PENGARUH METODE EKSPERIMEN VERIFIKASI TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS V PADA KONSEP BENDA DAN SIFATNYA
( Penelitian Eksperimen Pada MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta)
Skripsi
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Miftahul Jannah
NIM. 109018300045
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M / 1435 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “PENGARUH METODE EKSPERIMEN VERIFIKASI
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA KONSEP
BENDA DAN SIFATNYA (Quasi Eksperimen)” disusun oleh Miftahul
Jannah, NIM. 109018300045, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 05 Februari 2014
Yang Mengesahkan,
Erina Hertanti, M.Si
NIP. 19720419.199903.2.002
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Miftahul Jannah
Nim : 109018300045
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul skripsi : Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan unuk memenuhi
salah satu persayaratan memperoleh gelar S1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 05 Februari 2014
Miftahul Jannah
NIM. 109018300045
i
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kepada allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan
rahmat kepada kita semua. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda
rasul yaitu Nabi muhammad SAW yang memberikan tauladan bagi umatnya
sehingga selamat di dunia dan akhirat.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda dan Sifatnya” ini
merupakan salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terealisasikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu
perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang tercinta:
1. Dra. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Raudhah, M.Pd, selaku dosen penasehat akademik program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan
motivasinya.
4. Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya hingga terselesainya penulisan skripsi ini.
5. Sri Yuliyah, S.Ag, selaku kepala sekolah MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta
yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang beliau
pimpin.
ii
6. Mulyadi, S.Ag, Khusnul Latifah, S.Ag, serta seluruh Dewan Guru, siswa-
siswi MI. Tarbiyah Al-Islamiyah yang telah membantu selama proses
penelitian berlangsung.
7. Ayahandaku Musyarofah dan ibunda almh. Salbiah, yang tak henti-hentinya
memberikan do’a, dukungan moril serta materil kepada penulis dalam setiap
waktunya.
8. Abang dan Kakak tersayang, Moch. Husni dan Yuliani, yang telah
memberikan do’a dan motivasinya.
9. Kekasih hati Junaedi Achmad, yang telah sabar dan setia mendampingi,
memberikan do’a dan semangatnya.
10. Teman seperjuanganku dari awal kuliah, Ina Isfarina, Annisa Nurul Aini P,
Yuni Anggraeni EJ, Ana Mutiah, Sholly Liyutsabita Romli, terima kasih atas
kebersamaannya.
11. Teman gokil, Lulu, Asri, Shita, Rani, Nana, Dewi, terima kasih yang tak
terhingga untuk kalian yang telah membantu selama proses penyelesaian
skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman PGMI angkatan 2009, semoga kita selalu tetap kompak.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis
dibalas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukkan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca.
Jakarta, Februari 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ………………………………………………………………. .. ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah ............................................................ 1
B. IdentifikasiMasalah ................................................................. 5
C. PembatasanMasalah................................................................. 5
D. RumusanMasalah .................................................................... 6
E. TujuanPenelitian ...................................................................... 6
F. ManfaatPenelitian .................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................................. 7
A. Deskripsi Teoritis .................................................................... 7
1. Hakikat Metode Eksperimen ............................................. 7
a. Pengertian Metode Eksperimen ……………………… 7
b. Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran …………… 8
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ……... 14
2. Hasil Belajar IPA .............................................................. 15
a. Pengertian Hasil Belajar IPA ....................................... 15
b. Jenis-Jenis Hasil Belajar .............................................. 18
c. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA ........................ 22
d. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar ………….. 23
iv
3. Materi Pembelajaran .......................................................... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 31
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 33
D. Pengajuan Hipotesis ................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 35
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 35
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 36
D. Variabel Penelitian ................................................................. 37
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 37
G. Uji Coba Instrumen ................................................................ 39
H. Teknik Analisis Data ............................................................. 45
I. Hipotesis Statistik .................................................................. 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 50
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 50
1. Hasil Analisis .................................................................. 54
a. Hasil Uji Prasyarat Analisis ......................................... 54
1) Uji Normalitas ................................................... ...... 54
2) Uji Homogenitas ................................................ ..... 55
b. Hasil Uji Hipotesis ....................................................... 55
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 56
C. Keterbatasan Penelitian …………………………………….. 59
BAB V PENUTUP .................................................................................. 60
A. Kesimpulan .......................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................... 60
v
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… .... 61
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 63
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................... 35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ........................................................... 38
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................... 40
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas ............................................................. 42
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ...................................... 42
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ........................................... 43
Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ........................... 43
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ........................................................ 44
Tabel 3.9 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal .......................................... 44
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan PosttestKelas Eksperimen dan
Kelas Kotrol.............................................................................. 50
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest - Posttest .................................... 54
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest - Posttest ................................. 55
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ……………………………… 56
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Pemahaman Konsep Siswa ....................................................... 51
Gambar 4.2 Diagram Persentase Data Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Pemahaman Konsep Siswa ....................................................... 52
Gambar 4.3 Diagram Persentase Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang
Kognitif Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol............................................................................ 53
viii
ABSTRAK
Miftahul Jannah 109018300045, “Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi
Eksperimen)”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Jurusan Kependidikan Islam, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen
verifikasi terhadap hasil belajar siswa kelas V pada konsep benda dan sifatnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini
dilakukan di MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta. Sampel dalam penelitian ini
terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 34 siswa
dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 34 siswa. Kelompok eksperimen
adalah kelompok yang diajarkan dengan metode eksperimen verifikasi, sedangkan
kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan dengan metode demonstrasi.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda
sebanyak 25 soal. Berdasarkan analisis data dengan uji-t yang dilakukan pada
taraf kepercayaan 95% diperoleh hasil thitung > ttabel (9,26 > 2,00). Jadi dapat
disimpulkan bahwa metode eksperimen verifikasi berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Kata Kunci: Metode Eksperimen Verifikasi, hasil belajar siswa
ix
ABSTRACT
Miftahul Jannah 109018300045, “The Effect of Method Experiment Verification
Approach Against Student Result Class V on the concept of benda dan sifatnya
(quasi experiment)”. Thesis, Learning Assistance Program for Islamic
Elementary Schools, Departement of Islamic Education, Fakulty of Tarbiyah and
Teachers Training State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
The aims of this research is to determine the effect of Method Experiment
Verification approach Againts Student Result Class V on the concept of benda dan
sifatnya. The method of research used quasi experiments. The research was
conducted at Elementary schools Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta. The sample in
this study consisted of two groups: experimental groups totaling 34 students and a
control group totaling 34 students too. The experimental group was taught to
approach the method experiment, whereas the control group was taught to
approach the method demonstration. The research instrument used was a test
instrument. Based on data analysis using the “t-test” with performed on a 95%
confidence level indicates that the learning outcomes of students who were taught
science approach to method experimen tvalues > ttable ( 9.26 > 2.00). It can be
concluded that there was a significant effect between method exsperiment
approach of student learning outcomes.
Keywords: Method Experiment Verification, students’ learning outcomes
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dapat menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pengajaran bertugas
mengarahkan proses pendidikan agar sasaran dari pendidikan dapat tercapai sesuai
dengan apa yang diinginkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun
seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus
dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap.1
Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang
sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju ke depan.
Sekolah Dasar sebagai tahap pertama dari program pendidikan dasar 9
tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Pada tingkat sekolah dasar siswa
diharapkan memiliki kemampuan dasar terutama memiliki kecakapan membaca,
menulis, berhitung serta pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Untuk
memperoleh kemampuan dasar itu semua maka diperlukannya proses
pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran harus ditentukan tujuan
pembelajaran agar proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan
apa yang diharapkan.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di
sekolah dasar. IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang
fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran
IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. IPA juga berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis. Hal ini menunjukkan bahwa hakikat
IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang
empirik, faktual dan sistematis dalam rangka melatih kemampuan berpikir logis
dan sistematis siswa tentang bagaimana cara produk sains ditemukan. Maka dari
itu, pembelajaran IPA sangat perlu diajarkan di sekolah dasar agar siswa memiliki
1 Fuad Ikhsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2001), hlm. 3
2
sikap logis, kritis dan sistematis dalam menemukan fakta-fakta dan konsep-
konsep dari IPA itu sendiri. Dengan adanya pelajaran IPA ini diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar,
serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari.2
IPA merupakan ilmu pasti yang harus diuji kebenarannya. Di dalam
pembelajarannya, IPA seharusnya dilaksanakan dengan menggunakan
pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Dengan melibatkan peserta didik
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir logis dan sistematis serta
memberi pengalaman pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Sehingga
tercapailah tujuan pelajaran IPA yang diharapkan serta tercapai pula keberhasilan
belajarnya. Oleh karena itu, pengajaran IPA di sekolah dasar perlu diajarkan
dengan menekankan pemberian pengalaman langsung melalui penggunaan
keterampilan proses dan sikap ilmiah yang tentunya harus didukung dengan
berbagai sarana dan prasarana serta metode yang bervariasi.
Kenyataan di sekolah pengajaran IPA masih belum menggunakan
metode yang bervariasi karena minimnya peralatan dan terlalu sering
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Pada umumnya materi
pembelajaran IPA membutuhkan suatu pembuktian agar siswa tahu bagaimana
proses konsep IPA itu ditemukan. Hal inilah yang menyebabkan hasil
pembelajaran IPA masih belum maksimal. Seharusnya di dalam pembelajaran,
siswa harus melakukan sebuah percobaan secara langsung agar ia bisa
menemukan sendiri tentang pengetahuan dari teori-teori IPA. Namun, karena
ketidaktersediaan peralatan yang ada di sekolahlah yang menyebabkan siswa tidak
melakukan percobaan. Akibatnya guru menyampaikan pembelajaran lebih banyak
menggunakan pendekatan ekspositoris yakni siswa hanya dijejali dengan konsep-
2 Poppy Kamalia Devi, Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk
Guru SMP, Modul diakses dari
http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2010/BERMUTU/MGMP/Keterampilan%20Proses
%20dalam%20Pembelajaran%20IPA.pdf pada tanggal 01 Februari 2013 pukul 15.34 WIB,
hlm. 2
3
konsep tanpa praktikum. Padahal, ada beberapa KD IPA di sekolah dasar yang
membutuhkan penalaran dan pembuktian konsep/teori dari IPA itu sendiri.
Kenyataan lain yang ditemukan dalam pembelajaran IPA di sekolah
adalah pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif dan
kurang kreatif. Apalagi proses pembelajaran saat ini dituntut harus aktif, inovatif,
kreatif dan menyenangkan. Selain itu, pembelajaran IPA di kelas belum bersifat
konstruktif yakni pembelajaran masih berupa teoritis sehingga pembelajaran IPA
bersifat abstrak dan siswa sulit memahaminya. Hal itu juga yang menyebabkan
pembelajaran menjadi tidak menarik dan membosankan. Pembelajaran IPA
seharusnya bersifat konkrit, sehingga membutuhkan suatu pembuktian.
Pembuktian dalam IPA dapat dilakukan dengan menggunakan media,
pendemonstrasian, dan pengeksperimenan.
Selain itu juga, masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPA di kelas
adalah guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai objek, keadaan atau
proses tertentu. Ini menandakan bahwa dalam pembelajaran IPA siswa tidak
mencoba belajar melalui pengalaman dengan melakukan pengamatan. Padahal
pada pembelajaran IPA siswa dihadapkan pada peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga pembelajaran yang diberikan harus
lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya dapat lebih
dipertanggung jawabkan. Dengan demikian permasalahan yang terjadi dan
dihadapi pada dunia pendidikan ini khususnya pelajaran IPA adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang diberikan belum
sepenuhnya maksimal. Akibatnya hasil belajar IPA siswa rendah.
Salah satu metode yang tepat dalam mengatasi ini permasalahan-
permasalahan di atas adalah metode eksperimen verifikasi. Metode eksperimen
verifikasi adalah cara belajar yang melibatkan peserta didik untuk melakukan
percobaan secara sederhana. Dengan metode ini peserta didik mengalami dan
membuktikan sendiri hasil percobaannya itu karena pada umumnya materi
pembelajaran IPA membutuhkan pembuktian dan pengalaman nyata bagi siswa
4
dalam mempelajarinya. Selain itu, metode eksperimen verifikasi mampu
memberikan kondisi belajar yang tepat untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dan kreatifitas siswa secara optimal. Ini berarti bahwa metode ini lebih
mendorong siswa untuk secara bebas dan kreatif, siswa juga menjadi aktif bukan
pasif dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan karakteristik dari metode eksperimen tersebut, maka salah
satu konsep yang cocok untuk diterapkan dengan menggunakan metode
eksperimen verifikasi adalah konsep benda dan sifatnya di kelas 5. Di SD konsep
benda dan sifatnya terbagi menjadi dua yaitu berdasarkan wujudnya dan
berdasarkan sifatnya. Konsep benda dan sifatnya ini ada di setiap jenjang kelas
namun di setiap jenjang kelas tersebut memiliki standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang berbeda-beda. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
itulah yang harus dicapai oleh guru dalam menyampaikan mata pelajaran IPA.
Konsep benda dan sifatnya yang menekankan pada wujud benda salah satunya
ada di kelas 4, di mana standar kompetensinya adalah memahami beragam sifat
dan perubahan wujud benda kemudian kompetensi dasarnya adalah siswa
mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas kemudian mendeskripsikan
terjadinya perubahan wujud cair, padat, dan gas. Berdasarkan pengamatan peneliti
di sekolah, peneliti tidak menemukan kesulitan siswa dalam memahami konsep
tersebut. Berbeda dengan kelas 5, konsep benda dan sifatnya ini menekankan pada
sifat benda di mana standar kompetensinya adalah memahami hubungan antara
sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu
proses kemudian kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan hubungan antara
sifat bahan dengan bahan penyusunnya misalnya benang, kain, kertas serta
menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara
maupun tetap. Berdasarkan pengamatan peneliti di sekolah, peneliti menemukan
kesulitan siswa dalam memahami konsep tersebut sehingga peneliti memutuskan
untuk melakukan penelitian di kelas 5 yaitu dengan menggunakan metode
eksperimen verifikasi.
Dengan penggunaan metode eksperimen verifikasi ini diharapkan siswa
mampu menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan yang dihadapi
5
dengan melakukan percobaan sendiri. Selain itu siswa dapat terlatih dalam
berpikir ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari
konsep yang dipelajari, sehingga pembelajaran pun menjadi lebih menarik dan
siswa memiliki pengalaman yang lebih bermakna.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda dan Sifatnya”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan
beberapa masalah penting, di antaranya adalah :
1. Pembelajaran IPA masih berpusat pada guru bukan peserta didik.
2. Di dalam pengajarannya siswa tidak diberi pengalaman langsung sehingga
menganggap mata pelajaran IPA adalah abstrak dan sulit dipahami.
3. Metode mengajar yang digunakan belum bervariasi yakni hanya
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja.
4. Hasil belajar siswa masih belum maksimal.
5. Pembelajaran masih belum menantang dan merangsang keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
6. Pembelajaran belum bersifat konstruktif.
7. Ketidaktersediaan alat untuk melakukan praktikum/percobaan.
8. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti atau proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu
objek.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang muncul, dalam hal ini perlu adanya
pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu pada :
1. Metode pembelajaran IPA yang membuat siswa aktif adalah dengan
menggunakan metode eksperimen verifikasi.
6
2. Hasil belajar yang akan diukur adalah pada ranah kognitif dari tingkat
mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3).
3. Penelitian ini dilakukan di kelas V pada konsep hubungan sifat bahan dengan
bahan penyusunnya dan perubahan sifat benda baik perubahan sifat yang
sementara maupun tetap.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebagaimana
di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
”Apakah terdapat pengaruh metode eksperimen verifikasi terhadap hasil belajar
siswa kelas V pada konsep benda dan sifatnya?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen verifikasi terhadap
penilaian hasil belajar siswa kelas V pada konsep benda dan sifatnya.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun
manfaat yang diharapkan adalah:
1. Dengan menggunakan metode eksperimen, siswa diharapkan termotivasi
belajar IPA secara lebih lanjut kemudian konsep terbentuk kuat sehingga
dapat meningkatkan hasil belajarnya.
2. Menjadikan salah satu metode alternatif bagi guru dalam menyampaikan
pembelajaran IPA yang memberikan pengalaman langsung serta dapat
memperkuat konsep IPA pada diri siswa.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode secara harfiah berarti „cara‟. Dalam pemakaian yang umum,
metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai
tujuan tertentu.1 Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.2 Dalam kegiatan belajar mengajar metode
diperlukan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Metode eksperimen merupakan salah satu metode pengajaran, dalam
pembelajarannya siswa melakukan percobaan untuk menemukan sebuah jawaban
dari sebuah gejala/peristiwa yang terjadi. Seperti pendapat yang dikemukakan
oleh Syaiful Bahri bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian
pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktik7an sendiri sesuatu yang dipelajari.3
Menurut Roestiyah metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaluasi oleh guru.4 Sama halnya dengan pengertian metode
eksperimen menurut Udin S.Winataputra mengemukakan bahwa metode
eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pembahasan
1 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2007), hlm. 55 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1996), hlm. 53 3 Ibid,. hlm. 95 4 Roestiyah dan Yumiati Suharto, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara,
1985), hlm. 80
8
materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara
proses.5 Begitu pula menurut Nuryani Rustaman metode eksperimen adalah suatu
metode mengajar yang melibatkan guru bersama siswa mencoba mengerjakan
sesuatu dan mencoba mengamati proses dan hasil percobaan itu.6
Menurut Noehi Nasution metode eksperimen adalah metode yang banyak
digunakan dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen atau
percobaan yang dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan di dalam laboratorium
tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar.7
Dengan demikian dapat disimpulkan metode eksperimen adalah sebuah
metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk melakukan sebuah
percobaan tentang sesuatu hal. Metode eksperimen ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek, keadaan atau proses sesuatu dengan dibantu dengan alat dan bahan
tertentu. Dengan begitu siswa akan terlatih dan memiliki keterampilan,
pengetahuan dan sikap ilmiahnya.
b. Metode Eksperimen dalam Pembelajaran
Penggunaan metode eksperimen ini mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Dengan eksperimen ini siswa
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :8
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi setiap siswa.
5 Udin S.Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005),
hlm. 4.19 6 Nuryani Rustaman,dkk, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), hlm. 4.20 7 Noehi Nasution, Pendidikan IPA di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,2005), hlm. 5.17 8 Roestiyah dan Yumiati Suharto, op.cit, hlm. 81
9
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat
dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam
mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama,
sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan
keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat,
sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum
ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan
prosedur sebagai berikut:9
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang;
(1) Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
(2) Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-
variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
(3) Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
(4) Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
(5) Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan,
grafik dan sebagainya.
9 Ibid,. hlm .81
10
c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan ke kelas dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya
jawab.
Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh hasil yang
diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu :10
1. Persiapan Eksperimen
Persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar memperoleh hasil yang
diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu:
a. Menetapkan tujuan eksperimen
b. Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan
c. Mempersiapkan tempat eksperimen
d. Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang ada serta daya
tampung eksperimen
e. Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak seluruh siswa
atau secara bergiliran)
f. Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindari resiko yang merugikan dan berbahagia.
g. Berikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan siswa, yang termasuk dilarang atau
membahayakan.
2. Pelaksanaan Eksperimen
Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Siswa memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru
mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan dorongan dan
10 Dhia Suprianti, Penggunaan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA diakses
dari http://dhiasuprianti.wordpress.com/penggunaan-metode-eksperimen-dalam-pembelajaran-ipa/
pada tanggal 03 Feb 2013 pukul 06.52 WIB.
11
bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga eksperimen
tersebut dapat diselesaikan dan berhasil.
b. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi
secara keseluruhan sehingga apabila terjadi hal-hal yang menghambat dapat
segera terselesaikan.
3. Tindak lanjut Eksperimen
Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah
sebagai berikut:
a. Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.
b. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen,
memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan peralatan yang
digunakan.
Tiga langkah utama dalam merancang eksperimen menurut Ratna Wilis
Dahar adalah sebagai berikut :11
a. Merumuskan dengan jelas tujuan dan rencana penelitian yang secara singkat
dikenal sebagai merumuskan masalah.
b. Mengusulkan satu atau lebih alternatif kesimpulan yag mungkin berupa
kalimat yang disebut hipotesis.
c. Merancang langkah-langkah eksperimen yaitu sederetan observasi atau
pengamatan yang direncanakan pada kondisi tertentu dalam rangka menguji
satu atau lebih hipotesis yang dikemukakan.
Menurut Noehi Nasution langkah-langkah metode eksperimen meliputi :12
a. Menjelaskan tujuan dan harapan yang ingin dicapai
b. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
c. Menjelaskan tahap-tahap kegiatan
d. Menjelaskan apa saja yang perlu diamati, dicatat, dan semua hal tersebut di
atas tertuang dalam suatu buku petunjuk eksperimen
e. Menarik kesimpulan
11 Ratna Wilis Dahar dan Liliasari, Interaksi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas
Terbuka,1986), hlm. 57 12 Noehi Nasution, op.cit, hlm. 5.18
12
Menurut Udin S. Winataputra langkah-langkah metode eksperimen adalah
sebagai berikut:13
a. Mempersiapkan alat dan bahan
b. Memberi informasi dan petunjuk tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan
dalam eksperimen
c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembar kerja atau pedoman
eksperimen yang disusun secara sistematis
d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen yang dilakukan dengan
diskusi, tanya jawab, dan atau tugas.
e. Memberi kesimpulan
Langkah-langkah metode eksperimen menurut Usman Basyirudin yaitu :14
a. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
b. Usahakan siswa terlibat secara langsung sewaktu mengadakan eksperimen
c. Sebelum dilakukan eksperimen, siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan
dan petunjuk-petunjuk seperlunya
d. Lakukan pengelompokkan atau masing-masing individu mengerjakan
percobaan–percobaan yang telah direncanakan, dan bila hasilnya belum
memuaskan dapat dilakukan eksperimen ulangan untuk membuktikan
kebenarannya
e. Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaanya secara
tertulis.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng meliputi
tahap-tahap sebagai berikut :15
a. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
13 Udin S Winataputra, op,cit, hlm. 4.19 14 Usman Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers.
2002), hlm. 47 15 Rama Cahyati, Strategi Pembelajaran Eksperimen diakses dari
http://ramacahyati8910.wordpress.com/2012/11/15/strategi-pembelajaran-eksperimen/ pada
tanggal 14 Feb 2013 pukul 21.19 WIB.
