Download - Makalah Blok 6 Mandiri
Mengenal Indra PenglihatanAsnawati
102012202
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
PENDAHULUANMelihat adalah hal yang sangat penting dalam melakukan aktivitas setiap hari dan alat
yang digunakan untuk melihat adalah mata. Untuk dapat melihat, mata harus menangkap pola
pencahayaan di lingkungan sebagai “gambar/bayangan optis” di suatu lapisan sel peka sinar,
retina seperti kamera nondigital menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat
diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra tersandi di retina disalurkan melalui
serangkaian tahap pemrosesan visual yang semakin rumit hingga akhirnya secara sadar
dipersepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan asli.
Skenario “Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang dibawa ibunya ke dokter,
dengan keluhan penglihatan buram ketika melihat jauh dan harus memincingkan mata agar
dapat melihat dengan jelas. Dokter melakukan pemeriksaan, dan mediagnosis anak tersebut
menderita rabun jauh, dokter lalu memberikan resep kacamata.”
PEMBAHASANStruktur Mata
Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia. Mata dilindungi oleh area
orbit tengkorak yang disusun oleh berbagai tulang seperti tulang frontal, sphenoid, maxilla,
zygomatic, greater wing of sphenoid, lacrimal, dan ethmoid.1
Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapis (gambar 1).
Dari bagian luar higga paling dalam, lapan-lapisan tersebut adalah (1) sklera/kornea (2)
koroid/ badan siliaris/iris (3) retina. Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat
jaringan ikat, sklera yang membentuk bagian putih mata. Di sebelah anterior lapisan luar
terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke
interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah khoroid yang berpigmen banyak dan
mengandung banyak pembuuh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di
sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk badan siliaris dan iris. Lapaisan paling
dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen disebelah luar dan
1
lapisan jaringan syaraf di sebelah dalam. Yang terakhir mengandung sel batang (rods) dan sel
kerucut (cones), fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Sel batang
dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang terletak berdekatan dengan lapisan
terpigmentasi. Sel batang adalah neuron silindris bipolar bermodifikasi menjadi dendrit
sensitive cahaya, terletak terutama pada perifer retina, bertanggung jawab untuk penglihatan
di malam hari. Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Berfungsi pada tingkat intensitas
cahaya yang tinggi dan berperan dalam penglihatan di siang hari. Pigmen di koroid dan retia
menyerap sinar setelah sinar mengenai retina utuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar
di dalam mata.2
Gambar 1. Struktur Mata
Di bagian inferior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh
sebuah lensa elips, yang semuanya trasparan agar cahaya dapat menembus mata dari kornea
hingga ke retina. Rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung
bahan setengah cair mirip gel, yaitu humor vitreus (gambar 2). Humor vitreus penting untuk
mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bulat.3 Humor vitreus adalah substansia
gelatinosa mengandung air dan mukopolisakarida. Rongga anterior antara kornea dan lensa
mengadung cairan jernih encer yaitu humor aquosus. Humor aquosus membawa nutrien
untuk kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran darah. Adanya aliran
daran darah di struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Humor
aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5ml/ hari oleh suatu jaringan kapiler di dalam
badan siliaris, suatu turunan khusus lapisan koroid anterior. Komposisi cairan ini serupa
dengan cairan serebrospinal.3
2
Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea), dan tersusun dari koroid,
dan badan siliaris, dan iris. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk
mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk
memberikan nutrisi pada mata, dan elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori.
Badan siliaris, suatu penebalan dibagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh
darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligament suspensorik, tempat perlekatan lensa. Otot
ini penting dalam akomodasi penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah focus dari objek
berjarak jauh ke objek berjarak dekat di depan mata. Iris merupakan suatu diafragma yang
dapat diatur ukurannya dan lubang yang dibentuk oleh iris ini disebut sebagai pupil. Iris
memiliki dua lapisan berpigmen yaitu posterior pigment epithelium yang berfungsi menahan
cahaya yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border layer yang mengandung sel-sel
berpigmen yang disebut sebagai chromatophores. Konsentrasi melanin yang tinggi pada
chromatophores inilah yang memberi warna gelap pada mata seseorang seperti hitam dan
coklat. Konsentrasi melanin yang rendah memberi warna biru, hijau, atau abu-abu. Inner
layer (tunica interna) terdiri dari retina dan nervus optikus.4 Iris adalah perpanjangan sisi
anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jarigan
ikat dan otot radialis serta sirkulari, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil.5
Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat
masuk ke interior mata. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat dibelakang pupil.
Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan. Rongga
mata. Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga, rongga anterior dan rongga
posterior. Rongga anterior terletak dibelakang kornea dan didepan iris, ruang posterior
terletak di depan lensa dan di belakang iris. Ruang tersebut berisi aqueosus humor, suatu
cairan bening yang diproduksi prosesus ssiliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan
kornea. Aqueosus humor mengalir ke saluran Schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena.
Tekanan intraocular pada aqueosus humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata.
Jika aliran aqueosus humor terhambat,tekanan akan meningkat dan mengakibatkan kerusakan
penglihatan, suatu kondisi yang disebut glaucoma. Rongga posterior terletak diantara lensa
dan retina dan berisi vitreus humor. Semacam gel transparan yang juga berperan untuk
mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea.2,3
3
Gambar 2. Pembentukan dan Drainase Humor Aquosus
Sebagai struktur tambahan mata, dikenal berbagai struktur aksesori yang terdiri dari
alis mata, kelopak mata, bulu mata, konjungtiva, aparatus lakrimal, dan otot-otot mata
ekstrinsik. Alis mata dapat mengurangi masuknya cahaya dan mencegah masuknya keringat,
yang dapat menimbulkan iritasi, ke dalam mata. Kelopak mata dan bulu mata mencegah
masuknya benda asing ke dalam mata. Konjungtiva merupakan suatu membran mukosa
yang tipis dan transparan. Konjungtiva palpebra melapisi bagian dalam kelopak mata dan
konjuntiva bulbar melapisi bagian anterior permukaan mata yang berwarna putih. Titik
pertemuan antara konjungtiva palpebra dan bulbar disebut sebagai conjunctival fornices.4
Apparatus lakrimal terdiri dari kelenjar lakrimal yang terletak di sudut anterolateral orbit dan
sebuah duktus nasolakrimal yang terletak di sudut inferomedial orbit. Kelenjar lakrimal
diinervasi oleh serat-serat parasimpatis dari nervus fasialis. Kelenjar ini menghasilkan air
mata yang keluar dari kelenjar air mata melalui berbagai duktus nasolakrimalis dan
menyusuri permukaan anterior bola mata. Tindakan berkedip dapat membantu menyebarkan
air mata yang dihasilkan kelenjar lakrimal. Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata
melainkan juga mampu melawan infeksi bakterial melalui enzim lisozim, garam serta gamma
globulin. Kebanyakan air mata yang diproduksi akan menguap dari permukaan mata dan
kelebihan air mata akan dikumpulkan di bagian medial mata di kanalikuli lakrimalis. Dari
bagian tersebut, air mata akan mengalirke saccus lakrimalis yang kemudian menuju duktus
nasolakrimalis. Duktus nasolakrimalis berakhir pada meatus inferior kavum nasalis dibawah
konka nasalis inferior.1
4
Untuk menggerakkan bola mata, mata dilengkapi dengan enam otot ekstrinsik yaitu
empat otot rektus dan dua otot oblikus (gambar 3). Otot-otot tersebut yaitu superior rectus
muscle yang menggerakan mata kearah atas, inferior rectus muscle yang menggerakan mata
kearah bawah, medial rectus muscle yang menggerakan mata kearah dalam, lateral rectus
muscle yang menggerakan mata kearah luar, superior oblique muscle yang menggerakan
mata kearah bawah dan memutar mata kearah dalam, dan inferior oblique muscle yang
menggerakan mata kearah atas dan memutar kearah luar. Pergerakan bola mata dapat
digambarkan secara grafik menyerupai huruf H sehingga uji klinis yang digunakan untuk
menguji gerakan bola mata disebut sebagai H test. Superior oblique muscle diinervasi oleh
nervus troklearis. Lateral rectus muscle diinervasi oleh nervus abdusen. Keempat otot mata
lainnya diinervasi oleh nervus okulomotorius.4
Gambar 3. Otot Mata
Komponen optik dari mata adalah
elemen transparan dari mata yang
tembus cahaya serta mampu membelokkan cahaya (refraksi) dan memfokuskannya pada
retina. Bagian-bagian optik ini mencakup kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous body.
