analisis penerapan total quality management · analisis penerapan total quality management terhadap...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
TERHADAP PRODUKTIVITAS PRODUKSI PADA
PT. RAHAYU SANTOSA
Oleh
BAGUS INDRA GUNANTA
H24104123
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
TERHADAP PRODUKTIVITAS PRODUKSI PADA
PT. RAHAYU SANTOSA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
BAGUS INDRA GUNANTA
H24104123
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul usulan penelitian : Analisis Penerapan Total Quality Management Terhadap Produktivitas Produksi Pada PT. Rahayu Santosa
Nama : Bagus Indra Gunanta NIM : H24104123
Disetujui,
Dosen Pembimbing
Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA NIP. 195506261980031002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc NIP. 19610123 1986011002
Tanggal Lulus :
RINGKASAN
BAGUS INDRA G. H24104123. Analisis Penerapan Total Quality ManagementTerhadap Produktivitas Produksi Pada PT. Rahayu Santosa, Bogor. Dibawah bimbingan H. MUSA HUBEIS
Bahan baku, pekerja, metode dan mesin adalah faktor-faktor yang sangat
penting didalam industri manufaktur dan sangat menentukan kelancaran dari proses produksi, karena bila salah satu faktor mengalami masalah, atau kendala, maka ketiga faktor lainnya dapat memengaruhi mutu yang dihasilkan oleh perusahaan. Mutu yang dimaksud bukan hanya tentang output produk yang dihasilkan, melainkan juga kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan, seperti pengiriman barang yang tepat waktu, sehingga dapat memengaruhi iklim bisnis kepada perusahaan di masa mendatang. Untuk itu dibutuhkan sistem manajemen bersaing yang mengutamakan mutu sebagai strategi usaha dan selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan selalu melibatkan seluruh karyawan sebagai pendukung untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, PT. Rahayu santosa merupakan merupakan perusahaan manufaktur yang hasil produksinya berupa big bus, medium bus, small bus dan mini bus.PT. Rahayu Santosa yang terletak di Jalan Raya Jakarta-Bogor KM. 48 Kabupaten Cibinong Jawa Barat 16916.
Tujuan penelitian adalah : (1) Mengidentifikasi penerapan Total Quality Management (TQM) pada PT. Rahayu Santosa; (2) Menganalisis pengaruh penerapan TQM terhadap produktivitas produksi PT. Rahayu Santosa; (3) Menganalisis faktor-faktor yang paling dominan yang mempengaruhi keberhasilan penerapan TQM dan produktivitas kerja karyawan dalam melakukan proses produksi di PT. Rahayu Santosa
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan, khususnya wawancara dengan bagian produksi dan pengamatan langsung. Data sekunder diperoleh dari data dokumen perusahaan yang telah ada.
Metode dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data kualitatif dilakukan secara deskriptif, meliputi gambaran dan kondisi perusahaan menggunakan diagram fishbone. Pengolahan data kuantitatif meliputi seberapa besar nilai kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan TQM terhadap produktivitas dan seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas. Faktor TQM dapat dilihat dari faktor Sumber Daya Manusia (SDM), Standar, Sarana dan Audit. Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas meliputi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Kemauan kerja, Kemampuan kerja dan Lingkungan kerja. Alat analisis yang digunakan, adalah Partial Least Squares (PLS) dan software yang digunakan untuk mengolah data dengan SmartPLS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa standar memiliki kontribusi 0,536 dalam meningkatkan TQM dan kemauan kerja memiliki kontribusi 0,833 dalam memengaruhi produktivitas produksi.
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1989, sebagai anak
pertama dari Ir. Made Gunanta dan Ir. Yuanita Hafil. Penulis merupakan lulusan
pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pengadilan 2 Bogor pada tahun 2001,
kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2
Bogor dan kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 2 Bogor pada tahun 2004. Pada tahun 2007, penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor
(USMI) untuk Program Diploma.
Penulis memperoleh gelar Ahli Madya pada tahun 2010 dari Program
Diploma dengan predikat sangat memuaskan. Pada tahun yang sama yaitu tahun
2010, penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur tes. Selama menuntut Ilmu di Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, penulis cukup aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan seperti
EXOM (Executive of Management) departemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia (PSDM).
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi dengan
judul ”Analisis Penerapan Total Quality Management Terhadap
Produktivitas Produksi Pada PT. Rahayu Santosa, Bogor ”. Skripsi ini
merupakan hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan lapang di PT.
Rahayu Santosa dengan waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan.
Penulis berharap bahwa penulisan laporan ini dapat memberikan kontribusi
positif dan menimbulkan sikap kritis kepada para pembaca khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk senantiasa memperoleh wawasan dan
pengetahuan. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penulisan laporan
ini masih terdapat banyak kekurangan, maka mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca sekalian, agar skripsi ini lebih baik dan bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya, di ucapkan
terima kasih.
Bogor, November 2012
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing, DEA selaku dosen
pembimbing yang telah memotivasi, membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyusun skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Bapak Nur Hadi Wijaya, STP, MM
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Mama Nita dan Papa Made, kedua orang tua yang selalu memberikan ridho,
doa, motivasi hidup, moril dan materil kepada penulis.
4. Nitya Indriani, adik yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.
5. Seluruh staf pengajar pada Program SarjanaAlih Jenis Manajemen Institut
Pertanian Bogor, Bogor
6. Bapak Catur dan Bapak Uut yang telah mengizinkan dan membantu penulis
untuk melakukan penelitian di PT. Rahayu Santosa
7. Seluruh Rekan-rekan Angkatan 8 Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
khususnya teman-teman satu perjuangan dari PPMJ : Riesty, Linggar,
Randy, Shanty dan Wahyu atas dukungan dan memberikan semangat
selama ini.
8. Seluruh teman-teman Kateda IPB : Trian, Seto, Dede, Jiwo, Irma dan Sara
untuk dukungannya setiap latihan.
9. Someone special yang tidak pernah bosan memberikan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Seluruh karyawan PT. Rahayu Santosa yang telah membantu penulis dalam
memberikan informasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas
akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 3 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3 1.4 Ruang lingkup ........................................................................................... 3
II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4
2.1 Manajemen ................................................................................................ 4 2.2 Manajemen Produksi dan Operasi ............................................................ 5 2.3 Pengertian TQM ........................................................................................ 7 2.4 Manfaat Penerapan TQM ........................................................................ 11 2.5 Produktivitas ........................................................................................... 14 2.6 Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2008 .......................................... 15 2.7 Fishbone Diagram .................................................................................. 30 2.8 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................... 31
III METODE PENELITIAN ............................................................................. 33
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................... 33 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 35 3.3 Pengumpulan Data .................................................................................. 35 3.4 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 37
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................. 37 4.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................................................ 37 4.1.2 Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan .................................. 38 4.1.3 Struktur Organisasi ........................................................................ 38
4.2 Proses Produksi Perusahaan .................................................................... 41 4.3 Implementasi TQM ................................................................................. 44 4.4 Penerapan ISO 9001 pada perusahaan .................................................... 45
4.4.1 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Proses .......................... 46
vii
4.4.2 Perlakuan Ketidaksesuaian Produk ............................................... 46 4.5 Fishbone Diagram .................................................................................. 48 4.6 Karakteristik Responden ......................................................................... 51
4.6.1. Jenis Kelamin ................................................................................ 51 4.6.2. Usia ............................................................................................... 51 4.6.3. Pendidikan ..................................................................................... 51 4.6.4. Lama bekerja ................................................................................. 52
4.7 Analisis Partial Least Squares ................................................................. 53 4.7.1 Model TQM terhadap produktifitas Sukses .................................. 53 4.7.2 Analisis Model Outer ..................................................................... 55 4.7.3 Analisis Model Inner ...................................................................... 58
4.8 Implikasi Manajerial ............................................................................... 60
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 63
1. Kesimpulan ............................................................................................. 63 2. Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65
LAMPIRAN ......................................................................................................... 67
viii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Data sekunder produksi PT. Rahayu Santosa pada tahun 2010-2011 ................. 2 2. Tiga proses umum manajemen mutu .................................................................. 9 3. Hasil penelitian kriteria dan standar nilai.......................................................... 57 4. Analisis validitas diskriminan – cross loading ................................................. 58 5. Nilai analisis model inner ................................................................................. 59 6. Nilai Hasil bootstrap koefisien path ................................................................. 60
ix
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Manfaat penerapan TQM bagi perusahaan ....................................................... 13 2. Diagram fishbone .............................................................................................. 31 3. Kerangka pemikiran penelitian ......................................................................... 34 4. Diagram Fishbone ............................................................................................. 48 5. Usia responden penelitian ................................................................................. 51 6. Tingkat pendidikan responden .......................................................................... 52 7. Tingkat pengalaman kerja responden................................................................ 52 8. Hasil analisis model awal .................................................................................. 53 9. Hasil analisis model penyesuaian akhir ............................................................ 55
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
Lampiran 1. Kuesioner penelitian dengan bagian Manufacturing ........................ 68 Lampiran 2. Data kuesioner penelitian ................................................................. 73 Lampiran 3. Sebagian Output Smart PLS ............................................................. 77 Lampiran 4. Model Bootstrap ............................................................................... 79 Lampiran 5. Peta proses operasi perakitan Bis ..................................................... 80
1
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan baku, pekerja, metode dan mesin adalah faktor-faktor yang
sangat penting didalam industri manufaktur dan sangat menentukan
kelancaran dari proses produksi. Jika salah satu faktor tersebut mengalami
masalah, atau kendala, maka ketiga faktor lainnya dapat mempengaruhi
mutu yang dihasilkan oleh perusahaan. Mutu yang dimaksud bukan hanya
tentang output produk yang dihasilkan melainkan juga kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan seperti pengiriman barang
yang tepat waktu, sehingga dapat mempengaruhi iklim bisnis kepada
perusahaan di masa mendatang. Untuk itu dibutuhkan sistem manajemen
bersaing yang mengutamakan mutu sebagai strategi usaha dan selalu
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan selalu melibatkan seluruh
karyawan sebagai pendukung untuk mencapai tujuan organisasi.
Perusahaan manufaktur besar bukan hanya mengutamakan kuantitas,
melainkan mutu yang memiliki produktivitas optimal dalam proses
produksinya. Dalam hal ini, PT. Rahayu Santosa memiliki kemampuan
bersaing dengan menerapkan Total Quality Management (TQM). TQM
merupakan suatu pendekatan yang dapat dilakukan perusahaan untuk
memperbaiki mutu produk, meningkatkan produktivitas dan menekan biaya
produksi. TQM mencoba meningkatkan daya saing perusahaan melalui
perbaikan secara terus menerus terhadap produk, tenaga kerja, proses dan
lingkungannya (Nasution, 2004).
Salah satu perusahaan manufaktur adalah PT. Rahayu Santosa.
PT. Rahayu santosa merupakan merupakan perusahaan manufaktur yang
hasil produksinya berupa big bus, medium bus, small bus dan mini bus
untuk lokal yang bermutu dalam proses produksinya menggunakan
peralatan modern, sistem kerja yang baik dan para pekerja bermutu, serta
terampil. PT. Rahayu Santosa yang terletak di Jalan Raya Jakarta-Bogor
KM. 48 Kabupaten Cibinong Jawa Barat 16916. Perkembangan produksi PT
2
Rahayu Santosa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun
2010 hingga 2011 sebesar 355 unit (Tabel 1).
Tabel 1. Data sekunder produksi PT. Rahayu Santosa (2010-2011)
Keterangan
(Jenis Produk)
Jumlah (unit)
2010 2011
Big Bus 426 409
Medium Bus 211 324
Small Bus 62 91
Minibus 62 292
Total 761 1116
Dengan melihat peningkatan produktivitas pada Tabel 1, salah satu
cara yang digunakan PT. Rahayu Santosa untuk meningkatkan produktivitas
tersebut adalah dengan menerapkan TQM, dengan didukung sertifikasi ISO
9001:2008. Manajemen PT. Rahayu Santosa menjalankan proses
perencanaan dan pengembangan kendaraan, pembuatan prototype
kendaraan, penerimaan order, pengadaan, manufacturing, perakitan produk
standar hingga penyerahan kendaraan kepada pelanggan dengan sistem
manajemen yang memiliki SOP (Standard Operating Procedures) ISO
9001:2008
Namun penerapan ISO 9001:2008 belum sepenuhnya berjalan dengan
efektif, hal ini dapat dilihat dari beberapa hal yang masih tidak berjalan
sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedures) ISO 9001:2008
seperti penggunaan APD pada setiap karyawan untuk mencegah kecelakaan
kerja. Penerapan TQM dapat memberikan pengaruh positif bagi
produktivitas didalam perusahaan, Salah satunya adalah produktivitas
tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor yang paling menentukan
tingkat produktivitas karena dua hal. Pertama, tenaga kerja merupakan
bagian dari biaya yang terbesar dalam pengadaan barang atau jasa. Kedua,
masukan pada sumber daya manusia (SDM) lebih mudah dihitung
Sumber : PT. Rahayu Santosa Divisi Manufacturing, tahun 2010-2011
3
dibandingkan dengan masukan faktor lain seperti modal (Kussriyanto dalam
Kintarti, 2005).
Penelitian dengan menganalisis pengaruh TQM terhadap produktivitas
kerja pada PT. Rahayu Santosa diharapakan dapat memberikan jawaban
mengenai penerapan TQM dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja di
perusahaan, sehingga PT. Rahayu Santosa tetap bersaing di era yang
kompetitif ini. maka dilakukan penelitian berjudul “Analisis Penerapan
Total Quality Management terhadap Produktivitas PT. Rahayu
Santosa”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang diteliti adalah :
1. Bagaimana penerapan TQM pada PT. Rahayu Santosa ?
2. Bagaimana pengaruh penerapan TQM terhadap produktivitas produksi
PT. Rahayu Santosa ?
3. Faktor-faktor apakah yang paling dominan dalam memengaruhi
keberhasilan penerapan TQM dan produktivitas kerja di PT. Rahayu
Santosa ?
1.3. Tujuan
Tujuan penelitian adalah :
1. Mengidentifikasi penerapan TQM pada PT. Rahayu Santosa.
2. Menganalisis pengaruh penerapan TQM terhadap produktivitas
produksi PT. Rahayu Santosa
3. Menganalisis faktor-faktor paling dominan yang mempengaruhi
keberhasilan penerapan TQM dan produktivitas kerja karyawan dalam
melakukan proses produksi di PT. Rahayu Santosa.