13
b. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
c. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
d. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang
telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya.
e. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas dapat dikaji langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam eksperimen adalah sebagai berikut :
1) Guru menjelaskan tentang eksperimen kepada siswa.
2) Guru menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai.
3) Sebelum eksperimen berlangsung guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok.
4) Masing-masing kelompok mengambil alat yang telah disiapkan guru.
5) Guru membahas dan memastikan siswa memahami langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam percobaan.
6) Siswa melakukan percobaan di dalam kelompok.
7) Guru mengawasi kegiatan selama siswa melakukan percobaan.
8) Tiap kelompok mencatat hasil percobaan.
9) Di dalam kelompok siswa membuat kesimpulan.
10) Setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan secara klasikal.
11) Selama kegiatan presentasi hasil belajar berlangsung kelompok lain
mendengarkan, memberi masukan, atau bertanya.
12) Guru dan siswa menyimpulkan dan mengkonfirmasi hasil percobaan dari
semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang disimpulkan
dari percobaan.
Langkah-langkah tersebut dilaksanakan pada kegiatan inti dalam
pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian. Dengan mengikuti langkah-langkah
14
metode eksperimen tersebut akan menunjang keberhasilan proses pembelajaran
dengan metode eksperimen.
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Berikut ini merupakan kelebihan dan kelemahan dari metode eksperimen.
Adapun kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut:16
1) Siswa dirangsang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama terbuka, dan
objektif.
2) Siswa dirangsang untuk memiliki keterampilan proses sains seperti
mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan pertanyaan,
merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan,
mengkomunikasikan, dan melakukan ekperimen.
3) Siswa belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan, sehingga
pemahamannya terhadap suatu konsep bersifat mendalam dan bertahan lama.
4) Siswa ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan, sehingga tidak
mudah bosan.
5) Siswa konsentrasinya terarahkan pada kegiatan pembelajaran.
6) Siswa lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak.
Adapun kelemahan metode eksperimen di antaranya sebagai berikut:
1) Memerlukan waktu yang relatif lama.
2) Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit ditemukan atau
mahal harganya.
3) Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang matang. Hal ini
menuntut guru menguasai konsep yang akan diuji atau dibuktikan dalam
kegiatan eksperimen.
4) Siswa dituntut terlebih dahulu memiliki landasan berpikir, sehingga
mengetahui secara jelas tujuannya melakukan eksperimen dan kesimpulan
yang diambilya relevan dengan konsep yang sedang diuji.
16 Zulfiani,dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009), hlm. 104
15
5) Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium), untuk lebih leluasa
melakukan eksperimen.
2. Hasil Belajar IPA
a. Pengertian Hasil Belajar IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa
inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan
dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan.
Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam. Ilmu-ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam ini.17
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler yang dikutip oleh
Usman Samatowa dalam Winataputra hawa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun
secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu
system, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan
berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak haya berlaku atau oleh seseorang atau
beberapa orang dengan cara eksperimentasi yag sama akan memperoleh hasil
yang sama atau konsisten.
IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan suatu bangsa banyak
sekali tergantung kepada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA
merupakan dasar teknologi. Suatu teknologi tidak akan berkembang pesat jika
17
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT.Indeks, 2010),
hlm. 3
16
tidak didasari pengetahuan dasar yang memadai. Sedangkan pengetahuan dasar
untuk teknologi adalah IPA.18
IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar
artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu
rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal
sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau
sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.
Dari pernyataan di atas, terlihat dengan jelas bahwa pelajaran IPA
memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir logis dalam
memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan. Pembelajaran IPA di
sekolah dasar sangatlah penting diberikan agar peserta didik dapat
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi, dan lingkungan.
Dengan IPA pula peserta didik dapat mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan di atas tergambar dengan jelas
bahwa arah dan orientasi pembelajaran IPA adalah mengarahkan siswa untuk
mampu mengembangkan segala pengetahuan yang dimiliki untuk memelihara
dirinya sendiri, lingkungan serta jagad raya ini. Untuk menilai ketercapaian semua
tujuan tersebut, dibutuhkan suatu bukti yang menunjukkan tingkat penguasaan
siswa terhadap konsep IPA yang telah diberikan. Bukti tersebut dapat ditunjukkan
dengan pencapaian hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melewati
serangkaian kegiatan belajar.
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yakni ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.19
Sedangkan pengertian
belajar menurut Muhibbin Syah belajar adalah kegiatan yang berproses dan
18
ibid., hlm. 4 19
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 44
17
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan.20
Sedangkan menurut Alex Sobur belajar dapat diartikan
sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.21
Sejalan dengan pendapat Alex, pengertian belajar menurut Iskandarwassid adalah
proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan.22
Pengertian
belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang meliputi
keseluruhan tingkah laku individu maupun yang hanya terjadi pada aspek dari
kepribadian individu. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar. Jadi hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan individu
(manusia) berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan itu diperoleh
melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif
lama dan merupakan hasil pengalaman.
Sementara itu, menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.23
Hasil belajar menurut Purwanto seringkali digunakan sebagai ukuran untuk
mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.24
Jadi hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar antara guru dengan siswa yang diakhiri dengan proses evaluasi yang
hasilnya itulah merupakan hasil belajar siswa selama menerima pembelajaran.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah
melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan IPA adalah
ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Deangan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.15 hlm. 87 21
Alex sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003), hlm. 218 22
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 5 23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 22 24
Purwanto, loc.cit.
18
logis dan sistematis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari.
Jadi, Hasil belajar IPA adalah bukti pencapaian pemahaman terhadap
konsep-konsep IPA yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran.
b. Jenis-Jenis Hasil Belajar
Howard kingsley membagi tiga jenis hasil belajar, yaitu keterampilan dan
kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sedangkan
Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.25
Dalam bukunya,
Muhibbin Syah membagi hasil belajar kedalam tiga ranah sebagai berikut:26
1) Ranah cipta (kognitif), terdiri dari: pengamatan, ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti), sintesis
(membuat paduan baru dan utuh).
2) Ranah rasa (afektif), terdiri dari: penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap
menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan).
3) Ranah karsa (psikomotorik), terdiri dari: keterampilan bergerak dan
bertindak, dan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia jenis-jenis hasil belajar yang paling
dikenal dan paling sering digunakan adalah jenis-jenis belajar yang dikemukakan
oleh Benyamin S. Bloom atau yang sering dikenal dengan “Taksonomi Bloom”.
Benyamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa taksonomi
(pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu pada tiga
domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affaective
domain), ranah keterampilan (psychomotor domain).27
25
Nana Sudjana, loc.cit. 26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Deangan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 16 hlm. 148-150 27
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011), Cet.11 hlm. 49
19
Menurut Bloom ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Menurutnya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif.28
Domain kognitif merupakan proses pengetahuan
yang lebih banyak didasarkan perkembagannya dari persepsi, intropeksi, atau
memori siswa.29
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni:30
1) Pengetahuan atau ingatan; istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai
terjemahan dari kata knowledge daalm taksonomi Bloom. Sekalipun
demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut
termasuk pula pengetahuan faktual.
2) Pemahaman; tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya.
3) Aplikasi; penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus.
Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.
4) Analisis; usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-
bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya.
5) Sintesis; penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh.
6) Evaluasi; pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat
dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, materi, dll.
Pada abad ke-21, Anderson dan Kratwohl menganggap bahwa taksonomi
kognitif Bloom sudah kurang relevan dengan tuntutan jaman. Anderson dan
Kratwohl sepakat untuk membuat sebuah tim untuk merevisi taksonomi kognitif
28
Anas Sudijono, op.cit, hlm. 49-50 29
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hlm. 75 30
Nana Sudjana, loc.cit.
20
Bloom. Berikut perubahan taksonomi Bloom taksonomi Bloom yang sudah
direvisi oleh Anderson dan Kratwohl:31
No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
1. Pengetahuan Mengingat (remember)
2. Pemahaman Memahami (understand)
3. Penerapan Menerapkan (apply)
4. Analisis Menganalisis (analyze)
5. Sintesis Mengevaluasi (evaluate)
6. Evaluasi Menciptakan (create)
Sehingga taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson
dan Kratwohl yakni:32
1) Mengingat (remember); merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan
dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan
maupun yang sudah lama didapatkan.
2) Memahami (understand); berkaitan dengan membangun sebuah pengertian
dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
3) Menerapkan (apply); menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan masalah.
4) Menganalisis (analyze); memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari
tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut
dapat menimbulkan permasalahan.
31
Zulfiani, op.cit, hlm. 66 32
Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom- Revisi Ranah
Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, diakses dari
http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamgun%20&%20Anggarini_Tak
sonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20Revisi%20Ranah%20Kognitif%20Kerangka%20Landas
an%20untuk%20Pembelajaran,%20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf
21
5) Mengevaluasi (evaluate); memberikan penilaian berdasarkan criteria dan
standar yang sudah ada.
6) Menciptakan (create); meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk
membentuk kesatuan dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu
produk baru.
Sementara itu ranah afektif adalah yang berkaitan dengan sikap dan nilai,
yang terdiri dari lima aspek, yaitu:33
1) Menerima atau memperhatikan; kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
2) Menanggapi; kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan
dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya
dengan salah satu cara.
3) Menghargai; memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu
kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan
akan membawa kerugian atau penyesalan.
4) Mengatur atau mengorganisasikan; merupakan pengembangan dari nilai ke
dalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai
dengan nilai lain. Jadi mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk
nilai baru yang lebih universal.
5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai; keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
Sedangkan untuk ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu.34
Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:35
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
33
Anas Sudijono, op.cit, hlm. 54-56 34
ibid, hlm. 57 35
Nana Sudjana, op.cit, hlm. 30-31
22
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks
6) Kemampuan yag berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
hasil belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek pengetahuan
saja, melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan tingkah laku, baik
secara intelektual, fisik, dan psikologis.
c. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan
menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes.36
Kedua macam bentuk tersebut
digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar IPA. Tes adalah cara (yang
dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas
atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau perintah-perintah yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar
data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.37
Tes sebagai alat penilaian
adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk lisan
(tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan).38
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
36
Sukardi, op.cit, hlm. 11 37
Anas Sudijono, op.cit, hlm. 67 38
Nana Sudjana, op.cit, hlm. 35
23
Sedangkan alat penilaian nontes digunakan untuk mengevaluasi
penampilan dan aspek-aspek belajar afektif siswa.39
Dengan teknik nontes maka
penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji
peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket
(questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary
analysis).40
Teknik nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting
dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup
(affective domain), dan ranah keterampilan psychomotoric domain).
Kedua bentuk alat penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk
mengukur ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui bahwa
tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada
beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan teknik
non tes.
d. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil- hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dalam penilaian ini dilihat
sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau
perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar
saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses.
Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai
berikut:41
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi
ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan
instruksional.
39
Sukardi, loc.cit. 40
Anas Sudijono, op.cit, hlm. 76 41
Nana Sudjana, op.cit., hlm. 3-4
24
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi
mengajar guru,dll.
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya.
Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar
siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang
dicapainya.
Sedangkan tujuan penilaian adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan kecakapan para siswa, sehingga diketahui berbagai bidang
studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannnya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke
arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tidak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya.
4) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Sukardi dalam bukunya evaluasi pendidikan mengatakan evaluasi
juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu
sebagai berikut:42
1) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru.
2) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.
3) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
42
Sukardi, op.cit., hlm.4
25
6) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penilaian
hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar yang
telah dilakukan.
3. Materi Pembelajaran Benda dan Sifatnya
a. Sifat Bahan dengan Bahan Penyusunnya
Sifat suatu bahan tergantung dari penyusunnya. Sifat-sifat bahan meliputi
kekuatan, kelenturan, ketahanan terhadap air atau api, hangat, halus atau kasar,
dan juga kekakuan. Suatu benda dibuat berdasarkan sifat-sifat bahan tersebut.
1. Benang
Benang adalah tali halus yang dipintal dari kapas atau bahan sintetis (buatan).
Sifat benang tergantung dari bahan penyusunnya. Benang yang dibuat dari kapas
umumnya lebih kuat daripada benang nilon. Ada bermacam-macam jenis benang.
Benang tersebut dibuat untuk tujuan tertentu. Benang untuk menjahit tidak sama
dengan benang untuk membuat sulaman. Demikian juga benang untuk menyulam
tidak sama dengan benang untuk menerbangkan layang-layang.
2. Kain
Kain terbuat dari serat. Serat-serat ini dipintal membentuk benang. Benang
kemudian ditenun untuk dijadikan kain. Serat ada dua macam, yaitu serat alami
dan serat sintetis. Serat alami berasal dari tumbuhan maupun hewan. Serat
tumbuhan diperoleh dari kapas, kapuk, dan kulit batang rami. Serat kapas
memiliki sifat yang lentur, lembut, serta mudah menyerap air. Oleh karena itu,
serat dari bahan kapas banyak digunakan untuk membuat pakaian. Pakaian dari
bahan kapas relatif nyaman dikenakan karena mudah menyerap keringat. Kain
dari bahan kapas disebut kain katun. Serat kapuk memiliki sifat yang kuat, lentur,
dan mudah menyerap air. Serat kapuk cenderung lebih kuat jika dibanding serat
kapas. Akan tetapi, serat kapuk kurang halus sehingga jarang digunakan untuk
membuat pakaian. Serat kapuk dimanfaatkan untuk membuat perabotan rumah
26
tangga misalnya kaos kaki, kasur, dan sumbu kompor. Serat dari kulit batang rami
merupakan serat yang sangat kuat. Serat rami sangat kasar dan kaku. Oleh karena
itu, serat rami sangat jarang digunakan sebagai bahan pakaian. Sifat serat yang
kuat ini digunakan untuk membuat karung, misalnya karung beras. Serat alami
hewan diperoleh dari bulu binatang misalnya kambing, biri-biri, maupun unta.
Bulu-bulu ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dipintal dan ditenun. Serat
yang dihasilkan dari pengolahan bulu-bulu hewan disebut serat wol. Sifat serat
wol yang dihasilkan tergantung jenis hewan yang diambil bulunya. Serat wol
kasar digunakan sebagai bahan pembuat selimut maupun karpet. Sementara itu,
serat wol halus digunakan sebagai bahan pakaian. Wol memiliki sifat yang mudah
menyerap air, halus, dan terasa hangat saat dipakai. Oleh karena itu, pakaian dari
serta wol cocok digunakan di daerah yang bersuhu dingin. Serat juga dapat
diperoleh dari kepompong ulat sutra yang disebut serat sutra. Kain sutra
mempunyai sifat yang kuat dan sangat halus. Serat sintetis diperoleh dengan
mengolah bahan plastik. Bahan pakaian yang terbuat dari bahan serat sintetis
diantaranya nilon dan polyester. Pakaian yang terbuat dari serat sintetis memiliki
sifat, antara lain tidak mudah kusut, kuat, tetapi tidak nyaman dipakai dan tidak
menyerap keringat. Selain itu, terdapat pula beberapa kain yang dilapisi dammar
sehingga kedap air. Kain-kain seperti ini digunakan sebagai bahan untuk membuat
jas hujan, parasut, karpet, serta tenda.
3. Kertas
Kayu merupakan bahan dasar pembuatan kertas. Kayu dapat dibuat kertas karena
memiliki serat selulosa yang kuat. Tumbuhan yang umumnya digunakan sebagai
bahan pembuat kertas adalah pinus dan cemara, ada juga kertas yang dibuat dari
serat kapas, umumnya lebih mahal karena teksturnya lebih halus. Berbagai jenis
kertas memiliki sifat dan kekuatan yang berbeda. Pada umumnya, kertas memiliki
sifat mudah menyerap air dan cenderung mudah sobek. Saat ini pengolahan kertas
melibatkan bahan-bahan lain sehingga mempunyai sifat yang berbeda. Misalnya
untuk memperoleh kertas tahan air, lapisan lilin atau plastik ditambahkan pada
permukaannya. Kertas juga dibuat lebih tebal dan padat agar tidak mudah sobek.
27
Beberapa contoh kertas yang sering kita gunakan di antaranya kertas HVS,
manila, karton, dan kertas minyak. Kertas-kertas tersebut memiliki sifat-sifat yang
berbeda. Kertas tersebut juga digunakan untuk tujuan yang berbeda. Kertas HVS
merupakan kertas tipis yang berwarna putih. Kertas ini digunakan untuk
keperluan tulis menulis. Kertas manila cenderung lebih tebal disbanding kertas
HVS. Kertas ini digunakan untuk membuat stopmap maupu beberapa kerajinan
tangan. Kertas karton merupakan lembaran kertas yang sangat tebal dan kaku.
Kertas karton digunakan untuk membuat kardus tempat menyimpan dan
mengepak barang-barang. Sementara itu, kertas minyak digunakan untuk
membungkus makanan karena sifatnya yang tahan air.
b. Sifat Benda
Setiap benda mempunyai sifat tertentu yang membedakannya dengan
benda lain. Sifat benda meliputi bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau.
1. Bentuk
Bentuk benda bermacam-macam. Benda yang berupa bangun datar mempunyai
bentuk persegi, persegi panjang, segitiga, dan lingkaran. Benda yang berupa
bangun ruang mempunyai bentuk bola, kubus, balok, kerucut, dan tabung.
2. Warna
Setiap benda mempunyai warna. Warna benda juga bermacam-macam. Misalnya
batu berwarna hitam, mangga mentah berwarna hijau, dan jeruk matang berwarna
kuning atau jingga.
3. Kelenturan
Kelenturan adalah sifat benda yang mudah dilengkungkan. Benda yang bersifat
lentur dapat dibengkokkan dan tidak mudah patah.
4. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan suatu benda untuk menahan goresan. Suatu benda
bersifat lebih keras daripada benda lain jika dapat menggores benda tersebut.
28
5. Bau
Benda ada yang berbau dan ada yang tidak berbau. Bau benda meliputi harum,
busuk, dan amis.
c. Perubahan Sifat Benda dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Benda-benda dapat berubah wujud. Benda padat dapat berubah wujud
menjadi benda cair ataupun gas. Demikian juga sebaliknya. Perubahan wujud ini
menyebabkan perubahan sifat-sifat benda. Perubahan sifat benda meliputi bentuk,
warna, kelenturan, kekerasan, dan baunya.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sifat
benda:
1. Pemanasan
Pemanasan mengakibatkan terjadinya perubahan wujud benda. Es batu yang
dipanaskan berubah menjadi cair. Selain es, mentega juga mengalami hal yang
sama ketika dipanaskan. Kemudian, pemanasan pada air akan mengakibatkan air
berubah wujud menjadi uap air (gas). Jadi, benda padat apabila dipanaskan akan
berubah menjadi cair dan benda cair apabila dipanaskan akan berubah menjadi
uap air.
2. Pendinginan
Es krim atau es yang sering ditemukan sebenarnya berasal dari bahan-bahan yang
berbentuk cairan. Apabila cairan tersebut didinginkan maka akan berubah wujud
menjadi padat, yaitu es. Mentega yang dicairkan setelah dipanaskan akan kembali
menjadi padat setelah didinginkan. Jadi, pendinginan menyebabkan benda
mengalami perubahan wujud. Benda cair akan berubah menjadi benda padat.
3. Pembakaran
Benda yag dibakar akan mengubah bentuk, warna, kelenturan dan bau. Kayu yang
dibakar akan berubah menjadi arang. Kertas yang dibakar berubah menjadi abu.
Karet yang dibakar akan meleleh, kelenturan karet pun akan hilang dan
menyebabkan bau. Oleh karena itu, pembakaran dapat menyebabkan benda
mengalami perubahan bentuk, warna, kelenturan dan bau.
29
4. Pembusukan
Buah pisang yang telah matang akan membusuk bila dibiarkan selama beberapa
hari. Proses pembusukan ini akan mengubah sifat-sifat buah tersebut. Perubahan
yang terjadi meliputi kekerasan, bau, dan warnanya. Hal ini terjadi karena buah
yang dibiarkan di udara terbuka akan mengalami pembusukkan.
5. Perkaratan
Logam seperti besi, dapat mengalami perkaratan apabila terkena air atau uap air
dan dibiarkan dalam waktu yang lama. Besi yang berkarat ditandai dengan
berubahnya warna besi dan membuat besi menjadi rapuh. Perkaratan dapat
menyebabkan benda mengalami perubahan warna dan kekuatan.
6. Pemuaian
Kaca yang ada di sekitar kita akan mengalami pemuaian. Begitu pula dengan rel
kereta api yang lama kelamaan akan mengalami pemuaian. Jadi pemuaian akan
mengakibatkan benda mengalami perubahan sifat yaitu pada bentuknya.
d. Macam-macam Perubahan Sifat Benda
Pada dasarnya perubahan sifat benda dapat dibedakan menjadi dua. Sifat
perubahan tersebut yaitu perubahan yang bersifat sementara dan perubahan yang
bersifat tetap.
1. Perubahan Sifat Benda yang Bersifat Sementara
Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang dapat kembali ke
wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru. Perubahan bersifat sementara
disebut juga dengan perubahan fisika. Contoh perubahan yang bersifat sementara
yaitu perubahan wujud air menjadi es. Air yang berwujud cair, dapat berubahn
menjadi es yang berwujud padat. Perubahan wujud benda dari cair menjadi padat
disebut membeku. Es dapat berubah wujud menjadi air kembali jika dipanaskan.