Aqueous humor merupakan cairan serosa yang disekresi oleh ciliary bodyke posterior
chamber, sebuah ruang antara iris dan lensa. Cairan ini mengalir melalui pupil menuju
anterior chamber yaitu ruang antara kornea dan iris. Dari area ini, cairan yang disekresikan
akan direabsorbsi kembali oleh pembuluh darah yang disebut sclera venous sinus(canal of
Schlemm).4 Lensa tersuspensi dibelakang pupil oleh serat-serat yang membentuk cincin yang
disebut suspensory ligament, yang menggantungkan lensa ke ciliary body. Tegangan pada
ligamen memipihkan lensa hingga mencapai ketebalan 3,6 mm dengan diameter 9,0 mm.
Vitreous body (vitreous humor) merupakan suatu jelly transparan yang mengisi ruangan
besar dibelakang lensa. Sebuah kanal (hyaloids canal) yang berada disepanjang jelly ini
merupakan sisa dari arteri hyaloid yang ada semasa embrio.4
5
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya,
karena adanya iris, suatu otot polos tipis berigmen yang membentuk struktur mirip cincin
didalam aquoeous humor. Lubang bundar dibagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke
interior mata adalah pupil. Ukuran lubang ini dapat disesuaikan oleh kontraksi otot-otot iris
untuk menerima sinar lebih banyak atau lebih sedikit yang mengontrol jumlah cahaya yang
masuk ke kamera. Iris mengandung dua set anyaman otot polos, satu silkular yaitu serat otot
yang berjalan seperti cincin didalam iris dan satu radial yaitu serat yang mengarah ke luar
tepi pupil seperti jari-jari roda sepeda. Karena serat otot memendek ketika berkontraksi maka
pupil menjadi lebih kecil ketika otot silkular berkontraksi dan membentuk cincin yang lebih
kecil kontraksi pupil refleks ini terjadi pada keadaan sinar terang untuk mengurangi jumlah
cahaya yang masuk kemata (gambar 4). Jika otot radial yang berkontraksi, maka ukuran pupil
bertambah. Dilatasi pupil ini terjadi pada cahaya temaram agar sinar yang masuk ke mata
lebih banyak. Otot-otot iris dikendalikan oleh saraf otonom. Serat saraf parasimpatis
menyarafi otot silkular sementara serat simpatis menyarafi otot radial.2
Gambar 4. Kontraksi pupil
Lapisan Saraf Bola Mata
Retina merupakan bagian susunan saraf pusat yang terletak diluar: jadi ia tak
mempunyai kemampuan regenerasi dan mempunyai neuroglia sebagai jaringan
penyokongnya. Ia terdiri dari bagian visual berlapis sepuluh disebelah posterior dan bagian
buta berlapis dua disebelah anterior. Peralihan satu ke lainnya terjadi secara berangsur dan
mirip tangga: ia dikenal sebagai ora serrata. Bagian buta mata melapisi aspek dalam iris dan
korpus siliaris. Retina bagian luar (jadi termasuk batang dan kerucut) disuplai secara difusi
dari koriokapsilaris dari koroid. Sisanya (bagian terbesar) retina disuplai oleh arteri sentralis
retina.7
6
Tiga neuron terlibat dalam penghantaran impuls melalui bagian visual retina, yang
memiliki sepuluh lapisan dari luar ke dalam. Lapisan pigmen, lapisan ini terdiri atas selapis
sel-sel heksagonal berpigmen disamping koroid. Tiap sel berhubungan dengan kira-kira
selusin batang dan kerucut dan menonjolkan cabang-cabang sitoplasma halus berpigmen di
antaranya. Batang dan kerucut, lapisan ini terdiri atas bagian-bagian batang dan kerucut yang
tidak mengandung inti yang berupa silinder atau kerucutdan yang merupakan modifikasi