1.4. Ruang lingkup
Penelitian ini difokuskan kepada aspek TQM dari peningkatan
produktivitas yang baik dalam menjalankan proses produksi pada PT.
Rahayu Santosa
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen
Menurut Herujito (2001) Istilah manajemen berasal dari kata kerja to
manage berarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan :
mengendalikan, menangani atau mengelola. Manajemen dapat dipandang
sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu, artinya manajemen
memenuhi kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada
konsep-konsep, teori, prinsip dan teknik pengelolaan. Manajemen sebagai
seni artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu merupakan seni
menciptakan (kreatif). Secara umum pengertian manajemen adalah
pengelolaan pekerjaan itu terdiri dari bermacam ragam, misalnya berupa
pengelolaan industri, pemerintahan, pendidikan, pelayanan sosial, olahraga,
kesehatan, keilmuan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, manajemen ada dalam setiap aspek kehidupan manusia
dimana terbentuk suatu kerja sama (organisasi). Menurut Terry dalam
Herujito (2001), ada enam (6) sumber daya pokok dari manajemen, yaitu
Men and woman, Materials, Machines, Methods, Money dan Markets. Dari
semua pandangan teori para ahli mengenai unsur sumber daya manajemen
menunjukan, manusia merupakan unsur manajemen yang pokok. Manusia
tidak dapat disamakan dengan benda, karena mempunyai peranan, pikiran,
harapan dan gagasan. Reaksi psikisnya terhadap keadaan sekeliling dapat
menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan mendalam, serta sukar untuk
diperhitungkan secara seksama. Terdapat fungsi-fungsi dari manajemen,
fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis
pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok, sehingga
membentuk suatu kesatuan administratif.
Menurut Allen dalam Herujito (2001), manajemen adalah suatu jenis
pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan
untuk memimpin, merencana, menyusun, mengawasi dan meneliti.
5
Menurut Allen pekerjaan manajer itu mencakup empat (4) fungsi, yaitu:
1. Memimpin (leading)
2. Merencana (planning)
3. Menyusun (organizing)
4. Mengawasi dan meneliti (controlling), yaitu menentukan dengan langkah
– langkah yang lebih baik.
Setiap manajer, atau pimpinan harus menjalankan keempat (4) fungsi
tersebut di dalam organisasi, sehingga hasilnya merupakan suatu
keseluruhan yang sistematik
2.2. Manajemen Produksi dan Operasi
Menurut Assauri (2008) Manajemen produksi dan Operasi merupakan
kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-
sumber daya yang berupa sumber daya manusia (SDM), sumber daya alat
dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang dan jasa.
Menurut Handoko (2000), Manajemen produksi dan operasi merupakan
usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber
daya (faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan
mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga
kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
Manajemen produksi operasi dapat juga didefinisikan sebagai
pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan,
perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan pengawasan sistem-sistem
produktif. Kegiatan-kegiatan ini secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Pemilihan : Keputusan strategik yang menyangkut pemilihan proses
melalui mana berbagai barang, atau jasa akan diproduksi,
atau sediakan.
2. Perancangan : Keputusan-keputusan taktikal yang menyangkut kreasi
metode-metode pelaksanaan suatu operasi produktif.
6
3. Pengoperasian : Keputusan-keputusan perencanaan tingkat keluaran
jangka panajng atau dasar forecast permintaan dan
keputusan-keputusan penjadwalan pekerjaan dan
pengalokasian karyawan jangka pendek.
4.Pengawasan : Prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan
tindakan korektif dalam operasi-operasi produksi barang
dan jasa.
5. Pembaharuan : Implementasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan
dalam sistem produktif berdasarkan perubahan-
perubahan permintaan, tujuan-tujuan organisasional,
teknologi dan manajemen.
Lima (5) kegiatan-kegiatan manajerial tersebut dapat dibedakan lebih
lanjut atas dasar fekuensi relatif terjadinya dan kegiatan-kegiatan pemilihan,
perancangan dan pembaharuan pada umumnya terjadi dengan frekuensi
lebih jarang daripada kegiatan-kegiatan pengoperasian kegiatan-kegiatan
periodik, atau kelompok pertama dan terus menerus (continual) untuk
kelompok lainnya.
Menurut Assauri (2008) pembahasan dalam pengoperasian sistem
produksi dan operasi akan mencakup :
1. Penyusunan rencana produksi dan operasi
Kegiatan pengoperasian sistem produksi dan operasi harus dimulai
dengan penyusunan rencana produksi dan operasi. Dalam rencana
produksi dan operasi harus tercakup penetapan target produksi.
2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh
kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi
produksi dan operasi tersebut.
7
3. Pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan
Mesin atau peralatan digunakan dalam proses produksi dan operasi yang
harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga
dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan, atau perawatan.
4. Pengendalian Mutu
Terjaminnya hasil, atau keluaran dari proses produksi dan operasi
menentukan keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan
operasi. Dalam rangka ini perlu dipelajari kegiatan pengendalian mutu.
5. Manajemen SDM
Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan oleh
kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja, atau SDM
2.3. Pengertian TQM
Menurut Nasution (2004), Total Quality Management (TQM) merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus
atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan. TQM merupakan
suatu falsafah manajemen komprehensif dan sekaligus alat (tool kit) untuk
implementasinya. Gasperz (2003) menyatakan bahwa TQM merupakan
pendekatan Manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi,
pelanggan dan pasar melalui kombinasi menciptakan peningkatan secara
nyata dalam mutu, produktifitas manajemen merupakan antara pencarian
fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan
secara nyata dalam mutu, produktifitas dan kinerja lain dari organisasi.
Esensi TQM merupakan integrasi dari semua fungsi dan proses dalam
organisasi untuk mendapatkan perbaikan mutu produk dan jasa secara
berkelanjutan (continuous improvement). Dalam hal ini terdapat empat (4)
prinsip utama dalam TQM, yaitu:
1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM konsep mengenai mutu dan pelanggan diperluas. Mutu
tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu,
tetapi ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan
untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk di dalamnya
8
harga,keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas
perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
2. Respek terhadap setiap orang
Dalam perusahaan yang mutunya tergolong kelas dunia, setiap
karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan
kreativitas khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya
organisasi yang paling bernilai.
3. Manajemen berdasarkan fakta
Perusahaan harus berdasarkan data dalam menunjukkan fakta, bukan
berdasarkan perasaan (feeling). Ada dua (2) konsep pokok yang berkaitan
dengan hal ini. Pertama, prioritas yakni suatu konsep bahwa perbaikan
tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan
mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan
menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat
memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Kedua, variasi
kinerja manusia.
4. Perbaikan berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses
sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.
Siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyse) yang terdiri atas langkah-
langkah perencanaan dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil
yang diperoleh.
Juran dalam Muhandri dan Kadarisman (2008) mengemukakan
bahwa TQM dapat diimplementasikan apabila mengikuti tiga (3) proses
manajerial, yaitu (1) perencanaan mutu, (2) pengendalian mutu dan (3)
peningkatan/perbaikan mutu. Proses yang dikembangkan Juran ini
dikenal dengan istilah “Trilogi Juran”. Kegiatan dari masing-masing
proses tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
9
Tabel 2. Tiga proses umum manajemen mutu
Perencanaan Mutu Pengendalian Mutu
Peningkatan Mutu
- Menetapkan tujuan mutu
- Mengidentifikasi pelanggan
- Menentukan kebutuhan pelanggan
- Membangun keistimewaan
produkyang direspon
- Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk
- Menetapkan pengendalian
proses; menerjemahkan rencana ke kegiatan operasional
- Mengevaluasi kinerja aktual
- Membandingkan kinerja aktual
- Bertindak menangani perbedaan
- Menguji kebutuhan
- Menetapkan infrastruktur
- Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu
- Menetapkan tim proyek
- Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan dan motivasi untuk mendiagnosis penyebab dan upaya untuk mengatasinya
- Menetapkan
pengendalian agar tetap pada jalurnya
Sumber : Muhandri dan Kadarisman (2008)
Menurut Ibrahim dalam Arthatiani (2008), konsep dasar TQM
memuat prinsip-prinsip dasar yang pada akhirnya akan menentukan berhasil
atau gagalnya penerapan TQM, oleh karena itu prinsip-prinsip dasar dari
TQM sangat berperan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :
1. Komitmen Manajemen
Manajemen sebagai penanggungjawab dalam bidang kepemimpinan
yang bertugas sebagai penunjuk dan pemberi semangat bagi perusahaan,
karena keberadaannya sangat didukung dalam penerapan TQM, agar
terlaksana dengan baik.
2. Perbaikan Mutu dan Sistem Secara Berkesinambungan
Mutu sebagai hal yang penting dalam produksi harus terus dilakukan
perbaikan secara terus menerus. Hal ini tidak hanya dilakukan pada akhir
10
proses saja, tetapi juga harus dilakukan dari awal proses sehingga produk
yang dihasilkan tidak memiliki cacat.
3. Perspektif Jangka Panjang
Waktu yang singkat tidak hanya dapat menunjukkan keberhasilan
ataupun kegagalan dari penerapan TQM, tetapi butuh waktu yang
panjang.
4. Fokus Pada Pelanggan
Perbaikan yang dilakukan secara terus menerus diharapkan akan dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan konsumen.
5. Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan akan menanamkan
rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan dan timbul rasa memiliki
dari karyawan tersebut terhadap perusahaan. Cara untuk meningkatkan
keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah
memberikan pelatihan serta kompensasi tidak hanya dalam bentuk uang,
tetapi pujian dan penghargaan, agar apa yang dilakukan dihargai
perusahaan.
6. Kerjasama Tim
Kerjasama tim sangat dibutuhkan dalam TQM, sehingga produk X tidak
hanya dilakukan oleh Departemen X melainkan tanggungjawab semua
departemen.
Menurut Ibrahim dalam Arthatiani (2008), unsur-unsur dari TQM
yang mempengaruhi pelaksanaan TQM adalah :
1. SDM
Pihak-pihak yang berhubungan dengan dengan kegiatan perusahaan.
2. Standar
Spesifikasi produk yang dihasilkan dan acuan dalam menjalankan semua
kegiatan untuk menghasilkan produk sesuai yang diinginkan perusahaan.
11
3. Sarana
Peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan pengendalian
mutu.
4. Audit Internal
Kegiatan pengendalian berkala untuk mengidentifikasi penyimpangan
terhadap standar.
2.4. Manfaat Penerapan TQM
Menurut Muhandri dan Kadarisman (2008). Perusahaan yang
menghasilkan mutu produk yang lebih baik dan mampu memberikan
jaminan kepada konsumen, akan mendapatkan citra positif dari konsumen.
Selanjutnya, posisi persaingan semakin baik, pemasaran semakin luas,
bahkan sampai ke posisi ekspor. Harga produk dapat lebih ditingkatkan,
sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar.
Menurut Hardjosoedarmo (2004), penerapan TQM akan memberikan
dampak yang positif bagi karyawan, yaitu :
1. Karyawan akan menjadi lebih loyal kepada organisasinya dan
menganggap bahwa keberhasilan organisasi identik dengan keberhasilan
pribadi.
2. Karyawan akan menunjukkan pekerjaan mutu, karena percaya akan mutu,
sehingga organisasi tidak lagi terlalu bertumpu pada struktur untuk
menciptakan tatalaku mutu.
3. Karyawan akan mengorganisasikan dirinya secara sukarela untuk
melakukan perbaikan proses tanpa campur tangan, tekanan, ataupun
dorongan manajemen.
4. Karyawan baru, terlepas dari latar belakang dan orientasinya, dengan
mudah akan menyesuaikan diri pada budaya mutu yang telah terbentuk
dalam organisasi, sehingga pergantian, absensi dan unjukrasa dapat
dikurangi, bahkan ditiadakan.
Menurut Tjiptono dan Diana (2003) ada empat (4) perbedaan pokok
antara TQM dengan metode manajemen lainnya, yaitu :
12
Pertama, dasar teoritis dari TQM adalah statistika. Inti dari TQM
adalah pengendalian proses statistikal yang didasarkan pada penarikan
contoh (sampling) dan analisis varians (ragam)
Kedua, sumber inovasinya. Inovasi TQM sebagian besar dihasilkan
para pionir yang pada umumnya adalah insinyur teknik industri dan ahli
fisika yang bekerja di sektor industri dan pemerintah.
Ketiga, asal Negara kelahirannya. Sebaliknya TQM semula berasal
dari Amerika serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang dan
kemudian berkembang ke Amerika Utara dan Eropa. Jadi TQM
mengintegrasikan keterampilan teknikal dan anlisis dari Amerika, keahlian
imlementasi dan pengorganisasian Jepang, serta tradisi keahlian dan
integritas dari Eropa dan Asia.
Keempat, proses diseminasi atau penyebaran. Penyebaran sebagian
besar manajemen modern bersifat hirarkis dan top-down. Yang
mempelopori biasanya adalah perusahaan-perusahaan raksasa seperti
General Electric, IBM dan General Motors. Sedangkan gerakan perbaikan
kualitas merupakan proses bottom up, yang dipelopori perusahaan-
perusahaan kecil. Dalam implementasi TQM, penggerak utamanya tidaklah
selalu Chief Executive Officer (CEO), tetapi seringkali malah manajer
departemen, atau manajer divisi.
13
Penerapan TQM di perusahaan akan memberikan dampak positif bagi
perusahaan (Gambar 1) maupun karyawannya. Dengan menerapkan TQM, maka
manfaat yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari dua (2) sisi, yaitu dari
perbaikan dari posisi persaingan dan pengurangan cacat produk yang dihasilkan.
Jika produk cacat dapat diminimumkan, maka biaya mutu (produk gagal,
pekerjaan ulang, pemeriksaan dan pengembalian dari konsumen) akan
berkurang, dan lebih jauh lagi mengurangi total biaya produksi. Perusahaan yang
menghasilkan mutu produk yang lebih baik dan mampu memberikan jaminan
kepada konsumen, akan mendapatkan citra positif dari konsumen. Selanjutnya,
posisi persaingan semakin baik, pemasaran semakin luas, bahkan sampai ke
posisi ekspor. Harga produk dapat lebih ditingkatkan, sehingga keuntungan yang
diperoleh menjadi lebih besar (Muhandri dan Kadarisman, 2008).
