Download - Makalah Kemiskinan Karena Faktor Alami
KEMISKINAN KARENA FAKTOR ALAMI
MAKALAH
Untuk Memenuh Tugas Mata Kuliah
KAJIAN KEMISKINAN
yang dibina oleh Bapak I Nyoman Ruja
Disusun oleh :
Dimas Novan (130741607075)
Muhammad Mabrur Tamam (130741615783)
Sovia Husni Rahmia (130741607066)
Pendidikan IPS A 2013
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Jalan Semarang No.05 Malang 65145 ( 0341 ) 551312
Laman : www.um.ac.id
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kemiskinan Karena Faktor Alami”, penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Kajian Kemiskinan yang dibimbing oleh Bapak I Nyoman Ruja.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Malang, Februari 2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................2Daftar Isi................................................................................................................3BAB I: PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................4
2. Rumusan Masalah......................................................................................5
3. Tujuan..................................................................................................5
BAB II: PEMBAHASAN1. Konsep Kemiskinan .....................................................62. Pentingnya Mengukur Kemiskinan ..............................63. Profil Kemiskinan .........................................................84. Penyebab Kemiskinan .................................................85. Kemiskinan Karena Faktor Alami ...............................116. Penanggulangan Kemiskinan Karena Faktor Alami . . .13
BAB III: PENUTUP1. Kesimpulan......................................................................15
Daftar Pustaka...........................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu
umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin
dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada
masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan
kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris
dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun
1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eroph. Pada masa itu
kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya
sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga
rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit
sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran.
Kemiskinan dibedakan menjadi 2, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan
relatif. Sedangka apabila dilihat dari faktor penyebabnya kemiskinan dibedakan
menjadi 3, yaitu kemiskinan kultural, kemiskinan struktural, kemiskinan natural
(alami). Seseorang dikatakan mengalami kemiskinan absolut jika ia tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan, papan). Sedangkan seseorang
dikatakan mengalami kemiskinan relatif apabila ia dapat memenuhi kebutuhan dasar
namun memiliki penghasilan yang rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
pendidikan dan kesehatan dengan maksimal.
Kemiskinan kultural dikarenakan adanya sifat masyarakat yang cenderung tidak
mau memperbaiki diri dan keluar dari kemiskinan, atau adanya budaya yang
menyebabkan mereka dikatakan miskin. Kemiskinan struktural biasanya timbul akibat
kebijakan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan, namun kenyatannya justru
semakin memperparah kemiskinan yang ada, atau kemiskinan timbul akibat adanya
intimidasi pada golongan-golongan tertentu sehingga tidak dapat mengakses fasilitas
publik. Sedangkan kemiskinan natural timbul karena keterbatasan sumber daya dan
atau penguasaan teknologi yang minim. Pada kesempatan kali ini penulis akan berfokus
pada kemiskinan natural, apa penyebabnya dan bagaimana penanggulangannya.
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep kemiskinan dan mengapa perlu diadakan pengukuran?
2. Apa yang dimaksud dengan profil kemiskinan dan apa penyebab kemiskinan?
3. Bagaimana kemiskinan karena faktor alami?
4. Bagaimana penanggulangan kemiskinan karena faktor alami?
C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan konsep kemiskinan dan mengapa perlu diadakan pengukuran?
2. Menjelaskan tentang profil kemiskinan dan apa penyebab kemiskinan?
3. Mendeskripsikan tentang kemiskinan karena faktor alami?
4. Menjelaskan penanggulangan kemiskinan karena faktor alami?
5
BAB II
ISI
1. Konsep Kemiskinan
Menurut Bank Dunia (2000), kemiskinan adalah kurangnya kesejahteraan.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan adalah
penguasaan atas barang secara umum, sehingga masyarakat dapat jauh lebih baik
apabila mereka memiliki penguasaan yang lebih besar atas sumber daya. Fokus
utamanya pada kenyataan apakah setiap rumah tangga atau individu memiliki sumber
daya yang memadai untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka. (Haughton, 2012)
Pendekatan kedua terhadap kemiskinan adalah dengan menanyakan apakah masyarakat
dapat memperoleh suatu jenis barang konsumsi tertentu, seperti makanan, tempat
tinggal, kesehatan dan pendidikan. (Haughton, 2012)
Rumah tangga atau individu dapat dikatakan miskin apabila ia tidak memiliki
kemampuan untuk menjalankan fungsinya di masyarakat. Kemiskinan timbul apabila
masyarakat tidak memiliki kemampuan-kemampuan utama, tidak memiliki pendapatan,
mendapatkan pendidikan yang kurang memadai, memiliki kondisi kesehatan yang
buruk, merasa tidak aman, memiliki kepercayaan diri yang rendah atau perasaan tidak
berdaya, atau tidak memiliki hak seperti kebebasan berbicara.
