Download - Penerapan Total Quality Management
PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Manajemen Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu :
DR. Afiful ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
Bisri Nikmatul Wakhidah
20164711150
PENDIDIKAN AGAM ISLAM – SMT II
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM)
TULUNGAGUNG
MARET 2017
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak
yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya
sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung
Bapak Nurul Amin, M.Ag.
2. Dosenpengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini Bapak DR. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo'a dan
memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di
mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki
seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya
dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal
'Alamin.
(PENYUSUN)
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………….…..… i
Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii
Daftar Isi …………………………………………………..…. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………..... 1
B. Rumusan Masalah ......……………………………..….. 1
C. Tujuan Masalah ......……………………………….….... 2
BAB II PEMBAHASAN
PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Total Quality Management (TQM) ............. 3
B. Proses perencanaan TQM dalam lembaga pendidikan
Islam ................................................................................ 3
C. Tahapan penerapan TQM dalam lembaga pendidikan
Islam ................................................................................ 6
D. Hambatan dalam pelaksanaan TQM dalam lembaga
pendidikan Islam ............................................................ 8
E. Manfaat penerapan TQM dalam lembaga pendidikan
Islam .............................................................................. 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………..... 10
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan,
mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu profesionalisme dan kinerja
guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan,
keterbatasan dana, sarana, dan prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan
bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak yang
terkait dengan pendidikan tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan.Mutu lulusan yang
rendah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti lulusan tidak dapat melanjutkan studi,
tidak dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan tidak produktif.
Sehubungan dengan persoalan tersebut, pemerintah telah mngeluarkan
berbagai peraturan perundang – undangan yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia. Undang – undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 mengaskan bahwa
pengendalian dan evaluasi mutu pendidikan harus dilakukan, baik terhadap program maupun
terhadap institusi pendidikan secara berkelanjutan. Begitu pula dalam peraturan pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 dijelaskan bahwa penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. dengan manajemen yang baik satuan
pendidikan akan berhasil memenuhi tuntutan mutu atau kualitas pendidikan yang sesuai
dengan standar nasional pendidikan, sehingga melalui manajemen yang baik diharapkan
menghasilkan kualitas pendidikan yang baik.
Lembaga pendidikan Islam sebagai wadah proses penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam sekaligus pemegang amanat pendidikan Nasional pun bermasalah dengan mutu,
banyaknya lulusan lembaga pendidikan Islam yang tidak berprestasi dan kurang tertanamnya
nilai-nilai Islami menjadi bukti mutu lembaga pendidikan Islam belum sesuai harapan, dalam
upaya perbaikan memerlukan Total Quality Manajemen (TQM) dalam rangka menjamin
lulusannya sesuai dengan tujuan visi dan misi lembaga pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Total Quality Management?
2. Bagaimana proses perencanaan TQM dalam lembaga pendidikan Islam?
3. Bagaimana tahapan penerapan TQM dalam lembaga pendidikan Islam?
4. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan TQM dalam lembaga pendidikan Islam?
2
5. Apa saja manfaat penerapan TQM dalam lembaga pendidikan Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Total Quality Management
2. Untuk mengetahui proses TQM dalam lembaga pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui tahapan penerapan TQM dalam lembaga pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan TQM dalam lembaga pendidikan
Islam
5. Untuk mengetahui manfaat TQM dalam lembaga pendidikan Islam
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Total Quality Management (TQM)
Total quality management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya
yaitu: total (keseluruhan), quality (mutu, derajat, tingkat baik atau buruk suatu benda atau
jasa), management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga
kata yang dimilikinya, TQM dapat didefinisikan sebagai: “sistem manajemen yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan, melalui perbaikan berkesinambungan dan memiliki
motivasi yang tinggi untuk seluruh anggotanya”.
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai TQM di
antaranya:
1. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, TQM ialah suatu pendekatan dalam usaha
memaksimalkan daya saing melalui perbaikan terus-menerus atas jasa, manusia, produk,
dan lingkungan.1
2. West-Burnham, TQM adalah semua fungsi dari organisasi sekolah/madrasah kedalam
falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, produktivitas, dan
prestasi serta kepuasan pelanggan.2
3. Sallis, TQM ialah menciptakan budaya mutu dimana tujuan setiap anggota ingin
menyenangkan pelanggannya, dan dimana struktur organisasinya mengizinkan untuk
mereka berbuat seperti itu.