Perbaikan Mutu
Peningkatan
Penghasilan
Peningkatan Pangsa
Pasar
Perbaikan Posisi
Persaingan
Peningkatan
Produk bebas cacat
Harga lebih Tinggi
Penurunan Biaya
Produksi
Peningkatan Laba
Perusahaan
Gambar 1. Manfaat penerapan TQM bagi perusahaan (Muhandri dan Kadarisman, 2008)
14
2.5. Produktivitas
Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007), input terdiri dari
manajemen, tenaga kerja, biaya produksi, peralatan dan waktu. Output
meliputi produksi, produk, penjualan, pendapatan, pangsa pasar dan
kerusakan produk. Dalam perspektif normatif, pengertian produktivitas
adalah jika hari ini karyawan lebih baik daripada kemarin dan hari esok
lebih baik daripada sekarang.
Nasution (2004) mengemukakan bahwa individu yang produktif
memiliki karakteristik berikut :
1. Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan yang lebih baik dan
cara penyelesaian tugas yang lebih baik lagi.
2. Selalu memberi saran-saran untuk perbaikan secara sukarela.
3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.
5. Bersikap positif terhadap pekerjaannya.
6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik, sebagaimana
menjadi seorang pemimpin yang baik.
7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam.
8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik.
9. Bersedia mendengar ide-ide orang lain yang lebih baik.
10. Hubungan antarpribadi dengan semua tingkatan dalam organisasi
berlangsung dengan baik.
11. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya-
biaya.
12. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam
pekerjaannya).
13. Sering melampui standar yang telah ditetapkan.
14. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat.
15. Tidak selalu mengeluh dalam bekerja.
Menurut Simanjuntak (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
15
1. Mutu dan kemampuan fisik pekerja yang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan
fisik pekerja bersangkutan.
2. Sarana pendukung kerja mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan
tenaga kerja. Lingkungan kerja termasuk teknologi dan cara produksi,
sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan
kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan itu sendiri, sedangkan
kesejahteraan tenaga kerja tercermin dalam sistem pengupahan dan
jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja.
3. Supra sarana, meliputi kebutuhan pemerintah, hubungan industrial dan
kemampuan dalam mencapai sistem kerja optimal.
2.6. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Menurut Tjiptono dan Diana (2003), salah satu kunci sukses agar dapat
bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui
standar-standar yang berlaku.Salah satu standar yang paling penting adalah
ISO 9000, yang dihasilkan Internasional Organization for Standarization di
Jenewa, Swiss. ISO 9000 adalah sekumpulan standar sistem mutu universal
yang memberikan kerangka yang sama bagi jaminan mutu yang dapat
digunakan di seluruh dunia. Tujuan utama dari ISO 9000 adalah :
1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan mutu produk, atau jasa
yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan, agar memenuhi
kebutuhan para pembeli
2. Organisasi harus memberikan keyakinan terhadap pihak manajemennya
sendiri bahwa mutu yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat
dipertahankan.
3. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa
kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk, atau
jasa yang dijual
ISO 9001 adalah Standar yang paling komprehensif dan digunakan
untuk menjamin mutu pada tahap perancangan dan pengembangan,
16
produksi, instalasi dan pelayanan jasa. Standar ini digunakan khususnya
oleh perusahaan manufaktur yang merancang produk dan membuatnya
sendiri. Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk
penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Perbedaan antara versi 2000 dengan
2008 secara nyata lebih menekankan pada efektivitas proses yang
dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan
harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008
menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan
harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi
dalam organisasi (Setyawan, 2010).
Persyaratan dari SMM ISO 9001:2008
Syukur (2010) menjelaskan sembilan (9) klausul yang penting dalam ISO
9001:2008, yaitu (1) ruang lingkup, (2) referensi normatif, (3) istilah dan definisi,
(4) Sistem Manajemen Mutu (SMM), (5) tanggungjawab manajemen, (6)
manajemen sumber daya, (7) realisasi produk, (8) pengukuran analisa dan
peningkatan.
Klausul 1. RUANG LINGKUP
Klausul 1.1 Umum
Organisasi apapun mendemonstrasikan kemampuannya secara konsisten
untuk menghasilkan produk memenuhi persyaratan pelanggan, peraturan dan
perundangan (statutory dan regulatory). Meningkatkan kepuasan pelanggan
melalui aplikasi yang efektif dari SMM, perbaikan terus menerus melalui
perbaikan proses dan menjamin kesesuaian persyaratan pelanggan dan peraturan
perundangan.
Klausul 2. REFERENSI NORMATIF
Klausul ini hanya memuat landasan/dasar-dasar dari SMM ISO 9001:2008.
Klausul 3. ISTILAH DAN DEFINISI
Klausul ini memuat istilah dan definisi yang berlaku pada ISO 9001:2008.
Istilah “produk” yang muncul dalam teks standar internasional ini juga berarti
“jasa”, istilah dan definisi sesuai ISO 9001. Penjelasan tentang pelanggan,
17
organisasi, supplier dihilangkan. ISO 9001 menganggap bahwa “produk” juga
termasuk perangkat keras, perangkat lunak, jasa dan material yang digunakan
pada proses.
Klausul 4. SISTEM MANAJEMEN MUTU
Klausul 4.1 Persyaratan Umum
Klausul ini menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan, memelihara
dan secara terus-menerus meningkatkan SMM ISO 9001:2008, perusahaan harus
menentukan proses, menetapkan urutan dan interaksi dari proses. Menetapkan
kriteria dan metode, sehingga proses bisa berjalan efektif, memantau, mengukur
bila memungkinkan dan menganalisa proses-proses tersebut dan melaksanakan
tindakan untuk mencapai hasil yang telah direncanakan, serta terus-menerus
meningkatkan efektifitas proses.
Klausul 4.2 Persyaratan Dokumentasi
Klausul 4.2.1 Umum
SMM ISO 9001:2008 membutuhkan dokumentasi. Dokumen mencakup
kebijakan mutu, manual mutu, proses terdokumentasi (prosedur di ISO 9001).
Sistem dokumentasi ditentukan berdasarkan ukuran dan tipe organisasi, kerumitan
dan interaksi dari rangkaian proses dan kompetensi personil.
Klausul 4.2.2 Pedoman Mutu
Isi pedoman mutu adalah ruang lingkup dari SMM ISO 9001:2008,
termasuk pengecualiannya. Apabila persyaratan dari standar ini tidak dapat
diterapkan karena sifat sebuah organisasi atau produknya, maka ini dapat
dipertimbangkan untuk dikecualikan. Apabila ada pengecualian, tuntutan
kesesuaian standar ini tidak diterima, kecuali jika pengecualian tersebut tidak
mempengaruhi kemampuan, atau tanggungjawab organisasi dalam menyediakan
produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
Klausul 4.2.3 Pengendalian Dokumen
Dokumen eksternal yang ditentukan teridentifikasi perubahan dan status
terkini dari dokumen teridentifikasi jelas harus ada approval dokumen sebelum
18
digunakan, yaitu dokumen tersedia di tempat, dapat terbaca dan teridentifikasi
untuk mencegah penggunaan dokumen yang sudah tidak terpakai, jika ingin
disimpan harus ada identifikasi yang jelas, yang menyatakan dokumen sudah
tidak terpakai, melakukan review, update dan re-approve dokumen.
Klausul 4.2.4 Pengendalian Rekaman
Klausul ini menyatakan bahwa record harus disimpan sebagai bukti
kesesuaian, sesuai ketentuan record tidak boleh hilang, rusak dan bisa diperoleh
kembali sistem pemusnahan record harus diatur. Dokumen yang terkait dengan
pengendalian rekaman adalah dokumen softcopy yang tidak tersambung dalam
jaringan (server) misalnya data di laptop, atau data di software mesin. Lokasi
penyimpanan backup server berada di gedung yang sama (hilang/rusaknya semua
data ketika terjadi kebakaran).
Klausul 5. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
Klausul 5.1 Komitmen Manajemen
Demonstrasi komitmen manajemen, yaitu mengkomunikasikan pentingnya
memenuhi permintaan costumer dan peraturan terkait, penetapan kebijakan dan
sasaran mutu, mengadakan tinjauan manajemen, penyediaan sumber daya yang
diperlukan seperti SDM, infrastruktur, serta alat bantu kerja.
Klausul 5.2 Fokus kepada Pelanggan
Persyaratan pelanggan telah ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan untuk
memenuhi persyaratan pelanggan. Persyaratan pelanggan yang tertulis adalah
tanggal pengiriman, harga, persyaratan teknis dan non teknis lain yang tercantum
dalam kontrak.
Klausul 5.3 Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu adanya misi
perusahaan yang menjadikan perusahaan klien untuk lebih kompetitif dan
memiliki sistem efektif dalam menghadapi persaingan global. Mengandung
komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus menerus meningkatkan
keefektifan dari SMM. Dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh organisasi.
19
Direview untuk melihat kesesuaiannya sebagai suatu kerangka kerja untuk
menetapkan dan mereview sasaran mutu.
Klausul 5.4 Perencanaan
Klausul 5.4.1 Sasaran Mutu
Sasaran mutu harus terukur dan konsisten dengan kebijakan mutu, sasaran
mutu merupakan bagian dari business plan, atau target sasaran mutu perusahaan.
Ditetapkan departemen penanggungjawab terhadap sasaran perusahaan,
menetapkan sasaran perusahaan kemudian dijabarkan ke sasaran divisi dan
sasaran departemen.
Klausul 5.4.2 Perencanaan SMM
Integritas sistem manajemen mutu dipelihara ketika perubahan SMM
direncanakan dan diimplementasikan. Perubahan struktur organisasi, peningkatan
volume bisnis yang cukup besar dan penggantian lokasi proses.
Klausul 5.5 Tanggungjawab, wewenang dan komunikasi
Klausul 5.5.1 Tanggungjawab dan Wewenang
Tanggungjawab manajemen adalah membuat dan mengembangkan sistem
kontrol, sehingga mutu produk terjamin, melakukan kontrol terhadap seluruh
aktifitas mutu. Wewenang manajemen adalah memutuskan produk yang baik
dapat dikirim atau tidak. Komunikasi manajemen didalam organisasi menjadi
jelas yang bertanggungjawab terhadap mutu dan memiliki wewenang untuk
menyatakan produk yang baik dapat dikirim, atau tidak.
Klausul 5.5.2 Wakil Manajemen
Klausul ini menyatakan bahwa Top Manajemen menunjuk salah seorang
anggota manajemen untuk menjadi Management Representative (MR) yang
mempunyai tanggungjawab dan wewenang berikut :
a. Menjamin bahwa proses yang diperlukan untuk SMM telah ditetapkan,
diimplementasikan dan dipelihara.
b. Melakukan performa SMM.
c. Melaporkan kebutuhan akan peningkatan/improvement.
20
d. Menjamin promosi kepedulian terhadap persyaratan customer di seluruh
organisasi.
e. Menjalin hubungan dengan pihak luar yang terkait SMM.
Klausul 5.5.3 Komunikasi Internal
Klausul ini menyatakan bahwa Top Manajemen menetapkan mekanisme
internal antara fungsi-fungsi terkait dalam organisasi, sehingga SMM ISO
9001:2008 dapat berjalan dengan efektif.
Klausul 5.6 Tinjauan Manajemen
Klausul 5.6.1 Umum
Top Management haru meninjau SMM ISO 9001:2008 pada interval yang
direncanakan untuk memastikan kecocokan, kecukupan dan keefektifan.
Klausul 5.6.2 Input Tinjauan Manajemen
Klausul ini menyatakan bahwa input tinjauan manajemen memiliki agenda
seperti berikut :
a. Hasil audit (internal dan eksternal audit).
b. Feedback dari customer.
c. Performa proses.
d. Kesesuaian produk.
e. Status tindakan perbaikan dan pencegahan.
f. Follow up hasil keputusan tinjauan manajemen sebelumnya.
g. Perubahan yang berpengaruh terhadap SMM, termasuk kebijakan mutu dan
sasaran mutu.
h. Peluang dan rekomendasi perbaikan/improvement.
Klausul 5.6.3 Output Tinjauan Manajemen
Output tinjuan manajemen berupa keputusan dan tindakan peningkatan
keefektifan dari SMM ISO 9001:2008 dan prosesnya, kebutuhan sumber daya,
21
peningkatan produk terkait dengan persyaratan customer, yaitu membuat produk
lebih tahan lama dan mempermudah proses transaksi.
Klausul 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA
Klausul 6.1 Penyedia SDM
Penyedia SDM menetapkan dan menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk menjalankan dan memelihara SMM ISO 9001:2008, terus-
menerus meningkatkan keefektifan dari SMM ISO 9001:2008, meningkatkan
kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.
Klausul 6.2 Sumber Daya Manusia
Klausul 6.2.1 Umum
Karyawan yang pekerjaannya mempengaruhi kesesuaian persyaratan produk
harus kompeten. Kompetensi meliputi pendidikan, pelatihan, kemampuan dan
pengalaman. Ukuran kompetensi ditentukan oleh masing-masing perusahaan
tergantung dari jenis usaha.
Klausul 6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran
Kompetensi bukan jabatan distruktur organisasi, tetapi kompetensi
berdasarkan fungsi kerja. Langkah penyusunan matriks kompetensi adalah
identifikasi fungsi kerja dan kompetensi kerja,tentukan standar kompetensi dan
membuat matriks kompetensi. Karyawan yang memiliki kompetensi di bawah
standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan harus diberi pelatihan, maka
matriks kompetensi adalah :
a. Menetapkan kebutuhan kompetensi personil yang pekerjaannya memengaruhi
kesesuaian persyaratan produk.
b. Menyediakan pelatihan atau tindakan lainnya untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi, melakukan evaluasi keefektifan dari tindakan yang telah diambil.
c. Menjamin setiap personel peduli akan pentingnya aktifitas dan kontribusi
terhadap pencapaian sasaran mutu.
d. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman.
22
Klausul 6.3 Infrastruktur
Manajemen organisasi HARUS menetapkan, menyediakan dan memelihara
infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan
produk adalah :
a. Bangunan, ruang kerja dan perlengkapan lain.
b. Peralatan Hardware maupun Software
c. Peralatan pendukung seperti transportasi, komunikasi, atau sistem informasi.
d. Penyediaan infrastruktur dapat dilakukan melalui penyewaan.
Klausul 6.4 Lingkungan Kerja
Manajemen organisasi harus menetapkan dan mengatur lingkungan kerja
yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk. Istilah
“lingkungan kerja” berkaitan kondisi-kondisi pekerjaan dilakukan termasuk faktor
fisik, lingkungan dan faktor lain seperti kebisingan, temperature, kelembaban,
pencahayaan, atau cuaca.