/erubahan wujud ini disebut membeku. Perubahan sifat pada benda tersebut
bersifat sementara, karena benda dapat kembali ke wujud semula.
30
2. Perubahan Sifat Benda yang Bersifat Tetap
Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapat kembali ke
wujud semula. Perubahan ini menghasilkan zat baru. Perubahan bersifat tetap
disebut juga dengan perubahan kimia. Contoh perubahan yang bersifat tetap, yaitu
perubahan wujud kertas yang dibakar menjadi abu. Abu dari kertas ini tidak dapat
berubah kembali menjadi kertas seutuhnya. Oleh karena itu, perubahan yang
terjadi pada kertas ini bersifat tetap karena kertas tidak dapat kembali ke wujud
semula.
31
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil-hasil penelitian yang terkait dengan penggunaan metode eksperimen
terhadap hasil belajar diantaranya:
1) Immaratul Izzah, mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan
Metode Eksperimen”. Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan hasil
belajar IPA siswa dengan menggunakan metode eksperimen yakni pada
siklus I sebesar 61,81 sedangkan pada siklus II sebesar 66,63 dan siklus III
sebesar 85.72 Rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I adalah
68,18% sedangkan pada siklus II adalah 77,27 sedangkan pada siklus III
adalah 85,72% hal ini menunjukan aktivitas siswa meningkat. Dengan
demikian upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep energi dan
perubahannya dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2) Fitriah, mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan judul “Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Benda dan Sifatnya”. Penelitiannya dilakukan di kelas
4 SDN. Jaya Bakti 02, Bekasi. Konsep Benda dan Sifatnya ini lebih
menekankan pada perubahan wujud benda yaitu mencair, membeku,
menguap, mengembun, menyublim, mengkristal. Berbeda dengan konsep
yang dilakukan peneliti yakni konsep yang diajarkan peneliti menekankan
pada sifat bahan berdasarkan penyusunnya dan perubahan yang bersifat
sementara dan perubahan bersifat tetap, yang dilakukan di kelas 5 Mi.
Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta. Hasil penelitian yang diperoleh oleh Fitriah,
menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan
metode eksperimen diperoleh thitung sebesar 3,96 dan ttabel sebesar 1,66.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara metode eksperimen
terhadap hasil belajar siswa.
32
3) Siti Fatimah Azzahra, mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
judul “Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Laju Reaksi”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar
IPA siswa yang diajarkan dengan metode eksperimen diperoleh thitung sebesar
7,89 dan ttabel sebesar 2,021. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara metode eksperimen terhadap hasil belajar
siswa.
4) Mitih Suarsih, mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dengan judul “Penerapan Metode
Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
IPA Tentang Konsep Sifat-Sifat Benda Di Kelas IV SD”. Penggunaan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam
pembelajaran sifat-sifat benda. Hal tersebut terbukti oleh tes secara kelompok
siklus I mencapai nilai rata-rata 78,33; siklus II yaitu 86,67; dan siklus III
yaitu 90.
5) Eva Agustina, mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dengan judul “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat Benda Melalui
Penerapan Metode Eksperimen”. Dengan penerapan metode eksperimen
dapat diperoleh data menunjukkan adanya hasil belajar siswa. Pada siklus I
nilai rata-rata siswa yaitu 66,9 dan 17 orang telah mencapai KKM, sedangkan
pada siklus II nilai rata-ratanya 78,85 dan semua siswa telah mencapai KKM.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
33
C. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dengan
siswa. Dalam proses belajar inilah diharapkan sebuah hasil belajar dapat merubah
perilaku siswa, seperti dalam bentuk keterampilan, konsep, dan bentuk sikap.
Dengan mengetahui hasil dari proses belajar tersebut maka manfaat yang
diperoleh adalah mengetahui seberapa besar pemahaman siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Pembelajaran akan terasa kurang efektif apabila hanya guru saja yang
berperan aktif, sedangkan siswa hanya diberikan kesempatan untuk
mendengarkan penjelasan dari guru. Oleh sebab itu guru harus mampu
menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, yakni yang dapat memotivasi
siswa untuk aktif dalam mengembangkan daya pikir dan kreatifitasnya. Tujuannya
adalah agar siswa dapat mengembangkan bakatnya seperti berpikir kritis,
menemukan hal-hal baru dan menciptakan sesuatu yang baru. Dengan demikian
hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik, karena siswa yang melakukan sendiri
proses belajar tersebut, sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami
pelajaran IPA. Salah satu metode yang tepat untuk tujuan tersebut adalah metode
eksperimen.
Metode eksperimen merupakan metode yang memberikan kondisi belajar
yang tepat yakni dapat membuat siswa aktif untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dan kreatifitas siswa dalam belajar. Di dalam proses pembelajaran metode
eksperimen ini melibatkan peserta didik untuk melakukan percobaan secara
sederhana. Dengan metode ini peserta didik mengalami dan membuktikan sendiri
hasil percobaannya itu, sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang bermakna. Selain itu dengan menggunakan metode eksperimen siswa
terdorong untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA, sehingga
pembelajaran yang diberikan lebih faktual, nyata dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan keterlibatan siswa secara langsung dalam
mengikuti proses belajar tersebut, membuat ilmu yang didapatnya bertahan lama,
sehingga hasil belajarpun meningkat.
34
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan alur berpikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode eksperimen
terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep Benda dan Sifatnya.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta pada kelas
V Semeter Ganjil, tahun pelajaran 2013/ 2014 yaitu pada bulan November 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (Quasi Eksperimen). Pada penelitian ini kelompok uji coba (eksperimen)
dan kelompok pembanding (kontrol) tidak dipilih secara acak. Kedua kelompok
sudah ada sebelumnya. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang
diberikan perlakuan dengan metode eksperimen verifikasi dan kelompok kedua
adalah kelompok kontrol yang diberikan perlakuan dengan metode demonstrasi.
Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment).
Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group
Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada
kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan
perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode eksperimen verifikasi,
sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan metode demonstrasi.
Setelah perlakuan, kedua kelas diberikan posttest. Untuk lebih jelasnya desain
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
A T1 X T2
B T1 Y T2
36
Keterangan:
A : kelas eksperimen
B : kelas kontrol
T1 : pemberian pretest
T2 : pemberian posttest
X : penerapan metode eksperimen
Y : penerapan metode konvensional
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.1 Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa-siswi MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta Barat. Namun penelitian
tidak akan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan, melainkan hanya
mengambil sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak terlalu banyak.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Bila
populasinya besar, peneliti tidak mungkin mempelajarinya semua karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana, maka peneliti dapat menggunakan sampel
dari populasi tersebut. Adapun sampel yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah
68 siswa, yaitu kelas VA yang terdiri dari 34 siswa sebagai kelas kontrol dan
kelas VB yang terdiri dari 34 siswa sebagai kelas eksperimen.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa
melakukan random sampling. Berdasarkan teknik tersebut, penentuan kelas
eksperimen dan kelas kontrol ditentukan dari hasil tes awal (pretest). Hasil pretest
yang rata-ratanya lebih tinggi dijadikan kelas kontrol sedangkan hasil pretest
yang rata-ratanya lebih rendah dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas yang
diberikan perlakuan (treatment).
1 Suharsimi Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. Ke-14, hlm. 173 2 Ibid,. hlm. 174
37
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah metode eksperimen verifikasi, sedangkan
variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk
memperoleh data yang dipergunakan untuk penelitian. Cara yang digunakan
dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan memberikan tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest). Pretest adalah tes yang dirancang untuk
mengukur kemampuan awal sebelum program pembelajaran dilakukan. Posttest
adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan akhir setelah program
pembelajaran dilakukan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
IPA. Tes hasil belajar IPA berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan
4 alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D pada konsep benda dan sifatnya. Tes
disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan KTSP, skor yang
digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar
dan nol (0) untuk jawaban yang salah.
Desain kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
38
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar
Kompetensi
Dasar Konsep
Indikator
Pembelajaran
Tingkatan Kognitif ∑
Soal
yang
Dipakai
%
Soal C1 C2 C3
4.1
Mendeskripsikan
hubungan antara
sifat bahan dan
bahan
penyusunnya
misalnya benang,
kain, kertas
Sifat Bahan Menjelaskan
salah satu sifat
bahan dengan
bahan
penyusunnya
*1, 4 2, 3 *5, *6 2 4,4%
Mengidentifikasi
hubungan antara
salah satu sifat
bahan dengan
bahan
penyusunnya
*7, *9 *8, 10 *11,
*12
4 8,8%
Menyebutkan
contoh-contoh
dari sifat bahan
yang ada di
lingkungan
sekitar
13,
*15
14,
*16
17 2 4,4%
4.2
Menyimpul-kan
hasil penyelidikan
tentang perubahan
sifat benda, baik
sementara
maupun tetap
Faktor
Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan
salah satu dari
sifat-sifat benda
*18,
*20
19,
*21
*22,
23
3 6,6%
Menyebutkan
salah satu faktor
penyebab
perubahan sifat
benda
24,
*27
*26,
*29
*25,
28
4 8,8%
Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan
pengertian
perubahan sifat
*30 *31,*3
3
*32 3 6,6%
39
benda
Membedakan
perubahan sifat
benda
34,
*37
*35,
*38,
39
*36 4 8,8%
Menyebutkan
salah satu contoh
dari perubahan
sifat benda
*42,
*44,
45
40 41,
*43
3 6,6%
∑ Soal 16 16 13 25
100% % Soal 35,5% 35,5% 28,8% 55,5%
Ket. * = Soal Valid
G. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini
uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah mengolah data
hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda.
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yag
diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.3 Validitas tes
yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor
siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal
dengan korelasi point biserial sebagai berikut:4
3 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, ( Bandung: CV. Sinar
Baru, 1989), hlm. 117 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm.79
40
keterangan:
𝑟𝑝𝑏𝑖 : koefisiensi korelasi biserial
M𝑝 : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
M𝑡 : realita skor total
𝑆𝐷𝑡 : standar deviasi dari skor total
𝑝 : populasi siswa yang menjawab benar
𝑞 : populasi siswa yang menjawab salah
Hasil yang didapat kemudian disesuaikan dengan rtabel dengan kriteria
pengujian sebagai berikut: Jika rhitung > rtabel maka butir soal tersebut valid dan
jika rhitung < rtabel maka butir soal tersebut tidak valid.
Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini, dilakukan dengan
menggunakan program anates yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 45
Jumlah Siswa 34
Nomor Soal Valid 1, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 26,
27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 42, 43, 44
Nomor Soal Tidak
Valid
2, 3, 4, 10, 13, 14, 17, 19, 23, 24, 28, 34, 39, 40,
41,45.
Nomor Soal Dibuang 6, 8, 20, 30
Jumlah Soal Valid 29
Berdasarkan hasil perhitungan anates dari 45 soal yang diberikan terdapat
29 soal yang valid. Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 16 soal. Sebanyak 4
soal dibuang, karena indikator pembelajaran soal tersebut sudah terwakili. Dengan
41
demikian, jumlah soal yang digunakan dalam pretest dan posttest adalah sebanyak
25 butir soal.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur
apa yang diukurnya. Artinya, kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan
memberikan hasil ukur yang sama.5 Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20
(kuder-Richardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan
ganda, dengan rumus sebagai berikut:6
keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
𝑝 : proporsi siswa yang menjawab benar
𝑞 : proporsi siswa yang menjawab salah
∑pq : jumlah hasil perkalian antara 𝑝 dan 𝑞
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes dengan,
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interprestasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,91-1,00 sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
<0,20 sangat rendah
5 Nana Sudjana dan Ibrahim, op.cit, hlm. 120-121
6 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 100-101
42
Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal, peneliti menggunakan
program anates, yang ditampilkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
r11 0,79
Kesimpulan Reliabilitas tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Suharsimi Arikunto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.7 Menurutnya soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Oleh karena itu, soal yang dibuat
untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau
semua kemampuan siswa . Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini
peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan
rumus:8
keterangan:
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel
klasifikasi dibawah ini:
7 Ibid,. hlm. 207
8 Ibid,. hlm. 208
43
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Klasifikasi
0.00 - 0.30 soal sukar
0.30 - 0.70 soal sedang
0.70 - 1.00 soal mudah
Dalam penelitian ini taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan
menggunakan anates yang ditampilkan dalam tabel berikut :
Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Butir Soal Jumlah
Mudah 6, 8, 10, 13, 15, 30, 41 7
Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 27, 28, 29, 32, 38, 40, 42, 45 27
Sukar 25, 26, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 43, 44 11
Jumlah 45
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.9 Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal
adalah:10
=
keterangan:
D = daya pembeda
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
9 Ibid,. hlm. 211
10 Ibid,. hlm. 213-214
44
JB = jumlah peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
Bertanda negative Sangat Buruk
0.00 – 0.20 Buruk
0.20 – 0.40 Cukup
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Sangat Baik
Dalam penelitian ini analisis daya pembeda tiap butir soal dihitung
dengan menggunakan anates yang ditampilkan dalam tabel berikut :
Tabel 3.9 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Kriteria Butir Soal Jumlah
Sangat Buruk 2, 3, 14, 34, 39 5
Buruk 4, 13, 19, 24, 40, 45 6
Cukup 1, 6, 8, 10, 17, 23, 26, 28, 31, 32, 33,
36, 41
13
Baik 5, 7, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 25,
27, 29, 35, 37, 38, 42, 43
18
Sangat Baik 9, 30, 44 3
Total 45
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan
dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji
hipotesis. Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian
45
prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui
apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang
homogen atau tidak.
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors (Lo)
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:11
1) Menentukan taraf signifikansi (α), yaitu misalkan pada α = 5% (0,05) dengan
hipotesis yang akan diuji:
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, dengan kriteria
pengujian:
Jika Lo = L hitung < Ltabel terima H0
Jika Lo = L hitung > Ltabel tolak H0
2) Lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut:
a) Data pengamatan X1, X2, X3, ... , Xn dijadikan bilangan baku z1, z2, z3, ... ,
zn dengan menggunakan rumus
zi =
Keterangan:
zi = skor baku
Xi = skor data
= mean/rata-rata
s = simpangan baku/standar deviasi
b) Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang
F(zi) = P (z < zi)
11
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Ufuk Press, 2012), hlm. 131-
132.
46
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, ... , zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka:
S(zi) =
d) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
e) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut, sebagai harga Lo atau Lhitung.
Untuk menerima atau menolak H0, dilakukan dengan cara
membandingkan Lo ini dengan nilai Ltabel yang didapat dari tabel Liliefors untuk
taraf nyata (signifikansi) α = 0,05. Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah
selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai
homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisher, dengan rumus:12
dengan:
Kriteria pengujian:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal
dari populasi yang tidak homogen.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fisher
adalah:
1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
12
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 249-250
47
2) Membagi data menjadi dua kelompok.
3) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok.
4) Menentukan Fhitung dengan rumus:
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen.
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan
berasal dari populasi yang tidak homogen.
6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil),
dengan rumus:
dk1 = n-1
dk2 = n-2
7) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari skor
pada kedua kelompok penelitian. Hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk
melakukan uji t adalah:13
dengan:
13
Ibid,. hlm. 239
48
Keterangan:
= rata-rata skor kelompok eksperimen
= rata-rata skor kelompok kontrol
= varians gabungan
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
= jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah mengajukan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk:
H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Ha: X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
b. Uji kesamaan dua rata-rata posttest
H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen.
Ha: X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol.
Setelah selesai melakukan hipotesis uji kesamaan dua rata-rata pretest
dan postest kedua sampel, langkah selanjutnya adalah:
a. Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji-t
b. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n1 – 1) +( n2 – 1)
c. Menetukan nilai ttabel dengan
49
d. Menguji hipotesis dengan ketentuan:
Jika ttabel thitung ttabel maka H0 diterima dan
jika thitung -ttabel atau thitung ttabel, maka Ha diterima.
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 :
Ha :
Keterangan:
Ho= tidak terdapat perbedaan penggunaan metode eksperimen verifikasi terhadap
hasil belajar siswa MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta pada konsep benda
dan sifatnya.
Ha= terdapat perbedaan penggunaan metode eksperimen verifikasi terhadap hasil
belajar siswa MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta pada konsep benda dan
sifatnya.
rata-rata hasil belajar IPA siswa yang menggunakan metode eksperimen
verifikasi
rata-rata hasil belajar IPA siswa yang menggunakan metode demonstrasi
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang terdiri dari 34 siswa, diperoleh rekapitulasi data
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Distribusi Pretest Posttest
Frekuensi Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 24 32 68 48
Nilai Tertinggi 64 72 92 76
Mean 45,14 48,58 82,22 65,14
Median 44,5 46,28 83 65,35
Modus 34 43,17 88,91 61,38
Standar Deviasi 12,78 10,61 6,91 7,12
Sebelum melakukan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Dari hasil pretest diketahui rata-rata nilai kelompok eksperimen 45,14 dan rata-
rata nilai kelompok kontrol 48,58. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas
tersebut mempunyai kemampuan awal yang tidak jauh berbeda sebelum diberikan
perlakukan.
Setelah mengetahui kemampuan awal siswa, selanjutnya adalah
memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan metode eksperimen,
dan kelas kontrol dengan metode demonstrasi. Tabel diatas menunjukkan bahwa
terjadi perubahan setelah diberikan perlakuan. Perubahan terbesar terjadi pada
kelas eksperimen, yaitu terjadinya kenaikan nilai rata-rata dari 45,14 menjadi
82,22, yaitu sebesar 37,08. Demikian pula pada kelas kontrol yang mengalami
kenaikan nilai rata-rata dari 48,58 menjadi 65,14 yaitu sebesar 16,56. Artinya
51
kenaikan nilai rata-rata setelah perlakuan pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
Analisis data pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan
jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut:
Gambar 4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Pemahaman Konsep Siswa
Keterangan:
C1 = Jenjang kognitif tingkat pengetahuan
C2 = Jenjang kognitif tingkat pemahaman
C3 = Jenjang kognitif tingkat penerapan
Gambar 4.1 menunjukkan persentase pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan jenjang kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3
(penerapan). Pada diagram di atas, terlihat bahwa persentase data pretest untuk
kelas eksperimen pada jenjang kognitif C1, C2 terlihat lebih rendah dibandingkan
dengan kelas kontrol. Akan tetapi, persentase pada jenjang kognitif C3 kelas
eksperimen memperoleh hasil persentase lebih tinggi dibanndingkan kelas
kontrol. Perbedaan tersebut disebabkan karena masing-masing kelompok belum
diberikan perlakuan sehingga kemampuan siswa tidak merata pada semua jenjang
pemahaman.
Analisis data posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan
jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut:
52
Gambar 4.2 Diagram Persentase Data Postest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Pemahaman Konsep Siswa
Keterangan:
C1 = Jenjang kognitif tingkat pengetahuan
C2 = Jenjang kognitif tingkat pemahaman
C3 = Jenjang kognitif tingkat penerapan
Gambar 4.2 menunjukkan persentase postest kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan jenjang kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3
(penerapan). Pada diagram di atas, terlihat bahwa persentase data postest untuk
kelas eksperimen disegala jenjang kognitif baik C1, C2, dan C3 memperoleh hasil
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena
perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kelas
eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode eksperimen memperoleh hasil
postest yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan
dengan metode demonstrasi.
Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan aspek kognitif mana saja yang
mengalami kenaikan secara nyata dapat dilihat pada gambar persentase aspek
kognitif dibawah ini:
53
Gambar 4.3 Diagram Persentase Pretest dan Postest Berdasarkan Jenjang
Kognitif Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Pada gambar 4.3 di atas diketahui bahwa hasil posttest kedua kelompok
mengalami peningkatan. Terlihat bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil pretest dan posttest-nya.
Setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen yang
menggunakan metode eksperimen dan kelas kontrol menggunakan metode
demonstrasi, ternyata hasil belajar siswa kelas eksperimen memperoleh hasil
tertinggi di setiap jenjang dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada jenjang
kognitif tingkat C1 hasil yang diperoleh kedua kelompok tidak jauh berbeda, yaitu
86,27 untuk kelas eksperimen dan 83,01 untuk kelas kontrol. Pada jenjang
kognitif tingkat C2, dan C3 diperoleh hasil yang jauh berbeda antara kelas
ekperimen dan kelas kontrol. Pada jenjang kognitif tingkat C2 hasil yang diperoleh
kelas eksperimen adalah 83,46, sedangkan kelas kontrol adalah 53,31. Kemudian
pada jenjang kognitif tingkat C3 hasil yang diperoleh kelas eksperimen adalah
73,53, sedangkan kelas kontrol adalah 55,51.
54
1. Hasil Analisis
a. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan dianalisis. Sebelum
melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data,
yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak.
Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data
adalah sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan rumus
Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal jika memenuhi
kriteria Lo < Ltabel diukur pada taraf signifikansi tertentu.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest
Statistik Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 34 34 34 34
44,58 81,29 48,47 64,70
S 12,34 7,67 10,22 7,06
Lo 0,1403 0,1163 0,1405 0,1427
Ltabel 0,1519 0,1519 0,1519 0,1519
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan tabel 4.6, hasil uji normalitas untuk data pretest dan posttest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519 untuk kedua
sampel penelitian. Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal
karena memenuhi kriteria Lo < Ltabel.
