Download - Hemodialyzer Fixx
1
A. Pengertian
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi
ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan
darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Hal yang melatar
berlakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat di
cegah bagi para penderita penurunan fungsi ginjal dengan lebih meningkatkan
asupan cairan bagi fungsi ginjal yang belum kronis.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum
dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang
berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut
fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada
keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah
buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal
atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR.
Nursalam M. Nurs, 2006).
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum
dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang
berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut
fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada
keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan (Christin Brooker,
2001).
B. Indikasi
Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA
untuk sementara sampai fungsi ginjalnya pulih. Pasien-pasien tersebut
dinyatakan memerlukan hemodialisa apabila terdapat indikasi :
1 Hiperkalemia ( K > 6 mEq/l)
2 Asidosis
3 kegagalan terapi konservatif
4 Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah
1
2
5 Kelebihan cairan.
1
6 Perikarditis dan konfusi yang berat.
7 Hiperkalsemia dan hipertensi.
C. Prinsip hemodialisa
1. Akses vaskuler
Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien.
Kronik biasanya memiliki akses permanent seperti fistula atau graf
sementara. Akut memiliki akses temporer seperti vascoth.
2. Membran semi permeable
Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk
mengadakan kontak diantara darah dan dialisat sehingga dialysis dapat
terjadi.
3. Difusi
Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan
pemindahan zat terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari area yang
konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Gradien
konsentrasi tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan
pemindahan zat pelarut yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang
dibutuhkan.
4. Konveksi
Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang
dipindahkan akan mengambil bersama dengan zat terlarut yang
tercampur dalam cairan tersebut.
5. Ultrafiltrasi
Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai
ultrafiltrasi artinya adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk
tekanan. Tiga tipe dari tekanan dapat terjadi pada membrane :
a) Tekanan positif merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat
cairan dalam membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh
tekanan dialiser dan resisten vena terhadap darah yang mengalir
balik ke fistula tekanan positip “mendorong” cairan menyeberangi
membrane.
b) Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar
membrane oleh pompa pada sisi dialist dari membrane tekanan
negative “menarik” cairan keluar darah.
c) Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan
yang berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan
tersebut. Larutan dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan menarik
cairan dari larutan lain dengan konsentrasi yang rendah yang
menyebabkan membrane permeable terhadap air.
D. Perangkat hemodialisa
Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan
larutan dialisat, dan sistem monitor. Dializer adalah tempat dimana proses
HD berlangsung sehingga terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah
dan dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat keluarnya darah
dari tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh
penderita. Kecepatan dapat di atur biasanya diantara 300-400 ml/menit.
1. Pompa darah
Pompa ini berguna untuk memompa darah dari dalam tubuh ke
alat hemodialisa dan mengalirkannya ke blood path. Pompa juga berguna
untuk memompa darah dari alat ke dalam tubuh. Lokasi pompa darah
biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan
dialisat. Larutan ialisat harus dipanaskan antara 34-39 C
Gambar 1. Pompa darah
2. Blood path (jalur darah)
Blood path ini merupakan saluran darah pada proses hemodialisa.
Digunakan untuk mengalirkan darah dari pasien ("arterial" catheter port)
menuju filter dan detektor udara gumpalan dan kembali ke pasien.
3. Ultrafiltrate path
Ultrafiltrate path merupakan jalur yang digunakan untuk
mengeluarkan air, zat terlarut, creatinin, dan zat tertentu lainnya dari
darah pasien. Zat-zat tersebut dikeluarkan melewati detektor dan saringan
ultrafiltrasi, yang nantinya berakhir pada collection bag (kantong
penampung).
4. Fluid replacement path
Cairan yang diambil oleh pompa ketiga, dipanaskan, dan dipompa
kembali ke sirkuit sebelum filter.
5. Quinton catheter
Kateter ini memiliki ujung terbuka (bercabang). Masing-masing
ujung terbuka tersebut digunakan sebagai aliran darah pasien untuk
mengalir ke luar tubuh dan kembali lagi ke tubuh.