Klausul 7. REALISASI PRODUK
Klausul 7.1 Perencanaan Realisasi Produk
Merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi
produk adalah :
a. Konsisten dengan persyaratan dari proses lain SMM ISO 9001:2008.
b. Menetapkan sasaran mutu dan persyaratan produk.
c. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen dan penyediaan sumber daya
yang spesifik bagi produk.
d. Menetapkan sistem verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan
uji spesifik bagi produk.
e. Menetapkan kriteria produk yang baik.
f. Menetapkan record yang dibutuhkan sebagai bukti produk telah sesuai
persyaratan.
23
Klausul 7.2 Proses yang Terkait dengan Pelanggan
Klausul 7.2.1 Penetapan Persyaratan Produk
Penetapan persyaratan produk meliputi :
a. Persyaratan pelanggan, termasuk persyaratan untuk delivery dan post delivery.
b. Persyaratan yang tidak ditetapkan oleh customer tetapi penting untuk kegunaan
produk.
c. Persyaratan perundangan dan peraturan yang sesuai dengan produk.
d. Persyaratan tambahan yang diperlukan organisasi.
Apabila persyaratan berubah, harus ada amandemen dan personel terkait
mengetahuinya yaitu Record hasil review dan tindakan yang diambil, bila
pelanggan tidak menyediakan dokumen persyaratan, persyaratan pelanggan
dikonfirmasikan oleh perusahaan sebelum menerima order, dalam beberapa
kondisi, seperti pembelian melalui internet, formal review tidak praktis. Review
dapat dilakukan terhadap informasi produk seperti katalog atau materi iklan.
Klausul 7.2.2 Peninjauan Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan sebelum persetujuan adalah persyaratan produk
sudah jelas, perbedaan sudah diselesaikan dan perusahaan mempunyai
kemampuan memenuhi semua yang telah ditetapkan.
Klausul 7.2.3 Komunikasi Pelanggan
Organisasi harus menetapkan dan mengimplementasikan sistem komunikasi
yang efektif dengan pelanggan terkait, yaitu informasi mengenai produk,
permintaan penanganan kontrak atau order, customer feedback termasuk keluhan
pelanggan, baik complain langsung, maupun complain tidak langsung. Proses
terkait dengan komunikasi pelanggan adalah proses evaluasi project baru, proses
customer claim dan proses promosi termasuk informasi melalui internet.
Klausul 7.3 Desain dan Pengembangan
Klausul 7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan
Perencanaan desain dan pengembangan, yaitu :
24
a. Perubahan desain harus direview, verifikasi dan validasi.
b. Pelaksanaan review termasuk evaluasi terhadap produk terkait dan produk yang
telah dikirim.
c. Merencanakan dan mengontrol program desain.
d. Menetapkan tahapan desain.
e. Rencana review, verifikasi dan validasi design.
f. Menetapkan penanggungjawab dan wewenang dari tiap tahapan desain.
g. Menetapkan keterkaitan antara grup, sehingga komunikasi berjalan efektif.
h. Menetapkan design input.
i. Persyaratan fungsi dan performa.
j. Peraturan terkait dengan produk.
k. Input dari produk serupa.
Klausul 7.3.2 Input Desain dan Pengembangan
Input yang terkait persyaratan produk harus ditetapkan dan catatannya
dipelihara. Persyaratan-persyaratan harus lengkap, Input tersebut direview
kesesuaiannya dan tidak bertentangan satu dengan yang lain.
Klausul 7.3.3 Output Desain dan Pengembangan
Output desain harus diperiksa kesesuainnya sebelum diterbitkan. Output
desain sesuai persyaratan input desain. Berisi informasi yang jelas untuk proses
pembelian, produksi dan kebutuhan service. Penetapan karakteristik produk yang
berhubungan dengan keselamatan dan penggunaan yang tepat.
Klausul 7.3.4 Peninjauan-Ulang Desain dan Pengembangan
Melakukan review sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
mengevaluasi kemampuan desain yang memenuhi persyaratan, mengidentifikasi
problem dan rencana perbaikan.
25
Klausul 7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
Verifikasi design dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan untuk
menjamin output design sesuai design input.
Klausul 7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan
Validasi design dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan untuk
menjamin produk dapat memenuhi persyaratan aplikasi dan penggunaannya.
Validasi design harus sudah dilakukan sebelum delivery atau proses produksi.
Klausul 7.4 Pembelian
Klausul 7.4.1 Proses Pembelian
Proses pembelian meliputi tahapan :
a. Informasi pembelian harus jelas.
b. Memilih supplier atas dasar kemampuan memenuhi persyaratan persyaratan,
melakukan evaluasi dan re-evaluasi.
c. Kriteria harus ditetapkan.
d. Menjamin produk yang dibeli sesuai spesifikasi.
e. Jenis dan system kontrol supplier tergantung dari efek dari barang, atau jasa
terhadap proses produksi diperusahaan.
Klausul 7.4.2 Informasi Pembelian
Organisasi menjamin data lengkap sebelum dikomunikasikan ke pemasok
(supplier), meninjau ulang persyaratan approval produk, proses dan peralatan,
serta persyaratan kualifikasi personal. Persyaratan SMM dalam verifikasi produk
adalah bila perusahaan atau customer perusahaan ingin melakukan pemeriksaan,
maka harus menjelaskan tujuan dan metode pemeriksaannya
Klausul 7.5 Penyediaan Produk dan Jasa
Klausul 7.5.1 Pengendalian Ketentuan Produksi dan Jasa
Pengendalian ketentuan produksi dan jasa adalah inti dari aktifitas produk
dan jasa disediakan dalam kondisi terkendali, yaitu informasi produk jelas,
instruksi kerja tersedia sesuai kebutuhan, ketersediaan peralatan yang sesuai,
26
ketersediaan dan penggunaan alat ukur serta monitor. Pelaksanaan monitor dan
pengukuran, pelaksanaan kegiatan pelepasan produk, pengiriman dan aktifitas
setelah pengiriman.
Klausul 7.5.2 Validasi Ketentuan Proses Produksi dan Jasa
Hasil produksi tidak dapat diperiksa alat ukur, atau alat monitor yang
tersedia sebagai konsekuensi bila kerusakan diketahui setelah produk digunakan,
atau pelayanan telah diberikan, perusahaan melakukan validasi terhadap proses
produksi, atau jasa.
Klausul 7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur (Traceability)
Identifikasi status produk dalam realisasi produk adalah :
a. Identifikasi produk untuk menghindari kesalahan pengambilan part, jenis
produk, atau service.
b. Mampu telusur dimana produk, atau service dikeluarkan atau diterima.
c. Memelihara catatan.
d. Mengetahui sumber bahan baku, pemeriksaan status/uji, personel, proses dan
catatan mutu.
Klausul 7.5.4 Barang Milik Pelanggan
Organisasi harus melakukan hal-hal berikut :
a. Identifikasi, verifikasi, pengamanan dan memelihara barang milik pelanggan.
b. Kehilangan, rusak atau tidak layak pakai harus dicatat dan dilaporkan ke
pelanggan dan menyimpan catatan tersebut.
c. Meliputi Hardware, Software, data pelanggan dan informasi.
d. Contoh barang milik pelanggan adalah komponen, peralatan, material kemas
dan informasi.
Klausul 7.5.5 Pemeliharaan Produk
Pemeliharaan produk adalah memastikan produk tidak mengalami
penurunan mutu selama proses pengerjaan di internal dan pengiriman sampai ke
tujuan yang telah ditetapkan. Pemeliharaan termasuk identifikasi, handling,
27
pengepakan, penyimpanan dan pengamanan. Jangkauan perawatan termasuk part,
atau produk terkait.
Klausul 7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran
Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran meliputi :
a. Peralatan pengujian dan pengukuran tetap akurat.
b. Kalibrasi dan pengaturan secara periodik dan sebelum digunakan.
c. Pengamanan dari proses pengaturan (segel).
d. Pengamanan dari kerusakan dan penurunan mutu selama proses penanganan
dan penyimpanan.
e. Re-assesment dilakukan pada produk jika ditemukan hasil kalibrasi tidak sesuai.
f. Identifikasi hasil kalibrasi.
g. Catatan hasil kalibrasi harus disimpan.
Klausul 8. PENGUKURAN, ANALISIS dan PENINGKATAN
Klausul 8.1 Umum
Merencanakan dan mengimplementasikan sistem pemantauan, analisis dan
peningkatan proses untuk menunjukkan kesesuaian persyaratan produk
memastikan kesesuaian SMM ISO 9001:2008, meningkatkan secara
berkesinambungan keefektifan SMM ISO 9001:2008. Pemantauan, analisis dan
peningkatan menggunakan metode yang sesuai, termasuk penggunaan teknik
statistik.
Klausul 8.2 Pemantauan dan Pengukuran
Klausul 8.2.1 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan pada pemantauan dan pengukuran adalah :
a. Memantau informasi terkait persepsi pelanggan terhadap perusahaan dalam
memenuhi persyaratan pelanggan.
b. Metode memperoleh dan menggunakan informasi harus ditetapkan dengan
menyebarkan angket kepuasan pelanggan, data pelanggan pada mutu produk
28
yang dikirimkan, survei opini pengguna, analisis kehilangan bisnis, pujian, hak
garansi dan laporan dealer.
Klausul 8.2.2 Internal Audit
Klausul ini menyatakan bahwa menetapkan program internal audit sesuai
interval yang telah ditentukan untuk memeriksa SMM ISO 9001:2008 dijalankan
sesuai rencana dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelanggan. Internal
audit dipelihara dan diimplementasikan secara efektif. Schedul audit dibuat
berdasarkan status dan kepentingan area yang di audit, serta hasil audit
sebelumnya. Auditor yang digunakan harus independen dan tidak melakukan
audit areanya sendiri. Internal audit harus ada prosedur terdokumentasi dan record
audit harus dipelihara. Manajemen yang bertanggungjawab terhadap area yang
diaudit harus memastikan bahwa tindakan koreksi dan korektif terhadap
ketidaksesuaian dan penyebab ketidaksesuaian telah dilakukan tanpa penundaan.
Klausul 8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses
Pemantauan dan pengukuran proses adalah menetapkan metode pengukuran
dan pemantauan proses SMM ISO 9001:2008, metode yang digunakan harus
dapat mendemonstrasikan kemampuan proses mencapai hasil yang telah
direncanakan, bila hasilnya tidak sesuai dengan rencana, maka harus ada koreksi
dan korektif sesuai kebutuhan.
Klausul 8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk
Pemantauan dan pengukuran produk adalah :
a. Memantau dan mengukur karakteristik produk untuk memeriksa bahwa
persyaratan produk telah terpenuhi.
b. Proses pemantauan harus dilakukan pada tiap tahapan proses sesuai aturan yang
telah direncanakan.
c. Bukti kesesuaian harus disimpan.
29
Klausul 8.3 Pengendalian Produk Tidak Sesuai
Pengendalian produk tidak sesuai adalah :
a. Perusahaan harus menjamin produk yang tidak sesuai, teridentifikasi, tercegah
dari penggunaan dan tercegah dari pengiriman.
b. Harus ada prosedur yang terdokumentasi, mengenai sistem kontrol terkait
dengan tanggungjawab dan wewenang untuk mengendalikan produk tidak
sesuai.
c. Penetapan disposisi produk yang tidak sesuai dengan melakukan perbaikan
untuk menghilangkan ketidaksesuaian, setelah diperbaiki harus dicek ulang.
d. Record ketidaksesuaian, tindakan yang diambil, termasuk konsesi harus
disimpan jika produk tidak sesuai terdeteksi setelah pengiriman, atau setelah
digunakan, harus diambil tindakan yang sesuai tergantung dari efek, atau
potensi efek yang terjadi.
Klausul 8.4 Analisis data
Analisa data menetapkan, mengumpulkan dan menganalisis data untuk
mendemonstrasikan kesesuaian dan keefektifan SMM ISO 9001:2008, evaluasi
peluang peningkatan SMM ISO 9001:2008.
Klausul 8.5 Peningkatan
Klausul 8.5.1 Peningkatan Berkesinambungan
Perusahaan harus melakukan peningkatan keefektifan SMM ISO 9001:2008
secara berkesinambungan melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu,
hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan, tinjauan
manajemen.
Klausul 8.5.2 Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan harus termasuk review ketidaksesuaian dari customer.
Tindakan perbaikan harus sesuai dengan dampak dari kesesuaian yang ditangani.
30
Klausul 8.5.3 Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan merupakan tindakan untuk mencegah potensi masalah
berubah menjadi masalah. Menentukan Penyebab ketidaksesuaian. Melakukan
tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian sehingga kasus yang
sama tidak terulang. Tindakan korektif atau pencegahan harus disesuaikan efek
ketidaksesuaian yang terjadi evaluasi efektifitas tindakan korektif atau
pencegahan untuk menjamin ketidaksesuaian tidak terulangi atau tidak terjadi.
Record hasil tindakan perbaikan harus disimpan.
2.7. Fishbone Diagram
Menurut Nasution (2004), Diagram tulang ikan (fishbone diagram), atau
diagram Ishikawa yang diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari
Jepang merupakan suatu pendekatan tersetruktur yang memungkinkan
dilakukan suatu analisis lebih rinci dalam menemukan penyebab-penyebab
suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada. Dalam hal ini
terdapat lima (5) faktor utama yang perlu diperhatikan untuk mengenali
(mengidentifikasi) faktor-faktor yang berpengaruh atau berakibat pada
rendahnya mutu, yaitu (1) bahan baku, (2) manusia, (3) metode, dan (4)
Mesin
Langkah-langkah dalam membuat diagram fishbone (Gambar 2) adalah :
1. Gambarkan diagram Ishikawa.
2. Identifikasi faktor-faktor apakah yang mengakibatkan dari masing-
masing faktor yang ditinjau yaitu (1) bahan baku, (2) manusia, (3)
metode dan (4) mesin. Isikan hal tersebut ke cabang masing-masing.
3. Mencari lebih rinci lagi faktor-faktor yang menyebabkan munculnya
cabang yang pertama tadi.
4. Interpretasikan diagram Ishikawa tersebut.
5. Terapkan hasil-hasil dengan mengembangkan dan mengimplementasikan
tindakan korektif yang efektif serta memonitor hasil-hasil setelah
dilakukan tindakan korektif.