dendrite-dendrit.1,3
Keduanya penuh mitokondria dan bagian-bagian luarnya terlihat sebagai silia yang
dimodifikasi. Membrane limitans eksterna, pelebaran ujung luar sel neuroglia yang dikenal
sebagai serat muller bersama-sama membentuk lapisan terputus-putus pada batas antara
bagian berinti dan bagian yang tidak berinti dari batang dan kerucut, dan dikenal sebagai
membrane limitans eksterna. Serat Muller membentuk kompleks fungsional dengan batang
dan kerucut. Inti bantang dan kerucut. Zona ini terdiri atas lima atau enam baris inti. Inti
kerucut yang lonjong membentuk baris paling luar dan sebelah dalamnya terdapat beberapa
baris inti sel-sel batang. Zona sinaptik luar, laisan ini pada sediaan H&E adalah zona merah
muda homogen. Inti sel saraf bipolar, lapisan ini barisannya tidak tidak sebanyak inti batang
dan kerucut. Ia sebagian besar terdiri atas inti sel saraf bipolar. Neuron lain yaitu sel
horizontal juga terdapat dalam lapisan ini, seperti halnya bagian berinti dari serat Muller.
Zona sinaptik dalam, disini terjadi sinapsis antara akson sel ganglion bipolar dan dendrite sel
saraf optic.
Sel saraf optic merupakan sel saraf multipolar dengan macam-macam ukuran dan
mereka membentuk lapisan yang terputus-putus, kecuali dekat fovea, dimana terlihat
beberapa baris. Serat saraf optic adalah akson-akson sel saraf optic yang tidak bermielin.
Membrane limitans interna, terdiri atas dasar-dasar serat Muller yang melebar. Terdapat kira-
kira sepuluh batang untuk tiap kerucut dalam retina. Pada macula tidak ada pembuluh darah,
terdapat pigmen kuning dan pada pusat macula (fovea) hanya terdaoat kerucut dan disini
bentuknya seperti bintang.. pada fovea lapisan-lapisan dalam retina tergeser kesamping
sehingga cahaya secara langsung, jatuh pada reseptor-cahaya. Pada bagian lain retina visual,
impuls harus melalui lapisan 10 sampai lapisan 2 untuk mencapai reseptor-cahaya, dan
penglihatan jadi kurang efisien.3,5
Mekanisme Kerja
7
Sinar/cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-
paket energi mirip partikel yang dinamai foton yang berjalan dalam bentuk gelombang. Jarak
antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Panjang gelombang
dalam spektrum elektromagnetik berkisar 10-14m hingga 104m. Fotoreseptor di mata hanya
peka terhadap panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Karena itu, cahaya tampak
hanyalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang
gelombang dalam rentang sinar tampak di persepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda-
beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat sebagai warna ungu dan biru. Panjang
gelombang yang lebih panjang diinterpretasikan sebagai orange dan merah.
Selain memiliki panjang gelombang bervariasi, energi cahaya juga barvariasi dalam
inensitasnya, yaitu : amplitudo atau tinggi gelombang. Gelombang cahaya mengalami
divergensi (memancar keluar) ke semua arah dari setiap titk sumber cahaya (gambar 5).
Gerakan maju suatu gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal sebagai berkas cahaya.
Berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus dibelokan kedalam agar dapat difokuskan
kembali ke suatu titik di retina peka cahaya agar diperoleh bayangan akurat sumber cahaya.