6. Hemofilter
Darah mengalir melalui bagian ini. Hemofilter memiliki beberapa
ruang di sekitar tabung clump dan dinding plastik bening.
Gambar 2. Hemofilter
7. Membran
Digunakan untuk menyaring molekul-molekul yang lewat,
dengan ukuran lebih besar dari lubang-lubang membran. Membran
bersifat semipermeabel.
8. Air detector
Detektor udara ini berguna untuk memantau blood path utama,
memantau kondisi darah sebelum kembali ke tubuh pasien agar tidak
terdapat udara yang masuk. Sehingga menghindarkan terjadinya
penyumbatan darah karena adanya udara.
9. Blood leak detector
Detektor ini digunakan untuk mendeteksi adanya darah pada jalur
ultrafiltrasi (ulttrafiltrate path).
10. Transducer
Transduser berfungsi untuk memantau tekanan dalam sistem.
Terdapat beberapa macam transduser, yaitu arterial transducer, venous
transducer, dan transducer lainnya. Arterial transducer digunakan untuk
mengukur tekanan negatif, yaitu ketika darah ditarik ke luar tubuh pasien.
Venous transducer digunakan untuk mengukur tekanan positif yaitu
ketika darah dikembalikan masuk ke dalam tubuh. Transduser lainnya
salah satunya berfungsi untuk mengukur tekanan yang berasal dari blood
leak detector yang penuh dengan ultrafiltrat.
11. Circuit heater
Digunakan untuk meningkatkan suhu (panas) pada aliran
replacement fluid bags, karena cairan pada replacement fluid bags akan
terasa dingin pada tubuh pasien jika tanpa pemanasan.
E. Prosedur hemodialisa
Setelah pengkajian pradialisis, mengembangkan tujuan dan
memeriksa keamanan peralatan, perawat sudah siap untuk memulai
hemodialisis. Akses ke system sirkulasi dicapai melalui salah satu dari
beberapa pilihan: fistula atau tandur arteriovenosa (AV) atau kateter
hemodialisis dua lumen. Dua jarum berlubang besar (diameter 15 atau 16)
dibutuhkan untuk mengkanulasi fistula atau tandur AV. Kateter dua lumen
yang dipasang baik pada vena subklavikula, jugularis interna, atau femoralis,
harus dibuka dalam kondisi aseptic sesuai dengan kebijakan institusi.
Gambar 3. Arteriovenous Fistula
Jika akses vaskuler telah ditetapkan, darah mulai mengalir, dibantu
oleh pompa darah. Bagian dari sirkuit disposibel sebelum dialiser
diperuntukkan sebagai aliran “arterial”, keduanya untuk membedakan
darah yang masuk ke dalamnya sebagai darah yang belum mencapai
dialiser dan dalam acuan untuk meletakkan jarum: jarum “arterial”
diletakkan paling dekat dengan anastomosis AV pada vistula atau tandur
untuk memaksimalkan aliran darah. Kantong cairan normal salin yang di
klep selalu disambungkan ke sirkuit tepat sebelum pompa darah.
Pada kejadian hipotensi, darah yang mengalir dari pasien dapat
diklem sementara cairan normal salin yang diklem dibuka dan
memungkinkan dengan cepat menginfus untuk memperbaiki tekanan
darah. Tranfusi darah dan plasma ekspander juga dapat disambungkan ke
sirkuit pada keadaan ini dan dibiarkan untuk menetes, dibantu dengan
pompa darah. Infus heparin dapat diletakkan baik sebelum atau sesudah
pompa darah, tergantung peralatan yang digunakan.
