Download - lapres analitik
VII. Alur Kerja
1. Pembuatan larutan asam klorida ± 0,1 N
- Jika telah tersedia dengan konsentrasi tertentu ,perhitungan pengambilan
HCl sesuai dengan cara-cara pengenceran untuk HCl pekat perhatikan
persen berat dan kerapatannya
HCl pekat murni
-diukur mL memakai gelas ukur
-dituangkan ke dalam gelas ukur atau gelas piala ukuran satu liter yang berisi 500 mL air suling
-ditambahkan air suling sampai tanda batas
-diaduk agar tercampur dengan baik
Larutan HCl
2. Standarisasi (penentuan larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3 )
0,526 gram Na2CO3
-dimasukkan kedalam labu ukur 100mL
-dilarutkan dengan air suling
-diencerkan sampai tanda batas
-dikocok labu ukur agar tercampur baik
Larutan homogen
-dipipet menggunakan pipet gondok 25mL
-dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250mL
-+ 25mL air suling
-+ 2 tetes indikator metil jinggaLarutan HCl
-dimasukkan kedalam buret
-dititrasi-diamati
Larutan berwarna jingga sedikit merah muda
-dicatat volume HCl yang digunakan-diulang titrasi sebanyak 3 kali dengan larutan baku Na2CO3 dipipet dengan volume yang sama
Konsentrasi rata-rata larutan HCl = 0,116 N
3. Aplikasi (penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue)
-dicatat mereknya
-dilarutkan dalam labu ukur 100 mL dengan air suling
Larutan homogen
-dipipet 25 mL
-dimasukkan kedalam Erlenmeyer
-+ 2 tetes indikator metil jinggaLarutan HCl standar
-dimasukkan kedalam buret
-dititrasi-diamati
Larutan berwarna merah muda sedikit jingga
-dilakukan percobaan sebanyak tiga kali-dihitung kadar rata-rata NaHCO3 dalam soda kue
Kadar rata-rata dalam soda kue = 5,598%
3,6 gram soda kue
IX.Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat
Standarisasi (penentuan larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3)
Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah
menimbang kristal Na2CO3 berwarna putih sebanyak 0,526 gram
menggunakan neraca analitik. Saat menimbang, kristal Na2CO3 diletakkan
dalam rol film. Selanjutnya Na2CO3 dimasukkan kedalam labu ukur 100
mL. Kemudian dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda
batas pada labu ukur. Labu ukur dikocok sehingga menjadi larutan
homogen yang jernih dan tidak berwarna. Pada proses ini didapatkan
normalitas Na2CO3 sebesar 0,0992 N. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
Na2CO3(s) + H2O (l) Na2CO3(aq)
Larutan Na2CO3 yang sudah dibuat, diambil sebanyak 25 mL
menggunakan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250
mL. Pada Erlenmeyer tersebut ditambahkan 25 mL air suling dan 2 tetes
indikator metil jingga sehingga larutan menjadi berwarna kuning.
Larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl yang sudah dimasukkan ke
dalam buret sehingga larutan menjadi berwarna jingga sedikit merah muda
dan didapatkan volume HCl yang digunakan untuk titrasi sebanyak 21,5
mL. Diulangi titrasi pada erlenmeyer 2 dan erlenmeyer 3 dengan cara yang
sama sehingga didapatkan volume HCl sebanyak 21,2 mL dan 21,4 mL.
Pada titrasi 1 didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1153 N, pada titrasi 2
didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1169 N dan pada titrasi 3 didapatkan
normalitas HCl sebesar 0,1158 N. Sehingga didapatkan normalitas rata-
rata HCl sebesar 0,116 N. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut
Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) 2NaCl + H2O(l) + CO2(g)
Aplikasi (Penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue)
Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah
menimbang serbuk soda kue berwarna putih sebanyak 3,6 gram
menggunakan neraca analitik. Soda kue yang digunakan bermerk “Nonik”.