Jadi dari pendapat diatas penyusun dapat menyimpulkan bahwa TQM adalah suatu
prosedur dimana setiap orang berusaha keras secara terus menerus memperbaiki jalan menuju
sukses.
TQM bukanlah seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku, tetapi merupakan
proses-proses dan prosedur-prosedur untuk memperbaiki kinerja. TQM juga menselaraskan
usaha-usaha orang banyak sedemikian rupa sehingga orang-orang tersebut menghadapi
tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan
B. Proses Perencanaan TQM dalam Lembaga Pendidikan Islam
Dalam penerapan total quality management pada pendidikan ada beberapa
perencanaan yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2003),
hal. 4 2West-Burnham, Managing Quality in School, (London: Prentice Hall, 1997), hal. 74
4
a. Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas.
Pemimpin sekolah harus menunjukkan komitmen yang kuat dan selalu memotivasi
wakil kepala sekolah dan supervisor lainnya agar selalu berupaya keras dan serius.
b. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM.
Hal ini dicapai dengan usaha yang terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, baik eksternal maupun internal.Kebutuhan pelanggan dapat diketahui dengan
mengidentifikasi pandangan-pandangan mereka.Ada beberapa metode untuk melakukan
hal tersebut dengan kuesioner atau dengan berbincang-bincang langsung dengan
masyarakat.
c. Menunjuk fasilitator mutu.
Terlepas dari posisi individualnya dalam hirarki birokrasi, fasilitator mutu harus
menyampaikan perkembangan mutu langsung kepada kepala sekolah.Tanggungjawab
fasilitator adalah mempublikasikan program dan memimpin kelompok pengendali mutu
dalam mengembangkan program mutu.
d. Membentuk kelompok pengendali mutu.
Kelompok ini harus merepresentasikan perhatian-perhatian kunci dan merupakan
representasi dari tim manajemen senior. Perannya adalah untuk mengarahkan dan
mendorong proses peningkatan mutu. Ia adalah pengembangan ide sekaligus inisiator
proyek.
e. Menunjuk koordinator mutu.
Dalam setiap inisiatif dibutuhkan orang-orang yang memiliki waktu untuk melatih
dan menasehati orang-orang lain. Koordinator mutu tidak mengerjakan seluruh proyek
mutu. Perannya adalah untuk membantu dan membimbing tim dalam menemukan cara
baru dalam menangani dan memecahkan masalah.
f. Mengadakan seminar manajemen senior untuk mengevaluasi program.
Manajemen senior akan sulit untuk terlibat dalam proses, kecuali jika mereka
mendapatkan informasi yang cukup, baik dalam hal falsafah dan metode peningkatan
mutu institusi. Sehingga tim menejemen senior harus mampu menurunkan pesan mutu ke
tingkat bawah.
g. Menganalisa dan mendiagnosis situasi yang ada.
Proses perencanaan ini tidak bisa diremehkan karena ia sangat menentukan seluruh
proses mutu. Seluruh institusi perlu menjelaskan tentang di mana posisinya dan kemana
arah yang hendak dituju.
h. Menggunakan contoh-contoh yang sudah berkembang di tempat lain.
5
Ini bisa berupa adaptasi dari salah satu “guru” mutu, atau seorang tokoh pendidikan
khusus atau mengadaptasi pola TQM yang diadopsi oleh institusi- institusi lain.
i. Mempekerjakan konsultan eksternal.
Konsultan dapat digunakan dengan salah satu empat metode utama, pertama mereka
dapat memberikan nasehat awal dan memberi petunjuk serta “merubah” tim manajemen
senior. Kedua,adalah melatih. Ketiga, konsultan bisa menjadi kritikus hebat ketika
mereka diajak untuk mempertanyakan kebijakan-kebijakan institusi. Keempat, konsultan
bisa bermanfaat dalam menyusun audit formal, penilaian dan evaluasi.
j. Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf.
Pelatihan adalah tahap implementasi awal yang sangat penting agar staf mengetahui
dasar-dasar TQM, karena mereka membutuhkan pengetahuan tentang beberapa alat kunci
yang mencakup tim kerja, metode evaluasi, pemecahan masalah, dan teknik membuat
keputusan. Untuk memperlancar program pelatihan, seorang manajemen senior harus
terlibat langsung didalamnya.
k. Mengkomunikasikan pesan mutu.