Dialiser adalah komponen penting selanjutnya dari sirkuit. Darah
mengalir ke dalam kompartemen darah dari dialiser, tempat terjadinya
pertukaran cairan dan zat sisa. Darah yang meninggalkan dialiser melewati
detektor udara dan foam yang mengklem dan menghentikan pompa darah
bila terdeteksi adanya udara. Pada kondisi seperti ini, setiap obat-obat
yang akan diberikan pada dialysis diberikan melalui port obat-obatan.
Penting untuk diingat, bahwa kebanyakan obat-obatan ditunda
pemberiannya sampai dialysis selesai kecuali memang diperintahkan.
Darah yang telah melewati dialysis kembali ke pasien melalui
“venosa” atau selang postdialiser. Setelah waktu tindakan yang
diresepkan, dialysis diakhiri dengan mengklem darah dari pasien,
membuka selang aliran normal salin, dan membilas sirkuit untuk
mengembalikan darah pasien. Selang dan dialiser dibuang kedalam
perangkat akut, meskipun program dialisis kronik sering membeli
peralatan untuk membersihkan dan menggunakan ulang dialiser.
Tindakan kewaspadaan umum harus diikuti dengan teliti sepanjang
tindakan dialysis karena pemajanan terhadap darah. Masker pelindung
wajah dan sarung tangan wajib untuk digunakan oleh perawat yang
melakukan hemodialisis.
Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk
memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buata
diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa), lebih populer disebut
(Brescia-) Cimino Fistula, melalui pembedahan yang cukup baik agar
dapat diperoleh aliran darah yang cukup besar. Fistula arteriovenosa dapat
berupa kateter yang dipasang di pembuluh darah vena di leher atau paha
dan bersifat temporer.
Gambar 4. Pemasangan selang inlet dan outlet
Kemudian aliran darah dari tubuh pasien masuk ke dalam sirkulasi
darah mesin HD yang terdiri dari selang Inlet/arterial (ke mesin) dan
selang Outlet/venous (dari mesin ke tubuh). Kedua ujungnya disambung
ke jarum dan kanula yang ditusukkan ke pembuluh darah pasien. Selama
proses HD, darah pasien diberi Heparin agar tidak membeku ketika berada
di luar tubuh yaitu dalam sirkulasi darah mesin. Selama menjalani HD,
posisi pasien dapat dalam keadaan duduk atau berbaring. Selain menjalani
HD, dalam jangka panjang, obat-obat yang diperlukan antara lain obat
yang mengatasi anemia seperti suntikan hormon eritropoetin serta
pemberian zat besi. Selain itu obat yang menurunkan kadar fosfat darah
yang meningkat yang dapat mengganggu kesehatan tulang, diberikan obat
pengikat fosfat (Phosphate binder). Obat-obat lain yang diperlukan sesuai
kondisi pasien misalnya obat hipertensi, obat-obat antigatal, vitamin
penunjang (yang bebas fosfor maupun mineral yang tidak perlu).
F. Komplikasi
1. Hipotensi
Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi
berlebihan, obat-obatan anti hipertensi.
2. Mual dan muntah
Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi.
3. Sakit kepala
Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan.
4. Demam disertai menggigil
Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada
sirkulasi darah.
5. Nyeri dada
Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu
cepat.
6. Gatal-gatal
Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse
kulit kering.
7. Perdarahan amino setelah dialysis
Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama,
dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan tidak
tepat.
8. Kram otot
Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan
terlalu cepat (UFR meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB naik
> 1kg. Posisi tidur berubah terlalu cepat.
DAFTAR PUSTAKA
PROSEDUR DAN TEKNIK HEMODIALISA
http://bandungsehat.blogspot.com/2009/04/prosedur-dan-teknik-
hemodialisa.html
Achmad Rizal . 2011.
http://arl.blog.ittelkom.ac.id/blog/2011/07/hemodialisis/
http://apri-impossible.blogspot.com/
HEMODIALISA.2011.Daryadi.
http://nsyadi.blogspot.com/2011/12/hemodialisa.html
http://planetcopas.blogspot.com/
http://planetcopas.blogspot.com/2012/06/prinsip-kerja-mesin-
hemodialisa.html