Saat menimbang, serbuk soda kue diletakkan dalam rol film. Kemudian
soda kue tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Selanjutnya
dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda batas pada labu
ukur. Labu ukur dikocok sehingga menjadi larutan homogen yang jernih
dan tidak berwarna. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
NaHCO3(s) + H2O (l) NaHCO3(aq)
Larutan NaHCO3 yang sudah dibuat, diambil sebanyak 25 mL
menggunakan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250
mL. Pada Erlenmeyer tersebut ditambahkan 2 tetes indikator metil jingga
sehingga larutan menjadi berwarna jingga. Larutan tersebut dititrasi
dengan larutan HCl yang sudah dimasukkan ke dalam buret dan sudah
diketahui noermalitasnya yaitu 0,116 N sehingga larutan menjadi
berwarna merah muda sedikit jingga dan didapatkan volume HCl yang
digunakan untuk titrasi sebanyak 21 mL. Diulangi titrasi pada erlenmeyer
2 dan erlenmeyer 3 dengan cara yang sama sehingga didapatkan volume
HCl sebanyak 20,5 mL dan 20,7 mL. Pada titrasi 1 didapatkan kadar
NaHCO3 sebesar 5,667%, pada titrasi 2 didapatkan kadar NaHCO3 sebesar
5,5627%, dan pada titrasi 3 didapatkan kadar NaHCO3 sebesar 5,6%,.
Sehingga didapatkan kadar rata-rata NaHCO3 sebesar 5,598%. Persamaan
reaksi yang terjadi sebagai berikut
NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl + H2O(l) + CO2(g)
X.Pembahasan
Standarisasi (penentuan larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3)
Dalam percobaan ini HCl merupakan larutan standar sekunder
dimana larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya belum
diketahui secara pasti sehingga harus distandarisasi terlebih dahulu.
Larutan standar sekunder memiliki ciri-ciri sebagai berikut: bersifat
higroskopis atau mudah menguap, Mr-nya kecil, tidak larut dalam pelarut
seperti air, mudah terurai. Maka dari itu dalam percobaan ini
menggunakan larutan Na2CO3 untuk menstandarisasi larutan HCl. Na2CO3
merupakan standarisasi asam kuat yaitu HCl. Penggunaan Na2CO3
dikarenakan zat ini tersedia dalam bentuk garam murni sehingga lebih
praktis. Zat ini juga dipilih karena memenuhi kriteria larutan standar
utama dari asam kuat. Natrium karbonat bersifat sedikit higroskopis,
memiliki berat ekivalen yang tinggi sehingga lebih teliti dalam
penimbangan, bersifat stabil (tidak mudah terurai atau berubah menjadi zat
lain) dan merupakan basa kuat sehingga baik untuk titrasi asam kuat.
Dalam percobaan digunakan 0,526 gram Na2CO3 yang dilarutkan hingga
100 mL. Tujuan dari pelarutan adalah agar seluruh Na2CO3 larut dan dapat
bereaksi ketika dititrasi. Larutan dikocok sampai homogen sehingga
seluruh Na2CO3 larut dan mempunyai konsentrasi yang sama. Persamaan
reaksi yang terjadi sebagai berikut
Na2CO3(s) + H2O (l) Na2CO3(aq)
Perhitungan normalitas Na2CO3 sebagai berikut
mol= gMr
= 0,526106
= 0,00496 mol = 4,96 mmol
M = 4,96100
= 0,0496 M
N = n x M = 2 x 0,0496 = 0,0992 N
Sehingga diperoleh besarnya normalitas larutan Na2CO3 adalah 0,0992 N.
Larutan Na2CO3 tersebut diambil sebanyak 25 ml ,ditambahkan dengan
aquades 25 mL dan 3 tetes indikator metil jingga dan dititrasi dengan
larutan HCl yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya. Fungsi
penambahan aquades ini adalah untuk memudahkan melihat perubahan
warna yang terjadi. Adanya penambahan aquades ini tidak akan
mempengaruhi hasil yang didapatkan. Fungsi penambahan indikator metil
jingga adalah karena titrasi ini adalah titrasi antara asam kuat dengan basa
lemah yang menghasilkan asam karbonat yang pH-nya berada pada
rentang (3,1- 4,4) sehingga penggunaan indikator metil jingga yang
memiliki perubahan warna pada rentang pH tersebut cocok digunakan.