55
2) Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi
normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas
didapat dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu
kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu, hasil uji homogenitas kedua
kelompok sampel penelitian dapat dilihat deperti pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest- Posttest
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
S2
152,37 104,5 58,88 49,91
Fhitung 1,45 1,18
Ftabel 1,79 1,79
Kesimpulan Homogen Homogen
Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji homogenitas untuk data pretest didapat
Fhitung = 1,45 dan data posttest didapat Fhitung = 1,18. Dengan taraf signifikan 95%
(α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk1) = 33 dan (dk2) = 33 didapat
Ftabel = 1,79. Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar
dari kedua sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen karena
memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel.
b. Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil
belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen,
sehingga pengujian data hasil belajar kedua kelompok dilanjutkan pada analisis
data berikutnya, yaitu uji hipotesis menggunakan uji-t dengan kriteria pengujian
yaitu jika thitung < ttabel maka H0 diterima, Ha ditolak. Jika thitung > ttabel maka H0
ditolak, Ha diterima.
Perhitungan lengkap hasil pengujian hipotesis data pretest dan postest
kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran. Berikut
adalah tabel pengujian hipotesis penelitian data pretest dan posttest.
56
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Data
Statistik
Sampel
(n) Mean thitung ttabel Kesimpulan
Pre
test
Eksperimen 34 44,59
71,28 -0,22 2,00 thitung < ttabel
H0 diterima Kontrol 34 48,47
Post
test
Eksperimen 34 81,29
7,375 9,26 2,00 thitung > ttabel
H0 ditolak Kontrol 34 64,71
Dari tabel 4.8 hasil perhitungan uji hipotesis di atas, nilai pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh thitung
pretest sebesar -0,22 dengan ttabel 2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung
pretest lebih kecil dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang
telah ditetapkan, yaitu: jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan dapat dinyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh metode eksperimen verifikasi terhadap hasil
belajar siswa. Dengan demikian, kedua kelas tersebut layak dijadikan sampel
penelitian.
Untuk nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf
signifikansi α = 0,05 diperoleh thitung posttest sebesar 9,26 dengan ttabel 2,00, maka
dapat dilihat bahwa hasil thitung postest lebih besar dibandingkan dengan ttabel.
Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung > ttabel,
maka Ha diterima, dan dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh metode
eksperimen verifikasi terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil posttest¸ rata-rata
hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil
belajar kelas kontrol.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada penggunaan metode eksperimen verifikasi terhadap hasil belajar
siswa pada konsep benda dan sifatnya. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis
bahwa thitung > ttabel yaitu 9,26 > 2,00, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Selain itu,
57
terlihat juga dari nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 82,22 untuk kelas eksperimen dan 65,14
untuk kelas kontrol.
Jika hasil belajar dalam penelitian ini dilihat dari jenjang kognitifnya,
maka akan terlihat bahwa di kelas eksperimen mengalami kenaikan di setiap
jenjangnya (C1, C2, C3) dibandingkan kelas kontrol. Pada jenjang kognitif C1 kelas
eksperimen memperoleh persentase sebesar 86,27 sedangkan kelas kontrol
memperoleh 83,01. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar dengan
metode eksperimen siswa menjadi aktif karena siswa melakukan sebuah
percobaan dengan menggunakan alat peraga sederhana. Dengan percobaan
(eksperimen), siswa dilatih untuk merekam semua data fakta yang diperolehnya
melalui hasil pengamatan dan bukan data opini hasil rekayasa pemikiran. Siswa
belajar tidak hanya menghafal teori tetapi mencoba untuk mempraktikkannya,
sehingga teori yang dipelajari lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa. Sejalan
dengan pemikiran Zulfiani,dkk bahwa metode eksperimen, diyakini sebagai
metode yang tepat dalam mengerjakan konsep-konsep sains, karena sains berasal
dari hal-hal yang bersifat fakta.1
Kemudian pada jenjang kognitif C2 juga mengalami kenaikan yaitu kelas
eksperimen memperoleh persentase sebesar 83,46 dan 53,31 untuk kelas kontrol.
Adanya diskusi setelah siswa melakukan eksperimen menambah pemahaman
siswa baik secara lisan maupun tulisan karena selain melakukan percobaan, siswa
juga harus membuat laporan praktikum bersama kelompoknya kemudian
menginformasikan dan mengkomunikasikannya kepada teman-teman tentang
hasil eksperimen yang telah dilakukannya. Dengan demikian, siswa dapat
mengingat kembali tentang hasil eksperimennya dan memperoleh tambahan
informasi tentang hal-hal yang mungkin tidak didapatkannya pada saat
pelaksanaan eksperimen. Hal inilah yang membuat jenjang kognitif C2 pada kelas
eksperimen mengalami peningkatan.
1 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), hlm. 104
58
Selanjutnya, pada jenjang kognitif C3 persentase untuk kelas eksperimen
juga lebih tinggi yaitu 73,53 dan kelas kontrol 55,51. Hal ini disebabkan karena
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu serta
siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya. Hal ini
sejalan dengan pernyataan I hear and I forget, I see and I remember, I do and I
understand.2 Begitu pula dengan pendapat Martinis Yamin yang menyatakan
bahwa dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan pembelajaran, berarti
mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki siswa secara penuh.3
Dengan melakukan percobaan, diskusi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan
hasil percobaan kepada orang lain, siswa dapat memahami konsep IPA secara
sistematis khususnya pada konsep benda dan sifatnya sehingga membuahkan hasil
belajar yang lebih baik. Sejalan dengan pendapat Bruner bahwa belajar penemuan
sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan
sendirinya memberikan hasil yang paling baik.4
Sementara itu, kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi
dilaksanakan dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu. Sebagai metode penyajian, demonstrasi
tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru karena dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan. Pembelajaran dengan
metode demonstrasi menjadi kurang efektif karena tidak di ikuti oleh aktivitas di
mana siswa turut serta dalam bereksperimen. Siswa hanya memperhatikan
peragaan yang dilakukan oleh guru sehingga pengalaman yang dirasakan berbeda
dengan siswa yang diberi perlakuan metode eksperimen. Hal inilah yang
menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan
yang sama dengan soal yang diberikan pada kelas eksperimen yang menggunakan
metode eksperimen.
2 Asep Herry Hernawan, dkk, Belajar Dan Pembelajaran SD, (Bandung: UPI PRESS),
hlm. 3 3 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hlm.
78 4 Ari Widodo, dkk, Pendidikan IPA Di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hlm.28
59
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa metode eksperimen lebih efektif dalam pembelajaran IPA pada konsep
benda dan sifatnya.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, hal ini perlu
diungkapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi siapa saja
yang memerlukan hasil penelitian ini.
1. Dalam menerapkan metode eksperimen ini, peneliti tidak menggunakan
lembar observasi yang berguna untuk mengetahui ketercapaian siswa saat
kegiatan eksperimen berlangsung.
2. Manajemen waktu dalam pembelajaran ini sangatlah penting karena dalam
pembelajaran ini dilakukan beberapa tahapan sehingga diperlukan waktu
yang lebih lama.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen
verifikasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas V pada konsep benda dan sifatnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan uji-t untuk data posttest diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu sebesar 9,26
> 2,00. Jadi dapat dinyatakan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Selain
itu, dapat dilihat juga pada kelas eksperimen mengalami kenaikan yang signifikan
disetiap jenjang kognitifnya (C1, C2, C3), yaitu 32,68 untuk C1, 41,92 untuk C2,
dan 36,03 untuk C3.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran yang dapat
diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Pada peneliti selanjutnya agar menggunakan lembar observasi untuk
mengetahui ketercapaian proses pembelajaran saat kegiatan eksperimen
berlangsung.
2. Membuat angket yang berguna untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa
terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
3. Mengatur waktu dengan baik agar semua tahapan dalam eksperimen
terlaksana dan selesai tepat waktu.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. Ke-14
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
----------------------- Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
Basyirudin, Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Pers. 2002.
Cahyati, Rama. Strategi Pembelajaran Eksperimen diakses dari
http://ramacahyati8910.wordpress.com/2012/11/15/strategi-
pembelajaran-eksperimen/ pada tanggal 14 Feb 2013.
Dahar, Ratna Wilis dan Liliasari. Interaksi Belajar Mengajar IPA, Jakarta:
Universitas Terbuka,1986.
Devi, Poppy Kamalia. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk Guru
SMP, Modul diakses dari
http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2010/BERMUTU/MGMP/Ketera
mpilan%20Proses%20dalam%20Pembelajaran%20IPA.pdf pada
tanggal 01 Februari 2013.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,
Bandung: PT. Refika Aditama, 2007.
Gunawan, Imam dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom- Revisi Ranah
Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Penilaian, diakses dari
http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamgun
%20&%20Anggarini_Taksonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20Re
visi%20Ranah%20Kognitif%20Kerangka%20Landasan%20untuk%20
Pembelajaran,%20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf
Hernawan, Asep Herry, dkk. Belajar Dan Pembelajaran SD, Bandung: UPI
PRESS
Ikhsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Nasution, Noehi. Pendidikan IPA di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,2005
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.
Roestiyah dan Yumiati Suharto, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara,
1985.
Rustaman, Nuryani, dkk. Strategi Pembelajaran Biologi, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007.
Samatowa, Usman. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, Jakarta: PT.Indeks,
2010.
Sobur, Alex. Psikologi Umum, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet.11, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2011.
62
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008.
----------------- dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: CV.
Sinar Baru, 1989.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi
Aksara, 2011.
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Jakarta: Ufuk Press, 2012.
Suprianti, Dhia. Penggunaan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA
diakses dari http://dhiasuprianti.wordpress.com/penggunaan-metode-
eksperimen-dalam-pembelajaran-ipa/ pada tanggal 03 Feb 2013.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Cet. 15
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
--------------------- Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Cet. Ke-16
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Widodo, Ari, dkk. Pendidikan IPA Di SD, Bandung: UPI PRESS, 2007.
Winataputra, Udin S. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka,
2005.
Yamin, Martinis. Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
Zulfiani,dkk. Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
63
LAMPIRAN I
Lampiran 1.1 Kisi-Kisi Instrumen
1.2 Soal Uji Coba Instrumen
1.3 Hasil Anates
1.4 Kisi-Kisi Tabel Instrumen Valid
1.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
1.6 Instrumen
64
Lampiran 1.1
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI BENDA DAN SIFAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Satuan Pendidikan : MI. Tarbiyah Al-Islamiyah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Jumlah soal : 45 PG
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
Kompetensi
Dasar
Konsep Indikator
Pembelajaran
Naskah Soal Jenjang
Kognitif
Kunci
Jawaban
4.1
Mendeskripsikan
hubungan antara
sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya,
misalnya
benang, kain,
dan kertas
Sifat Bahan Menjelaskan sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya
1. Susunan atau gabungan dari beberapa serat disebut
…
a. serat c. kain
b. benang d. tali
C1 Bahan-bahan yang
menyusun tali adalah
serat. Serat merupakan
bagian dasar dari tali
dan bentuknya berupa
untaian yang tidak
dapat dipisah lagi.
Gabungan dari
beberapa serat akan
membentuk benang.
Jawaban : B
2. Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal
ini disebabkan karena …
a. kayu memiliki sifat kuat
b. kayu memiliki sifat lentur
c. kayu tidak menghantarkan panas
C2 Kayu memiliki sifat
tidak menghantarkan
panas. Oleh karena itu,
perabot dapur yang
biasa digunakan di
65
d. kayu mudah sekali patah rumah banyak
mengguanakan kayu
sebagai gagangnya.
Jawaban : C
3. Berikut ini contoh-contoh serat alam, kecuali …
a. serat ijuk c. serat nilon
b. serat sutra d. serat wol
C2 Serat alam berasal dari
alam, contohnya serat
kapas, serat ijuk, serat
wol. Yang tidak
termasuk serat alam
adalah serat nilon
karena terbuat dari
serat sintetis (buatan).
Jawaban : C
4. Sifat benang yang paling kuat terdapat pada …
a. benang jahit c. kain songket
b. benang sulaman d. benang layang-layang
C1 Benang laying-layang
tersusun dari senar.
Senar merupakan serat
yang berasal dari
plastic sehingga
benang laying-layang
lebih kuat
dibandingkan benag
jahit, sulaman dan kain
songket yang terbuat
dari serat kapas.
Jawaban : D
5. Perhatikan gambar berikut: C3 Serat wol merupakan
serat yang berasal dari
bulu domba.
Jawaban : D
66
Rambut atau bulu hewan tersebut dapat
menghasilkan serat …
a. kapas c. sutra
b. rami d. wol
6. Perhatikan gambar berikut:
Jenis benang yang tepat untuk digunakan pada alat
tersebut adalah …
a. wol c. nilon
b. jahit d. kasur
C3 Benang nilon dibuat
dari bahan sintetis
sehingga lebih cocok
digunakan pada alat
pancing. Berbeda
dengan benang jahit,
benang kasur dan wol
yang terbuat dari serat
alami.
Jawaban : C
Mengidentifikasi
hubungan antara sifat
dengan bahan
penyusunnya
7. Benang nilon terbuat dari bahan …
a. hewan c. serat kayu
b. tumbuhan d. sintetis
C1 Benang nilon
merupakan benang
yang dibuat dari bahan
sintetis (buatan).
Jawaban : D
67
8. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak
menghantarkan listrik, panas, kuat, dan mudah
dibentuk adalah …
a. karet c. kayu
b. kaca d. benang
C2 Karet memiliki sifat
lentur, kenyal, tidak
menghantarkan listrik,
panas, kuat, dan
mudah dibentuk.
Jawaban : A
9. Kertas tahan air karena adanya lapisan plastik pada
permukaannya disebut kertas …
a. HVS c. karton
b. manila d. minyak
C1 Kertas minyak
merupakan kertas
tahan air yang terdapat
lapisan plastic
dipermukaannya.
Jawaban : D
10. Bahan yang memiliki sifat tembus pandang, mudah
pecah tetapi mudah dibentuk, dan warnanya bening
adalah …
a. kayu c. batu
b. kaca d. benang
C2 Kaca memiliki sifat
tembus pandang,
mudah dibentuk,
mudah pecah dan
warnanya bening.
Jawaban : B
11. Pernyataan berikut ini benar, kecuali …
a. sebuah benda dapat dibuat dari berbagai jenis
benda
b. jenis benda yang berbeda dapat dibuat dari jenis
bahan yang sama
c. jenis benda yang sama dapat dibuat dari jenis
bahan yang berbeda
d. berbagai jenis benda hanya dapat dibuat dari
satu macam bahan
C3 Benda-benda yang kita
gunakan terbuat dari
bahan dengan sifat
tertentu. Pemilihan
bahan sesuai dengan
kegunaannya. Sifat
suatu bahan tergantung
dari penyusunnya.
Sifat bahan meliputi
kekuatan, kelenturan,
halus atau kasar. Suatu
benda dibuat
68
berdasarkan sifat-sifat
bahan tersebut. Tidak
mungkin suatu benda
yang memiliki banyak
fungsi hanya disusun
satu macam bahan
saja.
Jawaban : D
12. Dari uji penyerapan air terhadap beberapa jenis
kertas, diperoleh hasil berikut :
Jenis kertas Air yang diserap
I
II
III
IV
+++
++
++++
+ *tanda + menunjukkan banyaknya air yang diserap
Jenis kertas yang paling cocok untuk bahan tisu
yaitu …
a. I c. III
b. II d. IV
C3 Tisu merupakan bahan
yang sangat tipis dan
lembut sehingga ketika
dimasukkan ke dalam
air maka akan
menyerap banyak air.
Jawaban : C
Menyebutkan sifat-sifat
bahan di lingkungan
sekitar berdasarkan
bahan penyusunnya
13. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan berupa
kaca adalah …
a. kursi c. lemari
b. meja d. cermin rias
C1 Cermin rias
merupakan salah satu
contoh perabot rumah
tangga yang disusun
dari kaca sedangkan
kursi, meja dan lemari
disusun dari kayu.
Jawaban : D
14. Karpet, gorden, sajadah, baju, dan celana
merupakan benda-benda yang disusun oleh
kumpulan-kumpulan tali, yaitu …
C2 Tali merupakan
gabungan dari
beberapa benang yang
69
a. benang c. kain
b. wol d. kaca
menjadi satu. Karpet,
gorden, sajadah, baju
dan celana merupakan
benda-benda yang
disusun oleh
kumpulan-kumpulan
tali, yaitu benang.
Jawaban : A
15. Baju seragam sekolah terbuat dari kain …
a. katun c. wol
b. sutra d. sintetis
C1 Kain katun banyak
digunakan untuk
membuat pakaian.
Salah satunya adalah
seragam sekolah.
Pakaian yang terbuat
dari bahan kapas atau
kain katun relative
lebih nyaman
dikenakan karena
mudah menyerap
keringat.
Jawaban : A
16. Kain katun banyak dipilih untuk bahan pakaian
daripada nilon, karena kain katun …
a. lebih tahan air
b. bersifat menyerap keringat
c. lentur dan mudah di cuci
d. mudah di jahit
C2 Kain katun merupakan
kain yang terbuat dari
bahan kapas. Serat
kapas memiliki sifat
yang lentur, lembut,
serta mudah menyerap
air. Oleh karena itu,
serat dari bahan kapas
banyak digunakan
untuk membuat
70
pakaian karena mudah
menyerap keringat.
Jawaban : B
Kompetensi
Dasar
Konsep Indikator
Pembelajaran
Naskah Soal Jenjang
Kognitif
Kunci
Jawaban
17. Sebuah benda mempunyai permukaan halus dan
mengkilap, maka pernyataan di bawah ini yang
paling tepat untuk benda tersebut adalah …
a. benda itu mudah pecah
b. benda itu tahan terhadap panas
c. sangat baik memantulkan cahaya
d. sangat baik menghantarkan listrik
C3 Benda yang
mempunyai
permukaan halus dan
mengkilap adalah
kaca. Kaca memiliki
sifat tembus pandang,
bening dan mudah
pecah.
Jawaban : A
4.2
Menyimpulkan
hasil
penyelidikan
tentang
perubahan
sifat benda,
baik sementara
atau tetap
Faktor
Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan sifat-sifat
benda
18. Jas hujan dibuat dari bahan yang bersifat …
a. kedap air c. menyerap air
b. menyerap panas d. tidak mudah kusut
C1 Jas hujan terbuat dari
bahan plastik. Plastik
bersifat kedap air atau
tahan air.
Jawaban : A
19. Kapur tulis dapat digores dengan kuku karena …
a. kapur tulis bersifat keras
b. kapur tulis bersifat lentur
c. kuku bersifat keras
d. kuku bersifat lentur
C2 Kekerasan adalah
kemampuan suatu
benda untuk menahan
goresan. Kuku dapat
menggores kapur
berarti kuku bersifat
keras.
Jawaban : C
20. Ban sepeda dibuat dari bahan karet karena
memiliki sifat …
a. kuat c. anti gores
b. lentur d. mudah patah
C1 Karet merupakan
bahan yang banyak
digunakan untuk
pembuatan ban
71
kendaraan bermotor
karena karet memiliki
sifat lentur, kuat atau
tahan lama.
Jawaban : B
21. Berikut yang akan terjadi ketika sampah dibakar,
kecuali …
a. bentuknya berubah
b. terhirup bau busuk
c. bentuknya tidak berubah
d. warna sampah berubah
C2 Ketika sampah dibakar
maka yang akan
terjadi adalah terhirup
bau busuk, warna
sampah berubah dan
bentuknya pun juga
berubah.
Jawaban : C
22. Benang yang terbuat dari serat nilon memiliki
kekuatan yang lebih baik dibandingkan benang
yang terbuat dari serat wol. Ini menunjukkan
bahwa …
a. sifat suatu benda dipengaruhi oleh bentuknya
b. sifat suatu benda dipengaruhi oleh warnanya
c. sifat suatu benda dipengaruhi oleh jenis bahan
yang menyusun benda tersebut
d. sifat suatu benda dipengaruhi oleh benda itu
sendiri
C3 Sifat suatu bahan
tergantung dari
penyusunnya. Serat
nilon merupakan serat
yang terbuat dari
bahan sintetis
sedangkan serat wol
terbuat dari bulu
hewan. Serat yang
terbuat dari bahan
sintetis lebih kuat
dibandingkan serat
yang terbuat dari bulu
hewan.
Jawaban : C
23. Berikut ini merupakan sifat-sifat benda yaitu:
1. kuat 4. penghantar listrik
2. lentur 5. mudah dibentuk
3. tahan panas
C3 Kayu memiliki sifat
tidak menghantarkan
panas, kuat dan mudah
72
Yang termasuk sifat-sifat kayu adalah …
a. 1 dan 2 c. 3 dan 4
b. 2 dan 3 d. 1 dan 5
dibentuk.
Jawaban : D
Mengidentifikasi
perubahan sifat benda
dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
24. Pada proses pembusukkan perubahan yang terjadi
meliputi kekerasan, bau, dan …
a. bentuk
b. rasa
c. warna
d. jawaban a dan c benar
C1 Pada proses
pembusukkan
perubahan yang terjadi
adalah kekerasan, bau,
bentuk dan warna.
Jawaban : D
25. Berikut ini merupakan perubahan sifat benda :
1.
2.
3.
4.
Perubahan sifat benda yang dipengaruhi oleh
pemanasan adalah …
a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
C3 Pemanasan
mengakibatkan
terjadinya perubahan
wujud benda.
Contohnya adalah es
krim meleleh setelah
mengalami pemanasan
sedangkan air
menguap setelah
mengalami
pemanasan.
Jawaban : C
26. Di bawah ini yang merupakan faktor-faktor yang
dapat membuat benda mengalami perubahan,
C2 Faktor-faktor
perubahan sifat benda
73
kecuali …
a. pembusukkan c. pencairan
b. pemanasan d. pendinginan
diantaranya
pemanasan,
pendinginan,
pembusukkan,
perkaratan,
pembakaran.
Jawaban : C
27. Perubahan wujud benda dari zat cair menjadi zat
padat disebabkan karena proses …
a. pembakaran c. pendinginan
b. pemanasan d. perkaratan
C1 Pendinginan
menyebabkan benda
mengalami perubahan
wujud yaitu zat cair
menjadi zat padat.
