1
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON
ASSET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PORSI SAHAM PUBLIK TERHADAP
LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013.
RINI HERDIANI
110462201167
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, 2015
ABSTRAK
Rini Herdiani, 2015: Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset,
Ukuran Perusahaan dan Porsi Saham Publik Terhadap Luas
Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity
ratio, return on asset, ukuran perusahaan dan porsi saham publik terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang bergerak di sektor aneka industri
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur tahun 2010-2013 yang telah diaudit dan dipublikasikan. Populasi penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010-2013 sebanyak 40 perusahaan. Teknik pengambilan sampel
dengan purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 19 perusahaan sektor
aneka industri yang memenuhi kriteria dan menghasilkan 76 sampel penelitian dengan
pengamatan 4 tahun (2010-2013). Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis
regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 21.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan porsi saham
publik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan. Sedangkan
current ratio, debt to equity ratio, return on asset secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap luas pengungkapan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa current
ratio, debt to equity ratio, return on asset, ukuran perusahaan dan porsi saham publik
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan.
Besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel
2
dependen adalah 31.2%. Sedangkan sisanya sebesar 68.8% dipengaruhi atau dijelaskan
oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran Perusahaan,
Porsi Saham Publik dan Luas Pengungkapan
PENDAHULUAN
Pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement) merupakan
sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Bagi pihak-pihak di luar
manajemen suatu perusahaan, pengungkapan dalam laporan keuangan digunakanuntuk
mengetahui kondisi dan kinerja suatu perusahaan. Penyampaian informasi yang terbuka
oleh pihak manajemen perusahaan bertujuan untuk membantu keefektifan pengambilan
keputusan oleh para pemakai laporan keuangan (Suwardjono, 2010:580).
Luas atau sempitnya suatu pengungkapan merupakan pilihan dari perusahaan.
Ketika perusahaan tidak mengungkapkan informasi yang cukup, maka informasi yang
diserap oleh pasar hanya sedikit, sehingga dapat menyebabkan kegagalan pasar. Dalam
pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik, pengungkapan laporan
keuangan menjadi faktor signifikan (Daniel, 2013:5).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat hal ini dalam karya tulis
ilmiah dalam bentuk proposal dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran Perusahaan Dan Porsi Saham Publik
Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2013.”
RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah current ratio, debt to equity ratio, return on asset, ukuran perusahaan dan
porsi saham publik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
2. Apakah current ratio, debt to equity ratio, return on asset, ukuran perusahaan dan
porsi saham publik secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan
terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur
sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
3
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah current ratio, debt to equity ratio, return on asset,
ukuran perusahaan dan porsi saham publik secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur
sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
2. Untuk mengetahui apakah current ratio, debt to equity ratio, return on asset,
ukuran perusahaan dan porsi saham publik secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2013.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Menurut Marwata dalam Daniel (2013:6), luas pengungkapan didefinisikan
sebagai sejumlah informasi untuk membantu investor dalam membuat prediksi
kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Luas pengungkapan laporan
keuangan mengukur berapa banyak butir laporan keuangan yang secara material
akan diungkapkan oleh suatu perusahaan. Ada 2 jenis pengungkapan oleh
perusahaan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar
dan regulasi, yaitu:
1. Pengungkapan Wajib (Mondatary Disclosure)
2. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Menurut Hendriksen dalam Efrata dan Sherlita (2012:528), terdapat tiga konsep
yang umum dalam pengungkapan dalam laporan tahunan, yaitu:
1. Pengungkapan memadai (Adequate Disclosure)
2. Pengungkapan Wajar (Fair Disclosure)
3. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)
Menurut Daniel (2013) perhitungan indeks luas pengungkapan laporan keuangan
dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan skor untuk setiap item pengungkapan, dimana jika suatu item
diungkapkan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapkan akan diberi nilai nol.
2. Skor yang diperoleh dari setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapat skor
total.