Indikator metil jingga memiliki rentang pH 3,1 – 4,4 dan memiliki
perubahan warna dari kuning pada pH 4,4 dan menjadi merah pada pH
3,1. Metil jingga memiliki perubahan warna seiring dengan menurunnya
pH sehingga bila HCl yang ditambahkan, perubahan warna akan menuju
kearah jingga sedikit merah muda karena pH semakin turun atau menjadi
asam. Pada titik akhir titrasi,titrasi dihentikan. Titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna larutan dari kuning muda menjadi jingga sedikit
merah muda. Dalam percobaan, penggunaan indikator yang sesuai
memungkinkan asumsi bahwa titik akhir titrasi tepat berimpit dengan titik
equivalennya. Pengulangan titrasi sebanyak 3 kali bertujuan untuk
mendapatkan normalitas rata-rata HCl sehingga normalitas yang
didapatkan menjadi lebih akurat atau teliti dan agar diketahui hasil titrasi
yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai
titik ekivalennya (lebih akurat).Sehingga didapatkan volume HCl yang
digunakan untuk titrasi erlenmeyer 1 sebanyak 21,5 mL, erlenmeyer 2
sebanyak 21,2 mL dan erlenmeyer 3 sebanyak 21,4 mL. Pada Persamaan
reaksi yang terjadi sebagai berikut
Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) 2NaCl + H2O(l) + CO2(g)
Perhitungan sesuai dengan prinsip asidimetri yaitu
Titrasi 1 Titrasi 2
V1 HCl = 21,5 ml V2 HCl = 21,2ml
Molek Na2CO3 = molek HCl Molek Na2CO3= molek HCl
N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2
0,0992 . 25 = N2 . 21,5 0,0992 . 25 = N2 . 21,2
2,48 = N2 . 21,5 2,48 = N2 . 21,2
N2 = 0,1153 N N2 = 0,1169 N
Titrasi 3 normalitas rata-rata HCl
V3 HCl = 21,4 ml (0,1153+0,1158+0,1169)
3 =
0,3483
Molek Na2CO3= molek HCl = 0,116 N
N1 . V1 = N2 . V2
0,0992 . 25 = N2 . 21,4
2,48 = N2 . 21,4
N2 = 0,1158 N
Sehingga pada titrasi 1 didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1153 N, pada
titrasi 2 didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1169 N dan pada titrasi 3
didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1158 N. Sehingga didapatkan
normalitas rata-rata HCl sebesar 0,116 N.
Aplikasi (Penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue)
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar NaHCO3 atau
Natrium Bikarbonat dalam soda kue. Dalam menganalisis kadar NaHCO3
ini menggunakan metode titrasi asidimetri dengan menggunakan larutan
standar HCl. HCl ini merupakan larutan standar sekunder, sehingga harus
distandarisasi dengan menggunakan larutan standar primer atau larutan
yang sudah diketahui konsentrasinya yaitu larutan Na2CO3.
Dalam percobaan digunakan 3,6 gram soda kue yang dilarutkan
hingga 100 mL. Tujuan dari pelarutan adalah agar seluruh soda kue larut
dan dapat bereaksi ketika dititrasi. Larutan dikocok sampai homogen
sehingga seluruh soda kue larut dan mempunyai konsentrasi yang sama.
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut
NaHCO3(s) + H2O (l) NaHCO3(aq)
Larutan soda kue tersebut diambil sebanyak 25 mL dan
ditambahkan 3 tetes indikator metil jingga kemudian dititrasi dengan
larutan HCl yang telah diketahui normalitasnya yaitu 0,116 N.
Penggunaan indikator metil jingga pada titrasi ini karena larutan NaHCO3
ditambah HCl memiliki pH sekitar 3,9 pada titik akhir titrasinya.Indikator
metil jingga memiliki rentang pH 3,1 – 4,4 dan memiliki perubahan warna
dari kuning pada pH 4,4 dan menjadi merah pada pH 3,1 sehingga
indikator metil jingga cocok untuk digunakan. Dalam percobaan,
penggunaan indikator yang sesuai memungkinkan asumsi bahwa titik
akhir titrasi tepat berimpit dengan titik equivalennya. Metil jingga
memiliki perubahan warna seiring dengan menurunnya pH sehingga bila
HCl yang ditambahkan, perubahan warna akan menuju kearah merah
muda sedikit jingga karena pH akan semakin turun atau menjadi asam.
Kemudian dilakukan titrasi untuk menentukan kadar sampel NaHCO3 yang
didapat dari soda kue merk “Nonik” . Pada titik akhir titrasi, titrasi
dihentikan. Hal ini ditandai dengan larutan yang diperoleh berubah dari
berwarna kuning menjadi jingga sedikit merah muda. Pengulangan titrasi
sebanyak 3 kali bertujuan untuk mendapatkan kadar rata-rata NaHCO3
dalam soda kue sehingga kadar yang didapatkan menjadi lebih akurat atau
teliti dan agar diketahui hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume
yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalennya (lebih akurat)..