2. Pentingnya Mengukur Kemiskinan
Terdapat beberapa alasan mengapa sebuah kemiskinan perlu diukur dan
diidentifikasi. Alasan tersebut antara lain adalah:
A. Mencantumkan Masyarakat Miskin dalam Agenda Penanggulangan
Kemiskinan
Sebuah ukuran kemiskinan layak dijadikan sebagai instrumen yang sangat kuat
untuk memfokuskan perhatian para pembuat kebijakan pada kondisi-kondisi kehidupan
masyarakat miskin. (Ravallion. 1998)
B. Menetapkan target intrvensi domestik dan internasional
Tujuan dibuatnya profil kemiskinan antara lain adalah untuk mengtahui kondisi
kemiskinan yang ada di suatu daerah, sehingga dapat ditentukan arah pembangunan
6
yang dapat mengentaskan kemiskinan. Profil kemiskinan berisi fakta-fakta penting
mengenai kemiskinan, pola kemiskinan berdasarkan geografis, sifat masyarakat, sifat
rumah tangga. Profil kemiskinan juga dapat mendukung berbagai upaya penetapan
target sumber daya pembangunan ke daerah yang lebih miskin. Dalam menentukan
prioritas target pembangunan diperlukan data lain selain profil kemiskinan. (Haughton,
2012) Data lain yang dimaksud antara lain adalah hasil survey, hasil penelitian dan
observasi, serta data-data populasi lain yang mendukung. Haughton (2012) juga
menuturkan bahwa selain profil kemiskinan “... untuk menetapkan target kebijakan dan
program bantuan bagi masyarakat miskin tersebut, juga dibutuhkan informasi tentang
mengapa mereka miskin.” Kemudian disinilah data data pendukung berupa hasil survey
dan hasil penelitian berperan, yaitu untuk mengetahui penyebab utama mengapa
seseorang miskin dan membantu mencari solusi yang tepat untuk menanggulangi
kemiskinan.
C. Membantu pemantauan dan evaluasi terhadap proyek dan intervensi kebijakan
Pengukuran kemiskinan berguna untuk memprediksi pengaruh dari kebijakan
yang didesain untuk membantu masyarakat miskin (Haughton. 2012). Kemudian
setelah program tersebut berjalan, pengukuran kemiskinan akan berguna untuk
mengevaluasi program, apakah program tersebut sudah tepat sasaran, apakah program
tersebut sudah efektif, dan apakah program tersebut dapat benar-benar membantu
masysrakat miskin dengan melihat ada tidaknya penurunan angka kemiskinan dan
meningkat tidaknya indikator kesejahteraan. Haughton (2012) menambahkan bahwa
“analisis yang sangat teliti dibutuhkan baik untuk meningkatkan desain proyek dan
program maupun menyortir proyek dan program yang gagal”, selain itu “informasi
tentang kemiskinan juga bermanfaat dalam memahami maksud politik dari beberapa
kebijakan pemerintah”. Dengan berkaca pada program-program dan profil kemiskinan
negara lain, kita dapat mengetahui efektifitas program tersebut jika diterapkan di
negara kita, kita juga dapat menegtahui kelemahan-kelemahan program tersebut
sehingga dapat diperbaiki pada program yang akan diterapkan.
D. Mengevaluasi efektifitas lembaga-lembaga
Alasan berikutnya mengenai perlunya pengukuran kemiskinan dan dibuatnya
profil kemiskinan adalah untuk membantu mengevaluasi lembaga-lembaga. Kita dapat
menilai kinerja pemerintah dalam memberantas kemiskinan melalui informasi-
7
informasi yang solid tentang kemiskinan. Hal yang menjadi perhatian pada saat
mengevaluasi proyek, kebijakan, dan instrumen adalah perbandingan kemiskinan.