4
3. Menghitung indeks luas pengungkapan laporan keuangan.
Adapun rumus index wallace menurut Soewardjono (2005) dalam Daniel
(2013:7) adalah:
Disclosure index = 𝑛
𝑘 x 100 %
Keterangan:
n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
k : jumlah item yang dianjurkan untuk diungkapkan.
Current Ratio (X1)
Menurut Fahmi (2012:121), rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang
umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan
memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Adapun rumus current ratio adalah:
Current ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Debt to Equity Ratio (X2)
Joel G. Siegel dan Jae K. Shim dalam Fahmi (2012:128), mendefinisikan debt to
equity ratio sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk
memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Adapun rumus debt
to equity ratio adalah:
Debt to equity ratio = Total Utang
Total Modal Sendiri
Return On Asset (X3)
Menurut Harmono (2009:112), return on asset dapat diukur dengan menggunakan
laba bersih setelah pajak dibagi total asset. Adapun rumus return on asset adalah:
Return On Asset = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aset
Ukuran Perusahaan
Menurut Daniel (2013:7), ukuran perusahaan didefinisikan sebagai penentuan
besaran, dimensi atau kapasitas dari suatu perusahaan. Sebagai penentuan sebuah
perusahaan besar atau kecil dapat dilihat dari nilai total aktiva. Secara umum biasanya
size diproksi dengan total aset (Asnawi dan Wijaya dalam Istikomah, 2013:9).
Adapun rumus ukuran perusahaan adalah:
Size = Total Aktiva
5
Porsi Saham Publik
Saham suatu perusahaan dapat dimiliki oleh investor dalam maupun luar.
Proporsi kepemilikan saham publik mewakili persentase saham yang dimiliki oleh
publik atau masyarakat. Adapun rumus untuk mengukur porsi saham publik menurut
Simanjuntak dan Widiastuti dalam Tristanti dan Zulaikha (2012) adalah:
Porsi Saham Publik = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚𝑦𝑎𝑛𝑔𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
KERANGKA PEMIKIRAN
H1
H H2
H3
H4
H5
H6
Keterangan :
= Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan
Current Ratio (X1)
Debt to Equity Ratio
(X2)
Luas Pengungkapan
Laporan Keuangan
(Y)
A (Y)
Return On Asset
(X3)
Ukuran Perusahaan
(X4)
Porsi Saham Publik
(X5)
6
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Hubungan antara Current Ratio dengan Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (atau hutang lancar) pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar (Syahrial dan Purba, 2013:37).
Pada penelitian ini, pengukuran tingkat likuiditas diproksikan dengan current ratio,
yaitu dengan membandingkan aset lancar dan hutang lancar yang dimiliki perusahaan.
Kondisi perusahaan yang sehat antara lain ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang
tinggi berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut didasarkan
pada ekspektasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat akan mengungkapkan
lebih banyak informasi, karena ingin menunjukkan kepada pihak eksternal bahwa
perusahaan tersebut kredibel (Almilia dan Retnasari dalam Daniel, 2013:9). Hasil
penelitian Istikomah (2014) dan Daniel (2013) membuktikan bahwa likuiditas yang
diukur dengan Current Ratio mempengaruhi luas pengungkapan secara signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H1: Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan laporan
keuangan
Hubungan antara Debt to Equity Ratio dengan Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
utang (Fahmi, 2012:127). Dalam penelitian ini, leverage diukur dengan rasio total
hutang terhadap total ekuitas (total debt to equity ratio). Debt to equity ratio
merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk
memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Semakin tinggi
leverage perusahaan, maka semakin luas pengungkapan informasi yang diungkapkan
karena perusahaan memiliki kewajiban terhadap pemegang saham dan dapat
menghilangkan keraguan para kreditor (Suta dan Laksito, 2012:2). Hasil penelitian
Efrata dan Sherlita (2012) menemukan bahwa Leverage mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H2: Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan
laporan keuangan
7
Hubungan antara Return On Asset dengan Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen
secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi (Fahmi, 2012:135).
Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan tingkat pengembalian aset (return on
asset). Perusahaan dalam laporan keuangannya akan mengungkapkan darimana sumber
laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. Perusahaan yang memiliki laba
yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi dalam laporan keuangannya.
Hal ini dikarenakan keuntungan perusahaan merupakan informasi yang positif yang
harus diberitahukan kepada pemegang saham perusahaan, sehingga manajemen bisa
mendapatkan kompensasi yang tinggi atas kinerja tersebut (Oktaviani dan Martani,
2006:243). Hasil penelitian Tristanti dan Zulaikha (2012) membuktikan bahwa
profitabilitas yang diproksikan return on asset mempengaruhi pengungkapan secara
signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H3: Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan
laporan keuangan
Hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan yang
dapat diukur dengan mengetahui total aktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Amran
et al. (2009) dalam Suta dan Laksito (2012:2), semakin besar ukuran perusahaan, maka
akan semakin meningkat pula jumlah stakeholder yang terlibat di dalamnya. Hal ini
mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi lebih luas.
Penelitian yang dilakukan oleh Safarin (2013) menunjukkan hasil bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H4: Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan
laporan keuangan
8
Hubungan antara Porsi Saham Publik dengan Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
Menurut Fakhrudin dalam Safarin (2013:6), porsi saham publik menunjukkan
besarnya kepemilikan perusahaan oleh masyarakat publik. Adanya perbedaan dalam
proporsi saham yang dimiliki investor dapat mempengaruhi luas pengungkapan oleh
perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi
tentang perusahaan semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka
dan dengan demikian pengungkapan perusahaan akan semakin luas (Purwandari,
2012:3). Semakin banyak kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik, maka
perusahaan akan melakukan pengungkapan yang lebih luas karena berhubungan dengan
kepercayaan publik terhadap perusahaan (Wardani, 2012:5). Penelitian yang dilakukan
oleh Tristanti dan Zulaikha (2012) menunjukkan hasil bahwa porsi saham publik
mempengaruhi pengungkapan secara signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H5: Porsi Saham Publik berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan
laporan keuangan
Hubungan antara Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran
Perusahaan dan Porsi Saham Publik dengan Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
Penelitian ini tidak hanya menguji pengaruh current ratio, debt to equity ratio,
return on asset, ukuran perusahaan dan porsi saham publik secara parsial (individual),
tetapi juga menguji pengaruh secara simultan (bersama-sama) dalam mempengaruhi
luas pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu,
diharapkan penelitian ini juga memberikan pengaruh secara simultan terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan seperti penelitian terdahulu.
Penelitian Istikomah (2014) menyatakan bahwa secara bersama-sama variabel
ukuran perusahaan, current ratio, return on asset dan debt to asset ratiomampu
mempengaruhi index disclosure.
H6: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran Perusahaan dan
Porsi Saham Publik berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan
laporan keuangan
Berdasarkan uraian mengenai variabel dependen dan independen sebelumnya,
maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran. Dalam penelitian ini, variabel
independennya adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran
Perusahaan dan Porsi Saham Publik. Sedangkan variabel yang menjadi fokus penelitian
yaitu luas pengungkapan laporan keuangan.
9
METODE PENELITIAN
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang bergerak di sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2010-2013. Dimana populasi dalam kurun waktu tahun 2010-
2013 adalah berjumlah 40 perusahaan manufaktur sektor aneka industri. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh
sampel penelitian sebanyak 19 perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
memenuhi kriteria dan menghasilkan 76 sampel penelitian dengan pengamatan selama
4 tahun (2010-2013).