Sehingga volume HCl yang digunakan untuk titrasi erlenmeyer 1 sebanyak
21 mL, erlenmeyer 2 sebanyak 20,5 mL dan erlenmeyer 3 sebanyak 20,7
mL. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut
NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl + H2O(l) + CO2(g)
Perhitungan kadar titrasi NaHCO3 adalah sebagai berikut
Titrasi 1 Titrasi 2
V1 HCl= 21 ml V2 HCl= 20,5 ml
Molek HCl= molek NaHCO3 Molek HCl= molek NaHCO3
N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2
0,116. 21 = N2 . 20 0,116 . 20,5= N2 . 25
2,43625
= N2 2,378
25 = N2 .
N2 = 0,09744 N N2 = 0,09512 N
M = 0,09744
1 M =
0,095121
= 0,09744
= 0,09512
m.NaHCO3 = M . Mr . V m.NaHCO3 = M . Mr . V
= 0,09744 . 84. 0,025 = 0,09512 . 84. 0,025
= 0,204 = 0,199
% NaHCO3 = 0.204
3,6 x100% % NaHCO3 =
0.1993,6
x100%
= 5,667 % = 5,527 %
Titrasi 3
V3 HCl = 20,7 ml
Molek HCl = molek NaHCO3
N1 . V1 = N2 . V2
0,116. 20,7 = N2 . 25
2,4012
25= N2
N2 = 0,0960 N
M = 0,0960
1 = 0,0960M
Massa NaHCO3= M . Mr . V
= 0,0960 . 84. 0,025
= 0,2016 gram
% NaHCO3 = 0.2016
3,6 x100%= 5,6 %
Sehingga pada titrasi 1 didapatkan kadar NaHCO3 sebesar 5,667%, pada
titrasi 2 didapatkan kadar NaHCO3 sebesar 5,5627%, dan pada titrasi 3
didapatkan persentase NaHCO3 kadar 5,6%,. Sehingga didapatkan kadar
rata-rata NaHCO3 = (5,667+5,527+5,6)
3 =
16,7943
= 5,598 %
XI. Kesimpulan
Standarisasi larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3 dengan N
Na2CO3 adalah 0,0992 N didapatkan normalitas pada:
titrasi 1 = 0,1153 N
titrasi 2 = 0,1169 N
titrasi 3 = 0,1158 N
Sehingga N rata-rata HCl adalah 0,116 N
Dalam soda kue dengan larutan baku HCl dengan N HCl adalah 0,116
N didapatkan kadar NaHCO3 pada:
titrasi 1 = 5,667 %
titrasi 2 = 5,527%
titrasi 3 = 5,6%
Sehingga kadar rata-rata NaHCO3 adalah 5,598%
XII. Jawaban Pertanyaan
a. Titrasi penetralan
1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang
sudah dididihkan?
Pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang sudah
didihkan karena NaOH terkontaminasi oleh sejumlah kecil pengotor
yaitu Na2CO3 sehingga dengan memakai air yang sudah didihkan dapat
mencegah adanya galat karbonat dan melindungi larutan itu agar tidak
menyerap CO2 dari larutan.
2. Apa beda antara:
a. Larutan baku dan larutan standar?
larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
tanpa harus distandarisasi terlebih dahulu. Sedangkan larutan standar
adalah larutan yang konsentrasinya telah ditetapkan secara akurat
standar yang konsentrasinya telah ditetapkan secara akurat dan
ditambahkan secara kontinu dan biasanya diletakkan dalam buret.
b. Asidimetri dan alkalimetri?
Jika asidimetri merupakan titrasi penetralan yang melibatkan basa
sebagai titran dengan asam (analit) yang diketahui
konsentrasinya.Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi penetralan
yang melibatkan asam sebagai titran dengan basa (analit) yang
diketahui konsentrasinya.
3.Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!
Penggunaan indikator pada titrasi di atas dimaksudkan agar dapat
diketahui kapan titrasi harus dihentikan, saat titrasi tersebut dihentikan
disebut titik akhir titrasi. Sebenarnya, saat menghentikan titrasi harus
pada titik eqivalen untuk mendapatkan data yang akurat tapi saat itu
belum terjadi perubahan warna karena diasumsikan bahwa pada saat
itulah titik equivalent.
b. Aplikasi titrasi penetralan.
1. 1,2 gram sampel NaOH dan Na2CO3 dilarutkan dan dititrasi dengan
0,5 N HCl dengan indikator pp.Setelah penambahan 30 mL HCl
larutan menjadi tidak berwarna.Kemudian indikator metil jingga
ditambahkan dan dititrasi lagi dengan HCl.Setelah penambahan 5
mL HCl larutan menjadi berwarna.Berapa prosentase Na2CO3
dan NaOH dalam sampel?