Dalam hal ini akan diketahui apakah kemiskinan telah berkurang (ukuran kualitatif)
dan seberapa besar pengurangannya (ukuran kuantitatif). (Haughton, 2012)
3. Profil Kemiskinan
Profil kemiskinan menjelaskan tentang fakta-fakta utama seputar kemiskinan
dan membahas pola kemiskinan untuk melihat berbagai jenis kemiskinan berdasarkan
geografis, karakteristik masyarakat, karekteristik rumah tangga dan individu
(Haughton.2012). Sebuah profil kemiskinan yang disajikan dengan baik sangat
bermanfaat untuk menilai bagaimana perubahan perekonomian berpotensi
mempengaruhi kemiskinan secara keseluruhan, walaupun profil tersebut biasanya
hanya menggunakan teknik-teknik dasar seperti tabel dan grafik. Sebuah profil
kemiskinan bersifat deskriptif, tetapi berfungsi sebagai dasar untuk menganalisis
kemiskinan. Sejauh mana sebuah profil kemiskinan yang terperinci dapat dirumuskan
bergantung pada data-data yang tersedia. Sementara variabel-veriabel tertentu seperti
indikator-indikator pendidikan dan kesehatan serta akses terhadap layanan-layanan
penting, merupakan komponen-konponen dari sebuah profil kemiskinan yang paling
mendasar. Relevansi beberapa variabel lainnya bergantung pada keadaan-keadaan suatu
negara. (Haughton. 2012)
Profil kemiskinan menggambarkan pola kemiskinan, tetapi pada dasarnya tidak
berhubungan dengan penjelasan tentang penyebab-penyebab kemiskinan. Namun
penjelasan logis diperlukan apabila kita ingin memberantas akar masalah kemiskinan.
(Houghton.2012) Maka dari itu diperlukan instrumen-instrumen lain berupa data
survey dan hasil penelitian. Instrumen-instrumen tersebut akan membantu
mengidentifikasi penyebab utama kemiskinan di suatu daerah.
4. Penyebab Kemiskinan
Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi penyebab
kemiskinan. Yang pertama adalah upaya untuk memisahkan penyebab dari korelasi
mungkin akan sulit dilakukan. Misalkan, masyarakat miskin cenderung memiliki
pendidikan yang rendah, namun pendidikan yang rendah belum tentu merupakan
penyebab mereka miskin, dan belum tentu mereka yang berpendidikan rendah karena
mereka miskin. Yang kedua adalah sebagian besar “penyebab” kemiskinan ini
8
merupakan penyebab-penyebab langsung ataupun terdekat, tetapi belum tentu
merupakan penyebab “yang lebih mendalam”. Contohnya, saat kita menemukan bahwa
rendahnya tingkat pendidikan meningkatkan resiko kemiskinan, namun perlu ditelusuri
kembali hal apa yang menyebabkan mereka berpendidikan rendah, apakah karena biaya
sekolah yang tinggi, apakah tidak ada sekolah yang dekat, apakah kualitas pendidikan
buruk, apakah orang tua tidak mendukung, ataukah ada kekhawatiran apabila wanita
berpendidikan tinggi akan kesulitan mendapat suami. (Haughton, 2012)
Howard White dan David Booth (2003) berpendapat bahwa bagian terlemah
dari analisis kemiskinan adalah mengembangkan pemahaman yang jelas tentang
penyebab-penyebab kemiskinan yang mendasar dengan sebuah cara yang secara
alamiah mengarah pada strategi yang efektif umtuk memberantas kemiskinan. Karena
sumber-sumber kemiskinan berbeda di setiap daerah dan diperlukan analisis khusus.