Laporan keuangan dan data-data yang berkaitan dengan penelitian diperoleh dari
situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan www.bapepam.co.id dan situs-situs
lain yang memberikan informasi yang berkaitan.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistic deskriptif adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai mean, standar deviasi, maksimum serta minimum.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Luas Pengungkapan 76 .377 .675 .48137 .067148
Current Ratio 76 .482 4.018 1.49708 .696963
Debt to Equity Ratio 76 .235 4.295 1.24650 .779056
Return On Asset 76 .001 .596 .08134 .088989
Ukuran Perusahaan 76 87 153521 6990.50 21634.971
Porsi Saham Publik 76 .043 .553 .30157 .165768
Valid N (listwise) 76
Sumber: Hasil Output SPSS V.21.0
10
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Priyatno, 2011:296). Didalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya gejala
heterokedastisitas digunakan uji Korelasi Spearman dan uji Scatter Plot. Apabila nilai
sig > 0,05 maka data tersebut bebas dari heterokedastisitas.
Tabel 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan uji Korelasi Spearman sebelum Outlier
Correlations
Unstandardized
Residual
Current
Ratio
Debt to
Equity
Ratio
Return
On
Asset
Ukuran
Perusahaan
Porsi Saham
Publik
S
p
e
a
r
m
a
n
'
s
r
h
o
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
1.000 .091 .017 -.007 .500** .003
Sig. (2-tailed) . .433 .883 .952 .000 .981
N 76 76 76 76 76 76
Current Ratio
Correlation
Coefficient
.091 1.000 -.430** .407
** .291
* -.034
Sig. (2-tailed) .433 . .000 .000 .011 .770
N 76 76 76 76 76 76
Debt to Equity
Ratio
Correlation
Coefficient
.017 -.430** 1.000 -.156 .040 .158
Sig. (2-tailed) .883 .000 . .178 .730 .172
N 76 76 76 76 76 76
Return On Asset
Correlation
Coefficient
-.007 .407** -.156 1.000 -.008 -.092
Sig. (2-tailed) .952 .000 .178 . .948 .430
N 76 76 76 76 76 76
Ukuran
Perusahaan
Correlation
Coefficient
.500** .291
* .040 -.008 1.000 -.024
Sig. (2-tailed) .000 .011 .730 .948 . .834
N 76 76 76 76 76 76
Porsi Saham
Publik
Correlation
Coefficient
.003 -.034 .158 -.092 -.024 1.000
Sig. (2-tailed) .981 .770 .172 .430 .834 .
N 76 76 76 76 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
11
Dari tabel 4.2 uji korelasi Spearman di atas dapat dilihat bahwa nilai sig dari
variabel Ukuran Perusahaan adalah 0.000. Nilai 0.000 < 0.05 dapat dikatakan bahwa
data terjadi masalah heteroskedastisitas. Untuk itu dilakukan adanya outlier data untuk
mendapatkan data yang bebas dari masalah heteroskedastisitas. Adapun hasilnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan uji Korelasi Spearman setelah Outlier
Correlations
Unstandardized
Residual
Current
Ratio
Debt to
Equity Ratio
Return
On Asset
Ukuran
Perusahaan
Porsi Saham
Publik
S
p
e
a
r
m
a
n
'
s
r
h
o
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
1.000 .025 .036 -.038 .164 .015
Sig. (2-tailed) . .839 .769 .763 .186 .902
N 67 67 67 67 67 67
Current Ratio
Correlation
Coefficient
.025 1.000 -.374** .350
** .304
** .015
Sig. (2-tailed) .839 . .001 .003 .009 .897
N 67 74 72 72 72 74
Debt to Equity
Ratio
Correlation
Coefficient
.036 -.374** 1.000 -.152 .039 .195
Sig. (2-tailed) .769 .001 . .203 .746 .096
N 67 72 74 72 72 74
Return On Asset
Correlation
Coefficient
-.038 .350** -.152 1.000 -.083 -.075
Sig. (2-tailed) .763 .003 .203 . .490 .525
N 67 72 72 74 72 74
Ukuran
Perusahaan
Correlation
Coefficient
.164 .304** .039 -.083 1.000 -.095
Sig. (2-tailed) .186 .009 .746 .490 . .419
N 67 72 72 72 74 74
Porsi Saham
Publik
Correlation
Coefficient
.015 .015 .195 -.075 -.095 1.000
Sig. (2-tailed) .902 .897 .096 .525 .419 .