Strategi, relevansi dan keuntungan TQM harus dikomunikasikan secara efektif. Di
sana dapat terjadi banyak kesalah-pahaman tentang tujuan mutu. Program jangka panjang
harus dirancang secara jelas, atau memperjelas alasan penentuan program. Pengembangan
staf, pelatihan dan pembangunan tim adalah sebagian dari cara yang efektif untuk
mencapai program jangka panjang tersebut.
l. Mengukur biaya mutu.
Pengukuran biaya mutu harus dilakukan untuk menyoroti upaya peningkatan mutu
dan memberikan motivasi agar institusi terus berpegang pada program yang telah
ditetapkan.
m. Mengaplikasikan alat dan teknik mutu melalui pengembangan kelompok kerja yang
efektif.
Pendekatan ini memfokuskan diri pada pencapaian kesuksesan awal.Ia berfokus
pada sesuatu yang harus ditingkatkan oleh institusi serta menyeleksi alat-alat yang tepat
untuk menanganinya. Mengawali proses TQM dengan menangani masalah yang ada,
dapat menghindarkan TQM dari kelumpuhan.
n. Mengevaluasi program dalam interval yang teratur.
Review dan evaluasi teratur harus menjadi bagian yang integral dalam program.3
3Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, (IRCiSod, Jogjakarta, 2010), hal. 245 – 253.
6
Dilihat dari pemaparan di atas, setiap kali akan menjalankan suatu proses TQM
dalam sebuah lembaga, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, seperti:
a. Komitmen dari manajemen puncak.
b. Komitmen atas sumber daya yang dibutuhkan.
c. Organization-Wide Steering Committee.
d. Perencanaan dan publikasi.4
Dengan diterapkannya persyaratan dalam implementasi TQM, diharapkan bisa
sesuai dengan apa yang diharapkan.
C. Tahapan Penerapan TQM dalam Lembaga Pendidikan Islam
Prosedur dalam mengimplementasikan TQM pada dasarnya menempuh tiga tahapan
sebagai berikut:
a. Persiapan.
Tahapan persiapan adalah aktivitas pertama dan utama yang harus dilakukan
sebelum TQM dikembangkan dan dilaksanakan. Beberapa langkah yang harus dilakukan
adalah : membentuk tim, melaksanakan pelatihan TQM bagi tim, merumuskan model atau
sistem yang akan dikembangkan sebagai nama implementasi TQM, membuat kebijakan
berkaitan dengan komitmen anggota organisasi untuk mendukung TQM,
mengkomunikasikan kepada semua anggota organisasi berkaitan dengan adanya
perubahan, melakukan analisis faktor pendukung dan penghambat organisasi, dan
melakukan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan internal dan eksternal. Kesemua
langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara sistematik dan sistematis dengan
dukungan penuh pimpinan dan anggotanya. Fleksibilitas dapat dilakukan sesuai dengan
situasi dan kondisi masing-masing lembaga pendidikan. Oleh karena itu, dalam tahapan
persiapan memang memerlukan kemauan, perhatian, dan komitmen yang tinggi untuk
mendukung tahapan berikutnya.
b. Pengembangan sistem.
Berdasarkan tahapan persiapan, pengembangan sistem dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : peninjauan dan pengembangan model atau sistem yang
ada melalui penyusunan dokumen sistem kualitas, melakukan pelatihan dan sosialisasi
prosedur dan petunjuk kerja kepada tim inti maupun tim imbas secara tuntas, dan
4Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Managemen (TQM), (ANDI OFFSET,
Yogyakarta, 2003), hal. 332 – 333.
7
melakukan penyiapan akhir baik sumber daya manusia maupun non manusianya secara
cermat dan akurat dalam rangka memasuki tahapan implementasi sistem kualitas.
c. Implementasi sistem.
Tahapan implementasi sistem menunjuk pada langkah-langkah sebagai berikut :
melaksanakan uji joba sistem jaminan kualitas dalam lingkup tertentu berdasarkan siklus
PDCA (Plan, Do, Check, and Adjust), anggota tim menginformasikan kepada pimpinan
maupun steering commits berkaitan dengan uji coba sistem jaminan kualitas yang telah
dilaksanakan secara rinci, tim mengumpulkan data dan informasi dari pelanggan (baik
pelanggan internal maupun eksternal), melakukan tindakan koreksi dan pencegahan
sesuai dengan harapan pelanggan, dan mendiskusikan/ melaksanakan rapat pimpinan dan
pelaksana sistem jaminan kualitas berkaitan dengan seluruh program yang ada untuk
menghasilkan atau membuat modikasi proses yang diharapkan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Kesemua tahapan tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Apabila salah satu tahapan maupun langkah bermasalah, hal tersebut
akan berdampak pada tahapan maupun langkah berikutnya. Oleh karena itu, setiap ada
masalah harus segera dicarikan solusi pemecahannya hingga tuntas.
