Download - LAPORAN TUTORIAL SKENARIO C 27.docx
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pembimbing yang telah
membimbing tutorial di blok 28 ini sehingga proses tutorial dapat berlangsung dengan sangat baik.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, yang
telah memberi dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlahnya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan tutorial di blok 28 ini hingga selesai.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di penyusunan laporan
berikutnya. Semoga laporan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi para pembaca laporan ini.
Palembang, 26 November 2014
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………….........1
Daftar Isi ………………………………………………………………………………..…........2
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....………………………………………...…………….....3
1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………...……….…...….3
BAB II : Pembahasan
2.1 Data Tutorial……………………………………………..……..………...4
2.2 Skenario Kasus ……………………………………………..…...…….....5
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah…...........………………………………...…......6
II. Identifikasi Masalah.............……………………………………..7
III. Analisis Masalah .................................……………………….....8
IV. Learning Issues ...……......…...……………………......................26
BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................34
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kedokteran Keluarga merupakan blok 28 pada semester 7 dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus yang
diberikan mengenai Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sedang bekerja selama 3 tahun di
kelurahan pulokerto yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan 2x3 yang merupakan
ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh 1 orang perawat dan juga bekerja sebagai tenaga
admisnistrasi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK
di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Liniyanti d. Oswari
Moderator : Dhilah Juas Ainun
Sekretaris Laptop : Arie Wahyudi Wijaya
Sekretaris Meja : Yusti Desita Indri Ani
Hari, Tanggal : Senin, 24 November 2014
Rabu, 26 November 2014
Rule Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)
3. Dilarang makan dan minum
4
2.2 Skenario A Blok 28 Tahun 2014
Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sedang bekerja selama 3 tahun di kelurahan pulokerto yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan 2x3 yang merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh 1 orang perawat dan juga bekerja sebagai tenaga admisnistrasi.
Pada sore hari, dokter budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin dirumah dukun desa yang terletak 5 rumah dari praktek dokter Budi. ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang ke 5 tak pernah melakukan ANC pada dokter budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa bahwa sudah ‘ditolong’ selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir lahir. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan :
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 120x/ Menit
Frekuensi Pernafasan : 28x / menit
Suhu : 37,9 derajat
Pada pemeriksaan dalam di temukan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-), mekonium (+), penurunan kepala hodge I-II, DJJ bayi didapatkan 180x/ menit.
Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu BPJS.
5
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah
1
.
Dokter Keluarga : Dokter praktek yang memberikan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada
keluarga, yang memandang pasien sebagai individu
dan bagian dari keluarga, dengan pelayanan bersifat
aktif dan pasif.
2
.
Tenaga Administrasi : Orang yang melakukan perencanaan, pengendalian,
pengorganisasian pekerjaan serta penggerakan yang
melaksanakan agar tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
3
.
Perawat : Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat umum.
4
.
ANC : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang
diikuti upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan (Depkes RI).
5
.
Dukun : Orang yang memiliki keahlian khsusus menolong
pasien secara tradisional baik menggunakan cara
rasional maupun irasional.
6
.
Ketuban : Merupakan cairan yang bening agak kekuning
kuningan yang mengelilingi bayi yang baru lahir.
7
.
Mekonium : Feses atau tinja pertama bayi yang baru lahir, yang
kental, lengket dan bewarna hitam kehijuan.
8
.
BPJS : Badan penyelenggara jaminan sosial, merupakan perusahaan asuransi dibawah pemerintah yang menyelenggarakan program JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional).
6
II. Identifikasi Masalah
1. Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sedang bekerja selama 3 tahun di kelurahan pulokerto yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan 2x3 yang merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh 1 orang perawat dan juga bekerja sebagai tenaga admisnistrasi.
2. Pada sore hari, dokter budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang
untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin dirumah dukun desa yang terletak 5
rumah dari praktek dokter Budi. ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang ke 5 tak
pernah melakukan ANC pada dokter budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa
bahwa sudah ‘ditolong’ selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir lahir.
3. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan :Tekanan Darah : 90/60 mmHgNadi : 120x/ MenitFrekuensi Pernafasan : 28x / menitSuhu : 37,9 derajatPada pemeriksaan dalam di temukan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-),
mekonium (+), penurunan kepala hodge I-II, DJJ bayi didapatkan 180x/ menit.
4. Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu BPJS.
7
III. Analisis Masalah
1. Jelaskan batasan dan ruang lingkup dokter keluarga!RUANG LINGKUPRuang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang sangat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :- Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh CMC (comprehensive medical services).
Karakteristik CMC : 1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat. 2. Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus- putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu). 3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya. 4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).
- Sasaran pelayananSasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.
BATASANBatasan pelayanan kedokteran keluarga ada banyak macamnya. Dua diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai satu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, tidak juga oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja. 2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah
8
serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan setiap dokter agar mempunyai peranan unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang menkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.
2. Jelaskan ciri- ciri dari dokter keluarga!
Ciri-ciri dokter keluarga menurut Carmichael dan Ikatan Dokter Indonesia:
• Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara menyeluruh bukan pada disiplin ilmu, kelompok penyakit, dan atau teknik-teknik kedokteran tertentu• Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari suatu unit keluarga, serta memandang keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan atau suatu kelompok fungsional yang saling terkait• Memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan, memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran, berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan berbagai faktor objektif dan subjektif yang ditemukan, serta memiliki pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara faktor biologis, sosial dan emosional dengan penyakit• Menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama serta bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan• Menganggap setiap kontak dengan pasien sebagai suatu kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit serta pelayanan pengobatan dini, baik ditempat praktek, di rumah ataupun di rumah sakit• Memiliki keterampilan diagnosis dan pengobatan yang andal, serta pengetahuan tentang epidemiologi untuk menentukan pola penyakit yang terdapat di masyarakat
3. Jelaskan prinsip dari kedokteran keluarga!PRINSIP PELAYANAN
Prinsip dalam pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga yaitu memberikan :
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif.
2. Pelayanan yang kontinu.
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya.
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggalnya.
9
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada
umumnya :
1. lebih aktif dan bertanggung jawab
Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluargamengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah,
bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan,
apabilamemungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat
inap dirumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek
dokterkeluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.
2. Lebih lengkap dan bervariasi
Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan
pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya
lebihlengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan
pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya,
praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 %
masalahkesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.
3. Menangani penyakit pada stadium awal
Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah
membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sar
na dengandokter spesialis.Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -
penyakit padastadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau
yang telah terlaluspesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan
tanggung jawabdokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk
kedokter spesialis.Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter
10
keluarga memang sesuaiuntuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau
yang bersifat umum saja. “The family doctor cannot be expected to treat all problems
as best possible, buthe can be expected to treat all common diseases as best possible”.
4. Jelaskan Tujuan pelayanan dokter keluarga !
Skala kecil:
Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga Mewujudkan keluarga sehat sejahtera
Skala besar:
Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia
5. Jelaskan sarana dan prasarana praktek dokter keluarga mandiri! apakah pada kasus sudah sesuai? ( ruang praktek, tenaga kerja)A. Peralatan
1. Peralatan Medis
Perlu disediakan berbagai peralatan medis spesialistis yang sederhana, peralatan
pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat seperti laboratorium klinis,
rontgen foto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart,
tonometer dan ophtalmoskop (Djati Pratignyo, 1983).
2. Peralatan Nonmedis
Memiliki sekurang-kurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa,
ruang tindakan, ruang laboratorium, ruang rontgen fakultatif, ruang administrasi,
gudang serta kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 55 m².
B. Tenaga Pelaksana
1. Tenaga Medis
Para dokter keluarga, tergantung dari sarana pelayanan serta beban kerja yang
dihadapi, jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan berbeda. Contoh: Rumah Sakit
butuh lebih banyak dokter dibandingkan klinik dokter keluarga.
2. Tenaga Paramedis
Tenaga paramedis yang telah mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip
pelayanan dokter keluarga, baik aspek medis maupun nonmedis. Setiap satu dokter
keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.
3. Tenaga Nonmedis
11
Tenaga nonmedis ada dua kategori; pertama, tenaga administrasi yang menangani
masalah-masalah administrasi. Kedua, pekerja sosial yang menangani program
penyuluhan/nasihat kesehatan dan atau kunjungan rumah. Sekurang-kurangnya
diperlukan satu orang tenaga administrasi dan satu orang pekerja sosial.