Menurut Haughton (2012) penyebab-penyebab utama kemiskinan antara lain:
a. Karakteristik wilayah
Karakteristik ini mencakup kerentanan terhadap banjir atau topan, keterpencilan,
kualitas pemerintahan, serta hak milik dan pelaksanaannya. Secara umum,
kemiskinan tinggi di daerah-daerah yang memiliki sifat terisolasi secara geografis,
basis sumber daya rendah, curah hujan rendah, dan keadaan-keadaan iklim lainnya
yang tidak ramah. Karakteristik wilayah dan nasional lain yag mempengaruhi
kemiskinan antara lain baiknya pemerintahan; kebijakan lingkungan yang
bijaksana; stabilitas ekonomi, politik dan pasar; partisipasi massa; keamanan
global dan wilayah; pernyataan intelektual; serta peradilan yang adil, fungsional,
da efektif.
b. Karakteristik masyarakat
Karakteristik masyarakat mencakup ketersediaan infrastruktur (jalan, air, listrik)
dan layanan (kesehatan, pendidikan), kedekatan dengan pasar, dan hubungan
sosial. Pada tingkat masyarakat, infrastruktur merupakan sebuah faktor penentu
utama kemiskinan. Indikator perkembangan infrastruktur yang sering digunakan
dalam pelaksanaan ekonometri antara lain adalah kedekatan dengan jalanan yang
diaspal, ketersediaan listrik, kedekatan dengan pasar besar, ketersediaan sekolah-
sekolah dan klinik-klinik kesehatan di daerah tersebut, dan jarak ke pusat
pemerintahan lokal. Indikator tingkat masyarakat lainnya antara lain adalah rata-
9
rata perkembangan sumber daya manusia, akses pada pekerjaan, pergerakan dan
keterwakilan sosial, dan distribusi tanah.
c. Karakteristik rumah tangga dan individu
Karakteristik ini mencakup struktur usia anggota rumah tangga, pendidikan, gender
kepala rumah tangga, dan jangkauan partisipasi dalam tenaga kerja.
1) Karakteristik Demografis
Karakteristik ini meliputi jumlah anggota rumah tangga, usia struktur, rasio
struktur, rasio ketergantungan, dan gender kepala rumah tangga. Survey Sosial
Ekonomi Kamboja tahun 1993-1994 menunjukkan bahwa masyarakat miskin
cenderung tinggal dalam rumah tangga yang lebih besar. Masyarakat miskin
juga cenderung tinggal dalam rumah tangga yang lebih muda. Rasio
ketergantungan adalah rasio jumlah anggota keluarga yang tidak berada dalam
tenaga kerja (baik muda atau tua) dibandingkan mereka yang berada dalam
tenaga kerja di rumah tangga tersebut. Rumah tangga yang dikepalai oleh
wanita cenderung lebih miskin daripada mereka yang dikepalai oleh pria,
namun hal tersebut juga dipengaruhi kondisi politik dan peran wanita tersebut
dalam keluarga.
2) Karakteristik Ekonomi
Karakteristik ekonomi meliputi pekerjaan dan harta benda yang dimiliki.
Indikator pekerjaan rumah tangga antara lain pekerjaan apa yang dimiliki,
berapa jam waktu kerjanya, apakah mereka memiliki banyak pekerjaan, dan
seberapa sering berganti pekerjaan. Harta benda rumah tangga mencakup
barang berwujud (tanah, lahan yang diolah, ternak, peralatan pertanian, mesin,
bangunan, perlengkapan rumah tangga, dan barang tahan lama lainnya) dan aset
keuangan (aset cair, tabungan, dan aset keuangan lainnya). Rumah tangga
tertentu, terutama di daerah-daerah pedesaan, mungkin miskin menurut
pendapatan, tetapi kaya bila harta benda mereka diperhitungkan. Harta benda
sulit dinilai dengan cara yang dapat diandalkan, hal tersebut karena harus
menghadapi kurangnya pernyataan dan sulit mengukur unsur-unsur tertentu atas
harta benda.
3) Karakteristik Sosial
Karakteristik sosial meliputi status kesehatan dan nutrisi, pendidikan, dan
tempat tinggal. Indikator untuk menciri kesehatan antara lain status gizi, status
10
penyakit, ketersediaan layanan perawatan kesehatan, penggunan layanan-
layanan tersebut. Sedangkan untuk pendidikan digunakan indikator antara lain:
tingkat pendidikan yang dicapai, ketersediaan layanan pendidikan, penggunaan
layanan ini oleh anggota rumah tangga. Indikator pendidikan lainnya adalah
pendaftaran anak-anak di sekolah, tingkat keluar anak-anak manurut usia dan
gender serta alasan keluar, presentase anak-anak yang lebih tua dibanding usia
normal terhadap tingkat pendidikan mereka. Kemampuan baca tulis dan
pendidikan sekolah merupakan indikator-indikator penting kualitas hidupnatas
hak mereka sendiri.