31
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan Melissa (2009) melakukan penelitian dengan penerapan TQM yang
diukur dengan peubah SDM, Standar, Sarana, Organisasi, Audit Internal dan
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).Organisasi memberikan kontribusi yang
besar terhadap penerapan TQM, artinya pengorganisasian yang baik
menjadikan penerapan TQM semakin efektif. Produktivitas kerja diukur
dengan peubah Kemauan kerja, Kemampuan kerja, Lingkungan kerja dan
Hubungan kerja. Kemampuan kerja memberikan kontribusi paling besar
terhadap pembentukan produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan semakin
besar kemampuan kerja karyawan, maka produktivitasnya semakin
meningkat.
Arthatiani (2008) melakukan penelitian dengan menggunakan diagram
Pareto dan Proses Hirarki Analitik (PHA) pada PT. Maya Food Industries di
kota Pekalongan, mengemukakan bahwa terdapat tujuh (7) permasalahan
penting yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan TQM, yaitu job
description, kinerja quality control (QC) yang kurang maksimal, sistem
pelaksanaan pelaporan belum dijalankan dengan baik, ketersediaan bahan
baku yang tidak kontinu, sanitasi dan higienitas belum optimal, daya tawar
pemasok tinggi dan kurangnya prasarana. Untuk mengatasi masalah ini,
prioritas alternatif perbaikan yang diperoleh dengan analisis PHA
disesuaikan dengan kondisi perusahaan adalah kinerja organisasi, perbaikan
Bahan baku Manusia
Mesin
Masalah
Metode
Gambar 2. Diagram fishbone
32
dan peningkatan mutu SDM, modernisasi peralatan, perbaikan sistem
administrasi dan penerapan sistem informasi manajemen (SIM).
III METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Persaingan manufaktur yang ketat menuntut perusahaan untuk
mempunyai keunggulan bersaing terutama dari segi manajemen perusahaan,
salah satu upayanya dengan menerapkan TQM. Penerapan TQM memiliki
manfaat baik untuk perusahaan maupun karyawannya. Salah satu tujuan dari
penerapan TQM adalah peningkatan produktivitas produksi perusahaan.
Agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dibuat
kerangka pemikiran yang merupakan petunjuk bagi peneliti dalam
menganalisis, dan memberikan saran untuk sebuah perbaikan dari masalah
penelitian.Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Penelitian ini dimulai dengan menganalisis bagaimana penerapan
TQM di PT. Rahayu Santosa dengan analisis deskriptif menggunakan
analisis fishbone, menurut Nasution (2004), Diagram tulang ikan (fishbone
diagram), merupakan suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan
dilakukan suatu analisis lebih rinci dalam menemukan penyebab-penyebab
suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada Tahap
berikutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor untuk mengetahui
hubungan TQM dengan produktivitas produksi. Pelaksananan TQM di PT.
Rahayu Santosa didasarkan pada unsur-unsur TQM yang faktor-faktornya
adalah SDM, Standar, Sarana dan Audit Internal (Ibrahim dalam Arthatiani,
2008). Sedangkan faktor-faktor produktivitas di analisis dari faktor-faktor
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kemauan Kerja, Kemampuan Kerja dan
Lingkungan Kerja. Seluruh faktor TQM dan faktor produktivitas kerja
merupakan peubah indikator.
Setelah data terkumpul, selanjutnya diolah dengan menggunakan metode
Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengidentifikasi pengaruh
peubah indikator terhadap peubah laten maupun pengaruh peubah laten
bebas (TQM) terhadap peubah laten terikat (produktivitas kerja). Hasil akhir
yang diperoleh dapat digunakan masukan bagi pihak manajemen untuk
34
melakukan tindakan lebih lanjut mengenai penerapan TQM dan
pengaruhnya terhadap produktivitas produksi.
PT. Rahayu Santosa
Mengidentifikasi kendala dan masalah yang terkait
dengan Manajemen Produksi dan Operasi
Penerapan TQM dengan analisis deskriptif
menggunakan analisis Fishbone
Rekomendasi dan Saran perbaikan bagi pihak
perusahaan
Faktor-faktor TQM
‐ SDM
‐ Standar
‐ Sarana
‐ Audit Internal
Faktor-faktor
Produktivitas
- Diklat
- Kemauan Kerja
- Kemampuan kerja
- Lingkungan Kerja
SEM dengan Metode Partial Least Squares (PLS)
Faktor-faktor dominan
memengaruhi TQM dan
produktivitas produksi
Pengaruh TQM terhadap
produktivitas kerja
Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
35
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Rahayu Santosa yang terletak di Jalan Raya
Jakarta-Bogor KM. 48 Kabupaten Cibinong Jawa Barat 16916, telepon (021)
8752530, fax. 021 8755565, dengan waktu ± 3 bulan (Juni-Agustus) 2012.
3.3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti dengan cara observasi danpenyebaran kuesioner kepada pihak
perusahaan. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data yang
diperoleh dari pihak lain berupa data dan informasi perusahaan dan studi
pustaka dari internet.
Pengumpulan data berupa kegiatan survei lapangan, wawancara,
dokumentasi, kuesioner dan penelitian pustaka. Tahapan dalam pengumpulan
data berikut :
1. Studi Literatur
Data yang diperlukan dan dikumpulkan dengan cara membaca dan
mempelajari buku literatur, serta sumber-sumber yang sesuai dengan
permasalahan yang diteliti.
2. Kuesioner
Metode untuk mengumpulkan data dengan cara memberikan lembar
pertanyaan yang diperlukan kepada para responden untuk mendapatkan
data yang diperlukan. Dengan menggunakan statistik parametrik, terdapat
30 responden dari 52 populasi yang akan diteliti pada penelitian ini. Dalam
hal ini, 30 responden tersebut dipilih berdasarkan pengalaman kerja
minimal dua (2) tahun.
3. Dokumentasi
Metode ini merupakan cara mengumpulkan data dengan menggunakan
dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian
36
Pengambilan data, terutama untuk kuesioner akan dilakukan pengujian
yang menentukan apakah kuesioner sebagai alat pengukur tersebut sahih,
atau tidak andal dengan cara berikut :
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan suatu alat pengukur (kuesioner) itu
mengukur apa yang ingin diukur. Teknik analisis yang digunakan adalah
korelasi product moment Pearson, yaitu untuk menghitung korelasi antar
masing-masing pertanyaan dengan skor total (Umar, 2006)
2. Uji Reliabilitas
Setelah alat ukur dinyatakan sahih, maka berikutnya alat ukur
tersebut diuji reliabilitasnya, yaitu suatu nilai yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Untuk mengukur reabilitas kuesioner digunakan teknik alpha cronbanch
(Umar, 2006) Nilai alpha lebih besar dari 0,6 dikatakan andal dan begitu
juga sebaliknya.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini menggunakan SEM dengan Metode
Partial Least Squares (PLS). SEM adalah teknik analisis multivariate yang
memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara peubah yang
kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh
gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model (Ghozali dan Fuad,
2005). Secara teknis SEM dikembangkan berdasarkan dua (2) kelompok
yaitu SEM berbasis kovarian yang diwakili oleh LISREL dan SEM berbasis
varian yang paling dominan adalah Partial Least Squares (PLS) software
yang digunakan untuk mengolah data menggunakan SmartPLS
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Rahayu Santosa didirikan oleh Bapak Bambang Mulyadi dan
Bapak Benjamin Budiman pada tahun 1961. PT. Rahayu Santosa (RS)
merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang
industri karoseri. Perusahaan ini memproduksi mini bus, small bus,
medium bus, dan big bus sebagai produk standar yang memiliki
standarisasi perusahaan dan special design sebagai produk pesanan yang
diminta oleh konsumen sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, seperti
mobil ambulans, truk brimob dan lain sebagainya. PT. Rahayu Santosa
memiliki filosofi memuaskan pelanggan dengan memberikan mutu
terbaik dengan pengiriman yang tepat waktu dan desain inovatif. Sejak
berdiri pada tahun 1961 di Bogor, PT. RS telah mendedikasikan sumber
daya dan pelayanan terbaik bagi pelanggannya yang telah memberikan
kepercayaan.Industri ini berdiri diatas tanah seluas 82.589 m2 yang
terbagi atas 29.996 m2 bangunan. PT. Rahayu Santosa di sebelah Utara
berbatasan dengan jalan raya Jakata-Bogor, di sebelah Timur berbatasan
dengan pemukiman penduduk dan warung makan, di sebelah Selatan
berbatasan dengan lahan kosong, di sebelah barat berbatasan dengan PT.
Astra Federal.
PT. Rahayu Santosa memiliki motto yaitu ”Future’s Standard
Today” yang di harapkan agar motto tersebut dapat memberikan
motivasi kepada para tenaga kerjanya. Bekerjasama dalam kemitraan
jangka panjang dengan ‘stakeholders’ adalah pemimpin dalam produk
transportasi dan layanan yang terkait dengan menetapkan dan
mengimplementasikanstandar masa depan ‘hari ini’.
PT. Rahayu Santosa memiliki 11 divisi, yaitu Divisi
Manufacturing, Divisi produksi, Divisi Logistik, Divisi Keuangan,
Divisi Quality Assurance, Divisi Reparasi, Divisi Purchasing, Divisi
38
Desain Engineering , Divisi Management Information System (MIS)
dan Divisi Human Resource Development (HRD).
4.1.2 Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan
Perusahaan memiliki visi dan misi agar tujuan yang ingin dicapai
perusahaan menjadi jelas. Visi dan misi PT. Rahayu Santosa yaitu :
Visi : Kita, Rahayu Santosa berkomitmen untuk memimpin dalam
memproduksi produk transportasi dan jasa terkait yang
memberikan nilai tertinggi untuk stakeholders (pelanggan,
pemasok, pemegang saham, karyawan dan masyarakat).
Misi : Standar masa depan, “Hari ini” bekerja sama dalam kemitraan
jangka panjang “stakeholders”. Kita adalah pemimpin dalam
produk transportasi dan layanan terkait dengan menetapkan dan
mengimplementasikan standar masa depan : “Hari ini”.
Kebijakan Mutu :
a. Menerapkan SMM ISO 9001:2008 agar menjadi perusahaan yang
berorientasi mutu dan perbaikan berkesinambungan.
b. Menciptakan produk bermutu dengan harga sesuai.
c. Meningkatkan kompetensi karyawan di semua tingkatan.
d. Mengutamakan kerjasama untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Rahayu Santosa yang tertinggi adalah Dewan
Komisaris yang didampingi oleh Presiden Direktur yang bertindak sebagai
tenaga ahli dan penasehat yang bertanggungjawab langsung kepada Dewan
Komisaris.Dalam kegiatan sehari-hari Dewan Direktur dibantu oleh
beberapa orang Manajer dan Kepala Bagian yang mempunyai tanggung
jawab dan wewenang bagian yang dipimpinnya. Untuk lebih jelasnya, di
bawah ini adalah tugas masing-masing bagian :
39
a. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah pemilik perusahaan sekaligus pemegang
saham mayoritas yang berhak memberikan suara berdasarkan jumlah
saham yang dipegangnya dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Komisaris memberikan kepercayaannya secara penuh kepada direktur
untuk mengolah perusahaannya.Tugas lain dari Komisaris adalah :
1) Merumuskan dan menetapkan tujuan, kebijakan dan strategi
perusahaan
2) Menyetujui peraturan dan prosedur operasi perusahaan.
3) Menyetujui operasi anggaran dan aliran kas perusahaan.
4) Menyetujui rencana keuangan perusahaan dan investasi modal.
5) Menyetujui untuk mengangkat dan memberhentikan para direktur
dan manajer perusahaan.
b. Direktur
Bertanggungjawab pada komisaris dengan koordinator pengawasan
manajemen. Tugas lainnya dari direktur adalah :
1) Perencanaan, pengarahan, koordinasi, pengamatan dan pengawasan
seluruh operasi dan manajemen perusahaan.
2) Mencurahkan waktu dan usaha, serta memberi perhatian khusus
dalam pengamatan dan pengawasan semua aspek teknik operasi
perusahaan, khususnya penekanan pada penerapan ilmu dan teknik
peralatan, serta metode dalam perluasan produksi.
3) Perencanaan pengembangan sumber daya dan tenaga manusia.
4) Menyiapkan peraturan dan prosedur operasi perusahaan untuk
disetujui oleh Komisaris.
5) Menjaga hubungan baik dengan pemerintah dan pihak-pihak lain
yang berpengaruh terhadap kelancaran operasi perusahaan.
40
c. Manajer HRD dan GA
Bagian ini membawahi beberapa seksi yang menyangkut masalah
perencanaan tenaga kerja, pengembangan keterampilan dan keahlian
tenaga kerja dan lainnya yang menyangkut ketenagakerjaan. Manajer
personalia dan umum membawahi dua (2) bagian, yaitu :
1) Kepala Bagian HRD (Human Resource Development)
i. Menyediakan tenaga yang terampil sesuai dengan kebutuhan.
ii. Merencanakan dan melaksanakan program pendidikan karyawan
agar mengerti dan menguasai jenjang kerja.
iii. Menyusun dan menghitung kenaikan gaji berkala sesuai dengan
prestasi masing-masing karyawan dan hak-hak lainnya.
iv. Memberikan motivasi dan disiplin kerja.
2. Kepala Bagian GA
i. Menjaga (memelihara) kendaraan perusahaan, bertanggungjawab
akan kelancaran operasional perusahaan dengan kendaraan-
kendaraan tersebut.
ii. Menjaga keamanan perusahaan (bekerjasama dengan seksi
keamanan/satpam) dan menjaga kesejahteraan karyawan.
d. Manajer Keuangan
Bertugas sebagai pengatur kegiatan fungsional dalam Divisi
Akunting dan keuangan serta menyusun sistem akuntansi perusahaan,
meneruskan laporan keuangan dan arus kas secara berkala kepada Dewan
Direksi dan Komisaris. Bagian ini membawahi beberapa bagian yang
menyangkut masalah-masalah keuangan perusahaan dan laporan berkala
lainnya secara teratur.
Tugas lainnya dari bagian keuangan, antara lain :
1) Mencatat persediaan bahan baku dan penolong juga barang jadi yang
ada di gudang.
41
2) Menghitung laporan harga pokok produksi dan harga pokok
penjualan.
3) Menetapkan biaya standar untuk dasar perhitungan harga pokok.