Keberhasilan lembaga pendidikan sebagai organisasi dalam mencapai prestasi yang
membanggakan tidaklah diperoleh dengan begitu saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor pendukungnya. Factor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Kehendak atau izin dari-Nya.
Allah SWT memiliki kekuasaan yang Maha Kuasa atas segala alam dan jagat
raya ini, sehingga semua yang terjadi di dunia ini adalah karena kehendak-Nya. Oleh
karena itu, keberhasilan organisasi harus diyakini sebagai kehendak-Nya. Organisasi
tidak akan mencapai keberhasilan yang diinginkannya jika tidak karena mendapatkan
izin dari-Nya.
b. Sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah orang-orang yang terlibat atau
terkait dengan penerapan sistem pada sebuah institusi.Mulai dari unsur pimpinan
sampai dengan seluruh para pekerja atau bawahan.Keberhasilan lembaga pendidikan
mencapai prestasi juga ditentukan oleh pemimpin dengan segala aspek
kepemimpinannya.
c. Sumber daya non manusia.
Sumber daya non manusia juga menjadi faktor penentu organisasi dalam
mencapai keberhasilan dibidang kualitas.Sumber daya manusia yang dimaksudkan
8
berupa sarana dan prasarana yang digunakan oleh sumber daya manusia yang ada
dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi.Melalui penggunaan
sarana dan prasarana yang ada, semua aktivitas organisasi dapat ditopang secara lebih
optimal.5
D. Hambatan dalam Pelaksanaan TQM dalam Lembaga Pendidikan Islam
Berikut ini adalah kendala-kendala yang sering dihadapi dalam penerapan manajemen
mutu terpadu / total quality management sebagaimana dikutip oleh Djamhuri (2001), merinci
kendala dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu adalah:
a. Lemahnya kepemimpinan dan delegasi wewenang manajemen
Manajemen Mutu Terpadu akan berjalan sesuai dengan sasaran yang didinginkan
jika pemimpin memiliki komitmen terhadap keterlibatan semua pihak. Artinya
Manajemen Mutu Terpadu tidak akan berhasil manakala hanya diserahkan kepada tim
tertentu yang ditunjuk oleh pimpinan, sementara pimpinan langsung menyerahkan
program Manajeme Mutu Terpadu tersebut kepada tim yang ditunjuk. Dengan demikian
pimpinan dapat mensosialisasikan perbaikan mutu yang dilakukan oleh pimpinan.
b. Proses pengaturan yang tidak memadai
Program Manajemen Mutu Terpadu harus mengilhami seluruh kegiatan. Bagi
sekolah, maka seluruh kegiatan akademik (proses belajar mengajar) harus memperoleh
perhatian dalam meningkatkan kualitasnya.
c. Pemilihan pendekatan yang sempit dan dogmatik
Pendekatan yang sempit dan dogmatik tidak dapat secara fleksibel memenuhi
tuntutan perkembangan. Ini berarti ada kemandegan atau bahkan akan terjadi proses
status quo. Pendekatan yang sempit tidak akan memberikan kesempatan bagi
peningkatan Manajeme Mutu Terpadu. Manajeme Mutu Terpadu berorientasi pada
pelanggan. Pelanggan memiliki kepuasan yang selalu berkembang. Oleh karenanya
pendekatan dogmatik dan sempit tidak sesuai dengan kepuasan pelanggan.
d. Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan
Lembaga atau oragnisasi termasuk sekolah amat sulit untuk mengetahui adanya
peningkatan kualitas pelayanan di lembaganya, manakala tidak memiliki data dasar. Oleh
5Pernik Magazine, “Penerapan TQM dalam Dunia Pendidikan”, dalam:
http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/penerapan-tqm-dalam-dunia-pendidikan/, diakses
pada hari rabu, 1 maret 2017, 09.18 WIB
9
karena itu setiap lembaga harus memiliki data dasar dan tolok ukur yang dicanangkan
oleh lembaga yang bersangkutan.6
E. Manfaat Penerapan TQM dalam Lembaga Pendidikan Islam
Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh jika lembaga pendidikan mampu
mengimplementasikan TQM secara baik di masa mendatang. Beberapa manfaat yang
dimaksudkan, antara lain :
a. Pelaksanaan perubahan/mutasi pegawai tidak mengganggu aktivitas utama lembaga
pendidikan.