Tempat tinggal mengacu pada kerangka keseluruhan kehidupan pribadi rumah
tangga. Komponen yang diteliti antara lain perumahan, layanan dan lingkungan.
Indikator perumahan meliputi: jenis bangunan, akses pada perumahan (sewa
atau kepemilikian), dan perlengkapan rumah tangga. Indikator layanan berfokus
pada ketersediaan dan penggunaan air minum, layanan komunikasi, listrik, dan
sumber energi lainnya. Sedangkan indikator lingkungan berhubungan dengan
tingkat kebersihan, derajat isolasi, dan derajat keamanan pribadi
Dalam menganalisis penyebab kemiskinan dapat dilakukan melalui analisis
regresi. Perkiraan regresi menunjukkan seberapa dekat setiap fariabel independen
berhubunga dengan fariabel dependen. Namun analisis ini terbatas pada
pengidentifikasian dampak-dampak dari setiap karakteristik terhadap pendapatan
ataupun pengeluaran per kapita. Analisis ini baik digunakan dalam mengidentifikasi
penyebab-penyebab kemiskinan yang langsung dan terdekat, tetapi kurang berhasil
dalam menemukan penyebab-penyebab lebih mendalam.
5. Kemiskinan Karena Faktor Alami
Soebroto (2005) mengatakan faktor yang melatarbelakangi, akar penyebab
kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua katagori yaitu kemiskinan alamiah dan
kemiskinan buatan. Fokus utama pembahasan kali ini adalah kemiskinan alamiah atau
kemiskinan karena faktor alami.
Kemiskinan alamiah, yakni kemiskinan yang timbul sebagai akibat sumber-
sumber daya yang langka jumlahnya dan atau karena tingkat perkembangan teknomogi
yang sangat rendah (Soebroto. 2005). Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat
keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga peluang
11
produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan.Artinya faktor-
faktor yang menyebabkan suatun kekaya masyarakat menjadi miskin adalah secara
alami memang ada, dan bukan bahwa akan ada kelompok atau individu di dalam
masyarakat tersebut yang lebih miskin dari yang lain. Mungkin saja dalam keadaan
kemiskinan alamiah tersebut akan terdapat perbedaan-perbedaan kekayaan, tetapi
dampak perbedaan tesebut akan diperlunak atau dieleminasi oleh adanya pranata-
pranata tradisional, seperti pola hubungannya patron client, jiwa gotong royng, dan
sejenisnya yang fungsional untuk meredam kemungkinan timbulnya kecemburuan
sosial.
Secara umum ciri-ciri kemiskinan alamiah antara lain:
1) Umumya mereka tidak memiliki faktor produksi seperti tanah modal ataupun
keterampilan sehingga kemmpuan untuk memperoleh pendapatan menjadi terbatas
2) Mereka tidak memmiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan
kekuatan sendiri
3) Tingkat pendidikan rendah waktu mereka tersita untuk mencari nafkah dan
mendapatkan pendapatan penghasilan
4) Kebanyakan mereka tinggal di pedesaan dan jauh dari akses teknologi serta
layanan umum
5) Mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didukung oleh
keterampilan yang memadai.
Kemiskinan karena faktor alami dapat dikatakan sebagai jenis kemiskinan
paling mendasar, hal tersebut karena penyebab utama kemiskinan adalah minimnya
sumber daya dan atau penguasaan teknologi. Selain itu kemiskinan alami juga terjadi di
suatu daera secara seragam antar individu atau rumah tangga. Artinya meski terdapat
perbedaan aset yang dimiliki namun akan diredam oleh pranata sosial yang ada di
masyarakat. Kemiskinan karena faktor alami banyak terjadi di daerah terpencil dan
tandus, serta terjadi turun temurun karena sumber daya yang dimiliki terbatas, sehingga
generasi berikutnya juga mengalami kemiskinan.
