Download - dila presus obgyn
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 1/18
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun
tugas REFRAT POLIHIDRAMNION. Penyusunan tugas ini masih jauh dari
sempurna baik isi maupun penyajiaannya sehingga diharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak agar dikesempatan yang akan datang penulis dapat
membuatnya lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. KGS Halim
Lutfi Sp.OG dan dr. Isnaina Perwira Sp.OG, serta berbagai pihak yang telah
membantu penyelesain presentasi kasus ini.Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Arjawinangun, 29-08-2011
Penyusun
Page | 1
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 2/18
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………...1
Dafta rIsi……………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN……………..……………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi…………………………………………………………………………….4
2.2 Epidemiologi………………………………………………………………………5
2.3 Patogenesis………………………………………………………………………...5
2.4 Patofisiologi……………………………………………………………………….8
2.5 Klasifikasi…………………………..…………………………………………… 12
2.6 Gejala Klinis…...…………………………………………………………………14
2.7
Diagnosis………………………………………………………………………….15
2.8 Diagnosis
Banding………………………………………………………………...18
2.9Penatalaksanaan…………………………………………………………………...19
2.10
Komplikasi……………………………………………………………………….25
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………...27
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………………28
BAB I
Page | 2
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 3/18
PENDAHULUAN
Cairan amnion atau air ketuban merupakan bagian penting dalam kehamilan
dan perkembangan janin. Cairan amnion terdapat dalam ruang yang diliputi oleh
selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion. Volume cairan amnion
meningkat sampai 1 L atau lebih sampai 36 minggu, dan akan berkurang sesudahnya.
Pada kehamilan post-term, volume cairan amnion mungkin hanya sekitar 100-200
ml.1
Cairan amnion berfungsi sebagai bantalan untuk fetus, membantu
perkembangan musculoskeletal dan melindungi janin dari trauma, juga menjaga
temperatur dan memiliki fungsi nutrisi minimal. Cairan amnion juga sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan paru-paru serta traktus gastrointestinal.2
Masalah cairan amnion terjadi sekitar 7 % dari kehamilan. Kelebihan atau
kekurangan cairan amnion dari volume normal berhubungan dengan ketidaknormalan
perkembangan dan komplikasi – komplikasi pada kehamilan.1
Jumlah amnion lebih dari 2000 ml dianggap sebagai jumlah yang berlebihan
dan disebut sebagai hidramnion atau polihidramnion. Jumlah cairan yang berlebihan
tersebut dilaporkan dapat mencapai sebanyak 15 L. Pada hidramnion kronik
peningkatan cairan yang berlebihan terjadi secara bertahap, sedangkan pada
hidramnion akut uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari
saja.1
Pada hidramnion biasanya disertai malformasi fetus, terutama pada sistem
saraf pusat atau traktus gastrointestinal.1
BAB II
Page | 3
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 4/18
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Secara anatomi, hidramnion atau polihidramnion adalah keadaan dimana
banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc.
Secara klinis, hidramnion atau polihidramnion adalah penimbunan berlebihan
dari cairan amnion yang menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu dan/atau saat
pemeriksaan imaging dibutuhkan untuk menyokong diagnosa klinis dari letak dan
keberadaan janin.3
Dengan pemeriksaan USG kebanyakan studi klinis mendefinisikan
hidramnion dimana ICA lebih dari 24-25 cm. Studi lain mendefinisikan hidramnion
sebagai kantung berukuran vertikal lebih besar dari 8 cm.
INSIDENS
Dengan adanya banyak kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan
hidramnion, insidens hidramnion bervariasi antara 0,5 – 1 % dari seluruh kasus. Lebih
sering terjadi pada multipara dibanding primipara. Walaupun kebanyakan hidramnion
ringan, namun menimbulkan keluhan pada 1 dari 1000 kehamilan.3
Mortalitas/ Morbiditas1
• Penelitian dengan menggunakan ultrasonography yang dilakukan pada 7562
pasien dengan kehamilan resiko tinggi yang dilakukan oleh Chamberlin dkk
menunjukkan bahwa Perinatal Mortality Rate pada pasien dengan jumlah amnion
yang normal sebesar 1,97 kematian per 1.000 pasien. Angka ini meningkat hingga
4,12 kematian per 1.000 pasien dengan polihidramnion 1. • Pada sekitar 26 % dari ibu dengan hidramnion akan terjadi persalinan preterm.
