Download - dispepsia fungsional dismotilitas
DISPEPSIA DISMOTILITAS(dispepsia fungsional)
Definisi (IPD)
• Dispepsia Fungsional : Kelompok dispepsia sindrom dimana pada penunjang diagnostik tidak dapat memperlihatkan adanya gangguan patologis struktural atau biokimiawi.
• Dispepsia Dismotilitas : nyeri epigastrium yang bertambah sakit setelah makan, disertai kembung, cepat kenyang , rasa penuh setelah makan, mual atau muntah, bersendawa dan banyak flatus setelah 3 bulan dengan gejala dispepsia.7
Patofisiologi• the problem activity and motility of the stomach works
disorganized nerve control system n. vagus pacemaker controls the movement and contraction of the muscles irritable bowel syndrome is a disorder bloating, discomfort and altered bowel habit. (Core, Digestive Disorders Foundation. November 2005)
• Perlambatan pengosongan lambung dan adanya hipomotilitas antrum . (IPD)
• Stres dan faktor psikososialgangguan neurotik dan morbiditas psikiatri . Beberapa studi mengatakan stres yang lama menyebabkan perubahan aktifitas vagal, berakibat gangguan akomodasi dan motilitas gaster. 5
Manifestasi Klinis• Mudah kenyang • Perut cepat terasa penuh saat makan • Mual • Muntah • Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas) • Rasa tak nyaman bertambah saat makan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
• Pasien dengan keluhan dismotility – like symptom bisa diobati dengan acid suppressive therapy, prokinetic agents, atau 5-HT1 agonists. Metoclopramide dan domperidone.
Komplikasi
Pada dispepsia dismotilitas, tidak terjadi komplikasi dari perdarahan seperti kurang darah, penurunan berat badan atau muntah-muntah. Penggunaan obat yang sembarangan akan menimbulkan komplikasi yang tidak kita harapkan. Seperti gastritis sedang sampai berat misalnya.
PROGNOSIS• Dispepsia yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis
dan penunjang yang akurat mempunyai prognosis yang baik.
• 20% pasien mempunyai ulkus peptikum, 20% mengidap Irritable Bowel Syndrome, kurang daripada 1% pasien terkena kanker, dan dispepsia fungsional dan dyspepsia non ulkus adalah 5-40%.17
Pencegahan• Modifikasi gaya hidup sangat berperan dalam mencegah
terjadinya dispepsia bahkan memperbaiki kondisi lambung secara tidak langsung (Ariyanto, 2007)
ReferensiMansjoer, Arif et al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi
Ketiga. Jakarta.: 488-491 Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung : 156,159 Djojoningrat D. Pendekatan klinis penyakit gastrointestinal.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke – 4. FKUI; 2007.h.285.
Jones MP. Evaluation and treatment of dyspepsia. Post Graduate Medical Journal 2003;79:25-29.
IPD-FK UI