Jawaban : C
28. Perhatikan gambar di bawah ini:
Sina melakukan sebuah eksperimen. Ia ingin
melakukan percobaan mengenai perubahan sifat
benda. Salah satu bahan yang digunakan adalah
lilin. Sina menyalakan lilin tersebut dengan korek
api. Hal yang terjadi setelah lilin dipanaskan oleh
Sina adalah …
a. lilin berwujud cair, bentuknya meleleh dan
warnanya putih bening
b. lilin berwujud padat, berbentuk silinder,
warnanya putih bening
C3 Lilin yang dipanaskan
akan mengalami
perubahan wujud
menjadi cair,
bentuknya meleleh dan
waranya berubah
menjadi putih bening.
Jawaban : A
74
c. lilin berwujud cair, bentuknya silinder,
warnanya putih kusam
d. lilin berwujud padat, bentuknya meleleh, dan
warnanya putih bening
29. Benda-benda berikut ini dapat mengalami proses
perkaratan apabila terkena air atau uap air dalam
waktu yang lama, kecuali …
a.
b.
c.
d.
C2 Proses perkaratan akan
terjadi jika sebuah
bendadidiamkan dan
terkena air dan panas
matahari dalam waktu
yang lama. Contoh:
besi, rantai sepeda,
tiang listrik, logam.
Jawaban : A
75
Kompetensi
Dasar
Konsep Indikator
Pembelajaran
Naskah Soal Jenjang
Kognitif
Kunci
Jawaban
4.2
Menyimpulkan
hasil
penyelidikan
tentang
perubahan
sifat benda,
baik sementara
atau tetap
Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan pengertian
perubahan sifat benda
baik sementara maupun
tetap
30. Perubahan benda yang dapat kembali ke wujud
semula disebut …
a. perubahan sementara
b.. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
C1 Perubahan sementara
adalah perubahan
benda yang dapat
kembali ke wujud
semula.
Jawaban : A
31. Pernyataan yang tidak tepat mengenai perubahan
tetap adalah …
a. perubahan tetap merupakan perubahan yang
tidak dapat kembali ke wujud semula
b. perubahan tetap menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap merupakan perubahan yang
dapat kembali ke wujud semula
d. perubahan tetap disebut juga perubahan kimia
C2 Perubahan tetap atau
perubahan kimia
merupakan perubahan
yang tidak dapat
kembali ke bentuk
semula. Perubahan ini
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
32. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
1. perubahan yang dapat kembali ke bentuk semula
2. perubahan yang tidak menghasilkan zat baru
3. perubahan yang tidak dapat kembali ke bentuk
semula
4. perubahan yang menghasilkan zat baru
Yang termasuk pengertian dari perubahan sifat
sementara yaitu …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
C3 Perubahan bersifat
sementara adalah
perubahan benda yang
dapat kembali ke
wujud semula dan
tidak menghasilkan zat
baru.
Jawaban : A
33. Pernyataan yang tepat mengenai perubahan
sementara adalah …
a. perubahan sementara menghasilkan zat baru
b. perubahan sementara merupakan perubahan
C2 Perubahan sementara
adalah perubahan
benda yang dapat
kembali ke wujud
76
benda yang tidak dapat kembali ke wujud
semula
c. perubahan sementara disebut juga perubahan
kimia
d. perubahan sementara merupakan perubahan
benda yang dapat kembali ke wujud semula
semula.
Jawaban : D
Membedakan perubahan
sifat baik sementara
maupun tetap
34. Perhatikan gambar berikut:
Kayu yang dibakar akan mengalami perubahan
yang bersifat tetap. Perubahan tetap bisa disebut
juga dengan …
a. perubahan fisika
b. perubahan bentuk
c. perubahan kimia
d. perubahan warna
C1 Perubahan tetap bisa
juga disebut dengan
perubahan kimia
karena perubahan tetap
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
35. Salah satu ciri perubahan benda yang bersifat tetap
adalah …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak menghasilkan zat baru
c. tidak terjadi perubahan bentuk
d. tidak dapat kembali ke bentuk semula
C2 Ciri dari perubahan
bersifat tetap yaitu
menghasilkan zat baru
dan tidak dapat
kembali ke bentuk
semula.
Jawaban : D
36. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. perubahan sifat sementara dapat kembali ke
bentuk semula
C3 Perubahan bersifat
sementara adalah
perubahan yang dapat
77
2. perubahan sifat tetap tidak dapat kembali ke
bentuk semula
3. perubahan sifat sementara dan tetap tidak
menghasilkan zat baru
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. benar semua
kembali ke bentuk
semula sedangkan
perubahan bersifat
tetap adalah perubahan
yang tidak dapat
kembali ke bentuk
semula.
Jawaban : B
37. Perhatikan gambar berikut:
Cokelat yang meleleh merupakan salah satu contoh
dari perubahan fisika. Perubahan fisika biasa
disebut juga dengan …
a. perubahan bentuk
b. perubahan bau
c. perubahan tetap
d. perubahan sementara
C1 Perubahan sementara
bisa disebut juga
dengan perubahan
fisika karena tidak
menghasilkan zat baru.
Jawaban : D
38. Yang termasuk ciri dari perubahan sementara yaitu
…
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak terjadi perubahan warna
c. tidak dapat kembali ke bentuk semula
d. menghasilkan zat baru
C2 Ciri dari perubahan
bersifat sementara
adalah dapat kembali
ke wujud semula.
Jawaban : A
39. Pernyataan yang benar mengenai perbedaan dari
perubahan tetap dan sementara yaitu …
a. perubahan tetap dan sementara akan
menghasilkan zat baru
C2 Perubahan bersifat
sementara adalah
perubahan yang dapat
kembali ke bentuk
78
b. perubahan tetap tidak menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan sementara menghasilkan
zat baru
c. perubahan tetap menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan sementara tidak
menghasilkan zat baru
d. jawaban a, b, dan c benar
semula dan tidak
menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan
tetap tidak dapat
kembali ke wujud
semula tetapi
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
Menyebutkan benda-
benda yang memiliki
perubahan sementara
maupun tetap
40. Perhatikan gambar!
Ibu ingin membuat kue. Hal yang pertama
dilakukan adalah mencairkan mentega. Mentega
akan mencair ketika dipanaskan. Jika cairan
mentega kembali didinginkan oleh Ibu, yang terjadi
yaitu …
a. mentega menguap
b. mentega memadat kembali
c. mentega berubah menjadi minyak
d. mentega tidak mengalami perubahan
C2 Mentega jika
dipanaskan akan
mencair / meleleh. Jika
mentega didiamkan
maka mentega akan
memadat kembali
seperti semula.
Jawaban : B
41. Berikut ini merupakan peristiwa perubahan sifat
benda yaitu:
1.
C3 Contoh dari peristiwa
perubahan bersifat
sementara diantaranya
es krim dan lilin. Es
krim dan lilin jika
mengalami pemenasan
akan meleleh namun
sifat ini hanya
sementara. Karena es
79
2.
3.
4.
Yang termasuk contoh peristiwa perubahan bersifat
sementara adalah …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
krim ketika
didinginkan akan
memadat kembali.
Begitu pula dengan
lilin.
Jawaban : B
42. Perubahan yang bersifat tetap terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
C1 Contoh peristiwa dari
perubahan bersifat
tetap terjadi pada
kertas yang dibakar
karena kertas yang
dibakar akan
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
80
c.
d.
43. Plastik tidak dapat kembali ke wujud semula
setelah dibakar. Ini menunjukkan bahwa …
a. plastik mudah dibentuk
b. plastik tahan panas
c. plastik tidak menghasilkan zat baru
d. plastik menghasilkan zat baru
C3 Plastik yang dibakar
merupakan contoh dari
perubahan bersifat
tetap karena plastic
jika dibakar akan
menghasilkan zat baru.
Jawaban : D
44. Perubahan yang bersifat sementara terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
C1 Contoh peristiwa
bersifat sementara
terjadi pada lilin yang
dibakar. Setelah api
dimatikan cairan lilin
akan memadat kembali
ke bentuk semula.
Artinya lilin tersebut
tidak menghasilkan zat
baru.
Jawaban : C
81
d.
45. Perhatikan gambar berikut:
Batu es yang mencair merupakan contoh dari
peristiwa …
a. perubahan sementara
b. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
C1 Batu es yang mencair
merupakan contoh dari
perubahan sementara.
Karena es yang
mencair akan kembali
padat jika dinginkan
kembali.
Jawaban : A
82
Lampiran 1.2
SOAL UJI COBA INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama : ……………………………...
Hari/Tanggal : ....................................... Kelas : ...........................................
I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Susunan atau gabungan dari beberapa serat
disebut …
a. serat c. kain
b. benang d. tali
2. Kayu banyak digunakan untuk peralatan
dapur. Hal ini disebabkan karena …
a. kayu memiliki sifat kuat
b. kayu memiliki sifat lentur
c. kayu tidak menghantarkan panas
d. kayu mudah sekali patah
3. Berikut ini contoh-contoh serat alam,
kecuali …
a. serat ijuk c. serat nilon
b. serat sutra d. serat wol
4. Sifat benang yang paling kuat terdapat
pada …
a. benang jahit
b. benang sulaman
c. kain songket
d. benang layang-layang
5. Perhatikan gambar berikut:
Rambut atau bulu hewan tersebut dapat
menghasilkan serat …
a. kapas c. sutra
b. rami d. wol
6. Lihat gambar di bawah ini:
Jenis benang yang tepat untuk digunakan
pada alat tersebut adalah …
a. wol c. nilon
b. jahit d. kasur
7. Benang nilon terbuat dari bahan …
a. hewan c. serat kayu
b. tumbuhan d. sintetis
8. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal,
tidak menghantarkan listrik, panas, kuat,
dan mudah dibentuk …
a. karet c. kayu
b. kaca d. benang
9. Kertas tahan air karena adanya lapisan
plastik pada permukaannya disebut kertas
…
a. HVS c. karton
b. manila d. minyak
10. Bahan yang memiliki sifat tembus
pandang, mudah dibentuk, mudah pecah,
dan warnanya bening adalah …
a. kayu c. batu
b. kaca d. benang
11. Pernyataan berikut ini adalah benar,
kecuali …
a. sebuah benda dapat dibuat dari
berbagai jenis benda
b. jenis benda yang berbeda dapat dibuat
dari jenis bahan yang sama
c. jenis benda yang sama dapat dibuat
dari jenis bahan yang berbeda
83
d. berbagai jenis benda hanya dapat
dibuat dari satu macam bahan
12. Dari uji penyerapan air terhadap beberapa
jenis kertas, diperoleh hasil berikut :
Jenis kertas Air yang diserap
I
II
III
IV
+++
++
++++
+ *tanda + menunjukkan banyaknya air yang diserap
Jenis kertas yang paling cocok untuk
bahan tisu yaitu …
a. I c. III
b. II d. IV
13. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan
berupa kaca adalah …
a. kursi c. lemari
b. meja d. cermin rias
14. Karpet, gorden, sajadah, baju, dan celana
merupakan benda-benda yang disusun
oleh kumpulan-kumpulan tali, yaitu …
a. benang c. kain
b. wol d. kaca
15. Baju seragam sekolah terbuat dari kain …
a. katun c. wol
b. sutra d. sintetis
16. Kain katun banyak dipilih untuk bahan
pakaian daripada nilon, karena kain katun
…
a. lebih tahan air
b. bersifat menyerap keringat
c. lentur dan mudah di cuci
d. mudah di jahit
17. Sebuah benda mempunyai permukaan
halus dan mengkilap, maka pernyataan di
bawah ini yang paling tepat untuk benda
tersebut adalah …
a. benda itu mudah pecah
b. benda itu tahan terhadap panas
c. sangat baik memantulkan cahaya
d. sangat baik menghantarkan listrik
18. Jas hujan dibuat dari bahan yang bersifat
…
a. kedap air
b. menyerap panas
c. menyerap air
d. tidak mudah kusut
19. Kapur tulis dapat digores dengan kuku
karena …
a. kapur tulis bersifat keras
b. kapur tulis bersifat lentur
c. kuku bersifat keras
d. kuku bersifat lentur
20. Ban sepeda dibuat dari bahan karet karena
memiliki sifat …
a. kuat c. anti gores
b. lentur d. mudah patah
21. Berikut yang akan terjadi ketika sampah
dibakar, kecuali …
a. bentuknya berubah
b. terhirup bau busuk
c. bentuknya tidak berubah
d. warna sampah berubah
22. Benang yang terbuat dari serat nilon
memiliki kekuatan yang lebih baik
dibandingkan benang yang terbuat dari
serat wol. Ini menunjukkan bahwa …
a. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
bentuknya
b. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
warnanya
c. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
jenis bahan yang menyusun benda
tersebut
d. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
benda itu sendiri
23. Berikut ini merupakan sifat-sifat benda
yaitu:
1. kuat 4. penghantar listrik
2. lentur 5. mudah dibentuk
3. tahan panas
Yang termasuk sifat-sifat kayu adalah …
a. 1 dan 2 c. 3 dan 4
b. 2 dan 3 d. 1 dan 5
24. Pada proses pembusukkan perubahan yang
terjadi meliputi kekerasan, bau, dan …
a. bentuk
b. rasa
c. warna
d. jawaban a dan c benar
25. Berikut ini merupakan perubahan sifat
benda:
1.
2.
84
3.
4.
Perubahan sifat benda yang dipengaruhi
oleh pemanasan adalah …
a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
26. Di bawah ini yang merupakan faktor-
faktor yang dapat membuat benda
mengalami perubahan, kecuali …
a. pembusukkan c. pencairan
b. pemanasan d. pendinginan
27. Perubahan wujud benda dari zat cair
menjadi zat padat disebabkan karena
proses …
a. pembakaran
b. pemanasan
c. pendinginan
d. perkaratan
28. Perhatikan gambar berikut!
Sina melakukan sebuah eksperimen. Ia
ingin melakukan percobaan mengenai
perubahan sifat benda. Salah satu bahan
yang digunakan adalah lilin. Sina
menyalakan lilin tersebut dengan korek
api. Hal yang terjadi setelah lilin
dipanaskan adalah …
a. lilin berwujud cair, bentuknya meleleh
dan warnanya putih bening
b. lilin berwujud padat, berbentuk
silinder, warnanya putih bening
c. lilin berwujud cair, bentuknya silinder,
warnanya putih kusam
d. lilin berwujud padat, bentuknya
meleleh, dan warnanya putih bening
29. Benda-benda berikut ini dapat mengalami
proses perkaratan apabila terkena air atau
uap air dalam waktu yang lama, kecuali …
a.
b.
c.
d.
30. Perubahan benda yang dapat kembali ke
wujud semula disebut …
a. perubahan sementara
b.. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
31. Pernyataan yang tidak tepat mengenai
perubahan tetap adalah …
a. perubahan tetap merupakan perubahan
yang tidak dapat kembali ke wujud
semula
b. perubahan tetap menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap merupakan perubahan
yang dapat kembali ke wujud semula
d. perubahan tetap disebut juga perubahan
kimia
32. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
1. perubahan yang dapat kembali ke
bentuk semula
2. perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru
3. perubahan yang tidak dapat kembali ke
bentuk semula
4. perubahan yang menghasilkan zat baru
Yang termasuk pengertian dari perubahan
sifat sementara yaitu …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
33. Pernyataan yang tepat mengenai
perubahan sementara adalah …
a. perubahan sementara menghasilkan zat
baru
85
b. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang tidak dapat
kembali ke wujud semula
c. perubahan sementara disebut juga
perubahan kimia
d. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang dapat kembali
ke wujud semula
34. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kayu yang dibakar akan mengalami
perubahan yang bersifat tetap. Perubahan
tetap bisa disebut juga dengan …
a. perubahan fisika
b. perubahan bentuk
c. perubahan kimia
d. perubahan warna
35. Salah satu ciri perubahan benda yang
bersifat tetap adalah …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak menghasilkan zat baru
c. tidak terjadi perubahan bentuk
d. tidak dapat kembali ke bentuk semula
36. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. perubahan sifat sementara dapat
kembali ke bentuk semula
2. perubahan sifat tetap tidak dapat
kembali ke bentuk semula
3. perubahan sifat sementara dan tetap
tidak menghasilkan zat baru
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. benar semua
37. Perhatikan gambar di bawah ini!
Cokelat yang meleleh merupakan salah
satu contoh dari perubahan fisika.
Perubahan fisika biasa disebut juga
dengan …
a. perubahan bentuk
b. perubahan bau
c. perubahan tetap
d. perubahan sementara
38. Yang termasuk ciri dari perubahan
sementara yaitu …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak terjadi perubahan warna
c. tidak dapat kembali ke bentuk semula
d. menghasilkan zat baru
39. Pernyataan yang benar mengenai
perbedaan dari perubahan tetap dan
sementara yaitu …
a. perubahan tetap dan sementara akan
menghasilkan zat baru
b. perubahan tetap tidak menghasilkan zat
baru sedangkan perubahan sementara
menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan sementara tidak
menghasilkan zat baru
d. jawaban a, b, dan c benar
40. Perhatikan gambar!
Ibu ingin membuat kue. Hal yang pertama
dilakukan adalah mencairkan mentega.
Mentega akan mencair ketika dipanaskan.
Jika cairan mentega kembali didinginkan
oleh Ibu, yang terjadi yaitu …
a. mentega menguap
b. mentega memadat kembali
c. mentega berubah menjadi minyak
d. mentega tidak mengalami perubahan
41. Berikut ini merupakan peristiwa
perubahan sifat benda yaitu:
86
1.
2.
3.
4.
Yang termasuk contoh peristiwa
perubahan bersifat sementara adalah …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
42. Perubahan yang bersifat tetap terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
d.
43. Plastik tidak dapat kembali ke wujud
semula setelah dibakar. Ini menunjukkan
bahwa …
a. plastik mudah dibentuk
b. plastik tahan panas
c. plastik tidak menghasilkan zat baru
d. plastik menghasilkan zat baru
44. Perubahan yang bersifat sementara terjadi
pada peristiwa …
a.
b.
c.
d.