Gambar 5. Pemfokusan Berkas Sinar Divergen
8
Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan
menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat
dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi
maksimal. Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu
papillary constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari
sel-sel epithelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai
myoepithelial cells.4 Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan
melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi
pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan
arah pandangan kita ke benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya,
setelah cahaya memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada
kemampuan refraksi mata. Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous
humor (n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan
lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus
pada benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan
mencapai retina, tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi
aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada
retina.4
Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retinadan sensory retina. Pada
pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama
dengan pigmen pada choroid membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan
dengan mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada.
Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan
ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron
dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan
ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan
ganglionic. Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk
akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari
thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri.3,4
9
Akomodasi
Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa disebut akomodasi (gambar 6). Kekuatan
lensa bergantung pada bentuknya, yang selanjutnya dikendalikan oleh otot silliaris. Ketika
otot silliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, dan ligamentum ini menarik
lensa menjadi bentuk gepeng dan dan kurang refraktik. Sewaktu otot ini berkontraksi,
kelilingnya berkurang sehingga tegangan pada ligamentum suspensorium berkurang. Ketika
tarikan pada ligamentum suspensorium pada lensa berkurang, lensa menjadi lebih bulat
karena elastisitas inherennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi lebih bulat
akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih membelokkan berkas sinar. Pada mata normal,
otot silliaris melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi otot ini berkontraksi
agar lensa menjadi lebih konveks dan menjadi lebih kuat untuk melihat dekat. Otot silliaris
dikontrol oleh system saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebabkan relaksasi dan
stimulasi parasimpatis menyebabkan berkontraksi.2
Gambar 6. Mata Akomodasi
Jaras Penglihatan
Akson sel ganglion menyatu untuk membentuk saraf optikus mata (saraf cranial II).
Saraf optikus meninggalkan mata sebagai suatu berkas melalui daerah si retina yang disebut
dikus optikus. Diskus optikus tidak mengandung sel batang atau sel kerucut, dengan
demikian, diskus optikus tidak berperan dalam respons terhadap cahaya (yaitu diskus optikus
adalahh bintik buta). Arteri sentralis retina masuk ke mata melalui diskus optikus. Daerah
yang disebut physiologic cup terletak di bagian tengah diskus optikus (gambar 7).5
10
Gambar 7. Jaras Penglihatan
Saat saraf optikus mencapai batang otak, sebagian serabut dari mata kiri menyebrang
dan memproyeksikan diri ke sisi kanan otak. Pada saat yang sama, sebagian serabut dari mata
kanan menyebrang dan memproyeksikan diri ke sisi kiri otak. Penyebrangan ini
memungkinkan kedua hemisphere serebril mengakses informasi dari setiap mata. Saraf
optikus berakhir di thalamus, di daerah tersebut mengaktivasi neuron lain yang kemudian
memproyeksikan diri ke lobus oksipitalis. Korteks penglihatan di otak terletak di lobus
oksipitalis-daerah otak yang menginterpretasikan sinyal listrik sebagai bayangan visual yang
bermakna.1,5
Kelainan Refraksi
Gangguan ketajaman penglihatan adalah kelainan pembiasan sinar oleh media
penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa atau panjang bola mata sehingga
bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula luteal tanpa bantuan akomodasi.5
Gangguan ketajaman yang sering dijumpai sehari-hari antara lain: miopia, hipermetropia dan
astigmatisma.