N 67 74 74 74 74 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari hasil uji heteroskedastisitas di atas dapat dilihat nilai signifikan variabel
Current Ratio 0.839, Debt to Equity Ratio 0.769, Return On Asset 0.763, Ukuran
Perusahaan 0.186 dan Porsi Saham Publik 0.902. Dengan demikian dapat dikatakan
12
bahwa semua variabel dalam penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas karena
signifikansi semua variabel > 0.05.
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot
Berdasarkan gambar 4.1 grafik scatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik
menyebar dengan pola yang tidak jelas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi
ini.
Hasil Uji Normalitas
Menurut Priyatno (2011:277), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat apakah
data berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov–Smirnov
(K-S) pada nilai residual. Jika nilai residual signifikan lebih besar dari 0.05 maka data
berdistribusi normal.
13
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan grafik P-P Plot
Berdasarkan grafik P-P Plot pada gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
data residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 67
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .05282198
Most Extreme Differences
Absolute .077
Positive .077
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .626
Asymp. Sig. (2-tailed) .828
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asym.Sig 2-
tailed) sebesar 0.828. Karena signifikansi lebih dari 0.05 maka residual terdistribusi
dengan normal.
14
Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Santoso (2014:192), uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
(residual) pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson (Uji DW).
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .603a .364 .312 .054944 .750
a. Predictors: (Constant), Porsi Saham Publik, Ukuran Perusahaan, Current Ratio,
Return On Asset, Debt to Equity Ratio
b. Dependent Variable: Luas Pengungkapan
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai uji Durbin-Watson adalah
0.750 atau berada diantara angka -2 sampai dengan +2. Hal ini menunjukkan bahwa
pada model regresi tidak terdapat autokorelasi.
Hasil Uji Multikolinearitas
Menurut Priyatno (2011:288), uji multikolinearitas digunakan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Inflation Factor
(VIF) dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance
lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .434 .029 15.052 .000
Current Ratio .002 .013 .014 .116 .908 .758 1.319
Debt to Equity Ratio -.021 .012 -.193 -1.673 .099 .787 1.270
Return On Asset .161 .123 .144 1.300 .199 .846 1.182
Ukuran Perusahaan 8.296E-006 .000 .586 5.425 .000 .894 1.119
Porsi Saham Publik .087 .042 .216 2.057 .044 .945 1.058
a. Dependent Variable: Luas Pengungkapan
15
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan
nilai Tolerance variabel independen memiliki nilai > 0.1 dan hasil perhitungan nilai
VIF juga menunjukkan variabel independen memiliki nilai < 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi Multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau
lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam
bentuk persamaan regresi (Priyatno, 2011:238).
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .434 .029 15.052 .000
Current Ratio .002 .013 .014 .116 .908
Debt to Equity Ratio -.021 .012 -.193 -1.673 .099
Return On Asset .161 .123 .144 1.300 .199
Ukuran Perusahaan 8.296E-006 .000 .586 5.425 .000
Porsi Saham Publik .087 .042 .216 2.057 .044
a. Dependent Variable: Luas Pengungkapan
Berdasarkan tabel di atas, adapun persamaan regresi berganda dari data di dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 0.434 + 0.002X1 - 0.021X2 + 0.161X3 + 8.296E-006X4 + 0.087X5 + e
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Statistik t (Uji Parsial)
Menurut Priyatno (2011:235), uji statistik t digunakan untuk mengetahui
pengaruh secara signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji pengaruh current ratio, debt to
equity ratio, return on asset, ukuran perusahaan dan porsi saham publik terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan dengan tingkat signifikan 5%.