45. Lihat gambar di bawah ini!
Batu es yang mencair merupakan contoh
dari peristiwa …
a. perubahan sementara
b. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
87
Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar
1. B 11. D 21. C 31. C 41. B
2. C 12. C 22. C 32. A 42. C
3. C 13. D 23. D 33. D 43. D
4. D 14. A 24. D 34. C 44. C
5. D 15. A 25. C 35. D 45. A
6. C 16. B 26. C 36. B
7. D 17. A 27. C 37. D
8. A 18. A 28. A 38. A
9. D 19. C 29. A 39. C
10.B 20. B 30. A 40. B
88
SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 30 Jumlah butir = 45 Bobot jwb benar = 1 Bobot jwb salah = 0 Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 30 15 0 30 30 2 32 13 0 32 32 3 22 23 0 22 22 4 22 23 0 22 22 5 30 15 0 30 30 6 23 22 0 23 23 7 22 23 0 22 22 8 21 24 0 21 21 9 31 14 0 31 31 10 15 30 0 15 15 11 21 24 0 21 21 12 24 21 0 24 24 13 23 22 0 23 23 14 28 17 0 28 28 15 19 26 0 19 19 16 22 23 0 22 22 17 27 18 0 27 27 18 22 23 0 22 22 19 14 31 0 14 14 20 29 16 0 29 29 21 34 11 0 34 34 22 21 24 0 21 21 23 19 26 0 19 19 24 17 28 0 17 17 25 14 31 0 14 14 26 32 13 0 32 32 27 25 20 0 25 25 28 18 27 0 18 18 29 9 36 0 9 9 30 37 8 0 37 37 RELIABILITAS TES ================ Rata2= 23,43 Simpang Baku= 6,56 KorelasiXY= 0,65 Reliabilitas Tes= 0,79 Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 14 15 29 2 15 16 31 3 11 11 22 4 11 11 22 5 17 12 29 6 11 12 23 7 10 12 22 8 12 8 20 9 15 15 30 10 6 8 14 11 12 9 21 12 12 12 24 13 11 12 23 14 15 12 27 15 12 6 18 16 11 11 22
89
17 13 13 26 18 11 11 22 19 8 5 13 20 15 13 28 21 16 17 33 22 11 10 21 23 9 9 18 24 5 12 17 25 7 6 13 26 14 17 31 27 16 8 24 28 9 8 17 29 5 4 9 30 16 21 37 Kel Unggul & Asor ================= Kelompok Unggul Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 37 1 - - 1 1 - 1 1 1 1 1 2 34 1 - 1 1 1 1 - 1 1 - 1 3 32 1 - - - 1 1 1 1 1 1 1 4 32 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 - 5 31 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 6 30 1 - - - 1 1 1 1 1 1 1 7 30 1 - - 1 - 1 1 1 1 1 1 8 29 - 1 1 - 1 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 7 2 3 4 7 7 7 8 8 6 6 No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 2 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 4 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 - 1 5 - 1 1 1 1 - 1 - 1 1 1 1 6 1 1 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 - 8 1 1 - 1 1 - 1 1 - 1 1 - Jml Jwb Benar 7 6 4 8 8 4 8 4 6 8 6 6 No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 2 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 3 - 1 - 1 1 1 1 1 - - 1 1 4 - 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 5 1 - - 1 1 1 1 - - 1 - 1 6 - 1 - 1 1 1 1 1 - - - - 7 1 1 1 1 1 1 1 - 1 - - - 8 1 - - 1 1 1 1 - 1 1 - 1 Jml Jwb Benar 4 5 4 8 6 8 8 5 5 5 1 6 No.Urut Kode/Nama Subyek 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 2 1 - 1 - - 1 1 1 1 1 3 - 1 1 - 1 1 1 - 1 1 4 1 1 1 - - 1 - 1 - 1 5 - - 1 - - - 1 1 1 1 6 - 1 1 - 1 1 1 - 1 1 7 - - 1 - 1 - - - 1 1 8 1 - 1 - - 1 1 - 1 1 Jml Jwb Benar 4 4 8 1 3 6 6 4 7 7
90
Kelompok Asor Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 19 1 1 1 - - 1 - 1 - 1 - 2 19 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 - 3 18 1 - - - 1 1 1 - - - - 4 17 1 - - - - - - 1 - 1 - 5 15 - 1 - 1 - 1 1 1 - 1 1 6 14 - - 1 1 - - - 1 - - - 7 14 - 1 1 1 - - - - 1 - 1 8 9 - - 1 1 1 - - - - - - Jml Jwb Benar 4 4 5 4 2 4 3 5 1 4 2 No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 - - 1 - 1 - - - 1 - - 1 2 1 1 1 1 - - 1 1 - 1 - 1 3 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 4 - 1 - 1 1 1 - 1 - - - 1 5 - 1 - - - - - 1 - 1 - - 6 1 1 1 1 - - - - - - - - 7 - 1 1 - - - - - - - 1 - 8 - - - - 1 - 1 - 1 1 - - Jml Jwb Benar 3 5 5 4 3 2 3 3 2 3 1 4 No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 - - - - - 1 1 - 1 1 1 - 2 - - - - - - - - - - 1 - 3 - - - 1 - 1 1 - - - 1 - 4 1 - - 1 - - - 1 - 1 - 1 5 1 - - 1 - 1 - 1 - - - - 6 - - 1 - 1 1 - - 1 - - - 7 1 1 - - 1 - - - - - - - 8 - - - - 1 - - - - - - - Jml Jwb Benar 3 1 1 3 3 4 2 2 2 2 3 1 No.Urut Kode/Nama Subyek 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 1 1 - 1 - - 1 - - - 1 2 - - - 1 - - 1 - - 1 3 1 - - - 1 - 1 - - 1 4 - - - 1 1 1 - - - - 5 - - - - - - - - - 1 6 - - 1 - - 1 - - - 1 7 - - 1 1 - - - - - 1 8 - - - - - 1 - - - - Jml Jwb Benar 2 0 3 3 2 4 2 0 0 6 DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 30 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 45 Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 7 4 3 37,50 2 2 4 -2 -25,00 3 3 5 -2 -25,00 4 4 4 0 0,00 5 7 2 5 62,50
91
6 7 4 3 37,50 7 7 3 4 50,00 8 8 5 3 37,50 9 8 1 7 87,50 10 6 4 2 25,00 11 6 2 4 50,00 12 7 3 4 50,00 13 6 5 1 12,50 14 4 5 -1 -12,50 15 8 4 4 50,00 16 8 3 5 62,50 17 4 2 2 25,00 18 8 3 5 62,50 19 4 3 1 12,50 20 6 2 4 50,00 21 8 3 5 62,50 22 6 1 5 62,50 23 6 4 2 25,00 24 4 3 1 12,50 25 5 1 4 50,00 26 4 1 3 37,50 27 8 3 5 62,50 28 6 3 3 37,50 29 8 4 4 50,00 30 8 2 6 75,00 31 5 2 3 37,50 32 5 2 3 37,50 33 5 2 3 37,50 34 1 3 -2 -25,00 35 6 1 5 62,50 36 4 2 2 25,00 37 4 0 4 50,00 38 8 3 5 62,50 39 1 3 -2 -25,00 40 3 2 1 12,50 41 6 4 2 25,00 42 6 2 4 50,00 43 4 0 4 50,00 44 7 0 7 87,50 45 7 6 1 12,50 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 45 Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 21 70,00 Sedang 2 16 53,33 Sedang 3 14 46,67 Sedang 4 15 50,00 Sedang 5 21 70,00 Sedang 6 24 80,00 Mudah 7 17 56,67 Sedang 8 22 73,33 Mudah 9 20 66,67 Sedang 10 23 76,67 Mudah 11 11 36,67 Sedang 12 17 56,67 Sedang 13 23 76,67 Mudah 14 17 56,67 Sedang 15 22 73,33 Mudah 16 15 50,00 Sedang 17 14 46,67 Sedang 18 21 70,00 Sedang
92
19 17 56,67 Sedang 20 20 66,67 Sedang 21 19 63,33 Sedang 22 13 43,33 Sedang 23 18 60,00 Sedang 24 15 50,00 Sedang 25 9 30,00 Sukar 26 6 20,00 Sukar 27 21 70,00 Sedang 28 18 60,00 Sedang 29 20 66,67 Sedang 30 22 73,33 Mudah 31 9 30,00 Sukar 32 15 50,00 Sedang 33 8 26,67 Sukar 34 9 30,00 Sukar 35 9 30,00 Sukar 36 9 30,00 Sukar 37 8 26,67 Sukar 38 18 60,00 Sedang 39 7 23,33 Sukar 40 13 43,33 Sedang 41 22 73,33 Mudah 42 13 43,33 Sedang 43 6 20,00 Sukar 44 9 30,00 Sukar 45 17 56,67 Sedang KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 45 Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA No Butir Korelasi Signifikansi 1 0,405 Sangat Signifikan 2 -0,165 - 3 -0,208 - 4 -0,108 - 5 0,382 Sangat Signifikan 6 0,369 Sangat Signifikan 7 0,403 Sangat Signifikan 8 0,426 Sangat Signifikan 9 0,617 Sangat Signifikan 10 0,257 - 11 0,442 Sangat Signifikan 12 0,434 Sangat Signifikan 13 0,110 - 14 0,069 - 15 0,508 Sangat Signifikan 16 0,449 Sangat Signifikan 17 0,248 - 18 0,484 Sangat Signifikan 19 0,100 - 20 0,387 Sangat Signifikan 21 0,416 Sangat Signifikan 22 0,337 Signifikan 23 0,255 - 24 0,067 - 25 0,407 Sangat Signifikan 26 0,393 Sangat Signifikan 27 0,495 Sangat Signifikan 28 0,055 - 29 0,420 Sangat Signifikan 30 0,636 Sangat Signifikan 31 0,384 Sangat Signifikan
93
32 0,284 Signifikan 33 0,415 Sangat Signifikan 34 -0,055 - 35 0,565 Sangat Signifikan 36 0,373 Sangat Signifikan 37 0,380 Sangat Signifikan 38 0,434 Sangat Signifikan 39 -0,037 - 40 0,150 - 41 0,169 - 42 0,442 Sangat Signifikan 43 0,535 Sangat Signifikan 44 0,666 Sangat Signifikan 45 0,205 - Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 45 Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA No Butir a b c d * 1 3++ 21** 3++ 3++ 0 2 8- 5++ 16** 1-- 0 3 12--- 14** 4+ 0-- 0 4 10-- 0-- 5++ 15** 0 5 8--- 0-- 1- 21** 0 6 4-- 0-- 24** 2++ 0 7 10--- 0-- 3+ 17** 0 8 22** 2+ 0-- 6--- 0 9 10--- 0-- 0-- 20** 0 10 7--- 23** 0-- 0-- 0 11 13--- 0-- 6++ 11** 0 12 13--- 0-- 17** 0-- 0 13 7--- 0-- 0-- 23** 0 14 17** 0-- 3+ 10--- 0 15 22** 0-- 3++ 5-- 0 16 12--- 15** 3+ 0-- 0 17 14** 6++ 4+ 6++ 0 18 21** 2+ 2+ 5- 0 19 17** 4++ 0-- 9--- 0 20 10--- 20** 0-- 0-- 0 21 6- 0-- 19** 5+ 0 22 3+ 0-- 13** 14--- 0 23 11--- 0-- 1-- 18** 0 24 12--- 0-- 3+ 15** 0 25 0-- 0-- 9** 21--- 0 26 14- 0-- 6** 10++ 0 27 4+ 0-- 21** 5- 0 28 18** 0-- 0-- 12--- 0 29 20** 0-- 0-- 10--- 0 30 22** 0-- 0-- 8--- 0
94
31 8++ 0-- 9** 13-- 0 32 15** 0-- 0-- 15--- 0 33 4+ 0-- 18--- 8** 0 34 12- 0-- 9** 9+ 0 35 5+ 0-- 16--- 9** 0 36 21--- 9** 0-- 0-- 0 37 11+ 0-- 11+ 8** 0 38 18** 5++ 4++ 3+ 0 39 13- 0-- 7** 10+ 0 40 9- 13** 0-- 8+ 0 41 3++ 22** 0-- 5-- 0 42 12--- 0-- 13** 5++ 0 43 18--- 0-- 6+ 6** 0 44 0-- 15--- 9** 6++ 0 45 17** 0-- 6+ 7- 0 Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk
Lampiran 1.4
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI BENDA DAN SIFAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Kompetensi Dasar Konsep Indikator Pembelajaran Tingkatan Kognitif ∑
Soal
%
Soal C1 C2 C3
4.1
Mendeskripsikan
hubungan antara sifat
bahan dan bahan
penyusunnya misalnya
benang, kain, kertas
Sifat Bahan Menjelaskan salah satu sifat bahan
dengan bahan penyusunnya
*1, 4 2, 3 *5,*6 6 13,4%
Mengidentifikasi hubungan antara
salah satu sifat bahan dengan bahan
penyusunnya
*7, *9 *8, 10 *11, *12 6 13,4%
Menyebutkan contoh-contoh dari sifat
bahan yang ada di lingkungan sekitar
13, *15 14, *16
17 5 11,2%
4.2
Menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang
perubahan sifat benda,
baik sementara maupun
tetap
Faktor Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan salah satu dari sifat-sifat
benda
*18, *20 19, *21 *22, 23 6 13,4%
Menyebutkan salah satu faktor
penyebab perubahan sifat benda
24, *27 *26, *29 *25, 28 6 13,4%
Perubahan Sifat
Benda
Menjelaskan pengertian perubahan
sifat benda
*30 *31,*33 *32 4 8,9%
Membedakan perubahan sifat benda 34, *37 *35, *38, 39 *36 6 13,4%
Menyebutkan salah satu contoh dari
perubahan sifat benda
*42, *44, 45 40 41, *43 6 13,4%
∑ Soal
16 16 13 45
100% % Soal 36% 36% 29% 100
Ket. * = Soal Valid
95
96
Lampiran 1.5
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Item
No. Validitas Derajat Kesukaran Daya Pembeda Keputusan
1 Valid Sedang Cukup Digunakan
2 Tidak Valid Sedang Sangat Buruk Tidak Digunakan
3 Tidak Valid Sedang Sangat Buruk Tidak Digunakan
4 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
5 Valid Sedang Baik Digunakan
6 Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
7 Valid Sedang Baik Digunakan
8 Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
9 Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
10 Tidak Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
11 Valid Sedang Baik Digunakan
12 Valid Sedang Baik Digunakan
13 Tidak Valid Mudah Buruk Tidak Digunakan
14 Tidak Valid Sedang Sangat Buruk Tidak Digunakan
15 Valid Mudah Baik Digunakan
16 Valid Sedang Baik Digunakan
17 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan
18 Valid Sedang Baik Digunakan
19 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
20 Valid Sedang Baik Tidak Digunakan
21 Valid Sedang Baik Digunakan
22 Valid Sedang Baik Digunakan
23 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan
24 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
25 Valid Sukar Baik Digunakan
26 Valid Sukar Cukup Digunakan
27 Valid Sedang Baik Digunakan
28 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan
29 Valid Sedang Baik Digunakan
30 Valid Mudah Sangat Baik Tidak Digunakan
31 Valid Sukar Cukup Digunakan
32 Valid Sedang Cukup Digunakan
33 Valid Sukar Cukup Digunakan
34 Tidak Valid Sukar Sangat Buruk Tidak Digunakan
35 Valid Sukar Baik Digunakan
36 Valid Sukar Cukup Digunakan
37 Valid Sukar Baik Digunakan
97
38 Valid Sedang Baik Digunakan
39 Tidak Valid Sukar Sangat Buruk Tidak Digunakan
40 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
41 Tidak Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
42 Valid Sedang Baik Digunakan
43 Valid Sukar Baik Digunakan
44 Valid Sukar Sangat Baik Digunakan
45 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
98
SOAL PRETEST HASIL BELAJAR IPA
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama : ……………………………...
Hari/Tanggal : ....................................... Kelas : ...........................................
I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Susunan atau gabungan dari beberapa serat
disebut …
a. serat c. kain
b. benang d. tali
2. Perhatikan gambar berikut:
Rambut atau bulu hewan tersebut dapat
menghasilkan serat …
a. kapas c. sutra
b. rami d. wol
3. Benang nilon terbuat dari bahan …
a. hewan c. serat kayu
b. tumbuhan d. sintetis
4. Kertas tahan air karena adanya lapisan
plastik pada permukaannya disebut kertas
…
a. HVS c. karton
b. manila d. minyak
5. Pernyataan berikut ini adalah benar,
kecuali …
a. sebuah benda dapat dibuat dari
berbagai jenis benda
b. jenis benda yang berbeda dapat dibuat
dari jenis bahan yang sama
c. jenis benda yang sama dapat dibuat
dari jenis bahan yang berbeda
d. berbagai jenis benda hanya dapat
dibuat dari satu macam bahan
6. Dari uji penyerapan air terhadap beberapa
jenis kertas, diperoleh hasil berikut :
Jenis kertas Air yang diserap
I
II
III
IV
+++
++
++++
+
*tanda + menunjukkan banyaknya air yang diserap
Jenis kertas yang paling cocok untuk
bahan tisu yaitu …
a. I c. III
b. II d. IV
7. Baju seragam sekolah terbuat dari kain …
a. katun c. wol
b. sutra d. sintetis
8. Kain katun banyak dipilih untuk bahan
pakaian daripada nilon, karena kain katun
…
a. lebih tahan air
b. bersifat menyerap keringat
c. lentur dan mudah di cuci
d. mudah di jahit
9. Jas hujan dibuat dari bahan yang bersifat
…
a. kedap air
b. menyerap panas
c. menyerap air
d. tidak mudah kusut
10. Berikut yang akan terjadi ketika sampah
dibakar, kecuali …
a. bentuknya berubah
b. terhirup bau busuk
c. bentuknya tidak berubah
d. warna sampah berubah
11. Benang yang terbuat dari serat nilon
memiliki kekuatan yang lebih baik
dibandingkan benang yang terbuat dari
serat wol. Ini menunjukkan bahwa …
a. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
bentuknya
b. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
warnanya
c. sifat suatu benda dipengaruhi oleh jenis
bahan yang menyusun benda tersebut
d. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
benda itu sendiri
99
12. Berikut ini merupakan perubahan sifat
benda :
1.
2.
3.
4.
Perubahan sifat benda yang dipengaruhi
oleh pemanasan adalah …
a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
13. Di bawah ini yang merupakan faktor-
faktor yang dapat membuat benda
mengalami perubahan, kecuali …
a. pembusukkan
b. pemanasan
c. pendinginan
d. perkaratan
14. Perubahan wujud benda dari zat cair
menjadi zat padat disebabkan karena
proses …
a. pembakaran
b. pemanasan
c. pendinginan
d. perkaratan
15. Benda-benda berikut ini dapat mengalami
proses perkaratan apabila terkena air atau
uap air dalam waktu yang lama, kecuali …
a.
b.
c.
d.
16. Pernyataan yang tidak tepat mengenai
perubahan tetap adalah …
a. perubahan tetap merupakan perubahan
yang tidak dapat kembali ke wujud
semula
b. perubahan tetap menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap merupakan perubahan
yang dapat kembali ke wujud semula
d. perubahan tetap disebut juga perubahan
kimia
17. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
1. perubahan yang dapat kembali ke
bentuk semula
2. perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru
3. perubahan yang tidak dapat kembali ke
bentuk semula
4. perubahan yang menghasilkan zat baru
Yang termasuk pengertian dari perubahan
sifat sementara yaitu …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
18. Pernyataan yang tepat mengenai
perubahan sementara adalah …
a. perubahan sementara menghasilkan zat
baru
b. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang tidak dapat
kembali ke wujud semula
c. perubahan sementara disebut juga
perubahan kimia
d. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang dapat kembali
ke wujud semula
19. Salah satu ciri perubahan benda yang
bersifat tetap adalah …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak menghasilkan zat baru
c. tidak terjadi perubahan bentuk
d. tidak dapat kembali ke bentuk semula
100
20. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. perubahan sifat sementara dapat
kembali ke bentuk semula
2. perubahan sifat tetap tidak dapat
kembali ke bentuk semula
3. perubahan sifat sementara dan tetap
tidak menghasilkan zat baru
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. benar semua
21. Perhatikan gambar di bawah ini!
Cokelat yang meleleh merupakan salah
satu contoh dari perubahan fisika.
Perubahan fisika biasa disebut juga
dengan …
a. perubahan bentuk
b. perubahan bau
c. perubahan tetap
d. perubahan sementara
22. Yang termasuk ciri dari perubahan
sementara yaitu …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak terjadi perubahan warna
c. tidak dapat kembali ke bentuk semula
d. menghasilkan zat baru
23. Perubahan yang bersifat tetap terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
d.
24. Plastik tidak dapat kembali ke wujud
semula setelah dibakar. Ini menunjukkan
bahwa …
a. plastik mudah dibentuk
b. plastik tahan panas
c. plastik tidak menghasilkan zat baru
d. plastik menghasilkan zat baru
25. Perubahan yang bersifat sementara terjadi
pada peristiwa …
a.
b.
c.
d.
101
SOAL POSTTEST HASIL BELAJAR IPA
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama : ……………………………...
Hari/Tanggal : ....................................... Kelas : ...........................................
I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Susunan atau gabungan dari beberapa serat
disebut …
a. serat c. kain
b. benang d. tali
2. Perhatikan gambar berikut:
Rambut atau bulu hewan tersebut dapat
menghasilkan serat …
a. kapas c. sutra
b. rami d. wol
3. Benang nilon terbuat dari bahan …
a. hewan c. serat kayu
b. tumbuhan d. sintetis
4. Kertas tahan air karena adanya lapisan
plastik pada permukaannya disebut kertas
…
a. HVS c. karton
b. manila d. minyak
5. Pernyataan berikut ini adalah benar,
kecuali …
a. sebuah benda dapat dibuat dari
berbagai jenis benda
b. jenis benda yang berbeda dapat dibuat
dari jenis bahan yang sama
c. jenis benda yang sama dapat dibuat
dari jenis bahan yang berbeda
d. berbagai jenis benda hanya dapat
dibuat dari satu macam bahan
6. Dari uji penyerapan air terhadap beberapa
jenis kertas, diperoleh hasil berikut :
Jenis kertas Air yang diserap
I
II
III
IV
+++
++
++++
+
*tanda + menunjukkan banyaknya air yang diserap
Jenis kertas yang paling cocok untuk
bahan tisu yaitu …
a. I c. III
b. II d. IV
7. Baju seragam sekolah terbuat dari kain …
a. katun c. wol
b. sutra d. sintetis
8. Kain katun banyak dipilih untuk bahan
pakaian daripada nilon, karena kain katun
…
a. lebih tahan air
b. bersifat menyerap keringat
c. lentur dan mudah di cuci
d. mudah di jahit
9. Jas hujan dibuat dari bahan yang bersifat
…
a. kedap air
b. menyerap panas
c. menyerap air
d. tidak mudah kusut
10. Berikut yang akan terjadi ketika sampah
dibakar, kecuali …
a. bentuknya berubah
b. terhirup bau busuk
c. bentuknya tidak berubah
d. warna sampah berubah
11. Benang yang terbuat dari serat nilon
memiliki kekuatan yang lebih baik
dibandingkan benang yang terbuat dari
serat wol. Ini menunjukkan bahwa …
a. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
bentuknya
b. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
warnanya
c. sifat suatu benda dipengaruhi oleh jenis
bahan yang menyusun benda tersebut
d. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
benda itu sendiri
102
12. Berikut ini merupakan perubahan sifat
benda :
1.
2.
3.
4.
Perubahan sifat benda yang dipengaruhi
oleh pemanasan adalah …
a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
13. Di bawah ini yang merupakan faktor-
faktor yang dapat membuat benda
mengalami perubahan, kecuali …
a. pembusukkan
b. pemanasan
c. pendinginan
d. perkaratan
14. Perubahan wujud benda dari zat cair
menjadi zat padat disebabkan karena
proses …
a. pembakaran
b. pemanasan
c. pendinginan
d. perkaratan
15. Benda-benda berikut ini dapat mengalami
proses perkaratan apabila terkena air atau
uap air dalam waktu yang lama, kecuali …
a.
b.
c.
d.
16. Pernyataan yang tidak tepat mengenai
perubahan tetap adalah …
a. perubahan tetap merupakan perubahan
yang tidak dapat kembali ke wujud
semula
b. perubahan tetap menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap merupakan perubahan
yang dapat kembali ke wujud semula
d. perubahan tetap disebut juga perubahan
kimia
17. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
1. perubahan yang dapat kembali ke
bentuk semula
2. perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru
3. perubahan yang tidak dapat kembali ke
bentuk semula
4. perubahan yang menghasilkan zat baru
Yang termasuk pengertian dari perubahan
sifat sementara yaitu …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
18. Pernyataan yang tepat mengenai
perubahan sementara adalah …
a. perubahan sementara menghasilkan zat
baru
b. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang tidak dapat
kembali ke wujud semula
c. perubahan sementara disebut juga
perubahan kimia
d. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang dapat kembali
ke wujud semula
19. Salah satu ciri perubahan benda yang
bersifat tetap adalah …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak menghasilkan zat baru
c. tidak terjadi perubahan bentuk
d. tidak dapat kembali ke bentuk semula
103
20. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. perubahan sifat sementara dapat
kembali ke bentuk semula
2. perubahan sifat tetap tidak dapat
kembali ke bentuk semula
3. perubahan sifat sementara dan tetap
tidak menghasilkan zat baru
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. benar semua
21. Perhatikan gambar di bawah ini!
Cokelat yang meleleh merupakan salah
satu contoh dari perubahan fisika.
Perubahan fisika biasa disebut juga
dengan …
a. perubahan bentuk
b. perubahan bau
c. perubahan tetap
d. perubahan sementara
22. Yang termasuk ciri dari perubahan
sementara yaitu …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak terjadi perubahan warna
c. tidak dapat kembali ke bentuk semula
d. menghasilkan zat baru
23. Perubahan yang bersifat tetap terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
d.
24. Plastik tidak dapat kembali ke wujud
semula setelah dibakar. Ini menunjukkan
bahwa …
a. plastik mudah dibentuk
b. plastik tahan panas
c. plastik tidak menghasilkan zat baru
d. plastik menghasilkan zat baru
25. Perubahan yang bersifat sementara terjadi
pada peristiwa …
a.
b.
c.
d.
104
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest Hasil Belajar IPA
1. B 11. C 21. D
2. D 12. C 22. A
3. D 13. C 23. C
4. D 14. C 24. D
5. D 15. A 25. C
6. C 16. C
7. A 17. A
8. B 18. D
9. A 19. D
10.C 20. B
105
LAMPIRAN II
Lampiran 2.1 RPP Kelas Eksperimen
2.2 RPP Kelas Kontrol
3.3 LKS
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : MI. Tarbiyah Al-Islamiyah
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 12 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya,
misalnya benang, kain, dan kertas
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengenal sifat-sifat bahan dan penyusunnya
2. Mengidentifikasi hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
3. Menyebutkan sifat-sifat bahan di lingkungan sekitar berdasarkan bahan
penyusunnya
4. Membuktikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bahan dan penyusunnya
2. Siswa dapat menunjukkan hubungan antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya
3. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat bahan di lingkungan sekitar
berdasarkan bahan penyusunnya
4. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan mengenai sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
107
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung
jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode eksperimen
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Sifat Bahan
Hubungan antara sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
Benang Kain Kertas Plastik Karet
Kaca
Berasal
dari:
Kapas
Wol
Sutra
Berasal dari:
Serat alami
(tumbuhan/
hewan)
Serat
sintetis
Berasal
dari:
Kayu
Berasal
dari:
Hasil
olahan
minyak
bumi
Berasal
dari:
Getah
pohon
karet
Berasal dari:
Hasil olahan dari
tambang pasir
kaca
108
Media: Penggaris plastik, penggaris kayu, penggaris logam, taplak meja kain,
taplak meja plastik, sendok plastik, sendok logam
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Motivasi
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Menbagi siswa menjadi
6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan hubungan
sifat benda berdasarkan
bahan penyusunnya.
Membagikan alat-alat
untuk percobaan
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memulai kegiatan
percobaan untuk
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Bertanggung
jawab
109
kepada masing-masing
kelompok
Memerintahkan siswa
untuk menjawab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
menyelidiki sifat
benda berdasarkan
bahan penyusunnya
dengan melihat
petunjuk yang ada
pada LKS (terlampir)
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
sifat benda
berdasarkan bahan
penyusunnya
Kerja sama
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
110
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
sifat-sifat bahan
dan penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 1. Antara benang kapas dan
benang nilon, manakah
yang lebih kuat? Jelaskan
alasannya!
2. Mengapa kain katun, kain
wol, dan kain sutra banyak
digunakan untuk membuat
pakaian? Jelaskan
alasanmu!
20
20
Mengidentifikasi
hubungan antara
sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 3. Jelaskan kelebihan yang
dimiliki karet
dibandingkan dengan
bahan-bahan lainnya!
20
Menyebutkan
sifat-sifat bahan
di lingkungan
sekitar
berdasarkan
bahan
penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 4. Sebutkan benda-benda di
rumahmu yang tersusun
atas kayu dan plastik?
5. Sebutkan bahan apa saja
yang menyusun sebuah
bola yang biasa digunakan
dalam pertandingan sepak
bola?
20
20
Kunci jawaban:
1. Benang kapas, karena benang kapas atau benang jahit terbuat dari bahan kapas
yang umumnya lebih kuat daripada benang nilon.
2. Karena kain katun, kain wol, dan kain sutra sama-sama memiliki sifat yang
mudah menyerap keringat, halus dan nyaman ketika dipakai.
3. Kelebihan yang dimiliki karet dibandingkan bahan lainnya adalah memiliki
sifat lentur, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk.
4. Benda yang tersusun dari kayu: meja, lemari, kursi.
Benda yang tersusun dari plastik: botol minuman, piring plastik, gelas plastik.
111
5. Bola yang biasa digunakan di pertandingan sepak bola menggunakan karet
sebagai bahan penyusunnya.
Jakarta, 12 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Yuliah, S.Ag Miftahul Jannah
Nip.197106241999032001
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : MI. Tarbiyah Al-Islamiyah
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 14 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara atau tetap
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengenal sifat-sifat benda
2. Mengidentifikasi perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
3. Menunjukkan hasil percobaan tentang faktor perubahan sifat benda
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat benda
2. Siswa dapat mengkategorikan perubahan sifat benda beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya
3. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan tentang faktor perubahan sifat
benda
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, perhatian, kerja sama,
tanggung jawab
113
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode eksperimen
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media: Buah apel, karet gelang, plastik, koran, korek api, pisau cutter, lilin
Faktor Perubahan Sifat
Benda
Sifat benda meliputi:
1. Bentuk
2. Warna
3. Kelenturan
4. Kekerasan
5. Bau
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan sifat
benda:
1. Pemanasan
2. Pendinginan
3. Pembakaran
4. Pembusukan
5. Perkaratan
6. Pemuaian dan penyusutan
114
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Motivasi
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi 6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan faktor
perubahan sifat benda
Membagikan alat-alat
untuk percobaan
kepada masing-masing
kelompok
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memulai kegiatan
percobaan untuk
menyelidiki faktor
perubahan sifat benda
dengan melihat
petunjuk yang ada
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Kerja sama
115
Memerintahkan siswa
untuk menjawab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
pada LKS (terlampir)
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
faktor perubahan sifat
benda
Bertanggung
jawab
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
116
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan sifat-
sifat benda
Tes
tertulis
Essay 1. Kamu mempunyai buah
jeruk. Bagaimana
bentuk, warna,
kelenturan, kekerasan,
dan baunya?
2. Yeni membeli buah
tomat. Ia mengambil
beberapa tomat yang
warnanya merah dan
daging buahnya keras.
Buah tomat yang
berwarna cokelat dan
daging buahnya lunak
tidak dipilih. Mengapa
demikian? Jelaskan!
20
20
Mengidentifikasi
perubahan sifat
benda dan faktor-
faktor yang
mempengaruhinya
Tes
tertulis
Essay 3. Jelaskan mengapa es
krim yang dibiarkan di
udara terbuka, lama-
kelamaan akan
mencair!
4. Jelaskan faktor-faktor
apa saja yang dapat
menyebabkan benda
mengalami perubahan
sifat!
5. Bagaimana keadaan
besi atau rantai sepeda
yang mengalami
perkaratan? Jelaskan
pula apa penyebabnya!
20
20
20
117
Kunci jawaban:
1. Buah jeruk memiliki bentuk bulat seperti lingkaran, ada yang berwarna hijau
kekuning-kuningan adapula yang berwarna orange, buah jeruk tidak memiliki
sifat kelenturan karena tidak dapat dibengkokkan, jeruk tidak terlalu keras dan
berbau harum.
2. Karena buah tomat yang segar adalah buah tomat yang berwarna merah dan
daging buahnya keras sedangkan buah tomat yang berwarna cokelat dan
dagingnya lunak menunjukkan bahwa buah tomat itu sudah tidak segar lagi
(busuk).
3. Karena es krim tersebut sudah mengalami perubahan wujud ketika dikeluarkan
dari lemari pendingin. Suhu di luar lebih tinggi (panas) dari pada suhu es krim
tersebut sehingga menyebabkan es krim itu mencair.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sifat benda yaitu pemanasan,
pendinginan, pembakaran, pembusukan, perkaratan, pemuaian dan penyusutan.
5. Keadaan besi atau rantai sepeda yang mengalami perkaratan akan berubah
warna dan kekerasannya menjadi rapuh. Hal ini disebabkan karena terkena air,
panas dan dibiarkan dalam waktu yang lama.
Jakarta, 14 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Yuliah, S.Ag Miftahul Jannah
Nip.197106241999032001
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : MI. Tarbiyah Al-Islamiyah
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 21 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 3
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara atau tetap
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengetahui pengertian perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap
2. Mencirikan perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap
3. Menyebutkan benda-benda yang memiliki perubahan sementara maupun
tetap
4. Menunjukkan hasil percobaan tentang perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
2. Siswa dapat membedakan perubahan sifat benda baik sementara maupun
tetap
3. Siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang memiliki perubahan
sementara maupun tetap
4. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan tentang perubahan sifat benda
baik sementara maupun tetap
119
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung
jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode eksperimen
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media: Lilin, kertas HVS, es batu, gula merah, cabai yang segar dan busuk,
korek api, sendok
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Religius
Motivasi
Perubahan sifat benda
Perubahan bersifat
sementara, contoh:
1. Es
2. Gula merah
3. Lilin
Perubahan bersifat tetap,
contoh:
1. Cabai
2. Kertas
3. Buah busuk
120
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi 6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan perubahan
sifat benda bersifat
sementara maupun
tetap
Membagikan alat-alat
untuk percobaan
kepada masing-masing
kelompok
Memerintahkan siswa
untuk menjwab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memulai kegiatan
percobaan untuk
menyelidiki
perubahan sifat benda
bersifat sementara dan
tetap dengan melihat
petunjuk yang ada
pada LKS (terlampir)
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Kerja sama
Bertanggung
jawab
121
kesimpulan mengenai
perubahan sifat benda
baik sementara
maupun tetap
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
122
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
pengertian
perubahan sifat
benda baik
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 1. Jelaskan yang dimaksud
dengan perubahan sifat
benda yang bersifat
sementara!
2. Jelaskan yang dimaksud
dengan perubahan sifat
benda yang bersifat tetap!
20
20
Membedakan
perubahan sifat
benda baik
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 3. Tika ingin membuat kue.
Ia memanaskan mentega
dan mencampur tepung
dengan air. Manakah dari
kedua kegiatan tersebut
yang menunjukkan
perubahan yang bersifat
sementara?
20
Menyebutkan
benda-benda yang
memiliki
perubahan
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 4. Sebutkan benda-benda
yang termasuk dalam
perubahan sifat yang
bersifat sementara!
5. Sebutkan benda-benda
yang termasuk dalam
perubahan sifat yang
bersifat tetap!
20
20
Kunci jawaban:
1. Perubahan sifat benda yang bersifat sementara adalah perubahan benda yang
dapat kembali ke wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru.
2. Perubahan sifat benda yang bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak
dapat kembali ke wujud semula.
123
3. Dari bahan yang digunakan Tika dalam membuat kue tersebut yang termasuk
dalam benda yang bersifat sementara adalah mentega yang dipanaskan karena
ketika mentega itu dingin akan kembali padat atu kembali ke bentuk semula.
4. Contoh benda yang bersifat sementara adalah es, gula merah, lilin,dll.
5. Contoh benda yang bersifat tetap adalah cabai, kertas, buah busuk,dll.
Jakarta, 21 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Yuliah, S.Ag Miftahul Jannah
Nip.197106241999032001
124
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : MI. Tarbiyah Al-Islamiyah
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 11 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya,
misalnya benang, kain, dan kertas
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengenal sifat-sifat bahan dan penyusunnya
2. Mengidentifikasi hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
3. Menyebutkan sifat-sifat bahan di lingkungan sekitar berdasarkan bahan
penyusunnya
4. Membuktikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bahan dan penyusunnya
2. Siswa dapat menunjukkan hubungan antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya
3. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat bahan di lingkungan sekitar
berdasarkan bahan penyusunnya
4. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan mengenai sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
125
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung
jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode demonstrasi
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Sifat Bahan
Hubungan antara sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
Benang Kain Kertas Plastik Karet
Kaca
Berasal
dari:
Kapas
Wol
Sutra
Berasal dari:
Serat alami
(tumbuhan/
hewan)
Serat
sintetis
Berasal
dari:
Kayu
Berasal
dari:
Hasil
olahan
minyak
bumi
Berasal
dari:
Getah
pohon
karet
Berasal dari:
Hasil olahan dari
tambang pasir
kaca
126
Media: Penggaris plastik, penggaris kayu, penggaris logam, taplak meja kain,
taplak meja plastik, sendok plastik, sendok logam
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Motivasi
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Menbagi siswa menjadi
6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan hubungan
sifat benda berdasarkan
bahan penyusunnya.
Mendemonstrasikan
percobaan mengenai
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memperhatikan
demonstrasi yang
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Rasa ingin
tahu
127
sifat benda berdasarkan
bahan penyusunnya
Memerintahkan siswa
untuk menjawab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
dilakukan guru
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
sifat benda
berdasarkan bahan
penyusunnya
Bertanggung
jawab
Kerja sama
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
diskusinya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil diskusinya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
128
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
sifat-sifat bahan
dan penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 1. Antara benang kapas dan
benang nilon, manakah
yang lebih kuat? Jelaskan
alasannya!
2. Mengapa kain katun, kain
wol, dan kain sutra banyak
digunakan untuk membuat
pakaian? Jelaskan
alasanmu!
20
20
Mengidentifikasi
hubungan antara
sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 3. Jelaskan kelebihan yang
dimiliki karet
dibandingkan dengan
bahan-bahan lainnya!
20
Menyebutkan
sifat-sifat bahan
di lingkungan
sekitar
berdasarkan
bahan
penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 4. Sebutkan benda-benda di
rumahmu yang tersusun
atas kayu dan plastik?
5. Sebutkan bahan apa saja
yang menyusun sebuah
bola yang biasa digunakan
dalam pertandingan sepak
bola?
20
20
Kunci jawaban:
1. Benang kapas, karena benang kapas atau benang jahit terbuat dari bahan kapas
yang umumnya lebih kuat daripada benang nilon.
2. Karena kain katun, kain wol, dan kain sutra sama-sama memiliki sifat yang
mudah menyerap keringat, halus dan nyaman ketika dipakai.
3. Kelebihan yang dimiliki karet dibandingkan bahan lainnya adalah memiliki
sifat lentur, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk.
4. Benda yang tersusun dari kayu: meja, lemari, kursi.
Benda yang tersusun dari plastik: botol minuman, piring plastik, gelas plastik.
129
5. Bola yang biasa digunakan di pertandingan sepak bola menggunakan karet
sebagai bahan penyusunnya.
Jakarta, 11 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Yuliah, S.Ag Miftahul Jannah
Nip.197106241999032001
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : MI. Tarbiyah Al-Islamiyah
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 15 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara atau tetap
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengenal sifat-sifat benda
2. Mengidentifikasi perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
3. Menunjukkan hasil percobaan tentang faktor perubahan sifat benda
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat benda
2. Siswa dapat mengkategorikan perubahan sifat benda beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya
3. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan tentang faktor perubahan sifat
benda
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, perhatian, kerja sama,
tanggung jawab
131
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode demonstrasi
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media: Buah apel, karet gelang, plastik, koran, korek api, pisau cutter, lilin
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
Religius
Motivasi
Faktor Perubahan Sifat
Benda
Sifat benda meliputi:
1. Bentuk
2. Warna
3. Kelenturan
4. Kekerasan
5. Bau
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan sifat
benda:
1. Pemanasan
2. Pendinginan
3. Pembakaran
4. Pembusukan
5. Perkaratan
6. Pemuaian dan penyusutan
132
mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
duduk dengan rapih
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi 6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan faktor
perubahan sifat benda
Mendemonstrasikan
percobaan mengenai
faktor perubahan sifat
benda
Memerintahkan siswa
untuk menjawab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memperhatikan
demonstrasi yang
dilakukan guru
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
faktor perubahan sifat
benda
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Rasa Ingin
tahu
Bertanggung
jawab
Kerja sama
133
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
134
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan sifat-
sifat benda
Tes
tertulis
Essay 1. Kamu mempunyai buah
jeruk. Bagaimana
bentuk, warna,
kelenturan, kekerasan,
dan baunya?
2. Yeni membeli buah
tomat. Ia mengambil
beberapa tomat yang
warnanya merah dan
daging buahnya keras.
Buah tomat yang
berwarna cokelat dan
daging buahnya lunak
tidak dipilih. Mengapa
demikian? Jelaskan!
20
20
Mengidentifikasi
perubahan sifat
benda dan faktor-
faktor yang
mempengaruhinya
Tes
tertulis
Essay 3. Jelaskan mengapa es
krim yang dibiarkan di
udara terbuka, lama-
kelamaan akan
mencair!
4. Jelaskan faktor-faktor
apa saja yang dapat
menyebabkan benda
mengalami perubahan
sifat!
5. Bagaimana keadaan
besi atau rantai sepeda
yang mengalami
perkaratan? Jelaskan
pula apa penyebabnya!
20
20
20
Kunci jawaban:
1. Buah jeruk memiliki bentuk bulat seperti lingkaran, ada yang berwarna hijau
kekuning-kuningan adapula yang berwarna orange, buah jeruk tidak memiliki
135
sifat kelenturan karena tidak dapat dibengkokkan, jeruk tidak terlalu keras dan
berbau harum.
2. Karena buah tomat yang segar adalah buah tomat yang berwarna merah dan
daging buahnya keras sedangkan buah tomat yang berwarna cokelat dan
dagingnya lunak menunjukkan bahwa buah tomat itu sudah tidak segar lagi
(busuk).
3. Karena es krim tersebut sudah mengalami perubahan wujud ketika dikeluarkan
dari lemari pendingin. Suhu di luar lebih tinggi (panas) dari pada suhu es krim
tersebut sehingga menyebabkan es krim itu mencair.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sifat benda yaitu pemanasan,
pendinginan, pembakaran, pembusukan, perkaratan, pemuaian dan penyusutan.
5. Keadaan besi atau rantai sepeda yang mengalami perkaratan akan berubah
warna dan kekerasannya menjadi rapuh. Hal ini disebabkan karena terkena air,
panas dan dibiarkan dalam waktu yang lama.
Jakarta, 15 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Yuliah, S.Ag Miftahul Jannah
Nip.197106241999032001
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : MI. Tarbiyah Al-Islamiyah
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 22 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 3
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara atau tetap
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengetahui pengertian perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap
2. Mencirikan perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap
3. Menyebutkan benda-benda yang memiliki perubahan sementara maupun
tetap
4. Menunjukkan hasil percobaan tentang perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
2. Siswa dapat membedakan perubahan sifat benda baik sementara maupun
tetap
3. Siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang memiliki perubahan
sementara maupun tetap
4. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan tentang perubahan sifat benda
baik sementara maupun tetap
137
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung
jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode demonstrasi
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media: Lilin, kertas HVS, es batu, gula merah, cabai yang segar dan busuk,
korek api, sendok
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Religius
Motivasi
Perubahan sifat benda
Perubahan bersifat
sementara, contoh:
1. Es
2. Gula merah
3. Lilin
Perubahan bersifat tetap,
contoh:
1. Cabai
2. Kertas
3. Buah busuk
138
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi 6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan perubahan
sifat benda bersifat
sementara maupun
tetap
Mendemonstrasikan
percobaan mengenai
perubahan sifat benda
bersifat sementara
maupun tetap
Memerintahkan siswa
untuk menjwab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memperhatikan
demonstrasi yang
dilakukan guru
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
perubahan sifat benda
baik sementara
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Bertanggung
jawab
Kerja sama
139
maupun tetap
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
140
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
pengertian
perubahan sifat
benda baik
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 1. Jelaskan yang dimaksud
dengan perubahan sifat
benda yang bersifat
sementara!
2. Jelaskan yang dimaksud
dengan perubahan sifat
benda yang bersifat tetap!
20
20
Membedakan
perubahan sifat
benda baik
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 3. Tika ingin membuat kue.
Ia memanaskan mentega
dan mencampur tepung
dengan air. Manakah dari
kedua kegiatan tersebut
yang menunjukkan
perubahan yang bersifat
sementara?
20
Menyebutkan
benda-benda yang
memiliki
perubahan
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 4. Sebutkan benda-benda
yang termasuk dalam
perubahan sifat yang
bersifat sementara!
5. Sebutkan benda-benda
yang termasuk dalam
perubahan sifat yang
bersifat tetap!
20
20
Kunci jawaban:
1. Perubahan sifat benda yang bersifat sementara adalah perubahan benda yang
dapat kembali ke wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru.
2. Perubahan sifat benda yang bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak
dapat kembali ke wujud semula.
141
3. Dari bahan yang digunakan Tika dalam membuat kue tersebut yang termasuk
dalam benda yang bersifat sementara adalah mentega yang dipanaskan karena
ketika mentega itu dingin akan kembali padat atu kembali ke bentuk semula.
4. Contoh benda yang bersifat sementara adalah es, gula merah, lilin,dll.
5. Contoh benda yang bersifat tetap adalah cabai, kertas, buah busuk,dll.
Jakarta, 22 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Yuliah, S.Ag Miftahul Jannah
Nip.197106241999032001
142
SIFAT-SIFAT BENDA BERDASARKAN BAHAN PENYUSUNNYA
Tujuan : Menyelidiki sifat-sifat benda berdasarkan bahan
penyusunnya
Alat dan bahan : 1. Penggaris plastik
2. Penggaris kayu
3. Penggaris logam
4. Taplak meja kain
5. Taplak meja plastik
6. Sendok plastik
7. Sendok logam
Langkah kerja :
1. Amati sifat-sifat benda dari bahan tersebut!
2. Diskusikan dengan teman sekelompokmu kemudian tentukan sifat-
sifat benda tersebut mulai dari kekuatan, kelenturan, tahan panas
dan menghantarkan listrik.
3. Isilah hasil pengamatanmu pada tabel berkut ini!
No Nama
Benda
Bahan
Penyusun
Sifat Benda
Kekua
tan
Kelentu
ran
Tahan
Panas
Menghantar-
kan Listrik
Kelompok:...................