Komplikasi pada ibu antara lain premature rupture of the membranes ( PROM),
Page | 4
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 5/18
solutio plasenta, inersia uteri, serta perdarahan postpartum serta persalinan dengan
sectio caesar. Sedangkan pada janin prognosisnya seringkali kurang baik oleh
karena adanya kelainan kongenital, prematuritas, prolap funiculli, dan mall
presentasi1,3. • Pada penelitian berseri pada tahun 1990 menunjukkan sekitar 20 % dari kasus
polihidramnion berhubungan dengan kelainan kongenital pada janin termasuk di
dalamnya kelainan sistem gastrointestinal ( 40%), sistem saraf pusat ( 26 %),
sistem cardiovaskular ( 22 %), dan sistem genitourinari ( 13 %). • Diantara kasus kasus diatas 7,5 % berhubungan dengan multiple gestation, 5%
berhubungan dengan diabetes pada ubu, 8,5 % disebabkan oleh sebab yang
lainnya. • Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan resiko tinggi karena dapat
membahayakan kesehatan ibu dan anak.
KLASIFIKASI
Berdasarkan onset, hidramnion dibagi3:
a. Kronik, onset dalam beberapa minggu
b. Akut, onset tiba-tiba, dalam beberapa hari atau terlihat akut pada
hidramnion kronik yang sebelumnya telah ada.
Klasifikasi lain menentukan hidramnion ringan sebagai kantong-kantong
cairan ketuban mempunyai ukuran vertikal 8 hingga 11 cm. Hidramnion
diklasifikasikan sedang jika kantong cairan berisi bagian-bagian kecil yang berukuran
12 sampai 15 cm. Akhirnya, hidramnion dianggap berat bila fetus yang mengapung
bebas ditemukan dalam kantong-kantong cairan yang berukuran 16 cm atau lebih.1
Page | 5
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 6/18
ETIOLOGI
Sampai sekarang penyebab pasti hidramnion masih spekulatif. Mungkin
disebabkan kurangnya penyerapan dan kelebihan produksi cairan amnion. Ada
beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain3:
1. Anomali Fetal
- Anencefali
- Spina bifida
- Atresia esofagus atau duodenum
- Facial clefts dan massa pada leher
- Hidrops fetalis
2. Plasenta
Choriangioma dari plasenta
3. Kehamilan ganda
4. Maternal
- Diabetes Mellitus
- Penyakit jantung atau ginjal
5. Idiopatik
Polyhydramnios
• Idiopathic (60%)
• Maternal (20%)
• Diabetes
• Rh incompatibility (fetal hydrops)
•
Fetal (20%)
Page | 6
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 7/18
• N eural tube defect
• GI obstruction (prox. to ileum)
• Cardiac
• Dwarfism
• P lacental chorioangioma
PATOFISIOLOGI
Pada trimester pertama kehamilan cairan amnion terutama berasal dari plasma
darah yang berdifusi melalui jaringan tipis fetus ke ruangan sekitarnya. Setelah ginjal
janin terbentuk pada minggu 10-11, urine dari fetus menjadi sumber utama dari cairan
ini hingga pada masa akhir kehamilan. Selain itu cairan amnion juga mengandung
cairan yang diproduksi oleh paru-paru, serta sebagian kecil dari sekret nasal dan oral
dari janin
Volume cairan amnion dikendalikan lewat sejumlah cara. Pada awal
kehamilan, rongga amnion akan terisi oleh cairan yang komposisinya serupa dengan
komposisi cairan ekstrasel. Selama trimester pertama, transfer air dan molekul kecil
lainnya tidak berlangsung hanya lewat selaput amnion tetapi juga melalui kulit fetus.
Dalam trimester kedua, janin mulai mengeluarkan urin, menelan dan menghisap
cairan amnion (Abramoich & colleagues, 1979, Duenhoelter & Pitchart). Proses ini
hampir selalu mempunyai peranan penting dalam mengendalikan volume cairan
amnion. Meskipun sumber utama cairan amnion pada kasus hidramnion dianggap
terdapat pada epitel amnion, namun perubahan tidak terdapat perubahan histologis
maupun kimia yang ditemukan dalam cairan amnion.
Page | 7
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 8/18
Menelan pada janin diperkirakan menjadi salah satu mekanisme untuk
mengendalikan volume cairan amnion. Kebenaran teori ini dibuktikan dengan
hidramnion terjadi saat refleks menelan terganggu, misalnya pada kasus atresia
esophagus. Namun demikian, refleks menelan bukan satu-satunya mekanisme untuk
mencegah terjadinya hidramnion.