4) Menerbitkan/mengeluarkan laporan keuangan
5) Memberikan laporan-laporan yang bersifat insidentil yang diperlukan
tim manajemen sebagai informasi untuk pertimbangan pengambilan
keputusan.
e. Manajer Produksi
Bagian ini membawahi beberapa bagian yang menyangkut masalah
kegiatan proses produksi dari penyediaan bahan baku, perencanaan,
proses produksi sampai menghasilkan barang jadi. Bertanggungjawab
kepada Direktur, dengan tugas berikut:
1) Mengkoordinasikan dan mengamati administrasi operasi produksi dan
sistem pelaporannya.
2) Membuat rencana kerja agar tercapai hasil yang maksimal sesuai
dengan yang diharapkan oleh manajemen untuk memenuhi standar
produksi.
4.2. Proses Produksi Perusahaan
Pembuatan, atau perakitan bis secara umum dapat dilihat dari Peta
Proses Operasi (assembling) pada Lampiran 2. Dari gambar tersebut, dapat
dilihat rangkaian proses produksi mulai dari proses awal hingga dihasilkan
satu unit bis. Penjelasan untuk bagian/seksi yang terkait dalam pembuatan bis
adalah :
1. Pelepasan suku cadang (Stripe Off)
Suku cadang yang ada pada chasis orisinil dilepas terlebih dahulu
untuk kemudahan proses serta menghindari timbulnya kerusakan akibat las
dan proses lainnya. Suku cadang ini meliputi lampu-lampu, speedometer,
dashboard, doortrim, plafond, dan lain-lain.
42
2. Rangka (Main Frame)
Pembuatan struktur utama kendaraan dimulai dari rangka dasar (long
dan cross member) yang berfungsi sebagai base platform untuk dudukan
seluruh body ke atas chassis (material pipa kanal “C”), rangka samping
untuk dinding kendaraan dan rangka atap. Material yang digunakan adalah
square pipe (pipa kotak) berbagai macam ukuran. Square pipe yang
digunakan untuk pembuatan main frame diproses terlebih dahulu dibagian
manufacturing sebelum dirakit dengan bagian frame lainnya.
3. Perakitan badan bus (Body Assembling)
Pembuatan panel body dan pemasangan pada rangka kendaraan.
Melalui proses perakitan utama dari komponen-komponen body : lantai,
dinding, atap, panel depan dan belakang, pintu dan kompartemen bagasi.
Material plate yang digunakan bermacam-macam (tergantung dari
kebutuhan). Plate yang paling umum digunakan plategalvanil, karena
nilainya paling tinggi dibandingkan yang lain. Plategalvanil memiliki
ketahanan terhadap korosi yang relatif baik dan material cost tidak terlalu
tinggi. Beberapa material lain yang biasa digunakan adalah pelat putih
(digunakan pada area yang dibentuk secara handmade), pelat hitam, pelat
bordes (untuk area yang membutuhkan kekuatan lebih terhadap tekanan,
beban atau tumbukan) dan fiberglass (digunakan untuk area body depan
dan belakang, pintu-pintu bagasi).
4. Metal Finish
Proses merapikan bekas-bekas las, meratakan permukaan,
menyemprotkan lapisan anti karat dan primer untuk memberikan
ketahanan maksimal terhadap korosi (karat). Proses ini cukup penting
untuk memberikan daya tahan produk yang cukup lama.
5. Dempul (Putty)
Proses ini memberikan sentuhan akhir terhadap bentuk mobil.
Pendempulan berfungsi untuk meratakan permukaan yang bergelombang,
gap celah-celah pintu/antar komponen yang tidak simetris, serta
43
memberikan detil-detil dan garis pada mobil. Salah satu parameter yang
dapat dijadikan acuan untuk menilai apakah sebuah produk karoseri bagus,
atau tidak adalah dari ketebalan dempulnya. Semakin tipis dan sedikit
dempul yang digunakan, berarti mutunya semakin baik, serta ketahanan
tampilan body akan lebih lama dibandingkan yang pemakaian dempulnya
lebih tebal. Selain itu semakin banyak dempul yang digunakan, maka
kecenderungan bobot mobil akan lebih berat, dimana akan berpengaruh
terhadap kinerja kendaraan. Trend dari perusahaan-perusahaan karoseri
saat ini adalah mengurangi penggunaan dempul hingga setipis mungkin.
6. Pengecatan (Painting)
Proses pengecatan di karoseri dilakukan dengan sistem semprot
(spray) dalam sebuah ruangan semacam oven bersuhu 60oC yang dikenal
dengan istilah spraybooth. Prosesnya dilakukan manual dengan tenaga
manusia, sehingga untuk mengecat sebuah bis besar dibutuhkan 2-3 orang
agar daya tutupnya merata antara semua sisinya. Proses painting adalah
proses yang memiliki perbedaan nyata antara karoseri dengan manufaktur.
Pada industri manufaktur, proses ini dilakukan dengan sistem pencelupan
total seluruh body mobil, maka mutu pengecatan menjadi maksimal, tidak
ada area, ataupun lubang yang luput dari pengecatan, sehingga hasilnya
lebih memuaskan. Fasilitas untuk sistem celup ini sangat mahal, karena
tahap persiapan membutuhkan sekitar tujuh (7) buah bak untuk
membersihkan.
7. Trimming dan finishing
Proses terakhir dari produksi adalah pemasangan komponen-
komponen dan general part. Interior berupa karpet, dek samping, plafond,
dashboard, lampu-lampu, AC, jok, dan lain-lain. Eksterior berupa lampu,
handle, kunci, kaca, emblem, dan lain-lain.
8. PDI (Pre Delivery Inspection)
Sebelum mobil dikirim, masih ada satu pos lagi berupa pengecekan
akhir, yaitu meliputi kelengkapan peralatan, fungsi-fungsi operasional,
kesesuaian dengan spesifikasi, pemolesan dan pembersihan, serta persiapan
44
administrasi dan dokumen untuk pengiriman. Jika masih ditemukan
ketidaksesuaian/kesalahan, maka mobil akan dikembalikan lagi ke proses
bersangkutan dan jika sudah tidak ada lagi masalah, maka bus siap
diserahkan ke konsumen.
4.3. Implementasi TQM
PT. Rahayu Santosa telah memiliki pedoman dalam menjaga mutu
produk yang dihasilkan. Dengan sertifikasi ISO 9001:2008 manajemen PT.
Rahayu Santosa menjalankan proses perencanaan dan pengembangan
kendaraan, pembuatan prototype kendaraan, penerimaan order, pengadaan,
manufacturing, perakitan produk standar hingga penyerahan kendaraan
kepada pelanggan dengan sistem manajemen yang memiliki SOP (Standard
Operating Procedures) ISO 9001:2008
PT. Rahayu Santosa memiliki beberapa faktor yang dapat digunakan
sebagai pendukung untuk menerapkan TQM dalam meningkatkan
produktivitas frame yang dihasilkan oleh mesin bandsaw. Penerapan unsur-
unsur ini sangat menentukan keberhasilan TQM. Unsur-unsur TQM di PT.
Rahayu Santosa divisi Manufacturing adalah :
a. SDM / Manusia
Operator yang memiliki tugas dalam mengoperasikan mesin bandsaw
yang menghasilkan output frame terdapat tiga (3) orang.PT. Rahayu
Santosa beroperasi setiap hari Senin sampai Jumat dan jam kerja
karyawan pada pukul 07.30-16.30 WIB.Khusus hari sabtu, perusahaan
memiliki prioritas melakukan preventive maintenance.
b. Metode
Operator mesin memiliki standar dalam melakukan pekerjaan berupa
SOP dalam mengoperasikan mesin dan penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri) seperti menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu
safety. Dengan adanya SOP tersebut, karyawan dapat mengetahui tugas
dan tanggungjawabnya, sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan
baik dan benar.
45
c. Bahan baku
Bahan baku merupakan faktor penting didalam proses produksi, bahan
baku yang diproduksi oleh mesin bandsaw, yaitu frame standar yang
memiliki panjang 3-4 m akan dipotong menjadi bagian kecil sesuai yang
diinginkan. Sebelum melakukan proses produksi pemotongan frame
operator selalu melihat pada kertas PO (Purchase Order) agar tidak salah
dalam melakukan pemotongan.
d. Mesin
Mesin adalah faktor utama penentu hasil produksi sebuah output,
mesin bandsaw merupakan salah satu mesin yang sudah cukup lama
dalam beroperasi di PT. Rahayu Santosadan memiliki tingkat produksi
yang tinggi. Mesin bandsaw memiliki jadwal pemeliharaan dan SOP
dalam pengoperasiannya yang ditempel dimesin.
4.4. Penerapan ISO 9001 pada perusahaan
Penerapan ISO 9001 pada PT. Rahayu Santosa digunakan untuk
memastikan bahwa setiap ketidaksesuaian terhadap efektifitas implementasi
sistem manajemen mutu dapat diidentifikasi dan dilakukan analisa akar
penyebab masalahnya, dilakukan tindakan perbaikan dan pencegahan,
dilakukan verifikasi atas pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan,
sehingga permasalahan tersebut tidak terulang lagi.
Penanggung jawab utama adalah :
1. Pimpinan QC
a. Pimpinan QC bertanggungjawab terhadap koordinasi tindakan
perbaikan dan pencegahan.
b. Pimpinan QC bertanggungjawab atas pengendalian produk yang tidak
sesuai dan mempunyai wewenang untuk menentukan perlakuan
terhadap produk yang tidak sesuai tersebut.
2. Leader/Koordinator bagian
a. Pimpinan fungsi/bagian bertanggungjawab terhadap pengendalian-
pengendalian produk yang tidak sesuai menurut keputusan yang
ditetapkan dan menjamin penanganan lanjut atas kondisi produk
tersebut pada setiap unit kerja sebagai upaya perbaikan.
46
b. Semua pimpinan bagian terkait bertanggungjawab terhadap koordinasi
tindakan perbaikan dan pencegahan, baik dalam pelaksanaan maupun
perawatan daripada proses ini.
c) Operator, atau inspector
Setiap Operator, ataupun inspector bertanggungjawab langsung dalam
melakukan pengendalian terhadap produk yang tidak sesuai tersebut,
atau terhadap pelaksanaan tindakan dan perbaikan pada setiap
bagiannya.
4.4.1 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Proses
Pengendalian produk yang tidak sesuai yang terjadi pada proses
produksi dilaksanakan oleh bagian produksi dan dibantu oleh bagian QC
untuk memutuskan. Untuk kategori ketidaksesuaian kritikal
(ketidaksesuaian/ kerusakan yang terjadi di line produksi yang kemungkinan
akan berdampak terhadap lot lainnya atau lot tersebut), maka perlu
dibuatkan, atau dicatat pada LPTK (Laporan Penyimpangan dan Tindakan
Koreksi), apabila terjadi hal berikut :
a. Ditemukan material salah (tidak sesuai spesifikasi)
b. Setting mesin tidak sesuai instruksi kerja
c. Proses salah akibat salah design/gambar dan,
d. Proses pengerjaan yang tidak sesuai gambar
4.4.2 Perlakuan Ketidaksesuaian Produk
Perlakuan untuk ketidaksesuaian produk baik material dari pemasok
atau produk hasil proses produksi bagian QC akan memutuskan :
a. Diterima dengan atau tanpa persyaratan (accept)
Apabila tidak berpengaruh terhadap mutu produk yang akan dihasilkan
dan harus mendapat persetujuan dari Department Head Quality
Assurance, atau pimpinan tertinggi diperusahaan dan dicatat pada Form
Memo internal.
b. Diperbaiki (repair)
Apabila memungkinkan untuk diperbaiki dengan alasan tertentu.
Perbaikan ini bisa dilakukan oleh internal ataupun eksternal atas
47
persetujuan QC dan bagian terkait. Hasil perbaikan harus diverifikasi
ulang untuk menyatakan kesesuaian dengan persyaratan.
c. Dikerjakan ulang (rework)
Seperti halnya kondisi yang diperbaiki/repair, material atau produk yang
dikerjakan ulang harus dikondisikan dengan bagian QC saat
pelaksanaannya.
d. Ditolak (reject)
Material yang tidak sesuai dan tidak dapat digunakan untuk diproduksi,
akan dikembalikan kepada pemasok dan berkoordinasi dengan bagian
purchasing. Sedangkan untuk produk hasil proses produksi yang tidak
bisa diperbaiki lagi akan di scrap dan direkap dalam lembar LPTK, serta
dilaporkan ke bagian QC.
e. Ditahan (Hold)
Material yang tidak dapat diidentifikasi ke absahannya, maka akan
ditahan sampai mendapatkan keabsahan material tersebut dari pihak
engineering atau departemen terkait menggunakan laporan LPTK.
f. Use As Is
Material yang diterima tidak sesuai dengan standar tidak dapat
diteruskan, atau digunakan untuk dilanjutkan pada proses berikutnya.
sebenarnya dapat diteruskan, atau digunakan sebagaimana mestinya
tetapi dengan persetujuan direktur dan LPTK
48
4.5. Fishbone diagram
Diagram fishbone dapat digunakan sebagai alat untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpeluang menjadi penyebab masalah,
bukan mengidentifikasi penyebab masalah (Nasution, 2004). Terdapat
empat (4) Faktor utama yang berpeluang menjadi penyebab masalah yang
mempengaruhi produktivitas produksi pada mesin bandsaw, yaitu Manusia,
Metode, Bahan baku, dan Mesin.
Faktor yang memengaruhi produktivitas Output Frame mesin bandsaw
Penanganan bahan baku yang tidak disusun secara rapih
Bahan Baku Manusia
Metode Mesin
Tata letak tempat sampah untuk membuang produk reject frame terlalu jauh
Manual bookmesin yang sudah tidak tersedia untuk petunjuk
Operator mesin yang sering berganti‐ganti (rolling) tempat
Metode untuk mengambil bahan baku yang masih manual
Pisau pemotongmesin bandsaw rawan patah
Operator yang keletihan
Waktu dalam penanganan bahan baku yang masih manual
Gambar 4. Diagram Fishbone
49
Dari identifikasi faktor utama tersebut dapat diketahui masalah dan
tindakan untuk mencegah permasalahan tersebut, adalah :
1. Manusia : - Operator yang terlalu sering di rolling (pindah)
tempat, atau posisi dalam mengoperasikan mesin dapat
memengaruhi produktivitas mesin, karena pekerja harus
melakukan adaptasi kembali dengan mesin yang baru.
- Keletihan pada pekerja dapat menjadi faktor yang
memengaruhi tingkat produktivitas output.
2. Metode : - Tata letak tempat untuk membuang barang reject terlalu jauh
dari tempat produksi, sehingga pekerja harus melempar
barang tersebut untuk mempercepat produksi.