16
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .434 .029 15.052 .000
Current Ratio .002 .013 .014 .116 .908
Debt to Equity Ratio -.021 .012 -.193 -1.673 .099
Return On Asset .161 .123 .144 1.300 .199
Ukuran Perusahaan 8.296E-006 .000 .586 5.425 .000
Porsi Saham Publik .087 .042 .216 2.057 .044
a. Dependent Variable: Luas Pengungkapan
Dari data tabel 4.9 di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh Current Ratio terhadap Luas Pengungkapan
Variabel Current Ratio memiliki nilai thitung = 0.116 < ttabel 1.999 dengan
derajat kebebasan n – k – 1 = 67 – 5 – 1 = 61 dan nilai signifikansi 0.908 yang
lebih besar dari α = 0.05 maka Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa variabel independen yang berupa Current Ratio tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan
perusahaan.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Luas Pengungkapan
Variabel Debt to Equity Ratio memiliki nilai thitung = -1.673 < ttabel 1.999
dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 67 – 5 – 1 = 61 dan nilai signifikansi 0.099
yang lebih besar dari α = 0.05 maka Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa variabel independen yang berupa Debt to Equity Ratio tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan laporan
keuangan perusahaan.
3. Pengaruh Return On Asset terhadap Luas Pengungkapan
Variabel Return On Asset memiliki nilai thitung = 1.300 < ttabel 1.999 dengan
derajat kebebasan n – k – 1 = 67 – 5 – 1 = 61 dan nilai signifikansi 0.199 yang
lebih besar dari α = 0.05 maka Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa variabel independen yang berupa Return On Asset tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan laporan
keuangan perusahaan.
17
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan
Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai thitung = 5.425 > ttabel 1.999 dengan
derajat kebebasan n – k – 1 = 67 – 5 – 1 = 61 dan nilai signifikansi 0.000 yang
lebih kecil dari α = 0.05 maka Hipotesis diterima. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa variabel independen yang berupa Ukuran Perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan
perusahaan.
5. Pengaruh Porsi Saham Publik terhadap Luas Pengungkapan
Variabel Porsi Saham Publik memiliki nilai thitung = 2.057 > ttabel 1.999 dengan
derajat kebebasan n – k – 1 = 67 – 5 – 1 = 61 dan nilai signifikansi 0.044 yang
lebih kecil dari α = 0.05 maka Hipotesis diterima. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa variabel independen yang berupa Porsi Saham Publik memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan
perusahaan.
Hasil Uji Statistik F (Uji Simultan)
Menurut Priyatno (2011:258), uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji
F bertujuan untuk mengukur pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On
Asset, Ukuran Perusahaan dan Porsi Saham Publik secara bersama-sama atau simultan
terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.
Tabel 4.10
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .105 5 .021 6.979 .000b
Residual .184 61 .003
Total .289 66
a. Dependent Variable: Luas Pengungkapan
b. Predictors: (Constant), Porsi Saham Publik, Ukuran Perusahaan, Current Ratio, Return On
Asset, Debt to Equity Ratio
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama
variabel independen mempengaruhi variabel dependen di dalam penelitian ini. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 67– 5 – 1 = 61
dengan α = 0.05 dimana 0.000< 0.05 dan Fhitung adalah sebesar 6.979, sedangkan Ftabel
adalah 2.37 maka Fhitung> Ftabel (6.979> 2.37), maka demikian secara bersama-sama
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran Perusahaan dan Porsi
Saham Publik berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan laporan keuangan
pada perusahaan manufaktur sektor Aneka Industri.