Seperti dilansir bbc.com/indonesia “Penelitian terbaru menunjukan bahwa
perubahan iklim yang ekstrim akan membuat orang tetap miskin di berbagai daerah di
dunia. Periset berargumen bahwa bencana seperi kekeringan yang merata, dapat
menjadi penyebab utama kemiskinan.” Namun perlu dicermati, bahwa hal kemiskinan
12
tersebut akan terjadi pada daerah-daerah yang bergantung pada alam, dan daerah-
daerah yang memang sudah miskin. Dengan kata lain terjadi pada daerah-daerah
dengan kemiskinan karena faktor alami. Pada jenis kasus kemiskinan struktural
maupun kultural, kondisi alam tidak akan berpengaruh besar pada kondisi
perekonomian mereka.
6. Penanggulangan Kemiskinan Karena Faktor Alami
Diperlukan upaya-upaya khusus dan berkala untuk dapat menanggulangi
kemiskinan yang disebabkan karena faktor alami. Hal tersebut karena keterbatasan
masyarakat miskin akan pengetahuan, sumber daya, dan teknologi, sehingga
dibutuhkan pihak ketiga (dalam hal ini pemerintah) untuk membantu mereka keluar
dari jerat kemiskinan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi
tingkat kemiskinan yang disebabka karna faktor alami antara lain:
A. Perbaikan Infrastruktur
Kemiskinan karna faktor alami terjadi akibat minimnya sumber daya dan atau
penguasaan teknologi, maka dari itu perbaikan infrastruktur adalah hal yang penting
untuk dilakukan. Dengan infrastruktur yang baik, maka masyarakat akan mudah
berinteraksi dengan dunia luar, mereka akan dapat melihat kondisi di tempat lain.
Akses teknologi dan ilmu pengetahuan juga akan dapat lebih mudah masuk dalam
kehidupan masyarakat. Dengan kondisi akses jalan dan infrastruktur yang baik, hasil
ketrampilan dan produk masyarakat akan dapat tersalurkan dan dapat menciptakan
lapangan kerja baru, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
mengurangi tingkat kemiskinan.
B. Perbaikan pendidikan
Peradaban manusia yang unggul ditandai dengan tingkat pendidikan dan
pengetahuan serta penguasaan teknologi yang baik. Pengetahuan dapat membuka
cakrawala manusia akan hal-hal baru yang ada di sekitarnya serta bagaimana
memanfaatkan sekitarnya untuk kelangsungan hidup manusia. Sedangkan teknologi
dapat memudahkan kerja manusia sehingga lebih efektif dan efisien. Pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan teknologi dan membuka pengetahuan
seseorang. Melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah seseorang dapat memperoleh
pengetahuan dan mengenal teknologi serta mengembangkannya. Hal tersebut menjadi
alasan pentingnya perbaikan pendidikan pada masyarakat miskin, karena diharapkan
13
dengan pendidikan yang baik masayrakat miskin dapat keluar dari jerat kemiskinan
yang dialaminya.
C. Pelatihan ketrampilan dan kerja
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya kemiskinan karna faktor alami
terjadi akibat minimnya sumber daya dan atau penguasaan teknologi yang rendah. Bagi
generasi muda atau anak-anak mungkin akan baik untuk memperbaiki kehidupannya
melalui pendidikan formal, namun bagi orang dewasa maka akan sulit bagi mereka
untuk menempuh pendidikan formal seperti anak-anaknya. Hal tersebut karena
keterbatasan waktu dan juga kondisi psikis orang tua yang berbeda. Maka dari itu
diperlukan pelatihan khusus yang bisa ditempuh oleh orang dewasa dan para orang tua.
Pelatihan tersebut dapat berupa keterampilan kerja dan pelatihan baca tulis, mengingat
kondisi alam yang kurang bersahabat menjadi kendala untuk mereka mendapat
pendapatan yang lebih sehingga mereka tidak dapat bertani dan bercocok tanam dengan
maksimal. Tidak hanya pelatihan kerja dan pelatihan baca tulis, masyarakat miskin juga
dapat dibekali kemampuan teknis untuk menggunakan teknologi baru, sehingga
pekerjaan mereka dapat lebih mudah dan efisian.