Pada Miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan
pembiasan media refraksi terlalu kuat. Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas
bila dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. Pasien
dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan
celah kelopak yang sempit. Seseorang Miopia mempunyai kebiasaan mengeryitkan matanya
11
untuk Mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil).6 Miopia
tampak bersifat genetika, tetapi pengalaman penglihatan abnormal seperti kerja dekat
berlebihan dapat mempercepat perkembangannya. Cacat ini dapat dikoreksi dengan kacamata
lensa bikonkaf (lensa cekung), yang membuat sinar cahaya sejajar berdivergensi sedikit
sebelum cahaya mengenai mata.7
Hipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan
mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di
belakang retina. Pada Hipermetropia sinar sejajar difokuskan di belakang makula lutea.5
Gejala yang ditemukan pada hipermetropia adalah penglihatan dekat dan jauh kabur, sakit
kepala, silau, dan kadang-kadang rasa juling atau lihat ganda. Pasien hipermetropia sering
disebut sebagai pasien rabun dekat. Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan
mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus menerus harus berakomodasi untuk melihat
atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di daerah makula
lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif . Akibat terus menerus berakomodasi, maka
bola mata bersama-sama melakukan konvergensi dan mata akan sering terlihat mempunyai
kedudukan estropia atau juling ke dalam. Pada hipermetropia, akomodasi dipertahankan
bahkan sewaktu memandang objek jauh, sebagian dapat mengkompensasi cacat ini, tetapi
usaha otot yang lama melelahkan serta bisa menyebabkan nyeri kepala dan pengaburan
penglihatan. Cacat ini dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata lensa cembung, yang
membantu kekuatan refraksi mata dalam memperpendek jarak fokus.4,6
Astigmatisma adalah kelainan refraksi karena kelengkungan kornea yang tidak teratur
Disebut astigmatisma. Pada penderita astigmatisma, sistem optik yang astigmatismatik
menimbulkan perbesaran atas satu objek dalam berbagai arah yang berbeda. Satu titik cahaya
yang coba difokuskan, akan terlihat sebagai satu garis kabur yang panjang. Mata yang
astigmatisma memiliki kornea yang bulat telur, bukannya seperti kornea biasa yang bulat
sferik. Kornea yang bulat telur memiliki lengkung (meridian) yang tidak sama akan
memfokus satu titik cahaya atau satu objek pada dua tempat, jauh dan dekat. Lensa yang
digunakan untuk mengatasi astigmatisma adalah lensa silinder. Tetapi pada umumnya, di
samping lensa silinder ini, orang yang astigmatisma membutuhkan juga lensa sferik plus atau
minus yang dipasang sesuai dengan porosnya.6
12
Pemeriksaan Visus
Yang dimaksud dengan pemeriksaan visus adalah ketajaman penglihatan, pada
pemeriksaan pertama-tama diperiksa visus jauh dengan optotipe Snellen. Orang dengan visus
normal atau disebut emetrop mempunyai visus 5/5, artinya orang ini pada jarak 5 meter dapat
membaca huruf untuk 5 meter dengan mudah. Jika visus seseorang lebih kecil dari 5/5 atau
6/6 atau lebih kecil dari 1 disebut ada penurunan visus. Visus 4/5 berarti orang ini dapat
membaca huruf untuk 5 meter pada jarak 4 meter , pada jarak 5 meter penglihatannya kabur.
Visus 5/60 berarti orang ini baru bisa melihat huruf untuk 60 meter bila jaraknya dengan
huruf tadi 5 meter.
Penyebab turunnya visus antara lain, karena kelainan refraksi, bisa berupa miopi,
hipermetropi, presbiopi, astignat, katarak, kelainan syaraf. (bitot: bintik pada konjungtiva
berbentuk segitiga merupakan pengerasan sel epitel).7
PENUTUPMata memiliki banyak struktur baik struktur makro maupun mikro. Persarafan pada
mata juga sangat berpengaruh pada alat indera penglihatan. Karena itu, apabila ada gangguan
pada struktur dan fungsi dari komponen pembentuk mata, maka akan berpengaruh pada
keadaan mata normal dan terjadi gangguan penglihatan. Hipotesis diterima, bahwa penurunan
visus dapat dikarenakan adanya kelainan dalam fungsi penglihatan.
DAFTAR PUSTAKA1. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka ;
2009. p. 56 - 7.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta : EGC ; 2011. p.
211 - 5.
3. Craigmyle MBL. Histologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC ; 2002. p. 30 - 3.
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta : EGC ; 2003. p.
184.
5. Gyuton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta : EGC ; 2007. p. 304-
5.
6. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC ; 2005. p. 398 – 412.
7. Djojodibroto D. Seluk beluk pemeriksaan kesehatan. Jakarta : Pustaka obor ; 2001.
13