6. Jelaskan standar kompetensi dokter keluarga!Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi
Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006
adalah:
1. Kompetensi Dasar
2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
3. Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
4. Keterampilan Pendukung
5. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis
Standar Kompetensi Dokter Keluarga menurut Deklarasi WONCA WHO tahun 2003
meliputi:
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
3. Mengoordinasikan layanan kesehatan
4. Menangani masalah-masalah kesehatan yang menonjol
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
Partus Lama :
• Diagnosis :
– ANC yang baik : menilai keadaan ibu & janin untuk menentukan jenis
persalinan.
– Pemantauan kemajuan persalinan & detak jantung janin yang baik
• Koreksi langsung bila ada kelainan à inersia uteri
• Augmentasi persalinan :
5 IU oksitosin dalam 500 cc RL cairan intravena
• Dosis awal oksitosin 4 - 8 mU / min
• Interval dinaikkan setiap 30 min.
12
• Dosis kenaikan 2 mU (4 tetes)
• Dosis biasa untuk persalinan yang baik : 8 – 10 mU/min.
(16 – 20 tetes)
à Pastikan tidak ada CPD atau kontraindikasi lainnya sebelum memulai tindakan
augmentasi
à Selalu pantau kemajuan persalinan dan djj
à Gunakan partograf
à Infus cairan dengan oksitosin diberi tanda & jam mulai pemberian
Dalam SKDI , kasus termasuk kompetensi 3B yakni kegawatdarutan, dokter
melakukan penanganan awal kemudian merujuk ketingkat yang lebih
berkompeten.
7. Apa saja resiko bersalin dengan dukun?
Masalah yang ditimbulkan bila persalinan ditolong oleh selain tenaga medis
cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa tenaga & fasilitas
memadai.Karena persalinan masih ditangani oleh dukun beranak atau peraji,
kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi.Pertolongan gawat darurat
bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan, tidak
dapat dilakukan.
Definisi masyarakat yang masih menggunakan tenaga bidan bayi tentang mutu
pelayanan berbeda dengan definisi standar medis. Kelemahan utama dari mutu
pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun
beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril(memotong tali pusat dengan
sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut).
Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus
persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih belum bisa
keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut
kurang profesional dan hanya berdasarkan kepada pengalaman.
8. Apakah diagnosis pada ibu ini?
13
Mengalami partus kasep/lama/macet dengan keadaan syok dan gawat janin.
9. Apa yang seharusnya dilakukan dokter Budi ? Jelaskan!
Memberikan infuse oksitosin, memantau pembukaan serviks dan membantu ibu untuk mengejan disamping memonitor tanda-tanda syok. Jika tidak berhasil baru merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi.
10. Apakah tindakan dokter Budi sudah tepat?
Pada kegawatdaruratan obstetrik ada beberapa keadaan dimana dokter harus
merujuk antara lain :
• Bekas Seksio
• Perdarahan pervaginam
• Preterm (<=37 minggu)
• KPD > 12 jam
• KPD air ketuban hijau
• Ikterik
• Anemia berat
• Tanda infeksi
• Preeklampsia/Hipertensi
• Curiga bayi besar
• Gawat janin/Bradikardia/Takikardia menetap
• Primi dengan kepala atas PAP
• Presentasi selain belakang kepala
• Gemeli
• Tali pusat menumbung
• Shock
Pada kasus, dr. Budi sudah tepat untuk merujuk. Namun, dokter Budi seharusnya
memberikan penatalaksanaan awal yakni pemberian cairan infus dan setelah itu
menyarankan untuk merujuk, bukan hanya menyarankan pasien untuk dipasang
infus.
14
Dokter budi kurang berkompeten sebagai DLP
Manajemen klinik buruk : belum memenuhi standar fasilitas pelayanan kesehatan
Promosi serta edukasi kedokteran komunitas masih kurang baik : masih ada masyarakat
yang bersalin di dukun
Penanganan medis kurang baik : pasien langsung dirujuk tanpa penangana yang sesuai
untuk kasus.