D. Penyediaan lapangan kerja
Terbatasnya sumber daya alam membuat sebagian besar masyarakat miskin
tidak dapat lagi bercocok tanam dan berkebun. Padahal bercocok tanam merupakan
usaha pemenuhan kebutuhan yang bisa dikatakan paling sederhana karena manusia
cukup memanfaatkan alam dan mengelolanya dengan bijak untuk dapat bertahan hidup.
Namun jika kondisi alam kering dan tandus, sering terjadi bencana serta alam tidak
mendukung, maka manusia tidak dapat lagi menggantungkan hidupnya pada alam.
Maka dari itu diperlukan upaya dari pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan
baru di daerah dengan kondisi alam yang kurang cocok untuk bercocok tanam.
Lapangan pekerjaan tersebut dapat berupa industri kerajinan yang dapat digali dari
kearifan lokal masyarakat setempat. Selain itu juga dapat didirikan pabrik dan tempat
produksi lain, namun juga tetap harus memperhatikan dampak lingkungan dan sosial
yang mungkin akan terjadi.
14
BAB III
KESIMPULAN
Kemiskinan adalah kurangnya kesejahteraan. Kemiskinan timbul apabila
masyarakat tidak memiliki kemampuan-kemampuan utama, tidak memiliki pendapatan,
mendapatkan pendidikan yang kurang memadai, memiliki kondisi kesehatan yang
buruk, merasa tidak aman, memiliki kepercayaan diri yang rendah atau perasaan tidak
berdaya, atau tidak memiliki hak seperti kebebasan berbicara.
Terdapat beberapa alasan mengapa sebuah kemiskinan perlu diukur dan
diidentifikasi, yaitu: mencantumkan masyarakat miskin dalam agenda penanggulangan
kemiskinan, menetapkan target intrvensi domestik dan internasional, membantu
pemantauan dan evaluasi terhadap proyek dan intervensi kebijakan, mengevaluasi
efektifitas lembaga-lembaga.
Profil kemiskinan menjelaskan tentang fakta-fakta utama seputar kemiskinan
dan membahas pola kemiskinan untuk melihat berbagai jenis kemiskinan berdasarkan
geografis, karakteristik masyarakat, karekteristik rumah tangga dan individu. Profil
kemiskinan menggambarkan pola kemiskinan, tetapi pada dasarnya tidak berhubungan
dengan penjelasan tentang penyebab-penyebab kemiskinan.Maka dari itu diperlukan
instrumen-instrumen lain berupa data survey dan hasil penelitian.
Penyebab-penyebab utama kemiskinan dikategorikan ke dalam beberapa
karakteristik, yaitu: Karakteristik wilayah, karakteristik masyarakat, dan karakteristik
rumah tangga dan individu(meliputi karakteristik demografis, ekonomi, dan sosial)
Kemiskinan alamiah, yakni kemiskinan yang timbul sebagai akibat sumber-
sumber daya yang langka jumlahnya dan atau karena tingkat perkembangan teknomogi
yang sangat rendah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat
kemiskinan yang disebabka karna faktor alami antara lain: perbaikan infrastruktur,
perbaikan pendidikan, pelatihan ketrampilan dan kerja, penyediaan lapangan kerja.
15
DAFTAR RUJUKAN
bbc.com. 16 Oktober 2016. Iklim ekstrim buat orang "tetap miskin". Online
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/10/131016_iptek_iklim. Diakses
11 Februari 2016 pukul 21.15 WIB
Haughton, Jonathan, dan Shahidur R. Khandker. 2012. Pedoman tentang Kemiskinan
dan Ketimpangan (Handbook on Poverty and Inequality). Tim Penerjemah
World Bank. Jakarta: Salemba Empat
Ravallion, Martin. 1998. “Poverty Lines in Theory and Practice”. Makalah Kerja
Survei Penilaian Standar Hidup No. 133, World Bank, Washington DC
Soebroto, Soetandyo Wignyo. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
PT. LKS Pelangi Aksara
White, Howard, dan Richard Booth. 2003. “Using Development Goals to Design
Country Strategies”. Dalam Targetting Development: Critical Perspectives on
the Millenium Development Goals, edd. Richard Black dan Howard White.
London and New York: Routledge Studies in Development.
World Bank. 2000. World Development Report 2000/2001: Attacking Poverty.
Washington DC: World Bank
16