- Metode untuk memasukkan input bahan baku kedalam mesin
masih dilakukan secara manual dengan tenaga manusia,
sehingga dapat membuat pekerja lebih cepat letih.
3. Bahan Baku : - Bahan baku diletakkan tidak rapih dapat berujung dengan
kerusakan bahan baku sebelum proses produksi.
- Waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan bahan baku
frame dari gudang ke tempat produksi yang masih manual
menggunakan handlift
4. Mesin : - Manual book mesin yang sudah tidak tersedia untuk
mengetahui kerusakan mesin dan (SOP) perbaikan.
- Pisau pemotong yang terdapat pada mesin bandsaw yang
rawan patah dan memiliki volume penggantian pisau dalam
jangka waktu maksimal lima (5) hari yang dapat
menyebabkan loss time produktivitas pada mesin
Tindakan pencegahan/solusi :
1. Manusia : - Operator yang sudah memiliki spresialiasi pada satu mesin
jangan terlalu sering dirolling untuk mengoperasikan mesin
50
lain, karena membutuhkan adaptasi yang dapat memengaruhi
produktivitas mesin.
- Dengan lingkungan kerja yang cukup panas, maka
pencegahan keletihan pada operator sirkulasi udara harus
diperhatikan, dengan menambah sirkulasi udara pada atap
pabrik
2. Metode : - Tata Letak tempat untuk membuang barang reject seharusnya
ditempatkan disamping mesin, agar pekerja tidak harus
melempar barang tersebut, sehingga menyebabkan
kebisingan.
- Untuk menghemat tenaga dari pekerja agar tidak cepat letih,
dibutuhkan metode dalam memasukkan input bahan baku
yang lebih efisien dan aman seperti crane khusus.
3. Bahan Baku : - Dalam mencegah kerusakan bahan baku akibat penumpukan
di lantai, perusahaan perlu membuat tempat khusus untuk
menaruh bahan baku
- Dibutuhkan alat penanganan bahan baku yang lebih efektif
seperti forklift untuk menghemat waktu dalam membawa
bahan baku frame
4. Mesin : - Untuk menanggulangi masalah pada mesin, jika tidak
terdapat manualbook, maka operator harus memiliki catatan
sejarah kerusakan mesin dan pergantian suku cadang tiap
tahun, agar dapat segera dilakukan tindakan perbaikan, jika
terjadi kerusakan.
- Bagian perbaikan harus memiliki Safety stock sparepart pisau
pemotong bandsaw yang cukup, agar dapat segera dilakukan
penggantian pisau yang patah dengan yang baru, proses
produksi tidak terganggu.
51
4.6. Karakteristik Responden
4.6.1 Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, meliputi
semua bagian yang terdapat pada divisi manufacturing di PT. Rahayu
Santosa. Dari 30 orang responden terdapat 94% laki-laki dan 6%
perempuan. Jumlah karyawan laki-laki memiliki jumlah yang lebih
besar dengan karyawan perempuan, dikarenakan banyak pekerjaan yang
menggunakan tenaga fisik, seperti pemindahan barang dan set up
produksi hingga proses produksi.
4.6.2 Usia
Usia responden yang paling banyak berada pada kisaran 25-35
tahun, yaitu 63%, dan paling sedikit di atas 45 tahun sebesar 13%. PT.
Rahayu Santosa sengaja merekrut karyawan muda, karena pada usia
yang muda, karyawan bekerja lebih semangat dan mudah dalam
memberikan pendidikan dan pelatihan. Karakteristik karyawan
berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 5.
4.6.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir SLTA memiliki persentase paling
besar (80%) dan terkecil lulusan S1 (7%) yang menempati posisi atas
dalam struktur organisasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
11%
63%
13%13%
Usia Responden
<25 Tahun
Gambar 5. Usia responden penelitian
52
4.6.4 Lama bekerja
Pada penelitian ini dipilih karyawan yang telah memiliki
pengalaman bekerja minimal 2 tahun (berstatus karyawan tetap) untuk
lebih mendapatkan data yang akurat mengenai informasi mengenai
perusahaan (Gambar 6). Karyawan yang memiliki pengalaman 2
tahun terdapat 26% dan lama bekerja 3-5 tahun 63%serta pengalaman
di atas 5 tahun memiliki persentase paling sedikit (11%), seperti dapat
dilihat pada Gambar 7.
26%
63%
11%
Pengalaman Kerja Responden
2 Tahun
80%
13% 7%
Tingkat pendidikan Responden
SLTA
Diploma
Sarjana
Gambar 6. Tingkat pendidikan responden
Gambar 7. Tingkat pengalaman kerja responden
53
4.7. Analisis PLS 4.7.1 Model TQM terhadap produktifitas Sukses
Analisis data dengan menggunakan SmartPLS dilakukan terhadap model
awal, dapat dilihat pada Gambar 8.
Pada penelitian ini penulis menganalisis suatu permasalahan dengan
menggunakan model indikator reflektif. Menurut Ghozali (2008) model indikator
reflektif, yaitu konstruk seperti “personalitas” atau “sikap” umumnya dipandang
sebagai faktor yang menimbulkan sesuatu yang di amati, sehingga indikatornya
bersifat reflektif. Salah satu ciri-ciri model indikator reflektif adalah :
menghilangkan satu (1) indikator, tidak akan merubah makna dan arti peunah
yang diukur. Perbaikan model dilakukan dengan melihat koefisien dari masing-
masing peubah indikator maupun hubungan antara peubah laten. Indikator TQM
yang tidak sejalan dalam mendukung produktifitas yang sukses, direduksi.
Indikator yang dihilangkan adalah, indikator Sdm3, Sdm4, Sdm5, Std4, y1, y5,
y6, y8, y9, 10y, y11, y13 dan y14, karena bernilai kecil di bawah 0,7. Indikator
pengukuran Sdm3 dan Sdm4 sudah dapat terwakili oleh indikator Sdm2, karena
pada konsep manajemen mutu ISO 9001 semua prosedur kerja telah diatur,
termasuk jenis pekerjaan sesuai dengan jabatannya. Pada indikator Std4
Gambar 8. Hasil analisis model awal
54
dihilangkan, karena juga bisa diwakili oleh indikator Std2, yaitu dalam setiap
prosedur kerja pada PT. Rahayu Santosa sudah diatur stándar produk yang sesuai
keinginan konsumen, sehingga berpengaruh terhadap standar dari setiap
pekerjaan. Untuk mendapatkan model yang terbaik, dilakukan proses ulang
kembali tanpa indikator tersebut. Model akhir didapatkan sebagaimana disajikan
pada Gambar 9. Pada hasil model final juga dapat dilihat indikator yang lebih
dominan dalam menghasilkan produktivitas produksi yang harus diperhatikan dan
ditingkatkan, yaitu y12, y2, y3, y4 dan y7, karena memiliki nilai di atas 0,7
Gambar 9. Hasil analisis model penyesuaian akhir
55
56
4.7.2 Analisis Model Outer
Analisis model outer dilakukan terhadap peubah laten produktivitas
sukses, yang direfleksikan oleh indikator y12, y2, y3, y4 dan y7. Reliabilitas
komposit dari model ini 0,896 (Audit), 0,895 (Produktivitas), 0,849 (SDM),
0,860 (Sarana), 0,873 (standar) dan 0,870 (TQM) yang melebihi nilai
standar yang disyaratkan 0,7 menunjukkan kestabilan dan konsistensi
internal indikator yang sangat baik. Sedangkan reliabilitas indikator, dilihat
dari nilai faktor loading yang merefleksikan kekuatan interelasi antara
peubah laten produktivitas dan peubah indikator untuk masing-masing
peubah y2, y3, y4, y7 dan y12 adalah 0,814; 0,809; 0,731; 0,833 dan 0,782
yang semuanya melebihi nilai standar 0,7. Kemauan kerja (y7)
merefleksikan interelasi terbesar dalam memengaruhi produktivitas, diikuti
Diklat (y2), Kemauan kerja (y3), Kemampuan Kerja (y12) dan terakhir oleh
Kemauan Kerja (y4). Dari análisis reliabilitas dapat dinyatakan bahwa
realibilitas terhadap model dalam penelitian ini baik.
Validitas menunjukkan bahwa suatu pengujian benar-benar konsisten
mengukur apa yang seharusnya diukur, yaitu bagaimana indikator dari
produktivitas, konsisten mengukur produktivitas. Hal ini digambarkan oleh
besaran nilai Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE Produktivitas
dalam penelitian ini 0,631. Nilai ini di atas standar yang disyaratkan, yaitu
0,5. Tabel 3 menunjukkan hasil penelitian dari penelitian ini untuk model
outer dan standar nilai yang harus dipenuhi.
57
Tabel 3. Hasil penelitian kriteria dan standar nilai
No Kriteria Nilai Hasil penelitian dan Standar
1 Realibilitas Komposit
Pc
Pc :
- 0,896 (Audit)
- 0,895 (Produktivitas)
- 0,849 (SDM)
- 0,860 (Sarana)
- 0,873 (standar)
- 0,870 (TQM)
Nilai Pc > 0,6 menggambarkan konsistensi
internal
2 Reliabilitas indikator Loading Outer masing-masing indikator:
Sdm1= 0,805 ; Sdm2= 0,912 ; Std1= 0,809
Std2= 0,852 ; Std3= 0,783 ; Std5= 0,783
Sr1= 0,857 ; Sr2= 0,881 ; A1= 0,890
A2= 0,912 ; Audit= 0,791 ; Sarana= 0,779
Sdm= 0,838 ; Standar= 0,758
y2= 0,814 ; y3= 0,809 ;
y4= 0,731 ; y7= 0,833 ; y12= 0,782
loading outer> 0,7 menunjukkan semua
indikator merefleksikan produktivitas
konsisten
3 Average variance
extracted (AVE)
Nilai AVE hasil penelitian =
- Audit (0,811)
- Produktivitas (0,631)
- SDM (0,739)
- Sarana (0,755)
- Standar (0,634)
- TQM (0,627)
Sedangkan nilai standar AVE > 0,5
58
No Kriteria Nilai Hasil penelitian dan Standar
4 Validitas Diskriminan
Kriteria Fornell-Larcker
Akar AVE =
- Audit (0,90)
- Produktivitas (0,794)
- SDM (0,859)
- Sarana (0,868)
- Standar (0,796)
- TQM (0,791)
5 Validitas Diskriminan
Kriteria Cross Loading
Korelasi indikator ke peubah laten
produktivitas lebih besar dari korelasi ke
peubah laten lainnya, sebagaimana disajikan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis validitas diskriminan – cross loading
Indikator SDM Produktivitas Standar Sarana TQM Audit
y2 0,293 0,814 0,520 0,087 0,382 0,137
y3 0,059 0,808 0,576 0,085 0,348 -0,046
y4 0,028 0,731 0,578 -0,032 0,305 -0,120
y7 0,131 0,833 0,601 0,119 0,458 0,075
y12 0,329 0,781 0,499 0,131 0,416 0,162
Analisis validitas diskriminan lainnya adalah melalui cross-loading,
sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Jika indikator produktivitas sukses
memang menggambarkan refleksi dari produktifitas, maka nilai korelasi
indikator ini terhadap produktivitas haruslah lebih besar dibandingkan
korelasi indikator ini terhadap peubah laten lainnya. Tabel 4 membuktikan
bahwa model outer pada penelitian ini valid
4.7.3 Analisis Model Inner
Analisis Model inner untuk menggambarkan model construct antara
laten, yaitu peubah SDM, Standar, Sarana dan Audit terhadap peubah TQM.
Lanjutan Tabel 3. Hasil penelitian kriteria dan standar
59
Dan TQM terhadap Produktivitas.TQM dipengaruhi secara langsung
oleh SDM, Standar, Sarana dan Audit. Produktivitas dipengaruhi langsung
oleh TQM dan dipengaruhi tidak langsung oleh SDM, Standar, Sarana dan
Audit. Dengan demikian ada dua (2) peubah laten endogenous, yaitu TQM
dan produktivitas. TQM dipengaruhi oleh SDM, Standar, Sarana, Audit dan
menghasilkan nilai R2 0,959, produktivitas dipengaruhi oleh TQM dengan
nilai R2 0,239. Kedua nilai R2 ini menurut Chin (1998) termasuk dalam
kategori model dapat diterangkan di antara lemah (0,19) dan moderat,
sebagaimana disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai analisis model inner
No Kriteria Nilai Hasil Penelitian
1 R2 dari peubah laten
endogenous
Nilai R2 dari hasil penelitian :
R2 untuk TQM = 0,959
R2 untuk produktivitas = 0,239
Chin (1998) mengelompokkan
nilai R2 dalam masing-masing
0,67; 0,33 dan 0,19 sebagai
substansial, moderat dan lemah.
2 Estimasi koefisien path Evaluasi terhadap nilai koefisien,
meliputi besarnya nilai dan
pengaruh nyata melalui Bootstrap,
disajikan pada Tabel 6.
Hasil Bootstrap pada koefisien path didapatkan pengaruh sangat nyata
dengan peningkatan sarana yang dapat meningkatkan TQM 0,383 dan
dengan peningkatan standar dapat meningkatkan TQM 0,536. Audit dan
SDM memiliki nilai paling kecil dalam kontribusi peningkatan TQM, maka
diharapkan dapat menjadi perhatian oleh pihak perusahaan agar dapat
dilakukan evaluasi kembali. Peningkatan standar memiliki kontribusi
terbesar dalam meningkatkan TQM dan disusul dengan sarana, jadi
perusahaan dapat lebih fokus dalam meningkatkan sarana dan standar yang
60
baik, agar penerapan TQM pada perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Penerapan TQM yang baik dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,488.
Peningkatan standar dapat dimulai dari SMM ISO 9001:2008 yang
sudah diterapkan oleh perusahaan, apakah standar yang sudah ditetapkan
menurut SMM ISO 9001:2008 telah dijalankan dengan baik oleh
perusahaan, jika belum maksimal dapat dievaluasi kekurangan yang ada,
agar produktivitas produksi dapat mencapai tingkat maksimal. Untuk
meningkatkan sarana, perusahaan dapat dimulai dengan memperbaiki
sarana-sarana yang dinilai sudah tidak bisa mendukung dalam
meningkatkan produktivitas produksi, sepeti mesin-mesin yang sudah tua
agar bisa diganti dengan mesin yang lebih baru.