18
Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Tabel 4.11
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .603a .364 .312 .054944
a. Predictors: (Constant), Porsi Saham Publik, Ukuran Perusahaan,
Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio
b. Dependent Variable: Luas Pengungkapan
Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R
Square) dalam penelitian ini 0.312 atau sebesar 31.2%. Hal ini menunjukkan bahwa
presentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran Perusahaan dan Porsi Saham Publik terhadap
variabel dependen Luas Pengungkapan sebesar 31.2%. Atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 31.2% variasi
variabel dependen. Sedangkan sisanya sebesar 68.8% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variabel Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Luas
Pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Variabel Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Luas
Pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Variabel Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Luas
Pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Luas
Pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
19
5. Variabel Porsi Saham Publik berpengaruh signifikan terhadap Luas
Pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. Current Ratio, Debt to Equtiy Ratio, Return On Asset, Ukuran Perusahaan dan
Porsi Saham Publik secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Luas
Pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan untuk penelitian ini sedikit, yaitu hanya lima variabel,
oleh sebab itu pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya
yang berhubungan dengan Luas Pengungkapan laporan keuangan. Sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih luas mengenai faktor apa saja yang
mempengaruhi Luas Pengungkapan laporan keuangan selain Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran Perusahaan dan Porsi Saham Publik.
2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperluas sampel dan diharapkan
memperpanjang periode penelitian untuk memprediksi luasnya pengungkapan
laporan keuangan untuk tahun mendatang.
3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan jenis perusahaan lain
sebagai objek penelitian.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi. Cetakan Kelima. Jakarta: Citra Harta Prima
BAPEPAM. 2012. Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Atau
Perusahaan Publik. http://www.bapepam.go.id, Nomor: SE-02/BL/2008 dan
Nomor: Kep-347/BL/2012
BEI. 2014. Perusahaan Manufaktur Aneka Industri. http://www.idx.co.id, diakses pada
Rabu, 10 Desember 2014, 09.00 Wib
Daniel, Niko Ulfandari. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Likuiditas
Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fakutas
Ekonomi. Universitas Negeri Padang.
Devi, Ida Ayu Sintia dan Suardana, Ketut Alit. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Likuiditas, Leverage, dan Status Perusahaan Pada Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana.
Dewi, Kumala. 2009. Pengaruh Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Terhadap Keputusan
Oleh Investor. Jurnal Fakultas Ekonomi. Jurusan Akuntansi. Universitas
Gunadarma
Efrata, Chandra dan Sherlita, Erly. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Keluasan Pengungkapan Informasi Dalam Laporan Tahunan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2010). Jurnal Seminar Nasional Akuntansi & Bisnis
(SNAB) 2012.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPPS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
21
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Hasan, Iqbal. 2010. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Horngren, T. Charles, Harrison, T. Walter dan Bamber, Linda Smith. 2006. Akuntansi.
Edisi Ke-6. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Istikomah. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Current Ratio, Return On Asset, dan
Debt to Asset Ratio Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal Fakultas Ekonomi. UMRAH
Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty
Natalia, Diana. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas, Rasio
Profitabilitas, Porsi Saham Publik dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Real Estate
& Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Oktaviani, Intan Herlina dan Martani, Dwi. 2006. Analisis Pengungkapan Laporan
Keuangan Perusahaan Pembiayaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Prasetya, Deni Indra dan Wahyudi, Sugeng. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Mandatory
Disclosure. Universitas Diponegoro
Prastowo, Dwi dan Julianty, Rifky. 2008. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan
Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN
Priyatno, Dwi. 2011. SPSS Analisis Statistik Data. Yogyakarta: Mediakom
Purwandari, Arum dan Purwanto, Agus. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Struktur Kepemilikan, dan Status Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis. Universitas Diponegoro
22
Safarin, Sonya Nurinda. 2013. Pengaruh Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Porsi Saham Publik Terhadap Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi. UMRAH
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian – Pendekatan Praktis
Dalam Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo
Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: C.V Andi
Offset
Suta, Anita Yolanda dan Laksito, Herry. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Luas Pengungkapan Infromasi Sukarela Laporan Tahunan.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Diponegoro
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga
Cetakan Ke empat. Yogyakarta: BPFE
Syahrial, Dermawan dan Purba, Djahotman. 2013. Analisis Laporan Keuangan – Cara
Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Tristanti, Leony Lovancy dan Zulaikha. 2012. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Sukarela (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2006-2010). Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.
Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Harvarindo
Wardani, Rr. Puruwita. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Sukarela. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No.1, Mei 2012: 1-15.
Fakultas Bisnis. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya