Download - MAKALAH_EPIDEMIOLOGI_(IKGM)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit tidak pernah datang tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan bukan merupakan
keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan kita. Kebanyakan dari penyakit-
penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana terhadap hukum-hukum dari sebab dan akibat.
Terjadinya penyakit terutama adalah akibat dari pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan
yaitu hukum-hukum aktivitas dan istirahat, hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran dan
jiwa.
Kemiskinan dan kurangnya makanan menurunkan daya tahan tubuh masyarakat, dan
terbatasnya pengertian akan hal medis, sehingga perawatan-perawatan sangat kurang efektif.
Semua dari faktor-faktor ini menghasilkan akibat dari penyakit-penyakit infeksi dan kematian
dini, sebagaimana yang masih sering terjadi di Negara-negara berkembang. Sekarang
gambarannya berbeda di Negara-negara berkembang, tetapi tidak selalu menjadi lebih baik. Diet
dan gaya hidup ala Barat menjadi semakin dan semakin populer bagi setiap orang yang
membayar. Pekerjaan kantor yang dilakukan sambil duduk dan memiliki kenderaan-kenderaan
menjadi tuntutan, para penjual makanan siap saji gaya Barat yang menjual makanan-makanan
dengan kadar lemak tinggi semakin menjamur, penggunaan tembakau dan alkohol juga
meningkat, dan dengan adanya perubahan-perubahan semacam ini, demikianlah terjadi penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh infeksi, juga penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup
yang semakin buruk.
Hukum kesehatan sebenarnya sangat sederhana sehingga anak-anak pun dapat mempelajari
dan mengetahuinya, namun untuk melakukannya adalah jauh lebih sulit. Untuk itu dibutuhkan
kemauan dan ketetapan hati, khususnya menghadapi tekanan-tekanan sosial dan komersial yang
IKGM | 1
membentuk budaya yang tidak menyehatkan. Memelihara hukum-hukum kesehatan adalah
merupakan jalan untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Mengabaikan atau meniadakan
hukum-hukum tersebut, cepat atau lambat akan enyebabkan terjadinya masalah.
Ada satu peraturan yang bagi kita tidak ada pilihan lain, yaitu hokum keturunan. Kita semua
mewarisi tubuh secara mendasar dari para moyang kita. Kita memiliki kekuatan dan kelemahan
tubuh secara tertentu yang sangat berpengaruh terhadap daya tahan dan rentan terhadap penyakit.
Bagaimanapun juga baik atau buruknya tubuh yang kita warisi, pemilihan-pemilihan untuk
kesehatan yang baik dan menyanggupkan kita untuk membuat apa yang sudah kita warisi
menjadi yang terbaik. Pilihan-pilihan yang buruk akan menimbulkan efek yang berlawanan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Defenisi penyakit ?
b. Penyebab terjadinya penyakit?
c. Proses timbulnya penyakit?
d. Pencegahan penyakit?
1.3 Tujuan
Umumnya untuk memahami penyakit serta bagaimana proses timbulnya penyakit di
lingkungan umum.
Khusus
- Untuk mengetahui perkembangan teori terjadi penyakit
- Untuk mengetahui konsep penyebab dan proses awal terjadinya penyakit
IKGM | 2
- Untuk mengetahui riwayat alamiah suatu penyakit
- Untuk mengetahui penyebab majemuk
1.4 Manfaat
- Masyarakat dapat mengantisipasi terkenanya penyakit
- Masyarakat lebih mengetahui konsep dan proses terjadinya penyakit
- Pembaca atau masyarakat tidak hanya mengerti secara praktik tetapi juga mengerti secara
teoritis
1.5 Tinjauan Pustaka
Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi dan rantai sebab akibat
kesuatu proses kejadian penyakit yakni proes interaksi antara manusia (penjamu) dengan
berbagai sifatnya (biologis, fisiologis, psikologis sosiologis dan antropologis) dengan penyebab
(agent) serta dengan lingkungan (enviroment) (Nur nasry noor.2000.Dasar
epidemiologi,Rinekacipta.Jakarta)
Menurut john bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen
penyakit yaitu Manusia (host), penyebab (agent) dan limgkungan (enviroment) . untuk
memprediksi penyakit , model ini menekankan perlunya analisis dan pemahaman masing-masing
kompenen. Penyakit terjadi karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga kompenen tersebut.
Model in I lebih dikenal dengan triangle epidemiologi atau trtiad epidemiologi dan cocok untuk
menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni mikroba) mudah diisolasikan
dengan jelas dari lingkungan.
Penjamu (Host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara lain:
IKGM | 3
1. Um ur, jenis kelamin, ras , kelompok etmik (suku) hubungan keluarga
2. Bentuk anatomis tubuh
3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh
4. Status kesehatan, termasuk status gizi
5. Keadaan kuantitas dan respon monitors
6. Kebiasaan hidupdan kehidupan sosial
7. Pekerjaan, dll (Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi, Media
presindo,Yogyakarta.hal.15-16)
IKGM | 4
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penyakit
Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang
menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dibawah kisaran normal. Tolok ukur biologik
yang paling berguna untuk kenormalan berkaitan dengan kemampuan individu untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan dalam tubuh dan beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan ini atau perubahan-
perubahan pada lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan konstanan yang layak pada
lingkungan internal. Semua sel dalam tubuh memerlukan sejumlah tertentu oksigen dan nutrient
untuk kelangsungan hidup dan fungsinya, dan sel juga memerlukan lingkungan yang
menyediakan kisaran suhu yang sempit, kandungan air, keasaman, dan konsentrasi garam.
Dengan demikian, pemeliharaan kondisi internal dalam batas yang cukup sempit merupakan
gambaran penting tubuh normal. Penyakit dikatakan ada, jika beberapa struktur dan fungsi tubuh
menyimpang dari ormal sampai pada suatu keadaan berupa rusak atau terancamnya kemampuan
untuk mempertahankan homeostasis normal atau individu tidak dapat lagi menghadapi tantangan
lingkungan. Pandangan subjektif seseorang terhadap penyakit berkaitan dengan gangguan
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Diatas segalanya, penyakit merupakan “bagian dan bidang” pasien. Proses normal dan
abnormal mewakili segi-segi yang berbeda pada spectrum kontinu yang sama. Pada
kenyataannya, benih-benih penyakit sering terdapat didalam mekanisme adaptif tubuh itu sendiri,
mekanisme yang merupakan suatu pedang bermata dua yang potensial. Sebagai contoh, leukosit,
yang penting dalam merespons serbuan mikroba, dapat menjadi agen pada cedera jaringan.
Mekanisme yang memungkinkan seseorang menjadi kebal terhadap infeksi tertentu juga
IKGM | 5
membentuk dasar untuk reaksi alergik, seperti hay fever dan asma. Dengan cara yang sama,
mekanisme proliferasi sel yang memungkinkan individu untuk memperbaiki luka dan secara
konstan memperbarui populasi sel di dalam berbagai jaringan dapat menimbulkan sifat yang
tidak terkontrol, mencetuskan kanker
.
2.2 Penyebab Terjadinya Penyakit
Penyakit ialah hilangnya kesehatan. Kesehatan ialah berfungsinya secara efisien seluruh
system tubuh, dukungan yang memadai dari semua, yang dibutuhkan untuk beroperasinya tubuh
secara mulus, dan setiap proses dengan tepat diarahkan untuk melaksanakan kegiatan yang sudah
ditetapkan. Masalah akan timbul bila sesuatu mengganggu salah satu dari tiga aspek fungsi ini.
Tubuh akan melakukan segala usaha untuk menjaga semua sistem ini melakukan fungsinya
sebaik-baiknya. Bila ada suatu gangguan, apapun alasannya, efeknya ialah perubahan fungsional
—pertama-tama hilangnya kuantitas hasil kerja, diikuti oleh hilangnya kualitas produk jika
gangguan itu terus berlanjut. Jika gangguan itu tidak dihilangkan, perubahan struktural akan
terjadi pada sistem, sehingga gangguan fungsi ini akan menjadi penyakit.
Setiap penyakit mempunyai penyebab. Sementara ilmu kedokteran semakin maju dan
fungsi tubuh manusia makin diketahui dengan lebih baik, penyebab penyakit yang bermacam-
macam semakin jelas. Untuk suatu proses penyakit terjadi dalam tubuh, maka pertahanan tubuh
itu harus dikalahkan, dan ini bukan perkara yang mudah. Itu adalah tugas yang sukar.
1. Faktor udara dan kuman
Udara membawa kuman-kuman penyebab penyakit. Sebagian menumpang pada partikel-
partikel air yang dikeluarkan pada waktu anda batuk atau bersin. Yang lain terbawa bersama
IKGM | 6
partikel-partikel debu yang berasal dari rumah, dari jalan raya dan dari tempat-tempat lain di
lingkungan anda.
Lalat bisa memindahkan kuman-kuman ke makanan dan kotoran di sekeliling rumah.
Kuman-kuman yang menyebabkan penyakit pada manusia berkembang subur pada suhu yang
sama dengan suhu tubuh manusia (37 derajat celcius). Sangat sedikit bertumbuh pada suhu 10
derajat Celsius. Itulah sebabnya pendinginan makanan adalah cara efektif untuk mencegah
penyakit.
Sebagaimana telah dilihat, penyakit bisa terjadi sebagai akibat dari berbagai faktor.
Tetapi pada kebanyakan kasus, penyakit tidak begitu saja mengejar seseorang, turun “dari langit
cerah” untuk menimbulkan penyakit di sini dan kematian mendadak di sana. Kebiasaan makan,
berpikir dan hidup yang tidak sehat, menurunkan mekanisme kekebalan dan melemahkan
pertahanan. Sementara sebagian orang menderita penyakit yang diwarisinya, semakin banyak
orang menderita karena cara hidup mereka.
Untungnya, banyak dari penyakit-penyakit yang aling umum bisa dicegah. Karena itu,
mengapa masing-masing kita tidak menganut kebiasaan dan pola hidup yang akan mencegah
penyakit dan menanda penuaan. Inilah jaminan yang paling baik untuk memperoleh hidup
bahagia, sehat dan panjang umur.
Namun, setiap orang mempunyai mata rantai yang lemah, dan walaupun kita
menghidupkan pola hidup yang paling sehat, waktunya akan dating bila fungsi-fungsi mulai
gagal dan penyakit memunculkan wajahnya yang buruk. Itulah sebabnya pemeriksaan kesehatan
secara berkala oleh dokter/perawat adalah tindakan pencegahan yang bijaksana. Banyak masalah
yang menyebabkan kerusakan yang tidak bisa diperbaiki jika dibiarkan berkembang dapat
dengan mudah diobati jika diketahui dengan cepat.
IKGM | 7
2.3 Proses Timbulnya Penyakit
Gejala penyakit yang timbul merupakan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres
pada badan kita. Gejala itu ada yang dapat dilihat, dirasa, dicium, atau diukur. Ada gejala yang
dapat dirasakan oleh pasien, ada pula gejala yang baru dapat diketahui oleh seorang
dokter/perawat sewaktu diadakan pemeriksaan.
Apabila tingkat kesakitan dalam suatu populasi penduduk diketahui, maka kita perlu
membedakan antara populasi yang mempunyai dan tidak mempunyai penyakit yang spesifik.
Pada prakteknya cara membedakannya sangat sulit. Umumnya penyakit-penyakit menahun
mempunyai sejarah alamiah penyakit (Natural history of disease) yang menarik. Adanya sejarah
alamiah dari suatu penyakit dapat dipakai sebagai cara dalam usaha pencegahan attaupun
pengontrolan dari penyakit tersebut.
Tingkatan dari sejarah alamiah suatu penyakit (Natural history of disease) adalah sebagai
berikut.
1. Tingkat kepekaan (stage of susceptibility)
Pada tingkat ini penyakit belum nampak, tetapi telah ada suatu hubungan antara host
(induk semang), agent (penyebab penyakit), dan environment(lingkungan). Adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara ketiga faktor tersebut di atas, akan menimbulkan suatu hal
yang disebut faktor risiko (risk factor).
Sebagai contoh ialah sebagai berikut.
1) . Seseorang (host) yang sangat capai disertai dengan konsumsi alkohol yang berlebihan
(agent), maka akan memudahkan menderita (risk factor) penyakit infeksi saluran nafas
(pneumonia).
IKGM | 8
2). Seseorang yang berbadan gemuk dengan kadar kolesterol dan tekanan darah yang
tinggi disertai perokok berat, maka orang tersebut akan mempunyai risisko mendapat serangan
jantung koroner.
Faktor risiko pada tingkat kepekaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu sebagai
berikut.
a. Umur seseorang
b. Jenis kelamin
c. Gaya hidup seseorang (life style)
d. Keadaan budaya
e. Dan lain-lain
2. Tingkat sebelum sakit (stage of presymtomatic disease)
Pada tingkat ini penyakit belum tampak. Adanya faktor kepekaan dan interaksi antara
Host, Agent, dan Environment, akan timbul dan mulai tampak adanya perubahan-perubahan
secara patologis. Walaupun demikian, perubahan-perubahan ini masih tetap berada di bawah
garis yang disebut linical horizon, yaitu garis perbatasan antara keadaan penyakit yang sudah
jelas tanda-tandanya (secara klinis) dan terjadiya perubahan secara patologis.
Perubahan atherosklerotik pada pembuluh darah koroner, sebelum ada tanda-tanda stroke (mati
mendadak).
3. Tingkat sakit secara klinis (stage of clinical disease)
Pada tingkat ini terjadi perubahan secara anatomis dan fungsional. Adanya perubahan
tersebut akan menimbulkan gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit.
IKGM | 9
Pada tingkat sakit secara klinis ini suatu penyakit dapat diklasifikasikan, misalnya berdasarkan
lokasi, gambaran histologis serta fungsionalnya (psychososial).
4. Tingkat kecacatan (stage of disability)
Ada penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan suatu pengobatan.
Ada pula penyakit yang tetap berlangsung sampai lama walaupun sudah mengalami pengobatan
dan dalam hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh dan akan memberikan
kecacatan. Risiko dari keadaan tersebut adalah makin lamanya proses penyakit tersebut yang
bisa menimbulkan cacat pada bagian tubuh tertentu.
Sebagai contoh adalah:Penykit virus tertentu (campak) dapat sembuh dengan
sendirinya.akan tetapi jika kondisi penderita amat jelek dan tanpa pengobatan, dapat
menimbulkan komplikasi radang otak.
Tingkat kecacatan sebenarnya dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian
cacat dalam masyarakat dapat berarti terbatasnya aktivitas seseorang, misalnya terbatasnya
komunikasi seseorang karena ia tuli.
2.4 Pencegahan Penyakit
Pada dasarnya pencegahan suatu penyakit lebih murah dari pengobatan penyakit tersebut.
Proses pencegahan tersebut tidak lepas dari melakukan gaya hidup sehat dan melakukan
pemariksaan kesehatan berkala.
1. Gaya hidup sehat
IKGM | 10
Mengamalkan hidup sehat tidak berarti meninggalkan berbagai kenikmatan, namun kita
harus memahami resiko kebiasaan yang kita lakukan terhadap kesehatan. Ada tujuh hal yang
perlu diperhatikan dalam melaksanakan gaya hidup sehat.
(1) . Makanlah makanan yang bervariasi. Jumlah kalori serta komposisinya sesuai dengan
kebutuhan tubuh anda. Makanan hendaklah mengandung serat, buah, dan sayur. Kurangi
makanan yang tinngi lemak. Jangan mengkonsumsi garam berlebihan. Hindari makanan yang
tidak bersih. Kebiasaan makan diluar rumah berisiko terinfeksi penyakit yang ditularkan melalui
makanan. Karena itu bila jajan pilihlah makanan yang bersih.
(2). Jagalah berat badan anda. Obesitas merupakan risiko untuk penyakit jantung dan
kencing manis. Bila berat badan berlebih, usahakan menurunkan dengan mengubah pola makan
dan berolahraga.
(3). Melaksanakan olahraga secara teratur, sedikitnya lima kali dalam seminggu dan
usahakan berolahraga minimal 30 menit.
(4). Hindari rokok. Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner,
bronchitis, kanker paru, kanker mulut, kanker esofagus, kanker kandung kemih, dan kanker leher
rahim.
(5). Hindari alcohol. Bila anda mempunyai kebiasaan minum alcohol batasi jumlahnya.
Jangan minum alkohool selama hamil atau sewaktu akan mengenderai kenderaan.
(6). Hindari kecelakaan. Sebagian besar kecelakaan sebenarnya dapat dihindari atau
dikurangi dampaknya terhadap kesehatan. Gunakan sabuk pengaman bila mengendarai mobil
dengan kesadaran mencegah cedera, bukan karena takut pada polisi. Begitu pula menggunakan
helm bila naik motor. Keselamatan di tempat kerja juga perlu diperhatikan. Pakailah masker bila
bekerja di tempat yang berdebu.
IKGM | 11
(7). Cegalah polusi. Di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia dinyatakan sebagai
kota yang mempunyai polusi udara tinggi. Pemeliharaan kebersihan udara dan air tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua warga. Kurangi penggunaan kenderaan
bermotor, hindari penggunaan Freon pada kulkas, AC, asap rokok, asap dapur dapat
mengganggu saluran napas terutama saluran napas anak. Selain itu jangan menggunakan deterjen
secara berlebihan.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala bertujuan menemukan penyakit secara dini. Melalui
pemeriksaan berkala, faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi risiko timbulnya penyakit
dapat ditemukan dan kalau mungkin diperbaiki.
Seorang yang berumur 30 tahun dan kadar kolesterolnya normal tidak perlu
memeriksakan kolesterol setiap bulan, cukup setiap 3 tahun.
Sebagian pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan sendiri, misalnya, pengukuran berat
badan, tekanan darah, pemeriksaan payudara, kulit, dan testis. Namun, untuk pemeriksaan yang
menyeluruh diperlukan pemeriksaan dokter serta pemeriksaan menunjang seperti laboratorium,
rontgen, rekaman jantung, dan sebagainya.
Jenis dan jangka pemeriksaan kesehatan berkala disesuaikan dengan umur, jenis kelamin
serta factor risiko.Semakin meningkat usia, pemeriksaan lebih kerap dilakukan. Pada orang yang
berusia diatas 50 tahun, pemeriksaan tekanan darah perlu dilakukan setahun sekali, karena risiko
menderita darah tinggi semakin meningkat. Pada anjuran ini sampai usia 65 tahun bila tak ada
keluhan, konsultasi dengan dokter/perawat cukup setiap satu samai dua tahun sekali.
IKGM | 12
2.5 Perkembangan Teori Terjadinya Penyakit
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang
sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus
atau karena kemurkaan dari yang maha pencipta hingga saat ini, masih banyak kelompok
masyarakat di negara berkembang yang menganut konsep tersebut. Di lain pihak masih ada
gangguan kesehatan/penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses kejadian.
Pada tahap berikutnya, Hipocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya penyakit
disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain
sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam
interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan
penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul
karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia (teori humoral). Dalam teori
ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yaitu cairan putih, kuning,
merah, dan hitam. Bila terjadi gangguan keseimbangan pada jenis cairan mana yang bersifat
dominan. Hingga saat ini, teori tersebut masih merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina
tradisional.
Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa-sisa makhluk hidup yang
mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya.
IKGM | 13
Teori ini berkembang terutama pada abad pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah pada
kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan makhluk hidup.
Contoh pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang dikira karena
sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa (malaria artinya daerah
yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap menganut teori ini. Akhirnya pada abad-abad
selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep terjadinya penyakit, dengan
didapatkannya mikroskop, sehingga konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik.
Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah hormonal yang semakin
berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam menghadapi berbagai penyakit dengan
antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya. Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat
diatasi pada negara-negara maju, muncullah masalah berbagai penyakit menahun/tidak menular
yang unsur dan faktor penyebabnya sangat berkaitan erat dengan faal/fungsi tubuh, mutasi dan
sifat resistensi tubuh, dan pada umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kait mengait.
Keadaan ini sangat erat hubungannya dengan berbagai pengamatan epidemiologi
terhadap gangguan kesehatan. Dan pada saat ini, teori tentang faktor penyebab penyakit tidak
dapat dipisahkan dengan berbagai faktor yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang
dikembangkan melalui teori ekologi ling-kungan yang didasarkan pada konsep bahwa manusia
berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan
tertentu akan menimbulkan penyakit yang tertentu pula.
IKGM | 14
Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit
Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat
ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan
berbagai sifatnya,(biologis, filosofis, psikologis, sosiologis, antropologis) dengan penyebab,
(agent) serta dcngan lingkungan (environment).
Hubungan interaksi Host.
Keadaan keseimbangan interaksi Host, Agent, dan Environmen
Dalam teori keseimbangan, maka interaksi antara ketiga unsur tersebut harus
dipertahankan keadaan keseimbangannya. Dan bila terjadi gangguan keseimbangan antara
ketiganya, akan menyebabkan timbulnya penyakit tertentu. Pada keadaan normal, kondisi
keseimbangan proses interaksi tersebut dapat dipertahankan. Melalui intervensi alamiah terhadap
salah satu dari ketiga unsur tersebut di atas, maupun melalui usaha tertentu manusia dalam
bidang pencegahan maupun dalam bidang peningkatan derajat kesehatan.
IKGM | 15
1. Unsur penyebab Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan
oleh satu faktor penyebab tunggal semata.
Pada umumnya, kejadian penyakit disebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama
mendorong terjadinya penyakit. Namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat
dibagi dalam dua bagian utama yakni:
penyebab kausal primer, dan
penyebab kausal sekunder.
a. Penyebab Kausal Primer
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa
walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya. Pada penyakit tertentu,
unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausal ini dapat dibagi dalam
5 kelompok utama.
1. Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup
termasuk kelompok mikro-organisme seperti virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok cacing,
dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya dijumpai pada penyakit infeksi dan penyakit
menular.
2. Unsur penyebab nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan
dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi tertentu
seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
IKGM | 16
3. Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya berasal dari luar
tubuh termasuk berbagai jenis zat racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia tertentu,
dan lain sebagainya. Bentuk senyawaan kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas.
Ada pula senyawaan kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan
penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain.
4. Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses
fisika umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa), radiasi, dan lain-
lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama melalui proses fisika yang dapat
menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.
5. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang bertalian dengan kejadian penyakit gangguan
jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini belum jelas proses dan mekanisme
kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian
penyakit pada unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-hati terhadap faktor
kehidupan sosial yang bersifat nonkausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya
dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiwaan.
b. Penyebab Nonkausal (Sekunder)
Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian
penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibal terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka
IKGM | 17
dalam setiap analisis penyebab penyakit dan hubungan sebab ikibat terjadinya penyakit, kita
tidak hanya terpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus memperhatikan semua
unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini didasarkan pada ketentuan bahwa pada
umumnya kejadian setiap penyakit sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi
dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit
kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya, kejadiannya tidak
dibatasi hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus dianalisis dalam bentuk suatu rantai sebab
akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal
primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit.
2. Unsur Pejamu (Host)
Unsur pejamu (host) terutama pejamu manusia dapat dibagi dalam dua kelompok sifat
umum yaitu : pertama, sifat yang erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk biologis
dan kedua, sifat manusia sebagai makhluk sosial.
a. Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sifat biologis tertentu seperti:
umur, jenis kelamin, ras, dan keturunan;
bentuk anatomis tubuh;
fungsi fisiologis atau faal tubuh;
keadaan imunitas serta reaksi tubuh terhadap berbagai unsur dari luar maupun dari dalam tubuh
sendiri;
kemampuan interaksi antara pejamu dengan penyebab secara biologis; dan
status gizi dan status kesehatan secara umum
IKGM | 18
b. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti:
kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama, dan hubungan keluarga serta hubungan sosial
kemasyarakatan:
kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat.
Keseluruhan unsur tersebut di atas merupakan sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan
ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit.
3. Unsur Lingkungan (Environment)
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya
proses interaksi antara pejamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya penyakit. Secara
garis besamya, maka unsur lingkungan dapat dibagi dalam tiga bagian utama.
a. Lingkungan biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi:
berbagai mikro organisme patogen dan yang tidak patogen;
berbagai binatang dan tumhuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai
sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun sebagai reservoar/sumber
penyakit atau pejamu antara (host intermedia); dan
fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit
menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam
interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan
yang menguntungkan manusia (sebagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam
kehidupan/kesehatan manusia.
IKGM | 19
b. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuK unsur kimiawi serta radiasi) meliputi:
Udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis
Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pencemaran pada air; dan
Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya
Lingkungan fisik ini ada yang terbentuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat
manusia sendiri.
c. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi, serta
institusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.
Lingkungan sosial ini meliputi:
sistem hukum, administrasi dan kehidupan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;
bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat;
sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat; dan
kepadatan penduduk, kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial lainnya.
Dari keseluruhan unsur tersebut di atas, di mana hubungan interaksi antara satu dengan
yang lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian penyakit, baik pada
perorangan, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian maka terjadinya suatu penyakit tiduk
hanya ditentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama adalah bagaimana rantai
penyebab dan hubungan sebab akibat dipengaruhi oleh berbagai faktor maupun unsur lainnya.
Oleh sebab itu, maka dalam setiap proses terjadinya penyakit, selalu kita memikirkan adanya
IKGM | 20
penyebab jamuk (multiple causation). Hal ini sangat berpengaruh dalam menetapkan program
pencegahan maupun penanggulangan penyakit tertentu, karena usaha tersebut hanya akan
memberikan hasil yang diharapkan bila dalam perencanaannya memperhitungkan berbagai unsur
tersebut di atas.
IKGM | 21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyakit tidak muncul
dengan sendirinya tetapi penyakit muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. Pencegahan
penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit muncul
dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita tidak terserang penyakit
kita harus menerapkan pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan secara berkala.
IKGM | 22
DAFTAR PUSTAKA
Shryock, Harold dan Mervyn G. Hardinge. 2009. Kesehatan Keluarga dan Penyakit-Penyakit
Umum:Kiat Keluarga Sehat Mencapai Hidup Prima dan Bugar. Bandung:Indonesia Publishing
House.
Mitchell, Clemency. 2008. Sehat Prima di Abad Keduapuluh Satu. Bandung:Indonesia
Publishing House
Masjhur, Johan S. 1998. Manusia, Kesehatan dal Lingkungan: Kualitas Hidup Dalam Perspektif
Perubahan Lingkungan Global. Bandung:Alumni.
Oswari, E. 1991. Penyakit dan Penanggulangannya: Petunjuk Praktis Bagi Kaum Awam dan
Paramedis. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Djauzi, samsuridjal. 2005. Pnduan Hidup Sehat: Dari Soal Pemeriksaan Kesehatan Sampai
Vertigo. Jakarta:Buku Kompas.
IKGM | 23