Terdapat 6 jalur regulasi dari cairan amnion yang mempengaruhi jumlah
volume cairan amnion. Jalur-jalur tersebut adalah :
1. Urine dari janin
2. Proses menelan pada janin
3. Proses pertukaran melalui korionik
a. pada tali pusat
Page | 8
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 9/18
b. melalui kulit janin
4. Sekresi dari saluran pernafasan
5. Sekresi dari oral dan nasal
6. Jalur transmembraneal
Pada dasarnya terdapat 2 jalur penting yang mempengaruhi secara nyata
sebagai sumber dari volume cairan amniotik, yaitu urine dari janin dan cairan paru
dan ditambah juga dengan sedikit penambahan dari sekresi dari oral dan nasal.
Terdapat juga 2 jalur penting yang mempengaruhi secara nyata dari pengeluaran
cairan amnion yaitu proses menelan pada janin dan absorsi oleh plasenta.
Pada anensefalus dan spina bifida, peningkatan transudasi cairan dari
meningen yang terbuka ke dalam rongga amnion adalah faktor penyebab hidramnion.
Keadaan lain yang mungkin menerangkan terjadinya hidramnion pada anensefalus
adalah refleks menelan hilang serta pengeluaran urin berlebihan yang dapat terjadi
akibat stimulasi pada pusat serebrospinal yang kehilangan penutup pelindungnya dan
penekanan pada efek antidiuretik karena kekurangan sekresi vasopresin arginin.1.
Pada janin dengan facial clefts (palatoschisis dll) ataupun dengan massa di
leher, reflek menelan akan lebih susah sampai hilang.
Tumor pada plasenta seperti chorioangioma juga dapat menyebabkan
hidramnion. Tumor tersebut berasal dari satu vili yang terdiri dari pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan penyambung yang hiperplasia. Keadaan tersebut dapat
meningkatkan transudasi cairan ke kantung amnion.3
Pada hidramnion yang berkaitan dengan kehamilan kembar monozigot,
dikemukakan hipotesis yang mengatakan bahwa salah satu janin yang menggunakan
bagian terbesar dari sirkulasi darah bagi kedua janin, akan mengalami hipertrofi
jantung yang selanjutnya akan mengakibatkan peningkatan pengeluaran urin. Naeye
Page | 9
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 10/18
dan Blane (1972) menemukan dalam sindrom tersebut tubulus renal yang berdilatasi,
kandung kemih yang membesar dan peningkatan ekskresi urin dalam periode
neonatus dini, yang semuanya menunjukkan bahwa peningkatan produksi urin janin
bertanggungjawab terhadap terjadinya hidramnion.1,4
Hidramnion yang sering dijumpai pada diabetes maternal selama trimester
ketiga tetap tidak jelas penyebabnya. Diyakini dengan peningkatan gula darah ibu
gula darah fetus juga meningkat, kemudian terjadi diuresis yang berlebihan sehingga
akhirnya menyebabkan hidramnion.3
GEJALA KLINIK
Gejala klinik pada hidramnion terjadi karena faktor mekanik sebagai akibat
penekanan uterus yang besar terhadap organ-organ sekitarnya. Uterus yang besar akan
menekan diafragma sehingga si wanita merasa sesak. Penekanan vena-vena yang
besar menyebabkan edema terutama di kedua tungkai, vulva dan abdomen. Kadang
kala, oliguri berat dapat terjadi akibat obstruksi ureter oleh uterus yang besar.
Pada hidramnion kronis, penumpukan cairan berlangsung secara bertahap dan
pasien dapat mentoleransi distensi abdomen yang berlebihan dan hanya merasa sedikit
tidak nyaman. Tetapi pada hidramnion yang akut distensi tersebut dapat menimbulkan
gangguan yang cukup serius sehingga mengancam keselamatan ibu. Gejala-gejala
yang umum terjadi pada hidramnion meliputi pertumbuhan cepat pada uterus dimana
tinggi uterus lebih tinggi dari waktu amenoreanya, ketidaknyamanan dalam abdomen,
kontraksi uterus. Pada hidramnion palpasi anak sulit dan bunyi jantung sering tidak
terdengar. 2,5,6,
DIAGNOSIS
Page | 10
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 11/18
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik
dapat juga dengan ultrasound dengan mengukur kantong cairan amnion untuk
menghitung volume total.
HIDRAMNION KRONIK
Onset perlahan-lahan dan terjadi pada trimester III. Keluhannya tidak hebat.