Tabel 6. Nilai Hasil bootstrap koefisien path
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
tStatistics
(|O/STERR
|)
Audit ->
TQM
0,173 0,181 0,027 0,027 6,292
SDM ->
TQM
0,159 0,158 0,033 0,033 4,799
Sarana ->
TQM
0,383 0,385 0,029 0,029 12,898
Standar->
TQM
0,536 0,521 0,036 0,036 14,581
TQM ->
Produktivitas
0,488 0,498 0,069 0,069 7,026
4.8. Implikasi Manajerial
Penerapan TQM menurut Gasperz (2005) merupakan pendekatan
Manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan dan
pasar melalui kombinasi menciptakan peningkatan secara nyata dalam mutu,
produktifitas manajemen adalah merupakan antara pencarian fakta praktis
61
dan penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan secara nyata
dalam mutu, produktifitas dan kinerja lain dari organisasi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi
manajerial yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan di PT. Rahayu
Santosa adalah :
1. Terdapat empat (4) Faktor utama yang berpeluang menjadi penyebab
masalah yang mempengaruhi produktivitas produksi, khususnya pada
mesin bandsaw sebagai proses awal produksi output bis dan penghasil
frame, yaitu Manusia, Metode, Bahan baku dan Mesin, dari faktor SDM
yaitu, keletihan pada pekerja dapat menjadi faktor yang memengaruhi
tingkat produktivitas output. dari faktor metode adalah metode untuk
memasukkan input bahan baku kedalam mesin bandsaw masih dilakukan
secara manual dengan tenaga manusia, sehingga dapat membuat pekerja
lebih cepat letih. Dari faktor bahan baku adalah waktu yang dibutuhkan
untuk memindahkan bahan baku frame dari gudang ke tempat produksi
yang masih manual dengan menggunakan handlift, dan terakhir dari
faktor mesin, yaitu Manual book mesin bandsaw yang sudah tidak
tersedia untuk mengetahui kerusakan mesin dan (SOP) perbaikan. Oleh
karena itu, beberapa perbaikan harus segera dilaksanakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan produktivitas produksi perusahaan.
2. Operator yang terlalu sering di rolling (pindah) tempat, atau posisi dalam
mengoperasikan mesin dapat memengaruhi produktivitas mesin, karena
pekerja harus melakukan adaptasi kembali dengan mesin yang baru
3. Tata Letak dalam area produksi harus diperhatikan seperti tempat untuk
membuang barang reject seharusnya ditempatkan disamping mesin dekat
dengan operator, agar pekerja tidak harus melempar barang tersebut,
sehingga menyebabkan kebisingan
4. Peranserta setiap kepala regu dalam membentuk aktivitas kelompok kecil
TQM yang berfungsi mengawasi dan mengembangkan kegiatan TQM di
perusahaan. Tim tersebut terdiri dari berbagai macam unsur perusahaan,
termasuk bagian Maintenance, bagian Produksi, bagian QC dan bagian
Logistik.
62
5. Perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan TQM
seperti penerapan ISO 9001:2008 yang telah dilaksanakan, agar
perusahaan dapat melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem
TQM yang telah dijalankan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. PT. Rahayu Santosa merupakan salah satu perusahaan di bidang
manufaktur karoseri yang memproduksi mini bus, small bus, medium bus
dan big bus.Filosofi PT. Rahayu Santosa adalah memuaskan pelanggan
dengan memberikan mutu terbaik, pengiriman tepat waktu dan desain
inovatif. PT. Rahayu Santosa bergerak di bidang industri Karoseri yang
menitikberatkan pada penyediaan peralatan operasionalnya.Khususnya
Divisi Manufacturing yang merupakan area kerja kritis tentang
bagaimana TQM diterapkan dan diimplementasikan melalui penerapan
ISO 9001:2008.
b. Produktivitas yang sukses sangat dipengaruhi oleh TQM, yaitu
dipengaruhi secara langsung oleh SDM, Standar, Sarana dan Audit.
Produktivitas dipengaruhi langsung oleh TQM dan dipengaruhi tidak
langsung oleh SDM, Standar, Sarana dan Audit.
c. Produktivitas yang sukses secara meyakinkan dapat direfleksikan dengan
Kemauan kerja merefleksikan interelasi terbesar dalam mempengaruhi
produktivitas, diikuti Diklat, Kemauan kerja, Kemampuan Kerja dan
terakhir oleh Kemauan Kerja melebihi nilai standar 0,7.
2. Saran
a. Perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement) perlu
dilakukan oleh perusahaan, sehingga penerapan TQM dapat dirasakan
dalam meningkatkan produktivitas produksi perusahaan.
b. Perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap audit internal dan SDM
terhadap pelaksanaan TQM, khususnya dengan melihat implementasi
ISO 9001:2008 yang sudah ada, apakah telah memberikan peningkatan
dalam produktivitas produksi.
64
c. Perusahaan perlu memberikan kesempatan kepada setiap karyawan,
khususnya karyawan yang langsung melakukan proses produksi, karena
masukan dan perbaikan dalam produktivitas produksi dapat dirasakan oleh
perusahaan dari kontribusi semua karyawan seperti pada konsep TQM.
DAFTAR PUSTAKA
Arthatiani, F.Y. 2008.Penerapan Manajemen Mutu Terpadu pada PT.Maya Food Industries di Kota Pekalongan.Skripsi pada Departemen Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Chin WW. 1998. The partial least squares approach to structural equation modelling.In: G. A. Marcoulides (Ed), Modern Methods for Business Research (pp. 295-358). Mahwah, NJ: Lawrance Erlbaum Associates
Gasperz. 2003. ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ghozali, I. dan Fuad. 2005. Structural Equation Modeling. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Handoko, T. H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta.
Hardjosoedarmo, S. 2004. Bacaan Terpilih tentang Total Quality Management. ANDI, Yogyakarta.
Herujito, M. Y. 2001. Dasar- Dasar Manajemen. Grasindo, Jakarta.
Kintarti, S. 2005. Analisis Hubungan Kompensasi, Motivasi dan Produktivitas Kerja Karyawan. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mangkuprawira, S. dan A.V.Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Melissa, R.P. 2009. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Giant Hypermarket Botani Square Bogor.Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Muhandri, T dan D. Kadarisman. 2008. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. IPB Press, Bogor.
Nasution, M.N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Setyawan,W.2010. Prinsip Dasar ISO 9001:2008. http://www.infometrik.com/wp-content/uploads/2009/08/PRINSIP-DASAR-ISO-9001.pdf. [08-08-2011].
.
66
Simanjuntak, P. 2001. Produktivitas Kerja : Pengertian dan Ruang Lingkupnya. LP3ES,Jakarta.
Syukur, A. 2010. 5R ISO 9001:2008 dan Poke Yoke Strategi Jitu Manajemen Mutu Perusahaan. Kata Buku, Yogyakarta
Tjiptono, F. dan A. Diana. 2003. Total Quality Management. ANDI, Yogyakarta.
Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
68
Lampiran 1. Kuesioner penelitian dengan bagian Manufacturing
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dalam
membantu penelitian tentang Analisis Pengaruh Penerapan Total Quality
Management terhadap Produktivitas Produksi pada PT. Rahayu Santosa
Semua keterangan dari Bapak/Ibu dijamin kerahasiaannya dan semata-mata untuk
mendukung penelitian saya. Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Bagus Indra Gunanta ( Mahasiswa Departemen Manajemen, FEM, IPB)
BAGIAN I. IDENTITAS RESPONDEN Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Ibu
anggap sesuai. 1. Jenis Kelamin :
a. Pria b.Wanita
2. Usia ?
a. < 25 tahun, sebutkan... c. 36 – 44 tahun
b. 25 – 35 tahun d. > 45 tahun, sebutkan...
3. Pendidikan terakhir :
a. SLTP c. D3 e. S2
b. SLTA d. S1 f. Lainnya, sebutkan...
4. Lama bekerja :
a. < 3 tahun, sebutkan... b. 3 – 5 tahun
c. > 5 tahun, sebutkan...
69
BAGIAN II. PERTANYAAN PILIHAN
Petunjuk pengisian : Isilah kuesioner di bawah ini dengan tanda silang (X) pada
pilihan yang menurut Bapak/Ibu paling tepat terkait dengan
Analisis Pengaruh Penerapan TQM terhadap Produktivitas
Produksi PT. Rahayu Santosa
SS : Sangat Setuju (5) R : Ragu-ragu (3) STS : Sangat Tidak Setuju (1)
S : Setuju (4) TS : Tidak Setuju (2)
No PERNYATAAN Alternatif Jawaban
5 4 3 2 1
A. SDM
1 Saya mengetahui spesifikasi
pekerjaan yang akan dilakukan
2 Saya memahami konsep manajemen mutu ISO 9001
3 karyawan pada semua level memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan mutu produk/jasa.
4 Saya selalu bekerjasama dalam menghasilkan produk/jasa bermutu yang diinginkan pelanggan.
5 Dalam mengambil keputusan saya selalu berdasarkan fakta dan informasi
B. Standar
6 Prosedur kerja dalam setiap kegiatan sesuai dengan tujuan perusahaan
Lanjutan Lampiran 1
70
No
PERNYATAAN
Alternatif Jawaban
5 4 3 2 1
7 Penetapan standar produk sudah
sesuai dengan keinginan
konsumen
8 Karyawan dapat dilibatkan dalam
menetapkan standar
9 Perusahaan telah memiliki standar
dari setiap pekerjaan
10 Standar yang digunakan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai
perusahaan
C. Sarana
11 Sarana yang ada di perusahaan
sudah memenuhi aspek
keamanan, kenyamanan,
kesehatan, keselamatan dan diklat.
12 Perusahaan telah memiliki
departemen untuk melakukan
tugas pengendalian mutu (QC)
D. Audit Internal
13 Hasil dari audit internal
berpengaruh dalam pengendalian
mutu perusahaan
14 Pelaksanaan audit internal
dipengaruhi oleh keluhan dari
konsumen.
Lanjutan Lampiran 1
71
No PERNYATAAN Alternatif Jawaban 5 4 3 2 1
E. Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat)
15 Karyawan memahami manfaat
dari pendidikan dan pelaihan.
16 Diklat yang diberikan sesuai
dengan pekerjaan yang
dibutuhkan karyawan.
F. Kemauan Kerja 17 Saya bertanggungjawab atas
pekerjaan yang saya lakukan
18 Saya selalu mematuhi peraturan
kerja
19 Meskipun tidak ada pengawasan
dari atasan, saya berusaha bekerja
dengan sungguh-sungguh
20 Saya selalu mengikuti kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan
21 Sebanyak apapun pekerjaan, saya
selalu bersungguh-sungguh dalam
menyelesaikan pekerjaan
G. Kemampuan Kerja 22 Setiap pekerjaan dapat saya
selesaikan dengan baik
Lanjutan Lampiran 1
72
No
PERNYATAAN Alternatif Jawaban
5 4 3 2 1
23 Saya selalu berusaha untuk
memberikan hasil yang terbaik
bagi perusahaan
24 Saya sering meminta saran kepada
rekan kerja atau atasan mengenai
pekerjaan yang sulit.
25 Saya dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawab sesuai
jabatan yang saya miliki.
26 Saya dapat menyelesaikan tugas
dengan tepat waktu
H. Lingkungan Kerja
27 Saya mempunyai rekan kerja yang
nyaman untuk diajak bekerjasama
28 Lingkungan kerja dapat
mendorong saya untuk bekerja
lebih semangat.
Lanjutan Lampiran 1
Lampiran 2. Data kuesioner penelitian
Responden SDM Standar Sarana Audit Internal p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14
1 5 5 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 42 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 53 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 44 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 55 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 46 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 47 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 58 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 59 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 411 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 412 4 4 5 3 5 4 4 4 3 5 4 4 4 413 4 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 5 5 514 4 3 3 4 4 3 5 4 5 5 4 3 3 315 4 4 4 1 2 3 3 3 3 3 4 4 4 416 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 517 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 418 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4 419 4 4 5 3 4 4 5 4 3 4 4 4 5 420 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
73
74
Lanjutan Lampiran 2
21 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 422 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 423 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 524 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 3 3 3 425 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 526 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 527 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 428 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 529 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 530 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
0.495 0.673 0.401 0.586 0.622 0.773 0.615 0.67 0.463 0.577 0.547 0.607 0.565 0.6644 valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
75
Lanjutan Lampiran 2
Responden Diklat Kemauan Kerja Kemampuan Kerja Lingkungan Kerja p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28
1 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 42 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 33 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 54 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 55 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 46 4 4 5 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 57 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 38 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 59 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5
10 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 511 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 412 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 513 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 5 5 514 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 415 3 4 4 2 2 3 2 4 3 4 4 4 3 316 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 517 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 418 4 5 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 5 519 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 3 4 320 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 421 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3
76
Lanjutan Lampiran 2
22 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 323 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 424 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 425 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 426 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 327 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 5 528 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 529 4 4 4 2 5 2 3 4 4 5 4 4 4 430 5 4 4 5 3 5 4 4 3 4 5 4 5 4
0.678 0.757 0.724 0.744 0.619 0.52 0.76 0.463 0.632 0.459 0.611 0.73 0.49 0.612 valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
77
Lampiran 3. Sebagian Output Smart PLS
Outer Model (Weights or Loadings)
Audit Produktivitas SDM Sarana Standar TQM
A1 0,890325
A2 0,911635
Sdm1 0,804748
Sdm2 0,911577
Sr1 0,857222
Sr2 0,880919
Std1 0,808624
Std2 0,852325
Std3 0,783296
Std5 0,738173
audit 0,790996
sarana 0,778602
sdm 0,837850
standar 0,757804
y12 0,781694
y2 0,814402
y3 0,808696
y4 0,731357
y7 0,833166
78
Overview
AVE Composite
Reliability
R Square Cronbachs
Alpha
Audit 0,811879 0,896161 0,768862
Produktivitas 0,631467 0,895292 0,238976 0,854125
SDM 0,739296 0,849616 0,657301
Sarana 0,755424 0,860652 0,676754
Standar 0,634696 0,873914 0,809994
TQM 0,627039 0,870395 0,958727 0,804155
Communality Redundancy
Audit 0,811879
Produktivitas 0,631467 0,147311
SDM 0,739297
Sarana 0,755424
Standar 0,634697
TQM 0,627038 0,163610
Lanjutan Lampiran 3
79
Lampiran 4. Model Bootstrap
80
Lampiran 5. Peta proses operasi perakitan Bis
KEGIATAN JUMLAHOPERASI 8PEMERIKSAAN 6TOTAL 14
RINGKASAN