Diketahui : massa sampe l= 1,2 gram
V1 = 30 mL
V2 = 5 mL
Ditanya : % NaOH dan % Na2CO3 ........?
Jawab :
Mol eq. HCl = Mol eq. NaOH
1,2
1,2
NHCl . VHCl = n NaOH
0,5 . (30 – 5) = n NaOH
n NaOH = 12,5 mmol
massa NaOH = mol . BE
= 12,5 . (40)
= 500 mg = 0,5 gram
% Kadar NaOH = X 100 %
= 0,5 . 100%
= 41,6667%
Mol ekuivalen. HCl = Mol ekuivalen. Na2CO3
NHCl . VHCl = n NaOH
0,5 . 5 = n Na2CO3
n Na2CO3 = 2,5 mmol
massa. Na2CO3 = mol . BE
= 2,5 . 106
= 265 mg = 0,265 gr
% Kadar Na2CO3 = X 100 %
= 0,265 . 100 %
massa.NaOH
Massa sampel
massa. Na2CO3
massa.sampel
= 22,0833 %
2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp?
Perubahan warna pada indikator PP dari tidak berwarna (dalam larutan
asam) menjadi merah (dalam larutan basa) terjadi pada pH antara 8,0 –
9,6.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Penentuan larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3
Diketahui : m Na2CO3 = 0,526 g
Mr Na2CO3 = 106 g/mol
V Na2CO3 = 100 ml
Ditanya: N. Na2CO3
Jawab: mol = gMr
= 0,526106
= 0,00496 mol = 4,96 mmol
M = 4,96100
= 0,0496 M
N = n x M= 2 x 0,0496 = 0,0992 N
Standarisasi larutan HCl
Diketahui : N Na2CO3 = 0,0992 N
V1 HCl = 21,5 ml
V2 HCl = 21,2 ml
V3 HCl = 21,4 ml
Ditanya : normalitas HCl = .......
Jawab : Na2CO3(s) + H2O(l) → Na2CO3(aq)
Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl + H2O(l) + CO2(g)
Titrasi 1 Titrasi 2
V1 HCl = 21,5 ml V2 HCl = 21,2ml
Molek Na2CO3 = molek HCl Molek Na2CO3= molek HCl
N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2
0,0992 . 25 = N2 . 21,5 0,0992 . 25 = N2 . 21,2
2,48 = N2 . 21,5 2,48 = N2 . 21,2
N2 = 0,1153 N N2 = 0,1169 N
Titrasi 3
V3 HCl = 21,4 ml
Molek Na2CO3= molek HCl
N1 . V1 = N2 . V2
0,0992 . 25 = N2 . 21,4
2,48 = N2 . 21,4
N2 = 0,1158 N
normalitas rata-rata HCl =(0,1153+0,1158+0,1169)
3
= 0,348
3
= 0,116 N
Aplikasi (penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue)
Diketahui : N HCl = 0,0992 N
m. NaHCO3 = 3,6 g
Mr NaHCO3 = 84 g/mol
V1 = 21 ml
V2 = 20,5 ml
V3 = 20,7 ml
Ditanya : % rata-rata NaHCO3 ?
Jawab : NaHCO3 (aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Titrasi 1 Titrasi 2
V1 HCl= 21 ml V2 HCl= 20,5 ml
Molek HCl= molek NaHCO3 Molek HCl= molek NaHCO3
N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2
0,116. 21 = N2 . 20 0,116 . 20,5= N2 . 25
2,43625
= N2 2,378
25 = N2 .
N2 = 0,09744 N N2 = 0,09512 N
M = 0,09744
1 M =
0,095121
= 0,09744
= 0,09512
m.NaHCO3 = M . Mr . V m.NaHCO3 = M . Mr . V
= 0,09744 . 84. 0,025 = 0,09512 . 84. 0,025
= 0,204 = 0,199
% NaHCO3 = 0.204
3,6 x100% % NaHCO3 =
0.1993,6
x100%
= 5,667 % = 5,527 %
Titrasi 3
V3 HCl = 20,7 ml
Molek HCl = molek NaHCO3
N1 . V1 = N2 . V2
0,116. 20,7 = N2 . 25
2,4012
25= N2
N2 = 0,0960 N
M = 0,0960
1 = 0,0960M
Massa NaHCO3= M . Mr . V
= 0,0960 . 84. 0,025
= 0,2016 gram
% NaHCO3 = 0.2016
3,6 x100%= 5,6 %
%rata-rata NaHCO3 = (5,667+5,527+5,6)
3 =
16,7943
= 5,598 %