A. ANAMNESIS
Dyspnoe, terutama pada posisi berbaring
Palpitasi
Bengkak pada tungkai, vulva, perut dan hemoroid
B. PEMERIKSAAN FISIK
Mungkin terdapat tanda-tanda pre eklamsia
1. Inspeksi
Abdomen terlihat besar, sangat buncit, tidak sesuai umur kehamilan
Kulit abdomen dapat terlihat tegang, mengkilat, dengan striae yang lebar
2. Palpasi
Fundus lebih tinggi dari usia kehamilannya
Fluid thrill dapat dirasakan di semua tempat
Bagian-bagian janin dan presentasi serta letak sukar dikenal karena
banyaknya cairan
Kesalahan letak janin dapat terjadi karena janin dapat bergerak dengan
bebas.
3. Auskultasi
Page | 11
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 12/18
Denyut jantung sukar didengar atau kalau dapat didengar, terdengar halus
sekali.
4. Pemeriksaan dalam
Serviks terdorong ke atas, dilatasi, ketuban terasa tegang dan menonjol bila
diraba melalui lubang pembukaan.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sonografi7
• Hidramnion, asites dan kista ovarium yang besar dapat dibedakan
tanpa kesulitan dengan USG. Cairan amnion yang banyak dapat dilihat
sebagai ruang non-echoik yang besar dan abnormal.
• Hidramnion dinilai berdasarkan indeks cairan amnion (ICA) di atas
24 cm. Pertama kali digambarkan oleh Phalan dkk, metode ini
menjumlahkan kantung vertikal maksimum (Maksimum Vertical
Pocket = MVP) pada masing-masing 4 kuadran. Pendekatan ini membagi
uterus menjadi 4 kuadran dengan umbilikus dan linea nigra sebagai titik
acuan dan memperhitungkan ICA dengan menjumlahkan perhitungan
MVP ari masing-masing kuadran.
• Penilaian ICA:
Meningkat (>24 cm)
Peningkatan ICA adalah sebuah indikasi untuk tes antepartum,
termasuk pengukuran ICA berseri setidaknya setiap minggu. Sebuah
pemeriksaan ultrasound lengkapharus dilakukan untuk mencari adanya
anomali pada janin dan plasenta seperti yang terjadi pada hidramnion.
Normal (10-24 cm)
Page | 12
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 13/18
Rendah normal (5,1-9,9 cm)
Menurun ( <5 cm)
2. Radiografi
Daerah radiolusen yang luas di sekeliling skeleton janin menunjukkan adanya
hidramnion, meskipun massa jaringan lunak seperti tumor juga dapat
memberikan gambaran yang sama. Adanya kelainan kongenital anensefalus
mudah terdeteksi dengan pemeriksaan ini. Namun sekarang pemeriksaan ini
kurang populer.
3. Pemeriksaan darah3
ABO dan Rh
Rhesus isoimunisasi dapat menyebabkan hydrops fetalis dan asites pada
janin.
Gula darah post prandial dan tes toleransi glukosa bila diperlukan.
HIDRAMNION AKUT
Onset tiba-tiba, dimana penambahan cairan ketuban terjadi mendadak dan
uterus akan mengalami distensi yang nyata dalam beberapa hari. Biasanya terjadi
pada trimester II dan kehamilan sering berakhir pada usia 28 minggu.
A. ANAMNESIS3
1. Abdomen membesar melebihi usia kehamilan
2. Abdomen membesar dalam beberapa hari
3. Biasanya terjadi pada usia kehamilan dibawah 20 minggu
4. Nyeri perut
5. Mual dan muntah
Page | 13
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 14/18
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tinggi fundus uteri melebihi usia kehamilan.
2. Edema tungkai, mungkin bersama dengan tanda-tanda preeklamsia.
3. Bisa sampai terdapat tanda-tanda syok karena proses akut.
4. Biasanya pada pemeriksaan USG terdapat kehamilan ganda atau
abnormalit fetus
KOMPLIKASI
Komplikasi ibu antara lain persalinan preterm, pregnancy-induced
hypertension, ketuban pecah dini, kesulitan bernapas. Komplikasi intrapartum antara
lain solutio plasenta, prolaps tali pusat, inersia uteri, insufisiensi plasenta dan
bertambahnya insiden sectio caesar. Perdarahan postpartum adalah komplikasi yang
paling dikhawatirkan. Kematian janin dapat terjadi, dimana penyebab utama kematian
janin adalah kelainan kongenital yang tidak memungkinan janin untuk hidup serta
prematuritas.1,3
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan hidaramnion adalah untuk mengatasi
ketidaknyamanan, mengetahui penyebabnya dan untuk menghindari dan mengatasi
komplikasinya.3
Penatalaksanaan spesifik hidramnion dapat dilakukan berdasarkan keadaan
kehamilan, keadaan umum dan riwayat penyakit ibu; derajat penyakit; toleransi untuk
pengobatan spesifik, prosedur dan terapi.
Ibu yang didiagnosa sengan hidramnion harus melakukan monitoring ketat
jumlah cairan amnion. Hidramnion ringan jarang membutuhkan terapi. Bahkan
hidramnion sedang terkadang tidak membutuhkan terapi walaupun ada
Page | 14
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 15/18
ketidaknyamanan sampai saat persalinan atau sampai ketuban pecah. Apabila rasa
ketidaknyamanan benar-benar mengganggu, maka dibutuhkan bed rest ataupun
hospitalisasi.1,6
Amniosintesis dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan ibu dengan
melakukan drainase cairan amnion. Amniosintesis dapat dilakukan berulang, terutama
dilakukan pada hidramnion akut.1,3 Ibu dengan hidramnion dimana bayinya menderita
cacat kongenital, dilakukan terminasi kehamilan tanpa mempedulikan usia kehamilan.
Penatalaksanaan lain dari hidramnion adalah pemakaian indomethacin.
Indomethacin mengurangi produksi cairan paru-paru dan meningkatkan penyerapan,
serta mengurangi produksi urin fetus, serta meningkatkan aliran cairan yang melitasi
membran fetus. Diberikan dengan dosis 1,5 sampai 3 mg/kgBB/hari. Tetapi terapi ini
sangat potensial menyebabkan penutupan lebih awal dari duktus arteriosus fetus.1,5
PROGNOSIS
Prognosis untuk anak kurang baik walaupun pada pemeriksaan penunjang
tidak tampak kelainan. Sebab-sebab prognosis kurang baik ialah cacat bawaan,
prematuritas, prolapsus funikuli, eritroblastosis, preeklamsi, diabetes mellitus. Bahaya
untuk ibu ialah solution plasenta, inersia uteri, perdarahan postpartum.
Page | 15
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 16/18
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan :
Hidramnion adalah suatu kelainan akumulasi cairan amnion yang berlebihan.
Penyebab hidramnion dibagi berdasarkan kondisi ibu, janin dan idiopatik. Adapun
secara klinis terdapat hidramnion akut dan kronis. Diagnosis hidramnion ditegakkan
berdasarkan anamnesa yang menunjukkan gejala yang tampak akibat penekanan
uterus yang besar terhadap organ - organ sekitarnya, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang terutama pemeriksaan USG.
Page | 16
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 17/18
Pada kasus ini ditemukan tanda-tanda khas hodramnion kronik, yaitu perut ibu
yang membesar tidak sesuai dengan umur kehamilan, dan sulitnya perabaan bagian-
bagian janin pada pemeriksaan fisik. Punktum maksimum janin juga sulit dinilai.
Komplikasi pada pasien ini adalah prematuritas. Hal ini dapat terjadi pada
kehamilan dengan hidramnion.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cuningham FG, MD, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth JC dkk.
Abnormalities of the fetal membran and amnionic fluid. Dalam: Williams
obstetrics, edisi ke 21. New York; McGraw-Hill. 815-21.
2. William M Gilbert, MD, Amniotic Fluid. Dalam: Clinical Obstetrics and
Gynecology, edisi June 1997, volume 40,California,Lippincort-Raven.265-
277
3. Cuningham FG, MD, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth JC dkk.
Fetal growth and development. Dalam: Williams obstetrics, edisi ke 21. New
York; McGraw-Hill. 142-5..
Page | 17
5/12/2018 dila presus obgyn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dila-presus-obgyn 18/18
4. Dutta DC. Multiple pregnancy, hydramnios & abnormalities of placenta &
cord. Dalam: Textbook of Obstetrics DC Dutta, edisi ke 4. Calcutta; New
central book agency. 224-30.
5. Martaasoebrata D, Sumapraja S.Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput
janin. Dalam:Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, penyunting.
Ilmu kebidanan, edisi ke 3. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono P. 358-9.
6. Sastawinata SR dkk; Hydramnion : Obstetri patologi, UNPAD, Bandung,
1981
7. Lembel Arda, MD, Berkowitz L. Richard, MD. Polyhidramnions :
Contemporary. OB/Gyn vol 44 no.9, September 1999
Page | 18