11. Bagaimana cara dokter Budi mengedukasi dan mengajak pasien dan keluarga untuk di rujuk?Menjelaskan kepada pasien bahaya yang akan timbul bila pasien tidak mau dirujuk ke yang lebih tepat. Kemudian menjelaskan bahwa pendaftaran BPJS dapat dilakukan saat masuk ke RS karena ini suatu kasus gawat darurat jadi tidak perlu khawatir masalah biaya. Tidak dilakukan dengan pemaksaan, namun harus dilakukan dengan cara yang lebih edukatif agar dapat dimengerti oleh pasien.
12. Jelaskan perbedaan antara Dokter layanan primer dan dokter keluarga!
Dokter layanan primer menurut UU Dikdok no. 20 tahun 2013 merupakan kelanjutan dari program profesi dokter, program internship yang setara dengan program dokter spesialis.
Dokter layanan primer mencakup keilmuan dokter keluarga, kedokteran komunitas, dan kedokteran masyarakat, artinya dokter layanan primer tidak hanya melihat pasiennya dalam lingkup individu ataupun keluarga tetapi secara keseluruhan mulai dari individu, keluarga, populasi, masyarakat dan lingkungan.
Dokter keluarga konsepnya adalah dokter berpikir pasien atau individu sebagai bagian dari keluarga dan dia selalu berupaya untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut.
13. Apa saja usaha- usaha preventif dan promotif yang perlu dilakukan oleh dokter budi di wilayah kerjanya?
• Penyuluhan KB
• Penyuluhan ANC
15
Topik : Antenatal Care (ANC)
Sub topik :
1. Pengertian Antenatal Care
2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
4. Tempat Kunjungan Antenatal Care
5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan ANC
Hari/Tanggal :
Pukul/Tempat :
Penyuluh :
Sasaran/peserta : Ibu Hamil (Ibu-Ibu)
I. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti
danmemahami tentang Antenatal Care (ANC).
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu
menjelaskantentang :
1. Pengertian Antenatal Care
2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
4. Tempat Kunjungan Antenatal Care
5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan ANC
III. MATERI
Terlampir
IV. METODE
1. Ceramah
16
2. Tanya jawab
V. MEDIA
1. Materi SAP
2. Flipchart (Poster)
VI. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu(menit)Penyuluh Audience
1 Pembukaan Salam Perkenalan Menjelaskan maksud
dan tujuan
Menjawab salam Mendengar Mendengarkan
223
2 Proses Menjelaskan pokok masalah : ANC
Memberi kesempatan kepada audience untuk bertanya
Memperhatikan
Bertanya
15
10
3 Evaluasi Kilas balik : bertanya kepada audience
Kesimpulan Mengakhiri dengan
salam
Menjawab
Mendengarkan Menjawab salam
5
32
VII. EVALUASI
1. Metode Evaluasi : tanya jawab
2. Jenis Pertanyaan : Lisan
MATERI
ANTENATAL CARE (ANC)
1. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan
Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa
pengertian mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :
17
a. Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa
keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
b. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujuakan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
c. Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan,
masa nifas, persiapan memberikan ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi
secara wajar.
2. Tujuan dan Manfaat
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan keehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial
ibu bayi.
c. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran ibu daan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
f. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
a. Minimal 1 kali pada trimester I (<14 minggu)
Tujuannya :
- Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan
- Menentukan uia kehamilan dan perkiraan persalinan
- Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau tidaknya faktor
resiko kehamilan.
- Menentukan rencana pemeriksaan / penetalasanaan selanjutnya.
18
b. Minimal 1 kali pada trimester II (14-20 minggu)
Pada kunjungan ini, ibu hamil akan lebih mendapatkan informasi yang lebih
dalam lagi mengenai kehamilan di trimester I dan kewaspadaan khusus terhadap
komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester ini.
c. Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)
Biasanya pada kunjungan pertama aka dideteksi ada tidaknya kehamilan
ganda/gemeli, sedangkan untuk kunjungan kedua pada trimester ini akan
diperiksa dan dideteksi ada/tidaknya kelainan letak janin.
4. Tempat Kunjungan Antenatal Care
a. Puskesmas/Puskemas Pembantu
b. Pondok bersalin desa
c. Posyandu.
d. Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
e. Rumah Sakit Bersalin
f. Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)
5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan Antenatal Care
Pelayanan Antenatal Care (ANC) selengkapmya mencakup anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas
indikasi dan intervasi khusus dengan tingkat resiko dengan peneraan operasional
yang dikenal dengan “10 T” untuk pelayanan antenatal yang terdiri dari :
a. Timbang Berat Badan
b. Ukur tinggi badan
c. Ukur tinggi fundus uetri
d. Embetian tablet zat besi (min 90 tablet)
e. Pemberian imunisasi tetanus toxoid
f. Tes laboratorium
g. Temu wicara
h. Status gizi ibu
i. Letak presentase bayi dan DJJ
19
j. Tata Laksana
Persiapan Ibu Hamil menghadapi Persalinan
1. Tanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan.
2. Suami dan keluarga mendampingi ibu hamil saat periksa.
3. Siapkan tabungan untuk biaya persalinan
4. Suami, keluarga, dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu
diperlukan.
5. Rencana melahirkan ditolong bidan atau dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan
6. Rencanakan keluarga berencana. Tanyakan pada petugas kesehatan
7. Siapkan orang yang bersedia menjadi donor darah jika sewaktu-waktu
diperlukan.
Perawatan sehari-hari Ibu Hamil
1. Mandi 2 kali sehari dengan sabun
2. Gosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur
3. Setelah kandungan berumur 4 bulan, sering elus-elus perut dan ajak bicara
bayi di dalam kandungan.
4. Boleh melakukan hubungan suami istri
5. Tanyakan kepada petugas cara yang aman
6. Kurangi kerja berat
7. Istirahat berbaring minimal 1 jam di siang hari. Posisi tidur sebaiknya miring.
8. Sebaiknya ibu tidur pakai kelambu, jangan memakai obat nyamuk bakar atau
semprot.
Anjuran Makan buat ibu hamil
1. Tanyakan kepada petugas kesehatan tentang makanan yang bergizi
2. Makanlah dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada sebelum hamil.
3. Tidak ada pantangan makanan selama hamil.
20
4. Jika mual-mual, muntah, dan tidak nafsu makan, pilihlah makanan yang tidak
berlemak dan menyegarkan. Contohnya roti, ubi, singkong, biscuit, dan buah.
5. Jangan minum jamu, minuman keras, atau rokok karena membahayakan
kandungan.
6. Jika minum obat, tanyakan caranya kepada petugas kesehatan.
Tanda bahaya pada kehamilan
1. Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua
2. Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang
3. Demam atau panas tinggi
4. Air ketuban keluar sebelum waktunya
5. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
6. Muntah terus
7. Tidak mau makan
Masalah lain pada kehamilan
1. Batuk lama
2. Lemah
3. Jantung berdebar-debar
4. Gatal-gatal pada kemaluan
5. Keluar keputihan
• Penyuluhan Kehamilan dan Persalinan yang baik dan benar
A. TIU (Tujuan Instruksional Umum )
Setelah mendapatkan penyuluhan , diharapkan kepada para masyarakat pada
umumnya khususnya ibu hamil dapat memahami tanda-tanda yang akan terjadi
pada saat masa itu akan terjadi pada dirinya, serta diharapkan, para ibu hamil
dapat memahami kondisi yang akan mereka alami.
21
B. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Persiapan Persalinan dan kelahiran
bayi” diharapkan para remaja dan anak – anak yang menginjak usia remaja
mampu :
1. Mengerti apa yang menjadi Persiapan Persalinan dan kelahiran bayi
2. Mengetahui tanda-tanda yang akan terjadi pada saat persalinan
3. Para ibu hamil mampu mengatasi masalah yang akan timbul pada saat masa
Persalinan janin
C. Materi
Terlampir
D. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Media:
1. Leaflet
22
F. Kegiatan Belajar Mengajar
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit - megucapkan salam
- mennyampaikan topic dan tujuan yang akan dicapai
- menjawab salam
- mendengarkan atau memperhatikan
2. Penyajian 20 menit - menanyakan pendapat peserta tentang mitos ibu hamil
- memberi reward pada peserta
- menjelaskan pengertian mitos ibu hamil
- menjelaskan tujuan dari
-menjawab/ merespon
- merespon
-Mendengar/ memperhatikan
- mendengar
-merespon
- memperhatikan
23
pengertian ibu hamil
- memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
- memberi reward positif
- memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
- Memberi kesempatan kepada ibu untuk dapat menjelaskan sendiri dari apa yang di fahaminya tentang mitos ibu hamil
- Memberi reward
- Merespon /
Bertanya
Mendengar /
Memperhatikan
- merespon
3. Penutup 5 menit - merangkum
-merangkum
24
materi yang dijelaskan bersama peserta
- memberikan reward
- menutup dengan mengucapkan terima kasih
- memberi salam
materi bersama penyuluh
- bertanya
- merespon
Membalas salam
25
IV. Learning Issue
1. BPJS
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
1. DEFINISI
Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN , Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah:
1. Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (Pasal 1 angka 6)
2. Badan hukum nirlaba (Pasal 4 dan Penjelasan Umum)3. Pembentukan dengan Undang-undang (Pasal 5 ayat (1)
2. PEMBENTUKANBerdasarkan ketentuan Pasal 52 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2004, batas waktu paling lambat untuk penyesuaian semua ketentuan yang mengatur mengenai BPJS dengan UU No. 40 Tahun 2004 adalah tanggal 19 Oktober 2009, yaitu 5 tahun sejak UU No. 40 Tahun 2004 diundangkan.
Batas waktu penetapan UU tentang BPJS yang ditentukan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah.RUU tentang BPJS tidak selesai dirumuskan.DPR RI mengambil inisiatif menyelesaikan masalah ini melalui Program Legislasi Nasional 2010 untuk merancang RUU tentang BPJS.DPR telah menyampaikan RUU tentang BPJS kepada Pemerintah pada 8 Oktober 2010 untuk dibahas bersama Pemerintah.
DPR RI dan Pemerintah mengakhiri pembahasan RUU tentang BPJS pada Sidang Paripurna DPR RI tanggal 28 Oktober 2011.RUU tentang BPJS disetujui untuk disahkan menjadi Undang-undang.DPR RI menyampaikan RUU tentang BPJS kepada Presiden pada tanggal 7 November 2011.Pemerintah mengundangkan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS pada tanggal 25 November 2011.
Petikan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS Pasal 5(1) Berdasarkan Undang-Undang ini dibentuk BPJS.(2) BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:a. BPJS Kesehatan; danb. BPJS Ketenagakerjaan.
Pasal 6
26
(1) BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a menyelenggarakan program jaminan kesehatan.(2) BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b menyelenggarakan program:a. jaminan kecelakaan kerja;b. jaminan hari tua;c. jaminan pensiun; dand. jaminan kematian.
Pembentukan RUU BPJS
a. Pembentukan RUU Inisiatif DPR RI - Program Legislasi Nasional 2010 - 2011
1. Konsep RUU tentang BPJS inisiatif DPR RI 2010 o Tim Pansus RUU tentang BPJS
2. DIM RUU tentang BPJS dari Pemerintah 3. RUU tentang BPJS (Draft Akhir - tanggal 7 November 2011) 4. UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS
b. Pembentukan RUU Inisiatif Pemerintah - Periode Tahun 2007-2009
1. Naskah Akademik RUU BPJS 2. Konsep RUU BPJS o Tim dan Kelompok Kerja Penyusun Peraturan Perundang-undangan Pelaksanaan UU No.
40 Tahun 2004 , SK Menko Kesra No. 14A/KEP/MENKO/KESRA/VI/2006 o Izin Prakarsa Presiden No. B-540/m.Sesneg/D-4/10/2007, tanggal 2 Oktober 2007
3. TRANSFORMASI BPJS
1. PT ASKES (Persero)o berubah menjadi BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan
kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014 (Pasal 60 ayat (1) UU BPJS)2. PT (Persero) JAMSOSTEKo berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014 (Pasal 62 ayat (1) UU
BPJS)o BPJS Ketenagakerjaan paling lambat mulai beroperasi pada tanggal 1 Juli 2015, termasuk
menerima peserta baru (Pasal 62 ayat (2) huruf d UU BPJS)3. PT (Persero) ASABRIo menyelesaikan pengalihan program ASABRI dan program pembayaran pensiun ke BPJS
Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal 65 ayat (1) UU BPJS)4. PT TASPEN (Persero)
27
o menyelesaikan pengalihan program THT dan program pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal 65 ayat (1) UU BPJS)
Proses selanjutnya adalah pembubaran PT ASKES (Persero) dan PT (Persero) JAMSOSTEK tanpa likuidasi. Sedangkan PT (Persero) ASABRI dan PT TASPEN (Persero) tidak secara tegas ditentukan dalam UU BPJS.
Fungsi, Tugas dan Wewenang BPJS
FUNGSIUU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
28
asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usiapensiun atau mengalami cacat total tetap.
Jaminan pensiun ini diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.
Sedangkan program jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santuan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
TUGASDalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:
1. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta; 2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;4. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;5. Mmengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;6. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan
program jaminan sosial; dan7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan
masyarakat.
Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan pengelolaan data kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk menerima bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan keterbukaan informasi.
Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan secara pasif dalam arti menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan peserta. WEWENANGDalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:
1. Menagih pembayaran Iuran; 2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang dengan
mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;
29
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;
4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;
5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi
kewajibannya;7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam
membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan sosial.Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta pembayaran dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik.
2. Kegawatadaruratan obgyn di layanan primerPartus lama/macet
• Distosia oleh sebab 3P : power, passage, passenger ; menyebabkan lambatnya kemajuan
persalinan
– Jenis kelainan his (power):
• Inersia uteri/hypotonic uterine contraction
• Incoordinate uterine action
– Kelainan pada janin :
• Malpresentasi/malposisi janin à CPD
• Kelainan bentuk janin
– Kelainan panggul
• Diagnosis :
– ANC yang baik : menilai keadaan ibu & janin untuk menentukan jenis persalinan.
– Pemantauan kemajuan persalinan & detak jantung janin yang baik
• Koreksi langsung bila ada kelainan à inersia uteri
Augmentasi Persalinan
5 IU oksitosin dalam 500 cc RL cairan intravena
• Dosis awal oksitosin 4 - 8 mU / min
• Interval dinaikkan setiap 30 min.
30
• Dosis kenaikan 2 mU (4 tetes)
• Dosis biasa untuk persalinan yang baik : 8 – 10 mU/min.
(16 – 20 tetes)
à Pastikan tidak ada CPD atau kontraindikasi lainnya sebelum memulai tindakan
augmentasi
à Selalu pantau kemajuan persalinan dan djj
à Gunakan partograf
à Infus cairan dengan oksitosin diberi tanda & jam mulai pemberian
3. Dokter Keluarga
Batasan dan Ruang Lingkup
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga,
komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan
Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai
bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat
pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan
secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada
semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usiaserta faktor-faktor lainnya.
(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
Skala kecil:
• Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga
• Mewujudkan keluarga sehat sejahtera
Skala besar:
• Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh
31
rakyat Indonesia
Dokter Keluarga di Indonesia
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun
1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres
yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI).
Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga
di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun
dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972
didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National
College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA).
Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga
Indonesia.Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam
rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:
• Pendayagunaan dokter pasca PTT
• Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
• Menghadapi era globalisasi
32
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dr. Budi seorang dokter keluarga belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dilihat dari segi sarana dan prasarana praktek serta tindakan preventif promotif yang belum tepat di wilayah kerjanya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.2012.Dokter Keluarga (http://www.ppjk.depkes.go.id/ index2.php?option=com_ content &do_pdf=1&id=61, diakses 25 November 2014)
Depkes.2013.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2013/12/Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Ibu.pdf, diakses 25 November 2014)
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013/PUBLIK/BinwilKemenkes Magelang/BPJS- ASKES.pdf diakses pada tanggal 22 Mei 2014 jam 15.00 WIB.
http://eprints.unsri.ac.id/311/1/13._Yandok_berbasis_doga.pdf diakses pada tanggal 19 Mei 2014 jam 17.00 WIB.
PDKI.2007.Standar Pelayanan Dokter Keluarga (https://id.scribd.com/doc/129601834/Buku-Standar-Pelayanan-Dokter-Keluarga-pdf, diakses 25 November 2014)
34