapan dilaut, sungai, danau,
atau rawa maupun penguapan air melalui permukaan tumbuhan yang disebut
sebagai transpirasi atau evapotranspirasi, b) uap air ini akan terbawa oleh angin
dan terakumulasi menjadi awan. Pada ketinggian tertentu karena suhu semakin
dingin, uap air akan berkondensasi menjadi butir – butir air, dan siap jatuh ke
permukaan bumi. Dan peristiwa ini disebut presipitasi, c) air yang terkandung
oleh awan pembawa hujan dapat jatuh ke bumi sebagai hujan, Kristal es atau salju
(Budi,2008).
KESIMPULAN
1. Evaporasi atau penguapan adalah proses perubahan fase air yang terkandung
dalam suatu larutan (cair) maupun dalam bentuk padatan menjadi uap.
2. Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan
transpirasi.
3. Pengaruh Evaporasi terhadap pertumbuhan akar tanaman tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.) ialah Bila Laju evaporasi terlalu tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-
kadang tertimbun dalam jumlah yang banyak sehingga dapat merusak
tanaman dan pemasukan air pada tumbuhan itu haruslah seimbang dengan
pengeluaran air, agar tercapai keseimbangan air pada tumbuhan tersebut.
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah
suhu air, suhu udara (atmosfer), kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara,
sinar matahari, dan lainnya yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, M., 2011. Buku Ajar Hidrologi Teknik. Diakses melalui
http://unhas.ac.id (Diakses tanggal 1 Desember 2012).
Agustina, H., 2009. Efisiensi Penggunaan Air Pada Tiga Teknik Hidroponik
Untuk Biaya Rancangan Bayam Hijau.Diakses melalui
http://lontar.ui.ac.id (Diakse tanggal 1 Desember 2012).
Anwar, J.T., 2011. Aplikasi Formulasi Insektidi Nabati Campuran Ekstrak Piper
retrofractom Vahl. Dan Annona squamosa L. Pada pertanaman Tomat
Organik.Diakses melalui http://repository.usu.ac.id (Diakses tanggal 2
Desember 2012).
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Budi, A.F.S., 2008. Pengelolaan Air Permukaan Sebagai Bahan Baku.Diakses
melalui http://isjd.pdii.lipi.go.id (Diakses tanggal 2 Desember 2012).
Foth, D. Hendry, 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hakim, N, M. Y. Nyakpa, S. G. Nugroho, A. M. Lubis, M. R. Saul, M. A. Diha,
G. B. Hong, dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung:
Universitas Lampung.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Nazaruddin, 2000. Budi daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
Penebar Swadaya,Jakarta.
Novary, E.W., 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Munir, 2011. Menanam Tomat. Diakses melalui
http://munir2011.student.umm.ac.id (Diakses tanggal 2 Desember 2012).
Rismunandar, 1995. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Sabaruddin, H.L., 2012.Agroklimatologi:Aspek – Aspek Klimatologi Untuk
Sistem Budidaya Tanaman. Alfabeta, Bandung.
Seyhan, 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Warianto, C., 2011.Teknik Penyiapan Benih Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill.).Diakses melalui http://skp.unair.ac.id (Diakses tanggal 2 Nopember
2012).