Nilai :....................
143
4. Berikan kesimpulan kamu dari kegiatan tersebut!
5. Jelaskanlah hasil pekerjaanmu di depan kelas!
Pilihlah gambar di bawah ini yang sesuai dengan perasaanmu setelah
melakukan kegiatan ini!
(suka) (tidak suka)
ANGGOTA KELOMPOK
Nama Pilihan
Jawaban A/B
Alasannya
A B
144
FAKTOR PERUBAHAN SIFAT BENDA
Tujuan : Menyelidiki faktor-faktor perubahan sifat benda
Alat dan bahan : 1. Buah apel
2. Karet gelang
3. Plastik
4. Koran
5. Lilin
6. Korek api
7. Pisau cutter
Langkah kerja :
1. Potong buah apel dengan pisau cutter menjadi ¼ bagian kemudian
diamkan selama 5 menit!
2. Perhatikan apa yang terjadi setelah buah apel didiamkan?
3. Nyalakan lilin dengan korek api kemudian bakar karet gelang!
4. Perhatikan apa yang terjadi ketika karet dibakar!
5. Lakukan hal yang sama pada plastik dan koran seperti halnya no.3
dan no.4!
6. Catatlah hasil percobaanmu pada tabel berikut ini:
No. Nama
Benda
Sifat benda
(sebelum)
Sifat benda
(setelah)
Bentuk Warna Bentuk Warna
Kelompok:...................
Nilai :....................
145
7. Apa kesimpulanmu dari kegiatan tersebut?
8. Laporkan hasilnya di depan kelas!
Pilihlah gambar di bawah ini yang sesuai dengan perasaanmu setelah
melakukan kegiatan ini!
(suka) (tidak suka)
ANGGOTA KELOMPOK
Nama Pilihan
Jawaban A/B
Alasannya
A B
146
PERUBAHAN SIFAT BENDA
Tujuan : Menyelidiki perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
Alat dan bahan : 1. Lilin
2. Kertas HVS
3. Es batu
4. Gula merah
5. Cabai yang segar dan busuk
6. Korek api
7. Sendok
Langkah kerja :
1. Nyalakan lilin dengan korek api dan amati perubahan yang terjadi!
2. Ambil es batu kemudian diamkan selama 10 menit!
3. Perhatikan apa yang terjadi pada es batu tersebut!
4. Ambil sedikit gula merah kemudian letakkan di atas sendok!
5. Panaskan gula merah tersebut di atas lilin yang menyala dan amati
apa yang terjadi!
6. Bakar kertas dan amati apa yang terjadi!
7. Perhatikan cabai yang masak dan yang busuk! Mengapa demikian?
8. Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel berikut ini!
Kelompok:...................
Nilai :....................
147
No. Nama
benda
Penyebab
perubahan
Keadaan
Benda
Perubahan yang
terjadi
Sebelum Sesudah Sementa
ra
Tetap
9. Apa kesimpulanmu dari kegiatan tersebut?
10. Laporkan hasilnya di depan kelas!
Pilihlah gambar di bawah ini yang sesuai dengan perasaanmu setelah
melakukan kegiatan ini!
(suka) (tidak suka)
ANGGOTA KELOMPOK
Nama Pilihan
Jawaban A/B
Alasannya
A B
148
LAMPIRAN III Lampiran 3.1 Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen
3.2 Perhitungan Distribusi Data Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
3.3 Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol
3.4 Perhitungan Distribusi Data Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
3.5 Perhitungan Uji Normalitas
3.6 Perhitungan Uji Homogenitas
3.7 Perhitungan Uji Hipotesis
3.8 Persentase Jenjang Kognitif
149
Lampiran 3.1
NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
No.
NAMA
Kelas Eksperimen
Pretest
Posttest
1. A 48 92
2. B 36 80
3. C 24 76
4. D 36 80
5. E 64 84
6. F 52 68
7. G 32 84
8. H 64 80
9. I 60 84
10. J 32 72
11. K 32 84
12. L 28 76
13. M 48 68
14. N 56 88
15. O 60 88
16. P 60 92
17. Q 60 92
18. R 48 80
19. S 36 88
20. T 64 68
21. U 52 68
22. V 40 84
23. W 48 80
24. X 40 76
25. Y 36 88
26. Z 40 92
27. AA 28 72
28. AB 32 88
29. AC 48 80
30. AD 60 88
31. AE 44 92
32. AF 28 72
33. AG 48 80
34. AH 32 80
150
Lampiran 3.2
PERHITUNGAN DISTRIBUSI DATA PRETEST DAN POSTTEST SISWA
KELAS EKSPERIMEN
A. Pretest
Diketahui data nilai pretest pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
48 36 24 36 64 52 32 64 60 32 32 28
48 56 60 60 60 48 36 64 52 40 48 40
36 40 28 32 48 60 44 28 48 32
1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 64 – 24
= 40
2. Banyak Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 34
= 1 + (3,3) (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05 ≈ 6
3. Panjang Kelas (P) = = = 6,67 ≈ 7
4. Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas
No. Nilai Batas
Nyata
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
( )
fi. 2 fi.
2 Frekuensi
(%)
1. 24 - 30 23,5 – 30,5 4 27 108 729 2916 11,76
2. 31 - 37 30,5 – 37,5 9 34 306 1156 10404 26,47
3. 38 - 44 37,5 – 44,5 4 41 164 1681 6724 11,76
4. 45 - 51 44,5 – 51,5 6 48 288 2304 13824 17,64
5. 52 – 59 51,5 – 59,5 3 55 165 3025 9075 8,82
6. 60 - 66 59,5 – 66,5 8 63 504 3969 31752 23,52
Jumlah 34 1535 12864 74695 100
5. Menghitung Rata-rata ( ), Median, Modus, dan Standar Deviasi
a. Rata-rata ( ) = = = 45, 14
151
b. Median = b + p
= 37,5 + 7
= 37,5 + 7
= 37,5 + 7
= 37,5 + 7
= 44,5
c. Modus = b + p
= 30,5 + 7
= 30,5 + 7
= 30,5 + 7
= 30,5 + 3,5
= 34
d. Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= = 12,78
e. Varians (S2) = 163,46
152
B. Posttest
Diketahui data nilai posttest pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
92 80 76 80 84 68 84 80 84 72 84 76
68 88 88 92 92 80 88 68 68 84 80 76
88 92 72 88 80 88 92 72 80 80
1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 92 – 68
= 24
2. Banyak Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 34
= 1 + (3,3) (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05 ≈ 6
3. Panjang Kelas (P) = = = 4
4. Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas
No
.
Nilai Batas
Nyata
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
( )
fi. 2 fi.
2 Frekuensi
(%)
1. 68 – 71 67,5 – 71,5 4 69,5 278 4830 19321 11,76
2. 72 – 75 71,5 – 77,5 3 73,5 220,5 5402 16206,75 8,82
3. 76 - 79 75,5 – 79,5 3 77,7 233,1 6037 18111,87 8,82
4. 80 – 83 79,5 – 83,5 8 81,5 652 6642 53138 23,52
5. 84 – 87 83,5 – 87,5 5 85,5 427,5 7310 46551,25 14,70
6. 88 - 92 87,5 – 92,5 11 89,5 984,5 8010 88112,75 32,35
Jumlah 34 2795,6 38232,54 231441,6 100
5. Menghitung Rata-rata ( ), Median, Modus, dan Standar Deviasi
a. Rata-rata ( ) = = = 82,22
b. Median = b + p
= 79,5 + 4
153
= 79,5 + 4
= 79,5 + 4
= 79,5 + 3,5
= 83
c. Modus = b + p
= 87,5 + 4
= 87,5 + 4
= 87,5 + 1,41
= 88,91
d. Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= = 6,91
e. Varians (S2) = 47,80367
154
Lampiran 3.3
NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS KONTROL
No.
NAMA
Kelas Kontrol
Pretest
Posttest
1. A 44 64
2. B 48 68
3. C 56 64
4. D 44 64
5. E 44 60
6. F 40 60
7. G 52 68
8. H 60 68
9. I 52 76
10. J 52 64
11. K 36 60
12. L 48 68
13. M 32 56
14. N 48 76
15. O 60 68
16. P 48 68
17. Q 40 60
18. R 40 60
19. S 56 64
20. T 72 76
21. U 44 60
22. V 36 56
23. W 60 76
24. X 44 64
25. Y 44 60
26. Z 44 60
27. AA 32 48
28. AB 36 52
29. AC 40 60
30. AD 52 68
31. AE 68 68
32. AF 60 76
33. AG 48 76
34. AH 68 64
155
Lampiran 3.4
PERHITUNGAN DISTRIBUSI DATA PRETEST DAN POSTTEST SISWA
KELAS KONTROL
A. Pretest
Diketahui data nilai pretest pada kelas kontrol adalah sebagai berikut:
44 48 56 44 44 40 52 60 52 52 36 48
32 48 60 48 40 40 56 72 44 36 60 44
44 44 32 36 40 52 68 60 48 68
1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 72 – 32
= 40
2. Banyak Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 34
= 1 + (3,3) (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05 ≈ 6
3. Panjang Kelas (P) = = = 6,67 ≈ 7
4. Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas
No. Nilai Batas
Nyata
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
( )
fi. 2 fi.
2 Frekuensi
(%)
1. 32 - 38 31,5 – 38,5 5 35 175 1225 6125 14,70
2. 39 - 45 38,5 – 45,5 11 42 462 1764 19404 32,35
3. 46 - 52 45,5 – 52,5 9 49 441 2401 21609 26,47
4. 53 - 59 52,5 – 59,5 2 56 112 3136 6272 5,88
5. 60 - 66 59,5 – 66,5 4 63 252 3969 15876 11,76
6. 67 - 73 66,5 – 73,5 3 70 210 4900 14700 8,82
Jumlah 34 1652 17395 83986 100
5. Menghitung Rata-rata ( ), Median, Modus, dan Standar Deviasi
a. Rata-rata ( ) = = = 48,58
b. Median = b + p
156
= 45,5 + 7
= 45,5 + 7
= 45,5 + 7
= 45,5 + 0,78
= 46,28
c. Modus = b + p
= 38,5 + 7
= 38,5 + 7
= 38,5 + 4,67
= 43,17
d. Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= = 10,61
e. Varians (S2) = 112,67
157
B. Posttest
Diketahui data nilai posttest pada kelas kontrol adalah sebagai berikut:
64 68 64 64 60 60 68 68 76 64 60 68
56 76 68 68 60 60 64 76 60 56 76 64
60 60 48 52 60 68 68 76 76 64
1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 76 – 48
= 28
2. Banyak Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 34
= 1 + (3,3) (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05 ≈ 6
3. Panjang Kelas (P) = = = 4, 67 ≈ 5
4. Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas
No. Nilai Batas
Nyata
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
( )
fi. 2 fi.
2 Frekuensi
(%)
1. 48 - 52 47,5 – 52,5 2 50 100 2500 5000 5,88
2. 53 - 57 52,5 – 57,5 2 55 110 3025 6050 5,88
3. 58 - 62 57,5 – 62,5 9 60 540 3600 32400 26,47
4. 63 - 67 62,5 – 67,5 7 65 455 4225 29575 20,58
5. 68 - 72 67,5 – 72,5 8 70 560 4900 39200 23,52
6. 73 - 77 72,5 – 77,5 6 75 450 5625 33750 17,64
Jumlah 34 2215 23875 145975 100
5. Menghitung Rata-rata ( ), Median, Modus, dan Standar Deviasi
a. Rata-rata ( ) = = = 65,14
b. Median = b + p
= 62,5 + 5
158
= 62,5 + 5
= 62,5 + 5
= 62,5 + 2,85
= 65,35
c. Modus = b + p
= 57,5 + 5
= 57,5 + 5
= 57,5 + 3,88
= 61,38
d. Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= = 7,12
e. Varians (S2) = 50,7353
159
Lampiran 3.5
Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen
A. Pretest
Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pretest
No. x f Z Z tabel F(Z) fk S(Z) | F(Z) - S(Z) |
1. 24 1 -1,67 0,4525 0,0475 1 0,029412 0,018088
2. 28 3 -1,34 0,4099 0,0901 4 0,117647 0,02755
3. 32 5 -1,02 0,3461 0,1539 9 0,264706 0,11081
4. 36 4 -0,7 0,258 0,242 13 0,382353 0,14035
5. 40 3 -0,37 0,1443 0,3557 16 0,470588 0,11489
6. 44 1 -0,05 0,0199 0,4801 17 0,5 0,0199
7. 48 6 0,277 0,1103 0,6103 23 0,676471 0,06617
8. 52 2 0,601 0,2257 0,7257 25 0,735294 0,00959
9. 56 1 0,925 0,3212 0,8212 26 0,764706 0,056494
10 60 5 1,25 0,3944 0,8944 31 0,911765 0,01736
11. 64 3 1,574 0,4429 0,9429 34 1 0,0571
Jumlah 34
Lo: 0,14035
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas untuk data pretest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil pretest berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria Lo < Ltabel (0,14035 < 0,1519) .
160
B. Posttest
Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Posttest
No. x f Z Z tabel F(Z) fk S(Z) | F(Z) - S(Z) |
1. 68 4 -1,73 0,4582 0,0418 4 0,117647 0,07585
2. 72 3 -1,21 0,3869 0,1131 7 0,205882 0,09278
3. 76 3 -0,69 0,2549 0,2451 10 0,294118 0,04902
4. 80 8 -0,17 0,0675 0,4325 18 0,529412 0,09691
5. 84 5 0,353 0,1368 0,6368 23 0,676471 0,03967
6. 88 6 0,875 0,4693 0,9693 29 0,852941 0,116359
7. 92 5 1,396 0,4192 0,9192 34 1 0,0808
Jumlah 34
Lo: 0,116359
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas untuk data posttest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil posttest berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria Lo < Ltabel (0,116359 < 0,1519).
161
Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol
A. Pretest
Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pretest
No. x f Z Z tabel F(Z) fk S(Z) | F(Z) - S(Z) |
1. 32 2 -1,61 0,4463 0,0537 2 0,058824 0,00512
2. 36 3 -1,22 0,3888 0,1112 5 0,147059 0,03586
3. 40 4 -0,83 0,2967 0,2033 9 0,264706 0,06141
4. 44 7 -0,44 0,17 0,33 16 0,470588 0,14059
5. 48 5 -0,05 0,0199 0,4801 21 0,617647 0,13755
6. 52 4 0,35 0,1368 0,6368 25 0,735294 0,09849
7. 56 2 0,74 0,2704 0,7704 27 0,794118 0,02372
8. 60 4 1,13 0,3708 0,8708 31 0,911765 0,04096
9. 68 2 1,91 0,4719 0,9719 33 0,970588 0,001312
10 72 1 2,3 0,4893 0,9893 34 1 0,0107
Jumlah 34
Lo: 0,14059
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas untuk data pretest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil pretest berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria Lo < Ltabel (0,14059 < 0,1519) .
162
B. Posttest
Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Posttest
No. x f Z Z tabel F(Z) fk S(Z) | F(Z) - S(Z) |
1. 48 1 -2,36 0,4909 0,0091 1 0,029412 0,02031
2. 52 1 -1,8 0,4641 0,0359 2 0,058824 0,02292
3. 56 2 -1,23 0,3907 0,1093 4 0,117647 0,00835
4. 60 9 -0,67 0,2486 0,2514 13 0,382353 0,13095
5. 64 7 -0,1 0,0398 0,4602 20 0,588235 0,12804
6. 68 8 0,466 0,1808 0,6808 28 0,823529 0,14273
7. 76 6 1,599 0,4452 0,9452 34 1 0,0548
Jumlah 34
Lo: 0,14273
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas untuk data posttest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil posttest berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria Lo < Ltabel (0,14273 < 0,1519).
163
Lampiran 3.6
Perhitungan Uji Homogenitas
A. Data Pretest
Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
homogenitas 2 varians yaitu dengan menggunakan uji Fisher, dengan rumus:
F =
Keterangan:
F = Homogen
S = Varians Terbesar
S = Varians Terkecil
Dengan
=
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, di mana Ho memiliki varian yang homogen
Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel, di mana Ho memiliki varian tidak homogeny
Berdasarkan rumus di atas diperoleh S = 152,37 dan S = 104,5
sehingga:
Fhitung = = = 1,45
Dengan demikian, diperoleh Fhitung = 1,45 sedangkan Ftabel = 1,79 dengan
db pembilang = 34 – 1 = 33, dan db penyebut = 34 – 1 = 33 (dengan derajat
signifikan 95%). Karena Fhitung < Ftabel (1,45 < 1,79), maka dapat disimpulkan
bahwa data dari kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen.
164
B. Data Posttest
Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
homogenitas 2 varians yaitu dengan menggunakan uji Fisher, dengan rumus:
F =
Keterangan:
F = Homogen
S = Varians Terbesar
S = Varians Terkecil
Dengan
=
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, di mana Ho memiliki varian yang homogen
Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel, di mana Ho memiliki varian tidak homogen
Berdasarkan rumus di atas diperoleh S = 58,88 dan S = 49,91
sehingga:
Fhitung = = = 1,18
Dengan demikian, diperoleh Fhitung = 1,18 sedangkan Ftabel = 1,79 dengan
db pembilang = 34 – 1 = 33, dan db penyebut = 34 – 1 = 33 (dengan derajat
signifikan 95%). Karena Fhitung < Ftabel (1,18 < 1,79), maka dapat disimpulkan
bahwa data dari kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen.
165
Lampiran 3.7
Perhitungan Uji Hipotesis
A. Perhitungan Uji “t”- Pretest
Diketahui :
EKSPERIMEN
KONTROL
= 34 = 34
44,59 48,47
(varian) 152,37 (varian) 104,5
Penyelesaian:
=
=
=
= = 71,28
thitung =
=
=
=
= = = -0,22
Dari hasil perhitungan uji hipotesis di atas, nilai pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh thitung pretest sebesar -0,22
166
dengan ttabel 2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung < ttabel. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa.
B. Perhitungan Uji “t”- posttest
Diketahui :
EKSPERIMEN
KONTROL
= 34 = 34
81,29 64,71
(varian) 58,88 (varian) 49,91
penyelesaian:
=
=
=
= = 7,375
thitung =
=
=
=
= = = 9,26
167
Dari hasil perhitungan uji hipotesis di atas, nilai posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh thitung posttest sebesar 9,26
dengan ttabel 2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung > ttabel. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa.
168
1 3 4 7 9 14 21 23 25 8 10 13 15 16 18 19 22 2 5 6 11 12 17 20 24
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 12
2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9
3 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6
4 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 9
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 16
6 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 13
7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 8
8 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 16
9 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15
10 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 8
11 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8
12 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 7
13 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 12
14 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 14
15 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 15
16 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 15
17 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 15
18 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 12
19 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 9
20 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 16
21 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13
22 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 10
23 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 12
24 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 10
25 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 9
26 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 8
27 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7
28 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 12
29 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 15
30 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 11
31 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
32 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 12
33 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 8
34 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 10
17 16 17 23 22 25 12 14 18 14 14 11 19 7 14 21 13 24 6 21 6 18 5 8 14
%
Total 164 113 102
53.59477124 41.54411765 37.5
Persentase Jenjang Kognitif
Nilai Pretest kelas Eksperimen 5-B
No JumlahC1 C2 C3
169
1 3 4 7 9 14 21 23 25 8 10 13 15 16 18 19 22 2 5 6 11 12 17 20 24
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 23
2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20
3 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 19
4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 20
5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21
6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 17
7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 21
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 20
9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 21
10 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 21
12 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
13 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 17
14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
15 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23
18 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20
19 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 22
20 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 17
21 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 20
24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 19
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 22
26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23
27 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 18
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 22
29 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 20
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 22
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23
32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 18
33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 20
34 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 20
27 29 29 28 32 31 27 28 33 29 26 31 24 30 31 28 28 27 28 19 24 29 24 22 27
%
Persentase Jenjang Kognitif
Nilai Postest kelas Eksperimen 5-B
No JumlahC1 C2 C3
Total 264 227 200
86.2745098 83.45588235 73.52941176
170
1 3 4 7 9 14 21 23 25 8 10 13 15 16 18 19 22 2 5 6 11 12 17 20 24
1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 11
2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 14
4 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 11
5 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 11
6 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 10
7 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 13
8 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15
9 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 13
10 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13
11 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
12 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 12
13 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 8
14 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 12
15 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15
16 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 12
17 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 10
18 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 10
19 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 14
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 18
21 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 11
22 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 9
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 15
24 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 11
25 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 11
26 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 11
27 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8
28 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
29 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 10
30 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 13
31 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 17
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 15
33 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 12
34 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 17
22 17 23 29 22 30 13 12 18 31 9 12 28 10 6 22 12 22 5 12 10 18 3 9 17
%
Persentase Jenjang Kognitif
Nilai Pretest kelas Kontrol 5-A
C1No C2 C3 Jumlah
Total 186
60.78431373
130
47.79411765
96
35.29411765
171
1 3 4 7 9 14 21 23 25 8 10 13 15 16 18 19 22 2 5 6 11 12 17 20 24
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 16
2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 17
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 16
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 16
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 15
6 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 15
7 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 17
8 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 17
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 19
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 16
11 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 15
12 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 17
13 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 14
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 19
15 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 17
16 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 17
17 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 15
18 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 15
19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 16
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 19
21 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 15
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 14
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 19
24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16
25 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 15
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 15
27 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 12
28 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 13
29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 17
31 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 17
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 19
33 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 19
34 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 16
33 29 33 34 30 33 12 24 26 30 20 23 34 13 7 12 6 34 16 22 11 27 14 10 17
%
Persentase Jenjang Kognitif
Nilai Postest kelas Kontrol 5-A
No JumlahC1 C2 C3
Total 254 145 151
83.00653595 53.30882353 55.51470588
172
173
174
175
176
177
178
179
180