b. Keluhan dari pelanggan internal maupun eksternal dapat dieliminasi sekecil mungkin.
c. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan ada di lembaga lebih optimal.
d. Pelaksanaan aktivitas utama lebih efisien dan efektif.
e. Memperoleh pengakuan dari pihak lain (dalam negeri maupun luar negeri) terhadap
eksistensi lembaga pendidikan.
f. Dapat menjadi model untuk mengembangkan lembaga pendidikan lainnya (yang belum
mengimplementasikan TQM di Indonesia bahkan di asia).
g. Hubungan antar lembaga pendidikan dengan stakeholders menjadi lebih baik.7
6Yanthie, “Implementasi Total Quality”, dalam: http://yanthie95.blogspot.co.id/2013/12/makalah-
implementasi-total-quality.html. Diakses pada hari rabu, 1 maret 2017, 09.12 WIB 7Saleh Sukiman, “Implementasi Total Quality Management”, dalam:
http://salehsukiman.blogspot.co.id/2013/11/implementasi-total-quality-management.html. Diakses pada hari
rabu, 1 maret 2017, 09.30 WIB
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan sebagai: “sistem manajemen
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, melalui perbaikan berkesinambungan dan
memiliki motivasi yang tinggi untuk seluruh anggotanya.
2. Dalam penerapan total quality management pada pendidikan ada beberapa
perencanaan yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
a. Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas.
b. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM.
c. Menunjuk fasilitator mutu.
d. Membentuk kelompok pengendali mutu.
e. Menunjuk koordinator mutu.
f. Mengadakan seminar manajemen senior untuk mengevaluasi program.
g. Menganalisa dan mendiagnosis situasi yang ada.
h. Menggunakan contoh-contoh yang sudah berkembang di tempat lain.
i. Mempekerjakan konsultan eksternal.
j. Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf.
k. Mengkomunikasikan pesan mutu.
l. Mengukur biaya mutu.
m. Mengaplikasikan alat dan teknik mutu melalui pengembangan kelompok kerja
yang efektif.
n. Mengevaluasi program dalam interval yang teratur.
3. Prosedur dalam mengimplementasikan TQM pada dasarnya menempuh tiga tahapan
sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Pengembangan sistem
c. Penerapan sistem
4. Berikut ini adalah kendala-kendala yang sering dihadapi dalam penerapan manajemen
mutu terpadu / total quality management sebagaimana dikutip oleh Djamhuri (2001),
merinci kendala dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu adalah:
a. Lemahnya kepemimpinan dan delegasi wewenang manajemen
b. Proses pengaturan yang tidak memadai
c. Pemilihan pendekatan yang sempit dan dogmatic
11
d. Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan
5. Beberapa manfaat penerapan TQM dalam lembaga pendidikan Islam, antara lain :
a. Pelaksanaan perubahan/mutasi pegawai tidak mengganggu aktivitas utama
lembaga pendidikan.
b. Keluhan dari pelanggan internal maupun eksternal dapat dieliminasi sekecil
mungkin.
c. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan ada di lembaga lebih optimal.
d. Pelaksanaan aktivitas utama lebih efisien dan efektif.
e. Memperoleh pengakuan dari pihak lain (dalam negeri maupun luar negeri)
terhadap eksistensi lembaga pendidikan.
f. Dapat menjadi model untuk mengembangkan lembaga pendidikan lainnya (yang
belum mengimplementasikan TQM di Indonesia bahkan di asia).
g. Hubungan antar lembaga pendidikan dengan stakeholders menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 2003, Total Quality Managemen (TQM), ANDI
OFFSET, Yogyakarta, hal. 332 – 333.
Pernik Magazine, “Penerapan TQM dalam Dunia Pendidikan”, dalam:
http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/penerapan-tqm-dalam-
dunia-pendidikan/
Sallis, Edward. 2010, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, IRCiSod, Jogjakarta, hal. 245 –
253.
Sukiman, Saleh “Implementasi Total Quality Management”, dalam:
http://salehsukiman.blogspot.co.id/2013/11/implementasi-total-quality-
management.html
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi Ofset,
2003), hal. 4
West-Burnham, Managing Quality in School,(London: Prentice Hall, 1997), hal. 74
Yanthie, “Implementasi Total Quality”, dalam:
http://yanthie95.blogspot.co.id/2013/12/makalah-implementasi-total-quality.html.
.